gagal ginjal kel 2

11
FARMAKOKINETIK KLINIK PADA GAGAL GINJAL Dian Idhayani Iin Indah Sari Melisa Dwitaryanti Yesi Nofrisari STIFARM PADANG 2008/2009

Upload: helian-handi-handoyojoyodiningrat

Post on 24-Nov-2015

54 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

gagal ginjal merupakan penyakit yang...

TRANSCRIPT

  • FARMAKOKINETIK KLINIK PADA GAGAL GINJALDian Idhayani Iin Indah SariMelisa DwitaryantiYesi Nofrisari

    STIFARM PADANG2008/2009

  • FARMAKOKINETIK KLINIK PADA GAGAL GINJAL

    Obat-obat yang eliminasinya terutama melalui ekskresi ginjal akan terakumulasi dengan adanya gangguan fungsi ginjal.

    Gagal ginjal juga dapat menimbulkan gangguan/perubahan pada proses-proses farmakokinetik yang lain, yakni pada biotransformasi, distribusi, ikatan protein, dan absorpsi obat.

  • PERUBAHAN FARMAKOKINETIKDAN FARMAKODINANIIK OBAT PADA GAGAL GINJALAbsorpsi dan bioavailabilitas obat pada payah ginjal * contoh obat-obat yang absorpsinya berkurang pada penderita dengan uremia adalah kloksasilin, klorpropamid, dan pindolol.* pindolol : absorpsi berkurang disertai dengan ekskresi ginjal yang berkurang sehingga tidak diperlukan penyesuaian dosis. * propanolol : mengalami peningkatan bioavailabilitas akibat berkurangnya eliminasi presistemik oleh hati sehingga besarnya dosis per kali mungkin perlu dikurangi

  • 2. Ikatan protein obat pada payah ginjal

    Ikatan obat-obat basa dengan protein plasma tetap normal, misalnya untuk propanolol, kinidin, desipramin, dan nortriptilin, atau menurun, misalnya untuk diazepam dan triamteren.Propanolol, kinidin, dan desipramin terikat lebih kuat pada 1-acid glycoproteins (1AGP) dalam plasma dibandingkan pada albumin atau lipoprotein; ikatan dengan AGP bahkan dapat meningkat pada gagal ginjal kronik yang disertai dengan inflamasi.

  • Ikatan obat-obat asam dengan protein plasma menurun pada penderita dengan gagal ginjal, misalnya untuk warfarin, fenitoin, digitoksin, salisilat, fenilbutazon, klofibrat, furosemid, asam valproat, dan sulfa, kecuali untuk indometasin yang ikatannya tetap normal pada gagal ginjal.

  • Penurunan ikatan obat dengan protein plasma pada penderita dengan gagal ginjal atau sindroma nefrotik akan meningkatkan kadar obat bebas dalam plasma, dan karena obat bebas ini dapat berdifusi ke jaringan jaringan, maka terjadi peningkatan volume distribusi obat dan penurunan kadar obat total dalam plasma.

  • 3. Distribusi obat pada payah ginjal Perubahan kesetimbangan asam-basa pada gagal ginjal mempengaruhi ionisasi obat-obat, yang umumnya berupa asam atau basa lemah. Karena hanya bentuk nonioinik obat yang dapat berdifusi masuk ke jaringan, maka perubahan dalam derajat ionisasi obat akan menimbulkan perubahan dalam distribusinya ke jaringan.

  • 4. Biotransformasi obat pada payah ginjal Biotransformasi obat mungkin normal, dipercepat atau diperlambat pada penderita dengan gagal ginjal, tergantung pada cara biotransformasinya. Oksidasi obat umumnya normal atau dipercepat, reduksi diperlambat, konjugasi dengan glukuronid, sulfat, atau glisin normal, sedangkan asetilasi umumnya diperlambat, dan juga hidrolisis diperlambat

  • 5. Metabolit yang aktif pada payah ginjal Metabolit obat yang aktif akan terakumulasi pada gagal ginjal bila ekskresi ginjal merupakan cara eliminasi utama untuk metabolit tersebut, atau bila biotransformasi selanjutnya dari metabolit ini terhambat pada gagal ginjal. Bila metabolit mempunyai aktivitas farmakologik yang sama dengan obatnya, akan terjadi peningkatan intensitas efek obat. Tetapi bila aktivitas farmakologik metabolit ini berbeda dari obatnya, maka akan terlihat efek yang berbeda, baik secara kualitatif maupun kuantitatif

  • 6. Ekskresi obat pada payah ginjal Contoh obat-obat dengan ekskresi ginjal sebagai cara eliminasinya yang utama antara lain Penisilin, Sefalosporin, Aminoglikosida, Kolistin, Polimiksin B, Tetrasiklin, Sulfa, Etambutol, Sikloserin, 5 fluorositosin, Nitrofurantoin, Metotreksat, Azatioprin, Digoksin, Prokainamid, Metildopa, Sulfinpirazon, Fenobarbital, Antikolinergik amonium kuatemer, Klorpropamid, Asam etakrinat, TiazidObat-obat tersebut dieliminasi dari tubuh sebagai bentuk utuhnya dalam urin. Obat-obat demikian akan terakumulasi dalam tubuh penderita gagal ginjal, sehingga terjadi peningkatan intensitas efek farmakologik dan toksisitasnya. Oleh karena itu, dosis obat-obat ini harus dikurangi sesuai dengan penurunan fungsi ginjal penderita.

  • PENYESUAIAN DOSIS OBAT PADA GAGAL GINJALPerhitungan dosis obat untuk penderita gagal ginjal hanya didasarkan atas 2 hal, yakni:penurunan eliminasi obat melalui ginjal, atau penurunan fungsi ginjal dalam mengeliminasi obat, yang dinyatakan dalam penurunan klirens kreatinin penderitabesarnya eliminasi ginjal terhadap eliminasi total obat yang bersangkutan dalam keadaan fungsi ginjal normal