format artikel karya ilmiah

10
JUDUL ARTIKEL EJOURNAL MEMAKAI HURUF BESAR SEMUA DGN JENIS FONT TIMES NEW ROMAN DAN UKURAN FONT 14, DICETAK TEBAL (BOLD) Sub-Judul Memakai Huruf Judul (Title Case) Dengan Font Times New Roman, Ukuran 13, Bold Pengarang [Times New Roman, 12, bold] 1 Abstrak [Times New Roman, 11 , bold, italics] Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia [Times New Roman, 11 italics] – max. 250 kata Kata Kunci [Times New Roman, 11,5, bold, italics]: pemilihan langsung, bupati, KPU, pilkada, Bulungan, Kalimantan Timur [Times New Roman, 11 italics]. – max. 3-5 kata Pendahuluan [Times New Roman, 11,5 , bold] Pada tahun 2004, Pemilu dilaksanakan dengan sistem semi langsung. Pasal 39 Undang-Undang Nomor 31 tahun1999 tentang partai politik yang menetapkan bahwa hanya partai yang memperoleh 2 persen kursi di DPR yang boleh ikut pada Pemilu berikutnya (electoral threshold) mampu mengurangi jumlah partai yang ikut sebagai peserta. Maka, Pemilu 2004 yang memperebutkan 550 kursi di DPR “hanya” diikuti oleh 24 partai. Pada tahun yang sama (2004), untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, Pemilihan Presiden dilakukan secara langsung. Pelaksanaan Pemilu 2004 ini dilaksanakan dalam dua putaran. Pada putaran pertama, ada lima pasangan calon yang bersaing, yakni Wiranto berpasangan dengan Salahudin Wahid, Hamzah Haz dengan Agung Gumelar, Megawati dengan Hasyim Musadi, Susilo Bambang Yudoyono dengan Muhammad Yusuf Kalla, dan Amien Rais dengan Siswono Yudhohusodo. 2 Pada putaran pertama pasangan SBY-Kalla dan Megawati-Hamzah Haz memperoleh suara terbanyak sehingga mengantarkannya ke putaran kedua. Dalam putaran kedua, pasangan SBY-Kalla memperoleh suara terbanyak sehingga terpilihlah dua orang ini sebagai Presiden dan Wakil Presiden pilihan rakyat (www.kaltimpost.web.id, diakses November 2005). …………………. dst [Times New Roman, 11,5] 1 Mahasiswa Program S1 Akuntasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Terbuka. Email: [email protected] 2 Pasangan Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud didiskualifikasi oleh KPU dengan alasan kesehatan.

Upload: candrayudasawara

Post on 28-Nov-2015

145 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Format Artikel Karya Ilmiah

JUDUL ARTIKEL EJOURNAL MEMAKAI HURUF BESAR SEMUA DGN JENIS

FONT TIMES NEW ROMAN

DAN UKURAN FONT 14, DICETAK TEBAL (BOLD)

Sub-Judul Memakai Huruf Judul (Title Case) Dengan Font Times New Roman, Ukuran 13,

Bold

Pengarang [Times New Roman, 12, bold] 1

Abstrak [Times New Roman, 11 , bold, italics]Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia [Times New Roman, 11 italics] – max. 250 kata

Kata Kunci [Times New Roman, 11,5, bold, italics]: pemilihan langsung, bupati, KPU, pilkada, Bulungan, Kalimantan Timur [Times New Roman, 11 italics]. – max. 3-5 kata

Pendahuluan [Times New Roman, 11,5 , bold]

Pada tahun 2004, Pemilu dilaksanakan dengan sistem semi langsung. Pasal 39 Undang-Undang Nomor 31

tahun1999 tentang partai politik yang menetapkan bahwa hanya partai yang memperoleh 2 persen kursi di DPR

yang boleh ikut pada Pemilu berikutnya (electoral threshold) mampu mengurangi jumlah partai yang ikut sebagai

peserta. Maka, Pemilu 2004 yang memperebutkan 550 kursi di DPR “hanya” diikuti oleh 24 partai. Pada tahun

yang sama (2004), untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, Pemilihan Presiden dilakukan secara

langsung. Pelaksanaan Pemilu 2004 ini dilaksanakan dalam dua putaran. Pada putaran pertama, ada lima

pasangan calon yang bersaing, yakni Wiranto berpasangan dengan Salahudin Wahid, Hamzah Haz dengan Agung

Gumelar, Megawati dengan Hasyim Musadi, Susilo Bambang Yudoyono dengan Muhammad Yusuf Kalla, dan

Amien Rais dengan Siswono Yudhohusodo.2 Pada putaran pertama pasangan SBY-Kalla dan Megawati-Hamzah

Haz memperoleh suara terbanyak sehingga mengantarkannya ke putaran kedua. Dalam putaran kedua, pasangan

SBY-Kalla memperoleh suara terbanyak sehingga terpilihlah dua orang ini sebagai Presiden dan Wakil Presiden

pilihan rakyat (www.kaltimpost.web.id, diakses November 2005).

…………………. dst [Times New Roman, 11,5]

Kerangka Dasar Teori [Times New Roman, 11,5 bold]

Pemilihan Langsung Kepala Daerah [Times New Roman, 11,5 bold, italics]

Para pakar ilmu politik percaya bahwa sekalipun didapati banyak batasan mengenai terminologi

demokrasi, mereka yakin bahwa doktrin dasarnya tidak pernah berubah. Doktrin tersebut adalah adanya

keikutsertaan anggota masyarakat menyusun agenda politik yang dijadikan landasan pengambilan keputusan

pemerintah (Held 1990). Karena tidak mungkin seluruh lapisan masyarakat ikut serta secara langsung dalam

penyusunan agenda politik, maka diadakan Pemilihan Umum (Imawan 1997).

Secara garis besar, ada dua jenis pemilihan, yakni pemilihan langsung dan tak langsung. Tulisan ini

menyoroti jenis pemilihan yang pertama, yakni pemilihan langsung kepada daerah (Pilkada).3

1 Mahasiswa Program S1 Akuntasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Terbuka. Email: [email protected] Pasangan Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud didiskualifikasi oleh KPU dengan alasan kesehatan.3 Istilah Pilkada populer baru-baru ini. Ada yang menyebutnya sebagai Pilkadal, Pilkadala, dan Pilkadasung. Sebenarnya huruf “l” dalam “Pilkada”, sudah merupakan akronim dari “langsung” (Pemilihan Langsung Kepala Daerah).

Page 2: Format Artikel Karya Ilmiah

Menurut UU 32 Thn 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang disebut dengan Kepala Daerah adalah

kepala pemerintahan di daerah yang dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah yang dipilih dalam satu

pasangan secara langsung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan (Anonim, 2004).

………………………… dst [Times New Roman, 11,5]

Posisi dan Peran KPUD dalam Pilkada

Dalam Pemilu 1999, terjadinya perubahan penting dalam penyelenggaraan Pemilu, yakni digantinya

Lembaga Pemilihan Umum (LPU) menjadi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kemudian, salah satu yang

terpenting adalah digunakannya sistem Pemilu campuran (Proporsional dan Distrik). Dengan sistem ini

diharapkan dapat memilih para wakil rakyat yang mengakar ke bawah, sekaligus tetap dapat mewakili seluruh

wilayah Indonesia yang jumlahnya demikian banyak dan luas (Benedanto 1999). …………………dst [Times

New Roman, 11,5]

Posisi KPUD dalam Pilkada [Times New Roman, 11,5, italics]

Ini sub-heading dari Peran dan Posisi KPUD dalam Pilkada (jika

ada) .......... ...................................................................................................................................................................

..............................dst

1. Posisi KPUD Terhadap Pemerintah (jika ada)

Ini sub-heading dari Posisi KPUD dalam

Pilkada ............................................ .............................................................................

a. Posisi KPUD Terhadap Pemerintah Sebelum UU No, 32 Th. 2004 (jika ada)

Ini sub-heading dari Posisi KPUD Terhadap

Pemerintah ................ ............................ .............................................................................

b. Posisi KPUD Terhadap Pemerintah Dalam UU No, 32 Th. 2004 (jika ada)

Ini sub-heading dari Posisi KPUD Terhadap

Pemerintah .................. .......................... .............................................................................

2. Posisi KPUD Terhadap Pasangan Calon (jika ada)

Ini sub-heading dari Posisi KPUD dalam

Pilkada ............................................ .............................................................................

Peran KPUD dalam Pilkada [Times New Roman, 11,5, italics] (jika ada)

Ini sub-heading dari Peran dan Posisi KPUD dalam Pilkada (jika

ada) ........... ...................................................................................................................................................................

........................... dst

Metode Penelitian

………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………. dst

Page 3: Format Artikel Karya Ilmiah

Hasil Penelitian [judulnya tidak harus “Hasil Penelitian”, tapi bisa langsung ke hasil penelitian dan pembahasan

—berdasarkan fokus penelitian]

………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………. dst

Kesimpulan [dan Saran/Rekomendasi]

………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………. dst

Daftar PustakaAnonim. 1999. UU No. 22 Tahun1999 tentang Pemerintahan Daerah. Bandung : Citra Umbara.______. 2004. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Bandung : Citra Umbara.Benedanto, 1999. Pemilihan Umum 1999 : Demokrasi atau Rebutan Kursi ? Jakarta LSPP.Imawan, Riswandha. 1997. Membedah Politik Orde Baru. Yogyakarta : Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI). ……………….. dst[formar paragraph: hanging]

RINGKASAN HIRARKHI SUB-HEADINGS (sub-headings hierarchy)

Sub-Heading Sub Sub-Heading

Sub Sub-Sub-Heading 1. Sub Sub-Sub-Sub-heading

a. Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Headingb. Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Heading

2. Sub Sub-Sub-Sub-heading

Sub Sub-Sub-Heading

Sub Sub-Heading

Sub-Heading Sub Sub-Heading Sub Sub-Heading

Catatan: Letak semua sub-heading rata kiri (align=left)

Page 4: Format Artikel Karya Ilmiah

Contoh Soal TAP PGSD UT

TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR(KODE MATA KULIAH - PDGK 4500)

Penting!Kerjakanlah soal ujian ini dengan jujur, jika terbukti melakukan kecurangan/contek-mencontek selama ujian, Anda akan dikenai sanksi akademis berupa pengurangan nilai atau tidak diluluskan (diberi nilai E).Apabila terbukti menggunakan JOKI pada saat ujian, semua mata kuliah yang ditempuh akan diberi nilai E.

Baca dengan cermat kasus-kasus berikut ini, kemudian jawab pertanyaan yang mengikutinya.

Kasus APak Purwadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Purwadi menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan tulis. Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut:Pak Purwadi:"Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?"

Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.

Pak Purwadi:Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini."Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut karena tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama anak-anak bekerja Pak Purwadi duduk di depan kelas sambil membaca.

Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Purwadi meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena jawaban itu salah, Pak Purwadi lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis. Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Purwadi ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.

Pertanyaan Kasus A1. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Purwadi dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan. (skor 6).

2. Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15)

Kasus B (Contoh Soal TAP S1 PGSD UT - Universitas Terbuka Program Pendas)

Bu Lince mengajar di kelas 1 SD Sekarharum yang terletak di ibukota sebuah kecamatan. Suatu hari Bu Lince mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada akhir perbincangan Bu Lince meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan pekerjaannya dengan tulisan di papan.

Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis.Bu Lince: "Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan kata-kata itu ya."Anak-ank menjawab serentak: "Ya, Bu."

Kemudian Bu Lince pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu Lince kelihatan tidak sabar.

"Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu Lince dengan suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Lince diam saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bu Lince dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Bu Lince memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat.

Pertanyaan Kasus B1. Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan (skor 6).

2. Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bu Lince ketika mengajar tentang sayur-sayuran untuk anak-anak kelas 1? Berikan alasan, mengapa pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai. (skor 3).

3. Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan anda sajikan dengan pendekatan yang anda sebut pada nomor 2 (skor 5)

Contoh Jawaban Soal TAP S1 PGSD UT

Labels: kumpulan soalContoh Jawaban Soal TAP S1 PGSD Universitas TerbukaSeperti janji blog penelitian tindakan kelas pada tulisan sebelumnya yang menampilkan contoh soal TAP (Tugas Akhir Program) untuk mahasiswa FKIP UT (Universitas Terbuka) program Pendas (Pendidikan Dasar), maka tulisan kali ini memuat contoh jawaban dari soal tersebut. Untuk menyegarkan kembali ingatan anda: SOAL TAP S1 PGSD UT dapat anda baca di sini.

Baik berikut contoh jawaban dari soal tersebut:= = = = = = = = = =

JAWABAN SOAL TAP S1 PGSD -UT KASUS A (Pak Purwadi)

1. Tiga (3) kelemahan pembelajaran Pak Purwadi adalah: Pak Purwadi tidak menjelaskan bagaimana menyelesaikan soal secara bertahap, misalnya pada kasus tersebut tampak Pak Purwadi sama sekali tidak menjelaskan bagaimana caranya untuk menyamakan penyebut bilangan pecahan. Penjelasannya terlalu singkat sehingga tidak jelas. Padahal penjelasan yang runtut, jelas dan logis selangkah demi selangkah diperlukan untuk membuat siswa mudah memahami penjumlahan pecahan tersebut.

Page 5: Format Artikel Karya Ilmiah

Pak Purwadi tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia hanya menanyakan "Mengerti anak-anak?". Pertanyaan model ini tidak dapat mengecek pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan langkah-langkah menjumlahkan pecahan secara langsung, misalnya dengan menanyakan, "Mengapa penyebut pada langkah penjumlahan pecahan itu diubah menjadi 4 dan 6?" dan sebagainya. Pertanyaan langsung mengarah ke materi pelajaran, bukan menanyakan apakah anak mengerti atau tidak saja.

Pak Purwadi tidak membimbing siswa, setelah memberikan 5 soal latihan, alih-alih berkeliling memberikan bantuan pada siswa yang membutuhkan, ia malah duduk di depan kelas (di kursinya) sambil membaca.

Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawabannya di papan tulis, Pak Purwadi tidak meminta tanggapan dari siswa lain. Hal ini merupakan sebuah kelemahan pembelajaran, padahal apabila Pak Purwadi memanfaatkannya menjadi bahan diskusi dan kesempatan untuk menjelaskan kembali materi terkait soal tersebut maka pembelajaran akan dapat menjadi lebih baik.

2. Pada materi penjumlahan pecahan tersebut, jika saya menjadi Pak Purwadi maka langkah-langkah yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut:KEGIATAN PENDAHULUAN Melakukan apersepsi

Memberikan motivasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran

KEGIATAN INTI Memberikan sebuah contoh soal tentang penjumlahan pecahan yang memiliki penyebut yang berbeda, misal 1/4 + 1/2

Menyajikan langkah-langkah demi langkah cara menyelesaikan contoh soal tersebut secara runtut, rinci, jelas, dan logis kepada siswa.

Memberikan sebuah contoh soal lagi, misal 1/3 + 1/4

Meminta siswa untuk berpartisipasi secara bergantian untuk menyelesaikan soal tersebut selangkah demi selangkah, sembari mengecek pemahaman setiap siswa.

Membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan soal tersebut.

Memberi sebuah contoh soal lagi, misalnya 1/2 + 1/5.

Kembali meminta siswa mengerjakan soal tersebut, kali ini secara berpasangan dengan teman sebangku mereka (teman yang duduk berdekatan) masing-masing.

Meminta siswa mengecek hasil pekerjaan mereka dengan membandingkannya dengan hasil pekerjaan pasangan lainnya.

Meminta mereka mendiskusikan apabila terdapat perbedaan jawaban, sembari guru memberikan bimbingan bila diperlukan.

Memberikan soal latihan sebanyak 5 buah contoh soal untuk dikerjakan.

Mengecek jawaban siswa dengan meminta beberapa orang menuliskan jawaban mereka masing-masing di papan tulis.

memfasilitasi diskusi kelas apabila terdapat perbedaan-perbedaan jawaban siswa.

PENUTUP Mengajak siswa merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah diikuti.

Memberikan tugas rumah (PR) dan meminta siswa belajar untuk materi pada pertemuan berikutnya.

= = = = = = = = = =

JAWABAN SOAL KASUS TAP S1 PGSD UT KASUS B (BU LINCE)

1. Pada Paragraf 1, tampak Bu Lince dan semua siswa sangat menikmati pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini terlihat dari bagaimana Bu Lince dengan bagusnya mengajak siswa-siswa tersebut untuk berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang dijual dipasar dan sayuran mana yang paling mereka sukai. Dengan baik sekali Bu Lince melakukan pembelajaran di bagian awal. Anak-anakpun dengan mudah mengikutinya dengan senang dan gembira. Berbeda dengan paragraf berikutnya, ketika Bu Lince mulai meminta anak-anak kelas 1 itu untuk membuat kalimat dari kata-kata yang telah ditulis mereka di buku catatan masing-masing. Tentu saja pelajaran berikutnya ini lebih rumit dibanding sesi pertama yang hanya meminta mereka menuliskan sayuran yang disukai. Lebih-lebih anak-anak tidak diberikan contoh atau cara bagaimana membuat dan menulis kalimat yang berhubungan dengan sayur-sayuran tersebut, dan tanpa pembimbingan sama sekali. Anak-anak menjadi bingung, ribut, dan frustasi.

2. Pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh Bu Lince untuk anak-anak kelas 1 ini adalah pembelajaran terpadu (tematik), karena pemikiran anak-anak kelas 1 masih bersifat holistik. Selain itu pembelajaran tematik membuat siswa lebih aktif (terlibat aktif dalam pembelajaran), fleksibel dan sesuai dengan minat dan perkembangan siswa.

3. Apabila kita mengajarkan pembelajaran tematik di kelas 1 dengan tema sayur-sayuran, maka tema ini dapat dikembangkan untuk membelajarkan siswa pada berbagai mata pelajaran yang terkait dengan tema itu, misalnya: untuk mata pelajaran bahasa, siswa dapat diminta menuliskan jenis-jenis sayuran yang biasa mereka jumpai di pasar, untuk mata pelajaran IPA siswa dapat diajak untuk mengenal bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai sayuran seperti daun, batang, bunga, buah, atau umbi. Pada mata pelajaran PKn misalnya, guru dapat mengajarkan perilaku jujur dalam kegiatan jual beli di pasar, serta untuk pelajaran Penjaskes, bahwa untuk tumbuh sehat, kita membutuhkan zat-zat bergizi berupa vitamin yang terdapat dalam sayur-sayuran yang kita konsumsi.

KASUS PEMBELAJARAN RINTO

Ketika duduk di kelas 5 SD, pelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling dibenci oleh Rinto. Namun, setelah duduk di kelas 6 dan diajar oleh Pak Bondan, ia mulai menyukai matematika. Pak Bondan selalu mengajak anak-anak untuk mengaitkan bentuk-bentuk bangun ruang yang sedang dipelajari dengan benda-benda yang ada di sekitar anak-anak. Misalnya, ketika membahas kubus, kerucut dan silinder, anak-anak diminta membawa benda-benda dari rumah seperti kotak sepatu, kaleng susu, stoples dan caping (topi petani). Di samping benda-benda tersebut, Pak Bondan juga telah menyediakan tiruan benda-benda tersebut dari kertas. Anak-anak dibimbing menemukan rumus untuk menghitung volume atau isi benda-benda tersebut. Prestasi belajar Rinto pun meningkat. Ia

Page 6: Format Artikel Karya Ilmiah

sering dipuji oleh Pak Bondan karena menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu dan benar.

Namun dalam pelajaran lain, yaitu Bahasa Indonesia yang diajar oleh Ibu Umi (kebetulan di SD tersebut diterapkan sistem guru bidang studi, khusus untuk kelas 6), Rinto merasa bosan. Ia sering mengantuk, lebih-lebih ketika anak-anak diminta membaca secara bergilir. Supaya tidak dimarahi Bu Umi, Rinto mencoba menghitung baris mana yang akan menjadi bagiannya. Baris itu diberi tanda. Selanjutnya agar tidak mengantuk, Rinto yang memang gemar membaca, mengeluarkan komik yang dibawanya dan menaruh di atas buku pelajaran Bahasa Indonesia. Ia membaca dalam hati komik tersebut. Ketika gilirannya tiba, dengan tangkas Rinto membaca baris yang telah diberinya tanda. Bu Umi yang duduk di depan tidak pernah tahu kalau selama teman-temannya membaca Rinto tidak mendengarkan, tetapi membaca komik.

Soal : TAP S1 PGSD UT1. Identifikasi 2 (dua) hal yang membuat Rinto menyukai matematika, dan berikan alasan masing-masing, mengapa kedua hal tersebut anda anggap merupakan faktor yang membuat Rinto menyukai matematika.

2. Identifikasi 3 (tiga) hal yang membuat Rinto bosan dan mengantuk dalam pelajaran bahasa Indonesia. Berikan masing-masing alasan mengapa Ketiga hal tersebut membuat Rinto bosan dan mengantuk.

3. Jika anda yang menjadi Bu Umi, cobalah rancang kegiatan belajar Bahasa Indonesia yang mampu membuat anak-anak yang gemar membaca seperti Rinto mengembangkan potensinya secara optimal. Uliskan 2 (dua) keunggulan rancangan tersebut, Dilihat dari hakikat pelajaran Bahasa Indonesia di SD dan pendekatan belajar aktif.

Contoh Jawaban : Soal TAP S1 PGSD UT

1. Dua (2) hal yang membuat Rinto menyukai pelajaran matematika yang diajarkan oleh Pak Bondan adalah:

Pak Bondan menggunakan media pembelajaran yaitu alat peraga baik berupa model (yang dibuat dari kertas) maupun benda nyata (yang diminta siswa untuk membawa dari rumah), sehingga pembelajaran menjadi lebih bersifat konkret (tidak abstrak). Pembelajaran yang tidak abstrak (bersifat konkret) membuat pelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa (Rinto).

Pak Bondan menggunakan benda-benda yang akrab dengan keseharian siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual, seperti kotak sepatu, kaleng susu, stoples, dan caping (topi petani). Pembelajaran yang kontekstual akan membuat siswa (Rinto) menjadi lebih merasa terlibat, dan akan cenderung memunculkan rasa ingin berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Anak-anak dibimbing untuk menemukan rumus untuk menghitung volume atau isi benda-benda tersebut, bukan langsung diberi tahu. Hal ini, menurut falsafah konstruktivisme, akan membuat pembelajaran lebih menarik, menggugah motivasi belajar, dan efektif.

2. Tiga (3) hal yang membuat Rinto bosan dan mengantuk dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah:

Bu Umi selalu menggunakan strategi mengajar yang sama, tidak bervariasi. Anak-anak sering diminta membaca secara bergilir.

Alasan: Karena seringnya guru melakukan pembelajaran dengan strategi ini, Rinto bahkan dapat menebak bagian bacaan yang akan menjadi tugasnya. Ini membuatnya menjadi bosan. Sepertinya Bu Umi jarang atau bahkan tidak pernah menggunakan strategi pembelajaran lain yang lebih menarik dan lebih efektif. Rasa bosan tersebut dialihkan Rinto dengan membaca komik.

Rinto sudah dapat menebak bagian bacaan yang akan menjadi gilirannya.

Alasan:Karena seringnya Bu Umi menggunakan strategi membaca bergilir, Rinto sudah dapat menebak bagian bacaan (kalimat) yang akan menjadi tugasnya untuk membaca. Rinto, setelah menebak dan memberi tanda di bagian tertentu dari bacaan tersebut merasa aman jika sampai tiba waktu gilirannya membaca. Pada kenyataannya Rinto memang telah berhasil menebak bagian bacaan yang menjadi tugasnya.

Rinto adalah siswa yang cerdas sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan Bu Umi tidak memberikan tantangan belajar yang berarti untuk Rinto.

Alasan:Siswa-siswa cerdas seperti Rinto selalu memerlukan kegiatan belajar atau tugas-tugas yang menantang. Kecerdasan Rinto terbukti dengan kemampuannya menebak bagian bacaan yang akan menjadi tugasnya membaca. Ia juga cerdik, karena dapat mengelabui Bu Umi dan kawan-kawannya seakan-akan sedang memperhatikan bacaan kawannya, bukan sedang membaca komik. Cara yang dilakukan Rinto adalah dengan meletakkan komik di atas buku Bahasa Indonesia, sehingga siapapun pasti akan menyangka ia sedang membaca buku Bahasa Indonesia tersebut.

Bu Umi hanya duduk di depan dan tidak pernah berkeliling kelas untuk memperhatikan kegiatan setiap siswanya, termasuk Rinto.

Alasan:Kurangnya perhatian guru terhadap setiap siswa yang berada di kelasnya sangat penting untuk menjaga agar semua siswa di kelas tersebut tetap aktif belajar, bukan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Ini terbukti

2. Rancangan kegiatan belajar Bahasa Indonesia untuk anak yang gemar membaca seperti Rinto:

Rancangan pembelajaran di bawah ini dimaksudkan sebagai rancangan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca sekilas untuk menulis ringkasan berita.

No. Kegiatan Belajar Jenis Kegiatan/Waktu

A. Kegiatan Awal 10’

Guru mengkondisikan kelas: apersepsidan motivasi

K

Guru menyampaikan tujuanpembelajaran yang ingin dicapai

K

Guru memberikan penjelasan tentangtugas yang akan mereka lakukan

K

Guru membagikan teks berita(guntingan koran)

I

Page 7: Format Artikel Karya Ilmiah

B. Kegiatan Inti

Siswa membaca dalam hati dan menulispokok-pokok teks

I/G (10’)

Siswa memadukan pokok teks yangtelah ditulisnya

G (5’)

Siswa menulis ringkasan berita G (5’)

Siswa memadukan ringkasan beritauntuk direvisi secara tertulis

G (5’)

Siswa membacakan hasil ringkasanberita yang telah direvisi dengan diwakili oleh salah seoranganggota kelompok

G (10’)

Siswa memajang hasil revisi G (5’)

Siswa saling mengomentari hasilpekerjaan kawannya yang dipajang di dinding-dinding kelas

G (10’)

C. Kegiatan Akhir 10’

Guru mengajukan pertanyaan tentangisi berita dan siswa menjawab secara lisan

K/I

Guru bersama-sama siswa merangkumpembelajaran

K

Guru bersama-sama siswa merefleksipembelajaran

K

Guru menutup pelajaran KKeterangan: K = Klasikal; I = Individual; G = Grup/Kelompok

3. Dua (2) keunggulan rancangan di atas adalah:

Pada rancangan di atas, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan membaca, tapi juga keterampilan menyimak, menulis (keterampilan berbahasa tulis), dan berbicara (keterampilan berbahasa lisan).

Pada rancangan pembelajaran di atas, kelas menjadi lebih aktif, dan seluruh siswa termasuk siswa yang gemar membaca seperti Rinto akan dapat mengembangkan potensinya.

SOAL TAP

1. Jelaskan secara singkat pengertian TAP?2. Sebutkan beberapa tujuan dan karakteristik TAP?3. Uraikan secara singkat Lingkup materi TAP dan materi Pendukungnya?4. Coba anda buat satu contoh khusus dalam pembelajaran?5. Sebutkan 8 langkah menyelesaikan kasus dalam bentuk skema yang mudah dipahami?6. mengapa kita harus memformat jawaban atas kasus yang dipecahkan?7. mengapa kasus pembelajaran perlu di analisis?8. jelaskan apa yang dimaksud langkah langkah bpenyelesaian kasus?9. Sebutkan beberapa komponen persiapan yang perlu dipahami oleh tutor?Dosen Pengampu

Dra.Gusnarib. M,Pd. Nip.1964 0707 199903 2 002

SELAMAT BEKERJA

Page 8: Format Artikel Karya Ilmiah

KUNCI JAWABAN TAP

1. TAP adalah tugas yang harus dikerjakan mahasiswa program sarjana (S!) yang sudah memenuhi persyaratan baik administrasi maupun akademik 2. untuk mengukur penguasaan kompetensi akhir mahasiswa, melalui ujian yang menuntut mahasiswa mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh dari berbagai mata kulia dalam memecahkan masalah masalah pembelajaran secara komperhensif.3. Materi Materi TAB meliputi• Penguasaan bidang ilmu• Pemahaman peserta didik• Pembelajaran yang mendidik• Pengembangan keperibadian dan keperofesionalan yang dikemas dalam bentuk khusus.Materi pendukung TAP adalah mata kulia dalam kompetensi utama (core-Competency) dari program S1 Di FKIP UT yang memiliki keterkaitan dengan kompetensi dalam kurikulum sekolah tingkat PAUD, SD, SMP/MTS atau SMA/SMK/MA.4. Contoh kasus dalam pembelajaran Kasus pembelajaran IPA di SD Pak joko ingin mengajarkan topik tentang benda mati dan mahluk hidup di kelas 3 SD. Pak joko mempersiapkan gambar-gambar yang diperlukan untuk pelajaran tersebut, seperti :Gambar Mobil, Senter, batu binatang, Matahari, sepeda dll. Sebelum anak-anak mengelompokan benda benda tersebut, pak joko menyampaikan bahwa pelajaran ipa pada hari ini adalah tentang benda benda mati dan mahluk hidup. Pak joko menjelaskan tentang benda mati dan mahluk hidup setelah LK diperiksa oleh pak joko, ternyata hasilnya sangat mengecewakan karna hanya 12 anak yangt menjawab dari 30 anak dalam kelas tersebut5. yaitu• membaca dan menpelajari kasus dengan cermat• mengindentifikasi berbagai informasi kunci atau penting yang terdapat didalam kasus• mengaitkan informasi informasi tersebut sehingga muncul permasalahan atau pertanyaan dari kasus tersebut• menganalisis penyebab masalah dari kasus itu• mengembangkan alternatif pemecahan masalh

• menganalisis kekuatan dan kelemahan setiap alternatif• memilih satu alternatif yangyang dianggap paling efektif• menyusun dan menuliskan jawaban dari masalah atau kasus tersebut6. sebab dengan memformat jawaban atas kasus yang dipecahkan kita dapat dengan mudah memahami dan menganalisis secara sistematis terhadap jawaban atas kasus tersebut dan kasus selanjutnya7. sebab dengan melakukanh pendekatan analisis terhadap kasus pembelajran permasalahan dan pen pembelajaran dapat dengqan mudah ditemukan solusi penyelesaiannya. 8. yaitu• Bacalah keseluruhan wacana kasus dengan cermat sehingga informasi kunci yang dipaparkan dalam kasus dapat diidentifikasi secara menyeluruh• Identifikasilah berbagai informasi kunci yang terdapat dfalam kasus• Kaitkanlah informasi-informasi tersebut sehingga ditemukan permasalahanya• Analisislah penyebab masalah yang terjadi • Kembangkanlah alternatif pemecahan dari penyebab masalah• Gunakan berbagai alternatif yang mendukung berdasarkan identifikasi permasalahannya• Susunlah jawaban anda9. UPBJJ bertanggung jawab terhadap persiapan pembimbingan tatap muka dan ujian TAB, dengan tugas Sbg :• Mengelola pendaftaran TAP• Merekrut tutor berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan• Mengkomunikasikan jadwal ndan tempat pelaksanaan bimbingan TAP kepada mahasiswa tutor• Merencanakan dan mengusulkan pembiayaan kepada UT pusat untuk keperluan pembimbingan TAP Bagi mahasiswa S1 PGSD dan S1 PG-PAUD. Dosen Pengampu

Dra.Gusnarib. M,Pd.