format pengkajian integumen
DESCRIPTION
qTRANSCRIPT
FORMAT
PENGKAJIAN SISTEM INTEGUMEN SEMESTER V REGULER
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES KUNINGAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
PROSEDUR/LANGKAH KEGIATANSKALA PENILAIAN
Ket.1 2 3 4
ALAT DAN BAHAN
1. Hand Scoon non steril
2. Senter (Bila Perlu)
3. Penggaris (Bila ada luka)
PROSEDUR TINDAKAN
1) PENGKAJIAN
1. Cek Perencanaan Keperawatan Klien
2. Kaji dan tanyakan :
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan, meliputi PQRST,
misalkan pada klien dengan keluhan gatal,
dapat dikembangkan pengkajiannya sebagai
berikut.
- P : Provocative/Paliatif (pencetus)
Apa penyebab gatal tersebut?
Apa yang meringankan atau
memperberat gatal?
- Q : Quality/Quantity (Kualitas)
Bagaimana gambaran rasa gatal
tersebut (seperti membakar, hilang
timbul, atau bercampur nyeri).
- R : Region/Radiasi (Lokasi)
Rasa gatal tersebut terasa dimana?
apakah menjalar? jika menjalar
sampai dimana?
- S : Severity Scale (Tingkat keparahan)
Berapa lama berlangsungnya dan
apakah mengganggu aktivitas
sehari-hari?
- T : Timing (Waktu)
Kapan pertama kali dirasakan?
apakah timbul setiap saat atau
sewaktu-waktu?
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
e. Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Gigitan
Serangga, Cuaca dll).
f. Riwayat Pekerjaan
3. Kaji Aktivitas Daily Living klien (Terutama
Mandi )
2) PERENCANAAN
Teknik pemeriksaan kulit dapat dilakukan melalui
metode inspeksi dan palpasi. Pengkajian yang harus
dengan pencahayaan yang memadai. Adapun
perencanaan adalah :
1. Cuci tangan di air mengalir
2. Persiapkan alat yang akan di gunakan
3. Persiapkan pasien : Jelaskan prosedur pelaksanan
tindakan dan atur posisi pasien (Kulit harus dikaji
secara menyeluruh dan tidak terbatas pada lokasi
abnormal saja)
4. Atur pencahayaan yang memadai.
5. Jaga privasi pasien.
C. PELAKSANAAN
1. Kaji Karakteristik Kulit
Warna Kulit
Inspeksi Warna Kulit, terhadap :
1) Biru (Sianosis)
2) Merah/Eritema
3) Jaundice/Ikterik/Kekuningan
4) Pucat
Tekstur Kulit
Tekan ringan kulit dengan ujung jari untuk
menentukan keadaan teksturnya.
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang.
Kelembaban Kulit
Palpasi dengan ujung jari daerah permukaan
kulit untuk merasakan kelembapannya.
Secara normal kulit akan teraba kering
apabila disentuh. Pada beberapa kondisi
seperti adanya peningkatan aktivitas dan pada
peningkatan kecemasan, kelembapan akan
meningkat.
Suhu
Palpasi suhu kulit dengan bagian dorsal
atau punggung tangan. Bandingkan bagian
tubuh yang simetris. Bandingkan bagian
tubuh atas dan bagian tubuh bawah.
Suhu kulit normalnya hangat.
Bau
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak
mengenakan. Bau yang tajam secara normal dapat
ditemukan pada peningkatan produksi keringat
terutama pada area aksila dan lipat paha
2. Kaji adanya lesi/ruam pada kulit
a. Ruam primer adalah kelainan yang pertama
timbul, berbentuk makula, papula, plak, nodula,
vesikula, bula, pustula urtika, dan tumor.
b. Ruam sekunder adalah kelainan berbntuk skuama,
krusta, fisura, erosis, ekskoriasio, ulkus, dan parut.
Jenis Lesi/Ruam Kulit
1. Lesi primer kulit
Jenis Lesi Keterangan Gambar
Bula Lesi yang berisi cairan,
diameter >2cm (disebut juga
blister).
Disebabkan oleh keracunan
getah pohon ek (jenis pohon
yang batangnya keras),
dermatitis lvy (sejenis
tanaman menjalar), bullous
pemfigoid bulosa, luka bakar
derajat 2.
Komedo Disebabkan karena
tertutupnya duktus
pilosebaceous, eksfoliatif,
terbentuk dari sebum dan
keratin.
Komedo hitam komedo
terbuka ,
komedo putih komedo
tertutup.
Kista Massa semi padat atau kapsul
yang berisi cairan yang
berada dalam kulit (misalnya
jerawat).
Macula Datar, berpigmen, bentuknya
melingkar, luasnya < 1cm
(misalnya, bekas rubella).
Nodul Lesi berupa tonjolan, lebih
tinggi dari jaringan sekitar
dan lebih dalam dari pada
papula. Meluas hingga
lapisan dermal, berdiameter
0,5 – 2cm.
Papula Inflamasi dengan lesi naik
hingga 0,5 cm. Warnanya
bisa sama atau berbeda
dengan warna kulit.
Tumor Lesi padat, lebih tinggi dari
kulit sekitar, meluas hingga
jaringan dermal dan
subkutan.
Vesikel Permukaan kulit naik,
berbatas jelas, terisi cairan,
diameternya < 0,5cm.
2. Lesi sekunder kulit
Jenis Lesi Keterangan Gambar
Atropi Penipisan kulit pada bagian
tubuh tertentu (misalnya
proses penuaan).
Krusta Sebum yang mongering,
eksudat serosa, purulen, atau
sanguineous di bawah kulit
yang mengalami erosi
sehingga muncul
kepermukaan kulit sebagai
vesikel, bula atau pustula.
Erosi Lesi berbatas tidak tegas,
kehilangan lapisan jaringan
epidermis superficial.
Ekskoriasi/
Abrasi
Garukan / goresan linear,
dengan daerah sekitarnya
mengalami abrasi. Biasanya
dilakukan oleh diri sendiri.
Likenifikasi Lapisan kulit yang menebal,
kulit yang tampak sering
digaruk (misalnya, atopic
dermatitis kronis).
Fisura Belahan pada kulit yang
bertepi rata, dapat meluas ke
lapisan dermal.
Skar Jaringan ikat yang disebabkan
oleh trauma, inflamasi dalam,
atau pembedahan. Berwarna
merah jika baru terjadi, jika
sudah lama akan tampak
berwarna lebih muda dan
datar.
Ulkus Kerusakan pada lapisan
epidermal dan dermal, dapat
meluas ke jaringan subkutan.
Biasanya sembuh dengan
menyisakan skar.
PENGKAJIAN TURGOR KULIT
Kaji turgor kulit dengan mencubit kulit.
Cubit punggung tangan pada dewasa.
Cubit bagian perut pada lanjut usia.
Cubit bagian kening pada bayi atau anak usia di
bawah 2 tahun.
Lepaskan dan perhatikan seberapa mudah kulit kembali
ke tempat semula.
Normalnya kulit segera kembali ke posisi awal sebelum
3 detik.
PENGKAJIAN EDEMA
Inspeksi setiap area edema mengenai lokasi, warna
dan bentuk.
Palpasi setiap area edema tentang mobilitas,
konsistensi, dan nyeri tekan.
Mengkaji pitting edema dengan menekan kuat area
tersebut selama 5 detik dan lepaskan, catat
kedalaman pitting dalam milimeter.
PENGKAJIAN RAMBUT DAN KUKU
A. RAMBUT
1. Inspeksi
Perhatikan penyebaran rambut di seluruh
tubuh, penyebaran rambut akan tampak lebih
banyak pada pria dibandingkan wanita. Lihat
kebersihannya, catat adanya tinea kapitis, tinea
korporis, kutu, dan lain-lain. Lihat warnanya,
warna rambut berbeda-beda tergantung suku
bangsanya.
2. Palpasi
Rasakan apakah rambut berminyak. Tarik
sedikit rambut, catat jika ada kerontokan
rambut atau alopesia (rontok berlebihan).
PENGKAJIAN RAMBUT DAN KUKU
B. KUKU
1. Inspeksi
Perhatikan bentuk kuku dan warna dasar kuku.
Normalnya dasar kuku berwarna merah muda
cerah karena mengandung banyak pembuluh
darah.
Sudut normal antara kuku dengan pangkalnya
adalah 160 derajat.
Perhatikan sekitar kuku, apakah ada lesi atau
perlukaan.
2. Palpasi
Tekan ujung jari untuk memeriksa Capillary
Refil Time (CRT) yaitu waktu pengisian balik
kapiler. Normalnya akan kembali dalam
waktu < 2 detik.
Beberapa kelainan pada kuku :
Jenis Keterangan Gambar
Jari gada
(clubbing
finger)
Terjadi karena kondisi
hipoksia dalam waktu yang
lama.
Sudut antara kuku dengan
dasarnya > 180 derajat.
Koilonika
(koilonychia)
Bentuk kuku seperti sendok,
disebabkan karena anemia
dalam jangka waktu yang
lama.
Paronikia
(paronychia)
Ditandai dengan adanya
edema pada dasar kuku.
Diakibatkan karena trauma
atau infeksi yang bersifat
local.
Garis Beau Biasa terjadi karena
penyakit infeksi yang
kronis. Ditandai dengan
garis transversal pada
permukaan kuku.
Onikomikosis Terjadi karena adanya
infeksi jamur pada kuku.
Onycholysis Proses terlepasnya kuku
karena onikomikosis yang
tidak ditangani.