gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang …repository.unjaya.ac.id/2665/2/sri...
TRANSCRIPT
i
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT PADA IBU YANG MELAHIRKAN DI RUMAH SAKIT
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun Oleh:
SRI SULASMI
3208095
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2015
ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini peneliti menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
penelitian yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan peneliti juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul : “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan
Tali Pusat Pada Ibu Yang Melahirkan Di Rumah Sakit Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satus syarat menyelesaikan
pendidikan Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik atas bimbingan, bantuan,
arahan dan saran dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Kuswanto Harjo, M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jendral Achmad Yani Yogyakarta.
2. Wenny Savitri, S.Kep.,Ns.,MNs selaku Puket 1 Stikes Jendral Achmad Yani
Yogyakarta.
3. Dewi Retno Pamungkas, S.Kep.,Ns, MNG selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Stikes Achmad Yani Yogyakarta yang memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian
4. Sri Sumaryani, S.Kp.,Ns., Sp.Mat selaku pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan,arahan, saran, dan pendapat yang sangat berguna.
5. Dwi Susanti, S.Kep.,Ns selaku pembimbing II, yang telah memberikan
semangat dan tidak lelah meluangkan waktunya dalam memberikan masukan
untuk skripsi ini.
6. Seluruh dosen keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta yang
telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta mendidik kami.
7. Kedua orang tua dan keluarga serta teman temanku yang telah memberikan
dukungan serta semangat setiapwaktu.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuan Nya. Disadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis dengan segala kerendahan
hati mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari segala pihak
demi kesempurnaan skripsi ini.
Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang
terkait, lingkungan Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta, serta para pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii MOTTO ....................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x INTISARI ..................................................................................................... xi ABSTRACT ................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................. 4 E. Keaslian Penelitian ............................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 6 A. Perawatan Tali Pusat .......................................................... 6 B. Pengetahuan ....................................................................... 13 C. Kerangka Teori .................................................................. 16 D. Kerangka Konsep ............................................................... 17 E. Pertanyaan Penelitian ......................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 18 A. Desain Penelitian ............................................................... 18 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 18 C. Populasi dan Sampel .......................................................... 18 D. Variabel Penelitian ............................................................. 19 E. Definisi Operasional .......................................................... 19 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data .................................. 19 G. Validitas dan Reliabilitas ................................................... 21 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................... 22 I. Etika Penelitian .................................................................. 24 J. Rencana Jalannya Penelitian .............................................. 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 28 A. Hasil Penelitian ............................................................. 28 B. Pembahasan ............................................................. 33 C. Keterbatasan ............................................................. 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 37 A. Kesimpulan ....................................................................... 37 B. Saran ................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 19 Tabel3.2 Kisi-kisi Kuesioner ........................................................................ 20 Tabel4.1Distribusi Frekuensi Ibu Post Partum Berdasarkan Umur,
Pendidikan, Pekerjaan, Paritas, Penghasilan dan Frekuensi ANC Di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul .............................. 29
Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Perawatan Tali Pusat di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul ........................................................ 30 Tabel 4.3.Tabulasi Silang Karakteristik Umur dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Perawatan Tali Pusat di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul ........................................................ 30 Tabel 4.4.Tabulasi Silang Karakteristik Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Perawatan Tali Pusat Di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul .............................. 31 Tabel 4.5.Tabulasi Silang Karakteristik Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Perawatan Tali Pusat Di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul .............................. 32 Tabel 4.6.Tabulasi Silang Karakteristik Penghasilan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Perawatan Tali Pusat Di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul .............................. 32
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Kerangka Teori ........................................................................ 16 Gambar 2.2. Kerangka Konsep ..................................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Skripsi Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3. Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4. Kuesioner Lampiran 5. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 7. Data Penelitian Lampiran 8. Hasil Olah Data Lampiran9. Surat Ijin Studi Pendahuluan
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT PADA IBU YANG MELAHIRKAN DI RUMAH SAKIT
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Sri Sulasmi1, Sri Sumaryani2, DwiSusanti3
INTISARI
LatarBelakang : World Health Organization (WHO) menemukan jumlah
kematian bayi sebesar 560.000/1000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh
infeksi tali pusat. Pengetahuan ibu yang kurang dalam merawat tali pusat,
menyebabkan ibu menggunakan obat tradisional sehingga memungkinkan
berkembangnya clostridium tetani yang dapat menyebabkan infeksi pada neonatus
TujuanPenelitian: Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang
perawatan tali pusat pada ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Panembahan
Senopati Bantul.
MetodePenelitian : Jenis penelitian deskriptif. Sampel diambil dengan teknik
purposive sampling, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 65 ibu post
partum di Rumah Sakit Penambahan Senopati Bantul. Instrumen penelitian adalah
kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan distribusi frekuensi proporsi.
HasilPenelitian :Tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali
pusat di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul adalah kategori baik (64,6%).
Berdasarkan usia tingkat pengetahuan kategori baik terbanyak pada kelompok
usia 20-35 tahun (64,6%), sedangkan kategori kurang pada kelompok usia< 20
tahun (7,7%). Berdasarkan pendidikan tingkat pengetahuan kategori baik
terbanyak pada kelompok berpendidikan SMA (55,4%), sedangkan kategori
kurang terbanyak pada kelompok berpendidikan SMP (12,3%). Berdasarkan
pekerjaan tingkat pengetahuan kategori baik terbanyak pada kelompok ibu rumah
tangga (35,4%), demikian juga kategori kurang terbanyak pada kelompok ibu
rumah tangga (12,3%). Berdasarkan penghasilan tingkat pengetahuan kategori
baik terbanyak pada kelompok responden berpenghasilan > UMR (61,5%),
sedangkan kategori kurang terbanyak pada responden berpenghasilan < UMR
(9,2%).
Kesimpulan :Tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat
di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul kategori baik.
Kata Kunci :pengetahuan, ibu post partum
1Mahasiswa Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen UMY Yogyakarta 3Dosen Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
DESCRIPTION OF KNOWLEDGE LEVEL OF CARE ROPE CENTER ON THE BIRTH MOTHER IN HOSPITAL
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Sri Sulasmi1, Sri Sumaryani2, Dwi Susanti3
ABSTRACT
Background :The World Health Organization (WHO) found the number of infant deaths at 560,000/1,000live births, which is caused by infection of the umbilical cord. Mothers who lack knowledge in teating the cord, causing the mother to use traditional medicine clostridium tetani thus enabling the development of which can cause. Objective :To determine the image of the mothe’s knowledge cord to mothers who gave birth in hospital PanembahanSenopatiBantul. Method : A descriptive study. Samples were taken by purposive sampling technique, in order to obtain the total sample of 65 mothers postpartum in addition PanembahanSenopatiBantul Hospital. The research instrument was a questionnaire and the results were analyzed with frequency distribution proportion. Results :The level of knowledge about postpartum mothers umbilical cord care at the Hospital PanembahanSenopatiBantul is good category (64.6%). Based on the age of the highest level of knowledge of both categories in the age group 20-35 yaers (64.6%), whereas category less in the age group <20 years (7.7%). Based on the knowledge level of education either category most in the group of high school education (55.4), while the highest in the category of less educated junior group (12.3%). Based on the work of the highest level of knowledge of both categories in the group of housewives (35.4%), as well as the highest category of less housewives (12.3%). Based on the knowledge level of income in the highest categories of both groups of respondents income >UMR (61.5%), while the highest category on the respondents earning less <UMR (9.2%). Conclusion :The level of knowledge about postpartum mothers umbilical cord care at the Hospital PanembahanSenopatiBantul good category. Keywords :knowledge, postpartum mothers
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekitar seperempat hingga separuh kematian bayi berumur kurang dari
satu tahun terjadi dalam minggu pertama. Setiap tahun sekitar 20 bayi per 1.000
kelahiran meninggal dalam rentang waktu 0-28 hari pasca kelahiran. Angka
kematian neonatus ini tidak pernah mengalami penurunan sejak tahun 2007
hingga 2012. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
angka kematian neonatus adalah 19 per 1.000 kelahiran hidup, itu berarti ada 9
neonatal yang meninggal tiap jam. Di Provinsi DIY pada tahun 2011 terdapat 311
kasus kematian neonatus (Dinkes DIY, 2012). Penyebab kematian terbanyak pada
bayi usia 0-28 hari dipicu oleh gangguan pernafasan, bayi lahir prematur dan
sepsis (infeksi sistemik) (SDKI, 2012).
Menurut WHO di negara berkembang, setiap tahunnya ada empat juta bayi
meninggal pada periode neonatal. Dilaporkan 300.000 bayi meninggal akibat
tetanus, dan 460.000 lainnya meninggal karena infeksi berat dengan infeksi tali
pusat (omfalitis) sebagai salah satu predisposisi penting. Angka infeksi tali pusat
di negara berkembang bervariasi dari 2 per 1000 hingga 54 per 1000 kelahiran
hidup dengan case fatality rate 0-15%. Faktor yang berperan terhadap timbulnya
infeksi tali pusat di negara berkembang antara lain karena persalinan dilakukan di
rumah dengan higiene dan sanitasi yang kurang, penolong persalinan yang tidak
terlatih dan beberapa cara tradisional dalam perawatan tali pusat yang tidak steril
(WHO, 2006).
Tali pusat merupakan jaringan yang sangat unik dan bisa menjadi sumber
infeksi pada bayi yang baru lahir jika tidak dirawat dengan baik dan benar, karena
tali pusat merupakan pintu masuk kuman selama post partum. Setelah bayi lahir
tali pusat akan dipotong dan akan mengalami membentuk luka dan
memungkinkan segala bakteri dan kuman berkoloni dan hidup di dalamnya
(Hidayat, 2008). Perawatan tali pusat yang tidak memadai dapat menimbulkan
infeksi yang dikenal sebagai omphalistis yang disertai dengan tanda awal yaitu
basah di sekitar tali pusat, mengeluarkan sedikit cairan, berbau, bengkak di sekitar
tali pusat dan demam. Pada bayi dengan omphalistis tanpa pengobatan dapat
menyebabkan kematian dalam beberapa hari karena timbulnya sepsis
(Cunningham, 2006).
World Health Organization (WHO) menemukan jumlah kematian bayi
sebesar 560.000/1000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh infeksi tali pusat. Di
Indonesia, angka insidensi tetanus di daerah perkotaan sekitar 6-7/1000 kelahiran
hidup, sedangkan didaerah pedesaan angkanya lebih tinggi sekitar 2-3 kalinya
yaitu 11-23/1000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian kira-kira 60.000 bayi
setiap tahunnya (Depkes RI, 2008).
Perawatan tali pusat penting untuk menghindari terjadinya infeksi tali
pusat pada bayi, tapi jarangnya ibu yang melakukan perawatan tali pusat secara
aseptik maka akan menimbulkan dampak negatif yaitu bayi akan mengalami
tetanus dan dapat mengakibatkan kematian. Perawatan tali pusat yang sekarang
ini dikembangkan adalah dengan perawatan terbuka. WHO (2000)
merekomendasikan perawatan tali pusat berdasarkan prinsip-prinsip aseptic dan
kering serta tidak lagi dianjurkan menggunakan alcohol. Tali pusat juga tidak
boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab.
Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan risiko infeksi
(Taylor et al, 2003).
Perawatan tali pusat yang kini disarankan adalah dengan menggunakan
ASI dan prinsip terbuka, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nurlaili (2006) yang menyatakan perawatan tali pusat dengan ASI lebih
mempercepat lepasnya tali pusat dibandingkan dengan perawatan menggunakan
alcohol. Perawatan tali pusat merupakan salah satu bentuk dari perilaku.
Menurut Notoatmodjo (2010) perilaku seseorang atau masyarakat ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang atau masyarakat yang
bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku kelompok
referensi dari perilaku masyarakat, dan dukungan dari keluarga, dukungan teman,
dukungan dari masyarakat juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya
perilaku. Pengetahuan ibu yang kurang dalam merawat tali pusat, menyebabkan
ibu menggunakan obat tradisional sehingga memungkinkan berkembangnya
clostridium tetani yang dapat menyebabkan infeksi pada neonatus (Ngastiyah,
2005). Dengan tingkat pengetahuan yang baik tentang perawatan tali pusat, maka
dapat meningkatkan perilaku terhadap perawatan tali pusat yang telah diajarkan
oleh perawatan selanjutnya.
Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan tali pusat
akan memiliki perilaku yang positif dalam merawat tali pusat. Penelitian yang
dilakukan Susanti dan Hartini (2007) menunjukkan tingkat pengetahuan, ibu nifas
di BPS Sri Romdhati Jetis, Semin, Gunungkidul mempunyai tingkat pengetahuan
kurang baik sebesar (43,3%) dan perilaku baik sebesar (63,3%).
Rumah Sakit Panembahan Senopati dipilih sebagai lokasi penelitian
karena di rumah sakit ini waktu untuk memberikan pendidikan kesehatan kurang
efisien, dalam 1x shift bidan/perawat yang jaga hanya 2/3 orang, sedangkan
pasien yang dirawat lebih dari 10 orang.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 7 Oktober
November 2013 di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul didapatkan data
dari sebanyak 10 ibu post partum, sebanyak 5 orang (50%) mengatakan belum
mengetahui tentang perawatan tali pusat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian menetapkan
rumusan masalah penelitian : “Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Ibu yang Melahirkan di Rumah Sakit
Panembahan Senopati Bantul?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat
pada ibu yang melahirkan di rumah sakit Panembahan Senopati Bantul.
2. Tujuan Khusus
Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat
berdasarkan karakteristik ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Panembahan
Senopati Bantul.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan
penelitian di bidang kesehatan ibu dan anak khususnya mengenai, tingkat
pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat sehingga dapat dijadikan
landasan bagi penelitian-penelitian sejenis.
2. Manfaat praktik
a. Bagi institusi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul
Sebagai masukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu post
partum tentang perawatan tali pusat sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pertimbangan dalam penyusunan prosedur tetap tentang pemberian
pendidikan kesehatan tentang perawatan tali pusat.
b. Bagi ibu post partum
Menambah informasi dan pengetahuan kepada para ibu post partum tentang
perawatan tali pusat.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti adalah :
No Nama/Judul Metodologi
Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan/
Perbedaan
1 Nurlaili (2004)
Efektifitas ASI
Dibandingkan
Alkohol Dalam
Perawatan Tali
Pusat pada Bayi
Berat Badan
Lahir Rendah
Menggunakan
rancang bangun uji
klinis acak
terkendali (RCT),
terhadap 70 bayi
berat lahir rendah
Perawatan tali
pusat dengan
menggunakan
ASI lebih efektiv
bila dibanding
alkohol pada
BBLR.
Persamaan:
Tema penelitian
tentang
perawatan tali
pusat.
Perbedaan:
Variabel
penelitian,
instrument
penelitian, dan
teknik analisis
data.
2 Apriyanti
(2012)
Gambaran
Pengetahuan
Ibu Pasca
Melahirkan
Dalam
Perawatan Tali
Pusat di Desa
Mlarak
Kecamatan
Mlarak
Kabupaten
Ponorogo.
Desain penelitian
diskriptif. Teknik
sampling yang
digunakan adalah
accidental
sampling dengan
jumlah sampel 13
ibu pasca
melahirkan.
Pengumpulan data
menggunakan
kuesioner,
sedangkan teknik
pengolahan data
menggunakan tabel
distribusi
frekuensi.
Pengetahuan ibu
pasca melahirkan
tentang perawatan
tali pusat yaitu
sebagian besar
baik (53,85%).
Persamaan:
variabel
penelitian,
instrument
penelitian dan
teknik analisis
data.
Perbedaan:
teknik
pengambilan
sampel dan
lokasi
penelitian.
3 Susanti dan
Hartini (2007)
Hubungan
Tingkat
Desain penelitian
Cross Sectional.
Responden
penelitian semua
Ada hubungan
yang signifikan
antara tingkat
pengetahuan
Persamaan:
Salah satu
variabel
penelitian,
Pengetahuan
Dengan
Perilaku
Perawatan Tali
Pusat Bayi Pada
Ibu Nifas di
BPS Sri
Romdhati Jetis
Semin
Gunungkidul
2007.
ibu nifas yang
melahirkan di BPS
Sri Romdhati Jetis,
Semin,
Gunungkidul
selama tanggal 15
Juli – 31 Juli 2007.
Instrumen
penelitian adalah
kuesioner. Alat
analisis
menggunakan uji
Rank Spearman.
dengan perilaku
perawatan tali
pusat bayi pada
ibu nifas di BPS
Sri Romdhati
Jetis, Semin,
Gunungkidul
(p=0,000).
instrument
penelitian.
Perbedaan:
Jenis penelitian,
sampel
penelitian, alat
analisis data
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perawatan Tali Pusat
1. Pengertian
Tali pusat atau funikulus umbilicalis adalah bagian dari plasenta yang
menghubungkan umbilicus janin dengan permukaaan fetal plasenta. Melalui
tali pusat ini darah kotor dari janin dialirkan ke plasenta dari janin dan darah
yang kaya oksigen dialirkan dari ibu ke janin (Depkes RI, 2007).
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikat tali
pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi, dan kemudian tali
pusat dirawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat.
Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif
yaitu tali pusat akan “puput”pada hari ke-5 sampai hari ke-7 tanpa ada
komplikasi, sedangkan dampak negative dari perawatan tali pusat yang tidak
benar adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus neonatorum dan dapat
mengakibatkan kematian (Depkes RI, 2007).
2. Tujuan Perawatan Tali Pusat
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit
tetanus pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena masuknya spora
kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat yang
tidak steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan
ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Depkes RI, 2008).
Wiknjosastro (2006) menyatakan bahwa tujuan merawat tali pusat adalah
untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir, sehingga tali
pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi
pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh Clostridium tetani
yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun), yang masuk melalui luka tali
pusat karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih (Saifuddin, 2006).
6
3. Manfaat Perawatan Tali Pusat
Manfaat perawatan tali pusat menurut Saifuddin (2006) yaitu :
a. Dapat merawat tali pusat dengan tehnik septik dan aseptic
b. Dapat membersihkan tali pusat dan sekitarnya
c. Dapat mencegah timbulnya infeksi oleh bakteri.
4. Metode Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat dilakukan pada bayi neonates sampai tali pusat
tersebut kering dan lepas (Sacharin, 2004). Perawatan tali pusat ini dilakukan
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi tali pusat atau omphalitis.
Omphalitis dapat dicegah dengan perawatan tali pusat yang baik dan mencuci
tangan terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan.
Metode atau cara-cara yang dianjurkan oleh WHO (2010) untuk
menurunkan resiko terjadinya infeksi pada tali pusat adalah:
a. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah
melakukan tindakan perawatan tali pusat.
b. Menjaga tali pusat agar selalu bersih dan kering serta membiarkan terpapar
oleh udara.
c. Penggunaan antimokroba topical ditentukan berdasarkan kondisi bayi,
seperti bayi yang dirawat di ruang intensif atau di bangsal perawatan bayi.
Perawatan tali pusat menurut asuhan persalinan normal (2008) :
a. Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan
cairan atau bahan apapun ke putung tali pusat.
b. Mengoleskan alkohol atau betadin (terutama jika pemotongan tali pusat
tidak terjamin DTT atau steril) masih diperkenankan tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan basah/lembab.
c. Lipat popok dibawah putung tali pusat
d. Jika putung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT/steril dan
sabun kemudian segera keringkan secara seksama dengan menggunakan
kain bersih.
e. Segera mencari bantuan jika pusat menjadi merah, bernanah/berdarah,
atau berbau (Depkes RI, 2008).
Prinsip perawatan tali pusat yang direkomendasikan oleh WHO adalah
berdasarkan prinsip aseptic dan kering serta dihindari pemberian alcohol.
Metode yang sekarang dikembangkan adalah perawatan tali pusat dengan
prinsip terbuka, cara perawatannya dengan dibersihkan menggunakan air steril
dan sabun, atau dengan pemberian ASI pada tali pusat. Perawatan tali pusat
dengan prinsip tertutup dan menggunakan disinfektan kini sudah tidak lagi
direkomendasikan karena dapat menyebabkan tali pusat menjadi lembab dan
memicu perkembangan bakteri pada tali pusat, sehingga proses lepasnya tali
pusat akan lebih lama.
Salah satu metode perawatan tali pusat adalah dengan kassa kering.
Metode perawatan tali pusat menggunakan kasa kering adalah tali pusat
dibersihkan dan dirawat serta dibalut kasa kering, tali pusat dijaga agar bersih
dan kering tidak terjadi infeksi sampai tali pusat kering dan lepas (Depkes RI,
2005).
Cara perawatan tali pusat dengan kassa steril menurut Saifuddin (2007):
a. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan
ditutupi dengan kain bersih (kassa steril) secara longgar sehingga mendapat
udara yang cukup agar tali pusat cepat mengering.
b. Gunakan kapas baru saat membersihkan setiap bagiannya.
c. Lipat popok dibawah sisa tali pusat.
d. Bersihkan sekitar tali pusat sebanyak 1-2 kali sehari
e. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja cuci dengan sabun dan air
bersih lalu keringkan.
Keuntungan perawatan tali pusat memakai kasa kering adalah: aman
digunakan pada bayi karena tidak mengandung bahan kimia dan tali pusat
kering dan cepat putusnya. Sedangkan kerugian perawatan tali pusat memakai
kasa kering adalah mudah terkontaminasi oleh kuman dan bakteri (Walsh,
2007).
Perawatan lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi
timbunya infeksi pada tali pusat dengan cara rawat gabung dan kontak
langsung kulit bayi dengan ibunya sejak lahir yang bertujuan untuk
memberikan flora normal dari ibunya yang bersifat pathogen. Pemberian air
susu ibu sejak bayi lahir akan memberikan antibody yang kuat kepada bayi
agar tidak mudah terkena infeksi (Solihin, 2007).
Penggunaan kolostrum dapat mempercepat proses pelepasan tali pusat
dan memperkecil resiko infeksi (Solihin, 2007). Perawatan tali pusat dengan
metode kolostrum adalah perawatan tali pusat yang dibersihkan dan dirawat
dengan cara mengoleskan kolostrum pada luka dan sekitar luka tali pusat.
Tali pusat dijaga agar tetap bersih dan kering tidak terjadi infeksi sampai tali
pusat lepas (Laksawati, 2009).
Kolostrum merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu yang matur. Cairan yang
volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam ini merupakan cairan yang pertama
kali disekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissue debris dan residual
material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara
sebelum dan setelah masa puerperium (Soetjiningsih, 2005). Kolostrum
memiliki banyak manfaat, yaitu manfaat dalam pemenuhan gizi bayi,
berperan sebagai zat kekebalan tubuh, antiinflamasi, antibakterial, antiviral,
antiparasit dan anti alergi. Penelitian Farahani, et al (2008) membuktikan
bahwa jenis bakteri yang paling banyak ditemukan pada ujung tali pusat
adalah S. Epidermidis, S. Aureus, E. Coli dan Klebsiela Pneumoniae.
Koloni bakteri yang terdapat pada tali pusat yang dirawat dengan metode
bersih kering rata-rata lebih banyak daripada tali pusat yang dirawat dengan
kolostrum.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat merupakan salah satu bentuk dari perilaku.
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat
diamati langsung maupun yang tidak diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2010) domain perilaku terbagi menjadi 3
tingkat ranah perilaku sebagai berikut :
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra
pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan
seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-
beda
b. Sikap (attitude)
Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus
atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan
sebagainya).
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap
belum merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup.
Dalam menentukan sikap yang utuh (total attitude), pengetahuan, pikiran
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Contoh : Seorang ibu
mendengar (tahu) penyakit Tetanus neonatorum (penyebabnya, cara
penularannya, cara pencegahannya, dan sebagainya). Pengetahuan ini akan
membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya bayinya tidak terkena
penyakit tersebut. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut
bekerja sehingga ibu tersebut berniat (kecenderungan untuk bertindak)
untuk melakukan perawatan tali pusat yang benar secara rutin agar bayinya
tidak terkena penyakit tetanus neonatorum.
c. Tindakan atau Praktik (practice)
Seperti telah disebutkan di atas bahwa sikap adalah kecenderungan
untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan,
sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor pendukung yaitu fasilitas
atau sarana dan prasarana. Seorang ibu sudah tahu (mendapatkan
pengetahuan) tentang cara perawatan tali pusat, yaitu dengan prinsip kering
dan bersih. Maka ibu tersebut akan bertindak sesuai dengan prinsip yang
dimilikinya. Tindakan tersebut dapat terjadi oleh adanya faktor pendukung
seperti lingkungan tempat tinggal yang bersih, keadaan yang
memungkinkan, dan sarana prasarana yang mendukung kebersihan bayi.
Tanpa adanya faktor-faktor pendukung tersebut maka meskipun ibu itu
tahu dan memiliki sikap, tidak akan timbul tindakan yang diinginkan.
Praktik atau Tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut
kualitasnya, yaitu:
1) Praktik terpimpin (guided response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi
masih tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan. Misalnya
seorang ibu yang bisa melakukan perawatan tali pusat tetapi masih
harus diingatkan dan dibimbing bidan, atau keluarganya.
2) Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau
mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau
tindakan mekanis. Misalnya, seorang ibu selalu melakukan perawatan
tali pusat pada bayinya secara rutin tanpa menunggu perintah atau
diingatkan oleh bidan. Hal itu dilakukannya secara otomatis.
3) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah
berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau
mekanisme saja, tatapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan
atau perilaku yang berkualitas. Misalnya seorang ibu melakukan
perawatan tali pusat yang bukan sekedar perawatan tali pusat biasa
(sebisanya), melainkan sudah dengan teknik-teknik atau prinsip
perawatan tali pusat yang benar.
Secara teori perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu
mengikuti tahap-tahap yang telah disebutkan di atas, yakni mulai proses
perubahan: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), praktik (practice).
Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa perilaku itu sendiri
ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yakni :
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors)
Faktor predisposisi (predisposing factors) terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pemungkin (enambling factors)
Faktor-faktor pemungkin (enambling factors) terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau
sarana-sarana.
c. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor-faktor penguat (reinforcing factors) terwujud dalam sikap dan
perilaku kelompok referensi dari perilaku masyarakat, dan dukungan dari
keluarga, dukungan teman, dukungan dari masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku
seseorang atau masyarakat ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan,
tradisi dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu,
ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku kelompok referensi dari perilaku
masyarakat, dan dukungan dari keluarga, dukungan teman, dukungan dari
masyarakat juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Selian faktor-faktor di atas, perilaku perawatan tali pusat juga
dipengaruhi oleh paritas. Paritas yakni jumlah kehamilan yang menghasilkan
janin yang mampu hidup atau banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dan
telah mendapatkan perawatan tali pusat. Jumlah anak yang dimiliki dan pernah
diasuh dapat menentukan dan menambah wawasan ibu dalam hal merawat tali
pusat bayinya dari pengalaman yang didapat pada anak yang telah dirawat
sebelumnya dalam hal ini paritas juga mempengaruhi keterampilan dalam
perawatan tali pusat dimana ada perbedaan antara primigravida dan
multigravida (Prawirohardjo, 2006).
B. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
Seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan Ini terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indera penglihatan,
pendengaran, Penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui Mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007).
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) ada 6 tingkatan pengetahuan yang
dicakup dalam domain kognitif, yakni:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau mareri
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan.
c. Menerapkan (application)
Menerapkan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang nyata.
d. Analisis (analisa)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek
kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam satu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Kemampuan ananlisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat digambarkan, membedakan,
memisahkan, mengelompokkan.
e. Sintesa (Synthesis)
Sintesa menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun
formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evalution)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian–penilaian ini
didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.
Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan
seseorang.
b. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara
umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas dibanding dengan seseorang yang tingkat
pendidikannya lebih rendah.
c. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya
pembuktian lebih dahulu. Keyakinan ini biasanya mempengaruhi
pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.
d. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat dipengaruhi
pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, Koran, dan buku.
e. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka akan mampu untuk
menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
f. Sosial Budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan lembar kuesioner
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian
atau responden. Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat
diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif, yaitu :
Baik : 76–100 %
Cukup : 56 – 75 %
Kurang : < 56 %
C. Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka Teori Sumber Modifikasi: Sacharin (2004), Prawirohardjo (2006),
Notoatmodjo (2007), Depkes RI (2007)
Perawatan tali pusat
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 2. Pengalaman 3. Tingkat pendidikan 4. Keyakinan 5. Fasilitas 6. Penghasilan 7. Sosial budaya
Dilakukan sesuai prosedur
Tidak dilakukan sesuai prosedur
Faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan tali pusat: 1. Faktor predisposisi
a. Pengetahuan
b. Sikap c. Kepercayaan d. Tradisi
2. Faktor pemungkin Ketersediaan fasilitas atau sarana-sarana
3. Faktor penguat a. Kelompok referensi b. Dukungan
keluarga, teman dan masyarakat
4. Paritas
D. Kerangka Konsep
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
E. Pertanyaan Penelitian
Petanyaan dalam penelitian ini adalah “Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang
perawatan tali pusat pada ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Panembahan
Senopati Bantul berdasarkan karateristik adalah baik sebanyak 42 orang (64,6%).
- Baik - Cukup - Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Pengalaman 2. Tingkat pendidikan 3. Keyakinan 4. Fasilitas 5. Penghasilan 6. Sosial budaya
Pengetahuan tentang perawatan
tali pusat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan suatu fenomena
yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada ibu
yang melahirkan di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 September sampai 28 Oktober 2014.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu post partum
rata-rata dalam 1 bulan di Rumah Sakit Penambahan Senopati Bantul sebanyak
188 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010). Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling
yaitu pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang
dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya (Sugiyono, 2009). Sampel dalam penelitian ini semua
ibu post partum di Rumah Sakit Penambahan Senopati Bantul selama bulan
September sampai Oktober 2014 dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai
berikut:
18
a. Kriteria Inklusi
1) Ibu primipara
2) Hari pertama melahirkan secara spontan
3) Pendidikan terakhir minimal SD
4) Umur
15 – 25 tahun
26 – 35 tahun
b. Kriteria Eksklusi
1) Ibu mengalami sakit, cacat fisik, dan mental.
2) Ibu yang bekerja dalam bidang kesehatan.
Adapun besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus
(Notoatmodjo, 2010).
n =
Keterangan :
n : besar sampel N : besar populasi d : tingkat kepercayaan/presisi (10%) Maka :
n =
188 n = 1+188 (0,1)2 188
= 2,88
= 65,28 dibulatkan menjadi 65 responden
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang
perawatan tali pusat.
E. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi
operasional Alat ukur Skala Kriteria
Pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat
Kemampuan yang dimiliki ibu untuk menjawab pertanyaan tentang perawatan tali pusat meliputi pengertian perawatan tali, tujuan perawatan tali pusat, manfaat perawatan tali pusat, metode perawatan tali, dampak perawatan tali pusat.
Kuesioner
Ordinal
1. Baik jika jawaban benar (76-100%).
2. Cukup jika jawaban benar (56-75%).
3. Kurang jika jawaban benar < 56%.
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data
1. Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini jenis data adalah data primer (jawaban dari
responden). Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010).
Kuesioner yang terdiri dari tiga bagian pertama berisi lembar
persetujuan, bagian kedua berisi identitas dan karakteristik responden, bagian
ketiga berisi skala pengetahuan tentang perawatan tali pusat. Dilihat dari cara
menjawab menggunakan kuesioner tertutup, yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
Kuesioner pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat dibuat sendiri
oleh peneliti berdasarkan teori pada bab sebelumnya, meliputi 30 pertanyaan.
Alternatif jawaban adalah benar-salah. Untuk jawaban benar diberi skor 1 dan
salah diberi skor 0.
Adapun kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan tentang perawatan tali
pusat pada ibu nifas sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Indikator Pernyataan Favorable
Pernyataan Unfavorable
Jumlah
Tingkat pengetahuan tentang perawatan tali pusat
Pengertian perawatan tali pusat Tujuan perawatan tali pusat Manfaat perawatan tali pusat Metode perawatan tali pusat Dampak perawatan tali pusat
1 3 6
8,9,10,11,12,15,16,20,
21,22 23,26,29,30
2 4
5
7,13,14,17,18,19
24,25,27,28
2 2
11
17 8
Jumlah 18 12 30
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 2 orang asisten.
Sebelum kuesioner dibagikan maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Selanjutnya peneliti memberikan penjelasan bagaimana cara pengisian
kuesioner. Peneliti memberikan informed consent untuk ditandatangani dan
kuesioner untuk diisi oleh responden. Kuesioner diisi dan dikembalikan saat itu
juga setelah responden menyelesaikan pengisian.
G. Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan di RS PKU Bantul yang
memiliki karakteristik yang sama dengan lokasi penelitian yaitu Rumah Sakit
Penambahan Senopati Bantul. Pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas pada
tanggal 16 – 30 Agustus 2014 dengan jumlah responden sebanyak 20 responden.
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur yang
digunakan benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Untuk
mengetahui ketepatan data ini diperlukan teknik uji validitas.
Teknik hitungan yang digunakan dalam uji validitas penelitian ini
adalah teknik korelasi ”product moment” dengan rumus sebagai berikut:
2222 YYNXXN
YXXYNr xy
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi
N : Jumlah responden
X : Skor butir
Y : Skor total
XY : Skor butir pertanyaan dikali skors total
∑X2 : Jumlah kuadrat dari skor butir pertanyaan
∑Y2 : Jumlah kuadrat dari skor total
Adapun batasan butir instrumen dinyatakan valid apabila koefisien
korelasi rhitung lebih besar dari koefisien rtabel pada pada taraf signifikan 0,05.
Hasil uji validitas dari 30 butir pertanyaan tingkat pengetahuan ibu
tentang perawatan tali pusat, terdapat 4 butir pertanyaan yang tidak valid
karena memiliki nilai r hitung < r table (0,444) yaitu butir 3 (r=0,072), butir 11
(r=0,396), butir 15 (r=-0,098), dan butir 19 (r=0,302). Keempat butir
pertanyaan tersebut dihilangkan dan tidak digunakan dalam penelitian.
Sedangkan 26 butir pertanyaan lainnya valid karena memiliki nilai r hitung > r
table (0,444), sehingga dapat digunakan untuk penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010).
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menguji cobakan instrumen
sekali saja kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu dan
selanjutnya digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen (Sugiono,
2009)
Adapun teknik analisis yang digunakan adalah rumus Spearman Brown
karena skor yang digunakan adalah instrumen tersebut menghasilkan (1 dan 0).
Rumus Spearman-Brown sebagai berikut:
2.rb
(1 + rb)
Keterangan :
r11 : koefisien reliabilitas internal seluruh item
rb : korelasi product moment antara belahan
Adapun batasan butir instrumen dinyatakan reliabel apabila koefisien
korelasi rhitung lebih besar dari koefisien rtabel pada pada taraf signifikan 0,05.
Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai r11 sebesar 0,933 > r table (0,444)
sehingga instrument yang digunakan dalam penelitian reliable.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Metode Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari jawaban kuesioner dilakukan pengolahan
sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010):
a. Editing
Dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan hasil penelitian kuisioner, hingga
ditemukannya beberapa responden yang tidak mengisi status pekerjaan,
pendidikan dan beberapa pertanyaan tidak dijawab oleh responden,
selanjutnya peneliti memintakan kelengkapan jawaban kepada responden
hingga seluruh responden mengisi kuisioner secara lengkap.
b. Coding
Pada tahap ini peneliti memberikan kode untuk identitas responden meliputi
umur, pendidikan dan pekerjaan. Kode untuk jawaban atas kuisioner
pengetahuan perawatan tali pusat adalah kode 1 untuk jawaban benar dan
kode 0 untuk jawaban salah.
c. Tabulating
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian
atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Data yang
ditabulasi yaitu hasil isian kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi
post operasi caesar.
2. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara univariate yaitu
analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian
(Notoadmodjo, 2010). Analisis univariate dalam penelitian ini untuk
mendapatkan gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada ibu
yang melahirkan di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Data hasil
penelitian dianalisis dengan teknik distribusi frekuensi proporsi dengan rumus
sebagai berikut : (Arikunto, 2010)
f P = x 100% n
Keterangan :
P : prosentase
f : frekuensi
N : jumlah seluruh observasi
I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah etika
penelitian yang meliputi (Hidayat, 2007) :
1. Informed Consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitin dengan
memberikan lembar persetujuan. Informed Consent diberikan sebelum
penelitian, tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian. Jika responden tidak bersedia maka peneliti harus harus
menghormati hak pasien.
2. Tanpa Nama (Anomity)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua informasi yang diberikan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
4. Sukarela
Penelitian bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara
langsung maupun tidak langsung kepada calon responden atau sampel yang
diteliti sehingga tetap menghormati keputusan responden.
5. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)
Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi
prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional,
berperikemanusiaan dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan,
kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek penelitian
J. Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian ini melalui beberapa tahapan pelaksanaan yang dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini disiapkan semua prosedur yang akan dilakukan untuk
melaksanakan penelian yaitu dari mulai penyusunan proposal sampai dengan
revisi proposal. Tahap-tahap persiapan dalam mengajukan proposal ini
meliputi:
a. Mengurus surat ijin studi pendahuluan di Rumah Sakit Penambahan
Senopati Bantul pada bulan Januari 2014.
b. Mengadakan studi pendahuluan Rumah Sakit Penambahan Senopati Bantul
pada bulan Januari 2014.
c. Menyusun proposal penelitian mulai bulan Januari 2014.
d. Mempresentasikan proposal penelitian.
e. Revisi proposal penelitian.
f. Mengurus surat ijin penelitian dari Stikes Jenderal Achamad Yani
Yogyakarta yang ditujukan kepada Gubernur, BAPEDA, Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti datang ke Rumah Sakit Penambahan Senopati Bantul untuk
melakukan observasi dan menentukan sampel yang sesuai dengan kriteria
dalam penelitian.
b. Peneliti mengumpulkan responden.
c. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dan penandatanganan
persetujuan menjadi responden (informed consent).
d. Peneliti didampingi oleh bidan dan dibantu oleh asisten peneliti terdiri dari 2
orang yang sebelumnya sudah menyamakan penjelasan terlebih dahulu,
memberikan kuesioner untuk dijawab oleh responden selama 30 menit.
e. Kuesioner yang sudah terisi dicek kelengkapan isi datanya, apabila masih
ada yang kurang responden diminta untuk melengkapi jawaban yang
kurang. Setelah data didapatkan, selanjutnya dikumpulkan dan dianalisa.
3. Tahap akhir
a. Penulisan hasil penelitian
1) Data-data yang sudah terkumpul dilakukan editing, coding, transfering
dan tabulating.
2) Menyusun laporan akhir meliputi BAB IV yang berisi tentang hasil
penelitian pembahasan dan keterbatasan penelitian serta BAB V yang
berisi tentang kesimpilan dan saran.
b. Seminar hasil
c. Perbaikan laporan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
RSUD Bantul merupakan salah satu alternatife pelayanan kesehatan
yang digunakan masyarakat yang ada di Daerah Bantul yang terletak di Jl. Dr.
Wahidin Sudirohusodo Bantul 55711. Tanggal 29 Maret 2003 berubah nama
menjadi RSUD Panembahan Senopati Bantul. Sesuai SK Menkes No.
142/Menkes/SK/I/2007 Tanggal 31 Januari 2007 tentang Peningkatan Kelas
RSUD Panembahan Senopati Bantul dari Type C menjadi Kelas B Non
Pendidikan. Jenis pelayanan RSUD Panembahan Senopati Bantul meliputi
pelayanan dalam bidang administrasi, manajemen, pelayanan medic,
perawatan gawat darurat, medical record, radiologi, farmasi, laboratorium.
Selain memberikan pelayanan kesehatan, RSUD Panembahan Senopati
Bantul juga mengadakan kerjasama dengan beberapa instansi pendidikan
kesehatan untuk dijadikan tempat praktik klinik selain itu juga sebagai tempat
penelitian dalam bidang kesehatan.
Penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan penelitian di Ruang
Alamanda 2 dengan jumlah kamar 11, kamar 1,2,3 adalah kamar kelas 1, dan
4 -11 kelas dua, dan dalam 1 kamar masing masing ada 3 tempat tidur dan
diberi huruf A B C di masin-masing tempat tidur. Tidak keseluruhan ibu nifas
ada di Alamanda 2, ada juga ibu nifas yang di Alamanda 3 sebagai kelas tiga,
dengan jumlah kamar 6 dan dalam 1 kamar ada 3 tempat tidur. Pasien post
partum setelah masuk ruangan diberikan pendidikan kesehatan dan di berikan
leaflet tentang cara menyusui yang benar, perawatan tali pusat, cara
memandikan bayi oleh petugas kesehatan atau bidan, bidan atau tenaga
perawat memberikan obat pada pasien. Di sore hari perawat atau bidan
memandikan bayi dan keluarga diperbolehkan untuk melihat cara
memandikan bayi. Jumlah petugas di Alamanda 2 sekitar 15 petugas
kesehatan, dalam setiap shif ada 3 atau 4 petugas kesehatan yang berjaga dan
1 atau 2 mahasiswa praktikan di ruang Alamanda 2, dan dalam satu hari rata
rata 25 pasien yang dirawat di Alamanda 2. RSUD Panembahan Senopati
Bantul memberikan informasi tentang perawatan tali pusat menggunakan
leaflet dan poster dinding.
2. Karakteristik Responden
Hasil penelitian terhadap karakteristik ibu post partum di Rumah Sakit
Panembahan Senopati Bantul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur,
Pendidikan, Pekerjaan, Paritas, Penghasilan dan Frekuensi ANC di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul
Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)
Umur < 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun
7
57 1
10,8 87,7 1,5
Pendidikan SD SMP SMA PT
2
14 43 6
3,1
21,5 66,2 9,2
Pekerjaan
IRT
PNS/TNI/POLRI
Karyawan swasta
Buruh/Tani
Wiraswata
38 2 8 7
10
58,5 3,1
12,3 10,8 15,4
Penghasilan
> UMR (Rp 1.125.500)
< UMR (Rp 1.125.500)
46 9
70,8 29,2
Frekuensi ANC
< 4 kali
> 4 kali
13 52
20,0 80,0
Jumlah 65 100
Sumber : Data primer tahun 2014
Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas ibu post partum Rumah Sakit
Panembahan Senopati Bantul berumur 20-35 tahun sebanyak 57 orang
(87,7%), berpendidikan SMA sebanyak 43 orang (66,2%), berstatus ibu rumah
tangga sebanyak 38 orang (58,8%), berpenghasilan > UMR sebanyak 46 orang
(70,8%), dan frekuensi ANC > 4 kali sebanyak 52 (80%).
3. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Perawatan Tali Pusat
Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan
tali pusat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Perawatan Tali Pusat di Rumah Sakit
Panembahan Senopati Bantul
Tingkat Pengetahuan f % Baik 42 64,6 Cukup 13 20,0 Kurang 10 15,4
Jumlah 65 100 Sumber: Data primer tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui secara keseluruhan pengetahuan ibu
post partum tentang perawatan tali pusat adalah kategori baik sebanyak 42
orang (64,6%).
4. Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Tali Pusat
Berdasarkan Umur
Berikut adalah hasil tabulasi silang antara karakteristik umur dengan
tingkat pengetahuan ibu post partum tentang tentang perawatan tali pusat di
Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul disajikan pada table 4.3.
Tabel 4.3. Tabulasi Silang Karakteristik Umur dengan Tingkat Pengetahuan Ibu
Post Partum tentang Perawatan Tali Pusat di Rumah Sakit
Panembahan Senopati Bantul
Karakteristik
Pengetahuan tentang perawatan tali pusat
Total Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
Umur < 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun
-
42
-
0
64,6
0
2
11
-
3,1
16,9
0
5
4
1
7,7
6,2
1,5
7
57
1
10,8
87,7
1,5
Jumlah 42 64,6 13 20,0 10 15,4 65 100
Sumber: Data Primer 2014.
Tabel 4.3 menunjukkan berdasarkan karakteristik umur, tingkat
pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat kategori baik
terbanyak pada kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 42 orang (64,6%),
sedangkan tingkat pengetahuan kategori kurang terbanyak pada kelompok usia
< 20 tahun sebanyak 5 orang (7,7%).
5. Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Tali Pusat
Berdasarkan Pendidikan
Berikut adalah hasil tabulasi silang antara karakteristik pendidikan
dengan tingkat pengetahuan ibu post partum tentang tentang perawatan tali
pusat di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul disajikan pada table 4.4.
Tabel 4.4. Tabulasi Silang Karakteristik Pendidikan dengan Tingkat
Pengetahuan
Ibu Post Partum tentang Perawatan Tali Pusat di Rumah Sakit
Panembahan Senopati Bantul
Karakteristik
Pengetahuan tentang perawatan tali pusat
Total Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
Pendidikan SD SMP SMA PT
-
-
36
6
0
0
55,4
9,2
-
6
7
-
0
9,2
10,8
-
2
8
-
-
3,1
12,3
0
0
2
14
43
6
3,1
21,5
66,2
9,2
Jumlah 42 64,6 13 20,0 10 15,4 65 100
Sumber: Data Primer 2014.
Tabel 4.4 menunjukkan berdasarkan karakteristik pendidikan, tingkat
pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat kategori baik
terbanyak pada kelompok berpendidikan SMA sebanyak 36 orang (55,4%),
sedangkan tingkat pengetahuan kategori kurang terbanyak pada kelompok
berpendidikan SMP sebanyak 8 orang (12,3%).
6. Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Tali Pusat
Berdasarkan Pekerjaan
Berikut adalah hasil tabulasi silang antara karakteristik pekerjaan dengan
tingkat pengetahuan ibu post partum tentang tentang perawatan tali pusat di
Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul disajikan pada table 4.5.
Tabel 4.5. Tabulasi Silang Karakteristik Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan
Ibu Post Partum tentang Perawatan Tali Pusat di Rumah Sakit
Panembahan Senopati Bantul
Karakteristik
Pengetahuan tentang perawatan tali pusat
Total Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
Pekerjaan
IRT
PNS/TNI/POLRI
Karyawan swasta
Buruh/Tani
Wiraswata
23
2
7
3
7
35,4
3,1
10,8
4,6
10,8
7
-
1
2
3
10,8
0
1,5
3,1
4,8
8
-
-
2
-
12,3
0
0
3,1
0
38
2
8
7
10
58,5
3,1
12,3
10,8
15,4
Jumlah 42 64,6 13 20,0 10 15,4 65 100
Sumber: Data Primer 2014.
Tabel 4.5 menunjukkan berdasarkan karakteristik pekerjaan, tingkat
pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat kategori baik
terbanyak pada kelompok responden ibu rumah tangga sebanyak 23 orang
(35,4%), demikian juga tingkat pengetahuan kategori kurang terbanyak pada
kelompok ibu rumah tangga sebanyak 8 orang (12,3%).
7. Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Tali Pusat
Berdasarkan Penghasilan
Berikut adalah hasil tabulasi silang antara karakteristik penghasilan
dengan tingkat pengetahuan ibu post partum tentang tentang perawatan tali
pusat di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul disajikan pada table 4.6.
Tabel 4.6. Tabulasi Silang Karakteristik Penghasilan dengan Tingkat
Pengetahuan
Ibu Post Partum tentang Perawatan Tali Pusat di Rumah Sakit
Panembahan Senopati Bantul
Karakteristik
Pengetahuan tentang perawatan tali pusat
Total Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
Penghasilan
> UMR (Rp 1.125.500)
< UMR (Rp 1.125.500)
39
3
60,0
4,6
7
6
10,8
9,2
-
10
0
15,4
46
19
70,8
29,2
Jumlah 42 64,6 13 20,0 10 15,4 65 100
Sumber: Data Primer 2014.
Tabel 4.6 menunjukkan berdasarkan karakteristik penghasilan, tingkat
pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat kategori baik
terbanyak pada kelompok responden dengan penghasilan > UMR sebanyak 40
orang (61,5%), sedangkan tingkat pengetahuan kategori kurang terbanyak pada
responden dengan penghasilan < UMR sebanyak 6 orang (9,2%).
B. Pembahasan
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Tali Pusat
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu post partum
tentang perawatan tali pusat di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul
sebagian besar dalam kategori baik yaitu 42 orang (64,6%). Hasil penelitian ini
sesuai dengan Apriyanti (2012) yang menunjukkan Pengetahuan ibu pasca
melahirkan tentang perawatan tali pusat yaitu sebagian besar baik (53,85%).
Adanya kesesuaian hasil penelitian ini dengan penelitian Apriyanti (2012)
disebabkan persamaan karakteristik responden yaitu usia kebanyakan 20-35
tahun, pendidikan kebanyakan SMA, dan sebagian besar responden berstatus
ibu rumah tangga. Hal ini sesuai dengan teori Wawan dan Dewi (2010) bahwa
faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah umur, pendidikan,
dan pekerjaan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan Susanti dan Hartini (2007) yang
menyimpulkan tingkat pengetahuan ibu nifas di BPS Sri Romdhati Jetis,
Semin, Gunungkidul mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik sebesar
(43,3%). Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian Susanti dan Hartini
(2007) disebabkan perbedaan lokasi penelitian. Pada penelitian Susanti dan
Hartini penelitian dilakukan di BPS sedangkan dalam penelitian ini dilakukan
di Rumah sakit.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu sebagai akibat proses
pengindraan terhadap obyek tertentu melalui panca indera dan sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya dimana pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman
langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005). Ibu
post partum yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pengertian, tujuan,
manfaat, metode, dan dampak perawatan tali pusat akan melakukan berbagai
upaya untuk merawat tali pusat bayinya dengan baik. Hal ini sesuai dengan
teori Notoatmodjo (2005), pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour), berdasarkan
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih tahan lama daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
2. Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Tali Pusat
Berdasarkan Umur
Tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat
kategori baik terbanyak pada kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 42 orang
(64,6%), sedangkan tingkat pengetahuan kategori kurang terbanyak pada
kelompok usia < 20 tahun sebanyak 5 orang (7,7%). Menurut Notoatmodjo
(2007) usia merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Ibu
yang berada pada rentang usia produktif (20-35 tahun) memiliki pengetahuan
yang lebih tinggi dibandingkan yang berusia lebih muda. Usia turut
menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap informasi. Hal ini sesuai
dengan teori Wawan dan Dewi (2010) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Menurut Kartono (2006) salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah usia. Semakin dewasa usia akan berpengaruh terhadap
tingkat pengetahuan yang dimiliki dan bagaimana cara mendapatkan informasi
tersebut. Usia juga menentukan banyak sedikitnya pengalaman seseorang.
Menurut Notoatmodjo (2007) pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman
sendiri maupun orang lain. pengalaman yang sudah diperoleh dapat
memperluas pengetahuan seseorang.
3. Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Tali Pusat
Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat
kategori baik terbanyak pada kelompok berpendidikan SMA sebanyak 36
orang (55,4%), sedangkan tingkat pengetahuan kategori kurang terbanyak pada
kelompok berpendidikan SMP sebanyak 8 orang (12,3%). Pendidikan turut
menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan
yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin baik pula pengetahuannya. Kondisi ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan Depkes RI (2007), pendidikan yang dijalani seseorang memiliki
pengaruh pada peningkatan kemampuan berpikir, dengan kata lain seseorang
yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih
rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru
dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. Menurut
Notoatmodjo (2007) pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan
seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibanding dengan seseorang yang
tingkat pendidikannya lebih rendah. Sedangkan menurut Wawan dan Dewi
(2010) pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan
serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah menerima informasi.
4. Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Tali Pusat
Berdasarkan Pekerjaan
Tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat
kategori baik terbanyak pada kelompok responden ibu rumah tangga sebanyak
23 orang (35,4%). Ibu yang bekerja memiliki pengetahuan yang lebih baik
dibandingkan ibu yang tidak bekerja karena ibu dapat memperoleh informasi
dari lingkungan tempatnya bekerja. Menurut Soekanto (2006) perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi khususnya yang berbasis internet,
memudahkan seseorang untuk memperoleh informasi dan sumber pengetahuan
up to date kapanpun dan dimanapun tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu,
sehingga meskipun ibu tidak bekerja tetap memiliki pengetahuan yang baik.
Hal ini sesuai teori Notoatmodjo (2007) bahwa fasilitas-fasilitas sebagai
sumber informasi yang dapat dipengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya
radio, televisi, majalah, Koran, dan buku.
Dalam penelitian ini terdapat 8 orang (12,3%) ibu rumah tangga yang
memiliki pengetahuan kurang. Hal ini sesuai teori Wawan dan Dewi (2010),
bahwa seseorang yang bekerja, pengetahuannya akan lebih luas daripada
seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja seseorang akan banyak
mempunyai informasi dan pengalaman.
5. Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Tali Pusat
Berdasarkan Penghasilan
Tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat
kategori baik terbanyak pada kelompok responden dengan penghasilan > UMR
sebanyak 40 orang (61,5%), sedangkan tingkat pengetahuan kategori kurang
terbanyak pada responden dengan penghasilan < UMR sebanyak 6 orang
(9,2%). Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan
seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka akan
mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi
akan tetapi penghasilan kurang dari UMR ibu postpartum masih bisa
mendapatkan informasi dari Bidan saat ANC dan dari lingkungan sekitar .
Menurut Notoatmodjo (2007) semakin tinggi tingkat kemampuan seseorang
untuk memenuhi kebutuhan hidup maka akan semakin besar peluang dalam
menambah tingkat pengetahuan. Penghasilan tidak berpengaruh langsung
terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup
besar maka akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas
sumber informasi.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh responden, karena ibu post partum
melahirkan secara sepontan hari pertama masa nifas sudah boleh pulang
apabila kondisi ibu dan bayi sudah sehat.
2. Hambatan dalam penelitian ini adalah responden masih lemas setelah
melahirkan saat peneliti datang.
3. Tidak dikendalikan beberapa factor factor yang mempengaruhi pengetahuan
ibu tentang perawatan tali pusat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat di Rumah
Sakit Panembahan Senopati Bantul adalah kategori baik (64,6%).
2. Tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat kategori baik
terbanyak pada kelompok usia 20-35 tahun (64,6%), sedangkan tingkat
pengetahuan kategori kurang terbanyak pada kelompok usia < 20 tahun (7,7%).
3. Tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat kategori baik
terbanyak pada kelompok berpendidikan SMA (55,4%), sedangkan tingkat
pengetahuan kategori kurang terbanyak pada kelompok berpendidikan SMP
(12,3%).
4. Tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat kategori baik
terbanyak pada kelompok responden ibu rumah tangga (35,4%), demikian juga
tingkat pengetahuan kategori kurang terbanyak pada kelompok ibu rumah
tangga (12,3%).
5. Tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat kategori baik
terbanyak pada kelompok responden dengan penghasilan > UMR (61,5%),
sedangkan tingkat pengetahuan kategori kurang terbanyak pada responden
dengan penghasilan < UMR (9,2%).
B. Saran
Berdasarkan hasil, pembahasan, dan kesimpulan penelitian tentang
gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat, beberapa saran
yang diajukan sebagai bahan pertimbangan adalah :
1. Bagi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul
Rumah Sakit Penambahan Senopati dalam menyusun prosedur tetap tentang
pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan tali pusat dapat menjaga
yang sudah baik dan tetap mempertahankan pendidikan kesehatan agar menjadi
lebih baik lagi khususnya dibidang perawatan tali pusat.
2. Ibu post partum yang sudah memiliki pengetahuan kategori baik hendaknya
membagi pengetahuannya kepada orang-orang di sekitarnya. Selain itu ibu
post partum hendaknya terus berupaya mencari informasi tentang metode-
metode perawatan tali pusat yang terbaru misalnya metode lotus birth.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih mendalam
mengenai perawatan tali pusat dengan mengendalikan faktor – faktor lain
yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti, F. (2012). Gambaran Pengetahuan Ibu Pasca Melahirkan Dalam
Perawatan Tali Pusat Di Desa Mlarak Kecamatan Mlarak Kabupaten
Ponorogo. Karya Tulis Ilmiah. Program D III Kebidanan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:Rineka Cipta
_________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Cunningham, F. G. (2005). Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC.
Depkes RI. (2006). Standar Pelayanan Keperawatan Neonatus di Sarana
Kesehatan. Dirjen Bina Yanmed. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
__________. (2007). Farmakope Indonesia. Jakarta : EGC.
__________. (2007). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
__________. (2008). Angka Kematian Bayi. Jakarta.
__________. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Dinkes DIY. (2012). Profil Kesehatan Provinsi DI. Yogyakarta.
Farahani, L.A., Mohammadzadeh, A., TafazzoliM., Esmaeli, H., & Ghazvini, K.
(2008). Effect of Topical Application of Breast Milk and Dry Cord Care
on Bacterial Colonization and Umbilical Cord Separation Time in
Neonates. Chinese Clinical Medicine, 3(6), 327-332.
Hidayat, A.A.A. (2008). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
_____________. (2007). Riset keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi 2. Salemba Medika: Jakarta.
Kartono, K. (2006). Psikologi Wanita 1 : Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung : Bandar Maju.
Laksawati, N.K. (2009). Efektivitas Pelepasan Tali Pusat Dengan Menggunakan
Perawatan ASI dan Kasa Steril di BPS Ny. Evy Arianti dan BPS Ny.
Wartuti di Desa Masaran Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara
tahun 2009. Skipsi. Purwokerto : AKBID YLPP.
Miller, A.C. (2004). Nursing Care of Older Adult Theory and Practice. 3nd. Ed
Philadelpia: J.B Lippincott. Co.
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit, edisi 2. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. (2005). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
_____________. (2007). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku
Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. _____________. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurlaili. (2004). Efektifitas ASI Dibandingkan Alkohol Dalam Perawatan Tali
Pusat pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah. Tesis Maternal dan
Perinatal. UGM Yogyakarta.
Pillitteri. (2003). Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sacharin, R.M. (2004). Prinsip Perawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Saifudin. (2006). Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Soetjiningsih. (2005). ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
Solihin. (2007). Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sugiyono. (2009). Statistika untuk penelitian. Bandung. Alfabeta
Susanti, L dan Hartini. (2007). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku
Perawatan Tali Pusat Bayi Pada Ibu Nifas di BPS Sri Romdhati Jetis
Semin Gunungkidul. Jurnal Medika Respati. No. 3. Juli.
Taylor, C., Lilis, C., and Priscilia. (2003). Fundamental Of Nursing: The Art And
Science Of Nursing Care. J.B. Lipincolt Company. Philadelphia.
Walsh, L.V. (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: ECG.
Wawan, A dan Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
WHO. (2000). Care The Of Umbilical Cord; A Review Of The Evidence. British
Colombia.
_____. (2006). Importance of cord care. Didapat dari: http:who.int/reproductive-
health/publication. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2013.
Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Setelah memahami penjelasan yang diberikan, saya :
Nama :
Umur :
Alamat :
Bersedia turut berpartisipasi sebagai reponden penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa Stikes Achmad Yani Yogyakarta yang bernama Sri Sulasmi dengan
judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Tali Pusat
pada Ibu yang Melahirkan di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul”.
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat merugikan saya maupun
keluarga saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian
ini.
Yogyakarta,
Responden
( )
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan disini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang dilakukan oleh :
Nama : Sri Sulasmi
NIM : 3208095/PSIK
Judul Penelitian : Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan
Tali Pusat Pada Ibu yang Melahirkan di Rumah Sakit
Panembahan Senopati Bantul.
Saya akan memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya demi kepentingan
penelitian dengan ketentuan jawaban yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya
semata-mata untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Demikian surat pernyataan ini
saya buat.
Yogyakarta,…………2014
Hormat saya,
(………………..)
Lampiran 3
KUESIONER
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN
TALI PUSAT PADA IBU YANG MELAHIRKAN DI RUMAH SAKIT PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Petunjuk:
1. Isilah identitas ibu secara lengkap dan benar.
2. Bacalah dengan teliti pernyataan sebelum ibu menjawab.
3. Berilah jawaban yang benar menurut pengetahuan ibu.
4. Berilah tanda checklist (√) pada kotak di sebelah kanan pada jawaban yang
ibu anggap benar.
A. Karakteristik Responden
F. Nama ibu :
G. Umur Ibu :
H. Pendidikan terakhir :
I. Pekerjaan ibu :
J. Paritas :
K. Penghasilan :
L. Frekuensi ANC :
B. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat
No Pernyataan Benar Salah Pengertian perawatan tali pusat 1 Perawatan tali pusat adalah membersihkan daerah
sekitar tali pusat agar selalu bersih.
2 Perawatan tali pusat adalah membiarkan tali pusat dalam keadaan basah
Tujuan perawatan tali pusat 3 Perawatan tali pusat bertujuan mencegah
masuknya kuman-kuman sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi.
Manfaat perawatan tali pusat 4 Perawatan tali pusat tidak dapat membersihkan
tali pusat dan daerah sekitar tali pusat
5 Perawatan tali pusat dapat mencegah timbulnya infeksi oleh bakteri
Metode perawatan tali pusat 6 Sebelum melakukan perawatan tali pusat tidak
perlu mencuci tangan terlebih dahulu.
7 Untuk membersihkan setiap bagian dari tali pusat digunakan kapas yang masih baru.
8 Tali pusat dibersihkan sebanyak 1-2 kali sehari 9 Perawatan tali pusat dilakukan setiap hari dan
setiap kali basah atau kotor
10 Tali pusat yang terkena kotoran atau tinja dicuci dengan sabun dan air bersih lalu dikeringkan
11 Setelah dicuci tali pusat tidak perlu dikeringkan 12 Cara melipat popok adalah di atas sisa tali pusat. 13 Tali pusat ditutupi dengan kain bersih (kassa
steril) secara longgar
14 Baby oil dapat dioleskan pada tali pusat bayi. 15 Jamu-jamuan dapat dioleskan pada tali pusat 16 Tali pusat boleh dikompres dengan alkohol 17 Rawat gabung dan kontak langsung kulit bayi
dengan ibunya sejak lahir dapat mengurangi timbulnya infeksi pada tali pusat
18 Penggunaan kolostrum dapat mempercepat proses pelepasan tali pusat.
Dampak perawatan tali pusat 19 Bila tali pusat tidak dirawat dengan baik maka
akan menyebabkan infeksi
20 Bau tidak sedap muncul pada tali pusat menandakan bahwa tali pusat tidak terinfeksi
21 Bernanah bukan merupakan dampak perawatan tali pusat tidak benar.
22 Perawatan tali pusat yang tidak baik dapat menyebabkan infeksi pada bayi yang ditandai dengan bayi malas minum demam dan kejang
23 Bayi yang terinfeksi umumnya banyak menangis dan sedikit tidur
24 Perawatan tali pusat yang baik dan benar tali pusat akan lepas sebelum hari ke 5
25 Perawatan tali pusat yang baik dan benar tali pusat akan lepas pada hari ke 5 dan ke 7
26 Perawatan tali pusat yang tidak benar akan menimbulkan komplikasi.
Frequency Table
Umur
7 10.8 10.8 10.8
57 87.7 87.7 98.5
1 1.5 1.5 100.0
65 100.0 100.0
< 20 tahun
20-35 tahun
> 35 tahun
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pendidikan
2 3.1 3.1 3.1
14 21.5 21.5 24.6
43 66.2 66.2 90.8
6 9.2 9.2 100.0
65 100.0 100.0
SD
SMP
SMA
PT
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pekerjaan
38 58.5 58.5 58.5
2 3.1 3.1 61.5
8 12.3 12.3 73.8
7 10.8 10.8 84.6
10 15.4 15.4 100.0
65 100.0 100.0
IRT
PNS/TNI/POLRI
Karyawan swasta
Buruh/tani
Wiraswasta
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Penghasilan
46 70.8 70.8 70.8
19 29.2 29.2 100.0
65 100.0 100.0
>= UMR (Rp 1.125.000)
< UMR (Rp 1.1250.000)
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Frekuensi ANC
13 20.0 20.0 20.0
52 80.0 80.0 100.0
65 100.0 100.0
< 4 kali
>= 4 kali
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tingkat pengetahuan tentang perawatan tali pusat
42 64.6 64.6 64.6
13 20.0 20.0 84.6
10 15.4 15.4 100.0
65 100.0 100.0
Baik
Cukup
Kurang
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Crosstabs
Umur * Tingkat pengetahuan tentang perawatan tali pusat Crosstabulation
0 2 5 7
.0% 3.1% 7.7% 10.8%
42 11 4 57
64.6% 16.9% 6.2% 87.7%
0 0 1 1
.0% .0% 1.5% 1.5%
42 13 10 65
64.6% 20.0% 15.4% 100.0%
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
< 20 tahun
20-35 tahun
> 35 tahun
Umur
Total
Baik Cukup Kurang
Tingkat pengetahuan tentangperawatan tali pusat
Total
Pendidikan * Tingkat pengetahuan tentang perawatan tali pusat Crosstabulation
0 0 2 2
.0% .0% 3.1% 3.1%
0 6 8 14
.0% 9.2% 12.3% 21.5%
36 7 0 43
55.4% 10.8% .0% 66.2%
6 0 0 6
9.2% .0% .0% 9.2%
42 13 10 65
64.6% 20.0% 15.4% 100.0%
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
SD
SMP
SMA
PT
Pendidikan
Total
Baik Cukup Kurang
Tingkat pengetahuan tentangperawatan tali pusat
Total
Pekerjaan * Tingkat pengetahuan tentang perawatan tali pusat Crosstabulation
23 7 8 38
35.4% 10.8% 12.3% 58.5%
2 0 0 2
3.1% .0% .0% 3.1%
7 1 0 8
10.8% 1.5% .0% 12.3%
3 2 2 7
4.6% 3.1% 3.1% 10.8%
7 3 0 10
10.8% 4.6% .0% 15.4%
42 13 10 65
64.6% 20.0% 15.4% 100.0%
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
IRT
PNS/TNI/POLRI
Karyawan swasta
Buruh/tani
Wiraswasta
Pekerjaan
Total
Baik Cukup Kurang
Tingkat pengetahuan tentangperawatan tali pusat
Total
Penghasilan * Tingkat pengetahuan tentang perawatan tali pusat Crosstabulation
39 7 0 46
60.0% 10.8% .0% 70.8%
3 6 10 19
4.6% 9.2% 15.4% 29.2%
42 13 10 65
64.6% 20.0% 15.4% 100.0%
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
>= UMR (Rp 1.125.000)
< UMR (Rp 1.1250.000)
Penghasilan
Total
Baik Cukup Kurang
Tingkat pengetahuan tentangperawatan tali pusat
Total
Frequency Table
Tingkat pengetahuan tentang pengertian perawatan tali pusat
54 83.1 83.1 83.1
11 16.9 16.9 100.0
65 100.0 100.0
Baik
Kurang
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tingkat pengetahuan tentang tujuan perawatan tali pusat
57 87.7 87.7 87.7
8 12.3 12.3 100.0
65 100.0 100.0
Baik
Kurang
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tingkat pengetahuan tentang manfaat perawatan tali pusat
50 76.9 76.9 76.9
15 23.1 23.1 100.0
65 100.0 100.0
Baik
Kurang
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tingkat pengetahuan tentang metode perawatan tali pusat
44 67.7 67.7 67.7
12 18.5 18.5 86.2
9 13.8 13.8 100.0
65 100.0 100.0
Baik
Cukup
Kurang
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tingkat pengetahuan tentang dampak perawatan tali pusat
30 46.2 46.2 46.2
14 21.5 21.5 67.7
21 32.3 32.3 100.0
65 100.0 100.0
Baik
Cukup
Kurang
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent