fisiologi menstruasi dan konsepsi

Upload: sateriya-sigit-jenaka

Post on 09-Jul-2015

1.212 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

MAKALAH FISIOLOGI MENSTRUASI DAN KONSEPSI

Dosen Pembimbing: Yektiningtyastuti, S. Kep., M. Kep., Sp. Mat.

Oleh : SATRIO SIGIT PRASOJO S1 Keperawatan B 108 109 083

S-1 KEPERAWATAN STIKES AL-IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP 2011

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr. Wb. Kata puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa,karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Adapun makalah ini berjudul FISIOLOGI MENSTRUASI DAN KONSEPSI. Makalah ini belumlah sempurna,maka dari itu kami akan sangat senang apabila para pembaca memberikan kritik atau saran yang bersifatnya membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Cilacap, 22 September 2011

PEMBAHASAN

A. Fisiologi Menstruasi Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Siklus menstruasi normal berlangsung selama 28-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim yaitu setelah menarche (pertama kali terjadinya menstruasi) dan menopause, lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium. Pematangan folikel dan ovulasi dikontrol oleh hypothalamus-pituitaryovarian axis. Hipotalamus memacu kelenjar hipofisis dengan menyekresi gonadotropin-releasing hormone (GnRH) melalui pembuluh darah kecil di system portal kelenjar hipofisis, kehipofisis anterior, gonadotropin hipofisis memacu sintesis dan pelepasan follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing-hormone (LH). FSH adalah hormone glikoprotein yang memacu pematangan folikel selama fase folikular dari siklus. FSH juga membantu LH memacu sekresi hormone steroid, terutama estrogen oleh sel granulosa dari folikel matang. LH juga termasuk dalam glikoprotein. LH juga mempengaruhi produksi progesterone oleh korpus luteum. Di dalam rahim terdapat lapisan endometrium yaitu lapisan yang berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.

Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). 1. Siklus Ovarium a. Fase Folikular Hari ke-1 8 Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relative tinggi dan memacu perkembangan 10-20 folikel dengan satu folikel dominan. Relatif tingginya kadar FSH dan LH merupakan trigger turunnya estrogen dan progesteron pada akhir siklus. Selama dan segera setelah haid kadar estrogen relative rendah tapi mulai meningkat karena terjadi perkembangan folikel. Hari ke-9 14 Pada perubahan hormone yang hubungannya dengan

pematangan folikel adalah ada kenaikan yang progresif dalam produksi estrogen (terutama estradiol) oleh sel granulose dari folikel yang berkembang. Mencapai puncak 18 jam sebelum ovulasi. Karena kadarestrogen meningkat, pelepasan kedua gonadotropin ditekan (umpan balik negative) yang berguna untuk mencegah hiperstimulasi dari ovarium dan pematangan banyak folikel. Sel granulose juga menghasilkan inhibin dan mempunyai implikasi sebagai factor dalam mencegah jumlah folikel yang matang. b. Ovulasi Hari ke-14 Ovulasi adalah pembesaran folikel secara cepat yang diikuti dengan protrusi dari permukaan korteks ovarium dan pecahnya folikel dengan ekstrusinya oosit yang ditempeli oleh cumulus ooforus.

Pada perubahan hormone, estrogen meningkatkan sekresi LH (melalui hipotalamus) mengakibatkan meningkatnya produksi androgen dan estrogen (umpan balik positif). Segera sebelum ovulasi terjadi penurunan kadar estradiol yang cepat dan peningkatan produksi progesterone. Ovulasi terjadi dalam 8 jam dari mid-cycle surge LH.

c. Fase Luteal Hari ke-15 28 Sisa folikel tertahan dalam ovarium dipenitrasi oleh kapiler dan fibroblast dari teka. Sel granulose mengalami luteinisasai menjadi korpus luteum. Korpus luteum merupakan sumber utama hormone steroid seks, estrogen dan progesterone disekresi oleh ovarium pada fase pasca-ovulasi. Selama fase luteal kadar gonadotropin mencapai nadir dan tetap rendah sampai terjadi regresi korpus luteum yang terjadi pada hari ke26-28. Jika terjadi konsepsi dan implantasi , korpus luteum tidak mengalami regresi karena dipertahankan oleh gonadotrofin yang dihasilkan oleh trofloblas. Jika konsepsib dan implantasi tidak terjadi korpus luteum akan mengalami regresi dan terjadilah haid. Setelah kadara hormone steroid turun akan diikuti peningkatamn kadar gonadotrofin untuk insiasi siklus berikunya.

2. Siklus Uterus Dengan diproduksinya hormone steroid oleh ovarium secara siklik akan menginduksi perubahan penting pada uterus , yang melibatkan endometrium dan mukosa serviks. a. Fase Proliferasi Selama fase folokular di ovarium, endometrium dibawah pengaruh estrogen. Pada akhir haid proses regenerasi berjalan

dengan cepat. Saat ini disebut fase proliferasi, kelenjar tubular yang tersusun rapi sejajar dengan sedikit sekresi. b. Fase sekretoris Setelah ovulasi, produksi progesterone menginduksi perubahan sekresi endometrium. Tampak sekretori dari vacuole dalam epitel kelenjar dibawah nucleus, sekresi maternal kedalam lumen kelanjar dan menjadi berkelok-kelok. c. Fase Haid Normal fase luteal berlangsung selam 14 hari. Pada akhir fase ini terjadi regresi korpus luteum yang ada hubungannya dengan menurunnya produksi estrogen dan progesteron ovarium. Penurunan ini diikuti oleh kontraksi spasmodic yang intens dari bagian arteri spiralis kemudian endometium menjadi iskemik dan nekrosis, terjadi penglupasan lapisan super fisial

endometrium dan terjadilah perdarahan. Vasospasmus terjadi karena adanya produksi local

prostaglandin. Prostaglandin juga meningkatkan kontraksi uterus bersamaan dengan aliran darah haid yang tidak membeku karena adanya aktivitas fibrinolitik local dalam pembuluh darah endometrium yang mencapai puncaknya saat haid.

B. Proses Konsepsi dan Terbentuknya Plasenta 1. Konsepsi Konsepsi (pembuahan) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Ovulasi (pelepasan sel telur) merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong, yang merupakan tempat terjadinya pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telurakan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui

vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin). Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan dengan pembuahan. Maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar dua. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal. Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari satu sel telur. Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai keujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).

2. Nidasi Selanjutnya pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista (blastocyst). Nidasi sendiri adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam. Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel. Blatosis merupakan suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut masa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas ini akan berkembang menjadi plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormone human chorionic gonadotropin (hCG) di mulai, suatu hormone yang memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi embrio. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.

3. Plasentasi Plasentasi adalah proses terbentuknya struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi. Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat diidentifikasikan dan dimulai pembentukan vili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di lengkung kapilar (capillary loops) di dalam vili korialis yang ruang intervilinya dipenuhi dengan darah maternal yang dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili korialis ini akan bertumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta. Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri disebut desidua kapsularis, yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis, di situ plasenta akan dibentuk. Desidua yang meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua parietalis. Hasil konsepsi sendiri diselubungi oleh jonjot-jonjot yang dinamakan vili korialis dan berpangkal pada korion. Sel-sel fibroblast mesodermal tumbuh di sekitar embrio dan melapisi pula sebelah dalam trofoblas. Dengan demikian, terbentuk chorionic membrane yang kelak menjadi korion. Selain itu, vili korialis yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh dan bercabang-cabang dengan baik, di sini korion disebut korion frondosum. Yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi bertumbuh kea rah kavum uteri sehingga lambat laun menghilang, korion yang gundul ini disebut korion laeve. Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion. Plasenta yang demikian dinamakan plasenta jenis hemokorial. Disini jelas tidak ada percampuran darah antara darah janin dan darah ibu. Ada juga sel-sel ddesidua yang tidak dapat dihancurkan oleh trofoblas dan sel-sel ini akhirnya membentuk lapisan

fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch. Ketika proses melahirkan, plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan Nitabuch ini.

C. Tanda-Tanda Kehamilan 1. Tanda-tanda preasumtif Tanda persumtif adalah perubahan fisiologik pada ibu atau seorang perempuan yang mengindikasikan bahwa ia telah hamil. a. Amenore (tidak dapat haid) Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhirnya supaya dapat ditaksir tuanya kehamilan dan taksiran tanggal persalinan, dengan memakai rumus NEAGIE: HT 3 (bulan + 7). b. Mual dan muntah (nausea dan emesis) Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan sampai akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, tetapi terlampau sering mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut Hiper emesis Gravidarum. c. Mengidam (ingin makanan khusus) Sering terjadi pada bulan pertama akan tetapi hilang dengan semakin tuanya kehamilan. d. Tidak tahan terhadap bau-bauan e. Pingsan Sering dijumpai pada/bila berada di tempat-tempat ramai. f. Mamae menjadi tegang dan besar Pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mamae. Kelenjar Montgomery tampak lebih jelas. g. Anoreksia

Hanya berlangsung pada triwulan pertama setelah itu timbul lagi nafsu makannya. h. Sering kencing Karena pada kandung kencing saat bulan-bulan pertama tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada akhir triwulan ketiga, gejala ini timbul lagi karena kepala janin menekan kandung kemih. i. Obstipasi Karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid. j. Pigmentasi kulit Pengaruh hormon kortikostroid plasenta yang merangsang nelanofor dan kulit. Dijumpai pada muka (chlosma gravidarum) areola mamae menjadi lebih hitam, leher dan dinding perut (linea nigra = grisea). k. Epulis Hipertropi papilla ginggigivae l. Varises Terdapat pada kaki, betis, vulva biasanya dijumpai pada triwulan terakhir

2. Tanda-tanda tidak pasti / terduga hamil Tanda tidak pasti / terduga hamil adalah perubahan anatomic dan fisiologik selain dari tanda-tanda presumtif yang dapat di deteksi atau dikenali oleh pemeriksa. Tanda-tanda mungkin dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Tanda objektif yang diperoleh oleh pemeriksa. b. Tanda subjektif yang dirasakan oleh ibu. Tanda-tanda mungkin hamil: a. Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim.

1) Pemeriksaan dalam diraba bahwa uterus membesar dan makin lama makin bundar bentuknya. 2) Tanda piscazek, uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas. 3) Konsistensi rahim menjadi lebih lunak terutama daerah isthmus uteri yang disebut tanda Hegar. b. Perubahan pada serviks. 1) Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, seperti ujung hidung. 2) Dalam kehamilan serviks menjadi lunak, seperti bibir atau ujung bawah daun telinga. c. Kontraksi Braxton hicks. 1) Waktu palpasi uterus yang lunak menjadi keras karena berkontraksi d. Balotemen. 1) Dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam. 2) Pada bulan keempat dan kelima janin itu kecil dibandingkan dengan banyaknya air ketuban maka kalau rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau di goyang maka anak akan melenting ke dalam rahim. e. Meraba bagian anak. 1) Dapat dilakukan bila anak sudah besar. 2) Kadang-kadang tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dapat menyerupai bentuk anak. f. Pemeriksaan biologis. g. Pembesaran perut. 1) Setelah bulan ketiga, rahim dapat diraba dari luar dan mulai pembesaran perut. h. Tanda Chadwick. 2) Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.

3. Tanda-tanda pasti hamil Tanda pasti kehamilan adalah data atau kondisi yang

mengindikasikan adanya buah kehamilan atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan direkam oleh pemeriksa (misalnya denyut jantung janin, gambaran sonogram janin, dan gerakan janin). a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa/ diraba juga bagian janin. b. Denyut jantung janin: 1) Didengar dengan stetoskop monorae leanec. 2) Dicetak dan didengar alat Doppler. 3) Dicetak dengan alat /foto elektro kardiogram. 4) Dilihat dengan USG.

D. Tumbuh Kembang Janin 1. Minggu ke-1 Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir si ibu. Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen. Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari. Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan. 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur.

2. Minggu ke-2 Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium.

3. Minggu ke-3 Sampai usia kehamilan 3 minggu, ibu mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.

4. Minggu ke-4 Pada minggu ke-4 bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila ibu melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).

5. Minggu ke-5 Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.

6. Minggu ke-6 Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski kita belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucukpucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak.

7. Minggu ke-7 Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah

dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.

8. Minggu ke-8 Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada janin. Jika dilihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan. Wajah bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna.

9. Minggu ke-9 Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun si ibu tak merasakannya. Dengan Doppler, ibu bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.

10. Minggu ke-10 Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

11. Minggu ke-11 Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.

Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.

12. Minggu ke-12 Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.

13. Minggu ke-13 Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak

mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.

14. Minggu ke-14 Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul. Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak.

15. Minggu ke-15 Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayinya perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan panjang 113 mm.

Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih tertutup.

16. Minggu ke-16 Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini system peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi. Janin mulai bergerak. Semakin banyak kalsium yang disimpan dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka. Bayi pada minggu ini berukuran 116 mm dan beratnya 80 gram.

17. Minggu ke-17 Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjadi suhu tubuh

bayi setelah lahir. Saat dilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya. Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.

18. Minggu ke-18 Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika kita menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.

19. Minggu ke-19 Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf

motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.

20. Minggu ke-20 Setengah perjalanan telah dilalui. Kini, beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous. Kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paru-paru dan system pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat.

21. Minggu ke-21 Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.

22. Minggu ke-22 Indra yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional. 23. Minggu ke-23 Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan

"berolahraga", menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna. Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang.

24. Minggu ke-24 Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang. Kulit bayi mulai menebal.

25. Minggu ke-25 Bayi cegukan. Ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan. Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indra penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.

26. Minggu ke-26 Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk

memberi cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780 gram, sedangkan tingginya 35-38 cm. 27. Minggu ke-27 Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan.

Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm. 28. Minggu ke-28 Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup. 29. Minggu ke-29 Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui).

Sensitifitas

dari

bayi

semakin

jelas,

bayi

sudah

bisa

mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.

30. Minggu ke-30 Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa.

Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya. Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana senter tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.

31. Minggu ke-31 Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban.

Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.

32. Minggu ke-32 Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini. Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi.

33. Minggu ke-33

Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak

bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.

34. Minggu ke-34

Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 20002010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm.

35. Minggu ke-35

Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.

36. Minggu ke-36 Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi.

Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu dengan mama dan papa. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm.

37. Minggu ke-37

Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm. 38. Minggu ke-38 40 Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan.

E. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang Janin Dalam proses tumbuh kembang janin didalam rahim terdapat 3 fase dan setiap fase menggambarkan pertumbuhan yang spesifik. Proses tersebut meliputi pertambahan jumlah sel, diferensiasi sel menjadi suatu organ, dan dilanjutkan dengan pematangan fungsi dari berbagai organ.

Banyak faktor mempengaruhi proses tumbuh kembang janin sampai dewasa, yaitu faktor biologis, fisik, psikologik, serta sosial. Berbagai keadaan dalam keluarga yang juga merupakan faktor bio-fisik-psiko-sosial sangat berpengaruh atas optimalnya pertumbuhan dan perkembangan manusia itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang janin meliputi: 1. Gizi Gizi makanan ibu berpengaruh pada pertumbuhan janin. Pengaturan gizi yang baik akan berpengaruh positif, sedangkan bila kurang baik maka pengaruhnya negatif. Pengaruh ini tampak jelas pada bayi yang baru lahir dalam hal panjang dan besarnya. Panjang dan besarnya bayi dalam keadaan normal bila gizi juga baik. Gizi yang berlebihan mengakibatkan bayi terlalu panjang dan terlalu besar. Bayi yang terlalu panjang dan terlalu besar bisa menyulitkan proses kelahiran. Sedangkan ibu yang kekurangan gizi, bayinya pendek, kecil, dan kondisi kesehatannya kurang baik. Menu protein tinggi dibutuhkan oleh ibu hamil. Protein diperlukan untuk pertumbuhan bayi yang dikandungnya. Kelahiran premature lebih banyak terjadi pada ibu yang kekurangan gizi. Bayi premature umumnya berat badannya kurang, cenderung mengalami hambatan dalam perkembangannya, bak hambatan pertumbuhan fisik, hambatan

perkembangan gerak, maupun hambatan perkembangan mental. Faktor penyebab utama kekuangan gizi pada ibu hamil adalah kondisi social ekonomi yang rendah. Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan

menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, meliputi: a. Terhadap Ibu Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

b. Terhadap Perslinan Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. c. Terhadap Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

2. Aktifitas Fisik Pada saat hamil ibu tetap perlu melakukan aktiftas fisik, Tetapi terbatas pada aktifitas ringan. Aktifitas fisik yang berat bisa menyebabkan keguguran kandungan, apalagi bila dilakukan pada bulanbulan awal kehamilan. Aktifitas fisik yang berat bisa mengakibatkan kelelahan. Ibu hamil yang terlalu sering mengalami kelelahan fisik, besarnya janin akan menyusut atau berkembangnnya tidak baik.

3. Kondisi Emosional Kondisi emosional ibu hamil yang tidak stabil misalnya sering marah-marah atau selalu sedih, bisa berakibat tidak baik terhadap perkembangan kejiwaan bayi yang akan dilahirkan. Dalam

perkembangnnya, bayi bisa menjadi cengeng atau terlalu perasa. Suasana hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat, sekresi asam lambung, dan lain-lain. Trauma, stres, atau tekanan psikologis juga dapat memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, mudah marah, gelisah, pening, mual atau merasa malas.

Karena perubahan yang terjadi pada fisik mempengaruhi aspek psikologis dan sebaliknya, maka mudah bagi ibu hamil untuk mengalami trauma. Menurut Shinto, trauma ini ternyata dapat dirasakan juga oleh janin. Bahkan, janin sudah menunjukkan reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar tubuh ibunya. Sementara dalam masa perkembangan janin, ada masa-masa yang dianggap kritis yang menyangkut pembentukan organ tubuh. Oleh karena itu, mau tidak mau ibu hamil harus menjaga kondisi fisik maupun psikisnya agar bayinya dapat tumbuh sehat.

4. Penyakit yang Diderita Ibu Penyakit yang diderita ibu pada saat hamil bisa berakibat negative kepada janin yang dikandung. Akibat negatif yang bisa ditimbulkan adalah kematian pada saat di dalam kandungan atau terbentuknya organorgan tubuh jari yang tidak sempurna atau cacat. Penyakit ibu yang bisa menyebabkan kematian janin di dalam kandungan antara lain : kolera, malaria, influenza, dan sipilis. Sipilis juga mengakibatkan kebutaan atau kecacatan fisik yang lain pada bayi yang dilahirkan. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes melitus sering menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan

hiperplasia adrenal. Hiperplasia pulau Langerhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang melahirkan anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan umur ibu yang melahirkan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endrokin dalam tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut berperan.

5. Pengaruh Obat-obatan, Narkoba dan Rokok Seperti halnya penyakit, beberapa macam obat-obatan yang diminum atau disuntikkan bisa mengakibatkan pertumbuhan organ-

organ tubuh yang tidak sempurna. Pengaruh ini terutama bisa terejadi pada saat awal kehamilan. Obat-obatan yang bisa berpengaruh negatif tersebut antara lain aspirin dan obat-obat malaria. Penggunaan obat-obatan narkotika, misalnya : heroin, kokain, atau morfin juga berpengaruh tidak baik terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh ini terbawa sampai lahir. Pengaruh Narkotika seperti yang dialami oleh ibunya tertular pada bayinya. Ibu hamil yang perokok juga berpengaruh negatif terhadap janin yang dikandung. Besarnya pengaruh tergantung pada banyak sedikitnya rokok yang dihisap setiap harinya. Pengaruhnya adalah terhadap pertumbuhan janin, yang tampak pada kurangnya berat bai yang dilahirkan.

6. Mekanis Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligohidrmnion). Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligohidramnion dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intrauterin akhir. Implantasi ovum yang salah, yang juga dianggap faktor mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.

7. Radiasi Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retradasi mental, dan deformitas anggota gerak kelainan congenital mata, kelainan jantung.

8. Infeksi Infeksi pada Trimester pertama dan kedua adalah oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo viris, Herpes Simpleks) dapat

menyebabkan kelainan pada janin, misalnya katarak, bisu tuli, mikrosefali, retradasi mental dan kelainan jantung congenital.

9. Kelainan Imunologi Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel daarah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredarahan darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

10. Anoksia Embrio Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan anoksia pada embrio dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.

F. Peredaran Darah Janin Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi, anak dan orang dewasa. Pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta. Dengan tidak berfungsinya mekanisme tersebut, harus terdapat mekanisme yang berfungsi sebagai alat ganti untuk : 1. Paru Janin Terjadi pergantian O2 dengan CO2 melalui plasenta sehinggga paru-paru tidak memerlukan aliran darah. 2. Gastro intestinal Gastro intestinal yang belum berfungsi sebagai alat penyerapan nutrisi, maka pembuluh darahnya belum berfungsi, kecuali pada janin digunakan untuk tumbuh kembang sendiri.

Perbedaan antara sirkulasi darah janin intra uterine dan ekstra uterine antara lain adalah : 1. Aliran darah arteri pulmonalis dari ventrikel kanan,darahnya akan dialirkan menuju aorta melalui erteria duktus Bothaki. 2. Darah dari vena umbilikal melalui liver langsung menuju vena cava inferior melalui duktus venous aranthi. 3. Darah dari vena cava inferior menuju jantung sebagian langsung menuju atrium kiri melalui foramen ovale. 4. Sebagian menuju ventrikel kiri dan selanjutnya ke aorta sebagian besar digunakan untuk konsumsi O2 dan nutrisi susunan saraf pusat jantung.

Faktor-faktor yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin 1. Foramen Ovale a. Lubang antara atrum kanan dan atrium kiri. b. Aliran daranhnya : atrium kanan kiri. c. Setelah janin lahir akan menutup 2. Duktus Arteriosus Bothali a. Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta. b. Menutup setelah lahir. 3. Duktus venousus Aranthii a. Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava inferior. b. Menutup setelah lahir. 4. Vena Umbilcalis a. Berjumlah dua buah. b. Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darh ibu ( plasenta ) ke peredaran darh janin 5. Arteri Umbilicalis a. Berjumlah dua buah. b. Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke sirkulasi darah ibu.

c. Pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava inferior 6. Palsenta a. Jaringan yang menempel pada endometrium. b. Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu.

Proses Sirkulasi Darah Janin ( Fetus ) 1. Darah janin dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis yang membawa bahan makanan yang berasal dari ibu. 2. Darah ini akan masuk ke badan janin melalui vena umbilikalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin. 3. Cabang yang kecil akan bersatu dengan vena porta, darahnya akan beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena cava hepatica kedalam vena cava inferior. Dan cabang satu lagi ductus venosus aranthii, akhirnya masuk ke vena cava inferior. Sebagian O2 dalam darah vena umbilikalis akan direabsorbsi sehingga konsentrasi O2 menurun. 4. Vena cava inferior, langsung masuk ke atrium kanan, darah ini merupakan darah yang berkonsentrasi tinggi nutrisi dan O2 yang sebagian menuju ventrikel kanan dan sebagian besar menuju atrium kiri melalui foramen ovale. 5. Dari ventrikel kanan masuk ke paru-paru, tetapi karena paru-paru belum berkembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis dialirkan menuju aorta melalui ductus arteriosus Bothalli. Darah yang ke paruparu bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh. 6. Darah yang berda di aorta disebarkan ke alat-alat badan, tetapi sebelumnya darah menuju ke arteri hypogastricae ( cabang dari arteri iliaca comunis ) lalu ke arteri umbilikalis dan selanjutnya ke plasenta.

7. Selanjutnya sirkulasi darah janin akan berulang kembali. Menerima nutrisi dan O2 dari plasenta melalui ductus venosus aranthii, menuju vena cava inferior yang kaya akan O2 dan nutrisi.

Peredaran Darah Janin Setelah Lahir Pada saat persalinan sebahagian besar bayi langsung menangis maka akan terjadi perubahan besar terhadap sirkulasi darah, diantaranya adalah : 1. Paru-paru berkembang dengan sempurna dan langsung dapat berfungsi untuk pertukaran O2 dan CO2. Akibat perkembangan paru-paru terjadi perubahan sirkulasi darah diantaranya adalah : a. Arteri pulmonalis kini langsung mengalirkan darah ke paru sehingga ductus arteriosus Bothalli akan menutup. b. Perkembangan paru-paru menyebabkan tekanan negatif pada atrium kiri, karena darah diserahkan langsung oleh ventrikel kanan dan dialirkan menuju paru-paru yang telah

berfungsi.fadlie.web.id c. Akibat tekanan negatif pada atrium kanan, foramen ovale akan menutup dengan sendirinya, dan tidak lagi menjadi tempat aliran darah menuju atrium kiri. 2. Pemotongan Tali Pusat a. Tali pusat di potong setelah bayi menangis dengan nyaring sehingga akan menambah jumlah darah bayi sekitar 50 % . b. Dengan dilkaukannya pemotongan tali pusat berarti perubahan sirkulasi pada bayi telah berubah menjadi sirkulasi orang dewasa.

DAFTAR PUSTAKA Manik, R. 2000. Pengaruh Sosio Demografi, Riwayat Persalinan dan Status Gizi Ibu terhadap Kejadian BBLR, Studi Kasus di RSIA Sri Ratu Medan. Skripsi Mahasiswa FKM USU. Medan. Saifuddin, Abdul Bari. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Reeder, Sharon J., dkk.. 2003. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga Edisi 18 Volume 1. Jakarta: EGC. http://infobidanfitri.blogspot.com/2009/03/referensi-1.html. http://mikeloveslia.blogspot.com/2011/02/tahapan-perkembangan-janindalam.html http://sp4669.wordpress.com/2008/08/19/tanda-pasti-dan-mungkin-padakehamilan/ http://zietraelmart.multiply.com/journal/item/19/radenbeletz.com/proseskehamilan.html