fti209 tgs kon_tek

18
TUGAS KONSEP TEKNOLOGI “TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN” Disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Konsep Teknologi. Disusun Oleh : Nama : Eki Dita Permana NIM : C1A120014 Kelas : TI/KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS BALE BANDUNG (UNIBBA) Jl. RAA. Wiranatakusumah Baleendah Bandung 40258 2012/2013

Upload: staffpengajar

Post on 12-Jul-2015

44 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fti209 tgs kon_tek

TUGAS KONSEP TEKNOLOGI “TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN”

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Konsep Teknologi.

Disusun Oleh :

Nama : Eki Dita Permana

NIM : C1A120014

Kelas : TI/KARYAWAN

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS BALE BANDUNG (UNIBBA)

Jl. RAA. Wiranatakusumah Baleendah Bandung 40258

2012/2013

Page 2: Fti209 tgs kon_tek

1

ABSTRAK

Sebagai disiplin ilmu yang relative masih baru, teknologi pendidikan masih terus mencari bentuk

dan berusaha menemukan jati dirinya secara tepat. Usaha ini dilakukan oleh teknolog sejak tahun

1960an sampai saat ini yang masih tetap berlangsung dan akan terus demikian di masa yang akan

datang.

John Deway (1916), William Heard Kilpatrick (1925) dan WW. Chartes (1945) telah meletakkan

dasar-dasar teknologi pendidikan

TP semula dilihat sebagai teknologi peralatan “mengajar dgn alat bantu audiovisual” (Rountree,

1979).

Edgar dale dan James Finn berjasa memberikan alasan tentang teori belajar dgn komunikasi

audiovisual melalui “Kerucut Pengalaman” (Cone of Experience)

Berdasarkan defenisi AECT (Association for Educational Communications and Technology) tahun

1977, yakni Teknologi Pendidikan digunakan untuk menjelaskan bagian (subset) pendidikan yang

menyangkut segala aspek pemecahan permasalahan belajar atau dengan kata lain bahwa Teknologi

Pendidikan mencakup pengertian belajar melalui media serta sistem pelayanan pembelajaran.

Sedangkan Teknologi Pembelajaran didefinisikan sebagai bagian (subset) dari teknologi pendidikan

dengan alasan bahwa pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat terarah dan

terkendali. Sejak saat itulah perbedaan Istilah “Pendidikan” dan “Pembelajaran” hilang dan

penggunaan istilah ini digunakan secara bergantian oleh kebanyakan insan profesi bidang ini.

Page 3: Fti209 tgs kon_tek

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi telah merupakan bagian integral dalam setiap masyarakat. Teknologi dapat

ditemukan dimana saja dan tujuan ditemukannya teknologi juga untuk membantu memecahkan

masalah manusia. Makin maju suatu masyarakat makin banyak teknologi yang dikembangkan

dan digunakan. Teknologi itu pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya akan

sarat dengan aturan nilai dan estetika (Miarso, 2009). Teknologi telah membantu kita dalam

segala aspek kehidupan. Dalam kehidupan pribadi misalnya, teknologi telah membantu

penglihatan dengan kacamata, mikroskop, teleskop, dan lain-lain. Dalam bidang pembelajaran

juga diperlukan teknologi untuk menjangkau warga belajar dimana pun mereka berada,

melayani sejumlah besar dari mereka yang belum memperoleh kesempatan belajar, memenuhi

kebutuhan belajar untuk dapat mengikuti perkembangan dan meningkatkan efektivitas dan

efisiensi dalam belajar.

Dalam rangka meningkatkan produktivitas pendidikan, sekolah-sekolah harus merespon

perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu

pengetahuan yang baru dan lama. Pembelajaran disekolah perlu menggunakan serangkaian

peralatan elektronik yang mampu bekerja lebih efektif dan efisien. Walaupun demikian, peran

guru masih tetap dibutuhkan dikelas, guru berperan sebagai motivator, desainer, pembimbing

dan sebagainya. Teknologi pendidikan merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang

karena adanya kebutuhan di lapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar, belajar lebih efektif, lebih

efisien, lebih luas, dan sebagainya. Perkembangan Teknologi komunikasi dan informasi yang

sangat pesat telah menawarkan sejumlah kemungkinan yang semula tidak terbayangkan, telah

membalik cara berpikir kita dengan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk mengatasi

masalah belajar.

Teknologi pendidikan seringkali diasumsikan dalam persepsi yang mengarah pada masalah

elektronika padahal konsep teknologi mengandung pengertian yang luas, untuk itu dalam tulisan

ini akan dibahas mengenai aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas

pendidikan.

Page 4: Fti209 tgs kon_tek

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan merupakan konsep yang kompleks.Ia dapat dikaji dari berbagai segi

dan kepentingan. Kecuali itu teknologi pendidikan sebagai suatu bidang kajian ilmiah, senantiasa

berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang mendukung dan

mempengaruhinya (Miarso, 2009). Paradigma yang dikemukakan tentang teknologi pada kajian

teknologi pendidikan tidak mengambil konsep bahwa teknologi adalah suatu mesin atau sekedar

alat bantu melakukan sesuatu. Menurut Saettlet (1990) dalam Seels (1994) berpendapat

teknologi sebagai upaya yang lebih terpusat pada peningkatan keterampilan dan organisasi kerja

dibandingkan mesin dan peralatan. Definisi 1994 ini mengenal baik tradisi bidang maupun

kecenderungannya untuk massa depan. Pada tahun 1970an Teknologi Pembelajaran berakar dari

berbagai jenis media yang berbeda seperti pembelajaran dengan bantuan computer dan

pembelajaran lewat televisi, serta dalam kegiatan belajar mandiri dan simulasi. Jadi yang

diutamakan ialah media komunikasi yang berkembang secara pesat sekali yang dapat

dimanfaatkan dalam pendidikan, alat-alat teknologi ini sering disebut “hardware” antara lain TV,

radio, Video, computer dan lain-lain (Nasution, 2010).

Menurut Salma (2008) mengemukakan teknologi merupakan penerapan pengetahuan atau cara

berpikir bukan hanya produk seperti computer, satelit, dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas konsep teknologi dapat disimpulkan merupakan suatu

teknik atau proses, penerapan pengetahuan, tidak sekedar penggunaan mesin dalam rangka

memecahkan masalah yang efektif dan efisien.

Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah pendidikan. Lebih

detail dapat diuraikan bahwa :

1. Teknologi pendidikan lebih dari perangkat keras, ia terdiri dari desain dan lingkungan yang

melibatkan pelajar

2. Teknologi dapat juga terdiri dari segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk

melibatkan pelajaran strategi belajar kognitif dan keterampilan berfikir kritis

3. Belajar teknologi dapat dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara aktif,

konstruktif, kooperatif serta bertujuan.

Page 5: Fti209 tgs kon_tek

4

Untuk itu ada lima teknologi baru yang dapat menciptakan system pendidikan yang lebih baik :

1. Sistem berpikir

Sistem berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia

pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan.

Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang

pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai

hal saling terkait.

2. Desain Sistem

Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan

yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem

memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yang baru dan suatu strategi untuk

perubahan.

3. Kualitas Pengetahuan

Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau

jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah

menjadi alat yang sangat berharga dalam perubahan pendidikan/ sekolah.

4. Manajemen Perubahan

Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke arah perubahan

positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen

perubahan tentunya dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi

dan Kontrol).

5. Teknologi Pembelajaran

Disini ada dua bagian yaitu peralatan Pelajar elektronik (Komputer, multimedia, Internet,

telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode dan strateginya diperlukan untuk

membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara

mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah sistem pemikiran yang

berlaku untuk instruksi dan belajar. Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan

untuk menuju perubahan pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu

kombinasi peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual, untuk

perubahan yang efektif.

Page 6: Fti209 tgs kon_tek

5

2.2 Produktivitas Pendidikan

Produktivitas mengandung makna”keinginan” dan “upaya” manusia untuk selalu

meningkatkan kualitas kehidupan di segala bidang. National Productivity Board (NPB)

merumuskan produktivitas sebagai sikap mental (Attitude of mind) yang mempunyai semangat

untuk melakukan peningkatan perbaikan. Perbaikan tersebut diharapkan menghasilkan barang

atau jasa yang bermutu tinggi dan standar kehidupan yang lebih layak. Hal ini sejalan dengan

apa yang diungkapkan dalam Laporan Produktivitas Nasional, bahwa produktivitas mengandung

pengertian bahwa “mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih

baik dari hari ini”.

Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses perencanaan,

penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif

dan efisien. Sejauh mana pencapaian produktivitas pendidikan dapat dilihat dari out put

pendidikan yang berupa prestasi, serta proses pendidikan yang berupa suasana pendidikan.

Prestasi dapat dilihat dari masukan yang merata, jumlah tamatan yang banyak, mutu tamatan

yang tinggi, relevansi yang tinggi dan dari sisi ekonomi yang berupa penyelenggaraan

penghasilan. Sedangkan proses atau suasana tampak dalam kegairahan belajar, dan semangat

kerja yang tinggi serta kepercayaan dari berbagai pihak. Satu hal yang perlu disadari adalah

bahawa produktivitas pendidikan harus dimulai dari menata /SDM tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan. Hal kedua adalah bahwa penataan SDM harus dilaksanakan denagn prinsip

efektivitas dan efisiensi karena efektifitas dan efisiensi adalah kriteria dan ukuran yang mutlak

bagi produktivitas pendidikan.

2.3 Upaya Meningkatkan Produktivitas Pendidikan

Menurut Miarso (2009), dalam meningkatkan produktivitas pendidikan, ada tiga hal yang

dapat dilakukan, yaitu :

a. Memperlaju penahapan belajar

b. Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik

c. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak

membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik

Adapun Upaya yang dapat dilakukan untuk Meningkatkan Produktivitas Pendidikan, diantaranya

melakukan penataan SDM dengan semangat efektivitas dan efisiensi lewat upaya pemberdayaan

tenaga pendidik dan kependidikan. Upaya pemberdayaan tersebut antara lain :

Page 7: Fti209 tgs kon_tek

6

1. memperbaiki sikap kerja, yaitu kesadaran dan kesediaan menepati dan memenuhi jam kerja,

tata tertib kerja, termasuk menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim.

2. hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan kerja yang tercermin dalam usaha bersama

untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality Control

Circle).

3. manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efesien mengenai sumber dan system kerja

untuk mencapai peningkatan produktivitas

4. efesiensi tenaga kerja, pembagian tugas dan penempatan bidang tugas yang pas dengan

kemampuannya.

Disamping itu sangat perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja,

yaitu :

1. Sikap mental yang berupa motivasi, disiplin dan etika kerja senantiasa harus dipantau, dijaga

dan ditingkatkan.

2. Pengetahuan yang harus selalu dikembangkan, sehingga memiliki wawasan yang luas

sehingga memiliki pengahayatan akan pentingnya produktivitas. Pengembangan

pengetahuan dapat diupayakan lewat budaya membaca maupun pembinaan-pembinaan.

3. Pengembangan manajemen-manajemen yang mendorong produktivitas adalah penerapan

manajemen partisipasif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan tindak

lnajut hasil evaluasi yang dilakukan bersama-sama sehingga masing-masing merasa

memiliki danbertanggung jawab.

4. Menjaga hubungan industrial dengan cara :

a. Menciptakan ketenangan dan kenyamanan kerja

b. Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis

c. Meningkatkan harkat dan martabat tenaga pendidik dan kependidikan yang bangga

terhadap bidang kerjanya masing-masing lewat semangat saling menghargai dan

menghormati

d. Lingkungan dan suasana kerja yang mendukung. Terjaminnya 7-K dan terpenuhinya

sarana prasarana yang dibutuhkan

e. Pemberian keleluasaan berprestasi dan berkreasi

f. membangun iklim girang kerja dan gila kerja sehingga sisanya akan malu tidak bekerja.

untuk mencapai produktivitas sekolah secara maksimum, sekolah harus menjamin

dipilihnya orang yang tepat, dengan pekerjaan yang tepat disertai untuk bekerja optimal, antara

lain dengan senantiasa memperhatikan peningkatan kesejahteraan lahiriah dan batiniah sesuai

dengan kemampuan sekolah. Jadi dapat dikatakan bahwa antara peningkatan produktivitas

Page 8: Fti209 tgs kon_tek

7

pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Produktivitas merupakan obyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya.

2.4 Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan

Adapun salah satu contoh aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas

pendidikan tersebut diantaranya adalah melalui pembelajaran berbasi internet yang dinamakan,

e-learning. E-Learning menjadi salah satu alternatif pembelajaran karena keunggulan yang

dimilikinya Sayangnya, meskipun disadari e-learning dapat membantu mempercepat proses

pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan, pemanfaatannya belum populer di sekolah-

sekolah bahkan di perguruan tinggi di Indonesia.

Padahal teknologi informasi dapat digunakan untuk memperluas daya jangkau

kesempatan;pendidikan ke seluruh pelosok tanah air. Upaya ini bisa dilakukan dengan

mengembangkan sistem delivery sumber-sumber pendidikan Sistem delivery itu dapat dilakukan

dengan menggunakan kemajuan teknologi, termasuk dalam hal ini dengan sistem belajar jarak

jauh, Penggunaan e-Learning tidak bisa dilepaskan dengan peran Internet. Internet pada dasarnya

adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan

yang tersedia di komputer tersebut. Oleh karena itu bisa dimengerti kalau e-Learning bisa

dilaksanakan karena jasa Internet ini. e-Learning sering disebut pula dengan nama on-line course

karena aplikasinya memanfaatkan jasa Internet.

E-laerning menyadari bahwa di Internet dapat ditemukan berbagai informasi dan informasi itu

dapat diakses secara lebih mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan Internet

menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna Internet bisa berkomunikasi dengan pihak

lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia di Internet.

Tersedianya fasilitas e-Moderating dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah

melalui fasilitas Internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan

dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan

terjadwal melalui Internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar

dipelajari; Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau

diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila siswa memerlukan tambahan

informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di Internet

secara lebih mudah. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui Internet yang

Page 9: Fti209 tgs kon_tek

8

dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan yang lebih luas. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

Upaya Membangun Budaya Belajar melalui Pengembangan E-learning Ada empat komponen

penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model e-learning di sekolah.

Pertama, siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai

agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran.

Kedua, guru mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam

pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Ketiga

tersedianya infrastruktur yang memadai dan yang ke empat administrator yang kreatif serta

penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran.

Kunci sukses terealisasinya program e-learning, yakni adanya perencanaan dan leadership yang

terarah dengan mempertimbangkan efektifitas dalam pembiayaan, integritas sistem teknologi

serta kemampuan guru dalam mengadapsi perubahan model pembelajaran yang baru yang sudah

barang tentu didukung kemampuan mencari bahan pembelajaran melalui internet serta

mempersiapkan budaya belajar.

Beberapa hal yang perlu dicermati dalam menyelenggarakan program e-learning/ digital

classroom adalah guru menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan siswa untuk

mengukur kemajuan belajar siswa, siswa mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan

efektifitas pemanfaatan internet dalam ruang multi media.

Penerapan teknologi pendidikan dalam pendidikan hendaknya membuat proses pendidikan pada

umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya lebih efisien, lebih efektif dan

memberikan nilai tambah yang positif. Efektif dan efisien berarti upaya pendidikan yang

dilakukan hendaknya dapat mencapai tujuan yang telah digariskan dengansedikit mungkin

mengeluarkan biaya, tenaga dan waktu. Teknologi pendidikan mempunyai potensi dan peran

yang besar dalam meningkatkan mutu pendidikan, tidak mutu outpunya tetapi juga proses

inpunya, karena dengan teknologi pendidikan akan dapat dihasilkan berbagai produk berupa

media pendidikan baik cetak maupun noncetak, yang pada gilirannya media ini nanti akan

mempeerkaya sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas.

2.5 Teknologi Pembelajaran sebagai fungsi Teknologi Pendidikan

Teknologi pembelajaran merupakan salah satu bidang garapan yang tidak digarap oleh

bidang lain. Penggarapan ditopang oleh sejumlah teori, model, konsep, dari bidang dan disiplin

lain. Secara teorititis maupun profesional, teknologi pembelajaran menggarap tentang bagaimana

Page 10: Fti209 tgs kon_tek

9

manusia dapat belajar dengan mudah, bahkan masalah-masalah yang secara teknologis dihadapi

dapat dipecahkan. Teknologi pembelajaran merupakan disiplin ilmu yang tidak bisa berdiri

sendiri, seperti yang telah diungkapkan, teknologi pembelajaran saling mendukung dengan

disiplin ilmu yang lain.

Berdasarkan atas konsep di atas, maka AECT (1997: 3) merumuskan devinisi teknologi

pembelajaran sebagai berikut:

Instructional technology is a complex, integrated process involving people, procedures, ideas,

devices, and organization for analyzing programs, and devising, implementing, evaluating, and

managing solutions to those problems, in situation which learning is purposive and controlled.

Definisi di atas menjelaskan bahwa secara garis besar Teknologi Pembelajaran membicarakan

tentang teori dan praktek dalam lima domain penting, yang di kenal dengan kawasan teknologi

pembelajaran. Lima kawasan ini menjadi bidang garap bagi teknologi pembelajaran. Kawasan

tersebut meliputi:

a. Kawasan desain membidangi bagaimana secara teori maupun praktek suatu proses dan sumber

belajar didesain.

b. Kawasan pengembangan membidangi bagaimana secara teori dan praktek suatu proses dan

sumber belajar dikembangkan.

c. Kawasan pemanfaatan membidangi bagaimana secara teori dan praktek suatu proses dan

sumber belajar dimanfaatkan untuk kepentingan belajar.

d. Kawasan Pengelolaan merupakan kesatuan integral dalam teknologi pembelajaran dan dalam

peranan yang dimainkan oleh teknolog pembelajaran.

e. Kawasan Penilaian tumbuh seiring dengan perkembangan penelitian dan metodologi

pendidikan. Seel & Richey (1994: 26) menggambarkan hubungan antar kawasan ke dalam

bentuk bagan berikut:

Page 11: Fti209 tgs kon_tek

10

Gambar 1. Bagan Kawasan Teknologi Pembelajaran

Berdasarkan gambar di atas, pengembangan multimedia pembelajaran dalam teknologi

pembelajaran berhubungan dengan penelitian pengembangan dalam usaha mendesain media

pembelajaran yang menarik bagi peserta belajar. Karena peserta belajar dalam hal ini adalah

anak usia dini maka harus memperhatikan pendidikan yang bagaimana yang cocok dengan anak

usia dini. Pendidikan anak usia dini harusnya dilakukan sambil bermain. Dalam Dewi dan

Eveline (2004: 366) disebutkan bahwa:

Penerapan perkembangan yang tepat bagi anak usia dini adalah dengan pendekatan bermain.

Dari teori perkembangan dapat dilihat bahwa anak memperoleh pengetahuan yang dapat

mengembangkan kemampuan dirinya melalui kegiatan bermain sambil belajar (learning by

playing) Sebagaimana telah dijelaskan dalam kawasan teknologi pembelajaran, walaupun

dimungkinkan ketika melakukan suatu kegiatan hanya difokuskan pada satu kawasan atau

cakupan dalam satu kawasan tersebut, namun tetap harus dapat ditarik manfaat teori dan praktik

dari kawasan yang lain. Karena pada dasarnya hubungan antar kawasan dalam teknologi

pembelajaran bersifat sinergistik.

Menurut definisi 1994 teknologi pendidikan adalah :

Page 12: Fti209 tgs kon_tek

11

a. Teori dan praktek

b. Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian

c. Proses dan sumber

d. Untuk belajar

Teori dan Praktek

Teori terdiri dari konsep, pembangunan (konstruk), prinsip, dan proposisi yang memberi

sumbangan terhadap khasanah ilmu pengetahuan. Sedangkan praktek merupakan penerapan

pengetahuan tersebut dalam memecahkan masalah.

Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan Penilaian

Kawasan desain merupakan sumbangan terbesar dari teknologi pembelajaran untuk bidang

pendidikan yang lebih luas. Kawasan pengembangan telah menjadi matang dan memberikan

sumbangan terbesar untuk praktek. Sebaliknya kawasan pemanfaatan secara teoritis maupun

praktis masih belum berkembang dengan baik, karena masih kurang mendapatkan perhatian.

Kawasan pengelolaan selalu ada dalam bidang karena sumber yang menunjang untuk

berlangsungnya tiap fungsi harus diorganisasikan dan dikelola. Sedangkan kawasan penilaian

masih menggantungkan diri pada bidang lain.

Proses dan Sumber

Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil tertentu.

Sedangkan yang dimaksud denagn sumber adalah asal yang mendukung terjadinya belajar,

termasuk system pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan.

Untuk belajar

Tujuan teknologi pendidikan adalah untuk memacu (merangsang) dan memicu

(menumbuhkan) belajar. Belajar menyangkut adanya perubahan yang relatif permanen pada

pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman.

Kompetensi Umum Sarjana TP

a. Merancang, memproduksi, memanfaatkan aneka proses dan sumber untuk belajar

b. Mengembangkan program pembelajaran dalam lingkup lembaga pendidikan, pelatihan dan

pengembangan SDM

c. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi sumber belajar dan proses pembelajaran

d. Mengelola sistem pemanfaatan sumber belajar

e. Melakukan pembaharuan dalam lingkup pengabdiannya

Pemanfaatan Potensi TP

a. Penyediaan tenaga profesi (melalui pendidikan dan lembaga profesi)

b. Konsep isomerik (multi disiplin, eklektik dan menggunakan bahasa masyarakat)

Page 13: Fti209 tgs kon_tek

12

c. Konsep sistematik (teratur, terarah, terkendali, terkoordinasi, terbuka untuk perbaikan)

d. Sistematik

e. Inovatif

2.6 Teknologi Informasi dan Pendidikan

Saat ini perkembangan teknologi informasi (TI) atau yang biasa juga disebut sebagai

teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communicatian Technology/ICT)

mengalami percepatan yang luar biasa. Perkembangan ini mempunyai pengaruh yang kuat bukan

hanya terhadap teknologi informasi itu sendiri namun juga terhadap totalitas hidup ini.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat ini membawa dampak yang begitu besar

bagi pola hubungan antar individu, antar komunitas, bahkan antar negara atau bangsa.

Handphone dengan fasilitas voice dan sms serta internet dengan fasilitas email, web, serta

chatting merupakan contoh produk teknologi informasi yang tidak asing lagi bagi kita. Produk

teknologi informasi ini memungkinkan manusia mengatasi hambatan jarak dan waktu untuk

melakukan komunikasi suara (voice), pesan tertulis (written message) maupun transfer data dua

arah dengan mudah dan cepat. Tentu kondisi ini sangat jauh dibandingkan dengan kondisi

beberapa puluh tahun yang lalu ketika, misalnya, seorang mahasiswa masih harus menulis surat

dan mengantarkannya ke kantor pos serta menunggu beberapa hari untuk bisa memberi kabar

kepada orang tuanya di kampong halaman. Istilah Teknologi informasi atau TI sendiri mencakup

hardware dan software komputer; suara, data, jaringan, satelit dan teknologi komunikasi lainnya;

termasuk di dalamnya perangkat-perangkat pengembangan aplikasi dan multimedia. Teknologi

ini modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini kepentingan pendidikan dan

bukannya untuk kepentingan komersial dengan tetap mencantumkan atribut penulis dan

keterangan dokumen ini secara lengkap. digunakan sebagai sarana untuk memperoleh,

memproses, menyimpan serta menyebarluaskan informasi. Dengan demikian, perbincangan

mengenai perkembangan teknologi informasi itu sendiri tidak akan lepas dari perbincangan

mengenai perkembangan teknologi computer berikut infrastruktur telekomunikasi. Komputer

atau sering disebut dengan istilah PC

(personal computer) mengalami perkembangan pesat, baik ditinjau dari sisi hardware

maupun sofware. Fungsi komputer kini tidak hanya untuk keperluan menghitung ataupun

keperluan mengetik saja, tapi lebih kompleks. Orang kini bisa memanfaatkan computer untuk

memenuhi kebutuhannya, dari keperluan hiburan, bisnis, kesehatan, maupun pendidikan. Dalam

hal hiburan komputer termasuk piranti yang memiliki kemampuan memberikan hiburan sangat

besar bagi penggunanya. Mulai dari piranti untuk mendengarkan musik, melihat gambar baik

Page 14: Fti209 tgs kon_tek

13

yang diam maupun gambar bergerak seperti film dan nge-game baik yang offline alias nge-game

sendiri, maupun nge-game bersama melalui komputer yang berbeda tapi tersambung, baik

melalui internet maupun LAN (Local Area Netwowrk).

Teknologi Informasi: Peluang dan Tantangan

Tak terbantahkan lagi bahwa teknologi informasi memang menawarkan banyak fasilitas

yang bisa semakin memudahkan hidup kita. Namun kita perlu memulai dengan mempertanyakan

pada diri kita beberapa hal yang tampaknya sederhana namun hamper selalu kita temui sehari-

hari: Apa yang biasa kita lakukan dengan komputer yang kita gunakan? Diantara kita mungkin

memanfatkan komputer untuk mengetik tugas kuliah sambil mendengarkan mp3, sekali-kali

nonton film atau nge-game pada saat-saat senggang maupun sekedar untuk refreshing.

Pernahkah kita berpikir bahwa jika kita mau kita bisa memanfaatkan komputer untuk hal-hal

yang lebih dari aktivitas tersebut? Jika kita mau sedikit meluangkan waktu untuk “jalan-jalan” di

rental atau toko cd software, maka dengan mudah kita bisa menemukan software/program yang

bisa men-support studi maupun peningkatan kapasitas intelektual, skill dan religiusitas kita.

Dengan demikian, saat ini dengan mudah seorang siswa ataupun mahasiswa encari bahan

pelajaran atau kuliahnya melalui berbagai software program ensiklopedi/tutorial yang dikemas

dalam bentuk compact disc (cd) yang dengan mudah bisa di-install di komputer. Jika mau,

penelusuran lebih lanjut bisa juga dilakukan dengan mengakses berbagai perpustakaan digital

(digital library) yang secara on line dikaitkan dengan internet sehingga memungkinkan semua

orang dari belahan dunia manapun saling berbagi informasi serta resources yang dimilikinya

serta mendiskusikannya melalui fasilitas mailing list.

Perkembangan teknologi informasi saat ini, terutama internet, mampu menghadirkan ruang-

ruang interaksi virtual serta menyediakan informasi/resources dalam jumlah yang melimpah

yang bisa diakses secara cepat. Dengan demikian berbagai aktivitas keseharian termasuk di

dalamnya aktivitas pendidikan sebenarnya bisa dilakukan dengan lebih mudah, murah, efisien,

serta demokratis. Jika pada masa lalu sumber pengetahuan terpusat pada institusi-institusi

pendidikan formal maka saat ini sumber pengetahuan tersebar di berbagai lokasi yang melintasi

batas-batas institusi, geografis maupun negara. Dengan demikian seharusnya guru atau dosen

tidak lagi memposisikan diri sebagai pemegang otoritas pengetahuan namun lebih sebagai

mediator yang berperan untuk memfasilitasi berlangsungnya proses belajar yang lebih

partisipatif. Konsekuensi dari hal ini adalah selayaknya paradigma yang digunakan bukan lagi

menekankan pada aspek teaching (mengajar) namun lebih menitikberatkan pada proses learning

(belajar). Dalam kondisi demikian sangat mungkin kualitas seorang siswa lebih baik dari

kepandaian seorang guru/dosen. Proses yang lebih menekankan pada learning menempatkan

Page 15: Fti209 tgs kon_tek

14

guru/dosen dan siswa sebagai ‘mitra’ belajar. Guru/dosen menempatkan diri sebagai fasilitator

dari siswa yang tidak berhak memaksakan pendapatnya, siswa menempatkan dirinya sebagai

aktor pembelajar aktif yang memahami kebutuhan dirinya dan mengupayakan pencapaian

pemahaman akan pengetahuan secara mandiri. Dan untuk In Focus Digital Journal Al-Manär

Edisi I/2004 menuju kesana siswa bisa mengoptimalkan web, homepage, search engine dan

fasilitasfasilitas lain yang tersedia saat ini. Berbagai pilihan Pemanfaatan dan Pengembangan

Teknologi Informasi. Proses pencerdasan bangsa merupakan tanggung jawab bersama, baik

masyarakat maupun pemerintah. Pemerintah bisa mengambil peran sebagai regulator berbagai

kebijakan dalam sektor teknologi informasi termasuk di dalamnya kebijakan dalam sector

telekomunikasi yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, dan bukannya berorientasi pada

kepentingan penguasa kapital. Di sisi lain, secara aktif masyarakat pun bisa

mengimplementasikan berbagai inisiatif tentang pengembangan dan pembangunan infrastruktur

teknologi informasi yang murah dan mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat.

Struktur dan kultur adalah dua hal yang terkait dengan setiap perubahan masyarakat. Kultur

pemanfatan TI pada masyarakat sangat tergantung pada struktur yang ada pada masyarakat

tersebut. Struktur terkait dengan regulasi, aturan yang ada mengenai pemanfaatan teknologi.

Apakah aturan yang ada menunjang tumbuhnya kultur iptek pada masyarakat atau tidak.

Disamping aturan, ada hal lain juga cukup berpengaruh dalam penumbuhan kultur pemafaatan

teknologi yaitu infrastruktur yang memadahi. Dari sini kita bisa melihat peran strategis

pemegang kebijakan yang berwenang mengeluarkan regulasi dan menyediakan infrastruktur.

Pada kenyataannya masih banyak kekurangan dalam ketiga hal tersebut. Regulasi yang ada

masih belum berpihak pada kepentingan masyarakat. Demikian juga infrastruktur yang

disediakan masih sangat minim. Kondisi ini mengakibatkan kultur pemanfaatan teknologi untuk

peningkatan kualitas masyarakat menjadi lemah. Keberpihakan pemerintah pada kepentingan

penguasa kapital baik kapital local Indonesia maupun kapital global serta ketidakseriusan bahkan

kegagalan pemerintah untuk membangun infrastruktur TI yang berpihak pada rakyat itu

mendorong sebagian orang baik secara individu maupun kolektif, bahu-membahu membangun

infrastruktur TI alternatif yang murah dan mudah untuk diakses oleh masyarakat. Mereka terdiri

dari para pakar dan praktisi TI maupun kalangan akademisi (dosen dan mahasiswa) yang

merelakan diri untuk berjuang menemukan dan mengimplementasikan berbagai temuannya

tentang TI untuk masyarakat. Pembangunan dan pengembangunan infrastruktur TI alternatif

yang dilakukan secara gotong royong sesuai dengan kapasitas, latar belakang dan spesialisasi

masing-masing ini berjalan secara cepat, murah dan demokratis baik secara virtual dengan

memanfaatkan berbagai fasilitas internet (website, email, mailing list) maupun secara langsung

Page 16: Fti209 tgs kon_tek

15

(physically). Diantara mereka ada yang memfokuskan diri pada penyebaran ilmu pengetahuan

dan pengalaman yang dimilikinya secara gratis –karena menganut prinsip copyleft atau

copywrong- melalui website, cd maupun seminar dan workshop TI ebagai bagian dari agenda

pencerdasan bangsa seperti yang dilakukan oleh Dr. Onno W. Purbo, PhD2 serta komunitas

IlmuKomputer.com3. Sebagian ada yang berkonsentrasi untuk mengorganisir individu,

komunitas maupun berbagai lembaga formal dalam sebuah jaringan perpustakaan digital seperti

yang dilakukan oleh Ismail Fahmi dan kawan kawan dengan mendirikan Indonesia Digital

Library Network (IndonesiaDLN)4. Selain itu ada juga yang secara praktis bergerak membangun

infrastruktur TI RT/RW-Net (Neighborhood-Net) seperti Michael S. Sunggiardi dan kawan-

kawan serta Komunitas Open Source6 yang berkonsentrasi pada pembuatan dan pengembangan

free software yang legal untuk dimodifikasi, digandakan dan disebarluaskan. Nah, sampai disini

secara sederhana ada 2 pilihan model pengembangan teknologi informasi yang ada, yakni

pengembangan TI yang berbasis pada masyarakat dan pengembangan TI berbasis komersial.

Perkembangan terkini menunjukkan bahwa pengembangan TI yang berbasis pada masyarakat

menjadi alternatif menarik di tengah semakin mahalnya produk TI yang berbasis komersial,

apalagi pengembanga TI yang berbasis masyarakat ini menawarkan kualitas yang tidak kalah

dengan yang berbasis komersial. Tersedianya beragam pilihan free software yang berbasis Linux

misalnya, ternyata menjadi alternatif dari Windows yang merupakan produk komersial.

Pembangunan dan pengembangan infrastruktur internet yang menggunakan teknologi tanpa

kabel (wireless) dengan memanfaatkan frekuensi 2,4 & 5,8 GHz yang antara lain dimotori oleh

Onno W. Purbo dan Michael S. Sunggiard ternyata menjadi alternatif yang sangat layak untuk

dipertimbangkan. Teknologi internet tanpa kabel ini sama sekali tidak memerlukan jaringan

telekomunikasi yang dimiliki oleh PT Telkom sehingga secara otomatis tidak diperlukan sama

sekali biaya yang harus dibayar kepada PT Telkom yang seringkali menaikkan tarif telepon

seenaknya.

2.7 Kawasan Teknologi Pendidikan

Berdasarkan pengertian TPtahun 1994,adalah teori dan praktek dalam desain,

pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, danpenilaianproses dansumberbelajar. Dapat

dirumuskan 5Kawasan Teknologi Pendidikan, yaitu:

a. Kawasan Desain

b. Kawasan Pengembangan

c. Kawasan Pemanfaatan

d. Kawasan Pengelolaan, dan

e. Kawasan Eva

Page 17: Fti209 tgs kon_tek

16

BAB IV

KESIMPULAN

Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terpadu untuk menganalisis dan

memecahkan masalah belajar. Teknologi pendidikan sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan

produktivitas pendidikan yaitu :

a. Memperlaju penahapan belajar

b. Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik

c. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak

membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik.

Adapun Upaya yang dapat dilakukan untuk Meningkatkan Produktivitas Pendidikan, diantaranya

melakukan penataan SDM dengan semangat efektivitas dan efisiensi lewat upaya pemberdayaan

tenaga pendidik dan kependidikan.

Produktivitas pendidikan perlu ditingkatkan supaya sekolah mampu menjawab tantangan global dan

tuntutan masyarakat. Salah satu aplikasi teknologi pendidikan untuk meningkatkan produktivitas

pendidikan adalah E-learning.

Page 18: Fti209 tgs kon_tek

17

DAFTAR PUSTAKA

Dewi S, Prawiradilaga dan Evelin Siregar. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta :

Kencana.

Seels, Barbara B. and Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran : Definisi dan

Kawasannya. Terjemahan. Jakarta : IPTPI.

Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Nasution. 2010. Teknologi Pendidikan. Jakarta : PT.Bumi Aksara.

AECT. (1997). The Definition of Educational Technology: AECT Task Force on Definition and

Terminology. Washington, DC: Associations for Educational Communications and Technology

(AECT).