gaya bahasa berdasarkan makna kata dalam ...1].pdfabstrak tri pamungkas, yuni. 2007. “gaya bahasa...

72
GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK SANG PRESIDEN KARYA HERRY GENDUT JANARTO Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh: Yuni Tri Pamungkas NIM : 014114025 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATADALAM KUMPULAN CERITA PENDEK SANG PRESIDEN

KARYA HERRY GENDUT JANARTO

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh:Yuni Tri Pamungkas

NIM : 014114025

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIAJURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRAUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2007

Page 2: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATADALAM KUMPULAN CERITA PENDEK SANG PRESIDEN

KARYA HERRY GENDUT JANARTO

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh:Yuni Tri Pamungkas

NIM : 014114025

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIAJURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRAUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2007

i

Page 3: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut
Page 4: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut
Page 5: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut
Page 6: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

ABSTRAK

Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam

Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut Janarto”. Skripsi

Strata 1 (S-1) Program Studi Sastra Indonesia Jurusan Sastra Indonesia,

Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Dalam skripsi ini dilaporkan hasil penelitian tentang gaya bahasa berdasarkan

makna kata dalam kumpulan cerita pendek Sang Presiden. Ada satu masalah yang

harus dijawab dalam penelitian ini, yaitu jenis gaya bahasa apa saja yang digunakan

dalam kumpulan cerita pendek Sang Pesiden?. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan jenis gaya bahasa yang digunakan dalam kumpulan cerita pendek

Sang Presiden.

Penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu pengumpulan data, analisis data,

dan pemaparan hasil analisis data. Data diperoleh dari kumpulan cerita pendek Sang

Presiden. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan teknik catat. Data

dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode padan dan metode agih.

Metode padan yang digunakan adalah metode padan referensial yang alat penentunya

adalah kenyataan yang ditunjukkan oleh bahasa atau referen bahasa dilanjutkan

dengan metode agih, dan teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik ganti dan

teknik lesap. Pemaparan hasil analisis data dilakukan dengan metode informal dan

formal.

Gaya bahasa yang ditemukan dalam kumpulan cerita pendek Sang Presiden

berjumlah 7 gaya bahasa, yaitu (i) gaya bahasa hiperbola, (ii) gaya bahasa metafora,

(iii) gaya bahasa persamaan (simile), (iv) gaya bahasa personifikasi, (v) gaya bahasa

litotes, (vi) gaya bahasa pleonasme, dan (vii) gaya bahasa asindeton.

v

Page 7: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

ABSTRACT

Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Language Styles Based on Word Meaning in

Herry Gendut Janarto’s Short Story Antology Entitle Sang Presiden ”.

Thesis-1: Study Program of Indonesian Literature Faculty of Literature,

Sanata Dharma University.

This thesis reports the result of research about language styles based on word

meaning in Herry Gendut Janarto’s short story antology entitle Sang Presiden. A

problem that will be answered in this research that is what kinds of language styles

uses in Herry Gendut Janarto’s short story antology entitle Sang Presiden ? This

research is aimed to describe the kinds of language styles uses in short story antology

entitle Sang Presiden.

The research is conducted in three stages. They are collecting data, analyzing

data, and describing of the data analyzing result. The data is collected from the short

story antology entitle Sang Presiden. The data collecting data is done with listening

method and writing method. The data in this research is analyzed with using padan

(identity) method and agih (distributional) method. Padan (identity) method that used

is referential (identity) method is the decisive factor in the fact that showed by

language or language reference and is continued with agih method, and next

technique that used is change technique and lesap technique. The describtion result of

data analysis is carried on by formal and informal method.

There are 7 result language styles find in Herry Gendut Janarto the short story

antology entitle Sang Presiden they are (i) hyperbole, (ii) simile, (iii) personification,

(iv) metaphore, (v) litotes, (vi) pleonasm, and (vii) ascindenton.

vi

Page 8: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang MahaKasih atas

limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

berjudul Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerpen

Sang Presiden Karya Herry Gendut Janarto, sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas

Sanata Dharma.

Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya kebaikan, bantuan, dan

dukungan baik secara material maupun spiritual dari berbagai pihak. Kebaikan,

perhatian, bantuan, dan dukungan tersebut hadir dalam kehidupan penulis

terutama saat menjalani perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

Oleh karena itu, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu dan memperlancar proses penulisan skripsi

ini.

1. Bapak Drs. P. Ari Subagyo, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan

penuh kesabaran dan perhatian telah memberikan bimbingan dan pengarahan

kepada penulis, hingga terselesainya skripsi ini.

2. Bapak Dr.I. Praptomo Baryadi, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing II yang

telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini, dengan

memberikan petunjuk dan masukan kepada penulis.

vii

Page 9: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

3. Bapak Drs. Hery Antono, M.Hum., Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Bapak

Drs. FX. Santosa, M.S., Bapak Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., Ibu

Tjandrasih Adji, M.Hum., Ibu S.E. Peni Adji, S.S, M.Hum. atas bimbingannya

selama penulis menjalani studi di Universitas Sanata Dharma.

4. Staf Sekertariat Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma atas pelayanannya

dalam bidang administrasi.

5. Staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberi peminjaman

buku yang diperlukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mendoakan, memberi semangat, dukungan

dan usaha keras untuk memenuhi kebutuhan penulis selama menempuh studi

di Universitas Sanata Dharma.

7. Kakak-kakak tercinta yang selalu memberi dukungan penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi.

8. A.Yudo Hadianto yang telah memberi semangat dan dengan kasih sayangnya

menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman Sastra Indonesia Angkatan 2001 yang selalu memberi semangat

dan dukungannya serta terima kasih atas kebersamaan kalian selama studi di

Universitas Sanata Dharma.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu

penyelesaian skripsi ini.

Yogyakarta, 2007

Penulis

viii

Page 10: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI………………………………....................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................... iv

ABSTRAK..................................................................................................................... v

ABSTRACT................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ......................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................... 3

1.3 TUJUAN PENELITIAN........................................................................... 3

1.4 MANFAAT PENELITIAN....................................................................... 4

1.5 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

1.6 LANDASAN TEORI................................................................................ 6

1.6.1 PENGERTIAN GAYA BAHASA ............................................... 6

1.6.2 JENIS-JENIS GAYA BAHASA .................................................. 9

1.7 METODE PENELITIAN.......................................................................... 11

1.7.1 METODE DAN TEKNIK PENYEDIAAN DATA...................... 11

1.7.2 METODE DAN TEKNIK ANALISIS DATA ............................. 12

1.7.3 METODE PENYAJIAN HASIL ANALISIS DATA................... 14

1.8 SISTEMATIKA PENYAJIAN................................................................. 14

ix

Page 11: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 15

2.1 GAYA BAHASA HIPERBOLA ........................................................... 15

2.2 GAYA BAHASA METAFORA............................................................ 27

2.3 GAYA PERSAMAAN (SIMILE) ......................................................... 33

2.4 GAYA BAHASA PERSONIFIKASI .................................................... 40

2.5 GAYA BAHASA LITOTES ................................................................. 47

2.6 GAYA BAHASA PLEONASME.......................................................... 48

2.7 GAYA BAHASA ASINDETON........................................................... 49

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN...................................................................................... 52

3.2 SARAN .................................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

Page 12: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam skripsi ini dikaji tentang gaya bahasa dalam kumpulan cerita pendek

(cerpen) Sang Presiden karya Herry Gendut Janarto. Gaya bahasa adalah bahasa yang

indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan

serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal yang

lebih umum (Dale via Tarigan 1985: 5). Adapun cerpen adalah kisahan pendek

(kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan

memusatkan diri pada satu tokoh di satu situasi (pada suatu ketika) (Tim Penyusun

KBBI, 1995: 165).

Edgar Allan Poe, sastrawan kenamaan dari Amerika, mengatakan bahwa

cerpen adalah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara

setengah sampai dua jam. Suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk

sebuah novel. Panjang suatu cerpen sangat bermacam-macam. Cerpen yang hanya

terdiri dari 500-an kata atau dikategorikan sebagai cerpen yang pendek (short-short-

story). Ada juga cerpen yang panjangnya cukupan (midle short story). Selain itu ada

juga cerpen yang panjang (long short story), yang terdiri dari puluhan (atau bahkan

beberapa puluh) ribu kata (Nurgiyantoro, 2005: 10).

Kumpulan cerpen Sang Presiden karya Herry Gendut Janarto yang diterbitkan

pada tahun 2003 terdiri atas 10 judul, “Sang Presiden” (SP), “Jodoh” (Jd), “Obituari”

(Obi), “Kuping” (Kpg), “Parfum” (Prf), “Partai Baru” (PB), “Pembunuh Bayaran”

1

Page 13: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

(PBy), “Lukisan” (Luk), “Mobil Seribu Pulau” (MSP), dan “Suatu Hari di

Pringgodani” (SHP). Cerpen yang ada dalam kumpulan cerpen Sang Presiden

menggunakan bermacam-macam jenis gaya bahasa. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat contoh-contoh berikut.

(1) Utang luar negeripun kian menggelembung.(2) Bayangan akan sosok wanita Jawa berkelebat cepat di layar angannya

seperti rangkaian slide yang diputar cepat ganti berganti.(3) Sebisa mungkin saya sempatkan membacai kolom yang cerdas bernas

itu.

Dalam contoh (1) digunakan gaya bahasa hiperbola, yaitu gaya bahasa yang

mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya

dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk

memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Dalam contoh (1) gaya bahasa

hiperbola tersebut ditunjukkan dengan kata kian menggelembung. Dalam contoh (2)

digunakan gaya bahasa perumpamaan, yaitu perbandingan dua hal yang pada

hakikatnya berbeda tetapi di anggap sama. Dalam contoh (2) gaya bahasa

perumpamaan tersebut ditunjukkan dengan kata seperti. Dalam contoh (3) digunakan

gaya bahasa personifikasi, yaitu gaya bahasa perbandingan yang membandingkan

benda mati atau tidak dapat bergerak seolah-olah bernyawa dan dapat berperilaku

seperti manusia. Dalam contoh (3) gaya bahasa personifikasi tersebut ditunjukkan

dengan kata cerdas.

Dipilihnya topik penelitian tentang gaya bahasa berdasarkan pilihan kata

dalam kumpulan cerita pendek Sang Presiden didasarkan atas alasan berikut.

Pertama, gaya bahasa dalam kumpulan cerpen Sang Presiden mengandung masalah,

yaitu gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam kumpulan cerpen Sang Presiden.

2

Page 14: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Kedua, belum adanya penelitian yang secara khusus mengkaji gaya bahasa yang

digunakan dalam kumpulan cerpen Sang Presiden. Pembatasan dalam penelitian ini

adalah mengkaji tentang gaya bahasa berdasarkan makna kata. Penelitian ini hanya

mengungkapkan gaya bahasa yang bersifat tunggal. Dan tidak memasukkan gejala

penggunaan gaya bahasa yang bersifat lebih dari satu (campuran).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah (butir 1.1), masalah yang akan

diteliti adalah sebagai berikut:

Gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam kumpulan cerpen Sang Presiden

karya Herry Gendut Janarto ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan

untuk:

Mendeskripsikan jenis gaya bahasa yang digunakan dalam kumpulan cerpen Sang

Presiden karya Herry Gendut Janarto.

3

Page 15: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat secara teoretis maupun praktis. Bagi linguistik,

terutama semantik bahwa makna kata dapat diungkapkan dengan berbagai cara yang

terwujud dalam gaya bahasa. Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi

penciptaan atau penulisan sebuah karya sastra khususnya cerita pendek.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam berbagai penelitian khususnya tentang gaya bahasa sudah banyak

dilakukan, diantaranya penelitian tentang gaya bahasa dalam iklan seperti yang

dilakukan oleh Allfrita dan Wahyuningsih. Allfrita mengambil gaya bahasa dalam

iklan produk kosmetik sedangkan Wahyuningsih mengambil gaya bahasa dalam iklan

produk barang berbahasa Indonesia. Menurut sebatas pengetahuan penulis penelitian

tentang gaya bahasa dalam karya sastra belum dilakukan. Oleh karena itu, untuk

menambah penelitian tentang gaya bahasa, penelitian ini membahas tentang gaya

bahasa dalam karya sastra khususnya cerpen. Cerpen yang digunakan adalah

kumpulan cerpen Sang Presiden karya Herry Gendut Janarto dengan mengkaji makna

katanya.

Dalam skripsi yang berjudul “Penonjolan Topik dan Gaya Bahasa Wacana

Iklan Produk Kosmetik dalam Majalah Femina Tahun 2003”. Allfrita membahas

tentang bagaimanakah cara penonjolan topik dalam wacana iklan produk kosmetik di

4

Page 16: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

majalah Femina tahun 2003 dan gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam wacana

iklan produk kosmetik di dalam majalah Femina tahun 2003. Pertama berdasarkan

penonjolan topiknya WIPK yaitu, variasi penonjolan topik yang terjadi dalam wacana

iklan ini berupa penonjolan topik dengan cara pengedepanan (foregrounding),

ortografis, pengulangan, dan penonjolan topik campuran (ortografi dan pengulangan,

pengedepanan dan ortografis, pengedepanan, ortografis dan pengulangan). Kedua

berupa variasi penggunaan gaya bahasa dalam wacana iklan terdiri dari bentuk gaya

bahasa antitesis, personifikasi, klimaks, repetisi, anadiplosis, hiperbola, erotesis,

depersonifikasi, asindeton dan personifikasi, repetisi dan personifikasi, personifikasi

dan klimaks, erotesis dan sinekdok, antitesis dan hiperbola, antitesis dan

personifikasi, erotesis dan personifikasi, perumpamaan dan repetisi, asindeton,

personifikasi dan erotesis, personifikasi, paralelisme dan repetisi, repetisi, pleonasme

dan personifikasi, hiperbola, personifikasi dan klimaks, repetisi, erotesis dan

personifikasi, personifikasi, perumpamaan dan hiperbola, repetisi, personifikasi dan

hiperbola, repetisi, personifikasi dan antitesis.

Penelitian Wahyuningsih dalam skripsinya yang berjudul “Gaya Bahasa

Dalam Iklan Produk Barang Berbahasa Indonesia pada Harian Kompas Edisi Februari

2005”, menghasilkan analisis tentang jenis gaya bahasa apa saja yang digunakan

dalam iklan produk barang pada harian Kompas dan gaya bahasa apa saja yang paling

banyak digunakan dalam iklan produk barang pada harian Kompas. Gaya bahasa

yang ditemukan dalam iklan produk barang tersebut berjumlah 90 gaya bahasa.

Urutan gaya bahasa itu adalah (i) gaya bahasa hiperbola berjumlah 42, (ii) gaya

bahasa elipsis berjumlah 10, (iii) gaya bahasa personifikasi berjumlah 7, (iv) gaya

5

Page 17: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

bahasa retoris berjumlah 6, (v) gaya bahasa aliterasi berjumlah 6, (vi) gaya bahasa

asidenton berjumlah 4, (vii) gaya bahasa polisindeton berjumlah 4, (viii) gaya bahasa

metonimia berjumlah 2, (ix) gaya bahasa asonansi berjumlah 2, (x) gaya bahasa

repetisi berjumlah 2, (xi) gaya bahasa simile berjumlah 1, (xii) gaya bahasa epitet

berjumlah 1,(xiii) gaya bahasa pleonasme berjumlah 1, (xiv) gaya bahasa klimaks

berjumlah 1, (xv) gaya bahasa antiklimaks berjumlah 1.

1.6 Landasan Teori

Untuk keperluan penelitian ini, perlu dikemukakan landasan teori tentang

pengertian gaya bahasa dan jenis-jenis gaya bahasa.

1.6.1 Pengertian Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan

efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal

tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan gaya

bahasa tertentu dapat merubah serta menimbulkan konotasi tertentu. (Dale, 1971 :

220 via Tarigan, 1985 : 5). Selain itu gaya bahasa adalah cara mempergunakan gaya

bahasa secara imajinatif bukan dalam pengertian yang benar-benar secara alamiah

saja (Warriner, 1997 : 602). Gaya bahasa merupakan bentuk retorik yaitu penggunaan

kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi

penyimak dan pembaca. Di samping itu gaya bahasa adalah cara mengungkapkan

pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian

6

Page 18: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

penulis (pemakai bahasa). Sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung 3 (tiga)

unsur berikut: kejujuran, sopan santun, dan menarik. (Keraf, 2004 : 113).

Gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan diri sendiri baik melalui bahasa

maupun tingkah laku dan sebagainya. Gaya bahasa adalah bahasa yang indah yang

dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta

memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang

lebih umum. Penggunaan gaya bahasa dapat mengubah serta menimbulkan konotasi

berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca

(Dale, 1970: 20 via Tarigan, 1985: 5). Menurut Kridalaksana (1983: 49), gaya bahasa

adalah suatu pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur kata

atau menulis. Menurut Keraf (2004: 113) style atau gaya bahasa dapat dibatasi

dengan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).

Tarigan (1989: 8-203) dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Gaya

Bahasa menyatakan pengertian gaya bahasa, yaitu bahasa yang indah yang

dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta

memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda lain yang lebih

umum. Dengan kata lain, gaya bahasa adalah penggunaan bahasa tertentu yang dapat

merubah serta menimbulkan konotasi tertentu. Tarigan (1989 : 179-197) dalam

bukunya yang berjudul Pengajaran Kosakata menyatakan gaya bahasa sebagai

bahasa kias atau majas. Majas, kiasan, atau figure of speech adalah bahasa kias,

bahasa yang indah dipergunakan untuk meingkatkan efek dengan jalan

memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan

7

Page 19: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

benda lain yang lebih umum. selain itu, majas juga berarti juga bahasa yang

digunakan secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar secara alamiah.

Pembagian majas dibagi menjadi 4 (empat), yaitu majas perbandingan, majas

pertentangan, majas pertautan, majas perulangan. Majas perbandingan meliputi

perumpamaan, kiasan, sindiran, dan antitesis. Majas pertentangan meliputi hiperbola,

litotes, ironi, oksimoron, paranomasia, paralipsis, zeugma. Majas pertautan meliputi

metonimia, sinekdoke, antaklasis, kiasmus, dan repetisi. Tarigan membagi gaya

bahasa menjadi 4 (empat), gaya bahasa perbandingan, pertentangan, pertautan,

perulangan. Penjelasan tentang jenis-jenis gaya bahasa tidak sedetail dalam bukunya

yang pertama Pengajaran Gaya Bahasa.

Keraf (2004 : 112-145) dalam bukunya yang berjudul Diksi dan Gaya Bahasa

menyatakan gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara

khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Keraf

membagi jenis-jenis gaya bahasa menjadi 2 (dua), yaitu : dari segi non bahasa dan

dari segi bahasa. Dari segi bahasa, gaya bahasa dapat dibagi menjadi tujuh, yaitu : (i)

Pengarang, (ii) Maya, (iii) Media, (iv) Subyek, (v) Tempat, (vi) Hadirin, (vii) Tujuan.

Dari segi bahasa dapat dibedakan menjadi 4 (empat) : (i) Gaya bahasa berdasarkan

pilihan kata, (ii) Gaya bahasa yang terkandung dalam wacana, (iii) Gaya bahasa

berdasarkan struktur kalimat, (iv) Gaya bahasa yang berdasarkan langsung atau

tidaknya makna. Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, terdiri dari 3 (tiga) yaitu : (i)

Gaya bahasa resmi, (ii) Gaya bahasa tak resmi, (iii) Gaya bahasa percakapan. Gaya

bahasa berdasarkan nada terdiri dari 3 (tiga) yaitu : (i) Gaya sederhana, (ii) Gaya

mulia, (iii) Gaya menengah. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat terdiri atas 5

8

Page 20: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

(lima) yaitu : (i) Klimaks, (ii) Antiklimaks, (iii) Paralelisme, (iv) Antitesis, (v)

Repetisi. Gaya bahasa berdasar langsung tidaknya makna, terdiri atas 2 (dua) yaitu :

(i) Gaya bahasa ritoris, (ii) Gaya bahasa kiasan.

1.6.2 Jenis-jenis Gaya bahasa

Teori tentang jenis-jenis gaya bahasa yang dianut adalah pendapat Keraf

(2004 : 129-145), yaitu gaya bahasa berdasarkan langsung atau tidaknya makna.

a) Gaya bahasa Hiperbola

Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu

pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan suatu hal.

Contoh: Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir-hampir

meledak aku.

b) Gaya bahasa Metafora

Gaya bahasa metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua

hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat.

Contoh: Pemuda-pemudi adalah bunga bangsa.

c) Gaya bahasa Persamaan (Simile)

Gaya bahasa Persamaan (Simile) adalah perbandingan yang bersifat

eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit

adalah bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain.

Contoh: Matanya seperti bintang timur.

9

Page 21: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

d) Gaya bahasa Litotes

Gaya bahasa Litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk

menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.

Contoh: Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali.

e. Gaya bahasa Pleonasme

Gaya bahasa Plesonasme adalah acuan yang mempergunakan kata-kata

lebih banyak dari pada yang diperlukan untuk menyatakan suatu pikiran

atau gagasan.

Contoh: Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri.

f) Gaya bahasa Personifikasi

Gaya bahasa Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang

menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak

bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan.

Contoh: Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu menambah

lagi ketakutan kami.

g) Gaya bahasa Asindeton

Gaya bahasa Asindeton adalah suatu gaya yang berupa acuan, yang

bersifat padat dan mampat di mana beberapa kata, frase, atau klausa, yang

sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung.

Contoh: Dan kesesakan, kepedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik

penghabisan orang melepaskan nyawa.

10

Page 22: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini meliputi 3 (tiga) tahap, yakni : (i) penyediaan data, (ii) analisis

data, dan (iii) penyajian hasil analisis. Berikut diuraikan metode dan teknik untuk

masing-masing tahap dalam penelitian ini.

1.7.1 Metode dan Teknik Penyediaan Data

Objek penelitian ini adalah gaya bahasa dalam kumpulan cerpen Sang

Presiden karya Herry Gendut Janarto. Objek penelitian berada dalam data yang

berupa kalimat. Data diperoleh dari sumber tertulis, yaitu kumpulan cerpen Sang

Presiden karya Herry Gendut Janarto yang terdiri atas 10 cerpen yaitu: “Sang

Presiden”, “Jodoh”, “Obituari”, “Kuping”, Parfum”, “Partai Baru”, Pembunuh

Bayaran”, “Lukisan”, Mobil Seribu Pulau”, dan “Suatu Hari di Pringgodani”.

Penyediaan data dilakukan dengan menggunakan metode simak, yaitu menyimak

penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993 : 133). Dalam penerapan lebih lanjut,

digunakan teknik catat yakni kegiatan mencatat data yang diperoleh dalam kartu data

(Sudaryanto, 1984 : 40). Kartu data berupa lembaran-lembaran kertas berukuran 20

cm x 16 cm. Masing-masing kartu data berisi beberapa kalimat yang mengandung

gaya bahasa.

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Langkah kedua adalah menganalisis data. Setelah data diklasifikasikan,

kemudian dianalisis dengan menggunakan metode padan. Metode padan adalah

metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa

11

Page 23: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

(langue) yang bersangkutan. Metode padan yang digunakan yaitu metode padan

referensial yang alat penentunya adalah kenyataan yang ditunjukkan oleh bahasa atau

referen bahasa (Sudaryanto, 1993 : 13-14). Untuk menentukan gaya bahasa dalam

kumpulan data yang sudah ada digunakan metode padan referensial untuk

menentukan pengklasifikasian gaya bahasa. Karena gaya bahasa itu menyangkut

masalah perbedaan makna unsur gaya bahasa dengan makna dalam kumpulan cerpen

Sang Presiden, maka metode padan dipandang sebagai kata metode yang tepat.

Contoh: Korupsi tambah merajalela; Setelah itu terbungkus gulita malam; Betapa

laju karier teman satu ini melesat bak meteor. Kemudian data yang sudah terkumpul

lalu diklasifikasikan berdasarkan jenis gaya bahasa yang digunakan. Contoh: gaya

bahasa hiperbola: Korupsi tambah merajalela; gaya bahasa metafora: Setelah itu

terbungkus gulita malam; gaya bahasa persamaan (simile): Betapa laju karier teman

satu ini melesat bak meteor.

Dalam penelitian ini juga digunakan metode agih, yaitu metode penelitian

yang menggunakan bahasa itu sendiri sebagai alat penentunya (Sudaryanto, 1993 :

15). Teknik yang digunakan dari metode agih ini adalah teknik bagi unsur langsung

atau yang sering disebut dengan teknik BUL. Teknik BUL adalah teknik dasar

metode agih yang membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau

unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan

lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993 : 31)

Teknik lanjutan dalam metode agih ini adalah teknik ganti dan teknik lesap.

Teknik ganti adalah teknik analisis data berupa penggantian unsur satuan lingual

yang bersangkutan dengan unsur tertentu yang lain di luar satuan lingual yang

12

Page 24: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

bersangkutan. Teknik ini digunakan untuk membuktikan jenis gaya bahasa. Dalam

contoh berikut terdapat dalam gaya bahasa hiperbola. Untuk lebih jelasnya lihat

contoh berikut:

(4) Sejam kemudian Bandempo telah berkubang di tengah telaga massa.

Sebagai bukti bahwa kata berkubang dan telaga bermakna ‘berkumpul’ dan

‘kumpulan’, kata tersebut dapat digantikan dengan kata berkumpul dan kumpulan,

sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(4a) Sejam kemudian Bandempo telah berkumpul di tengah kumpulan massa.

Teknik lesap adalah teknik analisis data berupa pelesapan, menghilangkan,

menghapuskan, mengurangi unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan. Teknik

ini digunakan untuk pembuktikan gaya bahasa persamaan (simile). Untuk lebih

jelasnya lihat contoh berikut:

(5) Antara saya dan Haryo Sungkowo kian berjarak bagaikan bumi dan langit.

Dalam kalimat di atas unsur yang dilesapkan atau dihilangkan adalah bagaikan bumi

dan langit. Sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(5a) Antara saya dan Haryo Sungkowo kian berjarak.

13

Page 25: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Setelah tahap analisis data, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian hasil

analisis data. Metode yang digunakan adalah metode informal. Metode informal

adalah metode penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa,

dalam teori ini tidak menggunakan rumus atau lambang-lambang (Sudaryanto, 1993 :

145). Juga digunakan metode formal yaitu metode penyajian analisis data dengan

menggunakan tabel-tabel sesuai keperluan.

1.8 Sistematika Penyajian

Penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab I Pendahuluan terdiri atas latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penyajian. Bab II berisi

pembahasan. Bab III berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.

14

Page 26: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

BAB II

PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang jenis-jenis gaya bahasa pada kumpulan cerpen

Sang Presiden. Jenis-jenis gaya bahasa tersebut ditentukan berdasarkan langsung

tidaknya makna.

Berdasarkan langsung tidaknya makna, gaya bahasa yang ditemukan dalam

kumpulan cerpen Sang Presiden meliputi tujuh gaya bahasa, yaitu (i) gaya bahasa

hiperbola, (ii) gaya bahasa metafora, (iii) gaya bahasa personifikasi, (iv) gaya bahasa

pleonasme, (v) gaya bahasa litotes, (vi) gaya bahasa sinisme, dan (vii) gaya bahasa

asindeton. Berikut ini uraian tentang masing-masing gaya bahasa tersebut.

2.1 Gaya Bahasa Hiperbola

Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu

pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan suatu hal (Keraf, 2004 :

135). Dari hasil penelitian ditemukan gaya bahasa hiperbola. Berikut ini contohnya:

(5) Tak pelak, Haryo Timbil memang tampil lebih matang dari usianya.(6) Korupsi tambah merajalela.(7) Pengangguran semakin membengkak tak terkendali.(8) Utang luar negeri kian menggelembung(9) Takhta benar-benar untuk rakyat, tambahnya berkobar.(10) Betapa Bu Kamsi selalu mendesak-desak, tepatnya menggedor-gedor dirinya

agar segera menikah.(11) “Ya, Presiden”, tandas Haryo Timbil bergelora.(12) Ini namanya fitnah ! desis Maryatun dengan nada memuncak.

15

Page 27: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

(13) “Itu merusak jiwa mereka”, balas Bu Minah membara.(14) Setiap kali matanya kembali menabrak iklan tadi.(15) Sebenarnya Djody adalah manusia pemalu untuk urusan memburu wanita.(16) Salah satu rahasia pribadinya selama ini ditutup rapat-rapat justru ia kuak.(17) Ia juga yakin, di tengah derasnya operasi sikat bersih pasti ada polisi dan satuan

keamanan.(18) Musibah yang menggasak diri dan keluarganya pelan dan pelan coba ia

lupakan.(19) Ada yang supergemuk makmur, ada yang meranggas superekonomis.

Pada kalimat (5) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

matang. Kata matang dalam kalimat ini mempunyai makna ‘dewasa’. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 637) kata matang mempunyai arti ‘masak’.

Kata masak biasa digunakan dalam hal sayur dan buah, sedangkan kata dewasa

menunjukkan perkembangan seseorang menuju kedewasaan yang berhubungan

dengan perkembangan fisik dan psikologis. Penggunaan kata matang dalam cerpen

ini memang mengungkapkan bahwa seseorang yang bernama Haryo Timbil

mempunyai kemampuan yang lebih dibandingkan dengan teman-temannya dan

pandai berbicara selayaknya tokoh politisi Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari

kalimat sesudahnya yaitu, Ia selalu berada selangkah dua langkah ke depan di

banding sebayanya, termasuk diri saya (SP, hlm. 4). Oleh karena itu kata matang

dalam kalimat ini bermakna ‘dewasa’. Untuk membuktikan bahwa kata matang

dalam kalimat (5) bermakna ‘dewasa’, perhatikan penggantian di bawah ini:

(5a) Tak pelak, Haryo Timbil memang tampil lebih dewasa dari usianya.

Pada kalimat (6) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

merajalela. Kata merajalela dalam kalimat ini mempunyai makna ‘banyak’. Menurut

16

Page 28: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 811) kata merajalela mempunyai arti ‘berbuat

sewenang-wenang’. Penggunaan kata merajalela dalam kalimat ini kata merajalela

mengungkapkan bahwa penderitaan masyarakat sekarang ini bertambah banyak dan

semakin menjadi. Hal itu bisa dilihat dengan kalimat yang sebelumnya yaitu, Ia

kelewat sedih dan murung karena negerinya sampai hari ini, tahun 2012 tetap saja

amburadul (SP, hlm.13). Sebagai bukti bahwa kata merajalela bermakna ‘banyak’,

kata tersebut dapat digantikan dengan kata banyak, sebagaimana terdapat dalam

contoh berikut:

(6a). Korupsi tambah banyak.

Pada kalimat (7) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

membengkak. Kata membengkak dalam kalimat ini mempunyai makna ‘banyak’.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 116) kata membengkak mempunyai

arti ‘menjadi bengkak’. Kata membengkak biasanya digunakan untuk menyatakan

luka yang memar karena terbentur sehingga menjadi bengkak. Penggunaan kata

membengkak dalam kalimat ini mengungkapkan bahwa pengangguran tidak bisa

diatasi lagi dan semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Hal itu dapat dilihat dari

kalimat sebelumnya yaitu, kekacauan politik terus menjadi-jadi (SP, hlm.13). Untuk

membuktikan bahwa kata membengkak dalam kalimat (6) bermakna ‘bertambah

banyak’, perhatikan penggantian di bawah ini:

(7a) Pengangguran semakin banyak tak terkendali.

17

Page 29: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Pada kalimat (8) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

menggelembung. Kata menggelembung dalam kalimat ini mempunyai makna

‘menjadi besar’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 302) kata

menggelembung mempunyai arti ‘menjadi besar karena berisi udara’. Penggunaan

kata mengelembung dalam kalimat ini mengungkapkan bahwa utang luar negeri

menjadi besar dan itu merupakan keadaan yang sangat memprihatinkan Negara. Hal

itu bisa dilihat dari kalimat sebelumnya yang menyatakan keprihatinan dengan apa

yang sedang terjadi di Negara kita yaitu, hukum tetap saja kusut dan lunglai (SP,

hlm.13). Sebagai bukti bahwa kata menggelembung bermakna ‘menjadi besar’, kata

tersebut dapat digantikan dengan kata menjadi besar, sebagaimana terlihat dalam

contoh berikut:

(8a) Utang luar negeri kian menjadi besar.

Pada kalimat (9) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

berkobar. Kata berkobar mempunyi makna ‘semangat’. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1995: 510) kata berkobar mempunyai arti ‘menyala besar’.

Penggunaan kata berkobar dalam kalimat ini mengungkapkan dengan semangat yang

besar untuk menyatakan bahwa menjadi seorang presiden itu tidaklah sulit, yang

terpenting seorang presiden harus bisa ngemong rakyat dan kuncinya melayani

masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari kalimat sebelumnya yaitu, kedaulatan rakyat

harus dijunjung tingi-tinggi, dan jangan sekali-kali menyakiti hati rakyat (SP, hlm.3).

Untuk membuktikan bahwa kata berkobar dalam kalimat (9) bermakna

‘bersemangat’, perhatikan penggantian di bawah ini:

18

Page 30: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

(9a) “Takhta benar-benar untuk rakyat”, tambahnya bersemangat.

Pada kalimat (10) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

mendesak-desak dan menggedor-gedor. Kata mendesak-desak mempunyai makna

‘menganjurkan’ sedangkan kata menggedor-gedor mempunyai makna ‘menyuruh’.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 298) kata mendesak-desak

mempunyai arti ‘mendorong dengan tubuh’, sedangkan mengedor-gedor mempunyai

arti ‘mengetuk (memukul) pintu keras-keras’ (1995, 298). Penggunaan kata

mendesak-desak dan menggedor-gedor dalam kalimat ini mengungkapkan bahwa

Djody disuruh ibunya untuk segera menikah. Hal itu dapat dilihat dari kalimat

setelahnya yaitu, seolah sang ibu esok pagi akan meninggal dunia dan tak bisa

menyaksikan putra bungsunya hidup membangun keluarga (Jd, hlm.20). Sebagai

bukti bahwa kata mendesak-desak dan menggedor-gedor bermakna ‘menganjurkan’

dan ‘menyuruh’, kata tersebut dapat digantikan dengan kata menganjurkan dan

menyuruh, sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(10a) Betapa Bu Kamsi selalu menganjurkan, tepatnya menyuruh dirinya agarsegera menikah.

Pada kalimat (11) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

bergelora. Kata bergelora dalam kalimat ini mempunyai makna ‘semangat’.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 305) kata bergelora mempunyai arti

‘bergolak hebat’. Penggunaan kata bergelora dalam kalimat ini mengungkapkan

bahwa Haryo Timbil tidak patah semangat meskipun keinginan untuk menjadi

seorang presiden tidak tercapai. Oleh karena itu dia memberi nama cucunya dengan

19

Page 31: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

nama Presiden. Hal itu dapat dilihat dari kalimat “Saya boleh gagal jadi presiden, tapi

tidak ada salahnya cucu saya ini punya nama Presiden. Jadi meskipun kelak ia jadi

dosen atau karyawan bank atau mungkin satpam, tetap saja cucu saya ini dipanggil

Presiden. Ya, Presiden Haryo Sungkowo!” (SP, hlm17). Untuk membuktikan bahwa

kata bergelora dalam kalimat (11) bermakna ‘bersemangat’, perhatikan penggantian

di bawah ini:

(11a) “Ya, Presiden”, tandas Haryo Timbil bersemangat.

Pada kalimat (12) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

memuncak. Kata memuncak dalam kalimat ini mempunyai makna ‘tinggi’. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 798) kata memuncak mempunyai arti ‘menuju

puncak’. Kata menuju puncak biasa digunakan dalam hal pendakian untuk menuju

puncak yang paling atas. Penggunaan kata memuncak dalam kalimat ini

mengungkapkan pembelaan diri atas apa yang dituduhkan pada Maryatun, karena

bertamu malam-malam ke rumah Pak Wongso. Hal ini bisa dillihat dari kalimat

sebelumnya yaitu, “Betul begitu?” sahut Pak RT seraya mengerahkan pandangannya

pada kedua “terdakwa” itu (Kpg, hlm.48). Sebagai bukti bahwa kata memuncak

bermakna ‘tinggi’, kata tersebut dapat digantikan dengan kata tinggi, sebagaimana

terdapat dalam contoh berikut:

(12a) “Ini namanya fitnah! desis Maryatun dengan nada tinggi.

20

Page 32: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Pada kalimat (13) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

membara. Kata membara dalam kalimat ini mempunyai makna ‘marah’. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 93) kata membara mempunyai arti ‘panas

berapi seperti bara (barang sesuatu (arang) yang terbakar dan masih berapi)’.

Penggunaan kata membara dalam kalimat ini mengungkapkan kemarahan Bu Minah

atas kelakuan Pak Wongso yang diketahui oleh anak-anaknya yang dinilai

berpengaruh buruk bagi perkembangan mereka. Hal ini dapat dilihat dari kalimat

yang mendukung yaitu, Pak Wongso melotot. “Ada apa kamu ikut campur urusanku.

Anak-anakku, si Yuli dan Arto juga tahu semua.” (Kpg, hlm.49). Untuk

membuktikan bahwa kata membara dalam kalimat (12) bermakna ‘marah’,

perhatikan penggantian di bawah ini:

(13a) “Itu merusak jiwa mereka”, balas Bu Minah marah.

Pada kalimat (14) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

menabrak. Kata menabrak dalam kalimat ini mempunyai makna ‘menatap’. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 987) kata menabrak mempunyai arti

‘melanggar, menumbuk’. Kata melanggar biasa digunakan dalam hal pelanggaran

aturan yang berlaku. Penggunaan kata menabrak dalam kalimat ini mengungkapkan

keinginan Djody untuk memperhatikan rubrik “Kontak Jodoh” yang ada di Koran

harian pagi ibu kota. Hal itu dapat dilihat dari kalimat yang mendukungnya yaitu,

Baris-baris iklan itu seperti punya daya sihir (Jd, hlm19). Sebagai bukti bahwa kata

menabrak bermakna ‘menatap’, kata tersebut dapat digantikan dengan kata menatap,

sebagaimana terlihat dalam contoh berikut:

21

Page 33: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

(14a) Setiap kali matanya menatap iklan tadi.

Pada kalimat (15) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

memburu. Kata memburu mempunyai makna ‘mencari’. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1995: 159) kata memburu mempunyai arti ‘mengejar atau

menyusul (hendak menangkap)’. Penggunaan kata memburu dalam kalimat ini

mengungkapkan bahwa Djody tidak pandai dalam bergaul dengan wanita apalagi

untuk dijadikannya seorang istri. Hal itu dapat dilihat dari kalimat yang

mendukungnya yaitu, Masa sekolah masa remaja, habis untuk studi. Padahal ia sama

sekali tak buruk rupa. Ganteng malah, seperti yang acap dilontarkan teman-teman

sekolah dan kuliahnya (Jd, hlm.25). Untuk membuktikan bahwa kata memburu

bermakna ‘mencari’, kata tersebut dapat digantikan dengan kata mencari,

sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(15a) Sebenarnya Djody adalah manusia pemalu untuk urusan mencariwanita.

Pada kalimat (16) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

ditutup rapat-rapat. Kata ditutup rapat-rapat mempunyai makna ‘disimpan’.Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 819) kata ditutup rapat-rapat mempunyai arti

‘tertutup benar-benar hingga tak bercelah’. Penggunaan kata ditutup rapat-rapat

dalam kalimat ini mengungkapkan bahwa Mursarip mempunyai sebuah rahasia yang

tidak diketahui oleh banyak orang. Hal itu dapat dilihat dari kalimat yang mendukung

yaitu, Sungguh mengejutkan bahwa ternyata, dalam hidupnya, ia sebenarnya

mempunyai dua orang istri (Obi, hlm.40). Sebagai bukti bahwa kata ditutup rapat-

22

Page 34: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

rapat bermakna ‘disimpan’, kata tersebut dapat digantikan dengan kata disimpan,

sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(16a) Salah satu rahasia pribadinya selama ini disimpan justru ia kuak.

Pada kalimat (17) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

derasnya. Kata derasnya mempunyai makna ‘maraknya’. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1995: 225) kata derasnya mempunyai arti ‘sangat cepat’.

Penggunaan kata derasnya dalam kalimat ini mengungkapkan bahwa adanya operasi

sikat bersih yang dilakukan polisi untuk mengamankan masyarakat dari orang yang

tidak bertanggungjawab. Hal ini dapat dilihat dari kalimat yang mendukung yaitu,

Sengaja ia hanya naik taksi agar jejaknya tak mudah dilacak (PBy, hlm.78). Untuk

membuktikan bahwa kata derasnya dalam kalimat (17) bermakna ‘maraknya’,

perhatikan penggantian di bawah ini:

(17a) Ia juga yakin, di tengah maraknya operasi sikat bersih pasti ada polisidan satuan keamanan.

Pada kalimat (18) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

menggasak. Kata menggasak mempunyai makna ‘menimpa’. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1995: 296) kata menggasak mempunyai arti ‘menerjang

(menyepak, menendang)’. Penggunaan kata menggasak dalam kalimat ini

mengungkapkan musibah yang dialami Tunggono dan keluarganya sangat merugikan

mereka sehingga membuat Mursarip harus bekerja keras untuk memulihkan keadaan

keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari kalimat yang

23

Page 35: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

mendukung yaitu, Amuk air bah berlalu sudah. Tunggono kembali bekerja keras, dan

tetap setia kelilling kota sebagai sopir bajaj (MSP, hlm.102). Sebagai bukti bahwa

kata menggasak bermakna ‘menimpa’, kata tersebut dapat digantikan dengan kata

menimpa, sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(18a) Musibah yang menimpa diri dan keluarganya pelan dan pelan coba ialupakan.

Pada kalimat (19) unsur yang menunjukkan gaya bahasa hiperbola adalah kata

supergemuk dan superekonomis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:

977) kata super mempunyai arti ‘lebih dari yang lain atau istimewa’ sedangkan

gemuk (1995: 307) mempunyai arti ‘berat badan yang melebihi batas normal’ dan

ekonomis (1995: 252) mempunyai arti ‘hemat’. Kata supergemuk dan superekonomis

mempunyai makna ‘kaya’ dan miskin’. Supergemuk menyatakan masyarakat yang

tingkat ekonominya tinggi atau berlebihan, sedangkan superekonomis menyatakan

masyarakat yang tingkat ekonominya sangat rendah dan serba kekurangan. Untuk

membuktikan bahwa kata supergemuk dan superekonomis bermakna ‘makmur’ dan

‘miskin’, kata tersebut dapat digantikan dengan kata kaya dan miskin, sebagaimana

terdapat dalam contoh berikut:

(19a) Ada yang sangat kaya makmur, ada yang sangat miskin.

Penggunaan hiperbola mengungkapkan hal yang biasa dengan bahasa yang

berlebihan seperti yang terdapat dalam kumpulan cerpen Sang Presiden ini. Dengan

adanya penggunaan hiperbola tersebut pembaca lebih dapat menimbulkan gambaran

imajinasi yang berlebih-lebihan pula sehingga pesan yang disampaikan

24

Page 36: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

dapat diterima dengan baik oleh pembaca. Oleh karena itu hiperbola paling banyak

terdapat dalam kumpulan cerpen Sang Presiden.

Tabel 1Gaya Bahasa Hiperbola

No. Pengungkapan dengan GayaBahasa Hiperbola

Pengungkapan Biasa

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Tak pelak, Haryo Timbil memangtampil lebih matang dari usianya.

Korupsi tambah merajalela.

Pengangguran semakinmembengkak.

Utang luar negeri kianmenggelembung.

Takhta benar-benar untuk rakyat,tambahnya berkobar.

Betapa Bu Kamsi selalumendesak-desak, tepatnyamenggedor-gedor dirinya agarsegera menikah.

“Ya, Presiden”, tandas HaryoTimbil bergelora.

“Ini namanya fitnah!” desisMaryatun dengan nada memuncak.“Itu merusak jiwa mereka”, balasBu Minah membara.

Ada yang supergemuk makmur,ada yang meranggassuperekonomis.

Setiap kali matanya menabrakiklan tadi.

Tak pelak, Haryo Timbil memangtampil lebih dewasa dari usianya.

Korupsi tambah banyak.

Pengangguran semakin banyak.

Utang luar negeri kian menjadi besar.

Takhta benar-benar untuk rakyat,tambahnya semangat.

Betapa Bu Kamsi selalumenganjurkan, tepatnya menyuruhdirinya agar segera menikah.

“Ya, Presiden”, tandas Haryo Timbilbersemangat.

“Ini namanya fitnah!” desis Maryatundengan nada tinggi.

“Itu merusak jiwa mereka”, balas BuMinah marah.

Ada yang sangat kaya makmur, adayang meranggas sangat miskin.

Setiap kali matanya menatap iklantadi.

25

Page 37: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

16.

17.

18.

19.

Sebenarnya Djody adalah manusiapemalu untuk urusan memburuwanita.

Salah satu rahasia pribadinyaselama ini ditutup rapat-rapatjustru ia kuak.

Ia juga yakin, di tengah derasnyaoperasi sikat bersih pasti ada polisidan satuan keamanan.

Musibah yang menggasak diri dankeluarganya pelan dan pelan cobaia lupakan.

Sebenarnya Djody adalah manusiapemalu untuk urusan mencari wanita.

Salah satu rahasia pribadinya selamaini disimpan justru ia kuak.

Ia juga yakin, di tengah maraknyaoperasi sikat bersih pasti ada polisi dansatuan keamanan.

Musibah yang menimpa diri dankeluarganya pelan dan pelan coba ialupakan.

2.2 Gaya Bahasa Metafora

Gaya bahasa metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal

secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat misalnya : bunga bangsa, buaya

darat, buah hati, cindera mata dan sebagainya (Keraf, 2004: 139). Dari hasil

penelitian ditemukan gaya bahasa metafora dalam kumpulan cerpen Sang Presiden.

Untuk lebih jelasnya tampak dalam contoh berikut :

(20) Setelah itu semua terbungkus gulita malam.(21) “Ah Mo, kamu tak perlu panas hati begitu. Paling Pak Wongso juga tak mampu

meladeni Yatun. Pak Wongso Impoten tahu ?”(22) Nyatanya saya benar-benar gugup tatkala suatu pagi, saya telah berada di perut

pesawat menuju Yogyakarta.(23) Di samping itu bersemi ramai beragam ormas maupun partai tandingan, baik di

tingkat pusat maupun level kecamatan.(24) Pikiran galau meliar ke mana-mana.Bila ingat Riana, kadang hati ini seakan meledak gembira, kadang malah muram

tersiksa.Berarti, rezeki kembali mengalir ke koceknya.

26

Page 38: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Pada contoh (20) unsur yang menunjukkan gaya bahasa metafora adalah

penggunaan kata terbungkus gulita malam. Kata terbungkus gulita malam

mempunyai makna ‘tidak terlihat, hilang dari pandangan’. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1995: 156) kata terbungkus mempunyai arti ‘barang apa yang

dipakai untuk membalut’ dan gulita mempunyai arti ‘gelap’ (1995: 328) sedangkan

malam mempunyai arti ‘waktu setelah matahari terbenam hingga matahari terbit’

(1995, 621). Penggunaan kata terbungkus gulita malam mengungkapkan situasi pada

waktu Pomo dan Sukri memergoki Maryatun masuk ke dalam rumah Pak Wongso

secara diam-diam. Hal ini dapat dilihat dari kalimat yang mendukungnya yaitu,

Maryatun melongok kanan kiri sesaat sebelum memasuki rumah itu. Pintu terkuak,

redup sinar lampu neon membias ke teras. Cepat wanita muda itu menyelinap. Tak

bersuara (Kpg, hlm.43). Sebagai bukti bahwa kata terbungkus gulita malam

bermakna ‘tidak terlihat, hilang dari pandangan’, kata tersebut dapat diganti dengan

kata tidak terlihat sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(20a) Setelah itu semua tidak terlihat.

Adapun contoh (21) unsur yang menunjukkan gaya bahasa metafora adalah

penggunaan kata panas hati. Kata panas hati dalam kalimat ini mempunyai makna

‘marah’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 720) kata panas

mempunyai arti ‘terasa seperti terbakar atau terasa dekat dengan api’ sedangkan hati

mempunyai arti ‘organ badan yang berwarna kemerah-merahan di bagian kanan atas

rongga perut, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dalam darah dan

27

Page 39: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

menghasilkan empedu’ (1995: 344). Penggunaan kata panas hati dalam kalimat ini

mengungkapkan kecurigaan sekaligus kecemburuan yang dirasakan oleh Pomo

terhadap Maryatun yang secara diam-diam masuk ke dalam rumah Pak Wongso

sehingga menimbulkan emosi pada diri Pomo. Hal ini dapat dilihat dari kalimat yang

mendukkungnya yaitu, “Baiklah, Mo, kita lapor saja ke Pak RT besok. Kita berdua

jadi saksi. Pokoknya mala ini Yatun masuk rumah Pak Wongso!” (Kpg, hlm.44).

Sebagai bukti bahwa kata panas hati bermakna ‘marah’, kata tersebut dapat diganti

dengan kata marah, sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(21a) “Ah Mo, kamu tak perlu marah begitu. Paling Pak Wongso juga takmampu meladeni Yatun. Pak Wongso impoten, tahu?”

Pada contoh (22) unsur yang menunjukkan gaya bahasa metafora adalah

penggunaan kata perut pesawat. Kata perut pesawat mempunyai makna ‘dalam

pesawat’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 761) kata perut

mempunyai arti ‘bagian tubuh di bawah rongga dada’ sedangkan pesawat mempunyai

arti ‘alat transportasi udara’ (1995: 762). Penggunaan kata perut pesawat dalam

kalimat ini mengungkapkan bahwa Tohir telah berada di pesawat menuju Yogyakarta

untuk menemui Riana, gadis pujaannya waktu kuliah dulu. Hal ini dapat dilihat dari

kalimat yang mendukungnya yaitu, Begitu mendarat, rasa gugup itu terus melolong-

lolong keras di rongga dada. Apalagi, ketika saya turun dari taksi dan melangkah

menelusur sebuah gang ke arah sebuah rumah di Kampung Pringgodani (SHP,

hlm.111). Untuk membuktikan bahwa kata perut

28

Page 40: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

pesawat dalam kalimat (22) bermakna ‘dalam pesawat’, perhatikan penggantian di

bawah ini:

(22a) Nyatanya saya benar-benar gugup tatkala suatu pagi, saya telah beradadi dalam pesawat menuju Yogyakarta.

Adapun pada contoh (23) gaya bahasa merafora ditunjukkan oleh kata

bersemi ramai beragam ormas. Kata bersemi ramai beragam ormas menunjukkan

adanya timbul bermacam-macam jenis ormas. Kata bersemi biasanya digunakan

dalam pengungkapan bunga yang sedang mekar. Sedangkan kata beragam biasanya

digunakan dalam pengungkapan jenis. Kata bersemi ramai beragam ormas

mempunyai makna ‘berdiri banyak ormas’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1995: 907) kata bersemi mempunyai arti ‘bertunas’, sedangkan kata ramai

mempunyai ‘arti orang banyak’ (1995: 812) dan kata beragam mempunyai

arti’banyak’ (1995, 809). Penggunaan kata bersemi ramai beragam ormas

mengungkapkan adnya persaingan yang sengit antara partai maupun ormas yang satu

dengan yang lainnya. Hal ini dapat dillihat dari kalimat yng mendukungnya yaitu,

Gemuruh persaingan elite politik nampang manis setiap hari di Koran mana pun.

Riuh rendah mirip konser dangdut (PB, hlm.72). Sebagai bukti bahwa kata bersemi

ramai beragam ormas bermakna ‘dibentuk banyak ormas’, kata tersebut dapat

digantikan dengan kata dibentuk banyak ormas, sebagaimana terdapat dalam contoh

berikut:

(23a) Di samping itu dibentuk banyak ormas maupun partai tandingan, baik ditingkat pusat maupun level kecamatan.

29

Page 41: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Pada contoh (24) unsur yang menunjukkan gaya bahasa metafora adalah kata

meliar kemana-mana. Kata meliar ke mana-mana mempunyai makna ‘kacau’.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 590) kata meliar mempunyai arti

‘tidak ada yang memelihara, tidak dipelihara orang’ sedangkan kemana-mana

mempunyai arti ‘kemana-mana’ (1995, 623). Kata meliar kemana-mana mempunyai

makna ‘tidak fokus atau tidak terpusat’. Penggunaan kata meliar kemana-mana

mengungkapkan pikiran Suryani yang menunggu Rahmanto, suaminya yang tak juga

pulang. Hal ini dapat dilihat dari kalimat yang mendukungnya yaitu, Sebentar-

sebentar wanita berambut sebatas pinggang itu duduk di ruang tamu, gundah

menunggu. Adakah Rahmanto kecelakaan di jalan? Ataukah pria yang dicintainya

sejak di bangku SMP itu jatuh ke pelukan wanita lain? Atau mungkin suaminya

nonton pameran lukisan, lalu asyik berdiskusi di rumah sahabatnya? Atau

mungkin…? (Luk, hlm.92). Sebagai bukti bahwa kata meliar kemana-mana

bermakna ‘tidak fokus’, kata tersebut dapat digantikan dengan kata tidak fokus,

sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(24a) Pikiran tidak fokus.

Pada contoh (25) unsur yang menunjukkan gaya bahasa metafora adalah kata

meledak gembira. Kata meledak gembira menunjukkan suatu ungkapan perasaan

yang sangat senang. Kata meledak gembira mempunyai makna ‘sangat senang’.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 575), kata meledak mempunyai arti

‘pecah dan meletup (dengan kuat)’, sedangkan gembira mempunyai arti ‘senang’

(1995: 306). Penggunaan kata meledak gembira dalam kalimat ini mengungkapkan

30

Page 42: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

bahwa Tohir tidak mungkin melupakan Riana kekasihnya dulu sewaktu kuliah di

Jogja. Hal ini dapat dilihat dari kalimat yang mendukung yaitu, Ingat Jogja, ingat

Riana. Namun nyata, mustahil bagi saya melupakan Riana (SHP, hlm.109). Sebagai

bukti bahwa kata meledak gembira bermakna ‘sangat senang’, kata tersebut dapat

digantikan dengan kata sangat senang, sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(25a) Bila ingat Riana, kadang hati ini seakan sangat senang , kadang malahmuram tersiksa.

Adapun pada contoh (26) unsur yang menunjukkan gaya bahasa metafora

adalah penggunaan kata mengalir ke koceknya. Kata mengalir ke koceknya

menunjukkan kelancaran rezeki yang diperolehnya. Kata mengalir dibandingkan

dengan banyak uang. Kata mengalir mempunyai makna ‘masuk’. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (1995: 26) kata mengalir mempunyai arti ‘bergerak maju’.

Penggunaan kata mengalir ke koceknya dalam kalimat ini mengungkapkan bahwa

karena keuletannya dan kerajinannya menulis sebuah naskah, Mursarip selalu

mendapatkan rezeki dari hasil tulisannya itu. Hal ini dapat dilihat dari kalimat yang

mendukung yaitu, Dan tiga hari kemudian, tulisannya itu muncul dalam sebuah

majalah berita mingguan, plus foto sang kolumnis di sudut kanan atas (Obi, hlm.34).

Untuk membuktikan bahwa kata mengalir dalam kalimat (26) bermakna ‘masuk’,

perhatikan penggantian di bawah ini:

(26a) Berarti, rezeki kembali masuk ke koceknya.

Penggunaan metafora dalam kumpulan cerpen Sang Presiden menambahkan

kekuatan pada suatu kalimat. Metafora dapat membantu penulis melukiskan suatu

31

Page 43: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

gambaran yang jelas melalui perbandingan seperti halnya dalam kumpulan cerpen

Sang Presiden ini. Dengan penulisan yang memperbandingkan dua hal, metafora

dapat menciptakan suatu kesan yang hidup walaupun tidak dinyatakan secara

implisit. Meskipun dalam kumpulan cerpen Sang Presiden tidak begitu banyak

ditemukan metafora tetapi cukup untuk membuat pembaca lebih dapat memahami

pesan atau maksud penulis.

Tabel 2

Gaya Bahasa Metafora

No. Pengungkapan dengan GayaBahasa Metafora

Pengungkapan Biasa

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

Setelah itu semua terbungkusgulita malam.

“Ah, Mo, kamu tak perlu panashati begitu, paling Pak WongsoImpoten, tahu ?”

Nyatanya saya benar-benar guguptatkala suatu pagi, saya telahberada di perut pesawat menujuYogyakarta.

Di samping itu, bersemi ramaiberagam ormas maupun partaitandingan, baik di tingkat pusatmaupun level kecamatan.

Pikiran galau meliar kemana-mana.

Bila ingat Riana, kadang hati iniseakan meledak gembira, kadangmalah muram tersiksa.

Berarti, rezeki kembali mengalirke koceknya

Setelah itu semua tidak terlihat.

“Ah, Mo, kamu tak perlu marahpaling Pak Wongso Impoten, tahu?”

Nyatanya saya benar-benar guguptatkala suatu pagi, saya telah berada didalam pesawat menuju Yogyakarta.

Di samping itu, dibentuk banyakormas maupun partai tandingan, baikdi tingkat pusat maupun levelkecamatan.

Pikiran tidak fokus.

Bila ingat Riana, kadang hati iniseakan sangat senang, kadang malahmuram tersiksa.

Berarti, rezeki kembali masuk kekoceknya

32

Page 44: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

2.3 Gaya Bahasa Persamaan ( Simile )

Gaya bahasa persamaan adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat

eksplisit. Maksudnya adalah bahwa sebuah pernyataan menyatakan sesuatu sama

dengan hal lain. Untuk itu diperlukan usaha yang eksplisit menunjukkan kesamaan

seperti dengan kata-kata seperti, bak, sebagai, bagaikan dan sebagainya. Berikut ini

persamaan ditandai dengan penggunaan kata bak. Berikut ini contohnya:

(27) Dulu Haryo Timbil juga dikenal pandai bicara bak seorang orator ulung ataupolitikus kelas wahid.

(28) Betapa laju karier teman satu ini melesat bak meteor.(29) Senyum tipisnya bak Monalisanya Leonardo Da Vinci.(30) Ratusan ribu manusia menjejal alun-alun bak hamparan permadani merah.(31) Oleh rekan-rekan dekat ia di arak rame-rame bak seorang petinju kandang yang

siap diadu di ring.(32) Bak komando, lainnya ikut gopoh mengerubuti(33) Masa depannya sontak kepyur bak saluran teve kosong.

Pada contoh (27) sampai dengan (33) gaya bahasa persamaan (simile)

ditunjukkan dengan kata bak. Dalam contoh (27) objek yang diperbandingkan dan

dinyatakan sama yaitu pandai bicara dan orator ulung atau pilitikus kelas wahid.

Untuk membuktikan bahwa dalam kalimat yang menggunakan gaya bahasa

persamaan apabila salah satu objek yang diperbandingkan dihilangkan tidak akan

mengurangi makna yang ada, digunakan teknik pelesapan. Sebagaimana terdapat

dalam contoh berikut:

(27a) Dulu Haryo Timbil juga dikenal pandai bicara.

33

Page 45: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Dalam contoh (28) objek yang diperbandingkan dan dinyatakan sama yaitu

karier yang melesat dengan meteor. Untuk membuktikan bahwa dalam kalimat yang

menggunakan gaya bahasa persamaan apabila salah satu objek yang diperbandingkan

dihilangkan tidak akan mengurangi makna yang ada, digunakan teknik pelesapan.

Sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(28a) Betapa laju karier teman satu ini melesat.

Dalam contoh (29) objek yang diperbandingkan dan dinyatakan sama yaitu

senyumnya dengan Monalisa. Untuk membuktikan bahwa dalam kalimat yang

menggunakan gaya bahasa persamaan apabila salah satu objek yang diperbandingkan

dihilangkan tidak akan mengurangi makna yang ada, digunakan teknik pelesapan.

Sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(29a) Senyum tipisnya Monalisa.

Dalam contoh (30) objek yang diperbandingkan dan dinyatakan sama yaitu

ratusan ribu manusia dengan permadani merah. Untuk membuktikan bahwa dalam

kalimat yang menggunakan gaya bahasa persamaan apabila salah satu objek yang

diperbandingkan dihilangkan tidak akan mengurangi makna yang ada, digunakan

teknik pelesapan. Sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(30a) Ratusan ribu manusia menjejal alun-alun.

Dalam contoh (31) objek yang diperbandingkan dan dinyatakan sama yaitu di

arak rame-rame dengan seorang petinju kandang yang siap diadu di ring. Untuk

34

Page 46: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

membuktikan bahwa dalam kalimat yang menggunakan gaya bahasa persamaan

apabila salah satu objek yang diperbandingkan dihilangkan tidak akan mengurangi

makna yang ada, digunakan teknik pelesapan. Sebagaimana terdapat dalam contoh

berikut:

(31a) Oleh rekan-rekan dekat ia di arak rame-rame.

Dalam contoh (32) objek pertama yang diperbandingkan tidak disebutkan

dibandingkan dengan komando. Untuk membuktikan bahwa dalam kalimat yang

menggunakan gaya bahasa persamaan apabila salah satu objek yang diperbandingkan

dihilangkan tidak akan mengurangi makna yang ada, digunakan teknik pelesapan.

Sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(32a) Lainnya ikut gopoh mengerubuti.

Dalam contoh (33) objek yang diperbandingkan dan dinyatakan sama yaitu

masa depan kepyur dengan saluran teve kosong. Untuk membuktikan bahwa dalam

kalimat yang menggunakan gaya bahasa persamaan apabila salah satu objek yang

diperbandingkan dihilangkan tidak akan mengurangi makna yang ada, digunakan

teknik pelesapan. Sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(33a) Masa depannya sontak kepyur.

Berikut ini persamaan ditandai dengan penggunaan kata seperti. Berikut ini

contohnya :

35

Page 47: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

(34) Bayangan akan sosok wanita Jawa berkelebat cepat di layar angannya sepertirangkaian slide yang diputar cepat ganti berganti.

(35) Baris iklan itu seperti punya daya sihir.(36) Kadang, untuk beberapa saat ia mematung diam seperti bersemedi kendati tetap

posisi berdiri lalu lebih sering membuat gerak gestur tangan, kuat segesit kesegala arah.

(37) Ia seperti tersihir oleh keramahan sang tuan rumah.

Pada contoh (34) sampai dengan (37) gaya bahasa persamaan (simile) ditandai

dengan kata seperti. Dalam contoh (34) objek yang diperbandingkan dan dinyatakan

sama yaitu berkelebat cepat dengan rangkaian slide yang diputar cepat. Untuk

membuktikan bahwa dalam kalimat yang menggunakan gaya bahasa persamaan

apabila salah satu objek yang diperbandingkan dihilangkan tidak akan mengurangi

makna yang ada, digunakan teknik pelesapan. Sebagaimana terdapat dalam contoh

berikut:

(34a) Bayangan akan sosok wanita Jawa berkelebat cepat di layar angannya.

Dalam contoh (35) objek yang diperbandingkan dan dinyatakan sama yaitu

baris iklan dengan daya sihir. Untuk membuktikan bahwa dalam kalimat yang

menggunakan gaya bahasa persamaan apabila salah satu objek yang diperbandingkan

dihilangkan tidak akan mengurangi makna yang ada, digunakan teknik pelesapan.

Sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(35a) Baris iklan itu punya daya sihir.

Dalam contoh (36) objek yang diperbandingkan dan dinyatakan sama yaitu

mematung diam dengan bersemedi. Untuk membuktikan bahwa dalam kalimat yang

menggunakan gaya bahasa persamaan apabilka salah satu objek yang

36

Page 48: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

diperbandingkan dihilangkan tidak akan mengurangi makna yang ada, digunakan

teknik pelesapan. Sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(36a) Kadang, untuk beberapa saat ia mematung diam.

Dalam contoh (37) objek yang diperbandingkan dan dinyatakan sama yaitu ia

dengan tuan rumah. Untuk membuktikan bahwa dalam kalimat yang menggunakan

gaya bahasa persamaan apabila salah satu objek yang diperbandingkan dihilangkan

tidak akan mengurangi makna yang ada, digunakan teknik pelesapan. Sebagaimana

terdapat dalam contoh berikut:

(37a) Ia tersihir oleh keramahan sang tuan rumah.

Berikut ini persamaan ditandai dengan menggunakan kata bagaikan, bagai,

laksana dan ibarat. Berikut ini contohnya :

(38) Antara saya dan Haryo Sungkowo kian berjarak bagaikan bumi dan langit.(39) Suaranya Nuh gemuruh bagai gelora ombak laut selatan.(40) Retoriknya linear laksana jurkam alun-alun.(41) Ia ibarat kanvas kosong yang belum menjanjikan apa-apa.

Pada contoh (38) sampai dengan (41) gaya bahasa persamaan (simile)

ditunjukkan oleh kata bagaikan, bagai, laksana dan ibarat. Dalam contoh (38) objek

yang diperbandingkan dan dinyatakan sama yaitu jarak saya dan Haryo Sungkowo

dengan bumi dan langit. Untuk membuktikan bahwa dalam kalimat yang

menggunakan gaya bahasa persamaan apabila dihilangkan salah satu objek yang

diperbandingkan tidak akan mengurangi makna yang ada, digunakan teknik

pelesapan. Sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(38a) Antara saya dan Haryo Sungkowo kian berjarak.

37

Page 49: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Dalam contoh (39) objek yang diperbandingkan dan dinyatakan sama yaitu

suaranya Nuh dengan gelora ombak laut selatan. Untuk membuktikan bahwa dalam

kalimat yang menggunakan gaya bahasa persamaan apabila dihilangkan salah satu

objek yang diperbandingkan tidak mengurangi makna yang ada, digunakan teknik

pelesapan. Sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(39a) Suaranya Nuh gemuruh.

Dalam contoh (40) objek yang diperbandingkan dan dinyatakan sama yaitu

retoriknya linear dengan jurkam alun-alun. Untuk membuktikan bahwa dalam kalimat

yang menggunakan gaya bahasa persamaan apabila dihilangkan salah satu objek yang

diperbandingkan tidak mengurangi makna, digunakan teknik pelesapan. Sebagaimana

terdapat dalm contoh berikut:

(40a) Retoriknya linear.

Dalam contoh (41) objek yang diperbandingkan dan dinyatakan sama yaitu ia

dengan kanvas kosong. Untuk membuktikan bahwa dalam kalimat yang

menggunakan gaya bahasa persamaan apabila dihilangkan salah satu objek yang

diperbandingkan tidak mengurangi makna digunakan yeknik pelesapan, sebagaimana

terdapat dalam contoh berikut:

(41a) Ia kanvas kosong yang belum menjanjikan apa-apa.

38

Page 50: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Penggunaan gaya bahasa persamaan (simile) yang terdapat dalam kumpulan

cerpen Sang Presiden dengan mempergunakan kata-kata yang menunjukkan

kesamaan yaitu seperti, bak, bagaikan, bagai, laksana, dan ibarat. Persamaan (simile)

digunakan karena untuk menunjukkan bahwa penulisan dalam karya sastra bisa juga

diungkapkan dengan persamaan. Dengan begitu pesan yang akan disampaikan kepada

pembaca dapat diterima.

Tabel 3

Gaya Bahasa Persamaan (Simile)

No. Pengungkapan dengan GayaBahasa Persamaan (Simile)

Pengungkapan Biasa

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

Dulu Haryo Timbil juga dikenalpandai bicara bak seorang oratorulung atau politikus kelas wahid.

Betapa laju karier teman satu inimelesat bak meteor.

Senyum tipisnya bak Monalisa nyaLeonardo Da Vinci.

Ratusan ribu manusia menjejalalun-alun bak hamparanpermadani merah.

Oleh rekan-rekan dekat ia di arakrame-rame bak seorang petinjukandang yang siap diadu di ring.

Bak komando, lainnya ikut gopohmengerubuti.

Masa depannya sontak kepyur baksaluran teve kosong.

Bayangan akan sosok wanita Jawaberkelebat cepat di layar angannya

Dulu Haryo Timbil juga dikenalpandai bicara.

Betapa laju karier teman satu inimelesat

Senyum tipisnya Monalisa.

Ratusan ribu manusia memenuhialun-alun.

Oleh rekan-rekan dekat ia di arakrame-rame.

Bak komando, lainnya ikut gopohmengerubuti.

Masa depannya sontak kepyur.

Bayangan akan sosok wanita Jawaberkelebat cepat di layar angannya.

39

Page 51: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

seperti rangkaian slide yangdiputar cepat ganti berganti.

Baris iklan itu seperti punya dayasihir.

Kadang, untuk beberapa saat iamematung diam seperti bersemedikendati tetap posisi berdiri lalulebih sering membuat gerak gesturtangan, kuat segesit ke segala arah.

Ia seperti tersihir oleh keramahansang tuan rumah.

Antara saya dan Haryo Sungkowokian berjarak bagaikan bumi danlangit.

Suaranya Nuh gemuruh bagaigelora ombak laut selatan.

Retoriknya linear laksana jurkamalun-alun.

Ia ibarat kanvas kosong yangbelum menjanjikan apa-apa.

Baris iklan itu punya daya sihir.

Kadang, untuk beberapa saat iamematung diam.

Ia tersihir oleh keramahan sang tuanrumah.

Antara saya dan Haryo Sungkowokian berjarak.

Suaranya Nuh gemuruh.

Retoriknya linear.

Ia kanvas yang belum menjanjikanapa-apa.

2.4 Gaya Bahasa Personifikasi

Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan

benda-benda mati atau barang-barang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat

kemanusiaan. (Keraf, 2004 : 140 ).

Berikut ini gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam kumpulan cerpen Sang

Presiden :

40

Page 52: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

(42) Sebisa mungkin saya sempatkan membacai kolom yang cerdas bernas itu.(43) Hampir dua jam Djody nongkrong di warung sembari pencilakan, mata menyapu

pandang ke sana-sini, namun sosok itu belum juga muncul.(44) Ia tinggal menunggu mereka satu persatu dijemput maut.(45) Rumah itu senyap tampak kelam dipayungi rerimbunan pohon-pohon.(46) Tatapan mata Suryani menyapu dinding-dinding ruang tamu, membuat ia sadar

bahwa lukisan, “Ibu pedagang sayur dan anaknya” tak lagi terpasang disitu.(47) Bukankah sejak di bangku SMP buah-buah pikirannya memang sudah deras dan

cerdas memancar.(48) Tua muda tersedot ke pantai penuh kharisma yang elok itu.

Pada kalimat (42) unsur yang menunjukkan gaya bahasa personifikasi adalah

kata kolom yang cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 186) kata

cerdas mempunyai arti ‘sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir,

mengerti)’, sedangkan kata kolom mempunyai arti ‘bagian khusus utama dalam surat

kabar atau majalah’ (1995: 514). Kata kolom yang cerdas dalam kalimat tersebut

kolom diandaikan seorang manusia yang cerdas (mampu berpikir) sehingga kolom itu

seolah-olah bisa berpikir layaknya manusia. Penggunaan kata kolom yang cerdas

dalam kalimat ini mengungkapkan penulisan yang sangat mengena pada situasi

politik saat ini. Hal itu dapat dilihat dari kalilmat yang mendukungnya yaitu,

Biasanya berupa opini perihal situasi politik dalam negeri. Analisisnya tajam

menyengat, langsung menukik ke inti persoalan. Irit kata, kadang jenaka (SP, hlm. 2).

Untuk membuktikan bahwa kata kolom yang cerdas dalam kalimat (42) bermakna

‘menarik’, perhatikan penggantian di bawah ini:

(42a) Sebisa mungkin saya sempatkan membacai kolom yang menarik itu.

41

Page 53: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Adapun pada kalimat (43) unsur yang menunjukkan gaya bahasa personifikasi

adalah kata menyapu pandang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 879)

kata menyapu menyatakan membersihkan dengan sapu, sedangkan pandang

mempunyai arti ‘melihat’ (1995: 722). Di dalam kalimat tersebut diandaikan bahwa

mata dapat menyapu layaknya manusia. Kata menyapu pandang bermakna ‘melihat’.

Penggunaan kata menyapu pandang dalam kalimat ini mengungkapkan bahwa Djody

mencari seorang gadis yang dia lewat iklan Kontak Jodoh. Hal ini dapat dilihat dari

kalimat yang mendukung yaitu, Entah kenapa, kali ini ia seperti mendapat dorongan

dan nyali teramat kuat untuk menjumpai gadis pengiklan itu (Jd, hlm.25). Sebagai

bukti bahwa kata menyapu pandang bermakna ‘melihat’, kata tersebut dapat

digantikan dengan kata melihat, sebagaimana terlihat dalam kalimat berikut:

(43a) Hampir dua jam Djody nongkrong di warung sembari pencilakan, matamelihat ke sana-sini, namun sosok itu belum juga muncul.

Pada kalimat (44) unsur yang menyatakan gaya bahasa personifikasi adalah

penggunaan kata dijemput maut. Kata dijemput merupakan tindakan manusia yang

dilakukan oleh sesama manusia sehingga dijemput maut diandaikan maut dapat

menjemput layaknya yang dilakukan manusia. Kata dijemput maut mempunyai

makna ‘meninggal’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 409) kata

dijemput mempunyai arti ‘disongsong’, sedangkan kata maut mempunyai arti

‘kematian’ (1995: 639). Penggunaan kata dijemput maut dalam kalimat ini

mengungkapkan bahwa Mursarip menulis obituari seseorang yang telah meninggal.

Dan dia ingin terkesan akrab dengan orang yang ditulisnya itu.

42

Page 54: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Hal itu dapat dilihat dari kalimat yang mendukungnya yaitu, Ia ingin mengesani

dirinya akrab dan bersahabat dengan setiap orang yang ditulisnya (Obi, hlm.37).

Untuk membuktikan bahwa kata dijemput maut dalam kalimat (49) bermakna

‘meninggal’, perhatikan penggantian di bawah ini:

(44a) Ia tinggal menunggu mereka meninggal.

Pada kalimat (45) unsur yang menyatakan gaya bahasa personifikasi adalah

penggunaan kata dipayungi. Kata dipayungi merupakan sifat manusia yang

melindungi tubuh dengan payung dari hujan atau sinar matahari. Dalam kalimat

tersebut dipayungi menunjukkan pengandaian bahwa rerimbunan pohon-pohon dapat

memayungi karena daunnya yang tumbuh banyak. Kata dipayungi mempunyai makna

‘di bawah’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 739) kata dipayungi

mempunyai arti ‘dilindungi oleh payung yaitu barang yang melindungi (di atas

kepala)’. Penggunaan kata dipayungi dalam kalimat ini mengungkapkan bahwa

rumah itu berada di bawah rerimbunan pohon dan hanya diterangi lampu pijar. Hal

itu dapat dilihat dari kalimat yang mendukung yaitu, Hanya redup lampu pijar

menerangi sumur di belakang rumah (Kpg, hlm.46). Sebagai bukti bahwa kata

dipayungi bermakna ‘di bawah’, kata tersebut dapat digantikan dengan kata di

bawah, sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(45a) Rumah itu senyap tampak kelam di bawah rerimbunan pohon-pohon.

Pada kalimat (46) unsur yang menunjukkan gaya bahasa personifikasi adalah

penggunaan kata menyapu. Kata menyapu menunjukkan kegiatan yang dilakukan

43

Page 55: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

manusia dengan sebuah alat yaitu sapu. Dalam kalimat tersebut mata diandaikan

bahwa mata dapat menyapu layaknya manusia. Kata menyapu mempunyai makna

‘melihat’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 879) kata menyapu

mempunyai arti ‘membersihkan dengan sapu’. Penggunaan kata menyapu dalam

kalimat ini mengungkapkan bahwa Suryani tidak melihat lukisan suaminya yang

terpasang di ruang tamu di pikirnya di pindah suaminya. Hal ini dapat dilihat dari

kalimat yang mendukungnya yaitu, Ia pikir, suminya mencopot lukisan itu dan

menaruhnya di pojok kamar (Luk, hlm.92). Untuk membuktikan kata menyapu dalam

kalimat (46) bermakna ‘melihat’, perhatikan penggantian di bawah ini:

(46a) Tatapan mata Suryani melihat dinding-dinding ruang tamu, membuat iasadar bahwa lukisan, “Ibu pedagang sayur dan anaknya” tak lagiterpasang di situ.

Pada kalimat (47) gaya bahasa personifikasi ditunjukkan dengan cerdas

memancar. Kata cerdas memancar merupakan pengungkapan untuk kemampuan

manusia berpikir lebih maju dan berpengetahuan luas. Cerdas diandaikan layaknya

manusia. Kata cerdas memancar mempunyai makna ‘tampak’. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1995: 186) kata cerdas mempunyai arti ‘sempurna perkembangan

akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya)’, sedangkan kata memancar

mempunyai arti ‘bersinar’ (1995: 721). Penggunaan kata cerdas memancar dalam

kalimat ini mengungkapkan bahwa Haryo Timbil dari dulu memang sudah pandai

menulis. Hal itu dapat dillihat dari kalimat yang mendukungnya yaitu, Dari dulu

pusat minatnya berkisar tentang situasi sosial politik dalam negeri (SP, hlm.7).

44

Page 56: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Sebagai bukti bahwa kata cerdas memancar bermakna ‘tampak’, kata tersebut dapat

digantikan dengan kata tampak, sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(47a) Bukankah sejak di bangku SMP buah-buah pikirannya memang sudahtampak.

Pada kalimat (48) unsur yang menunjukkan gaya bahasa personifikasi adalah

penggunaan kata kharisma. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 447)

kata kharisma mempunyai arti ‘keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan

kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk

membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya’. Dalam

kalimat tersebut kata pantai diandaikan manusia yang mempunyai kharisma layaknya

manusia. Kharisma hanya dimiliki oleh manusia dan berpengaruh baik pada manusia

itu sendiri. Kata kharisma mempunyai makna ‘pesona’. Penggunaan kata kharisma

dalam kalimat ini mengungkapkan keindahan pantai yang mempunyai daya tarik bagi

wisatawan. Hal itu dapat dilihat dari kalimat yang mendukung yaitu, Hari Minggu itu

Parang Tritis begitu hiruk. Turis-turis bule dengan pakaian semau gue terhambur

disana (Jd, hlm.24). Untuk membuktikan bahwa kata kharisma bermakna ‘pesona’,

kata tersebut dapat digantikan dengan kata pesona, sebagaimana terdapat dalam

contoh berikut:

(48a) Tua muda tersedot ke pantai penuh pesona yang elok itu.

Penggunaan personifikasi digunakan juga dalam sebuah karya sastra termasuk

penelitian ini yaitu cerpen. Personifikasi digunakan untuk menghidupkan cerita.

Karena personifikasi (penginsanan) menggambarkan benda-benda mati atau barang-

45

Page 57: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan seakan membuat

cerita lebih hidup dan menarik. Selain itu juga pesan yang ada dapat diterima oleh

pembaca.

Tabel 4

Gaya Bahasa Personifikasi

No. Pengungkapan dengan GayaBahasa Personifikasi

Pengungkapan Biasa

42.

43.

44.

45.

46.

47.

48.

Sebisa mungkin saya sempatkanmembacai kolom yang cerdasbernas itu.

Hampir dua jam Djody nongkrongdi warung sembari pencilakan,mata menyapu pandang kesana-sini, namun sosok itu belum jugamuncul.

Ia tinggal menunggu mereka satupersatu dijemput maut.

Rumah itu senyap tampak kelamdipayungi rerimbunan pohon-pohon.

Tatapan mata Suryani menyapudinding-dinding ruang tamu,membuat ia sadar bahwa lukisan,“Ibu pedagang sayur dan anaknya”tak lagi terpasang di situ.

Bukankah sejak di bangku SMPbuah-buah pikirannya memangsudah deras dan cerdas memancar.

Tua muda tersedot ke pantai penuhkarisma yang elok itu.

Sebisa mungkin saya sempatkanmembacai kolom yang menarik itu.

Hampir dua jam Djody nongkrong diwarung sembari pencilakan, matamelihat kesana-sini, namun sosok itubelum juga muncul.

Ia tinggal menunggu mereka satupersatu meninggal.

Rumah itu senyap tampak kelamdibawah rerimbunan pohon-pohon.

Tatapan mata Suryani melihatdinding-dinding ruang tamu,membuat ia sadar bahwa lukisan,“Ibu pedagang sayur dan anaknya”tak lagi terpasang di situ.

Bukankah sejak di bangku SMPbuah-buah pikirannya memangsudah tampak.

Tua muda tersedot ke pantai penuhpesona yang elok itu.

46

Page 58: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

2.5 Gaya Bahasa Litotes

Gaya bahasa litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk

menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri (Keraf, 2004: 132-133). Berikut

ini gaya bahasa litotes yang ditemukan dalam kumpulan Sang Presiden.

Karena itu, ia belum bernyali unjuk gigi untuk memamerkan karya-karyanya.

Pada contoh (49) unsur yang menunjukkan gaya bahasa litotes adalah

penggunaan kata unjuk gigi. Kata unjuk gigi mempunyai makna mengadakan

pameran’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 1106-1107) kata unjuk

gigi mempunyai arti ‘menunjukkan kekuatan’. Penggunaan kata unjuk gigi dalam

kalimat ini mengungkapkan bahwa Rahmanto belum berani mengadakan pameran

lukisan. Hal itu dapat dilihat dari kalimat yang mendukung yaitu, Selaku pelukis

pemula, agaknya Rahmanto sadar dan tahu diri. Dasar-dasar studi formal

kesenilukisan pun tak ia punya (Luk, hlm.89). Untuk membuktikan bahwa kata unjuk

gigi bermakna ‘mengadakan pameran’ kata tersebut dapat digantikan dengan kata

mengadakan pameran, sebagaimana terdapat dalam contoh berikut:

(49a) Karena itu, ia belum bernyali mengadakan pameran untuk memamerkankarya-karyanya.

47

Page 59: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Tabel 5

Gaya Bahasa Litotes

No. Pengungkapan dengan GayaBahasa Litotes

Pengungkapan Biasa

49. Karena itu, ia belum bernyali

unjuk gigi untuk memamerkan

karya-karyanya.

Karena itu, ia belum bernyali

mengadakan pameran untuk

memamerkan karya-karyanya.

2.6 Gaya Bahasa Pleonasme

Gaya bahasa pleonasme adalah acuan yang mempergunakan kata-kata lebih

banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran atau gagasan (Keraf,

2004: 133). Berikut ini gaya bahasa yang ditemukan dalam kumpulan cerpen Sang

Presiden.

(50) Benar dengan mata kepala sendiri, ia saksikan sejumlah sales girl yang ramahdan murah senyum menyemprotkan aneka parfum pada orang-orang yang lewatdi koridor toko-toko itu.

Pada contoh (50) gaya bahasa pleonasme ditunjukkan dengan kata-kata dengan

penghilangan kata yang berlebihan. Kalimat (58) penggunaan kalimat yang

berlebihan adalah dengan mata kepala sendiri. Bila kata tersebut dihilangkan acuan

itu tetap utuh dengan makna yang sama. Sebagaimana terlihat dalam contoh berikut:

(50a) Benar, ia saksikan sejumlah sales girl yang ramah dan murah senyummenyemprotkan aneka parfum pada orang-orang yang lewat di koridortoko-toko itu.

48

Page 60: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Tabel 6

Gaya Bahasa Pleonasme

No. Pengungkapan dengan GayaBahasa Pleonasme

Pengungkapan Biasa

50. Benar dengan mata kepala

sendiri, ia saksikan sejumlah

sales girl yang ramah dan murah

senyum menyemprotkan aneka

parfum pada orang-orang yang

lewat di koridor toko-toko itu.

Benar, ia saksikan sejumlah sales girl

yang ramah dan murah senyum

menyemprotkan aneka parfum pada

orang-orang yang lewat di koridor toko-

toko itu.

2. 7 Gaya Bahasa Asindeton

Gaya bahasa asindeton adalah suatu gaya bahasa yang berupa acuan, yang

bersifat padat dan mampat dimana beberapa kata, frase atau klausa yang sederajat

tidak dihubungkan dengan kata sambung (Keraf, 2004: 131). Berikut ini gaya bahasa

yang ditemukan dalam kumpulan cerpen Sang Presiden.

(51) Operasi tersebut sekaligus juga diarahkan untuk membatasi aneka jenisminuman keras, obat terlarang, senjata tajam, senjata api.

Pada kalimat (51) gaya bahasa asindeton ditunjukkan dengan tidak adanya

penggunaan kata sambung pada kalimat tersebut. Sebagaimana terdapat dalam contoh

berikut:

(51a) Operasi tersebut sekaligus juga diarahkan untuk membatasi aneka jenisminuman keras, obat terlarang, senjata tajam dan senjata api.

49

Page 61: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Tabel 7Gaya Bahasa Asindeton

No. Pengungkapan dengan GayaBahasa Asindeton

Pengungkapan Biasa

51. Operasi tersebut sekaligus juga

diarahkan untuk membatasi aneka

jenis minuman keras, obat terlarang,

senjata tajam, senjata api.

Operasi tersebut sekaligus juga diarahkan

untuk membatasi aneka jenis minuman

keras, obat terlarang, dan senjata tajam

termasuk juga senjata api.

Pengungkapan bahasa dalam sastra mencerminkan sikap dan perasaan

pengarang, namun dimaksudkan juga untuk mempengaruhi sikap dan perasaan

pembaca. Untuk itu bentuk pengungkapan bahasa haruslah efektif mampu

mendukung gagasan secara tepat sekaligus mengandung sifat estetis sebagai sebuah

karya seni. Salah satu pengungkapan bahasa, yaitu dengan penggunaan gaya bahasa,

yang maknanya tidak menunjuk pada makna harafiah kata-kata yang mendukungnya,

melainkan pada makna yang ditambahkan, makna yang tersirat. Jadi, untuk

memahami gaya bahasa memerlukan perhatian dari pembaca untuk menangkap pesan

apa yang sesungguhnya yang dimaksudkan oleh pengarang.

Penggunaan gaya bahasa dalam sebuah karya sastra mempengaruhi gaya dan

keindahan bahasa karya yang bersangkutan. Namun demikian, penggunaan bentuk-

bentuk bahasa kias tersebut haruslah tepat. Artinya, ia haruslah dapat menggiring ke

arah interpretasi pembaca yang kaya dengan asosiasi-asosiasi, di samping juga dapat

mendukung terciptanya suasana dan nada tertentu. Selain itu, penggunaan bentuk-

bentuk ungkapan itu haruslah baru dan segar, tidak hanya bersifat mengulang bentuk-

50

Page 62: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

bentuk tertentu yang telah banyak dipergunakan. Penggunaan ungkapan-ungkapan

baru akan memberikan kesan kemurnian, kesegaran, kadang-kadang bahkan

mengejutkan, dan karenanya menjadi efektif (Nurgiyantoro, 2005: 297-298).

Meskipun sastra akan mengungkapkan kehidupan manusia, namun proses

penciptaannya melalui daya imajinasi dan kreativitas yang tinggi dari para sastrawan.

Sebelum membuat karya sastra, pengarang menghayati segala persoalan kehidupan

manusia dengan penuh kesungguhan lebih dulu, kemudian mengungkapkannya

kembali melalui dalam bentuk cerpen, puisi, novel, dan drama (Nurgiyantoro, 1998: 6

via Djojosuroto, 2006: 18 ).

51

Page 63: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Cerpen adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan

kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh di satu situasi

(pada suatu ketika) (Tim Penyusun KBBI, 1995: 165). Gaya bahasa adalah bahasa

yang indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan

memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan

benda atau hal yang lebih umum (Dale via Tarigan 1985: 5). Pada bab II berisi

pembahasan yaitu gaya bahasa yang terdapat dalam kumpulan cerpen Sang Presiden.

Gaya bahasa dalam cerpen ini yaitu berdasarkan langsung tidaknya makna, dijumpai

gaya bahasa: (i) hiperbola, (ii) persamaan (simile), (iii) metafora, (iv) personifikasi,

(v) asindeton, (vi) litotes, (vii) pleonasme.

Gaya bahasa hiperbola paling menonjol dan menduduki urutan teratas

dibanding gaya bahasa lainnya. Hal itu tampak dari besarnya jumlah gaya bahasa

hiperbola yang ditemukan. Oleh karena itu, gaya bahasa hiperbola sangat banyak

digunakan dalam kumpulan cerpen Sang Presiden karya Herry Gendut Janarto.

Selain itu, gaya bahasa persamaan (simile), gaya bahasa metafora, gaya bahasa

personifikasi, dan gaya bahasa asindeton terdapat dalam kumpulan cerpen Sang

Presiden. Akan tetapi, tidak terlalu banyak digunakan dibandingkan dengan gaya

bahasa hiperbola.

52

Page 64: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Beberapa gaya bahasa seperti litotes dan pleonasme hanya sedikit dijumpai.

Karena tidak mengungkapkan tema yang ada dalam kumpulan cerpen Sang Presiden.

Semua gaya bahasa tersebut untuk memperindah pengungkapan dalam kalimat.

4.2 Saran

Dalam kaitannya dengan bidang linguistik, analisis gaya bahasa dalam

kumpulan cerpen Sang Presiden belum merupakan analisis secara lengkap dan

menyeluruh, karena baru dibahas gaya bahasanya saja. Masih ada yang belum

dibahas penulis karena keterbatasan waktu. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut

masih perlu dilakukan, misalnya dengan meninjau kajian kuantitatifnya,kohesi dan

koherensinya atau membahas variasi penggunaan kata dalam kumpulan cerpen Sang

Presiden.

53

Page 65: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

DAFTAR PUSTAKA

Allfrita, Lisa. 2005. “Penonjolan Topik dan Gaya Bahasa Wacana Iklan ProdukKosmetik dalam Majalah Femina Tahun 2003”. Yogyakarta: SkripsiFakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik:Ancangan Metode Penelitian danKajian. Bandung: Eresco.

Djojosuroto, Kinayati. 2006. Analisis Teks Sastra dan Pengajarannya. Yogyakarta:Pustaka.

Hadimadja, AOH K. 1978. Seni Mengarang. Jakarta, Pustaka Jaya.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Keraf, Goys. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Penyusun, Tim. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.---------------- 1998. Metode Linguistik, Bagian Kedua: Metode dan Aneka Teknik

Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Sudjiman. Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Tarigan, Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

-------------------- 1986. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Wahyuningsih, Yohanita Dyah. 2006. “Gaya Bahasa dalam Iklan Produk BarangBerbahasa Indonesia Pada Harian Kompas Edisi Februari 2005”.Yogyakarta: Skripsi Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.

Waluyo, Herman J, 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas MaretUniversity Press.

Sumber DataJanarto, Herry Gendut. 2003. Sang Presiden: Kumpulan Cerpen. Jakarta: Gramedia

Page 66: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

LAMPIRANDATA KUMPULAN CERITA PENDEK SANG PRESIDEN KARYA HERRYGENDUT JANARTOGaya Bahasa TunggalGaya Bahasa Hiperbola

Tak pelak, Haryo Timbil memang tampil lebih matang dari usianya. (SP, hlm.4)

Korupsi tambah merajalela. (SP,hlm.13)

Pengangguran semakin membengkak. (SP,hlm.13)

Utang luar negeri kian menggelembung. (SP, hlm.13)

Begitu lancar dan nyaris tanpa kesalahan, baik isi maupun ejaannya. (Obi,

hlm.39)

Takhta benar-benar untuk rakyat, tambahnya berkobar. (SP, hlm.3)

Betapa Bu Kamsi selalu mendesak-desak, tepatnya menggedor-gedor dirinya agar

segera menikah. (Jd, hlm.20)

“Ya, Presiden”, tandas Haryo Timbil bergelora. (SP, hlm.16)

Keinginan itu menggumpal menjadi magma dan amat kuat mendesak-desak di

dadanya. (Obi, hlm.39)

“Ini namanya fitnah! desis Maryatun dengan nada memuncak. (Kpg, hlm.51)

“Itu merusak jiwa mereka”, balas Bu Minah membara. (Kpg, hlm.51)

Pak RT meradang, namun tak kuasa menyemburkan kata-kata. (Kpg, hlm.51)

Tak pelak, iming-iming menggiurkan itu langsung ia tangkap erat-erat. (P.By,

hlm.77)

Semangat yang menggebu itu pula yang mengajaknya kembali mencermati karya

terbarunya itu. (Luk, hlm. 89)

Tak ingin saya mengoyak hatinya lebih dalam lagi. (SHP, hlm.117)

Panik semakin menikam manakala terdengar suara kapten pilot, bahwa pesawat

tengah bersiap untuk landing. (SHP, hlm 120)

Setiap kali matanya kembali menabrak iklan tadi. (Jd, hlm 19)

Sebenarnya Djody adalah manusia pemalu untuk urusan memburu wanita. (Jd,

hlm.46)

Salah satu rahasia pribadinya selama ini ditutup rapat-rapat justru ia kuak. (Obi,

hlm.46)

Eksekutif muda yang kalau ngantor selalu rapi jali itu meninggalkan gerbang

halaman rumah dan menyeruak di tengah kepadatan lalu lintas ibu kota. (Prf,

hlm.55)

Dengan taksi ia melesat ke pondok Indah Mall di selatan yang cukup jauh dari

rumahnya di pusat kota. (Prf, hlm.57)

Sejam kemudian Bandempo telah berkubang di tengah telaga massa. (PB, hlm.

63)

Page 67: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Dengan imbalan 100 juta rupiah ia diminta sesegera mungkin menghabisi nyawa

seseorang. (P.By, hlm.77)

Ia juga yakin, di tengah derasnya operasi sikat bersih, pasti ada polisi dan satuan

keamanan. (P.By, hlm.78)

Banjir kembali melanda ibu kota dan menyengsarakan rakyatnya. (MSP, hlm.97)

Apa daya, banjir jahanam telah membenamkan hasrat nikmat itu. (MSP, hlm.101)

Musibah yang menggasak diri dan keluarganya pelan dan pelan coba ia lupakan.

(MSP, hlm.102)

Vonis kanker payudara memporakporandakan hidup suami istri beranak lima itu.

(MSP, hlm.104)

Saya risau khawatir senjata kunta itu lebih jadi bakal merontokkan pesawat yang

saya naiki. (SHP, hlm.120)

Tas koper hitam mengkilat sebesar bantal sudah pula ia tenteng. (P.By, hlm.80)

Ingin ia menggenggam citra romantik sebagai seorang pangeran yang di masa

tuanya tetap cemerlang. (Obi, hlm.33)

Rasa bangga selalu menjejal rongga dada setiap kali saya membaca artikel yang

ditulis oleh kolumnis kawakan Haryo Sungkowo, “teman anadi” saya. (SP,

hlm.1)

Analisisnya tajam menyengat, langsung menukik ke inti persoalan. (SP, hlm.2)

“Sungguh!” ujar Haryo Timbil panjang lebar dengan sorot mata berbinar. (SP,

hlm.6)

“Amin!Amin!Amin!” gemuruh timpal teman-teman yang lain. (SP, hlm, 11)

Konflik sosial masih meledak di mana-mana. (SP, hlm.11)

Ya, di usianya yang terus menerus merambat ke angka 70, saya tetap cekatan di

belakang kemudi jip kesayangan. (SP, hlm.15)

Djody terus memelototi aksara dan makna rubrik “kontak jodoh” sebuah koran

pagi ibu kota. (Jd, hlm. 19)

Kalimat perintah itu berulang bergaung menusuk gendang telinga Djody. (Jd,

hlm.19)

Surat-menyurat sontak deras mengalir. (Jd, hlm.20)

Matanya tajam bersinar. (Jd, hlm.21)

Kedua pipi segar memerah. (Jd, hlm.21)

Lagi-lagi kalimat itu menjejali kuping Djody ketika suatu hari ia mampir ke

rumah ibunya. (Jd, hlm.22)

Matanya terus sibuk meniti teliti satu persatu manusia yang tumpah ruah di pantai

itu.

Tapi aneh, baru beberapa kata ia luncurkan, sontak ia ditikam rasa jenuh untuk

meneruskan tugasnya itu. (Obi, hlm.39)

Page 68: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Yang mencengangkan dari obituari pribadi yang ditulisnya itu, ia tak segan-segan

menelanjangi dirinya sendiri. (Obi, hlm.39)

Mata mereka terus membelalak membaca keadaan. (Kpg, hlm.46)

Kini menggumpal di dadanya justru rasa bersalah terhadap Mas Dip suaminya.

(Prf, hlm. 56)

Ia tetap merasakan ada yang ganjil, kenapa suami yang tidak suka pakai parfum

apapun, tiba-tiba bajunya semerbak wewangian. (Prf, hlm.56)

Hanya saja, rasa salah terhadap suaminya semakin meruyak juga. (Prf, hlm.56)

Waktu terus melaju. (Prf, hlm.60)

Dan kumisnya yang rimbun berulang ia elus bentuk supaya tampak lebih rapi tapi

sarat wibawa. (PB, hlm.63)

Sebongkah bangga menggumpal. (PB, hlm.65)

Sorot matanya tajam amati baret yang bertengger di kepala. (PB, hlm.65)

Rambutnya berkibar begitu motor menyalak dan melesat. (PB, hlm.67)

Ia kibarkan kedua tangan dan tuding-tudingkan telunjuk mamakala mulutnya

makin berbusa. (PB, hlm.67)

Bandempo makin gairah melalap menu loncat sana loncat sini. (PB, hlm.57)

Tatkala Bandempo keluar dari tahanan sekian belas tahun kemudian ingar bingar

kampanye tinggal cuma kenangan. (PB, hlm.57)

Cepat saja Bill menyambar kunci sedan BMW-nya dan menghambur keluar

kamar. (P.By, hlm.85)

Mata Bram tak henti merayapi lembar koran pagi yang tergolek di pangkuan.

(MSP, hlm.99)

Tambahnya panjang lebar menebar alasan. (MSP, hlm.105)

Satu koran bisa ia lahap berulang-ulang untuk membunuh waktu. (MSP, hlm.105)

Begitu mendarat, rasa gugup it uterus melolong-lolong keras di rongga dada.

(SHP, hlm.111)

Punggungnya langsat mengkilat. (SHP, hlm.114)

Ada yang supergemuk makmur, ada yang meranggas superekonomis. (PB, hlm.7)

Begitu badai kecil itu berlalu, Mursarip kembali duduk mengakrabi mesin-mesin

ketiknya. (Obi, hlm. 38)

Tema apapun ia lahap tandas dan ia olah tuntas. (Obi, hlm. 32)

Demi sobat, hingga subuh ia kuat membendung sergapan kantuk. (Obi, hlm. 31)

Ini semua berkat teknologi cetak jarak yang supercanggih. (SP, hlm. 1)

Kebetulan saya termasuk jago menggambar di kelas. (SP, hlm.5)

Gaya Bahasa Persamaan (Simile)

Page 69: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Dulu Haryo Timbil juga dikenal pandai bicara bak seorang orator ulung atau

politikus kelas wahid. (SP, hlm. 2)

Betapa laju karier teman satu ini melesat bak meteor. (SP, hlm. 2)

Senyum tipisnya bak Monalisanya Leonardo Da Vinci. (Jd, hlm. 21)

Ratusan ribu manusia menjejal alun-alun bak hamparan permadani merah. (PB,

hlm. 69)

Oleh rekan-rekan dekat ia di arak rame-rame bak seorang petinju kandang yang

siap di adu di ring. (PB, hlm.65)

Bak komando, lainnya ikut gopoh mengerubuti. (PB, hlm. 69)

Masa depannya sontak kepyur bak saluran teve kosong. (MSP, hlm. 100)

Bayangan akan sosok wanita Jawa berkelebat cepat di layar angannya seperti

rangkaian slide yang diputar cepat ganti berganti. (Jd, hlm.20)

Baris iklan itu seperti punya daya sihir. (SP, hlm.20)

Kadang, untuk beberapa saat ia mematung diam seperti bersemadi kendati tetap

posisi berdiri lalu lebih sering membuat gerak gesture tangan, kuat segesit ke

segala arah. (PB, hlm.74)

Ia seperti tersihir oleh keramahan sang tuan rumah. (P.By, hlm.81)

Antara saya dan Haryo Sungkowo kian berjarak bagaikan bumi dan langit. (SP,

hlm.9)

Suaranya Nuh gemuruh bagai gelora ombak laut selatan. (Jd, hlm.29)

Retoriknya linear laksana jurkam alun-alun. (PB, hlm.69)

Ia ibarat kanvas kosong yang belum menjanjikan apa-apa. (Luk, hlm. 89)

Di sisi-sisinya berderet pohon-pohon besar yang memayung teduh, tapi asri.

Tiga empat detik ia “terpaksa” mematung di depan pintu. (P.By, hlm. 79)

Gaya Bahasa Personifikasi

Sebisa mungkin saya sempatkan membacai kolom yang cerdas bernas itu. (SP,

hlm.1)

Hampir dua jam Djody nongkrong di warung sembari pencilakan, mata menyapu

pandang ke sana-sini, namun sosok itu belum juga muncul. (Jd, hlm.25)

Ia tinggal menunggu mereka satu persatu dijemput maut. (Obi, hlm. 32)

Rumah itu senyap tampak kelam dipayungi rerimbunan pohon-pohon. (Obi, hlm.

38)

Tatapan mata Suryani menyapu dinding-dinding ruang tamu, membuat ia sadar

bahwa lukisan, “Ibu pedagang sayur dan anaknya” tak lagi terpasang di situ.

(Luk, hlm.92)

Page 70: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Bukankah sejak di bangku SMP buah-buah pikirannya memang sudah deras

memancar. (SP, hlm.7)

Tua muda tersedot ke pantai penuh karisma yang elok itu. (Jd, hlm.7)

Gaya Bahasa MetaforaSetelah itu semua terbungkus gulita malam. (Kpg, hlm. 43)

“Ah Mo, kamu tak perlu panas hati begitu. Paling Pak Wongso juga tak mampu

meladeni Yatun. Pak Wongso impoten tahu?” (Kpg, hlm.43)

Nyatanya saya benar-benar gugup tatkala suatu pagi, saya telah berada di perut

pesawat menuju Yogyakarta. (SHP, hlm. 111)

Di samping itu bersemi ramai beragam ormas maupun partai tandingan, baik di

tingkat pusat maupun level kecamatan. (PB, hlm. 72)

Bila ingat Riana, kadang hati ini seakan meledak gembira, kadang malah muram

tersiksa. (SHP, hlm. 109)

Berarti, rezeki kembali mengalir ke koceknya. (Obi, hlm. 34)

Pikiran galau meliar kemana-mana. (Luk, hlm.92)

Bahkan ada yang menuding dirinya dengan kata yang lebih keras dan beringas

sebagai penulis yang tak tahu diri dan suka menari di atas bangkai

manusia.(Obi, hlm 36)

Gaya Bahasa Litotes

Karena itu, ia belum bernyali unjuk gigi untuk memamerkan karya-karyanya.

(Luk, hlm. 89)

Gaya Bahasa Pleonasme

Benar dengan kepala mata saya sendiri, ia saksikan sejumlah sales girl yang

ramah dan murah senyum menyemprotkan aneka parfum pada orang-orang

yang lewat di koridor toko-toko itu. (Prf, hlm. 57)

Gaya Bahasa Asindeton

Operasi tersebut sekaligus juga diarahkan untuk membatasi aneka jenis minuman

keras, obat terlarang, senjata tajam, senjata api. (P.By, hlm. 77)

Page 71: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Lancer, gencar, dan kok ya juga benar. (SP, hlm.3)

Semisal dengan deret kata, “judes”, “ culas”, “ cerewet”, “ kampungan” dsb. (Jd,

hlm. 20)

Boleh jadi, menteri, dirjen, rector, diplomat, pengarang, wartawan, penari,

pelawak, dsb. (Obi, hlm. 32)

Begitu pula budaya korupsi, manipulasi, kolusi, terus marak melenggang. (PB,

hlm.71)

Nyaris tanpa bersuara, tak bergetar. (MSP, hlm. 99)

Ada Toba, Maninjau, Tondano, Kerinci, Musi, Kapuas, Batanghari, Brantas,

Serayu, Bogowonto, Ciliwung, Krakatau, Sumeru, Galunggung, Merapi,

Merbabu, Rinjani, Arjuna, Kresna, Werkudara, Arimbi, Sentyaki, Sengkuni

Durna, Duryudana, Togog, Bilung, Cakra, Kunta, Nenggala, Rujakpala,

Pasopati, dst.(MSP, hlm. 107)

Gaya Bahasa CampuranGaya Bahasa Hiperbola dan Metafora

Ia tidak suka mengobral kata-kata bersayap. (SP, hlm.1)

Gaya Bahasa Asindeton dan HiperbolaPendapat, gagasan, telaah jitunya diburu untuk dikutip oleh berbagai media cetak

ataupun elektronik, domestic maupun internasional. (SP, hlm.8)

Gelar gelora sorak, bahana tepuk, balas pekik yel, menggebu membungkam

raungan mesin-mesin jet yang lalu lalang dari dan ke bandara dekat alun-alun

itu. (PB, hlm.64)

Gaya Bahasa Persamaan (Simile) dan HiperbolaSenjata Kunta itu seolah bak rudal supercanggih terus melesat dan mengutit

pesawat yang saya tumpangi kendati Sang Garuda telah membumbung di

balik bongkah-bongkah awan gemawan. (SHP, hlm.8)

Gaya Bahasa Hiperbola, Personifikasi dan Asindeton

Page 72: GAYA BAHASA BERDASARKAN MAKNA KATA DALAM ...1].pdfABSTRAK Tri Pamungkas, Yuni. 2007. “Gaya Bahasa Berdasarkan Makna Kata dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry Gendut

Di siang terik berpeluh itu Si Bung tebarkan senyum lebar-lebar, sembari

mengacungkan “salam metal” dengan acungan tiga jari- jempol, telunjuk,

kelingking. (PB, hlm. 65)