fraktur radius ulna yoo

24
Fraktur Radius Ulna (Or) Written by Hadian Rahman Friday, 16 September 2011 14:42 LAPORAN KASUS A. IDENTITAS PASIEN Nama : Z Usia : 14 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Pelajar Alamat : Gangga, Lombok Utara Tanggal MRS : 7 November 2009 Tanggal Pemeriksaan : 7 November 2009 B. PRIMARY SURVEY 1. Jalan Napas (Airway) :Sumbatan jalan napas (-), secret pada mulut (-) 2. Pernapasan (Breathing) : Napas spontan, respirasi 20 x/menit 3. Sirkulasi (Circulation) : Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 92 kali/menit

Upload: jimmy-sederhana

Post on 23-Jul-2015

667 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Radius Ulna Yoo

Fraktur Radius

Ulna (Or)

Written by Hadian Rahman   

Friday, 16 September 2011 14:42

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Z

Usia : 14 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Gangga, Lombok Utara

Tanggal MRS : 7 November 2009

Tanggal Pemeriksaan : 7 November 2009

B. PRIMARY SURVEY

1. Jalan Napas (Airway) :Sumbatan jalan napas (-), secret pada mulut (-)

2. Pernapasan (Breathing) : Napas spontan, respirasi 20 x/menit

3. Sirkulasi (Circulation) : Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 92 kali/menit

4. Deformitas (Deformity) : Vulnus laceratum pada regio brachii sinistra, terlihat tulang. Angulasi

pada regio antebrachii sinistra 1/3 distal.

5. Keadaan Umum : sedang

Page 2: Fraktur Radius Ulna Yoo

6. Kesadaan : Compos Mentis

7. GCS : E4V5M6

C. SECONDARY SURVEY

Keluhan Utama :

Nyeri pada tangan kiri

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluhkan nyeri pada tangan kiri setelah terjatuh dari pohon mangga 4 jam sebelum MRS.

Pasien terjatuh dari ketinggian kurang lebih 4 meter dengan posisi tangan kiri sebagai tempat

bertumpu. Tidak ada riwayat pingsan. Tidak ada riwayat mual muntah. Pasien ingat kejadian. Tidak

ada nyeri kepala. Terdapat luka robek pada lengan atas kiri dan terlihat tulang. Terlihat juga bentuk

pergelangan tangan kiri tidak normal.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya. Pasien tidak mempunyai alergi terhadap obat-

obatan.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini

Pemeriksaan Fisik Umum :

Kepala – Leher : bentuk dan ukuran normal, hematome (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterus (-),

hematome pada leher (-), gerakan leher normal, nyeri saat leher digerakkan (-)

Thorax – Cardiovasculer :

Page 3: Fraktur Radius Ulna Yoo

Inspeksi : thorax tampak simetris, hematome (-), gerakan napas simetris

Palpasi : gerakan napas simetris, nyeri tekan (-)

Perkusi :

Cor : batas jantung : batas atas pada ICS II linea parasternal sinistra, batas bawah kiri pada ICS V linea

midclavicula sinistra, dan batas kanan bawah pada ICS IV linea parasternal kanan

Pulmo : terdengar sonor pada semua lapang paru

Auskultasi :

Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)

Pulmo : vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-

Abdomen – Pervic – Inguinal :

Inspeksi : abdomen datar, hematome (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.

Perkusi : thympani pada keempat quadran abdomen

Uro – Genital : hematome pada regio CVA (-), nyeri tekan suprapubik (-), hematuria (-), genital tidak

ada kelainan.

Anal – Perianal : tidak ada kelainan

Extremitas atas – Axilla :

Pada extremitas kanan : Hematome (-), deformitas (-), gerakan normal, nyeri saat digerakkan (-).

Page 4: Fraktur Radius Ulna Yoo

Pada extremitas kiri : vulnus laceratum (+) pada regio brachii 1/3 distal, terlihat tulang. Angulasi pada

regio antebtachii 1/3 distal. Gerakan terbatas, nyeri saat digerakkan (+)

Extremitas bawah : hematome (-), deformitas (-), gerakan normal, nyeri saat digerakkan (-)

Pemeriksaan Fisik Lokal (Status Lokalis) :

Vulnus laceratum pada regio brachii sinistra, 4 cm diatas siku, ukuran 4 cm x 2 cm dengan dasar

tulang. Terlihat tulang menonjol 1 cm dari permukaan luka. Tampak terjadi angulasi pada regio

antebrachii sinistra 1/3 distal, terlihat seperti garpu, vulnus (-), hematome (-), krepitasi (-), gerakan

terbatas, nyeri saat digerakkan (+).

Pemeriksaan Penunjang :

Laboratorium:

Hb : 12,3 mg%

Leukosit : 19.600/mm3

Trombosit : 353.000/mm3

Hematokrit : 37,7 %

Rontgen:

Rontgen Humerus : fraktur suprakondiler humeri sinistra

Rontgen antebrachii sinistra : fraktur radius dan ulna 1/3 distal

C. RESUME

Primary Survey :

Jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi : normal.

Page 5: Fraktur Radius Ulna Yoo

Deformitas pada extremitas atas sinistra.

Secondary Survey :

1. Anamnesis :

Pasien laki-laki, usia 14 tahun mengeluhkan nyeri pada tangan kiri. Luka robek (+), terlihat tulang

(+). Pergelangan tangan kiri bengkok.

2. Pemeriksaan Fisik :

Status generalis normal. Vulnus laceratum pada regio brachii sinistra, terlihat tulang. Terdapat

angulasi pada regio antebrachii sinistra 1/3 distal. Krepitasi (-). Gerakan terbatas.

3. Pemeriksaan Penunjang

Hb : 12,3 mg%

Rontgen Humerus : fraktur suprakondiler humeri sinistra

Rontgen antebrachii sinistra : fraktur radius dan ulna 1/3 distal

D. DIAGNOSIS :

1) Fraktur suprakondiler humeri sinistra terbuka derajat II

2) Fraktur radius dan ulna 1/3 distal tertutup

E. DIFERENSIAL DIAGNOSIS : (-)

F. USULAN PEMERIKSAAN UNTUK :

Diagnosis : (-)

Rencana Terapi : DL, BT, CT, Rontgen Thorax

Page 6: Fraktur Radius Ulna Yoo

G. RENCANA TERAPI :

Operatif :

Reposisi terbuka dan fiksasi interna (open reduction and internal fixation)

H. PROGNOSIS : Dubius ad Bonam

TINJAUAN PUSTAKA

A. FRAKTUR1

1. Definisi

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan.

2. Klasifikasi Fraktur

Fraktur dapat dibagi menjadi:

a. Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia

luar.

b. Frakur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan

dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. Fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat

(menurut R. Gustillo), yaitu:

Derajat I:

1. Luka < 1cm

2. Kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka remuk

3. Fraktur sederhana, tranversal, oblik, atau kominutif ringan

Page 7: Fraktur Radius Ulna Yoo

4. Kontaminasi minimal

Derajat II:

1. Laserasi > 1 cm

2. Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulsi

3. Fraktur kominutif sedang

4. Kontaminasi sedang

Derajat III:

1. Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan

neurovaskular serta kontaminasi derajat tinggi.

3. Deskripsi Fraktur

Untuk menjelaskan keadaan fraktur, hal-hal yang perlu dideskripsikan adalah:

1. Komplit/tidak komplit

a. Fraktur komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua

korteks tulang seperti terlihat pada foto.

b. Fraktur tidak komplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang, seperti:

1. Hairline fracture (patah retak rambut)

2. Buckle fracture atau torus fracture, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan

kompresi tulang spongiosa dibawahnya, biasanya pada distal radius anak-anak

3. Greenstick fracture, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang

terjadi pada tulang panjang anak

Page 8: Fraktur Radius Ulna Yoo

2. Bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma

a. Garis patah melintang: trauma angulasi atau langsung

b. Garis patah oblik: trauma angulasi

c. Garis patah spiral, trauma rotasi

d. Fraktur kompresi: trauma aksial-fleksi pada tulang spongiosa

e. Fraktur avulsi: trauma tarikan/traksi otot pada insersinya di tulang, misalnya fraktur patela

3. Jumlah garis patah

a. Fraktur kominutif: garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan

b. Fraktur segmental: garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan. Bila dua garis

patah disebut pula fraktur bifokal

c. Fraktur multipel: garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya,

misalnya fraktur femur, fraktur kruris, dan fraktur tulang belakang

4. Bergeser/tidak bergeser

a. Fraktur undisplaced (tidak bergeser), garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak

bergeser, periosteumnya masih utuh

b. Fraktur displaced (bergeser), terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang juga

disebut lokasi fragmen, terbagi:

1. Dislokasi ad longitudinum cum contractionum (pergeseran searah sumbu dan

overlapping)

2. Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut)

Page 9: Fraktur Radius Ulna Yoo

3. Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauhi)

5. Terbuka-tertutup

a. Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan

dunia luar

b. Frakur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan

dunia luar karena adanya perlukaan di kulit.

6. Komplikasi-tanpa komplikasi, bila ada harus disebut. Komplikasi dapat berupa komplikasi dini

atau lambat, lokal atau sistemik, oleh trauma atau akibat pengobatan

Dalam menegakkan diagnosis fraktur harus disebut jenis atau bagian tulang yang mempunyai

nama sendiri, kiri atau kanan, bagian mana dari tulang (proksimal, tengah, atau distal), komplit

atau tidak, bentuk garis patah, jumlah garis patah, bergeser atau tidak bergeser, terbuka atau

tertutup dan komplikasi bila ada.

4. Diagnosis

a. Anamnesis

Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. Trauma harus diperinci kapan

terjadinya, dimana terjadinya, jenisnya, berat-ringan trauma, arah trauma, dan posisi pasien

atau ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme trauma). Jangan lupa untuk meneliti

kembali trauma di tempat lain secara sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan perut

b. Pemeriksaan umum

Dicari kemungkinan komplikasi umum seperti syok pada fraktur multipel, fraktur pelvis,

fraktur terbuka; tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka yang mengalami infeksi

c. pemeriksaan status lokalis

Page 10: Fraktur Radius Ulna Yoo

Tanda-tanda klinis pada fraktur tulang panjang:

a.

1. Look, dicari apakah terdapat:

1) Deformitas, terdiri dari penonjolan yang abnormal(misalnya pada fraktur kondilus

lateralis humerus), angulasi, rotasi, dan pemendekan)

2) Functio laesa (hilangnya fungsi), misalnya pada fraktur kruris tidak dapat berjalan

3) Lihat juga ukuran panjang tulang, bandingkan kiri dan kanan, misalnya pada tungkai

bawah meliputi apparent length (jarak antara umbilikus dengan maleolus medialis)

dan true length (jarak antara SIAS dengan maleolus medialis)

a.

1. Feel, apakah terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan nyeri sumbu tidak dilakukan lagi karena

akan menambah trauma.

2. Move, untuk mencari:

1) Krepitasi, terasa bila fraktur digerakkan. Tetapi pada tulang spongiosa atau tulang

rawan epifisis tidak terasa krepitasi. Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan

karena menambah trauma

2) Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif

3) Seberapa jauh gangguan-gangguan fungsi, gerakan-gerakan yang tidak mampu

dilakukan, range of motion (derajat dari ruang lingkup gerakan sendi), dan

kekuatan

5. Penatalaksanaan

Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan

pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernapasan (breathing), dan sirkulasi

(circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru

Page 11: Fraktur Radius Ulna Yoo

dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara terperinci. Waktu terjadinya kecelakaan

penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di RS, mengingat golden period 1-6

jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan

fisik secara cepat, singkat dan lengkap. Kemudian, lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai

dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat

pada jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto.

Pengobatan fraktur bisa konservatif atau operatif.

Terapi konservatif, terdiri dari:

1. Proteksi saja, misalnya mitela untuk fraktur collum chirurgicum humeri dengan kedudukan

baik

2. Imobilisasi saja tanpa reposisi, misalnya pemasangan gips pada fraktur inkomplit dan fraktur

dengan kedudukan baik

3. Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips, misalnya pada fraktur suprakondilus, fraktur colles,

fraktur Smith. Reposisi dapat dalam anestesi umum atau lokal

4. Traksi, untuk reposisi secara perlahan. Pada anak-anak dipakai traksi kulit (traksi Hamilton

Russel, traksi Bryant). Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg. Untuk traksi

dewasa/traksi definitif harus traksi skeletal berupa balanced traction.

Terapi operatif, terdiri dari:

1. Reposisi terbuka, fiksasi interna.

2. Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi eksterna

Terapi operatif dengan reposisi anatomis diikuti dengan fiksasi interna (open reduction and

internal fixation), artroplasti eksisional, ekssisi fragmen, dan pemasangan endoprostesis

Tindakan pada fraktur terbuka harus dilakukan secepat mungkin. Penundaan waktu dapat

mengakibatkan komplikasi infeksi. Waktu yang optimal untuk bertindak sebelum 6-7 jam (golden

Page 12: Fraktur Radius Ulna Yoo

period). Berikan toksoid, antitetanus serum (ATS), atau tetanus human globulin. Berikan

antibiotik untuk kuman Gram positif dan negatif dengan dosis tinggi. Lakukan pemeriksaan kultur

dan resistensi kuman dari dasar luka fraktur terbuka.

6. Komplikasi2

Komplikasi fraktur yang penting adalah :

a. Komplikasi dini

1. Lokal

1) Vaskuler : compartment syndrome (Volkmann iskemia), trauma vaskuler.

2) Neurologis : lesi medula spinalis atau saraf perifer

2. Sistemik : emboli lemak

b. Komplikasi lanjut

1. Lokal :

1) Kekakuan sendi/kontraktur

2) Disuse atropi otot-otot

3) Malunion

4) Nonunion/infected nonunion

5) Gangguan pertumbuhan (fraktur epifisis)

6) Osteoporosis post trauma

B. FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERI2

Page 13: Fraktur Radius Ulna Yoo

1. Pendahuluan

Fraktur pada ujung distal humerus bisa diklasifikasikan menjadi : (1) Fraktur Suprakondiler,

(2) Fraktur Transkondiler, (3) Fraktur Interkondiler, (4) Fraktur Kondiler (lateral dan medial), (5)

Fraktur permukaan sendi (trochlea dan kapitelum), dan (6) Fraktur Epikondilus3.

Bentuk tulang pada humerus 1/3 distal, terutama pada suprakondiler humerus berlainan

anatominya. Di daerah ini terdapat titik lemah, dimana tulang humerus menjadi pipih disebabkan

adanya fossa olecranon di bagian posterior dan fossa koronoid di bagian anterior. Maka mudah

dimengerti di daerah ini merupakan titik lemah kalau ada trauma di daerah siku. Lebih-lebih pada

anak-anak sering dijumpai adanya patah di daerah ini.

2. Mekanisme Trauma

Ada dua macam mekanisme terjadinya patah yang menyebabkan dua macam tipe patah

suprakondiler yang terjadi:

a. Tipe ekstensi. Trauma terjadi ketika siku dalam posisi hiperekstensi, lengan bawah dalam posisi

supinasi. Hal ini akan menyebabkan patah pada suprakondiler dimana fragmen distal akan

mengalami dislokasi ke anterior dari fragmen proksimal humerus

b. Tipe fleksi. Trauma terjadi ketika posisi siku dalam fleksi (40), sedang lengan bawah dalam

posisi pronasi. Hal ini menyebabkan fragmen distal humeri mengalami dislokasi ke posterior

dari fragmen proksimal humeri.

Paling sering dijumpai adalah tipe fleksi. Karena ujung fragmen proksimal humeri menonjol

ke anterior pada tipe fleksi, bisa terjadi kerusakan pada jaringan lunak yang berada di bagian

anterior siku, yakni tertekannya atau terobeknya arteri brakhialis dan nervus medianus, atau

sampai menembus subkutis dan kutis menyebabkan luka menjadi fraktur terbuka.

Apabila terjadi arteri Brakhialis tertekan, dapat terjadi komplikasi yang disebut dengan

Volkmann’s iskemia. Tanda-tanda klinis adanya Volkmann’s iskemia ditemukan adanya:

Page 14: Fraktur Radius Ulna Yoo

1. Sakit (pain)

2. Denyut nadi arteri Radialis yang berkurang (pulse lessness)

3. Pucat (pallor)

4. Rasa kesemutan (parestesia, baal)

5. Kelumpuhan (paralisis)

3. Gejala Klinis

Pada tipe ekstensi posisi siku dalam posisi ekstensi. Daerah siku tampak pembengkakan

kadang pembengkakan hebat sekali, kalau pembengkakan tidak hebat dapat teraba tonjolan

fragmen distal di bawah subkutis.

Pada tipe fleksi posisi siku dalam posisi fleksi (semi fleksi), kalau pembengkakan tidak hebat

dapat teraba ujung fragmen humerus bagian proksimal, ditambah nyeri gerak, nyeri tekan.

Pemeriksaan penunjang dengan radiologi proyeksi AP/LAT, jelas dapat dilihat tipe ekstensi atau

fleksi.

4. Penatalaksanaan

Kalau pembengkakan tidak hebat dapat dicoba dilakukan reposisi dalam narkosa umum.

Penderita tidur terlentang, siku dalam posisi ekstensi, penolong menekuk bagian distal, sedang

asisten menahan bagian proksimal.

Setelah tereposisi, posisi siku dibuat fleksi secara perlahan-lahan. Gerakan fleksi diteruskan

sampai arteri radialis mulai tak teraba. Kemudian diekstensi siku sedikit untuk memastikan arteri

radialis teraba lagi. Dalam posisi fleksi maksimal ini dilakukan imobilisasi dengan gips spal. Posisi

fleksi maksimal dipindahkan karena penting untuk menegangkan otot trisep yang berfungsi

sebagai internal splint.

Kalau dalam pengontrolan dengan radiologi hasilnya sangat baik gips dapat dipertahankan

Page 15: Fraktur Radius Ulna Yoo

dalam 3-6 minggu.

Dalam pengontrolan pasca reposisi harus diikuti suara denyut arteri Radialis untuk

menghindarkan terjadi komplikasi Volkmann’s iskemia. Kalau dalam pengontrolan ditemukan

tanda-tanda Volkmann’s iskemia secepatnya posisi siku diletakkan dalam ekstensi, untuk

imobilisasinya diganti dengan skin traksi dengan sistem Dunlop.

Pada penderita dewasa kebanyakan patah didaerah suprakondiler garis patahnya

berbentuk T atau Y, yang membelah sendi untuk menanggulangi hal ini lebih baik dilakukan

tindakan operasi dengan pemasangan internal fiksasi

Fraktur suprakondiler pada orang dewasa biasanya diterapi mirip dengan pada fraktur

batang humerus dengan gantungan lengan atau dengan bidai. Reduksi terbuka dan fiksasi

internal (open reduction and internal fixation) dilakukan hanya pada adanya kerusakan

neurovaskuler atau jika posisi yang memuaskan dari fraktur tersebut tidak bisa didapatkan dari

metode tertutup3.

Pemeriksaan neurovaskuler yang seksama pada lengan merupakan pemeriksaan dasar,

terutama pada fraktur suprakondiler tipe ekstensi (angulasi apek ke enterior). Arteri brachialis

bisa robek oleh fragmen fraktur proksimal, baik pada saat kecelakaan atau selama reduksi, dan

sindrom kompartemen bisa muncul. Ketiga saraf utama yang menyilang siku bisa terluka, tetapi

saraf median dan radius merupakan saraf yang paling banyak terkena3.

Sekrup menyilang atau paku menyilang bisa digunakan dengan hasil yang baik. Sekrup atau

paku harus ditempatkan pada bagian pilar medial dan lateral dan bisa mengikat korteks posterior

tulang. Kami memilih menggunakan sekrup dengan mengebor fragmen distal sehingga terjadi

penekanan saat sekrup tersebut ditautkan. Jika salah satu atau kedua colum mengalami fraktur

kominutif, plat yang bisa dibentuk bisa digunakan untuk merekontruksi pilar humerus. Plat

DuPont bisa digunakan pada colum lateral saja jika colum medial tidak mengalami fraktur

kominutif, seperti yang dijelaskan oleh Waddell et all. Fiksasi internal yang kaku diperlukan jika

menginginkan bisa menggerakkan siku dengan cepat. Jika dilakukan reduksi terbuka,tujuannya

harus mantap yaitu dengan menggunakan fiksasi internal yang kaku.jika tidak, perlu

Page 16: Fraktur Radius Ulna Yoo

direncanakan terapi nonoperatif3.

Jika terdapat kontraindikasi operasi karena pembengkakan yang berat, terjadi trauma, kulit

yang memar atau karena kondisi pasien sendiri, fraktur suprakondiler yang bergeser tersebut

bisa diterapi dengan hasil yang memuaskan menggunakan traksi paku pada lengan atau pada

bagian atas kepala olecranon sampai terapi operatif dapat dilakukan. Perawatan rumah sakit

yang lama dibutuhkan jika traksi merupakan terapi definitive3.

5. Komplikasi

Volkmann’s iskemia, terjepitnya arteri Brachialis yang akan menyebabkan nekrosis otot-

otot dan saraf. Nekrosis akan terjadi mulai 6 jam terjadinya iskemik. Maka penaggulangan

Volkmann’s iskemia sangat penting sebelum 6 jam arteri harus sudah bebas.

Kalau dilakukan perubahan posisi ekstensi denyut arteri radialis masih belum teraba perlu

dilakukan arteriografi dulu, untuk menentukan lokasi sumbatannya, kemudian dilakukan operasi

eksplorasi arteri Brachialis, dicari penyebabnya. Operasi dapat berupa repair arteri yang robek,

atau kalau perlu reseksi arteri dan dilakukan vena graft.

Kalau Volkmann’s iskemia tidak ditolong segera akan menyebabkan Volkmann’s

kontraktur, dimana terjadi otot-otot fleksor lengan bawah menjadi nekrosis dan akhirnya

fibrosis, sehingga tangan tidak dapat berfungsi lagi.

Mal union cubiti varus (carrying angle berubah) dimana siku berbentuk O, secara fungsi

baik, tetapi kosmetik kurang baik. Perlu dilakukan koreksi dengan operasi meluruskan siku

dengan teknik French osteotomy.

C. FRAKTUR RADIUS ULNA2

1. Pendahuluan

Pada ulna dan radius sangat penting gerakan-gerakan pronasi dan supinasi. Untuk

mengatur gerakan ini diperlukan otot-otot supinator, pronator teres, dan pronator kuadratus.

Page 17: Fraktur Radius Ulna Yoo

Yang bergerak supinasi-pronasi (rotasi) adalah radius.

2. Mekanisme Trauma

Umumnya trauma yang terjadi pada antebrachii adalah trauma langsung, dimana radius

dan ulna patah satu level yaitu biasanya pada 1/3 tengah dan biasanya garis patahnya tranversal.

Tetapi bisa pula terjadi trauma tak langsung yang akan menyebabkan level garis patah pada

radius dan ulna tak sama dan bentuk garis patahnya juga dapat berupa oblique atau spinal.

3. Diagnosis

Patah radius ulna mudah dilihat, adanya deformitas di daerah yang patah, bengkak,

angulasi, rotasi (pronasi atau supinasi), perpendekan.

Pada pemeriksaan rontgen antebrachii AP/LAT ditemukan garis patahnya dan level garis

patahnya serta dislokasinya

4. Penatalaksanaan

Dilakukan reposisi tertutup. Prinsipnya dengan melakukan traksi ke arah distal dan

mengembalikan posisi tangan yang sudah berubah akibat rotasi.

Untuk menempatkan posisi tangan dalam arah yang benar harus dilihat letak garis

patahnya. Kalau garis patahnya 1/3 proksimal, posisi fragmen proksimal selalu dalam posisi

supinasi karena kerja otot-otot supinator. Maka untuk mendapatkan kesegarisan yang baik

fragmen distal diletakkan dalam posisi supinasi.

Kalau letak garis patahnya di tengah-tengah (1/3 tengah), posisi radius dalam posisi netral

akibat kerja otot-otot supinator dan otot pronator seimbang. Maka posisi bagian distal

diletakkan dalam posisi netral.

Kalau letak garis patahnya 1/3 distal, radius selalu dalam posisi pronasi karena kerja otot-

otot pronator quadratus, posisi seluruh lengan harus dalam posisi pronasi.

Setelah ditentukan kedudukannya baru dilakukan immobilisasi dengan gips sirkular di atas

Page 18: Fraktur Radius Ulna Yoo

siku. Gips dipertahankan 6 minggu. Kalau hasil reposisi tertutup tidak baik, dilakukan tindakan

operasi (open reposisi) dengan pemasangan internal fiksasi dengan plate-screw (AO)

5. Komplikasi

Dapat terjadi delayed union, non union, mal union

PEMBAHASAN

Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan nyeri pada tangan kiri setelah terjatuh dari pohon.

Pada primary survey tidak didapatkan gangguan pada jalan napas, gangguan pernapasan, maupun

gangguan sirkulasi. Namun didapatkan deformitas pada extremitas atas kiri.

Pada kasus ini terdapat dua jenis fraktur yang diderita oleh pasien yaitu fraktur terbuka pada

humerus sinistra dan fraktur tertutup pada radius dan ulna. Berdasarkan derajat fraktur terbuka, pada

kasus ini didapatkan derajat fraktur pada humerus yaitu fraktur terbuka derajat II. Ini berdasarkan luas

luka > 1 cm, terdapat kerusakan jaringan, dan adanya kontaminasi sedang.

Terapi pada pasien ini yaitu tindakan operatif dengan teknik reposisi terbuka dan fiksasi interna.

Terapi ini dipilih karena adanya fraktur terbuka derajat II pada humerus sinistra.

Prognosis pada kasus ini yaitu dubius ad bonam karena pasien datang masih dalam golden

period, sehingga resiko terjadinya infeksi minimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer, A (ed), 2001, Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga, Media Aesculapius FKUI, Jakarta

2. Reksoprodjo, S (ed), 1999, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Ilmu Bedah FKUI/RSCM. Binarupa

Aksara, Tanggerang

Canale, S.T (ed), 2003, Campbell’s Operative Orthopaedics volume three tenth edition, Mosby,

Philadelphia