fraktur patologis pada femur

7
FRAKTUR PATOLOGIS PADA FEMUR Fraktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang abnormal. 1 Tulang yang abnormal tersebut bisa sangat lemah sehingga fraktur terjadi dengan trauma ringan atau bahkan pada aktivitas biasa. 1 Femur merupakan tulang tersering ketiga, setelah vertebrae dan pelvis, tempat ditemukannya metastasis tulang. Fraktur patologis pada femur merupakan yang paling sering membutuhkan intervensi pembedahan. Fraktur patologis pada femur merupakan 66 % fraktur patologis pada tulang panjang, dimana 87% terjadi pada femur proksimal dan shaft femur. Fraktur pada collum femur merupakan fraktur yang paling sering terjadi pada orang tua. Umur rata-rata 77 tahun pada wanita dan 72 tahun pada laki-laki, dan 80% terjadi pada wanita. Insidensi pada usia muda sangat rendah dan berhubungan dengan trauma hebat. Penyebab tersering fraktur patologis pada femur proksimal adalah osteoporosis. Klasifikasi berdasarkan lokasi terjadinya fraktur patologis pada femur : Fraktur caput femur Fraktur collum femur Fraktur intertrochanter femur Fraktur subtrochanter femur Fraktur shaft femur

Upload: hermawan-hmn

Post on 16-Jan-2016

114 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Patologis Pada Femur

FRAKTUR PATOLOGIS PADA FEMUR

Fraktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang abnormal.1 Tulang yang abnormal

tersebut bisa sangat lemah sehingga fraktur terjadi dengan trauma ringan atau bahkan pada

aktivitas biasa.1

Femur merupakan tulang tersering ketiga, setelah vertebrae dan pelvis, tempat ditemukannya

metastasis tulang. Fraktur patologis pada femur merupakan yang paling sering membutuhkan

intervensi pembedahan. Fraktur patologis pada femur merupakan 66 % fraktur patologis pada

tulang panjang, dimana 87% terjadi pada femur proksimal dan shaft femur.

Fraktur pada collum femur merupakan fraktur yang paling sering terjadi pada orang tua. Umur

rata-rata 77 tahun pada wanita dan 72 tahun pada laki-laki, dan 80% terjadi pada wanita.

Insidensi pada usia muda sangat rendah dan berhubungan dengan trauma hebat. Penyebab

tersering fraktur patologis pada femur proksimal adalah osteoporosis.

Klasifikasi berdasarkan lokasi terjadinya fraktur patologis pada femur :

         Fraktur caput femur

         Fraktur collum femur

         Fraktur intertrochanter femur

         Fraktur subtrochanter femur

         Fraktur shaft femur

         Fraktur femur distal (supracondyler/intercondyler)

s     Pada anamnesis yang mengarahkan kita kepada suatu fraktur patologis :2,3

         pasien dengan fraktur yang terjadi secara spontan atau pada trauma minor

         pola fraktur yang tidak biasa

         riwayat multipel fraktur sebelumnya

         usia tua

         riwayat keganasan atau penyakit metabolik

Page 2: Fraktur Patologis Pada Femur

         riwayat nyeri pada tempat fraktur sebelum terjadi fraktur

         faktor risiko seperti merokok maupun eksposure terhadap karsinogen

   Selain pemeriksaan fisik standar pada fraktur, diperlukan pemeriksaan tambahan seperti ada

tidaknya massa pada tempat fraktur, keterlibatan limfonodi regional. Pemeriksaan thyroid,

mammae, prostat dan rektum juga perlu dilakukan untuk mencari kemungkinan tumor primer.

    Pemeriksaan radiologis mencakup pemeriksaan foto polos standar pada fraktur. Penilaian

harus dilakukan secara menyeluruh : adakah lesi intra osseus, densitas tulang, massa  ekstra

osseus. Dari foto kita bisa menilai atau mendiagnosis suatu lesi  dengan melihat karakteristik dari

lesi tersebut antara lain densitas, formasi tulang, kalsifikasi, batas, reaksi jaringan sekitar.

Ketika kita mencurigai suatu fraktur patologis akibat metastasis :

    Bone survey untuk mencari kemungkinan kelainan pada tempat lain (metastasis pada

tulang yang lain, impending fraktur).

         Thorax AP

         Bone scans

         USG abdomen

         Pemeriksaan spesifik : mammografi, IVU, endoscopy

Tumor primer tidak dapat teridentifikasi pada 15 % kasus. 3 Penyebab terbanyak metastasis pada

tulang adalah karsinoma payudara (45%).4

Tumor primer maligna pada tulang relatif jarang, dan biasanya pada usia muda. Kita curiga suatu

tumor primer maligna pada tulang dari gambaran radiologis : tepi lesi yang tidak tegas, produksi

matriks, reaksi periosteal.3

Laboratorium

          darah lengkap dengan hapusan darah tepi

          elektrolit : serum kalsium, serum phosporus, alkali fosfatase

Page 3: Fraktur Patologis Pada Femur

          urinalisis

          test spesifik : test fungsi thyroid, CEA, PTH, PSA

Biopsi

Diagnosis suatu lesi secara histologis diperlukan pada semua lesi kecuali lesi tersebut bisa

diidentifikasi tanpa pemeriksaan histologis atau lesi tersebut tidak memerlukan suatu terapi. Pada

lesi yang tidak kita lakukan biopsi harus kita lakukan follow up selama 1 tahun untuk

memastikan lesi tersebut inaktif. Biopsi dapat dilakukan dengan fine needle, core biopsi, maupun

biopsi terbuka.

Prognosis fraktur patologis

Kebanyakan fraktur patologis dapat menyatu, karena laju deposisi pada penyembuhan fraktur

lebih cepat daripada laju resorbsi penyakit yang mendasari fraktur tersebut. Fraktur patologis

pada osteomielitis tidak akan menyatu sampai infeksi bisa terkontrol. Pada neoplasma ganas

seperti osteosarkoma, laju deposisi dan resorpsi tulang bisa sama cepat, sehingga bisa terjadi

delayed union dan merupakan suatu indikasi amputasi. Fraktur patologis akibat metastasis

neoplasma pada ekstrimitas biasanya memerlukan fiksasi internal dikombinasi dengan terapi

radiasi dan hormonal.1

Manajemen

Inisial :

         imobilisasi

         analgetik

         evaluasi proses patologis yang mendasari

         perbaikan keadaan umum

Non operatif :

Pada umumnya, fraktur akibat lesi benign dapat sembuh tanpa intervensi bedah. Waktu

penyembuhan lebih lama dibandingkan tulang normal, khususnya pada pasien dengan terapi

radiasi dan kemoterapi.3

Page 4: Fraktur Patologis Pada Femur

Terapi nonoperatif hanya diindikasikan pada pasien yang secara ekstrim memiliki resiko medis

yang besar jika dilakukan dengan operasi, sedangkan keadaan lain tanpa penyulit, maka

merupakan indikasi untuk dilakukan tindakan operasi.

Operatif :

Tujuan :          

-          mencegah osteopeni disuse

-          restorasi fungsi sehingga pasien dapat melakukan aktivitas

-          mengurangi nyeri

-          mengurangi waktu rawat inap

Kontraindikasi :3

-          Kondisi pasien tidak memungkinkan untuk toleransi operasi dan anestesi

-          Penurunan kesadaran

-          Harapan hidup < 1 bulan

Daftar pustaka :

1. 1.      Salter. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System 3rd Ed. Lippincot Williams & Wilkins. 1999

2. 2.      Bucholz RW. Rockwood and Green’s Fractures in Adults 6th Ed. Lippincot Williams & Wilkins. 2006

3. 3.      Kenneth. Handbook of Fractures. 3rd ed. Lippincot Williams & Wilkins. 2006

4. 4.      Sharma H, Bhagat S. Intramedullary nail for pathological femoral fractures. Journal of Orthopedic Surgery 2007:15(3);291-4

5. 5.      Devita. Cancer Principle & Practice of Oncology 7th Ed. Lippincot Williams & Wilkins. 2006

Diposkan oleh dr. Dika Patria I, M.Si.Med di 05.49

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Page 5: Fraktur Patologis Pada Femur

Poskan Komentar Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

▼   2011 (7) o ▼   September (6)

FRAKTUR PATOLOGIS PADA FEMUR

MASTEKTOMI RADIKAL

ETIOLOGI BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH)

IPSS (International Prostatic Symptom Score)

PATOFISIOLOGI LOWER URINARY TRACT SYMPTOMS (LUTS) ...

HUBUNGAN INTRAVESICAL PROSTATIC PROTRUSION (IPP), ...

o ►   Januari (1)

►   2010 (6)

Cari Blog Ini

Top of Form