fti209 tgs kon_tek
TRANSCRIPT
TUGAS KONSEP TEKNOLOGI “TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN”
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Konsep Teknologi.
Disusun Oleh :
Nama : Eki Dita Permana
NIM : C1A120014
Kelas : TI/KARYAWAN
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS BALE BANDUNG (UNIBBA)
Jl. RAA. Wiranatakusumah Baleendah Bandung 40258
2012/2013
1
ABSTRAK
Sebagai disiplin ilmu yang relative masih baru, teknologi pendidikan masih terus mencari bentuk
dan berusaha menemukan jati dirinya secara tepat. Usaha ini dilakukan oleh teknolog sejak tahun
1960an sampai saat ini yang masih tetap berlangsung dan akan terus demikian di masa yang akan
datang.
John Deway (1916), William Heard Kilpatrick (1925) dan WW. Chartes (1945) telah meletakkan
dasar-dasar teknologi pendidikan
TP semula dilihat sebagai teknologi peralatan “mengajar dgn alat bantu audiovisual” (Rountree,
1979).
Edgar dale dan James Finn berjasa memberikan alasan tentang teori belajar dgn komunikasi
audiovisual melalui “Kerucut Pengalaman” (Cone of Experience)
Berdasarkan defenisi AECT (Association for Educational Communications and Technology) tahun
1977, yakni Teknologi Pendidikan digunakan untuk menjelaskan bagian (subset) pendidikan yang
menyangkut segala aspek pemecahan permasalahan belajar atau dengan kata lain bahwa Teknologi
Pendidikan mencakup pengertian belajar melalui media serta sistem pelayanan pembelajaran.
Sedangkan Teknologi Pembelajaran didefinisikan sebagai bagian (subset) dari teknologi pendidikan
dengan alasan bahwa pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat terarah dan
terkendali. Sejak saat itulah perbedaan Istilah “Pendidikan” dan “Pembelajaran” hilang dan
penggunaan istilah ini digunakan secara bergantian oleh kebanyakan insan profesi bidang ini.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi telah merupakan bagian integral dalam setiap masyarakat. Teknologi dapat
ditemukan dimana saja dan tujuan ditemukannya teknologi juga untuk membantu memecahkan
masalah manusia. Makin maju suatu masyarakat makin banyak teknologi yang dikembangkan
dan digunakan. Teknologi itu pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya akan
sarat dengan aturan nilai dan estetika (Miarso, 2009). Teknologi telah membantu kita dalam
segala aspek kehidupan. Dalam kehidupan pribadi misalnya, teknologi telah membantu
penglihatan dengan kacamata, mikroskop, teleskop, dan lain-lain. Dalam bidang pembelajaran
juga diperlukan teknologi untuk menjangkau warga belajar dimana pun mereka berada,
melayani sejumlah besar dari mereka yang belum memperoleh kesempatan belajar, memenuhi
kebutuhan belajar untuk dapat mengikuti perkembangan dan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam belajar.
Dalam rangka meningkatkan produktivitas pendidikan, sekolah-sekolah harus merespon
perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu
pengetahuan yang baru dan lama. Pembelajaran disekolah perlu menggunakan serangkaian
peralatan elektronik yang mampu bekerja lebih efektif dan efisien. Walaupun demikian, peran
guru masih tetap dibutuhkan dikelas, guru berperan sebagai motivator, desainer, pembimbing
dan sebagainya. Teknologi pendidikan merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang
karena adanya kebutuhan di lapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar, belajar lebih efektif, lebih
efisien, lebih luas, dan sebagainya. Perkembangan Teknologi komunikasi dan informasi yang
sangat pesat telah menawarkan sejumlah kemungkinan yang semula tidak terbayangkan, telah
membalik cara berpikir kita dengan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk mengatasi
masalah belajar.
Teknologi pendidikan seringkali diasumsikan dalam persepsi yang mengarah pada masalah
elektronika padahal konsep teknologi mengandung pengertian yang luas, untuk itu dalam tulisan
ini akan dibahas mengenai aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas
pendidikan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan merupakan konsep yang kompleks.Ia dapat dikaji dari berbagai segi
dan kepentingan. Kecuali itu teknologi pendidikan sebagai suatu bidang kajian ilmiah, senantiasa
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang mendukung dan
mempengaruhinya (Miarso, 2009). Paradigma yang dikemukakan tentang teknologi pada kajian
teknologi pendidikan tidak mengambil konsep bahwa teknologi adalah suatu mesin atau sekedar
alat bantu melakukan sesuatu. Menurut Saettlet (1990) dalam Seels (1994) berpendapat
teknologi sebagai upaya yang lebih terpusat pada peningkatan keterampilan dan organisasi kerja
dibandingkan mesin dan peralatan. Definisi 1994 ini mengenal baik tradisi bidang maupun
kecenderungannya untuk massa depan. Pada tahun 1970an Teknologi Pembelajaran berakar dari
berbagai jenis media yang berbeda seperti pembelajaran dengan bantuan computer dan
pembelajaran lewat televisi, serta dalam kegiatan belajar mandiri dan simulasi. Jadi yang
diutamakan ialah media komunikasi yang berkembang secara pesat sekali yang dapat
dimanfaatkan dalam pendidikan, alat-alat teknologi ini sering disebut “hardware” antara lain TV,
radio, Video, computer dan lain-lain (Nasution, 2010).
Menurut Salma (2008) mengemukakan teknologi merupakan penerapan pengetahuan atau cara
berpikir bukan hanya produk seperti computer, satelit, dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas konsep teknologi dapat disimpulkan merupakan suatu
teknik atau proses, penerapan pengetahuan, tidak sekedar penggunaan mesin dalam rangka
memecahkan masalah yang efektif dan efisien.
Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah pendidikan. Lebih
detail dapat diuraikan bahwa :
1. Teknologi pendidikan lebih dari perangkat keras, ia terdiri dari desain dan lingkungan yang
melibatkan pelajar
2. Teknologi dapat juga terdiri dari segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk
melibatkan pelajaran strategi belajar kognitif dan keterampilan berfikir kritis
3. Belajar teknologi dapat dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara aktif,
konstruktif, kooperatif serta bertujuan.
4
Untuk itu ada lima teknologi baru yang dapat menciptakan system pendidikan yang lebih baik :
1. Sistem berpikir
Sistem berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia
pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan.
Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang
pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai
hal saling terkait.
2. Desain Sistem
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan
yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem
memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yang baru dan suatu strategi untuk
perubahan.
3. Kualitas Pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau
jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah
menjadi alat yang sangat berharga dalam perubahan pendidikan/ sekolah.
4. Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke arah perubahan
positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen
perubahan tentunya dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi
dan Kontrol).
5. Teknologi Pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan Pelajar elektronik (Komputer, multimedia, Internet,
telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode dan strateginya diperlukan untuk
membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara
mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah sistem pemikiran yang
berlaku untuk instruksi dan belajar. Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan
untuk menuju perubahan pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu
kombinasi peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual, untuk
perubahan yang efektif.
5
2.2 Produktivitas Pendidikan
Produktivitas mengandung makna”keinginan” dan “upaya” manusia untuk selalu
meningkatkan kualitas kehidupan di segala bidang. National Productivity Board (NPB)
merumuskan produktivitas sebagai sikap mental (Attitude of mind) yang mempunyai semangat
untuk melakukan peningkatan perbaikan. Perbaikan tersebut diharapkan menghasilkan barang
atau jasa yang bermutu tinggi dan standar kehidupan yang lebih layak. Hal ini sejalan dengan
apa yang diungkapkan dalam Laporan Produktivitas Nasional, bahwa produktivitas mengandung
pengertian bahwa “mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih
baik dari hari ini”.
Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses perencanaan,
penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien. Sejauh mana pencapaian produktivitas pendidikan dapat dilihat dari out put
pendidikan yang berupa prestasi, serta proses pendidikan yang berupa suasana pendidikan.
Prestasi dapat dilihat dari masukan yang merata, jumlah tamatan yang banyak, mutu tamatan
yang tinggi, relevansi yang tinggi dan dari sisi ekonomi yang berupa penyelenggaraan
penghasilan. Sedangkan proses atau suasana tampak dalam kegairahan belajar, dan semangat
kerja yang tinggi serta kepercayaan dari berbagai pihak. Satu hal yang perlu disadari adalah
bahawa produktivitas pendidikan harus dimulai dari menata /SDM tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. Hal kedua adalah bahwa penataan SDM harus dilaksanakan denagn prinsip
efektivitas dan efisiensi karena efektifitas dan efisiensi adalah kriteria dan ukuran yang mutlak
bagi produktivitas pendidikan.
2.3 Upaya Meningkatkan Produktivitas Pendidikan
Menurut Miarso (2009), dalam meningkatkan produktivitas pendidikan, ada tiga hal yang
dapat dilakukan, yaitu :
a. Memperlaju penahapan belajar
b. Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik
c. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik
Adapun Upaya yang dapat dilakukan untuk Meningkatkan Produktivitas Pendidikan, diantaranya
melakukan penataan SDM dengan semangat efektivitas dan efisiensi lewat upaya pemberdayaan
tenaga pendidik dan kependidikan. Upaya pemberdayaan tersebut antara lain :
6
1. memperbaiki sikap kerja, yaitu kesadaran dan kesediaan menepati dan memenuhi jam kerja,
tata tertib kerja, termasuk menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim.
2. hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan kerja yang tercermin dalam usaha bersama
untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality Control
Circle).
3. manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efesien mengenai sumber dan system kerja
untuk mencapai peningkatan produktivitas
4. efesiensi tenaga kerja, pembagian tugas dan penempatan bidang tugas yang pas dengan
kemampuannya.
Disamping itu sangat perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja,
yaitu :
1. Sikap mental yang berupa motivasi, disiplin dan etika kerja senantiasa harus dipantau, dijaga
dan ditingkatkan.
2. Pengetahuan yang harus selalu dikembangkan, sehingga memiliki wawasan yang luas
sehingga memiliki pengahayatan akan pentingnya produktivitas. Pengembangan
pengetahuan dapat diupayakan lewat budaya membaca maupun pembinaan-pembinaan.
3. Pengembangan manajemen-manajemen yang mendorong produktivitas adalah penerapan
manajemen partisipasif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan tindak
lnajut hasil evaluasi yang dilakukan bersama-sama sehingga masing-masing merasa
memiliki danbertanggung jawab.
4. Menjaga hubungan industrial dengan cara :
a. Menciptakan ketenangan dan kenyamanan kerja
b. Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis
c. Meningkatkan harkat dan martabat tenaga pendidik dan kependidikan yang bangga
terhadap bidang kerjanya masing-masing lewat semangat saling menghargai dan
menghormati
d. Lingkungan dan suasana kerja yang mendukung. Terjaminnya 7-K dan terpenuhinya
sarana prasarana yang dibutuhkan
e. Pemberian keleluasaan berprestasi dan berkreasi
f. membangun iklim girang kerja dan gila kerja sehingga sisanya akan malu tidak bekerja.
untuk mencapai produktivitas sekolah secara maksimum, sekolah harus menjamin
dipilihnya orang yang tepat, dengan pekerjaan yang tepat disertai untuk bekerja optimal, antara
lain dengan senantiasa memperhatikan peningkatan kesejahteraan lahiriah dan batiniah sesuai
dengan kemampuan sekolah. Jadi dapat dikatakan bahwa antara peningkatan produktivitas
7
pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Produktivitas merupakan obyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya.
2.4 Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan
Adapun salah satu contoh aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas
pendidikan tersebut diantaranya adalah melalui pembelajaran berbasi internet yang dinamakan,
e-learning. E-Learning menjadi salah satu alternatif pembelajaran karena keunggulan yang
dimilikinya Sayangnya, meskipun disadari e-learning dapat membantu mempercepat proses
pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan, pemanfaatannya belum populer di sekolah-
sekolah bahkan di perguruan tinggi di Indonesia.
Padahal teknologi informasi dapat digunakan untuk memperluas daya jangkau
kesempatan;pendidikan ke seluruh pelosok tanah air. Upaya ini bisa dilakukan dengan
mengembangkan sistem delivery sumber-sumber pendidikan Sistem delivery itu dapat dilakukan
dengan menggunakan kemajuan teknologi, termasuk dalam hal ini dengan sistem belajar jarak
jauh, Penggunaan e-Learning tidak bisa dilepaskan dengan peran Internet. Internet pada dasarnya
adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan
yang tersedia di komputer tersebut. Oleh karena itu bisa dimengerti kalau e-Learning bisa
dilaksanakan karena jasa Internet ini. e-Learning sering disebut pula dengan nama on-line course
karena aplikasinya memanfaatkan jasa Internet.
E-laerning menyadari bahwa di Internet dapat ditemukan berbagai informasi dan informasi itu
dapat diakses secara lebih mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan Internet
menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna Internet bisa berkomunikasi dengan pihak
lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia di Internet.
Tersedianya fasilitas e-Moderating dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah
melalui fasilitas Internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan
dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan
terjadwal melalui Internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar
dipelajari; Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila siswa memerlukan tambahan
informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di Internet
secara lebih mudah. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui Internet yang
8
dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
Upaya Membangun Budaya Belajar melalui Pengembangan E-learning Ada empat komponen
penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model e-learning di sekolah.
Pertama, siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai
agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran.
Kedua, guru mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam
pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Ketiga
tersedianya infrastruktur yang memadai dan yang ke empat administrator yang kreatif serta
penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran.
Kunci sukses terealisasinya program e-learning, yakni adanya perencanaan dan leadership yang
terarah dengan mempertimbangkan efektifitas dalam pembiayaan, integritas sistem teknologi
serta kemampuan guru dalam mengadapsi perubahan model pembelajaran yang baru yang sudah
barang tentu didukung kemampuan mencari bahan pembelajaran melalui internet serta
mempersiapkan budaya belajar.
Beberapa hal yang perlu dicermati dalam menyelenggarakan program e-learning/ digital
classroom adalah guru menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan siswa untuk
mengukur kemajuan belajar siswa, siswa mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan
efektifitas pemanfaatan internet dalam ruang multi media.
Penerapan teknologi pendidikan dalam pendidikan hendaknya membuat proses pendidikan pada
umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya lebih efisien, lebih efektif dan
memberikan nilai tambah yang positif. Efektif dan efisien berarti upaya pendidikan yang
dilakukan hendaknya dapat mencapai tujuan yang telah digariskan dengansedikit mungkin
mengeluarkan biaya, tenaga dan waktu. Teknologi pendidikan mempunyai potensi dan peran
yang besar dalam meningkatkan mutu pendidikan, tidak mutu outpunya tetapi juga proses
inpunya, karena dengan teknologi pendidikan akan dapat dihasilkan berbagai produk berupa
media pendidikan baik cetak maupun noncetak, yang pada gilirannya media ini nanti akan
mempeerkaya sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas.
2.5 Teknologi Pembelajaran sebagai fungsi Teknologi Pendidikan
Teknologi pembelajaran merupakan salah satu bidang garapan yang tidak digarap oleh
bidang lain. Penggarapan ditopang oleh sejumlah teori, model, konsep, dari bidang dan disiplin
lain. Secara teorititis maupun profesional, teknologi pembelajaran menggarap tentang bagaimana
9
manusia dapat belajar dengan mudah, bahkan masalah-masalah yang secara teknologis dihadapi
dapat dipecahkan. Teknologi pembelajaran merupakan disiplin ilmu yang tidak bisa berdiri
sendiri, seperti yang telah diungkapkan, teknologi pembelajaran saling mendukung dengan
disiplin ilmu yang lain.
Berdasarkan atas konsep di atas, maka AECT (1997: 3) merumuskan devinisi teknologi
pembelajaran sebagai berikut:
Instructional technology is a complex, integrated process involving people, procedures, ideas,
devices, and organization for analyzing programs, and devising, implementing, evaluating, and
managing solutions to those problems, in situation which learning is purposive and controlled.
Definisi di atas menjelaskan bahwa secara garis besar Teknologi Pembelajaran membicarakan
tentang teori dan praktek dalam lima domain penting, yang di kenal dengan kawasan teknologi
pembelajaran. Lima kawasan ini menjadi bidang garap bagi teknologi pembelajaran. Kawasan
tersebut meliputi:
a. Kawasan desain membidangi bagaimana secara teori maupun praktek suatu proses dan sumber
belajar didesain.
b. Kawasan pengembangan membidangi bagaimana secara teori dan praktek suatu proses dan
sumber belajar dikembangkan.
c. Kawasan pemanfaatan membidangi bagaimana secara teori dan praktek suatu proses dan
sumber belajar dimanfaatkan untuk kepentingan belajar.
d. Kawasan Pengelolaan merupakan kesatuan integral dalam teknologi pembelajaran dan dalam
peranan yang dimainkan oleh teknolog pembelajaran.
e. Kawasan Penilaian tumbuh seiring dengan perkembangan penelitian dan metodologi
pendidikan. Seel & Richey (1994: 26) menggambarkan hubungan antar kawasan ke dalam
bentuk bagan berikut:
10
Gambar 1. Bagan Kawasan Teknologi Pembelajaran
Berdasarkan gambar di atas, pengembangan multimedia pembelajaran dalam teknologi
pembelajaran berhubungan dengan penelitian pengembangan dalam usaha mendesain media
pembelajaran yang menarik bagi peserta belajar. Karena peserta belajar dalam hal ini adalah
anak usia dini maka harus memperhatikan pendidikan yang bagaimana yang cocok dengan anak
usia dini. Pendidikan anak usia dini harusnya dilakukan sambil bermain. Dalam Dewi dan
Eveline (2004: 366) disebutkan bahwa:
Penerapan perkembangan yang tepat bagi anak usia dini adalah dengan pendekatan bermain.
Dari teori perkembangan dapat dilihat bahwa anak memperoleh pengetahuan yang dapat
mengembangkan kemampuan dirinya melalui kegiatan bermain sambil belajar (learning by
playing) Sebagaimana telah dijelaskan dalam kawasan teknologi pembelajaran, walaupun
dimungkinkan ketika melakukan suatu kegiatan hanya difokuskan pada satu kawasan atau
cakupan dalam satu kawasan tersebut, namun tetap harus dapat ditarik manfaat teori dan praktik
dari kawasan yang lain. Karena pada dasarnya hubungan antar kawasan dalam teknologi
pembelajaran bersifat sinergistik.
Menurut definisi 1994 teknologi pendidikan adalah :
11
a. Teori dan praktek
b. Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian
c. Proses dan sumber
d. Untuk belajar
Teori dan Praktek
Teori terdiri dari konsep, pembangunan (konstruk), prinsip, dan proposisi yang memberi
sumbangan terhadap khasanah ilmu pengetahuan. Sedangkan praktek merupakan penerapan
pengetahuan tersebut dalam memecahkan masalah.
Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan Penilaian
Kawasan desain merupakan sumbangan terbesar dari teknologi pembelajaran untuk bidang
pendidikan yang lebih luas. Kawasan pengembangan telah menjadi matang dan memberikan
sumbangan terbesar untuk praktek. Sebaliknya kawasan pemanfaatan secara teoritis maupun
praktis masih belum berkembang dengan baik, karena masih kurang mendapatkan perhatian.
Kawasan pengelolaan selalu ada dalam bidang karena sumber yang menunjang untuk
berlangsungnya tiap fungsi harus diorganisasikan dan dikelola. Sedangkan kawasan penilaian
masih menggantungkan diri pada bidang lain.
Proses dan Sumber
Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil tertentu.
Sedangkan yang dimaksud denagn sumber adalah asal yang mendukung terjadinya belajar,
termasuk system pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan.
Untuk belajar
Tujuan teknologi pendidikan adalah untuk memacu (merangsang) dan memicu
(menumbuhkan) belajar. Belajar menyangkut adanya perubahan yang relatif permanen pada
pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman.
Kompetensi Umum Sarjana TP
a. Merancang, memproduksi, memanfaatkan aneka proses dan sumber untuk belajar
b. Mengembangkan program pembelajaran dalam lingkup lembaga pendidikan, pelatihan dan
pengembangan SDM
c. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi sumber belajar dan proses pembelajaran
d. Mengelola sistem pemanfaatan sumber belajar
e. Melakukan pembaharuan dalam lingkup pengabdiannya
Pemanfaatan Potensi TP
a. Penyediaan tenaga profesi (melalui pendidikan dan lembaga profesi)
b. Konsep isomerik (multi disiplin, eklektik dan menggunakan bahasa masyarakat)
12
c. Konsep sistematik (teratur, terarah, terkendali, terkoordinasi, terbuka untuk perbaikan)
d. Sistematik
e. Inovatif
2.6 Teknologi Informasi dan Pendidikan
Saat ini perkembangan teknologi informasi (TI) atau yang biasa juga disebut sebagai
teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communicatian Technology/ICT)
mengalami percepatan yang luar biasa. Perkembangan ini mempunyai pengaruh yang kuat bukan
hanya terhadap teknologi informasi itu sendiri namun juga terhadap totalitas hidup ini.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat ini membawa dampak yang begitu besar
bagi pola hubungan antar individu, antar komunitas, bahkan antar negara atau bangsa.
Handphone dengan fasilitas voice dan sms serta internet dengan fasilitas email, web, serta
chatting merupakan contoh produk teknologi informasi yang tidak asing lagi bagi kita. Produk
teknologi informasi ini memungkinkan manusia mengatasi hambatan jarak dan waktu untuk
melakukan komunikasi suara (voice), pesan tertulis (written message) maupun transfer data dua
arah dengan mudah dan cepat. Tentu kondisi ini sangat jauh dibandingkan dengan kondisi
beberapa puluh tahun yang lalu ketika, misalnya, seorang mahasiswa masih harus menulis surat
dan mengantarkannya ke kantor pos serta menunggu beberapa hari untuk bisa memberi kabar
kepada orang tuanya di kampong halaman. Istilah Teknologi informasi atau TI sendiri mencakup
hardware dan software komputer; suara, data, jaringan, satelit dan teknologi komunikasi lainnya;
termasuk di dalamnya perangkat-perangkat pengembangan aplikasi dan multimedia. Teknologi
ini modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini kepentingan pendidikan dan
bukannya untuk kepentingan komersial dengan tetap mencantumkan atribut penulis dan
keterangan dokumen ini secara lengkap. digunakan sebagai sarana untuk memperoleh,
memproses, menyimpan serta menyebarluaskan informasi. Dengan demikian, perbincangan
mengenai perkembangan teknologi informasi itu sendiri tidak akan lepas dari perbincangan
mengenai perkembangan teknologi computer berikut infrastruktur telekomunikasi. Komputer
atau sering disebut dengan istilah PC
(personal computer) mengalami perkembangan pesat, baik ditinjau dari sisi hardware
maupun sofware. Fungsi komputer kini tidak hanya untuk keperluan menghitung ataupun
keperluan mengetik saja, tapi lebih kompleks. Orang kini bisa memanfaatkan computer untuk
memenuhi kebutuhannya, dari keperluan hiburan, bisnis, kesehatan, maupun pendidikan. Dalam
hal hiburan komputer termasuk piranti yang memiliki kemampuan memberikan hiburan sangat
besar bagi penggunanya. Mulai dari piranti untuk mendengarkan musik, melihat gambar baik
13
yang diam maupun gambar bergerak seperti film dan nge-game baik yang offline alias nge-game
sendiri, maupun nge-game bersama melalui komputer yang berbeda tapi tersambung, baik
melalui internet maupun LAN (Local Area Netwowrk).
Teknologi Informasi: Peluang dan Tantangan
Tak terbantahkan lagi bahwa teknologi informasi memang menawarkan banyak fasilitas
yang bisa semakin memudahkan hidup kita. Namun kita perlu memulai dengan mempertanyakan
pada diri kita beberapa hal yang tampaknya sederhana namun hamper selalu kita temui sehari-
hari: Apa yang biasa kita lakukan dengan komputer yang kita gunakan? Diantara kita mungkin
memanfatkan komputer untuk mengetik tugas kuliah sambil mendengarkan mp3, sekali-kali
nonton film atau nge-game pada saat-saat senggang maupun sekedar untuk refreshing.
Pernahkah kita berpikir bahwa jika kita mau kita bisa memanfaatkan komputer untuk hal-hal
yang lebih dari aktivitas tersebut? Jika kita mau sedikit meluangkan waktu untuk “jalan-jalan” di
rental atau toko cd software, maka dengan mudah kita bisa menemukan software/program yang
bisa men-support studi maupun peningkatan kapasitas intelektual, skill dan religiusitas kita.
Dengan demikian, saat ini dengan mudah seorang siswa ataupun mahasiswa encari bahan
pelajaran atau kuliahnya melalui berbagai software program ensiklopedi/tutorial yang dikemas
dalam bentuk compact disc (cd) yang dengan mudah bisa di-install di komputer. Jika mau,
penelusuran lebih lanjut bisa juga dilakukan dengan mengakses berbagai perpustakaan digital
(digital library) yang secara on line dikaitkan dengan internet sehingga memungkinkan semua
orang dari belahan dunia manapun saling berbagi informasi serta resources yang dimilikinya
serta mendiskusikannya melalui fasilitas mailing list.
Perkembangan teknologi informasi saat ini, terutama internet, mampu menghadirkan ruang-
ruang interaksi virtual serta menyediakan informasi/resources dalam jumlah yang melimpah
yang bisa diakses secara cepat. Dengan demikian berbagai aktivitas keseharian termasuk di
dalamnya aktivitas pendidikan sebenarnya bisa dilakukan dengan lebih mudah, murah, efisien,
serta demokratis. Jika pada masa lalu sumber pengetahuan terpusat pada institusi-institusi
pendidikan formal maka saat ini sumber pengetahuan tersebar di berbagai lokasi yang melintasi
batas-batas institusi, geografis maupun negara. Dengan demikian seharusnya guru atau dosen
tidak lagi memposisikan diri sebagai pemegang otoritas pengetahuan namun lebih sebagai
mediator yang berperan untuk memfasilitasi berlangsungnya proses belajar yang lebih
partisipatif. Konsekuensi dari hal ini adalah selayaknya paradigma yang digunakan bukan lagi
menekankan pada aspek teaching (mengajar) namun lebih menitikberatkan pada proses learning
(belajar). Dalam kondisi demikian sangat mungkin kualitas seorang siswa lebih baik dari
kepandaian seorang guru/dosen. Proses yang lebih menekankan pada learning menempatkan
14
guru/dosen dan siswa sebagai ‘mitra’ belajar. Guru/dosen menempatkan diri sebagai fasilitator
dari siswa yang tidak berhak memaksakan pendapatnya, siswa menempatkan dirinya sebagai
aktor pembelajar aktif yang memahami kebutuhan dirinya dan mengupayakan pencapaian
pemahaman akan pengetahuan secara mandiri. Dan untuk In Focus Digital Journal Al-Manär
Edisi I/2004 menuju kesana siswa bisa mengoptimalkan web, homepage, search engine dan
fasilitasfasilitas lain yang tersedia saat ini. Berbagai pilihan Pemanfaatan dan Pengembangan
Teknologi Informasi. Proses pencerdasan bangsa merupakan tanggung jawab bersama, baik
masyarakat maupun pemerintah. Pemerintah bisa mengambil peran sebagai regulator berbagai
kebijakan dalam sektor teknologi informasi termasuk di dalamnya kebijakan dalam sector
telekomunikasi yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, dan bukannya berorientasi pada
kepentingan penguasa kapital. Di sisi lain, secara aktif masyarakat pun bisa
mengimplementasikan berbagai inisiatif tentang pengembangan dan pembangunan infrastruktur
teknologi informasi yang murah dan mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat.
Struktur dan kultur adalah dua hal yang terkait dengan setiap perubahan masyarakat. Kultur
pemanfatan TI pada masyarakat sangat tergantung pada struktur yang ada pada masyarakat
tersebut. Struktur terkait dengan regulasi, aturan yang ada mengenai pemanfaatan teknologi.
Apakah aturan yang ada menunjang tumbuhnya kultur iptek pada masyarakat atau tidak.
Disamping aturan, ada hal lain juga cukup berpengaruh dalam penumbuhan kultur pemafaatan
teknologi yaitu infrastruktur yang memadahi. Dari sini kita bisa melihat peran strategis
pemegang kebijakan yang berwenang mengeluarkan regulasi dan menyediakan infrastruktur.
Pada kenyataannya masih banyak kekurangan dalam ketiga hal tersebut. Regulasi yang ada
masih belum berpihak pada kepentingan masyarakat. Demikian juga infrastruktur yang
disediakan masih sangat minim. Kondisi ini mengakibatkan kultur pemanfaatan teknologi untuk
peningkatan kualitas masyarakat menjadi lemah. Keberpihakan pemerintah pada kepentingan
penguasa kapital baik kapital local Indonesia maupun kapital global serta ketidakseriusan bahkan
kegagalan pemerintah untuk membangun infrastruktur TI yang berpihak pada rakyat itu
mendorong sebagian orang baik secara individu maupun kolektif, bahu-membahu membangun
infrastruktur TI alternatif yang murah dan mudah untuk diakses oleh masyarakat. Mereka terdiri
dari para pakar dan praktisi TI maupun kalangan akademisi (dosen dan mahasiswa) yang
merelakan diri untuk berjuang menemukan dan mengimplementasikan berbagai temuannya
tentang TI untuk masyarakat. Pembangunan dan pengembangunan infrastruktur TI alternatif
yang dilakukan secara gotong royong sesuai dengan kapasitas, latar belakang dan spesialisasi
masing-masing ini berjalan secara cepat, murah dan demokratis baik secara virtual dengan
memanfaatkan berbagai fasilitas internet (website, email, mailing list) maupun secara langsung
15
(physically). Diantara mereka ada yang memfokuskan diri pada penyebaran ilmu pengetahuan
dan pengalaman yang dimilikinya secara gratis –karena menganut prinsip copyleft atau
copywrong- melalui website, cd maupun seminar dan workshop TI ebagai bagian dari agenda
pencerdasan bangsa seperti yang dilakukan oleh Dr. Onno W. Purbo, PhD2 serta komunitas
IlmuKomputer.com3. Sebagian ada yang berkonsentrasi untuk mengorganisir individu,
komunitas maupun berbagai lembaga formal dalam sebuah jaringan perpustakaan digital seperti
yang dilakukan oleh Ismail Fahmi dan kawan kawan dengan mendirikan Indonesia Digital
Library Network (IndonesiaDLN)4. Selain itu ada juga yang secara praktis bergerak membangun
infrastruktur TI RT/RW-Net (Neighborhood-Net) seperti Michael S. Sunggiardi dan kawan-
kawan serta Komunitas Open Source6 yang berkonsentrasi pada pembuatan dan pengembangan
free software yang legal untuk dimodifikasi, digandakan dan disebarluaskan. Nah, sampai disini
secara sederhana ada 2 pilihan model pengembangan teknologi informasi yang ada, yakni
pengembangan TI yang berbasis pada masyarakat dan pengembangan TI berbasis komersial.
Perkembangan terkini menunjukkan bahwa pengembangan TI yang berbasis pada masyarakat
menjadi alternatif menarik di tengah semakin mahalnya produk TI yang berbasis komersial,
apalagi pengembanga TI yang berbasis masyarakat ini menawarkan kualitas yang tidak kalah
dengan yang berbasis komersial. Tersedianya beragam pilihan free software yang berbasis Linux
misalnya, ternyata menjadi alternatif dari Windows yang merupakan produk komersial.
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur internet yang menggunakan teknologi tanpa
kabel (wireless) dengan memanfaatkan frekuensi 2,4 & 5,8 GHz yang antara lain dimotori oleh
Onno W. Purbo dan Michael S. Sunggiard ternyata menjadi alternatif yang sangat layak untuk
dipertimbangkan. Teknologi internet tanpa kabel ini sama sekali tidak memerlukan jaringan
telekomunikasi yang dimiliki oleh PT Telkom sehingga secara otomatis tidak diperlukan sama
sekali biaya yang harus dibayar kepada PT Telkom yang seringkali menaikkan tarif telepon
seenaknya.
2.7 Kawasan Teknologi Pendidikan
Berdasarkan pengertian TPtahun 1994,adalah teori dan praktek dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, danpenilaianproses dansumberbelajar. Dapat
dirumuskan 5Kawasan Teknologi Pendidikan, yaitu:
a. Kawasan Desain
b. Kawasan Pengembangan
c. Kawasan Pemanfaatan
d. Kawasan Pengelolaan, dan
e. Kawasan Eva
16
BAB IV
KESIMPULAN
Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terpadu untuk menganalisis dan
memecahkan masalah belajar. Teknologi pendidikan sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan
produktivitas pendidikan yaitu :
a. Memperlaju penahapan belajar
b. Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik
c. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik.
Adapun Upaya yang dapat dilakukan untuk Meningkatkan Produktivitas Pendidikan, diantaranya
melakukan penataan SDM dengan semangat efektivitas dan efisiensi lewat upaya pemberdayaan
tenaga pendidik dan kependidikan.
Produktivitas pendidikan perlu ditingkatkan supaya sekolah mampu menjawab tantangan global dan
tuntutan masyarakat. Salah satu aplikasi teknologi pendidikan untuk meningkatkan produktivitas
pendidikan adalah E-learning.
17
DAFTAR PUSTAKA
Dewi S, Prawiradilaga dan Evelin Siregar. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta :
Kencana.
Seels, Barbara B. and Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran : Definisi dan
Kawasannya. Terjemahan. Jakarta : IPTPI.
Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Nasution. 2010. Teknologi Pendidikan. Jakarta : PT.Bumi Aksara.
AECT. (1997). The Definition of Educational Technology: AECT Task Force on Definition and
Terminology. Washington, DC: Associations for Educational Communications and Technology
(AECT).