flowable dan hybrid
DESCRIPTION
sistem bondingTRANSCRIPT
![Page 1: Flowable Dan Hybrid](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082715/5695d38a1a28ab9b029e518a/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karies merupakan penyakit infeksi pada gigi yang ditandai dengan
demineralisasi email dan dentin akibat banyak konsumsi makanan kariogenik.
Karies terjadi pada jaringan keras gigi seperti dentin, email dan sementum.
Penyebab karies yaitu karena adanya interaksi antara mikroorganisme,
substrat seperti karbohidrat, host (gigi dan saliva), dan waktu (Wala, et al ,
2014). Karies gigi dapat merusak struktur gigi sehingga menyebabkan gigi
berlubang serta dapat terjadi infeksi. Perawatan karies dapat dilakukan dengan
cara menumpat dan pencabutan gigi. Kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya kesehatan gigi dan mulut saat ini semakin meningkat. Hal ini
terbukti dengan semakin banyaknya masyarakat yang ingin mempertahankan
gigi selama mungkin di dalam rongga mulut (Berhman dkk., 2000).
Perawatan yang dilakukan oleh dokter gigi pada kasus karies gigi
salah satunya melalui perawatan restorasi. Restorasi merupakan salah satu
perawatan karies gigi yang bertujuan untuk mengembalikan struktur anatomi
dan fungsi gigi (Philips dkk., 2004). Syarat yang diperlukan agar restorasi
adekuat antara lain harus memberikan kerapatan dibagian korona, melindungi
struktur gigi yang tersisa dan harus memperhatikan fungsi serta estetika yang
baik (Walton dan Torabinejad, 2008). Bahan restorasi yang digunakan untuk
menumpat gigi yaitu resin komposit dan glass ionomer cement. Resin
komposit merupakan gabungan dua atau lebih bahan kimia berbeda dengan
sifat-sifat unggul atau lebih baik dari pada bahan itu sendiri (Anusavice,
2003). Resin komposit merupakan bahan yang paling banyak dipakai dalam
aplikasi klinis kedokteran gigi baik sebagai restorasi gigi anterior maupun
posterior (van Noort, 2007). Kekurangan resin komposit antara lain dapat
mengiritasi pulpa, untuk resin komposit yang menggunakan aktivasi kimia
1
![Page 2: Flowable Dan Hybrid](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082715/5695d38a1a28ab9b029e518a/html5/thumbnails/2.jpg)
2
working time nya terbatas, umur restorasi tidak panjang dan dapat
menyebabkan alergi pada pasien.
Bahan restorasi lainnya yaitu Glass ionomer cement merupakan
komposisi semen glass ionomer konvensional terdiri dari bubuk dan cairan
dan bahan dasarnya adalah calcium fluoroalumino silicate glass. GIC
memiliki sifat biologis yang baik karena memiliki potensi perlekatan ke
kalsium yang ada di dalam gigi. Bahan ini juga dipakai sebagai bahan
restorasi untuk perawatan erosi dan sebagai bahan penyemenan (Phillips dkk.,
2004). Kekurangan GIC antara lain kepekaan terhadap cairan, daya tekan
yang rendah, serta resisten terhadap abrasi rendah, dan estetik kurang baik.
Kepekaan terhadap cairan dan kekuatan awal yang rendah dari semen ionomer
kaca terjadi akibat reaksi pengerasaan asam basa yang lambat. Hal ini
menyebabkan dibuat modifikasi glass ionomer cement dengan menggunakan
resin yang disebut resin modified glass ionomer cement. Keuntungan
menggunakan RMGIC sebagai bahan restorasi antara lain daya tekan yang
cukup kuat, lebih lentur daripada GIC, dan estetik lebih bagus dari GIC
(Anusavice, 2003).
Salah satu cara restorasi yang dikembangkan adalah teknik restorasi
sandwich. Teknik restorasi sandwich merupakan restorasi berlapis dengan
glass ionomer cement sebagai basis serta sebagai pengganti dentin serta
komposit yang berguna untuk menggantikan enamel. Teknik restorasi
sandwich dibagi menjadi open-sandwich dan closed sandwich. Teknik open-
sandwich mengaplikasikan lapisan pengganti dentin sampai berbatasan
dengan tepi cavosurface kavitas, karena tepi cavo-surface pada kavitas kelas
II dan kelas V batas gingivalnya telah mencapai cemento enamel junction
(CEJ). Teknik closedsandwich digunakan pada kavitas yang masih memiliki
email pada semua tepi cavo-surface kavitas, sehingga aplikasi lapisan
pengganti dentin pada teknik ini tidak berbatasan dengan tepi cavo-surface
kavitas.
![Page 3: Flowable Dan Hybrid](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082715/5695d38a1a28ab9b029e518a/html5/thumbnails/3.jpg)
3
Keberhasilan restorasi membutuhkan bahan adhesive yaitu bonding.
Bonding merupakan suatu proses perlekatan bahan restorasi gigi dengan cara
adesi. Perlekatan bahan restorasi sangat dipengaruhi oleh reaksi polimerisasi
bahan bonding. Semakin sempurna polimerisasinya maka semakin kuat pula
perlekatan terhadap dentin. Bahan bonding yang ideal harus mempunyai sifat
biokompatibilitas tinggi, perlekatan cukup baik dengan email ataupun dentin,
kekuatannya cukup untuk menahan beban kunyah dan mudah dapam proses
manipulasinya serta dapat meninimalkan sensitivitas setelah perawatan
(Anusavice, 2003). Terdapat 2 macam bahan bonding yang beredar dipasaran
yaitu bonding total etch dan bonding self etch.
Bonding total etch merupakan sistem bonding yang prosesnya terpisah
yaitu diawali dengan asam fosfat 30-40% yang berguna untuk menghilangkan
smear layer sehingga permukaan dentin mengalami demineralisasi yang
membuat serabut kolagen terbuka. Kelemahan sistem bonding ini yaitu saat
terjadi pembuangan smear layer maka collagen layer menjadi kolaps sehingga
ikatan perlekatan bonding rapuh. Kelemahan sistem ini dapat menimbulkan
sensitivitas setelah perawatan yang disebabkan tubulus dentin tidak tertutup
bonding dengan sempurna (Philips dkk., 2004).
Dilihat dari kekurangan sistem bonding total etch, maka diperkenalkan
sistem baru yaitu sistem bonding self etch. Bonding self etch merupakan
sistem bonding yang dirancang untuk memudahkan operator dalam
pengaplikasian karena bahan kondisioner, primer serta adesif berada dalam
satu larutan. Sistem bonding ini dapat meningkatkan kualitas adaptasi dalam
suatu restorasi. Kekurangan sistem ini yaitu ikatan yang terbentuk akan
menurun dalam jangka waktu lama dan aplikasi harus selalu diulang karena
formulasi cairan tidak dapat dikontrol ketika diaplikasikan.
Penelitian yang dilakukan Aggrawal dkk., (2014) menjelaskan bahwa
restorasi dengan bahan resin komposit flowable dan glass ionomer cement
![Page 4: Flowable Dan Hybrid](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082715/5695d38a1a28ab9b029e518a/html5/thumbnails/4.jpg)
4
menggunakan sistem bonding yang berbeda tidak memiliki perubahan yang
signifikan diliat dari cara adaptasinya terhadap restorasi kelas II. Berdasarkan
penjelasan tersebut peneliti ingin melakukan penelitian mengenai kekuatan
geser sistem bonding self etch dan total etch terhadap RMGIC dan komposit
packable menggunakan teknik sandwich.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan kekuatan geser bahan bonding self etch dan
total etch terhadap resin modified glass ionomer cement dan resin komposit
packable dengan menggunakan teknik sandwich?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan kekuatan geser bahan bonding self etch
dan total etch terhadap restorasi resin modified glass ionomer cement
dan resin komposit packable dengan menggunakan teknik sandwich.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis bahan bonding self etch yang diaplikasikan pada
restorasi dengan teknik sandwich terhadap kekuatan geser
bahan restorasi resin komposit packable dan RMGIC.
b. Menganalisis bahan bonding total etch yang diaplikasikan pada
restorasi dengan teknik sandwich terhadap kekuatan geser
bahan restorasi resin komposit packable dan RMGIC.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi tentang
perbandingan pemakaian bahan bonding self etch dan total etch
terhadap kekuatan geser restorasi RMGIC dan resin komposit
packable dengan teknik sandwich.
![Page 5: Flowable Dan Hybrid](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082715/5695d38a1a28ab9b029e518a/html5/thumbnails/5.jpg)
5
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini bermanfaat bagi dokter gigi dalam memilih bahan
bonding yang lebih efektif untuk restorasi dengan teknik sandwich.
E.
![Page 6: Flowable Dan Hybrid](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082715/5695d38a1a28ab9b029e518a/html5/thumbnails/6.jpg)
6
F. Keaslian Penelitian
Penelitian yang sudah dilakukan pada Tabel 1.1
No
Penelitian Sebelumnya Persamaan perbedaan
1. Judul :Effect of flowable composite liner and glass ionomer liner on class II gingival marginal adaptation of direct composite restoration with different bonding stretegies.Peneliti : Vivik Aggarwal, Mamta Singla, Suman Yadav, dan Haris Yadav.Tahun : 2014Dipublikasi : Journal of Dentistry Elsevier
Menguji bahan restorasi dengan menggunakan sistem bonding yang berbeda-beda
Menguji kekerasan bahan restorasi RMGIC dan resin komposit packable dengan bahan bonding self etch dan total etch.
2. Judul : Four-year clinical evaluation of Class II nano-hybrid resin composite restorations bonded with a one-step self-etch and a two-step etch-and-rinse adhesive,Peneliti : Jan W.V, van Dijken, Ulla PallesenTahun : 2011Dipublikasi : journal of Dentistry Elsavier
Menguji kekuatan geser bahan restorasi dengan menggunakan bahan bonding total etch dan self etch.
Bahan restorasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah RMGIC dan resin komposit packable dengan menggunakan teknik sandwich.
3. Judul : Effect of acid and laser etching on shear bond strength of conventional and resin-modified glass-ionomer cements to composite resin.Peneliti : Elmira Jafari Navimipour, Siavash Savadi Oskee, Parnian Alizadeh Oskoee, Mahmoud Bahari.Tahun : 2012Dipublikasi : Lasers
Menguji kekuatan geser Resin modified glass ionomer cement dengan resin komposit.
Menguji kekuatan geser dengan membandingkan bahan bonding yang berbeda.
![Page 7: Flowable Dan Hybrid](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082715/5695d38a1a28ab9b029e518a/html5/thumbnails/7.jpg)
7
Medical Science, original Article