fixasistensi tugas 1 adu d5
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
1/61
Azas Desain Urban 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan Azas Desain Urban ini
dapat diselesaikan.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan pihakpihak mata kuliah Azas Desain Urban. Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Jenny Ernawati, MSP., Ph. D. selaku ketua tim dosen pengampu mata kuliah Azas Desain Urban,
2. Ir. Sigmawan Tri Pamungkas, MT. selaku anggota tim dosen pengampu,
3. Dr. Lisa Dwi Wulandari, ST, MT. selaku anggota tim dosen pengampu,
4. Bersama semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas laporan ini,
Kami menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam penyelesaian tugas laporan ini, sehingga kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat dibutuhkan untuk memperbaiki diri di kemudian hari. Semoga laporan ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihakpihak
pembaca.
Malang, 16 Maret 2014
Penyusun
Kelompok D-5
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
2/61
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
3/61
Azas Desain Urban 3
2.4. Desain Urban ...................................................................................................................................................................................................... 17
Pengertian Desain Urban .......................................................................................................................................................................... 17
Peran Desain Urban .................................................................................................................................................................................. 18
Desain Urban Sebagai Kebijakan Publik .................................................................................................................................................. 18
2.5. Aspek Manusia Dalam Desain Urban18
BAB III. PENUTUP ..................................................................................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... ................................................................................. ................... 30
LAMPIRAN ..31
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
4/61
Azas Desain Urban 4
Daftar Gambar
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
5/61
Azas Desain Urban 5
Daftar Tabel
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
6/61
Azas Desain Urban 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dewasa ini banyak disaksikan kota-kota dengan problema kemacetan, kerusakan fasilitas umum, perkampungan kumuh dan
lainlain sehingga menimbulkan kekusutan pada jaringan perkotaan. Sebenarnya bukan keinginan masyarakat bahwa kotakota mereka
terbentuk dengan problema yang demikian. Hal ini terjadi memang karena kondisi kota yang dibangun tanpa perencanaan yang matang
sehingga pada akhirnya secara tidak sadar masyarakat terarah pada kondisi untuk memperburuk keadaan yang ada di kota.
Sebenarnya siapakah yang bertanggung jawab dalam permasalahan ini? Semua yang mempunyai hubungan dengan kota adalahyang bertanggung jawab. Beberapa contoh diantaranya adalah para perancang bangunan yaitu arsitek dan para pengembang. Mereka
adalah unsurunsur yang berpengaruh pada perkembangan sebuah konsep kota terutama dalam hal pembangunan. Proses pembangunan
yang baik dan memenuhi aturanaturan yang berlaku akan mendukung sebuah kota untuk berkembang kea rah yang baik pula dan
bagitu pula sebaliknya. Oleh karena itu laporan ini disusun untuk lebih mengetahui tentang selukbeluk kota dan mengetahui apa
hubungan perancangan kota dengan desain arsitektur.
1.2.Tujuan
Tujuan dari penyusunan ini adalah untuk memahami konsep kota, fenomena, isuisu desain arsitektur dalam konteks kota serta
isuisu dalam perancangan kota dewasa ini.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
7/61
Azas Desain Urban 7
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.Konsep Dasar Kota
2.1.1.Pengertian kota
Kota merupakan suatu kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah yang mendominasi tata
ruangnyadan telah memiliki aspek-aspek yang dapat menunjang kehidupan warganya secara mandiri. Pengertian kota sendiri
sangatlah beragam. Apabila diamati, pengertian kota sendiri bergantung pada disiplin ilmu pengetahuan yang dimiliki sang
penuturnya. Seorang arsitek memahami kota sebagai suatu kawasan yang syarat akan bentukan terbangun. Sedangkan seorang
dari disiplin hukum, misalnya, akan memahami kota sebagai kumpulan manusia yang adat istiadat tradisionalnya telah pudar.
Dengan memudarnya adat istiadat yang bersifat tradisional, norma yang dianut masyarakat kota digantikan dengan hukum, dan
kota yang lebih kompleks memiliki masyarakat dengan kesadaran hukum yang lebih tinggi.
Menurut Bintarto (1984: 36) yang memiliki latar belakang disiplin ilmu geografi dalam buku Sosiologi Kota Untuk
Arsitek, beliau mendefinisikan kota sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk
yang memiliki tingkat strata sosial ekonomi yang heterogen dan kehidupan materialistis; atau dapat diartikan sebagai bentang
budaya yang ditimbulkan oleh unsure-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar
dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah latar belakangnya. Tampak
definisi yang dikemukakan Bintarto merujuk pada persoalan kependudukan, sosial dan unsur alami, serta nonalami yang
mengarah pada disiplin geografi sebagai latar belakang ilmunya.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
8/61
Azas Desain Urban 8
Berikut adalah beberapa definisi kota dari berbagai sudut tinjauan:
MenurutAmos Rapoport (1977) yang berlatar belakangsosiologi, kotaadalah suatu permukiman yang relatif besar, padat,
permanen, terdiri dari kelompok individuindividu yang heterogen dari segi sosial. Secara modern dapat didefinisikan
suatu permukiman dirumuskan bukan dari ciri morfologi kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruangruang
efektif melalui pengorganisasian ruang dan hirearki tertentu.
Menurut Arnold Tonybee (1965) yang merupakan sejarawan terkenal asal Inggris, Kota tidak hanya merupakan
permukiman khusus tetapi merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan
pribadinya masing-masing.
Menurut Kamus Tata Ruang,kota merupakan pemukiman yang memiliki penduduk relatif besar, luas areal terbatas, pada
umumnya bersifat non- agraris, kepadatan penduduk relatif tinggi.
Menurut Permendagri No. 2/1967, kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan
wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan
cirri kehidupan perkotaan.
Menurut Lingkup Fisik, kota merupakan suatu wilayah dengan wilayah terbangun (built up area) yang lebih padat
dibandingkan dengan area sekitarnya.
Menurut Lingkup Demografi, kota adalah wilayah dimana terdapat konsentrasi penduduk yang dicerminkan oleh jumlah
dan tingkat kepadatan yang lrbih tinggi dibandingkan dengan area sekitarnya.
Menurut Lingkup Sosial, kota adalah suatu wilayah dimana terdapat kelompok-kelompok sosial masyarakat yang
heterogen (tradisional-modern, formal-informal, maju-terbelakang, dan sebagainya)
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
9/61
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
10/61
Azas Desain Urban 10
Dia juga menyatakan bahwa sebuah kota adalah permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, terdiri dari
kelompok individuindividu yang heterogen dari segi sosial.
Amos Rapoport mengutip Jorge E. Hardoy menggunakan kriteria secara lebih spesifik untuk merumuskan kota yakni:
1. Ukuran dan jumlah penduduknya yang besar terhadap massa dan tempat
2. Bersifat permanen
3. Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat
4. Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukkan oleh jalur jalan dan ruangruang perkotaan yang nyata
5.
Tempat di mana masyarakat tinggal dan bekerja
6.
Fungsi perkotaan minimum yang terperinci, yang meliputi sebuah pasar, sebuah pusat administrative atau
pemerintahan, sebuah pusat militer, sebuah pusat militer, sebuah pusat keagamaan, atau sebuah pusat aktivitas
intelektual bersama dengan kelembagaan yang sama
7. Heterogenitas dan pembedaan yang bersifat hierarkis pada masyarakat
8.
Pusat pelayanan bagi daerahdaerah lingkungan setempat
9. Pusat penyebaran memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada massa dan tempat itu
10. Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota dan memproses bahan mentah
untuk pemasaran yang lebih luas.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
11/61
Azas Desain Urban 11
B. Definisi modern
Amos Rapoport juga membuat sebuah definisi baru, bahwa kota bukan hanya memiliki ciri morfologis tertentu atau
kumpulan ciri ciri lainnya, tetapi dilihat dari segi fungsi khusus yang dimiliki kota itu sendiri yaitu menyusun sebuah
wilayah dan menciptakan ruangruang efektif melalui pengorganisasian sebuah daerah pedalaman yang lebih besar
berdasarkan hierarkihierarki tertentu.
Atau dengan kata-kata Shadrach Woods dalam sebuah karangannya di majalahBauen+Wohnen terbitan Zurich pada
1966, yang isinya "Tidak mungkin dimulai dengan penemuan sebuah bentuk perkotaan, melainkan rupa bentuk tersebut
akan terwujud dan berarti dalam penyusunanya. Maksudnya antara kota satu dengan kota lainnya tentu memiliki ciri
ciri morfologi, bentuk, wujud yang berbeda. Bentuk suatu perkotaan dapat dianggap sebagai suatu geometri dari sebuah
proses perubahan keadaan yang bersifat sosiospasial.
2.1.2.Ciri Kota
Menurut Lowrey dalam buku Elemen Tata Ruang Kota, kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mata pencaharian berupa non agraris, dan heterogen,
2. Ruang kerja yaitu tertutup,
3.
Musim, cuaca, iklim tidak begitu penting bagi penduduk,
4. Keahlian yang dimiliki spesialis dan mengelompok,
5.
Keberadaan rumah dan tempat kerja terpisah,
6. Kepadatan penduduk sangat tinggi,
7. Kepadatan rumah tinggi,
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
12/61
Azas Desain Urban 12
8. Frekuensi kontak sosial tinggi,
9. Stratifikasi sosial kompleks,
10.
Lembaga - lembaga sosial yang ada kompleks,
11.adat istiadat tidak berpengaruh besar,
12.Sifat masyarakatnya petembayan,
13.Mobilitas penduduk tinggi,
14.Sistem sosial tidak stabil.
Suatu kawasan atau daerah dinamakan kota jika syaratsyarat yang ada terpenuhi meski syarat tersebut bersifat umum.
Kota dapat dicirikan sebagai berikut :
Heterogenitas penduduk,
Pusat peradaban, pemerintahan,
Stratifikasi sosial lebih besar,
Individualis, kontak sosial lebih banyak,
Mata pencahariannya berupa non agraris dan heterogen,
Rumah ddengan tempat bekerja jauh dan terpisah,
Kepadatan penduduk tinggi,
Kepadatan rumah tinggi.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
13/61
Azas Desain Urban 13
Louds Wirth mengatakan bahwa bentuk yang luas dan gabungan-gabungan manusia, yang secara heterogen dapat hidup
dan bekerja sama untuk mencapai apa yang diartikan sebagai komunitas. Peter J.M Nas (1986:14) memberikan lima aspek utama
yaitu suatu lingkungan material buatan manusia, sebuah pusat produksi, komunitas sosial, komunitas budaya, dan suatu
masyarakat terkontrol. Sedang menurut sudut pandang sistem dikatakan oleh Doxiadis (1968;109) bahwa pola suatu kota atau
pemukiman terdiri dari empat unsur ruang:
a) Unsur ruang pusat, adalah bagian kawasan kota yang berfungsi melayani bagian kawasan kota yakni fungsi dasar
seperti pusat administrasi kota, lapangan, balai pertemuan, pasar, dan tempat ibadah,
b) Unsur ruang homogen adalah bagian kawasan kota, yakni kawasan pemukiman,
c) Unsur sistem sirkulator adalah bagian pendukung berupa jaringan yang didalamnya terdapat pergerakan manusia,
pertukaran informasi, dan barang di dalam kota atau antar kota,
d)
Unsur ruang khusus, adalah kawasan kota yang bukan golongan unsur homogen, unsur ruang pusat, dan bukan unsur
sistem sirkulator.
a. Ukuran kota
Ukuran kota merupakan hal yang bersifat relatif karena tergantung pada hal yang dibandingkan. Sehingga ukuran kota ini
tidak menjadi salah satu kriteria kota atau syarat kota.
Aldo van Eyck (1985) mungungkapkan mengenai istilah ukuran di bidang arsitektur bahwa:
Sebuah pohon adalah sebuah daun yang besar dan sebuah daun adalah sebuah pohon yang kecil.
Sebuah kota adalah sebuah rumah yang sangat besar dan sebuah rumah adalah sebuah kota yang sangat kecil.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
14/61
Azas Desain Urban 14
Artinya adalah ukuran dalam arsitektur dapat dibedakan berdasarkan skalanya saja yaitu makro dan mikro. Setiap kota harus
memenuhi syarat yakni fleksibilitas, kompleksitas dan identitas.
b.
Parameter kota
Parameter kota ini dapat dilihat dengan salah satunya perbedaan pokok antara kota dalam konteks urban modern dan dalam
konteks rural tradisional. Dalam realita perkotaan, pembaatasan antara pembagian parameter tersebut secara tipologis lebih
rumit karena pembatas antar kehidupan urbanmodern dan ruraltradisional sering bercampur. Bahkan saat ini parameter
di dalam kota ini lebih kompleks karena globalisasi.
Tabel 1.1. Tipologi uralurban dalam konteks kota dengan parameter yang bersifat tradisiona/modern (1981)
Kota tradisional (praindustri) > rural Kota Modern (industri) > urban
Ruang/morfologi
Kota disusun dengan memusatkan bangunanbangunan
simbolis dan publik, serta tempat tertentu. Simbol: istana,
gedung religi, dan benteng. Hubungan erat dengan lingkungan
yang dekat. Wilayahwilayah dibatasi secara jelas berdasarkan
kelompok etnis.
Kota disusun dengan memusatkan institusi (missal perdagangan)
simbol: CBD (Central Businnes Distric), pencakar langit,
gedung pemerintah, dll. Hubungan dengan lingkungan yang jauh
lewat teknologi komunikasi dan lalu lintas.
Ekonomi
Sistem tukar menukar atau sistem keuangan yang sederhana.
Kekayaan berdasarkan pemilikan tanah atau barang. Landasan
Sistem perdagangan luas dan kompleks. Kekayaan dihitung
dengan capital. Landasan pada teknologi industri. Keterkaitan
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
15/61
Azas Desain Urban 15
pada teknologi pertanian local. Masyarakat cenderung berfokus
pada penyediaan kebutuhan sendiri. Sistem pertukangan.
secara regional, nasional, dan internasional. Pembagian kerja
berlangsung secara rumit dan spesifik.
Politik
Otoritas tradisional. Tradisitradisi rohaniah. Ahliahli
tertentu (missal tokoh religi) memiliki monopoli pengetahuan
walaupun ada landasan pengetahuan yang disebarkan secara
luas. Ancaman hukuman secarainformal. Hukum bersifat
represif. Kontrak secara informal. Kekuasaan pada elite
religi/politik. Penting hubungannya dengan yang bekuasa. Latar
belakang keluarga penting.
Otoritas legal/rasional. Tradisi- tradsi sekuler. Jarak pengetahuan
jauh Antara para ahli dan orang biasa. Kekuasaaan dikelola oleh
kapitalis, teknokrat, dan birokrat. Ancaman hukuman secara
insitusional. Hokum bersifat retitusi. Kontrak secara formal.
Peghargaan lebih berdasarkan pada hasil usaha dari pada
hubungan dengan yang berkuasa. Latar belakang keluaga
dianggap lebih penting.
Sosial Budaya
Penekanan pada hubungan dalam keluarga besar (saudara,
tetangga, teman). Rasa kebersamaan. Komunikasi secara
berhadapan muka. Kohesi etnis. Budaya homogeny.
Kepercayaan ritual. Status diberikan.
Penekanan pada ibdividu sebagai unit. Peranan terpisahpisah.
Mobilitas sosial (hubungan secara fungsional). Keterasingan.
Status dicapai oleh diri sendiri
Kota tidak bisa dilihat dengan ciri bentuk, morfologi dan ukuran saja dan kualitas arsitektur kota tidak tergantung dengan
masalah estetika didalam pembentukannya, karena estetika merupakan masalah sekunder. Yang dibutuhkan adalah bentuk
perkotaan yang dibuat berdasarkan parameterparameter tertentu.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
16/61
Azas Desain Urban 16
c. Dinamika Kota
Dimensi Waktu Dalam Kota
Dinamis memiliki arti yang berhubungan dengan benda yang bergerak, karena dinamis ini cenderung bersifat fleksibel.
Kota tidak hanya dilihat dalam bentuknya saja, bentuk wujud tiga dimensinya, tetapi juga dinamika waktu kota
tersebut. Keadaan masyarakat disekitarnya mengenai waktu yang mereka habiskan di kota tersebut.
Contoh kasus, daerah Malioboro, Jalan Malioboro ini selalu tampak ramai mulai dari pagi hingga malam, karena
Malioboro ini menjadi kawasan pusat perdagangan.
Cara perkembangan kota
Kota tentu tidak akanstuck dalam perkembangannya, pasti akan terus dan terus berkembang sesuai dengan
perkembangan masyarakat yang ada di kota tersebut.
Trancik, Roger (1986) mengamati tiga hal yang menjadi masalah dasar dalam perkembangan kawasan perkotaan yakni:
Bangunan perkotaan lebih diperlakukan sebagai objek yang terpisah dari pada sebagi bagian dari pola yang
lebih besar.
Keputusan terhadap perkembangan kawasan perkotaan sering diambil berdasarkan rencana yang bersifat dua
dimensi saja tanpa banyak memperhatikan hubungan Antara bangunan dan ruang yang terbentuk
diantaranya, yang sebetulnya bersifat tiga dimensi.
Kurang memahami perilaku manusia.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
17/61
Azas Desain Urban 17
Perkembangan di dalam kota harus memperhatikan dari dua aspek yakni kuantitas perkembangan kota dan kualitas.
Secara teoritis perkembangan kota dibagi menjadi tiga yakni:
1.
Perkembangan horizontal
Perkembangan ini mengarah keluar, artinya keadaan daerah bertambah sedang ketinggian gedung dan kuantitas
lahan terbangun tetap. Perkembangan seperti ini sering dilakukan di daerah pinggiran kota karena lahan lebih
murah di bangding di kota.
2. Perkembangan vertikal
Perkembangan ini mengarah ke atas. Daerah pembangunan dan kuantitas lahan terbangun tetap sama, sedangkan
ketinggian bangunan bertambah. Perkembangan ini terjadi di daerah pusat kota, karena lahan yang sangat mahal
dan di pusat kota itu menjadi pusat perdagangan yang memiliki potensi ekonomi.
3.
Perkembangan interstisial
Perkembangan ini dilakukan ke dalam, daerah dan ketinggian bangunan ratarata tetap sama, sedang kuantitas
lahan terbangun bertambah. Perkembangan seperti ini terjadi di pusat kota dan Antara pusat dan pinggir kota,
sedang kawasan yang sudah dibatasi hanya dapat dipadatkan.
Sehingga dinamika perkembangan suatu kawasan tergantung pada tiga kenyataan yakni:
Perkembangan kota tidak terjadi secara abstrak, setiap perkembangan kota berlangsung di dalam tiga dimensi,
rupa massa dan ruang berkaitan erat sebagai produknya. Perkembangan kota tidak terjadi secara langsung, setiap
perkebangan kota membutuhkan manusia yang bertindak. Keterlibatan manusia dapat diamati dengan perspektif
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
18/61
Azas Desain Urban 18
kehidupan. Perspektif mata burung memperhatikan aktivita ekonomi politis, yakni sistem keuangan, kuasa, dan lain
lain. Perspektif sudut pandang manusia, fokus pada perilaku manusia, baik cara kegiatan an pembuatannya.
d. Susunan kota
Arsitektur kota bersifat tiga dimensi yang terbentuk oleh susunan yang bersifat spasial. Ini diperkuat dengan
Siegfried Gideon menulis buku tentang waktu sebagai dimensi keempat, sehingga arsitektur perkotaan sering dilihat
sebagai susunan yang diciptakan di dalam ruang dan waktu. Dan pada akhirnya arsitektur perkotaan dapat bersifat
statis dan dinamis tergantung dari perkembangannnya.
Bentuk perkembangan kota kebanyakan hanya berfokus pada geometri dan organik.
Kostof, Spiro (1991) membahas tema ini secara mendalam seperti ini:
Penyusunan secara teknis
Sejak zaman Renaissance, kebanyakan kota di dunia barat dirancang dalam tradisi yang menyusun kota
secara teknis. Artinya, budaya di dunia Barat khususnya sejak waktu tersebut dirancang dengan standar
yang mengutamakan faktor geometri sebagai hasil pengetahuan yang bersifat teknis dan teoritis. Kota
kota yang dibangun dengan cara demikian disebut kota terencana. Kota secara itu secara keseluruhan atau
beberapa kawasan besar dari kota tersebut dibangun dengan perencanaan tertentu yang lengkap secara
geometris. Struktur kota ini sangat dipengaruhi oelh suatu tujuan dan rencana tertentu sehingga proses yang
terjadi pada pembangunan kota ini tidak penting karena sebelumnya semua telah diatur perencanaanya.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
19/61
Azas Desain Urban 19
Penyusunan secara organis
Sebelum zaman modern, kebanyakan kota diluar dunia Barat dibentuk oleh tradisi disusun secar organis.
Hamper semua budaya diluar barat memakai standar perancangan kota yang mengutamakan faktor organic
sebagai hasil pandang mereka yang bersifat tradisional dan praktis. Kotakota yang dibangun dengan cara
itu disebut kota tumbuh, kebanyakan kotakota tersebut dibangun dalam suatu proses tanpa
memperhatikan perancangan secara keseluruhan. Struktur kota ini sangat dipengaruhi oleh
prosespembangunan sehingga tujuan dari rencana pembangunan ini dianggap tidak penting. Oleh sebab itu
perkembangan kota tidak akan diatur sebelum adanya pembangunan karena kota dianggap akan
berkembang secara organis alamiah sesuai kebetulan masyarakatnya.
e. Jenis Daerah Perkotaan
Sejak awal suatu daerah perkotaan telah memenuhi tujuan khusus dalam struktur sosial dan ekonomi kota. Daerah
perkotaan tersebut mempunyai fungsi tertentu, jenisjenis perkotaan diantaranya adalah:
1. Persimpangan jalan, bentukan kota ini adalah bentukan paling sederhana, dapat meluas atau mengecil dengan adanya
pergerakan perdagangan dari satu tempat ke tempat lain. Tempattempat ini diantaranya tempat beristirahat, makan,
bertukar barang dagangan,. Lokasinya bias berada di terminal transportasi.
2.
Daerah pertanian utama, kawasan pelayanan untuk kawasan pedesaan, bahanbahan kebutuhan pertanian dapat diperoleh
diperkotaan ini dan hasil panennya dibawa untuk dikirimkan ke tempat pengolahan dan akhirnya sampai ke konsumen.
3.
Kota perdagangan, kegiatan udaha, pertukaran barang, dan transaksi dilakukan di tempat ini, sehingga kota ini menjadi
pusat perdagangan.
4. Kota transportasi, kota ini menjadi pusat jaringan transportasi.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
20/61
Azas Desain Urban 20
5. Kota rekreasi, kota ini memiliki ketertarikan sendiri bagi wisatawannya sehingga banyak menarik pengunjung.
6. Kota pendidikan, lembaga atau kelompok lembaga pendidikan menjadi fungsi utama dari kota ini, contohnya California,
Davis, dan New Jersey.
7.
Lingkungan Pertambangan, dasar dari perekonomian kota ini adalah pengambilan mineral yang ada di daerah tersebut.
Contohnya lingkungan penambangan intan di Afrika Selatan.
8. Lingkungan pensiunan, dimana kota yang pendapatan utamanya bersumber dari gaji dan pensiunan. Contohnya pada jalur
matahari di Amerika Serikat.
9. Pusat pemerintahan, dimana kota ini merupakan kota yang menjadi pusat kegiatan pemerintahan, pemberi kerja utamanya
merupakan pemerintah.
10.
Kota (regional) kombinasi, kota yang memiliki sebagian fungsifungsi diatas, kota semacam ini lebih besar dan
kompleks dari pada kotakota yang memiliki satu fungsi.
2.1.3.Bentuk Kota
Bentuk kota adalah pola atau wujud yang terbangun dari sebaran kawasan non pertanian/perkotaan atau disebut sebagai
kawasan terbangun. Bentuk kota dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
-Pola jaringan jalan,
- Daya dukung lahan,
- Sebaran sumberdaya alam,
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
21/61
Azas Desain Urban 21
- Kebijakan pemerintah.
Berdasarkan pada penampakan morfologi kota serta jenis penyebaran areal perkotaan yang ada, Hudson dalam Yunus (1999),
mengemukakan beberapa alternatif model bentuk atau pola kota. Pola suatu kota tersebut dapat menggambarkan arah
perkembangan dan bentuk fisik suatu kota. Ekspresi keruangan morfologi kota secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu
bentuk kompak dan bentuk tidak kompak (Yunus, 2000: 14). Berikut comtoh macam-macam bentuk kota diambil dari website
http://planospace.blogspot.com/2011/03/bentuk-bentuk-kota.html
Bentuk kompak mempunyai 7 macam bentuk, yaitu:
a.
Bujur sangkar (the square cities)
Bujur sangkar menunjukkan sesuatu yang murni dan rasionil, merupakan bentuk yang statis, netral dan tidak
mempunyai arah tertentu. Bentuk bujur sangkar merupakan bentuk kota yang bercirikan dengan pertumbuhan di
sisi-sisi jalur transportasi dan mempunyai kesempatan perluasan ke segala arah yang relatif seimbang dan kendala
fisikal relatif yang tidak begitu berarti. Hanya saja adanya jalur transportasi pada sisi-sisi memungkinkan
terjadinya percepatan pertumbuhan area kota pada arah jalur yang bersangkutan.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
22/61
Azas Desain Urban 22
b. Kipas (fan shaped cities)
Bentuk semacam ini sebenarnya merupakan bentuk sebagian lingkaran. Dalam hal ini, ke arah luar lingkaran kota
yang bersangkutan mempunyai kesempatan berkembang yang relatif seimbang. Oleh sebab-sebab tertentu pada
bagian-bagian lainnya terdapat beberapa hambatan perkembangan areal kekotaannya yang diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu :
Hambatan-hambatan alami (natural constraints), misalnya : perairan, pegunungan.
Hambatan-hambatan artificial (artificial constraints) : saluran buatan, zoning, ring roads.
Batas terluar dari pada kotanya di tandai dengan green beltzoning atau growth limitation dengan ring roads.
Dengan demikian terciptalah bentuk bulat arcificial.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
23/61
Azas Desain Urban 23
c. Empat persegi panjang (the rectangular cities)
Merupakan bentuk kota yang pertumbuhannya memanjang sedikit lebih besar daripada melebar, hal ini
dimungkinkan karena adanya hambatan-hambatan fisikal terhadap perkembangan area kota pada salah satu sisinya.
d. Pita (ribbon shaped cities)
Sebenarnya bentuk ini juga mirip regtangular city namun karena dimensi memanjangnya jauh lebih besar dari
pada dimensi melebar maka bentuk ini menempati klasifikasi tersendiri dan menggambarkan bentuk pita. Dalam
hal ini jelas terlihat adanya peranan jalur memanjang (jalur transportasi) yang sangat dominan dalam
mempengaruhi perkembangan areal kekotaannya, serta terhambatnya peluasan areal ke samping
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
24/61
Azas Desain Urban 24
e. Bulat (rounded cities)
Merupakan bentuk kota yang paling ideal, karena jarak dari pusat kota keluar kota hampir sama. Selain itu
perkembangan pembangunan keluar kota terjadi secara cepat.
f. Gurita/bintang (octopus shaped cities)
Dasar dari bentuk spider web dengan linear radial biasanya mendefinisikan beberapa tipe dari ruangan terbuka.
Contoh : Washington D.C. Peranan jalur transportasi pada bentuk ini juga sangat dominan sebagaimana dalam
ribbon-shaped city. Hanya saja, pada bentuk gurita jalur transportasi tidak hanya satu arah saja, tetapi beberapa
arah ke luar kota. Hal ini hanya dimungkinkan apabila daerah hinter land dan pinggirannya tidak memberikan
halangan-halangan fisik yang berarti terhadap perkembangan areal kekotaannya.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
25/61
Azas Desain Urban 25
g. Tidak berpola (Unpattern cities)
Kota dengan pola demikian merupakan kota yang terbentuk pada suatu daerah dengan kondisi geografis
yang khusus, yaitu daerah dimana kota tersebut telah menciptakan latar belakang khusus dengan kendala-kendala
pertumbuhan sendiri.
Bentuk tidak kompak mempunyai empat macam bentuk, yaitu:
a.
Berantai(chained cities). Merupakan bentuk kota terpecah tapi hanya terjadi di sepanjang rute tertentu. Jarak
antara kota induk dan kenampakan-kenampakan kota baru tidak terlalu jauh, maka beberapa bagian membentuk
kesatuan fungsional yang sama (khususnya dibidang ekonomi). Bentuk ini juga bisa disebutRibbon Citydengan
skala yang besar.Kota ini seolah-olah merupakan mata rantai yang dihubungkan oleh rute transportasi, sehingga
peran jalur transportasi sangat dominan.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
26/61
Azas Desain Urban 26
b. Terpecah(fragment cities). bentuk awalnya adalah bentuk kompak namun dalam skala yang kecil,dan akhirnya
saling menyatu dan membentuk kota yang besar. Merupakan bentuk kota dimana perluasan areal kota tidak
langsung menyatu dengan induk, tetapi cenderung membentuk exclaves (umumnya berupa daerah permukiman
yang berubah dari sifat perdesaan menjadi sifat perkotaan).
c.
Terbelah(split cities). Merupakan bentuk kota kompak namun terbelah perairan yang lebar. Kota tersebut terdiri
dari dua bagian yang terpisah yang dihubungkan oleh jembatan-jembatan. Contoh kota yang menerapkan bentuk
ini adalah kota Buda (barat) dan Pest (timur) di sungai Danube, sehingga dikenal sebagai kota Budapest.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
27/61
Azas Desain Urban 27
d. Satelit(stellar cities). Merupakan bentuk kota yang didukung oleh majunya transportasi dan komunikasi yang
akhirnya tercipta bentuk kota megapolitan. Biasa terdapat pada kota-kota besar yang dikelilingi oleh kota-kota
satelit. Dalam hal ini terjadi gejala penggabungan antara kota besar utama dengan kota-kota satelit di sekitarnya,
sehingga kenampakan morfologi kotanya mirip telapak katak pohon.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
28/61
Azas Desain Urban 28
2.2. Permasalahan Perkotaan
Secara umum permasalahan perkotaan sendiri termasuk di dalam masalah urban, yang menurut Stanley D. Brunn & Jack F.
Williams dalam buku Cities of the World : World Regional Urban DevelopmentterbitanHarperCollins College-New York
terdapat 15 masalah urban yang ada di perkotaan :
1.
Excessive size, adalah ukuran atau wadah suatu populasi tinggal dibandingkan dengan jumlah populasi, hal ini
sebenarnya bukanlah suatu masalah, tetapi suatu hal yang akan melahirkan masalah;
2.
Overcrowding, adalah suatu permasalahan yang timbul dari masalah yang pertama, yaitu daya tampung suatu
lahan;
3. Shortage of Urban Services, adalah pelayanan listri, air bersih, dll yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat
urban, yang sebagian besar perlu disediakan oleh pemerintah (tidak mandiri);
4. Slums & Squatter Settlements,slumsadalah pemukiman kumuh yang timbul karenaovercrowding, sedangkan
Squatter Settlementsadalah pemukiman liar yang menempati lahan yang seharusnya tidak diperuntukkan untuk
pemukiman;
5. Traffic Congestion, adalah permasalahan lalu lintas, dapat berupa kepadatan kendaraan bermotor, gas buangan
yang dihasilkan, kurangnya sarana publik seperti zebra cross,dll, hingga perilaku penggunanya;
6. Lack of Social Responsibility, adalah kurangnya tanggung jawab sosial antar penduduk kota. Tidak seperti di desa,
hubungan sosial antar penduduk kota kurang erat dan cenderung individualistik, hal inilah yang mengakibatkan
kurangnya kepedulian dan tanggung jawab sosial antar penduduk ataupun penduduk dengan lingkungannya;
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
29/61
Azas Desain Urban 29
7. Unemployment & Underemployment, adalah tidak adanya pengangguran dan pekerja yang berpenghasilan rendah.
Meskipun pekerjaan di kota cenderung lebih banyak daripada di desa, tetapi tidak serta merta mengurangi tingkat
pengangguran, hal ini dikarenakan penyebab utama pengangguran tidak hanya kurangnya lapangan pekerjaan,
tetapi juga tidak kurangnya keahlian seseorang dalam suatu bidang, sehingga saat ada pekerjaan, kriteria pekerja
yang diinginkan tdak ada yang memenuhi;
8. Racial and Social Issues, di penduduk kota yang cenderung homogen dan kurangnya toleransi antar mereka tentu
akan menimbulkan perpecahan antar kelompok-kelompok, penindasan terhadap kaum-kaum minoritas, dll;
9. Westernization and Modernization, dapat berupa fisik maupun nonfisik adalah hilangnya nilai-nilai lokal karena
masuknya budaya barat dan modernisasi tanpa adanya control/filter yang jelas, sehingga banyak penduduk
(terutama remaja) yang kehilangan jati dirinya;
10.
Environmental Degradation, adalah kurangnya kepedulian manusia terhadap alam, sehingga munculnya berbagai
berbagai permasalahan lingkungan yang berdampak buruk pada kehidupan penduduknya;
11.
Urban Expansion & Loss of Agricultural Land, adalah permasalahan yang biasa terjadi di kota-kota besar, kota
yang pertumbuhannya tidak hanya secara vertical tetapi juga horizontal mengakibatkan pemekaran wilayah suatu
kota sehingga memakan daerah-daerah pinggiran kota, yang pada awalnya ditujukan sebagai area hijau, pertanian,
dll menjadi area perumahan;
12.Administrative & Organization,adalah permasalahan birokrasi, seperti pelayanan dalam pembuatam surat-surat
kendaraan, pembangunan, ataupun data-data kependudukan (KTP, KK, dll);
13.Refugees & Resettlement, adalah masalah pengungsi dan tempat pengungsian saat terjadi suatu bencana atau
kondisi tertentu, tetapi dalam hal ini refugeeslebih cenderung ke imigran gelap.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
30/61
Azas Desain Urban 30
14.Stagnation & No Growth;
15.Consequences of Global Restructuring.
Dari masalah-masalah diatas ada beberapa masalah utama yang dampaknya terasa sangat besar bagi lingkungan perkotaan
tersebut, antara lain :
2.2.1 Masalah Sosial dan Lingkungan
Permasalahan di kota umumnya lebih kompleks dibanding masalah di desa. Semakin besar mobilitas masyarakatnya, maka
akan semakin kompleks permasalahan yang timbul di lingkungan masyarakat tersebut. Sebagai contoh, banyak penduduk desa yang
mengadu nasib ke kota karena pekerjaan di desa minim. Di kota pemuda-pemuda tersebut dan diantara mereka ada yang
memenangkan persaingan tersebut. Pemuda yang berhasil memeanfaatkan peluang tersebut tentu akan menjadi inspirasi bagi
pemuda-pemuda desa yang lain untuk mencari peruntungan di kota. Tetapi tentu semakin banyak urbanisasi terjadi, maka
persaingan akan semakin sulit dan menambah konflik serta permasalahan yang terjadi di kota.
Sedangkan di desa, permasalahan yang terjadi tidak terlalu rumit karena hubungan sosial pada masyarakat desa terjadi secara
kekeluargaan, dan jauh menyangkut masalah-masalah pribadi, satu dengan yang lain mengenal secara rapat, menghayati secara
mendasar. Pertemuan-pertemuan dan kerja sama untuk kepentingan individu. Segala kehidupan sehari-hari diwarnai dengan gotong
royong.
Contoh permasalahan di kota :
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
31/61
Azas Desain Urban 31
1. Kepadatan penduduk : masyarakat desa yakin jika hidup dikota maka kehidupan mereka pun akan lebih terjamin. Pemahaman
seperti ini, yang menyebabkan urbanisasi meningkat.
2. Kemiskinan : kemiskinan terjadi apabila sebuah individu tidak mampu atau tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan pokok
hidupnya secara umum dan kemiskinan juga dapat menjadi awal tumbuhnya masalah-masalah sosial yang lain seperti kekerasan,
pencurian, dan berbagai tindakan kriminalitas lainnya.
Contoh permasalahan di desa :
1. Kurangnya fasilitas : Masih banyak desa-desa di Indonesia yang belum mendapatkan fasilitas kehidupan yang memadai seperti
kebutuhan akan listrik.
2. Terbatasnya lapangan pekerjaan.
2.2.2. Masalah Ketidakseimbangan Pertumbuhan Kota
Kawasan perkotaan di Indonesia dewasa ini cenderung mengalami permasalahan yang tipikal, yaitu tingginya tingkat
pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota semakin berat. Jumlah
penduduk perkotaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan
terhadap pemanfaatan ruang kota. Selain itu daya dukung lingkungan dan sosial yang ada juga menurun, sehingga tidak dapat
mengimbangi kebutuhan akibat tekanan kependudukan.Permasalahan lainnya berkaitan dengan tingginya tingkat konversi lahan,
terutama lahan yang seharusnya dilindungi agar tetap hijau menjadi daerah terbangun, yang menimbulkan dampak terhadap
rendahnya kualitas lingkungan perkotaan. Lemahnya penegakan hukum dan penyadaran masyarakat terhadap aspek penataan ruang
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
32/61
Azas Desain Urban 32
juga merupakan masalah, seperti misalnya munculnya permukiman kumuh di bantaran sungai dan terjadinya kemacetan akibat
terbaurnya lalu lintas regional dan lokal sebagai implikasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan peruntukkannya (Dirjen
Dept. PU, 2007).
1.
Pertumbuhan Permukiman di Kawasan Kota
Satu bidang dimana selalu ada kekurangan baik di negara maju maupun berkembang yang diakibatkan tekanan penduduk
ialah bidang perumahan dan permukiman. Sebagian besar permintaan akan perumahan berasal dari berjuta-juta migran luar kota
yang datang berbondong-bondong. (Menkimpraswil, 2002). Kondisi tersebut menimbulkan permasalahan lingkungan, khususnya
pusat kota (inner-city) dimana akan tercipta kawasan dan lingkungan kumuh (sick districtsand neighborhoods) yang dapat
diindikasikan dengan munculnya permukiman kumuh dan liar (slum and squatters), kematian dan kerusakan kawasan bersejarah,
kesemrawutan dan kemacetan lalulintas (traffic congestion), kerusakan kawasan tepian air, bantaran sungai dan tepian laut,
kekacauan ruang-ruang publik (publicdomain,public space,public easement), lingkungan pedestrian, isi dan arti komunitas,
ketidaksinambungan ekologi kota serta ketidak seragaman morfologi dan tipologi kota (Soesilowati, 2007).
2.
Pertumbuhan Permukiman Kota di Bantaran Tepi Sungai
Daerah bantaran sungai merupakan lahan milik negara yang seringkali pemanfaatannya tidak sesuai dengan peraturan yang
ada yang mana pada kawasan perkotaan seringkali telah tumbuh menjadi permukiman yang relatif padat. Maksimalisasi
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
33/61
Azas Desain Urban 33
penggunaan lahan hingga bantaran sungai tersebut tidak hanya menurunkan kualitas lingkungan, namun dapat membahayakan
kehidupan manusia yang menempati lahan tersebut.Terciptanya kekumuhan juga menjadi kecenderungan permukiman padat tepi
sungai karena perilaku masyarakat yang menjadikan sungai sebagai buangan limbah dan sampah. Sebenarnya aturan tata guna
lahan sendiri telah diatur dalam UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, dan diatur lebih lanjut dalam PP No. 36 tahun
2005 yangsalah satu isinya tentang IMB, dimana tentu secara logika bangunan-bangunan dibantaran sungai tidak memiliki
memiliki IMB, tetapi karena kurang sehatnya birokrasi suatu kota hal-hal tersebut tentu menjadi diabaikan.
3. Penyediaan Ruang Publik sebagai Penataan Bantaran Sungai
Guna menyiasati kondisi tersebut, pengembalian fungsi dan penggubahan bantaran sungai menjadi ruang publik
merupakan strategi yang dapat memberikan beberapa keuntungan sekaligus yaitu mengembalikan fungsi ekologis, meningkatkan
nilai ekonomi dan sosial.Banyak studi atau penelitian yang menyatakan bahwa penyediaan ruang publik terbukti telah
meningkatkan nilai kawasan.Namun penerapannya dapat berbeda terutama terkait dengan lokasi, jenis, serta prioritas
peruntukannya, yang dapat mempengaruhi kualitas suatu ruang publik. Penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat
perhatian yang khusus, terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial serta ruang-ruang
terbuka publik di perkotaan (Dirjen Dept. PU, 2007). Penyediaan ruang publik di kawasan permukiman tepi bantaran sungai
merupakan strategi untuk mengembalikan kualitas lingkungan maupun sosial dan diharapkan mampu meningkatkan nilai
ekonomis bagi kawasan yang berdampak positif terhadap masyarakat.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
34/61
Azas Desain Urban 34
2.2.3. Masalah Dampak Fungsi Bangunan terhadap Transportasi Perkotaan
Tidak seperti di desa yang bangunannya cenderung tersebar dan lahan terbukanya yang masih banyak, lahan di kota cenderung
semakin menyempit karena keberadaan bangunan. Keberadaan bangunan yang semakin padat tentu juga berbanding lurus dengan
pertumbuhan transportasi kota tersebut yang juga semakin padat. Hal inilah yang mengakibatkan diperlukannaya aturan yang
jelas dalam pengendalian pertumbuhan/pembangunan suatu bangunan, sehingga pemerintah telah mengatur suatu aturan yang saat
ini kita kenal dengan IMB. Selain IMB, bangunan yang memiliki kriteria tertentu juga diwajibkan menyertakan laporan
Amdalalin, berikut adalah kriteria minimal bangunan yang diwajibkan melakukan penelitian tentang amdalalin :
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
35/61
Azas Desain Urban 35
Tabel 1.2. Ukuran minimal peruntukan lahan yang wajib melakukan amdalalin
2.3. Tata Ruang Kota
Menurut undang undang nomor 24 tahun 1992 tata ruang adalah wujud struktural dari pola pemanfaatan ruang yang direncanakan
maupun tidak. Adanya penaatan ruang dalam suatu kota akan mempengaruhi kondisi penduduk daerah tersebut baik sosial, ekonomi, dan
sumber daya alam. Sedang menurut undang undang nomor 22 tahun 1999, tata ruang adalah penetapankawasanperkotaanselainkawasan
yang berstatusdaerahkota, penetapantersebutterdiridaridaerah kabupaten, kawasan perkotaan baru yang merupakan hasil pembangunan
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
36/61
Azas Desain Urban 36
yang mengubah kawasan pedesaan menjadi kawasan perkotaan, dan kawasan perkotaan yang merupakan bagiandaridua atau lebih yang
berbatasan sebagai daerah satu kesatuan sosial, ekonomi, dan fisik perkotaan.
Berikut ini prinsip dari penataan ruang dikutip dari buku Tata Ruang Kota:
1. Pengambilan keputusan untuk menentukan pilihan;
2. Suatu penetapan pengalihan sumber daya;
3. Suatu penetapan dan usaha pencapaian sarana dan tujuan pembangunan;
4. Suatu pencapaian keadaan yang lebih baik dimasa yang akan datang yaitu :
Dapat membuat perkiraan yang baikdan menjabarkannya dalam suatu penjadwalan yang berurutan sesuai dengan
kebutuhan dan sumber daya yang mendukungnya.
Pelaksanaan pertahapan untuk mencapai tujuan masa mendatang disusun dalam urutan kegiatan yang logis,
rasional, serta tertata secara bertahap dan berurutan.
Di dalam penataan ruang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
1) Perencanaan Tata Ruang
Rencana tata ruang yang dilakukan disusun dengan pandangan persepektif menuju ke masa depan yang diharapkan,
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
37/61
Azas Desain Urban 37
Bertitik tolak berdasarkan data, informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang dapatdigunakan. Dalam pasal 65 ayat 1
penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan masyarakat, ayat 2 peserta masyarakat
sebagaimana dalam ayat 1 dilakukan melalui :
a.
Partisipasi dalam penyusunan tata ruang
b. Partisipasi dalam pemanfaatan ruang
c. Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang
Penyusunan dan penetapan rencana tata ruang tersebut ditempuh dengan langkahlangkah :
Menentukan arah pengembangan yang akan dicapai dilihat dari segi ekonomi, sosial budaya, daya dukung, daya
tampung lingkungan serta tidak melupakanfungsifungsi pertahanankeamanan.
Mengidentifikasi berbagai potensi dan masalah pembangunan dalam suatu wilayah perencanaan
Perumusan tata ruang
Penetapan rencana tata ruang
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
38/61
Azas Desain Urban 38
2) Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan ruang merupakan rangkaian program kegiatan pelaksanaan pembangunan yang memanfaatkan ruang
menurut jangka waktu yang ditetapkan di dalam rencana tata ruang. Indikatorindikator dalam pemanfaatan ruang adalah
sebagai berikut :
o Perubahan nilai sosial akibat rencana tata ruang
o Perubahan nilai tanah dan sumber daya alam lainnya
o Perubahan status hukum tanah akibat rencana tata ruang
o Dampak terhadap lingkungan
o Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3)
Pengendalian pemanfaatan ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang ini dilakukan dengan pengawasan dan penertiban pemanfaatan ruang. Pengawasan
ini bertujuan untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang.
Sedangkan penertibannya dilakukan dengan tujuan untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang yang direncanakan
dapat terwujud sesuaidengan ketetapan, dilakukan melalui pemerikasaan dan penyelidikan atas semua pelanggaran atau
kejahatan yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, mengenai sanksinya
berdasarkan undangundang nomor 26 tahun 2007 dan PP No. 15 tahun 2010 tentang PenyelenggaraanPenataanRuang.
Polapikir yang digunakan dalam proses penataan ruang yaitu pola pikir pembangunan secara statis menjadi pola
pikir secaradinamis, pendekatan yang dilakukan secara konvensional menuai dampak seperti teralu dominanya peran
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
39/61
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
40/61
Azas Desain Urban 40
Mengakibatkan perubahan fungsi ruang
70 ayat (3) Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin
pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; dan
Mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau
kerusakan barang.
Pidana penjara paling lama 5 tahun dan
denda maksimal Rp 1,5 milyar
70 ayat (4)
Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin
pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; dan
Mengakibatkan kematian orang
Pidana penjara palig lama 15 tahun dan
denda paling banyak 5 milyar
71 Tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
persyaratan izin pemanfaatan ruang
Pidana penjara paling lama 3 tahun dan
denda paling banyak Rp 500 juta
72
Tidak memberikan akses terhadap kawasan yang oleh
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum
Pidana penjara paling lama 1 tahun dan
denda paling banyak Rp 100 juta
73
Pejabat pemerintah penerbit izin; dan
Menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tataruang
Pidana penjara paling lama 5 tahun dan
denda paling banyak Rp500 juta
Dapat dikenai pidana tambahan berupa
pemberhentian tidak hormat drai
jabatannya.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
41/61
Azas Desain Urban 41
Berikut ini karakteristik sifat dan metode proses perencanaan secara konvensional :
Top down
Linier
Hierarkis
Berurutan
Umum dan mengikat
Pendekatan secara terpadu memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain dan menjadi satu kesatuan sehingga tidak muncul
dominasi dari pihak manapun. Karakteristik proses dari perencanaan secara terpadu adalah :
Tidak top down, tetapi bottom up Bagian yang satu dengan bagian lainnya
Nonhierarkis
Interdependen
Tidak estafet
Dalambuku Elemen Tata Ruang Kota, Steingengamengatakan sering terjadi kekacauan antar istilah perencanaan dengan tata
ruang, sertaperencanaan fisikberkenaan dengan tata ruang terdiri dari beberapa tingkatan yaitu :
Perencanaan lokal
Perencanaan lunak, yang meliputi kampung,kota kecil, dan sebagian kotabesar.
Perencanaan mandala, lokal yang lebih luas meliputi sekelompok kampung atau kota sedang.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
42/61
Azas Desain Urban 42
Perencanaan wilayah, meliputi kotakota besar dan pemusatan penduduk dikotakota besar.
Menurut administrasi perencanaan daerah, yaitu mengenai bagian-bagian suatu negara.
Perencanaan nasional, mengenai negara dan bagiannya.
Perencanaan sebagai benua, mengenai hubungan suatu negara degan negara lainnya.
Sedang tingkatan perencanaan di Indonesia yang dijabarkan dariUndangundang No. 26 Tahun 2007 pasal 14 kedudukan
RTRWN, RTRW PROVINSI, RTRW KABUPATEN/KOTA, adalah sebagai berikut :
Produk perencanaan pada tingkat administrasi terdiri dari rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang yang digunakan
sebagai perangkat operasional RTUTR.
Hirarki pusat kota dalam RTRWN adalah :
PKN (PusatKegiatanNasional), kegiatan yang diemban oleh kawasan ini berfungsi sebagai :
Potensi sebagai gerbang kawasan Internasional
Pusat pelayanan keuangan nasioanal atau beberapa provinsi
Pusat pengolahan atau pengumpulan barang secara nasional atau beberapa provinsi
Simpul transportasi nasional atau beberapa provinsi
Jasa pemerintahan nasional atau beberapaprovinsi
Jasa publik lainnya untuk nasional atau beberapa provinsi
PKW (Pusat Kegiatan Wilayah), kegiatan yang diambil oleh kawasan ini berfungsi sebagai berikut:
Pusat pelayanan keuangan beberapa kabupaten atau kota
Pusat pengolahan atau pengumpulan barang beberapa kabupaten kota
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
43/61
Azas Desain Urban 43
Simpul transportasi beberapa kabupaten
Jasa pemerintahan beberapaka bupaten
Jasa publik lainnya untuk beberapa kabupaten
PKL (Pusat Kegiatan Lokal) kegiatan yang dilakukan dalam kawasan ini berfungsi sebagai :
Pusat pelayanan keuangan beberapa kecamatan
Pusat pengolahan atau pengumpulan barang beberapa kecamatan
Simpul transportasi beberapa kecamatan
Jasa pemerintahan beberapa kecamatan
2.3 Desain Urban
2.3.1 Pengertian Desain Urban
Sebelum membahas tentang desain urban, kita bahas dahulu tentang suatu fenomena yang erat kaitannya dengan desain urban itu
sendiri, yaitu urbanisasi.
Muculnya Urbanisasi
Definisi sederhana dari urbanisme atau daerah perkotaan adalah persekutuan atau penyatuan suku yang bertetangga
yang terkumpul dalam suatu pusat, yang digunakan sebagai tempat pertemuan bersama dengan tujuan perlindungan. Daerah
perkotaan diartikan sebagai gabungan lingkungan perumahan atau perkantoran maupun tempat umum. Selain itu definisi
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
44/61
Azas Desain Urban 44
perkotaan adalah lokasi dimana terdapat kemungkinan adanya suatu lingkungan kehidupan yang beraneka ragam dan gaya
hidup berbeda.
Istilah kota sendiri memiliki arti yakni konsentrasi dari suatu penduduk dalam wilayah geografis yang dapat menghidupi
dirinya sendiri secara relatif permanen dari kegiatan ekonomi yang ada di wilayah tersebut. Kota itu bias merupakan kota
industri, pendidikan, perdagangan, pemerintah atau kota mixed used.Kotakota besar kebanyakan memiliki daya ekonomi
yang kuat dan luas, sedang kotakota kecil merupakan kota satelit yang tergantung dengan kota besar atau induknya.
Lokasi dan Jenis Urbanisasi
Didalam suatu penelitian mengatakan bahwa jarang sekali perkotaan yang berada di wilayah topografis yang terjal.
Beberapa kota terletak di dataran tinggi tetapi tanahnya ralatif datar. Missal Denver, dan Mexico. Kebanyakan kota kota
besar berada dekat jalan air besar, seperti kota New York, Seattle, Boston, dan Chicago. Dimasa yang akan datang
menghadapkan manusia tidak hanya tinggal didaerah perkotaan dengan masalah untuk mengatasi konsekuensi dari
perubahan teknologi.
Pengertian desain urban menurut beberapa ahli:
Jane Jacobs (1961)
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
45/61
Azas Desain Urban 45
Dalam bukunya The Death and Life of Great American Cities, Kota berdasarkanmultiple usesakan akan menghasilkan keberagaman
dalm ekonomi dan sosial. Fenomena esensial dari kota adalah gabungan dari aktivitas yang didukung. Lebih lanjutnya, kawasan perkotaan
hendaknya memiliki beberapa prinsip arsitektural dalam skala makro. Jika tidak maka akan timbul masalah yang cenderung buruk
dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab jika ukuran sebuah kota dan wilayahnya tidak disusun dengan menciptakan ruang-
ruang efektif melalui pengorganisasian sebuah daerah pedalaman yang lebih besar berdasarkan hirarki-hirarki tertentu, maka
kualitas identitas masyarakat perkotaan terhadap tempat dan lingkungannya akan menurun. (Sumber: Kaitan antara keberagaman,
Meliana, FT UI, 2008)
Hamid Shirvani (1985)
Dalam bukunya Urban Design Process, Urban Design (perancangan kota) merupakan kelanjutan dari urban planning
(perencanaan kota) sebab bagaimanapun hasin perencanaan kota belum selesai atau belum dapat dilaksanakan tanpa ada
rancang desain dari rencana yang telah disusun. Urban Design memiliki tekanan pada penataan lingkungan fisik kota.
Elemen yang membentuk suatu kota (terutama pusat kota) adalah tata guna lahan (land use), Bentuk dan kelompok bangunan
(Building and Mass Building), Ruang Terbuka (Open Space), Parkir dan Sirkulasi (Parking and Circulation), Tanda-tanda
(Signage), Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways), Pendukung Kegiatan (Activity Support), dan Preservasi
(Preservatin).(Sumber: Perancangan Kota, Design Arsitektr UNIP 2010)
2.3.2 Elemen-elemen dalam desain urban
1. Tata Guna Lahan (Land Use) dan Lingkungan
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
46/61
Azas Desain Urban 46
Seperti yang kita ketahui air, tanah dan udara merupakan unsur-unsur utama yang ada pada lingkungan hidup, kualitas
unsur utama lingkungan ini sangat penting bagi rakyat pada umumnya. Khusus dalam mengatasi kemiskinan pemanfaatan
unsur-unsur ini tentu perlu dikelola dengan baik. Pengembangan tata guna tanah dan tata guna ruang akan sangat berpengaruh
pada kesejahteraan hidup orang banyak, dan oleh karena itu perlu diatur pengelolaannya dengan baik, agar hubungan dan
interaksi antara manusia dan lingkungannya berlangsung dengan seimbang dan saling menguntungkan.
Menurt Weisman dalam Merry (2001), terdapat 3 komponen yang ikut mempengaruhi interaksi antara manusia denagn
lingkungannya, yaitu :
1.
Individu, manusia yang menggunakan setting fisik dengan tujuan tertentu.
2.
Setting fisik, lingkungan fisik tempat manusia beraktivitas.
3.
Organisasi, lembaga atau institusi di mana individu melakukan tugasnya.
Widley dan Sceidt mengungkapkan hubungan yang lebih lanjut dari komponen-komponen tersebut membutuhkan
adanya hal-hal berikut sebagai kebutuhan aktivitas atau kelengkapan lingkungan, dibutuhkan adanya :
1. Kenyamanan, menyangkut keadaan lingkungan yang memberikan rasa yang sesuai dengan panca indera;
2.
Aksesibilitas, menyangkut kemudahan bergerak melalui dan menggunakan lingkungan sehingga sirkulasi menjadilancer dan tidak menyulitkan pemakai;
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
47/61
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
48/61
Azas Desain Urban 48
1. Mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan kegiatanpembangunan yang
sesuai RTRW;
2.
Mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai dengan arahan fungsi kawasan dalam
RTRW;
3. Mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah termasuk pemeliharaan
tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah;
4. Menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan dan memanfaatkan tanah bagi masyarakat yang
mempunyai hubungan hukum dengan tanah sesuai dengan RTRW yang ditetapkan.
Penatagunaan tanah diselenggarakan terhadap:
1. Bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya baik yang sudah terdaftar ataupun belum terdaftar;
2. Tanah negara;
3. Tanah ulayat masyarakat hukum adat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penggunaan tanah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang maka penggunaannya tidak dapat diperluas atau
dikembangkan tatagunanya, serta pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang sehingga tidak dapatditingkatkan pemanfaatan tanahnya.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
49/61
Azas Desain Urban 49
2.3.3 Peran Desain Urban
2.3.4 Desain Urban Sebagai Kebijakan Publik
2.4 Aspek Manusia dan Aspek Sosial dalam Desain Urban
Kota dan pemukiman adalah contoh spesifik lingkungan binaan (Amos Rapoport, 1977), pengertian lingkungan binaan adalah
suatu pengorganisasian empat buah unsur yang meliputi: ruang, makna, komunikasi dan waktu. Menurut Onggodipuro dalam pengantar
sejarah perencanaan perkotaan, bahwa lingkungan tersebut dapat dilihat dari serangkaian hubungan antara elemen-elemen dengan manusia
(antara benda dengan benda lain, benda dengan orang-orang, orang dengan orang lainnya). Rancangan dan perancangan pengaturan
wilayah atau suatu kawasan yang besar sampai pengaturan perabot sebuah ruangan dapat dikelompokkan sebagai pengorganisasian ruang.
Proses perkembangan kota tidak statis melainkan selalu dinamis dan seringkali susah ditebak. Banyak hal-hal yang diluar dugaan
muncul dengan tiba-tiba. Kejadian dan perubahan, ekspresi dan improvisasi, merupakan faktor yang justru memanusiawikan lingkungan
dan dianggap layak untuk diberi wadah maupun dikembangkan. Akibatnya ruang terbuka publik berguguran satu demi satu karena
sebagian masyarakat tidak tahu bahwa hakekat ruang terbuka merupakan surga perkotaan. Para pengelola pembangunan kota cenderung
lebih mendambakan terciptanya kota yang indah, dengan memanfaatkan teknologi tinggi dan perangkat keras yang kontemporer. Padahal
sesungguhnya yang lebih penting dalam hal ini bagaimana menciptakan kota manusiawi dengan sentuhan rasa yang penuh kepekaan.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
50/61
Azas Desain Urban 50
Syarat-syarat yang dibutuhkan kota atau ruang publik dalam mengakomodir kebutuhan masyarakatnya antara lain adalah (Carretal,
1992 dalam Ariyanti, 2005) :
1. Comfortable, yaitu nyaman dan aman ketika beraktivitas di dalamnya.
2.Relaxation, yaitu bisa merasa tenang karena tekanan aktivitas sehari-hari berkurang dengan berada di dalam ruang
tersebut.
3.Passive engagement, yang umumnya merupakan aktivitas melihat atau mengamati sehingga dapat menciptakan rasa
dan kenikmatan sendiri dan bisa didukung dengan penambahan atraksi atraksi pada event-event tertentu dan didukung
dengan bentuk fisik yang membuat orang menjadi tertarik.
4.Responsive, yaitu dirancang dan dikelola untuk melayani kebutuhan penggunanya.
5.Democratic, yaitu terbuka untuk semua kelompok manusia dan dapat memberikan kebebasan untuk melakukan sesuatu.
6.Meaningfull, dapat memberikan makna tersendiri bagi manusia yang dirasakan ketika berada didalamnya dan
memberikan hubungan yang kuat antara tempat, kehidupan pribadi dan dunia yang lebih luas.
Widley dan Sceidt dalam Weisman mengungkapkan bahwa sebagai kebutuhan aktivitas atau kelengkapan lingkungan , dibutuhkan adanya:
7. Kenyamanan, menyangkut keadaan lingkungan yang memberikan rasa yang sesuai dengan panca indera;
8. Aksesibilitas, menyangkut kemudahan bergerak melalui dan menggunakan lingkungan sehingga sirkulasi menjadi lancer dan tidak
menyulitkan pemakai;9. Legibilitas, menyangkut kemudahan bagi pemakai untuk dapat mengenal atau memahami elemen-elemen kunci dan hubungannya
dalam suatu lingkungan dan menyebabkan orang tersebut menemukanarah atau jalan;
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
51/61
Azas Desain Urban 51
10.Kontrol, menyangkut kondisi suatu lingkungan untuk menyebabkan personalitas, menciptakan teritoryserta membatasi suatu ruang;
11.Teritorialitas, menyangkut suatu pola tingkah laku yang ada hubungannya dengan kepemilikan atau hak seseorang atau sekelompok
orang terhadap suatu tempat. Pola tingkah laku ini mencakup personalisasi dan pertahanan terhadap gangguan dari luar (Holahan, 1982
dalam Hartanti, 1997);
12.Keamanan, menyangkut rasa aman terhadap berbagai gangguan yang ada baik dari dalam maupun dari luar.
Di samping itu, menurut Kranser dalam Andrian (1999), kebutuhan manusia terhadapsetting dipengaruhi olehpull factors (motivasi
yang menarik) danpush factors (motivasi yang menolak).Pull and Push Factorstersebut amat berkaitan erat dengan psikologi dan ruang
lingkungan atausetting.Oleh karena itu ruang diupayakan selalu dapat memenuhi kebutuhan manusia dan memberikan kepuasan bagi
pemakainya
Terkait dengan pengertian kota manusiawi dibutuhkan adanya sinergi antara pemerintah, perencana kota dan arsitek (perancang
kota) dalam meningkatkan kualitas kota secara fisik agar kota tidak menjadi sesak dan padat oleh perabot kota, tidak terjadinya
kemacetan di mana-mana, rancangan kota lebih teratur dan terkesan melayani lingkungannya serta tersedianya ruang publik bagi
warganya. Jadi dalam mewujudkan kota yang manusiawi bagi warganya, kota tersebut harus tanggap dan peduli terhadap
lingkungan.
Kota Manusiawi Secara Visual
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
52/61
Azas Desain Urban 52
Minaret Branch (1995) mengemukakan bahwa di dalam perencanaan kota komprehensif, perancangan kota memiliki suatu
makna yang khusus sehingga membedakannya dari berbagai aspek proses perencanaan kota. Perancangan kota berkaitan dengan
tanggapan inderawi manusia terhadap lingkungan fisik kota: penampilan visual, kualitas estetika, dan karakter spasial. Jika teori
ini dihubungkan dengan judul penelitian dapat diinterpretasikan kalau signage erat kaitannya dengan inderawi manusia secara
visual, dimana visibilitas (keterlihatan) papan/tanda terpengaruh oleh faktor lokasi, tiang penempatan, cat pantul dan sebagainya.
Begitu pula kaitannya dengan legibilitas informasi (keterbacaan, kejelasan), dengan macam dan ukuran, jarak, lokasi,
warna dasar, warna dan sebagainya sangat tergantung pada tanggapan inderawi manusia yang melihatnya. Teori mengenai
gagasan bahwa pikiran manusia tersusun untuk menyerap lingkungan dengan suatu bagian yang berbeda dan bertalian disebut
psikologi gestalt. Sedangkan pengaturan pola yang berlainan yang diserap disebut gestalt. Teori ini merupakan bagian proses
perancangan mengekspresikan hubungan antara bagian-bagian rancangan. Teori gestalt memiliki seperangkat karakter yang
digunakan untuk memperkuat atau memperlemah hubungan visual antara bagian-bagian komposisi.
Nilai visual dapat diperoleh dari skala, pola, warna, tekstur, dan dimensi. Teori dari Gordon Cullen menjadi landasan
teori dalam penelitian ini sebab untuk membuat konsep desainsignage yang memenuhi aspek-aspek manusiawi. Selain
keharmonisansignage dengan arsitektur bangunan tempatnya berada, keberadaansignagejuga perlu dikendalikan sehingga
mampu mengkomunikasikan informasi penting yang terkandung di dalamnya dengan baik kepada semua orang, baik yang
sedang bergerak cepat maupun lambat. Penampilansignage harus disesuaikan dengan target audiencenya (manusia yang melihatobjek tersebut) sehingga tercipta keseimbangan antara pengendalian kesemrawutan dan penciptaan perhatian sekaligus
penyampaian pesan/informasi darisignage tersebut.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
53/61
Azas Desain Urban 53
Menurut Kevin Lynch dalam bukunya, The Image of The City, 1960 mengemukakan bahwa salah satu keberhasilan
pembentuk ruang untuk merancang sebuah kota adalah imageability, artinya kualitas secara fisik suatu obyek akan memberikan
pengaruh kuat untuk menciptakan image yang dapat diterima orang. Dalam hal ini image ditekankan pada kualitas fisik suatu
kawasan yang menghubungkan atribut identitas dengan strukturnya. Kaitan teori ini dengan penelitian yang dilakukan adalah
mengenai image atau citra sebuah kota akibat adanyasignage dalam ruang kota.
Selain image yang menjadi pembentukplace, begitu pula halnya dengan visual
dansimbol conection. Visual Conection adalah hubungan yang terjadi karena
adanya keserasian visual antara satu objek dengan objek lain dalam suatu
kawasan, sehingga menimbulkan image tertentu (kota yang manusiawi). Dalam
hal ini kesamaan objek dapat didefenisikan sebagai bagian dari elemen-elemen
fisik kota termasuk di dalamnya adalahsignage.
Fungsi Estetika Visual
Menurut Vining dan Stevens (dalam Smardon,1994), dijelaskan yang merupakan aspek kualitas estetika diantaranya
adalah proporsi, komposisi, pola dan tatanan. Sedangkan menurut Broadbent (1980) menyatakan bahwa faktor utama yang
mempengaruhi kualitas fisik kota secara visual adalah bentuk yang terlihat melalui pengaturan masing-masing objek/bangunan
dan keterkaitan satu sama lainnya melalui deretan, skala, proporsi dan hirarki. Kondisi visual koridor menurut Cullen (1961),sangat erat berkaitan dengan fenomena fisik yaitu yang berkaitan dengan penataan dan pengaturanlingkungan serta korelasi visual,
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
54/61
Azas Desain Urban 54
Cullen menyebutkan bahwa korelasi visual yang baik akan memberikan kepuasan estetis tertentu bagi orang yang mengamati dan
berada di tempat tersebut
(Gambar 2.11).
Berdasarkan pada tujuan penelitan dengan hubungan teori ini, maka langkah tinjauan pustaka adalah untuk mendapatkan
rumusan tentang keadaansignage yang berada di koridor jalan Gatot Subroto Medan serta kaitannya dengan fungsi estetika
visual dalam mempengaruhi kualitas fisik kota, baik itu dalam pengaturan dimensisignage, komposisi dan pola tatanan
perletakansignage sebagai pembentuk urban space sehingga dapat mengarahkan analisisnya.
Karakteristik Visual
Kualitas visual merupakan atribut khusus yang ditentukan oleh nilai-nilai kultural dan properti fisik yang hakiki
Smardon, (1986). Menurut Krier (1979), yang menentukan karakteristik geometris koridor adalah pola fungsi, sirkulasi dandinding yang membatasi, dinding atau pembatas tersebut dapat berupa bangunan dan pepohonan.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
55/61
Azas Desain Urban 55
Universitas Sumatera Utara atau unsur lain yang membentuk kesan ruang. Selanjutnya dijelaskan bahwa karakter
visual suatu kawasan ditunjukkan oleh adanya kualitas fisik yang terbentuk oleh interelasi antar elemen visual dalam landskap
kota yang tediri dari:
Dominasi (domination) dibentuk oleh satu atau dua elemen yang sangat kontras dan secara visual sangat
menonjol.
Keragaman (diversity), yang dimaksud disini tingkat keragaman visual.
Kesinambungan (continouity) adalah kesinambungan secara visual.
Kepaduan (intacness), yaitu integrasi dari tatanan lansekap alam maupun buatan manusia yang bebas dari
gangguan visual.
Kesatuan (unity), adalah harmoni secara keseluruhan yang mengacu pada kecocokan atau kesesuaian antar
elemen visual.
Sekuens (sequence), merupakan tatanan unit-unit visual yang tidak dijumpai di lingkungan lain.
Keindahan (vividness), yaitu suatu penampilan secara khusus mengesankan, dibentuk oleh adanya elemen visual
yang menonjol dan menarik.
Keunikan (unique), yaitu kondisi atau karakter visual yang tidak dijumpai di lingkungan lain.
Perkembangan sebuah kota terjadi dengan sangat pesat terutama sekali di kawasan-kawasan strategis,
perkembangan ini ditunjang dengan adanya tuntutan dari kebutuhan masyarakat di kota yang semakin beranekaragam macamnya
terutama dalam hal kenyamanan dan pelayanan serta fasilitas infrastruktur yang ada di kota. Perubahan ini mempengaruhi semua
komponen tatanan yang ada di dalamnya seperti ruang publik, pengaruh keberadaan ruang publik dan bangunan disekitarnya.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
56/61
Azas Desain Urban 56
Keberadaan ruang publik ini cukup penting bagi tata ruang sebuah kota sehingga menarik untuk dikaji lebih mendalam, dalam hal
ini dikhususkan pada kualitas ruang publik melalui teori proporsi atau skala dan enclosure
Tinjauan Umum Ruang Publik Kota
Ruang publik pada dasarnya ruang kosong ( open space ) yang sangat berguna, dengan adanya
kekosongan bisa memuat berbagai aktivitas didalamnya. Selain itu pada tata ruang kota dengan adanya open space / ruang terbuka
untuk ruang pengikat kota sehingga ada jalinan atau penghubung antar ruang didalam kota. Ruang kosong ini disebut juga
arsitektur tanpa atap, dimana ruang ini dengan perumpamaan lantainya dari bumi dindingnya keberadaan bangunan-bangunan dan
alam disekitarnya dan atapnya berupa langit. Sebagai contoh arsitektur tanpa atap di Piazza del Campo di Siena disana Piazza del
Campo berfungsi sebagai pusat kota dimana suatu ruang luar yang dikelilingi oleh dinding bangunan dan tersusun memusat
sehingga dianggap sebagai Living Room nya kota. Ruang publ ik merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat kota
sehingga bisa terjalin interaksi sosial di masyarakat kota itu sendiri. Ruang publik secara umum terdapat beberapa fungsi yang
antara lain adalah : - Sebagai pusat Interaksi untuk kegiatan- kegiatan masyarakat baik formal maupun informal atau digunakanuntuk event-event tertentu seperti upacara kenegaraan, sholat hari raya, acara hiburan dan lain-lain. - Sebagai ruang terbuka yang
menampung koridor-koridor jalan yang menuju kearah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengikat dilihat dari struktur kota
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
57/61
Azas Desain Urban 57
serta sebagai pembagi ruang-ruang fungsi bangunan disekitarnya dan ruang untuk transit. - Sebagai tempat usaha bagi pedagang
kaki lima. - Sebagai paru-paru kota yang semakin padat. - Selain itu ruang publik secara esensial harus memiliki 3 kriteria yaitu :
Meaningful adalah dapat memberikan makna atau arti bagi masyarakat setempat secara individual maupun kelompok. Responsive
adalah tanggap terhadap semua keinginan pengguna dan dapat mengakomodir kegiatan yang ada pada ruang publik tersebut.
Democratic adalah dapat menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat dengan bebas tanpa ada diskriminasi. Hamid Shirvani,
dalam teorinya tentang perencanaan kota, juga menyampaikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan proporsi-skala sebuah
ruang publik. Bentuk Bangunan dan Massa Bangunan Building form and massing, therefore, encompases height, bulk, floor area,
ratio (FAR), coverage, Stree-line setbacks, style, scale, material, texture and color. Perangkat pengendalian bentuk dan massa
bangunan meliputi : - Ketinggian bangunan Dalam konteks kota ketinggian berbagai bangunan akan membentuk skyline kota. -
Kepejalan Bangunan Kontrol kepejalan memberikan peningkatan kondisi angin dan pengontrolan terhadap cahaya matahari pada
jalan-jalan dan ruang-ruang terbuka dibawahnya. Hasil kontrol kepejalan berupa bentuk artikulasi dan bertingkat permukaan dan
bentuk bangunan, dapat menurunkan masalah angin.
Teori proporsi dan skalapada ruang publik ini ada kaitannya dengan open space dan urban space.
Menurut pendapat Paul D. Spreiregen mengenai open space dan urban space adalah Open space is another type of space, and
one which we should be very careful to understand. Open space generally describes park like areas of greenery in or near the
city. It is often confused with urban space, which is a formal fokus of urban activity. Open space in informal, natural, and
parklike. It relieves the harshness of urban form while complementing it. Urban spaces are the products of cities, specifically thejuxtaposition of buildings. The larger spaces of nature in which cities sit cannot be enclosed by urban form, but can nonetheless
be urban spaces in the sense that they are qualified by the urban presence. The city, as a whole form, accents this vast space.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
58/61
Azas Desain Urban 58
Scale and Human Vision Skala didalam urban design yang dipakai adalah skala manusia agar sesuai dengan aktivitas manusia.
Skala ini berdasarkan pada jarak dan ketinggian bangunan atau lingkup area yang ada dari sudut pandangan manusia yang antara
sudut 30o-65o. Selain itu menurut Lynch dalam Rapoport 1971, bahwa sudut pandang yang normal adalah 270. Jadi untuk
perbandingan D/H = 270. Ada tiga pembagian skala berdasarkan urban design antara lain skala intim, skala urban, dan skala
monumental. Pada dasarnya sudut pandangan mata manusia secara normal pada bidang vertikal adalah 60o, tetapi bila melihat
secara intensif maka sudut pandangan mata berkurang 1o. H. Marten, seorang arsitek Jerman, dalam papernya Scale in Civic
Design mengatakan bahwa bila orang melihat lurus ke depan, maka bidang pandangnya vertikal di atas bidang pandangan
horizontal mempunyai sudut 40o atau 2/3 seluruh sudut pandangan mata. Dan orang dapat melihat keseluruhan pandangan bila
sudut pandangnya 27o atau bila D/H = 2 ( jarak dibagi dengan tinggi = 2). Werner Hegemann dan Elbert Peets dalam bukunya :
American Vitruvius menyatakan bahwa : orang akan merasa terpisah dari bangunan bila melihat dari jarak sejauh 2 x tinggi
bangunannya, ini berarti sudut pandangannya 27o. Bila orang ingin melihat sekelompok bangunan sekaligus maka diperlukan
sudut 18o, ini berarti dia harus melihat dari jarak sejauh pandangan 3 x tinggi bangunan. Paul Zucker juga menggunakan gb. 2-
1A dan 2-1B dalam bukunya Town and Square. Ketentuan-ketentuan tersebut sudah ada sejak zaman Medieval, untuk saat ini
dianggap terlalu statis untuk diterapkan dalam disain. Tetapi yang terpenting adalah untuk mengetahui nilai dan Kualitas runag
luar secara keseluruhan dan mepelajari prbandingan-perbandingan antara jarak dan tinggi bangunan pada potongan- potongan
melintang.Betul tidaknya tergantung pada disain. Agar benar-benar mendapatkan inspirasi dalam membuat disain ruang luar,
seorang arsitek tidak harus selalu memakai teori perbandingan tersebut, tetapi harus lebih bebas dalam menggunakan intuisinya
yang kreatif. Gambar 3 Field Of Vision Menurut Camillo Sitte mengenai skala square atau plaza, bahwa besarnya square atauplaza mempunyai lebar minimum sama dengan tinggi bangunan dan tidak boleh lebih dari 2 kali tingginya. Jadi besarnya plaza :
1< D/H
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
59/61
Azas Desain Urban 59
bangunan-bangunan disekitarnya begitu kuat. Bila D/H>2 maka daya mengruang pada plaza mulai berkurang. Jadi bila D/h
terletak diantara 1 dan 2 akan menjadi proporsi yang seimbang.
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
60/61
Azas Desain Urban 60
BAB III
PENUTUP
-
8/11/2019 Fixasistensi Tugas 1 Adu d5
61/61
Azas Desain Urban 61
DAFTAR PUSTAKA
Hariyono, Paulus. 2007. Sosiologi Kota Untuk Arsitek.Jakarta: Bumi Aksara.
Lynch, Kevin. 1960. The Image Of The City. Cambridge-Mass: The MIT Press.
Mirsa, Rinaldi. 2012.Elemen Tata Ruang Kota.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Planospace.2010.http://planospace.blogspot.com/2011/03/bentuk-bentuk-kota.html . Diakses pada 12/04/2014
Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process. New York: Van Nostrand ReinHold Company.
http://planospace.blogspot.com/2011/03/bentuk-bentuk-kota.htmlhttp://planospace.blogspot.com/2011/03/bentuk-bentuk-kota.htmlhttp://planospace.blogspot.com/2011/03/bentuk-bentuk-kota.htmlhttp://planospace.blogspot.com/2011/03/bentuk-bentuk-kota.html