gamma ray
TRANSCRIPT
1. Gamma Ray Log- Untuk membedakan lapisan-lapisa shale dan non shale pada sumur-sumur
open hole atau cased hole dan juga pada kondisi ada lumpur maupun tidak.- Sebagai pengganti SP Log untuk maksud-maksud pendeteksian lapisan
permeable, karena untuk formasi yang tidak terlalu resistif hasil SP Log tidak terlalu akurat
- Untuk mengetahui korelasi batuan dan prosentase kandungan shale pada lapisan permeable
- Mendeteksi mineral-mineral radioaktif- Menentukan kedalaman perforasi yang telah diinjeksi air (water plugging)
Log Sinar Gamma
Log Sinar Gamma adalah log yang digunakan untuk mengukur tingkat radioaktivitas suatu
batuan. Radioaktivitas tersebut disebabkan karena adanya unsur Uraniun, Thorium, Kalium
pada batuan. Ketiga elemen ini secara terus menerus memancarkan gamma ray yang
memiliki energi radiasi yang tinggi. Kekuatan radiasi sinar gamma yang paling kuat
dipancarkan oleh mudstone dan yang paling lemah dipancarkan batubara. Terutama yang
dari mudstone laut menunjukan nilai yang ekstra tinggi, sedangkan radiasi dari lapisan
sandstone lebih tinggi disbanding batubara. Log sinar gamma dikombinasikan dengan log
utama, seperti log densitas, netron dan gelombang bunyi, digunakan untuk memastikan
batas antara lapisan penting, seperti antara lapisan batubara dengan langit-langit atau
lantai.
Skala log gamma ray dalam satuan API unit (APIU). Log gamma ray biasanya ditampilkan
pada kolom pertama, bersama – sama dengan kurva SP dan Kaliper. Skala log gamma ray
dari kiri ke kanan biasanya 0 – 100 atau 0 – 150 API. Walaupun terdapat juga suatu kasus
dengan nilai gamma ray sampai 200 API untuk jenis organic rich shale.
Log gamma ray sangat efektif dalam menentukan zona permeable, dengan dasar bahwa
elemen radioaktif banyak terkonsentrasi pada shale yang impermeable, dan hanya sedikit
pada batuan yang permeable. Pada formasi yang impermeable kurva gamma ray akan
menyimpang ke kanan, dan pada formasi yang permeable kurva gamma ray akan
menyimpang ke kiri. Log gamma ray memiliki jangkauan pengukuran 6 – 12 in. Dengan
ketebalan pengukuran sekitar 3 ft.
Pengukuran dilakukan dengan jalan memasukkan alat detektor ke dalam lubang bor. Oleh
karena sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka logging gamma ray dapat
dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang casing ataupun telah dilakukan cementing.
Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan semen, akan tetapi energinya
masih cukup kuat untuk mengukur sifat radiasi gamma pada formasi batuan disampingnya.
Formasi yang mengandung unsur-unsur radioaktif akan memancarkan radiasi radioaktif
dimana intensitasnya akan di terima oleh detektor dan di catat di permukaan.
Untuk memisahkan jenis-jenis bahan radioaktif yang berpengaruh pada bacaan gamma ray
dilakukan gamma ray spectroscopy. Karena pada hakikatnya besarnya energy dan
intensitas setiap material radioaktif tersebut berbeda-beda. Spectroscopy ini penting
dilakukan ketika kita berhadapan dengan batuan non-shale yang memungkinkan untuk
memiliki unsur radioaktif, seperti mineralisasi uranium pada sandstone, potassium feldsfar
atau uranium yang mungkin terdapat pada coal dan dolomite.
Beberapa jenis batuan dapat dikenal dari variasi kandungan fraksi lempungnya, misalnya
batu lempung hamper seluruh terdiri dari mineral lempung, batu pasir kwarsa sangat sedikit
mengandung mineral lempung, batu lanau cukup banyak mengandung mineral lempung
dan sebagainya. Oleh karena itu respo gamma dapat digunakan untuk menafsirkan jenis
litologinya. Beberapa contoh batuan sesuai sifat radioaktifnya adalah sebagai berikut:
Radioaktifnya sangat rendah
Anhidrid, garam, batubara dan nodule silica. Silica yang berlapis mengandung radioaktif
lebih tinggi dari berbentuk nodule.
Radioaktif rendah
Batu gamping murni, dolomite dan batu pasir. Batu gamping dan dolomite yang berwarna
gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang berwarna terang.
Radioaktif menengah
Arkosa, pelapukan granit, batu lanau, batu gamping lempunagn dan napal. Batu yang
berwarna gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang berwarna terang.
Radioaktif sangat tinggi
Serpih, batu lempung dan abu gunung api.
Tabel 3.1. Karakteristik Respon Sinar Gamma
Radioaktif
sangat rendah
(0 – 32,5 API)
Radioaktif rendah
(32,5 – 60 API)
Radioaktif
menengah
(60 – 100 API)
Radioaktif
sangat tinggi
(>100 API)
AnhidritSalt
Batubara
BatupasirBatuga
mping
Dolomit
ArkoseBatuan
granit
Lempungan
Pasiran
gamping
Batuan
serpihAbu
vulkanik
bentonit
Cara membaca repon gamma untuk mendapatkan batas litologi adalah dengan cara
mengambil sepertiga antara respon maksimal dan respon minimal. Cara ini merupakan
aturan yang ditara-ratakan untuk mendapat ketelitian batas litologi. Biasanya aturan
demikian cukup teliti untuk lapisan batubara yang tidak banyak mengandung lapisan
pemisah (parting) di dalamnya.
Suatu hal yang perlu diperhatikan untuk dapat mengkorelasi respon gamma dari beberapa
lubang bor adalah panjang probe selama pengukuran harus tetap dan kecepatan penaikan
probe ari dalam lubang harus tetap. Selain itu perlu pula ditinjau pengarh chasing walaupun
kecil akan tetap ada.
Sebelum bekerja dengan alat pngukur radiasi gamma harus diadakan kalibrasi alat tersebut
terhadap sumber radiasi sinar gamma yang telah diketahui dan pembacaannya disesuaikan
dengan selang waktu ynag sesuai. Apabila selang waktu tersebut terlalu cepat respon
cenderung menjadi rata dan kurang peka terhadap perubahan litologi yang kecil. Sebaliknya
apabila selang waktu tersebut terlalu lambat perbedaan yang kecil terekam pada respon
sehingga perbedaan besar sukar terlihat.