gangguan afektiif bipolar, siklotimia, baby blue
TRANSCRIPT
GANGGUAN AFEKTIIF BIPOLAR, SIKLOTIMIA, BABY BLUE SYNDROME
(Referat)
Oleh:Hema Meliny Junita Perangin-
angin
Pembimbing:
dr. Tendry Septa, Sp.KJ(K)
Gangguan Afektif Bipolar
Defenisi
Gangguan bipolar yaitu gangguan mood yang kronis dan berat yang ditandai dengan episode mania, hipomania, campuran dan depresi.
Gangguan bipolar disebut dengan manik depresif, gangguan afektif bipolar, atau gangguan spektrum bipolar.
Epidemiologi
Insiden tidak tinggi berkisar 0,3-1,5% Risiko bunuh diri meningkat pada
penderita bipolar yang tidak diterapi yaitu 5,5 per 1000 pasien. Sementara yang diterapi ’hanya’ 1,3 per 1000 pasien
Resiko laki-laki lebih kecil dari perempuan
Timbul di usia remaja atau dewasa
Manifestasi Klinik 1. Episode manik minimal 1 minggu mengalami mood yang elasi, ekspansif, atau
iritabel. tiga atau lebih gejala berikut menetap (empat atau lebih bila
hanya mood iritabel) yaitu:- grandiositas atau percaya diri berlebihan- berkurangnya kebutuhan tidur- cepat dan banyaknya pembicaraan- lompatan gagasan atau pikiran berlomba- perhatian mudah teralih- peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor- meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual, pekerjaan dan
sekolah)- tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa
perhitungan yang matang). Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengan penderitan,
gambaran psikotik, hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya gangguan fungsi sosial dan pekerjaan.
2. Episode Depresi Mayor
Minimal dua minggu mengalami lebih dari empat simtom/tanda yaitu:
- mood depresif atau hilangnya minat atau rasa senang- menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu makan- sulit atau banyak tidur- agitasi atau retardasi psikomotor- fatig atau berkurangnya tenaga- menurunnya harga diri- ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan menurunnya
konsentrasi- Pesimis- pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan atau
tanpa rencana) atau tindakan bunuh diri.
Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan atau mengganggu fungsi personal, sosial, atau pekerjaan.
3. Episode Campuran Memenuhi kriteria episode manik dan depresi
mayor (kecuali untuk durasi) hampir setiap hari selama paling sedikit satu minggu
Gangguaan mood cukup berat sehingga menyebabkan hendayaa nyata dalam fungsi pekerjaan atau aktivitas sosial yang biasa dilakukan atau hubungan dengan orang lain, atau memerlukan perawatan untuk mencegah melukai diri sendiri atau orang lain, atau terdapat gambaran psikotik
Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung penggunaan zat (misalnya penyalahgunaan zat, obat) atau kondisi medik umum (misalnya hipertiroid).
4. Episode Hipomanik Minimal empat hari, secara menetap, pasien mengalami
peningkatan mood, ekspansif atau iritabel yang ringan, paling sedikit tiga gejala (empat gejala bila mood iritabel) yaitu:
- grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri- berkurangnya kebutuhan tidur- meningkatnya pembicaraan- lompat gagasan atau pikiran berlomba- perhatian mudah teralih- meningkatnya aktivitas atau agitasi psikomotor- pikiran menjadi lebih tajam- daya nilai berkurang
Tidak ada gambaran psikotik (halusinasi, waham, atau perilaku atau pembicaran aneh), tidak memerlukan hospitalisasi dan tidak mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan.
Sering kalidilupakan oleh pasien tetapi dapat dikenali oleh keluarga
Siklus cepat
•empat episode depresi,hipomania atau mania dalam satu tahun.•Bebas gejala sulit dinilai•Terdapat hendaya berat dalam pekerjaan dan hubungan interpersonal
Siklus ultra cepat
•Mania, hipomania, dan episode depresi bergantian dengan sangat cepat dalam beberapa hari.•Hendaya dan gejala lebih berat dari siklotimia•Sulit diatasi
Simtom psikotik
•Trejadi pada kasus berat•Gejala paling sering wahan dan halusinasi
Klasifikasi
F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala
psikotik F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau
sedang.30 tanpa gejala somatik.31 dengan gejala somatik
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
F31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnya F31.9 Gangguan afektif bipolar YTT
F31 Gangguan Afektif Bipolar Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (yaitu sekurang-
kurangnya dua) menunjukkan suasana perasaan (mood) pasien dan tingkat aktivitasnya terganggu
pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan (mood) serta peningkatan enersi dan aktivitas (mania atau hipomania)
pada waktu lain berupa penurunan suasana perasaan (mood) serta pengurangan enersi dan aktivitas depresi
Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode
Dalam perbandingan, jarang ditemukan pasien yang menderita hanya episode mania yang berulang-ulang, dan karena pasien-pasien tersebut menyerupai (dalam riwayat keluarga, kepribadian pramorbid, usia onset, dan prognosis jangka panjang) pasien yang mempunyai juga episode depresi sekali-sekali, maka pasien itu digolongkan sebagai bipolar
F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini hipomanik
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania (F30.0) dan,• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran
di masa lampau.
F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik tanpa Gejala Psikotik
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik (F30.1) dan,• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa
lampau.
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini Depresif Ringan atau Sedang
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.0) ataupun sedang (F32.1), dan
• harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau
F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2), dan
• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau.
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan GejalaPsikotik
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3), dan
• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau.
F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran
• Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania dan depresi sama-sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu) dan
• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau.
F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, Kini dalam Remisi
• Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran).
F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya
• F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT
Gangguan
Bipolar I
•Episode pertama berupa manik, depresi atau campuran•Awitan pertama berbentuk depresi berlangsung selama beberapa minggu atau bulan dan kemudian berpindah ke episode manik•Episode manik dengan ciri psikotik dapat ditemukan
Gangguan Bipolar
II
•Episode berulang sindrom depresi mayor dan episode hipomanik•Disebut dengan bipolaritas ringan (soft bipolarity)
Siklotimia
Siklotimia adalah GB ringan (attetuated) awitannya berangssur-angsur, sebelum usia 21 tahun
Ditandai dengan depresi subsindrom dan hipomania yang siklusnya pendek.
Terdapat pergantian mood, kognisi, dan aktivitas. Perjalanan siklotimia berkelanjutan atau intermiten Jarang ditemukan periode eutimik diantara episode Perpindahan mood terjadi akibat faktor presipitasi
yang tidak begitu bermakna Dipengaruhi faktor sirkadian
Kriteria Diagnosis A. Minimal 2 tahun terdapat Hipomania
dan depresi yang tidak memenuhi
deprsi mayor
B. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari
gejala-gejala pada kriteria A lebih dari dua
bulan
C. Tidak ada episode depresi mayor, episode
manik, episode campuran, selama dua
tahun gangguan
D. Gejala pada kriteria A bukan skizoafektif , tidak
bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
ggn waham, atau dengan ggn psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan
E. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek
fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum
F. Gejala-gejala tidak disebabkan efek
fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum
G. Menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna
atau menimbulkan hendaya dalam sosial,
pekerjaan
Penatalaksanaan Penatalaksanaa Kedaruratan Agitasi Akut
pada GB
Lini I
• Inj IM Aripiprazol. Dosis: 9,75mg/injeksi. DM: 29,25mg/hari (tiga kali injeksi per hari dengan interval dua jam). Onset: 45-60 menit•Inj IM Olanzapin. Dosis 10mg/ injeksi. DM: 30mg/hari. Onset: 15-30 menit. Interval pengulangan inj. dua jam•Inj lorazepam 2 mg/injeksi. DM: lorazepam 4mg/hari. Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi IM Aripiprazol atau Olanzapin.
Lini II
•Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat diulang setelah 30 menit. DM: 15 mg/hari.
•Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali injeksi. Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi haloperidol IM. Jangan dicampur dalam satu jarum suntik.
Terapi farmakologi episode mania akutLini I
Litium, divalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin XR, aripiprazol, litium atau divalproat + risperidon, litium atau divalproat + quetiapin, litium atau divalproat + olanzapin, litium atau divalproat + Aripiprazol
Lini IIKarbamazepin, TKL*, litium + divalproat, paliperidon
Lini IIIHaloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat haloperidol, litium + karbamazepin, klozapin
Tidak direkomendasikan
Gabapentin, topiramat, lamotrigin, risperidon + karbamazepin, olanzapin + karbamazepin
Terapi farmakologi episode depresi akut GB ILini I
Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR, litium atau divalproat + SSRI, olanzapin + SSRI, litium + divalproat
Lini IIQuetiapin + SSRI, divalproat, litium atau divalproat + Lamotrigin
Lini IIIKarbamazepin, olanzapin, litium + karbamazepin, litium atau divalproat + venlafaksin, litium + MAOI, TKL, litium atau divalproat atau AA + TCA, litium atau divalproat atau karbamazepin + SSRI + lamotrigin, penambahan topiramat.
Tidak direkomendasikan
Gabapentin monoterapi, aripiprazol monoterapi
Terapi farmakologi episode depresi akut GB IILini I
Quetiapin
Lini IILitium, lamotrigin, divalproat, litium atau divalproat + antidepresan, litium + divalproat, antipsikotika atipik + antidepresan
Lini IIIAntidepresan monoterapi (terutama untuk pasien yang jarang mengalami hipomania)
Mood Stabilizer
Lit
hium
•terikat dengan protein, dieksresikan melalui ginjal•Indikasi: mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, terapi rumatan GB•Dosis: dititrasi sampai dosis terapeutik 1,0-1,4 mEq/L, perbaikan dalam 7-14 hari•Efek samping: mual, muntah, tremor, somnolen, penambahan berat badan, dan penumpulan kognitif. Neurotoksisitas, delirium, dan ensefalopati•Ibu hamil: malform janin
Valproat
•Terikat protein, diserap cepat PO, absorbsi lamabt bila bersama makanan•Dosis: awal 15-20mg/kg/hari dinaikkan tiap 3 hari sampai mencapai konsentrasi serum 45-125 mg/mL, dosis rumatan: 75-100 mg/mL•Indikasi: mania akut, campuran akut, depresi mayor akut, terapi rumatan GB, mania sekunder, GB yang tidak berespons dengan litium, siklus cepat, GB pada anak dan remaja, serta GB pada lanjut usia•Efek samping: anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia, peningkatan (derajat ringan) enzim transaminase, sedasi, dan tremor
La
motrigin
•Lamotrigin oral diabsorbsi cepat, cepat melewati sawar otak dan dieksresikan dalam bentuk utuh. mencapai konsentrasi puncak dalam 2-3 jam. •Indikasi: episode depresi, GB I dan GB II, baik akut maupun rumatan. siklus cepat.•Dosis: 50-200 mg/hari•Efek samping: Sakit kepala, mual, muntah, pusing, mengantuk, tremor, dan berbagai bentuk kemerahan di kulit
Antipsikotik Atipik
Risperidon
•derivat benzisoksazol•Dosis: 2 mg/hari ,dinaikkan sampai 4mg/hari•Indiikasi: mania akut dan efektif untuk terapi rumatan
Olanzapiin
•derivat tienobenzodiazepin •Indikasi: bipolar episode akut mania dan campuran•Dosis: 5-30 mg/hari
Quetiapin •derivat dibenzotiazepin•Dosis: 200-800 mg/hari; sediaan tablet IR (immediate release) dosis 25 mg, 100 mg, 200 mg, dan 300 mg, diberi dua kali per hari. quetiapin-XR dengan dosis 300 mg, satu kali per hari•Indikasi: GB I dan II, episdoe manik, depresi, campuran, siklus cepat
Aripripazol
•stabilisator sistem dopamin-serotonin•Dosis: tersedia dalam bentuk tablet 5,10,15,20, dan 30 mg. Dosis efektif: 10-30 mg/hari. Dosis awal: 10 - 15 mg diberi sekali sehari•efektif pada GB, episode mania dan episode campuran akut
Baby Blues Syndrome
Defenisi
Baby blue syndrome atau post partum blues adalah perubahan suasana hati pada wanita setelah melahirkan.
Siswuharjo & Chakhrawati (2002) mengatakan bahwa baby blues syndrome adalah suatu gangguan psikologi sementara yang ditandai dengan memuncaknya emosi pada minggu pertama pasca persalinan.
Epidemiologi
Angka kejadian yang cukup tinggi dan sangat bervariasi antara 26-85%
Di Indonesia: penelitian Wratsaangka tahun 1996 di RS Hasan Sadikin Bandung ditemukan sebanyak 33%
Penelitian di berbagai tempat yang di telaah Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM menunjukkan, paling sedikit terdapat 26% kasus
Etiologi
Faktor hormonal: mempengaruhi keadaankimiawi otak
Riwayat depresi sebelumnya Ketidakstabilan emosi pada ibu yang
hamil muda Berat badan yang rendah saat hamil
beresiko lebih tinggi Ketidakseimbangan hormon thyroid
Patofisiologi
Faktor biologis dan faktor emosi Perubahan hormon yang mendadak
setelah melahirkan: penurunan estrogen dan progesteron dalam 72 jam dan peningkatan hormon menyusui
Gambaran klinis
Dipenuhi oleh perasaan kesedihan dan depresi disertai dengan menangis tanpa sebab.
Mudah kesal, gampang tersinggung dan tidak sabaran. Tidak memiliki tenaga atau sedikit saja. Cemas, merasa bersalah dan tidak berharga. Menjadi tidak tertarik dengan bayinya atau menjadi terlalu
memperhatikan dan kuatir terhadap bayinya. Tidak percaya diri. Sulit beristirahat dengan tenang bisa juga tidur lebih lama. Peningkatan berat badan yang disertai dengan makan
berlebihan. Penurunan berat badan yang disertai tidak mau makan. Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya
Gejala Post Partum Depression
1. Cepat marah2. Bingung3. Mudah panik4. Merasa putus asa5. Perubahan pola makan dan tidur6. Ada perasaan takut bisa menyakiti bayinya7. Ada perasaan khawatir tidak bisa merawat
bayinya dengan baik8. Timbul perasaan bahwa ia tidak bisa
menjadi ibu yang baik
Diagnosis
Sindrom ini umumnya terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan
cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau empat setelah persalinan
Jika lebih dari 2 minggu, bisa jadi pasien mengalami Post partum Depression
Seseorang terdiagnosis baby blue syndrome apabila terlihat secara psikologis kejiwaannya seperti di bawah ini: Perasaan cemas, khawatir ataupun was was yang
berlebihan, sedih, murung,dan sering menangis tanpa ada sebab (tidak jelas penyebabnya).
Seringkali merasa kelelahan dan sakit kepala dalam beberapa kasus sering migrain.
Perasaan ketidakmampuan, misalnya dalam mengurus anak.
Adanya perasaan putus asa
Perbedaan baby blues syndrome dengan post partum depression
Karakteristik
Baby blues syndrome Post partum depression
Insiden 30-75% pada ibu yang melahirkan 10-15% pada ibu yang melahirkan Onset 3-5 hari setelah melahirkan 3-6 bulan setelah melahirkan
Durasi Hari sampai minggu Mingguan – bulanan jika tidak mendapat perawatan
Stressor yang berhubungan
ada yang berhubungan Ada, terutama kurangnya dukungan
Pengaruh sosial dan budaya
ada hubungan Ada hubungan yang kuat
Riwayat mood disorder
ada hubungan Ada hubungan yang kuat
Rasa sedih Ya Ya
Mood lability Ya Sering pada awalnya kemudian depresi secara bertahap
Anhedonia Tidak Sering
Gangguan tidur Kadang-kadang Sering
Keinginan untuk bunuh diri
Tidak ada Kadang-kadang
Adanya perasaan bersalah dan ketidak mampuan
Tidak ada dan jika ada biasanya ringan
Sering dan biasanya berat
Riwayat keluarga mood disorder
Tidak ada hubungan Ada beberapa hubungan
Tips sebelum melahirkan
Meminta bantuan dan dukungan keluarga besar sebelum melahirkan.
Sang ibu harus banyak membaca tentang pengetahuan perawatan bayi.
Siapkan mental sang ibu dengan sharing, memperbanyak pengetahuan medis dan memperbanyak ibadah
Pengobatan
Meminta bantuan keluarga besar untuk mengurus sang bayi.
Banyak tidur untuk sang ibu. Sang ibu harus sharing kesulitan dan
masalah pada suami atau keluarga. Memanfaatkan waktu untuk relaksasi. Jangan lupa makan dan perhatikan pola
gizi yang masuk
Daftar Pustaka
American Psychiatric Association. Mood Disorders. Dalam: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th Ed, Text Revision, DSM-IV-TR, Washington DC, 2005: hal. 345-429.
American Psychiatric Association. Practice guidelines for the treatment of patients with bipolar disorder. Am J Psychiatry 2002; 159: 1-50.
Depkes RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta. Departemen Kesehatan. 1993. 145-156.
Maslim, R.Dr. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa; Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya, Jakarta. PT Nuh Jaya-Jakarta.
Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi Ketujuh Jilid Dua. Jakarta. Binarupa Aksara. 1997.809-816.
Soref S. Bipolar Affective Disorder. http://www.emedicine.com (diunduh tanggal 17 mei 2014).
Sylvia, D. E. (2006). Depresi pasca persalinan. Jakarta: FK UI.
Hadisukanto, G dan Sylvia, D.E. 2006. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Zan, H & Lumongga, N. (2010). Pengantar psikologi untuk kebidanan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Zein, A.Y & Suryani, E. (2005). Psikologi ibu dan anak. Yogyakarta: Fitrayama