ganja1-revisi1
DESCRIPTION
A brief journal about Cannabis, sp. L.TRANSCRIPT
GANJA (Cannabis, sp. L)
“Deskripsi dan mekanisme kerja secara umum, dampak penggunaan, bentuk-bentuk
penyalahgunaan di masyarakat serta penanganan terhadap penyalahgunaan”
Malahayati
MEDAN
2013
1. Uraian Pengantar.
Ganja atau cannabis adalah salah
satu jenis tanaman perdu semusim atau
tahunan yang dikenal sebagai tanaman
medisinal berasal dari famili
Cannabacea. Ada beberapa jenis spesies
yang sudah dibudidayakan secara umum
yaitu dari spesies Cannabis sativa,
Cannabis indica, Cannabis ruderalis
dan beberapa jenis kultivar hasil
persilangan.
Cannabis merupakan jenis
tanaman perdu yang tersebar di hampir
seluruh dunia. Cannabis tumbuh baik
pada daerah subtropik dan tropik.
Meksiko, Paraguay dan Amerika Serikat
adalah beberapa diantara penghasil
cannabis/marijuana terbesar di dunia.
Pada beberapa daerah di
Indonesia, cannabis dapat ditemukan
sebagai tanaman perdu pada umumnya.
Beberapa bagian dari cannabis memiliki
kegunaan ekonomis. Batang dari
cannabis merupakan serat yang baik dan
digunakan dalam industri tekstil. Serat
dari batang cannabis merupakan serat
yang kuat.
Kegunaan ekonomis utama di
dapat dari kandungan senyawa kimia
yang ditemukan pada seluruh bagian
tanaman terutama pada daun dan biji
yang disebut tetrahydrocannabinol
(THC). Tetrahydrocannabinol
merupakan senyawa kimia alam dari
golongan terpenoid yang dikenal sebagai
salah satu senyawa halusinogen yang
paling lama penggunaannya.
Banyak perdebatan muncul
sehubungan dengan legalisasi
penggunaan cannabis secara bebas
karena sering terjadi penyalahgunaan di
kalangan dewasa muda juga remaja dan
beberapa efek samping yang merugikan
kesehatan pengguna disebabkan
penyalahgunaan juga pemakaian jangka
panjang.
Kerja delta-9-THC pada sistem
syaraf pusat dapat menghasilkan efek
“euforia” yang disenangi oleh dewasa
muda dan remaja terutama mereka yang
menggeluti dunia kreatif dan seni. Delta-
9-THC juga memberikan efek relaksasi,
santai dan tenang yang disenangi oleh
penggunanya untuk tujuan rekreasional.
Pada umumnya seniman dan
pekerja kreatif merasa lebih produktif
dan kreatif setelah menggunakan
cannabis. Banyak karya-karya seni yang
dihasilkan di bawah pengaruh senyawa
psychedelic bahan alam. Diantara
senyawa psychedelic bahan alam
tersebut adalah delta-9-THC dari
cannabis.
Penggunaan cannabis dapat
mengarah pada penyalahgunaan obat-
obatan, narkotika, psikotropika atau
senyawa-senyawa psychedelic bahan
alam lainnya karena keinginan untuk
mendapatkan efek yang lebih “tinggi”.
Setelah mengalami sensasi
“euforia” yang juga dikatakan dapat
meningkatkan kreatifitas dalam seni,
pengguna pada umumnya mencari
senyawa atau zat lain yang dapat
memberikan efek lebih “tinggi”
Penggunaan ganja atau cannabis
dengan berbagai macam tujuan telah
lama dikenal baik oleh kalangan medis
maupun masyarakat umum.
Cannabis mengandung sekitar
483 senyawa kimia dan 84 diantaranya
adalah senyawa terpenoid yang disebut
cannabinoid dengan delta-9-THC
sebagai komponen utama bekerja
mempengaruhi sistem syaraf pusat
dengan efek terapi sebagai analgesik,
sedatif, anastetik lemah hingga sedang,
antirematik, antiemetik dan peningkat
nafsu makan.
Delta-9-THC digunakan sebagai
antiemetik dan peningkat nafsu makan
pada pasien kemoterapi juga pada
penderita AIDS/HIV. Beberapa
penelitian juga menunjukkan bahwa
delta-9-THC memiliki aktivitas anti-
tumor dan anti-dementia pada terapi
penyakit Alzheimer.
2. Klasifikasi Botani dan Morfologi.
Ganja atau cannabis adalah
tanaman perdu tahunan pada daerah
subtropik dan tropik. Cannabis tumbuh
baik pada dataran tinggi di atas 1000
mdpl. Tanaman dewasa dapat mencapai
tinggi antara 1.5 meter sampai dengan
3 meter pada kondisi tanam alamiahnya
untuk spesies Cannabis sativa yang
dapat ditemukan di Indonesia.
Batang hampir silindris bersegi
banyak dengan alur-alur vertikal
(sulcatus), berserat kuat dengan
diameter tidak lebih dari 4 cm pada
tanaman kultivar persilangan Cannabis,
sp. yang sudah dibudidayakan.
Daun berbentuk majemuk
menjari (palmatus) dengan pinggiran
bergerigi (serratus). Permukaan daun
yang sudah cukup matang ditutupi
dengan trichome yang berisi THC dan
kristal kalsium oksalat. Trichome pada
daun matang membuat tekstur daun
menjadi agak kasar karena terdapat
kandungan kristal kalsium oksalat.
Bunga merupakan bunga
majemuk yang tumbuh memenuhi
ujung batang.
Batang berwarna coklat muda.
Bunga majemuk tumbuh bergerombol
biasanya hanya ditemukan pada
tanaman betina sedangkan pada
tanaman jantan hanya terdapat sedikit
bunga. Bunga pada tanaman jantan
menghasilkan serbuk sari dan tidak
menghasikan buah dan biji.
Buah berbentuk rongga dengan
biji berbentuk bulat elips berwarna
hijau hingga hijau kecokelatan pada biji
yang sudah matang. Perikarp agak tebal
dan berlapis.
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Urticales
Famili: Cannabaceae
Genus: Cannabis
Spesies: C. sativa. L.
3. Sejarah Penggunaan.
Ganja atau cannabis adalah
tanaman asli pada daerah Asia Tengah
dan Asia Selatan. Penggunaan
cannabis dikenal sejak lama
memberikan sensasi “euforia” hingga
halusinasi yang sering digambarkan
sebagai kondisi trance dan banyak
dipakai oleh pemuka-pemuka spiritual
pada agama-agama pagan dalam ritual
keagamaan.
Sensasi euforia hingga
halusinasi ini dianggap sebagai suatu
bentuk hubungan jiwa atau interaksi
spiritual antara shaman-shaman dengan
kekuatan spiritual. Penggunaan ganja
atau cannabis dikatakan dapat
membentuk karakteristik spiritual
seseorang.
Penggunaan cannabis dengan
cara inhalasi sudah dikenal semenjak
3000 tahun yang lalu. Bukti ini dapat
dilihat dengan penemuan fragmen daun
cannabis pada mumi Cina yang diduga
sudah berusia 2500-2800 tahun.
Selain di Cina, cannabis juga
dikenal di India, Nepal, Syria, Persia,
Yunani hingga menyebar ke dataran
Timur Tengah, Afrika, Afrika Selatan,
Jamaika dan Amerika.
Belum ada catatan sejarah pasti
yang dapat menerangkan kapan
cannabis mulai ditanam di Indonesia,
terutama di Aceh. Cannabis di Aceh
dikenal sebagai tanaman perdu yang
dulunya digunakan sebagai pakan
ternak.
Diceritakan bahwa ganja atau
cannabis dibawa oleh Belanda sebagai
tanaman pengusir hama pada
perkebunan kopi Belanda. Ada juga
yang menyebutkan bahwa cannabis
dibawa oleh Belanda sebagai strategi
perang untuk meracuni penduduk
sehingga dapat menguasai daerah
Aceh.
Saat ini penggunaan ganja atau
cannabis dengan cara inhalasi atau
rokok sudah sangat meluas di kalangan
remaja laki-laki, dewasa muda laki-laki
bahkan orang tua di Indonesia terutama
di daerah Aceh.
Selain menyebabkan
permasalahan kesehatan, penggunaan
cannabis di Aceh juga menyebabkan
masalah-masalah sosial di dalam
masyarakat seperti tindak kriminal dan
kekerasan dalam rumah tangga.
Bentuk simplisia paling umum
dari cannabis adalah berupa rajangan
atau fragmen dari tanaman yang
dikeringkan.
Cannabis dalam bentuk ekstrak
sudah diproduksi dan diperdagangkan
secara bebas di Amerika Serikat
semenjak tahun 1937 hingga terjadi
konflik politik dan ekonomi mengenai
perdagangan cannabis/marijuana yang
menyebabkan pelarangan penjualan
cannabis di Amerika Serikat.
Kebutuhan untuk medis berada
dibawah pengawasan pemerintah dan
badan yang berwenang.
Delta-9-THC digunakan
sebagai agen profilaktik pada pasien
yang menjalani kemoterapi kanker
ketika antiemetik lainnya tidak lagi
efektif. Delta-9-THC juga dapat
menstimulasi nafsu makan dan telah
digunakan pada pasien dengan
penyakit AIDS dan anoreksia.
Terapi dengan delta-9-THC
juga ditujukan untuk memberikan
semangat hidup bagi penderita
penyakit-penyakit kronis yang sudah
berada pada tahap mematikan (life
threatening)
Dronabinol, Nabiximol dan
Marinol adalah beberapa jenis obat
dari tetrahydrocannabinol yang sudah
dipasarkan dan digunakan untuk
berbagai kepentingan medis.
4. Bentuk Sediaan Ekonomis dan Identifikasi.
Simplisia adalah bahan alamiah
berupa tanaman utuh, bagian tanaman
atau eksudat tanaman yang digunakan
sebagai obat dan belum mengalami
pengolahan atau mengalami
pengolahan secara sederhana serta
belum merupakan zat murni kecuali
dinyatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan. (sumber BPOM RI)
Dalam bentuk ekonomisnya,
ganja atau cannabis diperjualbelikan
secara illegal di Indonesia berupa
fragmen kering yang terdiri dari
batang, daun, bunga dan biji.
Cannabis illegal jarang
diperjualbelikan dalam bentuk tanaman
utuh atau dalam kondisi segar.
Ada juga yang telah dipisahkan
bagian batangnya sehingga hanya
terdiri dari fragmen kering daun dan
bunga.
Ada juga yang sudah dalam
bentuk hash atau hashes yaitu berupa
fragmen kering dan padat yang sulit
diidentifikasi secara morfologi dalam
pengamatan visual.
Cannabis dapat ditemui dalam
bentuk sediaan lain selain fragmen
kering seperti ekstrak, tinktura, hash
oil juga infuse dengan komposisi dan
kandungan yang berbeda. Hash oil
mengandung resin dari cannabinoid
dan lebih sedikit mengandung delta-9-
THC.
Fragmen kering yang terdiri
dari daun, bunga, batang dan biji dapat
diidentifikasi dari ciri morfologi
masing-masing bagian tanaman yang
masih memiliki bentuk aslinya.
Pengamatan organoleptis dapat
dilakukan untuk identifikasi awal
kemurnian simplisia atau fragmen
kering cannabis.
Warna dari fragmen daun
umumnya coklat kehijauan, coklat
kekuningan hingga coklat untuk
fragmen yang sudah sangat kering.
Bunga berwarna hijau sangat
muda hingga putih. Buah merupakan
buah berongga dengan biji berbentuk
bulat elips yang memiliki perikarp
agak tebal dan berlapis.
Bau dari bagian tanaman
cannabis kering sangat khas dan dapat
dibedakan dari bau fragmen tanaman
kering pada umumnya.
Bagian tanaman cannabis
kering memberikan bau lebih tajam.
Pengamatan mikroskopis untuk
fragmen simplisia cannabis dalam
bentuk bubuk memiliki kekhasan
berupa kristal kalsium oksalat yang
berbentuk bintang.
5. Mekanisme Kerja.
Tubuh manusia sudah
diciptakan dengan sempurna dan
memiliki kemampuan homeostasis
sehingga mampu mengatasi gangguan-
gangguan dari luar maupun dari dalam
yang dapat merusak keseimbangan
alamiah di dalam tubuh selama tubuh
berada dalam kondisi sehat.
Otak merupakan pusat dari
sistem syaraf yang berfungsi dalam
mengatur seluruh koordinasi dan
keseimbangan yang terjadi di dalam
tubuh manusia sehingga harus
senantiasa dijaga baik.
Senyawa-senyawa psychedelic
bahan alam termasuk delta-9-THC
adalah senyawa yang bekerja
mempengaruhi sistem syaraf pusat
dengan beberapa mekanisme kerja
yang berbeda sesuai dengan
karakteristik masing-masing senyawa.
Karakteristik-karakteristik ini
dapat berupa karakteristik kimia
(stereokimia molekul, isomer, gugus
fungsi), juga karakteristik fisika
(afinitas, elektronegativitas), serta sifat
fisikokimia (asam basa, lipofilik,
hirofilik, kelarutan)
Delta-9-THC pada umumnya
memberikan efek euforia yaitu rasa
bahagia atau senang tanpa sebab-sebab
yang jelas. Sebagian pengguna
mengatakan cannabis dapat membuat
perasaan tenang seperti melayang.
cannabis juga diketahui dapat
menghilangkan nyeri dan
meningkatkan nafsu makan.
Cannabis juga dikatakan dapat
menstimulasi proses kreatif dan
berpikir pada orang-orang tertentu.
Banyak karya-karya seni, filsafat dan
sastra luar biasa yang dihasilkan
dibawah pengaruh senyawa-senyawa
psychedelic bahan alam salah satu
diantaranya adalah cannabis.
THC pada cannabis terdapat
dalam bentuk rasemik antara delta-9-
THC dan delta-8-THC. Delta-9-THC
adalah bentuk isomer yang lebih umum
ditemukan pada senyawa bahan alam.
Beberapa senyawa turunan
THC sudah dibuat dalam bentuk
sintetik dari berbagai jenis isomernya
tetapi hanya beberapa yang dapat
memberikan efek sebagai obat.
Farmakokinetik.
Delta-9-tetrahydrocannabinol
adalah senyawa psychedelic bahan
alam yang sangat larut di dalam lemak
(lipofil) sehingga dengan pemberian
pada rute oral dapat terabsorpsi baik
pada saluran cerna terutama pada
lambung. Waktu onset terjadi hampir
selama satu jam sebelum mencapai
sawar darah otak dan konsentrasi aktif
didalam plasma terjadi selama dua
hingga empat jam.
Absorpsi pada rute inhalasi
lebih cepat dibandingkan rute oral.
Pada jalur inhalasi dan intravena, delta-
9-THC langsung memasuki peredaran
darah sistemik. Sebagian dapat
terdistribusi pada jaringan adipose dan
sebagian memasuki sawar darah otak.
Kondisi peak dari reaksi
melalui rute inhalasi mulai
memperlihatkan efek pada 25 menit
setelah pemakaian.
Efek terapeutik yang
diinginkan adalah kerja pada sistem
syaraf pusat yang dapat dicapai setelah
delta-9-THC mencapai reseptor
cannabinoid pada sistem syaraf pusat.
Metabolit aktif dan inaktif,
keduanya dapat ditemukan pada hati.
Pada umumnya ditemukan dalam
bentuk 11-OH-delta-9-THC. Metabolit
ini secara umum diekskresi melalui
rute biliari-fecal dengan hanya sekitar
10% hingga 15% yang diekskresi
melalui urine.
Delta-9-THC dan metabolitnya,
keduanya berikatan tinggi dengan
protein plasma (95%) sehingga proses
eliminasi berlangsung lama dan
sejumlah metabolit tetap tertinggal di
aliran darah dan jaringan adipose
(lemak) terutama setelah penggunaan
berulang dan jangka panjang.
Penelitian lebih lanjut
menemukan bukti bahwa adiksi
terhadap cannabis disebabkan
kemampuan delta-9-THC melekat pada
suatu area tertentu di dalam otak
dikarenakan sifat senyawa ini yang
lipofilik. Hal ini juga menyebabkan
kesulitan penanganan pada pengguna
kronis yang sudah mengalami
ketergantungan.
Farmakodinamik.
Delta-9-THC bekerja agonis dan
berikatan pada reseptor cannabinoid
CB1 yang berada pada sistem syaraf
pusat. Delta-9-THC juga bekerja
agonis pada reseptor CB2 yang bekerja
dalam supresi sel-sel imun sehingga
aktivitas delta-9-THC pada reseptor ini
dapat menyebabkan penurunan
kemampuan sel imun
(immunosupressan).
Penggunaan delta-9-THC atau
paparan langsung (inhalasi, gas, asap,
serbuk kering, residu bakaran, abu,
dsb) dapat menurunkan kemampuan
sistem imun terutama pada individu
yang memiliki kelainan pada sistem
imunnya.
Di dalam tubuh manusia
terdapat senyawa alami yang memiliki
efek seperti delta-9-THC yaitu
anandamide dan 2-arachidonyl
glyceride (2-AG).
Senyawa alami yang memiliki
efek mirip dengan delta-9-THC ini
disebut endocannabinoid yang
alaminya dilepaskan oleh tubuh dalam
rangsang respon emosi alamiah seperti
keadaan senang atau tenang
dikarenakan sebab tertentu yang jelas.
Seperti tertawa dan rasa senang karena
suatu humor atau lawakan. Atau
euforia pada saat keadaan yang sangat
menyenangkan seperti sebuah kejutan
atau hal-hal yang dapat memberikan
perasaan senang lainnya.
Penggunaan cannabis dalam
waktu jangka panjang dapat
mengurangi kemampuan reseptor-
reseptor cannabinoid untuk mengenali
senyawa endocannabinoid tubuh
karena kerja agonis delta-9-THC pada
sistem syaraf pusat sehingga
menurunkan respon yang dihasilkan
oleh senyawa endocannabinoid.
Hal ini dapat menyebabkan
penurunan respon emosi atau persepsi
emosi yang salah pada pengguna
kronik.
Efek pada beberapa organ.
Inhalasi cannabis pada
penderita penyakit jantung yang
disebabkan pengerasan arteri atau
kelainan jantung kongestif dapat
menyebabkan kenaikan denyut jantung
dan penurunan tekanan darah.
Untuk penderita Angina
pectoris, inhalasi cannabis juga dapat
berbahaya terutama karena menaikkan
denyut jantung.
Inhalasi cannabis dapat
menyebabkan penyumbatan jalur udara
pada paru-paru hingga infeksi pada
sistem arteri pulmonari disebabkan
kerusakan pada jaringan.
Pada sistem reproduksi pria
penggunaan cannabis dapat
menurunkan produksi sperma.
Pada sistem reproduksi wanita
penggunaan cannabis dapat
mengganggu ovulasi sel telur dan
produksi hormon yang terkait dengan
ovulasi.
6. Kegunaan Medis.
Efek terapeutik dari delta-9-
THC didapat dengan aktivitas kerja
pada sistem syaraf pusat terutama pada
reseptor cannabinoid yang bekerja
secara stereo-selektif.
Efek terapeutik utama yang
diinginkan adalah kerja pada reseptor
cannabinoid CB1 yang juga merupakan
pusat muntah sehingga THC digunakan
sebagai anti-emetik.
Kerja pada reseptor CB1 juga
mempengaruhi saluran gastrointestinal
yang mempercepat pengosongan
lambung sehingga THC digunakan
untuk pengobatan pada anoreksia juga
pada penderita kanker stadium akhir
dan HIV/AIDS untuk meningkatkan
nafsu makan.
THC juga bekerja pada reseptor
cannabinoid CB2 yang bekerja pada
sistem imun terutama pada T cells,
makrofag, B cells dan hematopoetic
cells. THC bekerja sebagai
imunosupressan yaitu bekerja
menurunkan kemampuan sistem imun.
Karena bersifat lipofilik, THC
memiliki ikatan yang tinggi pada
sistem syaraf pusat dan juga bekerja
sebagai sedatif, anastetik lemah hingga
sedang juga analgesik sehingga dapat
digunakan untuk pengobatan rematik.
Pada beberapa penelitian
disebutkan bahwa delta-9-THC
memiliki efek sebagai anti-kanker
dengan mekanisme kerja induksi
autofagosit sel kanker, dengan
percobaan dilakukan pada tikus.
Delta-9-THC juga digunakan
pada pengobatan glaukoma yaitu
kondisi tekanan di dalam bola mata
yang naik melebihi normal. Efek
menurunkan tekanan pada bola mata
ini secara tidak sengaja ditemukan
pada pengguna cannabis kronis dalam
dosis tinggi.
Ada kemungkinan THC dapat
digunakan untuk pengobatan glaukoma
dengan cara pengobatan topikal tetapi
penelitian lanjut yang lebih serius
dibutuhkan dalam hal ini.
Efek samping dan toksisitas.
Tanda-tanda dari keracunan
atau overdosis cannabis adalah
peningkatan denyut nadi, mata
memerah pada bagian kornea,
penurunan tekanan darah, otot menjadi
lemah, tremor, kehilangan
keseimbangan dan rangsang refleks
menjadi dipercepat.
Penggunaan cannabis yang
mencapai efek toksik juga dapat
menyebabkan takhikardia dan
insomnia.
Delta-9-THC juga dapat
mengganggu absorbsi dan distribusi
obat lain dikarenakan afinitasnya yang
tinggi terhadap protein plasma.
Efek yang lain seperti
perubahan mood, gampang tertawa,
euforia berlebihan, reaksi paranoid,
ketidaknormalan berfikir dan adiksi
pada pemakaian jangka panjang.
7. Dampak Penggunaan dan bentuk-
bentuk Penyalahgunaan.
Pada studi kasus di beberapa
daerah dengan tingkat penggunaan dan
penyalahgunaan cannabis yang tinggi
seperti di Aceh ditemui beberapa
permasalahan kesehatan juga
permasalahan sosial masyarakat yang
terkait dengan perubahan tingkah laku
dari pengguna cannabis terutama pada
pengguna kronik.
Ada beberapa permasalahan
kesehatan yang ditemukan pada
pengguna cannabis kronik di Aceh
seperti penyakit paru-paru, infeksi
pulmonari (artery pulmonary system),
kerusakan kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening yang terkait dengan
penurunan kemampuan sistem imun
pada pengguna.
Paparan dari asap dan residu
bakaran dari cannabis terhadap anak-
anak dapat menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan otak dan penurunan
kecerdasan.
Anak-anak yang diketahui
dengan orang tua pengguna cannabis
memiliki kemampuan kognitif lemah
dan kesulitan belajar terutama dalam
pelajaran yang membutuhkan
konsentrasi.
Efek pada penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan adiksi,
perubahan emosi dan tingkah laku
terkait dengan penurunan pengenalan
reseptor cannabinoid terhadap senyawa
endocannabinoid yang berfungsi dalam
respon normal dari lingkungan yang
berkaitan dengan emosi.
Perubahan tingkah laku dan
psikologis pada pengguna Cannabis
terutama pada pengguna kronis dapat
menyebabkan permasalahan di
masyarakat.
Didapati kecenderungan atas
tindak kriminal dan kekerasan pada
pengguna kronis yang sudah
mengalami kesulitan menunjukkan
emosi atau empati.
Juga ditemukan kasus
kekerasan di dalam rumah tangga dan
child-abuse pada keluarga dengan
anggota keluarga yang diketahui
merupakan pengguna cannabis.
Pengguna cannabis kronis di
Aceh umumnya merupakan laki-laki
dewasa. Anak-anak dan remaja mudah
terpengaruh untuk menggunakan ganja
atau cannabis terutama mereka yang
tidak mendapatkan pengawasan
langsung dari orang tua.
Bentuk-bentuk penyalahgunaan.
Ganja atau cannabis adalah
tanaman yang keseluruhan bagian
tanamannya dinyatakan sebagai illegal
di Indonesia. Sehingga pada dasarnya
setiap penggunaan cannabis tanpa
pengawasan dari pihak berwenang
adalah bentuk penyalahgunaan.
Akan tetapi pada beberapa
daerah di Indonesia seperti di Aceh,
cannabis sangat mudah ditemukan dan
diperjualbelikan sehingga bentuk
penyalahgunaan dapat dikatakan
adalah bentuk penggunaan yang dapat
menyebabkan permasalahan kesehatan
juga permasalahan sosial masyarakat.
Keseluruhan bagian tanaman
dari cannabis mengandung
cannabinoid dengan delta-9-THC
sebagai komponen utama sehingga
penggunaan keseluruhan bagian
tanaman juga bagian tertentu dari
tanaman seperti daun, bunga, buah, biji
dan batang dapat mempengaruhi sistem
syaraf pusat.
Penambahan cannabis atau
bagian tanaman tertentu pada makanan
yang kemudian diperjualbelikan secara
bebas adalah bentuk penyalahgunaan
dan dapat menyebabkan permasalahan
kesehatan dan psikologis pada pembeli
yang tidak mengetahui kandungan
cannabis di dalam makanan tersebut.
Juga ditemukan kasus kematian
pada anak yang disebabkan
penggunaan secara inhalasi sejumlah
hash atau hashes seperti Cannabis
yang ternyata merupakan fragmen
kering dari daun kecubung (Datura
metel).
Korban mengalami paranoia
dan hysteria hingga akhirnya
mengalami kematian disebabkan
malnutrisi akut karena kehilangan
nafsu makan.
Penggunaan cannabis yang
sudah meluas dan lumrah di Aceh
dapat membentuk paradigma atau pola
pikir pada anak-anak dan remaja
bahwa penggunaan ganja dan cannabis
aman karena melihat orang yang lebih
tua disekitar mereka menggunakan
cannabis dengan bebas. Hal ini dapat
menyebabkan keingintahuan untuk
mencoba yang mengarah kepada
penyalahgunaan.
8. Penanganan bagi Penyalahgunaan
dan Ketergantungan.
Sejumlah responden dari
berbagai kalangan pekerja profesional
yang pernah atau selalu menggunakan
cannabis untuk rekreasional dan
stimulasi kreatifitas diketahui bahwa
ganja dapat memberikan efek yang
baik pada rangsangan fungsi-fungsi
kreatifitas terutama di bidang seni.
Sebagian dari responden juga
menyatakan bahwa tidak terjadi
ketergantungan pada pemakaian
sesekali pada jumlah normal
pemakaian pada umumnya.
Sebaliknya sebagian yang lain
menyatakan bahwa cannabis
menurunkan produktifitas kerja mereka
terutama bagi mereka yang bekerja
dengan kemampuan kognitif seperti
kemampuan bahasa, kemampuan
berhitung, kemampuan logika dan
kemampuan berpikir secara runtut atau
sistematis.
Penggunaan cannabis terutama
pada penggunaan jangka panjang dapat
menurunkan kemampuan-kemampuan
kognitif.
Dapat disimpulkan bahwa
untuk sebagian tipe orang terutama
mereka yang memiliki bakat alamiah
di bidang seni dan kreatifitas,
penggunaan cannabis dapat
memberikan rangsang yang baik pada
fungsi otak.
Sedangkan pada mereka yang
cenderung bekerja dengan
kemampuan-kemampuan kognitif,
penggunaan cannabis dapat
menyebabkan penurunan kemampuan
hingga disabilitas.
Penelitian terhadap penanganan
pengguna cannabis yang mengalami
ketergantungan agak sulit dilakukan
karena umumnya pengguna tidak
merasa membutuhkan penanganan.
Delta-9-THC memiliki
karakteristik fisikokimia sebagai
senyawa yang sangat larut di dalam
lemak atau minyak sehingga dapat
berikatan kuat dengan protein di dalam
tubuh yang menyebabkan metabolit
aktif dan inaktif dari delta-9-THC sulit
untuk dikeluarkan dari dalam tubuh
terutama pada sejumlah yang sudah
berikatan dengan sel-sel syaraf di otak.
Belum diketahui metode
penanganan adiksi penggunaan
cannabis secara medis secara tepat
pasti namun diketahui beberapa
metode psikologi dapat dilakukan
untuk merangsang kerja otak terutama
untuk mengembalikan kemampuan-
kemampuan kognitif.
Rangsang emosional juga dapat
dilakukan pada pengguna yang sudah
mengalami perubahan emosi, psikologi
dan tingkah laku.
Rangsang emosional ini dapat
berupa ajakan untuk berkegiatan di
bidang sosial sehingga dapat
menimbulkan kembali respon emosi
secara alamiah ketika pengguna merasa
diterima dan dibutuhkan oleh
lingkungan.
Pola hidup sehat, olah raga dan
yoga juga diketahui dapat membantu
pengguna untuk mengatasi adiksi
terhadap cannabis.
9. Penutup.
Jurnal ini ditulis untuk kebutuhan pendidikan dan penerangan mengenai penggunaan
senyawa-senyawa Psychedelic bahan alam.
10. Daftar Pustaka.
– The pharmacological basis of therapeutics, Goodman & Gilman’s, 10th Ed,
McGraw Hill Companies, New York, 2001.
– http://www.chemsoc.org
– Basic and Clinical Pharmacology, Katzung. Bertram G, 9th Ed, McGraw Hill
Companies, New York, 2004.
– Dinamika Obat, Mustchler. Ernst, 5th Ed, Penerbit ITB, Bandung, 1991.
– Organic Chemistry, Morrison and Boyd (Allyn and Bacon, 1983).
– Biochemistry, L. Stryer (W.H. Freeman and Co, San Francisco, 1975).
– Molecules, P.W. Atkins (W.H. Freeman and Co, New York, 1987).
– Drugs, Alcohol and Tobacco. Learning about Addictive Behaviour. Rosalyn
Carson-DeWitt, M.D. (Editor in Chief), Thomson & Gale. 2003.
3.a. struktur b
3.b
bangun mole
b. biosintesis
ekul delta-9--tetrahydrocaannabinol
s tetrahydroccannabinol