formulasi granul ekstrak air buah kurma (phoenix ... · 8. sahabat gian pertela yang mengajari cara...
TRANSCRIPT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FORMULASI GRANUL EKSTRAK AIR BUAH KURMA (Phoenix dactylifera L)
SKRIPSI
NADYA ZAHRAYNY NIM. 109102000025
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JULI 2013/1434 H
ii
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FORMULASI GRANUL EKSTRAK AIR BUAH KURMA (Phoenix dactylifera L)
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
NADYA ZAHRAYNY NIM. 109102000025
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JULI 2013/1434 H
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya sendiri,
dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Nadya Zahrayny
NIM : 109102000025
Tanda Tangan :
Tanggal : Juli 2013
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Nadya Zahrayny
NIM : 109102000025
Program Studi : Farmasi
Judul : Formulasi Granul Ekstrak Air Buah Kurma (Phoenix dactylifera L)
Menyetujui,
Pembimbing I
Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt NIP .19750104 200912 2 001
Pembimbing II
Sabrina, M.Farm., Apt NIP.19790222 200710 2 001
Mengetahui,
Kepala Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Drs. Umar Mansur, M.Sc
v
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini diajukan oleh
Nama : Nadya Zahrayny NIM : 109102000025 Program Studi : Farmasi Judul : Formulasi Granul Ekstrak Air Buah Kurma (Phoenix
dactylifera L)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I : Ofa Suzanti Betha,M.Si.,Apt ( )
Pembimbing II : Sabrina, M.Farm.,Apt ( )
Penguji I : Nelly Suryani,P.hD.,Apt ( )
Penguji II : Eka Putri, M.Si,Apt ( )
Ditetapkan di : Ciputat Tanggal : Juli 2013
vi
ABSTRAK
Nama : Nadya Zahrayny Program Studi : Farmasi Judu : Formulasi Granul Ekstrak Air Buah Kurma (Phoenix
dactylifera L) Kurma (Phoenix dactylifera L) merupakan salah satu buah yang kaya akan nutrisi, mengandung karbohidrat, garam, mineral, serat, vitamin, asam lemak, dan protein. Dari banyak penelitian, kurma terbukti memiliki aktifitas farmakologi, seperti antiinflamasi, antipiretik, diuretik, estrogenik, ekspektoran, dan meningkatkan berat badan. Selain dalam bentuk buah asli, buah kurma dapat ditemukan dalam bentuk sari kurma yang dikemas. Bentuk ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu tampilan fisik yang sangat kental dan lengket sehingga tidak praktis saat penggunaan, kemasannya yang tersedia di dalam botol membutuhkan ruang lebih untuk pengangkutan dan penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan granul ekstrak air buah kurma. Buah Kurma (Phoenix dactylifera L) var.Ajwa yang telah disortasi, diekstraksi dengan air, kemudian dikarakterisasi lalu dikeringkan. Ekstrak kental kemudian diformulasikan menjadi granul dengan empat formula. Formula 1 menggunakan laktosa sebagai pengisi. Formula 2 maltodekstrin sebagai pengisi. Formula 3 menggunakan laktosa dan ditambahkan dengan starch 1500 sebagai desintegran. Fomula 4 menggunakan maltodestrin dan ditambahkan dengan starch 1500 sebagai desintegran. Granul kurma yang terbentuk kemudian dilakukan evaluasi secara umum. Kemudian di karakterisasi kandungan nutrisinya. Dari empat formula granul yang dibuat, hanya formula 2 yang tidak terbentuk granul karena sifat higroskopisnya. Tetapi dari hasil uji hedonik, formula 2 merupakan yang paling banyak dipilih karena rasa, warna, dan kejernihannya. Kata kunci : Kurma, Phoenix dactylifera, Ajwa, ekstraksi, granul.
vii
ABSTRACT
Name : Nadya Zahrayny Programme study : Pharmacy Tittle : Granule formulation of aquoeus extract of date palm fruit
(Phoenix dactylifera L) Dates (Phoenix dactylifera L) is one of the fruits that rich in nutrients, it contain carbohydrates, salts, minerals, fiber, vitamins, fatty acids and protein. In many researches, dates have many pharmacological activities, such as anti-inflammatory, antipyretics, diuretic, estrogenic, expectorant and increasing body weight. Besides fruit, we can find it in the form of date extract or juice in the bottle. This form has several shortcomings, date extract is very thick and sticky so it is not practical in terms of the use. Its bottle package needs more space for keep. The purpose of this research is to create a water extract granules formulations of dates. Dates (Phoenix dactylifera L) var.Ajwa that have been sorted, extracted by water, then dried, and characterized. Condensed extract then formulated into granules with excipients variation. Formula 1 using lactose as diluent. Formula 2 using maltodextrin as a diluent. Formula 3 using lactose and was added strach 1500 as disintegrant. Formula 4 using maltodextrin and was added the starch 1500 as disintegrant. Granules were formed evaluated in general. Then it was characterize of nutrition content. Four formulas granules were made, only 2 formula were not formed as granule due higroscopicity. Result of hedonic test, formula 2 was the most widely chosen because taste, color and clarity. Keyword : dates, Phoenix dactylifera, Ajwa, extraction, granule.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan nikmat, rahmat, dan karunia yang telah diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Formulasi Granul Ekstrak
Air Buah Kurma (Phoenix dactylifera L) dalam rangka menyelesaikan tugas
akhir pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta
dukungan orang-orang yang telah banyak berjasa. Pada kesempatan kali ini,
penulis ucapkan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Ofa Suzanti Betha M.Si.,Apt, selaku pembimbing pertama dan Ibu
Sabrina M.Farm.,Apt selaku Pembimbing kedua yang telah memberikan
arahan, masukan, bimbingan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Prof.Dr.(hc) dr.M.K Tadjudin Sp.And, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta
3. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta
4. Bapak dan Ibu staf pengajar dan karyawan yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan selama saya menempuh pendidikan di Program
Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Sahabat persekongkolan, sahabat-sahabat seperjuangan yang senantiasa
selalu ada menemani penulis baik dalam suka maupun duka dan selalu
menghibur dalam kebersamaan yaitu Indah fadlul Maula, Muchammad
Irsyad, Muhammad Arif, Gian Pertela, Warda Nabiela, Fauziah Utami,
Qaffah Silma Azas, Widya Larasaty, Andy Risky, Alfrida Tatsa Haifa,
Putri Assifa, Chairunnisa, Nurul Millah, Sonia Zulfa, Hani Haifa, Evira
Vivikananda, Siti Zamilatul Azkiyah, Mutia Sari Wardhana, Agung
ix
Priyanto, RisdaYulianti, Hissi Fitriyah, Dina permata, Nova Yanti, Vita
Fitria , Maulida Putri, Istiqomah , Nurfitriyani, Nurul Fitrializa.
6. Sahabat-Sahabat yang menjadi teman satu bimbingan, tempat bertukar
pikiran dan berbagi ide dalam penulisan skripsi ini yaitu Warda Nabiela
dan Fauziah Utami yang selalu membantu dalam pengurusan berkas-
berkas skripsi penulis.
7. Sahabat Hissi Fitriyah yang dengan ikhlas menjadi notulen dalam seminar
proposal penulis
8. Sahabat Gian Pertela yang mengajari cara mengolah data dengan SPSS 20.
9. Richo Agung Nugroho yang telah bersedia menemani penulis untuk
mencari referensi di berbagai tempat.
10. Kak Rahmadi, Kak Lisna, Kak Liken, Kak Eris, Kak Yopi, Kak Rani, Kak
Tiwi.
11. sahabat-sahabat Farmasi Angkatan 2009 yang tak bisa disebutkan satu per
satu dan menemani perjuangan menuntut ilmu selama 4 tahun ini.
12. Azmi Umaymah dan Ahmed Tauziat Aqqunduz, dua orang adik yang
selalu mendukung penulis.
Tak lupa kapada kedua orang tua penulis, ayahnda Drs. Pahmi dan ibunda
Dra. Nurenlaila, M.A, semoga segala amalan dan jerih payah keduanya mendapat
balasan yang jauh lebih baik disisi-Nya.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis juga
menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Karya ini
merupakan persembaan terbaik penulis, namun tiada luput dari kekurangan walau
demikian penulis tetap berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.
Jakarta, Juli 2013
Penulis
x
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nadya Zahrayny
NIM : 109102000025
Program studi : Farmasi
Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya
ilmiah saya dengan judul
FORMULASI GRANUL EKSTRAK AIR BUAH KURMA (Phoenix
dactylifera L)
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di : Ciputat
Pada Tanggal : Juli 2013
Yang menyatakan,
(Nadya Zahrayny)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v ABSTRAK ................................................................................................. vi ABSTRACT ............................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH .......................... x DAFTAR ISI .............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 3 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 4 2.1 Kurma ........................................................................................ 4 2.2 Ekstraksi .................................................................................... 8 2.3 Pengeringan ............................................................................... 10 2.4 Granulasi ................................................................................... 11 2.5 Eksipien ..................................................................................... 12
BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................ 14 3.1 Waktu dan Tempat .................................................................... 14 3.2 Alat dan Bahan .......................................................................... 14 3.3 Prosedur Penelitian.................................................................... 14 3.4 Alur Penelitian .......................................................................... 18
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 19 4.1 Hasil Determinasi ...................................................................... 19 4.2 Hasil Ekstraksi Buah Kurma ..................................................... 19 4.3 Hasil Pengeringan Ekstrak Air Buah Kurma ............................ 20 4.4 Hasil Karakterisasi Ekstrak Buah Kurma ................................. 21 4.5 Formulasi Granul ...................................................................... 23 4.6 Evaluasi Granul Ekstrak Air Buah Kurma ................................ 23
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 31 5.1 Kesimpulan ............................................................................... 31 5.2 Saran .......................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 32 LAMPIRAN ............................................................................................... 35
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pohon Kurma........................................................................................ 4 Gambar 2.2 Buah Kurma ......................................................................................... 6 Gambar 4.1 Buah Kurma (Phoenix dactylifera L) var.Ajwa ................................. 19 Gambar 4.2 Ekstrak Buah Kurma v.a .................................................................... 20 Gambar 4.3 Ekstrak Air Buah Kurma V.A Setelah Difreeze Drying .................... 21 Gambar 4.4 Granul Formula F1 ............................................................................. 23 Gambar 4.5 Granul Formula F2 ............................................................................. 24 Gambar 4.6 Granul Formula F3 ............................................................................. 24 Gambar 4.7 Granul formula F4 .............................................................................. 25 Gambar 4.8 Grafik Hasil Uji Kompresibilitas ....................................................... 26 Gambar 4.9 Grafik Kadar Air Granul Ekstrak Air Buah Kurma ........................... 27 Gambar 4.10 Grafik Hasil Uji Distribusi Ukuran Partikel ..................................... 28 Gambar 4.11 Grafik Uji Hedonik........................................................................... 30
Halaman
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Kandungan Gula Dari Varietas Kurma Ajwa, Beid,Burni, Rabeia Dan Safawi Pada Tahap Tamr ..................................................... 7
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rendemen Dan Kadar Air Ekstrak Air Buah Kurma Setelah Proses Pengeringan ................................................................... 21
Tabel 4.2 Hasil Analisa kandungan nutrisi ekstrak air buah kurma v.a setelah pengeringan ........................................................................................... 22
Tabel 4.3 Formulasi Granul ................................................................................... 23 Tabel 4.4 Uji Granul Secara Organoleptik ............................................................. 25 Tabel 4.5 Hasil Uji alir ........................................................................................... 26 Tabel 4.6 Distribusi Ukuran Granul ....................................................................... 28 Tabel 4.7 Hasil Analisa Kandungan Nutrisi Granul Ekstrak Air Buah Kurma ..... 29
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rendemen ........................................................................................... 35 Lampiran 2 Kadar Air ............................................................................................ 35 Lampiran 3. Kadar Abu.......................................................................................... 35 Lampiran 4 Perhitungan Protein ........................................................................... 35 Lampiran 5 Perhitungan Lemak ............................................................................ 36 Lampiran 6. Perhitungan Ketermampatan ............................................................ 36 Lampiran 7. Perhitungan Laju Alir ....................................................................... 36 Lampiran 8 Kuisioner Uji Hedonik........................................................................ 37 Lampiran 9 Hasil rekapitulasi uji hedonik. ............................................................ 38 Lampiran 10. Hasil analisa uji hedonik dari masing-masing aspek penilaian ....... 42 Lampiran 11 Data hasil analisa statistik dari semua formula ................................ 46 Lampiran 12. Hasil Analisa Determinasi Buah Kurma (Phoenix Dactylifera L) .. 47 Lampiran 13. Sertifikat Hasil Analisa Ekstrak Air Buah Kurma........................... 49 Lampiran 14. Sertifikat Hasil Analisis Granul ....................................................... 50
Halaman
1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurma merupakan salah satu dari sepuluh spesies buah yang disebutkan
di dalam Al-Quran (Marwat, et al., 2009). Kurma juga merupakan tanaman tertua
yang dibudidayakan oleh manusia dan buahnya telah digunakan selama 6000
tahun sebagai bahan makanan. Buah kurma kaya akan nutrisi, mengandung
karbohidrat, garam, mineral, serat, 6 vitamin, 14 jenis asam lemak dan protein
dengan 23 jenis asam amino. Kandungan karbohidrat yang terdapat dalam kurma
terdiri atas gula pereduksi seperti glukosa, fruktosa, manosa, dan maltosa, serta
gula non-pereduksi (sukrosa primer) dan sebagian kecil polisakarida seperti
selulosa dan amilum (Al-Shahib dan Marshall, 2003). Oleh karena itu, Rasulullah
sendiri menggunakan kurma sebagai penghilang rasa lapar, terlihat dari Hadis
Riwayat Muslim no.2046 bahwa “Tidak akan lapar penghuni rumah yang
mempunyai tamr (kurma kering)”.
Dalam dunia medis yang dibuktikan secara eksperimen, mengkonsumsi
ekstrak air buah kurma secara rutin terbukti dapat melindungi dan mengobati hati
dari CCl4-agen penyebab hepatoksik (Al-Qarawi, et al., 2004). Ekstrak air buah
kurma juga menunjukkan aktifitas antioksidan dan antimutagen (Vayalil, 2002).
Selain itu, buah kurma memiliki aktivitas sebagai antibakteri (Al-Daihan dan
Bath, 2012), antioksidan (Ragab, et al., 2013), antipiretik, diuretik, kontrasepsi,
fungisid, estrogenik, ekspektoran, laksatif (Duke, 2004), pengobatan anemia,
stroke, meningkatkan berat badan (SN Onuh, 2012) dan dapat mengontrol
pertumbuhan jamur patogen (Bokhari dan Parveen, 2012). Kandungan mineral
seperti flourin dan selenium yang ada dalam kurma berguna untuk memberikan
perlindungan terhadap gigi dari kerusakan dan dapat membantu pencegahan
terhadap kanker. Adanya pektin di dalam kurma dapat membantu mengurangi
penyakit pada hati, diabetes dan kolesterol (Al-Shahib dan Marshall, 2003).
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dewasa ini kurma tidak hanya tersedia dalam bentuk buah kering yang
dapat langsung dikonsumsi, tetapi juga dalam bentuk sediaan sari kurma kental.
Sediaan sari kurma dibuat dengan cara mendidihkan kurma dan air dalam jumlah
yang sama, kemudian disari dengan menggunakan kain, setelah itu ditambahkan
gula dan asam sitrat, lalu dipasterisasi selama 25 menit di dalam air mendidih
(FAO, 2004). Dari sini terlihat beberapa kekurangan dari sediaan tersebut.
Dengan pemanasan yang lama dengan suhu tinggi dikhawatirkan akan terjadi
penguraian protein dan vitamin. Ekstrak kurma yang kental dan lengket
memberikan rasa tidak nyaman saat penggunaan dan penyimpanan. Bahan alam
seringkali memiliki laju alir yang buruk, distribusi ukuran partikel yang bervariasi
dan kompresibilitas (Parikh, 2010). Selain itu, ekstrak kental kurma yang beredar
di pasaran ini dikemas dalam bentuk botol sehingga membutuhkan ruang yang
besar dalam penyimpanan dan membutuhkan biaya yang lebih dari segi
pengangkutan.
Oleh karena itu penelitian ini berusaha untuk mengatasi berbagai
kelemahan di atas dengan inovasi ekstrak air kurma dalam bentuk granul. Bentuk
sediaan granul seringkali dipilih karena memiliki berbagai macam keuntungan,
diantaranya dapat meningkatkan stabilitas, meningkatkan laju alir, memperbaiki
karakteristik pengempaan zat aktif dan membuat campuran seragam yang tidak
memisah (Siregar, 2010). Sediaan granul lebih stabil dibandingkan dengan
ekstrak, karena granul memiliki kandungan air yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan ekstrak. Jika dibandingkan dengan serbuk, granul memiliki
luas permukaan granul yang lebih kecil sehingga granul lebih tahan terhadap
pengaruh udara (Ansel, 2005). Selain itu, dengan adanya bentuk sediaan sari
kurma dalam bentuk granul ini dapat mengurangi ruang penyimpanan dan
memudahkan pengguna untuk membawa sediaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak air buah kurma (Phoenix dactylifera L.) dapat
diformulasikan menjadi bentuk sediaan granul ?
2. Bagaimana karakteristik formulasi granul ekstrak air buah kurma
(Phoenix dactylifera L.) dari hasil formulasi?
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.3 Tujuan Penelitian
Penilitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan granul ekstrak
air buah kurma (Phoenix dactylifera L.) dan mengetahui karakteristik granul
ekstrak air buah kurma yang dihasilkan
1.4 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi sediaan ekstrak air
buah kurma dalam bentuk granul.
4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kurma (Phoenix dactylifera L)
2.1.1 Klasifikasi ( Vyawahare, et. al, 2009)
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Divisi : magnoliophyta
Kelas : liliopsida
Ordo : arecales
Famili : arecaceae
Genus : phoenix
Spesies : phoenix dactylifera L
2.1.2 Morfologi
Gambar 2.1 Pohon Kurma (Alebidi, 2008)
Phoenix dactylifera adalah tumbuhan berumah dua yang memiliki tinggi
sekitar 16-20 m dan tidak memiliki cabang pada batangnya (Zahran dan Willis,
2009). Batang pohon kurma terbuat dari serat selulosa yang kuat dan dapat
digunakan dalam pembuatan triplek (Al-Shahib dan Marshall, 2003) Pohonnya
memiliki mahkota terminal dengan 30-150 daun. Daunnya menyirip dengan
panjang 6 m dan dapat bertahan selama 3 hingga 7 tahun, menyangga 120-240
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lembar pucuk daun muda. Daun tumbuh dari tunas terminal pada tandan yang
berkesinambungan dimana setiap tandan terdiri dari 3 atau 5 daun-daun yang
tersusun secara spiral. Dalam perkembangannya secara morfologis, bunga jantan
dan betina sulit untuk dibedakan.
Buah kurma berupa bundar kecil berbiji satu dengan epikarp yang
bertekstur halus, mesokarp berdaging dan membran endocarp yang berwarna
perak. Bijinya berbentuk memanjang yang sebagian besar terdiri dari
hemiselulosa dengan lekukan memanjang yang mencolok disatu sisi dan tonjolan
bulat kecil disisi lain. Embrio tertutup di dalam sarungnya. Warna buah yang
timbul berdasarkan dari tipe pembudidayaan kurma seperti saat panen. Tanaman
kurma diatur penyerbukannya untuk mengatur produksi buah. Berat, diameter,
kadar kelembaban, warna, dan rasa membrikan perbedaan pada beragam buah
betina didalam satu kultur yang dikawinkan dengan berbagai variasi jantan yang
digunakan untuk penyerbukan atau pertumbuhan (Zahran dan Willis, 2009).
Buah kurma mengalami beberapa tahap perkembangan. Sebelum tahap
pertama dan pada 4-5 minggu awal perkembangan hidupnya, kurma disebut
dengan ‘altalaa’ dimana buah mulai berwarna hijau. Perkembangan buah kurma
diklasifikasikan menjadi empat tahapan (Al-Shahib dan Marshall, 2003) yaitu :
a. Tahap 1 : Kimri
Dikarakterisasi menjadi dua fase, fase pertama meliputi beberapa hal seperti
berikut ini :
1. cepat mengalami pertumbuhan baik dalam ukuran maupun berat
2. meningkatkan akumulasi gula rata-rata
3. tinggi asam
4. tingkat tinggi kelembaban
Fase kedua, kurma dikarakterisasi sebagai :
1. tetap mengalami pertumbuhan, tetapi proses peningkatan ukuran dan
berat rata- rata berkurang
2. berkurangnya akumulasi gula rata-rata
3. keasaman sedikit berkurang
4. kelembaban lebih tinggi daripada fase pertama
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Tahap 2 : ‘khalal’
Warna dari buah kurma beubah dari hijau menjadi kuning kemerahan
berdasarkan usia budidaya (3-5 minggu). Rata-rata perubahan pada empat
poin difase dua tahapan kimri berkurang perlahan.
c. Tahap 3 : Rutab
Kurma mulai melunak dan kehilangan air (2-4 minggu). Protein dan lemak
pada tahap ini mengalami penurunan sebesar 2,6%, 0,3%, dan 2,6%
d. Tahap 4 : Tamr
Kurma mengering dengan warna yang lebih gelap.
Gambar 2.2 Buah kurma (Alebidi, 2008)
Pohon kurma terdistribusi di zona utara subtropical diantara 10o dan 30o
utara. Di area antara lembah Indus di timur dan pulau Canary di barat. Rentang
budidaya diperluas hingga ke Eropa selatan : 45o24’N (di Italy) tetapi tanpa
budidaya buah. Spesies ini berkembang di daerah dengan sinar matahari langsung
dan temperature antara 9oC dan 45oC; namun, temperature optimum untuk
tumbuh berada pada rentang 30oC hingga 35oC (Zahran dan Willis, 2009).
2.1.3 Kandungan Kimia Kurma
Kurma mengandung karbohidrat persentase tinggi (total gula, 44-88%),
lemak (0,2-0,5%), 15 jenis garam dan mineral, protein (2,3-5,6%), vitamin dan
serat persentase tinggi (6,4-11,5%). Daging kurma mengandung 0,2-0,5% minyak,
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sedangkan bijinya mengandung 7,7-9,7% minyak (Al-Shahib dan Marshall,
2003).
Kadar kandungan gula total dalam kurma dapat dilihat seperti tabel di
bawah ini.
Tabel 2.1 Perbandingan Kandungan Gula Dari Varietas Kurma Ajwa,
Beid, Burni, Rabeia dan Safawi pada tahap Tamr (A.Gasim,
Abdul Aziz., 1994)
Varietas Total Reduksi Sukrosa Glukosa Fruktosa
Ajwa 84,2 81,1 3,1 51,2 48,7
Beid 75,5 71,2 3,3 52,7 47,3
Burni 81,5 78,5 3,0 54,2 45,8
Rabiea 77,7 72,9 4,8 51,3 48,2
Safawi 75,2 70,4 4,8 51,7 48,3
2.1.4 Aktifitas Farmakologi
Hadis menyebutkan bahwa “Barang siapa yang bangun pagi memakan 7
butir kurma ajwa tidak akan membahayakannya pada hari itu racun maupun
sihir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Selain itu, kurma memiliki aktivitas
sebagai antipiretik, diuretik, kontrasepsi, fungisid, estrogenik, ekspektoran,
laksatif (Duke, 2004), antibakteri (Al-Daihan dan Bath, 2012), melindungi dan
mengobati hati dari CCl4-agen penyebab hepatoksik (Al-Qarawi, et al., 2004).
Ekstrak air buah kurma menunjukkan aktifitas antioksidan dan antimutagenik
(Vayalil, 2002). Kurma varietas ajwa memiliki kandungan fruktosa yang lebih
tinggi dibandingkan dengan glukosa pada jumlah total gula yang terkandung di
dalamnya, sehingga mengkonsumsi kurma tidak berbahaya bagi penderita
diabetes. Selain itu, kurma ajwa juga sangat berpotensi sebagai antiinflamasi (Rui
Zhang, et al., 2013).
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2 Ekstraksi
2.2.1 Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut. Pengetahuan mengenai
golongan senyawa aktif yang dikandung dalam simplisia akan mempermudah
proses pemilihan pelarutan dan cara ekstraksi yang tepat (Anonim, 2000).
2.2.2 Metode Ekstraksi
Beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut (Anonim, 2000)
yaitu:
1). Cara dingin
a. Maserasi
Maserasi ialah proses pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi
termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi
pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan
yang kontinyu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan
maserat pertama, dan seterusnya.
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada
temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan
bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh
ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
2). Cara Panas
a. Refluks
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya
dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5kali
sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
b. Soxhletasi
Soxhletasi ialah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu
baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi
ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan
adanya pendinginan balik.
c. Digesti
Digesti merupakan maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu)
pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar),
yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50oC.
d. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas
air mendidih, temperature terukur 96oC-98oC selama waktu tertentu
(15-20 menit).
e. Dekok
Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama (lebih dari 30 menit)
dan temperatur sampai titik didih air.
2.2.3 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan (Anonim, 2000).
2.3 Pengeringan
Pengeringan adalah penghilangan cairan dari bahan dengan
menggunakan panas, dan dilakukan dengan pemindahan cairan dari permukaan ke
dalam fase uap yang belum jenuh (Lachman, et al., 1989).
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengeringan makanan merupakan metode tertua dalam proses
pengawetan makanan. Hal ini bertujuan agar makanan dapat disimpan lebih lama
tanpa mengalami kerusakan. Alasan utama dari pengeringan adalah agar
mikroorganisme yang menyebabkan rusak dan membusuknya makanan,tidak
dapat tumbuh dan berkembang dalam air yang cukup dan agar kebanyakan enzim
yang dapat merubah senyawa kimia yang tidak diinginkan dalam makanan tidak
dapat berfungsi tanpa air ( Earle, 2004)
Proses pengeringan dibagi menjadi tiga kategori ( Earle, 2004) :
a. Udara dan kontak pengeringan dibawah tekanan atmosir. Pada udara dan
kontak pengeringan, panas ditransfer melewati makanan melalui udara
yang dipanaskan atau permukaan yang dipanaskan. Air yag menguap
akan dipidahkan dari udara.
b. Pengeringan vakum. Pada pengeringan vakum, keuntungan diambil dari
fakta bahwa penguapan air banyak terjadi pada tekanan rendah daripada
tekanan tinggi. Panas ditransfer dalam vakum pengering melalui
konduksi, bahkan radiasi.
c. Pengeringan beku. Pada pengeringan beku, air yang menguap
disublimasi dari makanan beku. Struktur dari makanan lebih baik berada
pada kondisi ini. Temperatur dan tekanan yang cocok harus dimulai pada
pengering untuk memastikan bahwa terjadi proses sublimasi.
Pengeringan beku telah dimulai sejak tahun 1813. Metode pengeringan ini
dipilih ketika substansi yang ada pada larutan tidak stabil atau rentan
teroksidasi.
2.4 Granulasi
Granulasi adalah suatu proses pembesaran ukuran ketika partike-partikel
kecil dengan mengumpulkannya menjadi agregat yang lebih besar dan permanen
dan membuatnya menyerupai pasir kering yang mengalir bebas (Siregar, 2010).
Teknologi granulasi dibagi menjadi dua berdasarkan tipe proses, yaitu :
a. Granulasi kering
Merupakan formasi granulasi yang baik untuk produk yang sensitif
dengan adanya kelembaban dan panas. Pada granulasi kering, serbuk
11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dicampur kemudian dikompres hingga menjadi sediaan yang kompak tanpa
menggunakan panas dan pelarut, kemudian dihancurkan kembali untuk
mendapatkan granul. Pengkompres masa dibagi menjadi dua metode, yaitu
slugging dan roller compaction (Saikh, 2013)
Granulasi kering memiliki berbagai macam kekurangan, yaitu :
1. Membutuhkan alat pres khusus tablet yang besar
2. Tidak dapat mendistribusikan warna dengan baik
3. Menghasilkan lebih banyak debu dibandingkan dengan granulasi
basah
4. Meningkatkan potensi kontaminasi silang
b. Granulasi Basah
Merupakan metode granulasi terluas yang digunakan dalam bidang
farmasi. Menggunakan tambahan berupa cairan liquid (dengan atau tanpa
pengikat) untuk bubuk. Untuk membuat masa basah atau granul dengan
penambahan bubuk bersama dengan adesif, selain dengan cara kompak.
Keuntungan dari granulasi basah yaitu (Agrawal dan Naveen, 2011) :
1. Meningkatkan laju alir dan karakteristik kompresi serta
meningkatkan masa jenis granul
2. Distribusi lebih baik pada warna dan kelarutan obat jika
ditambahkan bersama larutan pengikat
3. Mengurangi debu
4. Melindungi segragasi bubuk
5. Permukaan dari hidrofobik menjadi lebih hidrofilik
2.5 Ekspien
Eksipien adalah zat inert secara fisik, kimia, dan farmakologi yang
ditambahkan ke dalam formulasi untuk membantunya memperoleh persyaratan
proses teknologi (Siregar, 2010). Eksipien yang digunakan adalah maltodekstrin,
laktosa, dan Starch 1500.
1. Maltodekstrin
Maltodekstrin diperoleh dari proses pemanasan pati dengan asam
atau enzim yang terdapat pada air. Proses ini menghidrolisis pati
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
secara parsial, untuk memproduksi larutan polimer glukosa dengan
panjang rantai yang bervariasi. Larutan ini kemudian difiltrasi,
dikentalkan, dan dikeringkan untuk memperoleh maltodekstrin. Pada
formulasi tablet, maltodekstrin digunakan sebagai pengikat dan
pengisi pada proses kempa langsung atau granulasi basah (Roweet et
al., 2006)
2. Laktosa
Laktosa merupakan disakarida alami yang terdiri atas galakosa dan
glukosa. Laktosa biasanya terdapat dalam susu mamalia. Secara
komersial, laktosa diproduksi dari air dadih susu sapi. susu sapi
mengandung 4,4-5,2% laktosa (Roweet et al., 2006).
Laktosa merupakan pengisi yang paling luas digunakan dalam
formulasi sediaan tablet. Zat ini menunjukkan stabilitas yang baik
dalam gabungan kebanyakan zat aktif hidrat ataupun anhidrat
(Siregar, 2010).
3. Starch 1500
Merupakan pati multiguna dikarenakan dapat menjadi pengikat
kering, pengikat basah, dan sebagai desintegran (Siregar, 2010).
Starch 1500 biasanya digunakan sebagai pengikat, pengisi, dan
desintegran. Pati ini berbentuk serbuk kasar, berwarna putih, tidak
berbau dan memiliki rasa yang sedikit berkarakter (Roweet et al.,
2006).
4. Talkum
Talkum digunakan sebagai anticaking, glidant, pengisi tablet dan
kapsul, lubrikan bagi tablet dan kapsul. Eksipien ini digunakan secara
luas pada formulasi sediaan padat untuk oral (Roweet et al., 2006).
5. Mg Stearat
Magnesium stearat merupakan serbuk sangat halus dan berwarna
putih terang, diperoleh dari interaksi antara larutan magnesium oksida
dengan sodium stearat atau dari interaksi antara magnesium oksida
da, hidroksida atau karbonat dengan asam stearat pada temperatur
yang ditingkatkan. Magnesium stearat digunakan secara luas dalam
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kosmetik, makanan, dan formulasi farmasetika. Mg stearat biasa
digunakan sebagai librikan di dalam kapsul dan tablet (Roweet et al.,
2006).
14 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Formulasi Sediaan Padat,
Laboratorium Sediaan Steril, Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Laboratorium
Makanan dan Minuman Balai Besar Industri Agro (BBIA) dan Laboratorium
Fitokimia LIPI pada bulan Mei hingga Juli 2013.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan baku utama yang digunakan adalah buah kurma berjenis Ajwa
(diperoleh dari Thamra PT Duta Karimah), maltodekstrin (Dongxiao), laktosa
(diperoleh dari Brataco Chemical, Indonesia) dan starch 1500 (diperoleh dari
Kimia Farma).
3.2.2 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah freeze dryer
(EYELA FDU-1200), lemari pendingin (SANYO medicool), oven
(MEMMERT), sievieng analyzer (FRITSCH), Tap Density (ERWEKA), tanur,
desikator, moisture analyzer (WIGGEN HAUSER), neraca analitik (PRECISA
XT 220A), blender dan peralatan gelas lainnya.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Determinasi
Pemeriksaan atau determinasi buah dilakukan di Herbarium Bogoriense,
Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat
3.3.2 Preparasi Ekstrak
a. Ekstraksi Buah Kurma (Phoenix dactylifera L)
Sebanyak 2,5 kg buah kurma varietas ajwa (v.a) dipisahkan dari bijinya,
sehingga didapat buah kurma v.a tanpa biji seberat 2,104 kg. Proses
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ekstraksi dilakukan dengan cara menghancurkan buah kurma v.a tanpa
biji sebanyak 550 g dengan blender, kemudian ditambahkan aquades
sebanyak 550 ml dengan perbandingan buah kurma v.a dan air 1:1.
Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan kain kasa
berlapis tiga untuk memisahkan ekstrak dan ampas kurma.
b. Pengeringan Ekstrak Air Buah Kurma (Phoenix dactylifera L)
Proses pengeringan esktrak menggunakan freeze dryer EYELA FDU
1200 selama 3 hari.
c. Karakterisasi Ektrak Air Buah Kurma (Phoenix dactylifera L)
1. Kadar Air (DepKes, 2000)
Sampel (ekstrak air buah kurma v.a) sebanyak 2 g dimasukkan ke
dalam botol timbang yang sebelumnya telah dioven terlebih dahulu
selama kurang lebih 30 menit pada suhu 105oC. Ekstrak diratakan
kemudian dimasukkan ke dalam oven suhu 105oC selama 30 menit
atau hingga bobot konstan. Setiap sebelum pengeringan, biarkan botol
dalam keadaan tertutup dan mendingin di dalam desikator hingga suhu
kamar.
2. Kadar Abu (DepKes, 2000)
Sampel (ekstrak air buah kurma v.a) sebanyak 2g dimasukkan ke
dalam krus porselen yang sebelumnya telah dipanaskan. Kemudian,
dipijarkan di dalam tanur bersuhu 600oC selama 5 jam, lalu
didinginkan dan ditimbang.
3. Protein (SNI, 01-2891-1992 butir 7.1)
Sampel (ekstrak air buah kurma v.a) sebanyak 2 g dimasukkan ke
dalam alat Digestor 2020 untuk didestruksi, kemudian didestilasi di
dalam alat Kjeltec 8200 dengan global indikator, yaitu metilen red dan
Bcgreen. Setelah larutan menjadi hijau, dilanjutkan dengan titrasi
menggunakan HCl 0,1 N.
4. Lemak (SNI, 01-2891-1992 butir 8.2)
Sampel (ekstrak air buah kurma v.a) sebanyak 2 g ditimbang,
dimasukkan ke dalam beacker glass, lalu ditambahkan dengan HCl
pekat 20 ml, aquades 25 ml dan batu didih. Kemudian ditutup dengan
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kaca arloji lalu dipanaskan selama 15 menit. Setelah itu, diangkat dan
disaring kedalam erlenmeyer menggunakan kertas saring. Pada proses
ini kertas saring akan menjadi kuning. Kertas saring dibilas
menggunakan air panas hingga warna menjadi putih kembali. Kertas
saring yang sudah putih, dimasukkan ke dalam cap lemak, lalu di oven
pada suhu 105oC selama 1 jam. Kemudian dimasukkan ke dalam alat
ekstraksi (Soxtec 2050) dan ditambahkan heksan 76 ml. Setelah
proses ekstraksi selesai, cap lemak diambil untuk kemudian
dimasukkan ke dalam oven suhu 105oC selama 1 jam. Setelah itu,
didinginkan di dalam desikator selama 30 menit, kemudian timbang.
5. Karbohidrat (pengurangan)
Menggunakan metode by difference, yaitu perhitungan kadar
dengan melibatkan kadar air, kadar abu, protein dan lemak. Seperti
terlihat pada rumus di bawah,
% karbohidrat = 100% - (% kadar air + % kadar abu + % protein + %
lemak)
3.3.3 Formulasi granul ekstrak air buah kurma
a. Formula
Formula 1
(gram)
Formula 2
(gram)
Formula 3
(gram)
Formula 4
(gram)
Ekstrak Kurma
kering
17,5 23,3 17,5 23,3
Laktosa 42,31 36,62
Maltodekstrin 37,45 34,408
Starch 1500 3,5 3,5
Mg Stearat 0,21 0,22 0,26
Talk 0,84 0,84 1,04
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Proses Granulasi Ekstrak Air Buah Kurma (Phoenix dactylifera L.)
Proses granulasi yang dilakukan terhadap keempat formula tidak
berbeda. Semua alat yang akan digunakan disiapkan, bahan-bahan
ditimbang sebanyak yang dibutuhkan. Kemudian pengisi
dimasukkan ke dalam lumpang. Pengisi laktosa untuk formula F1 dan F3,
maltodekstrin untuk formula F2 dan F4. Untuk formula F3 dan F4,
ditambahkan juga 3,5 g starch 1500. Kemudian ditambahkan ekstrak
kering air buah kurma v.a. Semua bahan dicampur dan ditambahkan
sedikit demi sedikit sisa pengisi hingga membentuk massa yang kalis.
Setelah itu, massa tadi dilewatkan pada ayakan no.16. Lalu dioven
selama ±1 minggu. Setelah kering, granul yang terbentuk dari masing-
masing formula ditambahkan fase luar, yaitu Mg Stearat dan Talkum.
Granul dan fase luar dimasukkan ke dalam wadah, lalu dicampur selama . c. Evaluasi granul ekstrak air buah kurma
1. Organoleptis
Dilakukan pengujian meliputi aspek warna, rasa, dan aroma granul.
2. Uji Ketermampatan
25 g granul kering dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml diamati
volume awalnya, kemudian dimampatkan dengan mengetuk-ngetuk
sebanyak 300 kali ketukan, kemudian diamati lagi volume setelah
dimampatkan.
3. Uji Sifat Alir
Ditimbang 10 gr granul, lalu dituang kedalam corong yang pada
lubang keluar corong sudah ditutup dengan penutup sederhana dan
sudah diletakkan pada statif diatas kertas yang terletak pada bidang
horizontal. Ketika penutup dibuka, dihitung lama waktu yang
diperlukan granul hingga semua granul jatuh kebawah.
4. Kadar Kelembaban
1 g granul ditimbang, kemudian diperiksa kadar airnya dengan
moisture analyzer.
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Kandungan Granul
Pengujian terhadap kandungan nutrisi granul, berupa kadar
karbohidrat, kadar lemak dan kadar protein (prosedur yang dilakukan
sama dengan hal.14-15)
6. Uji Hedonik
Uji hedonik dilakukan terhadap 20 orang panelis yang dipilih
secara acak untuk diminta mencicipi keempat formula. Sebanyak 10 g
formula dilarutkan ke dalam 200 ml air. Panelis mencicipi formula
satu persatu yang diselingi dengan minum air putih. Masing-masing
panelis diberikan kuisioner, kemudian diminta untuk mengisi
kuisioner berdasarkan rentang penilaian yang tertulis di dalam
kuisioner tersebut. Uji hedonik (kesukaan) ini meliputi empat aspek
penilaian, yaitu aroma, rasa, warna dan kejernihan.
3.4 Alur penelitian
Buah kurma sortasi pemisahan
daging buah kurma ekstraksi penyaringan
ekstrak buah kurma karakterisasi ekstrak buah kurma
dikeringkan dengan freeze dryer
granulasi granul ekstrak buah kurma evaluasi granul
Biji kurma
19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Determinasi
Gambar 4.1 Buah Kurma (Phoenix dactylifera L) var.Ajwa
Dari hasil determinasi menunjukkan bahwa kurma yang digunakan dalam
penelitian ini benar merupakan kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas ajwa.
Hasil dapat dilihat pada lampiran 14.
4.2 Hasil Ekstraksi Buah Kurma
Proses ekstraksi dimulai dari menyortir buah kurma varietas ajwa (v.a)
yang tidak busuk dan memiliki penampilan fisik yang baik. Kemudian buah-buah
kurma v.a ini dibelah untuk dipisahkan daging dan bijinya. Setelah itu, daging
buah kurma v.a diekstraksi dengan cara menghaluskan buah kurma v.a sebanyak
550 g yang ditambah air dengan perbandingan 1:1 menggunakan blender. Air
yang digunakan dalam proses ini adalah aquades yang telah dimasak hingga
mendidih kemudian didinginkan pada suhu kamar. Secara organoleptik,
perbandingan 1:1 antara daging buah kurma dengan aquades ini memberikan hasil
ekstraksi yang sedikit kental tetapi dapat diperas, berwarna coklat dan berasa
manis. Hasil ekstraksi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.2 Ekstrak Buah Kurma v.a
Setelah dihaluskan, ekstrak kemudian disaring menggunakan kain kasa
yang berlapis tiga. Tujuan pelapisan kasa adalah agar ampas yang masih terdapat
dalam hasil penghancuran dapat terjerat dalam penyaring. Dari 550 g buah kurma
yang digunakan dalam proses ekstraksi, didapatkan ekstrak cair sebanyak 538 g
yang kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan.
4.3 Hasil Pengeringan Ekstrak Air Buah Kurma
Proses pengeringan menggunakan Freeze Dryer EYELA FDU-1200.
Pengeringan dilakukan terhadap ekstrak air buah kurma v.a berbentuk cair
sebanyak 538 g. Proses ini berlangsung selama 15 jam. Secara organoleptis
ekstrak yang dihasilkan berwarna coklat, kering dan sangat menempel pada
permukaan labu sehingga sulit untuk dikeluarkan. Hal ini menyebabkan proses
pengeluaran ekstrak dari dalam labu freeze dryer membutuhkan waktu 3 jam,
akibatnya ekstrak yang sebelumnya kering menjadi kental dan sangat lengket. Hal
ini diduga karena selama proses pengeluaran, ekstrak mengabsorpi molekul air
yang ada di udara. Setelah dikeluarkan, ekstrak kemudian ditimbang dan bobot
yang diperoleh adalah 242 g. Secara organoleptik, karakteristik ekstrak yang
dihasilkan setelah melalui proses pengeringan adalah berbentuk kental, berwarna
coklat tua dan rasa manis. Ekstrak kental inilah yang selanjutnya digunakan dalam
proses formulasi.
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.3 Ekstrak Air Buah Kurma v.a Setelah Difreeze Drying
4.4 Hasil Karakterisasi Ekstrak Buah Kurma
Karakteristik ekstrak air buah kurma v.a dilakukan di Laboratorium
makanan dan minuman Balai Besar Industri Agro (BBIA). Analisis karakteristik
ekstrak air penting dilakukan untuk mengetahui nilai nutrisi yang terkandung di
dalam ekstrak air buah kurma v.a. Dari proses tersebut diperoleh hasil analisa
sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Analisa Karakteristik Ekstrak Air Buah Kurma Sebelum Pengeringan
Parameter Satuan Hasil
Air % 62,5
Abu % 1,15
Protein ( Nx6,25) % 0,98
Lemak % 0
Karbohidrat % 35,4
Kalium mg/100 gram 236
Kalsium mg/100 gram 18,1
Besi mg/100 gram 0,26
Fosfor mg/100 gram 19,7
Cemaran Logam :
- Timbal
mg/kg <0,042
22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
- Seng
- Arsen
mg/kg 1,53
mg/kg <0,003
Tabel 4.2 Hasil Analisa Kandungan Nutrisi Ekstrak Air Buah Kurma v.a Setelah Pengeringan
Parameter Satuan Hasil
Air % 17,3*
Abu % 2,54
Protein ( Nx6,25) % 2,16
Lemak % 0
Karbohidrat % 78,07
Kalium mg/100 gram 520,46
Kalsium mg/100 gram 39,92
Besi mg/100 gram 0,57
Fosfor mg/100 gram 43,45
Cemaran Logam :
- Timbal
- Seng
- Arsen
mg/kg <0,042
mg/kg 3,37
mg/kg <0,003
Ket: Diperoleh dari hasil konversi, dengan membandingkan antara ekstrak air buah kurma
v.a setelah pengeringan dengan sebelum pengeringan berdasarkan nilai kadar airnya.
*Dikerjakan sendiri dengan metode perhitungan kadar air (Anonim, 2000)
Dari kedua tabel di atas terlihat perbedaan jumlah nutrisi yang
terkandung sebelum dan sesudah pengeringan. Karakterisasi sebelum pengeringan
dilakukan karena pada saat proses pengerjaan, freeze dry yang digunakan tidak
dapat mengeringkan ekstrak dengan cepat sedangkan untuk mendapatkan hasil
analisis kandungan nutrisi yang dilakukan di BBIA membutuhkan waktu sekitar
15-20 hari kerja.
Setelah proses pengeringan, pengujian kadar air dilakukan kembali
terhadap ekstrak kental yang akan digunakan dalam formulasi. Kadar air dari hasil
pengujian berkisar 17,3%, nilai ini masih memenuhi persyaratan dimana kadar air
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ekstrak kental yang dipersyaratkan berada pada rentang 5-30% (Saifudin, 2011).
Keterbatasan waktu menyebabkan kandungan nutrisi setelah pengeringan
didapatkan dari proses konversi antara ekstrak sebelum dan sesudah pengeringan
berdasarkan kandungan kadar airnya.
Kandungan nutrisi di atas digunakan sebagai acuan untuk mengetahui
kandungan nutrisi setelah ekstrak diformulasi menjadi granul, karena belum
ditemukannya literatur yang menuliskan karakteristik kandungan nutrisi dari
ekstrak air buah kurma.
4.5 Formulasi Granul
Tabel 4.3 Formula Granul Ekstrak Air Buah Kurma v.a yang Dibuat
Formula 1
(gram)
Formula 2
(gram)
Formula 3
(gram)
Formula 4
(gram)
Ekstrak Kurma
kering
17,5 23,3 17,5 23,3
Laktosa 42,31 36,62
Maltodekstrin 37,45 34,408
Starch 1500 3,5 3,5
Mg Stearat 0,21 0,22 0,26
Talk 0,84 0,84 1,04
4.6 Evaluasi Granul Ekstrak Air Buah Kurma
a. Organoleptik
Gambar 4.4 Granul Formula F1
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Secara organoleptik, formula F1 ini menghasilkan granul berwarna
coklat, berasa manis dan tidak beraroma. Warna coklat yang dihasilkan
berasal dari warna ekstrak air buah kurma itu sendiri. Dapat dilihat pada
Gambar 4.4
Gambar 4.5 Hasil Formula F2
Formula F2 tidak dapat terbentuk granul, berasa manis, berwarna
coklat mengkilat dan beraroma. Warna coklat yang terbentuk berasal dari
warna ekstrak, sedangkan efek mengkilat yang dihasilkan diduga berasal
dari eksipien. Formula ini tidak dapat dibentuk menjadi granul diduga
karena sifatnya yang higroskopis. Jika dibandingkan dengan formula
lainnya. Formula F2 Dapat dilihat pada gambar 4.5
Gambar 4.6 Granul Formula F3
Formula F3 dapat dibentuk menjadi granul, berwarna coklat,
berasa manis dan tidak beraroma. Warna coklat dihasilkan dari ekstrak
air buah kurma. Formula F1 dan F3 memiliki rasa manis yang sama
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
karena pengisi yang digunakan sama, yaitu laktosa. Formula F3 dapat
dilihat pada gambar 4.6
Gambar 4.7 Granul Formula F4
Secara organoleptik, formula F4 dapat dibentuk menjadi granul,
sedangkan formula F2 tidak. Hal ini diduga karena pada formula F4
selain diberikan pengisi, ditambahkan juga desintegran. Formula F4
berasa manis, berwarna coklat mengkilat dan sedikit beraroma khas.
Formula F2 dan F4 memilki rasa manis yang sama karena sama-sama
menggunakan maltodekstrin sebagai pengisi. Kedua formula ini lebih
manis jika dibandingkan dengan formula F1 dan F3. Hal ini diduga
karena perbedaan perolehan pengisi. Laktosa merupakan disakarida yang
berasal dari susu sapi, sedangkan maltdoekstrin berasal dari larutan
glukosa yang telah dikeringkan (Roweet, 2006). Formula F4 dapat dilihat
pada gambar 4.7
Perbandingan keempat formula dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4.4 Uji granul secara organoleptik
Rasa Aroma Warna
F1 Sedikit
manis
- Coklat
F2 Manis +++ Coklat-mengkilap
F3 Sedikit
manis
- Coklat
F4 Manis + Coklat-mengkilap
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ket: (-) tidak berbau
(+) berbau khas
b. Hasil Pengujian Sifat Alir Granul Ekstrak Air Buah Kurma v.a
Tabel 4.5 Hasil Uji alir
Laju alir (g/detik) Sudut henti (o)
Formula F1 0,68 18
Formula F3 0,72 19,7
Formula F4 1,39 19,7
Tujuan pengujian laju alir pada sediaan granul yang dihasilkan untuk
mengetahui kemampuan alir granul. Aliran granul yang baik untuk dikempa
sangat penting dalam memastikan pencampuran yang efisien dan
keseragaman bobot dari tablet (Siregar, 2005). Menurut Aulton (1988), syarat
agar granul dapat mengalir bebas adalah ketika laju alir >10 g/dt, sedangkan
formula F1, F3 dan F4 memiliki nilai laju alir 0,68 g/dt, 0,72 g/dt dan 1,39
g/dt sehingga ketiga formula tersebut masuk ke dalam kategori sangat
kohesif. Hal ini karena granul yang terbentuk bersifat higroskopis. Sifat
higroskopis ini dapat dihasilkan oleh adanya kelembapan yang dapat
mempengaruhi laju alir sediaan farmasi (Silvennoinen, 2008).
c. Hasil Pengujian Kompresibilitas Granul Ekstrak Air Buah Kurma v.a
9,1954
5,7795 6,7077
0,00001,00002,00003,00004,00005,00006,00007,00008,00009,0000
10,0000
F1 F3 F4
% I
nd
ek
s
ko
mp
resi
bil
ita
s
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.8 Grafik Hasil Uji Kompresibilitas
Indeks kompresibilitas ditujukan untuk melihat kemampuan granul
menjadi kompak dan mampat ketika diberikan tekanan. Hal ini diperlukan
untuk mengetahui kekompakan granul saat dibuat menjadi tablet agar
dapat menghasilkan tablet yang kuat dan tahan terhadap tekanan
(Ngwuluka, et al., 2010). Indeks kompresibilitas juga mengindikasikan
kemampuan laju alir. Persen indeks kompresibilitas yang baik terdapat
pada rentang 5-15% (Aulton, 1988). Formula F1, F3 dan F4 memiliki
nilai kompresibilitas 9,19%, 5,77% dan 6,7%. yang menunjukkan bahwa
ketiga formula tersebut tergolong kategori sangat baik.
d. Hasil Pengujian Kadar Air
Gambar 4.9 Grafik Kadar Air Granul Ekstrak Air Buah Kurma
Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam
granul. Kadar air yang dipersyaratkan ada pada rentang 2-5% (Voight, 1994).
Dari hasil grafik di atas, formula F1, F2, F3 dan F4 memiliki kadar air
sebesar 5,7%, 4,7%, 5,1% dan 5%. Kadar air yang tinggi dapat memicu
pertumbuhan bakteri sehingga mengurangi stabilitas sediaan dalam aspek
penyimpanan (Lachman, 1989). Tingginya kadar air dikarenakan ekstrak
yang bersifat higroskopis.
5,7733
4,7167 5,1367 5,0000
0,0000
1,0000
2,0000
3,0000
4,0000
5,0000
6,0000
7,0000
F1 F2 F3 F4
% K
ad
ar
air
gra
nu
l
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e. Hasil Pengujian Distribusi Partikel Granul
Tabel 4.6. Distribusi Ukuran Granul
Formula 1 Formula 3 Formula 4
Uk.mesh
(µm)
d
(µm
n
(g)
nd
n
(g)
nd
n
(g)
nd
1700-1400 1550 17,33 26861,5 16,33 25311,5 14 21700
1400-
1180- 1290 2,33 3005,7 2,67 3444,3 3 3870
1180-1000 1090 1,33 1449,7 1,67 1820,3 2,33 2539,7
1000-850 1850 0,33 610,5 0,67 1239,5 1 1850
Jumlah 21,32 31927,4 21,34 31815,6 20,33 29959,7
d rata-rata 1497,53 1490,80 1473,66
Gambar 4.10 Grafik Hasil Uji Distribusi Ukuran Partikel
Tujuan pengukuran ukuran partikel adalah untuk menentukan persentasi
distribusi frekuensi ukuran partikel (Lachman, 1989). Ukuran partikel juga
berperan dalam keragaman bobot tablet (Siregar, 2010). Distribusi ukuran
partikel yang baik ditunjukkan dengan grafik yang berbentuk parabola
tertutup. Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa distribusi ukuran partikel
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
1550 1290 1090 1850
formula 1
formula 3
formula 4
ukuran mesh (µm)
fr
ek
u
e
ns
i
(g
ra
m
)
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dari ketiga formulasi tidak merata. Ukuran granul yang dihasilkan dari
formula tidak seragam. Terdapat banyak granul yang berada pada diameter
terbesar, padahal ukuran granul yang diharapkan terdistribusi dengan merata.
Buruknya grafik distribusi ukuran partikel yang dihasilkan karena sifat
higroskopis dari granul, sehingga granul menempel satu sama lain
membentuk ukuran yang lebih besar akibatnya pada proses pengayakan
massa granul banyak berada pada ayakan dengan diameter terbesar.
Pengujian distribusi partikel berhubungan dengan laju alir. Ukuran partikel
yang merata menghasilkan laju alir yang baik (Martin, 1993).
f. Hasil Analisis Kandungan Karbohidrat, Lemak dan Protein
Tabel 4.7 Hasil Analisis Kandungan Nutrisi pada Granul Ekstrak Air Buah Kurma v.a Parameter Satuan Hasil
Kadar air % 4,22
Kadar abu % 0,70
Protein % 0,76
Lemak % 0,25
karbohidrat % 94,1
Dari tabel di atas dapat dilihat adanya pengurangan protein dan
kadar abu setelah ekstrak kurma diproses menjadi granul. Sedangkan
terjadi peningkatan jumlah lemak dan karbohidrat sesudah ekstrak air
diformulasi. Meningkatnya kadar karbohidrat diduga karena adanya
pengisi yang merupakan disakarida. Peningkatan lemak mungkin
dihasilkan dari penambahan eksipien. Keterbatasan sampel menyebabkan
tidak terukurnya kandungan nutrisi lain yang ada dalam granul.
g. Hasil Analisis Uji Hedonik Dengan One Way ANOVA
Uji hedonik bertujuan untuk mengetahui formula yang paling disukai.
Hasil analisis uji hedonik dilakukan dengan menggunakan analisis statistika
One Way ANOVA. Dari hasil analisa tersebut didapatkan bahwa formula
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang paling disukai secara keseluruhan adalah formula F2. Formula F2
berbeda signifikan dibandingkan dengan formula yang lainnya. Hasil
pengolahan statitika tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.11 Grafik Uji Hedonik
Aspek-aspek penilaian meliputi aroma, rasa, warna dan kejernihan. Dari
aspek aroma, formula F4 lebih signifikan dibandingkan dengan formula F1
dan F3. Tetapi, jika dibandingkan dengan formula F2 hasilnya tidak berbeda
signifikan. Dari aspek rasa, formula F2 lebih baik dibandingkan dengan
ketiga formula lainnya. Dilihat dari data statistika, formula F2 lebih
signifikan dibanding dengan formula F1 dan F3. Dari warna, formula F2
lebih signifikan dibanding dengan formula lainnya. Formula 2 juga terlihat
lebih disukai dibanding yang lainnya. Dari aspek kejernihan, formula F2 lebih
signifikan terhadap formula F3 dan F4. Data statistik menunjukkan bahwa
formula F2 lebih disukai dibandingkan dengan formula lainnya. Hasil
pengolahan data dan grafik dari setiap aspek penilaian satistika uji hedonik
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 13 dan 14.
31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
1. Ekstrak air buah kurma (Phoenix dactylifera L.) dapat diformulasi menjadi
sediaan granul dengan formula F1, F3 dan F4. Formula F1 menggunakan
Laktosa. Formula F3 menggunakan Laktosa dan Starch 1500. Formula F4
menggunakan Malodekstrin dan Starch 1500.
2. Formula F1, F3 dan F4 memiliki laju alir yang kohesif, indeks
kompresibilitas yang baik dan distribusi ukuran partikel yang tidak merata
3. Formula 2 tidak dapat dibentuk menjadi granul.
4. Dari hasil uji hedonik, formula 2 yang paling disukai dari aspek warna, rasa
dan kejernihan.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari metode pengeringan
ekstrak air buah kurma v.a.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait eksipien yang dapat membantu
mengurangi sifat higroskopis dari granul ekstrak air buah kurma v.a.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk memperbaiki karakteristik granul
ekstrak air buah kurma v.a
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
A Gasim, Abdul Aziz. 1994. Changes In Sugar Quality And Mineral Elements
During Fruit Development In Five Date Palm Cultivars In Al-Madinnah
Al -Munawwarah. Journal of King Abdulaziz University : Sci. Vol.6.
Hal.29-36
Albeidi, Abdullah. 2008. Date Palm Basic Gallery.
[http://faculty.ksu.edu.sa/10439/Pages/dactylifera2.aspx] [1 maret 2013]
Al -Daihan, Sooad., Bhat, Ramesa Shafi. 2012. Antibacterial activities of extracts
of leaf, fruit, seed and bark of Phoenix dactylifera. African Journal of
Biotehnology. Vol 11(42). Hal.10021-10025.
Al -Qarawi, Aly Abdullah., Mousa, Hassan Merghany., Hamed Ali, Badr ElDien.,
Abdel-Rahman, Hassan., El-Mougy, Samy Ahmed. 2004. Protective Effect
of Extracts from Dates (Phoenix dactylifera L.) on Carbon Tetrachloride-
Induced Hepatotoxicity in Rats. International Journal of Applied Research
in Veterinary Medicine. Vol.2 No.3
Al -Shahib, W., Marshall, R.J. 2003. The Fruit of The Date Palm : Its Possible
Use as The Best Food For The Future?. International Journal of Food
Sciences and Nutrition. Vol 54:4. Hal 247-259.
Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak tumbuhan Obat. DepKes
RI:Jakarta.
Anonim. 1992. Cara Uji Makanan dan Minuman. SNI 01-2891-1992. Badan
Standarisasi nasional:Jakarta.
Ansel, C Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed.4. UI
Press:Jakarta.
Aulton, M.E. 1988. Pharmaceutics : The science of Dosage Form Design.
Churchil Livingstone
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bokhari, Najat A., Perveen, Kahkashan. 2012. In vitro inhibition potential of
Phoenix dactylifera L. Extracts on the growth of phatogenic fungi. Journal of
Medicinal Plants Research vol. 6(6). Hal 1083-1088.
Duke, James A. 2002. Handbook of Medicinal Herbs ed.2nd. CRC Press:USA.
Earle, R.L. 2004. Unit Operation in Food Processing. The New Zealand Institute
of Food Science & Technology (Inc.). Web Edition.
[http://www.nzifst.org.nz/unitoperations/about.htm] [11 februari 2013]
FAO (Food and Agriculture Organization). 2004. Date Palm Products. Rome,
FAO.
Lachman, Leon., Lieberman, Herbert A., Kanig, Joseph L. 1994. Teori dan
Praktek Farmasi Industri. UI Press:Jakarta.
M.A Zahran, A.J. Willis. 2009. The Vegetation of Egypt. Springer.
Marwat, Safaraz Khan., Khan, Mir Ajab., Khan, Muhammad Aslam., Ahmad,
Mushtaq., Zafar, Muhammad., Fazal-ur-Rehman., Sultana, Shazia. 2009.
Fruit Plant Species Mentioned in the Holy Qur’an and Ahadith and Their
Ethnomedicinal Importance. American-Eurasian Journal Agriculture &
Environment Science, 5(2). Hal.284-295.
Ngwuluka, N.C., Idiakhoa, B.A., Nep, E.I., Ogaji, I., Okafor, I.S., 2010.
Formulation and Evaluation of Paracetamol Tablets Manufactured using
the Dried Fruit of Phoenix dactylifera Linn as an Excipient. Research In
Pharmaceutical Biotechnology Vol.2(3). Hal.25-32.
Ragab, Ahmed R., Elkablawy, Mohamed A., Sheik, Basem Y., Baraka, Hany N.
2013. Antioxidant and Tissue-Protective Studies on Ajwa Extract : Dates
from Al-Madinah Al-Monwarah, Saudi Arabia. Environmental &
Analytical Toxicologi research aerticle. Vol 3
Roweet, C Raymond et al.,l. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients 5th
Edition. Pharmaceutical Press:UK. Hal.391, 442, 731.
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rui Zhang, Chuan., Aldosari, A Saleh., Vidyasagar, Polana S.P.V., M. Nair,
Kurun., G.Nair Muraleedharan. 2013. Antioxidant And Anti-Inflammatory
Assays Confirm Bioactive Compounds In Ajwa Dates Fruit. Journal of
Agricultural and Food Chemistry. 61. Hal.5835-5840.
Saifudin, Azis., Rahayu, Viesa., Teruna Yudha, Hilwan. 2011. Standarisasi
Bahan Obat Alam. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Saikh, Muhammad Athar A. 2013. A Technical Note on Granulation Technology :
A Way to Optimise Granules. International Journal of Pharmaceutical
Science and Research. Vol.4(1). Hal.55-67.
Silvennoinen, Heidi. 2008. Protection of The Hygroscopic Active Pharmaceutical
Ingredient Againts Moisture. University of Helsinki.
Siregar, Charles. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis.
EGC:Jakarta. Hal.143, 149, 151.
SN Onuh, EO Ukaejiofo, PU Achukwu, SA Ufelle, CN Okwuosa, CJ Chukwuka.
2012. Haemopoietic activity and effect of Crude Fruit Extract of Phoenix
dactylifera on Peripheral Blood Parameters. International Journal of
Biological & Medical Research 3(2). Hal.1720-1723.
Vayalil, PK. 2002, Antioxidant and Antimutagenic Properties of Aquoeous
Extract of Date Fruit(Phoenix dactylifera L. Aracaceae)
Vyawahare, Neeraj., Pujari, Rohini., Khsirsagar, Ajay., Ingawale, Deepa., Patil
Manoj., Kagathara, Virendra. 2009. Phoenix dactylifera : An Update of Its
Indegenous Uses, Phytochemistry And Pharmacology. The Internet
Journal of Pharmacology. Volume 7 number 1. [11 februari 2013]
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN
Lampiran 1. Rendemen
Rendemen (%bk) = x 100%
Lampiran 2. Kadar Air
Kadar air dihitung dengan rumus :
Kadar air = x 100%
Keterangan :
W1 = bobot sampel awal-bobot sampel akhir
W2 = bobot sampel awal
Lampiran 3. Kadar abu
Kadar abu (%bb) = x 100%
Keterangan :
W = bobot sampel sebelum diabukan, dalam gram
W1 = bobot sampel + cawan sesudah diabukan, dalam gram
W2 = bobot cawan kosong, dalam gram
Lampiran 4. Perhitungan Protein
Perhitungan :
Kadar protein = 岫 岻
Dimana :
W adalah bobot sampel
V1 adalah volume HCl 0,01 N yang digunakan dalam sampel
V2 adalah volum HCL dalam blanko
N adalah normalitas HCl
f.k adalah protein dari makanan secara umum 6,25
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
f.p adalah faktor pengenceran
Lampiran 5. Perhitungan lemak
Perhitungan :
%Lemak =
Dimana :
W adalah berat sampel
W1 adalah berat lemak sebelum diekstrak
W2 adalah labu lemak setelah diekstrak
Lampiran 6. Perhitungan Ketermampatan
Perhitungan : %T = x 100%
Dimana :
V = volume sebelum dimampatkan
V1 = volume setelah dimampatkan
Lampiran 7. Perhitungan Laju alir
岫 岻 岫 岻
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 8. Kuisioner Uji Hedonik
GRANUL EKSTRAK AIR BUAH KURMA
PETUNJUK UMUM
1. Kuesioner ini merupakan alat bantu pengumpulan data untuk penyusunan
tugas akhir Nadya Zahrayny (109102000025), Program Studi Farmasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Identitas responden tidak akan dicantumkan dalam naskah tugas akhir.
3. Semua data yang telah diperoleh dari kuesioner ini hanya akan digunakan
untuk menyelesaikan tugas akhir, dan tidak akan disalahgunakan.
Nama Panelis :
Jenis Kelamin :
Umur :
Tanggal Pengujian :
Instruksi Pengujian :
1. Anda akan mendapatkan empat sampel, F1, F2, F3,
dan F4. Cobalah sampel F1 terlebih dahulu
kemudian diikuti dengan F2, F3, dan F4.
2. Sebelum berpindah dari sampel yang satu ke sampel
yang lain. Anda diminta untuk meminum air putih
terlebih dahulu, tunggu hingga 1-2 menit kemudian
lanjutkan uji cicip.
3. Tuanglah sampel ke dalam sendok, lakukan uji
masukkan ke dalam mulut, kemudian diamkan
selama 10 detik.
4. Berikan penilaian untuk masing-masing sampel
yang telah diberikan pada kolom yang telah
disediakan.
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penilaian F1 F2 F3 F4
Aroma
Warna
Rasa
Kelarutan
Kriteria penilaian :
7 : Sangat suka
6 : Suka
5 : Agak suka
4 : Netral
3 : Agak Tidak Suka
2 : Tidak Suka
1 : Sangat Tidak Suka
5. Terima kasih atas waktu dan bantuan yang telah
disediakan.
Lampiran 9. Hasil rekapitulasi uji hedonik
1. Aroma
Panelis Sampel
F1 F2 F3 F4
1 4 5 5 6
2 4 4 4 4
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 4 5 4 5
6 4 5 1 1
7 4 4 4 4
8 5 5 4 4
9 4 5 4 6
10 4 4 4 4
11 3 3 5 6
12 3 3 4 6
13 4 4 3 4
14 4 5 5 4
15 4 5 4 6
16 4 2 3 3
17 4 4 4 5
18 4 3 3 4
19 4 5 4 5
20 4 4 4 4
2. Warna
Panelis Sampel
F1 F2 F3 F4
1 5 2 4 4
2 5 5 3 2
3 2 5 5 2
4 5 4 2 2
5 6 6 5 3
6 2 5 2 3
7 4 5 6 6
8 5 6 4 4
9 3 6 3 3
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
10 3 5 3 3
11 2 5 3 4
12 3 4 3 4
13 4 4 5 4
14 4 5 3 4
15 3 5 3 5
16 2 6 2 6
17 4 5 3 4
18 4 4 3 4
19 3 3 2 3
20 4 5 4 3
3. Rasa
Panelis Sampel
F1 F2 F3 F4
1 2 3 3 3
2 3 5 4 3
3 4 5 3 5
4 2 3 3 1
5 4 4 3 6
6 4 5 4 5
7 2 5 4 5
8 5 6 5 4
9 5 4 4 4
10 4 4 4 4
11 2 4 6 5
12 4 4 5 5
13 3 5 3 3
14 3 5 3 5
15 4 5 2 5
16 2 5 3 3
41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
17 3 3 3 3
18 5 3 4 5
19 4 3 4 4
20 4 5 4 4
4. Kejernihan
Panelis Sampel
F1 F2 F3 F4
1 6 5 3 3
2 5 5 3 2
3 3 3 5 3
4 3 3 1 1
5 6 5 4 3
6 3 4 2 4
7 3 4 6 6
8 4 5 3 4
9 3 6 3 3
10 3 4 3 3
11 4 4 3 4
12 3 4 5 4
13 3 4 4 4
14 3 6 3 4
15 3 5 2 5
16 2 6 5 4
17 3 3 3 3
18 6 4 4 4
19 5 2 2 3
20 5 6 4 4
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 10. Hasil analisa uji hedonik dari masing-masing aspek penilaian
a. Aroma
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Aroma
(I)
Formula
(J)
Formula
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig.b 90% Confidence Interval
for Differenceb
Lower
Bound
Upper
Bound
1
2 -,200 ,283 ,482 -,672 ,272
3 ,100 ,283 ,725 -,372 ,572
4 -,500* ,283 ,082 -,972 -,028
2
1 ,200 ,283 ,482 -,272 ,672
3 ,300 ,283 ,293 -,172 ,772
4 -,300 ,283 ,293 -,772 ,172
3
1 -,100 ,283 ,725 -,572 ,372
2 -,300 ,283 ,293 -,772 ,172
4 -,600* ,283 ,037 -1,072 -,128
4
1 ,500* ,283 ,082 ,028 ,972
2 ,300 ,283 ,293 -,172 ,772
3 ,600* ,283 ,037 ,128 1,072
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,1 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent
to no adjustments).
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Warna
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Warna
(I) Formula (J) Formula Mean
Difference (I-J)
Std. Error Sig.b 90% Confidence Interval for
Differenceb
Lower Bound Upper Bound
1
2 -1,100* ,355 ,003 -1,691 -,509
3 ,250 ,355 ,483 -,341 ,841
4 -6,245E-017 ,355 1,000 -,591 ,591
2
1 1,100* ,355 ,003 ,509 1,691
3 1,350* ,355 ,000 ,759 1,941
4 1,100* ,355 ,003 ,509 1,691
3
1 -,250 ,355 ,483 -,841 ,341
2 -1,350* ,355 ,000 -1,941 -,759
4 -,250 ,355 ,483 -,841 ,341
4
1 6,245E-017 ,355 1,000 -,591 ,591
2 -1,100* ,355 ,003 -1,691 -,509
3 ,250 ,355 ,483 -,341 ,841
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,1 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).
\\
44
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Rasa
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Rasa
(I) Formula (J) Formula Mean
Difference (I-
J)
Std. Error Sig.b 90% Confidence Interval for
Differenceb
Lower Bound Upper Bound
1
2 -,850* ,323 ,010 -1,387 -,313
3 -,250 ,323 ,441 -,787 ,287
4 -,650* ,323 ,048 -1,187 -,113
2
1 ,850* ,323 ,010 ,313 1,387
3 ,600* ,323 ,067 ,063 1,137
4 ,200 ,323 ,537 -,337 ,737
3
1 ,250 ,323 ,441 -,287 ,787
2 -,600* ,323 ,067 -1,137 -,063
4 -,400 ,323 ,219 -,937 ,137
4
1 ,650* ,323 ,048 ,113 1,187
2 -,200 ,323 ,537 -,737 ,337
3 ,400 ,323 ,219 -,137 ,937
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,1 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no
adjustments).
45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
d. Kejernihan
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Kejernihan
(I)
Formula
(J)
Formula
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig.b 90% Confidence
Interval for Differenceb
Lower
Bound
Upper
Bound
1
2 -,600 ,369 ,109 -1,215 ,015
3 ,400 ,369 ,282 -,215 1,015
4 ,250 ,369 ,501 -,365 ,865
2
1 ,600 ,369 ,109 -,015 1,215
3 1,000* ,369 ,008 ,385 1,615
4 ,850* ,369 ,024 ,235 1,465
3
1 -,400 ,369 ,282 -1,015 ,215
2 -1,000* ,369 ,008 -1,615 -,385
4 -,150 ,369 ,686 -,765 ,465
4
1 -,250 ,369 ,501 -,865 ,365
2 -,850* ,369 ,024 -1,465 -,235
3 ,150 ,369 ,686 -,465 ,765
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,1 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference
(equivalent to no adjustments).
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 11. Data hasil analisa statistik dari semua formula Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Score
(I) Formula (J) Formula Mean
Difference (I-J)
Std. Error Sig.b 90% Confidence Interval for
Differenceb
Lower Bound Upper Bound
1
2 -2,750* ,873 ,002 -4,204 -1,296
3 ,500 ,873 ,569 -,954 1,954
4 -,900 ,873 ,306 -2,354 ,554
2
1 2,750* ,873 ,002 1,296 4,204
3 3,250* ,873 ,000 1,796 4,704
4 1,850* ,873 ,037 ,396 3,304
3
1 -,500 ,873 ,569 -1,954 ,954
2 -3,250* ,873 ,000 -4,704 -1,796
4 -1,400 ,873 ,113 -2,854 ,054
4
1 ,900 ,873 ,306 -,554 2,354
2 -1,850* ,873 ,037 -3,304 -,396
3 1,400 ,873 ,113 -,054 2,854
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,1 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).
47
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN 12. analisa determinasi buah kurma (Phoenix dactylifera L)
48
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 13. Sertifikat hasil analisa ekstrak air buah kurma
49
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 14. Sertifikat hasil analisis nutrisi granul
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta