fraktur collum femur dengan austin

7
FRAKTUR COLLUM FEMUR DENGAN AUSTIN-MOORE PROSTHESIS DAN CONTOH KASUS KAJIAN TEORI FRAKTUR COLLUM FEMUR DENGAN AUSTIN-MOORE PROSTHESIS 2.1 Fraktur Colum Femur Collum Femur adalah tempat yang paling sering terkena pada manula sebagian besar adalah wanita berusia 60 Th keatas dan kaitannya dengan osteoporosis demikian nyata sehingga insidensi fraktur columna femur digunakan sebagai ukuran osteoporosis yang berkaitan dengan umur dalam pengkajian dalam kependudukan. Namun hal ini bukan semata – mata akibat penuaan, fraktur cenderung cendrung terjadi pada penderita osteopenia diatas rata – rata, banyak diantaranya mengalami kelainan yang menyebabkan kehilangan dan kelemahan jaringan tulang misalnya osteomalacia, diabetes militus, stroke, alkoholisme, dan penyakit kronis lain. 2.1.1. Mekanisme cidera Cidera sering terjadi akibat jatuh (atau pukulan) pada trohanter mayor. Atau kaki wanita manula tersandung karpet dan pinggulnya terpuntir kearah ekstensi rotasi. Beberapa pasien mempunyai riwayat terkena fraktur compresi colum femur dimasa lalu. Sekali mengalami fraktur, caput dan colum bergeser kestadium yang semakin berat (Garden, 1961). Stadium I adalah fraktur yang tak sepenuhnya terinfeksi. Stadium II adalah fraktur lengkap tapi tidak bergeser. Stadium III adalah fraktur lengkap dengan pergeseran sedang. Dan Stadium IV adalah fraktur berubah dengan cepat menjadi stadium IV. 2.1.2. Patologi Caput femoris mendapat persendiaan darah dari tiga sumber (1) pembuluh intermedula pada colum femur. (2) Pembuluh cervical asendens pada retikulum capsular, dan (3) pembuluh darah pada ligamentum capitis femoris. Pasokan intramedula selalu tergantung oleh fraktur, pembuluh retinakular juga dapat robek, kalau terdapat banyak pergeseran. Pada manula pasokan yang tersisa dalam ligamentum teres sangat kecil dan, pada 20% kasus tidak ada. Itulah yang menyebabkan tingginya insidensi cecrosis avaskuler pada fraktur colum femur yang disertai dislokasi. Fraktur transcervical, menurut definisi, bersifat intracapsular. Fraktur ini penyembuhannya buruk karena (1) robekan pembuluh capsul, cidera itu melenyapkanpersendian darah utama pada caput, (2) tulang intraarticular hanya mempunyai periosteum yang tipis dan tak ada kontak dengan jaringan lunak yang

Upload: gendonkambing

Post on 13-Sep-2015

68 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Fraktur Collum Femur Dengan Austin

TRANSCRIPT

FRAKTUR COLLUM FEMUR DENGAN AUSTIN-MOORE PROSTHESIS DAN CONTOH KASUS

KAJIAN TEORI FRAKTUR COLLUM FEMUR DENGANAUSTIN-MOORE PROSTHESIS2.1 Fraktur Colum FemurCollum Femur adalah tempat yang paling sering terkena pada manula sebagian besar adalah wanita berusia 60 Th keatas dan kaitannya dengan osteoporosis demikian nyata sehingga insidensi fraktur columna femur digunakan sebagai ukuran osteoporosis yang berkaitan dengan umur dalam pengkajian dalam kependudukan. Namun hal ini bukan semata mata akibat penuaan, fraktur cenderung cendrung terjadi pada penderita osteopenia diatas rata rata, banyak diantaranya mengalami kelainan yang menyebabkan kehilangan dan kelemahan jaringan tulang misalnya osteomalacia, diabetes militus, stroke, alkoholisme, dan penyakit kronis lain.2.1.1. Mekanisme cideraCidera sering terjadi akibat jatuh (atau pukulan) pada trohanter mayor. Atau kaki wanita manula tersandung karpet dan pinggulnya terpuntir kearah ekstensi rotasi. Beberapa pasien mempunyai riwayat terkena fraktur compresi colum femur dimasa lalu.Sekali mengalami fraktur, caput dan colum bergeser kestadium yang semakin berat (Garden, 1961). Stadium I adalah fraktur yang tak sepenuhnya terinfeksi. Stadium II adalah fraktur lengkap tapi tidak bergeser. Stadium III adalah fraktur lengkap dengan pergeseran sedang. Dan Stadium IV adalah fraktur berubah dengan cepat menjadi stadium IV.2.1.2. PatologiCaput femoris mendapat persendiaan darah dari tiga sumber (1) pembuluh intermedula pada colum femur. (2) Pembuluh cervical asendens pada retikulum capsular, dan (3) pembuluh darah pada ligamentum capitis femoris. Pasokan intramedula selalu tergantung oleh fraktur, pembuluh retinakular juga dapat robek, kalau terdapat banyak pergeseran. Pada manula pasokan yang tersisa dalam ligamentum teres sangat kecil dan, pada 20% kasus tidak ada. Itulah yang menyebabkan tingginya insidensi cecrosis avaskuler pada fraktur colum femur yang disertai dislokasi.Fraktur transcervical, menurut definisi, bersifat intracapsular. Fraktur ini penyembuhannya buruk karena (1) robekan pembuluh capsul, cidera itu melenyapkanpersendian darah utama pada caput, (2) tulang intraarticular hanya mempunyai periosteum yang tipis dan tak ada kontak dengan jaringan lunak yang dapat membantu pembentukan callus, dan (3) cairan sinovial mencegah pembentukan hematome akibat fraktur itu. Karena itu ketetapan aposisi dan infaksi fragmen tulang menjadi lebih penting dari biasanya. Terdapat bukti bahwa aspirasi hemartrosis dapat meningkatkan aliran darah dalam caput femoris dengan mengurangi temponade (Harper, Barnes and Gregg, 1991).2.1.3.Gambaran KlinisBiasanya terdapat riwayat jatuh, yang diikuti nyeri pinggul. Tungkai pasien terletak pada posisi eksternal rotasi dan kaki tampak pendek. Tetapi, hati-hati, tidak semua fraktur pinggul sedemikian jelas. Pada fraktur yang terinpaksi pasien mungkin masih dapat berjalan, dan pasien yang sangat lemah atau cacat mental tidak mengeluh sekali pun mengalami fraktur bilateral.2.2. Anatomi dan Biomekanik Hip JointHip joint merupakan sendi yang arah gerakannya sangat luas atau yang biasa disebut dengan Ball and Socked joint. Hip joint juga bagian terpenting dalam pembentuk postur seseorang dan berperan penting dalam setiap aktivitas terutama dalam berjalan. Hip joint ini terbentuk atas beberapa tulang, ligamen, dan otot dimana kesemuanya itu saling berhubungan dan saling menguatkan.Beberapa tulang pembentuk hip joint :1. AcetabulumAcetabulum merupakan pertemuan antara os ilium, os ischium, dan os pubis yang bertugas sebagai mangkuk sendi. Dilapisi hyalin cartilage dan tertutup lagi acetabulum labrium yang merupakan fibro cartilage, keduanya tebal ditepi dan tipis di center2. Os FemurPada bagian Os femur terdapat dua bagian yang sangat terkait dalam pergerakan sendi Hip Joint, bagian itu adalah :A.Caput femurCaput femur merupakan tulang yang berbentuk setengah bola dilapisi hyalin cartilage, kedistal sebagai collum femoris (sering fraktur), kedistal terdapat trochanter mayor dan minor, selanjutnya kedistal sebagai (shaff of) femur.B. Collum FemurCollum femur merupakan processus tulang yang berbentuk piramidal yang menghubungkan corpus dengan caput femur dan membentuk sudut pada bagian medial. Sudut terbesar terjadi pada saat bayi dan akan berkurang seiring dengan pertumbuhan, sehingga pada saat pubertas akan membentuk suatu kurva pada aksis corpus kurva. Pada saat usia dewasa, collum femur membentuk sudut sebesar 1250dan bervariasi tergantung pada perkembangan pelvis wanita lebih besar.2.2.1. LigamenAda beberapa ligament pembentuk hip joint, dimana ligamen-ligament ini sangat kuat sebagai penyambung antara acetabulum dan caput femur. Ada lima ligament terkuat pada hip joint, antara lain :1. Ligamentum Capitis FemorisLigament ini diliputi oleh membran sinovial yang terbentang dari fosa acetabuli dimana terdapat bantalan lemak menuju ke caput femoris, selain itu ligament ini mengandung arteria yang menuju caput femoris yang datang dari r.acetabuli arteria abturatoria. Caput femoris disuplai oleh A circumfleksa medialis dan A circumfleksa lateralis.2. Ligamentum PubofemoralBerasal dari crista obturatoria dan membrana obturatoria yang berdekatan. Ligament ini memamcar kedalam capsula articularis zona orbicularis pada khususnya melanjukan diri melalui jalan ini ke femoris.3. Tranverse Acetabulum LigamentLigament ini berfungsi menjembatani incisura acerabuli dan seluruh permukaan caput femoris.4. Iliofemoral LigamentBerasal dari spina iliaca anteriorinferior dan pinggiran acetabulum serta membentang ke linea intertrochanterica. Ligament ini mempunyai daya rengang sebesar 350 kg.5. Ischiofemoral LigamentBerasal dari ischium di bawah dan berjalan hampir horizontal melewati collum femoris menuju ke perlekatan pars lateralis ligament iliofemoral. Ligamnet ini mencegah rotasi medial paha.2.2.2. Osteokinematik Hip JointHip merupakan sendi Ball and Socked joint sehingga gerakan sendinya sangat luas kesegala arah, adapun gerakan yang terjadi pada hip joint adalah :2.FleksiOtot penggerak utamanya adalah :2.2.Iliacus :Origonya : Superior 2/3 dari fossa iliaca crest, anterior crest, anterior sacroiliaca, dan iliolumbal ligament, ala of sacrum.Insersionya : tendon dari psoas major, dan body of femur2.3.Psoas mayor :Origo : sides of vertebral bodies dan conesponding intervertebralis disc of T12-L5 dan procesus transversus dari L1-L5.Insersio : Leser trochanter of femurSedangkan otot lain yang berhubungan dengan gerak fleksi adalah2.4.Sartorius :Origo : anterior superior iliac spine, upper aspec of iliac notchInsersio : Proksimal aspec of medial surface tibia3.ekstensi3.2.Gluteus MaksimusOrigo : Posterior gluteal line of ilium, iliac crest, dorsum of sacrum dan cocyx, saerotuberous ligamentInsersio : iliotibial tract, gluteal tuberositas femurSemitendinosus :Origo : ishial tuberositasInsersio : Proksimal aspect of medial surface tibiaSemimembrannosusOrigo : ischial tuberositasInsersio : Medial condilus tibiaBiceps Femoris :Origo : Ischial tuberositas, lateral tip of linea aspec femur dan lateral intermuscular septumInsersio : Lateral aspect of head fibula4.AbduksiGluteus mediusOrigo : outer surface ilium antara dan posterior dan anterior gluteal linesInsersio : Greater trohanter femurGluteal Minimus :Origo : outer surface ilium antara anterior dan posterior gluteal linesInsersio : greater trohanter femurSedangkan otot lain yang berhubungan dengan gerakan ini adalah :Tensor Facia LataeOrigo : anterior superior iliac spine, anterior aspect of auterlip ofiliac crestInsertio: illiotibial tractus aproximately 1/3 dwon the tight4. AdduksiAdductor MagnusOrigo : inferior rami of pubis dan ischium ischial tuberosityInsertio:a line fro great trochanterto linea aspera femur,linea aspera ,adductor tubercole ,medil supra condilare line of femurAdductor longusOrigo : Anterior aspec of pubisInsersio : Linea aspera along middle 1/3 femurAdductor brevisOrigo : Inferior ramus of pubisInsersio : line lesser trohanter to linea aspera, upper portion of linea asperaPectineusOrigo : pectineal line of pubisInsersio : Line from lesser trohanter to linea asperaGracilisOrigo : Body and ramus of pubisInsersio : proksimal aspecct of medial surface tibia5. Medial rotasiTensor facia lataeGluteaus minimusGluteus medius6.Lateral rotasiPiriformisOrigo : anterior suface sacrum, sacrotuberous ligamentInsersio : Freater trohanter femurGemellus superiorOrigo : iscial tuberositasInsersio : Greater trohanter femurObturator internus :Origo : Obturatory membran dan forament, inner surface of pelvis, inferior rami of pubis dan ischiumInsersio : greater trohanter femurObturator Eksternus :Origo : rami of pubis dan ischium, outer surface of obturatory membranInsersio : Greater trohanter femurQuadrratus femorisOrigo : ischial tubrosityInsersio : quadrate tuberosity femur2.3. Austin-moore Prothesis2.3.1 Definisi Austin-Moore ProthesisAustin Moore Prothesis adalah operasi dengan mengganti atau memindahkan hanya satu dari permukaan sendi dengan bentuk yang sama, sedangkan pada fraktur collum femur yang diganti adalah caput femur. Dengan cara memasukkan batang protese kedalam saluran tulang sumsum (medularycanal) dari tulang femur, biasanya juga menggunakan semen sebagai fiksasi sehingga permukaan sendi yang normal tidak terganggu.2.3.2. Indikasi Pemasangan Austin-Moore Prothesis1.Kondisi Lokala.Trauma akut seperti: Fraktur sub capitalb.Trauma terdahulu (fraktur, dislokasi yang tidak direduksi atau reposisi )c.Infeksi arthritis (Pyogenic)d.Artritis seperti remathoid dan osteoartrosise.Tuberculosis sendi Hipf.Tumor Jaringan lunak sebagaimana atau menyeluruhIndikasi yang mutlak seperti :a.Kekakuan kedua sendi Hipb.Keterbatasan salah satu fungsi tungkai karena nyeri dan kaku pada sebagaimana atau seluruh sendi (multiple stiff Joint)2.Kondisi UmumLuasnya nyeri, gerak dan keterbatasan fungsi atau mungkin ketiganya dan salah satunya menjadi pertimbangan operasi.2.3.3.Kontra Indikasi Operasi Austin-Moore ProtheseSepsis yang tersembunyi atau laten adalah kontra indikasi utama terhadap pergantian sendi. Arthroplasti yang terinfeksi merupakan bencana. Pasien dibawah usia 60 Tahun dipertimbangkan hanya kalau operasi lain tidak dapat dilakukan.2.3.4.Tata Pelaksanaan Operasi Austin-Moore Prothesis1.Letak sayatan (incision)2.anterolateral : antara tensor fasia latae gluteus3.Posterolateral : melalui bagian belakang kapsul4.Lateral : dengan charnley mendekati trocahnter mayor memotong dan fiksasi dengan wire5.Caput femur dipindahkan dan diganti dengan protese6.Fiksasi dengan semen atau jiak keseluruhan tulang telah tanpa menggunakan semen, tapi dengan press-fit fiksasi.2.3.5.Komplikasi Post Operasi Austin-Moore Prosthesis1.DislokasiPosisi terpenting yang sering terjadi dislokasi tergantung sayatan operasi :a.Anterolateral dan lateral : Hip dislokasi apabila ekstensi berlebihan, eksternal rotasi dan adduksi atau kombinasi dari ketiganya.b.Posterolateral : Hip dislokasi apabila fleksi berlebihan, internal rotasi dan adduksi atau kombinasi dari ketiganya.2.Pembendungan (wear)Bahan yang dapat menyebabkan pembendungan adalah bahan pits dan holes atau penggalan dari runtuhan serpihan dari bahan dengan pengulangan beban pada permukaan.3.Trombus VenaBanyak kasus program prophylactic warfirin atau aspirin memberikan resiko penggumpalan vena.4.FrakturFraktur dapat terjadi pada bagian distal sampai dengan ujung bawah batang protese atau pada bagian bawah dari batang dapat menonjol keluar melalui dinding lateral dari femur.5.Nyeri pada Post Operasi.Nyeri dapat terjadi pada daerah yang telah dilakukan operasi yang timbul karena adanya bekas luka sayatan operasi.6.KegagalanPada operasi total Hip replacement yang dilakukan 0,5 1 % mengalami kegagalan (Dandy 1993). Penyebab dari ini adalah kehilangan (loosening) atau karena infeksi dalam (deep infection).7.InfeksiInfeksi dapat terjadi pada tiap saat setelah operasi dilakukan, walaupun operasi telah mendapatkan penanganan (pencegahan dini untuk mencegah agar infeksi tidak terjadi). Infeksi sekunder dapat menyerang bagian tubuh yang telah ataubekas di operasi.8.OedemaOedema dapat terjadi pada saat setelah operasi dilakukan, karena adanya bekas luka sayatan operasi yang dapat menyebabkan terganggunya sirkulasidarah.9.Kekuatan OtotBiasanya terjadi karena bagian hip yang dioperasi jarang sekali digerakan sehingga otot yang berada disekitarnya menjadi tidak berkontraksi atau beraktifitas jika terus didiamkan akan mengakibatkan atropi dan kekuatan dari otot tersebut menjadi berkurang.