fungsi komponen utama telinga
TRANSCRIPT
FUNGSI KOMPONEN UTAMA TELINGA (Sherwood, 2001)
STRUKTUR FUNGSI
Telinga luar Mengumpulkan dan memindahkan gelombang suara ke telingan tengah
Pinna Mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkan ke saluran telinga, berperan dalam lokalisasi suara
Meatus auditorius eksternus Mengarahkan gelombang suara ke membran timpani, mengandung rambut – rambut penyaringdan mensekresikan serumen untuk menangkap partikel asing
Membran timpani Menggetarkan ossikula auditoriaTelinga tengah Memindahkan getaran membran timpani ke
cairan di koklea, memperkuat energi suaraMaleus, inkus, stapes Menimbulkan gerakan di perilimfe koklea dengan
frekuensi yang samaTelinga dalam: Koklea Tempat sistem sensorik untuk mendengarJendela oval Menggerakan perilimfeSkala vestibuli Mengandung perilimfe yang dibuat bergerak oleh
gerakan jendela oval Skala timpaniDuktus koklearis Mengandung endolimfe, tempat membrana
basilarisMembran basilaris Mengandung organ corti yang merupakan organ
indera untuk mendengarOrgan corti Mengandung sel rambut yang merupakan reseptor
suaraMembran tektorial Tempat terbenamnya sel reseptor suara yang
menekuk dan membentuk potensial reseptorJendela bundar Meredam tekanan di kokleaTelinga dalam: Aparatus vestibularis Tempat sistem sensorik untuk keseimbangan
dan memberikan masukan yang penting untuk mempertahankan postur dan keseimbangan
Kanalis semisirkularis Mendeteksi akselerasi atau deselerasi rotasional atau angular
Utrikulus Mendeteksi perubahan posisi kepala menjauhi sumbu vertikal, mengarahkan akselerasi dan deselerasi linear secara horizontal
Sakulus Mendeteksi perubahan posisi kepala menjauhi sumbu horizontal, mengarahkan akselerasi dan deselerasi linear secara vertikal
FISIOLOGI TUBA EUSTACHIUS (SASBEL TAMBAHAN)
Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan
nasofaring, yang terdiri atas tulang rawan pada dua pertiga ke arah nasofaring dan
sepertiganya terdiri atas tulang (Djaafar, 2007).
Tuba Eustachius biasanya dalam keadaan steril serta tertutup dan baru terbuka apabila udara
diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan dan menguap.
Pembukaan tuba dibantu oleh kontraksi muskulus tensor veli palatini apabila terjadi
perbedaan tekanan telinga tengah dan tekanan udara luar antara 20 sampai dengan 40 mmHg
(Djaafar, 2007).
Pembukaan tuba Eustachius tersebut memungkinkan tekanan udara di dalam telinga tengah
menyamakan diri dengan tekanan atmoosfer, sehingga tekanan di kedua sisi membrana
setara. Selama perubahan eksternal yang berlangsung cepat, kedua membrana timpani
menonjol keluar dan menimbulkan nyeri karena tekanan diluar telinga berubah sedangkan
tekanan di telinga tengah tidak berubah. Membukanya tuba eustachius memungkinkan
tekanan di kedua sisi membrana timpani seimbang, sehingga menghilangkan distorsi tekanan
dan membrana timpani kembali ke posisinya semula (Sherwood, 2001).
Tuba Eustachius mempunyai tiga fungsi penting, yaitu ventilasi, proteksi, dan drainase
sekret. Ventilasi berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama
dengan tekanan udara luar. Proteksi, yaitu melindung telinga tengah dari tekanan suara, dan
menghalangi masuknya sekret atau cairan dari nasofaring ke telinga tengah. Drainase
bertujuan untuk mengalirkan hasil sekret cairan telinga tengah ke nasofaring (Kerschner,
2007).
PEMERIKSAAN PENUNJANG OMA
1. Timpanometri
Merupakan suatu alat untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane timpani. Pada
penderita otitis media supuratif akut memungkinkan muncul timpanogram tipe B yang
dihubungkan dengan adanya cairan dalam telinga tengah, membran timpani yang
perforasi, atau sumbatan serumen (serumen prope). Timpanogram relatif datar atau
berbentuk kubah.
2. Kultur dan uji sensitifitas
Dilakukan untuk mengetahui mikroorganisme penyebab, dengan sebelumnya dilakukan
timpanosentesis, yaitu aspirasi jarum dari telinga tengah melalui membrane timpani. Pada
kultur sekret penderita otitis media supuratif akut biasanya dapat ditemukan S.
Pneumoniae, strains H. influenza (21%), M. catarrhalis (12%), S. Aureus (2-6%), dan
bakteri gram negatif lainnya, termasuk Pseudomonas aeruginosa (Adams, 1997).
3. Otoskopi pneumatik
Merupakan pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat membran timpani yang
dilengkapi dengan udara kecil untuk menilai respon membran timpani terhadap perubahan
tekanan udara. Pada penderita otitis media supuratif akut didapatkan respon membran
timpani berkurang sampai hilang.
4. Audiometri
Pada pemeriksaan audiometri penderita otitis media supuratif akut bisa didapatkan tuli
konduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, George L. M.D et all. 1997. BOIES Fundamentals of Otolaryngology Edisi VI.
Jakarta: EGC.
Djaafar, Z.A., Helmi, Restuti, R.D., 2007. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Soepardi,
E.A., ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher.
Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kerschner, J.E., 2007. Otitis Media. In: Kliegman, R.M., ed. Nelson Textbook of
Pediatrics. 18th ed. USA: Saunders Elsevier, 2632-2646.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta: EGC.