fitri afriani 1201112290 tugas adminstrasi perpajakan dan praktikum komputer ilmu administrasi...
TRANSCRIPT
TUGAS INDIVIDU DOSEN PEMBIMBING
Pratikum Komputer dan SRI ZULIARNI, S.Sos., MBA.,,
Administrasi Perpajakan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Disusun Oleh:
Nama: FITRI AFRIANI
Nim: 1201112290
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
Administrasi Bisnis
Universitas Riau
2013
KATA PENGANTAR
1 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Paper ini tepat pada waktunya. Paper ini
membahas “Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak”.
Dalam penyusunan paper ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Pekanbaru,Oktober 2013
Penulis
2 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................6
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................7
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian UMUM Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (PPKP)........................................................................7
2.2 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (PPKP)...................................................................................................10
2.2.1 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).......................................................10
2.2.2 Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PPKP)...........................................11
2.2.3 Tempat Pendaftaran Wajib Pajak............................................................13
2.3 Fungsi & Manfaat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (PPKP).......................................................................15
2.3.1 NPWP atau Pengukuhan secara Jabatan ...............................................16
2.4 Sanksi Wajib Pajak........................................................................................17
2.4.1 Tata Cara Pendaftaran Dan Pemberian NPWP orang Pribadi Yang
Berstatus Sebagai Karyawan..................................................................17
2.5 Syarat-syarat untuk Memperoleh NPWP dan PPKP....................................17
2.6 Penghapusan NPWP dan Pencabutan Pengukuhan PKP.............................19
2.6.1 Pencabutan Pengukuhan sebagai PKP..................................................20
2.7 Hak dan Kewajiban......................................................................................21
2.7.1 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak............................................................21
2.7.2 Hak dan Kewajiban Fiskus..........................................................
...........22
3 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
BAB III : PENUTUP..........................................................................................23
3.1 Kesimpulan..............................................................................................23
3.2 Saran........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................25
4 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia, dunia perpajakan juga terus
mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini terbukti dari gencarnya sosialisasi pajak
yang terjadi diberbagai daerah. Salah satunya adalah sosialisasi Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), namun sangat disayangkan masih banyak orang awam yang tidak mengetahui
perpajakan dan bertanya–tanya mengenai apa itu NPWP?
Paradigma ini muncul karena banyaknya orang yang masih belum memiliki NPWP, dan
mereka masih belum mengerti akan manfaat yang didapat dari kepemilikan NPWP.
Adapun manfaat yang didapat dari kepemilikan NPWP, diantaranya:
1. Untuk membantu kelancaran usaha (mempermudah pembayaran ke rekan bisnis
karena dapat memiliki rekening giro di Bank)
2. Mempermudah perolehan pinjaman modal kerja
3. Dengan memiliki NPWP dan menjadi PKP dan dapat mengkreditkan pajak masuk PPN
Belum lama ini Direktorat Jendral Pajak (DJP) mencanangkan target peningkatan
NPWP puluhan persen untuk menunjang penghasilan negara dari sektor pajak. Untuk daerah
tertentu mereka menggunakan pendekatan secara aktif (door to door) dengan melakukan
kerja sama dengan kelurahan setempat untuk menjaring penduduk yang secara potensial
harusnya memiliki NPWP, selain kelurahn DJP juga melakukan beberapa pendekatan
dengan; yayasan yang berbadan hukum, dengan perusahaanperusahan, perumahan-
perumahan (melalui RT setempat), ini dilakukan agar semua karyawan yang penghasilannya
diatas PTKP dapat memiliki NPWP. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
memberikan gambaran secara sederhana mengenai
apa itu NPWP?
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa masih banyak orang yang belum
mengenal NPWP, dan belum mengetahui manfaat apa yang diperoleh dari kepemilikan
NPWP. Oleh karena itu peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul: “Nomor
Pokok Wajib Pajak dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak”.
5 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (PPKP) ?
2. Apa Fungsi dan Manfaat NPWP dan PPKP ?
3. Apa Sanksi yang berhubungan dengan NPWP dan PPKP ?
4. Apa saja syarat NPWP dan PPKP ?
5. Apa Hak dan Kewajiban Pajak ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui lebih umum Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PPKP)
2. Untuk mengetahui Fungsi,Manfaat,Syarat dan Sanksi NPWP dan PPKP
3. Untuk mengetahui Tempat Pendaftaran bagi Wajib Pajak dan Tempat Pelaporan
Usaha bagi Pengusaha Kena Pajak Tertentu , dan
4. Untuk mengetahui Hak dan Kewajiban Pajak
6 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN UMUM NOMOR POKOK WAJIB PAJAK(NPWP) DAN
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK (PPKP)
Dasar hukum
Undang-undang no 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
sebagaimana yang telah diubah dengan undang-undang no 9 tahun 1994, undang-undang no
16 tahun 2007.
PENGERTIAN-PENGERTIAN UMUM DALAM PAJAK
Pengertian-pengertian umun dalam pajak adalah sebagai berikut.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan UU. Dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan Negara sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak,pemotongan pajak
dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Badan adalah sekumpulan orang dan / atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau badan usaha milik
daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun , firma,kongsi koperasi, dana pensiun,
persekutuan , perkumpulan yayasan , organisasi social politik , atau organisasi lainnya,
lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan benuk usaha tetap
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha
atau pekerjaanya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang,melakukan
usaha perdagangan memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean , melakukan
usaha jasa dari luar daerah pabean.
Pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena
pajak dan / atau penyerahan jasa kena pajak yang dikenai pajak berdasarkan undang-undan
pajak pertambahan nilai 1984 dan perubahannya.
Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana
dalam administrasi parpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
wajib pajak dalm melaksanakan hak dan kewajiban perpajakanya.
7 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
Masa pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk
menghitung,menyetor, dan melaporkanpajak yang terutang dalam suatu jangka waktu tertentu
sebagaimana ditentukan dalam undang- undang ini.
Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila wajib pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
Bagian tahun pajak adalah bagian dari jangka waktu 1(satu) tahun pajak.
Pajak yang tertang adalah pajak yang harus dibayar pada sutu saat, dalam masa pajak,dalam
tahun pajak atau dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan perpajakan .
Surat pemberitahuan adalah surat yang oleh diwajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan / atau pembayaran pajak, objek pajak dan /atau bukan objek
pajak dan / atau harta dan kewajiaban, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Surat pemberitahuan masa adalah surat pembertahuan untuk suatu masa pajak.
Surat pemberitahuan tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu tahunan pajak atau
bagian pajak .
Surat setoran pajak adalah bukti pembayaran atau setoran pajakyang telah dilakukan
dengan menngunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain kekas Negara melalui
tempat pembayaran yang diunjuk oleh menteri keuangan
Surat ketatapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi surat ketetapan pajak kurang
bayar, surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan, surat ketetapan pajak nihil atau surat
ketetapan pajak lebih bayar.
surat ketetapan pajak kurang bayar adalah surat surat ketetapan pajak yang menentukan
besaranya jumalah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kredit pajak,jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak,besaranya sanksi administrasi,dan jumlah yang masih harus di
bayar.
Surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
Surat ketetapan pajak nihil adalahsurat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak
sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit
pajak.
Surat ketetapan pajak lebih bayar adalah surat ketetapan pajak yag menentukan jumlah
kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari padapajak yang
terutang atau seharusnya tidak terutang.
8 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
Surat tagihan pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak atau saksi administrasi
berupa bunga atau benda.
Surat paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.
Kredit pajak untuk pajak penghasilah adalah pajak yang dibayar sendiri oleh wajib pajak
ditambah pokok pajak yang terutang dalam surat tagihan pajak karena pajak penghasilan
dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, ditambah dengan pajak yang dipotong atau
dipungut, ditambah dengan pajak atas penghasilan yang lebih bayar , dikurangi dengan
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak , yang dikurangkan dari pajak yang terutang.
Kredit pajak untuk pajak pertambahan nilai adalah pajak masukan yang dapat dikreditkan
setelah dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak atau setelah dikurangi
dengan pajak yang telah dikompensasikan, yang dikurangkan dari pajak terutang.
Pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai
keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu
hubungan kerja.
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,
keterangan,dan atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional secara objektif
dan professional berdasarkan suatu standart pemeriksaan untuk menggaji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundangang-undangan perpajakan.
Bukti permulaan adalah keadaan, perbuatan, atau bukti berupa keterangan, tulisan atau benda
yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu
tindakan pidana dibidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan
kerugian.
Pemeriksaan bukti permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk melakukan
bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana dibidang perpajakan.
Penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran
pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban wajib pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan UU perpajakan.
Pembukuan adalah proses pencatatan untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan
yang meliputi harta,kewajiban,modal,pendapatan dan biaya-biaya.
Penelitian adalah serangkaian kegiatan untuk menilai kelengkapan pengisisan surat
pemberitahuan dan lampiran-lampiran termasuk kebenaran penulisan dan penghitungannya.
9 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan adalah tindakan yang dilakukan oleh penyidik
untuk mencari bukti dan membuat terang tindak pidana dibidang perpajakanyang terjadi serta
menemukan tersangkanya.
Penyidik adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu dilakukan direktorat jendral
pajak yang diberi wewenang untuk melakukanpenyidikan tindak pidana.
Surat keputusan pembetulan adalah surat yang membetulkan kesalahan hitung atau kekeliruan
penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan uu pajak.
Surat keputusan keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan
pajak atau terhadap pemotongan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib pajak.
Putusan bamding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap surat keputusan
keberatan yang diajukan wajib pajak.
Putusan gugatan adalah putusan badan peradilan pajak atas gugatan terhadap hal-hal yang
berdasarkan UU perpajakan.
Putusan peninjauna kembali adalah putusan MA atau permohonan peninjauan kembali
yang diajukan oleh wajib pajak .
Surat keputusan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak adalah surat yang menentukan
jumlah pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.
Surat keputusan pemberian imbalan bunga adalah surat yang menentukan jumlah imbalan
bunga yang diberikan kepada wajib pajak.
Tanggal dikirim adalah tanggal pada saat surat, keputusan atau peutusan disampaikan secara
langsung.
Tanggal diterima adalah tanggal stempel pos yang diterima langsung adalah tanggal pada saat
surat keputusan diterima secara langsung.
2.2 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA
KENA PAJAK (PPKP)
2.2.1 Nomor Pokok Wajib Pajak
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Fungsi NPWP
Suatu sarana dalam dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas wajib pajak, oleh karena itu kepada setiap wajib pajak hanya diberikan satu
NPWP.
10 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
Dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pembayaran
administrasi perpajakan. Wajib pajak wajib mencantumkan NPWP yang dimilikinya.
Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP
Semua WP mendaftarkan diri pada kantor direktorat jendral pajak untuk dicatat
sebagai WP sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
WP.
Wajib Pajak Yang Mendaftarkan dan Mendapatkan NPWP
Badan Orang pribadi yang mempunyai penghasilan diatas PTKP.
Pengurus, komisaris, dan pemegang saham perusahaan.
Pola NPWP
NPWP/PPKP terdiri atas 15 digit yaitu 9 digit pertama adalah kode wajib ajak dan 6
digit berikutnya adalah kode administras perpajakan misalnya:
60. 810. 616. 1- 104. 000
Kode WP kode Adm.
2.2.2 Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Dalam pasal 2 ayat (2) UU KUP disebutkan seperti berikut:
“Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor
Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan pengusaha, saha dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi
Pengusaha kena pajak.”
Pengusaha kena pajak terdaftar adalah Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak yang telah tercatat dalam tata usaha Kantor Pelayanan Pajak dan telah
diberikan surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Pengusaha
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha
atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan
usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean,
melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
11 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-
undang Pajak Pertambahan Nilai (UU PPN) 1984 dan perubahannya, tidak termasuk
Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali
Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
PKP Wajib Melaporkan Usaha untuk Dikukuhkan sebagai PKP
Setiap pengusaha yang dikenakan PPN berdasarkan ketentuanperaturan perundang-
undangan perpajakan, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP dan
kepdanya diberikan Pengusaha PKP.
Jangka waktu Pendaftaran atau Pelaporan Kegiatan Usaha
Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib
pajak badan, wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor pokok wajib pajak paling
lama 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan.
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas,
apabila sampai dengan satu bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi
Penghasilan Tidak Kena Pajak setahun,wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor
Pokok Wajib Pajak paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
Wajib Pajak orang pribadi selain yang ada diatas (1 dan 2) yang memerlukan Nomor
Pokok Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak.
Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib
Pajak badan wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena pajak
sebelum melakukan penyerahan Barang kena pajak dan atau jasa kena pajak bagi yang
memenuhi ketentuan sebagia Pengusaha Kena Pajak.
Wajib pajak sebagai Pengusaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang mewah, yang:
a. Memilih sebagai Pengusaha kena pajak, wajib mengajukan pernyataan tertulis untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
b. Tidak memilih sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi sampai dengan suatu masa pajak
dalam suatu tahun buku seluruh nilai peredaran bruto telah
12 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
Wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang diatas (1,2,3,4, dan 5)
diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara
jabatan.
2.2.3 Tempat Pendaftaran Wajib Pajak
Wajib Pajak mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak ke
Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan Wajib Pajak
Wajib Pajak orang pribadi yang melekukan kegiatan usaha dibeberapa tempat, juga
wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat-
tempat kegiatan Usaha Pajak.
Wajib pajak yang juga dikenakan pejak berdasarkan Undang-Undang PPN dan
PPnBM melaporkan usahanya ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat Kegiatan Usaha Wajib Pajak.
Dalam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak berada dalam dua atau lebih
Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan Kantor
Pelayanan Pajak temapat Wajib Pajak terdaftar.
Tempat Pendaftaran Bagi Wajib Pajak dan Tempat Pelaporan Usaha bagi
Pengusaha Kena Pajak Tertentu
Wajib Pajak tertentu dan Pengusaha Kena Pajak Tertentu adalah Wajib Pajak dan Pengusaha
Kena Pajak adalah sebagai berikut:
BUMN
BUMD
Penanaman Modal Asing
Bentuk Usaha Tetap dan Orang Asing
Perusahaan Masuk Bursa
Tempat Pendaftaran atau Pelaporan usahanya adalah sebagai berikut:
Kantor Pelayanan Pajak Negara Perusahaan Negara dan Daerah, untuk BUMD yang
berkedudukan di wilayah daerah Khusus Ibukota Jakarta dan seluruh Wajib Pajak BUMN,
Termasuk anak perusahaan BUMN yang pernyertaan modal induk lebih dari 50%, kecuali
yang selama ini telah terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
berkedudukan.
Kantor Pelayanan Pjak Modal Asing I, untuk seluruh Wajib Pajak Penanaman Modal Asing
yang tidak masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di bidang industry nonlogam, kecuali
13 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
yang selama ini telah terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
berkedudukan
Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing II, untuk seluruh Wilayah Pjak
Penanaman Modal Asing yang tidak masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di bidang
industry logam dan mesin, Kecuali yang selama ini telah terdaftar pada Kantor Pelayanan
Pajak Tempat Wajib Pajak berkedudukan.
Kantor Pelayanan Pajak Modal Asing III, untuk seluruh Wajib Pajak Penanaman
Modal Asing yang tidak masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di bidang non industry,
kecuali yang selama ini telah terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
berkedudukan.
Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing, untuk Wajib Pajak bentuk usaha
tetap dan orang asing yang berkedudukan/bertempat tinggal di wilayah Derah Khusus Ibukota
Jakarta.
Kantor Pelayanan Pajak masuk bursa, untuk seluruh Wajib Pajak yang pernyataan
pendaftaran Emisi saham telah dinyatakan efektif oleh Badan Pengawasan Pasar Modal
Kecuali yang selama ini telah terdaftar pada Kntor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
berkedudukan dan Wajib Pajak BUMN dan BUMD.
Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Wajib
Pajak BUMD dan bentuk usaha tetap, untuk Wajib Pajak BUMD dan Bentuk usaha tetap, atau
tempat tinggal Wajib Pajak orang asing, yang berkedudukan atau bertempat tinggal diluar
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi 4 cabang, perwakilan atau
kegiatan usaha dilakukan, untuk Wajib Pajak BUMN, BUMD, penanaman modal asing,
Badan dan orang asing, dan perusahaan masuk bursa, terbatas pada Pajak Penghasilan
Pemotongan, Pajak Penghasilan Pemungutan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atau Barang Mewah, kecuali cabang, perwakilan atau kegiatan Usaha Wajib Pajak tersebut
lokasinya berada di wilayah Derah Khusus Ibukota Jakarta, tempat pendaftaran dan pelaporan
usahanya adalah ke Kantor Pelayanan Pajak sebagaimana dimaksud dalam nomor 1,2,3,4,5,
dan 6
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha tertentu adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
mempunyai tempat usaha tersebar tersebar dibeberapa tempat.
Tempat pendaftaran dan pelaporan usaha adalah Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal dan kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat kegiatan usaha dilakukan.
14 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
Wajib Pajak baru adalah Wajib Pajak yang mendaftarkan untuk memperoleh Nomor
Pokok Wajib Pajak dan melaporkan usahanya sebagai Pengusaha Kena Pajak pada saat atau
setelah 1 Januari 2001
2.3 Fungsi & Manfaat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak (PPKP)
Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Fungsi NPWP, adalah sebagai berikut:
o Sarana dalam administrasi perpajakan
o Identitas WP
o Menjaga ketertiban pembayaran pajak
o Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan
o Setiap Wajib Pajak hanya diberikan 1 NPWP.
Fungsi Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, adalah sebagai berikut:
o Dipergunakan untuk mengetahui Identitas PKP yang sebenarnya.
o Untuk Melaksanakan Hak dan Kewajiban di bidang Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah serta untuk pengawasan administrasi perpajakan.
Manfaat Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Manfaat Nomor Pokok Wajib Pajak, adalah sebagai berikut:
Untuk memperoleh pinjaman modal dari bank
Untuk memudahkan berhubugan dengan instansi yang mewajibkan mencantumkan
NPWP, seperti kantor Imigrasi, Kantor Bea Cukai, Kantor KPKN, kantor PLN, Kantor
Telkom, dan sebagainya.
Manfaat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak adalah sebagai berikut:
Untuk dapat menjadi rekanan pemerintah dalam mendaftarkan/memperoleh Tender
proyek Pemerintah Untuk Memperoleh pembayaran dari KPKN dan sebagainya.
KPP PMA Empat untuk Wajib Pajak PMA sektor industri tekstil, makanan, dan kayu,
kecuali ditentukan lain.
KPP PMA Lima untuk Wajib Pajak sektor Agribisnis dan Jasa , kecuali ditentukan
lain.
KPP Perusahan Masuk Bursa untuk seluruh wajib pajak Perusahaan Masuk Bursa,
kecuali ditentukan lain.
KPP Badora untuk wajib pajak BUT dan orang asing yang berkedudukan/ bertempat
15 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
tinggal di wilayah DKI Jakarta, kecuali ditentukan lain.
2.3.1 NPWP atau Pengukuhan secara Jabatan
Terhadap Wajib Pajak atau penguasaha kena pajak yg tida memenuhi kewajiban untuk
mendaftarkan diri dan/atau pengukuhan Pengusaha yang dapat diterbitkan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan Pengusaha Pajak secara jabatan. Hal ini dapat dilakukan
apabila berdasarkan data yg diperoleh atau dimiliki oleh Direktorat Jendral Pajak. Ternyata
orang pribadi atau badan pengusaha tersebut telah memenuhisyarat untuk memperolah
Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
2.4 SANKSI
Terhadap Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendafatarkan diri untuk
mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pengusaha yg telah memenuhi syarat sebagai
Pengusaha Kena Pajak tetapi tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak dikenakn sanksi sesuai perundang-undangan perpajakan.
Sanksi Yang Berhubungan Dengan NPWP & Pengukuhan PKP
Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP, sehingga dapat merugikan pada
pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda
paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar.
Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak serta Pelaporan dan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Tata cara pendaftaran dan pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak serta pelaporan dan
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak antara lain adalah sebagai berikut:
Wajib Pajak atau orang yg diberi kuasa khusus yg mendaftarkan diri untuk memperoleh
Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Pengusaha yg melaporka kegiatan usaha untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib mengisi,menandatangani,dan
menyampaikan formulir pendaftaran ke Kantor Pelayanan Pajak
Berdasarkan formulir pendaftaran dari Wajib Pajak atau yg diberi kuasa, Kantor Pelayann
Pajak menerbitkan kartu NPWP dan surat keterangan terdaftar dan/atau Surat Pengukuhan
pengusaha kena pajak.
Kartu NPWP adalah kartu yg diterbitkan ole Kantor Pelayanan Pajak yg berisikan NPWP
dan identitas lainnya.
Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan kartu NPWP dan surat keterangan terdaftar paling
16 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
lama pada hari kerja berikutnya setelah permohonan pendaftaran beserta persyaratannya
diterima secara lengkap.
Kantor Pelayanan Pajak Menerbitkan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak paling lama
3(tiga) Hari kerja berikutnya setelah pelaporan beserta persyaratanya diterima secara
lengkap
Dalam hal Wajib Pajak melakukan pendaftaran sekaligus melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai Usaha Kena Pajak.
2.4.1 Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian NPWP Orang Pribadi yang Berstatus
sebagai karyawan
Tata cara pendaftaran dan pemberian NPWP Wajib Pajak orang pribadi yg berstatus sebagai
karyawan melalui Kantor Pelayanan Pajak Lokasi menggunakan sarana sebagai berikut:
o Surat permintaan bantuan pendaftaran Wajib Pajak orang pribadi yg berstatus
sebagai karyawan.
o Daftar karyawan yg memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak orang pribadi
o Surat permintaan keterangan data Wajib Pajak orang pribadi yg bertatus sebagai
karyawan
Surat himbauan pendaftaran NPWP :
o Surat tugas pencarian dat Wajib Pajak orang pribadi yg berstatus sebagaia karyawan
o Surat pemberitahuan tentang pencarian dat Wajib Pajak orang pribadi yg berstatus
sebagai karyawan
o Laporan hasil pencarian dari Wajib Pajak orang pribadi yg berstatus sebagai
karyawan
o Surat Pemberitahuan pemberian NPWP oaring pribadi yg berstatus sebagai karyawan
2.5 Syarat-syarat untuk Memperoleh NPWP dan PPKP
Pendaftaran NPWP dan PPKP dapat sekaligus dilakukan dengan cara mengisi dan
menandatangani formulir pendaftaran yg dapat diminta di KANTOR Pelayanan Pajak (KPP)
atau Kantor Penyuluhan Pajak terdekat,adalah sbb:
1.Formulir bentuk KP.PDIP.4.1. untuk Wajib Pajak orang pribadi
2.Formulir bentuk KP.PDIP.4.2. untuk Wajib Pajak badan
3.Formulir bentuk KP.PDIP.4.3 untuk Wajib Pajak pemungut/pemotong
17 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
Tata Cara Mendaftarkan Diri dan Melaporkan Usaha
Tata cara mendaftarkan diri dan melaporkan usaha adalah sbb:
Mengisi formulir pendaftaran dan melampirkan kelengkapanya
Menampaikan secara langsung atau melalui pos ke Kantor Pelayan Pajak/Kantor
Penyuluhan Pajak setempat atau dikirim lewat pos dengan pos tercatat.
Kewajiban Setelah Memperoleh Nomor Pokok Wajib atau Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak
Berkaitan dengan telah diperolehnya Nomor Wajib Pajak (NPWP) atau Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (PPKP) tersebut perlu diketahui ketentuan-ketentuan yg berlaku
untuk dilaksanakan,adalah sbb:
Kewajiban Sehubungan dengan Pajak Penghasilan (PPh) antara lain:
o Pembayaran pajak
o Pemungutan pajak
o Penyetoran pajak
Kewajiban sehubungan dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah(PPnBM) antara lain:
o Pembayaran/Penyetoran Pajak
o Faktur Pajak
o Pelaporan Pajak yg telah disetor
Tata Cara Pemindahan Wajib Pajak
Pemindahan Wajib Pajak dan/atau PKP adalah Perubahan alamat Wajib Pajak dan/atau
PKP karena perpindahan tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha ke
wilayah kerja KPP lain.
Dalam hal Wajib Pajak terdaftar dan/atau PKP terdaftar pindah tempat tinggal atau tempat
kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha ke wilayah kerja KPP lain, Wajib Pajak dan/atau
PKP wajib mengajukan permohonan pindah ke KPP Lama atau KPP Baru dengan mengisi
Formulir Perubahan Data dan Wajib Pajak Pindah dan/atau Formulir Perubahan Data dan
PKP Pindah.
Surat pernyataan pindah adalah surat yang dibuat oleh wajib pajak dan disampaikan
kepada kepala kantor pelayanan pajak untuk memberitahukan dan memohon perubahan
tempat terdaftar dari suatu kantor pelayanan pajak lainnya, karena alasan pindah tempat
tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha atau perupan status perusahaan.
18 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
Berdasarkan permohonan Wajib Pajak :
1. KPP Lama wajib menerbitkan Surat Pindah untuk disampaikan kepada Wajib Pajak
dan ditembuskan ke KPP Baru; atau
2. KPP Baru meneruskan permohonan pindah ke KPP Lama sebagai dasar penerbitan
Surat Pindah, paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima
secara lengkap.
KPP Baru wajib menerbitkan Kartu NPWP dan SKT dan/atau SPPKP paling lama 1
(satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya Surat Pindah dari KPP Lama dan ditembuskan ke
KPP Lama. KPP Lama menerbitkan Surat Pencabutan SKT, Surat Penghapusan NPWP,
dan/atau Surat Pencabutan SPPKP paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya
tembusan Kartu NPWP dan SKT dan/ atau SPPKP dari KPP Baru.
Dalam hal terjadi pemindahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, KPP Lama harus
mengirim berkas Wajib Pajak dan/atau berkas PKP yang bersangkutan berikut uraian singkat
mengenai hal-hal yang dianggap perlu kepada KPP Baru yang berisi, antara lain:
1. jumlah tunggakan pajak yang masih harus ditagih;
2. tindakan penagihan yang telah dilaksanakan atas tunggakan pajak;
3. permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak atau keberatan Wajib Pajak
atau PKP yang belum diselesaikan.
2.6 Penghapusan NPWP dan atau Pencabutan Pengukuhan PKP
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan penghapusan NPWP dan atau pencabutan
pengukuhan PKP dalam hal :
1. Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
2. Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau pembubaran karena penghentian atau
penggabungan usaha;
3. Wanita yang sebelumnya telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan menikah tanpa
membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan. Tata cara penghapusan NPWP
Wanita Kawin dilakukan dengan ketentuan :
19 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
Berkas Wajib Pajak Wanita Kawin dikirim ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana
suaminya terdaftar untuk digabungkan
Jika suami isteri berada di dalam satu wilayah KPP, berkas Wajib Pajak Wanita
Kawin digabungkan dengan berkas suaminya
Berlaku sejak awal tahun berikutnya setelah tahun perkawinan dilaksanakan
4. Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia;
atau
dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan NPWP dari Wajib
Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak dilakukan apabila utang pajak telah dilunasi atau hak untuk melakukan penagihan telah
daluwarsa, kecuali dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa utang pajak tersebut tidak dapat
atau tidak mungkin ditagih lagi antara lain karena:
1. Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan dan
tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan; atau
2. Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan.
2.6.1 Pencabutan Pengukuhan sebagai PKP dapat dilakukan dalam hal :
1. Pengusaha Kena Pajak pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain
2. PKP tidak memenuhi syarat lagi sebagai PKP termasuk PKP yang jumlah peredaran
dan/atau penerimaan bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi batas jumlah
peredaran dan/atau penerimaan bruto untuk Pengusaha Kecil
Berikut adalah Tata cara penghapusan NPWP dan atau pencabutan pengukuhan PKP:
(LAMPIRAN KEP-161/PJ/2001 sebagaimana telah dirubah oleh PER-160/PJ/2007)
1. Wajib Pajak mengisi dan menandatangani formulir permohonan Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak (KP.PDIP.4.1-00) kemudian menyampaikan secara
langsung atau melalui orang lain yang diberi kuasa khusus ke KPP setempat.
2. KPP Merekam data formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan dan Data Wajib
Pajak (KP.PDIP.4.1-00) dan mencetak Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD)
20 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
dan menyampaikan Bukti Peneriman Surat (BPS) kepada Wajib Pajak setelah
ditandatangani oleh Petugas;
3. KPP Menyampaikan formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib
Pajak (KP.PDIP.4.1-00) beserta lampiran yang disyaratkan ke pelaksana Ketetapan
dan Arsip (Tapsip) Seksi TUP/pelaksana pengelola arsip Seksi Pelayanan, selanjutnya
diteruskan ke unit pemeriksaan/fungsional pemeriksa
4. Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan
atas permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk
Wajib Pajak orang pribadi atau 12 (dua belas) bulan untuk Wajib Pajak badan, sejak
tanggal permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap.
5. Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan
atas permohonan pencabutan pengukuhan PKP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan,
sejak tanggal permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap.
6. Apabila jangka waktu tersebut di atas telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak
memberi suatu keputusan, permohonan penghapusan NPWP dan pencabutan
pengukuhan PKP dianggap dikabulkan.
7. Dalam hal permohonan Wajib Pajak dianggap dikabulkan, Direktur Jenderal Pajak
harus menerbitkan surat keputusan penghapusan NPWP dan pencabutan pengukuhan
PKP dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan setelah jangka waktu
sebagaimana dimaksud di atas berakhir.
2.7 Hak dan Kewajiban
2.7.1 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Hak wajib pajak :
1. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari fiskus
2. Hak untuk membetulkan surat pemberitahuan
3. Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT
4. Hak untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajak
5. Hak memperoleh kembali kelebihan pembayaran pajak
6. Hak mengajukan keberatan dan banding
Kewajiban wajib pajak :
1. kewajiban untuk mendaftarkan dri
2.kewajiban mengisi dan menyampaikan surat pemberitahuan
21 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
3.kewajiban membayar atau menyetor pajak
4.kewajiban membuat pembukuan atau pencatatan
5.kewajiban menaati pemeriksaan pajak
6.kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak
7.kewajiban membuat faktur pajak
2.7.2 HAK DAN KEWAJIBAN FISKUS
Hak Fiskus :
Hak-hak fiskus yang diatur dalam undang-undang perpajakan adalah sebagai berikut.
1. Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak
secara jabatan
Hak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau meneguhkan Pengusaha
Kena Pajak (PKP) ini dilakukan secara jabatan jika Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak
tidak melaksanakan kewajibannya.
2. Menerbitkan Surat Tagihan Pajak
Wajib Pajak dapat menerbitkan STP apabila berdasarkan penelitian atau pemeriksaan ada
pajak yang tidak atau kurang dibayar.
3. Melakukan pemeriksaan dan penyegelan
Fiskus berhak melakukan pemeriksaan dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.Apabila Wajib Pajak tidak memberikan
kesempatan kepada pemeriksa pajak untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap
perlu guna kelancaran pemeriksaan fiskus dapat melakukan penyegelan untuk
mengamankan atau mencegah hilangnya pembukuan,catatan-catatan,dan dokumen-dokumen
yang diperlukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
22 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Fungsi NPWP : Suatu sarana dalam dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak, oleh karena itu kepada setiap wajib
pajak hanya diberikan satu NPWP. Dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam
pembayaran pajak dan dalam pembayaran administrasi perpajakan. Wajib pajak wajib
mencantumkan NPWP yang dimilikinya.
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
“Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan pengusaha, saha dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi
Pengusaha kena pajak.”
Pengusaha kena pajak terdaftar adalah Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak yang telah tercatat dalam tata usaha Kantor Pelayanan Pajak dan
telah diberikan surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
PKP Wajib Melaporkan Usaha Untyuk Dikukuhkan sebagai PKP ;
Setiap pengusaha yang dikenakan PPN berdasarkan ketentuanperaturan perundang-
undangan perpajakan, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP dan
kepdanya diberikan Pengusaha PKP.
Hak wajib pajak :
1. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari fiskus
2. Hak untuk membetulkan surat pemberitahuan
3. Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT
4. Hak untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajak
5. Hak memperoleh kembali kelebihan pembayaran pajak
6. Hak mengajukan keberatan dan banding
Kewajiban wajib pajak :
1. kewajiban untuk mendaftarkan dri
2.kewajiban mengisi dan menyampaikan surat pemberitahuan
3.kewajiban membayar atau menyetor pajak
4.kewajiban membuat pembukuan atau pencatatan
5.kewajiban menaati pemeriksaan pajak
23 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
6.kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak
7.kewajiban membuat faktur pajak
3.2 Saran
Ayo peduli pajak! Dan,
Banyak Manfaat yang didapatkan dari NPWP :
a. Kemudahan Pengurusan Administrasi, dalam:
1. Pengajuan Kredit Bank
2. Pembuatan Rekening Koran di Bank
3. Pengajuan SIUP/TDP
4. Pembayaran Pajak Final (PPh Final, PPN dan BPHTB, dll)
5. Pembuatan Paspor
6. Mengikuti lelang di instansi Pemerintah, BUMN dan BUMD
b. Kemudahan pelayanan perpajakan :
1. Pengembalian pajak
2. Pengurangan pembayaran pajak
3. Penyetoran dan pelaporan pajak
Pembuatan NPWP dan semua pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak tanpa dipungut biaya
atau gratis.
DAFTAR PUSTAKA
I. Buku
24 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0
S. Gustiawan, Uwon, 2007, Pedoman Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP), Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sukmana, Wahyu, Pengantar Perpajakan, Universitas Padjadjaran Program D3 Fakultas
Ekonomi PAAP.
II. Dokumen
1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 536/KMK.04/2000 tentang Tata
Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan
2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 82/KMK.03/2003
3. Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-215/PJ/2001 tentang Tata Cara Penerimaan
Surat Pemberitahuan
4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-49/PJ/2003 tentang Tata Cara Penerimaan
dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
5. Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-36/PJ/2004.
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan
Tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak, penentuan tempat pembayaran pajak,
dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan
penundaan pembayaran pajak
7. UU No. 28 tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan.
8. UU PPh No. 36 Tahun 2008
9. UU KUP No 28 Tahun 2007
10. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No 1/PJ/2010 tentang Perubahan Atas peraturan
Direktorat Jenderal Pajak No. PER-19/PJ/2009 tentang Tata cara Penerimaan dan Pengolahan
SPT.
25 | F i t r i a f r i a n i 1 2 0 1 1 1 2 2 9 0