gadar klompok akper pemkab muna
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat
pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT‘’. Adapun askep ini membahas mengenai
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN “LUKA
BAKAR”.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun
menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak
terima kasih.
Raha, oktober 2013
Penyusun
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang
beratmemperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan
cederaoleh sebab lain .Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab
lukabakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga karena pajanan
suhutinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat
tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga.
(Sjamsuhidajat, 2005 )
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman tentang konsep penyakit Pada Asuhan Keperawatan Gawat Darurat ?
2. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada pasien luka bakar ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami konsep Asuhan Keperawatan pada pasien luka bakar.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep penyakit dan konsep asuhan
keperawatan gawat darurat pada pasien luka bakar.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 2
BAB IIPEMBAHASAN
1. KONSEP MEDIK
A. DefinisiLuka bakar adalah kerusakan kulit disertakan jaringan dibawahnya yang disebabkan
oleh perpindahan panas ketubuh (Oswari Jonatan, 1995)Luka bakar adalah perpindahan energi dari sumber panas ketubuh, panas tersebut
mungkun melalui konduksi atau radiasi elektronik. (Effendi Crhistiante
B. Anatomi FisiologiFisiologi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang luas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam hemeostasis. Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu:1. Lapisan epidermis yang terdiri dari
a. Stratum korneumSelnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan mengandung zat kreatin
b. Stratum lusidumSel pipih yang hanya terdapat pada telapak tangan dan kaki tembus cahaya
c. Stratum glanulosumSel pipih seperti kumparan terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan permukaan kulit
d. Stratum spinosumLapisan yang paling tebal yang terdiri dair 5-8 lapisan
e. Stratum basaleSel yang terletak dibagian basale merupakan sel-sel induk yang menggantikan sel diatasnya, sel yang terbentuk diinti yang lonjong didalamnya terdapat butir yang halus yang disebut butir melarin warna.
2. Lapisan dermis` Membentuk bagian terbesar dari kulit dengan kekuatan dan struktur dari kulit. Lapisan ini terdiri dari 2, yaitu:a. Bagian atas yang disebut pars papilarisb. Bagian bawah disebut pars latikularis
Lapisan papilaris dermis berada dibawah langsung epidermis dan tersusun terutama dari sel-sel fibroblast yang dapat menggantikan satu kalogen yaitu suatu komponen dari jaringan ikat
3. Jaringan subkutan atau hypodermisLapisan kulit yang terdalam, lapisan ini yang terutama adalah jaringan adipose
yang memberikanbantalan antara lapisan kulit dan struktur interna seperti otot dan tulang
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 3
C. Etiologi1. Bahan kimia : Asam alkali, cuka para, air aki2. Radiasi : Sinar matahari, terapi radiasi3. Thermal : Air panas, api, uap panas, asap4. Elektrik : Kesetrum listrik, sambar petir
D. Manifestasi klinis
Nyeri pada luka
Takikardi dan tekanan darah turun
Adanya kemerahan/bulla pada permukaan kulit yang cidera
Tubuh klien terasa panas
Ekstremitas dingin (perubahan suhu dari panas kedingin)
Perubahan tingkat kesadaran
Dehidrasi (penurunan turgor kulit, penurunan jumlah urine yang keluar)
Peningkatan frekuensi nafas
Keterbatasab mobilitas
E. Patofisiologi Luka Bakar
Luka bakar disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi dan kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein dan ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran napas atas menipakan lokasi destruksi jaringan. Janingan yang dalam, termasuk organ visera, dapat mengalami kerusakan karena karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab (burning agen). Nekrosis atau kegagalan organ dapat terjadi.
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen penyebab luka bakar tersebut. Suhu yang kurang dari 40°C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar
Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya, kemudian perawatannya dilakukan dengan tiga fase luka bakar, yaitu: fase darurat/resusitasi, fase akut atau intermediate dan fase rehabilitasi.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 4
Fase Durasi Prioritas
Fase resusitasi yangDarurat/segera
Dari awitan cedera hinggaselesainya resusitasi cairan
Pertolongan pertamaPencegahan syok Pencegahan gangguan pernapasan Deteksi dan penanganan cedera yang menyertai Penilaian luka dan perawatan pendahuluan
Fase akut Dari dimulainya diuresis hingga hamper selesainya proses penutupan luka
Perawatan dan penutupan lukaPencegahan/penanganan komplikasi termasuk infeksiDukungan nutrisi
Fase rehabilitasi Dan penutupan luka yangbesar hingga kembalinya kepada tingkat penyesuaian fisik dan psikososial yang optimal
Pencegahan parut & kontraktur Rehabilitasi fasik, oksupasional & vokasionalRekonstruksi fungsional & kosmetikKonseling psikologi
F. Derajad Luka bakarKedalaman luka bakar tergantung oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu
tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju yang ikut terbakar juga memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu domba (wol). Bahan sintesis seperti nilon dan dakron selain mudah terbakar juga mudah turner oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat derajat kedalaman.
Derajat & derajat luka baker
Bagian kulit yang terkena
Gejala Penampilan luka Perjalanan kesembuhan
Derajat satu (superficial) tersengat matahariTerkena api dengan intensitas rendah
Epidermis KesemutanHiperestesia (supersensitive)Rasa nyeri mereda bila didinginkan
Memerah, menjadi putih bila di tekanMinimal atau tanpa edema
Kesembuhan lengkap dalam I mingguPengelupasan kulit
Derajat dua (Partial thickness) tersiram air mendidih
Epidermis dan bagian dermis
Nyeri hiperestesiaSensitif terhadap udara yang dingin
Melepuh dasar luka berbintik-bintik merah,
Kesembuhan dalam 2-3 mingguPembentukan
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 5
Terbakar oleh nyala api
epidermis retak, permukaan luka baah edema
parut & depigment asi infeksi dapat mengubahnya menjadi derajat tiga
Derajat tiga (full thickness)Terbakar nyala apiTerkena cairan mendidih dalam waktu yang lama tersengat arus listrik
Epidermis, keseluruhan dermis dan kadang-kadang jaringan subkutan
Tidak terasa nyeriSyokHematuria & kemungkinan hemolisisKemungkinan terdapat luka masuk dan keluar (pada luka bakar listrik)
Kering, luka bakar bewarna putih seperti bahan kulit atau gosongKulit retak dengan bagian lemak yang nampakEdema
Pembentukan eskerDiperlukan pencangkokanPembentukan parut&hilangnya kontur serta fungsi kulitHilangnya jari tangan atau ekstremitas dapat terjadi
Umumnya luka bakar memiliki kedalaman yang tidak seragam. Ketika dinilai, luka bakar biasanya mencakup daerah-daerah cedera superfisial pada bagian perifer luka dengan peningkatan kedalaman di sebelah proksimal. Setiap daerah memiliki 3 zona cedera. Daerah yang sebelah dalam mengalami kerusakan yang paling parah, sedangkan zona yang sebelah luar kerusakannya paling ringan. Daerah sebelah dalam dikenal sebagai zona koagulasi dimana terjadi kerusakan seluler. Daerah yang tengah disebut zona statis tempat terjadinya gangguan suplai darah, inflamasi dan cedera jaringan. Daerah ini masih dapat diselamatkan sampai derajat tertentu dengan resusitasi cairan yang berhasil baik. Daerah sebelah luar merupakan zona hyperernia.
Zona ini merupakan luka bakar derajat satu yang harus sembuh dalam waktu I minggu dan lebih khas untuk cedera terbakar atau tersengat arus listrik ketimbang cedera akibat cairan yang panas.
Dalam menentukan dalamnya luka bakar, yang harus diperhatikan yaitu faktor-faktor:1. Riwayat terjadinya luka bakar
2. Penyebab luka bakar
3. Suhu agen yang menyebabkan luka bakar
4. Lamanya kontak dengan agen
5. Tebalnya kulit
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 6
G. Perawatan Luka BakarPerawatan di Tempat Kejadian
Prioritas pertama dalam perawatan di tempat kejadian bagi seorang korban luka bakar adalah mencegah agar orang yang menyelamatkan tidak turut mengalami luka bakar.
1. Mematikan apiUpaya pertama saat terbakar adalah mematikan api misalnya dengan
menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen bagi api yang menyala. Korban dapat mengusahakan dengan cepat menjatuhkan diri dan berguling dan mencegah meluasnya bagian pakaian yang terbakar. Kontak dengan bahan yang panas juga harus cepat diakhiri missal dengan mencelupkan bagian yang terbakar atau menceburkan diri ke air dingin atau melepaskan baju yang tersiram air panas. Jika sumber luka bakarnya adalah arus listnik, sumber listrik harus dipadamkan.
2. Mendinginkan luka bakarProses koagulasi protein set di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung
terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama. Oleh karena itu merendam bagian yang terbakar selama lima belas menit pertama dalam air sangat bermanfaat untuk menurunkan suhu jaringan sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. Dengan dernikian luka yang sebenarnya menuju derajat II dapat dihentikan pada derajat I atau luka yang menjadi derajat III dihentikan pada tingkat I atau II. Pencelupan atau penyiraman dapat dilakukan dengan air apa saja yang dingin sekurang-kurangnya 15 menit.
3. Melepaskan benda penghalangMeskipun pakaian yang menempel pada luka bakar dapat dibiarkan pakaian
lain dan semua barang perhiasan harus segera dilepaskan untuk melakukan penilaian serta mencegah terjadinya kontriksi sekunder akihat edema yang timbul dengan cepat.
4. Menutup luka bakarLuka bakar hams ditutup secepat mungkin untuk memperkecil kemungkinan
kontaminasi bakteri dan meagurangi nyeri dengan mencegah aliran udara agar tidak mengenai permukaan kulit yang terbakar.
5. Mengirigasi Luka bakar kimiaLuka bakar kimia akibat bahan korosif harus segera dibilas dengan air mengalir. Jika mengenai mata harus segera dicuci dengan air bersih yang sejuk.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 7
H. Proses Penyembuhan LukaFase Inflamasi:• Merupakan awal dari proses penyembuhan luka.• Proses peradangan akut terjadi dalam 24 – 48 jam pertama stlh cedera.• Proses epitelisasi mulai terbentuk pada fase ini beberapa jam setelah terjadi luka.• Terjadi reproduksi dan migrasi sel dari tepi luka menuju ke tengah luka.• Fase ini dpt memanjang bila status nutrisi buruk atau sress fisik lainnya spt infeksiFase proliferasi:• Merupakan fase lanjutan dari tahap inflamasi.• Proses peradangan akut terjadi dalam 48 jam sampai 3 minggu• persiapan pembentukan struktur protein untuk rekonstruksi jaringan• aktif bergerak dan mengeluarkan substansi:- kolagen, elastin. hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans• proses sintetik disebut fibroplasia dengan peran :- proliferasi, migrasi, deposit jar. matriks dan kontraksi luka Pembentukan jar. granulasi dari makrophag, pembuluh darah dan fibroblast.
- proses pembetukan kapiler didalam luka - upaya respons untuk oksigenisasi dan nutrisi Epitelialisasi
- Fibroblast keluarkan KGF (Keratinocyte) - stimulasi mitosis sel epidermis
- Keratinasi mulai dari pinggir ketengah- Dengan sintesa kolagen, kualitas dermis disempurnakan Kontraksi
- Struktur fibroblast berubah menjadi myofibroblast -- kontraksi Tuluan untuk memperkecil luka / defek
Fase remodeling atau maturasi• Fase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan
luka.• Terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan
pematangan parut.• Fase ini berlangsung mulai 3 minggu sampai 2 tahun . Akhir dari penyembuhan ini
didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan 80% dari kulit normal.
I. Pemeriksaan Diagnostik1. Hitung darah lengkap peningkatan Fit awal menuajukkan hemokonsentrasi
sehubungan dengan kehilangan cairana. EKG : tanda iskemia miokardial dapat terjadi pada luka bakar listrik
b. GDA : Dasar penting untuk kecurigaan cedera inhalasi
c. Fotografi luka bakar : memberikan eatatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 8
D. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian primer
Airwaya. Pengkajian Primer
1) Airway
Jalan napas bersih
Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi
Tidak ada jejas badan daerah dada
2) Breathing
Peningkatan frekunsi napas
Napas dangkal
Distress pernapasan
Kelemahan otot pernapasan
Kesulitan bernapas : sianosis
3) Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
Sakit kepala
Pingsan
berkeringat banyak
Reaksi emosi yang kuat
Pusing, mata berkunang – kunang
4) Disability
Dapat terjadi penurunan kesadaran
Triase : merah
B. penkajian sekunder
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 9
1.pengumpulan dataa. Biodata
Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa,
diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.
Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan
hubungan dengan klien.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
RSMRS
- Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit
yang sama ketika klien masuk rumah sakit.
Keluhan utama : Sesak
Riwayat keluhan utama
P : Sesak
Q : Terus menerus
R : dada
S : 7(1-10)
T : saat mengalami luka bakar
Riwayat kesehatan dahulu
- Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya.
- Riwayat pemakaian obat-obatan
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKARPage 10
1. Riwayat Keparawatan.
Riwayat Kejadian Luka Bakar.
D A T A INFORMASI YANG DIPERLUKAN
Waktu dan tempat penyebab
Situasi saat kejadian
Pukul ? : dirumah / ditempat kerja
- Faktor predisposisi- Sumber panas / agen- Lamanya terkena- Temperatur agen- Ruangan : terbuka/tertutup- Gambaran rinci kejadian luka bakar- Karena kecalakaan / kelalaian /
disengaja- Penyebab : diri sendiri/ orang lain- Adanya pengarug obat / alkohol
2. Data Subjektif.
ada cedera yang bersamaan.
Nyeri pada daerah luka bakar.
3. Data Objektif.
Prosentase luas permukaan tubuh yang terbakar.
Kedalaman luka bakar.
Letak anatomis luka bakar.
Kulit tampak kemerahan, gelembung.
Edema.
Suhu tubuh bervariasi.
Taki kardia.
4. Laboratorium :
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKARPage 11
Nilai laboratorium normal dan perubahan pasca luka bakar.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKARPage 12
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKARPage 13
Pemeriksaan
Laboratorium
Nilai
Normal
Perubahan pasca
Luka bakar
peyebab
Pemeriksaan serum
Hemoglobin
Hematokrit
Nitrogen Urea
Glukosa
Elektrolit :
Natrium
Kalium
Klorida
Analisa gas darah
PO2
PCO2
PH
Karboksihenmoglobin
Protein total
Albumin
12-15 g/dL (P)
14-16 g/ dL (L)
37-45 % ( P )
45-50 % ( L )
5-15 mg / dL
60-100 mg / dL
136-145 mEq /L
3,5-5,0 mEq / L
96 – 106 mEq / L
80 – 100 mmHg
32 – 45 mmHg
7,34 – 7,45
0
6,0 – 8,0 g /dl
3,5 –50 g / d;
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Normal
Rendah
Meningkat
Rendah
Rendah
Kehilangan vol.cairan
Kehilangan vol.cairan
Kehilangan vol.cairan
Respons stres
Kehilangan vol. Cairan dan gangguan Na-K
Gangguan pompa Na –K kerusakan jaringan, hemolisis sel sel darah merah
Kehilangan vol cairan dan resorpsi Ci dalam urine
Asidesis acetabolik
Inhalasi asap rokok dan karbon monoksida
Kehilangan protein yg keluar melalui luka
Kehilangan protein melalui luka dan membran vascular karena peningkatan permeabilitas
Sumber : Ignatavicius D & Bayn Marlyn : Medical surgical Nursing; A.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pertukaran Gas, berhubungan dengan keracunan karbonmonosida,
keracunan asap, panas yang mengakibatkan kerusakan paru paru.
Hasil yang diharapkan pemeliharaan oksigenasi jaringan adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN :
1. Kaji pola pernapasan pasien tiap 2 – 3 jam ( Tanda tanda gawat napas,
bunyi, frekwensi, irama, kedalaman napas ).
2. Pantau pasien terhadap tanda hypoksemia.
3. Baringkan pasien dalam posisi fowler bila memungkinkan.
4. Bebaskan pakaian pasien dan perhiasan yang ketat.
5. Berikan terapi O2 sesuai pesanan dokter.
6. Pantau AGD.
7. Siapkan untuk membantu intbasi ETT.
EVALUASI :
1. Frekwensi napas dalam batas normal : 12 – 18 X / Menit
2. Hasil pemeriksaan analisa gas darah dalam batas normal.
3. Tidak terjadi sianosis.
2. Devisit Volume cairan elektrolit menurun berhubungan dengan rusaknya
jaringan kulit akibat luka bakar. Hasil yang diharapkan pasien dapat
mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan tidak adanya tanda tanda
dehidrasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN :
1. Kaji dan catat luas dan dalamnya luka bakar.
2. Kaji dan catat turgor kulit.
3. Pantau dan catat tanda tanda vital tiap 2 jam.
4. Pantau dan catat masukan dan keluarnya cairan ( Balance cairan yang
cermat ) tiap 2 jam.
5. Motivasi pasien untuk banyak minum.
6. Siapkan minuman yang banyak dekat pasien K/P.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKARPage 14
7. Dapatkan berat badan masuk dan timbang berat badan tiap hari kalau
memungkinkan.
8. Beri pengganti cairan IV dan eletrolit dengan kaloborasi dokter.
9. Monitor hasil elektrolit serum dan hemotokrit.
EVALUASI :
Dengan resusitasi cairan yang adekuat keseimbangan cairan diperkirakan
tercapai dalam waktu 24 – 46 jam dengan ditandai :
Turgor kulit kenyal dan elastis.
Tanda tanda vital dalam batas normal.
Tidak terjadi sianosis.
Pasien tenang dan tidak gelisah.
Intake – output seimbang ( Produksi urine > 30 cc / menit ).
Laboratorium dalam batas normal : ( HT. Darah normal 37 – 40 % ).
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan cedera luka bakar,
pengobatan, kerusakan jaringan.
Hasil yang diharapkan : Rasa nyaman terpenuhi, nyeri berkurang.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji respon pasien terhadap nyeri saat perawatan luka, terapi fisik saat
istirahat.
2. Gunakan skala nyeri untuk mengkaji tingkat nyeri pasien.
3. Observasi tanda tanda vital.
4. Gunakan tekni pengalihan perhatian untuk mengalihkan nyeri.
5. Berikan obat analgetika sebelum melakukan prosedur rawat luka yang
menyakitkan.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKARPage 15
6. Jelaskan semua prosedur pada pasien.
7. Ajak pasien berkomunikasi saat memberi perawatan luka atau prosedur
lainnya.
8. Kaji kebutuhan akan obat perena nyeri.
9. Ciptakan lingkungan yang nyaman.
10. Beri posisi tidur yang nyaman sesuai keadaan pasien.
EVALUASI
Tingkat nyeri akan menurun sejalan dengan penyembuhan luka ( Skala
nyeri menurun ).
Ekpresi wajah dan posisi tubuh rileks.
Tanda vital ( Pernapasan dan nadi ) dalam batas normal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka bakar adalah suatu luka yang terjadi karena adanya kontak antara kulit dengan
panas kering, panas basah, bahan kimia, arus listrik dan radiasi (Long, 1996).
Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan energi dari
sumber panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui konduksi atau radiasi
elektromagnetik (Effendy, 1999).
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena air
panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan-
bahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn) (Moenadjat, 2001).
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKARPage 16
B. Saran
Diharapkan semoga dengan Askep Gangguan Integumen Pada Klien Dengan luka
bakar ini yang merupakan bagian dari Keperawatan gawat darurat dapat bermanfaat bagi
kami dan teman-teman dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sehingga perawat
mengetahui atau mengerti tentang gangguan yang berhubungan dengan gangguan
intergumen pada klien yang terkena luka bakar, Dalam rangka mengatasi masalah resiko
pada klien dengan gigitan ulaluka bakar maka tugas perawat yang utama adalah sering
mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami luka bakar.
Serta kami menyadari bahwa Askep yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnta membangun sangat kami
butuhkan, baik itu dari teman-teman ataupun para pembaca.
s
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKARPage 17