fluor albus

33
BAB I STATUS PASIEN I. Identitas Pasien a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. S / Perempuan / 42 tahun b. Pekerjaan : IRT c. Pekerjaan suami : Buruh d. Alamat : RT 02 Olak Kemang II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga a. Status Perkawinan : menikah b. Jumlah anak/saudara : 5 orang anak c. Status ekonomi keluarga 1) Mampu :- 2) Miskin :+ d. KB : implant e. Kondisi Rumah : baik f. Kondisi Lingkungan Keluarga : baik III. Aspek Psikologis di Keluarga : baik

Upload: xylomite

Post on 27-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. S / Perempuan / 42 tahun

b. Pekerjaan : IRT

c. Pekerjaan suami : Buruh

d. Alamat : RT 02 Olak Kemang

II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga

a. Status Perkawinan : menikah

b. Jumlah anak/saudara : 5 orang anak

c. Status ekonomi keluarga

1) Mampu : -

2) Miskin : +

d. KB : implant

e. Kondisi Rumah : baik

f. Kondisi Lingkungan Keluarga : baik

III. Aspek Psikologis di Keluarga : baik

IV. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :

- Riwayat mengalami serangan sakit seperti ini sebelumnya disangkal.

- Riwayat penyakit kelamin disangkal

- Riwayat penyakit kelamin pada suami disangkal

V. Keluhan Utama :

Keluarnya cairan kental berwarna putih kekuningan seperti keju, ± 1 sendok, terasa gatal

dan berbau amis dari vagina ± 7 hari sebelum datang ke Puskesmas .

VI. Riwayat Penyakit Sekarang : (autoanamnesa)

Pada tanggal 16 April 2012 pasien datang berobar ke Puskesmas Olak Kemang

dengan keluhan keluarnya cairan kental berwarna putih kekuningan seperti keju, ± 1

sendok, terasa gatal dan berbau amis dari vagina ± 7 hari yang lalu. Menurut pengakuan

pasien cairan yang keluar berjumlah cukup banyak sehingga pasien harus mengganti

pakaian dalam hingga lebih dari 4 kali dalam satu hari. Tidak ada keluhan seperti iritasi

pada vagina atau sekitarnya. Pasien menyangkal adanya nyeri atau panas saat buang air

kecil.

Menurut pengakuan pasien selama ini pasien tidak pernah mengalami hal seperti

ini, dalam keseharian pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, pasien mengakui beberapa

pakaian dalam pasien ada yang berbahan katun yang menyerap keringat ada juga yang

tidak, mengganti pakaian dalam 2 kali dalam satu hari setelah mandi pagi hari dan sore

hari. Pasien menyangkal memakai sabun pembersih vagina yang di beli dipasaran. Pasien

menyangkal suami memiliki keluhan seperti kencing nanah ataupun penyakit kelamin

lainnya dan pasien juga menyangkal suami sering menggunakan kondom.

Pasien memiliki 5 orang anak yang dilahirkannya secara normal, anak terakhir

pasien berusia 7 tahun. Anak pertama, kedua dan ketiga pasien lahir ditolong oleh dukun

sedangkan yang keempat dan kelima ditolong bidan. Menstruasi yang dialami pasien

selama ini lancar setiap bulannya. Pada bulan – bulan sebelumnya pasien tidak pernah

mengalami keputihan yang seperti ini baik sebelum atau sesudah mentruasi.

VII. Riwayat Kontrasepsi

KB implant ± 2 tahun

Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum

1. Keadaan Umum : baik

2. Kesadaran : compos mentis

3. Suhu : 36,8°C

4. Tekanan darah : 100/80 mmHg

5. Nadi : 82 x/menit

6. Pernafasan

- Frekuensi : 20 x/menit

Pemeriksaan Organ

1. Kepala Bentuk : normocephal

Simetri : simetris

2. Mata Exopthalmus/enophtal : (-)

Kelopak : normal

Conjungtiva : anemis (-)

Sklera : ikterik (-)

3. Hidung : tak ada kelainan

4. Telinga : tak ada kelainan

5. Mulut Bibir : lembab

Bau pernafasan : normal

Gigi geligi : lengkap

Palatum : deviasi (-)

Gusi : warna merah muda, perdarahan (-)

Selaput Lendir : normal

Lidah : putih kotor, ulkus (-)

6. Leher KGB : tak ada pembengkakan

Kel.tiroid : tak ada pembesaran

JVP : 5 - 2 cmH2O

7. Thorax Bentuk : simetris

Pergerakan dinding dada : tidak ada yang tertinggal

Pulmo

Pemeriksaan Kanan Kiri

Inspeksi Simetris

Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal

Perkusi Sonor

Batas paru-hepar :ICS VI

kanan

Sonor

Auskultasi Wheezing (-), rhonki (-) Wheezing (-), rhonki (-)

Jantung

Inspeksi Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula kiri

Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula kiri

Perkusi Batas-batas jantung :

Atas : ICS II kiri

Kanan : linea sternalis kanan

Kiri : ICS VI linea midclavicula kiri

Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi Datar, skar (-), venektasi (-), spidernevi (-)

Palpasi Nyeri tekan regio epigastrium (+), defans musculer (-), ,

hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri ketok

costovertebra (-/-)

Perkusi Timpani

Auskultasi Bising usus (+) normal

Ekstremitas Atas

Edema (-), akral hangat, kekuatan otot 5 – 5

Ekstremitas bawah

Edema (-), akral hangat., kekuatan otot 5 - 5

VII. Diagnosis : Leukorea e.c dd/ - vaginosis bakterialis

- kandidosis vaginalis

VIII.Pemeriksaan Anjuran

- Darah rutin

- Pemeriksaan pH vagina

- Kultur sekret vagina

IX. Manajemen

a. Preventif :

Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok

dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan

b. Promotif :

- Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan

tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap

keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat.

- Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah

bakteri berkembang biak.

c. Kuratif :

Non Medikamentosa

Istirahat

Biasakan membasuh vagina dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari

arah depan ke belakang

M edikamentosa

Metronidazol 3 x 500 mg sehari

Griseofulvin 4 x 125 mg

b. Rehabilitatif

Menjalankan pengobatan secara teratur

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yang bergizi dan

selalu menjaga kebersihan tubuh.

Dinas Kesehatan Kota Jambi

Puskesmas :

Jalan : KH. Moh. Jakfar No. 33 Kelurahan Olak Kemang Kota Jambi

Dokter : Renita

Tanggal : 16 April 2012

R/ Metronidazol tab mg 500 no. X

s 3 d d tab I ac

R/ Grisiovulfin tab mg 125 no. X

s 4 d d tab I ac

Pro : Ny. S Umur : 42 tahun

Alamat : Olak kemang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Leukorea (white discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan

kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah. Dalam kondisi

normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan

bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolin. Selain itu sekret vagina

juga disebabkan karena aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal. Pada perempuan,

sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai

pelicin dan pertahanan dari berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut

tampak jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada pakaian. Sekret ini

non-irritan, tidak mengganggu, tidak terdapat darah, dan memiliki pH 3,5-4,5. Flora normal

vagina meliputi Corinebacterium, Bacteroides, Peptostreptococcus, Gardnerella, Mobiluncuc,

Mycoplasma dan Candida spp. Lingkungan dengan pH asam memberikan fungsi perlindungan

yang dihasilkan oleh lactobacilli.

Leukorea merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita ginekologik,

adanya gejala ini diketahui penderita karena mengotori celananya. Dapat dibedakan antara

leukorea yang fisiologik dan yang patologik. Leukorea fisiologik terdiri atas cairan yang kadang-

kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang sedang pada

leukorea patologik terdapat banyak leukosit.

Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Disini cairan mengandung

banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental dan

berbau. Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan leukorea patologik;

pada adneksitis gejala tersebut dapat pula timbul. Selanjutnya leukorea ditemukan pada

neoplasma jinak atau ganas, apabila tumor itu dengan permukaannya untuk sebagian atau

seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genital.

EPIDEMIOLOGI

Sekret vagina sering tampak sebagai suatu gejala genital. Proporsi perempuan yang

mengalami flour albus bervariasi antara 1 -15% dan hampir seluruhnya memiliki aktifitas seksual

yang aktif, tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit dapat terjadi pada semua umur.

Seringkali fluor albus merupakan indikasi suatu vaginitis, lebih jarang merupakan indikasi dari

servisitis tetapi kadang kedua-duanya muncul bersamaan. Infeksi yang sering menyebabkan

vaginitis adalah Trikomoniasis, Vaginosis bacterial, dan Kandidiasis. Sering penyebab

noninfeksi dari vaginitis meliputi atrofi vagina, alergi atau iritasi bahan kimia. Servisitis sendiri

disebabkan oleh Gonore dan Klamidia. Prevalensi dan penyebab vaginitis masih belum pasti

karena sering didiagnosis dan diobati sendiri. Selain itu vaginitis seringkali asimptomatis dan

dapat disebabkan lebih dari satu penyebab.

ETIOLOGI

Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio

vagina. Sekret patologik biasanya terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina.

Fluor albus fisiologik ditemukan pada :

a. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah pengaruh estrogen dari

plasenta terhadap uterus dan vagina janin.

b. Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen. Leukore disini hilang

sendiri akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya.

c. Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh

pengeluaran transudasi dari dinding vagina.

d. Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.

e. Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan

penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri.

Sedang fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh

1. Infeksi :

- Bakteri : Gardanerrella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorhoae, dan

Gonococcus(2,3)

- Jamur : Candida albicans

- Protozoa : Trichomonas vaginalis

- Virus : Virus Herpes dan human papilloma virus

2. Iritasi :

- Sperma, pelicin, kondom

- Sabun cuci dan pelembut pakaian

- Deodorant dan sabun

- Cairan antiseptic untuk mandi.

- Pembersih vagina.

- Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat

- Kertas tisu toilet yang berwarna.

3. Tumor atau jaringan abnormal lain

4. Fistula

5. Benda asing

6. Radiasi

7. Penyebab lain :

- Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik

- Tidak dikatehui : “ Desquamative inflammatory vaginitis”

PATOGENESIS

Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina bisa

dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan penderita sebagai

suatu infeksi, khususnya disebabkan oleh jamur. Beberapa perempuan pun mempunyai sekret

vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal, cairan yang keluar dari vagina mengandung

sekret vagina, sel-sel vagina yang terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur,

siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB.

Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara

Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan hasil

metabolit lain. Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik terhadap

bakteri pathogen. Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus

(Doderlein) dan produksi asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang rendah sampai 3,8-4,5

dan pada level ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain.

Kandidiasis vaginalis merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh Candida sp.

terutama C. albicans. Infeksi Candida terjadi karena perubahan kondisi vagina. Sel ragi akan

berkompetisi dengan flora normal sehingga terjadi kandidiasis. Hal-hal yang mempermudah

pertumbuhan ragi adalah penggunaan antibiotik yang berspektrum luas, penggunaan kontrasepsi,

kadar estrogen yang tinggi, kehamilan, diabetes yang tidak terkontrol, pemakaian pakaian ketat,

pasangan seksual baru dan frekuensi seksual yang tinggi. Perubahan lingkungan vagina seperti

peningkatan produksi glikogen saat kehamilan atau peningkatan hormon esterogen dan

progesterone karena kontrasepsi oral menyebabkan perlekatan Candida albicans pada sel epitel

vagina dan merupakan media bagi prtumbuhan jamur. Candida albicans berkembang dengan

baik pada lingkungan pH 5-6,5. Perubahan ini bisa asimtomatis atau sampai sampai

menimbulkan gejala infeksi. Penggunaan obat immunosupresan juga menajdi faktor predisposisi

kandidiasis vaginalis.

Pada penderita dengan Trikomoniasis, perubahan kadar estrogen dan progesterone

menyebabkan peningkatan pH vagina dan kadar glikogen sehingga berpotensi bagi pertumbuhan

dan virulensi dari Trichomonas vaginalis.

Vaginitis sering disebabkan karena flora normal vagina berubah karena pengaruh bakteri

patogen atau adanya perubahan dari lingkungan vagina sehingga bakteri patogen itu mengalami

proliferasi. Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan hormon dapat merubah

lingkungan vagina tersebut dan memacu pertumbuhan bakteri patogen. Pada vaginosis bacterial,

diyakini bahwa faktor-faktor itu dapat menurunkan jumlah hidrogen peroksida yang dihasilkan

oleh Lactobacillus acidophilus sehingga terjadi perubahan pH dan memacu pertumbuhan

Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis dan Mobiluncus yang normalnya dapat dihambat.

Organisme ini menghasilkan produk metabolit misalnya amin, yang menaikkan pH vagina dan

menyebabkan pelepasan sel-sel vagina. Amin juga merupakan penyebab timbulnya bau pada

flour albus pada vaginosis bacterial.

Flour albus mungkin juga didapati pada perempuan yang menderita tuberculosis, anemia,

menstruasi, infestasi cacing yang berulang, juga pada perempuan dengan keadaan umum yang

jelek , higiene yang buruk dan pada perempuan yang sering menggunakan pembersih vagina,

disinfektan yang kuat.

GEJALA KLINIS

Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina meerupakan

suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering kali muncul dan sebagian

besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala fluor albus:

- Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri.

- Sekret vagina yang bertambah banyak

- Rasa panas saat kencing

- Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal

- Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk

Vaginosis bacterial Sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu hingga kekuning-

kuningan dengan bau busuk atau amis. Bau semakin bertambah setelah hubungan seksual

Trikomoniasis Sekret vagina biasanya sangat banyak kuning kehijauan, berbusa dan berbau

amis.

Kandidiasis Sekret vagina menggumpal putih kental. Gatal dari sedang hingga berat dan

rasa terbakar kemerahan dan bengkak didaerah genital Tidak ada komplikasi yang serius

Infeksi klamidia Biasanya tidak bergejala. Sekret vagina yang berwarna kuning seperti pus.

Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan :

- Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan biokimia dan urinalisis.

- Kultur urin untuk menyingkirkan infeksi bakteri pada traktus urinarius

- Sitologi vagina

- Kultur sekret vagina

- Radiologi untuk memeriksa uterus dan pelvis

- Ultrasonografi (USG) abdomen

- Vaginoskopi

- Sitologi dan biopsy jaringan abnormal

- Tes serologis untuk Brucellosis dan herpes

- Pemeriksaan PH vagina.

- Penilaian swab untuk pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10 % .

- Pulasan dengan pewarnaan gram .

- Pap smear.

- Biopsi.

- Test biru metilen.

DIAGNOSIS

Diagnosis fluor albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang.

- Anamnesis

Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor KB kontak

seksual, perilaku, jumlah, bau dan warna leukore, masa inkubasi, penyakit yang diderita,

penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid dan keluhan-keluhan lain

- Pemeriksaan Fisis dan Genital

Inspeksi Kulit perut bawah, rambut pubis, terutama perineum, dan anus. Inspeksi dan

palpasi genitalia eksterna. Pemeriksaan spekulum untuk vagina dan serviks, pemeriksaan

bimanual pelvis, palpasi kelenjar getah bening dan femoral.

- Laboratorium

Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur pH dan pH

diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup spesifik. Cairan juga dapat

diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan normal saline 0,9% diatas objek glass

dan sampel kedua di larutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass ditutup dan diperiksa

dibawah mikroskop. Sel ragi atau pseudohyphae dari candida lebih mudah didapatkan pada

preparat KOH. Namun kultur T. vaginalis lebih sensitive disbanding pemeriksaan mikroskopik.

Secara klinik, untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial harus ada tiga dari empat kriteria

sebagai berikut, yaitu: (1) adanya sel clue pada pemeriksaan mikroskopik sediaan basah, (2)

adanya bau amis setelah penetesan KOH 10% pada cairan vagina, (3) duh yang homogen, kental,

tipis, dan berwarna seperti susu, (4) pH vagina lebih dari 4.5 dengan menggunakan nitrazine

paper.

PENATALAKSANAAN

Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus), sebaiknya

penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk menyingkirkan kemungkinan adanya

penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga memberikan gejala keputihan berupa sekret

encer, berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.

Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau

parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses

infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan

biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan

metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral

(tablet, kapsul), topikal seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke

dalam liang vagina. Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga

diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual selama

masih dalam pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim

sebagai tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan :

1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan

alkohol serta hindari stres berkepanjangan.

2. Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah

penularan penyakit menular seksual.

3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak

lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari

pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya

untuk mencegah bakteri berkembang biak.

4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke

belakang.

5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan

flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan

pembersih vagina.

6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina

karena dapat menyebabkan iritasi.

7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam

perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum atau

biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.(8)

Tujuan pengobatan

- Menghilangkan gejala

- Memberantas penyebabrnya

- Mencegah terjadinya infeksi ulang

- Pasangan diikutkan dalam pengobatan

Fisiologis : tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk menghilangkan

kecemasannya.

Patologi : Tergantung penyebabnya

Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering :

1. Candida albicans (3)

Topikal

- Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu

- Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari

- Mikonazol nitrat 2% 1 x sehari selama 7 – 14 hari

Sistemik

- Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari

- Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari

- Nimorazol 2 gram dosis tunggal

- Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal

Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan

2. Chlamidia trachomatis

- Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari

- Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral

- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila

- Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari

- Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari

- Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari

3. Gardnerella vaginalis

- Metronidazole 2 x 500 mg

- Metronidazole 2 gram dosis tunggal

- Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari

- Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan

4. Neisseria gonorhoeae

- Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau

- Amoksisiklin 3 gr im

- Ampisiillin 3,5 gram im atau

Ditambah :

- Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau

- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

- Tiamfenikol 3,5 gram oral

- Kanamisin 2 gram im

- Ofloksasin 400 mg/oral

Untuk Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase

- Seftriaxon 250 mg im atau

- Spektinomisin 2 mg im atau

- Ciprofloksasin 500 mg oral

Ditambah

- Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau

- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

5. Virus herpeks simpleks

Belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan secara tuntas

- Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari

- Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari

- Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder

6. Penyebab lain :

Vulvovaginitis psikosomatik dengan pendekatan psikologi. Desquamative inflammatory

vaginitis diberikan antibiotik, kortikosteroid dan estrogen.

PROGNOSIS

Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor albus memberikan respon terhadap

pengobatan dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang. Dengan perawatan

kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif

BAB III

ANALISA KASUS

Seorang pasien perempuan 42 tahun datang ke Puskesmas Olak Kemang dengan

keluhan keluarnya cairan kental berwarna putih kekuningan seperti keju, ± 1 sendok terasa

gatal dan berbau amis dari vagina ± 7 hari sebelum datang ke Puskesmas. . Menurut

pengakuan pasien cairan yang keluar berjumlah cukup banyak sehingga pasien harus

mengganti pakaian dalam hingga lebih dari 4 kali dalam satu hari. Tidak ada keluhan

seperti iritasi pada vagina atau sekitarnya. Pasien menyangkal adanya nyeri atau panas saat

buang air kecil. Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini dan pasien juga menyangkal

suami pasien sedang mengalami penyakit kelamin. Dari anamnesa bisa didiagnosa

menderita Fluor albus, namun untuk penyebab pastinya perlu dilakukan pemeriksaan

penunjang seperti pemeriksaan sekret vagina dan pemeriksaan pH vagina.

Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah metronidazol dan griseovulfin.

Alasan pemberian terapi ini adalah dari anamnesa dijumpai gejala klinis cairan yang keluar

dari vagina berwarna putih kekuningan seperti keju dimana gejala seperti ini sering

dijumpai pada fluor albus yang disebabkan oleh golongan jamur yaitu candida albikans,

sedangkan disatu sisi pasien juga mengeluhkan keputihan berbau amis, dimana gejala

tersebut dijumpai pada fluor albus yang disebabkan oleh bakteri. Karena keterbatasan

sarana dan prasarana Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan sekret vagina untuk

mengetahui secara pasti penyebab fluor albus tersebut maka kedua terapi tersebut dipilih.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri, R, Wardhani,W.I, Setiowulan, W. Keputihan In. Kapita

Selekta Kedokteran. Edisi ke-3. 2001. Media Aesculapius : Jakarta

2. www.google.com. Search : Vaginal discharge, candida albicans. Available at feb 7, 2008

3. www.medikaholistik.com. Search : Vaginitis. Available at feb 7, 2008.

Penelitian Parasit dan Bakteri pada Akseptor KB dan Ibu Hamil yang Menderita Flour Albus

LAPORAN KASUS

LEUKOREA

RENITA NUARI PULIALZA

G1A 105024

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI

PUSKESMAS OLAK KEMANG

TAHUN 2012