gabungan mektan fix print
DESCRIPTION
MEKTANTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUJIAN MEKANIKA TANAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengujian Mekanika Tanah
yang dibina oleh Bapak Ir. I Wayan Jirna, S.T., M.T.
oleh :
Alfian Syahrul Huda
(130523612743)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
DESEMBER 2014
1. ANALISA SARINGAN
I. TUJUAN
1.1 Dapat melaksanakan salah satu cara pengujian besar butiran tanah
dengan prosedur yang benar.
1.2 Dapat menentukan pembagian ukuran butir dan membuat grafik
hasil pengujian.
II. ALAT DAN BAHAN
Gambar 1. Sleve Shaker Elektrik
2.1 Tanah 1000 gram
2.2 Saringan Tanah
2.3 Nampan Besar
2.4 Timbangan
2.5 Mesin Penggetar
2.6 Sendok Tanah / skop
2.7 Palu
2.8 Kantong plastik
2.9 Sikat besi
III. LANGKAH KERJA
3.1 Ambil tanah kering dengan cangkul atau sendok pasir di daerah yang
bertanah kering
3.2 Masukan tanah kedalam kantong plastik
3.3 Tuangkan tanah kedalam nampan besar, kemudian tumbuk dengan
palu
3.4 Tumbuk tanah tersebut hingga berbutir halus dan agak kasar (layak
masuk saringan)
3.5 Timbang tanah dalam timbangan sebanyak 1000 gram dalam nampan
kecil (pastikan nampan kecil sudah ditimbang beratnya)
3.6 Siapkan saringan dengan mengurutkan nomer paling paling besar
berada dibawah (pastikan saringan bersih dari bahan-bahan lain yang
menempel dengan sikat besi)
3.7 Tuangkan tanah seberat 1000 gram ke dalam saringan
3.8 Letakkan saringan pada mesin penggetar
3.9 Pastikan kabel mesin penggetar tersambung arus listrik dengan baik,
dan pastikan saringan kencang agar tanah tidak berantakan selama
proses penggetaran berlangsung
3.10 Tuangkan tanah seberat 1000 gram ke dalam saringan
3.11 Nyalakan mesin penggetar dan tunggu 10 menit
3.12 Ambil saringan dan timbang satu per satu dengan berat tanah yang
tertinggal
3.13 Catat data yang didapat
3.14 Masukkan kembali tanahtanah kedalam kantong plastic
3.15 Bersihkan kembali saringan dengan sikat besi
3.16 Akumulasikan data yang diperoleh
IV. TABEL OBSERVASI
No mm
Berat
Ayakan
(gram)
Berat
Saringan
+ Tanah
(gr)
Berat
Tanah
Tertahan
(gr)
Berat
Tanah
Tertahan
% Berat Tanah
Tertinggal Lolos
4 4.75 470 540 70 70 7.179487 92.82051
16 1.7 440 690 250 320 32.82051 67.17949
20 0.85 440 650 210 530 54.35897 45.64103
30 0.6 430 510 80 610 62.5641 37.4359
40 0.425 410 460 50 660 67.69231 32.30769
50 0.3 410 480 70 730 74.87179 25.12821
100 0.15 405 490 85 815 83.58974 16.41026
200 0.075 400 480 80 895 91.79487 8.205128
PAN 0 460 540 80 975 100 0
Persentase yang lolos
Ke 60 : D60 = ��
��� x 92,82 = 55,69%
Ke 30 : D30 = ��
��� x 92,82= 27,84%
Ke 10 : D10 = ��
��� x 92,82= 9,28%
Menetukan diameter (∅) saringan
D60 = 1,70 – ���,�����,��
��,�����,�� . ( 1,70 − 0,850)�
= 1,70 - ���,��
��,�� . 0,85 �
= 1,70 - {0,453}
= 1,247 mm
D30 = 0,425 – ���,�����,��
��,�����,�� . ( 0,425 − 0,300)�
= 0,425 - ��,��
�,�� . 0,125 �
0,000
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
100,000
0,0100,1001,00010,000
KU
MU
L LO
LOS(
%)
DIAMETER SARINGAN (MM)
= 0,425 - {0,078}
= 0,347 mm
D10 =0,150– ���,����,��
��,����,�� . ( 0,150 − 0,075)�
= 0,150 - ��,��
�,�� . 0,075 �
= 0,150 - {0,065}
= 0,085 mm
Cu = ���
��� =
�,���
�,���= 14,67
Cc = (���)�
���.��� =
(�,���)�
(�,���)(�,���)
= �,���
�,��� = 1,15
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari praktikum ini adalah
semakin halus partikel tanah atau semakin kecil partikel tanah, maka tanah
akan lolos saringan nomer terbesar (dengan diameter terkecil), sehingga
sampai pada PAN. Begitu pula dengan butir partikel tanah yang besar,
tanah tidak akan lolos saringan dengan diameter kecil, karena partikel
tanah itu sediri lebih besar dibandingkan ukuran diameter saringan yang
dilaluinya.
VI. REFERENSI
6.1 British Standart BS 1377-1975
6.2 Bowles, J.E., “Engineering Properties of Soils and their
Measurement” Experiment No. 1
6.3 Head, K.H., “Manual of Soils Laboratori Testing” Vol 1 Section
2.5
2. PENGUJIAN KADAR AIR
I. Tujuan
a. Dapat melaksanakan percobaan penentuan kadar air dengan prosedur
benar.
b. Dapat melakukan perhitungan serta menggunakan dalam perhitungan-
perhitungan untuk percobaan lain.
II. Alat dan Bahan
Gambar 2. Alat Pemadatan Tanah
Keterangan gambar
1. Palu pemadatan modified 7. Plat pendorong modified
2. Palu pemadatan standart 8. Plat pendorong standart
3. Mould Ø 6” 9. Handel dongkrak
4. Mould Ø 4” 10. Dongkrak
5. Tiang extruder 11. Collar Ø 6”
6. Pisau pemotong 12. Alas mould
13. Timbangan ketelitian 0,01 gram
14. Cawan kadar air (tin box)
15. Oven
16. Penumbuk berat 2500 gram
17. Tabung silinder (Volume 944 cm3)
18. Tanah (2,5 kg)
19. Saringan no. 4
20. Air 750 ml
III. Langkah Kerja
a. Ayaklah tanah 2500 gram dengan saringan no. 4
b. Tanah 2500 gram yang lolos saringan no. 4 diberi air sebanyak 250 ml dan
diaduk hingga semua tanah menyatu dengan air
c. Kemudian melakukan penumbukan tanah pada tabung silinder dengan alat
penumbuk
d. Pemadatan tanah secara berangsur dari 1/3 tabung dengan 25 kali ketukan
alat pada tanah , 2/3 tabung (25 kali) dan sampai penuh silinder tersebut
e. Timbang 3 cawan yang akan digunakan untuk wadah tanah yang sudah
ditumbuk dan beri tanda atau nomor pada tiap cawan
f. Masukkan tanah yang sudah ditumbuk pada masing-masing cawan
g. Timbang cawan yang sudah berisi tanah
h. Masukkan kedalam oven yang suhunya telah diatur 110 0C selama 24 jam
sehingga beratnya konstan
i. Setelah dikeringkan dalam oven, cawan tersebut lalu didinginkan
j. Setelah dingin, timbang kembali cawan yang telah berisi tanah kering tersebut
IV. HASIL
TANAH NOMER CAWAN
Nomer cawan ( A ) 1 2 3
Berat cawan (Wc) ( B ) gr 10 10 10
Berat cawan + tanah basah (Wb) ( C ) gr 45 41 43,3
Berat cawan + tanah kering (Wk) ( D ) gr 34,92 33,17 33,41
Berat air ( E = C - D ) gr 10,08 7,83 9,89
Berat volume basah (γb) ( F = Wtanah / volume ) gr/cm³ 1,419491525
Kadar air ( W ) ( G = E / D . 100% ) % 28,866 23,6057 29,6019
Kadar air rata-rata ( H ) % 27,35785425
Berat volume kering (γd) ( I = F / 1 + G ) gr/cm³ 1,114638025
HITUNGAN
�� = �����,��
��,���100% = 28,86 %
�� =�����,��
��,���100% = 23,60 %
�� =��,����,��
��,���100% = 29,6019 %
�� = ���,�� � ��,�� � ��,��
�� = 27,357 %
�� =������ ������� ��������
�=
����
���= 1,419 ��/���
�� =��
���=
�,���
(���,����)= 1,11 ��/���
V. KESIMPULAN
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam
masa tanah, terhadap berat butiran padat (tanah kering) yang dinyatakan dalam
persen. Dalam praktikum kali ini didapatkan kadar air rata-rata dari ketiga
percobaan yang kami lakukan adalah sebesar 27,375 %.
VI. REFERENSI
7.1 ASTM D 3441—86
7.2 AASHTO T99-81 & T180-74
7.3 Bowles, J.E., Engineering Properties of Soils and Their Measurement
Experiment No. 9
7.4 British Standart BS Test 12 & 13
7.5 Manual Pemeriksaan Bahan Jalan No. 01/MN/BM/1976, PB-0112-76
3. PERCOBAAN BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT)
DENGAN CASSAGRANDE
I. Tujuan
a. Praktikan dapat melaksanakan salah satu cara pengujian liquit limit dengan
prosedur yang benar.
b. Praktikan dapat menentukan harga–harga batas cair, serta
menggambarkan grafik untuk batas cair dengan benar.
II. Alat dan Bahan
Gambar 2. Alat Pengujian Batas Konsistensi
1. Mangkok
2. Pen penggantung mangkok
3. Baut penjepit
4. Baut pengatur tinggi jatuh
5. Tuas pemutar
6. Alas
7. Alas pembuat alur ASTM
8. Alur pembuat casagrande
9. Spatula
10. Botol air
11. Gelas ukur 500 ml
12. Alas gelas
13. Cawan
III. Langkah Kerja
a. Siapkan mangkok batas cair. Pastikan mangkuk dalam keadaan bersih dari
noda bahkan air dan minyak sekalipun.
b. Mengatur ketinggian jatuh mangkok, dengan cara sebagai berikut:
a. Kendurkan kedua baut penjepit, lalu memutar handel/tuas pemutar
sampai posisi mangkok mencapai tinggi jatuh setinggi 10 mm.
b. Untuk menentukan tinggi jatuh mangkok dapat mengendurkan baut
belakang, mengangkat mangkok, memasukan bagian ujung tungkai
pemutar alur ASTM tepat masuk di antara dasar mangkok dan
alasnya, dan mengencangkan kembali baut bagian belakang
c. Ambil sampel tanah sekitar 100 gram yang lolos saringan No. 40 lalu
campurkan dengan air suling sedikit demi sedikit dan aduk dengan spatula
hingga merata
d. Setelah merata, ambil sampel tanah dalam tersebut, memasukkan ke
dalam mangkok alat batas cair. Ratakan permukaannya sehingga sejajar
dengan dudukan alat bagian yang paling tebal harus ± 1 cm.
e. Buat alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut,
menggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah
mangkok secara simetris dengan posisi tegak lurus permukaan mangkok.
f. Putar tuas/ handel pemutar dengan kecepatan stabil. Lakukan terus hingga
kedua permukaan yang terbelah atau terpisahkan bertemu kembali (menyatu).
g. Mencatat jumlah pukulan yang terjadi untuk mencapai kondisi yang
bersinggungan tersebut.
h. Ambil sebagian benda uji dari mangkok tersebut dengan menggunakan
spatula, memasukan ke dalam cawan
i. Ulangi prosedur pengujian diatas dengan variasi penambahan air yang
berbeda.
j. Sebagian benda uji (tanah) yang telah selesai dimasukkan ke cawan lalu
ditimbang. Kemudian letakkan di oven selama 24 jam diatur 110 0C
k. Setelah dikeringkan dalam oven, cawan tersebut lalu didinginkan
l. Setelah dingin, timbang kembali cawan yang telah berisi tanah kering
tersebut
IV. HASIL
Tabel observasi
TANAH NOMER CAWAN
Nama Cawan ( A )
Tanah
Padat
Tanah
Sedang
Tanah
Cair
Berat cawan (Wc) ( B ) Gr 10 10 10
Berat cawan + tanah
basah (Wb) ( C ) Gr 31,95 29 30
Berat cawan + tanah
kering (Wk) ( D ) Gr 24,37 22,19 23,43
Berat air ( E = C - D ) Gr 7,58 6,81 6,57
Berat tanah Kering ( F = D - B ) gr/cm³ 14,37 12,19 13,43
Kadar air ( W ) ( G = E/F x 100% ) % 52,74 55,86 48,92
Kadar air rata-rata ( H ) % 52,51
Jumlah Ketukkan ( I = F / 1 + G ) gr/cm³ 42 8 120
HITUNGAN
�� =(��,�����)�(��,�����)
(��,�����) � 100% = 52,748 %
�� =(��,�����)�(��,�����)
(��,�����) � 100% = 55,865 %
�� =(��,�����)�(��,�����)
(��,�����) � 100% = 48,920 %
�� =(��,������,������,���)
�= 52,511 %
Hasil kadar air (w) dan jumlah pukulan (N) digambarkan pada diagram batas cair
pada 25 x pukulan diperoleh kadar air 54%. Jadi, batas cair LL = 54%
V. Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapatkan Batas Cair (LL) sebesar 54% sehingga tanah
tersebut merupakan tanah lempung yang kohesif dan berplastisitas tinggi.
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
0 20 40 60 80 100 120 140
W(
Kad
ar a
ir)
N (Jumlah Ketukan)
LL
25
4. PENGUJIAN BERAT JENIS (Gs)
I. TUJUAN PENGUJIAN
1. Praktikan dapat menentukan nilai berat jenis tanah berbutir halus di
laboratorium dengan prosedur yang benar.
2. Praktikan dapat menggunakan nilai Gs yang diperoleh untuk
menghitung besaran-besaran sifat fisik tanah penting lainnya.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Piknometer dengan kapasitas 50 ml dan 100 ml.
2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram dan 0,01 gram.
3. Thermometer ukuran 0 ºC – 50 ºC dengan ketelitian membaca 1 ºC.
4. Ayakan no 4 (4,75mm)
5. Tungku listrik (hot plate).
6. Tanah ± 10 ����
7. Pipet dan corong
8. Air suling.
III. LANGKAH KERJA
1. Ambillah contoh tanah beratnya antara 50–100 gram.
2. Contoh tanah diayak melalui ayakan No. 4 (4,75 mm), siapkan benda
uji sebanyak 10 gram apabila menggunakan piknometer 50 ml, atau
25 gram apabila menggunakan piknometer 100 ml.
3. Timbang piknometer yang digunakan
4. Timbang piknometer + tanah kering yang akan diuji
5. Timbang piknometer + tanah sebelumnya + air hingga batas pada
piknometer
6. Kemudian dipanaskan diatas tungku listrik, jika muncul gelembung pada
air didalam piknometer maka diangkat dan didiamkan hingga gelembung
tersebut habis.
7. Ambillah air yang melebihi batas pada piknometer menggunakaan pipet ,
setelahnya dipanaskan kembali hingga muncul gelembung.
8. Menunggu hingga gelembung habis ,kemudian timbang berat piknometer
tersebut
9. Tahap selanjutnya buang air + tanah yang telah dipanaskan
10. Isilah piknometer dengan air hingga batas pada piknometer
11. Masukka termometer pada piknometer yang telah diisi air tunggu
± 5 ����� untuk mengetahui suhu.
IV. Hasil
Tanah Keterangan
Berat cawan (gram) 10,18
Berat cawan + berat tanah basah (gr) 30
Berat cawan + berat tanah kering oven (gr) 24,51
Berat tanah basah (m1) (gr) 19,82
Berat tanah kering oven (m2) (grm) 14,33
volume tanah basah dalam cawan (v1) (cm3) 15,55
volume tanah kering oven (v2) (cm3) 13,38
Berat jenis air (γw) 1
HITUNGAN
SL = �������
��� − �
�����
��� ��� x 100 %
= ��(��,�����,��)
��,��−
(��,�����,��)
��,���� 1�100 %
= (0,383112352 – 0,151431 ) x 100
= 0,231681786 x 100
= 23,16818 %
VI. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan batas plastis (SL)
sebesar 23,16818% sehingga dapat disimpulkan bahwa LL > PL > SL
( LL = 54 % ) ( PL = 32.78132791 %)
5. PENGUJIAN BATAS PLASTIS (PLASTIS LIMIT)
I. TUJUAN PENGUJIAN
1. Praktikan dapat melaksanakan salah satu cara pengujian batas plastis dan
semi padat (batas plastis) dengan prosedur yang benar.
2. Praktikan dapat menentukan jenis, sifat serta klasifikasi tanah dengan
benar.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Plat kaca
2. Batang pembanding dengan diamater 3 mm
3. Spatula
4. Botol (berisi air suling)
5. Mangkok pengaduk
6. Cawan
7. Oven
8. Tanah 100 grm
9. Timbangan
III. LANGKAH KERJA
1. Ambil benda uji yang lolos saringan No. 40 sebanyak ± 20 gram.
2. Letakan pada mangkok pengaduk atau plat kaca, melakukan pengadukan
dengan menambah air suling sedikit demi sedikit, atau mengaduk sehingga
kadar air merata (homogen).
3. Setelah didapat campuran yang homogen, membuat bola-bola tanah
seberat ± 8gram, kemudian menggeleng-gelengkan bola-bola tanah
tersebut di atas plat kaca dengan ujung jari tangan, sampai retak-retak pada
diameter 3 mm dan membandingkan dengan batang pembanding.
4. Apabila sebelum mencapai diameter 3 mm benda uji sudah retak,
menyatukan kembali benda uji, kemudian menambahkan air sedikit
demi sedikit dan mengaduk hingga homogen. Bila penggelengan sudah
mencapai diameter lebih kecil dan 3 mm tanpa menunjukkan keretakan,
maka membiarkan benda uji beberapa saat di udara. Ambil benda uji yang
telah mencapai keretakan pada diameter 3 mm, memasukkan ke dalam
cawan, menentukan kadar aimya dengan menggunakan metoda pengujian
kadar air.
IV. HASIL
Tanah Keterangan
Berat cawan + tanah (gram) 174
Berat cawan (gram) 100
Tanah (gram) 74
Berat cawan pada tanah Plintiran (gram) 5.3
Berat cawan + tanah basah (plintiran) (gram) 10.2
Berat cawan + tanah kering (plintiran) (gram) 8.99
Berat tanah basah wb (gram) 4.9
Berat tanah kering wk (gram) 3.69
PL (Plastic Limit) PL =[ (wb-wk)/wk ]* 100 (%) 32.79132791
�� = �
=(�� − ��)
��× 100%
= 32,781%
V. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa Plastis Limit (Batas
Plastis) dari tanah sampel adalah 32,781 %.
6. PENGUJIAN BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT)
I. TUJUAN
Untuk mengetahui Shrinkage Limit (Batas Susut) dari tanah sampel.
II. ALAT DAN BAHAN
Ayakan No. 40
1. Tanah sampel yang lolos ayakan nomor 40.
2. Cawan.
3. Cawan diameter 3 cm dengan ketinggian 1 cm.
4. Cawan porselin
5. Monel dish
6. Cristalizing dish : dish (diameter 5 cm)
7. Overflow dish (diameter 9 cm)
8. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram dan 0,01 gram.
9. Air suling.
10. Spatula.
11. Oven.
12. Mangkuk pengaduk.
13. Pelat kaca (untuk meratakan permukaan air raksa).
14. Air raksa.
15. Mangkuk kaca (besar dan kecil).
III. LANGKAH KERJA
1. Campur tanah dengan air hingga keadaan tanah seperti lumpur
2. Ambil tanah yang hingga penuh dalam cawan diameter 3 cm dengan
ketinggian 1cm dan ditimbang .
3. Tanah yang terisi penuh di angin-anginkan selama ± 3 hari
4. Masukkan contoh tanah yang sudah di angin-anginkan ke dalam oven
selama 24 jam .
5. Timbang tanah setelah di oven dan menghitung volume tanah dengan
menggunakan air raksa.
IV. HASIL
Tanah Keterangan
Berat cawan (gram) 10,18
Berat cawan + berat tanah basah (gr) 30
Berat cawan + berat tanah kering oven (gr) 24,51
Berat tanah basah (m1) (gr) 19,82
Berat tanah kering oven (m2) (grm) 14,33
volume tanah basah dalam cawan (v1) (cm3) 15,55
volume tanah kering oven (v2) (cm3) 13,38
Berat jenis air (γw) 1
HITUNGAN
SL = �������
��� − �
�����
��� ��� x 100 %
= ��(��,�����,��)
��,��−
(��,�����,��)
��,���� 1�100 %
= (0,383112352 – 0,151431 ) x 100
= 0,231681786 x 100
= 23,16818 %
V. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan batas plastis (SL)
sebesar 23,16818% sehingga dapat disimpulkan bahwa LL > PL > SL
( LL = 60,50 % ) ( PL = 32.79132791 %
7. PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRESSION TEST)
I. TUJUAN
a. Praktikan dapat melaksanakan percobaan Kuat Tekan Bebas
(Unconfined Compressive Strength Test) dengan prosedur yang
benar.Praktikan dapat melakukan perhitungan dan penggambaran grafik,
serta dapat menentukan nilai kuat tekan bebas (qu)
b. Praktikan dapat melakukan pengujian dengan benda uji buatan, untuk
menentukan nilai kepekaan (sensitivity) tanah.
II. ALAT DAN BAHAN
a. Tanah ± 100 grm
b. Mesin beban (Load frame), dengan ketelitian bacaan sampai 0.01 kg/cm2
c. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 kali diameter, tabung
belah
d. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah (Extruder)
e. Timbangan dengan ketelitian 0.1gram
f. Pisau tipis, kawat serta talam, jangka sorong
g. Peralatan untuk keperluan penentuan kadar air.
III. PERSIAPAN BENDA UJI
a. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder, dengan diameter minimal
3,00 cm dan tinggi diambil 2 s/d 3 kali diameter.
b. Untuk benda uji dengan diameter 3,00 cm, besar butir maksimum yang
terkandung dalam benda uji harus < 0,1 diameter benda uji.
c. Untuk benda uji dengan diameter > 6,80 cm besar butir maksimum
yang terkandung dalam benda uji harus < 1/6 diameter benda uji.
d. Pembuatan benda uji:
a. Benda uji asli dari tabung contoh tanah
- Keluarkan contoh tanah dari tabung sepanjang 1-2 cm dengan
alat pengeluar contoh (extruder), dan kemudian potong dengan
pisau kawat.
- Pasang cetakan benda uji di atas tabung contoh, keluarkan contoh
dengan alat pengeluar contoh sepanjang cetakan dan potong
dengan pisau kawat.
- Ratakan kedua sisi benda uji dengan pisau tipis dan keluarkan
dari cetakan.
b. Buatan (remoulded)
- Siapkan contoh tanah dari benda uji asli bekas pengujian, atau sisa-
sisa contoh tanah yang sejenis
- Siapkan data berat isi dan kadar air asli, serta volume cetakan.
- Sesuaikan kadar air dari contoh tanah agar sama atau mendekati
nilai kadar air asli.
- Cetak benda uji ke dalam tabung contoh yang telah diketahui
volumenya sehingga mempunyai berat isi yang sama atau mendekat
berat isi tanah asli.
- Terhadap benda uji yang terdapat dalam tabung, ulangi langkah
4.a di atas.
IV. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Timbang benda uji, kemudian tekan pada mesin tekan bebas secara
sentris dimana permukaan piston bagian bawah menyentuh permukaan
benda uji bagian atas.
2. Atur arloji beban regangan pada angka nol.
3. Jalankan mesin beban, baca dan catat beban pada regangan 0,5%, 1,0%,
1,5%, 2,0%, dan seterusnya
4. Kecepatan regangan sebesar 0,5%-2,0% permenit dari tinggi benda uji,
biasanya diambil sebesar 1% permenit dari tinggi benda uji.
5. Pelaksanaan pengujian dihentikan apabila telah tercapai salah satu dari
keadaan berikut ini:
- Pembacaan beban telah menurun, atau relatif tetap untuk 3 (tiga)
pembacaan terakhir berturut-turut.
- Jika regangan telah mencapai 15%.
V. HASIL TABEL PENGUJIAN
1. Macam tanah :
Diameter = 3.500 cm
Tinggi = 7.000 cm
Luas = 9.616 cm²
Volume (V) = 67.314 cm3
Berat (W) = 124.180 gr
b = W/V = 1.845 gr/cm³
Kalibrasi dari ring beban = 0.503
Waktu
Regangan Beban Luas Tegangan
Pemb. Regangan Pemb. Beban Angka Luas
Dial % Dial Kg koreksi Koreksi Kg/cmᵌ
0'30 35 0 1.1 0.553 1.000 9.616 0.058
1'00 70 1 1.8 0.905 1.010 9.713 0.093
2'00 140 2 2.2 1.107 1.020 9.813 0.113
3'00 210 3 2.9 1.459 1.031 9.914 0.147
4'00 280 4 3 1.509 1.042 10.017 0.151
5'00 350 5 3.1 1.559 1.053 10.122 0.154
6'00 420 6 3.2 1.610 1.064 10.230 0.157
7'00 490 7 4.1 2.062 1.075 10.340 0.199
8'00 560 8 4.4 2.213 1.087 10.452 0.212
9'00 630 9 4.7 2.364 1.099 10.567 0.224
10'00 700 10 4.9 2.465 1.111 10.685 0.231
11'00 770 11 5 2.515 1.124 10.805 0.233
12'00 840 12 5.1 2.565 1.136 10.928 0.235
13'00 910 13 5.2 2.616 1.149 11.053 0.237
14'00 980 14 5.3 2.666 1.163 11.182 0.238
Qu = 0.264 Kg/cmᵌ
Regangan maksimum = 16%
Su = qu/2
= 0.132 Kg/cmᵌ
2. Macam tanah :
Diameter = 3.550 cm
Tinggi = 7.000 cm
Luas = 9.893 cm²
Volume (V) = 69.251 cm3
Berat (W) = 88.110 gr/cm³
b = W/V = 1.272 gr/cm³
Kalibrasi dari ring = 0.503
0,000
0,050
0,100
0,150
0,200
0,250
0,300
0 5 10 15 20
Teg
anga
n
Regangan
15'00 1050 15 5.5 2.767 1.176 11.313 0.245
16'00 1120 16 6 3.018 1.190 11.448 0.264
17'00 1190 17 5.7 2.867 1.205 11.586 0.247
18'00 1260 18 5.2 2.616 1.220 11.727 0.223
Waktu
Regangan Beban Luas Tegangan
Pemb. Regangan Pemb. Beban Angka Luas
Dial % Dial Kg koreksi Koreksi Kg/cmᵌ
0'30 35 0 0.5 0.252 1.000 9.893 0.025
1'00 70 1 0.9 0.453 1.010 9.993 0.045
2'00 140 2 1.1 0.553 1.020 10.095 0.055
3'00 210 3 1.4 0.704 1.031 10.199 0.069
4'00 280 4 1.8 0.905 1.042 10.305 0.088
5'00 350 5 1.9 0.956 1.053 10.414 0.092
6'00 420 6 2 1.006 1.064 10.524 0.096
7'00 490 7 2.1 1.056 1.075 10.638 0.099
8'00 560 8 2.2 1.107 1.087 10.753 0.103
9'00 630 9 2.3 1.157 1.099 10.871 0.106
10'00 700 10 2.5 1.258 1.111 10.992 0.114
11'00 770 11 2.6 1.308 1.124 11.116 0.118
12'00 840 12 2.9 1.459 1.136 11.242 0.130
13'00 910 13 3 1.509 1.149 11.371 0.133
14'00 980 14 3.2 1.610 1.163 11.503 0.140
15'00 1050 15 3.4 1.710 1.176 11.639 0.147
16'00 1120 16 3.5 1.761 1.190 11.777 0.149
17'00 1190 17 3.6 1.811 1.205 11.919 0.152
18'00 1260 18 3.2 1.610 1.220 12.065 0.133
Qu = 0.152 Kg/cmᵌ
Regangan
maksimum = 17%
Su = qu/2
= 0.076 Kg/cmᵌ
3. Macam tanah :
Diameter = 3.550 Cm
Tinggi = 7.000 Cm
Luas = 9.893 cm²
Volume (V) = 69.251 cm3
Berat (W) = 151.850 Gr
b = W/V = 2.19 gr/cm³
Kalibrasi dari ring
beban =
0.503
0,000
0,020
0,040
0,060
0,080
0,100
0,120
0,140
0,160
0 5 10 15 20
Teg
anga
n
Regangan
Waktu
Regangan Beban Luas Tegangan
Pemb. Regangan Pemb. Beban Angka Luas
Dial % Dial Kg koreksi Koreksi Kg/cmᵌ
0'30 35 0 4 2.012 1.000 9.893 0.203
1'00 70 1 6 3.018 1.010 9.993 0.302
2'00 140 2 7.5 3.773 1.020 10.095 0.374
3'00 210 3 9 4.527 1.031 10.199 0.444
4'00 280 4 10.5 5.282 1.042 10.305 0.513
5'00 350 5 12 6.036 1.053 10.414 0.580
6'00 420 6 12.2 6.137 1.064 10.524 0.583
7'00 490 7 11 5.533 1.075 10.638 0.520
8'00 560 8 10 5.030 1.087 10.753 0.468
9'00 630 9 8 4.024 1.099 10.871 0.370
10'00 700 10 7 3.521 1.111 10.992 0.320
11'00 770 11 5 2.515 1.124 11.116 0.226
12'00 840 12 4.3 2.163 1.136 11.242 0.192
13'00 910 13 4 2.012 1.149 11.371 0.177
14'00 980 14 2.9 1.459 1.163 11.503 0.127
15'00 1050 15 3.7 1.861 1.176 11.639 0.160
16'00 1120 16 3.6 1.811 1.190 11.777 0.154
17'00 1190 17 2.8 1.408 1.205 11.919 0.118
18'00 1260 18 2.5 1.258 1.220 12.065 0.104
Qu = 0.583 Kg/cmᵌ
Regangan
maksimum = 6%
Su = qu/2
= 0.2915 Kg/cmᵌ
VI. KESIMPULAN
Dari ppraktikum kali ini, didapatkan hasil :
1. Tanah pertama
2. Tanah Kedua
Kuat Tekan Bebas (Qu)
sebesar 0.152 Kg/cmᵌ Regangan maksimum
sebesar 17%
Su sebesar 0.076 Kg/cmᵌ
0,000
0,100
0,200
0,300
0,400
0,500
0,600
0,700
0 5 10 15 20
Teg
anga
n
Regangan
Kuat Tekan Bebas (Qu)
sebesar 0.264 Kg/cmᵌ
Regangan maksimum sebesar 16%
Su sebesar 0.132 Kg/cmᵌ
3. Tanah ketiga
Kuat Tekan Bebas (Qu)
sebesar 0.583 Kg/cmᵌ Regangan maksimum
sebesar 6%
Su sebesar 0.2915 Kg/cmᵌ
VII. REFERENSI
8.1. ASTM D 2166-85
8.2. AASHTO
8.3. Bowles, J.E., “Engineering Properties of Soils and Their Measurement”
Experiment No. 14
8.4. Head, K. H. “Manual os Soil Laboratory Testing”, Vol.1 – Chapter 2.5.
8. PENGUJIAN KONSOLIDASI
I. Tujuan
(1) Praktikan dapat melakukan percobaan konsolidasi satu dimensi
dengan prosedur yang benar.
(2) Praktikan dapat menggambarkan kurva konsolidasi dari masing-
masing tahap pembebanan, serta menghitung Koefisien Konsolidasi
(Cv) berdasrkan cara Cassagrande dan cara Taylor.
(3) Praktikan dapat menghitung dan menggambarkan kurva hubungan
antara perubahan angka pori terhadap tegangan efektif (P’), dengan
skala semi-long.
(4) Praktikan dapat menggamabrkan garis konsoidasi di laboratorium dan
di lapangan, serta menghitung Indeks Pemampatan tanah (Cc)
II. Alat dan Bahan
(1) Alat Konsolidasi
(2) Cetakkan benda uji
(3) Alat pengeluar benda uji
(4) Stop watch
(5) Dial deformasi
(6) Timbangan
(7) Oven
III. Langkah Kerja
(1) Bersihkan cetakkan benda uji dan keringkan, kemudian timbang
(2) Siapkan benda uji :
Keluarkan contoh tanah dari tabung sample sepanjang 1 cm dengan
menggunakan extruder tabung lalu dipotong dan diratakkan.
Pasang cetakkan didepan tabung contoh lalu keluarkan contoh tanah
dengan extruder sehingga cetakkan terisi penuh dengan tanah
Ratakan tanah yang menonjol dikedua ujung cetakkan benda uji
dengan pisau pemotong
Potong kelebihan tanah dengan hati-hati dan tentukan kadar air, berat
jenis bagian yang terpotong terebut.
Timbang cetakkan beserta contoh tanah tanah dan tentukkan berat
tanahnya sendiri.
Keluarkan contoh tanah dari cetakkan dengan cara didorong dengan
besi pemotong
(3) Masukkan benda uji tersebut ke dalam ring contoh dengan hati-hati,
jangan sampai terjadi pemampatan
(4) Pasang kertas saringan dibagian atas dan bawah sample, kemudian
pasang batu pori pada bagian atas dan bawahnya
(5) Masukkan dalam sel konsolidasi
(6) Pasang pelat penekan diatas batu pori kemudian letakkan bola baja
kecil coakan pelat penekan di atas pelat penekan terebut bagian
tengahnya
(7) Letakkan pada alat konsolidasi
(8) Atur posisi palang penekan sehingga horizontal, dengan cara memutar
span skrup dibagian belakang
(9) Atur ketinggian baut penekan sehingga tepat menyentuh bola baja
(10) Atur posisi dial deformasi dalam posisi tertekan, kemudian dial
terebut di nol-kan, tahan lengan beban dengan palang penahan.
(11) Pasang beban pertam yang menghasilkan tekanan pada benda uji
sebesar 0,25 kg/cm2
(12) Baca deformasi tanah pada detik ke 0, 6, 10, 15, 30 kemudian pada
menit ke 1, 2, 4, 8, 12, 15, , 25, 30 dan pada jam ke 16, 20, 25, 30
setelah dibebani selama 1 menit, sel konsolidasi diisi air sampai penuh
(13) Pasang beban kedua sebesar 2 kali beban pertama, lakukan pembacaan
sesuai prosedur ke 4.12.
(14) Lakukan hal yang sama untuk beban-beban yang lebih besar (4x, 8x,
16x, 32x). Beban maksimum disesuaikan dengan bahan yang akan
bekerja pada lapisan tanah tersebut.
(15) Setelah dilakukan pembebanan maksimum, kurangi beban dalam dua
tahap sampai mencapai beban pertama. Baca dial deformasi 5 jam
setelah pengurangan beban lalu beban dikurangi lagi.
(16) Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan ring contoh dan
benda uji dan sel konsolidasi
(17) Keluarkan batu pori dan kertas saring
(18) Keluarkan benda uji dan dalam ring contoh lalu timbang dan tentukan
berat keringnya
IV. HASIL
Tabel Observasi
Pembacaan Dial VT 3 - 5,00 M
Beban (kg) 0,5 1 2 4 8 16 32 8 2
Tekanan (kg/cm²) 0,25 0,51 1,02 2,04 4,08 5,15 16,31 4,08 1,02
0 detik 0 40 81 120,00 185 385 - - -
6 detik 19 43 82 127,00 192 389 - - -
15 detik 24 45 86 138,00 202 393 - - -
30 detik 28 48 89 144,00 216 401 - - -
1 menit 31 51 93 151,00 224 405 - - -
2 menit 33 54 98 157,00 232 409 - - -
4 menit 34 57 102 161,00 243 411 - - -
8 menit 35 60 104 164,00 257 413 - - -
15 menit 36 63 106 167,00 266 415 - - -
30 menit 37 65 108 171,00 273 417 - - -
1 jam 38 67 109 173,00 278 418 - - -
2 jam 39 69 110 177,00 280 419 - - -
4 jam 40 72 111 181,00 283 420 - - -
8 jam 41 73 112 183,00 284 421 - - -
24 jam 42 74 113 185,00 285 422 - - -
METODE TAYLOR
Tekanan 4,08 kg/cm2
Beban 8,00 kg
METODE CASSAGRANDE
Tekanan 4,08 kg/cm2
Beban 8,00 kg
FORM C
KETERANGAN AWAL AKHIR
TINGGI CONTOH (mm) 13,00 10,19
ANGKA PORI 0,8 0,41
KADAR AIR (%) 40 40
DERAJAT KEJENUHAN
(%) 123,41 240,42
Tekanan Pembacaan Penurunan Koreksi Penurunan Angka Penurunan Tinggi
Dial kotor alat yang benar
pori merata contoh
(kg/cm²) (mm) (cm) e = e0 - e (cm)
merata
(cm)
0,25 42 0,042 - 0,0042 0,0004 0,7996 - 1,2996
0,51 74 0,074 - 0,0074 0,0007 0,7993 - 1,2993
1,02 113 0,113 - 0,0113 0,0011 0,7989 - 1,2989
2,04 185 0,185 - 0,0185 0,0018 0,7982 - 1,2982
4,08 285 0,285 - 0,0285 0,0028 0,7972 - 1,2972
8,16 422 0,422 0,0422 0,0041 0,7959 - 1,2959
e1 0,7987
e2 0,7959
p1 2
p2 8,16
�� =(�����)
��� (��
��) = 0,004653
V. KESIMPULAN
Praktikum kali ini dilakukan dengan dua metode, yaitu metode
Cassagrande dan metode Taylor. Setelah dilakukan pengujian didapatkan hasil
koefisien konsolidasi dengan cara Casagrande sebesar 0,003 (cm²/detik) dan
koefisien konsolidasi dengan cara Taylor sebesar 0,003 (cm²/detik) dengan
tekanan sebesar 4,08 (kg/cm²). Hasil praktikum kali ini sudah terangkum dalam
kurva hubungan antara perubahan angka pori terhadap tegangan efektif (P’) dan
dimudahkan cara melihatnya dengan garis konsolidasi serta menghitung Indeks
Pemampatan Tanah (Cc).
VI. REFERENSI
4.1 ASTM D 2435-80
4.2 AASTHO T216-81
4.3 Bowles, J.E.,”Engineering Properties of Soils and Their Meaurement”
Experiment No.13
4.4 British Standart BS Test 17
4.5 Head, K. H.”Manual os Soil Laboratory Testing”, Vol. 2- Chapter 14
4.6 Manual Pemeriksaan Bahan Jalan No. 01/MN/1976,PB-0116-7
Tekanan t90 t50 Koefisien Koefisien
detik detik konsolidasi konsolidasi
(kg/cm²) Cv (cm²/detik) Cv (cm²/detik)
0,25 194,4 48 0,007 0,007
0,51 264,6 72 0,005 0,005
1,02 173,4 42 0,008 0,008
2,04 242,4 54 0,006 0,006
4,08 540 108 0,003 0,003
8,16 135 31,2 0,011 0,011
9. PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN
KONUS PASIR (SAND CONE TEST)
I. Tujuan
1) Praktikan dapat melaksanakan pengujian Kerucut Pasir dengan prosedur
yang benar.
2) Praktikan dapat menghitung nilai kepadatan (berat isi kering) tanah di
lapangan.
II. Alat dan Bahan
1) Peralatan utama terdiri dari
- Tabung kalibrasi pasir uji
- Botol/silinder tempat pasir uji
- Kerucut yang dilengkapi dengan kran
- Plat dasar yang berlubang
2) Sekop kecil, palu dan perata
3) Timbangan dengan ketelitian 1,00 gram (di bawa kelapangan)
4) Pasir uji (Ottawa/Kwarsa)
III. Langkah Kerja
1) Isilah botol sand cone dengan pasir standar.
2) Timbang botol dan corong, berikut pasir gradasi yang telah diisi
secukupnya.
3) Bersihkan permukaan tanah yang akan digali dan ratakan
permukaannya.
4) Letakkan plat lapangan di permukaan tanah dalam posisi yang kokoh.
5) Galilah lubang sesuai dengan diameter lubang di lapangan. Gunakan
pahat, palu, dan sendok tanah.
6) Timbang kaleng lapangan yang telah dibersihkan dalam keadaan
kosong.
7) Masukkan semua tanah hasil galian tersebut ke dalam kaleng lapangan
lalu timbang beratnya.
8) Letakkan corong sand cone berikut botol yang telah berisi pasir di atas
plat lapangan tadi dalam posisi terbalik.
9) Buka kran corong sehingga pasir dalam botol turun melalui corong
mengisi lubang tadi.
10) Setelah pasir berhenti mengalir, tutup kran corong.
11) Ambil sebagian tanah dari lubang yang sudah dimasukkan ke dalam
kaleng.
12) Timbang corong berikut botol yang berisi sisa pasir didalamnya.
13) Hitung berat jenis pasir yang keluar dari dalam botol.
14) Ambil kembali pasir yang mengisi lubang tadi untuk dipergunakan
pada pengujian selanjutnya.
IV. Hasil
Tabel Uji Kepadatan
Berat tabung + sand cone gr 700
Berat tabung + sand cone + pasir sebelum pengujian gr 7100
Berat tabung + sand cone + pasir sesudah pengujian gr 2860
Berat pasir sebelum pengujian gr 6400
Berat pasir sesudah pengujian gr 2160
Berat pasir dalam sand cone gr 1460
Berat pasir dalam lubang gr 2780
Berat kaleng gr 360
Berat tanah + kaleng gr 2700
Berat tanah gr 2340
Kadar air % 8
\
KALIBRASI
Berat pasir dalam sand cone gr 1460
KALIBRASI
Berat pasir + botol 1 gr 7380
Berat botol 1 gr 180
Berat pasir 1 gr 7200
Berat pasir + botol 2 gr 7580
Berat botol 2 gr 180
Berat pasir 2 gr 7400
Berat pasir rata-rata gr 7300
Berat botol + Berat air dalam botol penuh gr 5040
Berat botol gr 180
Berat air penuh gr 4860
Penghitungan Data
W tabung + sand cone = 700 gr
W pasir + tabung + sand cone (SEBELUM) = 6400 gr
W pasir + tabung + sand cone (SESUDAH) = 2160 gr −
W pasir + tabung + sand cone (BERSIH) = 4240 ��
W pasir di sendcone = 1460 gr −
W pasir dilubang = 2780 gr
�� = �� � ��
�� =��
��=
����
�= 4860 ���
Keterangan : Vw = Vbotol
������ =����
����= 1,48 ��/���
������ ������ = ������� � ������
Vv lubang = ����
�,��
= 1878,3 cm³
�� =������
�������=
����
����,�= 1,24 ��/���
�� =��
���=
�,��
���,��= 1,14 ��/���
V. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini, didapatkan hasil niali kepadatan tanah dilapangan
(��) yaitu sebesar 1,14 ��/���. Dan jika dipadatka, tanah tersebut
memiliki volume sebesar 1,14 ��/��� juga.
VI. REFERENSI
7.1 ASTM D 1556-82
7.2 AASHTO T191 – 82
7.3 Bowles, J.E., “Engineering Properties of Soils and Their
Measurement” Experiment No. 10
7.4 British Standart BS Test 15 Manual Pemeriksaan Bahan
Jalan No. 01/MN/BM/1976, PB-0103-76
10. PENGUJIAN PENETRASI STANDAR
(STANDARD PENETRATION TEST)
I. TUJUAN
1. Praktikan dapat melaksanakan pengujian penetrasi standar dengan prosedur
yang benar.
2. Praktikan dapat menghitung nilai “N” SPT berdasarkan catatan data hasil
tumbukan.
3. Praktikan dapat melakukan evaluasi terhadap kekuatan tanah berdasarkan
nilai “N” SPT.
II. PERALATAN
1. Stang SPT (drill rod)
2. Split barrel, ᴓ luar ± 50 mm, ᴓ dalam ± 38 mm, panjang 46-76 mm
3. Penumbuk (hammer) dengan berat 63,5 kg
4. Landasan penumbuk (anvil/drive head) dengan tinggi jatuh bebas 75cm
5. Tripod (kaki tiga),katrol dan tambang/tali.
III. LANGKAH KERJA
1. Buat lubang pada permukaan tanah yang akan diuji, gunakan bor. Bersihkan
lubang
tersebut. Untuk menjamin keaslian tanah yang diuji catat kedalaman
pengambilan contoh tanah.
2. Pasang split barrel yang sudah bersih dengan stang.
3. Pasang tripod dengan kedudukan yang stabil. Pada bagian atas dipasang
katrol berikut tambang penariknya.
4. Masukkan stang yang sudah dipasang split barrel tadi ke dasar lubang.
5. Pasang plat penutup lubang lalu pasang kepala penumbuk pada bagian atas
stang dan sambung dengan batang penghantar.
6. Tempatkan beban penumbuk pada stang penghantar dengan bantuan
tambang dan katrol secara perlahan.
7. Beri tanda pada stang yang sudah terpasang mulai dari permukaan tanah
sampai 45 cm di atasnya. Pemberian tanda setiap 15 cm, pemberian tanda
tersebut dimaksudkan untuk mengkontrol masuknya tanah dalam split
barrel.
8. Jatuhkan beban secara jatuh bebas dengan tinggi jatuh 75 cm.
9. Catat jumlah pukulan yang menekan split barrel hingga masuk ke dalam
tanah, pada kedalaman 15 cm pertama (N-1), 15 cm kedua (N-3).
10. Putar stang SPT satu kali untuk melepaskan/memotong contoh tanah pada
dasar split barrel, kemudian angkat dengan bantuan tambang dan katrol atau
dengan kunci pipa.
11. Buka dengan hati-hati split barrel tersebut, deskripsikan jenis contoh tanah
tersebut seperti komposisi, struktur, konsistensi warna dan kondisinya.
12. Bila diperlukan, masukkan contoh tanah tersebut ke dalam tabung atau
plastik dan lindungi agar tidak terjadi penguapan.
13. Beri tanda keterangan nomor boring, lokasi, tanggal pengambilan dan
kedalaman contoh.
IV. HASIL PENGUJIAN
V. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika
melakukan pengujian apabila mendapatkan masalah pada tekstur tanah yang keras
pada kedalaman tertentu, maka jumlah pukulan yang dilakukan pasti lebih
banyak, sebaliknya bila tanah bertekstur lunak maka jumlah pukulan yang
dihasilkan akan sedikit. Dan pengujian dapat dihentikan bila batang SPT sudah
tidak bergerak masuk kedalam tanah. Hal itu dikarenakan batang SPT telah
menyentuh lapisan tanah yang paling keras.
N Kedalaman
5 30
15 50
21 70
26 90
30 110
35 130
25 150
24 170
38 190
42 210
44 230
40 250
43 270
44 290
45 310
50 320
Grafik Hasil Pengujian Penetrasi Satandar
0
50
100
150
200
250
300
350
0 10 20 30 40 50 60
11. PENGUJIAN DI LAPANGAN DENGAN SONDIR
(DEUTCH CONE PENETRATION)
I. TUJUAN
1.1 Praktikan dapat melaksanakan pengujian penetrasi konus (sondir) dengan
prosedur yang benar.
1.2 Praktikan dapat menggambarkan grafik hubungan antara nilai konus,
jumlah hambatan pelekat, serta ratio gesekan.
II. ALAT DAN BAHAN
1.1 Mesin sondir kapasitas 2,5 ton
1.2 Stang sondir luar (push rods) dan stang sondir dalam (inner rods)
1.3 Dua buah manometer kapasitas 0 – 60 kg/ cm2 dan 0 – 250 kg/ cm2
1.4 Mantle cone
1.5 Frictions cone
1.6 Jangkar spiral
1.7 Ambang penekan
1.8 Peralatan penunjang
III. LANGKAH KERJA
3.1 Bersihkan lokasi percobaan yang akan dilakukan,lalu pasangkan dua
atau empat spiral sesuai dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu
agar cocok dengan kaki sondir.
3.2 Jepit rangka sondir dengan ambang pada jangkar tersebut, lalu atur
posisi sondir agak tegak lurus, dengan cara mengendurkan kunci tiang
samping lalu gunakan waterpass untuk mengontrolnya.
3.3 Buka baut penutup lubang pengisian oli dan buka kedua kran
manometer, lalu pasang kunci piston pada ujung piston.
3.4 Tekan berkali–kali kunci piston keatas sampai oli keluar semua.
3.5 Setelah oli yang lama habis, tetap kunci, isi oli dari lubang pengisian
sampai penuh, gerakkan kunci piston naik turun secara perlahan untuk
menghilangkan gelembung udara. Setelah tidak ada gelembung udara
tutup kembali lubang pengisian tadi.
3.6 Tutup salah satu keran manometer, tekan kunci piston pada alas
rangka, perhatikan kenaikan jarum manometer hentikan penekenan dan
tahan (kunci), stang pemutar apabila jarum akan mencapai 25% ke
maksimal manometer. Bila terjadi penurunan pada jarum manometer
berarti ada kebocoran antara lain pada sambungan–sambungan nepel,
buat penutup oli atau pada seal pioston. Lakukan hal yang sama untuk
manometer yang lainnya.
3.7 Pasang friction conelmatle cone pada draad stang sondir berikut stang
dalamnya. Tempatkan stang sondir tersebut pada lubang pemusat pada
rangka sondir tepat di bawah ruang oli. Pasang kop pelekat.
3.8 Dorong tracker, pada posisi lubang terpotong lalu putarlah engkol
pemutar sampai menyentuh ujung atas stang sondir. Pengujian dan
pengukuran sudah siap dilakukan.
3.9 Tiang sondir diberi tanda, diberi tanda setiap 20 cm dengan
menggunakan spidol/kapur tulis, gunanya untuk mengetahui ke
dalamannya pada saat dilakukan pembacaan manometer.
3.10 Engkol pemutar kembali diputar sehingga paten friction cone/mantle
cone masuk kedalam tanah. Setelah mencapai batas 20 cm (lihat tanda
spidol), engkol pemutar diputar sedikit dengan arah berlawanan.
Tracker ditarik ke depan dalam posisi lubang bulat.
3.11 Buka keran yang menuju manometer 60 kg/cm2
3.12 Engkol pemutar diputar kembali sehingga setang dalam tertekan ke
dalam anah dengan kecepatan 2 cm/detik. Stang dalam akan menekan
piston dahulu akan menekan oli di dalamnya, tekanan yang terjadi
akan terbaca pada manometer. Mantle cone hanya akan mengukur
tahanan ujung konus (q�) sedangkan friction mantle cone akan
mengukur tahanan dan gesekan dinding terhadap tanah.
3.13 Tekan stang, catat angka penunjukan pertama pada jarum manometer,
teruskan penekanan sampai jarum manometer bergerak yang ke dua
kalinya.
3.14 Lakukan penekanan dengan hati-hati dan amati selalu jarum
manometer bila diperkirakan tekanan akan melebihi kapasitas
manometer, tutup kran manometer tersebut dan kran manometer yang
berkapasitas besar dibuka.
Stang sondir jangan menyentuh piston karena dapat menyebabkan
kelebihan tekanan secara drastis dan merusak manometer.
3.15 Putar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu posisi tracker
dipindahkan kembali menjadi posisi lubang terpotong. Lakukan
penekanan kembali dengan jarak 20 cm berikutnya dan ulang prosedur
4.12 sampai dengan 4.14.
3.16 Setelah mencapai kedalaman -1 m, stang sondir perlu ditambah.
Caranya terlebih dahulu naikkan piston penekan supaya stang sondir
dapat disambung. Gunakan kunci pipa untuk mengencangkan. Ulangi
prosedur 4.8 sampai dengan 4.15.
3.17 Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan konus lebih besar
dari 250 kg/cm2) pembacaan dihentikan. Stang sondir yang sudah
tertanam dicabut kembali dengan cara sebagai berikut :
Putar engkol pemutar agar piston penekan terangkat.
Tarik trecker pada posisi lubang penuh.
Dorong trecker pada posisi lubang terpotong.
Putar engkol pemutar sehinggga stang sondir terangkat sampai
stang sondir berikutnya terlihat.
Tahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian di
bawahnya tidak jatuh.
Lepaskan stang sondir atas dengan kunci pipa yang lain.
Ulangi prosedur ini stang sondir berilutnya.
3.18 Percobaan prosedur ini stang sondir berikutnya
TABEL OBSERVASI
Kedalaman qc Jumlah
Perlawanan
Perlawanan
Gesek
Hambatan
pelekat
JHP Hambatan
Setempat
Friction
Ratio
(M) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (%)
(1) (2) (3) (4)=(3)-(2) (5)= (6) (7)= (6):20 (8) = (4) :
(2) (1,34)x(4)
0,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00
-0,20 2 5 3 4,02 4,02 0,20 1,50
-0,40 3 7 4 5,36 9,38 0,47 1,33
-0,60 5 10 5 6,70 16,08 0,80 1,00
-0,80 12 20 8 10,72 26,80 1,34 0,67
-1,00 23 30 7 9,38 36,18 1,81 0,30
-1,20 25 35 10 13,40 49,58 2,48 0,40
-1,40 28 37 9 12,06 61,64 3,08 0,32
-1,60 8 11 3 4,02 65,66 3,28 0,38
-1,80 9 15 6 8,04 73,70 3,69 0,67
-2,00 12 17 5 6,70 80,40 4,02 0,42
-2,20 8 14 6 8,04 88,44 4,42 0,75
-2,40 12 21 9 12,06 100,50 5,03 0,75
-2,60 15 22 7 9,38 109,88 5,49 0,47
-2,80 16 29 13 17,42 127,30 6,37 0,81
-3,00 25 38 13 17,42 144,72 7,24 0,52
-3,20 45 55 10 13,40 158,12 7,91 0,22
-3,40 50 65 15 20,10 178,22 8,91 0,30
-3,60 65 85 20 26,80 205,02 10,25 0,31
-3,80 45 66 21 28,14 233,16 11,66 0,47
-4,00 50 65 15 20,10 253,26 12,66 0,30
-4,20 64 75 11 14,74 268,00 13,40 0,17
-4,40 70 85 15 20,10 288,10 14,41 0,21
-4,60 76 95 19 25,46 313,56 15,68 0,25
-5,00
-4,75
-4,50
-4,25
-4,00
-3,75
-3,50
-3,25
-3,00
-2,75
-2,50
-2,25
-2,00
-1,75
-1,50
-1,25
-1,00
-0,75
-0,50
-0,25
0,00
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350K
ed
alam
an (
m)
qc & JHP
qc
JHP
-5,00
-4,50
-4,00
-3,50
-3,00
-2,50
-2,00
-1,50
-1,00
-0,50
0,00
0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60
Ke
dal
aman
(m
)
Friction Ratio
Friction Ratio
IV. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil yaitu tanah keras
pada kedalaman -4,20 meter dari permukaan tanah memiliki tahanan ujung konus
(qc) sebesar 76 kg/cm², habatan pelat sebanyak 25,46 kg/cm², dan hambatan
setempat sebesar 15,678 kg/cm² serta Friction Ratio sebesar 0,25 %.
V. REFERENSI
7.1 ASTM D 3441-86
7.2 Manual Penyelidikan Geoteknik untuk Perencanaan Jembatan No.
02/MN/B/1983 bagian 3.5
7.3 Manual Pemeriksaan Bahan Jalan No. 01/MN/BM/1976, PB-0101-76