[fix] makalah kewarganegaraan globalisasi
DESCRIPTION
globalilsasi kewarganegaraanTRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH KEWARGANEGARAAN
“GLOBALISASI”
Disusun Oleh:
Rinda Wulandari 115130100111043
Nurul Ika Wardiana 115130107111023
Redis Ferdiana Iswara 125130107111017
Rakhmah Wira Wardani 125130107111018
Maya Kartikasari 125130107111021
Dien Ayu Utami 125130107111022
KELOMPOK 11
KELAS B
PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Globalisasi menyebabkan kencangnya perkembangan yang terjadi dalam masyarakat,
seiring dengan kemajuan yang telah dicapai melalui teknologi informasi dan komunikasi
telah menyebabkan dunia dalam posisi borderless (sebuah dunia tanpa batas atau sekat).
Globalisasi menciptakan dunia tanpa sekat pembatas, menerobos dan meniadakan aspek
geografis, menyatukan belahan dunia dalam satu ruang. Akibat globalisasi memberikan
pengaruh yang luar biasa bagi dinamika kehidupan masyarakatnya, baik bidang ekonomi,
politik, sosial, pertahanan keamanan, budaya, tidak terkccuali dalam pengaturan tatanan nilai
(hukum) yang diberlakukan untuk mewujudkan rasa tertib dalam masyarakat, dan tidak
terbantahkan adanya pengaruh dari kondisi keterbukaan dalam tatanan dunia.
Dunia tanpa batas inilah yang disebut globalisasi, dan globalisasi ini akhirnya menjadi
kata kunci yang menjadi pemicu, sehingga norma-norma diberlakukan terpengaruh oleh
kekuatan dan cengkeraman globalisasi, tak pelak bahwa pengaturan tatanan nilai (hukum)
pun tak mengalami sekat, batas nilai-nilai dari negara barat dan timur semakin sedikit, yang
secara nyata kekuatan nilai- nilai dari negara barat mulai menggeser bahkan merobohkan
nilai-nilai negara timur.
Globalisasi antara bangsa dan antar negara tidak mungkin dihindarkan lagi, bagi
negara maju, ekspansi usahanya ke negara lain, khususnya negara berkembang sudah
merupakan syarat mutlak terkait dengan persaingan yang demikian ketat di negara mereka
sendiri atau dalam kelompok negara-negara yangbersangkutan. Sementara itu negara
berkembang yang kekurangan dalam modal dan keahlian sangat membutuhkan kehadiran
negara maju untuk menggarap kekayaan alam yang dimiliki sekaligus bermaksud untuk
memperoleh transfer keahlian dan teknologi.
Globalisasi yang sedang berlangsung membawa pengaruh yang luar biasa, dalam
komplektifitas global itu, kemampanan menjadi goyah dan terjadi dinamika baru dalam
hubungan individu dan antar sistem masyarakat dunia, yang pada gilirannya menciptakan
fenomena - fenomena baru yang mengubah kehidupan bejarak menjadi kehidupan yang
bersatu. lnilah globalisasi, yang menghubungkan, mengangkat, mengkooptasi manusia ke
dalam suatu pola kehidupan. Dalam proses ini sudah barang tentu dan tidak bisa dihindarkan
terjadinya transformasi berbagai sistem nilai dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainya.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Untuk mengetahui issue-issue dan pengaruh globalisasi terhadap
perkembangan hak asasi manusia (HAM) (di bidang ekonomi, sosial, budaya),
lingkungan hidup, dan demokratisasi;
Untuk mengetahui dampak globalisasi, pengaruh globalisasi terhadap nilai
nasionalisme di kalangan generasi muda, dan antisipasi pengaruh negatif
globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Globalisasi
Globalisasi menurut para ahli:
Laurence E. Rothenberg
Globalisasi adalah percepatan dan intensifikasi interaksi dan integrasi antara
orang-orang, perusahaan,dan pemerintah dari negara yang berbeda.
Selo Soemardjan
Globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan
komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalah
untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya
terbentuknya PBB dan OKI.
Achmad Suparman
Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku)
sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran
pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan
infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet,
merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan
(interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.
2.2. Issue-Issue Globalisasi Dalam Bidang Kehidupan
Akibat arus budaya global, issue-issue internasional sekarang ini banyak berpengaruh
pada aspek politik. Pengaruh itu, melalui issue tentang demokrasi, issue jak asasi manusia,
dan transparansi (keterbukaan). Pada aspek sosial budaya muncul issue tentang perlunya
sikap pluralisme dan pelestarian lingkungan hidup. Dalam bidang ekonomi muncul pasar
global (global market) dan pesaing global, sedangkan di bidang keamanan muncul issue
terorisme.
2.2.1. Issue Globalisasi di Bidang Hak Asasi Manusia (HAM)
A. Hak Asasi Manusia Bidang Ekonomi, Sosial, Budaya (HESB)
Pasal I ayat(1) Undang-undang No.39 Tahun l999 tentang Hak Asasi Manusia
menyebutkan bahwa "Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Hendarmin Ranadireksa menyebutkann bahwa hak asasi marusia pada hakikatnya
adalah seperangkat ketentuan atau aturan untuk melindungi warga negara dari kemungkinan
penindasan, pemasungan, dan atau pembatasan ruang gerak warga negara oleh negara.
Artinya, ada pembatasan-pembatasan tertentu yang diberlakukan pada negara agar hak warga
negara yang paling hakiki terlidungi dari kesewenang-wenangan kekuasaan yang di lakukan
oleh pemerintah.
Menurut Mahfud M.D. (2001), hak asasi manusia itu diartikan sebagai hak yang
melekat pada matabatl manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan hak tersebut di bawa
manusia sejak lahir ke muka bumi sehingga hak tersebut bersifat fitri (kodrati), bukan
merupakan pemberian manusia atau negara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hak
asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada setiap individu sejak dilahirkan ke muka
bumi dan bukan merupakan pemberian manusia atau penguasa/negara yang wajib dilindungi
tanpa alasan apapun.
Pada tahun 1948, tepatnya tanggal 10 Desember 1948 terbentuk suatu kesepakatan
umum dari masyarakat intemasional untuk menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia.
Kesepakatan umum itu adalah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) atau
disebut juga Universal Declaration of Human Rights (UDHR) yang memuat pasal - pasal
yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia dan pada tahun 1966 disepakati pula instrumen
hukum internasional menyangkut Hak Asasi Manusia, yakni: Internasional Kovenan Hak-hak
Sipil dan Politik (The International Covenant on Civil and Political Rights), Internasional
Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (The International on Economic, Social and Cultural
Rights), dan Protokol Tambahan Kovenan Hak-hak Sipil dan Politik (The Optional Protocol
on Civil and Political Rights).
Hak ekonomi dan sosial itu merupakan hak asasi manusia yang sangat strategis untuk
diperjuangkan dan dipenuhi, senada dalam pandangan ini dikemukakan oleh Robertson:
"Civil and Political Right may be fundamental, be they can not be enjoyed on an empty
stomach, talk to holocauts survivors, and they will tell you that racial discrimination, slavery
and loss of liberty were not the immediate concern....but rather an aching and allenveloping
hunger. Of course, starvation was inflicted as a consequences of an inhuman racist policy, but
it endangered their right to life more directly than depreving them of civil liberties".
Pengaturan hak ekonomi, sosial dan budaya di Indonesia sudah diatur dalam Undang-
undang Dasar 1945, misalnya hak pendidikan sebagai salah satu hak dasar manusia, selain
hak pendidikan diatur juga hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan, hak untuk memiliki keturunan, hak untuk bekerja serta mendapatkan
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja, hak memilih pekerjaan,
hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan, hak atas jaminan sosial
yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat,
hak bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, hak mendapatkan
srstem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, hak atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak dari pemerintah. Namun dalam dataran
implementasi, hak ekonomi, sosial dan budaya masih belum maksimal.
B. Pengaruh Globalisasi Terhadap Hak Asasi Manusia Bidang Ekonomi, Sosial,
Budaya (HESB) di Indonesia
Globalisasi merupakan sebuah keadaan sebagai konsekuensi dari transformasi global
yang menjadikan dunia dalam kondisi compresed serta terjadi intensifikasi kesadaran
terhadap dunia sebagai suatu kesatuan yang utuh. Dampak yang paling jelas muncul
kepermukaan adalah pengaruh nilai liberalisasi yang begitu besar dalam muatan yang diatur
melalui ketentuan hukum perundang-undangan, bahkan sering kali globalisasi bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila, padahal dalam konteks ke Indonesia bahwa hak asasi manusia
bidang ekonomi, sosial dan budaya harus mengacu dan merujuk pada Pancasila, faktanya hal
ini ditandai dengan memudarnya implementasi nilai – nilai Pancasila dalam penyelenggaraan
hukum (pembentukan, penemuan, dan penerapan hukum terkait hak asasi manusia bidang
ekonomi, sosial dan politik).
Globalisasi merupakan kekuatan baru yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia,
bahkan nilai - nilai kemanusiaan dalam tradisi ketimuran (termasuk Indonesia) semakin
memudar. Globalrsasi membawa nilai - nilai liberalisme membuat nilai - nilai keilmuan
bangsa Indonesia merasa tak punya jati diri lagi, sebut saja beberapa penormaan hukum
dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang ekonomi yang tidak mengindahkan lagi
nilai-nilai Pancasila. Keberpihakan peraturan perundang-undangan pada nilai-nilai
liberalisme tersebut dapat dipandang sebagai penyebab krisis multi dimensi, khususnya
dalam pengembangan teori dan ilmu hukum, krisis yang berkaitan dengan hukum adalah
melemahnya sendi-sendi nilai hukum budaya bangsa yang terkandung dalam pancasila dan
tentunya nilai-nilai kearifan lokal.
Keadaan tersebut yang seharusnya dijadikan "cernin berbenah diri" penyelenggaraan
hukum, dan setidaknya upaya yang dilakukan dalam merespon perubahan/pergeseran nilai,
sebab jika tidak dilakukan, maka hukum hanya sekedar "teks-teks mati" yang tidak dapat
diimplementasikan dengan baik, hal ini jelas menjadi pemasalahan bagi pembangunan hukum
ekonomi di Indonesia di era globalisasi. Dalam bahasa Arnold Toynbee bahwa telah terjadi
ketimpangan sangat besar antara sains dan teknologi yang melaju sedemikian pesat dengan
kearifan moral bangsa yang sama sekali tidak berkembang atau kalau boleh dikatakan justru
malah mengalami kemunduran. Globalisasi sebagaimana yang di kemukakan oleh David
C.Korten telah menyebabkan peran politis pemerintah menjadi jauh berkurang, saat ini yang
jauh lebih berkuasa adalah jaringan yang berpusat pada ekonomi global, yang di dominasi
oleh perdagangan antar perusahaan dan hubungan antar pribadi.
Pendapat David C. Korten tersebut ada benarnya mengingat industrialisasi teknologi
informasi semakin mencengkram, dan kondisi sosial masyarakat mengalami pergeseran dari
komunalistik kearah individualistik, dimensi hak asasi manusia pun tak ubah sama telah
mengalami pergeseran, selain itu pemerintah pusat dan daerah mulai berpihak pada
globalisasi (investasi asing, perusahaan asing) dan mengacuhkan perlindungan,
penghormatan dan pemenuhan hak asasi manusia di bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Seiring dengan itu peran pemerintah nasional dan daerah pun menjadi berubah dari semula
sebagai pelindung rakyat dan basis sumber daya manusia alam mereka dari ancaman
eksternal menjadi penjamin rakyat mereka harus dapat menikmati ragam pilihan yang luas
diantara berbagai barang dan jasa terbaik dan termurah dari seluruh dunia, karenanya
pemerintah yang terpaku menjalani peran tradisionalnya sebagai penguasa tunggal ekonomi
dipandang akan menghambat investasi dan memiskinkan rakyatnya sendiri, inilah gambaran
mediated violence ataau mediated crime (kekerasan atau kejahatan karena dimediasi).
Bagi Indonesia, sangat tidak mungkin melawan arus globalisasi yang tengah
berlangsung secara akseleratil hal ini disebabkan: 1) Indonesia berada dalam posisi yang
kurang menguntungkan yang disebabkan oleh lemahnya sumber daya manusia dalam
penguasaan teknologi dan buruknya birokrasinvestasi; 2) pada saat bersamaan setelah
Indonesia meratifikasi WTO, maka peranan pemerintah dalam kehidupan ekonomi semakin
tereduksi secara sigifikan. Meski globalisasi, yang pada dasamya merupakan proses
perubahan yang sangat cepat di semua lini kehidupan dan munculnya kompetisi yang sangat
kejam, telah menempatkan Indonesia pada posisi yang sangat lemah, tetapi masih ada celah-
celah yang dapat di gunakan untuk memperkuat diri, yakni pemerintah indonesia harus dapat
membangun kekuatan internal yang dimilikinya.
Dalam pandangan Anis lbrahin bahwa pemerintah lndonesia harus berupaya
melakukan barrier to entry yang bisa diciptakan melalui: 1) membangun nasionalisme
konsumen yarg tinggi untuk mencintai produk dalam negeri. 2) mendorong dan menfasilitasli
agar sumber daya manusia yang dimiliki dapat menguasai teknologi. 3) memperkuat asosiasi-
asostasi ahli untuk melildungi kepentingan profesi. 4) memperkuat market ekonomi dalam
negeri untuk memasarkan produk 1okal. 5) melakukan pembaharuan hukum yang dapat
memproteksi semua itu tanpa melanggar kesepakatan global yang sudah ditandatangani
Indonesia.
2.2.2. Issue Globalisasi di Bidang Lingkungan Hidup
Pada umumnya, industri didirikan di negara-negara berkembang dengan tujuan untuk
efisiensi biaya produksi dan transportasi serta mengingat letak negara berkembang sebagai
pasar dari komoditi industri negara maju. Dalam prosesnya kemudian, industri-industri yang
didirikan oleh negara maju melakukan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan
ditambah lagi proses kerja industri-industri tersebut tidak berwawasan lingkungan. Hal ini
bisa dilihat melalui berbagai bentuk kerusakkan akibat aktifitas pertambangan, selain itu juga
limbah yang dihasilkan tidak ditaktisi oleh negara maju. Dengan masuknya perusahaan
tambang asing, maka pencemaran lingkungan pasti tidak akan bisa dihindarkan. Kebijakan
pemerintah mengizinkan operasi pertambangan pada kawasan hutan lindung dan konservasi,
sudah pasti akan mempercepat lenyapnya berbagai sumber daya alam yang tadinya melimpah
di negara-negara berkembang seperti Filipina, Indonesia, Vietnam, Sri lanka dan lain-lain.
Lingkungan hidup merupakan issue internasional yang ditunjukan terhadap negara-
negara. Sekarang ini, lingkungan hidup yang rusak dapat menjadi ancaman baru bagi umat
manusia. Negara-negara yang memiliki kekayaan alam dan hutan dihimbau untuk serius
dalam melestarikan lingkungan hidup. Misalnya kebakaran hutan di Kalimantan bukan hanya
merugikan Indonesia, tetapi mengganggu Negara-negara tetangga, bahkan mengancam
ekosistem dunia. Tindakan prusakan lingkungan juga mendapat kecaman masyarakat
internasional.
Akhir-kahir ini dunia internasional sudah mulai gencar menyoroti pelaksanaan konsep
pembangunan yang berkelanjutan. Dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brasil tahun 1992
telah mempertegas kembali prinsip pembangunan berkelanjutan dengan pendekatan
pengintegrasian aspek kependudukan, lingkungan, dan pembangunan. Di dalam Deklarasi
Rio tersebut telah memuat prinsip-prinsip yang intinya sebagai berikut. 1). Perlunya dimuat
aspek lingkungan dalam pembangunan. Tiap negara mempunyai hak dan kedaulatan
memanfaatkan sumber alam bagi pembangunan. Namun, juga berkewajiban unutk tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan. 2). Untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan perlu mengembangkan kerja sama internasional, guna menghapus kemiskinan
serta pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan seiring dengan penerapan
kebijakan kependudukan. 3). Keseimbangan dalam kewajiban bersama dalam melestarikan
tatanan lingkungan dengan pendekatan bahwa negara yang lebih merusak mempunyai
kewajiban yang lebih besar dan sebaliknya. 4). Tindakan mengatasi masalah lingkungan yang
bersifat regional sejauh mungkin didasarkan pada konsensus internasional. 5). Peranan
wanita, penduduk asli, dan masyarakat setempat harus dikembangkan untuk menumbuhkan
kemitraan global.
Dalam perkembangan globalisasi di dunia terdapat hasil dari pengaruh tersebut, baik
dari segi positif maupun negatif. Dampak yang ditimbulkan gerakan globalisasi di negara-
negara berkembang selain bentuk-bentuk kerusakkan lingkungan akibat eksploitasi yang
diakibatkan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan di negara-negara berkembang oleh
negara-negara maju, terdapat pula kerusakan lingkungan akibat industrialisasi di negara
berkembang sebagai contoh di negara Indonesia. Dampak positif dari globalisasi yang
mempengaruhi lingkungan hidup manusia, diantaranya adalah:
Adanya kesadaran manusia akan mulai tercemarnya lingkungan hidup mereka,
sehingga menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk berbenah, memulai hidup dengan
cara yang baik untuk menjaga, menyelaraskan serta merawat lingkungan hidup guna
menciptakan kehidupan yang lebih baik;
Munculnya teknologi canggih ramah lingkungan;
Munculnya organisasi-organisasi pencinta alam yang senantiasa menjaga dan
menyebarkan pengaruh terhadap kesadaran menjaga lingkungan hidup, contohnya
adalah Greenpeace Indonesia.
Dalam prakteknya, sedikit demi sedikit mulai bermunculan kesadaran manusia untuk
menjaga lingkungan hidup yang semakin terancam ini. Hal itu diwujudkan secara bertahap
guna menjaga kelestarian lingkungan hidup yang menunjang performa manusia dalam
kehidupannya di bumi. Adapun dampak dampak negatif dari globalisasi yang mempengaruhi
lingkungan hidup manusia, diantaranya adalah:
Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-daerah industri;
Konsentrasi bahan pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk seperti
merkuri, kadmium, timah hitam, pestisida, pcb, meningkat tajam dalam kandungan air
permukaan dan biota airnya;
Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau, sedangkan di
musim penghujan cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah yang
berakibat merugikan akibat kondisi ekosistemnya yang telah rusak;
Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan temperatur
tertinggi di beberapa kota seperti Jakarta sudah mencapai 37 derajat celcius pada
musim kemarau di hari terpanasnya;
Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NO2r SO2, dan debu
akibat polusi asap pabrik dan kendaraan bermesin;
Sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia terasa semakin menipis, seperti
minyak bumi dan batu bara yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020 akibat
eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan;
Luas hutan Indonesia semakin sempit akibat tidak terkendalinya perambahan yang
disengaja atau oleh bencana kebakaran;
Kondisi hara tanah semakin tidak subur, dan lahan pertanian semakin menyempit dan
mengalami pencemaran akibat polusi tanah dan polusi air permukaan.
2.2.3. Issue Globalisasi di Bidang Demokratisasi
Paham demokrasi berdasarkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena
itu, rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi di Negara. Demokrasi sebagai sistem
politik harus mengikutsertakan rakyat dalam pengambilsn keputusan. Semua Negara ingin
disebut sebagai negara demokrasi. Negara-negara yang belum berpemerintahan demokrasi
atau masih melakukan praktik pemerintahan otoriter banyak dikecam oleh negara lain.
Negara-negara otoriter umumnya terkucilkan dari pergaulan internasional. Contohnya adalah
negara Myanmar (Burma).
Pengaruh globalisasi dalam politik Indonesia berpengaruh terhadap masuknya nilai-
nilai demokrasi dari luar yang universal itu masih diterima dengan sikap curiga. Kecurigaan
ini wajar bagi Indonesia karena memengaruhi kedaulatan. Kecurigaan yang timbul ialah
kesengajaan maksud negatif untuk menekan Indonesia dan Negara-negara berkembang
lainnya. Kita memikirkan kemungkinan timbulnya kasus bahwa orang asing dapat memiliki
tanah dan rumah di Indonesia. Apakah dngan diberikannya izin kepada orang asing dapat
berarti merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan nasional itu, siapa yang melanggar dan
siapa yang dirugikan. Keputusan yang dapat diambil oleh Indonesia tentu saja dapat
memengaruhi negara-negara lainnya.
2.3. Dampak Globalisasi
Globalisasi layaknya seperti keping uang logam, yang memiliki 2 sisi yang sangat
bertolak belakang satu sama lain. Globalisasi disatu sisi memberikan dampak positif dan
disisi lain memberikan dampak negatif. Dan salah satu dampak negatif dari globalisasi adalah
berimbas pada masalah lingkungan. Ada serangkaian proses yang harus dilewati untuk
menuju pada tahap perusakkan lingkungan akibat globalisasi, yang pada umumnya terjadi di
negara-negara berkembang. Dampak positif globalisasi diantaranya adalah:
Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa
kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya;
Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif,
dan efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar
internasional;
Tingkat kehidupan yang lebih baik;
Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik;
Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri;
Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang
memudahkan kehidupan manusia;
Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi);
Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan;
Berkembangnya turisme dan pariwisata;
Meningkatkan pembangunan negara.
Sedangkan dampak negatif globalisasi diantaranya adalah:
Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke suatu Negara atau Indonesia baik
melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh
masyarakat;
Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan
kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu/ darurat, misalnya
sakit,kecelakaan, atau musibah hanya ditangani oleh segelintir orang;
Maraknya penyelundupan barang;
Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar, sehingga
kondisi industri dalam negeri sulit berkembang;
Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri;
Menghambat pertumbuhan sektor industri;
Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme);
Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan
mengabaikan nilai-nilai agama;
Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam
masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya;
Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan
suatu negara.
2.4. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan
muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-
hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis
yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian
tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut
mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan
cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa
dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan
dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan
mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang
berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar
dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs
porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa
sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan
menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun
dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut
kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya
adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu
ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut?
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda.
Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap
budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah
penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa
nasionalisme.
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak
daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi
pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
2.5. Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-
nilai nasionalisme antara lain yaitu:
a) Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai
produk dalam negeri;
b) Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya;
c) Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya;
d) Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti
sebenar- benarnya dan seadil- adilnya;
e) Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.
Globalisasi telah memberikan pengeruh besar dalam kehidupan bersama, baik
pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Kita mengharapkan globalisasi memberikan
pengaruh positif terhadap kemajuan kehidupan, sedangkan pengaruh negative globalisasi
sejauh mungkin kita hindari. Oleh karena itu, semua bangsa harus bersikap selektif terhadap
semua pengaruh globalisasi, yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Sikap Selektif terhadap Pengaruh Global
Dalam menghadapi globalisai ini, bangsa-bangsa di dunia member respons atau
tanggapan yag dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) Sebagian bangsa menyambut positif globalisasi karena dinggap sebagai jalan keluar
baru untuk perbaikan nasib umat manusia;
b) Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap sebagai bentuk
baru penjajahan (kolonialisme) melauli cara-cara baru yang bersifat transmisional di
bidang politik, ekonomi, dan budaya;
c) Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat
perkembangan teknologi informasi dan transportasi, tetapi tetap kritis tergadap akibat
negatif globalisasi.
Telah diuraikan sebelumnya bahwa globalisasi disamping member pengaruh positif
terhadap kehidupan umat manusia, juga memiliki dampak buruk bagi kehidupan. Contoh
dampak positif adalah kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi, sedangkan dampak
buruknya adalah munculnya sifat konsumerisme karena semua hal serba mudah dan cepat.
Oleh karena itu, kita harus bisa dan mampu bersikap selektif dalam arti dapat memilih dan
memilah pengaruh global tersebut yang berdampak positif dan negatif. Terhadap global yang
positif kita terima sebagai upaya kemajuan hidup manusia, sedangkan perilaku yang
berdampak buruk kita hindari.
Sekarang ini internet sudah ada di tempat-tempat umum, khususnya di lembaga
pendidikan. Teknologi informasi ini menyajikan beragam informasi dari berbagai belahan
dunia tanpa batas. Informasi yabg isajikan seakan tanpa batas dan tidak ada yang
membatasinya. Orang yang membuka internet dapat bebas menjelajahi dunia maya tanpa
dapat dicegah.
Globalisasi perlu diwaspadai dan dihadapi dengan sikap arif dan bijaksana. Salah satu
sisi negatif dari globalisasi adalah semakin menguatnya nilai-nilai materialisis pada
masyarakat Indonesia. Disisi lain nilai-nilai soladiritas sosial, kekeluargaan, kermahtamahan
sosial, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan cirri
khas bangsa Indonesia makin pudar. Inilah yang menyebabkan krisis jati diri bangsa.
2) Sikap Peduli Terhadap Masalah Internasional
Issue internasional telah pula menjadi masalah internasional. Kasus pelanggaran hak
asasi manusia di suatu Negara tidak lagi merupakan masalah nasional Negara yang
bersangkutan. Masalah itu sudah menjadi masalah internasional atau masalah bersama umat
manusia. Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di Timor Leste, Yugoslavia, Rwanda,
merupakan masalah internasional. Kasus kebocoran lading nuklir di Chernobil, Rusia juga
menjadi masalh internasional. Hal itu dikarenakan kebocoran tersebut mengakibatkan
ancaman terhadap kelestarian lingkungan alam dan kelangsugan hidup manusia.
Negara perlu melibatkan diri terhadap penyelesaian masalah-masalah internasional
dan peduli terhadap permasalahan internasional. Kepedulian ini merupakan bukti bahwa
suatu bangsa adalah bagian tidak tepisahkan dari bangsa lain dalam pergaulan internasional.
Bentuk-bentuk kepedulian suatu bangsa dapat diwujudkan dengan cara, antara lain sebagai
berikut:
a) Pemerintahan memberikan rasa simpati terhadap perjuangan melawan penindasan hak
asasi manusia. Misalnya, pemerintah Indonesia memberikan simpati dan dukungan
moril terhadap perjuangan rakyat Palestina;
b) Pemerintahan mengutuk atau mengecam tindakan penindasan terhadap bangsa lain.
Misalnya, mengecam Amerika Serikat yang telah menyerang Irak tanpa kesepakatan
internasional;
c) Pemerintahan mengirimkan tenaga sukarelawan, tenaga medis ke daerah-daerah
konflik di luar negeri. Misalnya, pengirim tenaga medis ke Afganistan pacaperang
tahun 2002;
d) Pemerintah mengirimkan bantuan makan dan obat-obatan ke daerah yang dilanda
kelaparan, kekeringan atau bekas konflik;
e) Pengiriman pasukan perdamaian atau pemeliharan keamanan dalam koordinasi
Dewan Keamanan PBB;
f) Pemerintah membentuk forum bersama regional atau internasional untuk memperkuat
posisi dalam member resolusi, tekanan, dan tuntutan terhadap sebuah masalah
internasional. Misalnya, Indonesia masuk dalam ASEAN dan AFTA;
g) Pemerintahan melakukan langkah kebijakan yang berorientasi pada pemeuhan asas-
asas demokrasi, hak asasi manusia, keterbukaan, pelestarian lingkungan hidup, dan
pasar global.
3) Akibat yang Terjadi Jika Tidak Ada Kepedulian terhadap Masalah
Internasional
Sekarang issue internasional telah menjadi persyaratan bagi dunia internasional dalam
bekerja sama dan memberi bantuan terhadap suatu negara. Bagi negara yang tidak memenuhi
persyaratan seperti penegakkan hak asasi manusia, negara tersebut akan kesulitan memberi
bantuan. Ketidakpedulian terhadap issue-issue internasional akan makin menambah berat
beban negara itu dalam kelangsungan hidupnya.
Pada era globalisasi ini, tidak ada negara yang mampu berdiri sendiri tapa bekerja
sama dan berhubungan dengan negara lain. Amerika Serikat yang dikatakan sebagai Negara
besar dan maju pun tetap membutuhkan Negara-negara lain dalam pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Dengan demikian, ketidakpedulian suatu negara terhadap issue internasional justru
mempersulit negara tersebut dalam kemajuan bangsanya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran
pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan
infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet,
merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan
(interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.
Globalisasi menciptakan dunia tanpa sekat pembatas, menerobos dan meniadakan
aspek geografis, menyatukan belahan dunia dalam satu ruang. Akibat globalisasi memberikan
pengaruh yang luar biasa bagi dinamika kehidupan masyarakatnya, baik bidang ekonomi,
politik, sosial, pertahanan keamanan, budaya, tidak terkccuali dalam pengaturan tatanan nilai
(hukum) yang diberlakukan untuk mewujudkan rasa tertib dalam masyarakat, dan tidak
terbantahkan adanya pengaruh dari kondisi keterbukaan dalam tatanan dunia.
Issue-issue globalisasi dalam bidang kehidupan diantaranya adalah issue globalisasi di
bidang hak asasi manusia (HAM), issue globalisasi di bidang lingkungan hidup, dan issue
globalisasi di bidang demokratisasi. Akibat arus budaya global, issue-issue internasional
sekarang ini banyak berpengaruh pada aspek politik. Pengaruh itu, melalui issue tentang
demokrasi, issue jak asasi manusia, dan transparansi (keterbukaan). Pada aspek sosial budaya
muncul issue tentang perlunya sikap pluralisme dan pelestarian lingkungan hidup. Dalam
bidang ekonomi muncul pasar global (global market) dan pesaing global, sedangkan di
bidang keamanan muncul issue terorisme.
Globalisasi layaknya seperti keping uang logam, yang memiliki 2 sisi yang sangat
bertolak belakang satu sama lain. Globalisasi disatu sisi memberikan dampak positif dan
disisi lain memberikan dampak negatif. Adapun pengaruh globalisasi terhadap nilai
nasionalisme di kalangan generasi muda, sehingga diperlukan langkah untuk mengantisipasi
pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme di kalangan generasi muda. Oleh
karena itu, semua bangsa harus bersikap selektif terhadap semua pengaruh globalisasi dan
juga memiliki sikap peduli terhadap masalah internasional.
Sekarang issue internasional telah menjadi persyaratan bagi dunia internasional dalam
bekerja sama dan memberi bantuan terhadap suatu negara. Pada era globalisasi ini, tidak ada
negara yang mampu berdiri sendiri tapa bekerja sama dan berhubungan dengan negara lain.
Dengan demikian, ketidakpedulian suatu negara terhadap issue internasional justru
mempersulit negara tersebut dalam kemajuan bangsanya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Eksekutif WALHI. 1998. Reformasi di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Jakarta: WALHI.
Basuki, Udiyo. 2013. Globalisasi, Konstitusi dan Hak Asasi Manusia: Pengaruh Globalisasi
terhadap Pengaturan HAM dalam Konstitusi Indonesia. SUPREMASI
HUKUM Vol. 2, No. 2, Desember 2013.
Erlina, B. 2011. Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Hak Asasi Manusia Bidang
Ekonomi, Sosial, Budaya (HESB) Di INDONESIA. Fakultas Hukum
Universitas Bandar Lampung. PRANATA HUKUM Volume 6 Nomor 2 Juli
2011.
Munck, Ronaldo. 2002. Globalization and Democracy: a New Great Transformation. Annals
of the American Academy of Political and Social Science, Vol. 581, pp. 10-21.