fishbone

135
BAB I LATAR BELAKANG A. Gambaran Umum Desa Desa Tanjung Pasir adalah suatu desa yang terletak di daerah pesisir pantai di sebelah utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang mempunyai luas wilayah 5,64 km 2. Batas-batas Desa Tanjung Pasir dapat dilihat pada gambar 2 (Kartikawatie, 2012): 1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa 2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung 3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara 4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo, dan Pangkalan Gambar 1.1 Peta Tanjung pasir 1

Upload: arif-febrianto

Post on 28-Oct-2015

608 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

iskwara

TRANSCRIPT

Page 1: fishbone

Laut Jawa

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Gambaran Umum Desa

Desa Tanjung Pasir adalah suatu desa yang terletak di daerah pesisir pantai di

sebelah utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten

yang mempunyai luas wilayah 5,64 km2. Batas-batas Desa Tanjung Pasir dapat dilihat

pada gambar 2 (Kartikawatie, 2012):

1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung

3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo, dan

Pangkalan

Gambar 1.1 Peta Tanjung pasir

1

Page 2: fishbone

Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga (RW) dan

31 Rukun Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir

dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di atasnya

secara berjenjang sebagai berikut (Kartikawatie, 2012):

1. Dengan kantor kecamatan berjarak : 12 km

2. Dengan ibukota kabupaten berjarak : 54 km

3. Dengan ibukota provinsi berjarak : 72 km

2

Gambar 1.2 Batas wilayah Desa Tanjung Pasir

Page 3: fishbone

Akses menuju Desa Tanjung Pasir dapat ditempuh dengan angkutan umum,

sepeda motor, ataupun mobil. Akan tetapi, masih terdapat daerah yang hanya dapat

ditempuh dengan berjalan kaki. Suasana sebelum memasuki Desa Tanjung Pasir

melewati daerah Kampung Melayu Teluk Naga, setelah pasar maju sekitar 200 meter

mengambil arah kanan tepat di depan sekolahan Strada. Kondisi fisik jalan menuju

Desa Tanjung pasir dari arah Bandara Soekarno Hatta cukup baik dan telah

menggunakan aspal; meskipun ada beberapa jalan yang berlubang, namun tidak

begitu mengganggu perjalanan. Sedangkan kondisi fisik jalan menuju Desa Tanjung

Pasir dari arah Tanjung Burung berupa bebatuan (Maulana, 2010).

1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI

1.1 Situasi Kependudukan

Berdasarkan data BPS th 2012 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Tegal Angus adalah 9.513 jiwa.

NO KECAMATAN

LUAS JUMLAH JUMLAHJUMLA

HRATA-RATA

KEPADATAN

WILAYAHDES

A

KELURAHA

N

DESA+KEL

PENDUDUK

RUMAHJIWA/

RUMAHPENDUDUK

(km²)TANGG

ATANGGA per km²

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 PANGKALAN 7.54 1 0 1 16.888 4.138 4.08 2239.79

2TANJUNG BURUNG

5.24 1 0 1 7.669 2.473 3.10 1463.55

3TEGAL ANGUS

2.83 1 0 1 9.513 2.879 3.30 3361.48

4TANJUNG PASIR

5.64 1 0 1 9.513 1.787 5.32 1686.70

5 MUARA 5.14 1 0 1 3.566 496 7.19 693.77

6 LEMO 3.61 1 0 1 6.682 648 10.31 1850.97

             

JUMLAH (KAB/KOTA)

30.00 6 0 6 53.831 12.421 4.33 1.794

3

Page 4: fishbone

Distribusi penduduk per desa dapat dilihat pada tabel di atas. Kepadatan

penduduk rata-rata 3361.48 jiwa/km2.

1.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan

perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat

berperan dalam pembangunan kesehatan (Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus,

2011).

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan berdasarkan data yang tercatat di Desa

Tanjung Pasir adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012):

1. Tidak/belum pernah bersekolah : 894 orang

2. Tidak/belum tamat SD : 1231 orang

3. SD/MI : 3590 orang

4. SLTP/MTs : 785 orang

5. SLTA/MA : 863 orang

6. AK/Diploma : 18 orang

7. Universitas : 24 orang

Prasarana pendidikan di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut

(Kartikawatie, 2012):

4

Page 5: fishbone

Tabel 1.1 Jumlah prasarana pendidikan di Desa Tanjung Pasir bulan

Agustus 2012

No. Prasarana Pendidikan Jumlah

Sekolah

(unit)

Jumlah

Murid

(orang)

Jumlah

Guru

(orang)

1. TK (Taman Kanak-

Kanak)

5 153 5

2. SD (Sekolah Dasar)

Negeri

2 1.269 28

3. Madrasah Ibtidaiyah

(MI)

2 876 16

4. SMP (Sekolah Menengah

Pertama) Negeri

- - -

5. Madrasah Tsanawiyah

(MTs)

1 413 16

6. SMP (Sekolah Menengah

Pertama) Swasta Islam

- - -

7. SMA (Sekolah - - -

5

Page 6: fishbone

Menengah Atas) Negeri

8. SMK (Sekolah

Menengah Kejuruan)

Negeri

- - -

9 Lembaga Pendidikan:

Pendidikan Usia dini

(PAUD)

Kursus bahasa

Kursus menjahit

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1.3 Keadaan Sosial Ekonomi

Keadaan ekonomi erat kaitannya dengan sumber mata pencaharian penduduk.

Sebagian besar wilayah kerja di Desa Tanjung Pasir belum berkembang secara

ekonomi. Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir terdiri dari 8.849 jiwa yang usia

produktif dan pencari kerja diperkirakan sebanyak 2.039 jiwa. Secara umum dapat

dijelaskan bahwa masyarakat Desa Tanjung Pasir bermata pencaharian sebagai

nelayan, petani, pedagang, dan buruh dengan pendapatan yang tidak tetap. Dari data

yang didapat pada tahun 2011 menunjukkan hampir separuh dari jumlah penduduk di

Desa Tanjung Pasir mempunyai tingkat ekonomi yang rendah, dimana data ini masih

belum jauh berubah seperti tahun-tahun sebelumnya (Kartikawatie, 2012).

Jumlah penduduk menurut mata pencaharian pokok adalah sebagai berikut

(Kartikawatie, 2012):

6

Page 7: fishbone

Nelayan : 2.331 orang

Buruh/swasta : 65 orang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 15 orang

Pedagang : 1.213 orang

Penjahit : 24 orang

Tukang batu : 62 orang

Tukang kayu : 42 orang

Peternak : 6 orang

Pengrajin : 5 orang

Montir : 25 orang

Dokter/bidan : 6 orang

Supir : 30 orang

Pengemudi becak : 43 orang

TNI/POLRI : 6 orang

Pengusaha : 8 orang

Petani : 176 orang

Sarana perekonomian dan perdagangan di Desa Tanjung pasirantara lain

(Kartikawatie, 2012):

Koperasi : 1 unit

Pasar : - unit

Warung/kedai : 100 unit

7

Page 8: fishbone

Kios kelontong : 5 unit

Bengkel : 8 unit

Toko : 20 unit

Percetakan/sablon : - unit

Material/toko bangunan : - unit

Swalayan : - unit

Supermall : - unit

Pegadaian : - unit

Bank BRI : - unit

Bank Swasta : - unit

Pos Giro : - unit

Berdasarkan topografi, Desa Tanjung Pasir merupakan kawasan pantai yang

landai sehingga di Desa Tanjung Pasir terdapat tambak yang luasnya mencapai 570

hektar. Walaupun demikian, pada awalnya lahan di Tanjung Pasir tidak cocok untuk

kegiatan budidaya karena kurang baiknya sistem irigasi yang ada. Baru setelah

adanya perbaikan irigasi oleh pemerintah, kegiatan budidaya dapat berkembang lebih

baik. Sedangkan berdasarkan kepemilikan tambak, dari total luas tambak yang ada di

Desa Tanjung Pasir hanya sekitar 20% saja yang dimiliki oleh penduduk desa

setempat, selebihnya merupakan milik orang Jakarta dan sekitarnya. Komoditas

budidaya tambak utama yang ada di Desa Tanjung Pasir adalah ikan bandeng, mujair,

dan kakap (Kartikawatie, 2012).

8

Page 9: fishbone

Desa Tanjung Pasir juga merupakan daerah pariwisata yang biasanya di akhir

minggu atau hari libur banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Tempat pariwisata

yang terdapat di desa Tanjung Pasir adalah tempat penangkaran buaya, resort, serta

wisata pantai Tanjung Pasir. Tempat yang paling banyak dikunjungi biasanya adalah

kawasan pantai. Namun keadaan pantai di Tanjung Pasir tidak terawat dengan baik.

Banyak sampah yang tidak terurus dan air pantai yang terlihat berwarna kecoklatan.

Hal ini mungkin dapat juga disebabkan karena masih banyaknya warga setempat

yang membuang sampah rumah tangganya ke pantai. Desa Tanjung Pasir juga

merupakan salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan untuk para wisatawan

menyeberang ke kawasan Pulau Seribu (Kartikawatie, 2012).

1.4 Keadaan Sosial Budaya

Desa Tanjung Pasir memiliki beberapa suku di dalam masyarakatnya antara

lain betawi, melayu, dan sisanya adalah pendatang. Berdasarkan pencatatan yang

dilakukan oleh kantor kepala desa setempat, mayoritas warga desa Tanjung Pasir

beragama Islam yaitu 97% dan ada pula yang beragama Hindu, sisanya menganut

agama Kristen Katolik, Protestan, dan agama Budha. Suasana beragama warga Desa

Tanjung Pasir cukup baik, rukun, aman, dan tentram, saling menghormati dan tolong

menolong. Jumlah penduduk berdasarkan agama adalah sebagai berikut

(Kartikawatie, 2012):

1. Islam : 9.594 orang

2. Katolik : 12 orang

9

Page 10: fishbone

3. Protestan : 2 orang

4. Hindu : 56 orang

5. Budha : 51 orang

Sarana peribadatan yang tersedia di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut

(Kartikawatie, 2010):

1. Mesjid : 6 unit

2. Mushola : 30 unit

3. Majelis taklim : 12 unit

4. Gereja : - unit

5. Pura : - unit

1.5 Transportasi

Sarana transportasi masyarakat Desa Tanjung Pasir dengan menggunakan

angkutan umum, ojek motor, becak serta sepeda (Kartikawatie, 2012).

1.6 Kesehatan

Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini

Puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain (Kartikawatie, 2012):

1. Peningkatan gizi keluarga

2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiap

Posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.

3. Pencegahan penyakit, vaksinasi filariasis (kaki gajah), imunisasi polio

bagi balita, pemberian vitamin A.

10

Page 11: fishbone

4. Penyuluhan kesehatan dan penyakit antara lain demam berdarah dengue,

flu burung, chikungunya, dan sejenisnya.

5. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu

dan makanan yang bernutrisi

6. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara

lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan

lingkungan sekitarnya.

7. Pemanfaatan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga

(TOGA), tabulapot, dan tabulakar.

Sebagai penunjang kegiatan tersebut, dibutuhkan sarana kesehatan yang

tersedia di Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012):

1. Poskesdes : 1 unit

2. Pos KB keluarga : - unit

3. Posyandu : 6 unit

4. Pos mandiri : - unit

5. Klinik bersalin/BKIA : - unit

6. Praktek dokter/bidan : 4 unit

7. Praktek bidan : 4 unit

8. Paraji : 4 orang

9. Keluarga Berencana : - orang

1. Jumlah pos/klinik KB : - unit

11

Page 12: fishbone

2. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334 pasang

3. Jumlah Akseptor KB pil :127 orang

IUD :14 orang

Kondom : - orang

Suntik : 190 orang

Implant :13 orang

Berdasarkan data puskesmas Tegal Angus yang kami dapat, salah satu

penyakit tersering yang terjadi di Desa Tanjung Pasir adalah Infeksi Saluran

Pernapasan Atas (ISPA) seperti panas badan yang disertai batuk dan pilek.

Diagram 1.1 Jumlah penderita ISPA jenis kelamin laki-laki di Desa

Tanjung Pasir bulan Januari-Agustus 2012

Jum

lah P

enderita

AgtJuljunMeiAprMarFebJan

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0

Labels0-1 tahun1-4 tahun

Penderita Non-Pneumonia Jenis Kelamin Laki-Laki

(sumber : buku laporan tahunan puskesmas tanjung pasir tahun 2012)

12

Page 13: fishbone

Jum

lah P

enderita

AgtJuljunMeiAprMarFebJan

250

200

150

100

50

0

Labels0-1 tahun1-4 tahun

Penderita Non-Pneumonia Jenis Kelamin Perempuan

Diagram 1.2 Jumlah penderita ISPA jenis kelamin perempuan di Desa

Tanjung Pasir bulan januari - Agustus 2012

1.7 Aksesibilitas Air bersih

Diagram 1.4 Presentase Akses Air Bersih di Kelurahan Tegal Angus

Agustus 2012

(sumber : buku laporan tahunan puskesmas tanjung pasir tahun 2012)

13

SGL 75.5%

LEDENG 22.2%

SPT 1.2%

PAM 0.7%

Page 14: fishbone

1.8 Ketersediaan Jamban

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas tahun 2010, untuk

ketersediaan jamban di seluruh Desa Tanjung Pasir baik jamban keluarga maupun

jamban umum berjumlah 726 buah (Kartikawatie, 2012).

1.9 Ketersediaan Pekarangan

Desa Tanjung Pasir merupakan sebuah desa nelayan yang ada di wilayah

Banten. Di desa ini, tanaman yang dapat tumbuh amat terbatas. Hal ini dikarenakan

kondisi air yang berkadar garam tinggi dan tanah yang mengandung pasir amat

menyulitkan untuk bertanam sayuran, tanaman obat, maupun buah-buahan.

Mengingat kondisi ini, maka Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan

Tanaman Obat melakukan pengamatan dan menyimpulkan bahwa warga di Desa

Tanjung Pasir melirik pekarangan yang dapat dimanfaatkan dalam berbudidaya

sayuran.

Pada saat ini, Desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan

pembelajaran agar budidaya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga

untuk mengurangi pengeluaran akan kebutuhan pangan, namun dapat meningkatkan

pendapatan keluarga.

14

Page 15: fishbone

B. Gambaran Keluarga Binaan

Keterangan:

1. Rumah Tn. Mamad

2. Rumah Tn. Muhlas

3. Rumah Tn. Balok

Gambar 2.1. Denah Lokasi Keluarga Binaan

15

Puskesmas

1

2

3

Page 16: fishbone

i. Keluarga Tn. Mamad

Tabel 2.1. Data Dasar Keluarga Tn. Mamad

Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia Pendi

dikan

Pekerjaan Penghasilan

Tn. Mamad Kepala

keluarga

Laki-laki 40 th SD Nelayan Rp.

1.500.000 /

bulan

Ny. Mpit Istri Perempuan 38 th SD Ibu rumah

tangga

-

Ny. Marbuah Ibu

Kandung

Ny. Mpit

Perempuan 60 th SD Pedagang Rp. 400.000

/ bulan

Sdr. Fauzi Anak

Kandung

Tn. Mamad

& Ny. Mpit

Laki-laki 22 th SMP Buruh

Pabrik

Rp. 720.000

/ bulan

An. Ika Anak

Kandung

Tn. Mamad

& Ny. Mpit

Perempuan 13 th SD Pelajar -

16

Page 17: fishbone

Keluarga Tn. Mamad bertempat tinggal di RT 02 / RW 02 Desa Tanjung

Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari

Tn. Mamad sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Mpit,

dua orang anak; anak pertama bernama Fauzi, dan anak kedua bernama Ika, dan ibu

dari Ny. Mpit bernama Ny. Marbuah.

Tn. Mamad, berusia 40 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan didaerah

tanggerang dengan penghasilan Rp. 1.500.000 per bulan. Pendapatan Tn. Rinto

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air PAM,

makanan, tabungan untuk sekolah anak, memperbaiki rumah dan lain-lain. Tn.

Mamad mampu menyelesaikan sekolah hingga tamat SD. Istrinya, Ny. Mpit, yang

berusia 38 tahun, hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ny. Mpit mampu

menyelesaikan pendidikan hingga tamat SD. Pasangan ini menikah saat berusia 17

dan 15 tahun. Saat hamil ibu mpit jarang memeriksakan kandungannya di puskesmas

dan saat melahirkan dibantu oleh dukun beranak. Menurut Ny. Mpit alasan

melahirkan dengan dukun sudah merupakan tradisi dari keluarganya

Anak pertama pasangan Tn. Mamad dan Ny. Mpit adalah seorang laki-laki,

bernama Fauzi yang sekarang berusia 22 tahun. Fauzi bekerja sebagai buruh di pabrik

sendal dengan penghasilan Rp. 720.000 per bulan. Penghasilan Fauzi dipakai untuk

membantu kebutuhan rumah. Fauzi mampu menyelesaikan pendidikan hingga SMP.

Anak kedua Tn. Mamad dan Ny. Mpit saat ini sedang meneruskan pendidikannya di

tingkat SMP dan mempunyai kegiatan sehari-hari bermain dengan rekan-rekan

sebayanya disekitar rumah. Ny. Mpit mempunyai ibu kandung yang tinggal bersama

17

Page 18: fishbone

yang bernama Ny. Marbuah yang berusia 60 tahun. Ny. Marbuah berkerja sebagai

pedagang makanan ringan di sekitar pantai Tanjung Pasir. Ny. Marbuah mampu

menyelesaikan pendidikan hingga SD.

Saat ini ny. Mpit sedang menjalani program Keluarga Berencana (KB) di

bidan terdekat dengan menggunakan implan sejak kelahiran anak pertama. Program

ini dijalankan Ny. Mpit sampai saat ini.

Keluarga Tn. Mamad memiliki kebiasaan makan dua sampai tiga kali sehari.

Ny. Mpit memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan

sehari-hari ialah nasi, sayur, ikan asin, sayur asem, dan sambal. Semua makanan

dimasak sampai matang. Keluarga Tn. Mamad dan Ny. Mpit mengerti cara cuci

tangan yang baik tetapi tidak semua anggota keluarga ingat dengan kebiasaan

mencuci tangan baik sebelum makan, maupun sesudah buang air kecil dan besar.

Anggota keluarga Tn. Mamad jarang memakai alas kaki jika berpergian keluar

rumah. Terutama anak kedua mereka, yaitu An. Ika.

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya langsung

berobat ke dokter, puskesmas, dan klinik terdekat. Penyakit yang sering diderita

anggota keluarga Tn. Mamad adalah sesak batuk serta diare. Diare seringkali diderita

oleh anak kedua Tn. Mamad dan Ny. Mpit, yaitu Ika.

Keluarga Tn. Mamad tinggal di rumah pribadi, dengan luas tanah sekitar 48

m2 dan luas bangunan berukuran 8 m x 6 m. Bangunan tempat tinggal tidak

bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu berukuran 3 m x 3 m, tidak memiliki ruang

keluarga, tiga kamar tidur masing-masing berukuran 2 x 2 m, ruang dapur dan kamar

18

Page 19: fishbone

mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 x 4 m. Rumah ini terletak di tengah

pemukiman padat pesisir pantai. Sebagian besar ruangan di dalam rumah ini

berlantaikan semen dan beratapkan genting. Dinding rumah terbuat dari batu bata,

kecuali. Untuk ventilasi, rumah ini tidak mempunyai jendela. Keluarga ini hanya

terdapat 1 buah lampu di dalam rumah, 1 buah lampu bohlam dengan watt kecil

ditiap-tiap kamar sehinga penerangan kurang baik

Keluarga ini memiliki kamar mandi tanpa jamban yang bergabung dengan

dapur. Menurut keluarga Tn. Mamad, keluarganya menggunakan pantai yang

digunakan juga oleh seluruh warga untuk buang air besar. Kamar mandi dan dapur

rumah Tn. Mamad tersebut memiliki sumber air sumur, air sumur jernih dan

digunakan untuk keperluan seperti mandi, mencuci, memasak air minum dan

membilas alat makan. Keluarga Tn. Mamad tidak memiliki pekarangan. Sampah-

sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi

empang.

Tn Mamad dan Fauzi mempunyai kebiasaan merokok di sekitar lingkungan

rumah maupun di dalam rumah. Tn. Mamad dan Fauzi biasanya merokok satu

bungkus dalam sehari.

Keluarga Tn. Mamad mempunyai dua buah motor yang dipakai untuk bekerja

Tn. Mamad dan Fauzi. Dan satu buah sepeda untuk keperluan sehari-hari Ny. Mpit.

Fauzi dan Ika punya kebiasaan sering jajan sembarangan didekat rumahnya

yang menyebababkan sering mencret. Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan pun

jarang dilakukan oleh anggota keluarga. Mereka mengaku sering lupa untuk menuci

19

Page 20: fishbone

tangan dengan sabun sebelum makan ataupun setelah buang air kecil dan besar. An.

Ika sering bermain di lingkungan sekitar. Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn.

Mamad banyak di dominasi oleh anak-anak. An. Ika sering bermain dengan anak-

anak sekitar. Mereka sering bermain yang membuat tangan mereka kontak dengan

tanah. Karena lingkungan tempat tinggal juga dikelilingi oleh jalan yang terbuat dari

tanah. Selepas bermain An. Ika sering lupa mencuci tangan dan terkadang mereka

langsung makan.

Keluarga dari Tn.Mamad jarang berolahraga, selain itu dalam hal menabung

mereka bisa menabung sampai Rp. 3.000 per harinya.

Gambar 2.2. Denah rumah Tn. Mamad

U

Pintu

20

Kamar 1

Kamar 2

dapur

sumur

Kamar

3

Ruang Tamu

jendela

Page 21: fishbone

ii. Gambaran Keluarga Binaan Tuan Muhlas

Tabel 2.2. Data Dasar Keluarga Tn. Muhlas

NamaStatus

Keluarga

Jenis

KelaminUsia

Pen

didi

kan

Pekerjaan Penghasilan

Tn. MuhlasKepala

keluargaLaki-laki 25 th

SM

P

Buruh

pabrikRp 1.700.000/bulan

Ny. Dede Istri Perempuan 23 thSM

K

Ibu rumah

tangga-

An. Awal

Alfiansyah

Anak

Kandung

Tn.

Muhlas &

Ny. Dede

Laki-laki

1 th

3mg

g

- - -

Tuan Muhlas merupakan kepala keluarga berusia 25 tahun, beragama islam,

bersuku sunda, bekerja sebagai buruh pabrik dan menikah dengan Ibu Dede yang

sekarang berusia 23 tahun. Sebelum hamil, ibu Dede bekerja juga sebagai buruh

pabrik, setelah hamil, ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah

21

Page 22: fishbone

tangga. Dari hasil pernikahan mereka, lahir seorang anak An. Awal Alfiansyah yang

masih berusia 1 tahun 3 minggu.

Daerah tempat tinggal keluarga tuan Muhlas bertempat tinggal di RT 02/RW

03 Kecamatan Teluk naga, Kabupaten Tangerang, Desa Tanjung Pasir, Provinsi

Banten. Rumah yang dihuni oleh Tn. Muhlas dan keluarga nya merupakan rumah

milik sendiri dengan luas bangunan 3 x 8 m. Rumahnya terdiri dari beberapa ruangan

yaitu satu kamar tidur, satu ruang untuk gudang, satu ruangan untuk menonton TV,

satu dapur dan satu kamar mandi yang tidak terdapat jamban pribadi dan terdapat

saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Bagian depan rumah Tn, Muhlas

berlantaikan keramik tetapi bagian dapur dan kamar mandi lantainya terbuat dari

semen. Atap rumah terbuat dari genteng tanpa plafon dan dinding dari semen. Jendela

terbuat dari kaca dan tidak bisa dibuka terletak di depan rumah dan di kamar tidur

mengakibatkan kurangnya sirkulasi udara sehingga kamar menjadi gelap, lembab,

dan pengap. Hanya terdapat 1 buah lampu tempat menonton tv, 1 buah lampu di

dalam kamar dan 1 buah di teras rumah. Di dapurdan sumur terdapat lampu yang

tidak begitu terang. Sumber air didapatkan dari air sumur. Air ini digunakan untuk

kebutuhan rumah tangga seperti minum, makan, mandi dan mencuci. Limbah rumah

tangga cair di buang ke empang yang berjarak 4m dari rumah dan limbah padat di

buang di belakang rumah. Pada keluarga ini sampah dibuang di depan rumah,

ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibuang ke laut.

Keluarga tuan Muhlas memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari (pagi, sore).

Untuk mandi, mencuci pakaian, makan dan minum keluarga tn. Muhlas

22

Page 23: fishbone

menggunakan air sumur. Sampah rumah tangga dibuang didepan rumah dan setelah

menumpuk lalu dibuang ke laut. Keluarga tn. Muhlas tidak memiliki jamban sehingga

apabila mereka ingin buang air besar mereka akan pergi ke laut untuk BAB. Apabila

sakit keluarga ini pergi ke bidan terdekat denga rumah mereka.

Jumlah penghasilan tn.Muhlas per bulannya Rp 1.700.000. keluarga ini tidak

pernah menabung. Anak pertama pasangan tn. Muhlas dan ibu Dede adalah seorang

laki-laki, bernama Awal Alfiansyah. Ibu Dede memakai KB suntik 3 bulan sekali,

anaknya di imunisasi secara rutin di bidan rumahan.

Keluarga tuan muhlas memiliki kebiasaan makan dua sampai tiga kali sehari.

Istrinya memasak makanan dengan menu seadanya, menu yang disajikan sehari-hari

adalah nasi, ikan asin, tahu goreng, serta sambal. Keluarga ini jarang memakan sayur

dan buah.

Tuan Muhlas dan istrinya mencuci tangan sebelum, setelah makan dan setelah

BAB tetapi tidak dari air yang mengalir dan tidak menggunakan sabun. Keduanya

jarang menggunakan alas kaki ketika keluar di sekitar lingkungan rumahnya, mereka

juga tidak suka mencuci kaki setelahnya. Sedangkan anak mereka memiliki kebiasaan

menghisap jempol dan suka memasukkan barang-barang yang ia lihat ke dalam

mulutnya sehingga setahun ini sudah 2 kali diare, frekuensi BAB sehari kurang lebih

10 kali disertai muntah.

23

Page 24: fishbone

Gambar 2.3. Denah rumah Tn. Muhlas

Dapur Sumur U

Gudang

Ruang menonton TV Kamar tidur

iii. Gambaran Keluarga Binaan Bapak Balok

Tabel 2.3. Data Dasar Keluarga Tn. Balok

Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia Pendidik

an

Pekerjaan Penghasilan

Tn. Balok Kepala

keluarga

Laki-laki 60 th SMP Nelayan Rp. 400.000

/ bulan

Ny. Anah Istri Perempuan 60 th - Ibu

rumah

-

24

jendela jendela

Page 25: fishbone

tangga

Ny. Irpah Anak

Kandung Tn.

Balok & Ny.

Anah

perempuan 25 th SD Ibu

rumah

tangga

-

Tn. Muhriji Suami dari

Ny.Irpah

Laki-laki 25 th SMP Buruh

Pabrik

Rp. 700.000

/ bulan

An. Jamal Anak

Kandung Tn.

Balok & Ny.

Anah

Laki-laki 18 th SD - -

An. Dimas Anak

Kandung

Tn.Muhriji &

Ny. Irpah

Laki-laki 10 th SD - -

An.

Melinda

Anak

Kandung

Tn.Muhriji &

Ny. Irpah

Perempuan 2 th Belum

sekolah

- -

25

Page 26: fishbone

Bapak Balok merupakan seorang nelayan yang berumur 60 tahun, beragama

islam dan bersuku Jawa, memiliki pekerjaan sebagai nelayan yang menikah dengan

ibu Anah yang sekarang berusia 60 tahun. Mereka tinggal bersama kedua anaknya

yang bernama ibu Irpah 25 tahun yang menikah dengan bapak Muhrji 25 tahun, dan

adik dari ibu Irpah yang bernama Jamal yang berusia 18 tahun. Daerah tempat tinggal

keluarga bapak balok bertempat tinggal di RT 02/RW 03 Kecamatan Teluk naga,

Kabupaten Tangerang, Desa Tanjung Pasir, Provinsi Banten. Rumah yang dihuni

oleh bapak balok dan keluarga nya merupakan rumah milik sendiri dengan luas

bangunan 4 x 10 m yang dihuni oleh 7 orang anggota keluarga. Rumah bapak balok

terdiri dari beberapa ruangan yaitu dua kamar tidur, satu ruang untuk menonton

televisi, satu dapur dan satu kamar mandi yang tidak terdapat jamban pribadi dan

terdapat saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Rumah bapak balok

berlantaikan semen dengan atap rumah terbuat dari genteng tanpa plafon dan dinding

dari semen. Ventilasi hanya ada 1 terletak di depan rumah dan tidak ada dibagian

kamar tidur dan mengakibatkan kurangnya sirkulasi udara sehingga kamar menjadi

gelap, lembab, dan pengap. Hanya terdapat 1 buah lampu di dalam rumah, 1 buah

lampu bohlam dengan watt kecil ditiap-tiap kamar dan 1 buah di teras rumah sehinga

penerangan kurang baik

Keluarga bapak balok memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari (pagi, sore).

Untuk mandi, mencuci pakaian keluarga ibu irpah menggunakan air sumur, dan untuk

makan dan minum keluarga menggunakan air dari PAM keliling yang dibeli satu

dirijen harganya Rp 1000. Sampah rumah tangga dibuang didepan rumah dan setelah

26

Page 27: fishbone

menumpuk lalu dibakar. Keluarga ibu irpah tidak memiliki jamban sehingga apabila

mereka ingin buang air besar mereka akan pergi ke laut untuk BAB.

Jumlah penghasilan keluarga ibu Irpah per bulannya kira-kira Rp 1.100.000

yang dihasilkan dari bapak balok senilai Rp. 400.000, dan menantunya bapak Muhriji

senilai Rp. 700.000. Pada keluarga ini tidak pernah menabung.

Anak pertama pasangan ibu Irpah dan bapak Muhriji adalah seorang laki-laki,

bernama Dimas, dan anak keduanya perempuan bernama Melinda. Kedua anaknya di

imunisasi secara rutin di posyandu. Anak bapak Muhriji memiliki kebiasaan jajan

sembarangan dan jarang mencuci kaki ketika keluar atau main dari luar.

Keluarga bapak balok memiliki kebiasaan makan dua sampai tiga kali sehari.

Ibu Irpah anaknya yang memasak sehari-hari dengan makanan menu seadanya, menu

yang disajikan sehari-hari adalah nasi, ikan asin, tahu goreng, serta sambal. Keluarga

ini jarang memakan sayur , susu dan vitranin atau mineral lainnya.

Anak dari ibu Irpah punya kebiasaan sering jajan sembarangan diantaranya

membeli es yg ada didekat rumahnya yang menyebababkan anak nya sering mencret.

Anak nya pun sering keluar rumah tanpa menggunakan alas kaki. Hal ini disebabkan

orang tua serta rekan- rekannya pun jarang menggunakan alas kaki. Anak bapak

Muhriji memiliki kebiasaan jajan sembarangan dan jarang mencuci kaki ketika

keluar atau main dari luar. Sedangkan anak kedua dari pasangan bapak Muhriji dan

ibu Irah memiliki kebiasaan jarang mencuci tangan dan memakai alas kaki, selain itu

anak nya sering menghisap jempol sehingga anak kedua nya sering mengalami

mencret, sehari kurang lebih 15 kali disertai muntah.

27

Page 28: fishbone

Pada keluarga Tn.Balok ini memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah,

selain itu mereka jarang berolahraga.

Gambar 1.1 Denah rumah Tn.Balok

U

Pintu

28

Ruang tv

Kamar 1

Kamar 2

dapur

sumur

jendela

Page 29: fishbone

C. Area Masalah

1. Area Masalah Tn. Mamad

Medis :

Diare berulang

Pertolongan persalinan dengan tenaga non-medis

Gatal-gatal pada telapak kaki.

Non Medis :

Perilaku kebiasaan mencuci tangan

Pengetahuan tentang rumah sehat

Perilaku membuang sampah di kali

Perilaku buang air besar dan buang air kecil di kali

Perilaku merokok di dalam rumah

Perilaku tidak memakai alas kaki jika keluar rumah

2. Area masalah Tn. Muhlas

Medis :

Diare berulang

ISPA

29

Page 30: fishbone

Sering terasa gatal pada kaki.

Non Medis :

Kurangnya pengetahuan tentang rumah sehat.

Perilaku membuang sampah sembarangan.

Kebiasaan mencuci tangan tidak pada air mengalir dan tidak

menggunakan sabun.

Kebiasaan tidak menggunakan alas kaki jika keluar di sekitar

rumah.

Perilaku merokok dalam rumah.

3. Area masalah Tn.Balok

Medis :

Diare berulang.

ISPA.

Kedua kaki sering terasa gatal.

Non medis :

Perilaku mengenai kebiasaan mencuci tangan dan kaki dengan

air mengalir dan menggunakan sabun

30

Page 31: fishbone

Pengetahuan tentang rumah sehat.

Perilaku membuang sampah di kali.

Perilaku buang air besar dan buang air kecil di kali.

Perilaku merokok di dalam rumah.

Kebiasaan tidak menggunakan alas kaki saat keluar rumah

Penentuan Area Masalah

Terdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk menentukan area masalah

yaitu metode delbeq dan metode delphi . Metode delbeq adalah penetapan prioritas

masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama

keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan

pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta. Lalu diminta untuk

mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang banyak dikemukakan adalah

prioritas. 

Metode delphi adalah suatu metode dimana dalam proses pengambilan

keputusan melibatkan beberapa pakar. Adapun para pakar tersebut tidak

dipertemukan secara langsung (tatap muka), dan identitas dari masing-masing pakar

disembunyikan sehingga setiap pakar tidak mengetahui identitas pakar yang lain.

Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dominasi pakar lain dan dapat

meminimalkan pendapat yang bias.

31

Page 32: fishbone

Dalam penelitian ini kelompok kami menentukan area masalah dengan

menggunakan metode delphi. Kami melibatkan seluruh anggota kelompok, dokter

puskesmas setempat, dan keluarga binaan untuk menentukan area masalah.

Dalam pengambilan sebuah masalah kami menggunakan metode Delphi.

Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu

kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan

diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai degan identifikasi masalah

yang akan dicari penyelesaiannya (Harold dkk, 1975 : 40-55).

Berikut ini merupakan proses Metode Delphi :

Gambar 4.1. Proses Metode Delphi

Setelah kami melakukan wawancara dan observasi ketiga rumah keluarga

binaan di Desa Tanjung pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi

Banten, disimpulkan berbgai macam permasalahan yang terdapat pada keluarga

binaan tersebut, yaitu :32

Page 33: fishbone

1. Perilaku mengenai cara mencuci tangan yang baik dengan air mengalir

dan sabun.

2. Pengetahuan tentang rumah dan sehat

3. Perilaku merokok di dalam rumah

4. Perilaku membuang sampah dan buang air di kali

5. Perilaku tentang pentingnya menggunakan alas kaki saat keluar rumah.

6. Perilaku buang air besar dan kecil pada jamban yang sehat.

Dari beberapa masalah yang didapatkan pada ketiga keluarga binaan, kami

memutuskan untuk membahas “PERILAKU MENCUCI TANGAN SERTA KAKI

DENGAN AIR DAN SABUN DI KAMPUNG GAGA SUKAMANAH RT 06 RW

03 DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUK NAGA KABUPATEN

TANGERANG TAHUN 2013” Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan

atas berbagai pertimbangan, yaitu :

1. Sebagian besar anggota keluarga binaan memiliki kebiasaan yang buruk

dalam menjaga kebersihan tangan dan kaki, diantaranya kebersihan tersebut;

tidak memakai alas kaki, tidak mencuci tangan selepas bermain maupun

buang air, kebiasaan menghisap ibu jari, kebiasaan memasukan barang ke

dalam mulut, dan sebagainya.

33

Page 34: fishbone

2. Berdasarkan hasil yang didapat di lapangan, tingkat pendidikan dan

pengetahuan pada ketiga keluarga binaan tegolong baik, tetapi penerapannya

oleh setiap anggota keluarga belum dilaksanakan.

3. Tidak efektifnya penyuluhan yang diselenggarakan akibat lokasi yang jauh

dan ketertarikan masyarakat yang rendah, turut andil dalam rendahnya

kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan kaki dan

tangan.

4. Dari survey yang dilakukan pada kelima keluarga binaan didapatkan adanya

persepsi bahwa kebiasaan tidak memakai alas kaki dan tidak cuci tangan

setelah bermain maupun setelah buang air adalah suatu hal yang lumrah.

5. Rendahnya presentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat

menurut kecamatan dan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012 (data puskesmas

terlampir).

Diagram 1.3 Jumlah rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di

Desa Tanjung Pasir Agustus 2012

(sumber : buku laporan tahunan puskesmas tanjung pasir tahun 2012)

34

Page 35: fishbone

BAB II

KEPUSTAKAAN

2.1 TEORI PERILAKU

2.1.1 DEFINISI PERILAKU

1. Definisi

Dalam sebuah buku yang berjudul “Perilaku Manusia” Drs. Leonard F.

Polhaupessy,Psi menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari

luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Untuk

aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan

pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku.Cerita ini dari satu segi. Jika

seseoang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan sedang

berperilaku.  Ia sedang membaca.Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal,

sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia.

2. Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup (cover). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih

terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi

belumbisa diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas

35

Page 36: fishbone

dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

3. Domain Perilaku

Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus

(rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun

bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor – faktor yang membedakan

respon terhadap stimulus disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat

dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given

atau bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan

sebagainya.

2. Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik,

dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi factor yang dominanyang

mewarnai perilaku seseorang. (Notoatmodjo, 2008).

4. Proses Tejadinya Perilaku

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni.

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

setimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

3. Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya).

Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi

36

Page 37: fishbone

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru

5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,

dan sikapnya terhadap stimulus

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti

ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku

tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long lasting). (Notoatmodjo,

2010).

5. Perilaku Sehat

Menurut Becker, konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari

konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan

menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap

terhadap kesehatan (health attitude) dan praktik kesehatan (health practice).Hal ini

berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang

menjadi unit analisis penelitian.Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan

menjadi tiga dimensi:

1. Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang

diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti

pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang

terkait. dan atau memengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan

kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.

2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau

penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan

37

Page 38: fishbone

kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap

terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, sikap

tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.

3. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan

atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan

terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor

yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas

pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.(Notoatmodjo,

2005)

2.1.2 HUBUNGAN PERILAKU DENGAN PENGETAHUAN

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang

bersangkutan.Perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari manusia itu

sendiri.Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme)

terhadap stimulasi yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan, serta lingkungan.Blum (1986) menyatakan ada empat faktor

yang mempengaruhi derajat kesehatan pada manusia, yaitu genetik (herditas),

lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku (Notoatmodjo, 2008).

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2008), ada tiga faktor

yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun kelompok sebagai berikut:

38

Page 39: fishbone

1. Faktor yang mempermudah (predisposing factor), antara lain pengetahuan,

sikap, kepercayaan,norma sosial, dan unsur lain yang terdapat dalam diri

individu maupun masyarakat.

2. Faktor pendukung (enabling factor), antara lain umur, status sosial ekonomi,

pendidikan, dan sumber daya manusia.

3. Faktor pendorong (reinforcing factor), yaitu faktor yang memperkuat

perubahan perilaku seseorang dikarenakan adanya sikap suami/istri, orang tua,

tokoh masyarakat, atau petugas kesehatan.

2.1.3 PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN TANGAN DAN KAKI

A. Pentingnya menjaga kebersihan tangan yang baik dan benar

Menurut Pusat-pusat Pencegahan dan Kendali Penyakit ( Centers for Disease

Control   / CDC), cuci tangan adalah tindakan paling utama dan menjadi satu-satunya

cara mencegah serangan dari penyakit. Cuci tangan adalah murah, mudah, dan untuk

mencegah penyakit. Pencegahan penyakit yang paling penting dari itu semua. (Journal

of Environmental Health,2006).

Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan perilaku yang

biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Rendahnya perilaku cuci

tangan pakai sabun dan tingginya tingkat efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun

dalam mencegah penularan penyakit, maka sangat penting adanya upaya promosi

kesehatan bermaterikan peningkatan cuci tangan tersebut. Dengan demikian dapat

dipahami betapa perilaku ini harus dilakukan, antara lain karena berbagai alasan sbb :

39

Page 40: fishbone

1. Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan

ratusan ribu anak meninggal setiap tahunya.

2. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup

3. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang

paling “cost-effective” jika dibanding dengan hasil yang diperolehnya.

B. Tujuan

Tujuan utama dari cuci tangan secara higienis adalah untuk menghalangi

transmisi patogen-patogen kuman dengan cepat dan secara efektif.(Curtis,

2003).Kebersihan tangan yang tidak memenuhi syarat juga berkontribusi

menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti Salmonella dan infeksi E.coli.

Mencuci tangan dalam upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

sangatlah penting dan mudah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan

indonesia sehat 2010. (Iswara, 2007). Mencuci tangan menjadi penting jika ditinjau

dari :

1. Kulit tangan banyak kontak dengan berbagai aktivitas, benda dan lingkungan.

2. Kuman dapat terdapat di kulit jari, sela kuku, kulit telapak tangan.

3. Kontak mulut dan tangan saat makan / minum.

4. Dapat menimbulkan penyakit saluran cerna.

Dari aspek kesehatan masyarakat, khususnya pola penyebaran penyakit

menular, cukup banyak penyakit yang dapat dicegah melalui kebiasan atau perilaku

higienes dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS), seperti misal penyakit diare, typhus

40

Page 41: fishbone

perut, kecacingan, flu burung, dan bahkan flu babi yang kini cukup menghebohkan

dunia. Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan,

terlebih cuci tangan pakai sabun merupakan masih merupakan sasaran penting dalam

promosi kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini

disebabkan perilaku tersebut masih sangat rendah, dimana baru 12% masyarakat yang

cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar, hanya 9% ibu-ibu yang mencuci

tangan pakai sabun setelah membersihkan tinja bayi dan balita, hanya sekitar 7%

masyarakat yang cuci tangan pakai sabun sebelum memberi makan kepada bayi, baru

14% masyarakat cuci tangan pakai sabun sebelum makan. Dengan perilaku cuci

tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan menggunakan air bersih yang mengalir

akan dapat menurunkan kejadian diare sampai 45%. Waktu-waktu yang diharuskan

untuk mencuci tangan :

1. Ada 5 waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus di perhatikan, yaitu :

1. Sebelum makan

2. Sebelum menyiapkan makanan

3. Setelah buang air besar

4. Setelah menceboki bayi/anak

5. Setelah memegang unggas/hewan

2. Selain 5 waktu kritis tersebut, ada beberapa waktu lain yang juga penting dan

harus dilakukan cuci tangan, yaitu:

1. Sebelum menyusui bayi

41

Page 42: fishbone

2. Setelah batuk/bersin dan membersihkan hidung

3. Setelah membersihkan sampah

4. Setelah bermain di tanah atau lantai (terutama bagi anak-anak)

3. Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah

beraktifitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai

sabun :

1. Sebelum dan setelah makan

2. Setelah ganti pembalut.

3. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah

memegang bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan.

4. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan.

5. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.

6. Sebelum dan setelah mengiris sesuatu.

7. Sebelum dan sesudah memegang orang sakit atau memegang orang yang

terluka

8. Setelah menangani sampah

9. Sebelum memasang dan melepas lensa kontak

10. Setelah menggunakan fasilitas umum (misal : toilet, wartel, warnet, dll.)

11. Pulang berpergian dan setelah bermain

12. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.

42

Page 43: fishbone

4. Manfaat mencuci tangan yang baik dan benar :

1. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan

2. Mencegah penularan penyakit, seperti disentr, flu burung, flu babi, typhus, dll

3. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman

5. Cara mencuci tangan yang baik dan benar :

1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun seperlunya

2. Bersihkan telapak tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung

tangan

3. Bersihkan tangan pakai lap bersih.

C. Menjaga kebersihan kuku pada tangan dan kaki

Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal.

Bagian kuku terdiri dari:

1 Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru

2 Dinding kuku (nail wall): merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi

bagian pinggir dan atas

3 Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku

4 Alur kuku (nail grove): merupakan celah antar dinding dan dasar kuku

5 Akar kuku (nail root): merupakan bagian proksimal kuku

6 Lempeng kuku (nail plate): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi

dinding kuku

43

Page 44: fishbone

7 Lunula: merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar

kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit

8 Eponikium (kutikula): merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya

menutupi bagian permukaan lempeng kuku

9 Hiponikium: merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free

edge) menebal

Gambar 2.1 Anatomi kuku

Fungsi kuku

Kuku mempunyai 2 fungsi utama. Fungsi pertama yang diketahui secara

umum ialah sebagai pelindung dari ujung jari. Fungsi keduanya yang juga sangat

penting adalah memberi sensitifitas daya sentuh . Pada ujung jari terdapat banyak

reseptor yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang sentuh saat kita menyentuh

44

Page 45: fishbone

suatu objek sehingga kita dapat merasakan bersentuhan dengan objek yang kita

sentuh.

Pertumbuhan kuku

Kecepatan pertumbuhan kuku rata- rata 1 mm / minggu. Pembaruan total kuku

jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.

Cara membersihkan kuku

Kuku yang panjang dan tajam, bisa menggores wajah anak-anak. Kuku yang

panjang juga mudah kotor, dan menjadi sarana masuknya kuman penyakit. Apalgi

anak-anak suka memasukkan jemari ke mulutnya. Gunting kuku di lakukan baik nya

seminggu sekali. Karena jemarinya masih sangat kecil dan begitu lunak, hati-hatilah

dalam menggunting kuku balita, jangan sampai terluka dan berdarah.

Langkah menggunting kuku yang benar adalah :

Buka jemarinya dan letakkan ibu jari anda di luar telapak tangan balita, sementara jari

anda yang lain masuk ke telapak tangannya. Bersihkan kotoran di balik kukunya

dengan kapas dicelup air hangat. Kemudian gunting kuku satu persatu dan dengan

hati – hati.

Gunting kuku setelah mandi dan Anak sudah terlelap tidur, sebab setelah

mandi kukunya jadi agak lunak dan kalau dalam keadan tidur tentunya

mempermudah proses pemotongan.Jangan terlalu sering memotong kuku anak karena

kulit di sekira kuku bisa rusak.

45

Page 46: fishbone

Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu

berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu :

1. Pemikiran dan perasaan

Bentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan,

sikap dan lain-lain.

2. Orang penting sebagai referensi

Apabila seseorang itu penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan

dan lakukan cendrung untuk kita contoh. Orang inilah yang dianggap

kelompok referensi seperti : guru, kepala suku dan lain-lain.

3. Sumber-sumber daya

Yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya : waktu, uang, tenaga

kerja, ketrampilan dan pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku

dapat bersifat positif maupun negatif.

4. Kebudayaan

Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di

dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang disebut

kebudayaan.

46

Page 47: fishbone

Kerangka teori

47

Pemikiran dan perasaan Pengetahuan

Sikap

Kepercayaan

Keyakinan

Nilai-nilai

Pemikiran dan perasaan Pengetahuan

Sikap

Kepercayaan

Keyakinan

Nilai-nilai

Orang penting sebagai referensi Orang tua

Lingkungan

Orang penting sebagai referensi Orang tua

Lingkungan

Sumber-sumber daya Waktu

Transportasi

Biaya

Tenaga kesehatan

Sumber-sumber daya Waktu

Transportasi

Biaya

Tenaga kesehatan

Kebudayaan Kebiasaan

nilai-nilai

Kebudayaan Kebiasaan

nilai-nilai

PERILAKUPERILAKU

Page 48: fishbone

(kerangka konsep)

48

Page 49: fishbone

Definisi operasional

No VariabelDefinisi

OperasionalAlat Ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

1.

Perilaku

mencuci

tangan dan

kaki dengan

air mengalir

dan sabun

tindakan

membersihka

n tangan dan

kaki dengan

menggunaka

n air dan

sabun oleh

anggota

keluarga

binaan

Kuesioner Wawancara

Skor 2-4:

perilaku

mendukung

Skor <2:

perilaku

tidak

mendukung

Ordinal

2. Kebiasaan

menjaga

kebersihan

tangan dan

kaki.

Kebiasaan

anggota

keluarga

binaan untuk

menjaga

kebersihan

tangan dan

Kuesioner Wawancara Skor 4-7:

kebiasaan

baik

Skor 1-3:

kebiasaan

kurang baik

Ordinal

49

Page 50: fishbone

kaki dengan

cara mencuci

tangan

dengan air

mengalir dan

sabun serta

memakai alas

kaki.

3.

Pengetahuan

menjaga

kebersihan

tangan dan

kaki.

Pengetahuan

anggota

keluarga

binaan

tentang cara

menjaga

kebersihan

tangan dan

kaki dan

akibatnya.

Kuesioner Wawancara

Skor 4-9:

pengetahua

n baik

Skor 1-3:

pengetahua

n kurang

baik.

Ordinal

4. Petugas

Kesehatan

Peran petugas

kesehatan

dalam

mengedukasi

Kuesioner Wawancara Skor ≥2:

petugas

kesehatan

mendukung

Ordinal

50

Page 51: fishbone

masyarakat

tentang

pentingnya

menjaga

kebersihan

tangan dan

kaki.

Skor <2:

petugas

kesehatan

tidak

mendukung

5. Keyakinan Sikap yang

diyakini oleh

keluarga

binaan

tentang

bagaimana

cara

mencegah

penyakit

yang bisa

diderita jika

tidak

menjaga

kebersihan

tangan dan

Kuesioner Wawancara Skor 1:

keyakinan

mendukung

Skor 0:

keyakinan

tidak

mendukung

Ordinal

51

Page 52: fishbone

kaki.

6. Pendidikan

Tingkat

pendidikan

yang sudah

ditamatkan

oleh anggota

keluarga

binaan.

Kuesioner Wawancara

Skor 2-4 :

pendidikan

baik

Skor <2

Pendidikan

kurang

Ordinal

7. Orang tua

Peran orang

tua dalam

mengedukasi

anak-anak

dan anggota

keluarga lain

untuk

menjaga

kebersihan

tangan dan

kaki.

Kuesioner Wawancara

Skor 2-4 :

peran orang

tua

mendukung

Skor <2 :

Peran orang

tua tidak

mendukung

Ordinal

8. PendapatanPendapatan

atau

Kuesioner WawancaraSkor 3-6 :

ekonomi

Ordinal

52

Page 53: fishbone

penghasilan

yang diterima

oleh anggota

keluarga

binaan dalam

sebulan.

Pendapatan

baik jika

sama dengan

atau lebih

besar dari

UMR (Rp.

1.200.000)

dan kurang

jika kurang

dari UMR

baik

Skor <3 :

ekonomi

kurang baik

9. Lingkungan

Keadaan

lingkungan di

sekitar lokasi

rumah

keluarga

binaan.

Kuesioner Wawancara

Skor 2-5 :

lingkungan

baik

Skor <2 :

lingkungan

kurang baik

Ordinal

53

Page 54: fishbone

BAB III

METODE PENELITIAN

54

Page 55: fishbone

Tujuan umum dari pengumpulan data adalah untuk memecahkan masalah

langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dalam setiap melaksanakan langkah tersebut harus dilakukan secara

objektif dan rasional.

3.1. Populasi pengumpulan data

Dalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial perlu

dilakukan pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah

keseluruhan objek pengumpulan data. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah

warga di RT 02/RW 03 Kecamatan Teluk naga, Kabupaten Tangerang, Desa Tanjung

Pasir, Provinsi Banten

3.2. Sampel pengumpulan data

Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam hal ini yang

menjadi sampel adalah kepala keluarga atau istri dari keluarga binaan di RT 02/03,

Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi

Banten, yang terdiri dari 8 orang.

3.3. Sumber data

a. Data primer

Data yang langsung didapatkan dari hasil kuesioner semua anggota warga binaan

di Desa Tanjung Pasir, Teluk Naga melalui wawancara terpimpin dan observasi.

b. Data sekunder55

Page 56: fishbone

Data yang didapat dari data laporan tahunan di Puskesmas Tegal Angus, berupa

data angka sepuluh penyakit terbesar bulan januari 2013, presentase rumah tangga

berprilaku hidup bersih dan sehat. Aksesibilitas air bersih.

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk

mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan

penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan

sebagainya. Dalam penelitian ini dipilih metode wawancara.

Berdasarkan uraian–uraian tersebut, maka dipilih instrumen pengumpulan

data berupa wawancara terpimpin dengan menggunakan kuesioner. Dipilihnya

kuesioner ini dikarenakan kuesioner bersifat objektif (75%) karena berasal dari

sumber data (responden) secara langsung, diharapkan dapat lebih mendengar tujuan-

tujuan, perasaan, pendapat dari responden secara langsung sehingga secara tercipta

hubungan yang baik antara pewawancara dan responden, selain itu dapat diterapkan

untuk pengumpulan data dalam lingkup yang luas, serta cukup efisien dalam

penggunaan waktu untuk mengumpulkan data.

Sumber data dalam pengumpulan data ini adalah para responden yaitu tiga

keluarga binaan di RT 02/03 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,

Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.

3.4 . Penentuan Instrumen Pengumpulan Data

56

Page 57: fishbone

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan mudah.

Instrumen sebagai alat bantu dalam metode pengumpulan data merupakan

sarana yang dapat diwujudkan berupa benda atau alat yaitu kuesioner dengan teknik

wawancara terpimpin, dan observasi.

Pengumpulan data dilakukan di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,

Kebupaten Tangerang. Pengumpulan data ini dilakukan selama tujuh hari, mulai dari

14 Mei 2013 sampai dengan 24 Mei 2013 dengan menggunakan kuesioner sebagai

instrumen dengan teknik wawancara terpimpin kepada responden. Wawancara

dengan kuesioner dilakukan terhadap ketiga keluarga binaan ini diambil delapan

anggota keluarga sebagai responden untuk menjawab kuesioner.

Tabel 3.1. Pengumpulan Data di desa Tanjung Pasir Tanggal 14 Mei -24 Mei

2013

No. Tanggal Kegiatan

1. Selasa, 14 Mei 2013 Perkenalan dan sambung rasa dengan

sebagian anggota keluarga binaan (keluarga

Tn.Mamad, Tn.Muhlas, Tn.Balok)

2. Rabu, 15 Mei 2013 Perkenalan dan sambung rasa dengan seluruh

anggota keluarga binaan sekaligus

57

Page 58: fishbone

Pengumpulan data dari masing-masing

keluarga binaan

3. Kamis, 16 Mei 2013 Pengumpulan data dari masing-masing

keluarga binaan sekaligus Dokumentasi

rumah keluarga binaan dan lingkungan

sekitar

4. Jumat, 17 Mei 2013 Penentuan area masalah dengan dr. Dwi

Yanto dan dokumentasi rumah keluarga

binaan dan lingkungan sekitar

5. Sabtu, 18 Mei 2013 Penentuan dan pembuatan instrumen

pengumpul data.

6. Senin, 20 Mei 2013 Dokumentasi rumah keluarga binaan dan

lingkungan sekitar

7. Selasa, 21 April 2013 Wawancara terpimpin menggunakan

Kuesioner kepada masing-masing responden

dari keluarga binaan

8. Rabu, 22 April 2013 Pengolahan hasil kuesioner dari masing-

masing keluarga binaan

9. Kamis, 23 April 2013 Menganalisis data yang telah didapat dari

58

Page 59: fishbone

keluarga binaan

10. Jumat, 24 April 2013 Menyusun intervensi pemecahan masalah

11. Kamis, 30 April 2013 Melakukan penyuluhan ke keluarga Binaan

tentang imunisasi menggunakan poster,

leaflet dan video.

3.5. Pengolahan Data dan Analisis Data

Untuk pengolahan data tentang “Perilaku mencuci tangan serta kaki dengan

air mengalir dan sabun RT/RW 02/03 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,

Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 6 Mei – 8 Juni 2013” menggunakan

analisis univariat.

Analisis Univariat adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis tiap

variabel yang ada secara deskriptif. Anlisis ini dilakukan terhadap masing-masing

variabel yang akan diteliti. Tujuan analisis univariat adalah untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Analisis

univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian

rupa sehingga kumpulan data tersebut menjadi informasi yang berguna.

Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel yang diukur adalah

1. Perilaku mencuci tangan dan kaki dengan air mengalir dan sabun cara

menjaga kebersihan kaki dan tangan yang tidak benar.

59

Page 60: fishbone

2. Kebiasaan menjaga kebersihan tangan dan kaki.

3. Pengetahuan menjaga kebersihan tangan dan kaki

4. Peranan petugas kesehatan dalam mengedukasi masyarakat tentang

pentingnya menjaga kebersihan tangan dan kaki.

5. Keyakinan keluarga binaan tentang bagaimana cara mencegah penyakit yang

bisa diderita jika tidak menjaga kebersihan tangan dan kaki.

6. Tingkat pendidikan yang sudah ditamatkan oleh anggota keluarga binaan

7. Peran orang tua dalam mengedukasi anak-anak dan anggota keluarga lain

untuk menjaga kebersihan tangan dan kaki.

8. Pendapatan atau penghasilan yang diterima oleh anggota keluarga binaan

dalam sebulan. Pendapatan baik jika sama dengan atau lebih besar dari UMR

(Rp. 1.200.000) dan kurang jika kurang dari UMR

9. Keadaan lingkungan di sekitar lokasi rumah keluarga binaan.

BAB IV

HASIL

60

Page 61: fishbone

4.1 Karakteristik Keluarga Binaan

Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk diagram yang diambil dari

karakteristik responden yang terdiri dari tiga keluarga binaan di Desa Tanjung Pasir,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Diagram 4.1 distribusi frekuensi kelamin pada tiga keluarga binaan, didapatkan

jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah perempuan.

61

Page 62: fishbone

Diagram 4.2 distribusi frekuensi umur pada tiga keluarga binaan, didapatkan

usia terbanyak pada ketiga keluarga binaan yaitu 17-45 tahun.

Diagram 4.3 distribusi frekuensi pekerjaan pada tiga keluarga binaan,

didapatkan pekerjaan terbanyak pada ketiga keluarga binaan, yaitu ibu rumah

tangga

62

20

30

10

40

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Nelayan Buruh Pabrik Pedagang Ibu Rumah Tangga

Persentase

Page 63: fishbone

4.2 Analisis Univariat

Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel-variabel

dalam kuesioner yang dijawab delapan responden pada bulan Mei 2013.

Tabel 4.1 Distribusi responden mengenai aspek terhadap perilaku mencuci

tangan dan kaki dengan air mengalir dan sabun di Desa Tanjung Pasir,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Mei 2013

NO

Perilaku mencuci

Tangan dan Kaki

dengan air mengalir

dan sabun

Jumlah Reponden Persentase (%)

1 Baik 0 0

2 Buruk 8 100

3 Total 8 100

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan sebagian besar responden memiliki Perilaku

mencuci tangan dan kaki tidak dengan air mengalir dan sabun (100%).

63

Page 64: fishbone

Tabel 4.2 Distribusi responden mengenai kebiasaan menjaga kebersihan tangan

dan kaki di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Mei 2013

NO

Kebiasaan menjaga

kebersihan tangan dan

kaki

Jumlah Reponden Persentase (%)

1 Baik 1 12.5

2 Sedang 2 25

3 Buruk 5 62.5

4 Total 8 100

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan sebagian besar responden memiliki

Kebiasaan menjaga kebersihan tangan dan kaki yang buruk (62.5%) .

64

Page 65: fishbone

Tabel 4.3 Distribusi responden mengenai aspek pengetahuan menjaga

kebersihan tangan dan kaki Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,

Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Mei 2013

No

Pengetahuan menjaga

kebersihan tangan

dan kaki

Jumlah Reponden Persentase (%)

1 Baik 5 62.5

2 Buruk 3 37.5

3 Total 8 100

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan sebagian besar responden memiliki

Pengetahuan menjaga kebersihan tangan dan kaki yang baik (62.5%).

65

Page 66: fishbone

Tabel 4.4 Distribusi responden terhadap aspek pendidikan di Desa Tanjung

Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Mei

2013

NO Pendidikan Jumlah Responden %

1 Tinggi 1 12.5

2 Sedang 2 25

3 Rendah 5 62.5

4 Total 8 100

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat

pendidikan yang rendah (62.5 %).

66

Page 67: fishbone

Tabel 4.5 Distribusi responden terhadap aspek peran petugas kesehatan dalam

mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan tangan dan

kaki. Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten, Mei 2013

NO

Peran petugas

kesehatan dalam

mengedukasi

masyarakat

Jumlah

RespondenPersentase (%)

1 Ada 8 100

2 Tidak ada 0 0

3 Total 8 100

Berdasarkan tabel 4.5 terdapat/ ada peran petugas kesehatan dalam

mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan tangan dan kaki

(100%).

67

Page 68: fishbone

Tabel 4.6 Distribusi responden terhadap aspek tingkat pendapatan di

Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi

Banten, Mei 2013

NO Pendapatan Jumlah Responden %

1 Tinggi 5 62.5

2 Sedang 3 37.5

3 Rendah 0 0

4 Total 8 100

68

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat

pendapatan yang tinggi berdasarkan UMR (62.5%).

Page 69: fishbone

Tabel 4.7 Distribusi responden terhadap aspek mengenai keyakinan menjaga

kebersihan tangan dan kaki di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,

Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Mei 2013

NO Keyakinan Jumlah Reponden Persentase (%)

1 Baik 8 100

2 Tidak Baik 0 0

3 Total 8 100

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan seluruh responden (100%) keyakinan yang

baik dalam hal menjaga kebersihan tangan dan kaki.

69

Page 70: fishbone

Tabel 4.8 Distribusi responden terhadap aspek lingkungan yang mempengaruhi

kebersihan tangan dan kaki di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,

Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Mei 2013

No Lingkungan Jumlah Reponden Persentase (%)

1 Baik 0 0

2 Tidak Baik 8 100

3 Total 8 100

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan seluruh responden (100%) memiliki

lingkungan yang tidak baik yang dapat mempengaruhi kebersihan tangan dan kaki.

Tabel 4.9 Distribusi responden terhadap aspek peran orang tua yang mempengaruhi

kebersihan tangan dan kaki di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten, Mei 2013

No Peran Orang Tua Jumlah Reponden Persentase (%)

1 Baik 3 37.5

2 Tidak Baik 5 62.5

3 Total 8 100

Berdasarkan tabel 4.9 pada responden didapatkan peran orang tua tidak baik

(62.5%) dalam mengajarkan kebiasaan menjaga kebersihan tangan dan kaki.

70

Page 71: fishbone

Tabel 4.10 Hasil analisis univariat sembilaan variabel Perilaku Mencuci Tangan

dan Kaki Pada Keluarga Binaan terhadap sembilan responden di Desa Tanjung

Pasir, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tanggerang,Provinsi Banten. Periode

Mei 2013

No. Variabel Hasil Ukur Jumlah

(orang)

Perse

ntase

1 Perilaku mencuci

Tangan dan Kaki

dengan air

mengalir dan sabun

Baik

Buruk

0

8

0

100%

2 Kebiasaan menjaga

kebersihan tangan

dan kaki

Kebiasaan baik

Kebiasaan sedang

Kebiasaan buruk

1

2

5

12.5%

25%

62.5%

3 Pengetahuan

menjaga kebersihan

tangan dan kaki

Baik

Buruk

5

3

62.5%

37.5%

4 Pendidikan Tinggi

Sedang

Rendah

1

2

5

12.5%

25%

62.5%

No. Variabel Hasil Ukur Jumlah Perse

71

Page 72: fishbone

(orang) ntase

5 Peran petugas

kesehatan

Adaa

Tidak ada

8

0

100%

0%

6 Pendapatan Tinggi

Sedang

Rendah

5

3

0

62.5%

37.5%

0%

7 Keyakinan Baik

Tidak Baik

8

0

100%

0%

8 Lingkungan Baik

Tidak baik

0

8

0%

100%

9 Peran Orang Tua Baik

Tidak Baik

3

5

37.5%

62.5%

4.3 Rencana dan Intervensi Pemecahan Masalah

Setelah dilakukan analisa data hasil penelitian, untuk menentukan rencana

intervensi pemecahan masalah digunakan diagram fishbone. Tujuan pembuatan

72

Page 73: fishbone

diagram fishbone yaitu untuk mengetahui penyebab masalah sampai dengan akar -

akar penyebab masalah sehingga dapat ditentukan rencana intervensi pemecahan

masalah dari setiap akar penyebab masalah tersebut. Adapun diagram fishbone

dapat dilihat sebagai berikut :

73

Page 74: fishbone

74

Page 75: fishbone

Akar

Penyebab

Masalah

Alternatif

Pemecahan

Masalah

Rencana

Intervensi

1 Kebiasaan

yang telah

berlangsung

lama

Merubah

kebiasaan dalam

menjaga

kebersihan

tangan dan kaki

- Memberikan

penyuluhan

mengenai

menjaga

kebersihan tangan

dan kaki yang

baik dan benar

2 Ketidaktahuan

masyarakat

dalam

menjaga

kesehatan

tangan dan

kaki

Memberi tahu

masyarakat

dalam menjaga

kesehatan

tangan dan kaki

yang baik dan

benar

-Memberikan

penyuluhan

mengenai cara

mencuci tangan

serta kaki yang

baik dan benar

dengan media

poster

- Memberikan

sosialisasi tentang

pengetahuan

hidup bersih dan

sehat

3 Kurangnya

peran dari

petugas

kesehatan

Memaksimalkan

peran petugas

kesehatan

-Mengusulkan

kepada petugas

kesehatan untuk

lebih sering

mengadakan

75

Page 76: fishbone

penyeluhan

tentang hidup

bersih dan sehat

4 Keyakinan

yang kurang

mengenai

pencegahan

penyakit

Meyakinkan

masyarakat

mengenai

pentingnya

kebersihan

tangan dan kaki

untuk mencegah

penyakit

-Melakukan

penyuluhan

menggunakan

poster tentang

manfaat dan

pentingnya

kebersihan tangan

dan kaki untuk

mencegah

penyakit

5 Lingkungan

sekitar

mendukung

penyebaran

penyakit

Menciptakan

lingkungan

yang

mendukung

untuk hidup

bersih dan sehat

-

Mensosialisasikan

masyarakat untuk

menjaga

kesehatan

lingkungan dan

menanam

tumbuh-

tumbuhan hijau

6 Pendapatan

yang kurang

dalam

masyarakat

Memaksimalkan

pendapatan

masyarakat

untuk

-Membagikan

sabun antiseptic

pada masyarakat

-Membagikan

76

Page 77: fishbone

kebutuhan

primer

alas kaki pada

masyarakat.

7 Orang tua

tidak

mengajarkan

anak-anaknya

tentang

kebersihan

tangan dan

kaki

Mengedukasi

para orang tua

agar

mengajarkan

anak-anaknya

tentang

kebersihan

tangan dan kaki

-Memberikan

pengarahan

kepada setiap

orang tua agar

dapat

mengajarkan

anak-anaknya

tentang

kebersihan tangan

dan kaki

8 Rendahnya

tingkat

pendidikan di

masyarakat

Memberikan

sosialisasi

tentang

pentingnya

pendidikan

Memberikan

penyuluhan

tentang wajib

belajar Sembilan

tahun

77

Page 78: fishbone

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dari data kuesioner, didapatkan adanya perilaku buruk

dari yang telah menjadi kebiasaan sekitar masalah kebersihan kaki dan tangan. Dari

hasil fish bone didapatkan berbagai macam penyebab kurangnya perilaku mengenai

kebersihan kaki dan tangan, antara lain:

1. Buruknya kebiasaan keluarga binaan dalam menjaga kebersihan kaki dan

tangan sehingga perilaku mereka terhadap menjaga kebersihan kaki dan

tangan menjadi kurang.

2. Rendahnya tingkat pendidikan yang dapat mempengaruhi tingkat

pemahaman seseorang terhadap pengetahuan pentingnya menjaga

kebersihan kaki dan tangan.

3. Rendahnya status ekonomi yang dimiliki oleh keluarga binaan sehingga

mereka sulit dalam menentukan prioritas terutama pada peralatan yang

mendukung terlaksananya kebersihan.

4. Kurangnya pemanfaatan sarana informasi media massa mengakibatkan

terbatasnya pengetahuan tentang tata cara menjaga kebersihan kaki dan

tangan yang benar.

5. Persepsi masyarakat yang salah mengenai cara dan manfaat dari perilaku

menjaga kebersihan kaki dan tangan.

78

Page 79: fishbone

Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan adalah:

1. Penyuluhan menggunakan media poster, dilakukan dengan target warga

Tanjung Pasir terutama anak-anak dengan tema “Cara Mencuci Tangan

yang Baik dan Benar dengan Menggunakan Air Bersih yang Mengalir dan

Sabun”.

2. Pembagian sabun cuci tangan kepada keluarga binaan.

3. Pembagian sandal jepit kepada keluarga binaan

4. Memberikan sosialisasi tentang pengetahuan hidup bersih dan sehat

5. Memberikan pengertian pentingnya serta hal-hal yang dapat dicegah

dengan menjaga kebersihan tangan dan kaki.

5.2 Saran

1. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat atau para orang tua

untuk mendukung program mencanangkan kebersihan tangan dan kaki

pada anak.

2. Menyadarkan dan mengarahkan tentang mana tradisi yang benar dan

mana tradisi yang salah di pandang dari segi kesehatan.

3. Mensosialisasikan untuk datang ke pusat pelayanan kesehatan terdekat

4. Diharapkan kepada keluarga binaan untuk dapat menerapkan dan

mengajak masyarakat sekitarnya mengenai hasil dari penyuluhan yang

telah didapat dan mengajarkannya kepada seluruh anggota keluarga.

79

Page 80: fishbone

5. Meningkatkan kerjasama dengan dokter muda ataupun kader-kader untuk

meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya menjaga kebersihan kaki

dan tangan.

6. Meningkatkan pembinaan kader agar lebih optimal dalam hal kegiatan

penyuluhan tentang manfaat dan tata cara menjaga kebersihan kaki dan

tangan yang benar.

7. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat di Desa Tanjung Pasir.

Diharapkan dengan pendekatan ke tokoh masyarakat, program

peningkatan pengetahuan dan kesadaran akan perilaku menjaga

kebersihan kaki dan tangan yang baik dan benar.

8. Mengarahkan warga untuk membersihkan lingkungan sekitar.

9. Penyediaan lapangan pekerjaan yang memadai agar keluarga binaan dapat

menyediakan alat-alat kebersihan yang layak.

10. Mengenalkan program kejar paket pendidikan.

11. Meminta bantuan biaya pendidikan kepada dinas pendidikan terkait.

80

Page 81: fishbone

DAFTAR PUSTAKA

Amrul Munif,M. 2010. Metodelogi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta : Penerbit

Sagung Seto

Azwar, Azrul. 1999. Pengantar epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa aksara

Dewi, Kurnia. 2010. Tinjauan teori pengetahuan. Diakses dari

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-kurniadewi-5574-3-

babii.pdf di unduh tanggal 20 Maret 2013

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22315/4/Chapter%20II.pdf di unduh

tanggal 20 Maret 2013

Jakaria,Y. 2009. Uji Coba Model (validasi). Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan

Inovasi Pendidikan, Badan Litbang, Depdiknas

Navel. 2012. Pengetahuan, pengetahuan ilmiah, penelitian ilmiah dan jenis penelitian.

Diakses dari http://navelmangelep.wordpress.com/2012/02/21/pengetahuan-

pengetahuan-ilmiah-penelitian-ilmiah-dan-jenis-penelitian/ di unduh tanggal

15 Maret 2013

Ningrum,2012.MetodeDelphi.http://dimasarioarumbinang.blogspot.com/2010/06/

metode-delphi.html diunduh tanggal 21 Maret 2013

Notoadtmojo (2007). Prosedur Pembentukkan Perilaku manusia. Jakarta.

Nyoman, Dewa Wirawan. 2005. Handout 1 Epidemiologi Dasar. Denpasar : Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana.

Pemerintah Kabupaten Tangerang Dinas Kesehatan. 2012. Profil Puskesmas Tegal

Angus Tahun 2012. Tangerang: Dinas Kesehatan Tangerang.

81

Page 82: fishbone

LAMPIRAN

KOESIONER

PERILAKU MENCUCI TANGAN SERTA KAKI DENGAN AIR MENGALIR

DAN SABUN DI DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUK NAGA

KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2013

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Umur :

Alamat :

Pendidikan :

Pekerjaan :

NO Jenis Pertanyaan Pertanyaan

1. Perilaku Bagaimana kebiasaan keluara anda dalam menjaga

kebersihan kaki saat keluar rumah ?

a. Menggunakan alas kaki

b. Tidak menggunakan alas kaki

2. Perilaku Apakah yang anda lakukan jika kuku tangan dan kaki

panjang dan kotor ?

a. Memoton kuku dan membersihkannya

82

Page 83: fishbone

b. Mendiamkan saja

3. Perilaku Apakah keluarga anda selalu membersihkan kaki

sehabis bermain diluar ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak sama sekali

4. Kebiasaan Bagaimana kebiasa keluarga anda dalam mencuci

tangan sebelum makan, setelah bermain, setelah BAB?

a. Menggunakan air mengalir dan sabun

b. Air kobokan

c. Tidak sama sekali

5 Kebiasaan Apakah keluarga ibu memiliki kebiasaan

membersihkan sela-sela kuku setiap mencuci tangan?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

83

Page 84: fishbone

6. Kebiasaan Apakah keluarga ibu selalu mencuci tangan dan kaki

sebelum tidur ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak

7. Kebiasaan Apakah di keluarga anda ada yang memiliki kebiasaan

menggigit kuku, menghisap jari, memasukan benda-

benda ke dalam mulut ?

a. Iya

b. Tidak ada

8 Pengetahuan Apakah anak anda pernah mendapatkan penyuluhan

tentang kebersihan tangan dan kaki disekolahnya ?

(untuk anaknya yang sudah bersekolah)

a. Iya

b. Tidak

9. Pengetahuan Menurut anda berapa lama mencuci tanan dengan

sabun yang baik dan benar ?

a. 60 detik

b. 20 detik

c. Tidak tahu

10. Pengetahuan Bagaimana cara menjaga kebersihan tangan sebelum 84

Page 85: fishbone

makan yang baik dan benar ?

a. Mencuci tangan sebelum makan dengan sabun

dan air mengalir

b. Mencuci tangan sebelum makan dengan air

kobokan

c. Tidak mencuci tangan sebelum makan

11. Pengetahuan Ada berapa langkah cara mencuci tangan yang baik

dan benar yang anda ketahui ?

a. 7

b. 2

c. Tidak tahu

12. Pengetahuan Menurut anda, jenis sabun apa yang baik untuk

mencuci tangan dan kaki ?

a. Sabun antiseptic

b. Sabun cuci piring

c. Tidak tahu

13 Petugas kesehatan Apakah puskesmas ditempat anda memberikan

penyuluhan tentang kebersihan tangan dan kaki ?

a. >3 kali penyuluhan

b. 1-3 penyuluhan

c. Tidak pernah

14 Petugas Kesehatan Apakah petugas kesehatan mengajarkan cara mencuci

85

Page 86: fishbone

tangan yang baik ?

a. Iya

b. Tidak

15 Keyakinan Apakah menurut anda dengan menjaga kebersihan

tangan dan kaki dapat mencegah anda dari penyakit ?

a. Iya

b. Tidak

16 Pendidikan Apakah pendidikan terakhir yan anda tamatkan ?

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Perguruan tinggi

e. Lainnya

17 Pendidikan Apakah status pendidikan anak anda saat ini ?

a. Sekolah

b. Putus sekolah

c. Tidak sekolah

18 Ekonomi Apakah anda menyediakan sabun untuk cuci tangan di

rumah?

a. Menyediakan

b. Kadang-kadang

c. Tidak Menyediakan

86

Page 87: fishbone

19 Ekonomi Berapa perkiraan pendapatan anda sebulan ?

a. >1.000.000

b. 500.000 – 1.000.000

c. <500.000

20 Ekonomi Apakah anda mampu menabung setiap harinya ?

a. Iya

b. Kadang-kadang

c. Tidak sama sekali

21 Orang tua Apakah di keluarga anda selalu diajarkan kebiasan

mencuci tangan oleh orang tua ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak sama sekali

22 Orang tua Apakah orang tua anda memberikan contoh cuci

tangan yang baik dan benar ?

a. Iya

b. Tidak

23 Orang tua Apakah orang tua anda memberikan contoh untuk

memakai alas kaki ?

a. Iya

b. Tidak

24 Lingkungan Apakah lingkungan di rumah anda termaksud

87

Page 88: fishbone

lingkungan yang bersih dan sehat?

a. iya

b. tidak

25 Lingkungan Apakah anda / anggota keluarga anda sering

beraktifitas di lingkungan sekitar rumah anda?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Jarang

26 Lingkungan Apakah anda / anggota anda sering memakai alas kaki

jika beraktifitas di lingkungan sekitar rumah anda?

a. Iya

b. Kadang-kadang

c. Tidak

LEMBAR SKORING

Pengetahuan RespondenSkor

88

Page 89: fishbone

VARIABEL PERILAKU

No.1-2 Jawaban A : (1)

Jawaban B : (0)

No. 3 Jawaban A : (2)

Jawaban B : (1)

Jawaban C : (0)

VARIABEL KEBIASAAN

No. 4-6 Jawaban A : (2)

Jawaban B : (1)

Jawaban C : (0)

No. 7 Jawaban A : (1)

Jawaban B : (0)

VARIABEL PENGETAHUAN

No. 8 Jawaban A : (1)

Jawaban B : (0)

No. 9-12 Jawaban A : (2)

Jawaban B : (1)

Jawaban C : (0)

VARIABEL PETUGAS KESEHATAN

89

Page 90: fishbone

No.13 Jawaban A : (2)

Jawaban B : (1)

Jawaban C : (0)

No.14 Jawaban A : (1)

Jawaban B : (0)

VARIABEL KEYAKINAN

No.15 Jawaban A : (1)

Jawaban B : (0)

VARIABEL PENDIDIKAN

No. 16 Jawaban A : (4)

Jawaban B : (3)

Jawaban C : (2)

Jawaban D : (1)

Jawaban E : (0)

No. 17 Jawaban A : (2)

Jawaban B : (1)

Jawaban C : (0)

VARIABEL EKONOMI

No. 18-20 Jawaban A : (2)

90

Page 91: fishbone

Jawaban B : (1)

VARIABEL ORANG TUA

No. 21 Jawaban A : (2)

Jawaban B : (1)

Jawaban C : (0)

No. 22-23 Jawaban A : (1)

Jawaban B : (0)

VARIABEL LINGKUNGAN

No. 24 Jawaban A : (1)

Jawaban B : (0)

No. 25-26 Jawaban A : (2)

Jawaban B : (1)

Jawaban C : (0)

FOTO KEGIATAN

91

Page 92: fishbone

92

Page 93: fishbone

Kebiaasaan keluarga binaan tidak menggunakan alas kaki

Keluarga binaan Tn. Mamad ( Rifki Mauli

1102008214 )

93

Page 94: fishbone

Keluarga binaan Tn. Muhlas (Ratu Ursula Paramadina 1102008299)

Keluarga binaan Tn. Balok (Dewi Kurnia Lestari

1102008068)

94

Page 95: fishbone

95