gangguan ginjal kronis

31
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Penyakit ginjal kronik (PGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu keadaan menurunnya laju filtrasi glomerulus (LFG) yang bersifat tidak reversibel, dan terbagi dalam beberapa stadium sesuai dengan jumlah nefron yang masih berfungsi 1 . PGK adalah penyakit ginjal di masa kanak-kanak yang paling berbahaya, dan dapat mematikan jika tidak diterapi 2 . Penyakit ini ditandai oleh kerusakan ireversibel fungsi ginjal yang secara bertahap dapat berkembang menjadi stadium akhir penyakit ginjal kronis,yaitu Gagal Ginjal Terminal (GGT) atau  End-stage Renal Disease (ESRD). PGK telah muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat yang serius. Data dari United States  Renal Data System (USRDS) menunjukkan bahwa kejadian gagal ginjal meningkat di kalangan orang dewasa dan umumnya dikaitkan dengan hasil atau outcome yang buruk dan tingginya biaya perawatan. Dalam dasawarsa yang lalu, insiden dari PGK pada anak- anak se makin meningkat , terutama pada kaum mis kin dan etnis minoritas. Konsekuensi utama dari PGK tidak hany a mencakup progresi ke Gagal Ginjal Terminal ( GGT), tet api juga peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Pedoman  praktek klinis bedasarkan bukti (evidence-based ) menganjurkan deteksi dini dan terapi untuk penderita PGK ,terutama yang terkait dengan komplikasinya untuk meningkatkan  pertumbuhan, perkembangan dan pada akhirnya kualitas hidup pada anak-anak dengan kondisi kronis ini.  3  Definisi dan klasifikasi dari PGK penting untuk dapat mengidentifikasi individu yang terkena, sehingga dapat dimulai terapi dini yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini,  Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (KDOQI) sebagai kelompok kerja dari the  National Kidney Foundation of the United States memberi definisi dari Penyakit ginjal kronik (PGK) atau Chronic Kidney Disease ( CKD) sebagai "evidence of structural or  functional kidney abnormalities (abnormal urinalysis, imaging studies, or hist ology) that  persist for at least 3 months, with or without a decreased glomerular filtration rate (GFR), as defined by a GFR of less than 60 mL/min per 1.73 m2 ."  3  Kriteria GFR <60 mL/menit pada anak-anak dengan usia lebih muda dari 2 tahun tidak berlaku secara absolut, karena mereka biasanya memiliki nilai Laju Filtrasi

Upload: muhammad-zaky-ibadurrahman

Post on 10-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ggk kronnis

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Penyakit ginjal kronik (PGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu keadaan menurunnya laju filtrasi glomerulus (LFG) yang bersifat tidak reversibel, dan terbagi dalam beberapa stadium sesuai dengan jumlah nefron yang masih berfungsi 1 . PGK adalah penyakit ginjal di masa kanak-kanak yang paling berbahaya, dan dapat mematikan jika tidak diterapi 2. Penyakit ini ditandai oleh kerusakan ireversibel fungsi ginjal yang secara bertahap dapat berkembang menjadi stadium akhir penyakit ginjal kronis,yaitu Gagal Ginjal Terminal (GGT) atau End-stage Renal Disease (ESRD).PGK telah muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat yang serius.Data dari United States Renal Data System (USRDS) menunjukkan bahwa kejadian gagal ginjal meningkat di kalangan orang dewasa dan umumnya dikaitkan dengan hasil atau outcome yang buruk dan tingginya biaya perawatan. Dalam dasawarsa yang lalu, insiden dari PGK pada anak-anak semakin meningkat, terutama pada kaum miskin dan etnis minoritas.Konsekuensi utama dari PGK tidak hanya mencakup progresi ke Gagal Ginjal Terminal (GGT), tetapi juga peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.Pedoman praktek klinis bedasarkan bukti (evidence-based) menganjurkan deteksi dini dan terapi untuk penderita PGK ,terutama yang terkait dengan komplikasinya untuk meningkatkan pertumbuhan, perkembangan dan pada akhirnya kualitas hidup pada anak-anak dengan kondisi kronis ini. 3Definisi dan klasifikasi dari PGK penting untuk dapat mengidentifikasi individu yang terkena, sehingga dapat dimulai terapi dini yang efektif.Untuk mencapai tujuan ini, Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (KDOQI) sebagai kelompok kerja dari the National Kidney Foundation of the United States memberi definisi dari Penyakit ginjal kronik (PGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) sebagai "evidence of structural or functional kidney abnormalities (abnormal urinalysis, imaging studies, or histology) that persist for at least 3 months, with or without a decreased glomerular filtration rate (GFR), as defined by a GFR of less than 60 mL/min per 1.73 m2." 3Kriteria GFR Bila ada tanda-tanda circulatory volume overload sebagai penyebab hipertensi, diperlukan diit rendah garam 2-3g/hari,dan terapi insial pilihan dapat digunakan golongan thiazid (HCT 2mg/kgBB/24jam dalam 2 dosis) untuk PGK derajat 1-3,namun pada PGK derajat 4, thiazid kurang efektif dan dapat diberikan diuretik dari golongan furosemide dengan dosis 1-3 mg/kgBB/hari dalam 2-3dosis.Anemia 1,4Sebagian besar anak-anak dengan pra-GGT dapat mempertahankan kadar hemoglobin tanpa bantuan terapi rHuEPO, dengan cara pengaturan nutrisi yang baik, suplemen besi dan folat, dan bila diperlukan supresi hiperparatiroid sekunder dengan memakai pengikat fosfat yang tidak mengandung aluminium. Bila anemia tetap terjadi dan kadar hemoglobin dibawah 10g/dL, dapat diberikan rHuEPO dengan dosis 50 unit/kg secara subkutan dua kali seminggu, dosis dapat dinaikkan sesuai respon agar mencapai target hemoglobin 10-12 g/dL. Kadar ferritin serum dipertahankan diatas 100 mcg/l agar tercapai suplemen besi yang adekuat. Semua pasien yang mendapat terapi rHuEPO harus diberikan suplementasi besi secara oral maupun intravena. Pertumbuhan1,4Infeksi 1 Karena banyak obat diekskresikan melalui ginjal,maka penyesuaian dosis yang tepat dibutuhkan untuk memaksimalkan efektivitas dan mengurangi toksisitas. Strategi dalam penyesuaian dosis dapat berupa pemanjangan interval pemberian antar dosis, penguranan dosis absolute, maupun keduanya. Progesivitas dari PGK 4Walau tidak ada terapi yang definitive untuk meningkatkan fungsi ginjal pada anak dan dewasa penderita PGK, ada beberapa strategi yang mungkin efektif untuk memperlambat progresivitas disfungsi ginjal. Kontrol yang optimal pada hipertensi (menjaga tekanan darah lebih rendah dari persentil 75) penting pada smuea pasien PGK. ACE inhibitor atau Angiotensin II receptor blocker adalah obat pilihan pada anak dengan proteinuria yang disertai/ tanpa disertai hipertensi. Kadar fosfor harus dijaga sesuai dengan rentang normal sesuai umur. Terapi terhadap komplikasi infeksi dan dehidrasi juga dapat mengurangi kerusakan parenkimal ginjal.Rekomendasi lain yang berguna termasuk diantaranya koreksi anemia, mengontrol hiperlipidemia, mencegah obesitas, dan mengurangi penggunaan NSAID.Pembatasan asupan protein walaupun berguna bagi dewasa penderita PGK, namun pada anak tidak dianjurkan karena dapat mengganggu tumbuh kembang anak.

II.7. TATALAKSANA PADA ANAK DENGAN GAGAL GINJAL TERMINAL (GGT) ATAU END STAGE RENAL DISEASE (ESRD) 1

Transplantasi ginjal yang berhasil merupakan terapi pilihan untuk semua anak dengan gagal ginjal terminal. Transplantasi ginjal dapat dilakukan dengan donor ginjal yang berasal dari keluarga hidup atau jenazah. Dialisis 1Keuntungan dan kerugian dialisis peritoneal dan hemodialisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Di Inggeris, Amerika Serikat, dan banyak negara-negara lain, dialisis peritoneal lebih banyak dilakukan pada anak-anak. Hemodialisis adalah suatu teknik untuk memindahkan atau membersihkan solut dengan berat molekul kecil dari darah secara difusi melalui membran semipermeabel. Hemodialisis membutuhkan akses sirkulasi, yang paling baik adalah pembuatan fistula A-V pada vasa radial atau brachial dari lengan yang tidak dominan. Pada dialisis peritoneal, membran peritoneal berfungsi sebagai membran semi-permeabel untuk melakukan pertukaran dengan solute antara darah dan cairan dialisat. Untuk memasukkan cairan dialisat kedalam rongga peritoneum perlu dipasang kateter peritoneal dari Tenckhoff. Ada 2 cara pelaksanaan dialisis peritoneal, yaitu: 1. Automated Peritoneal Dialysis (APD), dimana dialisis dilakukan malam hari dengan mesin dialisis peritoneal, sehingga pada siang hari pasien bebas dari dialisis. 2. Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), dialisis berlangsung 24 jam sehari dengan rata-rata pertukuran cairan dialisat setiap 6 jam sekali. Meskipun hemodialisis dan dialisis peritoneal merupakan Terapi pengganti ginjal yang efektif, angka mortalitas dialisis lebih tinggi daripada transplantasi untuk semua kelompok umur. Keuntungan dari Perionial dialysis dan hemodialisis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 8. Kelebihan masing-masing Peritonial dialysis dan hemodialisis 1.

Peritoneal dialysis Haemodialysis

T technically easier to perform A avoids sudden shifts of fluid and metabolites Pr preferable for young/small patients C can be performed at home and on holiday M minimizes fluid and dietary restrictions A associated with a less severe degree of anaemia H high level of responsibility for principle care-giver can lead to treatment fatique/burn-out L less disruptive to daily routine F facilitates regular school attendance n can provide greater levels of small molecule mass tranfer O only available in specialized centres U usually requires greater fluid restriction R relieves family of stress and responsibility U usually requires 3 X 3-5 hour session/week depending on patient size

Rigden SPA (2003). The management of chronic and end stage renal failure in children. In: Webb NJA and Postlethwaite RJ, editors. Clinical paediatric nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford University Press Inc., pp. 427-45.

Transplantasi Ginjal 1Merupakan terapi terbaik bagi anak-anak dengan gagal ginjal terminal oleh karena akan memberikan rehabiltasi terbaik untuk hidup yang sangat mendekati wajar. Transplantasi dilakukan dengan ginjal jenazah atau ginjal yang berasal dari keluarga hidup yang berusia relatif lebih tua, biasanya dari orang tuanya. Di Eropa pada tahun 1984-1993 hampir 21% anak yang berusia kurang dari 21 tahun mendapat ginjal dari donor hidup, sedangkan di Amerika Utara donor hidup mencapai 50% dari seluruh donor yang diterima anak-anak yang berusia kurang dari 21 tahun pada tahun 1987-2000. II.8. PROGNOSIS 7Angka mortalitas pada anak dengan PGK lebih rendah daripada penderita dewasa. Anak dengan penyakit kistik / herediter / kongenital mempunyai kemungkinan 5 years survival rate yang lebih baik, dibandingkan dengan pasien yang mengalami ESRD karena vaskulitis atau glomerulonefritis sekunder. Bayi yang menjalani dialysis memiliki angka mortalitas yang lebih buruk dibanding anak yang usianya lebih tua. Sebuah studi pada 5.961 pasien dengan usia 18tahun, yang berada dalam daftar tunggu transplantasi ginjal di USA ditemukan bahwa anak yang telah menjalani transplantasi memiliki angka mortalitas yang lebih rendah (13,1 kematian/1.000 pasien per tahun) dibanding anak yang masih berada dalam daftar tunggu (17,6 kematian/1.000 pasien per tahun). Pada tahun 2005 Annual Data report (ADR) menunjukkan bahwa 92% anak-anak yang menjalani transplantasi ginjal dapat bertahan selama 5 tahun kedepan dibanding 81% dari anak-anak yang menjalani hemodialisis maupun peritoneal dialysis. Akhirnya, Usia harapan hidup untuk anak berusia 014tahun dan sedang menjalani dialisis hanya 18.3tahun, dimana populasi usia yang sama dan menjalani transplantasi ginjal dapat mencapai 50 tahun.

BAB IIIPENUTUP

III.1. KESIMPULAN

Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu kerusakan parenkim ginjal yang dapat / tidak disertai menurunnya laju filtrasi glomerulus (LFG) ,dimana kerusakan ini bersifat tidak reversibel dan terbagi dalam 4 stadium sesuai dengan jumlah nefron yang masih berfungsi. Jumlah penderita PGK pada anak lebih sedikit dibanding pada dewasa.Pada anak-anak PGK dapat disebabkan oleh berbagai hal, terutama karena kelainan kongenital, glomerulonefritis, penyakit multisistem, dan lain-lain. Gejala klinis PGK merupakan manifestasi dari penurunan fungsi filtrasi glomerulus yang mengakibatkan terjadinya uremia, gangguan keseimbangan cairan-elektrolit dan asam-basa, serta gangguan fungsi endokrin berupa berkurangnya kadar eritropoietin dan vitamin D3.Pada anak juga sering disertai gangguan pertumbuhan dan penulangan karena metabolism kalsium-fosfat yang terganggu. Penanganan PGK disesuaikan dengan tahap penurunan laju filtrasi glomerulus, yang secara prinsip dibagi menjadi terapi konservatif dan terapi pengganti ginjal (TPG). Selain itu juga dibutuhkan terapi multidisipliner yang mencakup bidang medik,sosial,psikologi,gizi, dan cakupan lain untuk membantu sisi kesehatan dan tumbuh kembang anak, Angka mortalitas pada penderita PGK bergantung pada penyebab yang mendasari dan juga tatalaksana yang didapat. Anak dengan PGK yang mendapat transplantasi ginjal memiliki angka mortalitas dan usia harapan hidup yang lebih tinggi dibanding mereka yang menjalani TPG (seperti hemodialisis atau peritoneal dialisis)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjaifullah M,Noer, Gagal ginjal kronik pada anak (Chronic Renal Failure in Children).Divisi Nefrologi Anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR:RSU Dr. Soetomo.2005.Surabaya2. SN,Wong .Hongkong Journal of Pediatrics (New Series).Chronic Renal Failure in Children. Vol 9. No. 1, 20043. Sanjeev,Gulati. Chronic Kidney Disease. Department of Nephrology and Transplant Medicine, Fortis Hospitals, India. 2010.4. Robert M.Kliegman,MD. Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Chapter 535.2Chronic Kidney Disease 2007 Saunders, An Imprint of Elsevier5. Grifin P,Rodgers. Prospective Study of Chronic Kidney Disease in Children. NIDDK (National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease).2009.USA6. Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification, and Stratification .National Kidney Foundation (NKF) NKDOQI.2002.7. Bradley A. Warady, Chronic kidney disease in children: the global perspective. Pediatric Nephrology,Berlin,Germany.2007.8. Robertson,J & Shilkofski,N. Johns Hopkins:The Harriet Lane Handbook: A Manual for Pediatric House Officers, 17th ed.Chapter VIII:Renal Function tests. 2005:An Imprint of Elsevier9. Sjaifullah M,Noer, Evaluasi Fungsi Ginjal Secara Laboratorik.Divisi Nefrologi Anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR:RSU Dr. Soetomo.2005.Surabaya10. Kasper,L .Braunwald,E. Harrison the principal of internal medicine.17th edition.chapter 274:Chronic Kidney Disease.2008.The McGraw-Hill Companies, Inc.USA11. R,Bashoum.Essentials of Clinical Nephrology. University of Mansoura, Mansoura, Egypt.199612. Indian Society of Nephrology. Markers of Chronic Kidney Disease other than Proteinuria. Indian J Nephrol 2005;15, Supplement 1: S10-S13.

13