fraud ch 11 12

8
1 BAB 11 Tujuan Audit Investigatif Investigasi merupakan proses yang panjang dan mahala dan bis berdampka negative terhadap perusahaan atau stakeholders sehingga pimpinan perusahaan atau lembaga perlu menetapkan apa yang sesungguhnya tujuan dari sebuah investigasi sebelum memulai investigasi tersebut. Proses investigasi memakan waktu yang lama karena diikuti dengan banyak pihak yang terlibat baik dari internal maupun eksternal dan memakan biaya yang cukup mahal. Hal penting yang dipertaruhkan dalam investigasi adalah reputasi perusahaan itu sendiri jika pengungkapan investigasi tidak dikomunikasikan secara baik. Oleh karena itu tujuan dari investigasi harus disesuaikan dengan keadaan khusus yang dihadapai dan ditentukan sebelum investigasi dimulai. Tujuan Investigasi Menurut K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Pivket dalam Financial crime Investigation dan Control (2002), tujuan investigasi adalah:  Memberhentikan manajemen, yang bertujuan sebagi teguran keras karena manajemen lalai dalam mengawasi dan mencegah terjadinya kecurangan yang dilakukan karyawan.  Memeriksa, mengumpulkan dan menilai cukup tidaknya dan relevannya bukti.  Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah.  Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi. Banyak bukti yang diperlukan sehingga kemungkinan besar semakin banyak bukti yang disembunyikan. Sehingga tujuan investigasi ini untuk menjaga keutuhan keutuhan dokumen.  Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang terjadi.  Memastikan bahwa semua orang terutama yang diduga pelaku kejahatan, mengerti kerangka acuan dari investigasi tersebut dengan harapan mereka bersikap kooperatif.  Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak dapat lolos dari perbuatannya yang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, pertama lakukan penuntutan tanpa pandang bulu dan

Upload: iracumi

Post on 15-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fraud

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 fraud ch 11 12

    1/8

    1

    BAB 11

    Tujuan Audit Investigatif

    Investigasi merupakan proses yang panjang dan mahala dan bis berdampka negative

    terhadap perusahaan atau stakeholders sehingga pimpinan perusahaan atau lembaga perlu

    menetapkan apa yang sesungguhnya tujuan dari sebuah investigasi sebelum memulai investigasi

    tersebut. Proses investigasi memakan waktu yang lama karena diikuti dengan banyak pihak yang

    terlibat baik dari internal maupun eksternal dan memakan biaya yang cukup mahal. Hal penting

    yang dipertaruhkan dalam investigasi adalah reputasi perusahaan itu sendiri jika pengungkapan

    investigasi tidak dikomunikasikan secara baik. Oleh karena itu tujuan dari investigasi harus

    disesuaikan dengan keadaan khusus yang dihadapai dan ditentukan sebelum investigasi dimulai.

    Tujuan Investigasi

    Menurut K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Pivket dalam Financial crime Investigation dan

    Control (2002), tujuan investigasi adalah:

    Memberhentikan manajemen, yang bertujuan sebagi teguran keras karena manajemenlalai dalam mengawasi dan mencegah terjadinya kecurangan yang dilakukan karyawan.

    Memeriksa, mengumpulkan dan menilai cukup tidaknya dan relevannya bukti. Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah. Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi. Banyak bukti

    yang diperlukan sehingga kemungkinan besar semakin banyak bukti yang

    disembunyikan. Sehingga tujuan investigasi ini untuk menjaga keutuhan keutuhan

    dokumen.

    Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yangterjadi.

    Memastikan bahwa semua orang terutama yang diduga pelaku kejahatan, mengertikerangka acuan dari investigasi tersebut dengan harapan mereka bersikap kooperatif.

    Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak dapat lolos dari perbuatannya yang dapatdilakukan dengan dua cara yaitu, pertama lakukan penuntutan tanpa pandang bulu dan

  • 5/25/2018 fraud ch 11 12

    2/8

    2

    yang kedua kejar asset yang sudah dicuri pelaku sampai dapat dan meminta pelaku untuk

    mengundurkan diri.

    Membersihkan semua karyawan yang bermental penjahat. Memastikan bahwa perusahaab tidak lagi menjadi sasaran pencurian. Menentukan bagaimana kelanjutan investigasi. Apakah investigasi akan diperluas atau

    diperdalam atau justru dibatasi lingkupnya.

    Melaksanakan investigasi sesuai standar, sesuai peraturan perusahaan dan sesuai bukupedoman.

    Menyediakan laporan kemajuan secara teratur untuk membantu pengambilan keputusanpada investigasi selanjutnya.

    Memastikan pelaku kejahatan tidak melarikan diri atau menghilang sebelum tindak lanjutyang tepat diambil.

    Mengumpulkan cukup bukti yang dapat diterima pengadilan dengan sumber dayaseminimal mungkin.

    Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi dan mengambilkeputusan yang tepat mengenai tindakan yang harus diambil.

    Mendalami tuduhan untuk menanggapinya secara tepat. Sehingga tidak menelan mentah-mentah informasi yang didapat.

    Memastikan bahwa hubungan dan suasana kerja tetap baik. Melindungi nama baik perusahaan atau lembaga Mnegikuti seluruh kewajiban hokum dan mematuhi semua ketentuan mengenai due

    diligence dan klaim kepada pihak ketiga.

    Melaksanakan investigasi dalam koridor kode etik. Menentukan siapa pelaku dan mengumpulkan bukti mengenai niatnya dengan maksud

    menyeret si pelaku ke pengadilan pidana.

    Mengumpulkan bukti yang cukup untuk menindak pelaku dalam perbuatan yang tidakterpuji.

    Mengidentifikasi praktek menejemn yang tidak dapat dipertanggung jawab atau perilakuyang melakukan tanggung jawab.

  • 5/25/2018 fraud ch 11 12

    3/8

    3

    Mempertahankan kerahasiaan dan memastikan bahwa perusahaan atau lembaga ini tidakterperangkap dalam ancaman tuntutan pencemaran nama baik.

    Mengidentifikasi saksi yang melihat atau mengetahui terjadinya kecurangan danmemastikan bahwa mereka memberikan bukti yang mendukung tuduhan atau dakwaan

    terhadap si pelaku.

    Memberikan rekomendasi mengenai bagaimana mengelola resiko terjadinya kecuranganini dengan tepat.

    Bab 12

    Investigasi dan Audit Investigatif

    Aksioma Dalam Investigasi

    Menurut filsuf yunani, aksioma adalah klaim atau pernyataan yang dapat dianggap benar

    tanpa perlu pembuktian lanjut. Aksioma atau postulate adalah pernyataan (proposition) yang

    tidak dibuktikan atau tidak diperagakan dan dianggap sudah jelas dengan sendirinya (self

    evident). Kebenaran dari proposisi ini tidak dipertanyakan lagi ( taken for granted). Aksiomadapt dikatakan sebagai titik tolak untuk menarik kesimpulan tentang suatu kebenaran yang harus

    dibuktikan.

    Menurut ACFE dalam melakukan investigasi terdapat tiga aksioma

    Aksioma-1 Fraud is hidden Aksioma-2 Reverse proof Aksioma-3 Existance of fraud

    Fraud is Hidden

    Modus operandi dari fraud ini adalah mengandung tipuan untuk menyembunyikan fraud

    yang sedang berlangsung. Yang Nampak pada permukaan bukanlah yang sebenarnya terjadi atau

    berlangsung. Sebagai contoh perampokan bank yang dilakukan segerombolan orang yang masuk

  • 5/25/2018 fraud ch 11 12

    4/8

    4

    ke bank kemudian menodongkan pistol dan memaksa petugas untuk mengisi tas mereka dengan

    uang kemudian kabur dengan kecepatan tinggi, aksi mereka jg terekam kamera cctv dan

    disaksikan nasabah bank yang sedang melakukan transaksi bank.

    Kemudian bandingkan dengan pencurian yang dilakukan direksi bank atau kepal cabang

    dengan memfasilitasi pelanggannya dengan membuka L/C fiktif atau memberikan kredit bodong

    yang segera menjadi NPL (Non Performing Loan). Dalam kejadian ini terjadi dua hal, pertama di

    permukaan seolah-olah terjadi transaksi perbankan yang normal antar banker dan pelanggana.

    Dan yang kedua scenario tersebut tidak terpisah, satu menguatkan yang lain dalam jaringan yang

    rapi. Ada arranger. Kalau perlu, ada seremoni penandatanganan perjanjian kredit atau L/C yang

    dihadiri pejabat negara.

    Adegan pertama pembobolan yang pertama terlihat kasar dan kasat mata. Adegan kedua

    pembobolan dilakukan secara professional dan terlihat bersih. Jumlahnya pun berbeda adegan

    pertama mungkin hanya mendapat ratusan juta sedangkan adegan kedua bisa mencapai miliaran

    rupiah.

    Reverse Proof

    Secara harfian berarti pembuktian terbalik. Agar kita tidak terbalik dengan dengan istilah

    hokum, maka penulis menyebut reverse proof sebagau pembuktian fraud secara timbale balik.

    Penjelasan ACFE mengenai aksioma fraud yang kedua The examination of fraud is

    approached from two perspectives. To prove that a fraud has occurred, the proof must be include

    attempts to prove it has not occurred. The reverse is also true. In attempting to prove fraud has

    not occurred, that proof must also attempt to prove that is has. Terjemahannya sebagai berikut

    pemeriksaan fraud didekai dari dua arah. Untuk membuktikan fraud memang terjadi, pembuktian

    harus meliputi upaya untuk membuktikan bahwa fraud tidak terjadi dan sebaliknya. Dalam upaya

    membuktikan fraud tidak terjadi, pembuktian harus meliputi upaya untuk membuktikan bahwa

    fraud memang terjadi.

  • 5/25/2018 fraud ch 11 12

    5/8

    5

    Existence of Fraud

    Aksioma ini bermaksud bahwa hanya pengadilan yang berhak menetapkan fraud memang

    terjadi atau tidak. Pemeriksa fraud berupaya membuktikan bahwa terjadi atau tidak terjadinya

    fraud. Namun, hanya pengadilan yang mempunyai kewenangan untuk menetapkan hal itu.

    Dalam upaya menyelidiki adanya fraud pemeriksa membuat dugaan apakah seseorang itu

    bersalah atau tidak. Bersalahnya atau tidaknya seseorang merupakan dugaan atau bagian dari

    teori fraud, sampai pengadilan memberikan vonis.

    Predication

    Langkah awal yang dilakukan akuntan forensic dalam audit investigative adalah

    menyusun predication. Dalam Fraud Examiners Manual (2006) menjelaskan predication adalah

    keseluruhan peristiwa dan segala hal yang terkait atau berkaitan yang membawa seseorang cukup

    terlatih dan berpengalaman dengan kehati-hatian yang memadai, kepada kesimpulan bahwa

    fraud telah, sedang adau berlangsung. Predication dapat dikatan sebagai dasar dalam memulai

    investigasi.

    Pemeriksaan Dalam Hukum Acara Pidana

    UU hokum acara pidana (UU No.8 tahun 1981) mengatur tahapan hokum acara pidana:

    1. Penyelidikan2. Pnyidikan3. Penuntutan4. Pemeriksaan di siding pengadilan5. Putusan pengadilan6. Upaya hokum7. Pelaksanaan putusan pengadilan8. Pengawasan pelaksanaan putusan pengadilan

    Penyelidikan

    Penyelidikan adalah kegiatan mencari dan menemukan perbuatan yang diduga tindak

    pidana yang bertujuan untuk memastikan dapat atau tidaknya penyidikan dilakukan.

  • 5/25/2018 fraud ch 11 12

    6/8

    6

    Penyelidik memiliki wewenang:

    1. Menerima laporan adanya dugaan tindak pidana2. Mencari barang bukti3. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa pengenal diri

    Atas perintah penyidik, penyelidik dapat melakukan tindakan berupa:

    1. Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.2. Pemeriksaan dan penyitaan surat3. Membawa dan menghadapkan seseorang pada penyidik

    Penyidik

    Penyidikan adalah kegiatan mencari dan mengumpulkan bukti, dengan bukti tersebut

    diharapkan menemukan titik terang tindak pidana yang terjadi dan menemukan tersangkanya.

    Untuk mengumpulkan barang bukti UU member kewenangan penyidik untuk melakukan:

    1. Menggeledah dan menyita surat dan barang bukti2. Memanggil dan memeriksa saksi yang keterangannya dituangkan dalam berita acara

    pemeriksaan saksi

    3. Memanggil dan memeriksa tersangka dimana keterangannya dituangkan dalam beritaacara pemeriksaan tersangka.

    4. Mnedatangkan ahli untuk memperoleh keterangan ahli yang dapat juga diberikan dalambentuk laporan ahli

    5. Menahan tersangka dalam hal tersangka dikhawatirkan akan melarikan diri,menghilangkan barang bukti atau mengulangi kejahatannya.

    Prapenuntutan

    Prapenuntutan adalah tindakan yang dilakukan jaksa untuk memantau perkembangan

    penyidikan setelah menerima pemberitahuan dimulainya penyidikan dari penyidik, mempelajari

    atau meneliti kelengkapan berkas perkara hasil penyidikan yang diterima dari penyidik. Jaksa

    tidak akan menerima berkas perkara hasil penyelidikan yang tidak lengkap.

  • 5/25/2018 fraud ch 11 12

    7/8

    7

    Penuntutan

    Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke

    pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-

    undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.

    (Pasal 1 butir 7 KUHAP).

    Pemeriksaan di Pengadilan

    Pemeriksaan di Pengadilan

    Pada tahap ini berkenaan dengan pembuktian dimana bukti-bukti yang diperoleh di

    tingkat penyidikan diperiksa kembali di siding pengadilan untuk dijadikan alat bukti. Hanya alat

    bukti yang sah yang diperoleh di siding pengadilan yang dapat menyakinkan hakim tentang

    kesalahan terdakwa. Alat bukti yang sah terdiri dari keterangan saksi, keterangan ahli, surat,

    keterangan terdakwa dan petunjuk. Pemeriksaan di pengadilan bertujuan untuk mencari alat

    bukti yang membentuk keyakinan hakim tentang bersalah atau tidaknya terdakwa.

    Putusan Pengadilan

    Dalam menjatuhkan hukuman pidana kepada seseorang, hakim memerlukan sekurang-

    kurangnya dua alat bukti yang sah. Kesalahan terdakwa ditentukan oleh keyakinan hakim,

    dimana keyakinan tersebut berdasarkan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah.

    Putusan yag diajtuhkan hakim berdasarkan alat bukti:

    1. Putusan pemidanaan, apabila pengadilan beranggapan bahwa terdakwa bersalahmelakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya

    2. Putusan bebas, apabilan pengadilan beranggapan terdakwa tidak terbukti secarameyakinkan melakukan tindak pidana yang didakwakan

    3. Putusan lepas dari segala tuntutan hokum, apabila pengadilan berpendapat bahwaperbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak

    merupakan suatu tindak pidana atau terbukti tetapi terdakwa tidak dapat dipertanggung

    jawabkan terhadap perbuatannya.

  • 5/25/2018 fraud ch 11 12

    8/8

    8

    Upaya Hukum

    Upaya hukum merupakan upaya yang diberikan oleh undang-undang kepada seseorang

    atau badan hukum untuk hal tertentu untuk melawan putusan hakim sebagai tempat bagi pihak-

    pihak yang tidak puas dengan putusan hakim yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang

    diinginkan, tidak memenuhi rasa keadilan, karena hakim juga seorang manusia yang dapat

    melakukan kesalaha/kekhilafan sehingga salah memutuskan atau memihak salah satu pihak.