gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang...
TRANSCRIPT
0
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA YANG BERUSIA
20-60 TAHUN DI LINGKUNGAN V KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH:
RIA DIHATRI 0114421040031
AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000
MEDAN
2013
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur peneliti sampaikan Kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat dan Nikmat kesehatan dan keselamatan sehingga peneliti
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah (KTI) ini. Penelitian ini bertujuan untuk
melengkapi tugas dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Ahli Madya Kebidanan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.
Adapun judul penelitian ini adalah “Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah
Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Yang Berusia 20-60
Tahun di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan
Denai Tahun 2013”. Peneiliti menyadari masih banyak keterbatasan yang dimiliki
peneliti dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, namun karena berbekal keyakinn dan
usaha yang disertai bantuan, bimbingan moril dan material dari pembimbing,
keluarga, sahabat dan berbagai pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. H. Uchwatul Achyar, MM, selaku pembina Yayasan Akademi
Kebidanan Nusantara Duaribu Medan.
2. Bapak M. Angky Maulia SE, selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan
Nusantara Duaribu Medan.
ii
3. Ibu Dra. Kasminah. M.Kes, selaku Direktris Akademi Kebidanan Nusantara
2000 Medan.
4. Ibu Helmiwati , SKM, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan nasehat dan petunjuk yang berguna
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5. Dr. Yunita Sari Harahap M.Kes selaku penguji I dan Bapak David Siagian,
SKM, M.Kes, selaku dosen penguji II yang telah membantu peneliti dalam
menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
6. Ibu Tuti Handayani Am.Keb selaku ibu asrama serta seluruh Bapak/Ibu
Dosen Pengajar Diploma III di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan
yang telah banyak mendidik dan membekali ilmu pengetahuan bagi peneliti
selama peneliti menjadi mahasiswi di Akademi Kebidanan Nusantara 2000
Medan.
7. Kepala Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan
Denai yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Teristimewa buat Ayahanda tercinta Sukimin dan Ibunda tercinta Sumarni
yang telah banyak mengasuh, memberikan do’a serta kasih sayang yang
tiada henti-hentinya kepada peneliti selama menjalani masa pendidikan dan
terima kasih kasih kepada kakanda dan adik peneliti yang tersayang Ellya
Susanti Handayani dan Nur Hidayat yang senantiasa memberikan dukungan
dan semangat serta do’a kepada peneliti.
iii
9. Dan kepada teman-teman angkatan X akademi kebidanan Nusantara 2000
Medan yang telah banyak membantu peneliti.
Akhir kata, Peneliti mohon maaf dan peneliti menyadari bahwa karya tulis
ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan karya tulis ilmiah
ini.
Semoga Alllah SWT selalu melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua dan
semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Amin.
Medan, 27 Agustus 2013
Peneliti
(Ria Dihatri)
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. IDENTITAS
Nama : Ria Dihatri
Tempat/Tanggal Lahir : Huta Padang, 27 juli 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara
Nama Ayah : Sukimin
Nama Ibu : Sumarni
Alamat : Kisaran Desa Prapat Janji Dusun VI
Bangun Mulyo
11. PENDIDIKAN
Tahun 1998-2004 : SD Negeri 014680 Sambahuta
Tahun 2004-2007 : SMP Swasta Al-washliyah 15 Prapat Janji
Tahun 2007-2010 : SMA Swasta Taman Siswa Kisaran
Tahun 2010-2013 : Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan
v
Nama : Ria Dihatri Nirm : 0114421040031
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA YANG BERUSIA 20-60 TAHUN DI LINGKUNGAN V KELURAHAN TEGAL
SARI MANDALA II KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013
ABSTRAK
Pengelolaan sampah adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil survei rata-rata buangan sampah kota di Indonesia adalah 0,5 per-kapita per-hari maka dapat diketahui perkiraan potensi sampah kota di Indonesia, yaitu sekitar 100.000 ton/hari.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah rumah tangga di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu rumah tangga di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 407 orang. Sampel 80 orang yang diambil dengan teknik random sampling.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah rumah tangga terbanyak berpengetahuan baik sebanyak 34 orang (42,5%), umur 36-60 tahun 48 orang (60%) dengan pengetahuan baik sebanyak 15 orang (31,25%), SMA 29 orang (36,25%) dengan berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (82,76%), IRT 72 orang (90%) dengan pengetahuan baik sebanyak 32 orang (44,44%), mendapat informasi dari media elektronik 27 orang (33,75%) yang berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (62,96%).
Diharapkan kepada ibu rumah tangga yang berada di lingkungan v kelurahan tegal sari mandala III untuk lebih aktif mencari informasi dalam meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah rumah tangga.
Kata kunci : Pengetahuan, Ibu Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah Daftar Pustaka : 20 Buku (2003-2012)
vi
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... i ABSTRAK .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 5 1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7 2.1 Pengetahuan (Knowledge) ............................................................ 7 2.1.1 Pengetahuan ...................................................................... 7 2.1.2 Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif .......... 7 2.2 Sampah ....................................................................................... 9 2.2.1 Pengertian Sampah ........................................................... 9 2.2.2 Sumber-Sumber Sampah .................................................. 10 2.2.3 Macam-Macam Sampah ................................................... 11 2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Sampah ............................................................................... 13 2.2.5 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan ........................... 14 2.3 Pengelolaan Sampah ...................................................................... 15 2.3.1 Pengertian Pengelolaan Sampah ...................................... 15 2.3.2 Tahap Pengelolaan Sampah ............................................. 16 2.3.3 Teknologi Pemanfaatan dan Pembuangan Akhir Sampah ................................................................... 19 2.3.4 Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan ............................................. 23 2.3.5 Bentuk-Bentuk Atau Cara-Cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ..................................................... 26
vii
2.4 Karakteritik Ibu ............................................................................. 28 2.4.1 Umur ................................................................................... 28 2.4.2 Pendidikan ......................................................................... 28 2.4.3 Pekerjaan ........................................................................... 29 2.4.4 Sumber Informasi............................................................... 29 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 30 3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 30 3.2 Defenisi Operasional ..................................................................... 30 3.2.1 Pengetahuan ...................................................................... 30 3.2.2 Umur .................................................................................. 31 3.2.3 Pendidikan ......................................................................... 31 3.2.4 Pekerjaan ........................................................................... 31 3.2.5 Sumber Informasi ............................................................. 32 3.3 Jenis Penelitian .............................................................................. 32 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 32 3.4.1 Lokasi Penelitian ............................................................... 32 3.4.2 Waktu Penelitian ............................................................... 32 3.5 Populasi dan Sampel ..................................................................... 33 3.5.1 Populasi ............................................................................. 33 3.5.2 Sampel ............................................................................... 33 3.6 Metode Penelitian Data ................................................................. 34 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 34 3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan ...................................... 35 3.7 Teknik Pengelolaan Data ............................................................... 36 3.8 Analisa Data ................................................................................... 36 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 37 4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 37 4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ................................... 37 4.1.2 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur ....................................................................................... 38 4.1.3 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan .............................................................................. 38 4.1.4 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan ................................................................................. 39 4.1.5 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi.................................................................................. 39 4.1.6 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur ................................................................. 40
viii
4.1.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan ......................................................... 41 4.1.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan pekerjaan ............................................................ 42 4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tannga Berdasarkan Sumber informasi .............................................. 43 4.2 Pembahasan ........................................................................................ 44 4.2.1 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Umur ...................... 44 4.2.2 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan ............... 46 4.2.3 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan ................ 48 4.2.4 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi ..... 50 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 53 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 53 5.2 Saran ............................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA LEMBAR KONSUL LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ......................................................... 37 Tabel 4.2 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur
Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ................................. 38
Tabel 4.3 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan
Pendidikan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ............ 38
Tabel 4.4 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan
Pekerjaan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ................. 39
Tabel 4.5 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ................. 39 Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Umur Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ................ 40 Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal
Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ........................................................................................ 41
Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ................. 42
x
Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013 ......................................................... 43
xi
DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Umur Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ............ 44
Diagram 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ............ 46
Diagram 4.3 Diagram Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ............ 48
Diagram 4.4 Diagram Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ............................................................................. 50
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan sampah hingga saat ini masih cenderung dianggap sebagai
sesuatu yang tidak bermanfaat dan bahkan merugikan. Bau tak sedap selalu saja
muncul darinya. Keadaan inilah yang sering kali membuat banyak orang akan
berusaha menghindar sejauh mungkin darinya. Dengan demikian sampah menjadi
masalah bagi kehidupan manusia dan lingkungannya (Basriyanta, 2007).
Sampah bahkan telah menjadi permasalahan dunia. Tidak mengherankan jika
ruang gerak manusia menjadi terasa kurang bebas karenanya, padahal manusia
jugalah yang memproduksinya. Sampah bila dibiarkan terus lama-kelamaan akan
menumpuk dan akan menimbulkan masalah besar bagi manusia dan lingkungan
sekitarnya. Masalah yang ditimbulkannya dapat meliputi berbagai hal, terutama
kesehatan dan sosial ekonomi. Meningkatnya jumlah sampah tidak diimbangin oleh
menungkatnya kesadaran masyarakat untuk mengusahakan lingkungan hidup yang
bersih dan sehat. Di samping itu, kemampuan pemerintah untuk menandai
pengolahan sampah juga masih sangat kurang (Basriyanta, 2007).
Sampah telah menjadi masalah utama di kota-kota besar Indonesia. Pada
tahun 2020, volume sampah perkotaan di Indonesia diperkirakan akan meningkatkan
lima kali lipat. Berdasarkan hasil survei rata-rata buangan sampah kota di Indonesia
adalah 0,5 per-kapita per-hari. Dengan mengalikan data tersebut dengan jumlah
penduduk dibeberapa kota di Indonesia maka dapat diketahui perkiraan potensi
1
2
sampah kota di Indonesia, yaitu sekitar 100.000 ton/hari. Saat ini teknik pengelolaan
untuk sampah di kota-kota di Indonesia masih dilakukan secara konvensional, yaitu
metode open dumping (tumpukan) dan sanitary landfill (timbunan) (Fatimah, 2009).
Saat ini di Indonesia terutama di kota-kota besar, seperti di Jakarta dan
Bandung sering mempermasalahkan kota mereka yang kotor akibat sampah-sampah
yang berserakan dijalanan. Sampah tersebut merupakan hasil pembuangan sampah
dari rumah tangga dan pabrik. Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai dampak
apabila mereka tidak membuang sampah pada tempatnya. Akibatnya, pemerintah
bingung untuk mencari solusi agar di kota-kota besar menjadi bersih dari sampah-
sampah yang dibuang oleh masyarakat yang tidak peduli lingkungan sekitarnya
(Wahyu. Dkk, 2012).
Saat ini pengelolaan sampah di kota-kota di Indonesia biasanya bukanlah
merupakan prioritas penting dari sekian banyak permasalahyan kota yang harus
ditangani. Tugas pengelola persampahan bukanlah menjadi ringan di masa datang.
Bila kemauan, kemampuan dan upaya yang ada tetap seperti saat ini, maka persoalan
persampahan akan selalu timbul. Keberhasilan pengelolaan sampah terutama akan
tergantung pada kemauan politis khususnya dari pengelola kota. Kemauan ini dimulai
dari pemahaman dan kesadaran akan pentingnya sektor ini sebagai salah infrastruktur
kota yang dapat menceminkan keberhasilan dalam mengelola kota (Damanhuri,
2007).
3
Belakangan ini sampah menjadi masalah serius bagi semua lapisan
masyarakat, disebabkan karena jumlah sampah yang dihasilkan terus menumpuk dari
hari kehari. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya produktivitas manusia, pertambahan
jumlah penduduk, dan ketersediaan ruang hidup manusia yang terbatas. Masalah
sampah sering diabaikan oleh masyarakat. Sampah sering kali dibuang begitu saja
dalam bak atau tong sampah atau dibakar tanpa memikirkan bagaimana pengolahan
sampah tersebut lebih lanjut (Putra, 2012).
Banyak dampak buruk yang ditimbulkan karena pengelolaan sampah yang
tidak sesuai dengan prosedur, dan menjadi bahaya yang dapat mengancam kehidupan
generasi mendatang. Karena itu, sudah saatnya semua warga turut memikirkan
persoalan sampah dan bertindak lebih serius, karena sampah telah menjadi masalah
yang mulai mengganggu kesejahteraan hidup manusia (Putra, 2012).
Meningkatnya volume sampah di Bandung telah menimbulkan masalah
yang kompleks dalam pengelolaannya. Untuk itu dibutuhkan strategi yang efektif
untuk mereduksi volume sampah sejak dari sumbernya, terutama sampah domestik,
di mana ibu rumah tangga berperan penting di dalamnya. Bagaimana ibu
rumah tangga mengelola sampah dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
dan kesadarannya. Untuk itu dibutuhkan sebuah metode pelatihan yang
mampu mengakomodasi kebutuhan tersebut (Yunia. Dkk, 2006).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan Kota Medan,
penduduk Kota Medan pada tahun 2008 diperkirakan telah mencapai 2.566.462 yang
terdiri dari 1.999.851 jiwa penduduk tetap dan 566.611 jiwa penduduk tidak tetap
4
(commuters) yang tersebar di 21 kecamatan. Total timbulan sampah domestik di Kota
Medan pada tahun 2008 telah mencapai 1.369,9 ton/harinya atau 5.479,6 M³.
Timbulan sampah yang terdapat di Kota Medan terdiri dari sampah organik (48,2 %)
dan anorganik (51,8 %) dengan persentasi perbandingan antara sampah organik
dengan sampah anorganik adalah sebesar 1:1,07 (Susilo, 2009).
Sebagian besar sampah dihasilkan dari aktivitas rumah tangga,
dikenal sebagai sampah domestik. Peranan ibu rumah tangga dalam keluarga cukup
besar untuk mengatur dan mengurus segala kepentingan dan keperluan keluarga. Hal
ini salah satunya digambarkan oleh hasil penelitian yang pernah dilakukan dimana
peran seorang istri dalam pengambilan keputusan rumah tangga yakni kebutuhan
sehari-hari (75,7%) belanja sehari-hari (82,4%) mengganti perabot rumah tangga
(56,2%) (Yunia. Dkk, 2006).
Dari uraian diatas dan hasil dari penelitian maka peneliti ingin mengadakan
penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga di Lingkungan V Mandala III Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai
Tahun 2013.
1.2. Perumusan Masalah
Belum di ketahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga di Lingkungan V Mandala III Kelurahan Tegal Sari Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013.
5
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga di Lingkungan V Mandala III Kelurahan Tegal Sari
Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah
rumah tangga berdasarkan umur.
2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah
rumah tangga berdasarkan pendidikan.
3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah
rumah tangga berdasarkan pekerjaan.
4. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah
rumah tangga berdasarkan sumber informasi.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu di
Lingkungan V Mandala III Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai
Tahun 2013.
2. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Nusantara
2000 Medan.
6
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam penerapan
ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di
Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.
4. Sebagai sumber informasi dan sebagai sumber data dasar serta data
pendukung untuk melakukan penelitian selanjutnya.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan (knowledge)
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil “tahu”, ini setelah orang melakukan
pengindraan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalaui
panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2011).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang mencangkup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali atau (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, “tahu” ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehensif)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi
7
8
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan ,
meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi rill (sebagainya).
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapt
menggambarkan (membuat bagan) membedakan, memisahkan, pengelom-
pokan dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain suatu kempuan untuk menyusun suatu formulasi
baru dan formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evalution)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk dapat melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu
9
kriteria berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.2 Sampah
2.2.1 Pengertian Sampah
Menurut defenisi (WHO), sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,
2006).
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang
punya dan bersifat padat. Sampah ini ada yang mudah membusuk dan ada
pula yang tidak mudah membusuk. Yang membusuk terutama terdiri atas zat-
zat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun, dan lain-lain. Sedangkan
yang tidak membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet, logam, atau pun abu,
bahan pengguna kertas, dan lain-lain (Slamet, 2009).
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak disenangi, atau
sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya. Adapun kotoran manusia (human waste) dan air limbah
atau air tidak tergolong sampah (Suhartono, 2000). Sampah juga diartikan
sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang
berbentuk padat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008)
(Adnani, 2011).
10
2.2.2 Sumber-sumber sampah
Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa
sumber berikut :
1. Pemukiman penduduk
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah
tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti: sisa-sisa makanan baik
yang sudah dimasak atau yang belum, bekas pembungkus berupa kertas,
plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan,
perabot rumah tangga, daun-daun dari kebun atau taman.
2. Tempat umum
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-
tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah
ini berupa: kertas, plastik, botol, daun, dan sebagainya.
3. Perkantoran
Sampah dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan,
departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas,
plastik, karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat
kering dan mudah terbakar.
4. Jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari:
kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban,
11
onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik, dan
sebagainya.
5. Industri
Sampah ini berasal dari kawasan industri termasuk sampah yang berasal dari
pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi,
misalnya: sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan
tekstil, kaleng, dan sebagainya.
6. Pertanian/perkebunan
Sampah ini sabagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, sisa
sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan
sebagainya.
7. Peternakan dan perikanan
Sampah ini berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa: kotoran-kotoran
ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya (Notoatmodjo,
2007).
2.2.3 Macam-macam Sampah
Sampah berasal dari bermacam-macam benda sisa yang terbuang dari
kegiatan manusia. Apapun wujudnya, sampah yang dibiarkan bertimbun akan
mencemari lingkungan hidup (Sutidja, 2007).
Berdasarkan asalnya, sampah dapat digolongkan menjadi 2 yaitu sebagai
berikut :
12
1. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
hayati yang dapat didegeradasi oleh mikroba. Sampah ini dengan mudah
dapat diuraikan melalui proses alami.sampah rumah tangga sebagian
besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya
sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus, (selain kertas, karet
dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting (Basriyanta,
2007).
Sampah organik yang sudah dipilah, baik didalam plastik maupun
keranjang sampah, dikumpulkan dan dirapikan ke dalam wadah
penampungan. Sampah organik bisa dikumpulkan atau ditumpuk dalam
satu wadah penampungan khusus terlebih dahulu agar terjadi pelapukan,
kemudian diolah menjadi kompos.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-
bahan non hayati, baik berupa produksi sintetik maupun hasil proses
teknologi pengolahan bahan tambang. Sebagian besar sampah anorganik
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme secara keseluruhan
(unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga
misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng (Basriyanta,
2007).
13
Untuk sampah anorganik, seperti plastik atau botol kemasan
sebaiknya dibersihkan untuk diolah atau dimanfaatkan kembali. Namun,
jika tidak dapat mengolah samaph tersebut, sebaiknya pisahkan dan
berikan kepada pengumpulan barang bekas untuk didaur ulang ( suryati,
2009).
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah
Sampah baik kuantitas maupun kualitasnya, sangat dipengaruhi oleh
berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting
antara lain adalah:
1. Jumlah Penduduk
Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk,
semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah ini pun berpacu
dengan laju pertambahan penduduk.
2. Keadaan Sosial Ekonomi
Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin
banyak jumlah perkapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun
semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas
sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku
serta kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan.
14
3. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas
sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam (Slamet,
2009).
2.2.5 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan
Pengaruh sampah terhadap kesehatan secara garis besar
dikelompokkan menjadi dua yaitu.
1. Pengaruh Langsung
Pengaruh langsung disebabkan karena adanya kontak lansung antara
manusia dengan sampah tersebut. Misalnya: sampah beracun, sampah
yang karsinogenik (pemicu kanker) dan sebagainya. Selain itu ada pula
sampah yang mengandung kuman patogen (bakteri yang tidak baik),
sehingga dapat menyebabkan penyakit. Sampah ini bisa berasal dari
sampah rumah tangga.
2. Pengaruh Tidak Langsung
Pengaruh tidak langsung disebabkan oleh adanya vektor yang membawa
kuman penyakit yang berkembang baik didalam sampah kepada manusia.
Sampah bila ditimbun sembarangan dapat dipakai untuk sarang lalat,
nyamuk atau tikus (Adnani, 2011).
15
2.3 Pengelolaan Sampah
2.3.1 Pengertian Pengelolaan Sampah
Sampah (UU-18/2008), definisi sampah menurut UU-18/2008 tentang
Pengelolaan Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah (UU-18/2008), adalah
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah ( Damanhuri, 2010).
Pengelolaan sampah adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan,
sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa
sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan masyarakat dan
lingkungan hidup (Notoatmodjo, 2007).
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga
terdiri dari dua hal yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah.
Pengurangan sampah meliputi kegiatan:
1. Pembatasan timbunan sampah.
2. Pendaur ulangan sampah.
3. Dan pemanfaatan sampah.
Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi :
1. Pemilihan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan/ atau sifat sampah.
16
2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) atau tempat
pengelolaan sampah terpadu (TPST) (Adnani, 2011).
2.3.2 Tahap Pengelolaan Sampah
Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah yang baik,
diantaranya sebagai berikut:
1. Tahap Pengumpulan
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-
masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab
itu, mereka harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk
mengumpulkan sampah (Notoatmodjo, 2007).
2. Tahap penyimpanan
Sampah yang ada di lokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel, dan
sebagainya) ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara. Sampah
basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang
terpisah untuk memudahkan pemusnahannya. Kemudian dimasukkan ke
dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan
untuk menampung sampah rumah tangga. pengelolaannya dapat diserahkan
pada pihak pemerintah (Chandra, 2006).
3. Tahap Pengangkutan
Cara pengangkutan untuk di daerah perkotaan adalah tanggung jawab
pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
17
produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah
pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing
keluarga, tanpa memerlukan TPS, maupun TPA. Sampah rumah tangga
daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk (Notoatmodjo,
2007).
4. Tahap Pemusnahan
Didalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan, antara lain:
a. Sanitary landfill
Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam
metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun
sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan
demikian, sampah tidak berada di ruang terbuka dan tentunya tidak
menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang. Sanitary landfill yang
baik harus memenuhi persyaratan berikut.
1. Tersedia tempat yang luas.
2. Tersedianya tanah untuk menimbunnya.
3. Tersedia alat-alat besar.
b. Incineration
Incineration merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan
cara membakar sampah secara besar-besaran dengan menggunakan
pasilitas pabrik. Manfaat sistem ini, antara lain:
18
1. Valume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya.
2. Tidak memerlukan ruang yang luas.
3. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap.
4. Pengolahan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam
kerja yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat penerapan metode ini:
1. Biaya besar.
2. Lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan
penduduk.
c. Composting
Pemusnahan sampah dengan cara memanfaatkan proses dekomposisi
zat organik oleh kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu.
Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk.
d. Hot Feeding
Pemberian sejenis garbage (sisa makanan yang mudah membusuk)
kepada hewan ternak (misalnya sapi).
e. Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem
pembuangan air limbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem
pembuangan air limbah memang baik.
f. Dumping in water
19
Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi
pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan
bahaya banjir.
g. Individual inceneration
Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan oleh
penduduk terutama didaerah perdesaan.
h. Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat
dipakai atau daur ulang. Contoh bagian sampah yang dapat didaur
ulang, antara lain, plastik, gelas, kaleng, besi, dan sebagainya.
i. Salvaging
pemanfaatan sampah yang dapat dipakai kembali misalnya kertas
bekas. Bahayanya adalah bahwa metode ini dapat menularkan
penyakit (Chandra, 2006).
2.3.3 Teknologi Pemanfaatan dan Pembuangan Akhir Sampah
Pembuangan sampah akhir merupakan suatu upaya yang tidak
mungkin dicarikan alternatifnya, kecuali harus dimusnahkan atau
dimanfaatkan (Chandra, 2006).
1. Kompos
Kompos merupakan pupuk organik yang diperoleh dari hasil pelapukan
bahan-bahan tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam,
dedaunan, rerumputan, limbah organik pengolahan pabrik, dan sampah
20
organik hasil perlakuan manusia (rumah tangga). Kompos merupakan
produk daur ulang sampah organik, yang dapat dimanfaatkan sebagai
media tanam sekaligus pupuk tanaman (Suryati, 2009).
Pupuk kompos adalah pupuk yang terbuat dari sampah. Sampah yang
dapat dibuat pupuk kompos adalah yang mudah hancur. Contoh sampah
yang mudah hancur yaitu dedaunan, sisa sayur-mayur, sisa makanan, sisa
buah-buahan, dan sampah-sampah lain yang berasal dari tumbuhan
(Sutidja, 2007).
Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah dan menyumplai zat
makanan yang diperlukan tumbuhan. Mikroba yang ada dalam kompos
akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman.
Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan
kompos akan tumbuh lebih baik. Hasilnya, bunga-bunga bermekaran,
halaman menjadi asri dan teduh, serta udara menjadi segar karena oksigen
yang dihasilkan oleh tumbuhan. Karena itu, usaha daur ulang sampah
organik merupakan cara tepat untuk menjadi kelesatarian hidup.
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah
rumah tangga yaitu :
a. Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah
lingkungannya.
b. Mengurangi tumpukan samapah organik yang berserakan di sekitar
tempat tinggal.
21
c. Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
d. Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan
sampah akhir (TPA).
e. Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
f. Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau,
selokan macet, banjir, tanh longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh
serangga dan binatang pengerat (Suryati, 2009).
Ada beberapa metode dalam pembuatan kompos, antara lain:
1. Secara alami
Proses pembuatan kompos secara alami dapat dilakukan baik secara
tradisional (anaerobik) maupun secara sederhana (aerobik). Metode
tradisional ini banyak digunakan oleh petani. Pada metode ini, bahan
organik dihancurkan tanpa bantuan udara, yaitu dengan meletakkan
tumpukan sampah di dalam lubang tanpa udara di tanah dan dibiarkan
beberapa saat. Pembuatan kompos dengan metode sederhana
dilakukan dengan cara mengaduk dan membolak-balikan sampah atau
dengan menambahkan kotoran binatang ke dalam sampah (Chandra,
2006).
Adapun cara membuat kompos secara tradisioanal untuk skala rumah
tangga yaitu:
22
1. Bahan
Sampah organik berupa sayuran, daun-daunan kering, ampas
kelapa, kulit bawang, kulit buah, dan sebagainya.
Tanah, serbuk gergaji, dan kapur pertanian (jika ada).
Drum, tong, atau kaleng cat berukuran 20-25 kg.
2. Cara membuat
a. Lubangi bagian bawah drum, tong, atau keleng cat, lalu tanam
sekitar 10 cm dari permukanaan tanah. Jika tidak ingin ditanam, isi
drum, tong, atau kaleng cat dengan pasir setinggi 10 cm.
b. Cacah syuran dan dedaunan sepanjang 5 cm, semakinkecil
semakin baik. Masukkan cacahan sayur dan dedaunan ke dalam
drum.
c. Taburi tanah, serbuk gergaji, atau kapur setiap hari untuk
menghilang bau dari proses pembusukan bahan, lalu aduk
menggunakan sekop. Jika sudah penuh, biarkan selama dua bulan.
d. Keluarkan kompos dengan cara menggulingkan drum atau ambil
menggunakan sekop, lalu angin-anginkan selama satu minggu
(Suryati, 2009).
2. Mekanis
Pembuatan kompos dengan cara mekanis dilakukan di pabrik untuk
menghasilkan kompos dengan waktu yang singkat. Sampah organik
23
yang telah dipisahakan dari sampah anorganik (karet, plastik, logam)
dipotong kecil-kecil dengan alat pemotong
3. Gas Bio
Gas bio merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari proses fermentasi
dan proses pembusukan oleh bakteri anaerobik terhadap bahan-bahn
organik, termasuk kotoran manusia, kotoran hewan, sisa pertanian,
ataupun campurannya pada alat yang dinamakan penghasilan gas bio.
2.3.4 Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan
1. Pengaruh Baik
Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang
positif terhadap masyarakat dan lingkungannya, seperti berikut:
a. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam
rawa-rawa dan dataran rendah.
b. Sampah dapat dimanfatkan untuk pupuk.
c. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani
proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk
mencegah pengaruh buruk sampah tersebut terhadap ternak.
d. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk
berkembang biak serangga.
e. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat
hubungannya dengan sampah.
24
f. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan
hidup masyarakat.
g. Keadaan linhkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya
masyarakat.
h. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana
kesehatan suatu negara sehingga dan itu digunakan untuk
keperluan lain.
2. Pengaruh Negatif
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh
negatif bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial
ekonomi dan budaya masyarakat, seperti berikut :
a. Pengaruh Terhadap Kesehatan
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan
sampah sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit,
seperti lalat atau tikus.
2. Insidensi penyakit demam berdarah dengue akan meningkatkan
karena vektor penyakit hidup dan berkembangbiak dalam
sampah kaleng ataupun ban bekas yang berisi hujan.
3. Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara
sembarangan, misalnya luka akibat benda tajam seperti besi,
kaca, dan sebagainay.
25
4. Gangguan psikosomati, sesak napas, insomnia, stres, dan lain-
lain.
b. Pengaruh Terhadap Lingkungan
1. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata.
2. Proses pembusukan sampah oleah mikroorganisme akan
menghasilkan gags-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.
3. Pembakaran sampah kedalam saluran pembuangan air akan
menyebabkan aliran air terganggu dan saluran air menjadi
dangkal.
4. Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat
menyababkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada
sumber air permukaan atau sumur dangkal.
5. Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas
masyarakat seperti jalan, jembatan, dan saluran air.
4. Terhadap Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan
sosial-budaya masyarakat.
2. Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan
menurunkan minat dan hasrat orang lain (turis) untuk datang
berkunjung ke daerah tersebut.
3. Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja
sehingga produktivitas dana untuk sektor lain berkurang.
26
4. Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana
yang besar sehingga dan untuk sektor lain berkurang.
5. Penumpukan sampah di pinggir jalan menyebabkan
kemacetan lalulintas yang dapat menghambat kegiatan
transpormasi barang dan jasa (Chandra, 2006).
2.3.5 Bentuk-bentuk Atau Cara-cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Adapun yang dapat dilakukan ibu rumah tangga dalam cara pengelolaan
sampah yang dapat dilakukan di rumah yaitu:
1. Plastik
1. Menurut sifatnya:
a. Amat sukar membusuk secara alami (waktu penghacuran
mencapai ratusan tahun).
b. Terbuat dari nahan sintesis.
c. Tidak menghasilkan bau dan bibit penyakit (bila tidak
tercampur dengan sampah organik).
2. Cara pengolahannya yaitu:
a. Sebagian kecil jenis plastik bisa didaur ulang (terutama plastik
dengan kode 1 dan 2).
b. Plastik hanya bisa didaur ulang sekali.
3. Sarannya yaitu:
a. Hindari sedapat mungkin terutama bahan-bahan sekali pakai.
27
b. Ingatlah: menggunakan plastik hampir pasrti menambah bahan
pencemaran di bumi ini.
2. Logam
1. Menurut sifatnya yaitu dapat mengurangi secara alami dengan
proses pengaratan ( butuh waktu puluhan sampai ratusan tahun).
2. Cara pengolahannya yaitu pada umumnya dapat didaur ulang
sampai waktu tak terhingga.
3. Sarannya yaitu dapat digunakan seperlunya.
3. Kaca/ gelas
1. Menurut sifatnya yaitu tidak dapat mengurai secara alami. Ada
yang mengandung timbal.
2. Cara pengolahannya yaitu dengan mudah didaur ulang hingga
waktu tak terhingga (kecuali logam campuran).
3. Sarannya yaitu dapat digunkan seperlunya.
4. Batu baterai
1. Menurut sifatnya yaitu:
a. Mengurai secara alami denhan proses pengaratan.
b. Mengandung berbagai logam berat beracun: cadmium, timbal,
litium, mangan, merkuri, nikel, perak, dan seng.
c. Perkaratan melepaskan berbagai racun yang dikandung.
28
2. Cara pengolahannya yaitu dapat didaur ulang dengan teknologi
tinggi.
3. Sarannya yaitu kurangi sedapat mungkin (Migristine, 2009).
2.4. Karakteristik Ibu
2.4.1 Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun lahirnya
sampai ualng tahunnya yang terakhir (Zaluchu, 2006).
Umur sangat erat hubungannya dengan tingkat pengetahuan seseorang
karena semakin bertambahnya umur seseorang semakin banyak pengetahuan
dan pengalaman yang didapat (Notoatmodjo, 2003).
Sedangkan menurut Hurlock (2004), umur merupakan penyesuaian
terhadap pola-pola kehidupan dan harapan baru. Dengan meningkatnya usia
semakin panjang rentan waktu untuk mencapai pengalaman dan pengetahuan
yang lebih baik sehingga meningkatnya usia akan semakin luas pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki.
2.4.2 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan
itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang
lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat. Konsep ini terangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai
29
makhluk sosial dalam kehidupannya. Untuk mencapai nilai- nilai hidup dalam
masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan
(lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya)
(Notoatmodjo, 2011).
2.4.3 Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk
memperoleh penghasilan, guna untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari
dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain
(Notoatmodjo, 2003).
2.4.4 Sumber Informasi
Sumber informasi adalah saluran atau sarana yang digunakan oleh
komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan.
Umumnya informasi didapat dari media masa (tv, radio, internet, tenaga
kesehatan, majalah, keluarga/teman, dll) (Notoatmodjo, 2003).
30
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Karakteristik ibu
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Sumber informasi
3.2 Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah sebuah batasan-batasan yang diberikan oleh
peneliti terhadap variabel penelitiannya sendiri sehingga variabel penelitian dapat
diukur (Zaluchu, 2006).
3.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan ibu dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh peneliti yang berupa kuesioner, dengan kategori :
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
Gambaran Pengetahuan
Ibu Tentang Pengolahan
Sampah Rumah Tangga
30
31
3.2.2 Umur
Umur adalah lamanya usia seseorang dari lahir sampai dengan ulang
tahun yang terakhir dinyatakan dalam tahun yang dikategorikan menjadi :
1. 20-33 tahun
2. 34-47 tahun
3. 48-60 tahun
3.2.3 Pendidikan
Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah
diselesaikan/tidak diselesaikan oleh ibu yang dikategorikaan menjadi :
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Perguruan Tinggi/ Akademik
3.2.4 Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas ibu yang dilakukan sehari-hari, secara
rutinitas serta kegiatan untuk mendapatkan penghasilan/tidak mendapatkan
penghasilan yang dapat dikategorikan menjadi :
1. Ibu Rumah Tangga (IRT)
2. Wiraswasta
3. Pegawai Swasta
4. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
32
3.2.5 Sumber Informasi
Sumber informasi adalah dari mana ibu memperoleh atau
mendapatkan informasi tentang pengolahan sampah rumah tangga dengan
kategori :
1. Keluarga / Teman
2. Media cetak (buku, koran, majalah)
3. Media elektronik (tv, radio, internet)
4. Tenaga kesehatan (dokter, bidan dan perawat)
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskritif. Dengan
desain cross sectional yaitu untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu
Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Lingkungan V Kelurahan Tegal
Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
3.4 Lokasi dan Waktu Peneliti
3.4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari
Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 dengan alasan belum
pernah dilakukan penelitian sebelumnya.
3.4.2 Waktu Penelitian
Waktu yang untuk melakukan penelitian ini dimulai dari tanggal 17
Juni - 24 Agustus 2013.
33
3.5 Populasi Dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah subjek penelitian. Populasi mewakili karakteristik
yang ingin didapatkan oleh penelitian dimaksud (Zaluchu, 2006). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari
Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 407 orang.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi dengan karakteristik yang
dianggap mewakili populasi penelitian (Zaluchu, 2006). Sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah ibu di lingkungan V Kelurahan Tegal Sari
Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 80 orang. Cara
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
simple random sampling (acak sederhana) yaitu dengan menetapkan sampel
berdasarkan data yag sesuai dengan maksud dan kapasitas yang diinginkan
peneliti.
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
푛 =N
1 + N(d )
Keterangan : n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
D = Tingkat Kepercayaan
34
Maka
푛 =407
1 + 407(0,1 )
푛 =407
1 + 407(0,01)
n = ,
n = ,
n = 80,27 dibulatkan menjadi 80
3.6 Metode Penelitian Data
3.6.1 Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan data primer yaitu
dengan memberikan lembar kuesioner kepada responden. Para responden
lebih dahulu diberikan penjelasan singkat tentang tata cara pengisian
kuesioner dan tujuan penelitian.
Untuk mengisi kuisioner, peneliti mendatangi ibu-ibu yang tinggal di
Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai
Tahun 2013 menjadi sampel.
35
3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan
Aspek pengukuran tingkat pengetahuan responden dilakukan dengan
memberikan skor sejumlah 20 buah. Seluruh pertanyaan diberi dalam bentuk
pilihan ganda, masing-masing jawaban benar diberi skor sebagai berikut:
1. Jawaban yang benar diberikan skor nilai ( 1 )
2. Jawaban yang salah diberikan skor nilai ( 0 )
Total skor tertinggi adalah : 20 X 1 =20
Dengan demikian pengetahuan responden dapat diukur dengan menggunakan
rumus :
S = x 100%
Keterangan :
S = Skor
X = Jumlah jawaban yang benar
R = Jumlah nilai maksimal (20 pertanyaan).
Setelah semua data diolah, menjadi kategori pengetahuan kemudian
dimasukkan ke dalam kriteria standart sebagai berikut :
a. Pengetahuan Baik, apabila total jawaban dari kuesioner 16-20 (76-100%)
b. Pengetahuan Cukup, apabila total jawaban dari kuensioner 12-15 (56-75%)
c. Pengetahuan Kurang, apabila total jawaban dari kuesioner 0-11 (0-55%)
36
3.7 Teknik Pengolahan Data
Jenis data adalah data primer, diolah dengan cara manual melalui langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Editing
Pemeriksaan data untuk menyesuaikan terhadap apa yang seharusnya.
2. Coding
Proses untuk memberikan kode pada jawaban-jawaban responden atau
ukuran-ukuran yang diperoleh dari unit analisis sesuai dengan rencana
awalnya.
3. Tabulating
Proses yang akan dilakukan untuk menghitung setiap variable
berdasarkan ketegori- kategori yang telah ditetapkan sebelumnya, sesuai
dengan tujuan penelitian (Zaluchu, 2006).
3.8 Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan metode deskriptif yang disajikan untuk
melihat hasil persentase yang telah dikumpulkan dan kemudian dianalisa
dengan menggambarkan keadaan dari setiap variable dengan menggunakan
teori-teori dan kepustakaan yang relevan sehingga dapat dibuat suatu
kesimpulan.
37
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Pengetahuan Jumlah Persentase (%) 1. Baik 34 42,5 2. Cukup 29 36,25 3. Kurang 17 21,25 Total 80 100
Dari tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa pengetahuan ibu rumah tangga tentang
pengolahan sampah rumah tangga di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala
III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 adalah berpengetahuan baik sebanyak 34
orang (42,5%), berpengetahuan cukup sebanyak 29 orang (36,25%), dan
berpengetahuan kurang sebanyak 17 (21,25%).
37
38
4.1.2 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur
Tabel 4.2 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Umur Jumlah Persentase (%) 1. 20-33 tahun 29 36,25 2. 34-47 tahun 36 45 3. 48-60 tahun 15 18,75 Total 80 100
Dari tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa respoden terbanyak berumur 34-47
tahun yaitu sebanyak 36 orang (45%) kemudian yang berumur 20-33 tahun yaitu
sebanyak 29 orang (36,25%) dan yang berumur 48-60 tahun yaitu sebanyak 15 orang
(18,75).
4.1.3 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1. SD 25 31,25 2. SMP 26 32,5 3. SMA 29 36,25 Total 80 100
Dari tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa responden terbanyak berpendidikan
SMA yaitu sebanyak 29 orang (31,25%). Kemudian berpendidikan SMP sebanyak 26
orang (32,5%) dan berpendidikan SD sebanyak 25 orang (31,25%).
39
4.1.4 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.4 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%) 1. IRT 72 90 2. Wiraswasta 8 10 Total 80 100
Dari tabel 4.4. di atas, diketahui bahwa responden terbanyak bekerja sebagai
IRT yaitu sebanyak 72 orang (90%) kemudian bekerja sebagai wiraswasta yaitu
sebanyak 8 orang (10%).
4.1.5 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi
Tabel 4.5 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Sumber Informasi Jumlah Presentase (%) 1. Keluarga/Kerabat 26 32,5 2. Tenaga Kesehatan 20 25 3. Media Cetak 7 8,75 4. Media Elektronik 27 33,75 Total 80 100
Dari tabel 4.5 diatas, diketahui bahwa responden terbanyak mendapat
informasi dari media elektronik yaitu sebanyak 27 orang (33,75%), dari
keluarga/kerabat sebanyak 26 orang (32,5%), dari tenaga kesehatan sebanyak 20
orang (25%), dan dari media cetak 7 orang (8,75%).
40
4.1.6 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur
Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Umur Di Lingkungan V Kelurahn Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Umur Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1. 20-33tahun 17 58,62 9 31,03 3 10,35 29 100 2. 34-47 tahun 12 33,33 16 44,45 8 22,22 36 100 3. 48-60 tahun 5 33.33 4 26,27 6 40 15 100
Total 80 100
Dari tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa dari 36 orang responden berumur 34-
47 tahun berpengetahuan baik sebanyak 12 orang (33,33%), berpengetahuan cukup
sebanyak 16 orang (44,45%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 8 orang
(22,22%). Dari 29 orang responden berumur 20-33 tahun berpengetahuan baik
sebanyak 17 orang (58,62%), berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (31,03%), dan
berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang (10,35%). Dan dari 15 orang responden
berumur 48-60 tahun berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (33,33%),
berpengetahuan cukup sebanyak 4 orang (26,27%), dan berpengetahuan kurang
sebanyak 6 orang (40%).
41
4.1.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No
Pendidikan Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1. SD 4 16 9 36 12 48 25 100 2. SMP 6 23,08 15 57,69 5 19,23 26 100 3. SMA 24 82,76 5 17,24 0 0 29 100
Total 80 100
Dari tabel 4.7 diatas diketahui bahwa dari 29 orang responden berpendidikan
SMA berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (82,76%) dan berpengetahuan cukup
sebanyak 5 orang (17,24%). Dari 26 orang responden berpendidikan SMP
berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (23,08%), berpengetahuan cukup sebanyak 15
orang (57,69%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (19,23%). Dari 25
orang responden berpendidikan SD berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (16%),
berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (36%), dan berpengetahuan kurang
sebanyak 12 orang (48%).
42
4.1.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai tahun 2013
No
Pekerjaan Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1. IRT 32 44,44 25 34,72 15 20,83 72 100 2. Wisraswasta 3 25 4 50 2 25 8 100
Total 80 100
Dari tabel 4.8 di atas diketahui bahwa dari 72 orang responden bekerja
sebagai IRT berpengetahuan baik sebanyak 32 orang (44,44%), berpengetahuan
cukup 25 orang (34,72%), dan kurang 15 orang (20,83%). Dari 8 orang reesponden
bekerja sebagai wiraswasta berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (25%),
berpengetahuan cukup sebanyak 4 orang (50%), dan berpengetahuan kurang
sebanyak 2 orang (25%).
43
4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi
Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Di
Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III KecamatanMedan Denai Tahun 2013
No Sumber
Informasi Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang f % f % f % f %
1. Keluarga/Kerabat 9 34,62 10 38,46 7 26,92 26 100 2. Tenaga Kesehatan 5 25 9 45 6 30 20 100 3. Media Cetak 3 42,86 4 57,14 0 0 7 100 4. Media Elektronik 17 62,96 6 22,22 4 14,82 27 100
Total 80 100
Dari tabel 4.13 diatas diketahui bahwa dari 27 orang responden yang
memperoleh informasi dari media elektronik yang berpengetahuan baik sebanyak 17
orang (62,96%), berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (22,22%) dan
berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang (414,82%). Dari 26 orang reponden yang
memperoleh informasi dari keluarga/kerabat yang berpengetahuan baik sebanyak 9
orang (34,62%), berpengetahuan cukup 10 orang (38,46%) dan berpengetahuan
kurang sebanyak 7 orang (26,92%). Dari 20 orang responden yang memperoleh
informasi dari tenaga kesehatan yang berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (25%)
dan berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (45%), dan berpengetahuan kurang
sebanyak 6 orang (30%). Dari 7 orang responden yang memperoleh informasi dari
media cetak yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (42,86%) dan
berpengetahuan cukup sebanyak 4 orang (57,14%).
44
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Umur
Diagram 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Umur Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari gambar 4.1 diatas, diketahui bahwa ibu rumah tangga yang berumur 20-
33 tahun berpengetahuan baik (58,62%), berumur 34-47 tahun berpengetahuan cukup
(44,45%). Dan berumur 48-60 tahun berpengetahuan kurang (40%).
Menurut Zaluchu (2006), umur adalah lamanya usia seseorang dihitung dari
tahun lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir. Sedangkan menurut Hurlock
(2004), umur merupakan penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan dan harapan
baru. Dengan meningkatnya usia semakin panjang rentan waktu untuk mencapai
pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik sehingga meningkatnya usia akan
semakin luas pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
0
10
20
30
40
50
60
20-33 34-47 48-60
58,62
33,33 33,3331,03
44,45
26,27
10,35
22,22
40
Baik
Cukup
Kurang
45
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa besarnya
proporsi pengetahuan baik pada ibu rumah tangga yang berumur 20-33 tahun, hal ini
disebabkan karena usia ibu yang masih muda membuat ibu lebih mudah menerima
informasi yang baru tentang pengelolaan sampah yang berguna untuk hidup bersih
dan karena tingkat kemauannya yang tinggi sehingga pengalaman-pengalaman yang
didapatkan seorang ibu tersebut dapat mencapai tingkat pengetahuan yang baik.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu rumah tangga yang berusia
34-47 tahun disebabkan karena semakin bertambahnya usia maka semakin bertambah
pengalaman yang diperoleh ibu sehingga pengetahuan yang dimilikinya semakin
bertambah pula.
Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada ibu rumah tangga yang berusia
48-60 tahun disebabkan karena semakin bertambahnya usia daya ingat,daya tangkap
dan daya cerna seseorang untuk menerima suatu informasi semakin berkurang
sehingga pengetahuan yang dimilikinya semakin berkurang.
46
4.2.2 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan
Diagram 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram 4.2 diatas, diketahui bahwa responden yang berpendidikan SMA
berpengetahuan baik (82,76%), responden yang berpendidikan SMP berpengetahuan
cukup (57,69%), dan responden yang berpendidikan SD berpengetahuan kurang
(48%).
Menurut Notoatmodjo (2011) Pendidikan adalah suatu proses belajar yang
berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang, pada diri
individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa
manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya dalam mencapai nilai-nilai
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
SD SMP SMA
1623,08
82,76
36
57,69
17,24
48
19,23
0
BaikCukupKurang
47
hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai
kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebaginya).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti berasumsi bahwa pendidikan
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah rumah
tangga. Karena besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu rumah tangga yang
berpendidikan SMA disebabkan karena ibu rumah rumah tangga tersebut telah
mendapat informasi tentang pengelolaan sampah rumah tangga yang telah
diterimanya dengan baik dari pendidikan terakhirnya sehingga ibu rumah tangga
tersebut lebih mengetahui dan memahami tentang pengelolaan sampah rumah tangga.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu rumah tangga yang memiliki
pendidikan SMP di sebabkan karena walaupun keterbatasan pendidikan yang
diperolehnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tetapi jika ia mendapatkan
informasi yang cukup dari tenaga kesehatan atau teman atau kerabat tentang
pengelolaan sampah rumah tangga hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuanya
tentang pengelolaan sampah rumah tangga tersebut sehingga ibu bisa mencapai
tingkat pengetahuan cukup.
Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada ibu rumah tangga yang
berpendidikan SD disebabakan karena rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki
ibu menyebabkan rendahnya tingkat pengetahuan dan tingkat kepedulian ibu untuk
mencari informasi juga rendah khususnya informasi mengenai kesehatan dan
pengelolaan sampah rumah tangga.
48
4.2.3 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan
Diagram 4.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram 4.3 diatas, diketahui bahwa kebanyakan ibu rumah tangga yang
bekerja sebagai Wiraswasta berpengetahuan cukup sebanyak (50%). Ibu rumah
tangga yang bekerja sebagai IRT berpengetahuan baik sebanyak (44,44%).
Menurut Notoatmodjo (2003) Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas
seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna untuk memenuhi kebutuhannya
sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan
sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain.
Menurut asumsi peneliti besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang
bekerja sebagai Wiraswasta disebabkan karena lingkungan kerja yang lebih luas dan
05
101520253035404550
IRT Wiraswasta
44,44
25
34,72
50
20,8325
Baik
Cukup
Kurang
49
memiliki akses yang baik untuk mendapatkan informasi tentang pengelolaan sampah
rumah tangga sehingga lebih mudah untuk mendapatkan informasi tentang
pengelolaan sampah rumah tangga.
Besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu yang bekerja sebagai
IRT itu disebabkan karena aktivitas ibu yang umumnya lebih banyak dilakukan di
dalam rumah dan hanya mengurusi rumah tangganya, sehingga memungkinkan ibu
untuk lebih banyak memiliki waktu luang untuk bisa mencari dan mendapat
informasi tentang kesehatan khususnya tentang pengelolaan sampah rumah tangga,
sehingga pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah rumah tangga dapat mencapai
tingkat pengetahuan yang baik.
50
4.2.4 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi
Diagram 4.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Tahun 2013
Dari diagram 4.6 diatas diketahui bahwa ibu rumah tangga yang
mendapatkan informasi dari media elektronik yang berpengetahuan baik (62,96%),
media cetak yang berpengetahuan cukup sebanyak (57,14%), tenaga kesehatan yang
berpengetahuan cukup sebanyak (45%), dan keluarga/kerabat yang berpengetahuan
cukup sebanyak10 orang (38,46%).
Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa sumber informasi diperoleh dari
berbagai sumber yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Jika seseorang
mendapatkan informasi maka dia akan memperoleh pengetahuan yang luas.
0
10
20
30
40
50
60
70
34,62
25
42,86
62,96
38,4645
57,14
22,2226,92
30
0
14,82
Baik
Cukup
Kurang
51
Berdasarkan hasil penelitian diatas, peneliti berasumsi bahwa sumber
informasi dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang
pengelolaan sampah rumah tangga. Besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu
rumah tangga yang memperoleh informasi dari media elektronik itu disebabkan
karena informasi yang diperoleh dari media elektronik lebih lengkap dan terperinci
juga disetai gambar-gambar selain dari itu sebagian ibu rumah tangga juga lebih suka
dan lebih mudah memahami suatu informasi tersebut jika dia bisa melihat hal tersebut
dengan gambar dan suara atau menontonnya .
Besarnya proporsi pengetahuan baik dan cukup pada ibu rumah tangga yang
memperoleh informasi dari media cetak itu disebakan karena sebagian ibu rumah
tangga lebih mudah memahami suatu informasi apabila dia membaca dan melihat
gambar-gambar, sehingga sebagian ibu tersebut lebih suka mencari informasi dari
media cetak dari pada sama keluarga/kerabat, media elektronik, maupun yang
lainnya.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu rumah tangga yang
memperoleh sumber informasi dari tenaga kesehatan itu disebabkan karena informasi
yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu khususnya tentang pengelolaaan
sampah rumah tangga sudah cukup jelas dan disampaikan dengan sederhana dan
bersahabat sehingga dengan mudah diterima dan dimengerti oleh ibu.
Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada ibu rumah tangga yang
mendapatkan informasi dari keluarga/kerabat itu disebabkan karena informasi di
berikan oleh keluarga/kerabat kurang lengkap dan kurang bisa dipahami karena tidak
52
semua keluarga/kerabat tersebut memiliki pengetahuan yang baik dan cukup tentang
pengelolaan sampah rumah tangga.
53
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 34 orang (42,5%),
5.1.2 Berdasarkan umur, mayoritas responden terbanyak barumur 34-47 tahun
sebanyak 36 orang (60%) dengan tingkat berpengetahuan baik sebanyak 12
orang (33,33%),
5.1.3 Berdasarkan pendidikan, mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak
29 orang (36,25%) dengan tingkat berpengetahuan baik sebanyak 24 orang
(82,76%).
5.1.4 Berdasarkan pekerjaan, mayoritas responden sebagai IRT sebanyak 72 orang
(90%) dengan tingkat berpengetahuan baik sebanyak 32 orang (44,44%).
5.1.5 Berdasarkan sumber informasi, mayoritas responden memperoleh informasi
dari media elektronik sebanyak 27 orang (33,75%) dengan tingkat
berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (62,96%).
53
54
5.2. Saran
5.2.1 Diharapkan kepada ibu rumah tangga yang berada di lingkungan v kelurahan
tegal sari mandala III untuk lebih aktif mencari informasi dalam
meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah rumah tangga.
5.2.1 Diharapkan kepada ibu rumah tangga yang berpengetahuan cukup untuk lebih
mencari informasi yang lengkap dan memahami lagi akan segala informasi
mengenai kesehatan terutama tentang pengelolaan sampah rumah tangga.