forkos 1 bedak padat kulit kering (nur aji, s. farm., apt)

58
SEDIAAN BEDAK PADAT UNTUK KULIT KERING (Makalah) Diajukan utuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Formulasi Kosmetika I Oleh : Nur Aji, S. Farm., Apt NIM. 5413220025

Upload: nur-aji

Post on 10-Dec-2015

343 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

SEDIAAN BEDAK PADAT UNTUK KULIT KERING

(Makalah)

Diajukan utuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Formulasi Kosmetika I

Oleh :Nur Aji, S. Farm., Apt

NIM. 5413220025

PROGRAM MAGISTER FARMASIFAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA 2014

Page 2: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

pertolongan-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah dengan judul ”SEDIAAN BEDAK

PADAT UNTUK KULIT KERING”.

Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses

pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata

kuliah Kimia Bahan Alam ibu Prof. Dr. Teti Indrawati, MS. Apt, dan bapak Dr. rer.

nat. Deni Rahmat, Apt, yang telah membantu kami dalam mengerjakan tugas ini.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga

sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan

karya ini. 

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada institusi dan

masyarakat dari hasil karya ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat

menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

   

Jakarta, April 2014

Penulis

i

Page 3: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

DAFTAR ISI

Hal.

KATA

PENGANTAR………………………………………………………

i

DAFTAR

ISI………………………………………………………………...

ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..….

1.1. Latar Belakang…………………………………………………….

….

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………….

……

1.3. Manfaat Makalah……………………………………..

………………

1.4. Tujuan

Makalah………………………………………………………

1

1

1

2

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………..

…….

2.1. Anatomi dan Fisiologi

Kulit………………………………………….

2.1.1. Epidermis

……………………………………………………

2.1.2. Dermis……………………………………………...……...

2.1.3. Susunan Kimia Kulit dan Keratin………………………….

2.1.4. Kelenjar Sebasea dan

Sebum…………………………………

3

3

4

5

6

6

7

7

9

10

10

16

ii

Page 4: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

2.1.5. Kelenjar Keringat dan Perspirasi…………………………..

2.1.6. Fisiologi dan Biokimia

Kulit…………………………………

2.2. Kondisi Kulit Wajah…………………………………………….

……

2.3. Metode Pemeriksaan Kulit………………………………………...

2.4. Bedak (Face Powder)…………………………………………...

……

2.5. Bedak Padat (Pressed Powder/ Compack Face Powder)

……………

2.5.1. Binding

Agents………………………………………………..

2.5.2. Komposisi Umum Bedak

Padat………………………………

2.5.3. Metode Pembuatan

Bedak……………………………………

2.6. Evaluasi……………………………………………………………

2.6.1. Shade control dan

Lighting………………………………......

2.6.2. Dispersi

Warna……………………………………………….

2.6.3. Pay

Off………………………………………………………..

2.6.4. Uji

Tekanan…………………………………………………..

2.7. Praformulasi Bedak Padat untuk Kulit Kering

………………………

2.7.1. Formula…………………………………………………….

16

16

17

21

21

21

22

22

22

22

23

29

iii

Page 5: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

2.7.2. Monografi………………………………………………….

BAB III

PEMBAHASAN…………………………………………………...

BAB IV KESIMPULAN………………………………………………...

….

32

DAFTAR

PUSTAKA……………………………………………………….

33

iv

Page 6: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

v

Page 7: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

BAB IPENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang

Berpenampilan lebih baik dan menarik merupakan dambaan setiap orang

selaku mahluk insani yang menyukai keindahan. Namun dilihat kenyataan bahwa

tidak ada manusia yang sempurna. Salah satunya adalah problem kondisi kulit wajah

kering dimana kulit akan terlihat kusam, bersisik dan berkerut. Salah satu

menanggulangi kekurangan tersebut adalah dengan menutupi/ memperbaiki

penampilan menggunakan sediaan kosmetika yaitu bedak.

Bedak menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia,

khususnya wanita. Sejak berabad- abad silam bedak sudah dikenal. Awalnya

manusia memakai bedak bukan untuk tujuan estetika atau mempercantik diri. Akan

tetapi lebih kepada alasan spiritual.

Konsumsi bedak terus meningkat dari tahun ketahun. Seiring dengan

perkembangan tren kosmetik dan gaya hidup dikalangan masyarakat. Sekarang

bedak sudah menjadi kebutuhan yang penting bagi wanita khususnya dan manusia

secara umum.

Bedak adalah suatu jenis produk kosmetik dekoratif yang berfungsi untuk

menutupi kekurangan pada wajah secara visual, sehingga warna kulit tampak lebih

seragam. Pada masa sekarang bedak menjadi lebih beragam jenisnya seperti bedak

padat, cair, serbuk, two-way- cake, bedak ringan, normal dan berat. Yang menjadi

pertanyaan adalah bedak jenis apa yang paling cocok untuk kondisi kulit kering.

Pertanyaan seperti inilah yang akan menjadi bahasan dalam makalah ini.

1.6. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : “Bedak jenis apa yang paling

cocok untuk kondisi kulit kering dan bagaimana komposisi formulanya ?”

Page 8: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

1.7. Manfaat Makalah

Manfaat dari makalah ini adalah diperoleh gambaran formula bedak padat

untuk jenis kulit kering.

1.8. Tujuan Makalah

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah : menambah wawasan dan

pengetahuan penulis tentang sediaan bedak.

2

Page 9: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Gambar. 2.1. Skema Penampang Kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, kulit

merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16

% berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9

meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari

letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium

minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada

telapak tangan, telapak kaki, punggung, dan bahu.1

3

Page 10: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar

adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan

lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang

merupakan suatu lapisan jaringan ikat. 1 Kulit terbagi atas 2 lapisan, yaitu :

2.1.1. Epidermis

Epidermis dikenal juga dengan kulit ari, yaitu lapisan kulit paling. Lapisan

ini bertanggung jawab terhadap interaksi dan komunikasi kulit dengan dunia luar dan

melindungi lapisan kulit di bawahnya. 2

Para ahli histologi membagi epidermis dari bagian luar hingga ke dalam

menjadi lima lapis, yaitu :

a. Lapisan tanduk (stratum corneum)

Merupakan lapisan paling atas tersusun dari bebrapa lapisan sel yang

pipih, mati tidak memiliki inti tidak mengalami metabolisme tidak berwarna dan

sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, jenis

protein yangvtidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan- bahan

kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari

pengaruh luar. Secara alami sel- sel mati yang berada pada permukaan kulit akan

melepaskan diri untuk regenerasi. Permukaan stratum korneum dilapisi oleh

suatu lapisan pelindung lembab tipis yang bersifat asam, disebut mantel asam

kulit.3

b. Lapisan jernih (stratum lucidum)

Terletak dibawah stratum corneum merupakan lapisan tebal sel berbentuk

gepeng yang tidak berwarna dan bening, banyak terdapat zat eleidin (lapisan

mengeras) yang ditemukan hanya pada lapisan telapak kaki dan tangan sehingga

terlihat pada bagian tersebut lebih tebal. 3

c. Lapisan butir –butir (stratum granulosum)

Ditandai oleh 3-5 lapis sel keratinosit yang berbentuk polygonal gepeng

yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang

dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.1

d. Lapisan malpigi (stratum spinosum)

4

Page 11: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril,

dianggap filamenfilamen tersebut memegang peranan penting

untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek

abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan

tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak

tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai

lapisan Malpigi.1

e. Lapisan basal (stratum germinativum)

Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung

jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan.

Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan,

hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Stratum germinativum

merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit, yaitu sel-

sel yang tidak mengalami keratinisasidan fungsinya hanya

membentuk pigmen melanindan memberikannya pada sel- sel

karatinosit melalui dendrit- dendritnya . 1,3

2.1.2. Dermis,

Dermis adalah lapisan kulit dibawah epidermis. Lapisan ini

bertanggungjawab terhadap elastisitas dan kehalusan kulit. Selain itu lapisan dermis

juga berperan menyuplai nutrisi bagi epidermis. 2

Dermis terdiri dari dua lapisan 3:

a. Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

b. Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Dermis, biasanya 40 kali lebih tebal dari epidermis dan tersusun dari bahan

mukopolisakarida. Pada dermis terdapat sel-sel mast dan fibroblast. Sel mast

memiliki situs reseptor untuk immunoglobulin E dan mengandung sejumlah senyawa

penting, seperti zat yang bereaksi lambat pada proses anafilaksis, prostaglandin E2,

dan histamin.4

Fibroblast mensintesis komponen penunjang struktural dari kulit (yaitu:

serat-serat elastik, kolagen, dan serat retikulum). Serat elastik (jaringan elastik)

diberi nama demikian karena serat ini yang member sifat elastisitas pada kulit.

5

Page 12: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Komponen utama dari serat ini adalah elastin, suatu protein amorf/tanpa bentuk

tertentu. Kolagen, suatu protein fibrosa (berbentuk serat), merupakan komponen

utama kulit, mencakup lebih dari 70% total beratnya. Dikenal sebagai jaringan

penghubung, kolagen memberikan kekuatan yang diperlukan ligamen dan tendon

untuk menahan otot dan tulang ke tempat perlekatannya. Dan dengan demikian juga

mendukung tulang rangka untuk dapat berfungsi. Selain itu, kolagen bertanggung-

jawab untuk member resistensi/ketahanan pada kulit terhadap cedera akibat kekuatan

eksternal. Serat-serat retikulum, yang juga merupakan bagian dari sistem jaringan

penghubung, berukuran lebih kecil dibandingkan kolagen tetapi berfungsi kurang

lebih sama.4

Vaskularisasi kulit berakhir pada dermis. Arteriol dan pembuluh-

pembuluh limfatik yang berasal dari jaringan subkutan menyuplai

keseluruhan dermis, dan arteriol-arteriol ini menjadi kapiler-kapiler

yang menyuplai bagian lebih atas (area papilari). Selain

pembuluhpembuluh darah, dermis mengandung sejumlah besar

saraf yang berkontribusi terhadap sensasi nyeri, suhu, gatal, dan

tekanan.4

2.1.3. Susunan Kimia Kulit dan Keratin 3

Struktur kimia dari sel- sel epidermis manusia memiliki

komponen sebagai berikut: protein 27%; lemak 2%; garam mineral

0,5%; air dan bahan –bahan larut air 70,5%. Protein terpenting dalam kulit

adalah albumin, globulin, musin, elastin, kolagen, dan keratin.

Secara kasar 40 persen dari bahan- bahan yang larut air terdiri dari

asam- asam amino bebas.

2.1.4. Kelenjar Sebasea dan Sebum 3

Kelenjar sebaceous menghasilkan sebum, zat semacam lilin,

asam lemak atau trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan

kulit dikeluarkan melalui folikel rambut yang mengandung banyak

lipid, pada orang yang jenis kulit berminyak maka sel kelenjar

sebaseanya lebih aktif memproduksi minyak, dan bila lapisan

6

Page 13: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

kulitnya tertutup oleh kotoran,debu atau kosmetik menyebabkan

sumbatan kelenjar sehingga terjadi pembengkakan. Kelenjar

sebasea ini juga dapat berfungsi untuk proses difusi (pemindahan)

kandungan bahan dalam suatu produk kelapisan lebih dalam (pada

gambar dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning

dan disebelah kanannya terdapat kelenjar keringat).3

2.1.5. Kelenjar Keringat dan Perspirasi 3

Ada dua jenis kelenjar keringat, yaitu3:

a. Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang

mengandung 95 -97% air dan mengandung beberapa mineral.

b. Kelenjar keringat apokrin lebih besar dari pada ekrin. Menghasilkan cairan yang

agak kental serta berbau khas pada tiap orang. Terletak hanya pada daerah

tertentu seperti ketiak.

2.1.6. Fisiologi dan Biokimia Kulit 3

a. Pernafasan Kulit3

Kulit juga bernafas (respirasi) menyerap oksigen dan

mengeluarkan CO2. Namun respirasi kulit sangat lemah. Kulit

lebih banyak menyerap oksigen yang diambil dari aliran darah,

dan hanya sebagian kecil yang diambil dari lingkungan

langsung. Respirasi kulit dipengaruhi oleh: Temperatur udara;

Komposisi gas disekitar kulit; Kelembaban udara; Kecepatan aliran darah ke

kulit; Dilatasi pembuluh darah kulit; Penyakkit –penyakit kulit; Usia; Keadaan

hormon dan vitamin; Perubahan dalam netabolisme kulit; Pemakaian bahan

kimia pada kulit.

Meskipun pengambilan oksigen oleh kulit hanya 1,5 %,

dari yang dilakukan oleh paru- paru, dan kulit hanya

7

Page 14: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

membutuhkan 7 % dari kebutuhan oksigen tubuh (4 % untuk

epidermis dan 3% untuk dermis).

b. Mantel Asam Kulit 3

Lapisan mantel asam kulit terbentuk dari asam asam

karboksilat organik yang membentuk garam dengan ion –ion Na,

K, NH4+ serta dari hasil eksresi kelenjar sebase ,kelenjar

keringat,dan asam amino dari reruntu hankreatin sel kulit yang

sudah mati. Fungsi mantel asam kulit, yaitu :

- Sebagai buffer, yang berusaha menetralisir bahan kimia yang terlalu asam

atau terlalu alkalais yang masuk ke dalam kulit.

- Membunuh dengan sifat asamnya atau setidaknya menekan pertumbuhan

mikroorganisme yang membahayakan kulit.

- Dengansifat lembabnya mencegah kekeringan kulit.

c. Mantel Lemak Kulit 3

Sebun di permukaan kulit merupakan lapisan lemak yang

dihasilkan oleh kelenjar sebasea dan sebagian kecil berasal dari

sel lemak epidermis disebut ”mantel lemak” kulit yang terdiri

atas triglisrida ,asam –asam lemak, sequalene, wax, cholesterol,

dan ester –esternya, fosfolipida, dan parafin.

d. Sistem Pengaturan Air Kulit 3

Permeabilitas kulit terhadap air sangat terbatas. Barrier

yang mengatur keluarnya air dari kulit tidak terletak langsung

dibawah permukaan kulit, tetapi ada di bawah lapisan stratum

corneum yang diberi nama Barrier Rein.

Untuk fungsi fisiologisnya, kulit memerlukan lemak dan

air, keduanya berhubungan secara erat. Lapisan lemak dalam

kulit dan bahan- bahan dalam stratum corneum yang bersifat

higroskopis dapat menyerap air dan berada dalam hubungan

8

Page 15: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

yang fungsional disebut Natural Moisturaizing Factor (NMF). NMF

terdiri atas :

- Tujuh belas asam amino (termasuk glisin serin, aspargin, ornitin,

sitrulin, prolin dan lain- lain)……………………………………….......

- Asam pirolidon karboksilat (Predomain sebagai garam- garam

Natrium)………………………………………………………………..

- Urea……………………………………………………….....................

- Laktat (sebagai garam natrium)………………………………………...

- Asam laktat, asam urokanat, glukosamin, kreatinin……………………

- Natrium………………………………………………………………....

- Kalium………………………………………………………………….

- Kalsium……………………………………………………………...….

- Fosfat- fosfat…………………………………………………………....

- Klorida………………………………………………………………….

- Sitrat, format, serta residu lain yang belum diketahui susunannya…….

40 %

12 %

7 %

12 %

12 %

5 %

4 %

1,5 %

0,5 %

6 %

0,5 %

e. Permeabilitas dan Penetrasi Kulit 3

Reaksi positif kulit terhadap pemakain kosmetik

merupakan hal yang sangat diinginkan oleh pembuat dan

lemakai kosmetik.

Berbagai cara penetrasi yang mungkin ke dalam kulit,

yaitu: lewat antar sel stratum corneum, melalui dinding saluran

folikel rambut, melalui kelenjar keringat, melalui keenjar

sebasea, menembus sel –sel stratum corneum.

2.2. Kondisi Kulit Wajah 3,4

Pada umumnya, keadaan kulit dibagi menjadi 5 jenis yaitu kulit kering, kulit

normal, kulit berminyak, campuran dan kulit sensitif.

a. Kulit kering adalah kulit dengan kadar air kurang atau rendah. Ciri –ciri fisik

yang terlihat pada kulit kering 3 :

- Kulit kusam bersisik

- Mulai tampak keritan –kerutan

9

Page 16: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

- Pori –pori tidak kelihatan

b. Kulit normal adalah kulit yang memiliki kadar air tinggi kadar minyak rendah

sampai normal. Ciri –ciri fisik yang terlihat pada kulit normal 3:

- Kulit tampak srgar dan cerah

- Cukup tegang dan bertekstur halus

- Pori –pori kelihatan, tapi tidak terlalu besar

- Kadang terlihat berminyak didaerh dahi, dagu, dan hidung.

c. Kulit berminyak adalah kulit dengan kadar air dan kadar minyak tinggi. Ciri –

cirri fisik yang terlihat pada kulit berminyak 3 :

- Tekstur kulit kasar dan berminyak

- Pori –pori besar

- Mudah kotor dan berjerawat

d. Kulit campuran yaitu memiliki cirri- cirri seperti :daerah bagian tengah atau

dikenal dengan istilah daerah “ T ” (dahi, hidung dan dagu) terkadang berminyak

atau normal. Sementara bagian kulit laincenderung lebih normal bahkan kering.

Kulit jenis ini bisa dimiliki oleh semua umur tetapi sering ditemukan pada usia

35 tahun keatas.4

e. Kulit sensitif, sensitif dengan produk kosmetik dan pada kondisi tertentu,

misalnya jika terkena sinar matahari akan memerah, pada suhu dingin akan

timbul bercak-bercak merah, dan lain-lain.5

2.3. Metode Pemeriksaan Kulit 3

Untuk mengethui keadaan kulit dengan lebih detali, saat ini dapat dengan

menggunakan beberapa alat moderen seperti :

a. Skin-pH-meter : mengukur pH kulit

b. Corneometer : mengukur kadar air kulit

c. Sebumeter : mengukur kadar minyak kulit

d. Cutometer : mengukur elastisitas kulit

e. Tewameter : mengukur penguapan air kulit

f. Skin Visiometer : mengukur tekstur kulit

10

Page 17: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

g. Mexameter : mengukur kadar melanin dan kemerahan

h. Chromameter : mengukur indeks warna kulit

i. 3D connfiguration with ultrasound system: pengamatan dan pengukuran anatomi

kulit dengaan pencitraan ultrasound.

2.4. Bedak (Face Powder)

Bedak termasuk dalam kosmetik dekoratif yang ditujukan untuk

menyembunyikan kekurangan pada kulit wajah.3 Seperti digunakan untuk menutupi

kekurangan kecil pada kulit (minor imperfections) dan mengurangi kilauan yang

muncul akibat produksi minyak pada kulit atau keringat. Hal yang diinginkan dari

bedak adalah tidak membuat wajah tampak berminyak, lembut pada kulit untuk

waktu yang lama. Sehingga bahan-bahannya harus dapat menempel dengan baik

pada kulit. Pada zaman sekarang, tren fashion telah berubah dari “painted clown”

atau putih seperti badut menjadi terlihat alami seperti warna kulit, namun dapat

menutupi noda.6

Ada dua bentuk umum face powder, yaitu3 :

a. Loose powder (bedak bubuk).

b. Compact powder (bedak padat).

Apapun bentuknya, bedak harus memiliki karakteristik sebagai berikut 6:

a. Bedak harus memiliki kemampuan untuk menutupi meliputi minor terlihat

ketidak sempurnaan kulit.

b. Harus menempel pada kulit dan tidak boleh sepenuhnya hilang dalam waktu

singkat waktu, sehingga menghindari sering re-powdering.

c. Selesai diberikan kepada kulit harus melengkapi warna kulit.

d. Harus dapat menyebar dengan baik tanpa adanya gumpalan, hingga dapat

melicinkan dan menghaluskan kulit.

e. Harus dapat memberikan perasaan yang lembut, lunak dan halus.

Komposisi umum bedak yaitu :

a. Talk6

Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO2.H2O). ini

merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi bedak modern sifat yang

sangat luar biasa adalah mudah menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah.

11

Page 18: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Untuk bedak wajah talk harus putih dan tidak berbau dengan rasa halus. Tentu

saja sifat mudah menyebar yang sangat baik ini adalah yang paling dibutuhkan.

Ukuran partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk standar

kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh ( tidak

lebih besar dari 74 mikro ) talk termikronisasi sekarang sudah tersedia di mana

ukuran partikel dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaan dari talk

termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai massa besar yang diinginkan.

Padatan dari massa besar adalah sangat penting dalam talk, karena variasi sangat

mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari produk akhir.

b. Kaolin6

Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan dasar

harus dimurnikan secara baik untuk memindahkan keseluruhan bahan tidak

murni dan partikel kasar.

Tidak semua aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin,

namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula yang sama

( Al2O3. 2SiO2.2H2O) dan dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite.

Karena kaolin higroskopis penggunaannya pada bedak wajah umumnya

tidak melebihi 25%.

c. Kapur (Kalsium Karbonat) 6

Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talk dan

memiliki kekuatan melapisi yang baik. Ini membantu untuk absorpsi parfum dan

juga tahan lemak. Dan menyerap keringat. Kapur juga sangat baik untuk

memberikan efek berseri-seri ketika bedak wajah digunakan.

Kapur adalah basa lemah, putih, serbuk mikrokristal tak berbau ; tidak

mengkilap, dan memiliki rasa kapur. Ketika bahan dasar ini digunakan secara

berlebihan, bedak dapat memberikan rasa kering, tapi penggunaan yang layak

adalah sangat membantu dalam formula bedak wajah.

d. Magnesium karbonat6

Sifat yang baik dari magnesium karbonat membuatnya umum digunakan

dalam bahan penyusun bedak. Magnesium karbonat memiliki sifat absorben yang

baik dan terbukti memiliki sifat mendistribusi parfum yang baik. Kerapatannya

12

Page 19: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

adalah bagian dari lapisan magnesium karbonat, kualitas yang mana memberikan

perkembangan pada tipe kehalusan dari bedak.

e. Logam stearat 6

Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling

sering digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki

kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak

diinginkan.

Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah sifat

adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki

efek menenangkan.

Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat menyebabkan noda dan efek

jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-15%) zink stearat memberikan

sifat adheren pada bedak wajah.

f. Zink Oksida, Titanium oksida6

Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak

wajah : zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan bahan ini

dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak diinginkan ; terlalu

sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh.

Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan

membantu menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang

berlebihan dapat menyebabkan kulit kering.

g. Pati beras6

Bahan ini sering digunakan dalam face powders. Bahan yang paling

sering digunakan adalah pati beras. Bahan ini dianggap dapat memberikan sifat

“peach like”pada wajah. Karena partikel sperisnya memberikan rasa lembut pada

kulit. Bahan ini memiliki sifat absorpsi dan memiliki sifat menutupi yang baik.

Dengan penambhan air dapat menjadi cake, dan menempel pada wajah,

memberikan tampilan yang kurang menyenangkan. Bahan ini juga dapat menjadi

lengket. Pati jagung juga sering digunakan dan memiliki sifat yang sama pada

pati beras. Pati singkong dapat memberikan kelembutan pada produk.

Penggunaan dari amilum telah memberikan masalah mudahnya

terdekomposisi oleh bakteri, karena mengandung nutrisi yang cocok untuk

13

Page 20: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

bakteri. Sifat mencerahkan dan menjerap adalah yang diberikan dari amilum

yang mana sekarang juga dapat diberikan oleh kalsium karbonat dan senyawa

lain dalam formula bedak wajah.

h. Silika dan Silikat6

Silika dan Silikat dapat berguna dalam bedak wajah untuk menjaga sifat

mengalir bebas, walaupun dengan kelembaban yang tinggi. Silikat dapat juga

berfungsi sebagai pembawa parfum.

Penggunaan dari silikat halus seperti magnesium trisilikat membantu

dalam bedak karena mereka memiliki sifat menyerap yang sangat baik terhadap

air dan minyak.

i. Bahan pemberi efek pencerahan6.

Pigmen sintetik bismut oksiklorida telah dikembangkan untuk

menggantikan guanin. Walaupun sensitif terhadap cahaya, bismut oksiklorida

cukup dapat beradaptasi untuk digunakan dalam bedak wajah cerah untuk

memberikan efek metalik, kilauan seperti mutiara.

j. Pewarna6

Bahan pewarna adalah dasar dari seni menciptakan bedak wajah yang

mana menampilkan nuansa bayangan yang diinginkan. Pewarna digunakan

dalam variasi yang berbeda baik pigmen inorganik ataupun anorganik.

Jumlah dari pewarna yang dibutuhkan tergantung besarnya derajat tipe

yang digunakan dalam formula. Bahan pengopak dari oksida dan transparansi

dari talk sangat mempengaruhi jumlah pewarna yang diinginkan.

k. Pengharum6

Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efisiennya yang digunakan dalam

bedak wajah adalah sangat penting, karena bau dari bedak memiliki peranan

yang penting dalam kemampuan penjualan dari produk. Penggunaan parfum

yang cocok bukan merupakan prosedur yang mudah, karena permukaan yang

sangat luas dari padatan bedak dan kemungkinan reaksi dari parfum dengan

bahan-bahan dasar lainnya. Jika bahan dasar merupakan bahan-bahan yang halus,

14

Page 21: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

wangi yang dipilih akan lebih sedikit daripada masalah dalam penyelesaian

formulasi bedak wajah.

Ini sangat penting bahwa parfum yang digunakan harus tidak mengiritasi,

stabil pada kondisi basa lemah dan tidak mengalami oksidasi atau menguap

dengan cepat. Pengharum harus tercampurkan dengan semua bahan penyusun

bedak karena masalah dengan keasaman, heterogen dari bau dan diskolorasi

dapat terjadi dari pemilihan bau yang tidak cocok.

l. Metallic soap6

Metallic soap seperti zinc dan magnesium stearat merupakan bahan yang

sangat penting untuk semua produk bedak. Bahan ini membantu dalam hal

pelekatan dalam kulit dan pada bedak padat dapat berperan agar cake tetap

melekat pada “godet”. Selain meningkatkan daya lekat (daya adesif), metal soap

juga meningkatkan derajat water repellency dan menghasilkan produk yang

lembut. Jumlah yang biasa digunakan adalah 3% dan 10%; jumlah yang besar

dari ini menghasilkan efek bercak pada kulit, sehingga akan mengurangi sifat

“slip” dari bahan yang lain. Pada produk bedak padat jumlah penggunaan yang

tinggi dapat menghasilkan masalah pada daya alirnya yang berpengaruh pada

proses pengempaan dan mengakibatkan rasa berminyak pada penggunaan,

karena minyak akan berpindah karena terabsorbsi pada puff atau kuas. Sehingga

tingkat kemurnian merupakan hal yang sangat penting; adanya residu asam

lemak yang tidak tersaturasi perlu dihindari karena dapat menyebabkan

ketengikan pada hasil produk. Dari kedua bahan ini, zinc stearat lebih disukai

karena memiliki sifat menyejukkan.

m. Bahan-bahan lain6

Bahan tambahan lain dapat digunakan untuk meningkatkan kelekatan

bedak pada kulit; e.g. emollient seperti cetyl atau stearil alkohol, gliseril

monostearat, dan bahan lain seperti magnesium myristate, petroleum jelly atau

mineral oil pada umumnyaditambahkan dalam jumlah kecil antara 0,5% dan 2%.

Jika diinginkan serbuk yang ringan dan memiliki daya adesif yang baik, bahan-

bahan seperti minyak mineral yang dienkapsulasi dapat digunakan.

n. Mica6

15

Page 22: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica

dengan tambahan tertentu sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium

sulfat speris yang akan berdifusi dan memberikan efek focus yang lembut

sehingga dapat menyamarkan garis dan kerut.

o. Pengawet6

Tujuannya adalah untuk menjaga kontaminsi prouk selama pembuatan

dan juga selama digunakan oleh konsumen, dimana mikroorganisme dapat

mengkontaminasi prouk setiap kali penggunaanya, baik dari tangannya atau dari

alat yang digunakan. Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan terbebas

dari mikroorganisme. Tipe produk bedak biasanya berarti sangat susah

terkontaminasi mikroba tapi penggunaan air sebagai bahan tambahan, seperti

ekstrak, dapat mengubahnya, dan bahan ini harus sedapat mungkin dihindari

(ekstrak berbasis minyak harus digunakan sebelumnya). Juga harus dikontrol

penggunaan bahan tambahan dalam bedak yang digunakan di sekitar daerah

mata, pada umumnya, batasan mikroba lebih diperhatikan untuk bahan yang

digunakan dalam produk ini.

p. Antioksidan

Penggunaan antioksidan dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan

tambahan dari degradasi dan ketengikan. Sejumlah kecil butylatedhydroxy

anisole (BHA), butylated hydroxy toluene (BHT) atau vitamin E harus

digunakan ketika diperlukan.

2.5. Bedak Padat (Pressed Powder/ Compack Face Powder)

Bedak padat adalah bedak kering yang telah dikompres menjadi padatan dan

biasanya digunakan dengan spons bedak. Komposisinya mirip dengan bedak tabur,

tapi efeknya pada kulit berbeda pada beberapa tingkat. Pengikat yang terkandung

dalam bedak padat memberikan adhesi yang besar. Sebagai hasil dari proses

pengepresan, ukuran partikel rata-rata umumnya lebih besar pada bedak padat

daripada bedak tabur ; efek kasar dari butiran-butiran tersebut tentu sangat tidak

diinginkan. Bedak padat harus dapat menempel dengan mudah pada spons bedak,

dan padatan bedaknya harus cukup kompak, tidak pecah atau patah dengan

penggunaan normal.6

16

Page 23: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

2.5.1. Binding Agents6

Beberapa jenis bahan pengikat yang digunakan dalam bedak wajah adalah

bervariasi dan banyak. Oleh karena itu, terdapat 5 tipe dasar pengikat yang

digunakan6 :

a. Pengikat kering

Pengikat kering seperti logam stearat (Zink atau Magnesium) stearat telah

didiskusikan dalam bagian bedak tabur. Penggunaan dari pengikat kering

dibutuhkan untuk meningkatkan tekanan bagi kompaknya bedak padat.

b. Pengikat minyak

Minyak tunggal, seperti minyak mineral isopropil miristat dan turunan

lanolin, dapat sangat berguna untuk dicampurkan dalam formula sebagai

pengikat. Mereka ditemukan digunakan secara luas dalam banyak formula bedak

padat.

c. Pengikat larut air

Pengikat larut air yang biasa digunakan di masa lalu umumnya adalah

larutan gum seperti tragakan, karaya, dan arab. Dalam kategori ini, sintetik

seperti PVP (Polyvinylpyrolidone) metil selulosa, karboksil metil selulosa juga

telah digunakan dalam larutan air. Suatu pengawet penting dalam medium gum

dan berguna dalam semua larutan pengikat dari tipe ini untuk mengatasi

pertumbuhan bakteri.

d. Pengikat tidak larut air

Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam bedak padat. Minyak

mineral, lemak ester dari segala tipe, dan turunan lanolin, dapat digunakan dan

dicampur dengan jumlah yang baik dari air untuk membantu pembentukan bedak

padat yang halus dan kompak. Penambahan bahan pembasah akan membantu

untuk menyeragamkan distribusi kelembaban bedak.

e. Pengikat emulsi

Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak

larut air dalam bedak padat, peneliti telah mengembangkan bahan pengikat

emulsi yang sekarang digunakan dengan luas. Seperti emulsi yang mengizinkan

distribusi yang seragam baik pada fase minyak maupun fase air, yang mana

17

Page 24: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

penting dalam kepuasan pengempaan serbuk. Karena pengikat emulsi tidak akan

kehilangan kelembaban secepat pengikat tidak larut air, penggunaannya

mengizinkan prosedur pembuatan yang lebih halus. Penggunaan dari minyak

dalam bentuk emulsi bermaksud untuk mencegah penggumpalan yang dapat

muncul ketika minyak tunggal digunakan sebagai pengikat dalam bedak wajah.

2.5.2. Komposisi Umum Bedak Padat8

Secara umum komposisi bedak padat hampir sama dengan bedak tabur yang

membedakannya adalah pengikat dan proses formulasiya, adapun komponen umum

dalam bedak dapat dilihat pada Tabel 2.1. dan jenis pengikat pengikat bedak padat

dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.1. Komposisi Bedak (Face Powder)8

Komposisi Fungsi

Covering prop (Pelapis) Titanium dioxide,zno,kaolin,zn stearate Adhesion prop (Pmemberi efek perlekatan) Mg.stearate,talc,mg & ca salt of myristic

acid Slip & Softness (Pelincir & pelembut) Zn/mg undecanate,aluminium

hydrosilicate Absorbency prop Starch, colloidal kaolin,bentonite,pptd

chalk Peach like finish (Efek sentuhan Finishing) Rice starch,silica,powdered silk

Frosted look Guanine, bismuth oxychloride,mica,Zn,Al

Color & perfumes Iron oxides

Tabel 2.2 Jenis Pengikat Pada Bedak Kompak8

Type of binder Examples

18

Page 25: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

1) Dry binder Zn/Mg.stearate 2) Oil binder (water repellant ) Mineral oil, isopropyl myristate, Lanolin

derivative 3) Water soluble binder PVP, CMC, Cellulose, Acacia,

Tragacanth 5) Emulsion binder Triethanolamine stearate, Glycerol

monostearate

Penggolongan bedak berdasarkan jenis kulit, bedak dapat dibagi menjadi 8:

1. Bedak jenis ringan (light) digunakan untuk kulit kering

2. Bedak jenis medium digunakan untuk kulit normal

3. bedak jenis berat (heavy) digunakan untuk kulit berminyak

Contoh perbedaan formulanya dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Contoh Perbedaan Formula Bedak Berdasarkan Jenis Kulit8

Light Powder Medium Powder Heavy Powder

Talc ---------63 mg Talc---------39.7 mg Talc---------20.0 mg

Kaolin --------20 mg Kaolin-------39.5 mg Kaolin(light)-20.0 mg

Cal. carbonate(l) 5 mg Cal. carbonate(l) 5 mg . Cal. carbonate(l) 39 g

Zinc oxide ---5.0 mg Zinc oxide ---7.0 mg Zinc oxide ---15.0 mg

Zinc stearate-5.0 mg Zinc stearate-7.0 mg Mg.stearate—5.0 mg

Mg.carbonate—1.0 mg Mg.carbonate—1.0 mg Color ------0.5 mg

Light Powder Medium Powder Heavy Powder

Color ------0.5 mg Color ------0.2 mg Perfume------0.5 mg

Perfume------0.5 mg Perfume------0.6 mg

2.5.3. Metode Pembuatan Bedak

Tahap awal pada proses pembuatan untuk bedak tabur maupun bedak tekan

adalah sama, namun pada jenis kedua diperlukan penambahan zat pengikat pada

tahap awal maupun akhir, ataupun dengan parfum.

a. Penambahan Warna

Tahap penting dalam proses pembuatan produk bedak berwarna adalah

disperse pewarna yang homogen dalam basis putih. Dispersi tergantung pada

efisiensi alat pencampur dan karakter fisik bahan dalam campuran bedak.

19

Page 26: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Homogenitas dispersi pigmen diperoleh dengan melewatkan pigmen dan talk

melalui hammer mill. Alat ini akan memecah gumpalan pigmen, yang kemudian

distabilkan dengan pelapisan oleh partikel talk. Sekarang terdapat beberapa jenis

peralatan yang mengganti keberadaan hammer mill. Yang pertama, vertical

vortex mixer, yang mengurangi ukuran partikel dengan tumbukan antar partikel.

Selain itu, high spee mixer, yang dikenal dengan plough-shear device6.

b. Pembuatan Dasar Bedak

Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel ribbon-

type. Waktu pencampuran awal dapat selama 20 menit hingga 3 jam, tergantung

jenis mixer, kapasitas, dan ukuran batch. Selanjutnya, penambahan warna dan

pencampuran dengan dasar putih. Campuran ini kemudan diaduk hingga

homogen. Pada bedak tabur, penambahan parfum ditambahkan pada saat

terakhir. Penambahan parfum dilakukan dengan penyemprotan pada

pencampuran. Untuk bedak yang dikompres, zat pengikat juga ditambahkan pada

tahap ini. Akhirnya, warna diji kembali sesuai standard an dilakukan perbaikan,

jika perlu. Jika digunakan bahan dasar mica dalam formulasi maka maka

diperlukan kehati-hatian agar platelet yang mudah pecah tidak rusak saat proses

pembuatan. Pemeriksaan warna dilakukan dengan memindahkan sejumlah kecil

dari massa tersebut dan mencampur kembali dengan warna yang sesuai.

Kemudian ditambahkan kembali dan dicampr kembali dan dilakukan uji warna

kembali6.

Campuran yang telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada

kantung polyethylene untuk penyimpanan, untuk memperoleh serbuk bedak yang

halus, diserbukkan. Serbuk telah siap dan memasuki tahap selanjutnya, untuk

bedak tabur dimasukkan pada kemasan dan dikempa untuk compct powder6.

c. Proses Pengempaan

Terdapat tiga prosedur berbeda yang digunakan untuk memperoleh

compct powder: Wet moulding (pelelehan basah), damp compressing

(pengempaan lembap), dan pengempaan kering. Metode yang paling sering

digunakan adalah pengempaan kering.6

Untuk proses pengempaan kering terdapat mesin yang sering digunakan

yaitu pneumatics digunakan pada Air-Mite press;hydraulics oleh Alite, tipe ram

20

Page 27: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

yang ditekan pada serbuk seperti pada Kemwall press; dan Ve-Tra-Co press

dimana penekan dapat mencampur.6

Terdapat 3 prosedur umum yang digunakan dalam industri pembuatan

bedak padat :

1) Kempa Basah7

Proses kempa basah sekarang tidak dipakai lagi di USA, dan

kebanyakan perusahaan kosmetik menggunakan proses kempa lembab atau

proses kering dalam pembuatan bedak padat.

Campuran dibuat dalam bentuk seperti pasta dengan air dan dicetak

dalam cetakan. Permukaan bagian atas dari pasta dilapisi dengan suatu

pengadhesif, kemudian dikempa ke bawah dengan logam yang berukuran

cocok atau plat gelas di mana tablet melekat. Tablet tersebut kemudian

dikeringkan dan dilepaskan dari cetakan.

2) Kempa Lembab7

Metode kempa lembab, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur

sampai seragam. Campuran kemudian dibasahkan dengan cairan pengikat,

kemudian dicampur sampai mencapai massa plastis yang sesuai. Serbuk

kemudian disaring dan dilewatkan ke dalam mesin pengempa. Tablet jadi

dikeringkan pada temperatur yang sesuai.

3) Kempa Kering7

Metode kempa kering, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur

dan campuran serbuk dapat dilembabkan dengan pengikat ; campuran

kemudian dicampur secara keseluruhan dan serbuk dikempa.

2.6. Evaluasi

2.6.1. Shade control dan Lighting8

Shade control adalah salah satu dari aspek yang mengancam dalam

pengendalian mutu bedak. Variasi antar batch yang sama terjadi, dan titik yang tepat

dimana untuk mempertimbangkan suatu batch baru dapat menjadi pilihan komersil

walau kadang-kadang sukar untuk ditentukan. Pengendalian produksi harus

sedemikan rupa sehingga shade-nya tidak berbeda dari yang baku.

21

Page 28: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Ada beberapa cara shade control suatu bedak, tetapipada dasarnya melibatkan

dua prosedur. Pertama adalah perbandingan penampilan bedak suatu baku ketika

diratakan pada suatu latar belakang (warna kulit wajah); Cara kedua yaitu

mengevaluasi warna adalah dengan membandingkan pada warna standard warna

kulit wajah. Harus ditekankan bahwa warna kulit merupakan pertimbangan shade

control, dan juga cara pemakaian dan evaluasi konsumen.

Sebagai contoh harus disimpan di tempat gelap untuk menghindari warna

bedak memudar.

2.6.2. Dispersi Warna8

Pewarna pada bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar

bedak. Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidakbercampuran pada

dispersi bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek atau pengeluaran warna

keseragaman pada bedak dapat dengan mudah diperiksa dengan menyebarkannya

pada kertas putih dan diuji dengan kaca pembesar. Jika terdapat ketidakseragaman

yang terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh pengembangan warna

maksimal harus diperoleh dalam homogenitas.

2.6.3. Pay Off8

Hasil dari bedak harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake

terlalu besar, bedak yang dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan

akan ada gaya adhesi yang tidak cukup dari bahan terhadap tekanan. Jika tekanannya

terlalu rendah, cake akan menjadi lembek dan mempunyai kecenderungan menjadi

remuk dan pecah.

2.6.4. Uji Tekanan8

Pada bedak tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan

adanya kantung-kantung udara akan membuat cake menjadi mudah pecah.

Keseragaman dan kekerasan dari cake sebaiknya diperiksa dengan penetrometer.

22

Page 29: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Pemeriksaan pada table sebaiknya diambil dari berbagai segi untuk meyakinkan

bahwa produk cukup keras dan tekanan yang diberikan seragam.

2.6.5. Tes Keretakan8

Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan bedak menjadi pecah

adalah dengan menjatuhkan bedak pada permukaan kayu beberapa kali pada

ketinggian 8-10 inci. Jika cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasikan bahwa

kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak

memuaskan.

2.7. Praformulasi Bedak Padat untuk Kulit Kering

2.7.1. Formula

Rancangan formula bedak kompak untuk kulit kering dapat dilihat pada

Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Formula Dedak Padat untuk Kulit Kering

Bahan Jumlah (%) Keterangan

Talkum 63 Pengisi

CaCO3 5 Pengisi dan pembawa parfum

Titanium Oksida 10 Covering prop (Pelapis/ Penutup)

Kaolin 7 Pelincir

Bahan Jumlah (%) Keterangan

Zinc stearat 4 Adhesion prop (Pemberi efek

perlekatan)

Iron oxide black 0,05 Pewarna

Iron oxide yellow 1,2 Pewarna

Iron oxide red 0,6 Pewarna

Pengikat QS Binding agent

BHT 0,1 Anti Oksidan

Methyl Paraben 0.2 Pengawet

Prophyl Paraben 0.1 Pengawet

Parfum QS Fragrance

23

Page 30: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Tabel 2.5 Formula Bahan Pengikat Tipe Emulsi3

Bahan Jumlah (%)

Mineral Oil (Parafin Liq) 2

Lanolin 3

Cetil Alkohol 4

TEA-Lauryl sulfat 1

Sodium Alginat 1

Alkohol 4

Glycerol 2

Air 82

2.7.2. Monografi

a. Talkum

Pemerian : Berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau putih

kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari

butiran debu.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkalis, pelarut

organic dan air.

Fungsi : Pengisi

Stabilitas : -

Keamanan : -

b. CaCO3

Pemerian : Serbuk hablur. Tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam air

yang mengandung karbohidrat.

Fungsi : Absorben

Stabilitas : -

Keamanan : -

c. Titanium dioksida

Pemerian : Serbuk berwarna putih

Kelarutan : Tidak larut dalam HCl, HNO3 dan aquaregia, tetapi larut

24

Page 31: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

dalam asam sulfat pekat membentuk titanium sulfat

(TiSO4)

Fungsi : Pewarna opaque

Stabilitas : .

Keamanan : .f.

d. Kaolin

Pemerian : Serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran

kasar,tidak atau hampir tidak berbau.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral.

Fungsi : Pengisi, pelincir, absorben.

Stabilitas : -

Keamanan : -

e. Zinc stearat

Pemerian : Berupa serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah

khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran.

Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol,dalam ethanol 95%

dan dalam eter. Sangat larut dalam benzene panas dan

ethanol (95%) panas.

Fungsi : Lubrikan

Stabilitas : Tidak tercampurkan dengan asam kuat, garam alkali dan

besi.

Keamanan :f.

f. Iron oxide black (Ferroso ferric oxide, iron (II,III) oxide)

Iron oxide yellow (Hydrated ferric oxide, hydrated iron (III) oxide)

Iron oxide red (Iron sesquioxide, anhydrous ferric oxide, anhydrous iron (III)

oxide)

Pemerian : Serbuk

Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam pelarut organic, larut

dalam

Fungsi : Coloring agent

Stabilitas : -

25

Page 32: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Keamanan : -g.

g. BHT

Pemerian : Kristal padat atau serbuk berwarna putih atau kuning

pucat berbau lemah.

Kelarutan : Tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol. Larut

dalam etanol(95%( dan minyak mineral )

Fungsi : Antioksidan

Stabilitas : pemaparan terhadap cahaya, lembab dan panas dapat

menyebabkan pemudaran dan kehilangan aktivitas.

Simpan di tempat tertutup dan terlindung dari cahaya

Keamanan : -h.

h. Methyl paraben

Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak

mempunyai rasa agak membakar diikuti rasa tebal.

Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,

dalam 3.5 bagian etanol(95%) dan dalam3 bagian aseton

P, mdah larut dalam eter P dan dalam larutan

alkalihidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas

dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas. Jika

didinginkan larutan tetap jernih

Fungsi : Pengawet

Stabilitas : -

Keamanan : -i.

i. Prophyl paraben

Pemerian : Hablur kecil tidak berwarna atau serbuk hablur putih,

tidak berbau

Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam air panas dan dalam

etanol

Fungsi : Pengawet

Stabilitas : -

Keamanan : -

26

Page 33: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

j. Parafin Liq.

Pemerian : Transparan, tidak berwarna, cairan berminyak yang

viskos, tidak berfluoresensi pada siang hari. Tidak berasa,

tidak berbau saat dingin. Memiliki sedikit bau petroleum

saat dipanaskan.

Kelarutan : Tidak larut dalam etanol 95%, gliserindan air.

Larut di dalam aseton, benzena, kloroform, karbon

disulfida, eter dan pertroleum eter. Larut dalam minyak

menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak

hangat.

Fungsi : Basis minyak, emollient, lubrikan

Stabilitas : Terkena cahaya dan panas secara langsung akan

teroksidasi

Keamanan : -

k. Lanolin/ Adeps lanae

Pemerian : Zat serupa lemak, liat, kuning muda atau kuning

pucat,agak tembus cahaya bau lemah dank has

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sukarlarut dalam etanol 95%

Fungsi : Basis krim

Stabilitas : Terhadap pemanasan, bakteri dan sinar matahari.

Keamanan : -

l. Cetil Alkohol

Pemerian : Massa berwarna putih atau krem, atau serpihan atau granul

yang berwarna hampir putih. Memiliki bau khas amis

yang sangat lemah. Pada pemanasan meleleh menjadi

cairan jernih tidak berwarna atau kuning pucat.

Kelarutan : Larut dalam etanol (95%) dan minyak, tidak larut dalam

air.

Fungsi : Basis fase minyak/ Surfaktan anionik.

Stabilitas : Stabil pada kondisi penyimpanan normal. Simpan di

tempat tertutup., dingin dan kering.

27

Page 34: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Keamanan : -

m. TEA-Lauryl sulfat

Pemerian : Larutan

Kelarutan : Larut dalam air dingin.

Fungsi : Surfaktan

Stabilitas : -

Keamanan : -

n. Sodium alginate

Pemerian : Natrium alginat berupa serbuk warna putih atau kuning-

coklat pucat, tidak berbau dan tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (95%), eter, kloroform,

dan etanol atau campuran air dimana kandungan etanol

lebih dari 30%. Selain itu, praktis tidak larut dalam pelarut

organik lain dan larutan asam encer dimana pH kurang

dari 3. Larut perlahan dalam air yang membentuk larutan

koloidal lengket.

Fungsi : Binding agent.

Stabilitas : -

Keamanan : -

o. Alkohol (etanol)

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudahmenguap.

Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak

berasap.

Kelarutan : Bercampur dengan air, kloroform P dan dalam eter P

Fungsi : Pelarut, zat tambahan

Stabilitas : -

Keamanan : -

p. Gliserin

Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau

manis diikuti rasa hangat; higroskopik.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P

28

Page 35: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan

dalam minyak lemak.

Fungsi : Zat tambahan

Stabilitas : -

Keamanan : -

q. Air

Aquadest merupakan air yang dimurnikan yang diperoleh dengan

destilasi, perlakuan menggunakan penukar ion, osmosi balik, atau proses lain

yang sesuai. Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum, tidak

mengandung zat tambahan lain.

Pemerian : Berupa cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.

Kelarutan : Bercampur dengan larutan polar.

Fungsi : Pelarut

Stabilitas : -

BAB IIIPEMBAHASAN

Tabel 3.1. Perbandingan Formula Bedak Padat

Bahan Jumlah % KeteranganF19 F210 F311 F4

Talkum 47,5 36,6 83,7 63 Pengisi

CaCO3 5 Absorben

Titanium Dioksida 2 5 10 Pigment

Kaolin 7 Pelincir

Zinc stearat 11 4 Pengikat

Cl 77289 6 Pewarna

D&C Red #6 Barium Lake 3,40 Pewarna

FD&C Yelow #5 Aluminium

Lake

2 Pewarna

Iron oxide black 0,05 0,05 Pewarna

Iron oxide yellow 1,2 1,2 Pewarna

29

Page 36: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Iron oxide red 0,6 0,6 Pewarna

Pengikat QS

BHT 0,1 Anti Oksidan

Methyl Paraben 0,2 0,2 Pegawet

Propil Paraben 0,1 0,1 Pengawet

Parfum 0,1 QS

Mica 9,90 8 Penyamar kerut

Silica 4,93 Absorben

Na- Hyalorunat 10 Pelembab

Sunseri LL 5 Tabir surya

Suntitan –AS 6,93 Tabir surya

Mg-Stearat 2,97 Pengikat

Phenoxy etanol 0,16 Pengawet

Bahan Jumlah % KeteranganF19 F210 F311 F4

Dimethycone 8,65 5 Pengikat

Shinju 100T White 11 Pewarna

Pearlite GBU 5 Penyamar kerut

Flamenco Ultrasilk 2500 10 Penyamar kerut

Lubrajel Oil 5 Pengikat/ Lubrikan

Cloisone Super Gold 6 Metalic pigment

Fase pengikat emulsiMineral Oil (Parafin Liq) 2 Pengikat

fase minyakLanolin 3 Pengikat

fase lemakCetil Alkohol 4 Surfaktan

TEA-Lauryl sulfat 1 Surfaktan

Sodium Alginat 1 Pengikat fase air

Alkohol 4 Humectants

Glycerol 2 Humectants

30

Page 37: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Air 82 Pelarut

Keterangan :F1 : Formula dari SUNJIN Formulation.F2 : Formula dari Ernest W. FlickF3 : Formula dari Dow CordingF4 : Formula Penulis

Pada formula ke satu sampai ke empat dapat dikategorikan sebagai bedak

ringan karena jumlah talkum sebagai basis relatif banyak, pengabsorben dan zat peng

–adstringennya lebih sedikit dibandingkan dengan bedak berat (untuk perbandingan

dalam Tabel 2.3.). Sehingga empat formula tersebut di atas dapat dikategorikan

sebagai bedak untuk kulit kering.

Selain itu dalam proses pembuatannya dari ke empat formula tersebut

terdapat perbedaan pada formula satu sampai tiga memungkinkan untuk dikempa

dalam kondisi kering dan lembab sedangkan formula empat memungkinkan untuk di

kempa secara lembab dan basah hal ini disebabkan karena perbedaan perbedaan tipe

pengikat. Pada formula satu dan tuga pengikatnya menggunakan dimetikon yang

merupakan tipe pengikat golongan minyak silikon. Kemudian pada formula ke dua

digunakan Lubrigel Oil yang merupakan tipe pengikat minyak. Sedangkan pada

formula ke empat digunakan pengikat tipe emulsi.

31

Page 38: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

BAB IV KESIMPULAN

Dari makalah ini ada beberapa hal yang dapat ditarik kesimpulan, yaitu :

1. Bedak secara umum diklasifikasikan berdasarkan bentuknya menjadi dua yaitu

bedak tabur dan bedak kompak.

2. Sedangkan berdasarkan penggunaan tipe kulit bedak diklasifikasikan menjadi

bedak tipe ringan untuk kulit kering, bedak normal untuk kulit normal, dan bedak

berat untuk tipe kult berminyak.

3. Dalam formulasi bedak untuk tipe kulit kering maka sebaiknya dipilih formula

dengan komposisi basis yang lebih banyak dan absorben serta adstringen yang

lebih sedikit.

32

Page 39: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

Daftar Pustaka

1. Perdanakusuma, DS. Anatomi Fisiologi Kulit Dan Penyembuhan Luka. Airlangga University School of Medicine. 2007. Tersedia :http://www.fk.unair.ac.id/attachments/1705_ANATOMI%20FISIOLOGI%20KULIT%20DAN%20PENYEMBUHAN%20LUKA%20Agustus%202007.pdf. Diakses pada [8 April 2014].

2. Muliyawan, D. dan Suriana, N. A-Z Tentang Kosmetik. Penerbit PT Eleksmedia Komputindo. Jakarta. 2002

3. Tranggono, RI, dan Latifah, F. Buku Pengantar Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT. Gramedia. Jakarta. 2007.

4. Goeser, AL. Kulit, Rambut dan Kuku. Tersedia : http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/kulit-rambut-kuku-goeser-yohan.pdf. Diakses pada [8 April 2014]

5. Administrator. Satu Polesan Begitu Berarti . Tersedia :http://www.chem.itb.ac.id/ index.php?

33

Page 40: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

view=article&catid=1:news&id=44:bedak&format=pdf&option=com_content&lang=en. Diakses [8 April 2014].

6. Jonh. Poucher’s. Perfume’s, Cosmetics and Soap’s .Kluer Academic Publisher’s. USA. 2000.

7. Aurel. Teknologi Kosmetik Bedak (Makalah).Tersedia : http://pharmacyaurel.blogspot.com/2010/06/teknologi-kosmetik-bedak.html. Diakses pada [10 April 2014].

8. ________. Formulation and Evaluation of Various Cosmetic And Dental. Tersedi:http://pharmaquest.weebly.com/uploads/9/9/4/2/9942916/formulation__evaluation_of_cosmetic_pdts.pdf. Diakses pada [08 April 2014]

9. ________. Moisturizing Pressed Powder. SUNJIN Formulation_SJF-1106 Ver. 1.0. 2011. Tersedia : http://sunjinchem.co.kr/eng/ cosmetics/cosmetics_ pdf5/%EC%88%98%EB%B6%84%EA%B0%90%20%EB%B0%8F%20%EB%B3%B4%EC%8A%B5%EB%A0%A5%EC%9D%84%20%EC%9C%84%ED%95%B4%20%ED%9E%88%EC%95%84%EB%A3%A8%EB%A1%A0%EC%82%B0%EC%9D%84%20%EC%A0%81%EC%9A%A9%ED%95%9C%20%ED%94%84%EB%A0%88%EC%8A%A4%20%ED%8C%8C%EC%9A%B0%EB%8D%94%20%EC%B2%98%EB%B0%A9.pdf. Diakses [8 April 2014]

10. Flick, E W. Cosmetic & Toiletry Formulation 2nd Edition, Vol. 8. New York, USA. Noyest Publication. 2001

11. _________. Pressed Powder: Cold Processing. Dow Corning Company. 2002. Tersedia : http:// www. dowcorning. com/ content/ publishedlit/ FORMUL_00141.pdf. Diakses pada [11 April 2014].

34

Page 41: FORKOS 1 Bedak Padat Kulit Kering (Nur Aji, S. Farm., Apt)

35