gambaran umum & kerangka konseptual
DESCRIPTION
aspTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................3
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI DAN LANDASAN UNDANG-UNDANG........................................................4
BAB III..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
3.1 Pengertian Akuntansi Pemerintahan............................................................................................5
3.2 Tujuan Akuntansi Pemerintahan..................................................................................................6
3.3 Perbedaan Akuntansi Bisnis dan Akuntansi Pemerintahan..........................................................6
3.4 Ruang Lingkup Akuntansi Pemerintahan....................................................................................6
3.5 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan...........................................................................8
3.6 Tujuan dan Peranan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan..........................................8
3.7 Ruang Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.................................................8
3.8 Asumsi Dasar Akuntansi Pemerintahan.....................................................................................11
3.9 Karakteristik Kualitatif Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan...................................13
3.10 Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Pemerintahan.........................................................16
BAB IV...............................................................................................................................................17
PERBANDINGAN ANTARA TEORI DAN HUKUM......................................................................17
BAB V.................................................................................................................................................21
PENUTUP...........................................................................................................................................21
5.1 Kesimpulan................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................23
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata kuliah akuntansi sektor publik dapat dikatakan sebagai bidang studi akuntansi
mandiri. Bidang studi ini tentunya tidak dapat dilepaskan begitu saja dari bidang akuntansi
lainnya. Tanpa disadari oleh kita, sebetulnya setiap orang pernah mengaplikasikan ilmu
akuntansi didalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam dunia usaha. Oleh karena itu,
akuntansi sering disebut sebagai “bahasanya dunia usaha” karena akuntansi akan
menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan
pihak luar yang mengambil keputusan. Akuntansi pemerintahan terkait dengan tiga hal
pokok, yaitu penyedia informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi
pemerintahan merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun
alat informasi bagi publik.
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat,
peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu
entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggungjawaban (accountability) kepada banyak
pihak yang memerlukan. Hal ini ditunjang oleh semakin berkembangnya teknologi informasi
yang memungkinkan masyarakat untuk menilai dan membandingkan suatu entitas dengan
entitas lain. Untuk itu, tuntutan penyediaan informasi termasuk informasi keuangan dan
akuntansi semakin dibutuhkan. Di dalam dunia bisnis (commercial), akuntansi telah
berkembang secepat perkembangan bisnis itu sendiri.
Perkembangan akuntansi pemerintahan tidaklah secepat akuntansi bisnis. Salah satu
penyebabnya adalah karakteristiknya yang tidak banyak mengalami perubahan. Akan tetapi,
akhir-akhir ini tuntutan masyarakat menjadikan penting akuntansi pemerintahan. Semakin
besarnya dana yang dikelola oleh pemerintah, semakin besar pula tuntutan akuntabilitas
keuangan yang semakin baik.
Kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme mencuat karena lemahnya akuntabilitas. Banyak
demontrasi yang menuntut akuntabilitas keuangan di beberapa negara. Kasus jatuhnya
pemimpin pemerintahan, seperti di Philipina, lebih disebabkan oleh lemahnya akuntabilitas
keuangan. Menurut data yang dikeluarkan oleh Transparancy International, Indonesia masih
tergolong dalam sepuluh negara yang korupsi terbesar. Demikian juga, berdasarkan laporan
2
dari Standard and Poor (S&P), Indonesia masih termasuk negara yang rawan korupsi
sehingga mempengaruhi investasi dan bantuan asing.
Di Indonesia, akuntansi pemerintahan secara historis belum banyak berkembang sejak
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Menurut catatan sejarah, produk akuntansi pemerintahan
Indonesia pertama adalah Neraca Kekayaan Negara yang dikeluarkan pada tahun 1948.
Bentuk akuntabilitas keuangan ini masih dalam bahasa dan mata uang Belanda. Memang,
harus kita akui bahwa akuntansi pemerintahan Indonesia pada saat itu, bahkan sampai
sekarang, banyak menggunakan sistem yang ditinggalkan Belanda. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang semakin besar merupakan salah satu faktor pentingnya
akuntansi pemerintahan. Semakin besar dana yang dikelola, semakin besar tuntutan
akuntabilitas keuangan negara yang lebih baik.
Perkembangan saat ini menyebabkan peran masyarakat yang diwakili oleh DPR
semakin besar. Dengan adanya tuntutan transparansi sebagai hasil reformasi tahun 1998,
Pemerintah harus mampu menyediakan pertanggungjawaban keuangan negara yang semakin
memadai. Pemberian opini tidak bisa memberikan pendapat (disclaimer) atas Perhitungan
Anggaran Negara (PAN) tahun anggaran 1999/2000 oleh Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI) merupakan "angka merah" dalam rapor pemerintah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian akuntansi akuntansi pemerintahan
2. Apakah tujuan akuntansi pemerintahan
3. Apakah perbedaan akuntansi bisnis dan akuntansi pemerintahan
4. Bagaimana ruang lingkup akuntansi pemerintahan
5. Apakah tujuan dan peranan akuntansi pemerintahan
6. Bagaimana kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
7. Bagaimana ruang lingkup kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
8. Apakah asumsi dasar akuntansi pemerintahan
9. Apakah implementasi karakteristik kualitatif akuntansi pemerintahan
10. Bagaimana pengakuan dan pengukuran akuntansi pemerintahan
1.3 Tujuan
Memenuhi salah satu tugas akuntansi pemerintahan.
3
Memahami konsep pemerintahan, isu sentral, peran dan praktik akuntansi
pemerintahan di Indonesia dalam membantu terciptanya proses
pertanggungjawaban publik.
Memahami konsep organisasi pemerintahan dan peran akuntansi dalam membantu
manajemen organisasi pemerintahan.
Memahami penerapan proses perencanaan dan pengendalian akuntansi dalam
pertanggungjawaban publik dan eksesnya di unit organisasi pemerintahan.
Memunculkan sikap kritis dan minat mahasiswa dalam berbagai isu akuntansi
pemerintahan.
Menambah pengetahuan mahasiswa terhadap hal yang berhubungan dengan
akuntansi pemerintahan serta aplikasi dalam praktik.
Mahasiswa memperoleh pamahaman tentang karakteristik akuntansi
pemerintahan.
Memunculkan sikap mahasiswa sebagai problem seeker, problem identifier
dan problem solver terhadap praktik akuntansi pemerintahan.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN LANDASAN UNDANG-UNDANG
Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara dalam pasal 32
mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Standar tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) yang
independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintahan setelah terlebih dahulu mendapat
pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Penyusunan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) dilandasi oleh
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan yang merupakan konsep dasar penyusunan
dan pengembangan SAP dan merupakan acuan bagi KSAP, penyusun laporan keuangan,
pemeriksaan, dan pengguna laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu
masalah yang diatur dalam PSAP.
Lingkup pengaturan Peraturan Pemerintah ini meliputi SAP berbasis akrual dan SAP
berbasis kas menuju akrual. Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP berbasis
akrual dimaksudkan untuk memberi manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan,
4
baik para pengguna maupun pemeriksa laporan keuangan pemerintah. Proses Pertumbuhan
regulasi keuangan akuntansi pemerintahan:
1. Undang-Undang No 17 tahun 2003 : Keuangan Negara
2. Undang-Undang No 1 tahun 2004 : Perbendaharaan Negara
3. Undang-Undang No 15 tahun 2004 : Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara
4. Undang-Undang No 32 tahun 2004 : Pemerintah Daerah
5. Undang-Undang No 33 Tahun 2004 : Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah
dan Pemerintah Daerah
6. PP RI No. 71 tahun 2010 : Standar Akuntansi Pemerintahan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Akuntansi Pemerintahan
Pengertian akuntansi pemerintahan tidak terlepas dari pengertian akuntansi secara
umum. Akuntansi didefinisikan sebagai aktivitas pemberian jasa (service activity) untuk
menyediakan informasi keuangan kepada para pengguna (users) dalam rangka pengambilan
keputusan. Pengertian akuntansi pemerintahan dapat didefinisikan menjadi suatu aktivitas
pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses
pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah serta
penafsiran atas informasi keuangan tersebut.
Dengan diakuinya akuntansi pemerintahan di dalam disiplin akuntansi, akuntansi
menjadi lebih variatif. Jika diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkupnya, akuntansi dapat
dibagi menjadi dua, yaitu akuntansi mikro dan akuntansi makro. Akuntansi pemerintahan dan
akuntansi bisnis termasuk dalam akuntansi mikro, sementara akuntansi sosial dan national
accounting termasuk dalam akuntansi makro.
Pada hakikatnya, sifat transaksi pemerintah sama dengan transaksi perusahaan
meskipun terdapat perbedaan pada tujuan dan beberapa jenis transaksi. Akuntansi
pemerintahan memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan akuntansi bisnis. Meskipun
demikian, akuntansi pemerintahan masih tergolong akuntansi mikro.
5
3.2 Tujuan Akuntansi Pemerintahan
Sasaran pemerintah sebagai salah satu bentuk organisasi sektor publik berbeda dengan
organisasi bisnis. Di dalam Manajeman Keuangan (Financial Management), organisasi bisnis
bertujuan meningkatkan nilai perusahaan (value maximization) dengan meningkatkan laba
dan arus kas hasil operasi (cash operating income) secara berkelanjutan (sustainable).
Adapun pemerintah memiliki tujuan secara umum untuk mensejahterakan rakyat.
3.3 Perbedaan Akuntansi Bisnis dan Akuntansi Pemerintahan
3.4 Ruang Lingkup Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi Pemerintahan mempunyai 4 (empat) pilar utama, yaitu :
1. Manajemen
Dari sisi kebijakan publik, sektor publik dipahami sebagai tuntutan pajak,
birokrasi yang berlebihan, pemerintahan yang besar dan nasionalisasi versus
privatisasi. Jadi sektor publik disebut bidang yang membicarakan metode manajemen
Negara. Bidang manajemen merupakan bidang akuntansi pemerintahan yang
mengupas akuntansi dari sisi internal pemerintahan.
6
Untuk itu bidang-bidang yang terkait dengan akuntansi pemerintahan dari sudut
pandang manajemen meliputi : akuntansi manajemen pemerintahan, pengendalian
pemerintahan, dan anggaran pemerintahan.
2. Akuntansi
Dari beberapa literatur disebutkan bahwa pengertian akuntansi tidak hanya
sekedar melakukan pembukuan pencatatan transaksi saja, tetapi juga merupakan
wahana pelayanan jasa yang berfungsi mempersiapkan informasi keuangan untuk
pengambilan keputusan bagi pemakai laporan keuangan. Di samping untuk organisasi
bisnis yang berorientasi pada laba (profit oriented) akuntansi bisa diterapkan juga
pada organisasi pemerintahan seperti di pemerintahan pusat dan daerah, badan
layanan umum, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, BUMN/BUMD, rumah sakit
serta organisasi nirlaba lainnya.
Bidang akuntansi difokuskan pada pelaporan ke pemakai eksternal pemerintahan.
Untuk itu bidang-bidang yang terkait dengan akuntansi pemerintahan dari sudut
pandang Akuntansi meliputi : teori akuntansi dan sistem akuntansi.
3. Pembelanjaan
Strategi membangun organisasi tidak hanya dilakukan dalam organisasi bersifat
privat tetapi juga dilakukan pada organisasi pemerintahan. Pemerintahan sebagai
salah satu organisasi pemerintahan mempunyai pengaruh besar pada kebijakan
kegiatan bisnis yang dijalankan organisasi seperti menilai syarat infrastruktur fisik
dan sosial, kebijakan fiskal dan moneter, kebijakan perdagangan, kebijakan
investasi, kebijakan industri, dan lain sebagainya. Jadi investasi merupakan unsur
penting dalam membangun dan mengembangkan suatu daerah.
4. Audit
Pengaturan tentang audit keuangan negara telah diatur dalam salah satu pasal di
UUD 1945. tetapi dalam prakteknya masih terjadi benturan tentang kelembagaan
audit. Organisasi audit pemerintahan adalah organisasi pemerintahan yang
mempunyai rincian tugas untuk melakukan pemeriksaan praktek keuangan dan
kepatuhan hukum/prosedur dari berbagai organisasi pemerintahan. Ini artinya setiap
unit kerja dapat berubah menjadi lembaga auditor sewaktu-waktu. Hal ini kurang baik
dari sisi kompetensi profesional. Tetapi perjalanan birokrasi pemerintah lebih
ditentukan oleh hukum atau keputusan lembaga yang lebih tinggi, artinya faktor
politik masih sangat kental dalam penunjukan suatu lembaga auditor. Bidang audit
merupakan bidang yang dikembangkan sebagai prasarana pengendalian.
7
3.5 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka konseptual merupakan acuan dan juga dalam pengembangan dalam standar
akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Kerangka
konseptual yang dibahas akan terkait dengan proses perencanaan, penganggaran, pengadaan
barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta pertanggungjawaban.
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan merupakan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan dalam akuntansi pemerintahan untuk
kepentingan eksternal. Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan merumuskan konsep
yang mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi pemerintahan. Jika terjadi
pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan standar akuntansi
itu diuji menurut unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam jangka panjang, konflik
semacam itu diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi
di masa depan.
3.6 Tujuan dan Peranan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan disusun dengan berbagai tujuan, yaitu
acuan bagi:
a) Tim penyusun standar akuntansi keuangan pemerintahan dalam tugasnya.
b) Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktek akuntansi menurut prinsip
akuntansi yang secara lazim dan standar akuntansi keuangan pemerintahan.
c) Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
d) Para pemakai laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan
pemerintahan.
Kerangka konseptual ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan pemerintahan.
Revisi kerangka dasar bisa dilakukan dari waktu ke waktu, selaras dengan pengalaman
komite penyusunan standar akuntansi keuangan pemerintahan dalam penggunaan kerangka
dasar tersebut.
3.7 Ruang Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Pembahasan tentang kerangka konseptual akuntansi pemerintahan ini meliputi:
1. Perencanaan publik
2. Penganggaran publik
8
3. Realisasi anggaran publik
4. Pengadaan barang dan jasa publik
5. Pelaporan publik
6. Audit sektor publik
7. Pertanggungjawaban publik
Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan publik disusun dan
dilaksanakan. Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat menentukan keberhasilan
proses selanjutnya. Jadi, proses penganggaran yang baik dan berkualitas sangat menentukan
keberhasilan serta akuntabilitas program.
Sebagai tahap pelaksanaan dari hasil proses sebelumnya, dibutuhkan mekanisme
bagaimana agar proses realisasi anggaran dilaksanakan dengan baik dan berkualitas. Laporan
keuangan dan laporan kinerja organisasi pemerintahan disusun serta disajikan sekurang-
kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai.
Laporan keuangan pemerintahan dihasilkan dari proses pelaporan keuangan dalam
organisasi-organisasi pemerintahan. Kerangka konseptual juga akan membahas jalannya
proses dan pelaksanaan audit pemerintahan yang berkualitas. Audit yang berkualitas adalah
proses pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar yang berkualitas. Pertanggungjawaban
merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi pemerintahan dan juga tahap terakhir dari
penentuan ketercapaian atau tidak tercapainya kualitas program secara keseluruhan. Berikut
ini merupakan lingkup kerangka konseptual akuntansi pemerintahan pada organisasi
pemerintahan:
1. Pemerintah Pusat
Perencanaan Pemerintahan : musyawarah perencanaan pembangunan
(musrenbang) jangka panjang nasional, musrenbang jangka menegah nasional,
musrenbang penyusunan rencana kerja pemerintah.
Penganggaran Pemerintahan : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran,
penetaan anggaran.
Realisaasi Anggaran Pemerintahan : pelaksanaan anggran.
Pelaporan Keuangan Pemerintahan : proses pelaporan keuangan.
Audit Pemerintahan : mekanisme audit.
Pertangung jawaban Pemerintahan : penyampaina LPJ dan pertanggung
jawabannya.
2. Pemerintah Daerah
9
Perencanaan Pemerintahan : musyawarah perencanaan pembangunan
(musrenbang) jangka panjang daerah, musrenbang jangka menengah daerah,
musrenbang penyusunan rencana kerja pemerintah, musrenbang provinsi,
musrenbang kabupaten, musrenbang kecamatan, musrenbang Desa.
Penganggaran Pemerintahan : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran,
penetaan anggaran.
Realisaasi Anggaran Pemerintahan : pelaksanaan anggaran.
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahan : proses pengadaan barang dan jasa.
Pelaporan Keuangan Pemerintahan : proses pelaporan keuangan
Audit Pemerintahan : mekanisme audit.
Pertangung jawaban Pemerintahan : penyampaina LPJ dan pertanggung
jawabannya.
3. Partai Politik
Perencanaan Pemerintahan : musyawarah kerja tingkat pusat, musyawarah kerja
wilayah, musyawarah kerja derah, musyawarah kerja cabang, musyawarah kerja
ranting.
Penganggaran Pemerintahan : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran,
penetaan anggaran.
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahan : proses pengadaan barang dan jasa.
Penganggaran Pemerintahan : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran,
penetapan anggaran.
Realisaasi Anggaran Pemerintahan : pelaksanaan anggaran.
Pelporan Keuangan Pemerintahan : proses pelaporan keuangan.
Audit Pemerintahan : mekanisme audit.
Pertangung jawaban Pemerintahan : penyampaian LPJ dan pertanggung
jawabannya.
4. LSM
Perencanaan Pemerintahan : rapat kerja untuk menyusun perencanaan LSM.
Penganggaran Pemerintahan : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran,
penetapan anggaran.
Realisaasi Anggaran Pemerintahan : pelaksanaan anggaran.
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahan : proses pengadaan barang dan jasa.
Pelporan Keuangan Pemerintahan : proses pelaporan keuangan.
Audit Pemerintahan : mekanisme audit.
10
Pertangung jawaban Pemerintahan : penyampaian LPJ dan pertanggung
jawabannya.
5. Yayasan/Tempat Peribadatan
Perencanaan Pemerintahan : rapat kerja untuk menyusun perencanaan
yayasan/organisasi tempat peribadatan.
Penganggaran Pemerintahan : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran,
penetapan anggaran.
Realisasi Anggaran Pemerintahan : pelaksanaan anggaran.
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahan : proses pengadaan barang dan jasa.
Pelaporan Keuangan Pemerintahan : proses pelaporan keuangan.
Audit Pemeritahan : mekanisme audit.
Pertangung jawaban Pemerintahan : penyampaian LPJ dan pertanggung
jawabannya.
3.8 Asumsi Dasar Akuntansi Pemerintahan
1. Kebutuhan Masyarakat
Berdasarkan kodratnya, manusia mempunyai keinginan yang kuat untuk dapat
memenuhi segala harapan dalam hidupnya. Dalam era reformasi ini sekarang masyarakat
menuntut Pemerintah dan organisai pemerintahan lainnya untuk mengelola pelayanan
pemerintahan secara lebih transparan serta partisipatif agar pelayanan menjadi lebih efektif
dan akuntabilitas.
Kebutuhan masyarakat ini menjadi asumsi dasar bagi proses perencanaan, yang
merupakan “pintu” utama dari serangkaian proses dalam siklus akuntansi pemerintahan.
Berdasarkan kebutuhan masyarakat ini, perencanaan disusun oleh organisasi pemerintahan.
2. Alokasi Sumber Daya
Perencanaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hanya akan tercapai jika ada
sumber daya yang mendukungnya. Sumber daya yang dialokasikan akan menjadi “bahan
baku” bagi berjalannya perencanaan yang telah disusun. Pengalokasian sumber daya dapat
berupa sumber dana, sumber daya manusia, dan sumber daya alam.
Penggunaan sumber daya alam dapat dilakukan secara maksimal oleh pemerintah.
Sementara itu organisasi pemerintahan lainnya hanya terbatas pada sumber daya alam yang
menjadi milik organisasinya saja.
3. Ketaatan Hukum/Peraturan
11
Perangkat atau dasar hukum ini ditetapkan dalam rangka mengukur kebutuhan publik
dan alokasi sumber daya yang hendak dilakukan. Dengan kata lain proses pengukuran
kebutuhan dan alokasi sumber daya ini akan berjalan lancar serta efektif jika didukung oleh
regulasi yang memedai sehingga mendorong berlakunya praktek yang baik, tertib, dan
akuntabilitas. Dengan demikian proses perencanaan, penganggaran, pengadaan, barang dan
jasa, realisasi anggaran, pelaporan keuangan, audit, serta pertanggung jawaban publik yang
baik akan didukung dengan dasar hukum yang baik pula.
4. Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, basis pelaporan keuangan pemerintahan adalah dasar
akrual, dimana pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Dasar akrual telah menjadi aturan yang harus dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan
mengaplikasikannya dalam proses organisasi pemerintahan, sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai.
5. Kelangsungan Usaha atau Organisasi
Demi kelangsungan hidupnya, organisasi menetapkan dasar-dasar hukum atau aturan
organisasi sebagai pedoman dalam menjalankan organisasi pemerintahan tersebut. Organisasi
pemerintahan juga harus memenuhi tuntutan-tuntutan di dalam dasar hukum agar proses
berjalan seperti yang dikehendaki. Dengan dilaksanakannya dasar hukum, organisasi dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya sesuai visi dan misi organisasi pemerintahan.
6. Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas kinerja merupakan suatu proses yang menentukan penilaian
keberhasilan sebuah organisasi pemerintahan dalam mencapai tujuanya. Organisasi
diwajibkan secara hukum untuk memenuhi akuntabilitas organisasinya dengan kinerja yang
diperolehnya. Kinerja organisasi dapat diraih dengan mengefektifkan dan mengefesienkan
hasil dari proses organisasi yakni perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan
barang dan jasa, pelaporan keuangan, audit serta pertanggungjawaban publik.
3.9 Karakteristik Kualitatif Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Karakteristik kualitatif adalah ciri khusus dari sebuah mutu. Jika diimplementasikan
pada akuntansi pemerintahan, karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik adalah ciri khas
12
informasi akuntansi dalam organisasi pemerintahan yang berkontribusi pada penentuan
kualitas produk setiap unsur akuntansi pemerintahan.
1. Relevan
Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan
pengelola organisasi, dengan mengubah atau menginformasi harapan mereka tentang hasil,
atau konsekuensi tindakan atau kejadian.
Dalam konsep kerangka konseptual akuntansi, informasi yang relevan dapat
membantu investor, kreditor, dan pengguna lainya untuk mengevaluasi kondoisi masa lalu,
saat ini dan masa depan atau untuk menginformasikan dan mengoreksi nilai umpan
balik/feedback agar relevan.
2. Keandalan dan Reliabilitas
Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan para
peggunanya. Keandalan akan membedakan pengguna satu dengan pengguna yang lainnya
tergantung pada keluasan pengetahuan tentang aturan yang digunakan untuk mempersiapkan
informasi. Dengan kata lain, di antara pengguna yang berbeda, informasi dengan derajat
keandalan yang berbeda akan ditemukan. Dalam konteks kerangka konseptual, agar menjadi
andal informasi harus dapat diuji, netral, dan disajikan dengan jujur.
3. Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Pertimbangan biaya dan memanfaat dikenal dengan keterbatasan parpasif. Informasi
akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang diperoleh dari informasi tersebut melebihi
biayanya. Oleh karenanya, sebelum mempersiapkan dan mendeseminasikan informasi
keuangan, manfaat serta biaya penyiapan informasi itu harus dibandingkan.
4. Materialitas
Pada dasarnnya materialitas adalah pertimbangan yang harus diberikan atau tidak
tentang informasi yang signifikan dan berdampak besar terhadap keputusan yang diambil.
Karakteristik kualitatif akuntansi pemerintahan. Pada posisi paling bawah, hal itu disebut
dengan ”perwujudan” yang terdiri dari regulasi dan pelaporan. Regulasi merupakan pedoman
bagi seluruh proses pengelolaan suatu organisasi yang merupakan batas-batas pekerjaan
organisasi. Sedangkan pelaporan merupakan instrumen akuntabilitas dari kegiatan organisasi.
Setelah itu ”operasional” yang merupakan sebuah tahapan dimana transaksi-transaksi
pemerintahan dilakukan. Transaksi dilakukan dengan regulasi yang ada dan dilaporkan sesuai
standar pelaporan organisasi.
Diatasnya lagi ada ”pokok-pokok” yang berisi unsur akuntansi pemerintahan dan
karakteristik kualitatif. Setelah unsur-unsur akuntansi pemerintahan beserta transaksinya
13
dapat memenuhi karakteristik kualitatif yang ada, tujuan organisasi dan tujuan kesejahteraan
masyarakat berada diatas segala-galanya.
5. Kualitas Perencanaan Publik
Pada tahap perencanaan, biasanya akan tercipta dokumen perencanaan yang sangat
penting dan menentukan dalam menghasilkan outcome. Jadi, melalui sistem kualitas
perencanaan diharapkan dapat dihasilkan outcome yang berkualitas. Yang dimaksud dengan
kualitas perencanaan adalah sebuah prosedur yang mendefinisikan kualitas terkait dengan
tugas ketika proyek baru mulai digarap untuk memenuhi kualitas yang disyaratkan. Agar
perencanaan efektif, ada banyak hal yang sering kali menjadi halangan seperti:
Kegagalan manajemen dalam memahami sistem yang tengah terjadi di sekitar area
organisasi.
Kurangnya dukungan manajemen terhadap sistem perencanaan. Pimpinan kurang
mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan.
Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam proses manajemen.
Outcome dari proses perencanaan pemerintahan adalah dokumen perencanaan yang
mayoritas terbagi menjadi dokumen perencanaan jangka pendek (satu tahun), dokumen
perencanaan jangka menengah (lima tahun) , dan dokumen perencanaan jangka panjang (dua
puluh lima tahun).
6. Kualitas Penganggaran Publik
Salah satu permasalahan utama dalam penyusunan kualitas anggaran adalah
pemikiran manajemen yang tidak mempunyai nilai tambah bagi kualitas organisasi.
Manajemen tidak mempertimbangkan permasalahan organisasi yang ada jika tidak ada
kualitas anggaran. Penyelenggaraan kegiatan organisasi pemerintahan yang menjadi
kewenangan organisasi pemerintahan didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan
belanja organisasi. Penyusunan anggaran dapat dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan
berikut:
Berdasarkan program.
Berdasarkan pusat pertanggungjawaban, pusat biaya, pusat laba, dan pusat
investasi.
Sebagai alat perencanaan dan pengendalian.
Sebagai alat motivasi kinerja karyawan.
7. Kualitas Realisasi Anggaran Publik
Tujuan proses realisasi anggaran adalah mengembangkan produk dan layanan yang
harus diberikan kepada publik. Kesimpulan hasil realisasi anggaran diperoleh pada saat
14
produk organisasi telah secara tuntas dikembangkan/dibangun, diuji, diterima, dilaksanakan,
dan dialihkan menjadi kinerja organisasi pemerintahan. Pada saat itu, proses pencatatan
dilaksanakan secara akurat. Kualitas realisasi anggaran merupakan hasil pencapaian kinerja
organisasi.
Unsur-unsur dalam pengelolaan berbasis kegiatan yang dapat menjadi penentu
kualitas pelaksanaan realisasi anggaran publik adalah sebagai berikut:
Pengembangan kasus usaha
Menentukan prioritas
Menyediakan pembenaran biaya
Menemukan manfaat
Mengukur kinerja untuk perbaikan yang sedang berlangsung
Dua karakteristik kualitatif dari kualitas output realisasi anggaran publik, yaitu dapat
dipahami dan terandalkan.
8. Kualitas Pengadaan Barang dan Jasa
Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang dan jasa dengan total
biaya kepemilikan yang paling masuk akal dalam kuantitas dan kualitas yang benar, pada
waktu yang tepat dan dari sumber yang tepat untuk memperoleh manfaat secara langsung.
Tahapan pengadaan barang dan jasa:
Pengumpulan informasi
Hubungan penyedia
Review latar belakang
Negosiasi
Pemenuhan
Konsumsi, pemeliharaan, dan penyelesain
Pembaharuan
9. Kualitas Pelaporan Akuntansi Pemerintahan
Outcome pelaporan akuntansi pemerintahan:
1. Laporan posisi keuangan (neraca)
2. Laporan kinerja keuangan
3. Laporan perubahan aktiva
4. Laporan arus kas
5. Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan
10. Kualitas Audit Pemerintahan
15
Ditujukkan untuk menguji efektifitas sistem pengelolaan kualitas. Outcome audit
akuntansi pemerintahan:
1. Pendekatan yang diambil oleh manajemen.
2. Kontribusi yang dibuat oleh komite audit.
3. Peran ”shareholder” dan komentator.
4. Peran orang yang mengajukan perkara.
5. Pendekatan regulasi.
6. Tekanan yang disebabkan rezim akuntansi pelaporan.
11. Kualitas Pertanggungjawaban Publik
Laporan pertanggungjawaban tahunan mencerminkan misi utama organisasi. Inisiatif
utama untuk membawa misi dan kinerja pelaksanaan yang menjadi tanggungjawabnya.
Outcome pertanggungjawaban publik:
1. Mempersiapkan dan menyusun rencana strategik.
2. Merumuskan visi, misi, faktor-faktor kunci keberhasilan, tujuan,sasaran, strategi
organisasi pemerintahan.
3. Merumuskan indikator kinerja organisasi pemerintahan dengan berpedoman pada
kegiatan yang dominan, menjadi isu global dan kritis bagi pencapaian visi dan
misi organisasi pemerintahan.
4. Memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dengan seksama.
5. Mengukur pencapaian kerja.
Karakteristik kualitatif kualitas output pertanggungjawaban publik:
a. Dapat dipahami
b. Relevan
3.10 Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Pemerintahan
Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut, baik dalam kata-kata maupun
jumlah uang. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika:
1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam organisasi pemerintahan.
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan pemerintahan ke dalam laporan posisi keuangan dan laporan
kinerja keuangan. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan untuk derajat
kombinasi yang juga berbeda dalam laporan keuangan pemerintahan. Suatu pos dapat
16
dianggap memenuhi persyaratan pengakuan di masa depan sebagai akibat dari peristiwa atau
keadaan yang terjadi kemudian.
Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan untuk derajat kombinasi yang
juga berbada dalam laporan keuangan pemerintahan. Berbagai dasar pengakuan tersebut
adalah:
1. Biaya Historis (historical cost)
2. Biaya Saat ini (current cost)
3. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/sattlement value)
4. Nilai sekarang (present value)
BAB IV
PERBANDINGAN ANTARA TEORI DAN HUKUM
Dalam UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 1 angka 13, 14, 15, dan
16, dapat dilihat bahwa definisi pendapatan dan belanja negara/daerah berbasis akrual karena
disana disebutkan bahwa :Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah pusat/daerah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dan Belanja negara/daerah adalah kewajiban
pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Namun kita
diperkenankan untuk transisi karena saat itu praktik yang ada adalah dengan menggunakan
basis kas, dimana pendapatan dan belanja diakui saat uang masuk/keluar ke/dari kas umum
negara/daerah. Dispensasi ini tercantum dalam Pasal 36 ayat 1 UU 17 Tahun 2003 yang
intinya ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis
akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun, artinya sampai dengan tahun
2008. Untuk masa transisi itulah PP 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
terbit, dimana kita memakai basis Kas Menuju Akrual (Laporan Realisasi Anggaran
berdasarkan basis kas, Neraca berdasarkan basis Akrual). Dalam pelaksanaan PP 24 Tahun
2005 tersebut hingga Laporan Keuangan Pemerintah tahun 2008 selesai diaudit di tahun
2009, ternyata opini yang didapat pemerintah saat itu masih menyedihkan. Untuk itulah,
Pemerintah akhirnya berkonsultasi dengan Pimpinan DPR, dan disepakati bahwa basis akrual
akan dilaksanakan secara penuh mulai tahun 2014.
Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
sebagai pengganti PP 24 tahun 2005. Diharapkan setelah PP ini terbit maka akan diikuti
dengan aturan-aturan pelaksanaannya baik berupa Peraturan Menteri Keuangan untuk
pemerintah pusat maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk pemerintah daerah. Ada
17
yang berbeda antara PP 71 tahun 2010 ini dengan PP-PP lain. Dalam PP 71 tahun 2010
terdapat 2 buah lampiran. Lampiran I merupakan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis
Akrual yang akan dilaksanakan selambat-lambatnya mulai tahun 2014, sedangkan Lampiran
II merupakan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Kas Menuju Akrual yang hanya
berlaku hingga tahun 2014. Lampiran I berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera
diterapkan oleh setiap entitas (strategi pentahapan pemberlakuan akan ditetapkan lebih lanjut
oleh Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri), sedangkan Lampiran II berlaku selama
masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual. Dengan
kata lain, Lampiran II merupakan lampiran yang memuat kembali seluruh aturan yang ada
pada PP 24 tahun 2005 tanpa perubahan sedikit pun.
Perbedaan mendasar dari sisi jenis laporan keuangan antara Lampiran I dan Lampiran
II adalah sebagai berikut:
Lampiran I
Laporan Anggaran (Budgetary Reports): Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Keuangan (Financial Reports): Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan
Lampiran II
Laporan terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan
Dengan perbedaan jenis Laporan Keuangan yang akan dihasilkan, otomatis penjelasan
pada setiap Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang terkait dengan masing-
masing Laporan Keuangan akan mengalami perubahan.
Perbedaan daftar isi pada Lampiran I dan Lampiran II adalah sebagai berikut:
Lampiran I
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):
o PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
o PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas;
o PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
o PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
o PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
18
o PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
o PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
o PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
o PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
o PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak
Dilanjutkan;
o PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian.
o PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.
Lampiran II
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):
o PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
o PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;
o PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
o PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
o PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
o PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
o PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
o PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
o PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
o PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa;
o PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
Kedua daftar isi hampir serupa karena memang kebijakan yang diambil oleh Komite
Standar Akuntansi Pemerintah saat mengembangkan Standar Akuntansi Pemerintahan
berbasis akrual ini adalah dengan beranjak dari PP 24 tahun 2005 yang kemudian dilakukan
penyesuaian-penyesuaian terhadap PP 24 tahun 2005 itu sendiri. Dengan strategi ini
diharapkan pembaca PP 71 tahun 2010 nantinya tidak mengalami kebingungan atas
perubahan-perubahan tersebut karena lebih mudah memahami perubahannya dibandingkan
jika langsung beranjak dari penyesuaian atas International Public Sector of Accounting
Standards (IPSAS) yang diacu oleh KSAP.
19
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Akuntansi pemerintahan tidak terlepas dari pengertian akuntansi secara umum.
Akuntansi didefinisikan sebagai aktivitas pemberian jasa (service activity) untuk
menyediakan informasi keuangan kepada para pengguna (users) dalam rangka pengambilan
keputusan.
Akuntansi pemerintahan dapat didefinisikan menjadi suatu aktivitas pemberian jasa
untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan,
pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah serta penafsiran atas
informasi keuangan tersebut.
Perkembangan akuntansi pemerintahan tidaklah secepat akuntansi bisnis. Salah satu
penyebabnya adalah karakteristiknya yang tidak banyak mengalami perubahan. Akan tetapi,
akhir-akhir ini tuntutan masyarakat menjadikan penting akuntansi pemerintahan. Semakin
besarnya dana yang dikelola oleh pemerintah, semakin besar pula tuntutan akuntabilitas
keuangan yang semakin baik.
Sasaran pemerintah sebagai salah satu bentuk organisasi pemerintahan berbeda
dengan organisasi bisnis. Di dalam Manajeman Keuangan (Financial Management),
organisasi bisnis bertujuan meningkatkan nilai perusahaan (value maximization) dengan
meningkatkan laba dan arus kas hasil operasi (cash operating income) secara berkelanjutan
(sustainable). Adapun pemerintah memiliki tujuan secara umum untuk mensejahterakan
rakyat. Meskipun ada perbedaan antara tujuan akuntansi pemerintahan dengan akuntansi
bisnis namun secara khusus memiliki tujuan yang sama yaitu :
1. Akuntabilitas
2. Manajerial; dan
3. Pengawasan
Kerangka konseptual pada akuntansi pemerintahan sangatlah penting. Dikarenakan
akuntansi pemerintahan memiliki banyak lingkup maka sebelumnya perlu untuk di
rencanakan dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya kerangka konseptual akuntansi
pemerintahan maka kita dapat merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
pelaksanaan siklus akuntansi pemerintahan.
Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan pemerintahan disusun
dan dilaksanakan. Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat menentukan
21
keberhasilan proses selanjutnya. Jadi, proses penganggaran yang baik dan berkualitas sangat
menentukan keberhasilan serta akuntabilitas program.
Sebagai tahap pelaksanaan dari hasil proses sebelumnya, dibutuhkan mekanisme
bagaimana agar proses realisasi anggaran dilaksanakan dengan baik dan berkualitas. Laporan
keuangan dan laporan kinerja organisasi pemerintahan disusun serta disajikan sekurang-
kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai.
Kerangka konseptual ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan pemerintahan.
Revisi kerangka dasar bisa dilakukan dari waktu ke waktu, selaras dengan pengalaman
komite penyusunan standar akuntansi keuangan pemerintahan dalam penggunaan kerangka
dasar tersebut.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://keuanganlsm.com/pp-71-tahun-2010-standar-akuntansi-pemeritahan-
berbasis-akrual/
http://www.ksap.org/sap/standar-akuntansi-pemerintahan/
http://fafaahmad.wordpress.com/2011/05/15/pp-no-71-tahun-2010-tentang-
standar-akuntansi-pemerintahan/
http://abusyadza.wordpress.com/2008/05/07/gambaran-umum-sistem-
akuntansi-pemerintah-pusat/
23