gambaran jenis dan komposisi epipsammic plankton
DESCRIPTION
Gambaran Jenis Dan Komposisi Epipsammic PlanktonTRANSCRIPT
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Organisme aquatik bisa diklasifikasikan sebagai benthos, nekton,
plankton, dan neuston berdasarkan eksistensi pada sebagian besar siklus
hidupnya. Organisme yang termasuk benthos adalah binatang atau tumbuhan yang
hidup pada permukaan dasar atau bahkan masuk ke dasar pada lingkungan
akuatik. Sementara ketiga jenis yang lainnya bukan merupakan organisme yang
tinggal atau menetap di dasar. Nekton hanya terdiri dari organisme hewani karena
definisi nekton terdiri dari hewan yang bisa bergerak bebas (purposively) dalam
air dan tidak tergantung dari pergerakan air. Plankton dan nekton terdiri “floating
organism” baik hewani maupun nabati pergerakannya jika ada hanya secara
intrinsic (sangat lambat) sehingga menggantungkan diri pada pergerakan arus air.
Sedangkan plankton jarang sekali mendekati permukaan apalagi ada di atas
permukaan (Yuli, 2005)
Plankton adalah suatu organisme yang berukuran kecil yang
hidupnyaterombang ambing oleh arus di laut bebas. Mereka terdiri dari makhluk-
makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan
(phytoplankton). Kecilnya ukuran plankton tidaklah mengandung arti bahwa
mereka adalah organisme yang kurang penting. Mereka merupakan sumber
makanan bagi ikan komersial yang penting yang hidup di lautan. Dengan kata
lain, kelangsungan hidup ikan bergantung pada jumlah plankton yang ada. Ikan
merupakan salah satu makanan penting bagi manusia, secara tidak langsung
makanan yang kita makanpun tergantung pada mereka (Hutabarat, 1986).
2
Plankton merupakan biota yang mengapung, mencakup sejumlah besar
biota di laut, baik ditinjau dari jumlah jenisnya maupun kepadatannya. Mereka
hidup terbatas di lapisan perairan laut beberapa ratus meter dari permukaan
laut.Meskipun fitoplankton membentuk sejumlah besar biomassa dilaut,
kelompok ini hanya diwakili oleh beberapa filum saja. Sebagian besar bersel satu
dan mikroskopik (Kasijan, 2001).
Plankton yakni mahluk tumbuhan dan hewan yang hidup melayang atau
mengambang dalam air, yang selalu terbawa hanyut oleh arus. Fitoplankton ada
dimana – mana, tumbuhan renik ini terdapat di seluruh permukaan laut sampai
kedalaman yang dapat ditembus cahaya matahari. Fitoplankton memiliki peranan
penting dalam hal fotosintesis (Nontji, 2008).
Diatom termasuk dalam algae kelas Bacillariophyceae dengan penyusun
utama dinding sel dari silica. Diatom dibagi dua, yaitu diatom planktonik dan
diatom perifitik. Diatom planktonik hidup di kolom air dan sangat dipengaruhi
oleh arus air, sedangkan diatom perifilik merupakan kelimpok diatom yang
hidupnya menempel pada benda mati maupun mahluk hidup di perairan. Dinding
sel diatom perifilik lebih tebal disbanding diatom planktonik. Sebagian besar
diatom planktonik didominasi oleh ordo centrales, sedangkan ordo pennales
mendominasi diatom perifilik (Basmi, 1999)
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari melakukan praktikum planktonologi laut ini adalah
1. Untuk mengidentifikasi plankton berdasarkan pengamatan melalui
mikroskop.
2. Mengetahui jenis-jenis plankton yang berada pada suatu sedimen
3
3. Dapat mengelompokkan masing-masing plankton kedalam masing-masing
kelas
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Plankton adalah suatu organisme yang berukuran kecil yang
hidupnyaterombang ambing oleh arus di laut bebas. Mereka terdiri dari makhluk-
makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan
(phytoplankton). Kecilnya ukuran plankton tidaklah mengandung arti bahwa
mereka adalah organisme yang kurang penting. Mereka merupakan sumber
makanan bagi ikan komersial yang penting yang hidup di lautan. Dengan kata
lain, kelangsungan hidup ikan bergantung pada jumlah plankton yang ada. Ikan
merupakan salah satu makanan penting bagi manusia, secara tidak langsung
makanan yang kita makanpun tergantung pada mereka (Hutabarat, 1986).
Plankton merupakan biota yang mengapung, mencakup sejumlah besar
biota di laut, baik ditinjau dari jumlah jenisnya maupun kepadatannya. Mereka
hidup terbatas di lapisan perairan laut beberapa ratus meter dari permukaan
laut.Meskipun fitoplankton membentuk sejumlah besar biomassa dilaut,
kelompok ini hanya diwakili oleh beberapa filum saja. Sebagian besar bersel satu
dan mikroskopik (Kasijan, 2001).
Plankton yakni mahluk tumbuhan dan hewan yang hidup melayang atau
mengambang dalam air, yang selalu terbawa hanyut oleh arus. Fitoplankton ada
dimana – mana, tumbuhan renik ini terdapat di seluruh permukaan laut sampai
kedalaman yang dapat ditembus cahaya matahari. Fitoplankton memiliki peranan
penting dalam hal fotosintesis (Nontji, 2008).
Diatom termasuk dalam algae kelas Bacillariophyceae dengan penyusun
utama dinding sel dari silica. Diatom dibagi dua, yaitu diatom planktonik dan
5
diatom perifitik. Diatom planktonik hidup di kolom air dan sangat dipengaruhi
oleh arus air, sedangkan diatom perifilik merupakan kelimpok diatom yang
hidupnya menempel pada benda mati maupun mahluk hidup di perairan. Dinding
sel diatom perifilik lebih tebal disbanding diatom planktonik. Sebagian besar
diatom planktonik didominasi oleh ordo centrales, sedangkan ordo pennales
mendominasi diatom perifilik (Basmi, 1999)
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai
kedalaman sekitar 100m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari
dapat menembus. Namun dari kelompok epiplankton ini ada juga yang hidup di
lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara.
Plankton semacam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton
Trichodesmium, yang merupakan sianobakteri berantai panjang yang hidup di
permukaan dan mempunya keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari
udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10cm disebut hiponeuston.
Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai
komposisi jenis yang kompleks (Nontji, 2008).
6
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Pengambilan sampel dilakukan pada hari Kamis, 9 Mei 2013. Mulai
pukul 09.00 sampai 11.00 WIB, bertempat di Perairan Pantai Cerocok, Painan,
Sumatera Barat.
Pengamatan laboratorium dilaksanakan pada hari Rabu, 14 Mei 2013,
pukul 15.00 WIB yang bertempat di Laboratorium Biologi Laut Jurusan Ilmu
Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Di lapangan Di laboratorium
- Spatula - Mikroskop
- Corong - Buku identifikasi
- Kantong plastik - Pipet tetes
- Kertas label - Objek glass
- Papan triplek - Cover glass
- Lugol 4%
- Ice box
3.2.2 Bahan
- Lugol 4%
- Aquades
- -Sampel
7
3.4. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan
langsung dimana sampel di ambil di lapangan dan di identifikasi di laboratorium.
3.4. Prosedur Praktikum
Pengambilan sampel diatom Epipsamic dilakukan pada saat surut terndah
dengan mengerik sampel permukaan sedimen ± 1 mm menggunakan spatula
dalam papan triplek yang berukuran 5 cm X 5 cm. Sampel yang telah diambil
tersebut dimasukan ke dalam kantong plastic untuk menghacurkan gumpalan
sedimen dan ditambah dengan aquades. Setelah tidak ada lagi gumpalan sedimen,
sampel dimasukan ke dalam botol sampel hingga volume konsentrasi menjadi 100
ml dan selanjutnya diawetkan menggunakan larutan pengawet lugol 4% sebanyak
4-5 tetes, botol sampel diberi label sesuai kode pengambilan sampel kemudian
disimpan dalam ice box untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium,
3.5. Analisis sampel diatom
Sampel diatom dalam botol diambil dengan menggunakan pipet tetes
kemudian diteteskan pada object glass lalu ditutup menggunakan cover glass
tanpa ada gelembung udara, kemudian diamati dibawah mikroskop binokuler
dengan perbesaran 10 x10. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Untuk menghitung kelimpahan diatom digunakan rumus modifikasi
Lackey Drop Microtransecting Methods (APHA, 1992)
8
N = 3OiOp
xVr
3Vox
1A
xnp
Dimana: N = jumlah diatom epipelik per satuan luas (ind/cm'^)
Oi = luas gelas penutup (484)
Op = luas satuan pandang mikroskop Olympus (1,082)
Vr = volume larutan dalam botol sampel (100 ml)
Vo = volume 1 tetes sampel (0,06 ml)
A = luas bidang kerikan (25 cm^)
n =jumlah diatom epipelik yang tercacah
p =jumlahlapang pandang (12 strip)
Untuk melihat keanekaragaman jenis diatom digunakan rumus Shannon-
Winner {dalam Odum, 1998) sebagai berikut:
H '=∑k=0
n
pi log 2 pi
Dimana: Log 2 = 3,321928
H' = indeks keanekaragaman jenis
Pi = porposi individu dari spesies ke-i terhadap total individu
semua spesies (pi = ni/N)
Ni = jumlah total individu dari jenis ke-i (ind/cm^)
N = Total individu semua jenis (ind/cm^)
Dengan kriteria:
H’ < 1 = komunitas biota tidak stabil atau kualitas air
tercemar berat
9
1≤ H’ ≤ 3 = stabilitas komunitas biota sedang, dan kualitas
perairan tercemar sedang.
H’> 3 = stabilitas biota dalam kondisi prima dan kualitas
air bersih
Untuk menghitung indeks dominasi diatom pada perairan digunakanrumus
Simpson {dalam Odum, 1998) sebagai berikut:
C=∑k=0
n
( ¿N )
2
Dimana : ni = jumlah total individu dari jenis ke-i (ind/cm^)
N = Total individu semua jenis (ind/cm'^)
Dengan kriteria:
D mendekati 0 (< 0,5) = tidak ada jenis yang mendominasi
D mendekati 1 ( > 0,5) = terdapat jenis yang mendominasi
Untuk melihat keseragaman organisme dalam keadaan seimbang atau
tidak, digunakan indeks keseragaman jenis. Indeks keseragaman jenis diatom
dihitung menggunakan rumus Pilou {dalam Krebs, 1989) sebagai berikut:
E= H 'log2 S
Dimana : E = indeks Keseragaman Jenis
H' = indeks keanekaragaman jenis
S = jumlah spesies yang dijumpai
Dengan kriteria jika nilai E:
10
• Mendekati 1 (> 0,5) berarti keseragaman organisme dalam keadaan
seimbang dan tidak terjadi persaingan baik terhadap tempat maupun
makanan tertentu.
• Mendekati nol (< 0,5) berarti keseragaman organisme di perairan tidak
seimbang dan terjadi persaingan makanan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
11
4.1. Hasil
4.1.1. Klasifikasi Plankton
pada Pasang tertinggi organism yang ditemukan
Divisi :Bacillariophyta
Kelas :Bacillariophyceae
Bangsa :Pennales
Suku :Bacillariaceae
Marga :Pseudo-nitzschia
Jenis :Pseudo-nitzschia pungens
Divisi :Bacillariophyta
Kelas :Bacillariophyceae
Bangsa :Centrales
Suku :Asterolampraceae
Marga :Asteromphalus
Jenis :Asteromphalus sarcophagus
Divisi :Bacillariophyta
Kelas :Bacillariophyceae
Bangsa :Pennales
Suku :Nitzschiaceae
Marga :Nitzschia
Jenis :Nitzschia pacifica
Surut surut terendah ditemukan
12
Divisi :Bacillariophyta
Kelas :Bacillariophyceae
Bangsa :Pennales
Suku :Diatomaceae
Marga :Thalassiothrix
Jenis :Thalassiothrix mediterranea
Kingdom : Chromista
Phylum : Ochrophyta
Class : Coscinodiscophyceae
Order : Rhizosoleniales
Family : Rhizosoleniaceae
Genus : Rhizosolenia
Spesie : Rhizosolenia stolterforthii
Kingdom: Chromista
Phylum: Ochrophyta
Class: Coscinodiscophyceae
Order: Rhizosoleniales
Family: Rhizosoleniaceae
Genus: Rhizosolenia
Spesie : Rhizosolenia robusta
Tabel 1. Banyak Diatom Epipsammic perparat Pada Pasang tertinggi
nama spesies preparat 1 preparat 2 preparat 3 jumlah
13
Pseudo-nitzschia pungens 2 4 1 7Asteromphalus sarcophagus 4 3 4 11
Nitzschia pacifica 7 5 5 17Rhizosolenia robusta 3 2 6 11
jumlah 16 14 16 46
Tabel 2. Banyak Diatom Epipsammic perparat Pada Surut Terendahnama spesies preparat 1 preparat 2 preparat 3 jumlah
Thalassiothrix mediterranea 5 0 0 5Rhizosolenia stolterforthii 2 4 0 6
Rhizosolenia robusta 0 2 6 8jumlah 7 6 6 19
Tabel 3. Variasi dari Spesies dan Komposisi Diatom Epipsammic pada Masing masing Titik sampling
nama spesies pasang surutPseudo-nitzschia pungens 7 -
Asteromphalus sarcophagus 11 -Nitzschia pacifica 17 -
Rhizosolenia robusta 11 8Thalassiothrix mediterranea - 5
Rhizosolenia stolterforthii - 6total 46 19
4.1.2. Kelimpahan Plankton
Hasil dari hitungan dengan rumus modifikasi Lackey Drop
Microtransecting Methods (APHA, 1992) di dapatkan data sebagai berikut:
• Untuk pasang tertinggi N = 38105,02
• Untuk surut terendah N = 15739,03
4.1.3. Keanekaragaman Plankton
Hasil dari hitungan dengan rumus Shannon- Winner {dalam Odum, 1998)
didapatkan data sebagai berikut:
• Untuk pasang tertinggi H’ = 1,9312
• Untuk surut terendah H’ = 1,5573
14
4.1.4. Indeks Dominasi Plankton
Hasil dari hitungan dengan rumus Simpson {dalam Odum, 1998)
didapatkan data sebagai berikut:
• Untuk pasang tertinggi C = 0,2741
• Untuk surut terendah C = 0,3463
4.1.5. Indeks Keseragaman Plankton
Hasil dari hitungan dengan rumus Pilou {dalam Krebs, 1989) didapatkan
data sebagai berikut
• Untuk pasang tertinggi E = 0,9656
• Untuk surut terendah E= 0,9826
4.2. Pembahasan
Indeks Keanekaragaman (H') diatom epipsammic yang paling tinggi
terdapat pada pasang tertinggi yaitu 1.9312 dan paling rendah terdapat di surut
terendah yaitu 1,5574. Indeks Dominasi (C) yang paling tinggi terdapat pada di
surut terendah yaitu 0,3463 dan paling rendah di terdapat pasang tertinggi yaitu
0,2741. Sedangkan indeks keseragaman yang paling tinggi terdapat di surut
terendah yaitu 0,9826 dan paling rendah terdapat pada pasang tertinggi yaitu
0,9656.
Indeks keanekaragaman spesies digunakan untuk menilai tingkat stabilitas
dari struktur komunitas yang diamati yang berkaitan erat dengan karakteristik
habitat yang dihuni oleh biota tersebut (Supono, 2008). Nilai indeks
keanekaragaman (H') diatom epipsammic Untuk pasang tertinggi H’ = 1,9312
15
Untuk surut terendah H’ = 1,5573. Berdasarkan metode Shannon-Winner dalam
Odum (1998), maka kondisi diatom epipsammic pada pasang tertinggi dan surut
terendah stabilitas komunitas biota sedang, dan kualitas perairan tercemar sedang..
Indeks keanekaragaman diatom mempakan pencerminan dari kondisi habitatnya
dimana perubahan kondisi lingkungan pada komunitas mangrove akan
mempengaruhi komposisi tersebut (Reid etai, 1995).
Indeks dominasi (C) diatom epipsammic mempunyai nilai pada pasang
tertinggi 0,2741 dan pada surut terendah 0,3463. Berdasarkan metode Weber
dalam Krebs (1989) maka, tidak ada diatom yang mendominasi. Faktor utama
yang mempengaruhi dominansi diatom antara lain adanya perusakan habitat alami
seperti pengkonversian lahan mangrove, pencemaran kimia dan organik, serta
perubahan ikHm (Widodo, 1997).
Indeks keseragaman (e) diatom epipsammic mempunyai nilai lebih besar
dari 0,5. Berdasarkan metode Pilou dalam Krebs (1989) maka, keseragaman
diatom dalam keadaan seimbang dan tidak terjadi persaingan makanan maupun
tempat. (Pirzan et al. f2005) yang menyatakan bahwa apabila keseragaman
mendekati 0 berarti keseragaman antar spesies di dalam komunitas tergolong
rendah dan sebaliknya keseragaman yang menjahui 0 dapat dikatakan
keseragaman antar spesies tergolong merata atau sama.
16
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum ditemukan komposisi diatom epipsammic
terdapat 6 spesies. Faktor penyebab perbedaan komposisi diatom tersebut adalah
tipe substrat dan lama terendam pada waktu pasang. Spesies diatom epipsammic
yang selalu dijumpai pada setiap titik sampel yaitu Rhizosolenia robusta.
Dari nilai indeks keanekaragaman (H'), dominasi (C) dan keseragaman (E)
secara keseluruhan masih dalam keadaan seimbang, tidak terjadi persaingan
tempat maupun makanan dan kualitas perairan tercemar sedang.
5.2 Saran
17
DAFTAT PUSTAKA
Anonime. Rhizosolenia robusta G.Norman ex Ralfs. http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=39610 diunduh 28 mei 2013
Anonime. Rhizosolenia stolterforthii. http://zipcodezoo.com/Chromista/R/Rhizosolenia_stolterforthii/. diunduh 28 mei 2013
Siregar. Sofyan, Mulyadi. Aras, Siinanihuruk. Tolopan,. VARIATIONS OF EPIPELIC DIATOM FROM SEDIMENT AT MESJID RIVER ESTUARY, DUMAI, RIAU PROVINCE .http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/2917/2/isi0001.PDF. diunduh 28 mei 2013
Wikipedia.2011. Asteromphalus. http://fr.wikipedia.org/wiki/Asteromphalus. 28 mei 2013
Wikipedia.2013. Pseudo-nitzschia. http://en.wikipedia.org/wiki/Pseudo-nitzschia. 28 mei 2013
18