gambaran status kesehatan gigi dan mulut...

77
GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA TUNAGANDA (TUNARUNGU DAN TUNAGRAHITA) TINGKAT SD DAN SMP DI SEKOLAH LUAR BIASA GANDA YAYASAN BHAKTI MITRA UTAMA BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung DISUSUN OLEH NINDYA APSARI NIM. P17325112045 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG JURUSAN KEPERAWATAN GIGI 2015

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT

SISWA TUNAGANDA (TUNARUNGU DAN TUNAGRAHITA)

TINGKAT SD DAN SMP DI SEKOLAH LUAR BIASA GANDA

YAYASAN BHAKTI MITRA UTAMA BALEENDAH

KABUPATEN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan

Program Diploma III Jurusan Keperawatan Gigi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

DISUSUN OLEH

NINDYA APSARI

NIM. P17325112045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2015

Page 2: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul

GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA

TUNAGANDA (TUNARUNGU DAN TUNAGRAHITA) TINGKAT SD

DAN SMP DI SEKOLAH LUAR BIASA GANDA YAYASAN BHAKTI

MITRA UTAMA BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

Diujikan pada Hari Selasa Tanggal 4 Bulan Agustus Tahun 2015

Penguji I

Drg. Rr. Megananda Hiranya Putri, M.Kes

NIP. 196504121991032001

Penguji II Penguji III

Denden Ridwan Chaerudin, S.Si.T., M.DSc Drg. Sri Mulyanti, M.Kes

NIP. 197111141997031002 NIP.196508301993122001

Page 3: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul

GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA

TUNAGANDA (TUNARUNGU DAN TUNAGRAHITA) TINGKAT SD

DAN SMP DI SEKOLAH LUAR BIASA GANDA YAYASAN BHAKTI

MITRA UTAMA BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

Disahkan pada Hari ……. Tanggal ……. Bulan ……. Tahun …….

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Drg. Sri Mulyanti, M.Kes

NIP. 196508301993122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO

NIP. 195610051987122001

Page 4: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

LEMBAR PERSEMBAHAN

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena

itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan

berharaplah kepada Tuhanmu (Q.S Al-Insyirah: 6-8)

Teruslah berusaha walau sekelilingmu meragukan kamu.

Teruslah tersenyum karena orang-orang yang kamu sayang

menginginkan senyummu. Percayalah, Tuhan tidak akan

mengubah nasib kaumnya tanpa usaha kaum itu. Teruslah

melangkah karena orang-orang yang menyayangimu akan selalu

menopangmu.

Alhamdulillahirobbil alamin, akhirnya karya tulis ilmiah

yang sederhana ini dapat terselesaikan.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang kukasihi dan kusayangi,

papa, mama dan kakak ku. Terimakasih atas segala dukungan, kasih sayang,

perhatian, kesabaran, dan cinta kasih

yang telah memberikanku semangat

dan inspirasi dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Page 5: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA

TUNAGANDA (TUNARUNGU DAN TUNAGRAHITA) TINGKAT SD

DAN SMP DI SEKOLAH LUAR BIASA GANDA YAYASAN BHAKTI

MITRA UTAMA BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

Nindya Apsari 1), Sri Mulyanti

2)

ABSTRAK

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang mempunyai

keterbatasan fisik, mental intelektual, sosial, dan emosional. Anak tunaganda

merupakan anak yang mengalami lebih dari satu keterbatasan, dimana

keterbatasan tersebut dapat menjadi hambatan dalam memelihara kesehatan gigi

dan mulutnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks kebersihan gigi dan

mulut, serta indeks pengalaman karies pada anak berkebutuhan khusus yang

menyandang tunaganda (tunarungu dan tunagrahita). Jenis penelitian ini adalah

deskriptif. Populasi penelitian adalah siswa/siswi tunaganda (tunarungu dan

tunagrahita) tingkat SD dan SMP di Sekolah Luar Biasa Ganda Yayasan Bhakti

Mitra Utama Baleendah Kabupaten Bandung. Sampel penelitian diambil dengan

menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 11 orang.

Setelah itu, data yang dihasilkan, diolah dan disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks kebersihan gigi dan mulut

pada responden tingkat SD sebanyak 4 dari 6 responden memiliki kriteria OHI-S

buruk (36,3%). Sedangkan pada tingkat SMP sebanyak 3 dari 5 responden

memiliki kriteria OHI-S sedang (27,3%). Indeks pengalaman karies gigi tetap

responden tingkat SD dan SMP termasuk dalam kriteria rendah, yaitu sebesar 1,9.

Indeks pengalaman karies gigi sulung pada responden tingkat SD sebanyak 4 dari

6 responden memiliki indeks def-t buruk (66,7%).

Kata kunci : Status kesehatan gigi dan mulut, anak tunaganda

Page 6: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “Gambaran Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa

Tunaganda (Tunarungu dan Tunagrahita) Tingkat SD dan SMP di Sekolah Luar

Biasa Ganda Yayasan Bhakti Mitra Utama Baleendah Kabupaten Bandung”.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menyelesaikan program Diploma III Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis sangat menyadari akan

segala kekurangan, baik akibat kendala pribadi maupun secara teknis. Maka dari

itu, penulis berharap atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai

pihak.

Pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan

berupa bimbingan dan petunjuk serta dorongan dari berbagai pihak, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. H. Oesman Syarif, MKM, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Bandung

2. drg. Hj. Hetty Anggrawati, M.Kes AIFO, selaku Ketua Jurusan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung, sekaligus sebagai pembimbing

Page 7: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

akademik yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan bimbingan serta

doa agar penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini selesai dengan baik dan lancar.

3. drg. Sri Mulyanti, M.Kes, selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang

telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Hera Nurnaningsih, M.Kes, selaku wali tingkat yang selalu memberi

semangat dan motivasi kepada mahasiswanya.

5. drg. Rr. Megananda Hiranya Putri, M.Kes dan Denden Ridwan Chaerudin,

S.Si.T., M.DSc selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Agus Suryana, S.Sos, selaku petugas perpustakaan yang telah membantu

dalam pencarian sumber materi dan memberikan masukan serta motivasi.

7. Dosen-dosen Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Bandung yang telah memberikan bimbingannya.

8. Kepala Sekolah Luar Biasa Ganda Yayasan Bhakti Mitra Utama Baleendah

Kabupaten Bandung yang telah membantu penulis dalam proses penulisan

Karya Tulis Ilmiah.

9. Keluarga tercinta, Papa, Mama, Mas Gili, Mba Uci, dan Teh Hana yang

selalu memberikan doa, kasih sayang, semangat dan motivasi kepada penulis.

10. Sahabat SMA, Atik, Yustiana, Reza dan Riffa yang selalu memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis.

11. Sahabat seperjuangan Fitra, Anisa R, Ninda, Fani, Fanny, Mia, Dyota, dan

Nurazizah yang sangat membantu dalam proses penelitian.

Page 8: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

12. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2015 atas semua bantuan,

motivasi, dan dukungan serta kebersamaan yang diberikan kepada penulis

selama ini.

13. Semua pihak yang telah memberikan gagasan dan dukungan yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan demi perbaikan karya-karya penulis di masa yang akan datang.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Semoga segala kebaikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Bandung, Agustus 2015

Penulis

Page 9: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGUJIAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ........................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................... iv

DAFTAR TABEL............................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR.......................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………….………… 1

B. Rumusan Masalah …………………………………….….. 4

C. Tujuan Penelitian ………....……...................……………. 4

D. Manfaat Penelitian ……………………………………….. 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ( KAJIAN TEORI, KERANGKA TEORI )

A. KAJIAN TEORI…………………………………...…….. 7

1. Status Kesehatan Gigi Dan Mulut …………………… 7

2. Plak ………………………………………………....... 8

3. Indeks Kebersihan Gigi dan Mulut ………………….. 8

a. Cara Perhitungan …………………………………. 9

b. Skor dan Kriteria …………………………………. 11

4. Karies ………………………………………………... 12

5. Indeks Karies Gigi …………………………………… 15

6. Tunaganda

a. Pengertian ................................................................ 16

b. Karakteristik ............................................................ 17

7. Tunarungu

a. Pengertian ................................................................ 19

b. . Karakteristik ........................................................... 20

8. Tunagrahita

a. Pengertian ............................................................... 21

b. Klasifikasi ............................................................... 21

c. Karakteristik ............................................................ 23

9. Anak Tunaganda dengan Kesehatan Gigi dan Mulut . 24

B. KERANGKA TEORI ....................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................. 26

B. Waktu dan Tempat ........................................................... 26

C. Populasi dan Sampel ........................................................ 27

Page 10: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................... 27

E. Alat dan Bahan Pengumpulan Data .................................. 28

F. Prosedur Penelitian ........................................................... 29

G. Analisa Data .................................................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian........................................................... 31

B. Pembahasan................................................................ 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................. 43

B. Saran .... .................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Gigi indeks 10

Tabel 2.2 Kriteria skor debris indeks 11

Tabel 2.3 Kriteria skor kalkulus indeks 12

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi indeks OHI-S pada siswa/siswi 32

tunaganda (tunarungu dan tunagrahita) di SLBG

YBMU Baleendah Kabupaten Bandung

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi indeks DMF-T pada siswa/siswi 33

tunaganda (tunarungu dan tunagrahita) di SLBG

YBMU Baleendah Kabupaten Bandung

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi indeks def-t pada siswa/siswi 34

tunaganda (tunarungu dan tunagrahita) di SLBG

YBMU Baleendah Kabupaten Bandung

Page 12: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Faktor etiologi karies 13

Gambar 4.1 Indeks OHI-S siswa/siswi tunaganda 32

(tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD dan SMP di

SLBG YBMU Baleendah Kabupaten Bandung

Gambar 4.2 Indeks DMF-T siswa/siswi tunaganda 33

(tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD dan SMP di

SLBG YBMU Baleendah Kabupaten Bandung

Gambar 4.3 Indeks def-t siswa/siswi tunaganda 34

(tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD dan SMP di

SLBG YBMU Baleendah Kabupaten Bandung

Page 13: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar informed consent

Lampiran 2 Lembar kuesioner

Lampiran 3 Lembar pemeriksaan indeks kebersihan gigi dan mulut (OHI-S)

Lampiran 4 Lembar pemeriksaan indeks pengalaman karies

Lampiran 5 Master tabel status OHI-S, DMF-T, dan def-t siswa/siswi

tunaganda (tunarungu dan tunagrahita) di SLBG YBMU Baleendah

Kabupaten Bandung Bulan Mei 2015

Lampiran 6 Rekapan hasil penelitian

Lampiran 7 Foto penelitian

Lampiran 8 Surat izin penelitian dari Institusi Poltekkes Kemenkes Bandung

Jurusan Keperawatan Gigi

Lampiran 9 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian dari SLBG YBMU

Baleendah Kabupaten Bandung

Page 14: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak berkebutuhan khusus atau penyandang cacat adalah anak yang

mempunyai keterbatasan fisik, mental-intelektual, sosial, maupun

emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses

pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak lain

seusianya ( Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Republik Indonesia, 2013 ).

Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1997, tentang

Penyandang Cacat, menyatakan bahwa penyandang cacat mempunyai hak

dan kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan. Hak tersebut

diperjelas dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak, yang menegaskan bahwa semua anak termasuk anak

penyandang cacat mempunyai hak dan kelangsungan hidup, tumbuh dan

berkembang, perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi serta hak untuk

didengar pendapatnya (Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Direktorat Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi penduduk

Indonesia dengan disabilitas atau kecacatan sedang sampai sangat berat

sebesar 11 %, bervariasi dari yang tertinggi di Sulawesi Selatan (23,8%)

dan yang terendah di Papua Barat (4,6%), sedangkan di Jawa Barat

Page 15: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

sebesar 12,7%. Selain memuat data tentang prevalensi anak dengan

disabilitas atau kecacatan, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, didapat

data indeks DMF-T di Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 4,1 dan termasuk

kategori sedang.

Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang dapat

menyerang semua golongan umur. Apabila tidak dirawat atau diobati dapat

menjadi semakin parah karena adanya sifat progresif. Status kesehatan gigi

dan mulut meliputi pemeriksaan karies dan kebersihan gigi dan mulut,

karena kedua keadaan ini diderita oleh masyarakat Indonesia (Depkes RI,

2004).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Rukayah tahun 2014

pada siswa tunarungu di SLB Cicendo Bandung, didapatkan data bahwa

sebanyak 21 dari 30 responden memiliki kategori OHI-S buruk yaitu

sebesar 70%, indeks DMF-T buruk sebanyak 12 responden (40%), dan

indeks def-t buruk sebanyak 20 responden (66,6%). Hasil pemeriksaan

tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan fisik pada anak, yang menyebabkan

fungsi dan kemampuan mereka dalam memelihara kesehatan gigi yang

terbatas.

Sekolah Luar Biasa Ganda Yayasan Bhakti Mitra Utama Baleendah

Kabupaten Bandung merupakan salah satu dari sebelas SLB untuk penderita

tunaganda di Indonesia. Anak tunaganda adalah anak yang mengalami lebih

dari satu hambatan, yang menyandang cacat fisik dan mental ( InfoDATIN

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014 ). Di SLB

Page 16: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

tersebut terdapat beberapa kombinasi keterbatasan, salah satunya adalah

tunarungu dengan kombinasi tunagrahita. Tunarungu merupakan anak yang

memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak

permanen ( Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina

Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2010 ). Sedangkan tunagrahita

merupakan anak yang mempunyai tingkat intelektual di bawah rata-rata

(Delphie, 2006). Salah satu ciri anak tunaganda menurut Kementerian

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia yaitu

anak tunaganda seringkali tidak mampu mengurus kebutuhan dasar mereka

sendiri, seperti makan, berpakaian, buang air kecil, dan lain sebagainya.

Anak tunaganda (tunarungu dan tunagrahita) yang terdapat di SLBG YBMU

Baleendah Kabupaten Bandung merupakan anak tunaganda ringan yang

mampu didik dan mampu latih.

Berdasarkan informasi yang penulis dapat dari Kepala Sekolah SLBG

YBMU Baleendah Kabupaten Bandung, diketahui bahwa di sekolah

tersebut beberapa tahun yang lalu sempat tersedia poli gigi yang disediakan

untuk para siswa/siswi nya, akan tetapi sekarang sudah ditutup, karena

kendala tenaga kesehatan seperti dokter gigi dan perawat gigi.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Gambaran Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa

Tunaganda (Tunarungu dan Tunagrahita ) Tingkat SD dan SMP di Sekolah

Luar Biasa Ganda Yayasan Bhakti Mitra Utama Baleendah Kabupaten

Bandung.”

Page 17: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Bagaimana Gambaran Status Kesehatan Gigi

dan Mulut Siswa Tunaganda ( Tunarungu dan Tunagrahita ) Tingkat SD dan

SMP di Sekolah Luar Biasa Ganda Yayasan Bhakti Mitra Utama Baleendah

Kabupaten Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran status kesehatan gigi dan mulut siswa

tunaganda (tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD dan SMP di SLBG

YBMU Baleendah Kabupaten Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui nilai OHI-S pada siswa tunaganda (tunarungu dan

tunagrahita) tingkat SD dan SMP di SLBG YBMU Baleendah

Kabupaten Bandung.

b. Mengetahui nilai DMF-T pada siswa tunaganda (tunarungu dan

tunagrahita) tingkat SD dan SMP di SLBG YBMU Baleendah

Kabupaten Bandung.

c. Mengetahui nilai def-t pada siswa tunaganda (tunarungu dan

tunagrahita) tingkat SD dan SMP di SLBG YBMU Baleendah

Kabupaten Bandung.

Page 18: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan, dan informasi

mengenai gambaran status kesehatan gigi dan mulut pada siswa

tunaganda (tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD dan SMP di SLBG

YBMU Baleendah Kabupaten Bandung.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Bandung, dapat

menambah referensi di Perpustakaan mengenai status kesehatan gigi

dan mulut pada anak penderita tunaganda (tunarungu dan

tunagrahita).

b) Bagi SLBG YBMU Baleendah Kabupaten Bandung, dapat

menambah informasi mengenai status kesehatan gigi dan mulut

siswa tunaganda di SLB tersebut, sehingga dapat dijadikan gambaran

untuk mengadakan Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut di Sekolah,

agar status kesehatan gigi dan mulut siswa SLB tersebut bisa

meningkat menjadi lebih baik.

c) Bagi penentu kebijakan (Pemerintah), dapat dijadikan gambaran

untuk lebih memperhatikan kesehatan pada anak berkebutuhan

khusus, khusus nya di bidang kesehatan gigi dan mulut.

Page 19: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkupnya adalah status

kesehatan gigi dan mulut pada siswa tunaganda (tunarungu dan tunagrahita)

tingkat SD dan SMP di SLBG YBMU Baleendah Kabupaten Bandung.

Page 20: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA (KAJIAN TEORI, KERANGKA TEORI)

A. KAJIAN TEORI

1. Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang

dapat menyerang semua golongan umur. Apabila tidak dirawat atau

diobati dapat menjadi semakin parah karena adanya sifat progresif. Status

kesehatan gigi dan mulut meliputi pemeriksaan karies dan kebersihan

gigi dan mulut, karena kedua keadaan ini diderita oleh masyarakat

Indonesia (Depkes RI, 2004). Menurut Depkes RI (2008), status

kesehatan gigi dan mulut dapat diukur dengan derajat keparahan penyakit

gigi dan mulut masyarakat, untuk itu diperlukan indikator- indikator dan

standar penilaian yang sesuai dengan WHO, seperti indikator kesehatan

gigi dan status periodontal. Untuk penilaian status karies dapat

menggunakan indeks Decay Missing Filling-Tooth (DMF-T) serta

diinterpretasikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh World

Health Organization (WHO). Sedangkan untuk penilaian status

kebersihan gigi dan mulut dapat menggunakan indeks Oral Hygiene

Index Simplified (OHI-S).

Page 21: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

2. Plak

Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada

permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak

dalam suatu matriks interseluler jika seseorang melalaikan kebersihan

gigi dan mulutnya (Putri, M.H., dkk., 2010).

Berbeda halnya dengan lapisan terdahulu, plak gigi tidak dapat

dibersihkan hanya dengan cara berkumur ataupun semprotan air dan

hanya dapat dibersihkan dengan cara mekanis (Putri, M.H., dkk., 2010).

Jika jumlahnya sedikit plak tidak dapat terlihat, kecuali diwarnai

dengan larutan disklosing atau sudah mengalami diskolorasi oleh

pigmen-pigmen yang berada dalam rongga mulut. Jika menumpuk, plak

akan terlihat berwarna abu-abu, abu-abu kekuningan, dan kuning. (Putri,

M.H., dkk., 2010).

3. Indeks Kebersihan Gigi dan Mulut

Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk

menentukan keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang. Pada

umumnya, untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan suatu

indeks. Indeks adalah suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis

yang didapat pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur

luas dari permukaan gigi yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus.

Page 22: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

a. Cara perhitungan

Cara perhitungan indeks kebersihan gigi dan mulut menurut

Green and Vermillion menggunakan indeks yang dikenal dengan Oral

Hygiene Index Simplified ( OHI-S ), yaitu dengan cara menjumlahkan

seluruh skor indeks debris dan indeks kalkulus. (Putri, M.H., dkk.,

2010)

Indeks debris adalah suatu nilai yang menunjukkan adanya

deposit lunak yang terdiri dari kumpulan-kumpulan bakteri yang

berkembangbiak dalam suatu matriks atau endapan lunak yang terjadi

karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi.

Indeks kalkulus adalah suatu nilai yang menunjukkan adanya

deposit atau endapan keras berwarna kekuning-kuningan, kecoklatan

hingga kehitaman yang melekat pada permukaan gigi yang terjadi

akibat debris yang mengalami pengapuran dan melekat erat pada

permukaan gigi.

Perolehan nilai OHI-S diperoleh dari rumus sebagai berikut.

OHI-S = Debris Indeks + Calculus Indeks

Dalam perhitungan ini, Green and Vermillion memilih enam

permukaan gigi indeks tertentu yang cukup dapat mewakili segmen

depan maupun belakang dari seluruh pemeriksaan gigi yang ada

dalam rongga mulut. Gigi-gigi yang dipilih sebagai gigi indeks beserta

Page 23: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

permukaan indeks yang dianggap mewakili tiap segmen adalah

sebagai berikut.

Tabel 2.1

Gigi Indeks

Gigi Permukaan Gigi

16 Bukal

11 Labial

26 Bukal

36 Lingual

31 Labial

46 Lingual

Jika gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, lakukan

pergantian gigi tersebut dengan ketentuan sebagai berikut (Putri,

M.H., dkk., 2010)

1) Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi

molar kedua, jika gigi molar pertama dan kedua tidak ada,

penilaian dilakukan pada molar ketiga, akan tetapi jika molar

pertama, kedua, dan ketiga tidak ada maka tidak ada penilaian

untuk segmen tersebut.

2) Jika gigi insisif pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh

gigi insisif pertama kiri atas, dan jika gigi insisif pertama kiri

bawah tidak ada, dapat diganti dengan gigi insisif pertama kanan

bawah, akan tetapi jika gigi insisif pertama kanan atau kiri tidak

ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.

3) Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan seperti :

gigi hilang karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi

yang merupakan mahkota jaket, mahkota gigi sudah hilang atau

Page 24: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

rusak lebih dari ½ bagiannya pada permukaan indeks akibat

karies maupun fraktur, gigi yang erupsinya belum mencapai ½

tinggi mahkota klinis.

4) Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indeks yang

dapat diperiksa.

b. Skor dan Kriteria

1) Debris

Perolehan nilai debris didapatkan dari rumus sebagai berikut.

DI = Jumlah nilai debris

Jumlah gigi indeks yang diperiksa

Tabel 2.2

Kriteria skor debris

Skor Kondisi

0 Gigi bersih atau tidak terdapat plak

1 Plak menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal

2 Plak menutup lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 permukaan

yang diperiksa

3 Plak menutup lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa

Menurut Green and Vermillion , kriteria penilaian debris yaitu

sebagai berikut.

Baik : Jika nilainya antara 0-0,60

Sedang : Jika nilainya antara 0,70-1,80

Buruk : Jika nilainya 1,90-3,00

Page 25: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

2) Kalkulus

Perolehan nilai kalkulus didapatkan dari rumus sebagai

berikut.

CI = Jumlah nilai kalkulus

Jumlah gigi indeks yang diperiksa

Tabel 2.3

Kriteria skor kalkulus

Skor Kondisi

0 Tidak ada kalkulus

1 Kalkulus supragingiva menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan

servikal yang diperiksa

2 Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3

permukaan yang diperiksa, atau ada bercak-bercak kalkulus

subgingiva di sekeliling servikal gigi

3 Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 2/3 permukaan atau ada

kalkulus subgingiva yang kontinu di sekeliling servikal gigi

Kriteria penilaian dari OHI-S menurut teknik Green and

Vermillion yaitu :

Baik : Jika nilainya 0,0-1,20

Sedang : Jika nilainya 1,30-3,00

Buruk : Jika nilainya 3,10-6,00

4. Karies

Karies adalah interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau

biofilm, dan diet ( komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh

bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat ) sehingga

Page 26: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

terjadi demineralisasi pada gigi. Streptococcus mutans merupakan

organisme penyebab karies, karena mempunyai sifat yang menempel pada

email, menghasilkan serta dapat hidup di lingkungan asam, berkembang

pesat di lingkungan yang kaya akan sukrosa, dan menghasilkan bakteriosin

yaitu substansi yang dapat membunuh organisme kompetitornya (Putri,

M.H., dkk., 2010). Faktor etiologi terjadinya karies dapat dilihat pada

Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Faktor Etiologi Karies

Faktor – faktor Penyebab Karies Gigi (Kidd, E.A.M., dkk., 2012) :

a. Mikroorganisme

Streptococcus mutans dan lactobacillus adalah bakteri

penyebab karies. Streptococcus mutans dan lactobacillus ini

merupakan kuman kariogenik karena mampu membuat asam

dari karbohidrat yang dapat diragikan. Kuman – kuman

tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat

menempel pada permukaan gigi, karena kemampuannya

Page 27: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

membuat polisakarida ekstra sel yang sangat lengket dari

karbohidrat makanan. Polisakarida ini yang terutama terdiri

dari polimer glukosa, menyebabkan matriks plak gigi

mempunyai konsistensi seperti gelatin. Akibatnya bakteri –

bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta saling melekat

satu sama lain, dan karena plak makin tebal maka hal ini akan

menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak tersebut

(Kidd, E.A.M., dkk., 2012).

b. Karbohidrat

Karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti

gula akan meresap ke dalam plak dan dimetabolisme dengan

cepat oleh bakteri. Dengan demikian, makanan dan minuman

yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan

cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan

demineralisasi email (Kidd, E.A.M., dkk., 2012).

c. Gigi

Bagian – bagian gigi yang rentan terhadap karies adalah

(Kidd, E.A.M., dkk., 2012) :

1) Pit dan fissure pada permukaan oklusal molar dan premolar.

2) Permukaan halus di daerah aproximal sedikit di bawah titik

kontak.

3) Email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi

gingival.

Page 28: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

4) Permukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah

tempat melekatnya plak pada pasien denga resesi gingival

karena penyakit periodontium.

5) Tepi tumpatan terutama tumpatan yang kurang.

6) Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan

jembatan.

d. Waktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan

kembali mineral selama berlangsungnya proses karies,

menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas periode

perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu,

bila saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak

menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu,

melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian,

sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk

menghentikan penyakit ini. (Putri, M.H., 2010 cit. Andiani,

2012).

5. Indeks Karies Gigi

Indeks karies gigi adalah angka yang menunjukkan klinis penyakit

karies gigi (Herijulianti, E., dkk., 2002). Indeks yang digunakan yaitu :

a. Indeks DMF-T ( untuk gigi tetap )

D = Decay ( gigi tetap yang berlubang )

Page 29: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

M = Missing ( gigi tetap yang dicabut karena berlubang )

F = Filling ( gigi tetap yang sudah ditambal karena berlubang )

T = Teeth ( jumlah gigi tetap yang mengalami decay, missing,

filling )

Kekurangan Indeks DMF-T yaitu :

1) Tidak dapat menggambarkan banyaknya karies yang sebenarnya,

karena jika pada gigi terdapat dua karies atau lebih, karies yang

dihitung adalah tetap satu gigi.

2) Indeks DMF-T tidak dapat membedakan kedalaman dari karies.

b. Indeks def-t ( untuk gigi sulung )

d = decay (gigi sulung yang berlubang dan masih bisa

ditambal)

e = extoliasi (gigi sulung yang telah/harus dicabut karena

berlubang)

f = filling (gigi sulung yang telah ditambal )

t = teeth (jumlah gigi sulung yang mengalami decay,

extoliasi, dan filling)

6. Tunaganda

a. Pengertian

Di Asia Timur, belum banyak perhatian terhadap peserta didik

yang memiliki kombinasi keluarbiasaan seperti tunanetra dan

tunagrahita, cerebralpalsy dan tunarungu, tunarungu dan tunanetra,

Page 30: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

tunalaras dan tunagrahita, atau lainnya yang memiliki kelainan dua

kali lipat atau lebih. Dengan tingkat kelainan yang berat dan sangat

berat ( Johnston & Magrab, 1976, cit. Delphie, 2006 ).

Definisi dari penderita tunaganda adalah mereka yang

mempunyai kelainan perkembangan mencakup kelompok yang

mempunyai hambatan-hambatan perkembangan neorologis yang

disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan dalam

kemampuan seperti intelegensi, gerak, bahasa, atau hubungan-

hubungan pribadi di masyarakat. ( Johnston & Magrab, 1976, cit.

Delphie, B., 2006 )

Anak Tunaganda adalah anak yang memiliki dua ketunaan atau

lebih yang masing-masing perpaduan ketunaan tersebut memiliki ciri

khas dalam belajar sehingga diperlukan pelayanan pendidikan

khusus dan alat bantu belajar yang khusus. (Widjajantin, 2004 cit.

Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina

Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2010)

b. Karakteristik

Menurut Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Direktorat Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI, ada

beberapa karakteristik yang terdapat pada anak penderita

tunaganda, diantaranya :

a. Memiliki ketunaan lebih dari satu;

b. Semakin parah apabila tidak segera mendapatkan bantuan;

Page 31: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

c. Sulit dievaluasi;

d. Pertumbuhan dan perkembangannya lebih lambat dari

usianya;

e. Kemampuan orientasi dan mobilitasnya terbatas;

f. Cenderung menyendiri;

g. Memiliki emosi tidak stabil;

h. Perkembangan emosi pada umumnya tidak sesuai dengan

usianya;

i. Tingkat kecerdasan yang cenderung rendah.

Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Republik Indonesia, ciri-ciri atau tanda-tanda

anak dengan gangguan ganda yaitu :

a. Memiliki perpaduan dua hambatan atau lebih, misalnya

disabilitas penglihatan dengan gangguan spektrum autisma,

disabilitas penglihatan dengan disabilitas pendengaran, down

syndrome atau disabilitas intelektual dengan disabilitas

pendengaran, dan lain sebagainya

b. Memiliki hambatan dalam berinteraksi sosial;

c. Memiliki kemampuan yang sangat terbatas dalam

mengekspresikan atau mengerti orang lain;

d. Pada umumnya mengalami keterlambatan perkembangan

fisik dan motorik;

Page 32: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

e. Seringkali tidak mampu mengurus kebutuhan dasar mereka

sendiri seperti makan, berpakaian, buang air kecil, dan lain

sebagainya;

f. Jarang berperilaku dan berinteraksi secara konstruktif.

7. Tunarungu

a. Pengertian

Anak tunarungu adalah mereka yang mengalami kekurangan atau

kehilangan kemampuan mendengar sebagian atau seluruhnya,

diakibatkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh indera

pendengaran ( Delphie, B., 2006 ).

Mereka yang mengalami gangguan pendengaran terdiri atas dua

kategori, yaitu mereka yang tuli sejak dilahirkan ( congenitally deaf ),

dan mereka yang tuli setelah dilahirkan ( adventitiously deaf ).

Derajat kemampuan berdasarkan ukuran instrumen audiometer

menyebabkan klasifikasi anak dengan gangguan pendengaran adalah

sebagai berikut . ( Gregory, S., dkk., 1998, cit. Delphie, B., 2006 )

1) Pendengaran normal ( 0-26 dB )

2) Anak dengan kesulitan mendengar tingkat ringan, masih mampu

mendengar bunyi-bunyi yang jauh. Individu tesebut membutuhkan

terapi bicara ( 27-40 dB )

Page 33: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

3) Anak dengan kesulitan mendengar tingkat menengah, dapat

mengerti bahasa percakapan. Individu tesebut membutuhkan alat

bantu dengar ( 41-55 dB )

4) Anak dengan kesulitan mendengar tingkat menengah berat. Kurang

mampu mendengar dari jarak dekat, memerlukan alat bantu dengar

dan membutuhkan latihan berbicara secara khusus ( 56-70 dB )

5) Anak yang mengalami ketulian, hanya mampu mendengarkan suara

keras yang berjarak kurang lebih satu meter. Kesulitan

membedakan suara yang berhubungan dengan bunyi secara tetap

(71-90 dB )

6) Anak yang mengalami ketulian sangat berat. Tidak dapat

mendengar suara. Sangat membutuhkan bantuan khusus secara

intensif terutama dalam keterampilan percakapan atau

berkomunikasi ( 91 dB – dan seterusnya )

b. Karakteristik

Anak Tunarungu mengalami gangguan komunikasi secara verbal

karena kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya,

sehingga mereka menggunakan bahasa isyarat dalam berkomunikasi.

Oleh karena itu, komunikasi dengan orang normal mengalami

hambatan. Selain itu mereka memiliki sifat ego-sentris yang melebihi

anak normal, cepat marah dan mudah tersinggung. Kesehatan fisik

pada umumnya sama dengan anak normal lainnya. ( Direktorat

Page 34: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Anak

Kementerian Kesehatan RI, 2010 )

8. Tunagrahita

a. Pengertian

Anak Tunagrahita adalah anak yang mempunyai tingkat

intelektual di bawah rata-rata ( Delphie, B., 2006 ). Istilah lain untuk

anak tunagrahita yaitu anak dengan hendaya perkembangan. Diambil

dari kata Children with developmental impairment. Kata

impairment diartikan sebagai hendaya atau penurunan

kemampuan atau berkurangnya kemampauan dalam segi

kekuatan, nilai, kualitas, dan kuantitas (American Heritage

Dictionary,1982; Maslim.R.,2000, cit. Delphie, B., 2006).

Anak Tunagrahita adalah anak yang memiliki intelegensi yang

signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan

ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa

perkembangan. (Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Direktorat Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2010)

b. Klasifikasi

Anak tunagrahita memiliki klasifikasi berbeda. Ada yang

ringan, sedang, berat dan sangat berat.

Page 35: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

1) Menurut AAMD dan PP No. 72 tahun 1991

a) Tunagrahita ringan

Anak yang termasuk ke dalam kelompok

tunagrahita ringan yaitu anak yang mempunyai

kemampuan untuk berkembang dalam bidang pelajaran

akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja,

tetapi kecerdasan dan adaptasi sosialnya terhambat.

Prevalensi anak tunagrahita ringan kira-kira 75 % dari

jumlah seluruh anak tunagrahita.

b) Tunagrahita sedang

Anak yang termasuk ke dalam kelompok

tunagrahita sedang yaitu anak yang memiliki kemampuan

intelektual umum dan adaptasi perilaku dibawah

tunagrahita ringan. Pada umumnya anak-anak tunagrahita

sedang dapat diketahui sewaktu bayi atau selagi kecil

karena keterlambatan perkembangannya dan kadang-

kadang dapat terlihat dari penampilan fisiknya. Prevalensi

(perkiraan jumlah) anak tunagrahita sedang kira-kira 20 %

dari seluruh jumlah anak tunagrahita.

c) Tunagrahita berat dan sangat berat

Anak yang tergolong dalam kelompok tunagrahita

berat atau sangat berat pada umumnya hampir tidak

memiliki kemampuan untuk dilatih dalam mengurus diri

Page 36: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

sendiri, melakukan sosialisasi dan bekerja. Sepanjang

hidupnya mereka akan selalu bergantung pada orang lain.

Prevalensi anak tunagrahita berat dan sangat berat kira-

kira 5 % dari jumlah seluruh anak tunagrahita.

2) Menurut Tingkatan IQ

WHO mengklasifikasikan anak tunagrahita sebagai

berikut.

a) Tunagrahita ringan : IQ 50-70

b) Tunagrahita sedang : IQ 30-50

c) Tunagrahita berat atau sangat berat : IQ <30

c. Karakteristik

Karakteristik anak tunagrahita meliputi :

1) Mempunyai dasar secara fisiologis, sosial, dan emosional sama

seperti anak-anak yang tidak menyandang tunagrahita;

2) Mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur diri sendiri;

3) Mempunyai permasalahan berkaitan dengan perilaku sosial

(social behaviour);

4) Mempunyai masalah berkaitan dengan karakteristik belajar;

5) Mempunyai masalah dalam bahasa dan pengucapan; serta

6) Mempunyai kelainan pada sensori dan gerak.

( Delphie, B., 2006 )

Page 37: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

9. Anak Tunaganda dengan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pembinaan kesehatan anak dalam program pembangunan

kesehatan difokuskan untuk menurunkan angka kematian bayi dan

meningkatkan kualitas hidup anak. Dalam rangka meningkatkan kualitas

hidup anak, dikembangkan dan dilaksanakan berbagai program kesehatan

anak tanpa adanya diskriminasi, yang berarti memberikan pelayanan

kesehatan kepada semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus atau

anak penyandang cacat, baik yang berada di Sekolah Luar Biasa atau di

institusi lainnya, maupun yang ada di masyarakat. (Direktorat Jenderal

Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Anak

Kementerian Kesehatan RI, 2010)

Pelayanan kesehatan anak di SLB dapat dilakukan dengan

pendekatan UKS yang pelaksanaannya dilakukan secara komprehensif

dan berkesinambungan dengan tujuan agar derajat kecacatan yang

menyebabkan gangguan fungsi tidak semakin bertambah, mempercepat

atau meningkatkan fungsi pemulihan, sehingga mengurangi

ketergantungan terhadap orang lain. (Direktorat Jenderal Bina Kesehatan

Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI,

2010)

Sama halnya dengan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut

pada anak penderita tunaganda pun harus diperhatikan, karena mereka

mempunyai keterbatasan dalam mengurus kebutuhan dasar mereka

sendiri, yang apabila tidak diperhatikan oleh orangtua atau helper di

Page 38: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

rumah dapat berakibat pada status kesehatan gigi dan mulut mereka yang

kurang baik.

B. KERANGKA TEORI

Anak Tunaganda

(Tunarungu dan Tunagrahita)

Indeks OHI-S Indeks DMF-T/def-t

Status Kesehatan Gigi dan Mulut

1. Mikroorganisme

2. Karbohidrat

3. Gigi

4. Waktu

1. Plak

2. Waktu

menyikat gigi

3. Teknik

menyikat gigi

Page 39: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif. Tujuan utama metode deskriptif adalah membuat

gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Keadaan

yang digambarkan adalah nilai OHI-S, DMF-T, dan def-t pada siswa

tunaganda (tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD dan SMP di SLBG

YBMU Baleendah Kabupaten Bandung.

B. Waktu dan Tempat

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan November-Juni 2015,

yang meliputi kegiatan persiapan surat izin, pengumpulan data,

pengolahan data, dan penyusunan data.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SLBG YBMU Baleendah

Kabupaten Bandung.

Page 40: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa tunaganda ( tunarungu

dan tunagrahita ) tingkat SD dan SMP di SLBG YBMU Baleendah

Kabupaten Bandung yang berjumlah 11 orang siswa.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik

total sampling, yaitu 11 orang siswa.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan

langsung kondisi kebersihan gigi dan mulut , pemeriksaan karies,

serta kuesioner yang diisi oleh siswa/siswi tunaganda. Sedangkan data

sekunder adalah data yang berisi nama siswa tunaganda (tunarungu

dan tunagrahita) tingkat SD dan SMP yang diperoleh dari SLBG

YBMU Baleendah Kabupaten Bandung.

2. Cara Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh dari pemeriksaan langsung kondisi

kebersihan gigi dan mulut, pemeriksaan karies dan lembar

Page 41: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

kuesioner yang akan diisi oleh siswa/siswi tunaganda. Setelah data

terkumpul, dihitung, kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari SLBG YBMU Baleendah

Kabupaten Bandung yang berisi data nama siswa tunaganda

(tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD dan SMP.

E. Alat dan Bahan Pengumpulan Data

Alat Penelitian :

1. Lembar kuesioner ,

2. Alat diagnostik (kacamulut, dan sonde),

3. APD (masker, sarung tangan),

4. Pasta gigi,

5. Sikat gigi,

6. Gelas kumur,

7. Nampan,

8. Nier bekken atau bengkok,

9. Senter, dan

10. Alat tulis (buku, dan pulpen).

Bahan Penelitian :

1. Pasta Gigi 3. Tissue

2. Kapas 4. Alkohol 70%

Page 42: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

F. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara :

1. Persiapan

a. Surat dari pihak Institusi Jurusan Keperawatan Gigi untuk

melakukan penelitian di SLBG YBMU Baleendah Kabupaten

Bandung.

b. Persiapan lembar kuesioner

c. Persiapan alat dan bahan untuk pemeriksaan

2. Pelaksanaan

a. Pengumpulan data

1) Memberikan lembar informed consent kepada orangtua atau

wali siswa/siswi tunaganda

2) Pengisian lembar informed consent oleh orangtua atau wali

siswa/siswi tunaganda

3) Memberikan lembar kuesioner pada siswa/siswi tunaganda

4) Pengisian lembar kuesioner oleh siswa/siswi tunaganda

5) Pemeriksaan langsung OHI-S, DMF-T, dan def-t

b. Pemeriksaan data

c. Pengolahan data

Page 43: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

G. Analisa Data

Data yang dihasilkan, diolah dan disajikan dengan menggunakan

metode analisa data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

( Notoatmodjo, S., 2005 )

Page 44: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada anak tunaganda (tunarungu dan

tunagrahita) di SLBG YBMU Baleendah Kabupaten Bandung berjumlah

11 responden, 6 responden tingkat Sekolah Dasar (SD) dan 5 responden

tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan lembar

informed consent untuk mendapatkan persetujuan dari orangtua/wali serta

wali kelas responden dan dilanjutkan dengan memberikan lembar

kuesioner kepada siswa/siswi tunaganda (tunarungu dan tunagrahita)

untuk mengetahui perilaku pemeliharaan dan pengetahuan responden

tentang kesehatan gigi dan mulut. Tahap selanjutnya, peneliti melakukan

pemeriksaan gigi dan mulut secara langsung kepada responden dengan

menggunakan metode pengukuran kebersihan gigi dan mulut dengan

indeks OHI-S, dan metode pengukuran indeks pengalaman karies gigi

dengan indeks DMF-T (untuk gigi tetap) serta indeks def-t (untuk gigi

sulung).

Data hasil penelitian disajikan dengan bentuk tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut :

Page 45: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

0%

10%

20%

30%

40%

TingkatSD

TingkatSMP

0% 0%

18,20%

27,30%

36,30%

18%

Baik Sedang Buruk

Tabel 4.1

Tabel Distribusi Frekuensi Indeks OHI-S Siswa/siswi Tunaganda

(Tunarungu dan Tunagrahita) di SLBG YBMU Baleendah

Kabupaten Bandung

No Responden Jumlah

Responden

(N)

Kriteria Persentase

OHI-S

(%)

1.

Tingkat SD

0 Baik (0-1,20) 0%

2 Sedang (1,30-

3,00)

18,2%

4 Buruk (3,10-

6,00)

36,3%

2.

Tingkat

SMP

0 Baik (0-1,20) 0%

3 Sedang (1,30-

3,00)

27,3%

2 Buruk (3,10-

6,00)

18,2%

Jumlah 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, indeks

kebersihan gigi dan mulut pada siswa/siswi tunaganda (tunarungu

dan tunagrahita) tingkat SD menunjukkan bahwa 4 dari 6

responden memiliki kriteria OHI-S buruk (36,3%). Sedangkan di

tingkat SMP menunjukkan bahwa 3 dari 5 responden memiliki

kriteria OHI-S sedang (27,3%).

Gambar 4.1 Indeks OHI-S Siswa/siswi Tunaganda

(Tunarungu dan Tunagrahita) Tingkat SD dan SMP di SLBG

YBMU Baleendah Kabupaten Bandung

Page 46: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Tabel 4.2

Tabel Distribusi Frekuensi Indeks DMF-T Siswa/siswi Tunaganda

(Tunarungu dan Tunagrahita) di SLBG YBMU Baleendah

Kabupaten Bandung

No

Kriteria

Jumlah

Persentase

1. Sangat rendah (0,0-1,1) 0 0%

2. Rendah (1,2-2,6) 11 100%

3. Sedang (2,7-4,4) 0 0%

4. Tinggi (4,5-6,5) 0 0%

5. Sangat tinggi (>6,6) 0 0%

Jumlah

11

100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, indeks

pengalaman karies gigi tetap pada siswa/siswi tunaganda

(tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD dan SMP termasuk dalam

kriteria rendah, yaitu sebesar 1,9.

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Jumlah

0,00%

100%

Sangat rendah Rendah Sedang

Tinggi Sangat tinggi

Gambar 4.2 Indeks DMF-T Siswa/siswi Tunaganda (Tunarungu

dan Tunagrahita) Tingkat SD dan SMP di SLBG YBMU

Baleendah Kabupaten Bandung

Page 47: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Tabel 4.3

Tabel Distribusi Frekuensi Indeks def-t Siswa/siswi Tunaganda

(Tunarungu dan Tunagrahita) di SLBG YBMU Baleendah

Kabupaten Bandung

No Responden Jumlah

Responden

(N)

Kriteria Persentase

def-t (%)

1. Tingkat SD 2 Baik (≤2) 33,3%

4 Buruk (≥2) 66,7%

2. Tingkat SMP - Baik (≤2) -

- Buruk (≥2) -

Jumlah 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, indeks

pengalaman karies gigi sulung pada siswa/siswi tunaganda

(tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD menunjukkan bahwa 4 dari

6 responden memiliki indeks def-t buruk (66,7%).

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

Tingkat SD

33,30%

66,70%

Baik Buruk

Gambar 4.3 Indeks def-t Siswa/siswi Tunaganda (Tunarungu dan

Tunagrahita) Tingkat SD dan SMP di SLBG YBMU Baleendah

Kabupaten Bandung

Page 48: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

B. Pembahasan

Responden tunaganda tingkat SD yang memiliki keterbatasan

pendengaran (tunarungu) termasuk dalam klasifikasi tunarungu tingkat

menengah, dimana mereka hanya dapat mengerti bahasa percakapan

(Gregory, S., dkk., 1998, cit. Delphie, B., 2006). Sedangkan responden

tunarungu tingkat SMP, termasuk dalam klasifikasi tunarungu tingkat

ringan, dimana mereka masih bisa mendengar bunyi-bunyi yang jauh, dan

hanya membutuhkan terapi bicara. (Gregory, S., dkk., 1998, cit. Delphie,

B., 2006). Oleh karena itu, pada saat penelitian, peneliti melibatkan

responden tingkat SMP untuk membantu peneliti dalam melakukan

komunikasi dengan responden tingkat SD dalam prosedur pengambilan

data dengan cara menerjemahkan bahasa isyarat.

Kombinasi tunagrahita dalam responden tunaganda tingkat SD dan

SMP termasuk dalam klasifikasi tunagrahita ringan. Hal tersebut sejalan

dengan klasifikasi anak tunagrahita menurut AAMD dan PP No. 72 tahun

1991, yang menyatakan bahwa anak tunagrahita ringan mempunyai

kemampuan berkembang dalam pelajaran akademik, dan penyesuaian

sosial.

Untuk menunjang hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut

serta pemeriksaan karies, peneliti memberikan lembar kuesioner kepada

responden, dengan tujuan untuk melihat kebiasaan dan pengetahuan

responden dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut. Teknis pengisian

kuesioner sendiri, untuk responden tingkat SMP dapat mengisi sendiri

Page 49: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

kuesioner tersebut, berbeda halnya dengan responden tingkat SD, dimana

mereka mengisi kuesioner didampingi oleh guru kelas, karena mereka

belum bisa membaca dengan baik.

Dari hasil penelitian, didapatkan data bahwa indeks OHI-S

responden tingkat SD sebagian besar memiliki indeks OHI-S dengan

kriteria buruk, indeks DMF-T dengan kriteria baik, dan indeks def-t

dengan kriteria buruk. Sedangkan pada responden tingkat SMP sebagian

besar memiliki indeks OHI-S dengan kriteria sedang dan indeks DMF-T

dengan kriteria baik.

Pada tabel 4.1 yaitu tabel tentang kebersihan gigi dan mulut

menunjukkan bahwa indeks kebersihan gigi dan mulut pada siswa/siswi

tunaganda (tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD sebanyak 2 responden

memiliki kriteria OHI-S sedang (18,2%) dan 4 responden memiliki kriteria

OHI-S buruk (36,3%). Berdasarkan hasil observasi saat dilakukan kegiatan

Sikat Gigi Massal (SGM), teknik atau cara menyikat gigi responden tidak

tepat dan tidak semua bagian gigi terbersihkan dengan baik. Selain itu,

hambatan komunikasi pun menjadi salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kebersihan gigi dan mulut, yaitu hambatan dalam menerima dan

menyerap informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut

sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa anak dengan gangguan

intelektual mungkin mengalami kesulitan untuk mempertahankan dan

mengingat informasi. Selain itu, anak penyandang tunagrahita karena

keterbatasan mentalnya tidak bisa diberitahu hanya sekali, harus dilakukan

Page 50: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

berulangkali sehingga menjadi terampil dan terbiasa melakukannya sendiri

(Wijaya, 2013, cit. Sihotang, S., 2014). Sama halnya dengan responden

tingkat Sekolah Dasar (SD), responden tingkat Sekolah Menengah

Pertama (SMP) pun rata-rata memiliki kebersihan gigi dan mulut dengan

kriteria sedang dan buruk. Pada tingkat SMP sebanyak 3 responden

memiliki kriteria OHI-S sedang (27,3%) dan 2 responden memiliki kriteria

OHI-S buruk (18,2%). Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa penderita cacat mempunyai keterbatasan untuk melaksanakan

prosedur membersihkan mulut (Noerdin, 1999, cit. Widasari, D., 2010).

Berdasarkan hasil kuesioner pada responden tingkat SD dan SMP, didapat

data bahwa rata-rata responden kurang tepat dalam hal waktu dan teknik

atau cara menyikat gigi, serta kurangnya konsumsi buah dan sayur yang

berserat. Berdasarkan informasi yang penulis dapat dari Kepala Sekolah

SLBG YBMU Baleendah Kabupaten Bandung, di Sekolah tersebut tidak

pernah dilakukan Sikat Gigi Massal (SGM) secara rutin kepada para

siswa. Hal tersebut juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kebersihan gigi dan mulut siswa. Pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut

pada responden dapat dilakukan dengan cara menggunakan larutan

disklosing atau tanpa menggunakan larutan disklosing (Putri., dkk., 2010).

Dalam penelitian ini, peneliti memilih tidak menggunakan larutan

disklosing, melainkan menggunakan kacamulut dan sonde. Hal tersebut

karena keterbatasan peneliti dalam menjelaskan instruksi penggunaan

larutan disklosing kepada responden.

Page 51: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Berdasarkan hasil penelitian di atas, kebersihan gigi dan mulut

responden tingkat SD lebih buruk dibandingkan tingkat SMP, hal tersebut

karena responden tingkat SD lebih sulit untuk diajak berkomunikasi dan

masih membutuhkan bantuan dari helper untuk memelihara kebersihan

gigi dan mulut. Berbeda dengan responden tingkat SMP yang lebih mudah

diajak untuk berkomunikasi, dan mereka lebih banyak mengetahui tentang

cara untuk memelihara kebersihan gigi dan mulut dibandingkan responden

tingkat SD. Untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut dari kriteria

sedang dan buruk menjadi baik, dapat dilakukan dengan cara mengadakan

penyuluhan secara rutin kepada siswa/siswi tentang cara memelihara

kebersihan gigi dan mulut menggunakan metode dan media yang menarik

serta memudahkan siswa/siswi untuk menyerap informasi. Metode yang

tepat untuk digunakan yaitu metode demonstrasi dengan media visual

berupa penampilan video yang diperagakan oleh model. Hal tersebut

dimaksudkan agar siswa/siswi lebih mudah untuk menyerap informasi,

mengingat keterbatasan fisik yang dimiliki oleh siswa/siswi di Sekolah

tersebut. Selain itu, bisa juga dengan mengadakan kegiatan Sikat Gigi

Massal (SGM) setiap minggunya, karena dengan diadakannya kegiatan

tersebut, siswa/siswi akan lebih terampil dalam hal menyikat gigi.

Pada tabel 4.2 yaitu tabel tentang pengalaman karies gigi tetap

menunjukkan bahwa indeks pengalaman karies gigi tetap pada siswa/siswi

tunaganda (tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD dan SMP termasuk

dalam kriteria rendah, yaitu sebesar 1,9. Hal tersebut karena rata-rata usia

Page 52: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

responden tingkat SD yaitu responden dengan usia 6-8 tahun. Dimana

pada usia tersebut gigi tetap yang sudah erupsi yaitu gigi molar 1 rahang

atas, insisivus 1 rahang atas, molar 1 rahang bawah, insisivus 1 rahang

bawah, serta insisivus 2 rahang bawah (Usri K., dkk., 2012). Hal tersebut

sesuai dengan keadaan gigi yang ditemukan pada responden, dimana 6

responden tingkat SD baru memiliki 8 gigi tetap dalam mulutnya, oleh

karena itu rata-rata gigi tetap masih dalam keadaan yang bagus.

Sedangkan pada responden tingkat SMP dengan rentang usia 14-16 tahun,

dimana pada usia tersebut seluruh gigi tetap (kecuali molar 3 rahang atas

dan rahang bawah) sudah erupsi dengan sempurna. Berdasarkan hasil

kuesioner yang didapat penulis, tiga responden tingkat SMP tersebut

memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam memelihara kesehatan gigi

dan mulut, walaupun ketiganya gemar mengkonsumsi makanan dan

minuman yang manis dan lengket. Selain itu, indeks DMF-T tergolong

rendah, karena faktor-faktor penyebab karies tidak hanya dipengaruhi oleh

pola makan saja, tetapi dipengaruhi pula oleh mikroorganisme plak,

waktu, gigi, dan saliva (Putri M.H., dkk., 2010).

Berdasarkan hasil penelitian di atas, untuk mencegah bertambahnya

nilai DMF-T pada responden, dapat dilakukan dengan cara mengadakan

program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dengan

menyelenggarakan program promotif berupa pelajaran mengenai

kesehatan gigi dan mulut, serta preventif berupa sikat gigi massal.

(Herijulianti, E., dkk., 2002). Selain itu, kegiatan-kegiatan dalam program

Page 53: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

UKGS yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan

mulut, diantaranya : 1) Kegiatan preventif, yaitu kegiatan yang bertujuan

untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut, dapat dilakukan

dengan cara mengadakan kegiatan SGM (Sikat Gigi Massal) yang

bertujuan untuk merubah pola tingkah laku responden dalam memelihara

kesehatan gigi dan mulut, serta kegiatan TAF (Topikal Aplikasi Fluor)

atau berkumur fluor, karena fungsi fluor yaitu untuk memperkuat struktur

email, sehingga dapat mencegah terjadinya gigi berlubang. 2) Kegiatan

promotif, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan

gigi dan mulut, dapat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan

kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

kesehatan gigi dan mulut, serta merubah pola tingkah laku responden

dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut. 3) Kegiatan kuratif, yaitu

kegiatan yang bertujuan untuk mengobati penyakit gigi dan mulut, dapat

dilakukan dengan cara melakukan perawatan penambalan yang difokuskan

pada gigi tetap, sehingga status gigi berlubang berubah menjadi gigi yang

sudah ditambal.

Pada tabel 4.3 yaitu tabel tentang pengalaman karies gigi sulung

menunjukkan bahwa indeks pengalaman karies gigi sulung pada

siswa/siswi tunaganda (tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD sebanyak 2

responden memiliki indeks def-t baik (33,3%) dan 4 responden memiliki

indeks def-t buruk (66,7%). Hal tersebut sejalan dengan teori yang

menyatakan bahwa sebagian besar penderita tunagrahita mempunyai

Page 54: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

kesehatan mulut yang buruk dari penderita normal, karena kondisi

keterbelakangan anak tersebut menyebabkan fungsi dan kemampuan

mereka dalam kesehatan giginya terbatas, serta kurangnya pengetahuan

dan perhatian orangtua terhadap kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak

dengan keterbelakangan mental (Effendi, 2011, cit. Sihotang, S., 2014).

Berdasarkan hasil observasi saat kegiatan Sikat Gigi Massal (SGM),

seluruh responden tingkat SD kurang tepat dalam teknik atau cara

menyikat gigi, hal tersebut didukung dengan hasil kuesioner yang didapat,

bahwa selain waktu dan teknik atau cara menyikat gigi yang tidak tepat,

responden pun sangat gemar mengkonsumsi makanan yang manis dan

lengket (seperti coklat, permen, es krim), minuman yang manis (sirup, teh

manis), tidak rutin kontrol ke klinik gigi atau puskesmas (responden hanya

memeriksakan gigi jika sakit atau ada keluhan saja), serta pengetahuan

tentang makanan, minuman yang baik dan tidak baik untuk kesehatan gigi

dan mulut yang kurang.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, untuk mencegah

bertambahnya nilai def-t, dapat dilakukan dengan cara mengadakan

program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dengan program yang

tercakup didalamnya, dengan tujuan agar status kesehatan gigi dan mulut

siswa/siswi lebih terpantau, sehingga diharapkan jumlah gigi susu yang

berlubang tidak semakin bertambah. Selain itu, dengan diadakannya

program UKGS di Sekolah, siswa/siswi menjadi lebih berani dan terbiasa

mengenal alat-alat untuk pemeriksaan gigi dan mulut, karena berdasarkan

Page 55: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

hasil observasi yang penulis dapatkan saat penelitian, rata-rata responden

takut melihat alat-alat pemeriksaan gigi dan mulut, seperti kacamulut dan

sonde, sehingga diperlukan pendekatan terlebih dahulu pada responden

agar tidak menimbulkan rasa trauma untuk periksa gigi.

Page 56: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian maka penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Indeks kebersihan gigi dan mulut pada siswa/siswi tunaganda

(tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD sebanyak 2 responden memiliki

kriteria OHI-S sedang (18,2%) dan 4 responden memiliki kriteria OHI-

S buruk (36,3%). Sedangkan pada tingkat SMP sebanyak 3 responden

memiliki kriteria OHI-S sedang (27,3%) dan 2 responden memiliki

kriteria OHI-S buruk (18,2%).

2. Indeks pengalaman karies gigi tetap pada siswa/siswi tunaganda

(tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD dan SMP termasuk dalam

kriteria rendah yaitu sebesar 1,9.

3. Indeks pengalaman karies gigi sulung pada siswa/siswi tunaganda

(tunarungu dan tunagrahita) tingkat SD sebanyak 2 responden memiliki

indeks def-t baik (33,3%) dan 4 responden memiliki indeks def-t buruk

(66,7%).

Page 57: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis

mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Perlu adanya perhatian khusus dari tenaga kesehatan atau puskesmas

setempat mengenai kesehatan gigi dan mulut pada SLB (Sekolah Luar

Biasa)

2. Pihak Sekolah mengadakan kerjasama dengan tenaga kesehatan atau

puskesmas setempat untuk mengadakan program UKGS (Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah), yang didalamnya mencakup kegiatan SGM

(Sikat Gigi Massal), penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, serta

pemeriksaan yang meliputi perawatan penambalan dan TAF (Topical

Aplikasi Fluoride) atau berkumur fluor yang merupakan salah satu

kegiatan preventif (pencegahan) agar gigi tidak berlubang. Kegiatan

SGM dan penyuluhan dilakukan secara rutin dan berkala kepada

responden agar dapat merubah pola tingkah laku responden dalam

memelihara kesehatan gigi dan mulut, sehingga kesehatan gigi dan

mulut dapat meningkat menjadi lebih baik.

3. Mengadakan penyuluhan dan pelatihan kepada orangtua atau helper

responden mengenai kesehatan gigi dan mulut, agar dapat memberikan

perhatian dan pengawasan terhadap responden saat di rumah dalam hal

menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Page 58: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

DAFTAR PUSTAKA

Andiani, A. 2012. Gambaran Kebersihan Gigi dan Mulut serta Karies Gigi pada

Anak Sekolah Dasar di SDN. Hegarmanah Kec. Jatinangor Kab.

Sumedang (Karya Tulis Ilmiah). Bandung: Poltekkes Kemenkes Bandung

Jurusan Keperawatan Gigi

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013. Jakarta : Bakti

Husada

Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2014. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

(UKGS). http://dkk.sukoharjokab.go.id . Tanggal 3 Januari 2015

Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Anak

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak

di Sekolah Luar Biasa (SLB) bagi Petugas Kesehatan.

Delphie, B. 2006. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : PT

Refika Aditama

Depkes 2004 dan Depkes 2008 tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.

http://dkk.sukoharjokab.go.id . Tanggal 3 Januari 2015

Herijulianti, E., Tati S., Sri A. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta : EGC

Putri, M.H ., Eliza H., Neneng N. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit

Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta : EGC

Kidd, E.A.M., Bechal S.J., 2012. Dasar-dasar Karies Penyakit dan

Penanggulangan. Jakarta : EGC

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik

Indonesia. 2013. Panduan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus

Bagi Pendamping ( Orangtua, Keluarga, dan Masyarakat ).

Laela, D.S . 2007. Teknik Penulisan Usulan Penelitian dan Karya Tulis Ilmiah.

Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Bandung

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.Rineka

Cipta

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014. Penyandang

Disabilitas Pada Anak.

Rukayah, U.S . 2014. Gambaran OHI-S, def-t, dan DMF-T Pada Murid Tuna

Rungu Sekolah Dasar di Sekolah Luar Biasa Cicendo Bandung (Karya

Tulis Ilmiah). Bandung: Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan

Keperawatan Gigi

Page 59: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Sihotang, S. 2014. Gambaran Frekuensi, Waktu, dan Metode Menyikat Gigi

Terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Anak Tunagrahita di SLB

Nurul Iman (Karya Tulis Ilmiah). Bandung: Poltekkes Kemenkes Bandung

Jurusan Keperawatan Gigi

Usri, K., Eriska L., Tenny S.D., Nunung R., Asep J.A., Dudi A., Irman S. 2012.

Diagnosis & Terapi Penyakit Gigi dan Mulut Edisi 2. Bandung: LSKI

Widasari, D. 2010. Perbedaan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak Tuna

Rungu dengan Anak Tidak Tuna Rungu Usia 6 Sampai 12 Tahun

(Skripsi). Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Page 60: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

LAMPIRAN

Page 61: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Lampiran 1

Surat Persetujuan Orangtua / Wali

( Informed Consent )

Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian yang berjudul :

“ Gambaran Status Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Siswa Tunaganda (

Tunarungu dan Tunagrahita ) Tingkat SD dan SMP di Sekolah Luar Biasa Ganda

Yayasan Bakti Mitra Utama Baleendah Kabupaten Bandung. “

Saya yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama :

Alamat :

Orangtua / wali dari

Nama :

Kelas :

Bersedia / memberikan izin kepada peneliti untuk mengikut sertakan putra

atau putri kami dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh rasa tanggung jawab.

Bandung, Mei 2015

Wali Kelas Orangtua / Wali

( ) ( )

Page 62: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Lampiran 2

LEMBAR KUESIONER

NAMA SISWA :

KELAS :

UMUR :

Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a, b, dan c pada jawaban yang

dianggap paling benar !

1. Berapa kali anda menyikat gigi dalam sehari ?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. Tidak pernah

2. Kapan waktu anda menyikat gigi ?

a. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur

b. Pagi saat mandi dan malam sebelum tidur

c. Pada saat mandi pagi dan sore

3. Bagaimana gerakan anda saat menyikat gigi ?

a. Gerakan ke atas dan ke bawah

b. Gerakan maju mundur

c. Gerakan memutar dan maju mundur

Page 63: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

4. Apakah anda suka mengkonsumsi makanan yang berserat (seperti buah

dan sayur) ?

a. Sering ( setiap hari )

b. Kadang-kadang ( seminggu tiga kali )

c. Tidak pernah

5. Apakah anda suka mengkonsumsi makanan yang manis dan lengket

(seperti coklat, permen, dan es krim) ?

a. Sering ( setiap hari )

b. Kadang-kadang (seminggu tiga kali )

c. Tidak pernah

6. Apakah anda suka mengkonsumsi minuman yang manis (seperti sirup dan

teh manis) ?

a. Sering ( setiap hari )

b. Kadang-kadang (seminggu tiga kali )

c. Tidak pernah

7. Apakah anda rutin memeriksakan gigi ke klinik gigi atau puskesmas ?

a. 6 bulan sekali

b. Kadang-kadang jika sakit gigi

c. Tidak pernah

Page 64: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

8. Buah dan sayur yang mengandung vitamin C sangat berguna bagi

kesehatan gigi dan mulut. Apa akibat nya jika kita kurang mengkonsumsi

vitamin C ?

a. Gusi berdarah

b. Gigi menjadi rapuh

c. Luka pada sudut mulut

9. Makanan apa saja yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut ?

a. Susu, ikan, coklat, buah-buahan

b. Telur, ikan, sayuran, buah-buahan

c. Telur, sayuran, buah-buahan, permen

10. Makanan apa saja yang tidak baik untuk kesehatan gigi dan mulut ?

a. Buah-buahan, coklat, es krim

b. Permen, sayururan, coklat

c. Permen, coklat, es krim

Page 65: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Lampiran 3

LEMBAR PEMERIKSAAN INDEKS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

NAMA :

KELAS :

UMUR :

Gigi Indeks

DI

Skor DI = …/…

= …

Kriteria DI = …

CI

Skor CI = …/…

= …

Skor OHI-S = …/ … + … / … = …

Kriteria OHI-S = …

Page 66: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Lampiran 4

LEMBAR PEMERIKSAAN INDEKS PENGALAMAN KARIES

NAMA :

KELAS :

UMUR :

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

51 52 53 54 55 61 62 63 64 65

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37

38

Index Pengalaman Karies

DMF-T : def-t :

D = d =

M = e =

F = f =

DMF-T= def-t =

Page 67: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Lampiran 5

MASTER TABEL STATUS OHI-S, DMF-T, DAN DEF-T SISWA

TUNAGANDA (TUNARUNGU DAN TUNAGRAHITA) DI SLBG YBMU

BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG BULAN MEI 2015

1. Tingkat SD

No Nama DI CI OHI-

S

Kriteria

OHI-S

D M F DMF-

T

d e f def

-t

1 AS 2,20 0 2,20 Sedang 1 0 0 1 1 1 0 2

2 DL 2,50 0,67 3,17 Buruk 2 0 0 2 2 2 0 4

3 MF 1,60 0 1,60 Sedang 1 0 0 1 9 0 0 9

4 NP 2,67 0 2,67 Sedang 0 0 0 0 7 0 0 7

5 R 2,00 0 2,00 Sedang 2 0 0 2 0 0 0 0

6 S 2,67 0,50 3,17 Buruk 2 0 0 2 4 3 0 7

JUMLAH 8 0 0 8 23 6 0 29

Page 68: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

2. Tingkat SMP

No Nama DI CI OHI-

S

Kriteria

OHI-S

D M F DMF-

T

d e f def

-t

1 ESP 1,33 0 1,33 Sedang 1 0 0 1 - - - -

2 IH 1,83 1,33 3,17 Buruk 7 0 0 7 - - - -

3 RD 1,17 0,17 1,33 Sedang 2 0 0 2 - - - -

4 SAL 2,33 0,83 3,17 Buruk 3 0 0 3 - - - -

5 WS 1,67 1,33 3,00 Sedang 0 0 0 0 - - - -

JUMLAH 13 0 0 13 - - - -

Page 69: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Lampiran 6

REKAPAN HASIL PENELITIAN

A. Tabel Indeks OHI-S

1. Tingkat SD

Kriteria Jumlah

Responden

(N)

Persentase

OHI-S

(%)

Baik (0-1,20) 0 0%

Sedang (1,30-3,00) 2 18,2%

Buruk (3,10-6,00) 4 36,3%

Baik = 0 x 100% = 0 %

11

Sedang = 2 x 100% = 18,2 %

11

Buruk = 4 x 100% = 36,3 %

11

2. Tingkat SMP

Kriteria Jumlah

Responden

(N)

Persentase

OHI-S

(%)

Baik (0-1,20) 0 0%

Sedang (1,30-3,00) 3 27,3%

Buruk (3,10-6,00) 2 18,2%

Baik = 0 x 100% = 0 %

11

Sedang = 3 x 100% = 27,3 %

11

Buruk = 2 x 100% = 18,2 %

11

Page 70: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

B. Tabel Indeks DMF-T

1. Tingkat SD dan SMP

No

Kriteria

Jumlah

Persentase

1 Sangat rendah (0,0-1,1) 0 0%

2 Rendah (1,2-2,6) 11 100%

3 Sedang (2,7-4,4) 0 0%

4 Tinggi (4,5-6,5) 0 0%

5 Sangat tinggi (>6,6) 0 0%

Jumlah

11

100%

Sangat rendah = 0 x 100% = 0 %

11

Rendah = 11 x 100% = 100 %

11

Sedang = 0 x 100% = 0 %

11

Tinggi = 0 x 100% = 0 %

11

Sangat tinggi = 0 x 100% = 0 %

11

Page 71: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

C. Tabel Indeks def-t

1. Tingkat SD

Kriteria Jumlah

Responden

(N)

Persentase

def-t (%)

Baik (≤2) 2 33,3%

Buruk (≥2) 4 66,7

Baik = 2 x 100% = 33,3 %

11

Buruk = 4 x 100% = 66,7 %

11

2. Tingkat SMP

Kriteria Jumlah

Responden

(N)

Persentase

DMF-T

(%)

Baik (≤2) - -

Buruk (≥2) - -

D. Tabel Hasil Kuesioner No Pertanyaan Tepat / Ya Tidak Tepat / Tidak

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1.

Berapa kali anda

menyikat gigi dalam

sehari ?

8

72,7%

3

27,3%

2.

Kapan waktu anda

menyikat gigi ?

4

36,4%

7

63,6%

3.

Bagaimana gerakan

anda saat menyikat

gigi ?

0

0%

11

100%

4.

Apakah anda suka

mengkonsumsi

makanan yang

berserat (seperti buah

5

45,4%

6

54,6%

Page 72: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

dan sayur) ?

5.

Apakah anda suka

mengkonsumsi

makanan yang manis

dan lengket (seperti

coklat, permen, dan es

krim) ?

11

100%

0

0%

6.

Apakah anda suka

mengkonsumsi

minuman yang manis

(seperti sirup dan teh

manis) ?

11

100%

0

0%

7.

Apakah anda rutin

memeriksakan gigi ke

klinik gigi atau

puskesmas ?

4

36,4%

7

63,6%

8.

Buah dan sayur yang

mengandung vitamin

C sangat berguna bagi

kesehatan gigi dan

mulut. Apa akibat nya

jika kita kurang

mengkonsumsi

vitamin C ?

1

9,1%

10

90,9%

9.

Makanan apa saja

yang baik untuk

kesehatan gigi dan

mulut ?

4

36,4%

7

63,6%

10.

Makanan apa saja

yang tidak baik untuk

kesehatan gigi dan

mulut ?

3

27,3%

8

72,7%

Page 73: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Lampiran 7

FOTO PENELITIAN

1. Persiapan

Persiapan alat dan bahan

Persiapan Lembar Pemeriksaan dan

Lembar Kuesioner

Page 74: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

2. Pelaksanaan

Perkenalan dengan responden

Pengisian Lembar Kuesioner

Page 75: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,

Pemeriksaan OHIS, DMF-T dan def-t

Kegiatan SGM

Page 76: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,
Page 77: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/3e83b0a58fd...Dosen Pembimbing Drg. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001 Mengetahui,