gangguan kesadaran edit.ppt
TRANSCRIPT
GANGGUAN KESADARAN
Pembimbing : dr. Khairul P. Surbakti, Sp.S
SADAR ATAU TIDAK SADARKAH???
KESADARAN NORMAL
• Merupakan kondisi normal seseorang saat tersadar atau terbangun.– respon penuh terhadap suatu pemikiran atau
persepsi → perilaku dan perkataan yang sama dengan yang dimiliki oleh pemeriksa.
• Kondisi normal ini dapat berfluktuasi konsentrasi dan perhatian
FISIOLOGI KESADARAN
• Secara fisiologik kesadaran memerlukan interaksi yang terus menerus dan efektif antara hemisfer otak dan formasio retikularis di batang otak.
• Bagian rostral substansia retikularis → pusat penggugah atau arousal center – Berfungsi sbg pusat aktivitas desinkronisasi
(keadaaan tidur → keadaaan waspada)
Impuls khas (Protopatik, proprioseptif, pancaindra) Reseptor jaras spinotalamik, lemniskus medialis korteks perseptif primer kesadaran yang
spesifik
Impuls spesifik melalui cabang kolateral sistem ascendens aspesifik ( neuron di substansia retikularis medula spinalis dan batang otak ) inti intralaminaris talamus (neuron penggalak kewaspadaan)
korteks secara diffus ( neuron pengemban kewaspadaan )
IMPULS KESADARAN
INPUT SPESIFIK
INPUT NON SPESIFIK
• Derajat kesadaran → neuron penggerak atau pengemban kewaspadaan yang aktif. • Didukung oleh proses-proses yang memelihara kehidupan neuron-neuron serta unsur-unsur selular otak melalui proses biokimiawi.• Gangguan baik pada neuron-neuron pengemban kewaspadaan ataupun penggerak kewaspadaan → gangguan kesadaran.
• Derajat kesadaran → neuron penggerak atau pengemban kewaspadaan yang aktif. • Didukung oleh proses-proses yang memelihara kehidupan neuron-neuron serta unsur-unsur selular otak melalui proses biokimiawi.• Gangguan baik pada neuron-neuron pengemban kewaspadaan ataupun penggerak kewaspadaan → gangguan kesadaran.
ETIOLOGI GANGGUAN KESADARAN
INTRAKRANIAL
EKSTRAKRANIAL / SISTEMIK
NEOPLASMAINFEKSIGANGGUAN SIRKULASI
DARAH DI OTAKTRAUMA KEPALA
INTOKSIKASIGANGGUAN ELEKTROLIT
DAN ENDOKRIN GANGGUAN
METABOLISME
KOMA• Keadaan dimana individu tampak tidur dan tidak dapat di
bangunkan dengan rangsangan eksternal maupun internal.
• Disebabkan oleh :
11
Lesi di batang otak bagian atas dan bawah diensepalonLesi di batang otak bagian atas dan bawah diensepalon
Gangguan metabolik / submikroskopis supresi aktivitas neuronal
Gangguan metabolik / submikroskopis supresi aktivitas neuronal
KLASIFIKASI KOMA
BERDASARKAN ANATOMI-PATOFISIOLOGI
KOMA KORTIKAL BIHEMISFERIK
KOMA DIENSEFALIK
NEURON PENGEMBAN KEWASPADAAN
NEURON PENGGALAK KEWASPADAAN
MEKANISAME YANG DAPAT MERUSAK FUNGSI ARAS
NO MEKANISME ETIOLOGI
1 Disfungsi otak difus - Overdosis obat, alcohol abuse- Keracunan CO, gas anestesi - Hipoglikemia, hiperglikemia- Hipoksia, cedera otak iskemik- Ensefalopati hipertensif - Uremia berat - Gagal hepatoselular - Gagal napas dengan retensi CO2 - Hiperkalsemia, hipokalsemia - Hiponatremia, hipernatremia - Hipoadrenalisme, hipopituarisme, hipotiroidisme- Asidosis metabolik - Hipotermia, hipertermia- Trauma kepala tertutup - Epilepsi pascabangkitan umum - Ensefalitis, malaria serebral, septikemia- Perdarahan subaraknoid - Gangguan metabolik lainnya (mis. porfiria)- Edema otak karena hipoksia kronik
2 Efek langsung di batang otak - Perdarahan atau infark - Neoplasma misalnya glioma- Demielinasi - Sindrom Wernicke-Korsakoff - Trauma
3 Tekanan terhadap batang otak -Tumor hemisfere, infark, abses, hematoma, ensefalitis atau trauma- Lesi masa di serebelum
PENDEKATAN KLINIS PADA PASIEN KOMA
• Penangan pasien terhadap kondisi koma harus lebih diutamakan. • Jalan nafas harus bebas serta tekanan darah harus adekuat.•Pemeriksaan tanda – tanda vital seperti Suhu, nadi, frekuensi nafas dan pola nafas, serta tekanan darah penting dalam menegakkan diagnosa• Anamnesa riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit terdahulu dapat di tanyakan kepada pasien atau pengantar pasien
• Penangan pasien terhadap kondisi koma harus lebih diutamakan. • Jalan nafas harus bebas serta tekanan darah harus adekuat.•Pemeriksaan tanda – tanda vital seperti Suhu, nadi, frekuensi nafas dan pola nafas, serta tekanan darah penting dalam menegakkan diagnosa• Anamnesa riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit terdahulu dapat di tanyakan kepada pasien atau pengantar pasien
PEMERIKSAAN FISIK
• Kulit, meliputi turgor, warna dan permukaan kulit ( dehidrasi, ikterus, sianosis, bekas suntikan, luka karena trauma, dll)
• Kepala, apakah ada luka dan fraktur
• Konjungtiva, apakah normal, pucat, atau ada perdarahan
• Mukosa mulut dan bibir, apakah ada perdarahan, perubahan warna
• Telinga, apakah keluar cairan bening, keruh, darah, termasuk bau cairan perlu diperhatikan
• Hidung, apakah ada darah dan atau cairan yang keluar dari hidung
• Orbita, apakah ada brill hematoma, trauma pada bulbus okuli, kelainan pasangan bola mata (paresis N.III, IV, VI), pupil, celah palpebra, ptosis
• Leher, apakah ada fraktur vertebra; bila yakin tidak ada fraktur maka diperiksa apakah ada kaku kuduk
• Dada, pemeriksaan fungsi jantung dan paru secara sistematik dan teliti
• Perut, meliputi pemeriksaan hati, limpa, ada distensi atau tidak, suara peristaltik usus, nyeri tekan di daerah tertentu
PEMERIKSAAN NEUROLOGIK
• Pemeriksaan Kesadaran
• Menentukan letak proses patologi di Batang Otak
PEMERIKSAAN NEUROLOGI UMUM + PEMERIKSAAN NEUROLOGI KHUSUS
PEMERIKSAAN NEUROLOGI UMUM + PEMERIKSAAN NEUROLOGI KHUSUS
Pemeriksaan Aktivitas pasien Nilai
Membuka mata Membuka mata spontan 4
Membuka mata atas perintah 3
Membuka mata bila dirangsang nyeri 2
Tidak membuka mata bila dirangsang nyeri 1
Berbicara Orientasi waktu, tempat dan perorangan baik 5
Kalimat dan kata baik, tetapi isi percakapan tak jelas 4
Kata baik, tetapi kalimat tidak jelas maknanya 3
Makna kata tidak dapat dimengerti 2
Tidak keluar kata (bedakan dengan afasia) 1
Gerakan motorik Gerakan mengikuti perintah 6
Dapat menunjuk lokasi (licalizes) 5
Menarik lengan/tungkai, hanya gerakan aduksi 4
Gerakan fleksi 3
Responsi ekstensor 2
Tidak ada gerakan 1
Pemeriksaan untuk menetapkan letak proses patologik di batang otak
1. Observasi umum2. Pengamatan pola
penapasan3. Kelainan pupil4. Gerak dan / atau
kedudukan bola mata5. Refleks sefalik batang
otak6. Reaksi terhadap
rangsang nyeri7. Fungsi traktus
piramidalis
1. Observasi umum2. Pengamatan pola
penapasan3. Kelainan pupil4. Gerak dan / atau
kedudukan bola mata5. Refleks sefalik batang
otak6. Reaksi terhadap
rangsang nyeri7. Fungsi traktus
piramidalis
POLA PERNAFASAN• Bentuk Cheyne-Stokes atau periodic breathing
– Pola pernapasan seperti ini disebabkan oleh proses patologik di hemisfer dan / atau batang otak bagian atas.
• Central neurogenic breathing (istilah lama: pernapasan Kussmaul atau Biot)– Pola pernapasan seperti disebabkan oleh proses
patologik di tegmentum (batas antara mesensefalon dan pons)
– Letak proses ini lebih kaudal bila dibandingkan dengan proses patologik yang menimbulkan pola pernapasan Chyene-Stokes.
• Pernapasan apneistik: - Inspirasi dalam kemudian diikuti berhentinya napas pasca-ekspirasi• Pernapasan ataksik: pernapasan yang cepat, dangkal
dan tak teratur– Pola pernapasan seperti ini biasanya tampak ketika
formasio retikularis bagian dorsomedial medula oblongata terganggu
– Pola pernapasan seperti ini sering tampak pada tahap agonal, sehingga dianggap sebagai tanda menjelang kematian
KELAINAN PUPIL
•Pemeriksaan pupil pada pasien koma sama nilainya dengan pemeriksaan tanda vital lainnya• Yang harus diperiksa meliputi
Besar / lebar pupilPerbandingan lebar pupil kanan dan kiriBentuk pupilRefleks pupil terhadap cahaya dan konvergensiReaksi konsensual pupil
•Pemeriksaan pupil pada pasien koma sama nilainya dengan pemeriksaan tanda vital lainnya• Yang harus diperiksa meliputi
Besar / lebar pupilPerbandingan lebar pupil kanan dan kiriBentuk pupilRefleks pupil terhadap cahaya dan konvergensiReaksi konsensual pupil
Gerak dan kedudukan bola mata
Reflek batang otak
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah rutin, analisa gas darah, kadar gula darah, elektrolit, fungsi ginjal, dan fungsi hati.
• Pemeriksaan hitung jenis dan pemeriksaan sediaan hapus darah tepi untuk malaria juga perlu dilakukan jika ada kecurigaan.
• Pemeriksaan kromatografik darah dan urine– Untuk melihat tanda – tanda intoksikasi
• CT – Scan kepala atau MRI → terutama jika ditemukan tanda – tanda pe↑ tekanan intrakranial
• Lumbar punksi • EEG.
PENATALAKSANAAN
PE ↓ AN KESADARAN
PEMERIKSAAN NEUROLOGIK-RESPON ABNORMAL
-POLA RESPIRASI ABNORMAL-RESPON PUPIL ABNORMAL
-- PERGERAKAN BOLA MATA ABNORMAL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ASSESMEN ETIOLOGI
LESI STRUKTURAL-PUPIL TIDAK REAKTIF
-- DEFISIT NEUROLOGIS FOKAL- PE ↑ TIK
INFRATENTORIALSUPRATENTORIAL
INTOKSIKASI TRAUMA PERDARAHAN INTRAKRANIALSTROKE ISKEMIKTUMOR
- INFEKSI- GANGGUAN ENDOKRIN- PSIKOGENIK- DEFISIENSI
ENDOGENEKSOGEN
LESI STRUKTURAL-PUPIL REAKTIF
-- DEFISIT NEUROLOGIS (-) - PE ↑ TIK (-)
Terimakasih