gambaran umum sai.doc

36
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI Bab II ini menguraikan secara ringkas Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP). Pemahaman komprehensif tentang SAI merupakan modal yang harus dimiliki oleh pelaksana pendampingan penyusunan laporan keuangan. A. KETENTUAN UMUM Setiap instansi, Kementerian/Lembaga, wajib menyelenggarakan SAI sebagai pengguna anggaran. SAI dan Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA BUN) merupakan elemen dari SAPP, yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan. SAPP ditetapkan sebagai serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran hingga pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat. SiAP sendiri adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran hingga pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. SAI berlaku untuk seluruh unit organisasi Pemerintah Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan serta pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan. Tidak termasuk dalam ruang lingkup SAI penyelenggaraan sistem akuntansi di (1) Pemerintah Daerah (sumber dananya berasal dari APBD), (2) BUMN/BUMD, dan (3) Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah. 1. PEMETAAN ANTAR SUB SISTEM DALAM SAPP Sebagaimana diungkapkan di muka, SAPP terdiri dari SA-BUN yang dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dan SAI yang dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga, sebagimana pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Kerangka Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) 1

Upload: anzas-rustamaji-pratama

Post on 22-Oct-2015

48 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

SAI

TRANSCRIPT

Page 1: Gambaran Umum SAI.doc

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI

Bab II ini menguraikan secara ringkas Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP). Pemahaman komprehensif tentang SAI merupakan modal yang harus dimiliki oleh pelaksana pendampingan penyusunan laporan keuangan.

A. KETENTUAN UMUM

Setiap instansi, Kementerian/Lembaga, wajib menyelenggarakan SAI sebagai pengguna anggaran. SAI dan Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA BUN) merupakan elemen dari SAPP, yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan. SAPP ditetapkan sebagai serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran hingga pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat. SiAP sendiri adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran hingga pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

SAI berlaku untuk seluruh unit organisasi Pemerintah Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan serta pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan. Tidak termasuk dalam ruang lingkup SAI penyelenggaraan sistem akuntansi di (1) Pemerintah Daerah (sumber dananya berasal dari APBD), (2) BUMN/BUMD, dan (3) Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah.

1. PEMETAAN ANTAR SUB SISTEM DALAM SAPP

Sebagaimana diungkapkan di muka, SAPP terdiri dari SA-BUN yang dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dan SAI yang dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga, sebagimana pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)

1

Page 2: Gambaran Umum SAI.doc

1. Pemetaan SA-BUN

SA-BUN dilaksanakan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) dan terdiri dari:

SiAP, terdiri dari SAKUN dan SAU

SAKUN menghasilkan Laporan Arus Kas (LAK) dan Neraca KUN, sedangkan SAU mengasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca SAU. SiAP dilaksanakan oleh KPPN, Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Direktorat Pengelolaan Kas Negara.

SA-UP&H

SA-UP & H menghasilkan Laporan realisasi Penerimaan Hibah, pembayaran bunga utang, Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan, serta Neraca dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang selaku UAPBUN.

SA-IP

SA-IP menghasilkan LRA dan Neraca dan dilaksanakan oleh unit yang menjalankan fungsi penatausahaan dan pelaporan investasi pemerintah (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara).

SA-PP

SA-PP menghasilkan LRA dan Neraca dan dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman.

Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD)

SA-TD menghasilkan LRA dan Neraca dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.

Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Perhitungan dan Pembiayaan (SA-BAPP).

Sistem Akuntansi Transaksi Khusus (SA-TK).

Sistem Akuntansi Badan Lainnya (SA-BL)

SA-BL menghasilkan LRA dan Neraca atas transaksi badan lainnya dan dilaksanakan oleh unit-unit eselon I di lingkup Kementerian Keuangan.

2. Pemetaan SAISAI yang dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga memproses transaksi keuangan baik arus uang maupun barang. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK), Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi (SIMAK) Barang Milik Negara dan Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (SA-BAPP).

a. SAK terdiri dari:

1) Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SA-UAKPA);

2

Page 3: Gambaran Umum SAI.doc

2) Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (SA-UAPPA-W);

3) Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (SA-UAPPA-E1); dan

4) Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (SA-UAPA).

b. SIMAK-BMN terdiri dari:

1) SIMAK-BMN Pengguna Barang

SIMAK-BMN Pengguna Barang merupakan sistem akuntansi BMN pada tingkat kementerian negara/lembaga (pengguna barang), penanggungjawabnya adalah Menteri/Pimpinan Lembaga. UAPB membawahi UAPPB-E1.

2) SIMAK-BMN Pembantu Penguasa Barang

SIMAK-BMN Pembantu Penguasa Barang merupakan sistem akuntansi BMN pada tingkat eselon I, penanggungjawabnya adalah pejabat eselon I. UAPPB-E1 membawahi UAPPB-W dan UAKPB.

3) SIMAK-BMN Pembantu Penguasa Barang Wilayah

SIMAK-BMN Pembantu Penguasa Barang Wilayah merupakan sistem akuntansi BMN pada tingkat kantor wilayah atau unit kerja lain di wilayah yang ditetapkan sebagai UAPPB-W, penanggungjawabnya adalah Kepala Kantor Wilayah atau Kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPB-W. UAPPB-W membawahi UAKPB. Untuk UAPPB-W Dekonsentrasi penanggungjawabnya adalah Gubernur sedangkan untuk UAPPB-W Tugas Pembantuan penanggungjawabnya adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.

4) SIMAK-BMN Kuasa Pengguna Barang

SIMAK-BMN Kuasa Pengguna Barang merupakan sistem akuntansi BMN pada tingkat satuan kerja (kuasa pengguna barang) yang memiliki wewenang mengurus dan atau menggunakan BMN serta menguasai anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penanggungjawabnya adalah Kepala Kantor/Kepala Satuan Kerja. Untuk SAKPB Dekonsentrasi /Tugas Pembantuan penanggungjawabnya adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

c. SA-BAPP (Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan)

SA-BAPP merupakan serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan

3

Page 4: Gambaran Umum SAI.doc

dan operasi keuangan atas transaksi keuangan pusat pada Kementerian Negara/Lembaga dan Menteri Keuangan selaku Pengguna Anggaran APP. Transaksi keuangan pusat adalah transaksi keuangan yang dilakukan oleh BUN yang merupakan kewajiban pemerintah atas suatu kegiatan dan tidak dilakukan pada Kementerian Negara/ Lembaga seperti : Belanja Subsidi Belanja Transfer Lainnya Belanja Lain-lain Transfer kepada Pemerintah Daerah Pengelolaan Utang Belanja Penerusan Pinjaman Belanja Penyertaan Modal Negara Belanja Penerusan Pinjaman sebagai Hibah Belanja Penerusan Hibah Transaksi Khusus.

3. Pemetaan Unit Akuntansi InstansiSAI melakukan pemrosesan data untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam pelaksanaan SAI, kementerian negara/lembaga membentuk unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang.

Unit Akuntansi Keuangan terdiri dari:

a. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA);

b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran - Eselon1 (UAPPA-E1);

c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran - Wilayah (UAPPA-W);

d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) ;

Unit Akuntansi Barang terdiri dari:

a. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB);

b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang – Eselon1 (UAPPB-E1);

c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang – Wilayah (UAPPB-W);

d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB).

B. REFERENSI UTAMA

Ketentuan yang menjadi referensi tentang penyelenggaraan SAPP berikut wajib dipahami oleh para pelaksana pendampingan. Referensi ini bisa berubah sesuai perkembangan

1. Peraturan Pemerintah No 24 /2005

Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan ini merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 32 ayat (2) yang menyatakan bahwa standar akuntansi pemerintahan disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan.

Standar akuntansi pemerintahan dimaksud dibutuhkan dalam rangka penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan yang setidaktidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

4

Page 5: Gambaran Umum SAI.doc

Peraturan Pemerintah ini juga merupakan pelaksanaan Pasal 184 ayat (1) dan (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian. SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.

2. Peraturan Menteri Keuangan 171/2007

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 (Permenkeu 171/2007) tanggal 27 Desember 2007 merupakan pengganti dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tanggal 20 Juli 2005 (Permenkeu 59/2005) telah mengatur Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Sebagai aturan pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Permenkeu 171/2007 antara lain menyebutkan SAPP merupakan sistem yang digunakan untuk menghasilkan Laporan keuangan Pemerintah Pusat yang terdiri dari Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). SA-BUN memroses data transaksi Utang Pemerintah, Investasi Pemerintah, Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan, Kas Umum Negara, dan Akuntansi Umum. SAI memproses data transaksi keuangan, barang, dan transaksi lain yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga.

Demikian juga pada Pasal 18 antara lain menyatakan bahwa Setiap Kementerian Negara/Lembaga Wajib menyelenggarakan SAI untuk menghasilkan laporan keuangan. SAI terdiri dari SAK, SIMAK-BMN, dan SA-BAPP

Dalam rangka mewujudkan LKPP yang harus memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka dibuat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/2007 yang mengatur suatu mekanisme dan peraturan yang mengatur tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat ini memberi petunjuk umum dalam menyelenggarakan:

1. Akuntansi Pusat pada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan pelaporan Keuangan, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

2. Akuntansi Instansi pada tingkat Satuan Kerja, Wilayah, Eselon-I, Kantor Pusat Kementerian Negara/Lembaga, dan Satuan Kerja

5

Page 6: Gambaran Umum SAI.doc

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan, serta Koordinator Wilayah Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

Permenkeu 171/2007 ini juga mengatur tentang:

1. Jenis dan Periode Pelaporan;

2. Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan;

3. Verifikasi dan Rekonsiliasi;

4. Waktu Penyampaian Laporan Keuangan;

5. Lain-lain Pendukung Laporan Keuangan;

6. Isi Catatan atas Laporan Keuangan;

7. Pos-pos Laporan Keuangan;

8. Sistematika Isi Laporan Keuangan; dan

9. Rincian Laporan Keuangan;

3. Peraturan Menteri Keuangan 91/2007Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.05/2007 (Permenkeu 91/2007) tanggal 30 Agustus 2007 tentang Bagan Akun Standar merupakan pedoman untuk menetapkan bagan akun standar. Permenkeu 91/2007 antara lain meliputi kode dan uraian fungsi/sub fungsi/program, kegiatan/sub kegiatan, bagian anggaran/unit/satuan kerja, dan kode perkiraan/akun. Bagan akun standar digunakan sebagai pedoman oleh setiap Kementerian Negara/Lembaga untuk menyusun dan penalaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan pelaporan keuangan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat mulai tahun anggaran 2008.

4. Perdirjen PBN 51/2008

Tatacara penyusunan Laporan Keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga diatur dengan Peraturan Direktorat Jenderal Perbendahaan Negara (Dirjen PBN). Perdirjen ini berfungsi sebagai petunjuk teknis lebih lanjut dari penyelenggaraan SAPP yang ditetapkan dalam Permenkeu 171/2007.

Petunjuk teknis pelaksanaan dalam Perdirjen PBN ini antara lain menyatakan bahwa penyelenggaraan akuntansi yang dimaksud digunakan untuk keperluan pertanggungjawaban keuangan kementerian negara/lembaga berupa Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan Layanan Umum pada kementerian negara/lembaga masing-masing, Pernyataan Telah Direviu oleh aparat pengawasan intern serta Pernyataan Tanggung jawab yang ditandatangani oleh pimpinan kementerian negara/lembaga sebagai penanggung jawab pengguna anggaran.

6

Page 7: Gambaran Umum SAI.doc

5. Perdirjen 01/ PB/2005

Proses akuntansi dimulai dari dokumen sumber sampai menghasilkan suatu laporan keuangan. Dalam pelaksanaan proses akuntansi tersebut perlu dilakukan penjurnalan terhadap masing masing transaksi keuangan yang dilakukan. Perdirjen 01/ PB/2005 tentang Pedoman Jurnal Standar Posting Rules pada Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat akan membahas secara detail mengenai Jurnal Standar yang dipergunakan dalam memproses transaksi-transaksi keuangan dimaksud. Jurnal Standar dikelompokkan menjadi lima kelompok besar yaitu :

a. Jurnal standar APBN.b. Jurnal standar DIPA.c. Jurnal standar Saldo Awal.d. Jurnal standar Realisasi.e. Jurnal standar Penutup.

Masing masing Jurnal Standar akan dikelompokkan lagi kedalam Jurnal Standar untuk Sistem Akuntansi Instansi (SAI), Sistem Akuntansi Umum (SAU) dan Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN).

6. Peraturan, pedoman, dan ketentuan lainnya

Peraturan, pedoman, dan ketentuan lainnya yang relevan menjadi referensi dalam penatausahaan keuangan negara, yaitu:

a. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah 01 – 07,

b. Permenkeu Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara,

c. Peraturan Menteri Keuangan No. 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara,

d. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. 002 Tahun 2007 tentang Akuntansi Piutang PNBP,

e. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. 038 tahun 2006 tentang Akuntansi KDP,

f. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. 040 Tahun 2006 tentang Akuntansi Persediaan,

g. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. 069 Tahun 2006 tentang Koreksi Kesalahan.

C. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

Sebagaimana disebut di muka, SAI merupakan bagian dari SAPP. SAI sendiri terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK), Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) dan Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (SA-BAPP). Sub bab ini akan menguraikan khusus tentang SAK yang terdiri dari unit

7

Page 8: Gambaran Umum SAI.doc

akuntansi, transaksi keuangan dan perkiraan analitiknya, dokumen sumber, proses akuntansi, output dan laporan Sistem Akuntansi Keuangan.

1. Unit Akuntansi Keuangan (Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran)

Untuk melaksanakan SAI, kementerian negara/lembaga membentuk unit akuntansi instansi sesuai dengan hirarki organisasi. Unit Akuntansi Instansi (UAI) terdiri dari Unit Akuntansi Keuangan (UAK) dan Unit Akuntansi Barang (UAB) (dapat dilihat di atas).

UAKPA dilaksanakan pada Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan—baik Pusat, Daerah, maupun Satuan Kerja Perangkat Daerah—yang menggunakan dana yang bersumber dari APBN. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah unit akuntansi pada tingkat Satuan Kerja sebagai entitas akuntansi. Secara definisi, satuan kerja adalah kuasa pengguna anggaran/pengguna barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada kementerian Negara/lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis KPA dalam Sistem

Akuntansi Instansi yaitu :- KPA-Kantor Pusat (KP). KPA ini merupakan bagian dari

Kementerian Negara/Lembaga yang secara langsung berada di bawah salah satu eselon 1 pada Kementerian Negara/Lembaga. Penetapan sebagai kantor pusat ditandakan dengan pencantuman kode KP pada Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satuan kerja yang bersangkutan.

- KPA-Kantor Daerah (KD). KPA ini merupakan bagian dari Kementerian Negara/Lembaga yang secara langsung maupun tidak langsung (berada di bawah suatu Kantor Wilayah) berada di bawah salah satu eselon 1 pada Kementerian Negara/Lembaga dan berkedudukan di daerah. Penetapan sebagai kantor daerah ditandakan dengan pencantuman kode KD pada Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satuan kerja yang bersangkutan.

- KPA-Dekonsentrasi (DK). KPA ini merupakan satuan kerja perangkat daerah yang ditetapkan sebagai pengguna APBN atas usulan Gubernur dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi. Penetapan sebagai KPA dekonsentrasi berdasarkan surat keputusan Gubernur sebagai pelaksana dekonsentrasi dan ditandakan dengan pencantuman kode DK pada Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satuan kerja yang bersangkutan.

- KPA-Tugas Pembantuan (TP). KPA ini merupakan unit pemerintah daerah yang ditetapkan sebagai pengguna APBN dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan. Penetapan sebagai KPA tugas pembantuan berdasarkan surat keputusan Gubernur/Walikota/ Bupati/Kepala Desa sebagai pelaksana tugas pembantuan dan ditandakan dengan pencantuman kode TP pada Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satuan kerja yang bersangkutan.

Sebagai KPA, satuan kerja melaksanakan sistem akuntansi keuangan dalam rangka menghasilkan laporan keuangan lingkup satuan kerja

8

Page 9: Gambaran Umum SAI.doc

yang bersangkutan sehubungan dengan alokasi anggaran yang diamanatkan kepada satuan kerja yang bersangkutan.

1) Transaksi Keuangan dan Perkiraan TerkaitTransaksi keuangan yang timbul dalam siklus akuntansi keuangan dimulai sejak diterimanya DIPA pada awal tahun (1 Januari) s.d. akhir tahun (31 Desember). Jenis-jenis transaksi serta perkiraan terkaitnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2-1 Transaksi Keuangan dan Perkiraan TerkaitNo

Transaksi Perkiraan Terkait

1. Saldo awal aset - Aset (1….)- Ekuitas Dana (3….)

2. Anggaran (DIPA) - Estimasi pendapatan (42….)- Utang dari KUN (212511)- Piutang dari KPPN (113912)- Allotmen belanja (5….)

3a Realisasi Pendapatan dan Pengembalian Pendapatan

- Utang kepada KUN (212511)- Pendapatan …. (4231..)- Pengembalian pendapatan …. (4235..)

3b Realisasi Belanja dan Pengembalian Belanja

- Belanja (5….)- Piutang dari KUN- Aset tetap sebelum disesuaikan (13….)- Diinvestasikan dalam aset tetap

3c Uang persediaan - Kas di Bendahara pembayar (11…)- Uang muka dari KPPN (21….)

4 Koreksi penyesuaian

Disesuaikan dengan jenis koreksi

5 Penutup - Estimasi pendapatan yang dialokasikan, - Pendapatan- Allotment Belanja (5....), - Belanja- Utang kepada KUN- Piutang dari KPPN- Estimasi penerimaan pembiayaan- Allotment pengeluaran pembiayaan

2) Dokumen SumberDokumen sumber yang digunakan di tingkat satuan kerja (UA KPA) untuk menyelenggarakan akuntansi adalah :

a. Dokumen Estimasi Pendapatan sebagaimana terdapat dalam Lampiran RKA-K/L formulir 4.2 (uraian anggaran pendapatan per MAP)

b. Dokumen pelaksanaan anggaran :

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Revisi DIPA,

9

Page 10: Gambaran Umum SAI.doc

DIPA Luncuran, Revisi DIPA Luncuran, Surat Keputusan Otorisasi (SKO), Revisi SKO, Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) atau RKA-K/L Formulir

1.5, Revisi POK atau RKA-K/L Formulir 1.5, Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA), Dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan.

c. Dokumen penerimaan anggaran

Estimasi Pendapatan yang dialokasikan: (DIPA PNBP, tidak termasuk estimasi Pengembalian Belanja dan Pembetulan Pembukuan);

Surat Setoran Pajak (SSP) atau Laporan Penerimaan Pajak (LP2) bulanan atau Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3), - Surat Setoran Bea Cukai (SSBC) atau Daftar Penerimaan Bea Cukai,

Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB), Surat Tanda Setoran (STS), Dokumen penerimaan lain nya yang dipersamakan.

d. Dokumen pengeluaran anggaran :

Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), Surat Perintah Pengesahan dan Pembukuan (SP3), Dokumen pengeluaran anggaran lainnya yang dipersamakan.

e. Dokumen Piutang

f. Dokumen Persediaan, termasuk hasil stock opname

g. Dokumen Konstruksi dalam Pengerjaan

h. Dokumen lainnya.

3) Proses AkuntansiUAKPA melakukan pemprosesan data mulai dari perekaman dokumen sumber, baik penerimaan maupun pengeluaran APBN. Kemudian melakukan proses posting untuk menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca. LRA, Neraca, dan ADK disampaikan UAKPA kepada KPPN selambat-lambatnya tanggal 7 bulan berikutnya sebagai bahan rekonsiliasi data dan pengawasan atas ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah batas waktu penyampaian laporan keuangan ke KPPN, UAKPA menyampaikan laporan keuangan yang telah direkonsiliasi ke UAPPA-W/UAPPA-E1 beserta ADK dan Berita Acara Rekonsiliasi.

Proses yang dilakukan oleh petugas akuntansi keuangan meliputi:

(1) Menerima dan memverifikasi dokumen sumber. Tugas ini dilaksanakan guna menjamin bahwa dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan adalah dokumen yang sah dan memiliki elemen-elemen data yang jelas sehingga tidak menimbulkan interpretasi ganda sebagai dasar perekaman.

10

Page 11: Gambaran Umum SAI.doc

(2) Merekam dokumen sumber. Perekaman dokumen sumber harus sesuai dengan data yang sebelumnya telah diverifikasi. Perekaman dokumen sumber menggunakan Program (Aplikasi) Sistem Akuntansi Instansi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan.

(3) Mencetak dan memverifikasi register transaksi harian (RTH). RTH adalah register yang berisi jejak rekam data yang diinput ke dalam aplikasi SAK. Untuk memastikan bahwa dokumen sumber telah direkam dengan benar, maka RTH dicetak untuk kemudian diverifikasi (dicocokkan ulang) dengan dokumen sumbernya. Langkah ini sangat penting agar laporan keuangan yang dihasilkan konsisten dengan elemen-elemen data dalam dokumen sumber yang direkam.

(4) Menerima arsip data komputer (ADK) barang milik negara (BMN) dan register pengirimannya.

(5) Memproses ADK BMN dan mencocokkan register pengiriman

dengan register penerimaannya.

(6) Melakukan posting terhadap data transaksi yang telah lengkap dan benar. Posting data dilakukan agar rekaman data tercatat dalam buku besar dan tersaji dalam laporan keuangan. Karenanya, langkah ini harus selalu dilakukan setiap kali selesai melakukan perkaman data. Tanpa posting, maka buku besar dan laporan keuangan akan menunjukkan posisi sebelum dilakukan proses perekaman.

(7) Mencetak dan memverifikasi buku besar. Verifikasi buku besar dilakukan untuk memastikan bahwa transaksi yang direkam telah diproses oleh sistem secara benar. Selain itu, kemungkinan kesalahan rekam dalam proses verifikasi RTH bisa diketahui pada tahap ini.

(8) Mencetak dan mengirim laporan keuangan beserta ADK ke KPPN, melakukan rekonsiliasi, menuangkan hasil rekonsiliasi dalam berita acara rekonsiliasi (BAR), dan melakukan perbaikan data jika diperlukan.

(9) Mencetak Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran.

(10)Menyampaikan Neraca dan LRA setiap bulan:

a. UAKPA-Kantor Pusat menyampaikan Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan ADK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1,

b. Kantor Daerah menyampaikan Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan ADK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah,

c. Dekonsentrasi menyampaikan Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan ADK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah Dekonsentrasi dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1,

d. Tugas Pembantuan menyampaikan Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan ADK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah TP dan Unit Akuntansi

11

Page 12: Gambaran Umum SAI.doc

Pembantu Pengguna Anggaran- Eselon 1.

(11) Menyampaikan CaLK setiap semester,

a. UAKPA-Kantor Pusat menyampaikan CaLK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1,

b. UAKPA-Kantor Daerah menyampaikan CaLK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah,

c. UAKPA-Dekonsentrasi menyampaikan CaLK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah Dekonsentrasi dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1,

d. UAKPA-Tugas Pembantuan menyampaikan CaLK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah TP dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1.

(12)Melakukan back-up data.

Aplikasi sistem akuntansi keuangan akan melakukan proses akuntansi yang dimulai dari dokumen sumber sampai menghasilkan suatu laporan keuangan. Dalam pelaksanaan proses akuntansi tersebut dilakukan penjurnalan terhadap masing-masing transaksi keuangan, yang terdiri dari: jurnal standar DIPA, jurnal standar saldo awal, jurnal standar realisasi, jurnal standar penutup dan jurnal balik

a. Jurnal Standar DIPA

Jurnal standar DIPA terdiri dari: Estimasi Penerimaan yang dialokasikan, Allotment belanja, Estimasi Penerimaan Pembiayaan yang dialokasikan, dan Allotment Pengeluaran Pembiayaan.

1) Estimasi Penerimaan yang dialokasikan

Transaksi ini dijurnal dengan mendebet Estimasi Pendapatan yang Dialokasikan, dan mengkredit Utang Kepada KUN dengan jumlah yang sama dengan jenis pendapatan yang ada dalam DIPA.

2) Allotment belanja

Transaksi ini dijurnal dengan mendebet Piutang dari BUN, dan mengkredit Allotment Belanja ditambah uraian MAK dari masing-masing allotment belanja dalam DIPA.

3) Estimasi Penerimaan Pembiayaan yang dialokasikan

Transaksi ini dijurnal dengan mendebet Estimasi Penerimaan pembiayaan yang Dialokasikan, dan mengkredit Utang Kepada KUN dengan jumlah yang sama dengan jenis penerimaan pembiayaan dalam DIPA.

4) Allotment Pengeluaran Pembiayaan

Transaksi ini dijurnal dengan mendebet Piutang dari KUN, dan mengkredit Allotment Pengeluaran Pembiayaan dari masing-masing jenis pembiayaan dalam DIPA.

12

Page 13: Gambaran Umum SAI.doc

b. Jurnal Standar Saldo Awal

Jurnal Standar Saldo awal terdiri dari beberapa jurnal untuk saldo awal neraca, antara lain saldo awal Kas, Piutang, Persediaan, Aset Tetap, Aset Lainnya, Investasi Jangka Pendek, Investasi jangka Panjang, Utang PFK, Bagian Lancar Hutang, dan Hutang jangka Panjang.

1) Jurnal Standar untuk Saldo Awal Kas

a) Jurnal Kas di Bendahara PembayarDR Kas di Bendahara Pembayar xxx

CR Uang Muka dari KUN (KPPN/BUN/Reksus)

Xxx

b) Jurnal Kas di Bendahara PenerimaDR Kas di Bendahara Penerima xxx

CR Pendapatan yang Ditangguhkan xxx

2) Jurnal Standar untuk Saldo Awal Piutang

DR Piutang xxxCR Cadangan piutang xxx

3) Jurnal Standar untuk Saldo Awal Persediaan

DR Persediaan xxxCR Cadangan persediaan xxx

4) Jurnal Standar untuk Saldo Awal Aset Tetap

DR TanahPeralatan dan MesinGedung dan BangunanJalan, Irigasi dan JaringanAset tetap LainnyaKontruksi dalm Pengerjaan

XxxXxxXxxXxxxxx

CR Diinvestasikan dalam aset tetap xxx

5) Jurnal Standar untuk Saldo Awal Aset Lainnya

DR Aset lainnya xxxCR Diinvestasikan dalam aset lainnya xxx

6) Jurnal Standar untuk Saldo Awal Investasi

DR Investasi (jangka pendek/panjang) xxxCR Diinvestasikan dalam investasi (jangka

pendek/panjang)xxx

7) Jurnal Standar untuk Saldo Awal Hutang jangka Pendek

DR Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek

xxx

CR Kewajiban jangka pendek xxx

13

Page 14: Gambaran Umum SAI.doc

8) Jurnal Standar untuk Saldo Awal Hutang Jangka Panjang

DR Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka panjang

xxx

CR Kewajiban jangka panjang xxx

c. Jurnal Standar Realisasi

Jurnal Standar untuk realisasi anggaran dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis antara lain: Jurnal Standar UYHD, Realisasi Pendapatan, Belanja, Penerimaan Pembiayaan, Pengeluaran Pembiayaan serta Jurnal Standar Non Anggaran.

1) Jurnal Standar UYHD – Penyediaan Uang Persediaan

DR Kas di Bendaharawan Pembayar XxxCR Uang Muka dari KPPN/BUN/Reksus xxx

2) Jurnal Standar UYHD – Pengembalian/Setoran Uang Persediaan

DR Uang Muka dari KPPN/BUN/Reksus XxxCR Kas di Bendaharawan Pembayar xxx

3) Jurnal Standar Realisasi Pendapatan

DR Hutang kepada KUN XxxCR Pendapatan Pajak + uraian MAP xxxCR Pendapatan Negara Bukan Pajak + uraian

MAP

4) Jurnal Standar Pengembalian Pendapatan

DR Pengembalian Pendapatan Pajak + uraian MAP XxxDR Pengembalian Pendapatan Negara Bukan

Pajak + uraian MAPxxx

CR Hutang Kepada KUN Xxx5) Jurnal Standar Realisasi Belanja

DR Belanja + Uraian MAK XxxCR Piutang dari KUN Xxx

Khusus realisasi Belanja Modal, terdapat perlakuan khusus dalam pencatatan transaksi ini karena pada saat belanja modal direalisasikan tidak hanya transaksi keuangan yang terkait, namun juga transaksi asset. Pencatatan ini seringkali disebut dengan jurnal ikutan atau jurnal korolari yang mengikuti setiap ada belanja modal. Jurnal korolari ini hanya dicatat dalam SAI dan SAU dengan cara mendebet akun Aset Tetap Sebelum Disesuaikan, dan mengkredit akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap sebagai berikut:

DR Aset Tetap Sebelum Disesuaikan Xxx

14

Page 15: Gambaran Umum SAI.doc

CR Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Xxx

Pada saat asset tetap diakui Jurnal Standar di SAI akan dilakukan penyesuaian dengan mendebet perkiraan Aset tetap yang sudah definitif, dan mengkredit akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap. Selain itu apabila asset tetap telah diakui maka harus ada proses pembatalan jurnal korolari yang pernah dibuat saat terjadi belanja modal yaitu dengan mendebet akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap dan mengkredit akun Aset Tetap Sebelum Disesuaikan.

Jurnal untuk kedua hal tersebut adalah:

DR Aset Tetap XxxCR Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Xxx

Penghapusan Korolari:

DR Diinvestasikan Dalam Aset Tetap XxxCR Aset Tetap Sebelum Disesuaikan Xxx

d. Jurnal Standar Penutup

Jurnal ini bertujuan untuk menutup seluruh perkiraan-perkiraan sementara dalam rangka penyusunan laporan keuangan. Jurnal yang ditutup dalam SAI adalah seluruh estimasi pendapatan yang dialokasikan, seluruh Allotment Belanja, estimasi penerimaan pembiayaan, serta allotment pengeluaran pembiayaan. Untuk perkiraan – perkiraan yang akan masuk kedalam unsur Neraca tidak dilakukan penutupan.

1) Jurnal penutup Estimasi Pendapatan yang Dialokasikan

Jurnal ini ditutup dengan cara mendebet masing-masing akun Pendapatan dan mengkredit Estimasi Pendapatan yang dialokasikan, serta memasukkan selisihnya pada akun Hutang Kepada KUN. Jurnal dimaksud adalah:

DR Pendapatan Pajak XxxDR Pendapatan PNBP xxxDR Hutang Kepada KUN Xxx

CR Estimasi Pendapatan Pajak yg dialokasikan

Xxx

CR Estimasi Pendapatan PNBP yg dialokasikan

Xxx

2) Jurnal Penutup Allotment Belanja

Jurnal ini ditutup dengan cara mendebet seluruh allotment belanja dan mengkredit masing-masing akun belanja serta memasukkan selisihnya pada Piutang dari KUN. Jurnal dimaksud adalah:

DR Allotment Belanja Pegawai XXXDR Allotment Belanja Barang XXXDR Allotment Belanja Modal XXX

CR Belanja Pegawai XXX

15

Page 16: Gambaran Umum SAI.doc

CR Belanja Barang XXXCR Belanja Modal XXXCR Piutang Dari KUN XXX

3) Jurnal penutup Penerimaan Pembiayaan yang Dialokasikan

Jurnal standar ini dilakukan dengan cara mendebet masing-masing akun Penerimaan Pembiayaan dan mengkredit masing-masing akun Estimasi Penerimaan Pembiayaan yang dialokasikan, serta memasukkan selisihnya pada akun Hutang Kepada KUN. Jurnal dimaksud adalah:

DR Penerimaan Pembiayaan xxxDR Hutang Kepada KUN Xxx

CR Estimasi Penerimaan Pembiayaan yang dialokasikan

Xxx

4) Jurnal Penutup Pengeluaran Pembiayaan

Jurnal Standar ini dilakukan dengan cara mendebet akun Allotment Pengeluaran Pembiayaan dan mengkredit akun Pengeluaran Pembiayaan serta memasukkan selisihnya pada akun Piutang dari KUN. Jurnal tersebut adalah:

DR. Allotment Pengeluaran Pemb Cicilan Pokok HLN Xxx

DR.Allotment Pengeluaran Pemb Perbankan

Xxx

DRAllotment Pembiayaan DN Non Perbankan

Xxx

CR. Piutang Dari KUN XXX

CR. Pengeluaran Pembayaran Cclan Pokok HLN XXX

CR. Pengeluaran Pembiayaan DN Perbankan XXXCR.

e. Jurnal Balik

Jurnal Balik digunakan untuk menghilangkan perkiraan-perkiraan Bagian Lancar TPA Bagian Lancar TGR, dan Kas di Bendahara Penerima

1) Jurnal Balik untuk Kas di Bendahara Penerima, dilakukan saat disetor ke Kas Negara sebesar nilai saldo yang ada di Neraca.

Dr. 311511 Pendapatan yg Ditangguhkan xxxxCr. 111511 Kas di Bendahara Penerima xxxx

2) Jurnal Balik Bagian Lancar TPA, Bagian Lancar TGR dilakukan pada awal tahun setelah periode neraca.

Dr. 311311 Cadangan Piutang xxxxCr. 113311 Bagian Lancar Piutang TPA xxxxDr. 151111 Tagihan Penjualan Angsuran xxxxCr. 321311 Diinvestasikan dlm Aset Lainnya xxxx

16

Page 17: Gambaran Umum SAI.doc

5. Output dan LaporanUnit akuntansi instansi melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan keuangan atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan tingkat organisasinya. Laporan keuangan yang dihasilkan merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran oleh unit-unit akuntansi, baik sebagai entitas akuntansi maupun entitas pelaporan. Laporan keuangan kementerian negara/ lembaga yang dihasilkan unit akuntansi instansi tersebut terdiri dari: laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan.

a. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja, yang masing-masing dibandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

b. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas akuntansi dan entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, ekuitas dana per tanggal tertentu.

c. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca.

Arus penyampaian laporan keuangan dan periodisasinya terlihat pada Tabel 2-2 hingga Tabel 2-7 sebagai berikut:

Tabel 2-2 Jenis dan Periode Laporan UAKPA ke KPPN

No Jenis LaporanPeriode Pelaporan

Bulanan Triwulanan

Semesteran

Tahunan1 LRA ¹) X2 Neraca X3 ADK X4 BAR ²) X

¹) LRA yang disampaikan terdiri dari LRA Belanja Format DIPA, LRA Pengembalian Belanja, LRA Pendapatan dan Hibah dan LRA Pengembalian Pendapatan dan Hibah yang disampaikan pada saat rekonsiliasi.

²) Berita Acara Rekonsisliasi hasil rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang disampaikan oleh UAKPA yang ditunjuk/ditetapkan sebagai UAPPA-W.

Tabel 2-3 Jenis Laporam UAKPA ke UAPPA-W/UAPPA-E1

No Jenis LaporanPeriode Pelaporan

Bulanan Triwulanan

Semesteran

Tahunan1. LRA *) X X X X2. Neraca X X X

17

Page 18: Gambaran Umum SAI.doc

3. CaLK X X4. ADK X5. BAR X

Tabel 2-4 Jenis dan Periode Laporan UAPPA-W ke Kanwil Ditjen PBN

No Jenis LaporanPeriode Pelaporan

Bulanan Triwulanan

Semesteran

Tahunan1 LRA *) X2 Neraca ³) X3 ADK X

³) Neraca yang disampaikan adalah neraca bulan Maret, Juni, September dan Desember.

Tabel 2 – 5 Jenis dan Periode Laporan UAPPA-W Ke UAPPA-E1

No Jenis LaporanPeriode Pelaporan

Bulanan Triwulanan Semester Tahunan

1. LRA *) X X X X2. Neraca X X X3. CaLK X X4. ADK X5. BAR X

Tabel 2 – 6 Jenis dan Periode Laporan UAPPA-E1 ke UAPA

No Jenis LaporanPeriode Pelaporan

Bulanan Triwulanan Semesteran

Tahunan1. LRA *) X X X X2. Neraca X X X3. CaLK X X4. ADK X

Tabel 2 – 7 Jenis dan Periode Laporan UAPA ke Depkeu

No Jenis LaporanPeriode Pelaporan

Bulanan Triwulanan Semesteran

Tahunan1. LRA*) X X X2. Neraca X X3. CaLK X X4. ADK**) X

Keterangan :

X : Jenis Laporan/ADK yang disampaikan

*) : LRA yang disampaikan meliputi LRA Utama, LRA Belanja, LRA Pengembalian Belanja, LRA Pendapatan, LRA Pengembalian Pendapatan.

**) : ADK yang disampaikan adalah ADK selama triwulan I (Januari s/d Maret), triwulan II(April s/d Juni), triwulan III (Juli s/d September), dan triwulan IV (Oktober s/d Desember)

18

Page 19: Gambaran Umum SAI.doc

Laporan keuangan pada UAKPA terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan Catatan atas Laporan Keuangan. Neraca dan LRA dihasilkan dari aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan, sedangkan Catatan atas Laporan Keuangan merupakan unsur laporan keuangan yang disusun secara manual yang menjelaskan elemen-elemen informasi yang ada di Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran. Catatan atas Laporan Keuangan disusun dan dilaporkan pada setiap akhir semester, dan disampaikan dalam satu kesatuan dengan laporan keuangan lainnya ke Unit Akuntansi di atasnya.

Catatan atas Laporan Keuangan dibuat dengan tujuan: - Laporan keuangan mudah dipahami - Menghindari salah paham (misleading) - Pemahaman mendalam melalui pengungkapan setiap pos penting - Mampu menjawab bagaimana perkembangan kondisi keuangan

entitas - Pengungkapan paripurna (full disclosure).

2. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPPA-W)Akuntansi pada tingkat Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Negara/Lembaga/ Koordinator Wilayah/Kantor Gubernuran/Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang menggunakan dana dari APBN.

Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPAW), yaitu:

1) UAPPAW-Kantor Wilayah. Entitas pelaporan ini secara formal adalah organ Kementerian Negara/Lembaga, berkedudukan sebagai Kantor Wilayah yang membawahi satu atau lebih Satuan Kerja-Kantor Daerah.

2) UAPPAW-Koordinator Wilayah. Entitas pelaporan ini secara formal adalah organ Kementerian Negara/Lembaga, berkedudukan sebagai Satuan Kerja- Kantor Daerah, ditunjuk sebagai entitas pelaporan tingkat wilayah yang bertanggung jawab melakukan penggabungan laporan keuangan dari satu atau beberapa Satker-Kantor Daerah yang berada dalam lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang sama.

3) UAPPAW-Dekonsentrasi. Penanggung jawab UAPPAW-Dekonsentrasi adalah Gubernur yang di wilayahnya terdapat satuan kerja pengguna dana dekonsentrasi. Sebagai UAPPAW-Dekonsentrasi, Gubernur bertanggung jawab terhadap penggabungan laporan keuangan dari satu atau beberapa Satuan Kerja-Dekonsentrasi yang berada dalam wilayah provinsi yang sama.

4) UAPPAW-Tugas Pembantuan. Penanggung jawab UAPPAW-Tugas Pembantuan adalah Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) yang di wilayahnya terdapat satuan kerja pengguna dana tugas pembantuan. Sebagai UAPPAW-Tugas Pembantuan, Gubernur/ Bupati/Walikota bertanggung jawab terhadap penggabungan laporan keuangan dari satu atau beberapa Satuan Kerja-Tugas Pembantuan yang berada dalam wilayah pemerintah daerah yang dipimpinnya.

19

Page 20: Gambaran Umum SAI.doc

Sebagai Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (PPAW), UAPPAW melaksanakan sistem akuntansi keuangan dalam rangka menghasilkan laporan keuangan tingkat wilayah yang merupakan gabungan laporan keuangan satuan kerja di bawahnya yang menggunakan dana APBN.

1) Input

Input akuntansi pada tingkat UAPPAW adalah laporan keuangan dan arsip data komputer yang diterima dari UAKPA. Pada tingkat wilayah, UAPPA-W melakukan penggabungan data yang diterima dari satuan kerja di bawahnya. UAPPA-W menyampaikan LRA, Neraca, beserta ADK ke Kanwil Ditjen PBN setempat setiap tanggal 17 bulan berikutnya sebagai bahan pembanding, dan setiap tanggal 17 setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan sebagai bahan rekonsiliasi data. Selanjutnya, Kanwil Ditjen PBN merekonsiliasi data dari UAPPA-W dengan data yang diterima dari KPPN setiap triwulan.

2) Proses Akuntansi

Akuntansi keuangan pada tingkat UAPPAW diselenggarakan dengan aplikasi yang telah disediakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Petunjuk Praktis Aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan tingkat UAPPAW dapat dilihat pada Lampiran 2. Proses yang dilakukan oleh petugas akuntansi keuangan meliputi:

- Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dari UAKPA. Tugas ini dilaksanakan guna menjamin bahwa data dalam ADK memiliki isi yang sama dengan data pada cetakan laporan yang diterima dari UAKPA.

- Melakukan penggabungan data laporan keuangan.

- UAPPAW Kantor Wilayah mencocokkan data aset tetap yang ada di Neraca tingkat wilayah dengan data aset tetap yang ada di Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPBW)-Kantor Wilayah.

- Koordinator Wilayah mencocokkan data aset tetap yang ada di Neraca tingkat wilayah dengan data aset tetap yang ada di Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPBW)-Koordinator Wilayah.

- Dekonsentrasi mencocokkan data aset tetap yang ada di Neraca tingkat wilayah dekonsentrasi dengan data aset tetap yang ada di Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPBW)-Dekonsentrasi.

- Tugas Pembantuan mencocokkan data aset tetap yang ada di Neraca tingkat wilayah tugas pembantuan dengan data aset tetap yang ada di Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPBW)-Tugas Pembantuan.

- Menyampaikan data laporan keuangan ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan-Departemen Keuangan sebagai bahan rekonsiliasi.

- Melakukan rekonsiliasi data dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan-Departemen Keuangan dan membuat

20

Page 21: Gambaran Umum SAI.doc

berita acara rekonsiliasi, serta menindaklanjuti jika terjadi perbedaan.

- UAPPAW Kantor Wilayah mencetak Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran serta menyampaikannya ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPAE1) beserta ADK sesuai dengan jadwal penyampaian.

- Koordinator Wilayah mencetak Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran serta menyampaikannya ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPAE1) beserta ADK sesuai dengan jadwal penyampaian.

- UAPPAW Dekonsentrasi mencetak Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran serta menyampaikannya ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPAE1) sesuai dengan jadwal penyampaian.

- UAPPAW Tugas Pembantuan mencetak Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran serta menyampaikannya ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPAE1) sesuai dengan jadwal penyampaian.

- Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan dan menyampaikannya ke UAPPAE1 setiap semester.

- Melakukan back-up data.

3) Jenis Laporan

Laporan keuangan pada UAPPAW terdiri dari neraca, laporan SAK pada tingkat UAPPAW menghasilkan laporan keuangan utama—Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran—dan informasi manajerial yang diperlukan dalam pengelolaan keuangan.

UAPPA-W menyampaikan ADK dan Laporan Keuangan yang telah direkonsiliasi kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1) selambatnya tanggal 20 bulan berikutnya. Jadwal penyampaian laporan dan jenis laporan yang disampaikan akan diatur dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan

Catatan atas Laporan Keuangan disusun dan dilaporkan pada setiap akhir semester, dan disampaikan dalam satu kesatuan dengan laporan keuangan lainnya ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1.

D. SIMAK BARANG MILIK NEGARA

Sebagaimana disebut di muka, SAI merupakan bagian dari SAPP. SAI sendiri terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Subbab ini akan menguraikan Unit Akuntansi BMN, prosedur akuntansi BMN perkiraan terkait, input dan dokumen sumber BMN, proses akuntansi, output dan laporan BMN.

21

Page 22: Gambaran Umum SAI.doc

1. Unit Akuntansi BMN

Secara umum, struktur organisasi akuntansi Barang Milik Negara (BMN) ditetapkan sebagai berikut secara hirarki:

a. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)

UAPB merupakan unit akuntansi BMN pada tingkat kementerian negara/lembaga (pengguna barang), penanggung jawabnya adalah Menteri/Pimpinan Lembaga.

b. Unit Akuntansi Pembantu Penguasa Barang (UAPPB--E1)

UAPPB-E1 merupakan unit akuntansi BMN pada tingkat eselon I, penanggungjawabnya adalah pejabat eselon I UAPPB-E1 Instansi Pengguna.

c. Unit Akuntasi Pembantu Penguasa Barang Wilayah (UAPPB-W)

UAPPB-W merupakan unit akuntansi BMN pada tingkat kantor wilayah atau unit kerja lain di wilayah yang ditetapkan sebagai koordinator, penanggungjawabnya adalah Kepala Kantor Wilayah atau Kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPB-W. Untuk UAPPB-W Dekonsentrasi penanggungjawabnya adalah Gubernur sedangkan untuk UAPPB-W Tugas Pembantuan penanggungjawabnya adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.

d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)

UAKPB merupakan unit akuntansi BMN pada tingkat satuan kerja (kuasa pengguna barang) yang memiliki wewenang mengurus dan atau menggunakan BMN. Penanggung jawab UAKPB adalah Kepala Kantor/Kepala Satuan Kerja. Untuk UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan penanggung-jawabnya adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Gambar 2.2 Bagan Organisasi Unit Akuntansi BMN

22

UAKP UAKPBUAKPBUAKP UAKPB

UAPPB-W UAPPB-W UAPPB-W

UAPPB-E1 UAPPB-E1 UAPPB-E1

UAPB

Page 23: Gambaran Umum SAI.doc

2. Prosedur Akuntansi BMN pada UAKPB

Prosedur akuntansi BMN pada UAKPB berawal dari input yang berupa dokumen sumber. Dokumen sumber yang sahih selanjutnya diproses melalui entry data. Pemrosesan akan menghasilkan keluaran berupa berbagai macam laporan.

a. Input/Dokumen sumber

Untuk transaksi Saldo Awal, dokumen sumber yang diperlukan meliputi catatan dan atau Laporan BMN periode sebelumnya dan apabila diperlukan dapat dilakukan inventarisasi.

Untuk transaksi Perolehan/Pengembangan/Penghapusan, dokumen sumber yang diperlukan meliputi Berita Acara Serah Terima BMN, Bukti Kepemilikan BMN, SPM/ SP2D, Faktur pembelian, Kuitansi, Surat Keputusan Penghapusan, dan dokumen lain yang sah.

b. Proses SIKMAK BMN-UAKPB

Proses SIMAK-BMN pada UAKPB dilakukan dengan meng-entry data dokumen sumber secara bulanan, semesteran dan akhir periode tahun akuntansi. Adapun hal-hal lain yang akan dilakukan adalah pemutakhirkan KIB, DIR, dan DIL, penyusunan Laporan BMN, pengiriman Laporan BMN berserta ADK ke UAPPBW/UAPPB-E1, pengarsipan dan melakukan proses back up data dan tutup tahun.

3. Prosedur Akuntansi BMN pada UAPPB-W

Prosedur akuntansi BMN pada UAPPB-W berawal dari penerimaan laporan dari UAKPB sebagai masukan. Masukan tersebut kemudian diproses. Pemrosesan akan menghasilkan keluaran berupa gabungan laporan dari unit akuntansi di level lebih rendah.

a. Input

Input UAPPB-W berupa laporan dan/Arsip Data Komputer (ADK) dari UAKPB .

b. Proses SIMAK BMN - UAPPB-W

Setelah menerima ADK dari UAKPB, proses SIMAK-BMN pada UAPPB-W dilakukan menggabungkan ADK dan mengirimkannya secara semesteran dan akhir periode tahun akuntansi. Adapun hal-hal lain yang akan dilakukan adalah penyusunan Laporan BMN, rekonsiliasi internal Laporan BMN dengan Laporan Keuangan bersama UAPPA-W dan melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan dan penyampaikan Laporan BMN beserta ADK serta pengarsipkan salinan Laporan BMN secara tertib.

4. Prosedur Akuntansi BMN-UAPPB-E1

Prosedur akuntansi BMN pada UAPPB-E1 berawal dari penerimaan laporan dari UAPPB-W sebagai masukan. Masukan tersebut kemudian diproses. Pemrosesan akan menghasilkan keluaran berupa gabungan laporan dari unit akuntansi di level lebih rendah.

23

Page 24: Gambaran Umum SAI.doc

a. Input

Input UAPPB-E1 berupa laporan dan/Arsip Data Komputer dari UAPPB-W dan UAKPB yang melekat di Eselon 1 .

b. Proses SIMAK BMN-UAPPB-E1

Setelah menerima ADK dari UAKPB-W, proses SIMAK-BMN pada UAPPB-E dilakukan menggabungkan ADK dan mengirimkannya secara semesteran dan akhir periode tahun akuntansi. Adapun hal-hal lain yang akan dilakukan adalah menerima ADK dan Laporan BMN dari UAPPB-W, penyusunan Laporan BMN, rekonsiliasi internal Laporan BMN dengan Laporan Keuangan penyampaikan Laporan BMN ke UAPB dan Ditjen PBN dan pengarsipkan salinan Laporan BMN secara tertib dan teratur.

5. Prosedur Akuntansi BMN-UAPB

Prosedur akuntansi BMN pada UAPB berawal dari penerimaan laporan dari UAPPB-E1 sebagai masukan. Masukan tersebut kemudian diproses. Pemrosesan akan menghasilkan keluaran berupa gabungan laporan dari unit akuntansi di level lebih rendah.

a. Input

Input UAPB berupa laporan dan/Arsip Data Komputer dari UAPPB-E1.

b. Proses SIMAK BMN - UAPB

Setelah menerima ADK dari UAPPB-E1, proses SIMAK-BMN pada UAPB dilakukan menggabungkan ADK dan mengirimkannya secara semesteran dan akhir periode tahun akuntansi. Adapun hal-hal lan yang akan dilakukan adalah menerima ADK dan Laporan BMN dari UAPPB-E1, penggabungan ADK/Laporan BMN yang diterima dari UAPPB-E1, penyusunan Laporan BMN, rekonsiliasi internal Laporan BMN dengan Laporan Keuangan, penyampaian Laporan BMN ke Menteri Keuangan cq. Dirjen Kekayaan Negara dan pengarsipan Laporan BMN secara tertib.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur akuntansi BMN pada setiap unit akuntansi berawal dari input yang berupa dokumen sumber kemudian dokumen sumber yang sahih tersebut diproses melalui entry data yang akan menghasilkan keluaran berupa berbagai macam laporan. Secara sederhana setiap unit akuntansi barang mempunyai output seperti terlihat pada Tabel 2-8.

Selanjutnya untuk transaksi Saldo Akhir BMN khususnya yang termasuk kelompok Persediaan, dokumen sumber yang diperlukan meliputi catatan dan atau Laporan Persediaan per akhir periode tahun anggaran yang dapat dilakukan dengan inventarisasi persediaan. Inventarisasi dilakukan pada UAKPB dengan menuangkan hasil inventarisasi persediaan yang memuat informasi sekurang-kurangnya data jumlah, jenis, dan kondisi barang.

24

Page 25: Gambaran Umum SAI.doc

Tabel 2-8: Keluaran SIMAK-BMN

No.No. Jenis Keluaran Jenis Keluaran UA-KPB

UAPPB-W

UAPPB-E1

UAPB

1.1. Kartu Inventaris Barang (KIB)Kartu Inventaris Barang (KIB) √√

2.2. Daftar Inventaris Ruangan (DIR)Daftar Inventaris Ruangan (DIR) √√

3.3. Daftar Inventaris Lainnya (DIL)Daftar Inventaris Lainnya (DIL) √√

4.4. Buku Persediaan Buku Persediaan √√

5.5. Buku Inventaris Intrakomptabel Buku Inventaris Intrakomptabel √√ √√ √√ √√

6.6. Buku Inventaris Ekstrakomptabel Buku Inventaris Ekstrakomptabel √√ √√ √√ √√

7.7. Buku Barang Bersejarah Buku Barang Bersejarah √√ √√ √√ √√

8.8. Laporan Barang Milik Negara Laporan Barang Milik Negara SemesterSemester

√√ √√ √√ √√

9.9. Laporan Barang Milik Negara Laporan Barang Milik Negara TahunanTahunan

√√ √√ √√ √√

10.10. Laporan Kondisi Barang (LKB)Laporan Kondisi Barang (LKB) √√ √√ √√ √√

1111 Administrasi Data Komputer (ADK)Administrasi Data Komputer (ADK) √√ √√ √√ √√

F. INTERAKSI SIMAK-BMN KE SAI (INTERNAL SATKER)

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga yang memproses transaksi keuangan baik arus uang maupun barang. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi dan Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Kementerian negara/lembaga melakukan pemrosesan data untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam pelaksanaan SAI, kementerian negara/lembaga membentuk unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang.

Karena data yang diproses baik unit akuntansi keuangan maupun unit akuntansi barang adalah sama, maka informasi yang diungkapkan baik pada Laporan Keuangan maupun Laporan BMN seyogianya sama. Misalnya transaksi belanja modal. Dengan adanya mutasi transaksi belanja modal pada Laporan Keuangan, mengakibatkan juga adanya mutasi BMN pada Laporan BMN dengan nilai yang sama.

Apabila terdapat perbedaan nilai, hendaknya dapat dijelaskan penyebab terjadinya perbedaan nilai dimaksud.

25

Page 26: Gambaran Umum SAI.doc

G. PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI

Pelaporan Keuangan Instansi di subbab ini menguraikan mekanisme pelaporan, rekonsiliasi Satker dengan KPPN, dan Pelaporan yang dilakukan instansi baik di tingkat satker, wilayah, eselon I dan Departemen

1. Mekanisme Pelaporan Adapun tahap penyusunan pada masing-masing tingkat unit akuntansi adalah sebagai berikut:

a. Tingkat Satuan Kerja: (UAKPA)/(UAKPA-Dekonsentrasi) /(UAKPA-Tugas Pembantuan)

Tahapan proses pelaporan keuangan pada UAKPA/ UAKPA-Dekonsentrasi / UAKPA - Tugas Pembantuan meliputi:

1) Memelihara dokumen sumber (DS) dan dokumen akuntansi;

2) Membukukan/menginput DS ke dalam aplikasi SAK;

3) Menerima data SIMAK-BMN dari petugas akuntansi barang;

4) Melakukan verifikasi atas RTH yang dihasilkan aplikasi SAK dengan DS;

5) Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang yang disusun serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

6) Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

7) Melakukan analisa untuk membuat catatan atas laporan keuangan;

8) Menyusun laporan keuangan tingkat UAKPA;

9) Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAKPA;

10) Menyimpan arsip data dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran.

b. Tingkat Wilayah (UAPPA-W)/ (UAPPA-W Dekonsentrasi)/ (UAPPA-W Tugas Pembantuan)

1) Laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) adalah laporan keuangan hasil penggabungan ADK tingkat satuan kerja (UAKPA) di lingkungan UAPPA-W yang bersangkutan.

2) Setiap bulan dilakukan pengiriman ADK UAPPA-W/UAPPA-W Dekonsentrasi/UAPPA-W Tugas Pembantuan ke tingkat UAPPA-E1 untuk dilakukan penggabungan dengan disertai laporan realisasi anggaran, neraca dan setiap triwulan disertai dengan Berita Acara Rekonsiliasi.

3) Laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) beserta ADK setiap triwulan harus dikirim ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk dilakukan proses rekonsiliasi dengan data yang ada di Kanwil

26

Page 27: Gambaran Umum SAI.doc

Ditjen Perbendaharaan. Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) pada tingkat satuan kerja dengan KPPN dapat digunakan sebagai salah satu bahan rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

4) UAPPA-W/UAPPA-W Dekonsentrasi/UAPPA-W Tugas Pembantuan melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses rekonsiliasi. Apabila kesalahan pada satuan kerja, UAPPA-W melakukan penggabungan ulang untuk ADK hasil perbaikan satuan kerja, serta melakukan penggiriman ke UAPPA-E1.

5) Setiap semester UAPPA-W menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran V-c dan untuk periode tahunan disertai dengan pernyataan tanggung jawab Kepala Kanwil/Kepala Satuan Kerja yang ditunjuk sebagai UAPPA-W. Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke UAPPA-E1.

c. Tingkat Eselon I (UAPPA-E1)

1) Laporan keuangan tingkat eselon I (UAPPA-E1) adalah laporan keuangan hasil penggabungan laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) di lingkungannya, laporan keuangan tingkat satuan kerja (UAKPA) Eselon 1 yang bersangkutan, dan laporan keuangan tingkat satuan kerja UAKPA Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

2) Setiap bulan dilakukan penggiriman ADK UAPPA-E1 ke tingkat UAPA untuk dilakukan penggabungan dengan disertai laporan realisasi anggaran, neraca.

3) UAPPA-E1 dapat melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi. Berita Acara Rekonsiliasi tingkat UAKPA satuan kerja pusat dan atau UAPPA-W dapat dijadikan salah satu bahan rekonsiliasi dengan Direktorat Informasi dan Akuntansi.

4) UAPPA-E1 melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses rekonsiliasi. Apabila kesalahan pada satuan kerja, UAPPA-E1 melakukan penggabungan ulang untuk ADK hasil perbaikan, serta melakukan penggiriman ke UAPA.

5) Setiap semester UAPPA-E1 menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran V-b dan untuk periode tahunan disertai dengan pernyataan tanggung jawab pejabat eselon I. Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke UAPA.

d. Tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPA)

1) Laporan keuangan tingkat kementerian negara/lembaga (UAPA) adalah laporan keuangan hasil penggabungan laporan keuangan eselon I (UAPPA-E1) di lingkungannya.

27

Page 28: Gambaran Umum SAI.doc

2) Setiap triwulan dilakukan penggiriman laporan realisasi anggaran dan ADK UAPA ke Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi.

3) UAPA melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi setiap akhir semester. Berita Acara Rekonsiliasi tingkat UAKPA satuan kerja pusat dan atau UAPPA-W atau UAPPA-E1 dapat dijadikan salah satu bahan rekonsiliasi dengan Dit. Informasi dan Akuntansi.

4) UAPA melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses rekonsiliasi. UAPA melakukan penggabungan ulang atas ADK hasil perbaikan.

5) Setiap semester UAPA menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran V-a dan untuk periode tahunan disertai dengan pernyataan tanggung jawab Menteri/Kepala Lembaga. Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi.

Jadwal waktu penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman dapat dilihat pada lampiran IV Peraturan Dirjen Perbendaharaan.

2. Rekonsiliasi Instansi dengan KPPN, Kanwil PBN/DJPBNLaporan keuangan Satker/UAKPA beserta ADK dikirim ke KPPN untuk dilakukan rekonsiliasi dengan data yang ada di KPPN. Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR). BAR tersebut akan menjadi salah satu dokumen dalam rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

Berdasarkan rekonsiliasi, setiap bulan dilakukan pengiriman ke tingkat UAPPA-W/UAPPA-W Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan berupa ADK beserta laporan realisasi anggaran, neraca dan BAR.

Untuk Satuan kerja Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan selain menyampaikan ke UAPPA-W Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan juga melakukan pengiriman ADK ke UAPPA-E1, sedangkan untuk satuan kerja pusat hanya melakukan pengiriman ke UAPPA-E1.

UAKPA yang ditunjuk sebagai UAPPA-W pada saat rekonsiliasi dengan KPPN untuk bulan Mei, Agustus, November 20X0 dan Februari 20X1 sebagai UAKPA, harus melampirkan berita acara rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

3. Pelaporan Laporan keuangan instansi terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

a. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran harus disusun secara berjenjang sebagai berikut:

28

Page 29: Gambaran Umum SAI.doc

1) Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-E1 triwulan I, triwulan II, triwulan III dan triwulan IV.

2) Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-E1 Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-W dan UAKPA di bawah eselon I termasuk dana dekonsentrasi/tugas pembantuan triwulan I, triwulan II, triwulan III dan triwulan IV.

3) Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-W Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Realisasi Anggaran UAKPA triwulan I, triwulan II, triwulan III dan triwulan IV.

4) Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Realisasi Anggaran UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan triwulan I, triwulan II, triwulan III dan triwulan IV.

b. Neraca

Neraca disusun secara berjenjang sebagai berikut:

1) Neraca Kementerian Negara/Lembaga disusun berdasarkan hasil penggabungan neraca UAPPA-E1.

2) Neraca UAPPA-E1 disusun berdasarkan hasil penggabungan UAPPA-W dan UAKPA di bawah eselon I termasuk dana dekonsentrasi/tugas pembantuan.

3) Neraca UAPPA-W disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA.

4) Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

c. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan disusun berdasarkan LRA dan Neraca yang telah disusun pada masing-masing tingkat unit akuntansi.

29

Page 30: Gambaran Umum SAI.doc

30