game sispro 2014

Upload: helmi-siilantar

Post on 16-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • There is no best system but we

    can always make it better

    PERANCANGAN PERMAINAN

    SISTEM PRODUKSI

    LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR

    TEKNIK INDUSTRI

    UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

    2014

  • SELAMAT DATANG DI LABORATORIUM SISTEM

    MANUFAKTUR

    PENGANTAR

    PT. Pasti Putus adalah perusahaan Mainan Motor Kayu, yang didirikan oleh Sugeng

    Purwoko dan Mualim pada tahun 2001 di Bangkalan Madura. Selama 10 tahun terakhir PT. Pasti

    Putus telah membangun reputasi yang membanggakan untuk sekala nasional khususnya di area

    bisnis perakitan dan penjualan produk Mainan Motor Kayu. Seiring dengan perkembangan

    perusahaan PT. Pasti Putus mempunyai mitra usaha yang berlokasi tersebar mulai dari Sumatra

    sampai Papua dan bahkan sampai ke luar negeri.

    PT. Pasti Putus telah meluncurkan 2 buah varian produk Mainan Motor Kayu, yaitu varian

    PRUTTT dan PRETTT. Kedua varian produk merupakan hasil riset terhadap kebutuhan dan

    keinginan konsumen yang saat ini masih terbatas pada masyarakat dalam negeri.

    PRUTTT

    PRETTT

    Gambar 1 : Varian Produk

    Data permintaan kedua varian Mainan Motor Kayu tersebut selama beberapa periode tercatat

    sebagai berikut:

    TABEL 1. DATA HISTORIS PERMINTAAN PRODUK

    PERIODE PRUTTT PRETTT1 10 11

    2 10

    3 17 14

    4 17 15

    5 22 16

    6 20 11

    7 20 12

    8 22 13

    9 20 12

    10 20 14

    11 22 11

    12 16 12

    13 17 14

    14 15 15

    15 20 13

    16 20 13

    17 21 12

    18 22 12

    19 17

    20 16 9

    21 13 12

    22 16 13

    23 18 14

    24 21 15

  • Untuk memenuhi permintaan konsumen, PT Pasti Putus menerapkan sistem produksi push

    system. Penggunaan sistem tersebut memiliki konsekuensi bahwa akurasi forecast permintaan

    konsumen akan menentukan performa perusahaan dalam meningkatkan keuntungan. Keberhasilan

    perusahaan juga ditentukan oleh kemampuan produksi perusahaan yang sangat ditentukan oleh

    ketersediaan sumber daya seperti bahan baku, tenaga kerja, dan penguasaan teknologi.

    PT Pasti Putus harus bersaing dengan beberapa perusahaan lain yang juga bergerak di

    bidang yang sama dan menawarkan varian Mainan Motor Kayuyang sejenis pula. Oleh karena itu,

    untuk memastikan PT Pasti Putus unggul di kelasnya, PT Pasti Putus senantiasa menjaga kinerja

    produksi serta proses rantai suplai perusahaannya. Ketersediaan bahan baku, kapasitas, kualitas

    sumber daya manusia, inventory, dan tentunya biaya menjadi hal utama yang diperhatikan oleh PT

    Pasti Putus dalam menjalankan bisnisnya.

    Bahan baku perakitan Mainan Motor Kayuyang diproduksi oleh PT Pasti Putus dipasok

    oleh 2 supplier. PT Pasti Putus dapat memilih supplier yang dapat dipercaya untuk memasok bahan

    baku tertentu dengan jumlah sesuai kebutuhan secara tepat waktu dengan biaya yang setimpal.

    Tabel 2 : Supplier

    KELOMPOK SUPPLIER 1 SUPPLIER 2

    PART (PT JUS) (PT JOS)

    RODA DEPAN

    RODA BELAKANG

    KEMPOL SAMPING

    KEMPOL TENGAH

    BODY BESAR

    LAMPU

    MESIN

    PENYANGGA LAMPU

    SETIR + AS

    SKOK DEPAN

    KURSI

    TOTOK DEPAN

    SLEBOR

    AS RODA DEPAN

    KNALPOT

    AS RODA BELAKANG

    NAMA PART

    1 P1 J1

    2 P2 J2

    3 P3 J3

    Kebutuhan part bahan baku dipasok oleh 2 supplier, yaitu PT JUS yang selanjutnya akan

    disebut Supplier 1 dan PT JOS yang selanjutnya akan disebut Supplier 2. Masing-masing kelompok

    part disuplai oleh lima anak perusahaan milik Supplier 1 dan Supplier 2. Kedua supplier berbeda

    dari segi lead time atau waktu pengantaran dan harga masing-masing part.

    Penimbunan inventory, baik berupa inventory work-in-process, bahan baku di gudang bahan

    baku, maupun barang jadi di gudang barang jadi, akan dihadapkan kepada kapasitas perusahaan

    yang terbatas. Untuk gudang bahan baku dan gudang barang jadi, hal tersebut diatasi oleh PT Pasti

    Putus dengan melakukan sewa gudang tambahan.

    Dalam menjalankan perusahaan, divisi-divisi yang terlibat di PT Pasti Putus adalah supplier,

    purchasing, PPIC, gudang bahan baku, workstation, gudang barang jadi, dan Marketing (sales).

  • PURCHASING

    SUPPLIERGUDANG BAHAN

    BAKU

    PPIC

    GUDANG BARANG

    JADI

    WORKSTATION

    1WORKSTATION 2

    WORKSTATION

    3

    MARKETING

    KONSUMEN

    ACCOUNTING

    7 FORM ORDER8ORDER

    RECEIPT

    8

    ORDER RECEIPT

    4

    FORM PERMINTAAN MATERIAL

    5PURCHASE ORDER

    6DELIVERY

    SLIP

    1

    2JOB ORDER UNTUK GBB

    3 33JOB ORDER

    UNTUK WS

    JOB ORDER

    UNTUK WS

    6a

    6b

    6c6d

    6e

    9

    DELIVERY SLIP

    1010

    INVENTORY

    STATUS

    INVENTORY

    STATUS

    11

    11

    11

    WS REPORTWS REPORT

    6X

    INVOICES

    INVOICES6X

    ALIRAN DOKUMEN

    ALIRAN MATERIAL

    9a

    Gambar 2 : Divisi-divisi yang terlibat

    Supplier 1. Jumlah operator adalah satu orang. 2. Mengantarkan bahan baku kepada GBB setelah menerima Purchase Order. Pengantaran

    bahan baku dilakukan sesuai dengan lead time masing-masing supplier dan menurut perintah

    aba-aba dari Panitia.

    3. Dokumen yang perlu diperhatikan adalah Purchase Order, Delivery Slip

    Purchasing 1. Jumlah operator adalah satu orang. 2. Membuat Purchase Order kepada masing-masing Supplier berisi jenis dan jumlah bahan

    baku yang dipesan berdasarkan Form Permintaan Material dari PPIC.

    3. Dokumen yang perlu diperhatikan adalah Purchase Order, Form Permintaan Material. PPIC

    1. Jumlah operator adalah satu orang. 2. Melakukan perencanaan dan penjadwalan produksi serta mengambil keputusan menyangkut

    tender dengan mempertimbangkan data dari seluruh anggota tim.

    3. Mengajukan permintaan bahan baku kepada Purchasing berdasarkan Inventory Status Report yang diterima setiap akhir periode.

    4. Mengantarkan dokumen-dokumen kepada setiap divisi yang bersangkutan. 5. Dokumen yang perlu diperhatikan adalah Master Production Schedule, Production

    Planning, Bill of Materials, Material Requirements Planning, Form Permintaan

    Material, Job Order, Inventory Status Report, WS Report, Order Receipt, Form

    Keputusan Peserta, Form Tender.

    Gudang Bahan Baku (GBB) 1. Jumlah operator adalah dua orang. 2. Menerima bahan baku dari Supplier dan mengatur penyimpanannya di gudang. 3. Menghitung persediaan bahan baku di akhir periode untuk Inventory Status Report. 4. Dokumen yang perlu diperhatikan adalah Inventory Status Report, Delivery Slip, Job

    Order.

    Workstation (WS) 1. Jumlah operator adalah tiga orang yang terbagi ke dalam tiga WS.

  • 2. Merakit Mainan Motor Kayu sesuai deskripsi kerja masing-masing WS setelah menandatangani Job Order dari PPIC.

    3. Memberikan WS Report, yang merupakan laporan jumlah part yang tersisa di WS, termasuk yang berupa inventory work-in-process (WIP), kepada PPIC.

    4. Dokumen yang perlu diperhatikan adalah Job Order, WS Report.

    TABEL 3 : WORKSTATION PABRIK

    HASIL RATA-RATA

    PRODUKSI WAKTU PRODUKSI

    WS 3WS 3

    NO WS DESKRIPSI PEKERJAAN

    WS 1

    WS 2

    WIP 1

    WIP 2

    Gudang Barang Jadi (GBJ) 1. Jumlah operator adalah satu orang. 2. Menghitung jumlah barang jadi di GBJ pada akhir periode, sebelum dan sesudah penjualan. 3. Dokumen yang perlu diperhatikan adalah Inventory Status Report, Delivery Slip, Order

    Receipt.

    Sales (Marketing)

    1. Jumlah operator adalah satu orang. 2. Menerima permintaan barang jadi dari konsumen. 3. Dokumen yang perlu diperhatikan adalah Order Receipt, Inventory Status Report,

    Delivery Slip, Kontrak Persetujuan Tender.

    PURCHASING

    SUPPLIERGUDANG BAHAN

    BAKU

    PPIC

    GUDANG BARANG

    JADI

    WORKSTATION

    1WORKSTATION 2

    WORKSTATION

    3

    MARKETING

    KONSUMEN

    ACCOUNTING

    7 FORM ORDER8ORDER

    RECEIPT

    8

    ORDER RECEIPT

    4

    FORM PERMINTAAN MATERIAL

    5PURCHASE ORDER

    6DELIVERY

    SLIP

    1

    2JOB ORDER UNTUK GBB

    3 33JOB ORDER

    UNTUK WS

    JOB ORDER

    UNTUK WS

    6a

    6b

    6c6d

    6e

    9

    DELIVERY SLIP

    1010

    INVENTORY

    STATUS

    INVENTORY

    STATUS

    11

    11

    11

    WS REPORTWS REPORT

    6X

    INVOICES

    INVOICES6X

    ALIRAN DOKUMEN

    ALIRAN MATERIAL

    9a

    Gambar 3 : Aliran Dokumen

  • DOKUMEN

    Masing-masing divisi memiliki dokumen yang diperlukan dalam rangka mendukung aliran

    informasi di dalam perusahaan tersebut. Dokumen-dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

    Master Production Schedule (MPS) dan Production Planning 1. Dibuat oleh PPIC. 2. Merupakan formulir perencanaan dan penjadwalan produksi yang dibuat berdasarkan

    forecast permintaan yang telah dibuat untuk delapan periode. Pada akhir setiap periode

    formulir ini dapat direvisi.

    TABEL 4 FORMAT UMUM PRODUCTION PLAN

    PERIOD 1 2 3 4 5

    ON HAND (STARTING)

    FORECAST/DEMAND

    PRODUCTION PLANPROJECTED AVAILABLE

    BACKORDER

    TOTAL MOTOR KAYU

    Baris FORECAST/DEMAND diisi dengan forecast yang telah ditentukan sebelumya melalui

    metode forecasting atau Demand

    Baris PRODUCTIONPLAN diisi dengan jumlah yang akan diproduksi di masing-masing periode.

    TABEL 5 FORMAT UMUM MPS

    PERIOD 1 2 3 4 5

    ON HAND (STARTING)

    FORECAST/DEMAND

    PRODUCTION PLANPROJECTED AVAILABLE

    BACKORDER

    PERIOD 1 2 3 4 5

    ON HAND (STARTING)

    FORECAST/DEMAND

    PRODUCTION PLANPROJECTED AVAILABLE

    BACKORDER

    MOTOR PRETTT

    MOTOR PRUTTT

    Bill of Materials

    1. Dibuat oleh PPIC. 2. Merupakan formulir berisi part bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah

    produk yang diinginkan.

    TABEL 6 BILL OF MATERIAL

    JUMLAH

    KOMPONENxxxyyyppp RODA DEPAN x

    xxxyyyppp RODA BELAKANG x

    xxxyyyppp KEMPOL SAMPING x

    xxxyyyppp KEMPOL TENGAH x

    xxxyyyppp BODY BESAR x

    xxxyyyppp LAMPU x

    xxxyyyppp MESIN x

    xxxyyyppp SETIR + AS x

    xxxyyyppp SKOK DEPAN x

    xxxyyyppp KURSI x

    xxxyyyppp TOTOK DEPAN x

    xxxyyyppp SLEBOR x

    xxxyyyppp . x

    xxxyyyppp .. x

    xxxyyyppp dst x

    NO PART DESKRIPSI

  • GAMBAR 4 : ALUR INTRUKSI KERJA PPIC

  • Material Requirements Planning (MRP)

    1. Dibuat oleh PPIC. 2. Merupakan formulir perencanaan material yang mencakup jumlah part bahan baku yang

    dibutuhkan dalam proses produksi. MRP awal disusun untuk delapan periode ke depan. Pada

    akhir setiap periode formulir ini dapat direvisi.

    TABEL 6 FORMAT UMUM MRP

    NO PART KOMPONEN LEAD TIME 1 2 3 4 5

    PROJECTED AVAILABLE

    NO PART KOMPONEN LEAD TIME 1 2 3 4 5

    PROJECTED AVAILABLE

    NO PART KOMPONEN LEAD TIME 1 2 3 4 5

    PROJECTED AVAILABLE

    PERIOD

    GROSS REQUIREMENT

    SCHEDULE RECEIPT

    NET REQUIREMENT

    PLANNED ORDER RECEIPT

    PLANNED ORDER RELEASE

    DDRODA DEPANXXXYYY

    PERIOD

    XXXYYY RODA BELAKANG DD

    GROSS REQUIREMENT

    SCHEDULE RECEIPT

    NET REQUIREMENT

    PLANNED ORDER RECEIPT

    PLANNED ORDER RELEASE

    PERIOD

    XXXYYY KEMPOL SAMPING DD

    GROSS REQUIREMENT

    SCHEDULE RECEIPT

    NET REQUIREMENT

    PLANNED ORDER RECEIPT

    PLANNED ORDER RELEASE

    Job Order (JO) Perintah kerja bagi GBB dan WS dari PPIC berdasarkan Production Planning.

    JO GBB

    1. Dibuat oleh PPIC kepada GBB. 2. Berisi jumlah part yang harus dikirimkan kepada masing-masing WS.

    GAMBAR 5 : JOB ORDER GBB

  • JO WS

    1. Dibuat oleh PPIC kepada WS1, WS2, WS3. 2. Berisi jumlah barang yang harus diproduksi oleh masing-masing WS. 3. Berisi perintah kepada WS yang satu untuk meneruskan hasil produksinya kepada

    WS selanjutnya hingga sampai ke tangan GBJ.

    GAMBAR 6 : JOB ORDER WS

    Form Permintaan Material (FPM) 1. Dibuat oleh PPIC kepada Purchasing. 2. Material yang dimaksud di sini adalah bahan baku. 3. Merupakan formulir berisi informasi jumlah bahan baku yang dibutuhkan beserta pilihan

    supplier tempat bahan baku itu dipesan.

  • PERIODE :

    DARI : PPIC

    KEPADA : PURCHASING

    SUPPLIER 1 SUPPLIER 2

    FORMULIR PERMINTAAN MATERIAL

    PARTPART

    MOHON DIKIRIMKAN :

    KELOMPOK JUMLAH PESANAN

    KEMPOL TENGAH

    LAMPU

    MESIN

    BODY BESAR1

    RODA DEPAN

    RODA BELAKANG

    KEMPOL SAMPING

    KURSI

    TOTOK DEPAN

    SLEBOR

    2

    AS RODA DEPAN

    PENYANGGA LAMPU

    SETIR + AS

    SKOK DEPAN

    KNALPOT

    AS RODA BELAKANG3

    BANGKALAN,

    ( PPIC)

    GAMBAR 7 : FORMULIR PERMINTAAN MATERIAL

    Form Purchase Order (PO) 1. Dibuat oleh Purchasing kepada Supplier 1 dan Supplier 2. 2. Merupakan formulir berisi informasi mengenai jumlah bahan baku yang dipesan kepada

    Supplier terpilih dalam rangka pembelian bahan baku dari Supplier tersebut.

    3. Informasi pembelian part dalam PO sesuai dengan rencana PPIC yang tertera pada Form Permintaan Material.

    DARI : PURCHASING

    KEPADA : SUPPLIER

    HARGA JUMLAHPER UNIT HARGA

    RODA DEPAN

    RODA BELAKANG

    KEMPOL SAMPING

    KEMPOL TENGAH

    BODY BESAR

    LAMPU

    MESIN

    PENYANGGA LAMPU

    SETIR + AS

    SKOK DEPAN

    KURSI

    TOTOK DEPAN

    SLEBOR

    AS RODA DEPAN

    KNALPOT

    AS RODA BELAKANG

    PART KUANTITAS

    ( PURCHASING )

    PURCHASE ORDER SUPPLIER 1

    123456789

    10111213

    BANGKALAN,

    141516

    TOTAL

    MOHON DIKIRIMKAN :

    NO

    GAMBAR 8 : PURCHASE ORDER SUPPLIER 1

  • DARI : PURCHASING

    KEPADA : SUPPLIER

    HARGA JUMLAHPER UNIT HARGA

    RODA DEPAN

    RODA BELAKANG

    KEMPOL SAMPING

    KEMPOL TENGAH

    BODY BESAR

    LAMPU

    MESIN

    PENYANGGA LAMPU

    SETIR + AS

    SKOK DEPAN

    KURSI

    TOTOK DEPAN

    SLEBOR

    AS RODA DEPAN

    KNALPOT

    AS RODA BELAKANG

    PART KUANTITAS

    ( PURCHASING )

    PURCHASE ORDER SUPPLIER 2

    123456789

    10111213

    BANGKALAN,

    141516

    TOTAL

    MOHON DIKIRIMKAN :

    NO

    GAMBAR 9 : PURCHASE ORDER SUPPLIER 2

    Form Delivery Slip

    Delivery Slip Supplier

    1. Dibuat oleh masing-masing Supplier kepada GBB sebanyak dua rangkap identik. 2. Diberikan oleh masing-masing Supplier kepada GBB bersamaan dengan pengantaran

    barang sebagai bukti pengantaran bahan baku. Setelah ditandatangani oleh GBB yang

    berwenang dalam penerimaan bahan baku, satu rangkap dikembalikan kepada

    Supplier untuk disimpan.

    PERIODE :

    DARI : SUPPLIER

    KEPADA : GBB

    Pemesanan dianggap telah mengetahui dan

    LAMPU

    MESIN

    KELOMPOK

    DENGAN PERINCIAN SEBAGAI BERIKUT :

    NAMA PART

    menyetujui ketentuan umum dibalik ini

    2

    PENYANGGA LAMPU

    SETIR + AS

    SKOK DEPAN

    KURSI

    TOTOK DEPAN

    SLEBOR

    SUPPLIER 1DELIVERY SLIP SUPPLIER

    KUANTITAS

    BERSAMA INI KAMI BERITAHUKAN BAHWA

    PESANAN SAUDARA TELAH KAMI KIRIMKAN,

    PART

    1

    RODA DEPAN

    RODA BELAKANG

    KEMPOL SAMPING

    KEMPOL TENGAH

    BODY BESAR

    Persetujuan Pemesan,

    (GBB)

    3AS RODA DEPAN

    KNALPOT

    AS RODA BELAKANG

    BANGKALAN,

    ( SUPPLIER )

    PERHATIAN :

    GAMBAR 10 : DELIVERY SLIP SUPPLIER 1

  • PERIODE :

    DARI : SUPPLIER

    KEPADA : GBB

    Pemesanan dianggap telah mengetahui dan

    LAMPU

    MESIN

    KELOMPOK

    DENGAN PERINCIAN SEBAGAI BERIKUT :

    NAMA PART

    menyetujui ketentuan umum dibalik ini

    2

    PENYANGGA LAMPU

    SETIR + AS

    SKOK DEPAN

    KURSI

    TOTOK DEPAN

    SLEBOR

    SUPPLIER 2DELIVERY SLIP SUPPLIER

    KUANTITAS

    BERSAMA INI KAMI BERITAHUKAN BAHWA

    PESANAN SAUDARA TELAH KAMI KIRIMKAN,

    PART

    1

    RODA DEPAN

    RODA BELAKANG

    KEMPOL SAMPING

    KEMPOL TENGAH

    BODY BESAR

    Persetujuan Pemesan,

    (GBB)

    3AS RODA DEPAN

    KNALPOT

    AS RODA BELAKANG

    BANGKALAN,

    ( SUPPLIER )

    PERHATIAN :

    GAMBAR 11 : DELIVERY SLIP SUPPLIER 2

    Delivery Slip GBJ

    1. Dibuat oleh GBJ kepada konsumen sebanyak dua rangkap identik. Satu rangkap diberikan kepada konsumen, sedangkan satu rangkap lainnya disimpan Sales.

    2. Merupakan formulir berisi jumlah barang jadi yang dikirimkan dari GBJ ke konsumen sesuai Form Order Receipt yang diberikan Sales.

    PERIODE :

    DARI : GBJ

    KEPADA : KONSUMEN

    PRUTTTPRETTT

    Pemesanan dianggap telah mengetahui dan

    DELIVERY SLIP GBJ

    BERSAMA INI KAMI BERITAHUKAN BAHWA

    PESANAN SAUDARA TELAH KAMI KIRIMKAN,DENGAN PERINCIAN SEBAGAI BERIKUT :

    KODEBARANG

    DESKRIPSI KUANTITAS

    menyetujui ketentuan umum dibalik ini

    Persetujuan Pemesan, BANGKALAN,

    (GBB) ( SUPPLIER )

    P1P2

    TOTAL

    TENDER

    PERHATIAN :

    GAMBAR 12 : DELIVERY SLIP GBJ

  • Inventory Status Report

    Inventory Status Finished Goods

    1. Dibuat oleh GBJ kepada PPIC dan Sales. 2. Merupakan formulir berisi informasi jumlah barang jadi (finished goods) yang

    tersedia di GBJ.

    3. GBJ membawa kedua Inventory Status Finished Goods kepada Sales untuk ditandatangani oleh Sales. Kemudian, satu rangkap disimpan oleh Sales, sedangkan

    satu rangkap lain diberikan kepada PPIC.

    INVENTORY STATUS FINISHED GOODS

    PERIODE :

    DARI : GBJ

    KEPADA : MARKETING

    STOK STOK

    AWAL NORMAL TENDER NORMAL TENDER AKHIR

    PRUTTT

    PRETTT

    P1

    P2

    BANGKALAN,

    ( GBJ )

    KODE BARANG DESKRIPSI PRODUKSI DEFECTPERMINTAAN PENJUALAN

    GAMBAR 13 : INVENTORY STATUS FINISHED GOODS (GBJ MARKETING

    INVENTORY STATUS FINISHED GOODS

    PERIODE :

    DARI : GBJ

    KEPADA : PPIC

    STOK STOK

    AWAL NORMAL TENDER NORMAL TENDER AKHIR

    PRUTTT

    PRETTT

    P1

    P2

    BANGKALAN,

    ( GBJ )

    KODE BARANG DESKRIPSI PRODUKSI DEFECTPERMINTAAN PENJUALAN

    GAMBAR 14 : INVENTORY STATUS FINISHED GOODS (GBJ PPIC)

    Inventory Status Material

    1. Dibuat oleh GBB kepada PPIC. 2. Merupakan formulir berisi informasi jumlah bahan baku yang tersedia di GBB.

  • INVENTORY STATUS MATERIAL

    PERIODE :

    DARI : GBB

    KEPADA : PPIC

    STOK STOK

    AWAL AKHIR

    RODA DEPAN

    RODA BELAKANG

    KEMPOL SAMPING

    KEMPOL TENGAH

    BODY BESAR

    LAMPU

    MESIN

    PENYANGGA LAMPU

    SETIR + AS

    SKOK DEPAN

    KURSI

    TOTOK DEPAN

    SLEBOR

    AS RODA DEPAN

    KNALPOT

    AS RODA BELAKANG

    DARI SUPPLIER

    BANGKALAN,

    ( GBB )

    PART

    1

    2

    3

    KELOMPOKPART PRODUKSI

    GAMBAR 15 : INVENTORY STATUS MATERIAL

    WS Report 1. Dibuat oleh WS 1, WS 2, WS 3 kepada PPIC. 2. Merupakan formulir berisi informasi jumlah inventory part dan WIP yang tersisa di masing-

    masing WS pada akhir periode.

    WS REPORT WORKSTATION 1

    PERIODE :

    DARI : WS 1

    KEPADA : PPIC

    rangka kanan

    kempol belakang

    rangka kiri

    roda belakang kanan

    as roda belakang

    roda belakang kiri

    XXXXXYYYYY

    WIP 1

    ( WS 1 )

    BANGKALAN,

    KELOMPOK PART PART/PRODUK JUMLAH (AKHIR PERIODE)

    W1

    GAMBAR 16 : WS 1 REPORT

  • WS REPORT WORKSTATION 2

    PERIODE :

    DARI : WS 2

    KEPADA : PPIC

    setir

    as setir

    totok

    pankon

    skok kanan

    skok kiri

    XXXXXYYYYY

    WIP 2

    ( WS 2 )

    KELOMPOK PART PART/PRODUK JUMLAH (AKHIR PERIODE)

    BANGKALAN,

    W2

    GAMBAR 17 : WS 7 REPORT

    WS REPORT WORKSTATION X

    PERIODE :

    DARI : WS X

    KEPADA : PPIC

    XXX1

    XXX2

    PRUTTT

    PRETTT

    ( WS X)

    BANGKALAN,

    KELOMPOK PART PART/PRODUK JUMLAH (AKHIR PERIODE)

    GAMBAR 18 : WS X REPORT

    Form Order Receipt

    1. Dibuat oleh Sales kepada GBJ dan PPIC. 2. Merupakan formulir berisi informasi jumlah dan spesifikasi permintaan konsumen serta

    kemampuan GBJ dalam memenuhi permintaan tersebut pada akhir periode.

    3. Sales membawa kedua Form Order Receipt kepada GBJ untuk ditandatangani oleh GBJ. Lalu, 1 rangkap disimpan oleh GBJ, sedangkan 1 rangkap lain diberikan kepada PPIC

    ORDER RECEIPT

    PERIODE :

    DARI : MARKETING

    KEPADA : GBJ

    PESANAN AWAL PESANAN TAMBAHAN TOTAL PESANAN PESANAN

    KOSUMEN (MEMENUHI BACKLOG) NON TENDER TENDER

    ( GBJ )

    BANGKALAN,

    PRUTTT

    PRODUK

    PRETTT

    GAMBAR 19 : ORDER RECEIPT (MARKETING GBJ)

  • ORDER RECEIPT

    PERIODE :

    DARI : MARKETING

    KEPADA : PPIC

    PESANAN AWAL PESANAN TAMBAHAN TOTAL PESANAN PESANAN

    KOSUMEN (MEMENUHI BACKLOG) NON TENDER TENDER

    ( GBJ )

    BANGKALAN,

    PRUTTT

    PRODUK

    PRETTT

    GAMBAR 20 : ORDER RECEIPT (MARKETING PPIC)

    Form Keputusan Peserta (FKP)

    1. Dibuat oleh PPIC kepada Juri. 2. Merupakan formulir yang disediakan oleh Juri. 3. Merupakan formulir berisi rangkuman keputusan yang harus diserahkan kepada Juri paling

    lama satu menit sebelum periode dimulai. Keputusan tersebut mencakup permintaan

    pembelian bahan baku, perintah produksi, dan rencana overtime.

    NAMA TIM :

    PERIODE :

    1 2 3 4 5

    PRUTTT

    PRETTT

    1

    FORMULIR KEPUTUSAN PESERTA

    1

    2

    PERIODENAMA PRODUKNO

    FORCAST PERMINTAAN

    PERMINTAAN PEMBELIAN PER PERIODE

    NO PART SUPPLIER 1 SUPPLIER 2

    LAMPU

    MESIN

    ..

    2

    3

    4

    5

    6

    ..

    .

    RODA DEPAN

    RODA BELAKANG

    KEMPOL SAMPING

    KEMPOL TENGAH

    BODY BESAR

    PERINTAH PRODUKSI PER PERIODE

    PRODUK

    WIP 1

    ..

    ( PPIC )

    ..

    PRUTTT

    PRETTT

    JUMLAH PRODUKSI

    NORMAL (UNIT)

    JUMLAH PRODUKSI

    OVERTIME (UNIT)

    WIP 2

    PENGAMBILAN OVERTIME PER PERIODE

    RENCANA OVER TIME MENIT

    BANGKALAN,

    GAMBAR 21 : FORMULIR KEPUTUSAN PESERTA

  • Form Tender

    1. Dibuat oleh PPIC kepada Juri. 2. Merupakan formulir yang disediakan oleh Juri. 3. Berisi keputusan ikut atau tidaknya tim dalam tender yang dibuka, beserta dengan harga

    yang ditawarkan tim kepada tender jika tim memutuskan untuk ikut dalam tender.

    NAMA TIM :

    PERIODE : HARGA SATUAN ,

    JUMLAH : PER PERIODE

    VARIAN

    FORM TENDER YES / NO

    BANGKALAN,

    ( PPIC )

    GAMBAR 22 : FORM TENDER

    Kontrak Persetujuan Tender

    1. Dibuat oleh Konsumen kepada Sales. 2. Merupakan formulir yang disediakan oleh Juri (Konsumen) bagi tim yang berhasil

    memenangkan tender sebagai kontrak persetujuan tim untuk memenuhi permintaan

    tambahan dari tender yang dimenangkannya.

    NAMA TIM :

    JUMLAH :

    VARIAN :

    PERIODE :

    HARGA :

    KONTRAK PERSETUJUAN TENDER

    BERSEDIA UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN TAMBAHAN YANG DILAKUKAN MELALUI TENDER DENGAN DETAIL :

    KONSUMEN

    ( . )

    MARKETING

    ( )

    GAMBAR 23 : KONTRAK PERSETUJUAN TENDER

  • PROSEDUR PERMAINAN

    KEADAAN AWAL SISTEM Dalam Permaianan ini, keadaan awal sistem dari pabrik Mainan Motor Kayuadalah sebagai berikut:

    1. Permainan dilakukan untuk 5 periode. 2. Masing-masing WS (Workstation) memiliki deskripsi kerja seperti yang telah dijelaskan dan hal itu

    berlaku seragam untuk semua tim.

    3. Tidak ada WIP (inventory work-in-process) pada periode pertama. 4. Permintaan yang terjadi mengikuti pola distribusi tertentu. 5. Terdapat 2 jenis produk: Mainan Motor Kayu PRUTTT, dan Mainan Motor Kayu PRETTT. 6. Persediaan bahan baku yang terdapat di GBB dan barang jadi di GBJ pada periode 0 dapat dilihat

    pada LAMPIRAN.

    LANGKAH PERMAINAN 1. Dalam permainan, satu perusahaan terdiri dari 7 divisi (PPIC, Supplier, GBB, GBJ, WS, Purchasing,

    Sales) dengan minimal anggota 10 orang. Tim dengan jumlah anggota di atas batas minimal dapat

    mengalokasikan orang tersebut ke divisi yang membutuhkan sesuai strategi masing-masing. 2. Sebelum permainan dimulai, persiapkan dokumen-dokumen (lihat LAMPIRAN) dan material yang

    diperlukan saat permainan berlangsung.

    3. Tim menyusun divisi yang ada sesuai dengan layout yang telah disepakati. 4. Kemudian, setiap tim mempersiapkan dan mengalokasikan material dan dokumen sesuai dengan

    keadaan awal sistem yang telah dijelaskan pada Sub Bab sebelumnya.

    5. Sebelum permainan dimulai, setiap tim wajib menampilkan sebuah yel-yel untuk menunjukkan kekompakan dan semangat tim.

    6. Permainan akan dimulai setelah aba-aba diberikan oleh Panitia. 7. FKP (Form Keputusan Peserta) yang berisikan rencana produksi, pemesanan bahan baku, dan

    rencana lamanya waktu overtime dikumpulkan kepada Juri Pusat 1 menit sebelum jeda periode berakhir.

    8. Form Tender yang berisikan jumlah dan warna Mainan Motor Kayu tender serta penawaran harga atas tender dikumpulkan pada saat jeda periode

    9. Production Plan dibuat berdasarkan forecast data permintaan masa lalu. Dalam hal ini, forecast hanya berperan sebagai referensi.

    10. Selanjutnya, permainan dilakukan sesuai dengan aliran dokumen dan material seperti pada Gambar 3. Permainan dimainkan selama 5 periode, di mana satu periode berlangsung selama 30 menit (waktu produksi normal) ditambah dengan waktu overtime.

    11. Overtime dapat dilakukan setelah waktu produksi normal dengan lama waktu overtime selama 1 atau 2 menit. Tim yang memutuskan mengambil overtime akan melaksanakan overtime sesuai dengan waktu yang direncanakan dalam FKP. Sedangkan tim yang tidak mengambil overtime tetap tidak

    diperbolehkan melakukan komunikasi dalam bentuk apapun sampai tim yang melaksanakan

    overtime selesai.

    12. Pada setiap akhir periode, permintaan periode tersebut akan dibacakan oleh Panitia. Sales dan GBJ melakukan tugasnya masing-masing menyangkut pemenuhan permintaan itu.

    13. Sesudahnya, PPIC menerima Inventory Status Report dari GBB dan GBJ, serta WS Report dari ke-X WS.

    14. Setelah itu, terdapat jeda periode yang berlangsung selama 10 menit. Pada jeda periode, akan ada kegiatan di antaranya menghitung dan memeriksa persediaan inventory di GBB dan GBJ serta WS,

    menandatangani dokumen dari Juri masing-masing divisi, dan membongkar Mainan Motor Kayu

    sebagai persiapan untuk permainan pada periode selanjutnya. 15. Sementara itu, pada jeda periode tersebut, PPIC melakukan pengisian FKP dan Form Tender (jika

    Panitia memberitakan tentang dibukanya kesempatan tender).

    16. Tim dapat mengambil tender pengadaan barang dan menentukan harga jual Mainan Motor Kayu yang ditenderkan. Pemenang tender adalah tim dengan penawaran harga jual Mainan Motor Kayu

    termurah. Jika tim pemenang tender tidak dapat memenuhi Mainan Motor Kayu sesuai tender, maka

    Mainan Motor Kayu tersebut tidak dapat dijual dalam tender. 17. PPIC melakukan perencanaan untuk periode berikutnya dengan mengevaluasi rencana produksi yang

    telah dibuat sebelumnya.

    18. Setelah jeda periode berakhir, periode berikutnya bisa dimulai. 19. Tim pemenang adalah tim dengan total keuntungan akumulasi 5 periode terbesar.

  • PURCHASING

    SUPPLIERGUDANG BAHAN

    BAKU

    PPIC

    GUDANG BARANG

    JADI

    WORKSTATION

    1WORKSTATION 2

    WORKSTATION

    3

    MARKETING

    KONSUMEN

    ACCOUNTING

    7 FORM ORDER8ORDER

    RECEIPT

    8

    ORDER RECEIPT

    4

    FORM PERMINTAAN MATERIAL

    5PURCHASE ORDER

    6DELIVERY

    SLIP

    1

    2JOB ORDER UNTUK GBB

    3 33JOB ORDER

    UNTUK WS

    JOB ORDER

    UNTUK WS

    6a

    6b

    6c6d

    6e

    9

    DELIVERY SLIP

    1010

    INVENTORY

    STATUS

    INVENTORY

    STATUS

    11

    11

    11

    WS REPORTWS REPORT

    6X

    INVOICES

    INVOICES6X

    ALIRAN DOKUMEN

    ALIRAN MATERIAL

    9a

    GAMBAR 1 : KONDISI AWAL

    KETERANGAN :

    1. PRODUCTION PLAN, BOM, MPS, MRP 2. JOB ORDER GUDANG BAHAN BAKU 3. JOB ORDER WORKSTATION 4. FORM PERMINTAAN MATERIAL KE PURCHASING 5. PURCHASE ORDER KE SUPPLIER 6. DELIVERY SLIP DARI SUPPLIER

    a. MATERIAL DARI SUPPLIER KE GBB b. MATERIAL DARI GBB KE MASING-MASING WS c. WIP 1 DARI WS1 KE WS2 d. WIP 2 DARI WS2 KE WS3 e. BARANG JADI DARI WS3 KE GUDANG BARANG JADI X. INVOICES

    7. ORDER DARI KONSUMEN 8. ORDER RECIEPT DARI MARKETING KE GUDANG BAHAN JADI DAN PPIC 9. DELIVERY SLIP KE MARKETING DAN KONSUMEN

    9a. BARANG JADI GBJ KE KONSUMEN

    10. INVENTORY STATUS REPORT DARI GBB DAN GUDANG BAHAN JADI 11. WS REPORT MASING-MASING WS KE PPIC

    PRODUCTION PLANNING INVENTORY CONTROL

    PLANNING :

    BOM

    OPC

    MRP

    ROUTE SHEET

    BLUEPRINTS

    SPECIFICATION

    FLOW MATERIAL

    MATERIAL RELEASES

    MATERIAL

    CONTROL

    SCHEDULING

    &

    DISPATCHING

    MATERIAL

    STATUS

    REPORT

    ALIRAN MATERIAL DAN DOKUMEN PADA DIVISI PRODUKSI

    1. PPIC mengisi rencana produksi dalam Production Plan dan MPS [1] untuk satu periode dengan hasil forecast sebagai referensi. Lalu menyusun rencana kebutuhan material (MRP) sesuai dengan BOM [1].

    2. PPIC mengisi Job Order untuk Gudang Bahan Baku (JO GBB) [2] sesuai dengan rencana produksi. JO GBB merupakan informasi yang berisi berapa unit bahan baku yang harus dikirimkan oleh GBB ke masing-masing WS.

    3. Gudang bahan baku mengirimkan bahan baku ke setiap WS sesuai JO GBB [6b].

  • 4. PPIC mengirimkan Job Order untuk setiap workstation (JO WS) [3] yang berisikan jumlah unit yang harus diproduksi oleh masing-masing workstation.

    5. Jika part tersedia pada workstation, operator setiap workstation dapat mulai memproduksi produk masing-masing setelah memperoleh dan menandatangani JO WS dari PPIC. Setelah selesai

    dikerjakan, workstation yang satu akan mengirimkan WIP hasil produksinya ke workstation

    berikutnya [6c, 6d] 6. Workstation terakhir (WS X) akan menghasilkan barang jadi berupa Mainan Motor Kayu utuh yang

    kemudian akan dikirim dan disimpan di Gudang Barang Jadi (GBJ) [6e].

    7. Setelah periode berakhir, konsumen akan memesan sejumlah barang dengan mengirimkan Form Order [7] ke divisi Sales. Dalam hal ini, permintaan akan dibacakan oleh Panitia.

    8. Divisi Sales akan membuat Form Order Receipt kepada GBJ dan PPIC [8] yang pertama-tama akan dikirimkan ke GBJ untuk mengambil sejumlah barang sesuai pesanan dan kemudian kepada PPIC

    sebagai input pertimbangan produksi periode berikutnya. 9. Selanjutnya, produk dikirim [9a] oleh GBJ ke konsumen sesuai dengan Form Order Receipt

    (permintaan pada periode tersebut). Bersamaan dengan pengiriman produk tersebut, GBJ juga

    mengirimkan Form Delivery Slip [9] yang berisi keterangan jumlah barang yang diminta konsumen

    (dua rangkap, untuk Konsumen dan Sales). 10. Setiap akhir periode, GBB dan GBJ mengisi Inventory Status Report dan WS mengisi WS Report

    [10]. Ketiga laporan persediaan tersebut diberikan ke PPIC di akhir periode sebagai bahan

    pertimbangan penyusunan PP, MPS, MRP dan FPM untuk periode berikutnya.

    ALIRAN MATERIAL DAN DOKUMEN PADA DIVISI PURCHASING 1. PPIC menyusun MRP sesuai dengan rencana produksi [1]. 2. Berdasarkan MRP tersebut, PPIC membuat Form Permintaan Material (FPM) [4] dengan

    mempertimbangkan jumlah bahan baku yang diinginkan pada periode berikutnya. Dengan pertimbangan itu, PPIC juga harus mengambil keputusan mengenai Supplier mana yang akan dipakai

    untuk memenuhi kebutuhan masing-masing kelompok part. Selanjutnya, FPM dikirim ke divisi

    Purchasing [4]. 3. Selanjutnya, divisi Purchasing menggunakan FPM sebagai dasar dalam mengisi Purchase Order (PO)

    bagi masing-masing Supplier [5]. Kemudian, PO diberikan ke masing-masing Supplier.

    4. Setelah menerima PO, Supplier akan mengirimkan bahan baku part ke GBB sesuai dengan PO dan lead time masing-masing yang akan diserukan aba-abanya oleh Panitia [6a].

    5. Selanjutnya, Supplier akan mengisi Delivery Slip [6] (rangkap dua, untuk Supplier dan GBB) yang ditandatangani oleh GBB dan Supplier sebagai bukti bahwa part sesuai PO telah diterima oleh GBB.

    SISTEM OPERASIONAL TENDER PENGADAAN BARANG 1. Penawaran tender akan dibuka pada saat awal jeda periode. Setelah periode produksi berakhir, panitia akan membacakan permintaan untuk periode yang baru

    saja diakhiri tersebut. Setelah itu, jeda periode akan dimulai. Jika kesempatan tender dibuka, maka pada awal jeda tersebut, Panitia akan membacakan

    penawaran tender. Informasi yang disampaikan oleh Panitia mencakup warna dan jumlah

    MAINAN MOTOR KAYUyang perlu dipenuhi, serta jangka waktu periode berlakunya tender

    yang ditawarkan.

    2. Pengambilan keputusan tender Setiap tim wajib mengisi Form Tender (baik tim yang mengambil tender maupun yang tidak

    mengambil) dan menyerahkannya kepada Koordinator Juri tim masing-masing pada menit ke-3 jeda periode.

    3. Pelaksanaan produksi tender oleh tim yang dinyatakan memenangkan tender. Tim pemenang tender akan dibacakan oleh Panitia selambat-lambatnya pada menit ke-5 jeda

    periode. Tim pemenang tender langsung memproduksi Mainan Motor Kayu untuk tender pada periode

    yang akan berjalan.

  • PERATURAN

    1. PERATURAN PERMAINAN 1. Permainan Game ini dijalankan dalam 5 periode di mana setiap periode berlangsung selama 30 menit

    dengan jeda periode selama 10 menit yang dapat dimanfaatkan untuk me-reschedule keputusan dan

    membongkar Mainan Motor Kayu. 2. Ada 2 jenis produk Mainan Motor Kayu yang digunakan, yaitu: Mainan Motor Kayu PRUTTT, dan

    PRETTT.

    3. Kapasitas produksi Mainan Motor Kayu maksimal yang diperbolehkan untuk setiap periode normal adalah sebesar 30 produk Mainan Motor Kayu.

    4. Kapasitas maksimal Gudang Bahan Baku (GBB) untuk inventory masing-masing bahan baku adalah sebesar 40 unit dan 80 unit khusus untuk baterai.

    5. Apabila total inventory yang terdapat di GBB melebihi kapasitas maksimal, maka akan dikenakan biaya Sewa GBB Tambahan yang menggunakan sistem lot, yaitu sebesar $25 per lot (biaya ini di

    luar biaya inventory normal/Carrying Cost). Dalam hal ini, 1 lot terdiri atas 5 part bahan baku yang

    dapat ditampung (untuk jenis part yang sama). 6. Kapasitas maksimal Gudang Barang Jadi (GBJ) untuk inventory produk Mainan Motor Kayu adalah

    sebesar 12 unit.

    7. Apabila total inventory yang terdapat di GBJ melebihi kapasitas maksimal, maka akan dikenakan biaya Sewa GBJ Tambahan yang dihitung per Mainan Motor Kayu sebesar $12.25 per unit Mainan

    Motor Kayu.

    8. Quantity Discount berlaku untuk pembelian part bahan baku di atas 90 unit untuk part Kelompok 1 dan di atas 45 unit untuk kelompok part lainnya.

    9. Selama permainan berlangsung, para peserta tidak diperkenankan untuk melakukan komunikasi antar divisi/departemen dalam bentuk suara maupun gerakan apapun yang dianggap mencurigakan.

    10. Komunikasi yang terjadi dalam permainan ini hanya dilakukan melalui dokumen/form yang telah ditentukan.

    11. Selama jeda periode berlangsung, semua divisi/departemen diperkenankan untuk melakukan komunikasi.

    12. Setiap PPIC mengisi Form Keputusan Peserta (FKP) pada waktu jeda periode 10 menit setiap periodenya. Pengisian FKP menyangkut:

    Forecast permintaan untuk masing-masing varian produk Detail pembelian untuk setiap part bahan baku Perintah produksi Rencana pengambilan overtime Untuk lebih jelasnya lihat di contoh form FKP pada LAMPIRAN.

    13. Setiap PPIC harus menyerahkan FKP maksimal pada menit ke-10 waktu jeda periode. Jika tidak dilakukan sesuai peraturan, maka tim akan mendapatkan penalti.

    14. Dalam permainan ini, terdapat skenario yang akan diberikan langsung oleh para juri tanpa sepengetahuan tim peserta ketika periode produksi berlangsung. Skenario ini menyangkut:

    Keterlambatan Supplier Breakdown Workstation (WS berhenti berproduksi)

    15. Setiap operator Workstation diperbolehkan memulai pekerjaannya setelah menandatangani Job Order WS masing-masing dan akan dikenakan penalti jika dilanggar.

    16. Backorder yang terjadi pada periode sebelumnya harus dapat dipenuhi pada periode berikutnya, kecuali backorder tender.

    17. Kalkulasi Biaya Total.

    18. Kalkulasi Keuntungan

  • 19. Simpangan Lead Time merupakan percepatan ataupun keterlambatan dari waktu normal pengiriman bahan baku dari vendor ke pabrik.

    20. Selama permainan berlangsung, tidak diperlihatkan secara visual aliran dana yang terjadi. 21. Jika terdapat kesalahan dalam perakitan Mainan Motor Kayu (dalam hal ini ada part yang tidak

    terpasang) maka hasil rakitan akan diambil oleh juri dan dikembalikan ke GBB, serta dikenakan

    biaya penalti Kesalahan Perakitan. 22. Penalti akan diberikan apabila terjadi kesalahan-kesalahan selama permainan berlangsung. 23. Pada setiap akhir periode, total inventory dari semua WS hanya diperbolehkan maksimal 5 unit per

    kelompok komponen penyusun Mainan Motor Kayu (dapat berupa part ataupun WIP dari proses

    sebelumnya) dan maksimal 10 unit untuk baterai. 24. Komponen yang berlebih (pada semua WS) akan dikembalikan ke GBB. 25. Kelebihan komponen di WS 3 yang berupa part body akan diambil berdasarkan urutan berikut :

    hitam putih biru. 26. Jika pada akhir periode di WS terdapat kelebihan komponen WIP dan part (mengacu pada poin 23),

    maka yang diambil terlebih dahulu adalah komponen WIP.

    27. Pada saat jeda permainan, GBB diperkenankan untuk mempersiapkan part-part yang akan diantarkan kepada tiap WS pada periode selanjutnya. Dalam hal ini, PPIC boleh memberitahukan jumlah part yang harus diantarkan untuk periode selanjutnya.

    28. Purchasing diperbolehkan menyalin Formulir Permintaan Material (FPM) pada waktu jeda periode, namun pada pelaksanaannya Purchasing harus tetap menerima FPM dari PPIC dan mengantarkan Purchase Order (PO) ke Supplier

    2. PERATURAN OVERTIME 1. Overtime merupakan keputusan tiap kelompok untuk melakukan produksi di luar waktu produksi

    normal yang diberikan. 2. Keputusan untuk melakukan overtime dilakukan pada saat awal periode dan diserahkan bersamaan

    dengan pengumpulan FKP.

    3. Durasi overtime yang dapat dipilih adalah 1 menit atau 2 menit. 4. Kapasitas produksi Mainan Motor Kayu selama overtime dibatasi maksimal 4 Mainan Motor Kayu

    per menit.

    5. Ketika overtime berlangsung, kelompok yang memutuskan untuk melakukan overtime dan yang tidak melakukan overtime tetap tidak diperkenankan untuk melakukan komunikasi antar divisi/departemen

    dalam bentuk apa pun.

    6. Biaya yang dikeluarkan untuk overtime menyangkut biaya buruh langsung yang terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel seperti dapat dilihat pada LAMPIRAN.

    3. PENJELASAN PENALTI Pada Game ini, jika peserta melakukan pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, maka

    peserta tersebut akan mendapatkan penalti berupa pengurangan poin dari yang telah didapat.

    TABEL 7 JENIS PENALTI

    NILAI

    PINALTI1 Kesalahan Perakitan 150

    2 Perbedaan Penulisan Jumlah Part pada FPM dan PO 50

    3 Produksi Melebihi JO 10

    4 Produksi Melebihi Kapasitas Produksi 300

    5 Perbedaan Penulisan Antara Order dan Order Receipt 15

    6 Jumlah Part yang Diantar GBB Melebihi JO 225

    7 Kedatangan Supplier Tidak Sesuai Lead Time 200

    8 Pengantaran Part Dari Supplier ke GBB Tidak Disertai Delivery Slip 10

    9 Pengantaran Barang Jadi dari GBJ ke Konsumen Tidak Disertai Delivery Slip 10

    10 Suatu Divisi Melakukan Job Desc Divisi Lain 15

    11 Perbedaan Pengiriman Aktual dengan Purchase Order 25

    12 WS Merakit Sebelum Menandatangani JO 10

    13 Keterlambatan Penyerahan FKP kepada Juri Pusat 150

    14 Non Teknis 3500

    PINALTINO

  • 1. Kesalahan Perakitan Deskripsi

    Penalti ini diberikan ketika WS salah melakukan perakitan pada part WS tersebut atau part tidak terpasang sempurna, dan sudah masuk ke daerah kerja WS selanjutnya atau ke GBJ untuk WS 3.

    Besar Penalti

    (dihitung per kejadian)

    Contoh Kasus

    WS 1 tidak memasang knalpot dengan benar sehingga saat di WS 2, knalpot tersebut terlepas dari

    body. Maka tim tersebut akan dikenakan 1 kali penalti Kesalahan Perakitan.

    2. Perbedaan Penulisan Jumlah Part pada FPM dan PO Deskripsi

    Sudah jelas

    Besar Penalti (dihitung per kejadian)

    Contoh Kasus

    Sudah jelas

    3. Produksi Melebihi JO Deskripsi

    Penalti ini diberikan jika WS 1,2, maupun 3 melakukan produksi MAINAN MOTOR

    KAYUmelebihi jumlah produksi yang tertera pada JO WS. Perhitungan jumlah produksi dilakukan pada akhir periode tersebut.

    Besar Penalti

    (dihitung per part)

    Contoh Kasus

    WS 1 memproduksi WIP 1 melebihi JO yang diberikan, maka tim tersebut akan dikenakan penalti

    sebesar jumlah part WS 1 x besar penalti.

    4. Produksi Melebihi Kapasitas Produksi Deskripsi

    Penalti ini diberikan jika suatu tim melakukan produksi MAINAN MOTOR KAYUmelebihi

    kapasitas produksi yang telah ditentukan

    Besar Penalti

    (dihitung jumlah produksi MAINAN MOTOR KAYUyang melebihi kapasitas)

    Contoh Kasus Suatu tim memproduksi 2 MAINAN MOTOR KAYUmelebihi kapasitas produksi maksimal, maka

    tim tersebut mendapatkan penalti sebanyak 2 kali penalti Produksi Melebihi Kapasitas Produksi

    5. Perbedaan Penulisan Antara Order dan Order Receipt Deskripsi

    Sudah jelas

    Besar Penalti

    (dihitung per kejadian)

    Contoh Kasus

    Sudah jelas

    6. Jumlah Part yang Diantar GBB Melebihi JO Deskripsi

    Penalti ini diberikan jika GBB melakukan pengiriman part melebihi JO GBB. Perhitungan dilakukan

    setelah periode tersebut berakhir.

    Besar Penalti (dihitung per part berlebih yang dikirimkan ke WS)

    Contoh Kasus

    GBB mengirimkan 9 part (2 roda, 1 knalpot, 3 lampu, 1 body, dan 2 kempol) melebihi jumlah part yang tertera di JO, maka tim tersebut mendapatkan 9 kali penalti Jumlah Part yang Diantar GBB

    Melebihi JO.

    7. Kedatangan Supplier Tidak Sesuai Lead Time Deskripsi

    Penalti ini diberikan ketika Supplier mengirimkan barang tidak sesuai Lead Time yang telah

    ditentukan, baik terlalu cepat ataupun terlambat melakukan pengiriman.

    Besar Penalti (dihitung per kejadian)

  • Contoh Kasus

    Supplier pada suatu tim mengalami 2 kali keterlambatan pengiriman barang dan 1 kali terlalu cepat

    dibandingkan jadwal yang seharusnya, maka tim itu mendapatkan 3 kali penalti Kedatangan Supplier Tidak Sesuai Lead Time.

    8. Pengantaran Part Dari Supplier ke GBB Tidak Disertai Delivery Slip Deskripsi

    Sudah jelas.

    Besar Penalti

    (dihitung per kejadian)

    Contoh Kasus Sudah jelas

    9. Pengantaran Barang Jadi dari GBJ ke Konsumen Tidak Disertai Delivery Slip Deskripsi

    Sudah jelas.

    Besar Penalti

    (dihitung per kejadian)

    Contoh Kasus Sudah jelas

    10. Suatu Divisi Melakukan Job Desc Divisi Lain Deskripsi

    Sudah jelas.

    Besar Penalti

    (dihitung per kejadian)

    Contoh Kasus

    Sales mengantarkan form inventory status finished good ke PPIC sebanyak 3 kali. Pekerjaan ini

    seharusnya dilakukan oleh GBJ sehingga tim mendapat 3 kali penalti Suatu Divisi Melakukan Job

    Desc Divisi Lain.

    11. Perbedaan Pengiriman Aktual dengan Purchase Order Deskripsi

    Penalti ini diberikan jika jumlah part yang dikirim oleh Supplier tidak sesuai dengan Purchase Order, baik kelebihan ataupun kekurangan part. Perhitungan part dilakukan berdasarkan inventory GBB

    pada akhir periode.

    Besar Penalti (dihitung per part)

    Contoh Kasus

    Sudah jelas

    12. WS Merakit Sebelum Menandatangani JO Deskripsi

    Sudah jelas

    Besar Penalti (dihitung per kejadian)

    Contoh Kasus

    Sudah jelas

    13. Keterlambatan Penyerahan FKP kepada Juri Pusat Deskripsi

    FKP yang dibuat oleh PPIC harus diserahkan kepada Juri Pusat melalui Koordinator Juri masing-masing tim

    maksimal pada menit ke-10 waktu jeda periode. Lewat dari 10 menit tersebut, maka tim akan dikenakan penalti per menit keterlambatan

    Besar Penalti

    (dihitung per menit keterlambatan)

    Contoh Kasus

    FKP suatu tim sampai di tangan Juri Pusat pada menit ke-12 sejak jeda periode dimulai. Hal ini

    berarti tim akan mendapat 2 kali penalti Keterlambatan Penyerahan FKP kepada Juri Pusat.

    14. Non Teknis Deskripsi

    Penalti ini diberikan kepada tim yang melakukan pelanggaran di luar teknis permainan yang

    dilakukan, berupa komunikasi yang dilakukan antar divisi untuk mendapatkan keuntungan.

  • Komunikasi yang dilakukan dapat berupa isyarat, gerakan tubuh yang mencurigakan, berbicara

    ataupun bersuara untuk menandakan sesuatu.

    Besar Penalti (dihitung per kejadian)

    Contoh Kasus

    Sudah jelas

    4. PERATURAN KHUSUS TENDER PENGADAAN BARANG 1. Setiap tim berhak untuk mengikuti tender. 2. Tim pemenang tender pada periode sebelumnya dapat kembali mengikuti tender pada periode

    selanjutnya (keikutsertaan tim dalam tender tidak dibatasi pada satu tender saja). 3. Setiap tim berhak menentukan sendiri harga jual Mainan Motor Kayu yang diikutsertakan dalam

    tender dengan mengikuti ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) :

    HET TENDER = 2 X HARGA NORMAL

    4. Tidak ada harga minimal dalam penawaran Mainan Motor Kayu yang diikutsertakan dalam tender. 5. Pemenang tender merupakan kelompok dengan penawaran harga jual Mainan Motor Kayu terendah.

    Jika ada lebih dari satu penawaran yang bernilai sama, maka penawaran tender dapat dilakukan ulang

    antara tim-tim dengan penawaran bernilai sama tersebut. 6. Satu tender maksimal berlangsung untuk 3 periode secara berturut-turut. 7. Jumlah maksimal Mainan Motor Kayu untuk tender adalah 4 Mainan Motor Kayu bervarian sama

    per periode. 8. Pemenuhan Mainan Motor Kayu untuk tender dilakukan setelah permintaan Mainan Motor Kayu

    normal untuk semua warna pada periode bersangkutan telah dipenuhi.

    9. Tender dikatakan terpenuhi apabila dapat mencukupi seluruh kebutuhan Mainan Motor Kayu tender pada periode tersebut, misalkan: terdapat tender 2 Mainan Motor Kayu untuk 3 periode maka tender tersebut dikatakan terpenuhi secara total apabila dapat memenuhi sebanyak tepat 2 Mainan Motor

    Kayu tersebut pada setiap periodenya. Jika pada periode 1, pemenuhan tender kurang dari 2, maka

    Mainan Motor Kayu yang ada tersebut tidak dapat dijual dalam tender (hangus) pada periode 1 tersebut dan tim akan mendapat penalti karena ketidakmampuan memenuhi Mainan Motor Kayu

    tender. Untuk periode 2 dan 3, tim tetap harus memenuhi kewajiban tender sebanyak 2 Mainan Motor

    Kayu per periode. 10. Biaya backlog untuk tender berbeda dengan biaya backlog normal (LAMPIRAN).