gangguan mood dan bunuh diri

39
TUGAS ILMU SOSIAL DASAR “ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA” Disusun Oleh : KELOMPOK Annisa Ramlis Lisa Vebriani Annisa Ul Hasanah Novita Sari Ayu Warma Rum Affida Rasfa Fatya Welinsa FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU 2012 1

Upload: fendro-zibetra

Post on 28-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

TUGAS

ILMU SOSIAL DASAR

“ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA”

Disusun Oleh :

KELOMPOK

Annisa Ramlis Lisa Vebriani

Annisa Ul Hasanah Novita Sari

Ayu Warma Rum Affida Rasfa

Fatya Welinsa

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS RIAU

2012

1

Page 2: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyusun makalah ini

tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Aspek-Aspek Sosial Budaya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak melalui hambatan akan tetapi

dengan bantuan dan kerjasama anar kelompok hambatan itu bisa teratasi. Penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan

yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari

bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat

penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Pekanbaru,April 2012

Kelompok Ilmu Sosial Dasar

2

Page 3: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

DAFTAR ISI

Lembar Judul………………………………………………………………………….. i

Kata Pengantar……………………………………………………………………....... ii

Daftar Isi………………………………………………………………………………... iii

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………4

B. Materi ...........………………………………………………………………………....4

C. Tujuan dan Manfaat ..........………………………………………………………….4

PEMBAHASAN GANGGUAN MOOD

A. Gangguan depresi........................…………………………………………………….

a. Gangguan depresi Mayor......................................................................6b. Gaguan distimik...................................................................................11

B. Gangguan perubahan mood...............................................................................

a. Gangguan bipolar................................................................................13b. Gangguan siklotimik............................................................................16

PEMBAHASAN BUNUH DIRI

A. Pengertian........................................................................................................21

B. Penyebab.........................................................................................................22

C. Etiologi.............................................................................................................23

D. Diagnosa..........................................................................................................25

E. Terapi..............................................................................................................26

PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………….

B. Saran………………………………………………………………………………..

3

Page 4: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

DAFTAR PUSTAKA………………………………....……………………………….

PENDAHULUAN

Seperti yang kita ketahui ,pada masa sekarang ini sering kali remaja

bahkan orang dewasa yang megeluhkan tentang gangguan mood, atau biasa di

sebut “bad mood” . Sebelum membahas lebih lanjut tentang gangguan mood, harus

dipahami terlebih dahulu bahwa Mood adalah kondisi perasaan yang terus ada

yang mewarnai kehidupan psikologis seseorang. Mood bisa berupa perasaan sedih,

marah atau pun depresi.   Sedangkan gangguan mood adalah suatu gangguan

mental yang ditandai oleh perubahan mood.

Gangguan mood pada anak-anak dan remaja telah dikenali dan diperhatikan

selama beberapa dekade terakhir. Suatu kriteria gangguan mood pada masa anak-

anak dan remaja adalah suatu kekacauan mood, seperti depresi atau elasi.

Disamping itu,iritabilitas dapat merupakan tanda suatu gangguan mood pada anak-

anak atau remaja.

Gangguan mood cenderung kronis jika dimulai pada masa kanak – kanak.

Sedangkan pada gangguan fungsional yang berhubungan dengan gangguan

depresif pada masa anak – anak meliputi semua bidang dalam psikososial anak,

seperti prestasi sekolah dan perilakunya, serta hubungannya dengan teman sebaya

maupun keluarga.

Anak – anak dan remaja dengan gangguan dpresif berat mungkin memiliki

halusinasi dan waham. Halusinasi depresif biasanya terdiri dari suara tunggal yang

berbicara kepada orang dari luar kepalanya, dengan isi menghina dan bunuh

diri.Sedangkan waham depresif berpusat pada tema rasa bersalah, penyakit fisik,

kematian, nihilisme, hukuman yang layak di terima, ketidakberdayaan dan terkadang

penyiksaan.

Kriteria diagnostic dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders edisi ke-empat (DSM-IV) untuk gangguan depresif berat,gangguan

distimik,dan gangguan bipolar I untuk anak-anak dan remaja adalah sama seperti

untuk dewasa dengan sedikit modifikasi. Modifikasi dalam kriteria untuk gangguan

depresif berat pada masa anak-anak dan remaja adalah seperti berikut: dapat

berupa mood yang mudah tersinggung (iritabel), bukannya mood yang

4

Page 5: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

terdepresi,dan gagal untuk menaikkan berat badan yang diharapkan,bukannya

penurunan berat badan atau kenaikan berat badan yang bermakna. Pada gangguan

distimik, mood yang mudah tersinggung dapat menggantikan mood yang

terdepresi,dan lama kriteria pada anak-anak dan remaja telah dimodifikasi menjadi

satu tahun,bukannya harus 2 tahun pada orang dewasa. Kriteria untuk gangguan

bipolar I untuk anak-anak dan dewasa adalah sama seperti untuk dewasa.

Ekpresi gangguan mood pada anak-anak adalah bervariasi tergantung usia

mereka. Gejala yang sering ditemukan adalah halusinasi auditorik yang sejalan

dengan mood, keluhan somatic,menarik diri dan penampilan sedih, dan keyakinan

diri yang buruk. Gejala lain yang sering ditemukan pada remaja akhir yang

terdeprresi dibandingkan dengan anak-anak kecil adalah anhedonia pervasive,

retardasi psikomotor yang berat, waham, dan rasa putus asa. Gejala yang yang

tampak dengan frekuensi yang sama terlepas dari usia dan status perkembangan

adalah ide bunuh diri, mood yang terdepresi atau mudah tersinggung,insomnia, dan

menurunnya kemampuan untuk konsentrasi, Tetapi masalah perkembangan adalah

mempengaruhi ekspresi semua gejala. Contoh ,anak kecil yang sedih dan

mempunyai ide bunuh diri, tidak mampu untuk mengubah gagasannya itu menjadi

tindakan. Oleh sebab itu, penting bagi mahasiswa untuk mempelajari dan

mengetahui gejala atau tanda-tanda gangguan mood agar tidak berlanjut menjadi

stadium depresi dan bertambah parah menjadi gangguan jiwa atau bahkan bunuh

diri.

5

Page 6: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

PEMBAHASAN

GANGGUAN MOOD

1. Gangguan Depresi

a. Gangguan Depresi Mayor

terjadi satu atau lebih periode atau episode depresi ( disebut

episode depresi mayor) tanpa ada riwayat terjadinya episode manik

atau hipomanik alami

Seseorang dapat mengalami  satu episode  depresi mayor, yang

diikuti dengan kembalinya mereka  pada keadaan fungsional  yang

biasa.

Umumnya orang yang pernah mengalami depresi mayor  dapat

kambuh lagi di antara periode normal atau kemungkinan mengalami

hendaya pada fungsi-fungsi tertentu.

Ciri-ciri umum :

Perubahan pada kondisi emosional

6

Tipe gangguan mood

Gangguan depresi(unipolar)

Gangguan depresi mayor

Gaguan distimik

Gangguan perubahan mood(bipolar)

Gangguan bipolar

Gangguan siklotimik

Page 7: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

Perubahan pada mood (periode terus menerus dari

perasaan terpuruk, depresi, sedih atau muram).

Penuh air mata atau sering menangis

Meningkatnya iritabilitas (mudah tersinggung),

kegelisahan atau kehilangan kesabaran.

Perubahan dalam motivasi

Perasaan tidak termotivasi, atau memiliki kesulitan

untuk memulai (kegiatan) di pagi hari atau bahkan sulit

bangun dari tempat tidur.

Menurunnya tingkat partisipasi sosial atau minat pada

aktivitas sosial.

Kehilangan kenikmatan atau minat dalam aktivitas

menyenangkan.

Menurunnya minat pada seks.

Gagal untuk merespons pujian atau reward.

Perubahan dalam fungsi dan prilaku motorik

Bergerak atau berbicara dengan lebih perlahan

daripada biasanya.

Perubahan dalam kebiasaan tidur (tidur terlalu banyak

atau terlalu sedikit, bangun lebih awal dari biasanya

dan merasa kesulitan untuk kembali tidur di pagi buta

– disebut mudah terbangun di pagi buta).

Perubahan dalam selera makan (makan terlalu banyak

atau terlalu sedikit).

Perubahan dalam berat badan (bertambah atau

kehilangan berat badan).

Berfungsi secara kurang efektif daripada biasanya di

tempat kerja atau sekolah.

Perubahan kognitif

Kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih.

7

Page 8: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

Berpikir negatif mengenai diri sendiri dan masa depan.

Perasaan bersalah atau menyesal mengenai

kesalahan di masa lalu.

Kurangnya harga diri atau merasa tidak pas menjalani

hidup.

Berpikir akan kematian atau bunuh diri.

Depresi merupakan tipe yang paling umum dari gangguan mood.

Perkiraan prevalensi semasa hidup berbeda pada laki-laki dan

perempuan.

Perempuan = 10% - 25%

Laki-laki = 5% - 12%

Pada episode depresi parah, dapat disertai ciri psikosis seperti

delusi bahwa tubuhnya digerogoti penyakit atau halusinasi seperti

mendengar suara yang mengutuk mereka atas kesalahan yang

dipersepsikan

Ciri-ciri Diagnostik Depresi Mayor

Suatu episode depresi mayor ditandai dengan munculnya

lima atau lebih ciri-ciri atau simtom-simtom di bawah ini

selama suatu periode 2 minggu, yang mencerminkan suatu

perubahan dari fungsi sebelumnya.

Paling tidak satu dari ciri-ciri tersebut harus melibatkan (1)

mood yang depresi, atau (2) kehilangan minat atau

kesenangan dalam beraktivitas. Lebih lagi, simtom-simtom

tersebut harus menyebabkan baik tingkat distres yang

siginifikan secara klinis ataupun hendaya. Episode tersebut

tidak boleh mewakili suatu reaksi berduka yang normal

terhadap kematian seseorang yang dicintai yaitu berkabung

(bereavement)

10 symptom untuk diagnostik depresi mayor :

8

Page 9: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

Mood yang depresi hampir sepanjang hari dan hampir

setiap hari. Dapat berupa mood yang mudah

tersinggung pada anak-anak atau remaja.

Penurunan kesenangan atau minat secara drastis

dalam semua atau hampir semua aktivitas, hampir

setiap hari, hampir sepanjang hari.

Suatu kehilangan atau pertambahan berat badan yang

siginifikan (5% lebih dari berat tubuh dalam sebulan),

tanpa ada upaya apapun untuk berdiet, atau suatu

peningkatan atau penurunan dalam selera makan.

Setiap hari (atau hampir setiap hari) mengalami

insomnia atau hipersomnia (tidur berlebihan).

Agitasi yang berlebihan atau melambatnya respons

gerakan hampir setiap hari.

Perasaan lelah atau kehilangan energi hampir setiap

hari.

Perasaan tidak berharga atau salah tempat ataupun

rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat hampir

tiap hari.

Berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi atau

berpikir jernih atau untuk membuat keputusan hampir

setiap hari.

Pikiran yang muncul berulang tentang kematian atau

bunuh diri tanpa suatu rencana yang spesifik, atau

munculnya suatu percobaan bunuh diri atau rencana

yang spesifik untuk melakukan bunuh diri.

Contoh kasus depresi :

Seorang pegawai administrasi perempuan, berusia 38

tahun, telah menderita depresi singkat yang muncul berulang

kali sejak ia berusia 13 tahun. Terakhir, ia merasa terganggu

oleh serangan menangis di tempat kerjanya, terkadang muncul

secara sangat tiba-tiba sehingga ia tidak punya cukup waktu

9

Page 10: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

untuk lari ke toilet demi menyembunyikan tangisnya dari orang

lain.

Ia mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi saat bekerja

dan merasa kurang mendapat kepuasan dari pekerjaan yang

sebelumnya sangat ia nikmati. Ia menyimpan perasaan

pesimistis dan rasa marah yang parah, yang akhir-akhir ini telah

menjadi semaki n parah karena berat badannya bertambah dan

ia mengabaikan perawatan terhadap diabetes yang diidapny.

Ia merasa bersalah terhadap kemungkinan bahwa ia

sedang membunuh dirinya sendiri secara pelahan-lahan dengan

tidak menjaga kesehatannya secara lebih baik. Ia terkadang

merasa pantas untuk mati. Ia merasa terganggu oleh rasa

kantuk yang berlebihan selama satu setengah tahun terakhir,

dan SIM-nya telah ditahan karena kecelakaan di bulan kemarin.

Ia tertidur saat menyetir sehingga mengakibatkan mobilnya

menabrak kotak telepon umum.

Hampir tiap pagi ia bangun dengan rasa pusing dan

merasa “tidak bersemangat”, serta tetap mengantuk sepanjang

hari.

Ia tidak pernah memiliki pacar tetap, dan hidup tenteram

dengan ibunya, tanpa ada teman dekat di luar keluarganya.

Selama wawancara, ia berulang kali menangis dan menjawab

pertanyaan dengan nada suara yang lambat, sambil terus

menerus melihat ke bawah.

Faktor Resiko Depresi Mayor

Usia

Onset awal lebih umum terjadi pada dewasa muda

daripada dewasa yang lebih tua.

Status sosial-ekonomi

Orang dengan taraf SSE yang lebih rendah memiliki

resiko yang lebih besar dibandingkan dengan yang

memiliki SSE tinggi.

Status pernikahan

10

Page 11: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

Orang yang berpisah atau bercerai memiliki resiko yang

lebih tinggi daripada yang menikah atau tidak pernah

menikah dengan sadar.

Jenis kelamin

Wanita memiliki kecenderungan hampir dua kali lipat lebih

besar daripada pria. Wanita lebih cenderung duduk di

kamar atau rumah saat depresi, sedangkan pria

cenderung mencari kompensasi di luar rumah, misalnya

berkumpul dengan teman2nya, dsb.

b. Gangguan Distimik

Merupakan bentuk depresi yang lebih ringan dari depresi mayor.

Biasanya berawal dari masa kanak-kanak atau remaja.

Si penderita merasakan spirit yang buruk atau keterpurukan

sepanjang waktu, namun mereka tidak mengalami depresi yang

sangat parah.

Jika depresi mayor cenderung parah dan terbatas waktunya,

gangguan distimik terjadi relatif ringan dan kronis, biasanya

berlangsung selama beberapa tahun.

Perasaan depresi dan kesulitan sosial terus ada bahkan setelah

orang tersebut menampakkan kesembuhan.

Memiliki resiko tinggi untuk kambuh lagi.

Keluhan mengenai depresi seolah-olah menjadi semacam

pelengkap dari kehidupan orang tersebut sehingga sepertinya

menjadi bagian tak terpisahkan dari struktur kepribadian mereka.

Biasa disebut “Si Pengeluh” atau “Si Perengek”

Menurut kriteria diagnostik DSM IV, minimal 3 dari gejala berikut

merupakan gangguan distimik pada suatu individu. Selama masa

gangguan, gejala berikut tidak hilang selama lebih dari 2 bulan.

Gejala – gejala tersebut adalah :

Keyakinan diri yang buruk

Pesimisme atau putus asa

Hilangnya minat

11

Page 12: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

Menarik diri dari lingkungan sosial

Kelelahan kronis

Perasaan bersalah atau sedih tentang masa lalu

Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan

Penurunan aktivitas atau produktivitas

Konsentrasi atau daya ingat yang buruk

Selain itu, tidak ditemukannya episode depresif berat selama tahun

pertama gangguan dan tidak boleh memiliki riwayat episode manik

atau hipomanik juga merupakan kriteria yang dibutuhkan untuk

mendiagnosis gangguan distimik. yang perlu diperhatikan adalah

gejala – gejala diatas bukan termasuk gangguan distimik apabila

terjadi selama gangguan psikotik kronis atau jika merupakan efek

langsung dari suatu zat atau kondisi medis.

Si Wanita Pengeluh (kasus)

Wanita itu, eksekutif junior berusia 28 tahun, mengeluhkan

perasaan depresi yang kronis sejak usia 16 atau 17 tahun. Meski ia

berhasil dengan baik di perguruan tinggi, ia selalu memikirkan

betapa “benar-benar cerdasnya” orang lain.

Ia merasa tidak pernah bisa mendapatkan seorang pria yang ia

inginkan untuk berkencan karena ia merasa rendah dan lemah.

Meskipun ia telah mendapatkan terapi yang ekstensif selama

kuliah di S1 dan pascasarjana, ia tidak pernah dapat mengingat

suatu masa di tahun-tahun tersebut di mana ia tidak merasa

sedikitpun tertekan.

Ia menikah tidak lama setelah wisuda S1 dengan pria yang

ia kencani saat itu, meski ia tidak merasa bahwa pria itu “spesial”.

Ia hanya merasa butuh untuk mempunyai suami yang dapat

menemaninya dan pria itu bersedia. Namun mereka segera mulai

bertengkar dan akhir-akhir ini ia mulai merasa bahwa menikahi pria

itu adalah suatu kesalahan.

Ia mendapatkan kesulitan di pekerjaannya, menghasilkan

pekerjaan yang serampangan dan tidak pernah melakukan lebih

dari apa yang secara mendasar diharapkan darinya serta

menunjukkan kurangnya inisiatif.

12

Page 13: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

Meskipun ia memimpikan mendapat status dan uang, ia tidak

berharap bahwa ia atau suaminya akan mengalami peningkatan

dalam profesi mereka karena mereka kurang memililiki “koneksi”.

Kehidupan sosialnya didominasi oleh teman-teman

suaminya dan pasangan mereka dan ia tidak merasa bahwa

wanita-wanita lain akan menganggapny menarik atau impresif. Ia

kurang berminat terhadap hidup secara umum dan menunjukkan

ketidakpuasan pada semua aspek kehidupannya – pernikahannya,

pekerjaannya dan kehidupan sosialnya.

2. Gangguan Perubahan Mood

a. Gangguan Bipolar

Orang dengan gangguan bipolar mengendarai roller coaster

emosional, berayun dari satu ketinggian rasa girang ke kedalaman

depresi tanpa adanya penyebab eksternal.

Episode pertama dapat berupa manik, bisa juga depresi.

Episode manik merupakan suatu periode peningkatan

euforia yang tidak realistis, sangat gelisah dan aktivitas yang

berlebihan, yang ditandai dengan perilaku yang tidak terorganisasi

dan hendaya dalam penilaian.Episode manik biasanya bertahan

beberapa minggu hingga beberapa bulan, umumnya lebih singkat

durasinya dan berakhir secara lebih tiba-tiba daripada episode

depresi mayor.

Selama episode manik, mereka mengalami elevasi atau

ekspansi mood yang tiba-tiba dan merasakan kegembiraan, euforia

atau optimisme yang tidak biasa. Mereka tampak memiliki energi

yang tidak terbatas dan menjadi sangat suka bergaul, dan bisa

sampai pada tahap menuntut dan memaksa terhadap orang lain.

Perubahan moodnya terlalu berlebihan, misalnya menjadi sangat

bergembira hanya karena “Ini adalah hari Rabu!”.

Pada episode manik, seseorang menjadi sangat

bersemangat sampai akan memperolok orang lain dengan lelucon

13

Page 14: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

yang kadang keterlaluan. Cara bicaranya menjadi sangat cepat,

pikiran-pikiran dan pembicaraannya seering melompat-lompat dari

satu ide ke ide yang lain (rapid flight of ideas), sampai orang lain

kesulitan untuk menyelanya. Mereka juga dapat menjadi sangat

dermawan. Tidak dapat duduk tenang atau tidur nyenyak. Jam

tidurnya sangat sedikit. Tidur larut malam dan bangun lebih pagi,

tapi dengan energi yang tetap penuh dan tetap merasa cukup

istirahat. Bahkan bisa tidak tidur berhari-hari tanpa kelelahan.

Walau energinya berlebih, mereka tampak tidak dapat

mengorganisasi tindakan mereka secara konstruktif. Rasa girang

mereka mengganggu kemampuannya untuk bekerja dan untuk

mempertahankan hubungan yang normal. Memiliki perasaan self

esteem yang tinggi berkisar dari over confidence hingga

kecenderungan waham kebesaran.

Mereka memiliki keyakinan yang tidak sejalan dengan

kemampuannya, misalnya mereka merasa sangat mampu

menyelesaikan berbagai permasalahan dunia, sementara latar

belakang dan kemampuannya tidak mendukungnya. Perhatian

mereka mudahh dialihkan oleh stimulus-stimulus yang tidak relevan

seperti detak jam atau langkah sepatu orang. Mereka cenderung

mengambil banyak tugas, lebih dari yang mampu mereka tangani.

Memiliki resiko permasalahan yang tinggi, sebagai akibat dari

misalnya kecerobohan menyetir, petualangan seksual, atau

menghambur-hamburkan uang.

Macam-macam Gangguan Bipolar

Gangguan Bipolar I

Paling tidak mengalami satu episode manik secara penuh.

Di banyak kasus, individu mengalami perubahan mood

antara rasa girang dan depresi diselingi dengan periode

antara berupa mood normal.

Gangguan Bipolar II

Diasosiasikan dengan bentuk maniak yang lebih ringan.

14

Page 15: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

Seseorang mengalami satu atau lebih episode-episode

depresi mayor dan paling tidak satu episode hipomanik

(episode yang lebih ringan dari manik).

Tidak pernah mengalami satu episode manik penuh.

Kasus Gangguan Bipolar = episode manik

“Saat saya mulai merasa sangat senang, saya tidak lagi

merasa seperti ibu rumah tangga biasa. Saya malah merasa

terorganisasi dan terampil dan saya mulai merasa bahwa saya

adalah orang yang paling kreatif. Saya dapat menulis puisi dengan

mudah. Saya dapat menggubah melodi tanpa usaha keras. Saya

dapat melukis.

Pikiran saya terasa sangat lancar dan dapat menyerap

apapun. Saya memiliki ide yang tak terhitung mengenai perbaikan

kondisi anak yang menderita keterbelakangan mental atau tentang

bagaimana rumah sakit untuk anak-anak itu seharusnya dijalankan,

apa yang seharusnya ada di sekeliling mereka untuk membuat

mereka tetap gembira dan nyaman serta tidak takut.

melihat diri saya mampu mencapai banyak hal demi

kebaikan orang lain. Saya merasa senang, suatu perasaan euforia

atau kegirangan. Saya ingin hal ini berlangsung selamanya. Saya

sepertinya tidak membutuhkan banyak tidur.

Berat badan saya turun dan terasa sehat dan saya

menyukai diri saya sendiri. Bahkan, baru saja saja membeli 6 gaun

baru dan semuanya terlihat bagus bila saya pakai. Saya merasa

seksi dan para pria memperhatikan saya. Mungkin saya akan

melakukan satu atau beberapa perselingkuhan.

Saya merasa mampu berbicara dan akan berhasil dalam

politik. Saya ingin menolong orang dengan masalah yang serupa

seperti saya sehingga mereka putus harapan.

Sangat indah bila Anda merasakan hal ini….perasaan

kegembiraan yang kuat, membuat saya merasa ringan dan penuh

dengan kenikmatan hidup. Namun, saat melewati tahap ini, saya

menjadi manik, dan kreativitas saya menjadi sangat besar sehingga

15

Page 16: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

saya mulai melihat hal-hal dalam pikiran saya yang tidak masuk

akal. Misalnya suatu malam saya menciptakan suatu film utuh,

lengkap dengan pemainnya.

Saya melihat para pemainnya sejelas bila saya melihat

mereka dalam kehidupan nyata.

Saya juga mengalami teror yang sangat hebat, seperti saya

benar-benar terjadi, saat saya tahu bahwa sebuah adegan

pembunuhan akan berlangsung. Saya gemetar ketakutan di bawah

selimut dan menjadi benar-benar tidak berdaya.

Seperti yang Anda ketahui, saya menjadi seorang psikosis

manik pada saat itu. Teriakan saya membangunkan saya dan ia

mencoba meyakinkan saya bahwa kami berada di kamar tidur dan

semuanya masih tetap sama. Tidak ada yang perlu

ditakutkan….Namun, saya tetap dimasukkan ke rumah sakit

keesokan harinya. “

b. Gangguan Siklotimik

Gangguan mood kronis meliputi beberapa  episode hipomanik

(episode yang disertai dengan ciri-ciri manik pada tingkat keparahan

yang  lebih rendah daripada episode manik) dan beberapa periode

mood tertekan atau hilangnya minat atau kesenangan pada  kegiatan-

kegiatan, tetapi tingkat keparahannya tidak sampai  memenuhi criteria

sebagai episode depresi mayor (sumber : DSM-IV- TR) (APA,2000)

Mood seorang anak adalah rentan terhadap pengaruh stresor sosial yang

parah, seperti percekcokan keluarga yang kronis, penyiksaan dan penelantaran, dan

kegagalan akademik. Sebagian besar anak kecil dengan gangguan depresif berat di

tengah-tengah lingkungan yang buruk mungkin mengalami remisi beberapa atau

sebagian besar gejala depresifnya jika stresor menghilang atau anak dipindahkan

dari lingkungan yang menimbulkan stress. Kehilangan sering kali menjadi pusat

terapi psikiatrik jika anak telah kehilangan seseorang yang dicintainya, kendatipun

gangguan depresif tidak ada.

16

Page 17: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

Gangguan depresif dan gangguan bipolar I biasanya adalah episodic, walaupun

onsetnya mungkin samar-samar. Episode manic adalah jarang pada anak-anak

pubertas tetapi cukup sering pada remaja. Gangguan deficit atensi/hiperaktivitas,

gangguan menentang oposisional, dan gangguan konduksi atau gangguan yang

lengkap dapat terjadi dalam konteks gangguan depresif berat dan menghilang

dengan menyembuhnya episode depresif. Klinisi harus mengetahui jelas kronologi

gejala untuk menentukan apakah perilaku tertentu (seperti konsentrasi yang buruk,

pelanggaran, atau temper tantrum) adalah ditemukan sebelum episode atau apakah

perilaku terjadi untuk pertama kalinya atau secara langsung berhubungan dengan

episode depresif.

Epidemiologi

Gangguan mood meningkat dengan bertambahnya usia dan prevalensi pada semua

kelompok usia adalah secara drastic lebih tinggi dalam kelompok psikiatrik

dibandingkan populasi umum. Gangguan mood pada anak-anak usia prasekolah

adalah sangat jarang. Angka gangguan depresif berat pada anak-anak prasekolah

diperkirakan adala 0,3 persen dalam masyarakat, dibandingkan dengan 0,9 persen

dalam lingkungan klinis. Di antara anak-anak usia sekolah dalam masyarakat, kira-

kira 2 persen memiliki gangguan depresif berat. Depresi adalah lebih sering pada

anak laki-laki dibandingakan anak perempuan pada anak usia sekolah. Di antara

remaja, kira-kira 5 persen komunitas memiliki gangguan depresif berat. Diantara

anak-aank dan remaja yang dirawat dirumah sakit, angka untuk gangguan depresif

berat adalah jauh lebih tinggi dibandingkan masyarakat umum; sampai 20 persen

anak-anak dan 40 persen remaja adalah terdepresi.

Gangguan distmik diperkirakan lebih sering dibandingkan gangguan depresif berat

pada anak-anak usia sekolah, dengan angka sampai 2,5 persen dibandingkan 2

persen untuk gangguan depresif berat. Anak-anak usia sekolah dengan gangguan

distmik memiliki kemungkinan tinggi bahwa gangguan depresif berat akan

berkembang pada suatu waktu setelah satu tahun gangguan distmik.

Angka untuk gangguan bipolar I adalah sangat rendah pada anak-anak prapubertas

dan mungkin memerlukan waktu beberapa tahun untuk didiagnosis, karena mania

biasanya terlihat untuk pertama kalinya pada masa remaja. Remaja dengan varian

klinis dari mania-yaitu, dengan gejala manic tetapi tanpa kriteria diagnostic yang

17

Page 18: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

lengkap (gangguan bipolar II)-memiliki angka sampai 10 persen, menurut suatu

penelitian.

Etiologi

Bukti-bukti yang cukup banyak menyatakan bahwa gangguan mood adalah penyakit

atau kelompok penyakit dengan dasar yang sama, tanpa memandang onset usia.

3. Penanganan

Pendekatan psikodinamika

Psikoanalisis tradisional membantu orang depresi untuk  memeahami

perasaan mereka yang ambivalen terhadap orang-orang (objek) penting

dalam hidup mereka  yang telah hilang atau terancam hilang.  Dengan

menggali perasaan marah terhdap objek yang hilang , mereka

mengarahkan rasa marah keluar—melalui ekspresi verbal dari perasaan

dan bukan membiarkannya menjadi lebih buruk  dan mengarah kedalam.

Pendekatan Behavioral

Terapi perilaku  bertujuan secara langsung memodifikasi  perilaku dan

bukan  menumbuhkan kesadaran  kemungkinan penyebab yang tidak

disadari dari perilaku-perilaku ini.

Pendekatan Kognitif

Aaron beck dan kolega-koleganya telah mengembangkan  pendekatan

pengembangan multikomponen  disebut terapi kognitif  yang berfokus

pada membantu orang depresi  menyadari dan mengubah pola pikir

mereka yang disfungsional

Pendekatan Biologis

Pendekatan biologis umumnya menangani gangguan mood melibatkan

penggunaan obat-obatan antidepresan dan terapi elektrokonvulsif untuk 

depresi serta litium karbonat untuk  gangguan bipolar

4. Terapi18

Page 19: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

Perawatan di rumah sakit. Pertimbangan cepat yang penting adalah apakah

diindikasikan perawatan di rumah sakit. Jika pasien akan bunuh diri,

perawatan di rumah sakit adalah diperlukan untuk memberikan perlindungan

maksimal terhadap dorongan dan perilaku menghancurkan diri sendiri yang

dimiliki pasien. Perawatan di rumah sakit mungkin juga dibutuhkan jika anak

atau remaja juga menderita penyalahgunaan atau ketergantungan zat.

Psikoterapi. Sedikit data yang menguatkan keunggulan salah satu jenis

pendekatan psikoterapi dibandingkan yang lain dalam terapi gangguan mood

masa anak-anak dan remaja. Tetapi, terapi keluarga adalah diperlukan untuk

mengajarkan keluarga tentang gangguan mood serius dapat terjadi pada

anak-anak saat terjadinya stress keluarga yang berat. Pendekatan

psikoterapik bagi anak terdepresi adalah pendekatan kognitif dan pendekatan

yang lebih terarah dab lebih terstruktur dibandingkan yang biasanya

digunakan pada orang dewasa. Karena fungsi psikososial anak yang

terdepresi mungkin tetap terganggu untuk periode yang lama, walaupun

setelah episode depresif telah menghilang, intervensi keterampilan social

jangka panjang adalah diperlukan. Pada beberapa program terapi, modeling

dan permainan peran dapat membantu menegakkan keterampilan

memecahkan masalah yang baik.

Farmakoterapi. Tidak ada bukti jelas dari penelitian tersamar ganda dan

terkendali placebo bahwa antidepresan adalah bermanfaat pada anak-anak

dan remaja dengan gangguan dan depresif. Selain itu, antidepresan belum

disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk digunakan pada

anak depresi. Namun demikian, jika uji coba antidepresan adalah

diindikasikan, hal berikut harus diingat: Pemakaian anti depresan memerlukan

penelitian dasar, titrasi obat secara bertahap, dan monitoring perubahan

elektrokardiogram (EKG), tekan darah, efek samping dan, bilamana mungkin,

kadar dalam serum. Karena toksisitas mengakibatkan aritmia jantung yang

berat, kejang, koma dan kematian, monitoring adalah penting. Dalam suatu

penelitian tidak terkendali yang menggunakan immipramine (Tofranil) untuk

mengobati gangguan depresif berat pada anak prapubertas, respon yang baik

terlihat jika kadar darah adalah kira-kira 140 sampai 150 ng per mL. karena

antidepresan belum disetujui untuk digunakan oleh anak-anak terdepresi

dank arena efek samping dan toksisitasnya yang serius, klinisi harus

19

Page 20: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

menggunakan antidepresan untuk anak-anak hanya setelah dilakukan

penelitian atau konsultasi dengan klinisi yang ahli dalam pemakaian

antidepresan.

Fluoxetine (Prozac) telah digunakan dengan suatu keberhasilan pada remaja

dengan gangguan depresif berat. Karena beberapa anak dan remaja yang

menderita episode depresif akan mengalami gangguan bipolar II, klinis harus

mencatat gejala hipomanik yang mungkin terjadi selama pemakaian

fluoxetine dan antidepresan lain. Pada kasus tersebut medikasi harus

dihentikan untuk menentukan apakah episode hipomanik selanjutnya

menghilang. Tetapi, respon hipomanik terhadap antidepresan tidak selalu

meramalkan bahwa gangguan bipolar II telah terjadi.

Gangguan bipolar I dan gangguan bipolar II pada masa anak-anak adalah

diobati dengan lithium (eskalith) dengan hasil yang baik. Tetapi, anak-anak

yang memiliki gangguan perilaku mengacau sebelumnya (sebagai contohnya

gangguan konduksi dan gangguan deficit-atensi/hiveraktivitas) dan

selanjutnya mengalami gangguan bipolar pada awal masa remaja adalah

lebih kecil kemungkinannya untuk berespon baik terhadap obat ini.

PEMBAHASAN20

Page 21: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

BUNUH DIRI

Pengertian Bunuh Diri

Bunuh diri merupakan sebuah tindakan mencabut nyawa sendiri

dengan sengaja.

Ide, isyarat dan usaha bunuh diri sering menyertai gangguan depresif,

danfenomena bunuh diri tersebut, terutama remaja adalah merupakan

masalah kesehatanmental masyarakat yang semakin banyak.

Imaturitas kognitif tampaknya memiliki peran protektif dalam mencegah

anak- anakyang ingin dirinya meninggal dari bunuh diri. bunuh diri yang

berhasil terjadi kira kiralima kali lebih sering pada remaja laki-laki dibanding

perempuan, walaupun angkauntuk usaha bunuh diri adalah sekurangnya tiga

kali lebih besar pada remaja perempuandibanding laki-laki.

Ide bunuh diri adalah bukan suatu fenomena yang statik,ia dapat

hilang dantimbul dengan berjalannya waktu.keputusan untuk melakukan

perilaku bunuh dirimungkin impulsif tanpa pikir panjang atau mungkin

merupakan puncak dari perenunganyang lama.cara usaha bunuh diri adalah

mempengaruhi morbiditas dan angkakeberhasilan bunuh diri adalah tidak

tergantung dari keparahan maksud untuk mati saatperilaku bunuh diri.

Bunuh diri dengan menggantungkan diri dam keracunan karbon

monoksidaadalah sama seringnya pada anak perempuan yang masing -

masingnya berjumlah 10persen.

EPIDEMIOLOGI

Pada tahun- tahun terakhir angka bunuh diri pada remaja di amerika

serikattelah meningkat secara drastisb, walaupun pada beberapa negara lain

tidak demikian.

Telah terdapat peningkatan yang tetap pada angka bunuh diri bagi

orang amerika yangberusia 15 sampai 19 tahun.lebih dari 5000 remaja

melakukan bunuh diri setiaptahunnya di amerika serikat yaitu satu tiap 90

menit. Peningkatan bunuh diri dianggapmencerminkan perubahan dalam

lingkungan sosial, perubahan sikap sikap terhadapbunuh diri dan

meningkatnya ketersedian alat untuk bunuh diri.

21

Page 22: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

Bunuh diri adalah penyebab kematian nomor tiga yang terbanyak di

amerikaserikat pada orang berusia 15 sampai 24 tahun dan nomor dua

diantara laki - laki kulitputih pada kelompok usia tersebut.

Angka bunuh diri tergantung pada usia dan angka meningkat secara

bermaknasetelah pubertas. Bilamana kurang dari 1 persen bunuh diri yang

berhasil 100.000 untukusia dibawah 14 tahun, kira- kira 10 per 10000 bunuh

diri yang berhasil terjadinpadaremaja berusia antara 15 sampai 19

tahun.dibawah usia 14 tahun, usaha bunuh dirisekurangnya adalah 50kali

lebih sering dibandingkan keberhasilan bunuh diri. Tetapiantara usia 15

sampai 19 tahun, angka usaha bunub diri adalah kira - kira 15 kali lebihbesar

dibandingjan keberhasilan bunuh diri. Jumalah bunuh diri remaja pada

beberapadekade yang lalu telah meningkat sebesar tiga kali sampai empat

kali.

Penyebab Bunuh Diri

Beberapa penyebab bunuh diri menuru para ahli yaitu:

1. Dr. Ghanshyam Pandey beserta timnya dari University of Illinois, Chicago

Menemukan bahwa aktivitas enzim di dalam pikiran manusia bisa

mempengaruhi mood yang memicu keinginan mengakhiri nyawa sendiri.

tingkat aktivitas protein kinase C (PKC) pada otak pelaku bunuh diri lebih

rendah dibandingmereka yang meninggal bukan karena bunuh diri. PKC

merupakan komponen yang berperan dalam komunikasi sel, terhubung

erat dengan gangguan mood seperti depresi di masa lalu.

kondisi abnormal PKC bisa menjelaskan mengapa sebagian remaja

memiliki keinginan bunuh diri.

2. Psikolog Sartono Mukadis

Kesulitan hidup beserta tekanannya hanya memicu stres dan depresi

pada orang tersebut. Stres dan depresi pada setiap orang akan selalu ada

dan hal yang biasa selama dalam taraf yang wajar dan sehat, yang

menjadi masalah adalah berkepanjangannya stres dan depresi itu. Orang

yang stres berat itu otomatis akan menjadi introvert atau tertutup serta tak

memedulikan keadaan dirinya serta lingkungan dan orang sekitar. Kalau

ini dibiarkan, memang fatal dan bisa mengarah ke bunuh diri.

22

Page 23: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

3. Hj Rooswita SPsi Msi ( psikolog dari Benefit Strategic HRD)

Mengatakan bahwa depresi merupakan penyebab utama seseorang

melakukan bunuh diri. Depresi timbul, karena pelaku tidak kuat

menanggung beban permasalahan yang menimpa. Karena terus menerus

mendapat tekanan, permasalah kian menumpuk dan pada puncaknya

memicu keinginan bunuh diri.

4. Dosen IAIN Antasari Drs H Dahli Khairi

Menurutnya, bunuh diri sebagai gejala tipisnya iman atau kurangnya

memahami ilmu agama sehingga ia mengambil jalan pintas dengan

mengakhiri hidupnya. Mereka yang melakukan tindakan ini tidak

mempercayai akan pertolongan Allah SWT. Ia menganggap masalah yang

ia hadapi tidak sanggup lagi ia selesaikan. Padahal Allah SWT pasti akan

memberikan jalan keluar yang terbaik baginya, karena Allah SWT tidak

akan pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.

Etiologi

Ciri universal pada remaja yang bunuh diri adalah ketidakmampuan

mereka untuk mendapatkan pemecahan terhadap suatu masalah dan tidak

adanya strategi mengatasi stresor yang segera. Jadi, sempitnya pilihan yang

tersedia untuk menghadapi percekcokan keluarga yang rekuren, penolakan,

atau kegagalan adalah berperan dalam pengambilan keputusan untuk

melakukan bunuh diri.

Faktor Genetik. Bukti-bukti sumbangan genetik pada perilaku bunuh

diri adalah didasarkan pada penelitian resiko bunuh diri keluarga dan

tingginya angkak kesesuaian untuk bunuh diri diantara kembar monozigotik

dibandingkan kembar dizigotik. Walaupun resiko untuk bunuh diri adalah

tinggi pada orang dengan gangguan mental- termasuk skizofrenia, gangguan

depresif berat, dan gangguan bipolar I – risiko untuk bunuh diri adalah jauh

lebih tinggi pada sanak saudara orang dengan gangguan mood dibandingkan

dengan sanak saudara orang dengan skizofrenia.

Faktor biologis lain. Temuan neurokimiawi menunjukkan adanya

tumpang tindih antara orang dengan perilaku agresif dan impulsif dan mereka

yang melakukan bunuh diri.

23

Page 24: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

Faktor Sosial. Anak-anak dan remaja adalah rentan terhadap

lingkungan yang sangat kacau, menyiksa, dan menelantarkan. Berbagai

macam gejala psikopatologis dapat terjadi sekunder karena pemaparan

kepada rumah yang penuh kekerasan dan penyiksaan. Periaku agresif,

menghancurkan diri sendiri, dan bunuh diri tampaknya terjadi dengan

frekuensi terbesar pada orang yang mengalami kehidupan keluarga yang

penuh dengan sterss secara kronik.

Penyebab khusus

Dari sekian banyak penyebab bunuh diri, stres merupakan penyebab yang

sering diutarakan. Secara umum, stres muncul karena kegagalan beradaptasi

dengan lingkungannya. Ini dapat terjadi dilingkungan pekerjaan, keluarga,

sosial, pergaulan dalam masyarakat dan sebagainya. Banyak hal yang

melatar nelakangi orang terkena stres seperti:

Soal asmara

Kehilangan hubungan atau terputusnya hubungan dengan orang yang

disayangi merupakan hal yang tersulit bagi setiap orang. Apabila hal ini

tidak bias ia atasi maka ia akan larut dalam kesedihannya dan

menimbulkan tekanan yang besar baginya.

Cekcok rumah tangga

Ekonomi dan malu lantaran terlilit hutang

Contohnya saja kisah-kisah yang ditayangkan ditelevisi, dimana seorang

anak SMP mengakhiri hidupnya dengan seutas tali karena malu tidak

bisa melunasi iuran kesenian.

Terisolasi dari lingkungannya

Merasa bersalah

Contohnya ketika seseorang melakukan tindalkan criminal, misalkan

saja membunuh orang terdekat dengannya maka ia akan dihantui rasa

bersalah yang sulit dilupakannya.

Selfidea yang terlalu tinggi

Didunia ini banyak orang-orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi,

dimana ide-idenya selalu mengalir tanpa bisa ia kendalikan. Namun

tidak semua ise-ise itu dapat diterima oleh orang lain sehingga ia tidak

bisa menyalurkan pemikirannya.

24

Page 25: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

Tugas akademik yang banyak menyita waktu

Persaingan ketat antar mahasiswa

Kecemasan akan kegagalan

Pelecehan atau pemerkosaan

Kehilangan kasih sayang dari orang tua

Setiap orang tua berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun

terkadang orang tua lupa akan kebutuhan batin sang anak. Mereka

mengabaikan anaknya dan menganggap jika telang memberikan uang

maka sang anak akan bahagia, padahal tidak hanya uang yang

dibutuhkan oleh anak tapi juga perhatian dari orang tuanya

Diagnosis dan Gambaran Klinis

Pertanyaan langsung pada anak-anak dan remaja tentang pikiran

bunuh diri adalah diperlukan, karena penelitian telah secara konsisten

menunjukkan bahwa orangtua seringkali tidak menyadari, ( yaitu, anak

berbicara tentang ingin menyakiti dirinya sendiri ) dan ancaman bunuh diri

( yaitu, pernyataan anak bahwa mereka ingin melompat didepan mobil )

adalah lebih sering dibandingkan penyelesaian bunuh diri.

Karakteristik remaja yang berusaha bunuh diri dan yang berhasil

bunuh diri adalah sama, dan kira-kira sepertiga dari mereka yang berhasil

bunuh diri sebelumnya pernah berusaha bunuh diri. Gangguan mental yang

ditemukan pada beberapa orang yang berusaha melakukan bunuh diri dan

yag berhasil bunuh diri adalah gangguan depresif berat, episode manik, dan

gangguan psikotik. Orang dengan gangguan mood dengan kombinasi

penyalahgunaan zat dan riwayat perilaku agresif adalah terutama remaja

dengan resiko tinggi.

Mereka yang tampa gangguan mood yang keras, agresif dan impulsif

mungkin rentan terhadap bunuh diri selama komflik dengan teman sebaya

atau keluarga. Keputusasaan yang berat, keterampilan memecahkan

masalah yang buruk, dan riwayat perilaku agresif adalah faktor resiko untuk

bunuh diri. Depresi saja adalah faktor resiko untuk bunuh diri yag lebih serius

pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki.k, tetapi laki-laki leih sering

memiliki psikopatologi yang lebih parah dibandingkan perempuan yang

melakukan bunuh diri. Sifat remaja yang melakuan bunuh diri kadang-kadang

25

Page 26: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

adalah seseorag dengan sifat karakter bercita-cita tinggi dan perfensionistik,

remaja tersebut mungkin sedang kecewa karena kegagalan, seperti

menurunnya prestasi akademik.

Pada remaja yang terganggu secara psikiatrik dan rentan, usaha

bunuh diri sering berhubungan dengan stresor yang belum lama. Pencetus

perilaku bunuh diri adalah konflik dan perdebatan dengan anggota keluarga

atau pacar. Penggunaaan alkohol atau zat lain mungkin lebih

menpredisposisikan remaja yang telah rentan kepada perilaku bunuh diri.

Pada kasus lain, seorang remaja berusaha bunuh diri karena akan dihukum

setelah ditangkap oleh polisi atau tokoh berkuasa lainnya karena perubuatan

yang tidak dapat dimaafkan.

Terapi

Remaja yang mencoba bunuh diri harus diperiksa sebelum diambil

keputusan untuk merawat mereka dirumahsakit atau untuk memulangkan

mereka kerumah. Mereka yang masuk ke dalam kelompok resiko tinggi harus

dirawat dirumah sakit sampai sikap bunuh diri tak ada lagi.

Orang-orang resiko tinggi adalah mereka yang sebelumnya pernah

mencoba bunuh diri ; laki-laki yang berusia lebih dari 12 tahun dengan riwayat

perilaku agresif atau penyalahgunaan zat ; meraka yang pernah mencoba

bunuh diri dengan cara yang mematikan , seperti dengan senajat atau

menelan zat racun ; mereka dengan gangguan depresif berat yang ditandai

oleh menarik diri dari lingkungan sosial, putus asa, dan tidak adanya tenaga ;

anak peremapuan yang melakukan upaya bunuh diri dengan cara lain

daripada menelan zat toksik; dan tiap orang yang menunjukkan ide bunuh diri

yang menetap. Seorang anak atau remaja dengan ide bunuh diri harus

dirawat dirumah sakir jika klinisi memiliki keraguan tentang kemampuan

keluarga untuk mengawasi anak atau bekerja sama denga terapi dalam

lingkungan rawat jalan. Dalam situasi tersebut, jasa perlindungan anak harus

dilibatkan sebelum anak dapat dipulangkan.

Jika remaja dengan ide bunuh diri melaporkan bahwa mereka tidak lagi

ingin bunuh diri, pemulangan dapat dipertimbangkan hanya jika rencana

pemulangan telah siap. Rencana harus termasuk psikoterapi, farmakoterapi,

dan terapi keluarga sesuai dengan yang diindikasikan. Perjanjian tertulis

26

Page 27: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

dengan remaja, yang menjelaskan persetujuan remaja tersebut untuk tidak

terlibat dalam perilaku bunuh diri dan memberikan suatu alternatif jika ide

bunuh diri terjadi kembali, harus siap. Disamping itu, perjanjian follow-up

rawat jalan harus dilakukan sebelum pemlangan, dan nomor telepon yang

siap dihubungi 24 jam harus diberrikan bagi remaja dan keluarga kalau

sewaktu-waktu ide bunuh diri kembali sebelum terapi dimulai

27

Page 28: Gangguan Mood Dan Bunuh Diri

DAFTAR PUSTAKA

28