gangguan mental pada lanjut usia 2010
TRANSCRIPT
GANGGUAN MENTAL PADA LANJUT USIA
Dr. L. F. J. Kandou, SpKJ
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
1. GANGGUAN DEMENSIA Demensia menjadi penyebab kedua yang
menimbulkan ketidakmampuan pada individu yang berusia >65 tahun setelah arthritis.
Merupakan gangguan intelektual yang bersifat progresif dan irreversible
Perubahan karakteristik melibatkan fungsi kognisi, daya ingat, bahasa dan fungsi visuospasial
Sering terjadi gangguan perilaku, termasuk agitasi, gelisah, penyerangan, kekerasan, berteriak disinhibisi sosial dan seksual, impulsifitas
Gangguan tidur Hampir 75% mengalami gejala waham dan
halusinasi pada perjalanan penyakitnya. Penyebabnya multifaktorial.
Tata laksana bersifat paliatif Pemberian nutrisi yang tepat Berolahraga Supervisi dari aktivitas sehari-hari
Obat : Mengurangi Agitasi: PROPRANOLOL
PINDOLOLBUSPIRONVALPROAT
Untuk mengontrol gangguan prilaku yang akut :
HALOPERIDOL
2. GANGGUAN DEPRESI- 15% pada lanjut usia- Usia tidak menjadi faktor risiko untuk depresi- Kehilangan pasangan / memiliki penyakit
kronis
Ditandai oleh : Rasa lelah yang berkepajangan Sulit untuk konsentrasi Gangguan tidur Nafsu makan bekurang Kehilangan berat badan
Mempunyai lebih banyak keluhan somatik Lebih rentan terhadap episode depresi berat :
Hipokondriasis Harga diri yang rendah Perasaan tidak berharga Menyalahkan diri sendiri Ide paranoid dan bunuh diri
Sering diwarnai dengan gambaran sebagai berikut: Jarang mengeluh rasa sedih Hipokondriasis : gejala paling sering
muncul Adanya gangguan memori yang subjectif Anksietas sering timbul bersamaan
dengan depresi
Pasien dengan trauma kepala seringkali memperlihatkan gejala apati (gejala rendahnya motivasi)
Demensia dapat mengubah gambaran depresi : lebih sering ditemukan agresivitas verbal dibanding
pikiran depresif. Penuruan kemampuan kognitif.
Pada depresi sedang :
pasien terganggu saat mengerjakan pekerjaan kompleks.
Pada depresi berat:
gejala mirip demensia (pseudodemensia) Pasien dengan depresi kronis,
terjadi kerusakan pada hipokampus
karena peningkatan kadar
steroid endogen
Gangguan depresi pada usia lanjut adalah depresi minor, yaitu depresi yang bersifat subtreshold dan subklinikal, dengan ciri sebagai berikut:
1. Keluhan fisik sangat dominan
2. Tidak ada motivasi,
Sulit berkonsentrasi
Fungsi kognitif memburuk
3. Memiliki efek negatif.
Faktor predisposisi:
1. Perempuan mempunyai risiko yang lebih tinggi
2. Riwayat adanya gangguan depresi sebelumnya
3. Status janda/duda, riwayat berpisah dengan pasangan
4. Adanya perubahan neurotransmiter neuroamin pada otak
Faktor predisposisi:
5. Adanya gangguan neuroendokirn
6. Perubahan pada otak atrofi pada neuron-neuron otak, dan perfusi yang menurun.
7. Kepribadian menghindar, dependent, anankastik cenderung menderita depresi pada usia lanjut.
Faktor predisposisi:
8. Komorbiditas dengan penyakit fisik terutama penyakit vaskular seperti hipertensi.
9. Perubahan fungsional otak.
10. Pengobatan, penyakit sistemik, alkohol.
11. Dukungan sosial yang kurang
Faktor Presipitasi :
Adanya stres yang kronik.
Faktor protektif : Perawatan medik yang optimal Coping mechanism yang positif Dukungan sosial yang baik
Komorbiditas depresi dengan penyakit lainnya:
1. Depresi menjadi faktor risiko penyakit-penyakit seperti stroke dan gagal jantung
2. Depresi dapat memperburuk gangguan fisik yang diderita oleh pasien, misalnya infark miokardial.
3. Gangguan sensori seperti gangguan pendengaran dan penglihatan
4. Gangguan depresi mempunyai prognosis yang buruk apabila pasien juga mempunyai penyakit kronik
5. Gangguan depresi dan status nutrisi akan berhubungan secara timbal balik.
3. SKIZOFRENIA- Memiliki awitan pada masa remaja akhir atau
masa dewasa muda.- Skizofrenia dengan awitan usia 65 tahun
jarang ditemukan- Wanita lebih sering dibanding laki-laki.
- 30% adalah skizofrenia tipe residual - Gejala dan tandanya adalah:
- Penumpulan emosi- Penarikan diri dari lingkungan sosia- Perilaku ekksentrik- Pikiran tidak logis
- Waham dan halusinasi jarang ditemukan- Tidak mampu merawat dirinya sendiri.
- Berespon baik terhadap obat antipsikotik.- Obat diberikan dengan hati-hati. Dosis yang
lebih rendah seringkali efektif pada pasien usia lanjut.
4. GANGGUAN WAHAM- Biasanya antara usia 40 dan 55 tahun.- Waham kejar lebih sering pasien yakin
bahwa mereka sedang dimata-matai.- Memiliki kekerasan terhadap orang yang ia
curigai mengikutinya.
- Pada beberapa kasus mereka mengunci dirinya sendiri dikamar dan hidup terkurung.
- Waham somatik : pasien yakin bahwa mereka menderita penyakit yang mematikan.
- Faktor pencetus : - Kematian pasangan- Kehilangan pekerjaan- Pensiun- Isolasi sosial
- Masalah keuangan- Penyakit medis atau pembedahan yang
menimbulkan kecacatan- Gangguan penglihatan dan pendengaran
- Prognosis: cukup baik dengan hasil yang terbaik dicapai melalui kombinasi Psikoterapi + Farmakoterapi
- Parafrenia (gangguan waham dengan awitan lambat) biasanya disertai dengan waham kejar.
- Parafrenia tidak disertai dengan demensia.- Pasien dengan riwayat keluarga skizofrenia
menunjukkan peningkatan parafrenia.
5. GANGGUAN KECEMASAN
- Terdiri dari :- Gangguan panik- Gangguan fobia- Gangguan obsesif kompulsif- Gangguan cemas menyeluruh- Gangguan stres akut- Gangguan stres pasca trauma
- Biasanya memiliki awitan pada masa dewasa awal atau pertengahan. Namun beberapa kasus memiliki awitan setelah usia 60 tahun.
- Gangguan panik dengan awitan usia lanjut usia jarang ditemukan (1%)
- Tanda dan gejala gangguan fobia pada usia lanjut tidak seberat tanda dan gejala yang terjadi pada orang muda, namun efek yang ditimbulkan sama.
- Terapi harus disesuaikan secara individual dengan memperhitungankan peran biopsikosoial.
- Penatalaksanaan farmakoterapi dan psikoterapi diperlukan.
6. GANGGUAN SOMATOFOM
- Ditandai dengan gejala fisik yang mirip dengan penyakit medis.
- Relevan, karena keluhan somatik sering terjadi pada pasien usia lanjut.
- Hipokondirasis sering diderita.
- Gangguan biasanya bersifat kronis.- Pemeriksaan fisik ulang berguna untuk
menenteramkan pasien bahwa mereka tidak memiliki penyakit yang mematikan.
- Terapis harus menganggap keluhan itu nyata, nyeri yang dirasakan benar-benar ada.
- Pendekatan psikologis dan farmakologis diindikasikan.
7. GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DAN ZAT
LAIN- Biasanya terdapat riwayat minum berlebihan
pada masa remaja atau dewasa pertengahan.- Memiliki penyakit medis (terutama penyakit
hati)
- Biasanya ada riwayat - bercerai, - duda, atau laki-laki yang tidak pernah
menikah- memiliki riwayat kriminal, - tuna wisma
- Mungkin menyalahgunakan ansiolitik untuk mengatasi kecemasan kronis atau mengatasi gangguan tidur.
- Individu usia lanjut dapat menyalahgunakan zat yang dijual bebas, termasuk nikotin dan kafein.
8. GANGGUAN TIDUR- Usia lanjut merupakan faktor utama.- Gangguan tidur, mengantuk pada siang hari,
pemakaian obat hipnotik menjadi suatu fenomena yang paling sering dilaporkan.
- Secara klinis, pasien usia lanjut seringkali mengalami gangguan pernafasan yang berhubungan dengan tidur dan ganggu pergerakan yang diinduksi oleh obat-obatan.
- Lebih banyak terbangun dini hari dibandingkan gangguan untuk jatuh tidur.
- Penurunan kualitas tidur pada usia lanjut sebagian besar disebabkan oleh perubahan waktu dan konsolidasi tidur
9. RISIKO BUNUH DIRI- Usia lanjut berisiko lebih besar untuk bunuh
diri.- 1/3 dari individu, mengatakan rasa kesepian
sebagai alasan utama untuk memutuskan bunuh diri.
- Hampir 10% individu dengan ide bunuh diri mengatakan adanya masalah:- Keuangan- Kesehatan medis yang buruk- Depresi
- 60% dari individu yang melakukan bunuh diri adalah laki-laki.
- 75% dari individu yang mencoba bunuh diri adalah wanita. (overdosis, mengiris tubuh)
- Gangguan jiwa yang diderita oleh korban bunuh diri seringkali tidak mendapat perhatian medis atau psikiatri.
- Korban bunuh diri kebanyakan adalah janda, ada riwayat berpisah atau bercerai dengan pasangannya.
- Pasien usia lanjut dengan penyakit medis berat atau baru kehilangan harus dievaluasi ada tidaknya gejala depresi dan rencana atau ide bunuh diri
- Klinisi tidak perlu ragu-ragu untuk menanyakan pasien tentang ide bunuh diri.
GANGGUAN LAIN PADA LANJUT USIA
1. Vertigo
2. Sinkop
3. Penurunan fungsi pendengaran
4. Kekerasan terhadap individu lanjut (Elder Abuse)
5. Kehilangan Pasangan
TERAPI PSIKOFARMAKOLOGI
Kebanyakan obat psikotropik harus diberikan dalam dosis terbagi (3-4x) dalam 24 jam
Pemberian obat sebelum tidur pada pasien dengan insomnia akan memberikan keuntungan karena efek sedasi dan soporifik
- Obat dengan sediaan cair sangat berguna untuk pasien yang tidak dapat menelan obat dalam bentuk tablet
- Evaluasi ulang dilakukan setelah periode bebas obat (wash out)
- Individu >65 tahun merupakan kelompok yang paling banyak menggunakan obat-obatan
PRINSIP-PRINSIP PENGOBATAN
Untuk meningkatkan kualitas hidup, Agar tetap berfungsi dalam komunitas Menghambat atau mencegah perawatan di
institusi. Penyesuaian dosis secara individu
merupakan prinsip dasar dari psikofarmakologi geriatri
Penyesuaian dosis obat-obatan diperlukan karena perubahan fisiologis yang timbul akibat proses penuaan.
Dosis obat harus dimulai dari dosis paling rendah untuk mendapatkan respons terapeutik yang diharapkan.
OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN
Antidepresan Trisiklik Memiliki efek antikolinergik dan sedatif
yang lebih rendah. Konsentrasi plasma yang diperlukan sama
dengan yang dibutuhkan oleh dewasa muda.
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors. Dosis dari SSRIs harus ditingkatkan secara
perlahan-lahan Dosis harian awal yang diberikan adalah
FULOXETINE 5-10mg
PAROXETINE 5-10 mg
SERTRALINE 25 mg
CITALOPRAM 10 mg
…obat-obat yang digunakan
MAO Inhibitors. MAOIs efektif pada pasien dengan depresi
mayor Obat ini juga efektif pada pasien depresi
dengan serangan panik. PHENELZINE (NARDIL) 30-45 mg / hari
TRANYLCYPROMINE (PARNATE) 20-30 mg/hari
…obat-obat yang digunakan
MAO Inhibitors. Efek samping : Hipotensi orthostatik
…obat-obat yang digunakan
Obat-obat Antidepresan Lain VENLAFAXINE :
efektif pada pasien depresi rawat inap
Efektif pada pasien yang resisten dengan obat-obat lainnya
BUPROPION (WELLBUTRIN):
memiliki efektivitas yang setara dengan obat-obat antidepresan lainnya.
…obat-obat yang digunakan
Psikostimulan Disebut sebagai simpatomimetik dan
analeptik, Termasuk AMFETAMIN Dapat memperbaiki mood, apati, dan
anhedonia pada geriatri. Kontroversial : adanya risiko
disalahgunakan.
Antipsikotik Untuk mengatasi perilaku agresif pada pasien
usia lanjut. Dapat mengatasi gejala psikotik sepertii
halusinasi dan delusi Efek samping pada pasien usia lanjut:
Tidak dapat berbicara Tidak dapat bergerak Tidak dapat menelan
Antipsikotik Efek samping neurologikal adalah
Extrapiramidal (akatisia dan distonia akut) Akatisia : agitasi psikotik dan diskinesia akut
(terutama wajah, lidah dan leher) Gejala parkinson merupakan komplikasi
paling akhir Diskenesia : teruama dengan gerakan
bukolingual.
Ansiolitik dan Sedatif-Hipnotik
BENZODIAZEPIN paling sering digunakan. Kebanyakan mendapatkan pengobatan dalam
waktu singkat. BUSPIRON :
obat ansiolitik tanpa efek sedatif. Waktu awitan : 3 minggu Tidak menyebabkan penurunan
fungsi kognitif.
Estrogen Dapat memperbaiki fungsi kognitif melalui
efek neuroprotektif kolinergi dan neurotropik. Terapi pengganti estrogen direkomendasikan
untuk efek protektif daripada efek simptomatik.
Penatalaksanaan Farmakologik agitasi dan Agresi pada Demensia Penggunaan antipsikotik secara umum tidak
memuaskan karena efikasi yang terbatas dan adanya efek samping parkinsonism.
Buspiron, trazodon dan antagonis reseptor B-adrenergik dapat menurunkan agitasi, agresi, dan impulsivitas.
Psikoterapi pada pasien
Psikoterapi berorientasi tilikan Psikoterapi suportif Terapi kognitif Terapi group Terapi keluarga.
Psikoterapi pada pasien
Membantu untuk melepaskan tekanan-tekanan biologik dan sosiokultural serta membantu individu usia lanjut tetap bekerja dan bermain walaupun terdapat keterbatasan fungsional.
Psikoterapi Supportif Pasien membutuhkan perhatian, lingkungan
hangat, dan anggota keluarga yang dapat bertindak sebagai pelaku rawat
Riwayat kehidupan dan psikodinamika pasien dapat menjadi dasar bagi terapis untuk membuat strategi terapeutik suportif yang akan diberikan
THANK YOU