format penulisan sma

63
8SEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA DisusununtukmemenuhitugasmatakuliahPengkajianbahan Ajar GeografiSMA Yang dibimbingolehBapak Drs. TimotiusSuwarnaM.Pd Oleh: Kelompok VI/ Off B Anggotakelompok: DiniNovitaningrum (110721435074) EkaWidyanti (110721435006) Pipit AlvianKristianto (110721435005) PuspitaCahyaningrum (110721435141) YasintaMujiariskasari (110721107166)

Upload: eriss-a-utami

Post on 24-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Format Penulisan Sma

TRANSCRIPT

8SEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA

DisusununtukmemenuhitugasmatakuliahPengkajianbahan Ajar GeografiSMA

Yang dibimbingolehBapak Drs. TimotiusSuwarnaM.Pd

Oleh:

Kelompok VI/ Off B

Anggotakelompok:

DiniNovitaningrum (110721435074)

EkaWidyanti (110721435006)

Pipit AlvianKristianto (110721435005)

PuspitaCahyaningrum (110721435141)

YasintaMujiariskasari (110721107166)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

Oktober 2013

Kompetensi Inti 3 KelasXI :Memahami, menerapkan, dan menjelaskanpengetahuan

faktual, konseptual,

Kompetensi Dasar KelasXI :Menganalisis sebaran barang tambang di Indonesia

1. Menjelaskan maksud KD:

Menganalisis :

Kemampuan menganalisis dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk menentukan

bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut, melihat

penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu

pernyataan.

Kemampuan menganalisis merupakan salah satu kemampuan kognitif tingkat tinggi  yang

penting untuk   dikuasai siswa dalam pembelajaran. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga

jenis kemampuan analisis, yaitu :

1. Menganalisis unsur:

Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit pada suatu

pernyataan

Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa.

Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan normatif.

Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan mekanisme perilaku

antara individu dan kelompok.

Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang men-

dukungnya.

2. Menganalisis hubungan:

Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar ide dengan ide.

Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang membenarkan suatu pernyataan.

Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang mendasari suatu pen-

dapat atau tesis atau argumen-argumen yang mendukungnya.

Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan informasi atau asumsi

yang ada.

Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan dan argumen guna mem-

bedakan mana pernyataan yang relevan mana yang tidak.

Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam suatu argumen.

Kemampuan untuk mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur yang penting dan yang

tidak penting di dalam perhitungan historis.

3. Menganalisis prinsip-prinsip organisasi:

Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat

Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam rangka memahami mak-

nanya.

Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya tulis, sudut pandang

atau ciri berfikirnya dan perasaan yang dapat diperoleh dalam karyanya.

Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam meyusun suatu materi yang

bersifat persuasif seperti advertensi dan propaganda.

Terkait dengan perumusan tujuan pembelajaran, di bawah ini disajikan tabel beberapa Kata

Kerja Operasional, yang berhubungan dengan pencapaian kemampuan analisis siswa dalam

pembelajaran.

Pengertian sebaran

Sebaran adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak,

berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.

Pengertian Barang tambang

Barang tambang Berasal dari kata litos artinya batu, sfeeratau sphaira artinya bulatan.

Jadi litosfer adalah lapisan kerak bumi atau kulit bumi yang terdiri dari batu2an yang keras dan

tanah, sedangkan tanah itu sendiri berasal dari batuan yang melapuk.

Sehigga maksud dari kompetensi inti menganalisi dinamika litofer terhadap kehidupn ialah

kemampuan individu untuk menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan

hubungan antar-bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa mengenai

pembentukan lapisan kerak bumi yang tersusun atas batuan, material penyusun kulit bumi,

beserta perkembangan yang disebabkan oleh tenaga pembentuk yag berasal dari dalam dan luar

bumi serta pengaruhnya bagi kehidupan.

Bentuk-bentuk muka bumi seperti yang kita lihat saat ini sangat beraneka ragam, ada gunung,

pegunungan dataran rendah, datarn tinggi, patahan, lipatan, dan sebagainya. Sebenarnya bentuk-

bentuk tersebut dari tahun ketahun selalu mengalami perubahan oleh tenaga alam (tenaga

geologi), baik karena adanya tenaga endogen maupun tenaga eksogen. Tenaga eksogen itu

sifatnya adalah membentuk relief muka bumi, sedangkan tenaga eksogen sifatnya adalah

merusak relief muka bumi, dan ilmu yang mempelajari tentang proses perubahan bentuk muka

bumi disebut ilmu Geomorfologi.

2. Merumuskan Indikator

1. Mengetahui Geologi barang tambang

2. Mengetahui jenis-jenis barang tambang

3. Mengetahui karakteristik barang tambang

4. Mengetahui persebaran barang tambang di Indonesia

5. Memahami peran barang tambang di Indonesia

6. Menganalisis tentang pemanfaatan barang tambang di Indonesia

7. Menganalisis dampak dan solusi pemanfaatan barang tambang di Indonesia

3. Tujuan Pembelajaran

Siswa Mampu:

1. Menyebutkan struktur lapisan kulit bumi

2. Membedakan jenis-jenis batuan pembentuk lapisan kulit bumi

3. Membedakan arti intrusi Magma dan ekstrusi magma

4. Menyebutkan bentuk-bentuk gunung api

5. Menyebutkan contoh bahan-bahan yang dikeluarkan dari gunung api

6. Menyebutkan tipe-tipe erupsi

7. Membedakan gerak epiro genetik dan orogenetik

8. Membedakan bentuk-bentuk lipatan dan patahan

9. Memaparkan tentang terjadinya gempa bumi

10. Menyebutkan pengaruh tenaga eksogen terhadap bentuk muka bumi

11. Membedakan hasil pelapukan

12. Menyebutkan jenis-jenis pengikisan berdasarkan penyebab yang berbeda

13. Menyebutkan jenis-jenis pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutny

14. Mengidentifikasi jenis – jenis batuan pembentuk lapisan kulit bumi

Kompetensi Inti 3:babababaa

Kompetensi

Dasar

Indikator Tujuan Pembelajaran

3.1 Menganalisis

sebaran flora

dan fauna di

Indonesia dan

dunia.

3.1.1 Mengaitkan hubungan antara kondisi lingkungan dengan persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.

Siswa Mampu:3.1.1 Mengaitkan hubungan an-

tara kondisi lingkungan den-gan persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.3.1.1.1 Mengaitkan hubungan antara sejarah pembentukan bumi dengan persebaran flora dan fauna di Indonesia.3.1.1.2 Mengaitkan hubunganantara sejarah pembentukan bumi dengan persebaran flora dan fauna di dunia.3.1.1.3 mengaitkan hubungan antara kondisi fisiografi dengan persebaran flora dan fauna di Indonesia.3.1.1.4 mengaitkan hubungan antara kondisi fisiografi dengan persebaran flora dan fauna di dunia.3.1.1.5 menunjukkan hubungan antara iklim dengan persebaran flora dan fauna di Indonesia.3.1.1.6 Mengaitkan

3.1.2 Mengklasifikasikan persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.

3.1.3 Membandingkan ciri-ciri flora dan fauna di Indonesia dan dunia.

hubunganantara iklim dengan persebaran flora dan fauna di dunia.3.1.1.7 Mengaitkan hubunganantara kondisi geologi dengan persebaran flora dan fauna di Indonesia.3.1.1.8 Mengaitkan hubungan antara kondisi geologi dengan persebaran flora dan fauna di dunia

3.1.2 Mengklasifikasikan perse-baran flora dan fauna di In-donesia dan dunia.3.1.2.1 Mengklasifikasikan persebaran flora di Indone-sia dan dunia.3.1.2.2 Mengklasifikasikan persebaran fauna di Indone-sia dan dunia.3.1.2.3 Memberi contoh persebaran flora di Indone-sia dan dunia.3.1.2.4 Memberi contoh-persebaran fauna di Indone-sia dan dunia.

3.1.3 Membandingkan ciri-ciri flora dan fauna di Indonesia dan dunia.3.1.3.1 Membandingkan ciri-ciri flora di Indonesia.

3.1.4 Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.

3.1.5 Menganalisis pengaruh perse-baran flora dan fauna di In-donesia dan dunia bagi kehidu-pan manusia.

3.1.3.2 Membandingkan ciri-ciri flora di dunia.3.1.3.3 Membandingkan ciri-ciri fauna di Indonesia.3.1.3.4 Membandingkan ciri-ciri fauna di dunia.

3.1.4 Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.3.1.4.1 Menguraikan faktor-faktor yang menyebabkan persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.3.1.4.2 Mengaitkan faktor-faktor fisik terhadap perse-baran flora dan fauna di In-donesia dan dunia.

3.1.5 Menganalisis pengaruh persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia bagi kehidupan manusia.3.1.5.1 Menjelaskan pen-garuh persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia bagi kehidupan manu-sia.3.1.5.2 Memberi contoh pengaruh persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia bagi kehidupan manu-

3.1.6 Menyimpulkan penyebab kepunahan flora dan fauna di Indonesia dan dunia serta up-aya pelestariannya.

sia.3.1.5.3 Menyimpulkan penyebab kepunahan flora dan fauna di Indonesia dan dunia serta upaya pelestari-annya.3.1.5.4 Menganalisis penye-bab kepunahan flora dan fauna di Indonesia dan dunia.3.1.5.5 Menganalisis pen-garuh kepunahan flora dan fauna di Indonesia dan dunia bagi kehidupan.3.1.5.6 Memberikan contoh kepunahan flora dan fauna di Indonesia dan dunia.3.1.5.7 Menyimpulkan up-aya pelestarian flora dan fauna di Indonesia dan dunia.

4. Menyusun PetaKompetensi

Menganalisissebaranbarangtambang di Indonesia

Mengetahui jenis-jenis barang

tambang

Menganalisis dampak dan solusi

pemanfaatan barang tambang di

IndonesiaMenganalisis tentang pemanfaatan

barang tambang di Indonesia

Memahami peran barang tambang di

Indonesia

3. Mengetahui karakteristik

barang tambang

Mengetahui persebaran barang

tambang di Indonesia

Mampu menjelaskan SDA hayati

Mampu menjelaskan hasil tambang

Mampu menjelaskan karakteristik barang tambang

Mampu menjelaskan jenis barang tambang

Mampu menjelaskan macam resiko di bidang tambang

Mampu menjelaskan persebaran barang tambang di Indonesia

Mampu menjelaskan potensi daerah penghasil barang tambang

Mampu menganalisis dampak pemanfaatan barang tambangMampu menganalisis

solusi pemanfaatan barang tambang

Mampu menganalisis pemanfaatan barang tambang

Mampu menganalisis barang tambang bagi kehidupan sehari-hari

Mampu memahami peran barang tambang bagi penduduk

mampu memahami manfaat barang tambang

Mengetahui geologi barang tambang

Mampu menjelaskan geologi barang tambang

Mampu menjelaskan proses terbentuknya barang tambang

5. Menyusun Ringkasan materi pembelajaran

SEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA

A. Geologi Barang Tambang

Lapisan luar atau kerak bumi kita ini dipercaya mengambang di atas suatu

cairan pekat dan sangat panas yang disebut mantel.Adanya suatu arus

konveksi dari mantel, maka kerak bumi yang mengambang itu dapat bergerak

secara horizontal maupun vertikal.Kerak bumi terbagi dalam beberapa bagian

yang disebut lempeng.Tentu saja karena gerakan tadi, lempeng-lempeng

tersebut dapat saling menjauhi tetapi juga dapat saling mendekati, bahkan

bertabrakan.Sebagai contoh lempeng yang saling menjauhi yang dapat

disaksikan sampai sekarang adalah antara Benua Afrika dan Amerika Selatan.

Pantai timur Amerika Selatan bila digunting akan dapat ditempelkan dengan

baik pada pantai barat Afrika. Sedangkan lempeng yang saling mendekati

kemudian bertabrakan adalah antara tepi utara Lempeng Hindia-Autralia

dengan tepi selatan Lempeng Eurasia, yang bertabrakan di barat P. Sumatra,

selatan P. Jawa menyambung terus ke selatan Nusa Tenggara.

1. Geologi Barang Tambang Indonesia

      Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan

pertemuan tiga lempeng yang aktif saling bertumbukan. Di bagian

timur, Lempeng Samudra Filipina yang merupakan bagian dari

Lempeng Pasifik bergerak kearah baratlaut dengan kecepatan sekitar

8–10,2cm/th, di bagian selatan Lempeng Hindia-Australia bergerak

ke utara dengan kecepatan sekitar 7cm/th dan di bagian baratlaut,

Kraton Sunda (sering juga disebut Paparan Sunda) yang merupakan

bagian dari Lempeng Benua Eurasia yang relatif lebih stabil dengan

gerakan hanya berkisar 0,4 cm/th (Minster & Jordan, 1978; Gambar 1).

Karena adanya gerakan ke tiga lempeng itu, secara geologi wilayah

NKRI menjadi wilayah yang sangat rumit sekaligus menarik untuk

dipelajari. Kerumitan geologi ini dapat diamati dari adanya berbagai

fenomena geologi seperti struktur geologi yang masih aktif bergerak

maupun tidak aktif, percampuran berbagai jenis batuan dan bentukan

topografi (Gambar 1 & 2).

Gambar 1 : Posisi Indonesia dalam Pertemuan Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudra Pasifik dan

Lempeng Hindia-Australia (Sumber Minster dan Jordan, 1978;Simandjuntak & Barber, 1996)

Gambar 2 : Citra Satelit yang Menggambarkan Kompleksitas Geologi Wilayah Indonesia Akibat

Tumbukan Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudera Pasifik dan Lempeng Hindia-Australia.

Akibat tumbukan itu juga menyebabkan munculya berbagai sumber daya

geologi, yang bersifat positif dalam pengertian dapat dimanfaatkan sebagai

pendukung kehidupan umat manusia maupun negatif yang menjadi ancaman

bagi kehidupan. Sebagai contoh sumber daya geologi positif adalah

munculnya berbagai bahan tambang (seperti migas, batubara, logam dan non-

logam), sedangkan sumber daya negatif adalah adanya ancaman bahaya dari

gunung api, gempa bumi, tsunami dan gerakan tanah.

a) Litologi dan Startigrafi

  Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa wilayah NKRI

merupakan daerah pertemuan tiga lempeng.Lempeng Pasifik merupakan

lempeng alas samodra (umumnya disebut lempeng samodra), Lempeng

Hidia-Australia merupakan gabungan antara Lempeng Samodra Hindia di

bagian barat dan Lempeng Benua Australia di bagian timur (Gambar

1).Sedangkan Lempeng Eurasia sepenuhnya merupakan lempeng benua.

Perbedaan jenis lempeng dan proses tumbukan ini mempengaruhi ragam

dan jenis batuan serta kenampakan morfologi di wilayah ini.

Pada umumnya, batuan yang berasal dari lempeng samodra

mempunyai berat jenis lebih besar dibandingkan dengan batuan yang

berasal dari lempeng benua. Hal ini menyebabkan, apabila kedua jenis

lempeng yang berbeda itu bertabrakan, biasanya lempeng samodra akan

menunjam di bawah lempeng benua.

Batuan yang membentuk Kepuluan Indonesia dapat dibagi

berdasarkan umurnya batuan tersebut, dengan urutan dari tua ke muda

menjadi Batuan Paleozoikum (terbentuk antara 542 dan 251 juta tahun

lalu), Batuan Mesozoikum (terbentuk antara 251 dan 65,5 juta tahun lalu),

Batuan Tersier (terbentuk antara 65,5 dan 1,8 juta tahun lalu), dan Batuan

Kuarter (terbentuk setelah 2,95 juta tahun lalu sampai sekarang).

      Batuan yang berumur lebih muda pada umumnya mempunyai

penyebaran lebih luas dan lebih banyak vareasi batuannya dibandingkan

batuan yang umurnya lebih tua.

b) Batuan Paleozoikum

Batuan berumur Paleozoikum tersebar secara setempat dan tidak merata

dijumpai di beberapa bagian di wilayah Indonesia (Gambar 3). Di

Indonesia bagian timur, dijumpai batuan berumur Paleozoikum yang

berasal dari Benua Australia, sedangkan Indonesia barat merupakan

tepian Lempeng Benua Eurasia yang terkenal dengan nama Daratan

Sunda (Sunda Land).       Batuan tua di Indonesia Timur tersebut

merupakan tepi utara Benua Australia dan sebagian berupa kepingan

benua (benua renik) tersebar di Indonesia bagian timur, seperti di bagian

timur Sulawesi, Kepulauan Banggai dan Sula, Misool dan beberapa pulau

lainnya di Maluku.       Batuan Paleozoikum terdapat di Indonesia Timur

dijumpai di Pulau Timor dan Papua (Gambar 3). Di Timor, batuan

berumur Perm (299 – 251 juta tahun lalu) berupa batuan sedimen dan

basalt. Di Papua, batuan Paleozoikum dapat dipisahkan menjadi batuan

Silur (443,7 – 416 juta tahun lalu), Devon (416 – 359,2 juta tahun

lalu), Karbon (359,2 – 299 juta tahun lalu) dan Perm. Batuan

Paleozoikum di Papua ini terdiri atas batuan sedimen, batuan gunung api

dan batuan malihan berderajad rendah.

c) Batuan Mesozoikum

Batuan yang berumur Mesozoikum tersingkap hampir merata di pulau-

pulau besar (Gambar 3) baik di Indonesia bagian Timur maupun bagian

Barat. Batuan ini dapat dikelompokan lebih rinci berdasarkan umur

mereka, yakni batuan berumur Trias (251 – 199,6 juta tahun lalu), Jura

(199,6 – 145,5 juta tahun lalu) dan batuan berumur Kapur (145,5 –

65,5 juta tahun lalu).

Di Indonesia Timur, batuan ini umumnya berasal dari Benua Australian

atau Lempeng Pasifik, sedangkan yang tersingkap di Indonesia bagian

Barat merupakan bagian dari Dataran Sunda (bagian dari Lempeng Asia

Tenggara). Di Indonesia bagian Barat, batuan Mesozoikum terdapat di

Sumatra, Kalimantan dan Jawa (Gambar 3).

Gambar 3 : Lokasi Batuan Paleozoikum dan Batuan Mesozoikum di Indonesia (Sumber

Simandjuntak & Barber, 1996).

 Batugamping berumur Trias tersingkap di Sumatra, dan banyak

singkapan granit berumur sama tersingkap di Kalimantan. Singkapan dari

runtunan batuan sedimen lainnya yang berumur Trias dapat ditemukan di

kedua pulau tersebut.Batuan sedimen klastik berumur Jura, yang

menumpang di atas batuan Trias, ditemukan di banyak tempat di Sumatra

dan Kalimantan.Sedangkan batuan berumur Kapur, umumnya berupa

batuan bersifat gampingan yang terendapkan di laut dalam, ditemukan di

Sumatra, Kalimantan dan Jawa.

Di Indonesia timur, batuan Mesozoikum ditemukan di Sulawesi, di

beberapa pulau di Maluku, di Timor dan di Papua.Di wilayah Indonesia

timur, batuan Mesozoikum berasal dari lempeng benua yang merupakan

kepingan benua dari Benua Australia dan lempeng samodra (Pasifik).

      Batuan Mesozoikum, yang berasal dari lempeng benua ini dapat

ditemukan di Sulawesi bagian timur, Buton, Banggai-Sula, Buru, Seram,

Timor, Halmahera, Misool dan Papua, umumnya merupakan runtunan

sedimen yang berumur Trias, Jura dan Kapur. Batuan Trias dan Jura

umumnya berupa klastik halus-kasar sedangkan batuan Kapur berupa

batugamping yang terendapkan di laut dalam.

Pada sebagian kecil kepingan benua tersebut dijumpai pula batuan

malihan berderajad rendah, granit dan batuan yang berasal dari kegiatan

gunung api. Di Indonesia Timur, sebagian dari batuan sedimen berumur

Mesozoikum ini dikenal sebagai batuan induk minyak dan gas bumi, yang

kemudian terperangkap pada batuan Tersier atau yang lebih muda. Batuan

dari lempeng samodra (Pasifik) berumur tidak lebih tua dari Kapur.Di

Sulawesi bagian timur, batuan ini berupa batuan beku dengan komposisi

basa sampai ultrabasa.Hasil pelapukan dari batuan terkhir ini terkenal

sebagai penghasil nikel yang potensial, seperti di Pulau-pulau Sulawesi,

Halmahera dan Gak di Maluku.

d) Batuan Tersier

  Batuan berumur Tersier dapat dijumpai di hampir setiap pulau di

Indonesia. Jenis dan ragam batuannya sangat bervariasi, mulai dari batuan

sedimen klastik, karbonat, batuan beku sampai batuan gunung api. Pada

umumnya batuan Tersier ini menumpang di atas batuan yang lebih tua

secara tidak selaras.

Gambar 4 : Cekungan Sedimen di Indonesia yang Berpotensi Mengandung Minyak dan Gas Bumi.

Sebagian besar minyak dan gas bumi di Indonesia diturap cekungan

sedimen dari batuan ini (Gambar 4).Sebagian dari cekungan batuan

sedimen yang diduga berpotensi mengandung minyak dan gas bumi

masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

e) Batuan Kuarter

Batuan berumur Kuarter (lebih muda dari 1,81 juta tahun lalu) tersebar di

seluruh Kepulaluan Nusantara. Batuan ini umumnya masih lepas belum

terkompakkan, sehingga masih lunak. Jenis batuannya terdiri atas batuan

sedimen, yang berukuran halus sampai sangat kasar, dan batuan hasil

kegiatan gunung api.

Batuan sedimen umumnya hasil pengendapan di lingkungan sungai,

danau, pantai dan laut. Sedangkan batuan gunung api umumnya tersebar

di sekeliling gunung api aktif. 129 gunung api aktif yang ada di Indonesia

menghasilkan batuan gunung api yang tersebar luas di sekelilingnya.

2. Proses Terbentuknya Barang Tambang

a) Minyak Bumi

Teori proses pembentukan minyak yang dikenal hingga saat ini ada

dua teori besar yaitu teori an-organik dan teori organik. Teori an-

organik ini saat ini jarang dipakai dalam eksplorasi migas.Salah satu

pengembang teori an organik ini adalah para penganut creationist –

atau penganut azas penciptaan, itu tuh yang anti teori evolusi.Teori

an-organic ini sering juga dikenal abiotik, atau abiogenic.

- Proses Pembentukan Minyak Bumi Berdasarkan Teori Organik

secara alami minyak bumi yang ada secara alami ini dibuat oleh

alam ini bahan dasarnya dari ganggang. Ya, selain ganggang, biota-

biota lain yang berupa daun-daunan juga dapat menjadi sumber

minyak bumi.Tetapi ganggang merupakan biota terpenting dalam

menghasilkan minyak. Namun dalam studi perminyakan (yang

lanjut dan bikin mumet itu) diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan

tingkat tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas ketimbang

menghasilkan minyak bumi. Hal ini disebabkan karena rangkaian

karbonnya juga semakin kompleks.

Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan teredapkan di

dasar cekungan sedimen. Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut

maupun di sebuah danau. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air

tawar, maupun ganggang air laut. Tentusaja batuan yang

mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di

delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak

karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan Induk) yang

kaya mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic

Carbon).

Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk

ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen

akan mengandung minyak atau gasbumi. Kalau saja carbon ini

teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai carbon

yang tidak mungkin dimasak.

Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus. Kalau

saja daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-

batuan lain diatasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini

akan terpanaskan. Tentusaja kita tahu bahwa semakin kedalam atau

masuk amblas ke bumi, akan bertambah suhunya. Ingat ada gradien

geothermal ? (lihat penjelasan tentang pematangan dibawah).

Reservoir (batuan Sarang)

Ketika proses penimbunan ini berlangsung tentusaja banyak jenis

batuan yang menimbunnya. Salah satu batuan yang nantinya akan

menjadi batuan reservoir atau batuan sarang. Pada prinsipnya

segala jenis batuan dapat menjadi batuan sarang, yang penting ada

ruang pori-pori didalamnya. Batuan sarang ini dapat berupa

batupasir, batugamping bahkan batuan volkanik.

Proses migrasi dan pemerangkapan

Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini

tentusaja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan,

minyakbumi yang mentah ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam

hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis dan kekentalan.

Ya, walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis

minyakbumi ini lebih kecil. Sehingga harus mengikuti hukum

Archimides. Inget kan si jenius yang menurut hikayat lari telanjang

? Sambil berteriak, “Eureka .. eureka !!”. Demikianlah juga dengan

minyak yang memiliki BJ lebih rendah dari air ini akhirnya akan

cenderung ber”migrasi” keatas.

Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang

menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap

atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).

Proses pematangan batuan induk (Source rock)

Untuk sedikit lebih canggih dalam memahami proses pembentukan

migas, dongeng berikut ini menjelaskan hanya masalah

pematangannya.

Seperti disebutkan diatas bahwa pematangan source rock (batuan

induk) ini karena adanya proses pemanasan. Juga diketahui

semakin dalam batuan induk akan semakin panas dan akhirnya

menghasilkan minyak. Tentunya ada donk hubungan antara

kedalaman dengan pematangan ? Ya tentusaja.

Proses pemasakan ini tergantung suhunya dan karena suhu ini

tergantung dari besarnya gradien geothermalnya maka setiap

daerah tidak sama tingkat kematangannya.

Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien geothermalnya

rendah, sedangkan daerah yang panas memiliki gradien geothermal

tinggi.

Dalam gambar diatas ini terlihat bahwa minyak terbentuk pada

suhu antara 50-180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan

terbagus akan tercapai bila suhunya mencapai 100 derajat Celsius.

Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun

dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu

tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas

b) Batu Bara

Ada 2 teori yang menerangkan terjadinya batubara yaitu :

Teori In-situ : Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang

berasal dari hutan dimana batubara tersebut terbentuk. Batubara yang

terbentuk sesuai dengan teori in-situ biasanya terjadi di hutan basah

dan berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati

dan roboh, langsung tenggelam ke dalam rawa tersebut, dan sisa

tumbuhan tersebut tidak mengalami pembusukan secara sempurna, dan

akhirnya menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik.

Teori Drift : Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang

berasal dari hutan yang bukan di tempat dimana batubara tersebut

terbentuk. Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori drift biasanya

terjadi di delta-delta, mempunyai ciri-ciri lapisan batubara tipis, tidak

menerus (splitting), banyak lapisannya (multiple seam), banyak

pengotor (kandungan abu cenderung tinggi). Proses pembentukan

batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia (penggambutan)

dan tahap geokimia (pembatubaraan).

Tahap penggambutan (peatification) adalah tahap dimana sisa-sisa

tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi bebas oksigen

(anaerobik) di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan

selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 - -[10 meter. Material

tumbuhan yang busuk ini melepaskan unsur H, N, O, dan C dalam

bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi humus.

Selanjutnya oleh bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut

(Stach, 1982, op cit Susilawati 1992).

Tahap pembatubaraan (coalification) merupakan gabungan proses

biologi, kimia, dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan

dari sedimen yang menutupinya, temperatur, tekanan, dan waktu

terhadap komponen organik dari gambut (Stach, 1982, op cit

Susilawati 1992). Pada tahap ini prosentase karbon akan meningkat,

sedangkan prosentase hidrogen dan oksigen akan berkurang (Fischer,

1927, op cit Susilawati 1992). Proses ini akan menghasilkan batubara

dalam berbagai tingkat kematangan material organiknya mulai dari

lignit, sub bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit, hingga meta

antrasit.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi proses pembetukan batubara

yaitu: umur, suhu dan tekanan.

Mutu endapan batubara juga ditentukan oleh suhu, tekanan serta lama

waktu pembentukan, yang disebut sebagai 'maturitas organik.

Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon

(Carboniferous Period) dikenal sebagai zaman batubara pertama yang

berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Proses

awalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut/peat

(C60H6O34) yang selanjutnya berubah menjadi batubara muda

(lignite) atau disebut pula batubara coklat (brown coal). Batubara muda

adalah batubara dengan jenis maturitas organik rendah. 

Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus

selama jutaan tahun, maka batubara muda akan mengalami perubahan

yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah

batubara muda menjadi batubara sub-bituminus (sub-bituminous).

Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batubara

menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam sehingga membentuk

bituminus (bituminous) atau antrasit (anthracite). Dalam kondisi yang

tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus

berlangsung hingga membentuk antrasit.

Dalam proses pembatubaraan, maturitas organik sebenarnya

menggambarkan perubahan konsentrasi dari setiap unsur utama

pembentuk batubara.

Berikut ini ditunjukkan tahapan pembatubaraan.

 

Disamping itu semakin tinggi peringkat batubara, maka kadar karbon

akan meningkat, sedangkan hidrogen dan oksigen akan berkurang.

Karena tingkat pembatubaraan secara umum dapat diasosiasikan

dengan mutu atau mutu batubara, maka batubara dengan tingkat

pembatubaraan rendah disebut pula batubara bermutu rendah seperti

lignite dan sub-bituminus biasanya lebih lembut dengan materi yang

rapuh dan berwarna suram seperti tanah, memiliki tingkat kelembaban

(moisture) yang tinggi dan kadar karbon yang rendah, sehingga

kandungan energinya juga rendah. Semakin tinggi mutu batubara,

umumnya akan semakin keras dan kompak, serta warnanya akan

semakin hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya pun akan

berkurang sedangkan kadar karbonnya akan meningkat, sehingga

kandungan energinya juga semakin besar.

B. Jenis-Jenis Barang Tambang

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,

penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian

(mineral, batubara, panas bumi, migas).Paradigma baru kegiatan industri

pertambangan ialah mengacu pada konsep Pertambangan yang berwawasan

Lingkungan dan berkelanjutan, yang meliputi :

Penyelidikan Umum (prospecting)

Eksplorasi : eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci

Studi kelayakan : teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi amdal)

Persiapan produksi (development, construction)

Penambangan (Pembongkaran, Pemuatan,Pengangkutan, Penimbunan)

Reklamasi dan Pengelolaan Lingkungan

Pengolahan (mineral dressing)

Pemurnian / metalurgi ekstraksi

Pemasaran

Corporate Social Responsibility (CSR)

Pengakhiran Tambang (Mine Closure)

Ilmu Pertambangan : ialah ilmu yang mempelajari secara teori dan praktik

hal-hal yang berkaitan dengan industri pertambangan berdasarkan prinsip praktik

pertambangan yang baik dan benar (good mining practice).

1.Sumber Daya Alam Hayati

Sumber daya alam hayati terdiri dari sumber daya alam hewani dan

nabati.Sumber daya alam hewani yang ada di Indonesia sangat beranekaragam

jenisnya.Tersebar di darat, laut atau perairan. Sumber daya alam nabati adalah

jenis tumbuh-tumbuhan.Selain hutan yang luas, Indonesia juga memiliki

perkebunan dan pertanian tersebar hamper diseluruh Indonesia.

2. Hasil Tambang di Indonesia

a. Minyak Bumi

Minyak bumi mulai terbentuk pada zaman prier,sekunder, dan tersier.

Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau-danau, teluk-

teluk, rawa-rawa, dan laut-laut dangkal. Sesudah mati,mikroplankton berjatuhan

dan mengendap di dasar laut, kemudian bercampur dengan lumpur yang

dinamakan lumpur sapropelium. Akibat tekanan dari lapisan-lapisan atas dan

pengaruh panas magma terjadilah proses destilasi hingga terjadilah minyak bumi

kasar.

Proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu jutaan tahun. Mutu

minyak bumi Indonesia cukup baik. Kadar sulfur (belerang) minyak bumi

Indonesia sangat rendah, sehingga mengurangi kadar pencemaran udara.Daerah-

daerah penghasil minyak bumi di Indonesia adalah sebagai berikut: Pulau Jawa,

Cepu, Cirebon, dan Wonokromo.Pulau Sumatera: Palembang (Sungai gerong dan

sungai Plaju) dan Jambi (Dumai). Pulau Kalimantan: Pulau Tarakan, Pulau

Bunyu, Kutai dan Balikpapan serta Pulau Irian:Sorong. Pengolahan minyak bumi

menghasilkan avgas, avtur, super 98, premium, minyak tanah, solar, minyak

diesel dan minyak bakar. Minyak bumi berperan penting dalam perekonomian

Indonesia karena dapat menghasilkan devisa negara. Indonesia menjadi anggota

Organization Petroleum Exportir Countries (OPEC), yang bergerak dalam bidang

ekspor minyak bumi.,

b. Gas Alam

Indonesia mempunyai Banyak tempat yang mengandung minyak bumi dan

gas alam. Gas Alam merupakan campuran beberapa (CH4 atau C2H6), propan,

(C3H6) dan butan (C4H10) yang digunakan sebagai bahan bakar.Ada 2 macam

gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG dan LPG. LNG (Liquified Natural

Gas) atau Gas alam cair yang terdiri atas gas metan dan gas etan, membutuhkan

suhu sangat dingin supaya dapat disimpan sebagai cairan. Gas alam cair

diproduksi di Arun dan Badak, selanjutnya diekspor antara lain di Jepang.LPG

(Liquified Petrolium Gas) atau gas minyak bumi cair yang dipasarkan dengan

nama elpiji dalam tabung besi terdiri atas gas propan dan butan. Elpiji inilah yang

digunakan sebagai bahan bakar kompor gas atau penamas lainnya.

c. Batu Bara

Sebagian besar batu bara terjadi dari tumbuh-tumbuhan tropis masa

prasejarah (masa karbon). Tubuh-tumbuhan tersebut termasuk jenis paku-pakuan.

Tumbuhan itu tertimbun hingga berada dalam lapisan-lapisan batuan sedimen

yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut juga inkolen (proses

pengarangan) yang terbagi menjadi dua yaitu prosess bio kimia dan proses

metamorfosis.

Proses bio kimia adalah proses terbentuknya batu bara yang dilakukan

oleh bakteri anaerop dan sisa-sisa tumbuh-tumbuhan yang menjadi keras karena

beratnya sendiri. Jadi tidak ada kenaikan suhu dan tekanan. Proses ini

mengakibatkan tumbuh-tumbuhan berubahmenjadi gambut (turf). Proses

metamorfosis adalah suatu proses yang terjadi karena pengaruh tekanan dan suhu

yang sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama. Pada proses ini

sudah tidak ada bakteri lagi.

Daerah tambang batu bara di Indonesia adalah sebagai berikut: Ombilin dekat

sawahlunto (sumatera Barat) menghasilkan batu bara muda yang sifatnya mudah

hancur. Bukit asam dekat Tanjung Enim (palembang) enghasilkan batu bara muda

yang sudah menjadi antrasit karena pengaruh magma. Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan (Pulau laut/Sebuku)

Jambi, Riau, Aceh, Papua (Irian Jaya)

d. Tanah Liat

Tanah Liat adalah tanah yang mengandung lempunng (65%), butir-

butirnya sangat halus, sehingga rapat dan sulit menyerap air.Tanah liat banyak

terdapat di dataran rendah di Pulau Jawa dan sumatera.

e. Kaolin

Kaolin terbentuk dari pelapukan batu-batuab granit. Batuan ini banyak

terdapat di daerah sekitar pegunungan di sumatera.

f. Gamping (Batu Kapur)

Batu kapur terbentuk dari pelapukan sarang binatang karang.Batu ini

banyak terdapat di pegunungan Seribu dan Pegunungan Kendeng.

g. Pasir Kuarsa

Pasir Kuarsa terbentuk dari pelapukan batu-batuanyang hanyut lalu

mengendap didaerah sekitar sungai, pantai, dan danau.Pasir kuarsa banyak

terdapat di Banda Aceh, Bangka, Belitung dan Bengkulu.

h. Pasir Besi

Pasir Besi adalah batuan pasir yang banyak mengandung zat besinya. Pasir

besi banyak terdapat di Pantai Cilacap,Jateng.

i. Marmer/Batu Pualam

Marmer/batu pualam adalah batu kapur yang telah berubah bentuk dan

rupanya sehingga merupakan batuan yang sangat indah setelah digosok dan

dilicinkan.Marmer banyak terdapat di Trenggalek, JawaTimur dan daerah Bayat

Jawa Tengah.

j. Batu Aji/Batu Akik

Batu aji/batu akik adalah batuan atau mineral yang cukup keras. Warna

batu akik bermacam-macam, antara lain merah, hijau,biru,ungu,putih,kuning, dan

hitam. Batu ini digunakan untuk perhiasan dan banyak terdapat di daerah

pegunungan dan di sekitar aliran sungai.

k. Bauksit

Bauksit di Indonesia banyak terdapat di Pulau Bintan dan Riau.Bauksit

dari Bintan diolah di Sumatera utara di Proyek Asahan.Proyek Asahan juga

merupakan pusat tenaga air terjun di sungai Asahan.

l. Timah

Daerah-daerah penghasil timah di Indonesia adalah Pulau Bangka,

Belitung,dan Singkep yang menghasilkan lebih dari 20% produksi timah putih

dunia. Di Muntok terdapat pabrik peleburan timah.Ada dua macam timah yaitu

timah primer dan timah sekunder (aluvial). Timah primer adalah timah yang

mengendap pertama kali pada batuan granit. Timah sekunder (aluvial) adalah

endapan timah yang sudah berpindah dari tempat asalnya akibat proses

pelapukandan erosi.

m. Nikel

Nikel terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti, dan di Kolaka

(Sulawesi Selatan).

n. Tembaga

Tembaga terdapat di Tirtomoyo dan wonogiri (Jawa Tengah), Muara

Sipeng (Sulawesi) dan Tembagapura (Papua/Irian Jaya)

o. Emas dan perak

Emas dan Perak merupakan logam mulia. Pusat tambang emas dan perak

terdapat di daerah-daerah berikut: Tembagapura di Papua (Irian Jaya), Batu hijau

di Nusa Tenggara Barat, Tasikmalaya dan Jampang di Jawa Barat, Simao di

Bengkulu, Logos di Riau dan Meulaboh di Naggroe Aceh Darusalam

p. Belerang

Belerang terdapat di kawasan Gunung Talaga Bodas (Garut) dan di kawah

gunung berapi, seperti di Dieng (Jawa Tengah)

q. Mangaan

Belerang terdapat di Kliripan (Daerah Istimewa Yogyakarta), Pulau Doi

(Halmahera), dan Karang nunggal (sebelah selatan Tasikmalaya)

r. Fosfat

Fosfat terdapat di cirebon, Gunung Ijen dan Banyumas (fosfat hijau.

s. Besi

Di dalam temperatur tinggi,bijih besi dicampur dengan kokas dan besi tua.

Percampuran diatur sedemikian rupa, sehingga proses pembakarannya merata.

Kotoran dalam bijih besi dapat di hilangkan dengan jalan reduksi (mengambil

unsur oksigen dari biji besa).Prases pembakaran dalam suhu tinggi menghasilkan

cairan.Kemudian cairan tersebut dicetak dalambentuk tertentu.Besi baja

adalahbesi yang kandungan / campuran karbonya rendah.

t. Mika

Mika terdapat di Pulau Peleng, Kepulauan Banggai di Sulawesi Tengah

u. Tras

Tras terdapat di pegunungan Muria,Jawa tengah.

v. Intan

Intan terdapat di Martapura, Kalimantan Selatan

w. Hasil Tambang Lain

Hasil tambang lainnya antara lain asbes,grafit,wolfram dan platina. Asbes

terdapat di Halmahera,Maluku dan diolah di Gresik,Jawa Timur.Grafit di

Payakumbuh dan sekitar Danau Singkarak, Sumatera Barat Wolfram di Pulau

Singkep (Kepulauan Riau), Platina (emas putih) di pegunungan

Verbeek,Kalimantan.

C. Karakteristik Barang Tambang

Pertambangan mempunyai beberapa karakteristik, yaitu (tidak dapat

diperbarui), mempunyai risiko relatif lebih tinggi, dan pengusahaannya

mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun sosial yang relatif lebih tinggi

dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya. Karena sifatnya yang

tidak dapat diperbarui tersebut pengusaha pertambangan selalu mencari (cadangan

terbukti) baru.Cadangan terbukti berkurang dengan produksi dan bertambah

dengan adanya penemuan.

Ada beberapa macam risiko di bidang pertambangan yaitu (eksplorasi)

yang berhubungan dengan ketidakpastian penemuan cadangan (produksi), risiko

teknologi yang berhubungan dengan ketidakpastian biaya, risiko pasar yang

berhubungan dengan perubahan harga, dan risiko kebijakan pemerintah yang

berhubungan dengan perubahan pajak dan harga domestik.Risiko-risiko tersebut

berhubungan dengan besaran-besaran yang mempengaruhi keuntungan usaha

yaitu produksi, harga, biaya dan pajak.Usaha yang mempunyai risiko lebih tinggi

menuntut pengembalian keuntungan (Rate of Return) yang lebih tinggi.

D. Persebaran Bahan Tambang di Indonesia

Bahan tambang di Indonesia antara lain:

a. Minyak Bumi

Menurut perkiraan para ilmuwan, minyak bumi mulai terbentuk selama

jutaan tahun. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi.

Kualitas minyak bumi Indonesia cukup baik. Kadar sulfur (belerang) minyak

bumi Indonesia sangat rendah, sehingga mengurangi kadar pencemaran udara.

Daerah-daerah penghasil minyak bumi di Indonesia adalah sebagai berikut:

a)    Sumatera, terdapat di Aceh (Lhoksumawe dan Peureula); SumUt (Tanjung

Pura); Riau (Sungaipakning, Dumai); SumSel (Plaju, Sungai Gerong, Muara

Enim)

b)   Jawa, terdapat di Wonokromo, Delta (JaTim); Cepu, Cilacap (JaTeng);

Majalengka, Jatibarang (JaBar).

c)    Kalimantan, terdapat di Balikpapan, Pulau Tarakan, Pulau Bunyu dan Sungai

Mahakam (KalTim) serta Amuntai, Tanjung, dan Rantau (KalSel)

d)   Maluku (Pulau Seram dan Tenggara)

e)    Irian Jaya (Klamono, Sorong, Babo).

Minyak bumi diambil dalam bentuk minyak mentah, sebelum dapat

digunakan, minyak mentah tersebut harus diolah.Pengolahan minyak bumi

menghasilkan avgas, avtur, premium, minyak tanah, solar dll. Manfaat dari

produk-produk tersebut adalah sebagai berikut:

Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang;

Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor;

Minyak Tanah untuk bahan baku lampu minyak;

Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel;

LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas;

Oli ialah bahan untuk pelumas mesin;

Vaselin ialah salep untuk bahan obat;

Parafin untuk bahan pembuat lilin; dan

Aspal untuk bahan pembuat jalan (dihasilkan di Pulau Buton)

Sebagai salah satu negara penghasil utama minyak bumi, Indonesia menjadi

anggota Organization Petroleum Exportir Countries (OPEC), yang bergerak

dalam bidang ekspor minyak bumi.

b. Gas Alam

Di Indonesia terdapat banyak sumber gas alam.Gas alam dapat digunakan

sebagai bahan bakar.Ada 2 macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG

dan LPG.Apa bedanya? LNG (Liquified Natural Gas) atau Gas alam cair dibuat

dari gas alam yang terbentuk secara alami. LNG terdiri atas gas metan dan gas

etan. LNG membutuhkan suhu sangat dingin supaya dapat disimpan sebagai

cairan. Gas alam cair diproduksi di Arun dan Badak, selanjutnya diekspor antara

lain di Jepang. LPG (Liquified Petrolium Gas) atau gas hasil olahan minyak bumi

yang dicairkan.  Elpiji inilah yang digunakan sebagai bahan bakar kompor gas di

rumah kita.

c. Batu Bara

Sebagian besar batu bara terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang hidup

berjuta-juta tahun yang lalu. Tubuh-tumbuhan tersebut termasuk jenis paku-

pakuan. Tumbuhan itu tertimbun hingga berada dalam lapisan-lapisan batuan

sedimen yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut juga inkolen (proses

pengarangan).

Daerah tambang batu bara di Indonesia adalah sebagai berikut:

Ombilin dekat sawahlunto (sumatera Barat) menghasilkan batu bara

muda yang sifatnya mudah hancur.

Bukit asam dekat Tanjung Enim (palembang) enghasilkan batu bara

muda yang sudah menjadi antrasit karena pengaruh magma.

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kaliman-

tan Selatan (Pulau laut/Sebuku)

Jambi, Riau, Aceh, Papua (Irian Jaya)

Batu bara memiliki berbagai penggunaan yang penting di seluruh dunia.

Penggunan yang paling penting adalah untuk :

bahan bakar pembangkit  listrik

produksi besi dan baja

bahan bakar pembuatan semen

bahan bakar cair.

Penggunaan batu bara yang penting lainnya mencakup pusat pengolahan

alumina, pabrik kertas, dan industri kimia serta farmasi. Beberapa produk kimia

dapat diproduksi dari hasil-hasil sampingan batubara. Ter batu bara yang

dimurnikan digunakan dalam pembuatan bahan kimia seperti minyak kreosot,

naftalen, fenol dan benzene. Gas amoniak yang diambil dari tungku kokas

digunakan untuk membuat garam amoniak, asam nitrat dan pupuk tanaman.

Ribuan produk yang berbeda memiliki komponen batu bara atau hasil sampingan

batu bara:sabun, aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik dan fiber, seperti rayon dan

nylon.

Batu bara juga merupakan suatu bahan yang penting dalam pembuatan

produk-produk tertentu, seperti : 

Karbon teraktivasi  (digunakan pada saringan air dan pembersih udara

serta mesin pencuci darah).

Serat karbon (bahan pengeras yang sangat kuat namun ringan yang di-

gunakan pada konstruksi, sepeda gunung dan raket tenis).

Metal silikon – digunakan untuk memproduksi silikon dan silan, yang

pada gilirannya digunakan untuk membuat pelumas, bahan kedap air,

resin, kosmetik, shampo dan pasta gigi.

Dewasa ini penggunaan batu bara sebagai bahan bakar mulai berkurang, salah

satu penyebabnya adalah karena karena bahan bakar yangsatu ini menimbulkan

pencemaran udara yang cukup banyak.

d. Tanah Liat

Tanah Liat adalah tanah yang mengandung lempung (65%), butir-butirnya

sangat halus, sehingga rapat dan sulit menyerap air.Tanah liat banyak terdapat di

dataran rendah di Pulau Jawa dan sumatera.Tanah liat dapat dimanfaatkan sebagai

bahan baku kerajinan gerabah.

e. Kaolin

Kaolin terbentuk dari pelapukan batuan granit. Batuan ini banyak terdapat

di daerah sekitar pegunungan di sumatera. Kaolin banyak dipakai sebagai bahan

pengisi (filler), pelapis (coater), barang-barang tahan api dan isolator. Kaolin juga

dipakai pada proses pembuatan keramik, obat, melapisi kertas, sebagai bahan

tambahan makanan, odol, sebagai bahan menyebarkan sinar di bola lampu pijar

agar berwarna  putih, serta sebagai bahan kosmetik.

f. Gamping (Batu Kapur)

Batu kapur terbentuk dari pelapukan sarang binatang karang.Potensi batu

kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh kepulauan

Indonesia.Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia terdapat di Sumatera

Barat. Beberapa daerah lain yang merupakan penghasil utama batu kapur adalah

Jawa Timur. Berbagai wilayah di daerah ini antara lain Pacitan, Trenggalek,

Tulungagug, Ponorogo, ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Nganjuk, Jember,

Bondowoso,Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, pamekasan, Sumenep dan

Gresik. Bahkan di wilayah provinsi Jawa Timur sendiri, potensi yang saat ini

masih tersedia adalah sebesar ±1.259.438.298 M³. Selanjutnya di wilayah

Kalimantan, potensi batuan gamping atau batuan kapur ini yang terbesar adalah di

provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan

Timur ( http://edukasi.kompasiana.com). 

Beberapa contoh penggunaan batugamping antara lain :

 Fondasi rumah/pengeras jalan dan bangunan fisik lainnya

 Pembuatan kapur tohor dan kapur padam

 Bahan bangunan

 Bahan penstabil jalan raya

 Bahan baku pembuatan semen Portland

 Bahan pembuatan karbid

 Bahan tambahan dalam proses peleburan dan pemurnian baja

 Bahan pemutih

 Bahan pembuatan senyawa alkali

 Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian

 Bahan keramik, Glasir, industri kaca, bata silica, bahan tahan api

 Penjernihan air

g. Pasir Kuarsa

Pasir Kuarsa terbentuk dari pelapukan batu-batuan yang hanyut lalu

mengendap di daerah sekitar sungai, pantai, dan danau.Pasir kuarsa banyak

terdapat di Banda Aceh, Bangka, Belitung dan Bengkulu. Cadangan pasir kuarsa

terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat di Kalimantan Barat,

Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan

Belitung ( http://www.purewatercare.com ).

Manfaat pasir kuarsa atau biasa disebut Pasir Silika (SiO2) antara lain

adalah untuk menghilangkan kandungan lumpur atau tanah dan sedimen pada air

minum atau air tanah atau air PDAM atau air gunung pada industri pengolahan

air. Sebagai bahan baku utama dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik

keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand

blasting). Sebagai bahan ikutan dalam industri cor, industri perminyakan dan

pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.

h. Pasir Besi

Pasir Besi adalah batuan pasir yang banyak mengandung zat besinya.Pasir

besi banyak terdapat di Pantai Cilacap, Jawa Tengah. Pasir besi selain digunakan

untuk industri logam besi, juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen

dan bahan dasar tinta kering (toner) pada mesin fotokopi dan tinta laser, bahan

utama untuk pita kaset, pewarna serta campuran (filter) untuk cat, bahan dasar

untuk industri magnet permanent (http://www.lumajang.go.id). 

i. Marmer/Batu Pualam

Marmer/batu pualam adalah batu kapur yang telah berubah bentuk dan

rupanya sehingga merupakan batuan yang sangat indah setelah digosok dan

dilicinkan.Marmer banyak terdapat di Trenggalek, JawaTimur dan daerah Bayat

Jawa Tengah.

j. Batu Aji/Batu Akik

Batu aji/batu akik adalah batuan atau mineral yang cukup keras. Warna

batu akik bermacam-macam, antara lain merah, hijau,biru,ungu,putih,kuning, dan

hitam. Batu ini digunakan untuk perhiasan dan banyak terdapat di daerah

pegunungan dan di sekitar aliran sungai.

k. Bauksit

Bauksit di Indonesia banyak terdapat di Pulau Bintan dan Riau.Bauksit

dari Bintan diolah di Sumatera utara di Proyek Asahan.Proyek Asahan juga

merupakan pusat tenaga air terjun di sungai Asahan.

l. Timah

Daerah-daerah penghasil timah di Indonesia adalah Pulau Bangka,

Belitung,dan Singkep yang menghasilkan lebih dari 20% produksi timah putih

dunia. Di Muntok terdapat pabrik peleburan timah.Ada dua macam timah yaitu

timah primer dan timah sekunder (aluvial). Timah primer adalah timah yang

mengendap pertama kali pada batuan granit. Timah sekunder (aluvial) adalah

endapan timah yang sudah berpindah dari tempat asalnya akibat proses

pelapukandan erosi.

m. Nikel

Nikel terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti, dan di Kolaka

(Sulawesi Selatan).

n. Tembaga

Tembaga terdapat di Tirtomoyo dan wonogiri (Jawa Tengah), Muara

Sipeng (Sulawesi) dan Tembagapura (Papua/Irian Jaya)

o. Emas dan perak

Emas dan Perak merupakan logam mulia. Pusat tambang emas dan perak

terdapat di daerah-daerah berikut:

Tembagapura di Papua (Irian Jaya)

Batu hijau di Nusa Tenggara Barat

Tasikmalaya dan Jampang di Jawa Barat

Simao di Bengkulu

Logos di Riau

Meulaboh di Naggroe Aceh Darusalam

p. Belerang

Belerang terdapat di kawasan Gunung Talaga Bodas (Garut) dan di kawah

gunung berapi, seperti di Dieng (Jawa Tengah)

q. Mangaan

Belerang terdapat di Kliripan (Daerah Istimewa Yogyakarta), Pulau Doi

(Halmahera), dan Karang nunggal (sebelah selatan Tasikmalaya)

r. Fosfat

Fosfat terdapat di cirebon, Gunung Ijen dan Banyumas (fosfat hijau.

s. Besi

Di dalam temperatur tinggi,bijih besi dicampur dengan kokas dan besi tua.

Percampuran diatur sedemikian rupa, sehingga proses pembakarannya merata.

Kotoran dalam bijih besi dapat di hilangkan dengan jalan reduksi (mengambil un-

sur oksigen dari biji besa).Prases pembakaran dalam suhu tinggi menghasilkan

cairan.Kemudian cairan tersebut dicetak dalambentuk tertentu.Besi baja

adalahbesi yang kandungan / campuran karbonya rendah.

t. Mika

Mika terdapat di Pulau Peleng, Kepulauan Banggai di Sulawesi Tengah

u. Tras

Tras terdapat di pegunungan Muria,Jawa tengah.

v. Intan

Intan terdapat di Martapura, Kalimantan Selatan

D. Peranan Barang Tambang dan Bahan Galian dalam Pembangunan

Indonesia

Indonesia memiliki barang tambang yang melimpah, dalam pembangunan

barnang tersebut bermanfaat bagi Indonesia untuk:

a. Mengurangi pengangguran karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja.

b. Menambah pendapatan negara karena bahan tersebut dapat di ekspor ke luar

negeri.

c. Memajukan industri dalam negeri.

d. Memajukan bidang transportasi dan komunikasi di Indonesia.

Pertambangan secara besar-besaran di Indonesia dengan peralatan modern,

baru dilaksanakan untuk bahan tambang penghasil energi dan mineral

logam.Usaha pertambangan dipegang oleh pemerintah dan sebagian oleh

perusahaan swasta.Hasilnya sebagian besar diekspor.Penambangan mineral bukan

logam dan batuan dilakukan oleh penduduk atau perusahaan setempat, umumnya

secara kecil-kecilan dan dengan peralatan sederhana. Produksinya belum teratur

dan hanya digunakan untuk keperluan dalam negeri

E. Pemanfaatan Barang Tambang

Bahan tambang dapat diolah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada-

pun pemanfaatannya antara lain sebagai berikut:

a. Besi dapat digunakan untuk membuat jembatan, jalan kereta api, kons truksi

bangunan, dan industri mobil.

b. Aluminium merupakan logam yang ringan dan kuat yang digunakan untuk

membuat badan pesawat terbang, kapal laut, alat dapur, perkakas rumah

tangga, uang logam, dan sebagainya.

c. Timah digunakan sebagai bahan untuk membuat kaleng, tube, bahan pelapis

besi agar tidak berkarat dan untuk patri. Logam ini sangat lunak sehingga

dapat dibuat sangat tipis hampir serupa dengan kertas.Kertas timah dipakai

untuk pembungkus rokok dan permen.

d. Nikel untuk bahan campuran dalam industri besi baja agar kuat dan tahan

karat.

e. Tembaga untuk bahan kabel dan industri barang-barang perunggu dan

kuningan.

f. Emas dan perak untuk bahan perhiasan.

g. Seng dan Plumbum untuk atap rumah dan industri rumah tangga.

h. Intan sebagai bahan perhiasan dan pemotong kaca.

i. Minyak bumi untuk penerangan rumah, tenaga penggerak mesin pabrik,

untuk bahan bakar kendaraan bermotor

j. Gas alam untuk bahan bakar rumah tangga dan industri.

k. Batu bara sebagai bahan bakar pemberi tenaga dan bahan mentahuntuk cat,

obat-obatan, wangi wangian, dan bahan peledak.

l. Batu gamping dan batu kapur banyak digunakan untuk bahan ba ngunan,

bahan utama pembuatan semen dan bahan ikutan pada peleburan bijih besi.

Kapur juga berguna untuk pupuk bagi tanah yang kekurangan zat kapur.Tanah

semacam ini banyak dijumpai di daerah bekas rawa.

m. Yodium untuk campuran obat penyakit gondok.

n. Belerang untuk campuran obat penyakit kulit.

o. Fosfat digunakan untuk bahan bakar industri pupuk.

p. Tanah liat merupakan bahan dasar untuk pembuatan batu bata dan gerabah.

q. Kaolin sebagai bahan pembuat porselin dan keramik.

r. Pasir kuarsa merupakan bahan untuk membuat kaca, gelas, dan piring.

s. Batu granit untuk bahan bangunan.

t. Platina (emas putih) untuk perhiasan.

u. Wolfram untuk industri listrik.

v. Tras untuk bahan semen.

w. Batu pualam (marmer) untuk lantai dan pelapis baja.

x. Batu gips untuk industri kecil dan untuk membuat alat peraga bidang

kedokteran.

y. Asbes berguna untuk industri bangunan (atap rumah).

F. Dampak Dan Solusi Barang Tambang

Dampak kerusakan lingkungan di pertambangan sebagai berikut:

1. Pembukaan lahan secara luas

Dalam masalah ini biasanya investor membuka lahan besar-besaran,ini

menimbulkan pembabatan hutan di area tersebut. Di takutkan apabila area ini

terjadi longsor banyak memakan korban jiwa.

2. Menipisnya SDA yang tidak bisa diperbarui.

Hasil petambangan merupakan Sumber Daya yang Tidak Dapat diperbarui lagi.

Ini menjadi kendala untuk masa-masa yang akan datang. Dan bagi penerus atau

cicit-cicitnya.

3. Masyarakat dipinggir area pertambangan menjadi risih.

Biasanya pertambangan membutuhkan alat-alat besar yang dapat memecahkan

telinga.Dan biasanya kendaraan berlalu-lalang melewati jalanan warga.Dan

terkadang warga menjadi kesal.

4. Pembuangan limbah pertambangan yang tidak sesuai tempatnya.

Dari sepenggetahuan saya bahwa ke banyakan pertambangan banyak membuang

limbahnya tidak sesuai tempatnya. Biasanya mereka membuangnya di

kali,sungai,ataupun laut. Limbah tersebut tak jarang dari sedikit tempat

pertambangan belum di filter.Hal ini mengakibatkan rusaknya di sector perairan.

5. Pencemaran udara atau polusi udara.

Di saat pertambangan memerlukan api untuk meleburkan bahan mentah,biasanya

penambang tidak memperhatikan asap yang di buang ke udara. Hal ini

mengakibatkan rusaknya ozon.

Solusi akibat masalah yang dapat dilakukan yaitu:

1. Cara pengolahan pembangunan dan pertambangan.

Sumber daya bumi di budang pertambangan harus dikembangkan

semaksimal mungkin untuk tercapainya pembangunan.Dan untuk ini perlu adanya

survey dan evaluasi yang terintegrasi dari para alhi agar menimbulkan keuntungan

yang besar dengan sedikit kerugian baik secara ekonomi maupun secara ekologis.

Penggunaan ekologis dalam pembangunan pertambangan sangat perlu dalam

rangka meningkatkan mutu hasil pertambangan dan untuk memperhitungkan

sebelumnya pengaruh aktivitas pembangunan pertambangan pada sumber daya

dan proses alam lingkungan yang lebih luas.

Segala pengaruh sekunder pada ekosistem baik local maupun secara lebih

luas perlu dipertimbangkan dalam proses perencanaan pembangunan

pertambangan, dan sedapatnya evaluasi sehingga segala kerusakan akibat

pembangunan pertambangan ini dapat dihindari atau dikurangi, sebab melindungi

ekosistem lebih mudah daripada memperbaikinya. Dalam pemanfaatan sumber

daya pertambangan yang dapat diganti perencanaan, pengolahan dan

penggunaanya harus hati-hati seefisien mungkin.Harus tetap diingat bahwa

generasi mendatang harus tetap dapat menikmati hasil pembangunan

pertambangan ini.

2. Kecelakaan pertambangan.

Usaha pertambangan adalah suatu usaha yang penuh dengan

bahaya.Kecelakaan-kecelakaan yang sering terjadi, terutama pada tambang-

tambang yang lokasinya jauh dari tanah.Kecelakaan baik itu jatuh, tertimpa

benda-benda, ledakan-ledakan maupun akibat pencemaran atau keracunan oleh

bahan tambang. Oleh karena itu tindakan – tindakan penyelamatan sangatlah

diperlukan, misalnya memakai pakaian pelindung saat bekerja dalam

pertambangan seperti topi pelindung, but, baju kerja, dan lain – lain. Contoh

sederhana karena kecelakaan kerja adalah terjadinya lumpur lapindo yang terdapat

di Porong, sidoarjo.Tragedi semburan lumpur lapindo yang terjadi beberapa tahun

silam, setidaknya menjadi bukti adanya kelalaian pekerja tambang minyak yang

lupa menutup bekas lubang untuk mengambil minyak bumi. Semburan di Porong,

sidoarjo bukan fenomena baru di kawasan Jawa Timur. Fenomena yang sama

terjadi di Mojokerto, Surabaya, Gunung Anyar, Rungkut, Purwodadi, jawa

Tengah.

3. Penyehatan lingkungan pertambangan.

Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan

hidup yang lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan

untuk menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun

kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi:

(1). Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar

(2) Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan

(3) Pengendalian dampak risiko lingkungan

(4) Pengembangan wilayah sehat.

7. Mengkaji Buku Reverensi:

Judul buku: IPS Terpadu Untuk Kelas VII

Pengarang: K.Wadiyatmoko

Tahun terbit: 2006

Penerbit: Erlangga

Kota Terbit: Jakarta

Kelebihan :

Kekurangan: