gelar sarjana ilmu sosial pada konsentrasi humas program
TRANSCRIPT
Strategi Corporate Social Resposibility (CSR) PT. Krakatau Posco
dalam Membangun Community Relations
pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Humas
Program Stud iIlmu Komunikasi
NAJIBULLAH
6662103003
KONSENTRASI ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
Strategi Corporate Social Resposibility (CSR) PT. Krakatau Posco
dalam Membangun Community Relations
pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Humas
Program Stud iIlmu Komunikasi
NAJIBULLAH
6662103003
KONSENTRASI ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
Strategi Corporate Social Resposibility (CSR) PT. Krakatau Posco
dalam Membangun Community Relations
pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Humas
Program Stud iIlmu Komunikasi
NAJIBULLAH
6662103003
KONSENTRASI ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
i
ABSTRAK
Najibullah. 103003. Strategi Corporate Social Resposibility (CSR) PT. KrakatauPosco dalam Membangun Community Relations pada Masyarakat KecamatanCiwandan Kota Cilegon.
Perusahaan harus mampu menjaga hubungan dengan komunitas di sekitar
perusahaan karena mereka mempengaruhi kelangsungan produksi perusahaan. Salah
satu strategi perusahaan dalam membina hubungan dengan komunitas (community
relations) adalah dengan mengimplementasikan program Corporate Social
Responsibility (CSR). PT. Krakatau Posco walaupun telah aktif menjalankan program
CSR namun dalam kenyataannya masih mendapatkan unjuk rasa dari masyarakat sekitar
perusahaan.
Penelitian ini membahas tentang strategi CSR PT. Krakatau Posco dalam
membangun community relations pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
dengan informan sebanyak 5 orang terdiri dari 2 orang pihak internal perusahaan sebagai
key informan dan 3 orang pihak eksternal perusahaan sebagai informan penunjang.
Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teori
yang digunakan adalah teori strategi manajemen oleh Scott M. Cutlip dan Allen H.
Center.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tahapan yang dilakukan pada proses: 1.
Fact finding: terdiri dari proses CSR Request, Screening Request, Mapping and Survey
2. Planning: terdiri dari proses Proposal Arrangement, Proposal Approval, dan CSR
Preparation 3. Communicating: CSR Implementation, dan 4. Evaluating: Report and
Evaluation. Penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi CSR dapat menjalin
hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat lokal. Terbukti dengan
adanya perubahan sikap perhatian masyarakat pada setiap kegiatan CSR.
Kata kunci: CSR, hubungan komunitas, strategi.
ii
ABSTRACT
Najibullah. 103003. Corporate Social Responsibility Strategy of PT. Krakatau Posco
in Building Community Relations at Ciwandan District Community of Cilegon City.
Companies must be able to maintain relationships with communities around the
company because they affect the continuity of the company's production.One of the
company’s strategy in developing community relations is to implement Corporate Social
Responsibility (CSR) program. Company of PT. Krakatau Posco despite being actively
running CSR programs but in reality still get a demonstration from the community
around the company.
In this research discusses the strategy of CSR PT. Krakatau Posco in building
community relations at the Community District Ciwandan Cilegon City. The research
method used is descriptive with qualitative approach, with informants as many as 5
people consting of 2 internal party company as key informant and 3 party external
company as supporting informant. Methods of data collection using interviews,
observation and documentation. The theory used is the theory of management strategies
by Scott M. Cutlip and Allen H. Center.
The result of the research states that the steps taken in the process are: 1. Fact
finding: CSR Request, Screening Request, Mapping and Survey 2. Planning: Proposal
Arrangement, Approval Proposal, and CSR Preparation; 3. Communicating: CSR
Implementation; 4. Evaluating: is Report and Evaluation.This research concludes that
CSR implementation can establish good relationship between company and local
community.That is evidenced bythe change of attitude of public attention on every CSR
activity.
Keywords: CSR, community relations, strategy.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat, dan
Karunia-Nya penulis dapat menyusun Skripsi ini sebagaimana mestinya dengan segala
kekurangan dan kelebihannya. Skripsi ini berjudul Strategi Corporate Social
Resposibility (CSR) PT. Krakatau Posco dalam Membangun Community Relations pada
Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Merupakan syarat ujian Sarjana (S-1)
Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini tidak luput dari
kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan, maka dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi
perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Dalam pengerjaan Skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat
membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasihsedalam – dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd Selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa;
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (FISIP UNTIRTA);
3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si Selaku Ketua Jurusan Prodi Ilmu
Komunikasi FISIP UNTIRTAdan selaku Dosen Pembimbing I yang
telah membimbing dalam penyusunan Skripsi ini hingga selesai
4. Bapak Darwis Sagita, M.I.Komselaku Dosen Pembimbing II yang selalu
bijaksana dalam memberikan bimbingan, nasehat dan waktunya selama
proses penelitian dan penulisan Skripsi ini hingga selesai.
iv
5. Bapak Jumaro, selaku Manager General Affair PT. Krakatau Posco
yang telah sudi memberi ijin dan waktunya selama proses penelitian
kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
6. Bapak Iqbal El Hidayat selaku Leader CSR Team PT. Krakatau Posco
yang telah banyak memberikan waktu untuk melakukan diskusi dan
wawancara selama proses penelitian.
7. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan doa dan dukungan
kepada penulis secara moril maupun materil hingga skripsi ini dapat
selesai.
8. Kakak dan adik tercinta serta seluruh anggota keluarga dan kerabat yang
memberikan doa dan dukungannya kepada penulis.
9. Sahabat dan rekan seperjuangan yang tiada henti memberi dukungan
dan motivasi kepada penulis.
10. Semua pihak yang banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya
Akhir kata, Semoga Skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pihak yang berkepentingan. Jerih payah yang tak ternilai ini akan penulis
jadikan sebagai motivasi di masa yang akan datang.
Serang, Juli 2017
Najibullah
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR ORISINALITAS
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ABSTRAK . ............................................................................................................ i
ABSTRACT . .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………….. .......1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………. ....10
1.3. Identifikasi Masalah………………………………………………..10
1.4. Tujuan Penelitian………………………………………………… ..11
1.5. Manfaat Penelitian…… ....................................................................11
1.5.1. Manfaat Teoritis………………………………………… .....11
1.5.2. Manfaat Praktis ……………………………………………. 12
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Tinjauan Teoritis………………………………………...................13
2.1.1 Komunikasi ………………… ..............................................14
2.1.1.1 Pengertian Komunikasi…………………...............14
2.1.1.2 Elemen – elemen Komunikasi………………… ....17
vi
2.1.1.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi…………………..20
2.1.1.4 Strategi Komunikasi………………… ...................21
2.1.2 Public Relations(PR)……………………………………. ...23
2.1.2.1 Pengertian Public Relations (PR) ...........................23
2.1.2.2 Fungsi dan Tujuan Public Relations (PR) ..............26
2.1.2.3 Strategi Manajemen Public Relations (PR)............31
2.1.2.4 Landasan Perencanaan dan Program Kerja Manajemen
Strategis Humas......................................................34
2.1.2.5 Community Relations..............................................35
2.1.3 Corporate Social Responsibility (CSR) ……….. ................38
2.1.3.1 PengertianCSR ……….. ........................................38
2.1.3.2 KlasifikasiCSR Menurut Jenis Program……….. ..42
2.1.3.3 Program AksiCSR ……….. ..................................44
2.1.3.4 CSR Sebagai Strategi Perusahaan ……….. ..........46
2.1.3.5 ManfaatCSR ……….. ...........................................48
2.1.4 Teori Dialektika Relasional …………………………. ........50
2.2. Kerangka Berpikir……………………………………………….....55
2.3. Penelitian Terdahulu ………………………………………… ……57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian……………………………………….. ...............63
3.2. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….......68
3.3. Informan Penelitian………………………………………………...69
3.4. Analisis Data………………………………………………. ............71
3.5. Lokasi dan Jadwal Penelitian…………………………………… ....72
BAB IVDESKRIPSI HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian……………………………….. .............73
4.1.1 Profil PT. Krakatau Posco………………… ........................73
vii
4.1.1.1 Latar Belakang Perusahaan………………… ........73
4.1.1.2 Visi Misi Perusahaan………………… ..................78
4.1.1.3 Gambaran Project Perusahaan…………………....81
4.1.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan………………… ..81
4.1.2 Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Posco…….82
4.1.2.1 Deskripsi CSR PT. Krakatau Posco .......................82
4.1.2.2 Struktur Divisi HRGA PT. Krakatau Posco ...........88
4.1.3 Profil Kecamatan Citangkil Kota Cilegon ……….. ............89
4.2. Data Penelitian………………………………………………. .........92
4.3. Hasil Penelitian………………………………………………. ........96
4.4. Pembahasan ………………………………………… ...........……132
4.4.1. Proses Fact Finding..........…………………..........................137
4.4.2. Proses Planning..........…………………................................ 140
4.4.3.Proses Communicating..........………………….......................143
4.4.4.Proses Evaluating..........…………………...............................144
BAB IVPENUTUP
Kesimpulan……………………………….. ................................................149
DAFTAR PUSTAKA……………………………….........................................151
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1.1. Manfaat keterlibatan komunitas organisasi…………………………….. 48
1.2. Perbandingan penelitian……………………….………………………. .57
1.3. Deskripsi penelitian yang akan diteliti………………..…………….. .…61
3.1. Jadwal penelitian .………………..…………….. .......……………….…72
4.1. Diagram Pelaksanaan Aktifitaas CSR..…………….. .……………….…77
ix
DAFTAR GAMBAR
1.1. Definisi Komunikasi……………………………………….. ...................14
1.2. Kerangka Berfikir……………………………………….. .......................56
4.1. Corporate Values……………………………………….. ........................79
4.2. Kegunaan Baja………………………………………..............................81
4.3. Struktur Organisasi PT. Krakatau Posco……………………………….. 81
4.4. Struktur Divisi HRGA PT. Krakatau Posco………………….. ...............88
4.5. Peta Kecamatan Ciwandan……………………………….. .....................89
4.6. Statistik Geografi Kecamatan Ciwandan………………………………..90
4.7. Statistik Kependudukan Kecamatan Ciwandan………………………....91
4.8. Statistik Ekonomi Kecamatan Ciwandan………………………………..92
4.9. Hasil Evaluasi Implementasi CSR………………………………..........126
4.10.Strategi Program CSR PT. Krakatau Posco…………………….……..136
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara
2. Data Informan Penelitian
3. Ringkasan Hasil Wawancara
4. Prosedur Of Implementasi Of Csr Activity PT. KRAKATAUPOSCO
5. Dokumentasi Selama Penelitian
6. Surat Permohonan Ijin Mencari Data
7. Catatan Bimbingan
8. Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Maslah
Di tengah persaingan pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa,
serta tenaga kerja yang merupakan manifestasi dari kesepakatan MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN)/ASEAN Charter.Serta diiringi semakin cepat
dan pesatnya kemajuan teknologi informasi setiap perusahaan khususnya di
Indonesia berlomba-lomba untuk membentuk, membangun dan mempertahankan
citra perusahaan. Saat ini perusahaan memahami sekali bahwa dalam proses
bisnis tidak hanya mengejar keuntungan financial (Profit), (single bottom line)
semata namunaspek social (people) dan lingkungan (planet), (triple bottom line),
selain sebagai tanggung jawab perusahaan kegiatan tersebut sebagai upaya untuk
meningkatkan citra perusahaan di mata public-nya sehingga berimplikasi positif
bagi perusahaan.
Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi
yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan).Pengertian
citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis,
tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk.Seperti
penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang datang dari public
(khalayak sasaran) dan masyarakat pada umumnya1.
1Ruslan, rosadi. 2008. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi.Jakarta: Rajawali Pers. Hal 75
2
Suatu upaya untuk meningkatkan citra perusahaan adalah dengan
membangun suatu hubungan.Soemirat, Soleh. Ardianto, Elvinaromengutip
pandangan F. Rachmadi menyebutkan bahwa “masalah penting yang dihadapi
oleh lembaga – lembaga ekonomi, bisnis, sosial dan politik setelah terjadinya
revolusi industri adalah masalah hubungan (relationship)”2.
Suatu hubungan adalah seperangkat harapan yang dimiliki oleh dua
orang yang saling mengenal atas tingkah laku masing – masing pihak berdasarkan
pola interaksi yang terjadi diantra mereka. Teori hubungan atau teori komunikasi
relasional mengacu seperangkat asumsi umum yaitu: Pertama, hubungan selalu
terkait dengan komunikasi, dengan kata lain hubungan tidak dapat dipisahkan dari
komunikasi. Kedua, sifat – sifat hubungan ditentukan oleh komunikasi di antara
para anggotanya.Ketiga, suatu hubungan biasanya ditentukan secara implisit,
bukan secara eksplisit. Kempat, hubungan berkembang sepanjang waktu melalui
suatu proses negosiasi diantara mereka yang terlibat, hubungan tidaklah statis
namun memiliki sifat yang dinamis3.
Untuk itu suatu perusahaan perlu memberi perhatian yang cukup untuk
membangun dan mengembangkan hubungan yang baik dengan stakeholder baik
internal maupun eksternal sebagai pencitraan yang menguntungkan.Stakeholder
dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok, masyarakat
sekitar perusahaan, lembaga – lembaga swadaya masyarakat, media massa, dan
pemerintah selaku regulator. Jenis dan perioritas stakeholder relatif berbeda
2Soemirat Soleh, Ardianto Elvinaro, 2010. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: RemajaRosdakarya. Hal 63Morrisan. 2010. Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta:Kencana. Hal 57
3
antara satu perusahaan dengan lainnya, tergantung pada core bisnis perusahaan
yang bersangkutan4.
Salah satu hubungan yang harus dibina oleh Public Relations (PR) dalam
suatu perusahaan adalah hubungan dengan komunitas lokal (community
relations).Reputasi perusahaan tergantung pada bagaimana perusahaan itu
diterima oleh komunitas di mana perusahaan itu berada.Selain itu komunitas di
sekitar perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Sebagaimana menurut Soemirat,Soleh. S &Ardianto, Elvinaro: 2010“Suatu
perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dukungan dan citra publik yang
berkaitan dengan aktivitas dan perkembangan organisasi perusahaan tersebut”5.
Setiap perusahaan khususnya di Indonesia akan melakukan banyak
kegiatan yang direncanakan untuk dapat mempertahankan eksistensinya dan
menjadi perusahaan yang Good Business bagi stakeholder-nya. Salah satu strategi
perusahaan untuk meningkatkan citra perusahaan adalah dengan
mengimplementasikan program Corporate Social Responsibility (CSR). CSR atau
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah komitmen berkelanjutan oleh dunia
usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan
ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas bersamaan degan
peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya6
CSR merupakan media penghubung antara perusahaan dengan
masyarakat. Menurut Assosiasi Teknologi dan Komunikasi (Association of
Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika memberi batasan
4Nova, Firsan. 2011. Crisis Public Relations, Strategi PR Menghadapi krisis, mengelola isu,membangun Citra dan Reputasi Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers. Hal 31955Soemirat Soleh, Ardianto Elvinaro, 2010. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: RemajaRosdakarya Hal:56Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Geresik: Fascho Publishing Hal:7
4
yaitu: Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan/ informasi. Keterkaitan definisi media yang menjadi media
penghubung antara perusahaan dengan masyarakat adalah program-program CSR
yang dijalankan oleh perusahan, untuk mendapatkan timbal balik dari masyarakat
sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan. Dengan menggunakan
program-program CSR sebagai media maka akan terjadilah hubungan atau
komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat7.
Mengenai pelaksanaan CSR di Indonesia telah diatur dalam undang-
undang seperti tercantum dalam Pasa l74 Ayat (4) UU 40/2007. PP No 47/2012
merupakan amanat langsung dari Pasa l74(4) UU No40/2007. Berdasarkan PP No
47/2012 Pasal 3 (1) Tanggung jawab sosial dan lingkungan menjadi kewajiban
bagi perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam berdasarkan Undang-Undang.
PT. Krakatau Posco merupakan perusahaan steelmaker, perusahaan mitra
(joint venture) antara PT. Krakatau Steel dan POSCO (Pohang Iron and Steel
Company) Korea Selatan. Berdirinya PT. Krakatau Posco guna mendukung
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional serta dalam rangka memenuhi
kebutuhan baja nasional dan internasional. Berdiri di atas tanah negara seluas 338
hektar yang berlokasi di Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Ciwandan Kota
Cilegon.PT. Krakatau Posco mulai beroperasi setelah diresmikan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono pada 23 Des 2013.Selain untuk dapat memenuhi
ketersediaan baja di tanah air keberadaan perusahaan agar tidak melupakan
kewajiban sosial perusahaan, memberikan dukungan dalam pertumbuhan
7Diah Agustinah, 2013. Pelaksanaan Program CSR Sebagai Media Penghubung PT. Kaltim Prima CoalDengan Masyarakat (Study Kasus Dusun Kabojaya Desa Swarga Bara Kec. Sengata Utara). eJournalIlmu Komunikasi Universitas Mulawarwan Volume 1, Nomor 3, hal 81-95
5
wirausaha bagi masyarakat sekitar serta memperhatikan kesejahteraan dan
keselamatan kerja bagi para karyawan8.
Tidak di pungkiri keberadaan industri disuatu daerah akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Dengan tumbuhnya ekonomi maka
akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Begitupun keberadaan PT.
Krakatau Posco, berdasarkan data dari LPEM Universitas Indonesia pada 2010,
dampak ekonomi investasi tahap pertama untuk Area Cilegon, investasi ini akan
memberikan nilai "output" sebesar 4,7 miliar dolar AS per tahun dan menyerap
63.000 tenaga kerja. Untuk tingkat nasional akan memberikan nilai "output"
sebesar tujuh miliar dolar AS dengan penyerapan tenaga kerja 149.000 orang9.
PT. Krakatau Posco menarik perhatian dari berbagai kalangan, mulai dari
kalangan pemerintah, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), pengusaha, akademisi,
pemuka agama serta masyarakat Kota Cilegon pada umumnya. Kehadiran PT.
Krakatau Posco memunculkan pro dan kontra dikalangan masyarakat Kota
Cilegon.PT. Krakatau Posco diasumsikan akan membawa perubahan bagi budaya
Kota Cilegon. Dengan berdirinya PT. Krakatau Posco akan disusul berdirinya
perusahan – perusahaan penyokong/vendor yang notabenenya berasal dari Korea
yang beriringan dengan tidak sedikit membawa WNA Korea.
Terkait koreanisasi di Cilegon sejumlah elemen masyarakat menggelar
rapat kordinasi dan konsolidasi untuk menyikapi hal tersebut10. Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Cilegon meresahkan keberadaan Warga Korea
yang dikhawatirkan berpotensi mengubah budaya masyarakat serta menimbulkan
8http://finance.detik.com/read/2013/12/23/175405/2449879/1036/ini-pesan-sby-saat-resmikan-pabrik-baja-krakatau-posco9http://mimbar-rakyat.com/detail/presiden-sby-penuhi-kebutuhan-baja-nasional10 http://suarabanten.com/element-masyarakat-cilegon-gelar-kordinasi-tentang-koreanisasi/
6
gejolak sosial11. Bahkan tidak heran jika pernikahan antara Warga Korea dan
Cilegon terjadi12. Tahun 2013 tepatnya 4 November pernah ada kejadian perilaku
kekerasan yang dilakukan Warga Korea. Seorang wanita berinisal SH (35), warga
Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon.Menjadi korban
pemukulan, penyekapan dan penculikan13. Atas kejadian tersebut warga yang
terdiri dari elemen masyarakat melakukan unjuk rasa.
Sejak proses berdirinya hingga tahap oprasi produksi, perusahaan
steelmaker tersebut banyak menuai protes dari berbagai kalangan. Seperti yang
dilakukan Pengusaha Lokal Cilegon yang tergabung dalam Forum Lintas Asosiasi
(FLA) Kota Cilegon, Senin (4/7/2011) menggugat komitmen PT. Krakatau Posco
untuk memberdayakan pengusaha lokal14.
Terkait rekrutmen karyawan PT. Krakatau Posco pun tidak luput dari
perhatian, sebagai upaya pengamanan penyerapan tenaga lokal dan ketersediaan
lapangan kerja di Banten Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Banten
waktu itu ikut mengawal rekrutmen karyawan PT. Krakatau Posco15. Dinas
Tenaga Kerja (Disnaker) pun menolak menandatangani hasil seleksi karyawan
PT. Krakatau Posco atas permintaan H. Tb. Iman Ariyadi karena mengabaikan
porsi 70 persen tenaga lokal16.
Puluhan warga Kota Cilegon Aliansi Rakyat Cilegon Menggugat
(ARCM) melakukan audiensi dengan anggota dan pimpinan DPRD Banten,
Kamis (13/9/2012).Mereka mengadukan soal rekrutmen karyawan PT. Krakatau
11 http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,2-id,48393-lang,id-c,daerah-t,PCNU+Cilegon+Nilai+Koreanisasi+Resahkan+Warga-.phpx12 http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/11/12/prilaku-warga-korea-di-cilegon-banten-608801.html13 http://www.bantenposnews.com/berita-7206-warga-korea-selatan-culik-dan-aniaya-janda.html14 http://kabar-banten.com/news/detail/66015http://kabar-banten.com/news/detail/1158http://kabar-banten.com/news/detail/244616http://kabar-banten.com/news/detail/2618http://kabar-banten.com/news/detail/2778http://kabar-banten.com/news/detail/2416http://kabar-banten.com/news/detail/2446
7
Posco yang dinilai tidak transparan dan mengabaikan tenaga kerja lokal17. Dalam
aksi unjuk rasa warga yang tergabung dalam Presidium Rakyat Cilegon (PRC),
Selasa (27/9/2011) warga menyampaikan empat tuntutan, yakni meminta
perusahaan PT. Krakatau Posco merekrut karyawan outsorching 100 % dari
warga Cilegon, memperkerjakan warga lulusan SMA dan sederajat sebanyak 70
%, merekrut pekerja yang tak memiliki keahlian khusus sebanyak 100 %, dan
pengusaha lokal agar diberi jatah 50 % dari pekerjaan yang ada18.
Isu lingkungan seperti banjir dan debu besi pun menjadi sorotan
masyarakat. PT. Krakatau Posco dinilai menjadi penyebab terjadinya banjir,
ratusan warga Kelurahan Tegalratu, Semangraya, dan Kubangsari, Kecamatan
Ciwandan Kota Cilegon ramai-ramai berunjuk rasa meminta pertanggungjawaban
PT. Krakatau Posco19. Hujan debu besi mencemari lingkungan tak hanya warga,
para pelajar dan anggota dewan pun ikut demo, mereka melakukan protes karena
merasa terganggu oleh polusi yang ditimbulkan pabrik.Abu besi beterbangan ke
rumah-rumah warga bahkan sampai ke kolong ranjang yang berpotensi
mengancam kesehatan warga20.Terkait debu besi seperti serbuk kaca yang meluas
dilingkungan tersebut, warga menyebut PT. Krakatau Posco sebagai pembunuh
massal21.
Mengenai pencemaran debu besi sebagai dampak dari proses produksi
baja rupanya belum teratasi, pada 19 agustus 2014 warga kembali diresahkan oleh
debu yang disebabkan PT. Krakatau Posco. Warga Kelurahan Kubangsari
kembali mengeluhkan, selain mengotori halaman rumah pencemaran debu besi
17 http://kabar-banten.com/news/detail/652218 http://kabar-banten.com/news/detail/282919 http://news.liputan6.com/read/371623/korban-banjir-demo-pt-krakatau-posco20 http://new.radarbanten.com/read/berita/10/21784/Bahaya-Debu-Besi-Posco-Masuk-Sampai-Kolong-Ranjang.html21 http://www.indopos.co.id/2014/04/terkait-polusi-udara-debu-besi-yang-meluas.html#sthash.vPlTjRyG.dpuf
8
tersebut menyebabkan penyakit gatal-gatal dan batuk pada warga22.Wakil Wali
Kota Cilegon Edi Ariadi berang dan mencak-mencak.Dia mengatakan:
"PT Krakatau Posco ini tidak hanya melakukan pencemaran
udara, tetapi perusahaan baja patungan KS dan Korsel ini juga telah
menutup tiga anak sungai sehingga berakibat banjir"23.
Beliau menyesalkan dengan investasi asing tersebut.Menjadi catatan
penting bagi Pemkot Cilegon jangan sampai masyarakat menjadi korban akibat
pertumbuhan ekonomi.
Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut PT. Krakatau
Posco telah banyak mengimplementasikan aktivitas Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai strategi perusahaan untuk membina hubungan
dengan masyarakat lokal, seperti program dalam bidang pendidikan, pada 28 dan
29 November 2012 PT. Krakatau Posco melakukan kegiatan CSR berupa
kontribusi bantuan sarana dan fasilitas belajar kepada sekolah – sekolah yang
terletak di area perusahaan yaitu Masyarakat Kelurahan Samangraya, Kelurahan
Tegal Ratu, Kelurahan Kubangsari 24. Selain program dalam bidang pendidikan
CSR PT. Krakatau Posco juga melakukan kegiatan – kegiatan CSR seperti :
Bantuan kesehatan, kegiatan donor darah, penanaman pohon, pemberian hewan
kurban, kegiatan renovasi dan kebersihan sekolah, city cleaning dan masih
banyak lagi.
Selain sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, CSRmerupakan
komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap
suatu permasalahan tertentu di masyarakat atau lingkungan untuk dapat
22http://epaper.kabar-banten.com/read.php?page=2014082023 http://www.indopos.co.id/2014/08/wakil-walikota-cilegon-mencak-mencak.html24http://www.krakatauposco.co.id/csr#/111/csr_krakatau_posco
9
menciptakan lingkungan yang lebih baik sehingga terdapat suatu hubungan yang
saliang mengguntungkan.Aktivitas CSR juga sebagai media komunikasi antara
perusahaan dengan warga Kota Cilegon khususnya masyarakat sekitar
perusahaan yaitu Masyarakat Kecamatan Ciwandan.CSR PT. Krakatau Posco
dilakukan selain untuk tanggung jawab sosial aktifitas CSR juga dapat
mendorong dampak positif bagi perusahaan.
Dalam melaksanakan program CSR tidak bisa dilepaskan dari nilai inti
(core value) yang ditetapkan dalam visi dan misi perusahaan. CSR merupakan
salah satu implementasi dari nilai-nilai yang terkandungdi dalamnya. Seperti
yang dinyatakan Firsan Nova: 2011. “Jenis dan perioritas stakeholder relatif
berbeda antara satu perusahaan dengan lainnya, tergantung pada core(aktifitas
inti) bisnis perusahaan yang bersangkutan”25.
Komunikasi dapat dipandang sebagai urat nadi suatu organisasi.Dapat
dibayangkan bagaimana kehidupan organisasi dapat berjalan tanpa adanya
komunikasi. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi kepada
pihak lain, untuk mencapai tujuan tertentu26.Dengan mengimplementasikan
program CSR diharapkan terjalin komunikasi yang dapat mereduksi perbedaan
persepsi dan kesenjangan informasi antara perusahaan dengan masyarakat.
Seperti apa hubungan yang dijalin PT. Krakatau Posco dengan masyarakat
sekitar jelas akan mempengaruhi persepsi masyarakat dalam mendukung atau
tidak kegiatan yang dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, semakin baik
hubungan yang terjalin maka akan semakin baik pula citra perusahaan sehingga
mendapat dukungan berupa citra positif dari masyarakat.
25Nova, Firsan. 2011. Crisis Public Relations, Strategi PR Menghadapi krisis, mengelola isu,membangun Citra dan Reputasi Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers. Hal 31926Haryani, Sri, Hubungan Indistrial Di Indonesia. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMPYKPN. Hal:224
10
Namun demikian walaupun PT. Krakatau Posco telah aktif menjalankan
kewajiban sosialnya pada Jumat (27/11/2015) sejumlah warga memblokade jalan
masuk menuju kawasan pabrik,perusahaan tersebut kembali di demo massa.
Lagi-lagi pasalnya dampak limbah yang dikeluarkan perusahaan yang
mengakibatkan infeksi saluran pernafasan dan gatal-gatal.27.
Dari rangkaian peristiwa yang terjadi penulis melihat ada kesenjangan
antara teori dan realitas di lapangan.Dengan demikian menarik untuk dikaji
Bagaimana strategiCorporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau Posco
dalam membangun community relationspada Masyarakat Kecamatan Ciwandan
Kota Cilegon. Penelitian ini akan membuktikan apakah strategi CSR yang
dilakukan PT. Krakatau Posco berperan dalam membangun community relations
sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka pokok
masalah dari penelitian ini adalah:
Bagaimana strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau
Posco dalam membangun community relations pada Masyarakat Kecamatan
Ciwandan Kota Cilegon?.”
1.3 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses fact finding Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Krakatau Posco pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon?
27Aray.“Pintu Masuk PT Krakatau Posco Diblokade Warga Ciwandan”.News Media.27Nov.2015.http://newsmedia.co.id/pintu-masuk-pt-krakatau-posco-diblokade-warga-ciwandan/
11
2. Bagaimana proses planning Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Krakatau Posco pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon?
3. Bagaimana proses communicating Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Krakatau Posco pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon?
4. Bagaimana proses evaluating Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Krakatau Posco pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami proses fact finding Corporate Social
Responsibility (CSR) PT. Krakatau Posco pada Masyarakat Kecamatan
Ciwandan Kota Cilegon.
2. Mengetahui dan memahami proses planning Corporate Social Responsibility
(CSR) PT. Krakatau Posco pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota
Cilegon.
3. Mengetahui dan memahami proses communicating Corporate Social
Responsibility (CSR) PT. Krakatau Posco pada Masyarakat Kecamatan
Ciwandan Kota Cilegon.
4. Mengetahui dan memahami proses evaluating Corporate Social
Responsibility (CSR) PT. Krakatau Posco pada Masyarakat Kecamatan
Ciwandan Kota Cilegon.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
12
- Menjadi masukan bagi pengembangan ilmu komunikasi bidang
kehumasan khususnya strategi humas melalui kegitan CSR
dalam membangun community relations.
- Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman ilmu
komunikasi sehingga dapat dijadikan bahan referensi dan
informasi bagi penelitian selanjutnya.
1.5.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Perusahaan PT. Krakatau Posco
Dapat menjadi pertimbangan dalam menjalankan program CSR
selanjutnya.
2. Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
masyarakat mengenai program CSR PT. Krakatau Posco.
3. Pemerintah
Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
mengeluarkan kebijakan terkait dengan keberadaan Perusahaan
PT. Krakatau Posco dalam melaksanakan program CSR
perusahaan.
13
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Tinjauan Teoritis
Berdasarkan rumusan masalah diatas memaparkan bahwa penelitian ini ingin
mengetahui bagaimana strategi manajemen humas PT. Krakatau Posco melalui
aktifitas Corporate Social Responsibility (CSR) dalam membangun community
relationsdi Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Hubungan timbal balik
antara perusahaan dan masyarakat sekitar merupakan keniscayaan, perusahaan
mempunyai kepentingan seperti mendapatkan citra positif dari masyarakat sekitar
serta demi keberlangsungan proses produksi. Begitupun sebaliknya, masyarakat
tentunya mempunyai kepentingan, selain menerima hak-hak lingkungan hidup
mereka yang diakibatkan dari proses industri, masyarakat juga menginginkan
memperoleh keuntungan dari keberadaan pabrik di daerahnya.
Hubungan ini tentunya mengalami proses secara dinamis, tidak hanya berjalan
harmonis adakalanya hubungan ini mengalami ketegangan-ketegangan atau konflik
tertentu disebabkan seperti, adanya perbedaan kepentingan, kontradiktif antara dua
belah pihak. Denganmenjalankan komunikasi timbal balik dapat mengelola hubungan
yang baik, komunikasi mampu mengatasi pertentangan, menciptakankeharmonisan,
mempertahankan dan mengelola berbagai perbedaan sehingga menciptakan saling
pengertian antara keduanya. Praktisi Public Relations perusahaan tentunya
melakukan strategi komunikasi untuk menciptakan keharmonisan, mempertahankan
dan mengelola berbagai perbedaan sehingga menciptakan saling pengertian demi
berkelanjutannya sebuah perusahaan.Sebagai pendukung dalam rangka menjelaskan
atau memahami makna dibalik fenomena tersebut tentunya memerlukan pemahaman
14
mengenai apa itu komunikasi, hubungan (relationship), CSR, dan hal-hal yang
berkaitan dengannya.
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi (communication) adalah proses sosial di mana individu-
individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan
makna dalam lingkungan mereka. Ada lima istilah penting yang digunakan dalam
mendefinisikan komunikasi yaitu: sosial, proses, simbol, makna, dan lingkungan1.
Gambar 1.1 Definisi Komunikasi
Sumber: West, Richard (dan) Lynn H. Turner. (2009:5)
Pertama-tama, sepenuhnya diyakini bahwa komunikasi adalah suatu
proses sosial. Ketika menginterpretasikan komunikasi secara sosial (social),
maksud yang disampaikan adalah komunikasi selalu melibatkan manusia serta
interaksi. Artinya, komunikasi selalu melibatkan dua orang, pengirim dan
1West, Richard (dan) Lynn H. Turner. 2009. PengantarTeoriKomunikasi :AnalisisdanAplikasi, buku1. Jakarta :Salemba Humanika. Hal 5-8
Lingkungan
Komunikasi
SosialMakna
ProsesSimbol
15
penerima. Keduanya memainkan peranan penting dalam proses komunikasi.
Ketika komunikasi dipandang secara sosial, komunikasi selalu melibatkan dua
orang yang berinteraksi dengan berbagai niat, motivasi dan kemampuan.
Komuniaksi sebagai proses (process), hal ini berarti komunikasi bersifat
berkesinambungan dan tidak memiliki akhir. Komunikasi juga dinamis, kompleks,
dan senantiasa berubah. Melalui pandangan mengenai komunikasi ini, kami ingin
menekankan bahwa menciptakan suatu makna adalah sesuatu yang dinamis. Oleh
karena itu, komunikasi tidak memiliki awal dan akhir yang jelas.
Komunikasi sebagai simbol (symbol) adalah sebuah label arbitrer atau
representasi dari fenomena. Kata adalah simbol untuk konsep dan benda. Label
dapat bersifat ambigu, dapat berupa verbal dan nonverbal, dan dapat terjadi dalam
komunikasi tatap muka dan komunikasi dengan menggunakan media. Simbol
biasanya telah disepakati bersama dalam sebuah kelompok, tetapi mungkin saja
tidak dimengerti di luar lingkup kelompok tersebut.
Komunikasi sebagai makna adalah yang diambil orang dari suatu pesan.
Tanpa berbagi makna, kita semua akan mengalami kesulitan dalam menggunakan
bahasa yang sama atau dalam menginterpretasikan suatu kejadian yang sama.
Judith Martin dan Tom Nakayama (2002) menyatakan bahwa makna memiliki
konsekuensi budaya.
Komunikasi dalam arti lingkungan (environment) adalah situasi atau
konteks di mana komuniasi terjadi. Lingkungan terdiri atas beberapa elemen
seperti waktu, tempat, periode sejarah, relasi, dan latar belakang budaya pembicara
dan pendengar. Lingkungan juga dapat dihubungkan. Maksudnya, komuniaksi
dapat terjadi dengan bantuan dari teknologi.
16
Manusia adalah makhluk sosial, maka manusia pada dasarnya tidak
mampu hidup sendiri didalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun
dalam kontek sosial budaya. Manusia membutuhkan manusia lain untuk saling
berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan
lainnya, dengan kata lain manusisa melakukan interaksi sosial. Fokus interaksi
sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan
oleh sosiologi bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting dalam seluruh
kehidupan manusia2.
Menurut Soekanto, 2003:423 dalam Burhan Bungin Interkasi sosial
merupakan suatu hubungan di mana terjadi proses saling pengaruh mempengaruhi
antara para individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok3.
Narwoko dan Suyanto (2004;16) mengatakan bahwa, kajian tentang interaksi
sosial disyaratkan adanya fungsi-fungsi komunikasi yang lebih dalam, seperti
adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial terjadi tidaklah semata-mata
tergantung tindakan tetapi juga tergantung pada adanya tanggapan terhadap
tindakan tersebut, sedangkan aspek penting dari komunikasi adalah bila seseorang
memberikan tafsiran pada sesuatu atau pada perikelakuan orang lain. Dalam
komunikasi juga persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh
seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim
oleh komunikator (receiver) dan penerima informasi (audience) menjadi sangat
subjektif dan ditentukan oleh konteks sosial ketika informasi itu disebar dan
diterima4.
2Bungin, burhan, 2013. Sosiologi komunikasi: Teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasidi masyarakat. Jakarta: Kencana Perdana Media Group. hal 25-263Bungin, burhan, 2013. Sosiologi komunikasi: Teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasidi masyarakat. Jakarta: Kencana Perdana Media Group. hal 284Bungin, burhan, 2013. Sosiologi komunikasi: Teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasidi masyarakat. Jakarta: Kencana Perdana Media Group. hal 20
17
Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian
suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai
konsekuensi dari hubungan sosial5. Komunikasi merupakan suatu bentuk
hubungan social dimana seseorang atau kelompok orang menyampaikan suatu
pernyataan kepada orang atau kelompok orang lain. Wilbur Schramm (1954) ia
mengonseptualisasikan model komunikasi interaksional (interactional model of
communication), yang menekankan proses komunkasi dua arah di antara para
komunkator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim
kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini
menunjukan bahwa komunikasi selalu berlangsung6.
Komunikasi mempunya karakteristik sebagai berikut7:
1. Komunikasi adalah suatu proses
2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan
3. Komunikasi menuntut adanya partisispasi dan kerjasama dari para
pelaku yang terlibat
4. Komunikasi bresifat simbolis
5. Komunikasi bersifat transaksional
6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu
2.1.1.2 Elemen – elemen Komunikasi
Menurut Joseph Dominick (2002) setiap peristiwa komunikasi akan
melibatkan delapan elemen komunikasi yang meliputi sumber, enkoding, pesan,
saluran, decoding, penerima, umpan balik, dan gangguan berikut pembahsannya8:
5Effendi, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya. 2004. Hal 4956 West, Richard (dan) Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi,buku 1. Jakarta: Salemba Humanika7Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu Hal 4
18
1. Sumber (Komunikator)
Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source) atau
pengirim pesan yaitu dimana gagasan, ide atau pikiran berasal yang kemudian
akan disampaikan kepada pihak lainnya yaitu penerima pesan. Sumber atau
pengirim pesan sering pula disebut dengan "komunikator". Sumber atau
komunikator bisa jadi adalah individu, kelompok, atau bahkan organisasi.
2. Encoding
Enkoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber
untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya kedalam suatu bentuk yang
dapat diterima oleh indra pihak pertama. Encoding adalah proses yang terjadi
diotak untuk menghasilkan pesan.
3. Pesan
Ketika kita berbicara maka kata-kata yang kita ucapkan adalah pesan
(messages). Pesan memiliki wujud (Physical) yang dapat dirasakan atau
diterima oleh indra. Dominick mendefinisikan pesan sebagai produk fisik
aktual yang telah diencoding sumber. Pesan merupakan hasil dari proses
encoding yang dapat dirasakan atau diterima oleh indra.
4. Saluran
Saluran atau channel adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai
kepada penerima. Gelombang radio membawa kata-kata yang diucapkan
penyiar di studio atau membuat pesan visual yang ditampilkan di layar kaca
8Morissan.2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Hal 17-26
19
televisi. Ketika Anda mencium bau aroma makanan maka udara bertindak
sebagai saluran yang menyampaikan pesan ke hidung Anda.
5. Decoding
Dominick mendefinisikan decoding adalah kegitan untuk
menerjemahkan atau menginterpretasikan pesan-pesan fisik kedalam suatu
bentuk yang memiliki arti bagi penerima.
6. Penerima (Komunikan)
Penerima receiver atau disebut juga audiensi adalah sasaran atau target
dari pesan. Penerima dapat berupa satu individu, satu kelompok, lembaga atau
bahkan suatu kumpulan besar manusia yang tidak saling mengenal.
7. Umpan Balik
Umpan balik atau feedback adalah tanggapan atau respon dari
penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan berikut yang akan
disampaikan sumber. Umpan balik menjadi tempat perputaran arah dari arus
komunikasi.
8. Gangguan
Elemen terakhir dalam komunikasi adalah gangguan atau noise.
Gangguan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengintervensi proses
pengiriman pesan. Setidaknya terdapat tiga jenis ganguan yaitu: gangguan
semantik, gangguan mekanik, dan gangguan lingkungan.
Gangguan semantik terjadi bilamana orang memiliki arti yang berbeda
atas kata-kata atau ungkapan yang sama. Gangguan mekanik terjadi jika
20
muncul masalah dengan alat yang digunakan untuk membantu terjadinya
komunikasi. Gangguan lingkungan terjadi jika sumber gangguan berasal dari
luar elemen-elemen komunikasi yang sudah disebutkan diatas, biasanya
berada diluar kontrol sumber atau penerima. Gangguan lingkungan juga dapat
berasal dari sumber atau penerima pesan.
2.1.1.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi
Tujuan komunikasi yaitu untuk:
1. mengubah sikap (to changetheattitude)
2. mengubah opini/pendapat/pandangan( to change the opinion)
3. mengubah prilaku (to change the behavior), dan
4. mengubah masyarakat (to changethe society)9.
Ada empat fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang
dikemukakan William I. Gorden yaitu10:
1. Komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun diri kita,
aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
2. Komunikasi ekspresif
9 Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti
Hal 5510 Mulyana, Dedi. 2008. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Hal
533
21
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi
instrumen untuk menyampaikan perasaan - perasaan nonverbal. Perasaan
sayang, peduli, sindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan
benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku
nonverbal.
3. Komunikasi ritual
Suatu komunikasi sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog
sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang
tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, ulang tahun perkawinan, hingga
upacara kematian.
4. Komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum :
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan
keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga
menghibur.
2.1.1.4 Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan paduan yang merupakan perencanaan
komunikasi (Communication Planning) dengan manajemen komunikasi
(Communication Management) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetepkan.Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana
oprasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
22
pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi
dan kondisi.11
Strategi komunikasi merupakan perencanaan komunikasi
(Communication Planning). Hal ini dapat dipahami bahwa strategi
komunikasi itu berkenaan dengan proses penetapan kegiatan-kegiatan apa saja
yang harus dilakukan agar tujuan komunikasi tercapai secara efektif.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain bisa berkenaan dengan komunikator
menyampaikan pesan, isi pesan, pola komunikasi, media penyampaian pesan,
dan efek yang diharapkan.
Strategi komunikasi merupakan manajemen komunikasi
(Communication Management). Hal ini dapat dipahami bahwa strategi
komunikasi berkenaan dengan proses atau upaya bagaimana mengatur atau
mengelola komunukasi agar komunikasi tersebut berlangsung secara tepat
guna dan berhasil guna. Upaya tersebut berkenana dengan bagaimana
merencanakan komuniaksi, mengorganisasi semua komponen yang
berpengaruh dalam proses komunikasi, melaksanakan komunikasi,
mengontrol komunikasi, dan menilai komunikasi.
Strategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu (1) aspek secara
makro (planned multi-media strategy) dan (2) aspek secara mikro (single
communication medium strategy).Aspek secara makro dari strategi
komunikasi merupakan aspek strategi komunikasi yang melibatkan
penggunaan beragam media secara terencana untuk mencapai hasil yang
optimal.Aspek secara mikro dari strategi komunikasi merupakan aspek
strategi komunikasi yang dilakukan dengan mediumnya komunikasi tunggal.
11Effendi, Onong Uchjana.ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2005. Hal 32
23
Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu (1)
menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan
instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang
optimal; (2) menjembatani cultural gap, misalnya suatu program yang berasal
dari suatu produk kebudayaan lain yang dianggap baik untuk diterapkan dan
dijadikan milik kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana strategi
mengemas informasi itu dalam dikomunikasiknnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
strategi komunikasi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang
tindakan yang akan dijalankan, yang merupakan paduan perencanaan
komunikasi dengan manajemen komunikasi guna mencapai tujuan yang telah
ditetepkan yang terdiri dari dua aspek, yaitu aspek secara makro dan aspek
secara mikro yang kedua aspek itu berfungsi untuk menyebarluaskan pesan
komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematis
kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal; dan menjembatani
cultural gap.
2.1.2 Public Relations (PR)
2.1.2.1 Pengertian Public Relations (PR)
Saat ini, tidak ada organisasi yang tidak membutuhkan humas atau
Public Relations (PR). Dengan demikian, humas adalah suatu bentuk
komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik yang bersifat
komersial atau bertujuan mencari keuntungan (profit) maupun perusahaan
nonkomersial yang tidak mencari keuntungan.Tidak peduli apakah organisasi
24
itu berada di sector pemerintahan maupun sector swasta12.Pemilik dan
pengelola perusahaan sudah mulai sadar bahwa mereka juga memiliki
tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) untuk turut serta
menjaga keselamatan lingkungan dan masyarakat13.
Pandangan bahwa humas hanya merupakan kegiatan persuasi satu arah
terus bertahan hingga usai perang dunia II. Edward L. Berney, dalam bukunya
The Engineering of Consent (1955), mendefinisikan humas sebagai inducing
the public to have understanding for and goodwill (membujuk public untuk
memiliki pengertian yang mendukung serta memiliki niat baik). Bahkan
hingga saat ini, masih banyak praktisi humas yang berpandangan bahwa
humas hanya sebagai komunikasi satu arah yang bertujuan membujuk pihak
lain14.
Beberapa dekade kemudian, pandangan mengenai pengertian humas
ini mulai mengalami perubahan. Definisi mengenai humas mulai memasukan
aspek komunikasi atau hubungan dua arah (two-way communications).
Definisi mengenai humas kemudian memasukan kata-kata seperti reciprocal
(timbal balik), mutual (saling) dan between (antara). Dengan demikian,
pengertian humassudah mengandung pengertian aksi timbal balik (interaktif).
The British Institute of Public Relations mendefinisikan humas sebagai: an
effort to establish and maintain mutual understanding between organization
12 Morrisan, M.A, 2010. Manajemen Public Relations, Strategi Menjadi Humas Profesional., Edisi I.Cetakan ke-2 Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal:6
13 Ibid Hal:5
14 Ibid Hal:6
25
and its public (suatu upaya untuk membangun dan mempertahankan saling
pengertian antara organisasi dan publiknya)15.
Cutlip-Center-Broom mendefinisikan humas sebagai the planned
effort to influence opinion through good character and responsible
performance, based on mutually satisfactory two-way communications (usaha
terencana untuk memengaruhi pandangan melalui karakter yang baik serta
tindakan yang bertanggung jawab, didasarkan atas komunikasi dua arah yang
saling memuaskan)16.
Majlis humas dunia (World Assembly of Public Relations)
mendefinisikan humas sebagai: Public Relations is the art and social science
of analyzing tends, predicting their consequences, of action which serve both
the organization’s and the public interest. (Humas adalah seni dan ilmu social
dalam menganalisis kecendrungan, memperkirakan akibat-akibat,
memberikan saran kepada pimpinan perusahaan serta melaksanakan program
tindakan terencana yang melayani baik kepentingan organisasi dan
khalayaknya)17.
Menurut Frank Jefkins, terdapat begitu banyak definisi humas namun
ia sendiri memberikan batasan humas, yaitu “sesuatu yang merangkum
keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar
antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan sepesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.”
Menurutnya, humas padai intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan
penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan
15 Morrisan, M.A, 2010. Manajemen Public Relations, Strategi Menjadi Humas Profesional., Edisi I.Cetakan ke-2 Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal:7
16 Ibid Hal:717 Ibid Hal:8
26
tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan yang
positif18. Profesional PR, Dr. Carter McNamara (2002:1) mendefinisikan PR
berdasarkan tujuan kegiatan PR yang dirumuskannya sebagai “aktivitas
berkelanjutan untuk menjamin perusahaan memiliki citra yang kuat dimata
public.”19
2.1.2.2 Fungsi dan Tujuan Public Relations (PR)
Hal apa saja yang harus dilakukan praktisi humas dalam melakukan
pekerjaanya. Menurut Dominick, humas mencakup hal-hal sebagai berikut20:
1. Humas memiliki kaitan erat dengan opini public.
Pada satu sisi, praktisi humas berupaya untuk memengaruhi
public agar memberikan opini yang positif bagi organisasi atau
perusahaan, namun pada sisi lain humas harus berupaya
mengumpulkan informasi dari khalayak, menginterpretasikan informasi
itu dan melaporkannya kepada manajemen jika informasi itu memiliki
pengaruh terhadap keputusan manajemen.
2. Humas memiliki kaitan erat dengan komunikasi.
Praktisi humas bertangung jawab menjelaskan tindakan
perusahaan kepada khalayak yang berkepentingan dengan organisasi
atau perusahaan. Khalayak yang berkepentingan akan selalu tertarik
18 Morrisan, M.A, 2010. Manajemen Public Relations, Strategi Menjadi Humas Profesional., Edisi I.Cetakan ke-2 Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal:819 Iriantara, Yosal, 2010.Community Relations. Konsep dan Aplikasinya.Bandung: PT. RemajaRosdakarya. Hal:5.
20 Morrisan, M.A, 2010. Manajemen Public Relations, Strategi Menjadi Humas Profesional., Edisi I.Cetakan ke-2 Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal:8-9
27
dengan apa saja yang dilakukan perusahaan. Praktisi humas harus
memberikan perhatian terhadap pikiran dan perasaan khalayak terhadap
organisasi.Humas harus menjadi saluran arus bolak-balik antara
organisasi dan khalayaknya.Organisasi pada dasarnya berhubungan
dengan berbagai macam khalayak. Secara umum khalayak humas
terbagi atas khalayak internal: karyawan, organisasi buruh serta
pemegang saham yang namanya tercatat pada perusahaan dan khalayak
eksternal seperti: badan atau institusi pemerintah, dealer, pemasok,
masyarakat sekitar, media massadan pemegang saham yang tidak
tercatat pada daftar pemegang saham.
3. Humas merupakan fungsi manajemen
Humas berfungsi membantu manajemen dalam menetapkan
tujuan yang hendak dicapai serta menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang berubah.Humas juga harus secara rutin memberikan
saran kepada manajemen, memiliki kegiatan yang terencana dengan
baik, mampu mengoganisir dan mengarahkan dirinya untuk mencapai
tujuan tertentu.
Tujuan utama dari Public Relations adalah mempengaruhi
perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling
berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi,
sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah
perusahaan.
Public relations berfungsi menciptakan iklim yang kondusif
dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara pejabat
Humas atau Public Relations Officerdan masyarakat untuk
28
mewujudkan tujuan bersama. Fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui
beberapa aspek-aspek pendekatan atau strategi public relations21.
4. Strategi operasional
Melalui pelaksanaan program Public Relations yang dilakukan
dengan pendekatan kemasyarakatan (sociologi approach), melalui
mekanisme sosial kultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
dari opini publik atau kehendak masyarakat terekam pada setiap berita
atau surat pembaca dan lain sebagainya yang dimuat di berbagai media
massa.
5. Pendekatan persuasif dan edukatif
Fungsi Public Relations adalah menciptakan komunikasi dua
arah (timbal balik) dengan menyebarkan informasi dari organisasi
kepada pihak publiknya yang bersifat mendidik dan memberikan
penerangan maupun melakukan pendekatan persuasif agar tercipta
saling pengertian, menghargai pemahaman toleransi dan lain
sebagainya.
6. Pendekatan tanggung jawab sosial
Public Relations nenumbuhkan sikap tanggung jawab sosial
bahwa tujuan dan sasaran yang hendak dicapai bukan ditujukan untuk
mengambil keputusan sepihak dari publik sasarannya (masyarakat)
namun untuk memperoleh keuntungan bersama.
21 Ruslan, Rosadi, 2002. Kampanye Public Relations. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal:142
29
7. Pendekatan kerja sama
Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi
dengan berbagai kalanagan baik hubungan ke dalam (internal relations)
dan keluar (external relations) untuk meningkatkan kerjasama.
8. Pendekatan koordinatif dan integrative
Untuk memperluas peranannya dimasyarakat, maka fungsi
Public Relations dalam arti sempit hanya mewakili lembaga dan
institusi yang dinaunginya.
Dalam konsepnya, fungsi Public Relations ketika menjalankan tugas
operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator, maupun organisator,
menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA. Dalam bukunya, Hubungan
masyarakat suatu komunikologis adalah sebagai berikut22:
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal
dan publik eksternal.
c. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada
organisasi
d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi
kepentingan umum.
e. Operasionalosasi dan organisasi public relations adalah bagaiman
membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya.
22 Ibid. Hal:9-10
30
Mengenai konsep fungsional Public Relations Betrand R. Canfield
dalam bukunya, Public Relations: Principles And Problems, mengemukakan
fungsi public relations sebagai23:
1. Its should serve the public’s interest (mengabdi pada kepentingan
umum).
2. Maintain good communication (memelihara komunikasi yang baik).
3. Stress good morals and manner (menitikberatkan moral dan perilaku
yang baik).
Yang pertama ditegaskan oleh Canfield mengenai Public Relations itu
adalah pengabdian kepada kepentingan umum.Yang dimaksud dengan umum
disini adalah publik intern dan ekstern, yang hubungannya dengan mereka
harus dibina sehingga menjadi harmonis.
Fungsi kedua yang ditekankan adalah pemeliharaan komunikasi yang
baik artinya yaitu hubungan komunikatif antara Public Relations dengan
publik baik internal maupun eksternal, dan dengan manajer serta staffnya
dilakukan secara timbal balik yang dilandasi empati sehingga menimbulkan
rasa simpati. Ini mengandung arti bahwa dalam melancarkan komunikasinya
itu, yang secara struktural dan fungsional mewakili organisasinya, para Public
Relations memandang siapa saja yang berhubungan dengannya sebagai insan
yang patut dihargai dan dihormati.
Fungsi Public Relations yang ketiga menurut Canfield, Menitik
beratkan pada moral dan perilaku yang baik.Ditekan-kannya moral dan
perilaku ini karena Public Relations berhubungan dengan publik, menjadi
citra organisasi.Jika para Public Relations berlaku sopan dan santun dengan
23 Ruslan, Rosadi, 1999.Praktik dan Solusi Public Relations Dalam Krisis dan Pemulihan Citra.Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal:33
31
moral bernilai tinggi maka organisasi yang diwakilinya itu memperoleh
pandangan yang positif dari publik, baik publik intern maupun ekstern.Ketiga
fungsi Public Relations yang dikemukakakan Betrand Canfield ini apabila
dilaksanankan dengan baik menjadi sebuah alat yang baik untuk mendapatkan
dukungan atas pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan.
2.1.2.3 Strategi Manajemen Public Relations (PR)
Strategi dapat didefinisikan sebagai penentuan tujuan dan sasaran
jangka panjang suatu organisasi, pengambilan rangkaian tindakan, dan
pengalokasian sumber daya yang perlu untuk melaksanakan cita – cita24.
Strategi juga dimengerti sebagai cara atau jalan untuk mencapai tujuan yang
mengacu pada keseluruhan konsep, pendekatan, pola/rencana yang
mengintegrasikan tujuan, serangkaian tindakan dan sumber daya ke dalam
satu kesatuan yang kohesif. Sasaran strategi lebih nyata yaitu pencapaian hal-
hal yang penting untuk mencapai tujuan.
Pengertian manajemen mengandung unsur perencanaan dan
pengorganisasian, termasuk didalamnya strukturisasi, pengawalan,
pengarahan serta pengendalian sehingga dapat tercapai suatu tujuan bersama
dan tidak menyimpang dari rencana semula.
Menurut Cutlip & Center, tahapan strategi dan proses public relations
sepenuhnya mengacu pada pendekatan manajerial. Yang terdiri dari fact
finding, planning, action and communications, dan evaluation.Yang
kemudian diadaptasi oleh Kasali menjadi25:
24Cutlip, Scott, 2006. Effective Public Relations: edisi 9. Jakarta: Kencana. Hal 292
25 Soemirat Soleh, Ardianto Elvinaro, 2010. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: RemajaRosdakarya Hal 90
32
1. Fact Finding ( pengumpulan fakta )
Tahapan Fact Finding adalah tahapan mencari dan mengumpulkan
fakta/data sebelum melakukan tindakan. Misalnya seorang praktisi
Pubic Relations sebelum melakukan kegiatan harus terlebih dahulu
menetahui apa saja yang diperlukan public, siapa saja yang termasuk
kedalam publik, bagaimana keadaan public dipandang dari berbagai
faktor dan fakta lain yang menyangkut kegiatan tersebut.
2. Planning (perencanaan)
Setelah mengumpulkan dakta di lapangan, barulah masuk pada
tahapan planning. Dimana berdasarkan fakta dibuatlah rencana tentang
apa yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah tersebut.
3. Action and Communication ( aksi dan komunikasi )
Pada tahapan Action and Communication inilah, rencana berdasarkan
fakta tersebut disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang
matang dan kemudia dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan
operasionalnya.
4. Evaluation ( evaluasi )
Pada tahapan selanjutnya yakni Evaluation adalah tahapan dimana
diadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah tujuan tersebut telah
tercapai atau belum.Evaluasi ini tentunya dapat dilakukan secara
kontinyu dan hasil dari evaluasi tersebut dapat dijadikan dasar
kegiatan public relations berikutnya.
33
Dalam konteks manajemen strategis praktisi PR harus memiliki
pemahaman akan arah organisasi yang ditetapkan dalam rencana strateginya.
Artinya humas menjalankan fungsi manajemen untuk berhubungan dengan
lingkungan internal, oprasional dan sosial dengan memberikan masukan pada
manajemen apa yang terjadi pada lingkungan tersebut sehingga arah yang
ditempuh organisasi merupakan arah yang aman dan tepat.
Strategi manajemen humas merupakan bagian dari upaya organisasi
untuk menyelaraskan diri dengan lingkungannya dari sisi penjagaan citra dan
reputasi organisasi.Lubis mengatakan bahwa “strategi manajemen merupakan
serangkaian tindakan yang dimulai dengan analisis lingkungan, penetapan
organisasi, perumusan strategi, implementasi strategi serta pengendalian dan
evaluasi strategi.”26
Untuk member kontribusi pada rencana strategi organisasi praktisi PR
dapat menentukan langkah – langkah sebagai berikut27:
1. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar didalam organisasi
maupun yang beredar diluar organisasi. Fakta atau opini tersebut dapat
diperoleh melalui kliping media massa, melakukan penelitian terhadap
naskah pidato pimpinan, publiaksi organisasi atau wawancara dengan
pihak lain.
2. Menelusuri dokumen resmi organisasi dan mempelajari yang terjadi
secara historis.
26Iriantara, Yosal, 2004. Manajemen Strategi Public Relations, Jakarta: Galia Indonesia Hal :3
27 Soemirat Soleh, Ardianto Elvinaro, 2010. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: RemajaRosdakarya. Hal: 91
34
3. Melakukan analisis SWOT, praktisi humas menganalisis public
internal dan eksternal dengan analisis SWOT yang dimilikinya.
Seorang praktisi PR dalam sebuah organisasi perusahaan memiliki
keterlibatan dalam strategi manajemen organisasi.Dimana PR dapat
menjalankan fungsinya secara maksimal dalam menjaga citra atau reputasi
perusahaan.Hal ini dapat dituangkan dalam perencanaan dan propaganda kerja
manajemen strategis humas.
2.1.2.4 Landasan Perencanaan dan Program Kerja Manajemen Strategis
Humas
Sebagai landasan perencanaan dan program kerja manajemen strategi
humas yaitu secara garis besar memenuhi factor – factor sebagai berikut28:
a. Melakukan atau merencanakan suatu “S.W.O.T” yaitu untuk
memprediksi sejauh mana sumber – sumber daya kekuatan atau
kemampuan dan posisi kelemahan (Strength dan Weakness) yang
dilihat dari segi internalnya. Kemudian sejauh mana pengevaluasian
mengenai kesempatan atau peluang yang ada (opportunities) dan
bahkan yang berupa ancaman (threatment) yang datang dari eksternal.
b. Mengevaluasi mengenai perencanaan, pengorganisasian, koordinasi,
pelaksanaan, pengkomunikasian, dan pencapaian tujuan yang
diharapkan di masa – masa mendatang khususnya dan mencapai
tujuan bersama yang terintegrasi dengan tujuan organisasi.
c. Melakukan manajemen dan aktivitas humas berdasarkan pengumpulan
data, perencanaan, komunikasi dan pengevaluasian.
28 Ruslan, Rosadi. 1999. Praktik dan Solusi Public Relations Dalam Krisis dan Pemulihan Citra.Jakarta: Ghalia Indonesia Hal: 227
35
d. Penyampaian analisis fakta secara actual yang beredar di masyarakat,
baik mengenai persepsi, sikap maupun opini dan sebagainya.
Berdasarkan pegamatan/penyelidikan tentang kliping berita yang
disiarkan diberbagai mass media cetak, bahkan publikasi perusahaan
dan mengadakan wawancara tertentu dengan pihak audience/tokoh
yang diangap terkait dengan kepentingan tertentu.
2.1.2.5 Community Relations
Komunitas adalah salah satu publik yang dihadapi Public
Relations.Yang dimaksudkan dengan khalayak sekitar atau komunitas
(community) ialahorang-orang yang bertempat tinggal di sekitar kompleks
organisasi (perusahaan, jawatan, dan lain-lain).29 Mendefinisikan komunitas
sebagai masyarakat yang bermukim disekitar pabrik, kantor, gudang, tempat
pelatihan, tempat peristirahatan, atausekitar aset perusahaan yang lain30.
Public Relations selaku juru bicara perusahaan perlu senantiasa
melakukankomunikasi dengan mereka, untuk menunjukkan bahwa perusahaan
besertakaryawannya tidak mengasingkan diri dari komunitas sekitarnya.
Wilbur J. Peak (dalam Lesly, 1991: 117) menyatakan bahwa
konsepkomunitas dalam konteks Public Relations sudah banyak berubah.
Komunitasbukan lagi sekedar kumpulan orang yang tinggal pada lokasi yang
sama tapijuga menunjukkan terjadinya interaksi di antara kumpulan orang
tersebut.Jadi, selain karena faktor-faktor fisik yang tinggal di lokasi yang
sama, komunitas itu juga bisa merupakan unit sosial yang terbentuk lantaran
adanyainteraksi di antara mereka. Dengan kata lain, komunitas itu bukan
29 Effendy, Onong Uchjana, 1993 Human Relations dan Public Relations. Bandung: CV Mandar Maju.Hal: 15230 Khasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya diIndonesia. Jakarta:Grafiti Hal:28
36
hanyamenunjuk pada lokalitas saja melainkan juga pada struktur31. Dari
hubungan dengan perusahaan, komunitas tentu memiliki beberapa harapan.
Berikut ini adalah harapan komunitas (Community OverridingNeeds)
dikemukakan oleh Scott M. Cuttlip yakni:32
1. Commercial prosperity (kesejahteraan sosial).
2. Support of religion (dukungan agama).
3. Work for everyone (lapangan kerja).
4. Adequate educational facilities (fasilitas pendidikan memadai).
5. Law, order, safety (hukum, ketertiban, keamanan).
6. Population growth (pertumbuhan penduduk).
7. Proper housing and utilities (perumahan beserta kebutuhan yang
memadai).
8. Varried recreational and cultural pursuits (kesempatan berekreasi dan
kebudayaan yang bervariasi).
9. Attention to public walfare (perhatian terhadap kesejahteraan umum).
10. Progressive measure for good health (penanganan kesehatan yang
progressif).
11. Competent municipal government (pemerintahan ketataprajaan yang
cakap).
Hubungan dialektis antara perusahaan dan komunitas banyak
mengubah praktik bisnis yang dijalankan berbagai peusahaan.Satu
diantaranya adalah perubahan praktik Community Relations yang dijalankan
perusahaan.Community Relations tak lagi dijalankan untuk kepentingan
31 Iriantara, Yosal, 2010.Community Relations. Konsep dan Aplikasinya.Bandung: PT. RemajaRosdakarya. Hal:22.32 Moore, Frazier. 1988. Humas, Prinsip, Kasus, Masalah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal:153
37
perusahaan belaka, seperti untuk mendapatkan laba dan meminimalkan resiko
gangguan dari komunitas, melainkan perusahaan juga terlibat langsung
menangani permasalahan yang muncul pada komunitas dan lingkungan
terdekatnya.
Community Relations pada dasarnya adalah kegiatan Public Relations.
Dalam konteks Public Relations, tanggung jawab sosial korporat itu
diimplementasikan dalam program dan kegiatan Community Relations. Bisa
juga dinyatakan, Community Relations merupakan bentuk tanggung jawab
sosial korporat.Wajar bila berbagai perusahaan di Indonesia baik barang
maupun jasa kini sudah menjalankan tanggung jawab sosialnya itu dalam
bentuk program dan kegiatan Community Relations.
Wilbur J. Peak dalam karyanya “Community Relations” yang dimuat
dalam Lesly’s Public Relations Handbook (Onong Uchjana Effendy,
1992:149), mendefinisikan hubungan dengan komunitas sebagai hubungan
dengan komunikasi sebagai fungsi hubungan masyarakat, merupakan
partisipasi suatu lembaga yang berencana aktif dan sinambung dengan
masyarakat di dalam suatu komunitas untuk memelihara dan membina
lingkungannya demi keuntungan kedua pihak, lembaga dan komunitasnya.
John W. Right (1991: 66) memaparkan penjelasan bahwa
CommunityRelations is an area of Public Relations practice that incorporates
relationswith the community which the organizations part (Community
Relations adalah salah satu bagian dari Public Relations yang berhubungan
dengan komunitas perusahaan itu berada).
Manfaat community relations yang dibangun berdasarkan visi
tanggung jawab sosial korporat itu memang tidak hanya dirasakan oleh salah
satu pihak namun bisa dipetik oleh kedua belah pihak.Ini sejalan dengan
38
prinsip kemaslahatan bersama yang dikembangkan melalui berbagai program
dan kegiatan Public Relations.Oleh karena itu, penting untuk disadari bahwa
program-program community relations bukanlah program dari perusahaan
untuk komunitas melainkan program untuk perusahaan dan komunitas.
2.1.3 Corporate Social Responsibility (CSR)
2.1.3.1 PengertianCSR
Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, Chambers et.al.(2003:1) mendefinisikan sebagai “melakukan
tindakan sosial (termasuk lingkungan hidup) lebih dari batas-batas yang
dituntut peraturan perundang-undangan”.Natufe (2001:9) dengan mengutip
definisi dari WBCSD (World Business Council for Sustainable Development)
menyebut tanggung jawab sosial korporat sebagai “komitmen berkelanjutan
kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada
pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja
dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan33.
Pilar dasar dari definisi yang dikutip Natufe itu mencakup:
1. Mendorong kesejahteraan ekonomi,
2. Perbaikan lingkungan hidup, dan
3. Tanggung jawab sosial.
33 Iriantara, Yosal, 2010.Community Relations. Konsep dan Aplikasinya.Bandung: PT. RemajaRosdakarya. Hal:49
39
Yang dipandang menjadi bagian dari kepedulian korporat menurut
hasil penelitian Chambers atas peraktik tanggung jawab sosial korporat di 7
Negara Asia mencakup 3 aspek yaitu34:
1. Keterlibatan dalam komunitas,
2. Pembuatan produk yang bisa dipertanggung jawabkan secara sosial,
dan
3. Employe relations.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu komitmen
berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan
kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun
masyarakat luas, bersaman dengan peningkatan taraf hidup pekerja beserta
keluarganya35.
Dari definisi tersebut, dapat kita lihat bahwa salah satu aspek yang
dalam pelaksanaan CSR adalah komitmen berkelanjutan dalam
mensejahterakan komunitas lokal masyarakat sekitar.
Terkait dengan area tanggungjawab sosial perusahaan, Organization
Economic Cooperation and Development (OECD) menyepakati pedoman
bagi perusahaan multinasional dalam melaksanakan CSR.Pedoman tersebut
berisi kebijakan umum, meliputi36:
34 Iriantara, Yosal, 2010.Community Relations. Konsep dan Aplikasinya.Bandung: PT. RemajaRosdakarya. Hal:50
35Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Geresik: Fascho Publishing. Hal: 7
36 Ibid. Hal: 42
40
1. Memberikan kontribusi untuk kemajuan ekonomi, sosial, dan
lingkunganberdasarkan pandangan untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan,
2. Menghormati hak-hak asasi manusia yang dipengaruhi kegiatan
yangdijalankan perusahaan tersebut sejalan dengan kewajiban dan
komitmenpemerintah di negara tempat perusahaan beroperasi,
3. Mendorong pembangunan kapasitas lokal melalui kerja sama yang
eratdengan komunitas lokal, termasuk kepentingan bisnis, selain
mengembangkankegiatan perusahaan di pasar dalam dan luar negeri
sejalan dengan kebutuhanpraktik perdagangan,
4. Mendorong pembentukan human capital, khususnya melalui
penciptaankesempatan kerja dan memfasilitasi pelatihan bagi para
karyawan,
5. Menahan diri untuk tidak mencari atau menerima pembebasan di luar
yangdibenarkan secara hukum yang terkait dengan sosial lingkungan,
kesehatandan keselamatan kerja, perburuhan, perpajakan, insentif
finansial, dan isu-isulain,
6. Mendorong dan memegang teguh prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) serta mengembangkan dan menerapkan praktik-
praktiktata kelola perusahaan yang baik,
7. Mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik sistem manajemen
yangmengatur diri sendiri secara efektif guna menumbuhkembangkan
relasi salingpercaya diantara perusahaan dan masyarakat tempat
perusahaan beroperasi,
8. Mendorong kesadaran pekerja yang sejalan dengan kebijakan
perusahaanmelalui penyebarluasan informasi tentang kebijakan-
kebijakan itu padapekerja termasuk melalui program-program
pelatihan,
41
9. Menahan diri untuk tidak melakukan tindakan tebang pilih
(diskriminatif) dan indispliner,
10. Mengembangkan mitra bisnis, termasuk para pemasok dan
subkontraktor,untuk menerapkan aturan perusahaan yang sejalan
dengan pedoman tersebut,
11. Bersikap abstain terhadap semua keterlibatan yang tak sepatutnya
dalamkegiatan-kegiatan politik lokal.
Aktifitas CSR merupakan kewajiban bagi Perseroan sebagaimana
diaturdalamPP No 47/2012 Pasal 3 (1) “Tanggung jawab sosial dan
lingkungan menjadi kewajiban bagi Perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam berdasarkan
Undang-Undang”. PP No47/2012merupakan amanat langsung dari Pasal 74
(4) UU No 40/2007.yaitu:
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumberdaya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan
dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yangpelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenaisanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur denganperaturan pemerintah.
42
2.1.3.2 Klasifikasi CSR Menurut Jenis Program
Menurut Kotler dan Lee (2005), terdapat enam alternatif program CSR
yang dapat dipilih perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan,
tipe program, keuntungan potensial yang akan diperoleh, serta tahap-tahap
kegiatan. Kotler dan Lee dalam Solihin (2008) menyebutkan enam kategori
program, diantaranya37:
1. Cause Promotions
Perusahaan yang menggunakan jenis program CSR Cause
Promotions menyediakan sejumlah dana sebagai bentuk kontribusi
CSR atau sumber daya lainnya untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat (awareness) terhadap suatu masalah sosial atau untuk
mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat, atau
dalam rangka merekrut relawan (volunteer) untuk mendukung masalah
sosial tersebut.
2. Cause Related Marketing
Perusahaan yang mengimplementasikan CSR dengan Jenis
program Cause Related Marketing (CRM), berkomitmen untuk
menyumbangkan presentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu
kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk.
3. Corporate Societal Marketing
Dalam program Corporate Social Marketing (CSM),
perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk
37http://www.rahmatullah.net/2013/11/klasifikasi-csr-menurut-jenis-program.html diakses pada 19Januari 2017
43
merubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan
dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kampanye CSMlebih
banyak terfokus untuk mendorong perubahan perilaku yang berkaitan
dengan beberapa isu yakni isu kesehatan, perlindungan terhadap
kecelakaan/kerugian, lingkungan serta keterlibatan masyarakat (Kotler
dalam Solihin: 2009)
4. Corporate Philanthropy
Perusahaan dengan program Corporate Philanthropy
memberikan kontribusi langsung secara cuma-cuma
(charity)dalambentukhibahtunai, sumbangandansejenisnya,
sebagaimana dikemukakan oleh Kotler (2005: 144): Corporate
Philanthropy adalah tindakan perusahaan untuk memberikan kembali
kepada masyarakat sebagian dari kekayaannya sebagai ungkapan
terimakasih atas kontribusi masyarakat.
5. Community Volunteering
Melalui program Community Volunteering, perusahaan
mendukung serta mendorong para karyawan, para pemegang franchise
atau rekan pedagang eceran untuk menyisihkan waktu mereka secara
sukarela guna membantu organisasi-organisai masyarakat lokal
maupun masyarakat yang menjadi sasaran program.
6. Socially Responsible Business Practice
Socially Responsible Business Practice (SRBP),menurut
Kotler(2005:208) adalah: praktek bisnis di mana perusahaan
44
melakukan investasi yang mendukung pemecahan suatu masalah
sosial untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas dan melindungi
lingkungan.
Perusahaan telah melakukan praktek bisnis melampaui standar etika
yang telah ditetapkan berdasarkan regulasi.Komunitas yang dimaksud diatas
diantaranya adalah karyawan perusahaan, pemasok, distributor, organisasi
nirlaba dan sektor publik yang menjadi mitra perusahaan, serta masyarakat
secara umum. kesejahteraan yang dimaksud adalah kesehatan, keselamatan,
serta pemenuhan akan kebutuhan psikologis dan emosional.
2.1.3.3 Program Aksi CSR
Menurut Edi Suharto “Konsepsi tanpa aksi adalah mimpi, aksi tanpa
konsep hanyalah kegiatan rutin sehari-hari’’. Program aksi CSR menurut Edi
Suharto meliputi38:
1. CSR Bidang pendidikan
Sebagai salah satu pilar pembangunan bangsa, pendidikan
tidak bisa di abaikan oleh perusahaan dalam menerapkan CSR.Makan
tidak mengherankan apabila pendidikan adalah bidang yang tidak
terlewatkan dalam implementasi CSR setiap perusahaan.Misalnya
memberikan beasiswa, pengadaan bantuan tenaga pengajar, pengadaan
peralatan yang menunjang pendidikan dan lain sebagainya.
2. CSR Bidang kesehatan
38 Suharto, Edi, 2010. CSR & Comdev Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi. Bandung:Alfabeta Hal: 135
45
Peningkatan kesehatan suatu penduduk adalah salah satu
target Milenium Development Goals (MDGs). Dengan demikian,
program-program CSR sudah sebaiknya tidak meninggalkan program
di bidang kesehatan ini. Program-program CSR bisa di lakukan
dengan banyak cara, disesuaikan dengan kebutuhan dan apa yang
semestinya dilakukan di daerah setempat. Misalnya memberikan
pengobatan gratis, pemberian makanan tambahan untuk anak-anak dan
balita, sertabantuan peralatan posyandu dan perbaikan infrastruktur
puskesmas di daerah oprasional mereka dan lain sebagainya.
3. CSR Bidang Lingkungan
Tanggungjawab terhadap perlindungan lingkungan sering kali
di anggap berada dalam renah publik.Di masa lalu pemerintah
dipandang sebagai aktor utama yang mengadopsi perilaku ramah
lingkungan, baik melalui regulasi, saksi dan tidak jarang melalui
penawaran insentif.Sementara itu, sector swasta hanya dilihat sebagai
penyebab timbulnya masalah-masalah lingkungan.
4. CSR Bidang Modal Sosial
Bidang sosial dalam konteks CSR seringkali dilihat sebagai
pola bantuan sosial yang dilakukan perusahaan kepada lingkungan
sekitar dalam rangka mencapai keharmonisan sosial antara perusahaan
dan lingkungannya (masyarakat).Misalnya pembangunan infrastruktur,
pembinaan karang taruna, sunatan masal, bantuan sosial pesta adat,
bantuan bencana alam dan lain sebagainya.
46
5. CSR Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan
Meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam bidang ekonomi
menjadi perhatian serius setiap pemangku kebijakan CSR.Maka
program peningkatan pendapatan masyarakat seringkali menjadi
program andalan setiap perusahaan dalam mengimplementasikan
CSR.Pendapatan ekonomi ini bisa diterapkan dengan mengembangkan
Lembaga Keuangan Mikro, bantuan modal kepada pengusaha-
pengusaha kecil, pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah dan
hingga program pemberdayaan petani.
2.1.3.4 CSR Sebagai Strategi Perusahaan
Menurut Kenneth R.Andrews (1985) Strategi perusahaan adalah pola
keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran,
maksud, atau tujuan, yang menghasilkan kebijakan utama dan merencanakan
untuk pencapaian tujuan-tujuan ini, serta memperinci jangkauan bisnis yang
akan dikejar oleh perusahaan, merupakan jenis organisasi ekonomi dan
kemanusiaan yang diinginkan atau diharapkan, dan sifat dari penyaluran
ekonomis dan non-ekonomis yang akan diberikan kepada pemegang saham,
karyawan, pelanggan dan masyarakat39.
Sedangkan menurut Lynch seperti yang dikutip oleh Wibisono (2007),
strategi perusahaan merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan
tujuan utama atau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam
sebuah pernyataan yang saling mengikat. Strategi perusahaan biasanya
berkaitan dengan prinsip-prinsip secara umum untuk mencapai misi yang
39 Andreas, Kenneth R, 1985, Corporate Social Responsibility, Sinar Grafika, Yogyakarta Hal: 17
47
dicanangkan perusahaan, serta bagaimana perusahaan memilih jalur yang
spesifik untuk mencapai misi tersebut40.
Sebelum menentukan strategi perusahaan, terlebih dahulu perusahaan
akan merumuskan visi. Setelah visi dirumuskan maka seluruh strategi
perusahaan harus mengacu pada visi tersebut dan tidak boleh dibalik, strategi
dulu yang disusun lebih awal baru visi diakhir. Dewasa ini, perusahaan mulai
sadar bahwa nasib perusahaan tergantung pada kondisi lingkungan dan
masayarakat sekitar. Hal tersebut pula yang mendorong semakin
meningkatnya upaya – upaya untuk melaksanakan aktifitas corporate social
responsibility (CSR).
Menurut Rahmatullah (2011) telah berhasil membuktikan bahwa
program-program CSR yang disinergikan dengan strategi perusahaan akan
memberikan dampak yang jauh lebih besar kepada masyarakat dan
perusahaan itu sendiri dibanding upaya-upaya CSR yang ala kadarnya. Hanya
dengan menjadikan CSR sebagai bagian dari strategi perusahaan, program-
program CSR tersebut bisa langgeng. Karena strategi perusahaan terkait erat
dengan program CSR, perusahaan tidak akan menghilangkan program CSR
tersebut meski dilanda krisis, kecuali ingin merubah strateginya secara
mendasar.
Kegiatan CSR tidak hanya bisa dijadikan jalan pertanggungjawaban bagi
perusahaan namun bisa juga dijadikan sebuah strategi yang akan memberi
keuntungan bagi perusahaan. Program-program CSR yang disinergikan dengan
strategi perusahaan akan memberikan dampak yang jauh lebih besar kepada
masyarakat dan perusahaan itu sendiri dibanding upaya-upaya CSR yang ala
kadarnya.
40Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Geresik: Fascho Publishing Hal: 50-51
48
Jadi CSR tidak hanya bisa digunakan sebagai jalan untuk meminimalisir
dampak yang ditimbulkan perusahaan saja.Hal tersebut bisa terjadi jika
perusahaan mampu merefleksikan nilai-nilai positif perusahaan melalui berbagai
unsur yang berkaitan dengan operasi perusahaan, baik melalui produk, perilaku
terhadap karyawan, partisipasi di tengah masyarakat, kebijakan terhadap
lingkungan hidup dan berbagai macam hal lainnya. Serangkaian kegiatan positif
tersebut tidak hanya mampu membantu terciptanya kemajuan didalam ekonomi
dan sosial, tetapi juga bagi perusahaan akan menjadi keunggulan tersendiri yang
tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Dengan hal tersebut, perusahaan akan lebih
dikenali oleh masyarakat.
2.1.3.5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dijalankan organisasi bisnis
pada dasarnya untuk mempertahankan keberlanjutannya.Manfaat tanggung
jawab sosial korporat, Marks & Spencer. Program community relations yang
dijalankan lembaga ini adalah keterlibatan karyawan dalam program-program
komunitas baik atas penugasan perusahaan maupun dilakukan secara sukarela.
Rogovsky (2000:17) menunjukan manfaat program ini sebagai berikut41:
Tabel 1.1
Manfaat Keterlibatan Komunitas Organisasi
Komunitas pada Organisasi Organisasi pada Komunitas
- Reputasi dan citra organisasi
yang lebih baik
- ‘Lisensi untuk beroperasi’
- Peluang penciptaan kesempatan
kerja, pengalaman kerja dan
pelatihan
41 Iriantara, Yosal, 2010.Community Relations. Konsep dan Aplikasinya.Bandung: PT. RemajaRosdakarya. Hal: 69-70
49
secara sosial
- Memanfaatkan pengetahuan
dan tenaga kerja lokal
- Keamanan yang lebih besar
- Infrastruktur dan lingkungan
sosial-ekonomi yang lebih
baik
- Menarik dan menjaga
personil berkaliber tinggi
untuk memiliki komitmen
yang tinggi
- Menarik tenaga kerja,
pemasok, pemberi jasa dan
mungkin pelanggan lokal
yang bermutu
- ‘Laboratorium pembelajaran’
untuk inovasi organisasi
- Pendanaan investasi komunitas,
pengembangan infrastruktur
- Keahlian komersial
- Kompetensi teknis dan personal
individual pekerja yang telibat
- Representative bisnis sebagai juru
promosi bagi prakarsa-prakarsa
komunitas.
Sumber: Rogovsky, 2000:5
Terdapat manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan, baik bagi perusahaan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah
dan pemangku kepentingan lainnya. Wibisono menguraikan manfaat yang
akan diterima dari pelaksanaan CSR, diantaranya42:
1. Bagi Perusahaan. Terdapat empat manfaat yang diperoleh perusahaan
dengan mengimplementasikan CSR. Pertama, keberadaan perusahaan
dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra
42Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Geresik: Fascho Publishing. Hal: 99
50
yang positif dari masyarakat luas. Kedua, perusahaan lebih mudah
memperoleh akses terhadap modal (capital). Ketiga, perusahaan dapat
mempertahankan sumber daya manusia (human resources) yang
berkualitas. Keempat, perusahaan dapat meningkatkan pengambilan
keputusan pada hal-hal yang kritis (criticaldecision making) dan
mempermudah pengelolaan manajemen risiko (riskmanagement),
2. Bagi masyarakat, praktik CSR yang baik akan meningkatkan nilai-
tambah adanya perusahaan di suatu daerah karena akan menyerap
tenaga kerja, meningkatkan kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja
lokal yang diserap akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya
sebagai pekerja. Jika terdapat masyarakat adat atau masyarakat lokal,
praktek CSR akan mengharagai keberadaan tradisi dan budaya lokal
tersebut,
3. Bagi lingkungan, praktik CSR akan mencegah eksploitasi berlebihan
atas sumber daya alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan
tingkat polusi dan justru perusahaan terlibat mempengaruhi
lingkungannnya,
4. Bagi negara, praktik CSR yang baik akan mencegah apa yang disebut
“corporate misconduct” atau malpraktik bisnis seperti penyuapan pada
aparat negara atau aparat hukum yang memicu tingginya korupsi.
Selain itu, Negara akan menikmati pendapatan dari pajak yang wajar
(yang tidak digelapkan) oleh perusahaan.
2.1.4 Teori Dialektika Relasional (Relational Dialectics Theory)
Dialektika relasional adalah konsep dalam teori komunikasi.Teori,
pertama kali diusulkan masing-masing oleh Baxter dan WK Rawlins pada
51
tahun 1988, mendefinisikan pola komunikasi hubungan antara mitra sebagai
akibat dari endemik dialektisketegangan.Ketegangan tersebut adalah hasil dari
kebutuhan-kebutuhan emosional yang saling bertentangan yang dirasakan
oleh para peserta hubungan apapun, yang mengalami sentakan dan menarik
hubungan menyebabkan berada dalam keadaan konstan berubah.
Teori dialektika relasional menyatakan bahwa hidup berhubungan
dicirikan ketegangan ketegangan yang berkelanjutan antara impuls – impuls
yang kontradiktif.Manusia tidak selalu dapat menyelesaikan elemen – elemen
kontradiktif dalam kepercayaan mereka dan mereka memiliki kepercayaan
yang tidak konsisten mengenai hubungan.
Baxter menggambarkan teorinya sebagai dialektis, yang berarti bahwa
hubungan merupakan sebuah tempat yang menangani pertentangan.Dialektis
mengacu pada sebuah tekanan antara kekuatan-kekuatan yang berlawanan
dalam sebuah system.Dalam kehidupan kita, kita sering mengalami “suara-
suara” yang memaksa yang bergeseran dengan pengambilan keputusan kita.43
Tekanan dialektis dapat terlihat dengan sangat mudah dalam institusi
masyarakat yang lebih besar.Sebagai contoh, perusahaan ditopang oleh
keuntungan, yang sering kali hadir dalam tekanan dengan pemasukan dan
keselamatan pekerja; namun keuntungan yang dihasilkan perusahaan
memungkinkan mereka untuk mengembangkan dan memperluas perusahaan,
menciptakan lapangan pekerjaan baru, serta pemasukan bagi tenaga kerja.Ini
43Stephen W.Littlejohn. Karen A. Foss, 2014. Teori Komunikasi Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.Hal:302
52
adalah sebuah dialektis klasik yang melibatkan tekanan alami antara kekuatan
materi yang berlawanan.44
Asumsi dalam Teori Dialektika Relasional.
Teori dialektika relasional didasarkan pada empat asumsi pokok yang
merefleksikan argumennya mengenai hidup berhubungan:45
Hubungan tidak bersifat linear
Asumsi yang paling mendasar adalah hubungan tidak terdiri atas
bagian-bagian yang bersifat linear sebaliknya hubungan terdiri dari fluktuasi
yang terjadi antara keinginan-keinginan yang kontradiktif. Bahkan Baxter dan
Montgomery (1996) menyatakan bahwa kita harus memikirkan ulang akan
bahasa kita mengenai hubungan. Mereka melihat bahwa frase “pengembangan
hubungan “ memunculkan konotasi mengenai sebuah pergerakan linear atau
kemajuan ke arah depan, kemajuan tersebut mengandung pemikiran
Hanya/atau (either/or). Hubungan yang bergerak maju digambarkan memiliki
beberapa elemen tertentu misalnya keintiman, pembukaan diri, kepastian dan
seterusnya.
Hidup berhubungan ditandai dengan adanya perubahan.
Asumsi yang kedua mengajukan pemikiran akan proses atau
perubahan, walaupun tidak sepenuhnya membingkai proses ini sebagai
kemajuan yang linear. Baxter dan Montgomery mengamati Proses atau
perubahan suatu hubungan merujuk pada pergerakan kuantitatif dan kualitatif
44Stephen W.Littlejohn. Karen A. Foss, 2014. Teori Komunikasi Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.Hal:302
45 West, Richard (dan) Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi,buku 1. Jakarta : Salemba Humanika. Hal: 235
53
sejalan dengan waktu dan kontraksi yang terjadi, di seputar mana suatu
hubungan yang dikelola (1996, hal.52).
Kontradiksi merupakan fakta fundamental (mendasar) dalam berhubungan.
Asumsi yang ketiga ini menekankan bahwa kontradiksi atau
ketegangan yang terjadi antara dua hal yang berlawanan tidak pernah hilang
dan tidak pernah berhenti menciptakan ketegangan. Manusia mengelola
ketegangan dan oposisi ini dengan cara yang berbeda, tetapi hal ini selalu ada
dalam hidup berhubungan. Tarikan dan dorongan yang dipresentasikan oleh
dialektika mengontruksi hidup berhubungan dan salah satu tugas komunikasi
kita adalah mengelola ketegangan-ketegangan ini, Pendekatan ini berbeda
dengan teori hubungan lainnya karena pendekatan ini menganggap keadaan
homeostatis sebagai hal yang tidak wajar: perubahan dan transformasi
merupakan ciri utama dari interaksi yang bersifat relasi .lalu saya berpikir
maksud dari ketegangan antar relasi ini yang dimaksud adalah rasa suka
terhadap orang lain itupun hanya pendapat saya semata.
Komunikasi untuk mengelola dan menegosiasikan kontradiksi dalam suatu
hubungan.
Secara khusus tahap ini memberikan posisi utama pada komunikasi.
Sebagaimana diamati oleh baxter “dari dialektika relasi, aktor sosial memberikan
kehidupan melalui praktek komunikasi mereka pada kontradiksi yang mengelola
hubungan mereka.
54
Carol Werner dan Leslie Baxer menulis lima kualitas yang berubah ketika
hubungan berkembang, adalah amplitude, kepentingan, skala, rangkaian, dan
langkah/irama.46
1. Amplitudo – kekuatan perasaan, perilaku, atau keduanya. Misalnya,
pada titik-titik tertentu dalam sebuah hubungan, Anda mungkin sangat
aktif dan memiliki perasaan yang kuat tentang apa yang terjadi. Pada
saat yang lain, Anda mungkin lebih santai atau tenang.
2. Kepentingan – focus pada masa lalu, masa sekarang, atau masa depan.
Pada beberapa saat dalam sebuah hubungan, Anda mungkin mendapati
diri Anda berkonsentrasi pada apa yang terjadi antara Anda dan rekan
Anda di masa lalu. Pada saat yang lain, Anda mungkin sangat terpusat
pada apa yang sedang terjadi; dan pada saat yang lain, Anda mungkin
banyak berfikir tentang masa depan, kemana hubungan akan dibawa.
3. Skala – seberapa lama pola – pola tersebut bertahan. Anda dan rekan
Anda memiliki beberapa ritual yang bertahan cukup lama atau
mungkin Anda mendapati diri Anda melakukan sesuatu dalam cara –
cara tertentu untuk periode pendek, sering mengubah kebiasaan Anda.
4. Rangkaian – susunan kejadian dalam hubungan. Ketika hubungan
berubah, banyak hal yang dilakukan, tetapi tidak semuanya diatur
dengan cara yang sama untuk keseluruhan lamanya hubungan.
5. Langkah/irama – kecepatan kejadian dalam hubungan dan jarak
antarkejadian. Selama periode tertentu dalam sebuah hubungan,
banyak kejadian yang mungkin terjadi dalam cara yang cepat dan
semua nampaknya terjadi sangat cepat. Pada waktu yang lain,
iramanya mungkin lebih lambat.
46Stephen W.Littlejohn. Karen A. Foss, 2014. Teori Komunikasi Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.Hal:304
55
2.1 Kerangka Berfikir
Rumusan masalah atau fokus penelitian ini adalah pada strategi Corporate
Social Responsibility ( CSR ) PT. Krakatau Posco dalam membangun Community
Relations pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Pada kegiatan –
kegiatan CSR diantaranya seperti kontribusi bantuan sarana dan fasilitas belajar
kepada sekolah – sekolah yang terletak di area perusahaan Masyarakat Kecamatan
Ciwandan yang terdiri dari beberapa kelurahan yaitu Masyarakat Kelurahan
Samangraya, Kelurahan Tegal Ratu, Kelurahan Kubangsari. Selain program dalam
bidang pendidikan PT. Krakatau Posco juga melakukan kegiatan – kegiatan seperti
bantuan kesehatan, kegiatan donor darah, penanaman pohon, pemberian hewan
kurban, kegiatan renovasi dan kebersihan sekolah, city cleaning. Adapun subfokus
masalahnya yaitu bagaimana proses fact finding, planning, communicating,
evaluating CSR PT. Krakatau Posco dalam membangun community relations di
kecamatan Ciwandan ?
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan, dapat dikemukakan
bahwa di dalam melancarkan dan menyukseskan program Corporate Social
Responcibilty (CSR) PT. Krakatau Posco dalam rangka membangun hubungan yang
baik antara perusahaan dan komunitas lokal Masyarakat Kecamatan Ciwandan,
diperlukan penerapan strategi komunikasi dalam hal ini melalui aktifitas Corporate
Social Responcibility (CSR) yang baik dan efektif. Dalam hal penggunaan strategi
komunikasi melalui aktifitas Corporate Social Responcibility (CSR) menimbulkan
suatu hubungan antara PT. Krakatau Posco dengan Masyarakat Kecamatan Ciwandan
yang terdiri dari ketegangan - ketegangan yang berkelanjutan antara impuls – impuls
yang kontradiktif. Dari adanya kontradiksi atas pemikiran – pemikiran tersebut,
terciptalah sebuah asumsi dasar yaitu hidup berelasi ditandai dengan adanya
perubahan dengan sejalannya waktu, komunikasi sangatlah penting dalam mengelola
hubungan, mengorganisasikan dan menegosiasikan kotradiksi – kontadiksi dalam
56
hubungan secara baik. Suatu kebiasaan kecil dalam jangka waktu panjang dapat
berpotensi untuk menyebabkan perubahan yang mendasar. Ini berdasarkan Asumsi
Teori Dialektika Relasional (Baxter dan Montgomery).
Kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan atau divisualisasikan sebagai
berikut :
Gambar 1.2 Kerangka Berfikir
Asumsi Teori DialektikaRelasional
(Baxter dan Montgomery)
Proses Fack Finding
Aktifitas Program CSR PT.Krakatau Posco PT. KRAKATAU POSCO
Strategi Corporate Social Responsibilty (CSR) PT. Krakatau Posco dalam MembangunCommunity Relations pada Masayarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon
Proses Planning
Proses Communicating
Proses Evaluating
Masyarakat Kec. Ciwandan
Kota Cilegon
57
2.2 Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dan untuk membedakan penelitian ini dan
penelitian sebelumnya penulis memaparkan penelitian terdahulu yang relevan
dengan permasalahan yang akan diteliti. Penelitian mengenai kegiatan Corporate
Social Responcibility suatu perusahaan telah banyak diteliti oleh peneliti
terdahulu, berikut penulis bandingkan penelitian terdahulu dalam bentuk tabel di
bawah ini:
Tabel 1.2 Perbandingan Penelitian
NO Unsur Penjelasan
1 Nama Peneliti Anglia Puspita Yakti
Judul Penelitian Strategi Komunikasi Program Corporate Social
Responsibility (CSR) PT. Sentra Usahatama Jaya (Studi
Program Pengobatan Masal Warga Lingkungan Lijajar,
Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Cilegon-
Banten)
Tahun 2013
Tujuan Penelitian Bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang
meliputi komunikator menyampaikan pesan, isi pesan,
pola komunikasi, media, dan efek dari program (CSR)
PT Sentra Usahatama Jaya pada kegiatan pengobatan
masal warga lingkungan Lijajar
Teori Penelitian Teori manajemen hubungan
Metode/Paradigma Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif
58
Hasil Penelitian Hasil penelitian menyimpulkan bahwa strategi
komunikasi program Corporate Social Responsibility
(CSR) PT. Sentra Usahatama Jaya pada kegiatan
pengobatan masal warga lingkungan Lijajar, Kecamatan
Ciwandan komunikator menyampaikan pesan secara
jelas; isi pesan yang sistematis, menarik, dan sesuai
dengan kepentingan masyarakat sehingga masyarakat
lingkungan Lijajar berminat, berhasrat, dan berkeputusan
mengikuti atau melakukan program kegiatan tersebut;
menggunaan pola komunikasi seperti pola informatif,
pola persuasif, pola kolaboratif, pola simpatik, dan pola
empatik; media yang luwes dan bervariasi; sehingga
memberikan output yang baik berupa respon positif, hasil
kegiatan yang cukup memuaskan, dan penilaian
masyarakat yang baik.
Persamaan Hubungan, Pencitraan (respon positif dari masyarakat)
Penerbit Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa
2 Nama Peneliti Boboy Ringgo
Judul Penelitian Pengaruh Program Corporate Social Resposibility
Terhadap Sikap Masyarakat Sekitar PT. Indonesia
Nippon Seiki (Studi Kasus Pada Kampung Putuy dan
Kalong)
Tahun 2012
59
Tujuan Penelitian - Mengetahui hubungan antara CSR yang diberikan
perusahaan terhadap sikap warga yang tinggal di
sekitar perusahaan.
- Mengukur sejauh mana timbal balik antara CSR
dengan warga yang tinggal disekitar perusahaan.
- Memberikan gambaran mengenai hubungan
komunikasi antara organisasi dengan masyarakat
yang berada diluar lingkungannya
Teori Penelitian Teori Perubahan Kebudayaan (Taylor)
Metode/Paradigma Metode eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif
Hasil Penelitian Populasi yang dijadikan sampel sebanyak 125 kepala
keluarga dengan menggunakan tehnik simple random
sampling, tehnik pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan penyebaran kuisioner, wawancara dan
dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang
menjawab setuju sebanyak 66 atau 52,8% bahwa
program CSR merupakan salah satu usaha untuk menjaga
hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat,
mayoritas warga setuju. Pengaruh yang ditunjukan antara
program CSR dengan sikap masyarakat adalah 10,6%
Persamaan Hubungan, Pencitraan
Penerbit Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa
60
3 Nama Peneliti Deden Ferdian
Judul Penelitian Analisis Penerapan CSR PT. Cipta Perkasa Utama
Indonesia Dalam Mengubah Perilaku Masyarakat
(Khususnya Pada Program Pembangunan Pola Hidup
Sehat Masyarakat)
Tahun 2011
Tujuan Penelitian - Mengetahui pelaksanaan program CSR
khususnya pada program pola hidup sehat PT.
Cipta Perkasa Utama Indonesia
- Menganalisis perilaku masyarakat pada tempat
dimana PT. Cipta Perkasa Utama Indonesia
berdiri mengenai pola hidup sehat.
- Mengetahui efektifitas penerapan program CSR
dalam mengubah perilaku masyarakat mengenai
pola hidup sehat.
Model/Teori
Penelitian
Model SMCR (Souce, Messages, Channel, Reciver).
Metode/Paradigma Deskriptif kualitatif
Hasil Penelitian Pelaksanaan CSR PT CPUI pada program pola hidup
sehat terlebih dahulu dilakukan dengan penyuluhan,
kemudian dibangun dan dilakukan proses perbaikan pada
fasilitas dan infrastruktur kesehatan dan kebersihan
masyarakat.
Penerapan CSR PT CPUI dalam mengubah perilaku
61
masyarakat mengenai pola hidup sehat belum dapat
terwujud sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan.
Persamaan Hubungan, Pencitraan
Penerbit Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa
Adapun penelitian yang akan penulis teliti sebagai berikut:
Tabel 1.3 Deskripsi Penelitian yang akan diteliti
Unsur Penjelasan
Judul Penelitian
Strategi CSR PT. Krakatau Posco dalam Membangun
Community Relations pada Masyarakat Kecamatan
Ciwandan Kota Cilegon
Tahun 2017
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan memahami proses fact finding
Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau
Posco pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota
Cilegon.
2. Mengetahui dan memahami Bagaimana proses
planning Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Krakatau Posco pada Masyarakat Kecamatan
Ciwandan Kota Cilegon.
3. Mengetahui dan memahami proses communicating
Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau
Posco pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota
62
Cilegon.
4. Mengetahui dan memahami proses evaluating
Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau
Posco pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota
Cilegon.
Teori Penelitian
Dialektika Relasional, (Baxter dan Montgomery)
Strategi manajemen oleh Scott M. Cutlip dan Allen H.
Center.
Metode/Paradigma Deskriptif kualitatif
Hasil Penelitian
Kegiatan CSRPT. Krakatau Posco mengacu pada Annual
Plan yang dibuat berdasarkan pada hasil kegiatan
mapping. Dimulai dari tahap permintaan sampai tahap
evaluasi program.
Secara garis besar jenis program kegiatan CSR terdiri dari
program sisterhood ties program dan voluntary hour yang
dilakukan secara merata diwilayah yang telah ditetapkan
perusahaan.
Persamaan Hubungan, Pencitraan
Penerbit Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa
63
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk dapat menggambarkan secara mendalam,
berdasarkan dukungan fakta dan informasi yang ada mengenai strategi PT. Krakatau
Posco melalui aktifitas Corporate Social Responsibility (CSR) dalam membangun
community relations di Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Untuk
mendapatkan gambaran yang utuh, segala peristiwa perlu dilihat secara kontekstual.
Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti juga
lebih menggunakan paradigma post positivisme yang berlawanan dengan positivisme
dimana penelitian ini menggunakan cara berpikir yang subjektif. Kebenaran subjektif
dan tergantung pada konteks value, kultur, tradisi, kebiasaan, dan keyakinan. Natural
dan lebih manusiawi. Post positivisme merupakan pemikiran yang menggugat asumsi
dan kebenaran positivisme.
Menurut pandangan post-positivisme, kebenaran tidak hanya satu tetapi lebih
kompleks, sehingga tidak dapat diikat oleh satu teori tertentu saja. “Karakteristik
utama paradigma postpositivisme adalah pencarian makna di balik data”1.
Oleh karena itu, model penelitian yang digunakan mengesampingkan
paradigma positivis. Metode kualitatif terkenal dengan pasangannya dalam paradigma
post positivisme, sedangkan paradigma positivis lebih dikenal dengan pendekatan
kuantitatif. Alasan memakai pendekatan ini adalah :
1Muhadjir, Noeng, 2000, Metode Penelitian Kualitatif,Jogjakarta:RakeSarasin. Hal:79
64
1. Tidak semua penelitian kualitatif merupakan penelitian non-positivisik
yang ideographic. Sebagai contoh, proposi tentang hubungan antara
kapitalise dan demokasi yang ditemukan berger
2. Tidak semua penelitian kualitatif menggunakan kriteria non – postivisik
seperti authenticity, reflexivity dsb. Kepustakaan yang ada cukup banyak
menyajikan metode – metode pengkajian validitas dan rehabilitas
penelitian kualitatif dengan metode pengkajian serta prosedur kualitatif.
3. Tidak benar bahwa penelitian kualitatif bersifat eksploratif, menggunakan
pendekatan induktif.cukup banyak analisis ataupun penelitian kualitatif
yang menerapkan deduktif .proposisi umum hubungan kausal antara
capitalism dan demikasi yang dikemukakan berger ( 1987 )banyak
digunakan oleh penelitian lain sebagai teori awal untuk kemudian
diturunkan melalui proses deduktif.
Postpostivisme sependapat dengan aliran positivisme bahwa realitas itu
memang nyata, ada sesuai hukum alam. Tetapi disisi lain, postpositivisme
berpendapat bahwa manusia tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas
apabila peneliti membuat jarak dengan realitas atau tidak terlibat langsung dengan
realitas. Hubungan antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif , untuk itu
perlu menggunakan prinsip triangulasi, yaitu penggunaan bermacam – macam
metode, sumber, data, dan lain – lain. Menurut Karl R. Popper, Thomas Kuhn, ada
tiga perbedaan dasar yang akan memberikan gambaran tentang posisi aliran
postpositivisme dalam kancah paradigma ilmu pengetahuan.
No ASUMSI POSITIVISME POSTPOSITIVISME
1 Ontology Bersifat nyata, artinya
realita itu mempunyai
keberadaan sendiri dan
diatur oleh hukum –
Realis kritis, artinya
realita itu memang ada,
tetapi tidak akan pernah
dipahami sepenuhnya.
65
hukum alam dan
mekanisme yang bersifat
tetap
2 Epistemologi Dualis/objektif,
adalah mungkin
esensial bagi peneliti
untuk mengambil
jarak dan bersikap
tidak melakukan
interaksi dengan
objek yang diteliti.
Nilai, faktor bias dan
faktor yang
mempengaruhi
lainnya secara
otomatis tidak
mempengaruhi hasil
studi
Objektivis
modifikasi, artinya
objektivitas tetap
merupakan
merupakan
peraturan (
regulator) yang
ideal, namun
objektivitas hanya
dapat diperkirakan
dengan eksternal,
seperti tradisi dan
komunitas yang
kritis
3 Metodologi Bersifat eksperimental/
manipulative : pertanyaan
– pertanyaan dan/atau
hipotesis –hipotesis
dinyatakan dalam bentuk
proposisi sebelum
penelitian diajukan dan
diuji secara empiris
Bersifat eksperimental
dimodifikasi,
maksudnya menekan
sifat ganda yang kritis.
Memperbaiki
keseimbangan dengan
melakukan penelitian
dalam latar alamiah.
66
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Dengan metode
deskriptif peneliti akan mencoba memberi gambaran keadaan subjek penelitian
berdasarkan fakta-fakta yang ada. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Melalui penggunaan
metode penelitian deskriptif akan didaptkan penggambaran secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang ada.2
Motode deskriptif mengacu pada observasi dan suasana alamiah.Peneliti
terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat.Peneliti membuat katagori
prilaku, mengamati gejala, dan mencatat dalam buku observasi, serta peneliti tidak
berusaha untuk memanipulasi variabel.3 Deskriptif yaitu memberi gambaran yang
menyeluruh dan jelas terhadap situasi sosial yang di teliti, komparatif berbagai
peristiwa dari situasi sosial yang lain atau dari waktu yang lain atau dapat
menemukan pola-pola hubungan antara teori dengan aspek lain, dan dapat
menemukan hipotesis dan teori. Menurut nawawi penelitian deskriptif diartikan
sebagai “prosedur/cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan
obyek yang diselidiki (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) sebagaimana
adanya berdasarkan fakta factual yang ada sekarang”4.
Istilah pendekatan, paradigma dan perspektif adalah sama. Becker (Mulyana,
2001:5) mendefinisikan perspektif sebagai “seperangkat gagasan yang melukiskan
karakter situasi yang memungkinkan pengambilan tindakan”; “suatu spesifikasi jenis-
jenis tindakan yang secara layak dan masuk akal dilakukan orang”; “standar nilai
yang memungkinkan orang dapat dinilai”. Sedangkan Wimmer & Dominick
(2000:102) menyebut pendekatan dengan paradigma, yaitu seperangkat teori,
2Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. H al 63.3 Ardianto, Elvinaro. Metodologi Penelitian untuk Public Relations, Kuantitatif dan Kualitatif.Bandung: Simbiosa Rekatama Media . 2010. Hal 60.4Fuad, Anis. Sapto Nugroho, Kandung. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:Graha Ilmu. Hal 54.
67
prosedur dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. Istilah
lain dari perspektif adalah pendekatan. Ada dua sifat perspektif atau pendekatan,
yaitu bersifat membatasi pandangan kita dan selektif.Artinya, perilaku orang
ditentukan oleh perspektifnya tentang realitas.5 Dari uraian tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa istilah pendekatan, paradigma dan perspektif adalah sama.
Selanjutnya peneliti akan menggunakan istilah pendekatan.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah6.
Menurut Sugiyono, bila dilihat dari level of explanation penelitian kualitatif
bisa menghasilkan informasi yang deskriptif yaitu memberikan gambaran yang
menyeluruh dan jelas terhadap situasi sosial yang diteliti.7 Penelitian ini untuk
menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan
antarvariabel, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif ini, peneliti mengharapkan hasil penelitian mampu menghasilkan suatu
uraian mendalam tentang interpretasi subjek penelitian berupa ucapan, tulisan dan
tindakan yang dapat diamati secara utuh, komprehensip dan holistik dari subjek
penelitian, dalam hal ini adalah PT. Krakatau Posco yang berada di Kota Cilegon.
5Kriantono, rahmat, cet. VI 2012, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Perdana MediaGroup. Hal 486Lexy J. Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, Bandung: PT. RemajaRosdakarya. Hal 67Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabet. 2005. Hal21
68
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data bertujuan untuk mengumpulkan data yang ingin
diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Wawancara adalah percakapan antara periset-seseorang yang berharap
mendapatkan informasi - dan informan - seseorang yang diasumsikan mempunyai
informasi penting tentang suatu objek (Berger, 2000:111).Wawancara merupakan
metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung
dari sumbernya. Ada beberapa jenis wawancara yang biasa ditemukan dalam kegiatan
penelitian yaitu wawancara pendahuluan, wawancara terstruktur, wawancara semi
struktur dan wawancara mendalam.8 Wawancara yang digunakan peneliti yaitu
wawancara mendalam (Depth Interview) bertujuan untuk mengetahui pandangan
personal subjek penelitian. Dimana informan memberikan jawaban-jawaban secara
menyeluruh dan mendalam tentang objek penelitian. Wawancara mendalam adalah
suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka
dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.9 Dalam hal ini yang
peneliti wawancarai adalah mengenai strategi CSR PT. Krakatau Posco berdasarkan
teori Cutlip & Center mengenai strategi manajerial.
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti
untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan penyaksian langsung dan
biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau observer dalam menyaksikan atau
mengamati suatu objek peristiwa yang sedang ditelitinya.10 Teknik pengumpulan data
melalui observasi memerlukan syarat-syarat tertentu. Suatu kegiatan observasi bisa
8Kriantono, rahmat, cet. VI 2012, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Perdana MediaGroup Hal:1009Ibid. Hal: 10210 Rosady Ruslan, 2009, Metode penelitian: Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali PersHal:32
69
dimasukan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian bila memenuhi syarat-
syarat berikut: (Nazir,1985:234)
Observasi digunakan dalam riset dan telah direncanakan secara sistematik.
Peneliti dalam melakukan penelitian mengenai CSR PT. Krakatau Posco
direncanakan dengan sistematika penelitian. Dalam hal ini peneliti
menggunakan metodologi penelitan kualitatif deskriptif.
Observasi harus berkaitan dengan tujuan riset yang telah ditetapkan. Tujuan
dari penelitian ini tertera pada Bab I Hal 11
Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis dan dihubungkan
dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya
menarik perhatian.
Obsevasi dapat dicek dan dikontrol mengenai validitas dan reabilitasnya.
Dalam teknik ini memiliki keunggulan yaitu data yang dikumpulkan dalam
dua bentuk: interaksi dan percakapan. Artinya selain nonverbal juga mencakup
perilaku verbal dari orang-orang yang diamati.11
Dokumentasi adalah instrument pengumpulan data yang sering digunakan
dalam berbagai metode penelitian.Teknik observasi dan wawancara sering dilengkapi
dengan kegitan penelusuran dokumentasi.Tujuannya untuk mendapatkan informasi
yang medukung analisis dan interpretasi data.Dokumen yang digunakan peneliti
seperti berita-berita suratkabar, foto-foto peristiwa penelitian.12
3.3. Informan Penelitian
Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, maka dalam penelitian ini
diperlukan orang-orang yang dapat memberikan informasi terkait permasalahan
11Kriantono, rahmat, cet. VI 2012, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Perdana MediaGroup. Hal:110-11112Ibid. Hal:120
70
penelitian (informan). Menurut Sanafiah Faisal (1990) menyatakan bahwa sebagai
informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi,
sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan
yang tengah diteliti.
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.
4. Mereka yang cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri.
Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan Peneliti sehingga
lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber13.
Agar informasi dapat terpenuhi, maka informan yang dipilih adalah mereka
yang benar-benar mengetahui serta memahami situasi dan kondisi masalah
penelitian.Informan penelitian terdiri dari key informan dan informan penunjang.
1. Key informan
Key informan terdiri dari 2 (dua) orang, satu orang LeaderTeam CSR PT.
Krakatau Posco dan Manager General Affair Management PT. Krakatau Posco.
2. Informan Penunjang
Informan penunjang terdiri dari 3 orang, 2 orang pengurus organisasi masyarakat
yang berada disekitar perusahaan sekaligus penerima program CSR
perusahaan.1(satu) orang Warga Masyarakat Kubang Sari yang bermukim di area
sekitar perusahaan sejak sebelum berdiri Perusahaan PT. Krakatau Posco.
13Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. hal 221.
71
3.4. Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis sejak sebelum memasuki
lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai di lapangan.Dalam hal ini Nasution
(1988) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian”14.
Analisis data pada penelitian yang bersifat kualitatif berlandaskan pada
penggunaan keterangan secara lengkap dan mendalam dalam menginterpretasikan
data tentang variabel dan dimaksudkan untuk melakukan eksplorasi mendalam dan
tidak meluas terhadap fenomena. Dalam penelitian ini, penulis sejalan dengan
pendapat Miles dan Huberman (1992:16-20) yang menjelaskan bahwa: “metode yang
dipilih untuk menganalsis data adalah metode analisis interaktif, yang dimulai dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan”15.
Pengumpulan data merupakan pencarian informasi, baik melalui data primer
maupun data sekunder. Reduksi data adalah proses seleksi, pemfokusan,
penyederhanaan dan abstraksi data dalam fildnote. Penyajian data adalah rangakaian
informasi yang membentuk argumentasi bagi penyusunan kesimpulan
penelitian.Sedangkan penarikan kesimpulan adalah merupakan suatu upaya menarik
konklusi dari hasil reduksi dan penyajian data16.
14Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Hal 24515 Fuad, Anis. Sapto Nugroho, Kandung. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:Graha Ilmu. Hal 6416Ibid. Hal 64-65
72
3.5.Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan di bagian General Affair Management PT. Krakatau
Posco selaku pelaksanaan program CSR perusahaan. Serta di Kecamatan Ciwandan
Kota Cilegon sebagai masyarakat lokal di area PT. Krakatau Posco.
Tabel: 3.1Jadwal penelitian
Uraian2016 – 2017
Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
Observasi Awal
Pengajuan Judul
Pengumpulan Data
Penyusunan Proposal
Sidang Outline
Bimbingan Skripsi
Penelitian Lapangan
Penyusunan Pedoman
Wawancara
Penyusunan & Pengolahan
Data
Persiapan Sidang
Sidang Skripsi
73
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Profil PT. Krakatau Posco
4.1.1.1. Latar Belakang Perusahaan
PT. Krakatau Posco adalah perusahaan patungan (joint venture) antara
PT. KRAKATAU STEEL (Persero) Tbk, Indonesia & POSCO (Pohang Iron
and Steel Company), Korea Selatan. Keduanya memiliki pengalaman di bidang
manufaktur baja.
I. PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk
PT. Krakatau Steel (Perserp) Tbk, dicanangkan pertama kali sebagai
Proyek Besi Baja Trikora oleh Presiden Soekarno, PT Krakatau Steel yang
mulai beroperasi pada 1977 telah berkembang menjadi produsen baja terbesar
di Indonesia. Krakatau Steel mampu menunjukkan perkembangan yang pesat
dan dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun, Perseroan menambah
berbagai fasilitas produksi seperti Pabrik Besi Spons, Pabrik Billet Baja, Pabrik
Batang Kawat, serta fasilitas infrastruktur berupa pusat pembangkit listrik,
pusat penjernihan air, pelabuhan Cigading dan sistem telekomunikasi. PT
Krakatau Steel (Persero) menjadi satu-satunya Perusahaan baja terpadu di
Indonesia.
Memiliki kemampuan teknis tinggi, PT Krakatau Steel (Persero)
adalah produsen baja terpadu terbesar di Indonesia yang meraih Sertifikasi ISO
9001 dan ISO 14001. Sebelumnya perseroan dapat memproduksi pipa spiral
untuk pertama kali di tahun 1973 dengan spek ASTM A252 dan AWWA
C200, serta memperoleh sertifikasi API 5L sejak 1977 dan sertifikasi BC 1
sejak 2009. Sebagai hasil dari komitmen tinggi Perseroan terhadap standar
kualitas bertaraf Internasional, pada tahun 1993 PT Krakatau Steel (Persero)
74
telah memperoleh Sertifikasi ISO 9001 yang kemudian ditingkatkan menjadi
Sertifikasi ISO 9001: 2000 pada 2003. Sementara itu, SGS International juga
telah memberikan suatu Sertifikasi ISO 14001 sejak 1997 atas komitmen
Perseroan terhadap kesadaran lingkungan dan keselamatan kerja. Pada 10
November 2010, di tengah kondisi pasar yang masih bergejolak, PT Krakatau
Steel (Persero) berhasil menjadi perusahaan terbuka dengan melaksanakan
penawaran umum perdana (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia.
Saat ini, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Memiliki kapasitas
produksi baja sebesar 3,15 juta ton pertahun, memproduksi Baja Lembaran
Panas, Baja Lembaran Dingin, dan Batang Kawat dan melalui anak usaha,
Perseroan juga memproduksi jenis produk baja untuk industri-industri khusus,
antara lain Pipa Spiral, Pipa ERW, Baja Tulangan, dan Baja Profil. Kapasitas
rolling tersebut akan ditingkatkan menjadi 4,65 juta ton di tahun 2017 dengan
menambah kapasitas baja lembaran panas sebesar 1,5 juta ton. Selain
memasarkan produk-produknya untuk konsumen domestik. Perseroan juga
memasarkannya ke luar negeri/ekspor. Keahlian Perseroan untuk memproduksi
baja dengan spesifikasi khusus, termasuk untuk keperluan pertahanan nasional,
semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu industry strategis Indonesia.
Pada tahun 2013, Perseroan berhasil membukukan Penjualan produk
baja sebesar 2,38 juta Ton, tumbuh 3% dibanding periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar 2,31 juta ton. Namun perseroan mencatatkan penurunan
nilai penjualan menjadi US$ 2,08 milyar atau turun sebesar 8,9% dibanding
tahun sebelumnya yang sebesar US$ 2,29 milyar akibat dari turunnya harga
jual rata-rata. Turunnya harga jual rata-rata produk baja perseroan tersebut
sebagai dampak dari turunnya harga baja di pasar internasional dan melemah
serta ketidakstabilan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Sehingga di tahun
2013 perseroan mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk sebesar US$13,9 juta. Pada akhir 2013 Perseroan memiliki 7.490 orang
karyawan, dimana 2.507 orang dipekerjakan oleh sebelas anak perusahaan PT
Krakatau Steel (Persero) Tbk.
75
PT. Krakatau Steel merupakan Steelmaker No.1 di Asia Tenggara
- Tahun 2009 memenuhi kapasitas 2.5mt/tahun
- Sales (2009) : U$1.86Milyar
- Memiliki 10 anak perusahaan
- Berdiri pada tahun 1970
PT. Krakatau Steel terintegrasi & downstream production facilities
- Kunci pendukung infrastruktur : layanan power plant, port, water
treatment and IT
- Bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas lokal
II. POSCO (Pohang Iron and Steel Company)
Pohang Iron and Steel Company atau POSCO adalah perusahaan
steelmaker terbesar keempat di dunia. Perusahaan ini berlokasi di Pohang,
Korea Selatan. POSCO memiliki dua pabrik baja yaitu di Pohang dan
Gwangyang. POSCO dinilai penting dalam perkembangan industri Korea
Selatan terutama karena pembangunan yang terus meningkat dalam bidang
industri perkapalan dan otomotif di Korea Selatan.
POSCO merupakan Steelmaker No.4 di dunia
- Kapasitas (2009) : 31.1mt/tahun
- Sales(2009) : U$31.7Milyar
- 82 Anak Perusahaan
- Berdiri pada tahun 1968
Merupakan Steelmaker berdaya saing No. 1 di dunia
- Teknologi kelas dunia
- TOP 200 Global Companies
76
- (153rd) – Forbes 2008,2009
Keduanya (PT. Krakatau Steel Persero Tbk, dan POSCO)
mensinergikan membangun PT. Krakatau Posco. Konstruksi pembangunan
dimulai pada tahun 2010 dan selesai dalam waktu 36 bulan menjadikan PT.
Krakatau Posco sebagai Pabrik Baja Terpadu yang memiliki Teknologi Blast
Furnace pertama di Indonesia.
PT. Krakatau Posco merupakan perusahaan steelmaker, perusahaan
mitra (joint venture) antara PT. Krakatau Steel dan POSCO (Pohang Iron and
Steel Company) Korea Selatan.
Pada tanggal 26 Agustus 2010, PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk dan
Pohang Iron and Steel Corporation, Korea (POSCO) mendirikan PT Krakatau
Posco dengan persentase kepemilikan adalah 30% untuk PT Krakatau Steel
(Persero) Tbk dan 70% untuk POSCO. Berdiri di atas Tanah Negara seluas 338
hektar yang berlokasi di Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Ciwandan Kota
Cilegon PT. Krakatau Posco mulai beroperasi setelah diresmikan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Des 2013. Untuk pembuatan dan
penjualan otomotif produk baja datar. Perusahaan ini menghasilkan slab dan
plat baja untuk bahan baku Perseroan dan industri perkapalan, manufaktur dan
infrastruktur.
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki hak untuk meningkatkan
kepemilikannya dalam PT Krakatau Posco tersebut sampai dengan 45%. PT
Krakatau Posco akan membangun dan mengoperasikan pabrik baja terpadu
(“Proyek”) di Cilegon, Banten. Pembangunan Proyek dilaksanakan dalam dua
tahap dengan kapasitas produksi 6 juta ton (tidak diaudit) baja per tahun dan
jumlah investasi sebesar US$6.000 Pembangunan tahap pertama dengan
kapasitas 3 juta ton (tidak diaudit) baja per tahun.
Berdasarkan perjanjian perusahaan patungan dengan Posco, struktur
kontribusi modal Perusahaan ke PT Krakatau Posco berupa kas, penyertaan
modal dalam bentuk tanah dan penyertaan modal dalam bentuk pekerjaan
77
pematangan lahan. Nilai penyertaan dalam bentuk kontribusi tanah ke PT
Krakatau Posco disepakati sebesar US$44 per meter persegi (“m2”). Nilai
penyerahan atas tanah yang telah dimatangkan disepakati sebesar US$30 per
m2 (termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan pajak terkait lainnya).
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk telah melakukan setoran modal
dalam bentuk kas dan tanah sejak tahun 2010 sampai tahun 2012. Penyetoran
kas adalah sebesar Rp5.372 (setara dengan US$600) pada tahun 2010 dan
US$23.945 pada tahun 2013. Penyetoran dalam bentuk tanah seluas 40 hektar
(“Ha”) berlokasi di Semangraya, Cilegon, 302,7 Ha dan 26,26 Ha berlokasi di
Kubangsari, Cilegon dengan nilai penyertaan sebesar US$17.600, US$133.220
dan US$11.555 masing-masing disetorkan pada tahun 2010, 2011 dan 2012.
Atas penyertaan modal dalam bentuk tanah tersebut, Perusahaan mengakui
laba (setelah eliminasi dan dikurangi pajak final terkait) yang disajikan sebagai
“Laba Pengalihan Aset Tetap”.
PT. Krakatau Posco beralamat di Kawasan Industri Krakatau Cilegon
Jl. Afrika No. 2, Cilegon, Banten – 42443 Tel: (62) (0254) 369700 - Fax: (62)
(0254) 369899. Perusahaan ini didukung oleh berbagai infrastruktur seperti
pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), PT Krakatau Tirta Industri
(KTI) dan PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL). Dan menghasilkan slab dan
plat baja untuk bahan baku Perseroan dan industri perkapalan, manufaktur dan
infrastruktur
Produksi komersial telah dimulai pada awal 2014, siap melayani pasar
baja Indonesia dan menjadi perusahaan baja handal dan paling kompetitif di
pasar baja regional. Joint Venture ini dilakukan dengan maksud untuk
memenuhi permintaan otomotif produk baja datar bermutu tinggi, pasar yang
diperkirakan akan tumbuh pada jangka panjang mengikuti perkembangan pasar
otomotif di Indonesia.
78
4.1.1.2. Visi Misi Perusahaan
Tahun 2008
- Feb.10 Kesepakatan antar pemerintah
- Oct.22 melakukan Memorandum of Understanding ( MoU ) antara
POSCO dan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Tahun 2009
- May.31 Penyelesaian Preliminary Studi Kelayakan
- Oct.31 Penyelesaian Studi Kelayak
- Dec. 2 MoA antara POSCO dan PT. KRAKATAU STEEL
Tahun 2010
- Aug. 4 Joint Venture Agreement ( JVA ) antara POSCO dan PT.
KRAKATAU STEEL
- Sep.27 Pendirian Perusahaan Patungan
- Oct.28 Peletakan Batu Pertama
- Dec. 8 Rapat Pemegang Saham
Visi Perusahaan:
Menjadi pabrik baja terpadu yang paling kompetitif dengan
harga sangat terjangkau bagi Indonesia.
Misi Perusahaan:
- Membuat produk yang kompetitif menggunakan teknologi maju.
- Membangun sinergi dengan memanfaatkan kekuatan POSCO dan
PT. Krakatau Steel, mengembangkan industri baja Indonesia.
- Berkontribusi menumbuhkan perekonomian Indonesia dan
mengembangkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
79
Corporate Values:
Gambar 4.1: Corporate Values
Sumber:banner x Perusahaan PT. Krakatau Posco
- Customer/Konsumen
Mengintegrasikan pelanggan dalam kesuksesan,
merupakan prinsip utama manajemen PT. Krakatau Posco. PT.
Krakatau Posco menempatkan konsumen sebagai yang utama
dalam segala hal, mendengarkan suara mereka, dan melakukan
yang terbaik untuk membantu mereka menciptakan nilai tambah.
- Eksekusi
Mencapai tujuan melalui eksekusi tanpa henti adalah sikap
kerja PT. Krakatau Posco. PT. Krakatau Posco berdasarkan
pendekatan kooperatif berkomitment penuh untuk mencapai target
dan bertanggung jawab penuh terhadap hasil.
- Kreativitas
Menciptakan ide-ide baru beserta implementasi yang lebih
baik adalah masa depan PT. Krakatau Posco
- Integritas
80
Mengikuti etika dan komitmen warga global adalah
kebijakan dasar PT. Krakatau Posco.
- Kolaborasi
Tumbuh bersama beserta seluruh pemangku kepentingan
melalui bekerja sama adalah pola pikir PT. Krakatau Posco.
4.1.1.3. Gambaran Project Perusahaan
PT. Krakatau Posco berproduksi mencapai kapasitas total sekitar 3
juta ton/tahun pada tahap pertama dan tahap kedua akan mencapai 6 juta
ton/tahun. Produk perusahaan terdiri dari Slab, Plate, dan Hot Rolled Coil
(HRC).
Perbandingan kepemilikan saham antar kedua perusahaan dimulai
dengan 70% untuk POSCO dan 30% untuk PT Krakatau Steel yang akan
bertambah menjadi 45% satu tahun setelah Final Acceptance Certificate
(FAC) dengan cara membeli 15% saham dari POSCO, sehingga kepemilikan
saham menjadi 55% : 45%.
Pabrik ini memproduksi bahan baku baja berupa plat dan slab untuk
memenuhi kebutuhan berbagai sektor industri, seperti industri galangan
kapal, konstruksi, heavy equipment, dan otomotif. Lahan konstruksi adalah
lahan kosong yang terletak di samping pabrik PT Krakatau Steel di kota
pelabuhan Cilegon, sebelah Barat Laut Pulau Jawa, Indonesia.
Gambar 4.2: Kegunaan Baja
81
Sumber: Bahan presentasi CSR Team PT. Krakatau Posco
4.1.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4.3: Struktur Organisasi PT. Krakatau Posco
Sumber: Divisi HR&GA PT. Krakatau Posco (2016)
PembuatanKapal
RangkaBaja
Jembatan
Boiler, PressureVessels
RangkaKelautan
Tangki Penyimpanan Gas Cair
82
4.1.2. Corporate Social Responcibility (CSR) PT. Krakatau Posco
4.1.2.1. Deskripsi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau Posco
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan program yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan. PT.
Krakatau Posco telah berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang terbaik kepada
masyarakat melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR),
mengoptimalkan peluang partisipasi pengusaha lokal, serta kesempatan kerja bagi
pemuda dan pemudi terbaik Indonesia. Kegiatan CSR PT. Krakatau Posco mengacu
pada UU No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 Ayat 1 menyatakan
“perseroan yang menjalankan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.”
Kegiatan CSR PT. Krakatau Posco dilakukan oleh Tim CSR yang
merupakan bagian dari Tim General Affair Manajemen (GAM). Pelaksanaan CSR
mengacu pada Annual Plan yang dibuat berdasarkan pada hasil kegiatan mapping
yaitu kegiatan pengenalan wilayah dimana akan dilaksanakan kegiatan CSR.
Jenis program dari kegiatan CSR terdiri dari program sisterhood dan
voluntary yang dilakukan secara merata diwilayah yang telah ditetapkan perusahaan.
Dalam melaksanakan program CSR, tidak bisa dilepaskan dari nilai inti (core value)
yang ditetapkan dalam visi dan misi perusahaan, dan CSR merupakan salah satu
implementasi dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam misi perusahaan
PT. Krakatau Posco menyatakan tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan
ekonomi Indonesia, tetapi berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
setempat.
Dengan demikian, meskipun baru berproduksi PT. Krakatau Posco telah
banyak melaksanakan berbagai program CSR sebagai wujud komitmen perusahaan
83
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. PT. Krakatau Posco telah
berkomitmen untuk melaksanakan berbagai program CSR secara berkelanjutan, baik
di bidang pendidikan, sosial keagamaan, kesehatan lingkungan.
Berbagai macam kegiatan CSR PT. Krakatau Posco diimplementasikan
kepada area yang telah ditentukan perusahaan. Berikut Area of CSR Program
Implementation of PT.Krakatau Posco:
Tabel 4.1 Area Implementasi CSR PT. Krakatau Posco
No Village District No Village District
1 Kubangsari
Ciwandan
6 Warnasari
Citangkil2 Tegal Ratu 7 Samangraya
3 Banjar Negara 8 Deringo
4 Kepuh 9 Lebak Denok
5 Randakari 10 Wanayasa Kramatwatu
Sumber: Annual Planning CSR PT. Krakatau Posco: 2016.
Dalam menjalankan Program Kegitan CSR PT. Krakatau Posco melalui
prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Deskripsi prosedur kegitan CSR PT.
Krakatau Posco tertuang dalam Procedure of Implementation of CSR PT. Krakatau
Posco yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan
a. Melakukan kegiatan mapping untuk menyusun rencana kegiatan CSR yang
dituangkan dalam annual plan maupun kegiatan yang bersifat incidental.
b. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hasil mapping dan annual
plan.
84
c. CSR dilakukan secara merata diwilayah yang telah ditetapkan perusahaan,
terdiri dari program sisterhood dan voluntary.
2. Ruang Lingkup
Lingkup prosedur ini meliputi mekanisme mapping dan pelaksanaan
kegiatan CSR
3. Definisi
a. Mapping yaitu kegiatan pengenalan wilayah dimana akan dilaksanakan
kegiatan CSR. Kegiatan ini mengidentifikasikan pula jenis kegiatan yang
akan dilaksanakan serta objek kegiatannya.
b. CSR yaitu aktivitas yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung
jawab terhadap sosial dan lingkungan sekitar dimana perusahaan berada.
4. Referensi
a. Eksternal
- Informasi dari komunitas masyarakat, NGO setempat, kelurahan dan
kecamatan.
- Proposal dan undangan dari komunitas masyarakat, NGO setempat,
kelurahan dan kecamatan.
b. Internal
- Program Corporate Social Responsibility Krakatau Posco.
85
- Finance- Management
- All Dept.
-Procurement
-GA
- GA
5. Prosedur Implementasi CSR
Tabel 4.2: Diagram Pelaksanaan Aktivitas CSR
INPUT PROCESS OUT PUT
Information
Information &confirmation
Request CSR Request
ScreeningRequest?
Information
Budget CSR Activity Annual Plan
Vehicle
Proposal Arrangement
Survey
CSR Preparation
Proposal
Survey(Report)
Employee
Tool & Material
- User- Stakeholder
- Management NO
Yes - User- Stakeholder
- Management
- GA (Equipment)- Location
- Schedule
- Finance
Proposalapproval?
Yes
NO
- Employee- Stakeholder
- Finance
- GA
- Finance
Survey(Report)
Proposal
- User- Stakeholder
- Management
CSR Implementation
Report &Evaluation
Reportting
Vehicle & Consumption
86
a. Deskripsi
I.Instruksi operasional
1. Sumber informasi dalam melakukan mapping diperoleh dari (PIC):
a. Komunitas masyarakat
b. NGO setempat
c. Kelurahan
d. Kecamatan
2. Informasi yang diperoleh dalam kegiatan mapping menjadi acuan dalam
penyusunan kegiatan CSR yang akan dituangkan dalam annual plan maupun
kegiatan yang bersifat incidental.
3. Permohonan bantuan melalui pengajuan proposal, akan ditindaklanjuti
dengan mapping dan survey ke lokasi yang tertuang dalam proposal.
4. Mapping dilakukan diarea yang telah ditetapkan perusahaan, untuk
mengenali situasi, karakteristik masyarakat, wilayah, dan permasalahan yang
ada di masyarakat.
5. Dalam pelaksanaan mapping, berkoordinasi pula dengan aparat
pemerintahan setempat guna menjalin hubungan yang baik dan memperoleh
informasi mengenai daerah yang di survey.
6. Hasil mapping dituangkan dalam laporan hasil survey (mapping)
7. Berdasarkan hasil mapping tersebut, maka segera dilakukan perencanaan dan
implementasi dengan melakukan:
a. Komunikasi dengan stakeholders.
b. Menyusun proposal kegiatan CSR yang akan diajukan ke Divisi Finance.
c. Menyusun perencanaan implementasi dan melakukan persiapan kegiatan.
d. Menjalin komunikasi dengan divisi dan departemen terkait di Karkatau
Posco mengenai karyawan yang akan perpartisipasi dalam kegiatan CSR.
87
e. Mengatur jadual tiap departemen atau divisi untuk terlibat dalam kegiatan
CSR.
f. Menyusun dan mengirimkan undangan kegiatan CSR kepada divisi atau
departemen terkait untuk terlibat dalam kegiatan CSR berdasarkan jadual
yang telah dibuat.
g. Mengirimkan surat pemberitahuan kegiatan CSR kepada pihak kelurahan
dan kecamatan.
8. Setelah proposal disetujui oleh Divisi Finance, selanjutnya melaksanakan
kegiatan CSR di lokasi yang telah ditetapkan.
9. Melakukan evaluasi dari hasil kegiatan CSR untuk perbaikan secara
berkesinambungan.
10. Publikasi melalui media internal maupun eksternal mengenai kegiatan CSR
yang telah dilaksanakan sebagai bukti perusahaan telah menjalankan
program CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan.
88
4.1.2.2. Struktur Divisi HRGA PT. Krakatau Posco
Gambar 4.4: Struktur Organisasi HR&GA
ANDI SOKO SETIABUDI
DIRECTOR HR&GA. Div
JEONG TAE - SOO
Sr. Chief Specialist GA
ACHWAN EFENDI
Head GA. Dept
JUMARO
Leader GA Mgt TeamLeader CorSec Mgt Team Leader Building Mgt Team
Yang Doo-HoKilas Amangtu
Uniform
M. Iqbal el HidayatGulam Aditiya
CSR Team
Tansa Selvia
Mobile Phone
Deden SuhendarResa Nur. P
Licenses & Permit
Agus PrajakusumaM. Sadam
Stationary & Cons. Good
Asnal JunaidyAlif Gema
Vehicle
Sumber: GA Management Team PT. Krakatau Posco (2016)
89
4.1.3. Profil Kecamatan Ciwandan
Kecamatan Ciwandan berada di bagian Timur laut Pulau Jawa, terletak pada
garis 5O 59’ 48.6”- 6O 03’ 35.2”LS dan 105O 55’ 17.9”- 106O 00’ 18. 2” BT. Sebelah
utara, timur, dan selatan berbatasan dengan Kab. Serang, dan sebelah barat dengan Selat
Sunda Luas daratan Kecamatan Ciwandan adalah 51,81 Km2 atau 29,52 % dari total
wilayah Kota Cilegon, dan memiliki 1 (satu) pulau kecil yaitu Pulau Ular. Berdasarkan
luas daerah menurut kelurahan di Kecamatan Ciwandan, luas daerah terbesar adalah
Kelurahan Kepuh dengan luas 18,74 km2 atau 36,17% diikuti Kelurahan Gunungsugih
dengan luas 17,12 km2 atau 33,04% dan luas daerah terkecil adalah Kelurahan
Banjarnegara dengan luas 2,31 km2 atau 2,31%.
Gambar 4.5: Peta Kecamatan Ciwandan.
Sumber: Kota Cilegon dalam angka 2016
Kecamatan Ciwandan tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Ketinggian
permukaan daratan Kecamatan Ciwandan sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar,
90
hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai
33,80C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan
sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 22,50
C. Pada tahun 2015 rata-rata curah hujan yang terjadi di Kecamatan Ciwandan sebesar
109,2 mm. Sebagian Besar Wilayah Kecamatan Ciwandan diperuntukan bagi Industri-
Industri Besar yang tersebar disetiap kelurahan.
Gambar 4.6: Statistik Geografi Kecamatan Ciwandan.
Administrasi pemerintahan Kecamatan Ciwandan terdiri atas 6 Kelurahan.
Keenam kelurahan tersebut terbagi habis ke dalam 28 Rukun Warga dan 121 RT serta
76 Lingkungan. Jumlah RT terbanyak berada di Kelurahan Randakari sebanyak 28 RT
dan paling sedikit adalah Kelurahan Kubangsari dengan jumlah 13 RT Jumlah Hansip
yang tercatat di Kecamatan Ciwandan sebanyak 169 orang dengan jumlah hansip
terbanyak terdapat di Kelurahan Randakari sebanyak 36 orang. Sementara itu, jumlah
Poskamling yang tersebar di Kecamatan Ciwandan tercatat sebanyak 111 unit.
91
Menurut hasil proyeksi Penduduk 2015 jumlah penduduk di Kecamatan
Ciwandan berjumlah 46.514 Jiwa dengan rincian laki – laki sebesar 23.959 jiwa dan
perempuan sebesar 22.555 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2014-2015 sebesar
1,36 % dengan kepadatan penduduk per Km2 mencapai 898 jiwa/Km2. Penduduk laki-
laki di Kecamatan Ciwandan lebih banyak dengan sex rasio sebesar 106 yang berarti
setiap 100 perempuan terdapat 106 laki-laki.
Penduduk terbesar berada di Kelurahan Tegalratu sebesar 10.617 jiwa atau
sekitar 22,83 % diikuti oleh Kelurahan Randakari sebesar 7.653 jiwa atau 16,45%, dan
terendah di Kelurahan Banjarnegara sebesar 6.230 jiwa atau sekitar 13,39 % dari total
penduduk di Kecamatan Ciwandan.
Gambar 4.7: Statistik Kependudukan Kecamatan Ciwandan.
Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Ciwandan terdiri dari sekolah
TK, SD, SMP, dan Dilihat menurut jenjang pendidikannya di Kecamatan Ciwandan
sekolah TK sebanyak 8 unit, SD/sederajat sebanyak 20 unit dengan rincian 19 SD
Negeri dan 1 SD Swasta, SMP/sederajat sebanyak 15 unit dengan rincian 2 SMP Negeri
dan 13 Swasta, SMA/sederajat sebanyak 10 unit dengan rincian 1 SMA Negeri dan 9
92
Swasta. Sementara itu, jumlah pondok pesantren yang tersebar di Kecamatan Ciwandan
tercatat ada sebanyak 14 ponpes.
Kecamatan Ciwandan memiliki potensi ekonomi yang cukup besar karena
sebagian industry besar dan sedang yang ada di Kota Cilegon berlokasi di kecamatan ini,
ada sekitar 41 Industri besar, 21 Industri sedang, dan 43 industri kecil yang tercatat pada
2013. Sementara itu untuk menunjang kegiatan industri yang ada di Kecamatan
Ciwandan terdapat 2 pelabuhan bongkar muat yang beroperasi yaitu pelabuhan Cigading
dan Krakatau Bandar Samudra (KBS) dan masih ada satu lagi pelabuhan Kubangsari
milik Pemerintah Kota Cilegon yang masih dalam proses penyelesaian.
Gambar 4.8: Statistik Ekonomi Kecamatan Ciwandan 2015.
4.2 Data Penelitian
Dari uraian Latar Belakang Masalah pada BAB I buku ini, masalah
dalam penelitian ini adalah mengenai aktifitas CSR PT. Krakatau Posco dalam
membangun hubungan antara perusahaan dan masyarakat sekitar. Dengan
demikian penelitian ini akan menganalisis bagaimana strategi manajemen humas
93
PT. Krakatau Posco melalui aktifitas Corporate Social Responsibility (CSR)
dalam membangun community relations di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon.
Perusahaan mempunyai kepentingan seperti mendapatkan citra positif
dari masyarakat sekitar serta demi keberlangsungan proses produksi. Sebaliknya,
masyarakat mempunyai kepentingan, selain menerima hak-hak lingkungan hidup
mereka yang diakibatkan dari proses industri, masyarakat juga menginginkan
memperoleh keuntungan dari keberadaan pabrik di daerahnya. Hubungan timbal
balik antara perusahaan dan masyarakat sekitar merupakan keniscayaan. Salah
satu cara tersebut adalah dengan mengimplementasikan kegiatan Corporate
Social Responsibility (CSR). Selain itu aktifitas CSR merupakan kewajiban bagi
Perseroan sebagaimana diatur dalam PP No 47/2012 merupakan amanat langsung
dari Pasal 74 (4) UU No 40/2007. Berdasarkan PP No 47/2012 Pasal 3 (1)
“Tanggung jawab sosial dan lingkungan menjadi kewajiban bagi Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya
alam berdasarkan Undang-Undang”. Dengan menjalankan strategi manajemen,
praktisi humas ( TIM CSR PT. Krakatau Posco ) dapat melaksanakan program
CSR secara baik dan trencana.
Menurut Sanafiah Faisal (1990) menyatakan bahwa sampel sebagai sumber
data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses
enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga
dihayatinya.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti.
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai
informasi.
94
4. Mereka yang cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya”
sendiri.
5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan Peneliti
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau
narasumber1.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil informan sebagai sumber
informasi yang seluruhnya berjumlah 5 orang, masing – masing terdiri dari:
1. key informan berjumlah 2 orang sebagai pihak internal
perusahaan, yaitu satu orang menjabat sebagai leader di CSR
Team Staff PT. Krakatau Posco yaitu Bpk. Iqbal El-Hidayat dan,
satu orang menjabat sebagai Menejer General Affair
Management Team PT. Krakatau Posco, yaitu Bpk. Jumaro.
2. Informan penunjang berjumlah 3 orang sebagai pihak eksternal
perusahaan, yaitu 2 orang masyarakat Kecamatan Citangkil yang
menerima dan menjadi sasaran dari program CSR, peneliti ambil
berdasarkan jenis program CSR yang dijalankan dan masing –
masing mewakili setiap program yang dilaksanakan oleh CSR
Team PT. Krakatau Posco. Dua orang itu adalah Bpk. Nurul
Holis dan Ibu Uul . Dan 1 orang tokoh masyarakat Kecamatan
Ciwandan yaitu sebagai Ketua Karangtaruna di Kelurahan
Samangraya.
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara,
1 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. hal 221.
95
observasi, dan dokumentasi ini nantinya akan menjawab pertanyaan dari
identifikasi masalah sebagai subfokus penelitian.
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam. Wawancara
dilakukan kepada key informan dan informan pendukung yang telah peneliti pilih
melalui teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sample berdasarkan
pertimbangan tertentu, sesuai dengan ciri dan kriteria yang diperlukan untuk
memperoleh gambaran lebih rinci mengenai pelaksanaan program CSR
perusahaan.
Wawancara kepada pihak manajemen perusahaan (internal) yang
dilakukan peneliti sebanyak 5 kali, berkaitan dengan strategi CSR perusahaan
yaitu pada tanggal 8 Desember 2016, 9 Desember 2016, 16 Mei 2017, 25 Mei
2017, dan 5 Juni 2017. Wawancara kepada pihak masyarakat (eksternal) peneliti
melakukan sebanyak 3 kali, berkaitan dengan aktivitas CSR yang telah dijalankan
oleh PT. Krakatau Posco yaitu pada 17 Mei 2017, 18 Mei 2017 dan 5 Juni 2017.
Peneliti melakukan wawancara kepada pihak masyarakat adalah sebagai bentuk
triangulasi sumber dan crosscheck terhadap kebenaran data yang peneliti dapat
dari CSR Team PT. Krakatau Posco.
Selama wawancara peneliti selalu melakukan “reduski data” yang
“diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan – catatan
tertulis dilapangan2.” Selain itu peneliti juga menggunakan alat recorder serta
alat tulis seperti pulpen dan buku tulis untuk mencatat hasil wawancara, kemudian
peneliti mencatat dan mengetik ulang jawaban – jawaban dari pertanyaan –
peranyaan yang disampaikan. Peneliti juga menyiapkan sejumlah pertanyaan
sebelum melakukan wawancara.
2 Matthew B.Miles dan Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber TentangMetode-metode Baru. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Hal 16
96
Teknik penelitian yang peneliti gunakan selain wawancara adalah
observasi. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipan
aktif dengan terlibat langsung dalam proses kegiatan CSR yang dilakukan oleh
pihak PT Krakatau Posco. Selama proses kegiatan CSR, peneliti menganalisa dan
menelaah bagaimana manajemen pihak perusahan dalam melakukan aktivitas
CSR.
Dokumentasi dilakukan pada saat peneliti melakukan wawancara
maupun observasi lapangan dan juga setelah melakukan wawancara dan observasi
lapangan. Dokumentasi dilaksanakan dengan mengumpulkan data sekunder
terkait kegiatan CSR PT. Krakatau Posco sebagai data tambahan atau pelengkap
untuk memperoleh gambaran yang utuh serta relevansi secara keseluruhan.
Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi yang peneliti lakukan selanjutnya akan dikategorikan sesuai dengan
identifikasi masalah. Kemudian data-data tersebut dianalisis, dimaknai, dan
dijabarkan yang sebelumnya telah dihubungkan dengan masalah pokok penelitian.
Dari rangkaian analisis tersebut, diungkapkan evaluasi kegiatan yang dilakukan
dan ditarik kesimpulan untuk memberikan jawaban terhadap rumusan masalah
penelitian.
4.3 Hasil Penelitian
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan program yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai wujud tanggung jawab dan kepedulian
sosial. CSR merupakan bentuk nyata kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
dan masyarakat sekitar. PT. Krakatau Posco telah berkomitmen untuk
memberikan kontribusi yang terbaik kepada masyarakat melalui kegiatan
97
Corporate Social Responsibility (CSR), mengoptimalkan peluang partisipasi
pengusaha lokal, serta kesempatan kerja bagi pemuda dan pemudi terbaik
Indonesia. PT. Krakatau Posco menyatakan tidak hanya berkontribusi pada
pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi berkontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat setempat. Sebagaimana dalam Surat Direktur HR & GA PT.
Krakatau Posco tanggal 14 Februari 2011 perihal komitmen PT. Krakatau Posco
yang ditujukan kepada Ketua Forum Perjuangan Rakyat Cilegon (FPRC)
menyatakan bahwa:
1. PT. Krakatau Posco selama periode konstruksi dan operasi akan
memberikan kesempatan kerja dengan kuota 70% bagi
Masyarakat Cilegon dan Provinsi Banten, dan berusaha
memaksimalkan Sumber Daya Manusia yang tersedia di Kota
Cilegon sesuai kualifikasi dan kebutuhan tenaga kerja yang
sesuai.
2. PT. Krakatau Posco akan memperioritaskan kegiatan program
Corporate Social Resposibility (CSR) untuk kepentingan
pembinaan SDM serta peningkatan kesejahteraan Masyarakat
Cilegon dan Banten.
3. PT. Krakatau Posco akan memberikan kesempatan bagi
pengusaha lokal dalam operasional PT. Krakatau Posco, sebagai
bentuk pembinaan terhadap pengusaha lokal Kota Cilegon dan
Provinsi Banten, sepanjang yang bersangkutan memenuhi
persyaratan, kualifikasi, dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Dalam misi perusahaan PT Krakatau Posco menyatakan.
98
“Contributing to the Indonesia economy growth and development of
local community growth”.
“Berkontribusi menumbuhkan perekonomian Indonesia dan
mengembangkan kesejahteraan masyarakat sekitar”.
Dengan demikian, meskipun baru berproduksi dan saat ini PT. Krakatau
Posco masih belum berada dalam kondisi yang prima namun perusahaan tetap
memenuhi komitmen untuk mendukung upaya pengembangan masyarakat.
Dasar pemikiran perlunya kegiatan CSR PT. Krakatau Posco adalah:
Untuk memenuhi regulasi, hukum, dan aturan yang mengaturnya.
Sebagai investasi sosial perusahaan untuk mendapatkan image yang
positif.
Bagian dari strategi bisnis perusahaan.
Untuk memperoleh licence to operate dari masyarakat setempat.
Bagian dari risk management perusahaan untuk meredam atau
menghindari konflik sosial.
(Sumber: Presentasi Tim CSR PT KP)
Mengenai program CSR Perusahaan PT. Krakatau Posco menurut Iqbal
Al-Hidayat selaku leader Tim CSR PT. Krakatau Posco (wawancara peneliti pada
Selasa, 16 Mei 2017) menyatakan.
“Program CSR PTKP secara garis besar ada dua yaitu
Sisterhood Thise Program dan Foluntary Hour. Sisterhood Thise
Program itu adalah sifatnya kemitraan, daerah binaan. Itu bagian dari
99
program CSR yang sifatnya continyu. Untuk membangun kemitraan di
wilayah tersebut atau wilayah, daerah binaan, jadi biar manfaat dan
dampaknya itu kelihatan. Kalau kegitan itu dilakukan dengan terus
menerus di situ nanti tumbuh interaksi dengan masyarakat. Foluntary
Hour itu sukarela, bakti sosial, gotong royong yang perusahaan
wajibkan bagi setiap karyawan PT KP, saat ini dalam melakukan
Foluntary Hour diberlakukan 23 jam setiap karyawan selama setahun,
sebelumnya di awal – awal itu hanya 7 jam kemudian bertambah –
bertambah dan saat ini 23 jam, dan kemungkinan kedepan akan
ditambah lagi”.
Jadi secara garis besar Aktifitas CSR PT Krakatau Posco dibagi kedalam
2 jenis kegiatan yaitu: Sisterhood Ties Program dan Foluntary Hour. Sisterhood
Ties Program yaitu kegiatan yang sifatnya continyu, daerah binaan perusahaan
yaitu untuk membangun kemitraan di wilayah area perusahaan, sehingga
terciptanya manfaat dan dampaknya yang dapat kelihatan. Jika kegitan itu
dilakukan dengan terus menerus akan tumbuh interaksi dengan masyarakat
(relationship).
Foluntary Hour yaitu kegiatan yang sifatnya sukarela, berpartisipasi
dalam isu sosial, bekerja sama dengan komunitas, komunikasi dengan
masyarakat, merupakan kewajiban bagi setiap karyawan PT. Krakatau Posco
memberikan beberapa waktu yang telah di tetapkan perusahaan untuk terjun
langsung ke masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan CSR. Waktu yang
ditetapkan oleh perusahaan di program Foluntary Hour bagi setiap karyawan di
tahun 2011 yaitu 7 Jam pertahun dan setiap tahun bertambah, sampai saat ini
tahun 2017 sebanyak 23 Jam pertahun.
100
Kedua jenis program tersebut pelaksanaannya didasarkan atas kegiatan
Mapping dan survey yaitu kegiatan pengenalan wilayah dimana akan
dilaksanakan kegiatan CSR. Kegiatan mapping ini mengidentifikasikan jenis
kegiatan yang akan dilaksanakan serta objek kegiatannya. Melakukan kegiatan
mapping untuk menyusun rencana kegiatan CSR yang dituangkan dalam annual
plan.
Selama melakukan mepping dan survey hal-hal yang perlu diidentifikasi
seperti:
Yang paling membutuhkan bantuan
Disesuaikan dengan melihat budget kondisi keuangan
perusahaan.
Kondisi bangunan (madrasah, masjid, yayasan) yang kurang
layak dengan melihat budget kondisi keuangan perusahaan.
Bersifat incidental seperti bencana banjir.
Kondisi lingkungan yang diakibatkan dari proses produksi
perusahaan debu besi.
Undangan-undangan dari komunitas masyarakat, kelurahan,
kecamatan dan NGO setempat.
(Sumber: Wawancara peneliti dengan Tim CSR PT KP)
Berdasarkan hasil mapping selanjutnya melakukan komunikasi dengan
stakeholder, menyusun proposal kegiatan CSR yang akan diajukan ke Divisi
Finance, menyusun perencanaan dan persiapan kegiatan, melakukan koordinasi
dengan departemen yang akan dilibatkan dalam kegiatan CSR berdasarkan jadwal
yang telah dibuat. Kemudian melakukan kegiatan CSR setelah proposal disetujui
oleh Divisi Finance.
101
Sampai saat ini perusahaan telah banyak melaksanakan berbagai
program CSR sebagai wujud komitmen perusahaan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat. Program CSR perusahaan tidak hanya
berperan dalam upaya memberdayakan masyarakat, namun memunculkan
inovasi berdasarkan budaya dan kearifan lokal. PT. Krakatau Posco telah
berkomitmen untuk melaksanakan berbagai program CSR secara berkelanjutan,
baik di bidang pendidikan, sosial keagamaan, kesehatan lingkungan.
a. Bidang Pendidikan
Di bidang pendidikan, sejak pertengahan 2013 hingga sekarang, PT.
Krakatau Posco menjalani program pengembangan pendidikan dasar.
Program tersebut di implementasikan di delapan sekolah dasar dan satu panti
asuhan sebagai pilot project, terdiri dari:
1. SDN Samangraya 2;
2. SDN Kubangsari 2;
3. SDN Tegal Kidongdong;
4. SDN Warnasari;
5. SDN Deringo;
6. SDN Tegal Ratu;
7. SDN Banjarnegara;
8. SDN Karpyak; dan
9. Panti asuhan Al Mubarok.
102
Peletakan batu pertama oleh direktur HR & GA PT. Krakatau Posco 18 April 2017
Sumber: http://www.krakatauposco.co.id/csr
Pengembangan pendidikan tidak hanya menyasar pada siswa,
namun juga guru-guru di sekolah. Pelatihan diberikan kepada guru dalam hal
metode pembelajaran, pengajaran, dan membangun kesadaran sosial serta
hak-hak anak.
Kegiatan CSR PT. Krakatau Posco bidang pendidikan diantaranya:
1. Membangun sarana tempat belajar, perpustakaan olahraga dan
pendidikan (Saung Peradaban dan Sanggar Edukasi)
2. Program kelas inspirasi di sekolah-sekolah
3. Bantuan dana pendidikan.
4. Distribusi alat tulis
b. Bidang Sosial Keagamaan
Adapun Program CSR PT. Krakatau Posco pada aspek sosial
keagamaan seperti:
103
1. Donasi hewan qurban.
2. Pembagian zakat fitrah.
3. Distribusi bantuan sembako dan pakaian
4. Pengecatan fasilitas umum (mesjid, mushola) dan sekolah.
Aneka kegiatan CSR PT. Krakatau Posco 20 Januari 2016
Sumber:
http://www.krakatauposco.co.id/csr#/348/kilas_balik_csr_krakatau_posco_2015
c. Bidang Kesehatan Lingkungan
Pada 30 Mei 2016 PT. Krakatau Posco memperoleh penghargaan
PMI Kota Cilegon. Selama tahun 2015, PT. Krakatau Posco telah
menyumbang 582 labu darah melalui kegiatan donor darah, yang rutin
dilaksanakan baik secara kolektif maupun individu. Peran serta dalam
kegiatan donor darah merupakan salah satu implementasi program CSR
Perusahaan bidang kesehatan dan sosial kemanusiaan.
104
Sebagai wujud kepedulian PT. Krakatau Posco terhadap kesehatan
lingkungan masyarakat sekitar, perusahaan melakukan Kegiatan CSR
seperti:
1. Kerja bakti dilingkungan warga
2. Konsultasi kesehatan bagi warga sekitar
3. Donor darah
4. Penanaman pohon
5. Kampung ramah lingkungan
6. Sumbangan 3 unit mobil ambulans
7. Renovasi eks. Kantor Kelurahan Samangraya, Tamanbaru, dan
Banjarnegara menjadi Pusat Pelayahan Kesehatan (Health Care Centre)
CSR Cilegon City Cleaning 22 Agustus 2015
Sumber: http://www.krakatauposco.co.id/csr#/270/cilegon_city_cleaning
Proses pembelajaran dalam implementasi CSR menjadi modal berharga
dalam upaya perbaikan dan pengembangan program sehingga dapat memberikan
manfaat jangka panjang. Meski saat ini program yang dijalankan masih bersifat
jangka pendek, pada tahun selanjutnya secara bertahap program CSR PT.
105
Krakatau Posco diharapkan mulai bergeser menuju pengembangan masyarakat
(community development).
Untuk mewujudkan hal tersebut tentu tidak lepas dari dukungan dan
komitmen berbagai pihak pemangku kepentingan termasuk peran serta karyawan
dalam implementasi CSR yang tidak hanya semata karena mengugurkan
kewajiban, namun karena tumbuhnya kepedulian terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar.
Dari hasil pengumpulan data lapangan yang dilakukan melalui
wawancara, observasi dan studi dokumentasi, diperoleh beberapa informasi
penting berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini.
Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini meliputi bagaimana: proses
fact finding, proses planning, proses communicating dan proses evaluating
aktifitas CSR PT. Krakatau di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Setelah
dilakukan analisis nantinya dapat memberikan gambaran secara menyeluruh
mengenai strategi manajemen humas PT. Krakatau Posco melalui aktifitas
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam membangun community relations
di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon.
Berikut diuraikan mengenai bagaimana proses fact finding, proses
planning, proses communicating dan proses evaluating aktifitas CSR PT.
Krakatau di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon.
1. Proses Fact Finding CSR PT. Krakatau Posco
Proses pencarian fakta dan informasi lapangan mengenai program
CSR yang akan dilakukan oleh Tim CSR berdsarkan Procedure of
106
Implementation of CSR PT. Krakatau Posco melalui 2 referensi yaitu:
eksternal dan internal Sebagaimana pernyataan dari Iqbal (Wawancara
peneliti pada Selasa, 16 Mei 2017):
“Dalam mencari data dan fakta berkaitan dengan program CSR,
kami dapatkan dari hasil mapping dan survey lokasi. Dan bersumber dari
internal dan eksternal sesuai dengan prosedur implementasi CSR PTKP”
Berdasarkan sumber dari Eksternal dalam pelaksanaan aktivitas
CSR PT. Krakatau Posco didasarkan atas:
- Informasi yang datang dari komunitas masyarakat, Non Government
Organization (NGO) setempat, kelurahan serta kecamatan. Informasi
ini termasuk yang sifatnya incidental.
- Berupa Proposal dan undangan-undangan dari komunitas masyarakat,
NGO setempat, kelurahan dan kecamatan.
Jika informasi mengenai fakta datang dari isu-isu yang berkembang
di masyarakat, Tim CSR Perusahaan akan turun langsung ke lapangan untuk
melakukan survey. Melakukan koordinasi kepada pihak yang terkait dengan
isu tersebut.
Jika bersumber dari proposal yang diajukan masyarakat, pihak Tim
CSR melakukan evaluasi, ferifikasi dan seleksi serta survey lapangan untuk
menghindari ketidak sesuaian antara proposal dan kenyataan di lapangan.
Iqbal, leader Tim CSR PT. Krakatau Posco menerangkan
(Wawancara peneliti pada Selasa, 16 Mei 2017):
“Ekternal kami dapatkan dari pihak masyarakat seperti proposal,
permintaan dari masyarakat, undangan – undangan dari masyarakat. Jika
107
bentuknya proposal kami lakukan survey di lapangan, jika kira-kira itu perlu
dan ada baget untuk itu, maka tindak lanjuti pengajuan itu, kalau tidak ada
baget kami tampung dulu.”
Iqbal juga menambahkan:
“Tentunya sebelum kesana kan kita melakukan survey, kita juga
berkomunikasi dengan pihak sekolah, kelurahan, RT, RW kalau misalnya ke
fasilitas public seperti masjid ke DKM.”
Nurholis selaku pihak penerima program CSR memaparkan
(Wawancara peneliti pada Kamis, 18 Mei 2017):
“Prosesnya cukup lama, sekitar dua bulanan lah. Kan dari bulan
oktober pengajuannya di realisasikannya awal tahun 2017, setelah proses –
proses cek lokasi, tanah, ferifikasi, tujuannya apa, ngomongin perencanaan
– perencanaan kedepannya akhirnya Alhamdulillah proposal kami
terealisasikan”.
Jika sifatnya incidental seperti banjir yang sering terjadi di
lingkungan masyarakat dan debu besi, Tim CSR segera meninjau di
lapangan untuk memastikan keadaan dan melakukan koordinasi dengan
pihak Kelurahan, RT, RW terkait. Jika memungkinkan pihak perusahaan
langsung memberikan bantuan sesuai dengan yang dibutuhkan.
Iqbal, leader Tim CSR PT. Krakatau Posco menerangkan
(Wawancara peneliti pada Selasa 16 Mei 2017):
“Jika sifatnya incidental seperti hujan banjir kemarin, kami
langsung segera meninjau lokasi – lokasi daerah yang biasanya tergenang,
lingkungan cigading misalnya. Jika ada baget kami langusng memberi
108
bantuan – bantuan yang diperlukan warga, melakukan koordinasi dengan
aparat pemerintah terkait, kelurahan, RT, RW setempat”.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Ketua Persatuan
Pemuda Kubang Saron P2KS, Nurholis selaku pihak penerima program CSR
(Wawancara peneliti pada Kamis, 18 Mei 2017):
“Saya dapat informasi dari teman, waktu itu sempet ngobrol sama
temen – temen sempet kunjungan juga ke bank samapah dan lain
sebagainya. Kebetulan waktu itu ada posco juga kan artinya mereka pingin
ada bank sampah, ada kampung binaanlah katakanlah kayak gitu. Kok sama
dengan yang saya pingin, singkron kan. Ada kesamaan, yaudah saya ajukan
proposal ke Posco. Prosesnya cukup lama, sekitar dua bulanan lah. Kan
dari bulan oktober pengajuannya di realisasikannya awal tahun 2017,
setelah proses – proses cek lokasi, tanah, tujuannya apa, ngomongan
perencanaan – perencanaan kedepannya akhirnya Alhamdulillah proposal
kami terealisasikan”.
Dikuatkan pula oleh Jumaro selaku Manager HRGA PT Krakatau
Posco (Wawancara peneliti pada Selasa, 16 Mei 2017):
“Biasanya kami dapat informasi dari masyarakat langsung, dari
isu atau fenomena yang berkembang dan dari proposal yang diajukan oleh
masyarakat, yang ditindak lanjuti dengan survey atau seleksi langsung ke
lapangan, sesuai dengan yang tercantum dalam prosedur pelaksanaan CSR
PT KP”.
Berdasarkan sumber dari Internal dalam pelaksanaan aktivitas CSR
PT. Krakatau Posco didasarkan atas:
109
- Yaitu Program CSR Krakatau Posco yang tertuang dalam annual plan.
- Permintaan dari divisi – divisi PT. Krakatau Posco dalam mengajukan
kegiatan CSR-nya untuk memenuhi kewajiban jenis program Foluntary
Hour.
Semua program CSR perusahaan yang berasal dari internal
perusahaan merupakan hasil mapping dan survey Tim CSR Perusahaan yang
dilakukan secara merata diwilayah yang telah ditetapkan perusahaan.
Aktifitas mapping dan survey tersebut dimaksudkan agar data – data
dan fakta – fakta lapangan benar – benar akurat. Iqbal, leader Tim CSR PT.
Krakatau Posco menerangkan (Wawancara peneliti pada Selasa, 16 Mei
2017)
“Sumber Internal sesuai annual planning perusahaan yang kami
buat di tiap tahunnya, atau dari permintaan – permintaan divisi perusahaan
mengenai program CSR-nya. Kita kan ada program foluntary hour itu
kewajiban setiap karyawan. Artinya mereka dapat mengajukan sendiri
gimana aktifitas CSR yang akan temen – temen lakukan”.
Dari langkah – langakah tersebut maka Tim CSR dapat menentukan
sasaran mana yang pantas untuk mendapatkan bantuan CSR dari perusahaan.
Yang dituangkan dalam proses identifikasi dalam menentukan sasaran dari
program CSR. Diharapkan dengan proses identifikasi tersebut, program CSR
yang dijalankan akan tepat sasaran. Seperti yang dijelaskan oleh Leader Tim
CSR PT. Krakatau Posco Iqbal (Wawancara peneliti pada 25 Mei 2017)
yaitu:
“Ada beberapa kriteria yang kami miliki diantaranya, masyarakat
yang memiliki potensi. Bisa dikembangkan untuk diri sendiri dan orang lain,
110
berada di ring 1 PT KP, dapat dukungan dari pemerintah serta
masyarakatnya. Sedngkan program CSR yang bentuknya program
kemitraan, sisterhood kami menentukannya dengan beberapa tahapan, jika
peserta itu lulus melewati tahapan – tahapan identifikasi yang kami tentukan
maka ia jadi binaan perusahaan. Saat ini baru dua yang lulus dan jadi
binaan perusahaan”
Pernyataan tentang sasaran program CSR yang sifatnya kemitraan,
sisterhood di perkuat juga oleh Prosedure Implementasi Program CSR PT
Krakatau Posco yaitu :
“CSR yaitu aktivitas yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk
tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan sekitar dimana perusahaan
berada. CSR dilakukan secara merata diwilayah yang telah ditetapkan
perusahaan, terdiri dari program sisterhood dan voluntary”.
Dalam melakukan fauct finding Tim CSR selalu memperhatikan
kearifan lokal. Seperti yang dikatakan Iqbal (Wawancara peneliti pada 25
Mei 2017):
“Ketika melakukan kegiatan CSR kita memerhatikan kearifan
lokal, gak mungkin kita membawa sesuatu yang baru pada masyrakat pasti
di tolak. Berati kita biar di terima dengan masyarakt ya apa yang ada di
masyarakat itulah yang kita bangun.”
Setelah menentukan sasaran yang diperoleh dari survey maka Tim
CSR PT KP perlu tahu apa yang dibutuhkan masyarakat sekitar, dengan
mengetahui kebutuhan masyarakat maka program yang nanti akan
dijalankan dapat terasa manfaatnya bagi masyarakat. Walaupun tidak semua
keinginan masyarakat dapat dipenuhi melalui CSR.
111
Kebutuhan masyarakat saat ini beragam seperti yang diutarakan
Jumaro selaku Manager HRGA PT Krakatau Posco (Wawancara peneliti
pada Selasa, 16 Mei 2017):
“Selama ini permintaan dari masyarakat membutuhkan bantuan
dalam bidang ekonomi, yakni bantuan dana untuk pengembangan usaha.
Namun selama ini banyak masyarakat yang memohon bantuan untuk
memulai usaha bukan untuk mengembangkan usaha, sehingga kami menolak
permohonan tersebut. Serta membutuhkan bantuan yang bersifat fasilitas
public seperti sarana ibadah, saran pendidikan dan yang lainnya”.
Namaun berhubung saat ini perusahaan masih dalam keadaan rugi,
bantuan yang diberikan perusahaan belum dalam bentuk dana namun dalam
bentuk kegiatan – kegiatan yang sifatnya kerja bakti. Kalaupun ada
pendanaan sifatnya lebih ke fasilitas – fasilitas sosial. Seperti yang
disampaikan Jumaro selaku Manager HRGA PT Krakatau Posco
(Wawancara peneliti pada Selasa, 16 Mei 2017):
“Secara Personal memang dia pengusaha mikro rumahan dia
punya keahlian sudah lama menggeluti usaha itu karena dia belum punya
izin kita dampingi, inovsi, perbaiki, kita support, dan kita suportnya bukan
dalam bentuk uang. Karena kalau bicara dana kita masih terbatas. Sampai
sekarang masih rugi perusahaan. Yang bisa kami lakukan adalah dengan
kegiatan, kalau pun ada bantuan - bantuan lebih ke sifatnya fasilitasi
penjualannya menjual lewat koprasi karyawan.”.
Selain kebutuhan dalam bidang ekonomi, masyarakat juga
membutuhkan bimbingan pengajaran, pemberdayaan mereka dalam
meningkatkan kualitas atau kesejahteraan hidupnya. Seperti yang dikatakan
112
oleh Jumaro selaku Manager HRGA PT Krakatau Posco (Wawancara
peneliti pada Selasa, 16 Mei 2017)
“Kebutuhan masyarakat itu cukup banyak, pertama dari mulai
sosialisasi dan informasi mengenai produk dan pengembangan wawasan
masyarakat mengenai kelistrikan, lass. Pembinaan dalam hal pemberdayaan
baik secara lingkugnan maupun SDM untuk peningkatan ekonomi, sosial
dan lingkungan, lebih dari itu masyarakat membutuhkan bantuan baik
secara fisik maupun financial untuk peningkatan kesejahteraan mereka”.
Jumaro menambahkan:
“Kita setiap tahun itu selalu membuat terobosan – terobosan
program, yang istilahnya tepat sasaran, tapi disini maaf di PT KP ini
kegiatannya bukan smata – mata donasi aja, kita mengajarkan kemandirian,
tapi kadang – kadang yang di atngkap di msyarakat kan pinginnya donasi –
donasi. Tapi itu kita mendidik bagaimana, apa yang di inikan itu benar –
benar bermanfaat dan di jadikan pelajaran”.
Kebutuhan – kebutuhan tersebut perlu diketahu dalam rangka
menciptakan sebuah program CSR yang menguntungkan bagi masyarakat
dan perusahaan, agar biaya yang digunakan tidak sia – sia. Selain itu agar
program – program tersebut menjawab permasalahan – permasalahan yang
ada di masyarakat baik itu yang bersifat sosial maupun ekonomi.
Menurut hasil survey Tim CSR di lapangan saat ini masyarakat
masih memiliki permasalahan dalam bidang ekonomi, yakni dalam hal
pengembangan usaha yang dijalankan. Seperti yang dijelaskan oleh Leder
Tim CSR PT KP Iqbal (Wawancara peneliti pada Selasa, 16 Mei 2017):
113
“Mereka membutuhkan bantuan dalam bidang pengembangan
ekonomi, karena mereka kurang biaya untuk pengembangan usaha,
pelatihan tenaga kerja, keterampilan yang rendah, serta belum ada solusi
atau penyelesaian untuk penjualan dan pemasaran produk. Biasanya kami
memberikan bantuan dari mulai pelatihan keterampilan, fasilitas, hingga
penyaluran hasil usaha yang kami bawa ke koperasi karyawan”.
Selain permaslahan tersebut, masyarakat juga selama ini
dihadapkan dengan permasalah sosial yang berkaitan dengan kehidupan
mereka. Kurangnya pengetahuan akan pemanfaatan sumber daya yang ada
membuat masyarakat menjadi tidak dapat memanfaatkan sumeber daya yang
ada tersebut untuk kemajuan hidupnya. Seperti yang dipaparkan oleh Jumaro
selaku Manager HRGA PT Krakatau Posco (Wawancara peneliti pada
Kamis, 25 Mei 2017)
“Menurut kami masyarakat saat ini memiliki kekurangan dalam hal
memberdayakan dan mengoptimalkan sumber daya yang ada disekitar
lingkungan mereka, sehingga membutuhkan bimbingan dan binaan dari
pihak lain. Disini artinya, masyarakat masih kurang memanfaatkan sumber
daya yang ada disekitar lingkungannya, mungkin karena keterbatasan
pengetahuan”.
Jumaro menambahkan:
“Di tahun ini kita menginikan di pendidikan contohnya melakukan
training, dari training bahasa, mengelas, perbaikan AC. Sebenarnya itu
kunci untuk di jadikan dia itu jangan mengandalkan di sector perusahaan
aja, bagamana dia mnggali potensi diri untuk mandiri kemudian bisa
berwirausaha, menciptakan lapangan kerja sendiri, sebenarnya peluang –
114
peluang untuk memperbaiki AC misalnya, ngelass. Itu banyak perumahan –
perumahan baru, itu bisa dijadikan usaha.”
Selain dari survey dilapangan, permasalahan – permasalahan
tersebut juga biasanya diketahui dan didapat dari proposal yang diajukan
oleh masyarakat. Banyak sekali proposal permohonaan bantuan untuk
program CSR yang masuk ke Perusahaan PT Krakatau Posco, namun hanya
beberapa saja yang ditindak lanjuti, itu karena beberapa hal seperti Jumaro
selaku Manager HRGA PT Krakatau Posco (Wawancara peneliti pada
Selasa, 16 Mei 2017)
“selama ini banyak permintaan yang masuk dari masyarakat
berupa proposal. Sebagian besar kami tidak lanjuti, alasannya, pertama,
anggaran kami terbatas dan tidak cukup untuk itu. Kedua, banyak
masyarakat yang mengajukan proposal untuk program kemitraan dengan
latar belakang untuk mendirikan usaha, dan tidak termasuk dari criteria
yang perusahaan tetapkan. Ketiga, kami mengutamakan kepada
pengembangan potensi”.
Jadi dalam melakukan proses fact finding. Tim CSR PTKP
melakukannya dengan dua sumber, pertama dari eksternal perusahaan,
kedua dari internal perusahaan. Secara eksternal mencari sumber – sumber
informasi atau terjun kelapangan melakukan mapping dan survey area yang
telah ditentukan perusahaa untuk mencari data dan fakta yang berkaitan
dengan program CSR yang akan dilaksanakan. Selain itu proposal mejadi
salah satu sumber dalam memperoleh inforamasi sebagai bahan untuk
mengambil langkah program CSR.
115
Secara internal yaitu datang dari divisi – dvisi perusahaan PT
Krakatau Posco yang mengajukan kegiatan CSR sebagai kewajiabn tiap
karyawan PT Krakatau Posco.
2. Proses Planning CSR PT. Krakatau Posco
Setelah mendapatkan data dan fakta yang akurat dari berbagai pihak
yang terkait, maka Tim CSR merencanakan, membuat planning program
dengan sebelumnya melakukan mapping dan survey lapangan. Planning
tersebut bisa berdasarkan informasi yang ada atau berkembang, juga
berdasarkan proposal yang diajukan. Dari hasil laporan mapping dan survey
tersebut kemudian di informasikan kepada pihak divisi finance. Apakah ada
baget atau tidaknya, melihat situasi atau kebutuhan. Hal tersebut seperti
pernyataan Jumaro selaku Manager HRGA PT Krakatau Posco:
“Ada banyak perencanaan dalam bentuk kegiatan yang kami buat,
seperti meneliti proposal yang diajukan oleh masyarakat, kemudian
berkoordinasi dengan bagian financial, apakah ada baget atau tidaknya,
melihat situasi atau kebutuhan, melakukan pelatihan – pelatihan terlebih
dahulu, study banding sebelum kegitan CSR dilakukan seperti study banding
mengenai program kampung ramah lingkungan.”
Iqbal selaku Leader Tim CSR PT Krakatau Posco mengatakan:
“Penyerapan informasi dari masyarakat sekitar yang kami tindak
lanjuti dengan survey, agar bisa menghasilkan kegiatan yang benar – benar
efektif sesuai sasaran yang ingin dicapai. Survey tersebut kami lakukan
berdasarkan tindak lanjut data yang kami dapat baik dalam bentuk proposal
116
maupun informasi dari masyarakat, pihak internal perusahaan. Setelah
melakukan survey, kami pun akan menentukan wilayah sasaran, masyarakat
mana yang layak untuk mendapatkan bantuan dari program CSR. Setelah itu
baru kami tindak lanjuti dengan mengajukan permohonan persetujuan dana
dan administrasi ke bagian finance kami”.
Selain itu dalam melakukan planning program untuk kegiatan CSR
yang akan dilakukan PT. Krakatau Posco selalu memperhatikan hal – hal
kearifan lokal dan apa yang menjadi kebiasaan masyarakat, serta dukungan
dari masyarakat itu sendiri dan masyarakat mau diajak kerjasama dan dia
tertarik dengan program Seperti yang dikatakan Iqbal:
“Dalam menyusun program juga kita melihat yang memang bisa
diterima masyarakat, basisnya berdasarkan kearifan lokal, apa yang ada
disitu, potensi yang ada disitu, kebiasan yang ada di situ, nah itulah yang
mudah diterima oleh masyarakat. Seperti misalnya penanaman pohon, kita
tidak bisa memaksakan pohon ini aja, Kita harus ngelihat juga pohon apa
yang umum biasa ditanam disitu, ternyata kan pohon mangga, kita tidak
bisa nanam pohon selain mangga”.
Iqbal menambahkan:
“Penyusunan program itu tentunya berdasarkan apa yang sudah
ada dan terjadi, apa yang muncul di masyarakat, karena program itu
muncul juga berdasarkan usulan dari masyarakat. Dalam menyusun
program itu tidak bisa dipaksakan, kadang program yang munculnya bukan
dari masyarakat juga belum tentu diterima oleh masyarakat karana tidak
selamanya niat baik itu di pandang baik oleh orang lain.”
Jumaro menambahkan (Wawancara peneliti pada 5 Juni 2017):
117
“Sebetulnya ide kampung ramah lingkungan itu harusnya
datangnya dari kelurahan itu sendiri, pihak industry hanya menyuport, apa
yang mesti di lakukan yuk kita bareng2. Kita ini care terhadap lingkungan
masyarkat sekitar jadi kita coba dari hasil mapping itu kita menentukan
lokasi yang memang pemuda dan masyaraktnya care, mau diajak kerjasama
dan dia tertarik dengan program ini”
Setelah mapping dan survey tersebut dilakukan, Tim CSR
menyusun perencanaan, perencanaan ini dijadikan sebagai target untuk
pencapaian tujuan yang diinginkan, sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Dan jika kegiatan itu berupa kemitraan, sisterhood, maka Tim CSR terlebih
dahulu melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Dari hasil observasi
peneliti di lapangan bentuk dari perencanaan tersebut berupa evaluasi dan
identifikasi data yang diperkuat juga dengan pernyataan perangkat desa
terkait, hingga pendokemtasian dan pengisian formulir administrasi untuk
program kemitraan, sisterhood. Ini diungkapkan oleh Jumaro selaku
Manager HRGA PT Krakatau Posco (Wawancara peneliti pada 5 Juni 2017)
“Planning itu kita melakukan mapping dulu. Dari hasil mapping itu
kita akan ketahuan mana yang berminat, mana yang cocok terus
memperhatikan semua aspeknya, karna kan kita mnciptakan sutu kegiatan
kampung ramah lingkungan itu otomatis dari masyarkat itu sndiri. bentuk
dari perencanaan tersebut kami buat dalam bentuk kerja sama dengan pihak
terkait, lalu potensi dihubungkan dengan rencana pengembangan, dan bisa
berkesinambungan hingga bisa melatih orang lain. Pola dari bentuk
perencanaan adalah seperti ini: Potensi Anggaran, Survey mitra, potensi,
skala prioritas pelaksanaan.”
118
Peryataan mengenai koordiansi dengan pihak terkait seperti tokoh
masyarakat diperkuat dengan pernyataan Yayan Kurniawan selaku Ketua
Karang Taruna Kelurahan Warnasari (Wawancara peneliti pada Rabu, 17
Mei 2017)
“Pihak PT KP kalao mau melakukan aktifitas CSR di lingkungan
kami, mereka biasanya memberi informasi dulu dengan kami, meminta izin
kadang untuk melakukan persiapan – persiapan, melakukan koordinasi,
kadang mereka juga minta bantuan kami”
Adapaun sasaran – sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan
tersebut adalah agar pelaksanaan program CSR dapat tercapai sesuai tujuan
perusahaan, harapannya warga area perushaan akan tumbuh kampung yang
bersih, kampung yang ibu – ibunya mandiri serta menjadi lingkungan yang
hijau. Untuk itu butuh waktu yang panjang untuk saat ini baru pada tahap
edukasi dan pelatihan – pelatihan seperti yang ungkapkan Jumaro selaku
Manager HRGA PT Krakatau Posco (Wawancara peneliti pada 25 Mei
2017)
“Ya tentu saja kami ingin agar kegiatan CSR yang kami lakukan
berjalan sesuai tujuan perusahaan, juga agar pengalokasian dan
penyaluran program CSR tepat sasaran. Golnya, harapannya di kampung
itu akan tumbuh kampung yang bersih, kampung yang ibu – ibunya mandiri
dengan diadakan pelatihan hidroponik sehingga setiap rumah itu menjadi
hijau. Untuk itu tidak semudah membalikan telapak tangan tapi butuh
kerjasama dari berbgai pihak. Sekarang lagi tahap edukasi dulu,
pembekalan ibu - ibunya, pemuda – pemudanya dari situ kalo ibu – ibunya
udah sepaham dan sepakat satu suara barusan dari situ actionnya. Itu untuk
jangka panjang.”
119
Mengenai waktu pelaksanaan perencanaan, Tim CSR
mengkondisikan dengan keadaan perusahaan, menyesuaikan dengan
anggaran yang ada. Seperti yang dipaparkan oleh Jumaro selaku Manager
HRGA PT Krakatau Posco (Wawancara peneliti pada Selasa, 16 Mei 2017)
“Program untuk tahun depan kita buatnya ditahun ini,
pelaksanaannya fleksbel juga sih waktunya, tapi biasanya 1 sapai dengan 3
bulanan sebelum pelaksanaan, bahkan bisa tahun depan pelaksanaannya,
karena akan disesuaikan dengan program itu sendiri serta kondisi
perusahaan dan anggarannya.”
Saat ini CSR PT Krakatau Posco lebih fokus pada pendidikan
karena dari pendidikan nantinya akan menyeluruh ke aspek – aspek lainnya
seperti aspek lingkungan, kesehatan, aspek budaya, agama dan sosial.
Keterangan Iqbal:
“Sekarang itu lebih difokuskan pada aspek pendidikan lebih
menitikberatkannya tetapi di bidang pendidikan itu juga menyeluruh di
semua aspek, aspek lingkungan, kesehatan dan lain sebagainya. Karena
melalui pendidikan itulah kita bisa masuk.”
Iqbal menambahkan:
“Dua tahun lalu kita masih fokusnya di bidang pendidikan, tapikan
bukan hanya pendidikan didalamnya, disitu ada aspek lngkungan,
kesehatan, aspek budaya, agama. Begitupun sekarang program ramah
lingkungan di situ ada mengenai parenting.”
Untuk itu maka dibangunlah saung edukasi untuk dijadikan sebagai
dasar, besik pelaksanaan CSR Perusahaan PT Krakatau posco, sebagai
120
sarana sumbang saran antara warga dan pihak perusahaan, tempat pertemuan
– pertemuan antara warga dan perusahaan. Dari Saung Edukasi itulah
perusahaan melakukan hubungan dengan masyarakat lokal. Keterangan
Jumaro:
“Setelah hasil mapping baru kita membuat rencana apa, fasilitas
apa dulu yang harus kita bangun sebagai awal utuk menentukan tempat
pertemuan, tempat rapat, kemudian juga pertmuan -pertemuan lainnya,
kemudian di bangunlah saung edukasi, sebagai tempat berbagai macam
pertemuan. Sehingga pertemuan kita engga di masjid engga di sekolah tapi
di tempat itu. Nah ini ada satu pemuda yang merelakan tempatnya, lahannya
untuk di jadikan saung edukasi ini. Saat ini kita kalu pertemuan – pertemua
pembinaan, sharing dilakukan disana. Dari situ kita akan membangun
semua, kegitan-kegitan yang berhubungan dengan masyarakat sekitar.
Nanati dari disitu baru “do-nya” chak nya, action-nya disitu semua
pelaksanaannya.”
Program edukasi, pendidikan dan pelatihan sasarannya bukan pada
anak – anak saja tetapi kepada kaum ibu – ibu. Itu dilakukan karena ibu –
ibu lebih banyak berperan di rumah dan juga ibu – ibu supaya singkron
dengan anak – anaknya. Keterangan Iqbal:
“Dan bukan hanya ke anak-anak saja sekarang tapi juga ke ibu-
ibu, kenapa ke ibu-ibu karena ibu inilah yang lebih banyak berperan di
rumah dibandingkan bapak-bapaknya. Kita ada program parenting, tentang
pola asuh anak. Jangan sampai misalnya anaknya disekolah ini sudah
masuk lewat kelas inspirasi tapi ibunya tidak nyambung. Misalkan anaknya
sudah ada nih kebiasaan buang sampah pada tempatnya tapi ternyata di
rumah ibunya masih buang sampah sembarangan, kan bertolak belakang.
121
Kegitan parenting melibatkan ibu dan anaknya, itu dilakukan secara
komperhensip, mungkin awalnya kayak terpisah-pisah tapi secara perlahan
menyatu, mengerucut.”
PT. Krakatau Posco sangat memerhatikan lingkungan perusahaan
itu terbukti dengan adanya komitmen perusahaan PT. Krakatau Posco sejak
tahun 2011 menyatakan bahwa Perusahaan akan memperioritaskan program
CSR untuk kepentingan pembinaan pengembangan SDM serta peningkatan
kesejahteraan Masyarakat Cilegon dan Banten. Di kuatkan oleh pernyataan
Iqbal:
“Benar - benar terplanning dan itu tidak bisa di lakukan hanya
dalam waktu satu, dua tahun tapi sejak KP berdiri samapi sekarang itu kalu
dilihat benang merah itu makin mengerucut - mengerucut bahkan sekarang
kita sudah masuk program pengembngan kewirausahaan”.
Jumaro menambahkan:
“Isu uu no 40 tahun 2007. Sebetulnya perusahaan KP itu belum
memperoleh benefit, untung. Sedangkan di isu UU-nya itu sendiri kan
istilahnya dari keuntungan sampai 2%. Walaupun demikian PTKP itu sejak
berdiri sudah care terhadap CSR, apalagi sekarang sudah terbukti dengan
didirikannya anak perushaan PTKP yaitu KPMS yaitu yang membidangi
sosial.”
Berdasarkan hasil mapping di ikuti survey, dan semua data sudah
terkumpul, penerima sudah memenuhi persyaratan sebagai penerima
program CSR, maka Tim CSR langsung menindak lanjuti dengan pengajuan
anggaran ke bagian financial.
122
3. Proses Communicating CSR PT. Krakatau Posco
Untuk mengkomunikasikan pesan – pesan yang telah direncanakan
sebelumnya, Tim CSR PT KP melakukan sosialisasi terpadu ke wilayah
yang akan menjadi sasaran program CSR. Dalam sosialisasi juga Tim CSR
menyampaikan kebijakan – kebijakan perusahaan yang dianggap perlu untuk
diketahui masyarakat. Sosialisasi ini bertujuan agar pesan – pesan yang telah
direncanakan dapat tercapai. Selain itu untuk lebih memberikan pendekatan
ke masyarakat sehingga memperoleh penerimaan dan dukungan positif dari
masyarakat mengenai program yang dilaksanakan. Terkadang jika program
yang dilakukan adalah berupa pembedayaan masyarakat, biasanya sebelum
pelaksanaan program, Tim CSR melakukan pelatihan – pelatihan yang
bersifat mendukung terhadap peningkatan kemapuan, keterampilan
masyarakat seperti cara penanaman tanaman hidroponik.
Jumaro selaku Manager HRGA PT Krakatau Posco (Wawancara
peneliti pada 5 Juni 2017) mengatakan:
“Sebelum kami memberikan bantuan biasanya kami memberikan
pelatihan dahulu agar masyarakat mengeti mengenai program atau kegiatan
yang akan dilaksanakan, lalu kami melakukan sosialaisasi dengan
mendatangi masyarakat dengan turun langsung kelapangan. Mengundang
masyarakat untuk memberitahukan bahwa kami akan melaksanakan
program CSR diwilayah tersebut”.
Sosialisasi mengenai program yang akan dilaksanakan lebih bersifat
komunikasi secara langsung, dengan mengunjungi masyarakat yang menjadi
sasaran program CSR. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Jumaro
selaku Manager HRGA PT Krakatau Posco (Wawancara peneliti pada 5 juni
2017)
123
“Kami lebih cenderung untuk terjun langsung kelapangan, untuk
berbicara dengan pihak yang terkait, dalam hal penindaklanjutan
perencanaan yang kita susun. Kemudian kami melakukan koordinasi dengan
masyarakat sekitar.“
Ada hal yang membedakan mengenai kegitan CSR PT. Krakatau
Posco yaitu mengenai keterliban karyawan dalam menjalankan diwajibkan
CSR sehingga selain perusahaannya para karyawan pun akan terjalin
hubungan yang harmonis dengan warga sekitar. Jumaro mengatakan:
“Yang membedakan KP dengan yang lain itu adalah masalah
keterlibatan karyawan, kalau disini karyawan diwajibkan untuk terlibat
langsung dalam kegiatan CSR, kalau perusahaan lain mungkin hanya
menyediakan pendanaan dan lain sebagainya, tapi kalau disini yang harus
melakukan adalah karyawan. Seperti nanam pohon ya karyawan yang
melakukan. Memang yang kita harapkan adalah peran serta dari
masyarakat juga.”
Iqbal menambahkan:
“Kenapa karyawan harus di wajibkan, pertama karyawan PT KP
itu 70% berasal dari Cilegon dan banyak juga berasal dari lingkungan
sekitar Ciwandan dan Citangkil jadi biar mereka juga ada keterikatan
dengan lingkungannya jangan sampai begitu kerja di PT KP jadi lupa
daratan. Terus yang kedua biar mendekatkan hubungan antara perusahaan
dengan masyarakat, kan kalau misalnya hanya sekedar datang ngasih
bntuan pulang itu kayak berjarak kita dengan masyrakat.”
Dalam mengkomunikasikan program CSR tersebut, Tim CSR
biasanya berkoordinasi dengan instansi terkait, jika programnya adalah
124
kerjasama lintas instansi seperti LSM atau Instansi pemerintah dan
pendidikan. Seperti misalnya pembuatan saung edukasi dan saung rumah
peradaban Banten Tim CSR melakukan kerja sama dengan pihak pemuda
setempat. Program pendidikan anak melakukan kerja sama denga pengurus
karang taruna, class inspirasi dengan sekolah – sekolah.
“Penyampaian dilakukan oleh pihak Tim CSR yang sudah
berkoordiansi dengan pihak manajemen. Dan biasanya kami juga
melakukan kerjasama lintas instansi seperti dengan karang taruna dan
kempemudaan setempat”
Sosialisasi disampaikan kepada masyarakat, perangkat desa dan
para sepuh masyarakat. Biasanya dilakukan di rumah warga, dib alai desa
atau di lokasi tempat yang akan dilaksanakan program CSR.
“Kepada masyarakat yang akan mendapatkan bantuan program
CSR dong. Dan kami juga menggunakan opinion leader seperti Pak Camat,
Lurah RT, RW dan orang sepuh di daerah tersebut dalam melakukan
sosialisasi”.
Mengenai waktu pelaksanaan sosialisasinya selama satu bulan
dengan intensitas kunjungan atau sosialisasi yang cukup sering. Hal ini
bertujuan agar masyarakat benar –benar paham dan mengerti mengenai
program yang akan dilaksanakan. Seperti yang disampaikan oleh Jumaro
selaku Manager HRGA PT Krakatau Posco (Wawancara peneliti pada 5
Juni 2017).
“Kalo jangka waktunya ya biasanya kurang lebih antara 1 bulan
dan periodenya biasanya sangat sering sekali, biasanya dalam 1 bulan kami
mendatangi masyarakat sebanyak empat kali untuk melakukan mapping dan
125
survey, agar masyarakat betul-betul paham dan mengerti mengenai program
yang kami laksanakan”.
Dalam kengkomuniaksikan atau menyampaikan program – program
yang akan dilaksanakan, tentu saja pihak Perusahaan menemukan sedikit
hambatan. Hambatan tersebut berasal dari internal dan eksternal perusahaan.
Hambatan dari eksternal adalah pola pikir dan perilaku kebiasaan
masyarakat yang sulit untuk diubah, dan susah untuk berperan serta dalam
mengikuti CSR PTKP. Sedangkan hambatan internalnya adalah, sedikitnya
dana yang ada, adanya perbedaan pemahaman antara divisi yang akan
melakukan CSR. Sedikitnya Tim CSR sehingga terkadang kesulitan
membagi waktu dan tugas dalam mengkomunikasikan program CSR. Tapi di
tahun 2017 ini PT Krakatau Posco sudah mendirikan anak perusahaan yang
husus membidangi masalah sosial. Adanya hambatan dalam
mengkomunikasikan program juga dijelaskan oleh Jumaro selaku Manager
HRGA PT Krakatau Posco (Wawancara peneliti pada Selasa 16 Mei 2017).
“Banyak hal yang coba kita sentuh, tetapi kalau dilihat kegambaran
besarnya itu akan mengerucut, karena yang paling susah itu mengubah
perilaku dan pola pikir. Selama ini tidak begitu banyak masalah, hanya saja
pola pikir atau pemahaman masyarakatnya yang kadang tidak sejalan
sengan apa yang kami inginkan. Masyarakat menuntut atau meminta
dilaksanakan program sedangkan anggaran kami terbatas. Juga terjadi di
pihak internal kami seperti beda pemahaman antara kami dan divisi yang
akan melaksanakan program CSR-nya”
Jumaro menambahkan:
“Sekarang sudah terbukti dengan didirikannya anak perushaan PT
KP yaitu PT KPSE yaitu perusahaan yang membidangi sosial. PT KPSE
126
Krakatau Posco Sosial Enterprise itu bagaimana PT KP itu benar – benar
konsen terhadap CSR.”
4. Proses Evaluating CSR PT. Krakatau Posco
Perusahaan PT Krakatau Posco dalam melakukan evaluasi
menetapkan beberapa standar dan alat ukur yang sebelumnya telah
ditetapkan dalam proses perencanaan program sekaligus estimasi pencapaian
kinerja. Dalam melakukan evaluasi programnya, PT KP juga menetapkan
beberapa alat untuk melakukan proses tersebut salah satunya adalah dengan
membuat mekanisme evaluasi program baik berkenaan dengan mekanisme
waktu, mekanisme evaluasi pencapaian program.
Di bawah ini adalah mekanisme hasil evaluasi program CSR PTKP:
Gambar 4.9: Hasil Evaluasi Implementasi CSR
Sumber: Presentasi Tim CSR (Tahun 2015)
Dari data diatas dapat disimpulkan setiap tahun ada peningkatan
dari jumlah jam, tingkat partisipasi karyawan dan jumlah hubungan
sisterhood terhadap lingkungan area perusahaan
127
Selain standar dan mekanisme di atas tolak ukur untuk keberhasilan
program CSR adalah adanya dukungan terhadap program yang dilaksanakan,
dan adanya citra positif untuk perusahaan, serta adanya peningkatan
kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Seperti yang diungkapkan
Iqbal:
“Intinya bahwa keberhasilah terasa dari kondisi adanya
keterlibatan dan respon masyarakat mengenai kegiatan yang kita lakukan,
yang biasanya masyarakat akan meminta untuk dilakukan kegiatan yang
sama di tempat lain yang jaraknya berjauhan. Kami juga melihat adanya
kepedulian masyarakat terhadap asset perusahaan yang ada disekitar
mereka”.
“keberhasilan itukan relative, apalagi untuk program kemitraan,
itukan tergantung pada keseriusan individu masing – masing dalam
menjalankan usahanya. Kami selalu melakukan pengontrolan dalam setiap
melakukan mapping dan survey lapangan setiap seminggu sekali”.
Keberhasilan juga didukung dengan adanya respon positif dari
masyarakt, yang ditujukan dengan adanya permintaan – permintaan
selanjutnya yang berkaitan dengan program CSR. Menurut hasil observasi di
lapangan
“Responnya sangat positif, terbukti dari adanya permintaan
permintaan selanjutnya dari masyarakat lain.”
Keberhasilan program CSR ini juga ditunjukan dengan adanya
perubahan sikap dari masyarakat sekitar;
128
“Ada perubahan sikap pada masyarakat, artinya ada kesadaran
dan ikatan moral. Yang bisa saya sebutkan adalah, adanya kepedulian
masyarakat terhadap lingkungan sosialnya.”
Selain pencapaian tujuan tersebut, strategi manajemen yang
dilakukan oleh GAM juga dapat dikatakan berhasil. Selain terlihat
perubahan sikap, respon positif, juga terlihat perubahan keadaan masyarakat
dilihat dari sisi sosial masyarakat. Seperti yang dipaparan oleh Jumaro Iqbal
memaparkan (Wawancara peneliti pada Kamis, 25 Mei 2017)::
“Kami bisa mengatakan bahwa ada perubahan keadaan sosial
masyarakat. Pertama, misalnya, dengan program yang telah kami lakukan
walaupun tidak begitu terdengar tapi sudah mampu memberikan manfaat
bagi masyarakat sebagai bentuk percontohan atau terobosan baru dalam
melakukan usaha. Kedua, adanya perubahan peran aktif masyarakat disetip
diadakannya pelaksanaan CSR seperti keja bakti. Ketiga, adanya hubungan
baik antara perusahaan dan masyarakat. Terbukti saat ini banyak banyak
permintaan – permintaan dari masyarakat meminta bantuan untuk
dilakukan CSR di wilayahnya”.
Awalnya pelaksanaan CSR PT KP selalu melakukan kerja bakti di
kampung – kampung area perusahaan dengan inisiatip perusahaan sendiri.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan Tim CSR saat ini pelaksanaan kerja bakti
agak pasif tapi lebih mengutamakan undangan kerja bakti dari masyarakat.
Iqbal Iqbal memaparkan (Wawancara peneliti pada Kamis, 25 Mei 2017):
“Untuk awal-awal kita sering melakukan kerja bakti tapi yang
terjadi apa, masyarakatnya jadi penonton, udah itu kita bersiin gak nunggu
satu hari, sejam dua jam kotor lagi, udah gak papa, tujuan kita membangun
budaya bersih itu, mengkampanyekan itu gak bisa hanya dengan omongan
129
tapi harus dengan tindakan. Sekarang sifatnya agak pasif kalau terkait kerja
bakti, berdasarkan undangan saja, karena kita juga ingin membangun
kesadaran dan budaya gotong royong di masyarakat, karena kami berharap
dengan adanya sinergi dengan pihak kelurahan setempat, RT, RW ketika
misalnya ada kegitan kerja bakti bukan hanya karyawan KP saja yang turun
kesana tapi ada juga dari masyarakat”.
Selain kegiatan kerja bakti, di awal – awal PT Krakatau Posco juga
banyak melakukan kegiatan CSR secara massal dilingkungan yang luas
namun berdasarkan hasil evaluasi akhirnya ke lingkunga yang lebih kecil.
Sebagaimana Iqbal memaparkan (Wawancara peneliti pada Kamis, 25 Mei
2017):
“Yang dulu sifatnya massal berdasarkan hasil evaluasi terus
mengerucut-mengerucut akhirnya ke sekolah sekolah, ke lingkungan
masyarakat yang lebih kecil, tapi yang penting tumbuh, lebih baik nanem 20
pohon tumbuh 20 pohon dari pada nanem 1000 pohon yang tumbuh hanya
lima. Namun Alhamdulillah dari program yang telah kita jalankan
penanaman pohon mangga di daerah samangraya, kubangsari, tegal ratu itu
sudah banyak yang berbuah sekarang”.
Dengan melakukan kegiatan CSR yang berkelanjutan, yang
awalnya masyarakat apatis di setiap kegiatan CSR sekarang PT KP dapat
terjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Itu dapat dilihat dari
partisipasi dan care masyarakat terhadap kegiatan CSR PTKP. Pelajaran
yang dapat diambil dari setiap kegiatan CSR PT KP adalah selalu
menghindari image tentang uang tapi membangun kemandirian masyarakat.
Iqbal memaparkan (Wawancara peneliti pada Kamis, 25 Mei 2017):
130
“Alhamdulillah sekarang setelah berjalan sekian tahun ahirnya
terjalin hubungan yang baik antara masyarakat dan karyawan. Kan ada
contoh awal kegitan di suatu madrasah di Samangraya awalnya masyarakat
itu apatis aja, cuek. Tapi setelah rutin di lakukan terjadi hubungan yang
baik akhirnya yang terjadi apa masyarakat jadi care, akhirnya kalo
karyawan melakukan kegitan, itu minimal ada gorengan, masyarakat
nganterin gorengan, ikut bantuin, itu terjadi hubungan yang baik. Terus kalo
ada apa - apa “Pak tolong dong ada kegitan mau ngerenov sekolah kita
butuh bantuan untuk nurunin genteng bisa gak?”. minta bantuan dari temen
– temen karyawan. Kita kerahkan karyawan jadi lebih cepet, artinya
mengurangi anggarannya untuk nurunin genteng. Yang mungkin itu tidak
bisa dinilai dengan uang. kalau bicara dari anggaran karena kita juga
belum profit, inilah yang bisa kami lakukan. Dan pembelajaran paling
penting adalah setiap kegitan yang kita laksanakan itu kita ingin
menghindari ada image uang-uang-uang karena uang itu tidak mendidik
masyarakat. Tapi bagaimana kita memberikan kailnya, membangun
kemandiriannya dan utuk membangun kemandirian itu kita juga harus
memberikan contoh.
Mengenai kepuasan masyarakat, Jumaro memberikan keterangan
(Wawancara peneliti pada Senin, 5 Juni 2017):
Kalau evaluasi misalnya puas gak puas, mengukur kepuasan itu
tidak akan ada puas, yang penting kita mengevaluasi itu udah dilakukan
pelaksanaannya seperti apa, keberhasilannya seperti apa. Yang namanya
CSR kan berkesinambungan ya, yang penting misalnya program ini, tahun
ini planningnya kita udah lakukan. Tercapai engga, misalkan: Kita
melakukan Interpretasi evaluasi kegiatan.”
131
Iqbal menambahkan (Wawancara peneliti pada Senin, 5 Juni 2017):
“Misalkan mengenai kepuasan itu kembali, kepuasan itu agak sulit
mengukur tingkat kepuasan, yang penting kita, perusahaan sudah
melakukan kegiatan ke suatu wilayah dengan beberapa program yang
dilakukan.”
Dengan adanya keberhasilan tersebut, maka bisa dikatakan tujuan
yang ingin dicapai CSR secara umum tercapai walau belum maksimal,
namun dengan keterbatasan yang ada dapat dikatakan program yang telah
dilaksanakan sesuai dengan misi perusahaan yaitu:
“Berkontribusi menumbuhkan perekonomian Indonesia dan
mengembangkan kesejahteraan masyarakat sekitar”.
Jumaro memaparkan (Wawancara peneliti pada Senin, 5 Juni
2017):
“secara umum tujuan kami telah tercapai, dengan keterbatasan
dana yang ada menurut kami ini sudah efektif dan sudah tercapai tujuan
yang kami inginkan. Hal ini ditujukan dengan adanya timbale balik yang
positif terhadap perusahaan.”
Demikian uraian mengenai bagaimana proses fact finding, proses
planning, proses communicating dan proses evaluating aktifitas CSR PT.
Krakatau di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon.
132
4.4 Pembahasan
Dalam Procrdure of Implementation of Csr Activity PT. Krakatau Posco,
CSR dinyatakan sebagai aktivitas yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk
tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan sekitar dimana perusahaan
berada, kemudian berdasarkan misi Perusahaan menyatakan bahwa Perusahaan
PT. Krakatau Posco berkontribusi menumbuhkan perekonomian Indonesia dan
mengembangkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dengan demikian sesuai bila
dikaitkan dengan pengertian CSR menurut Natufe (2001:9) dengan mengutip
definisi dari WBCSD (World Business Council for Sustainable Development)
menyebut tanggung jawab sosial korporat sebagai:
“Komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan
memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki
mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan
masyarakat secara keseluruhan3.
Pilar dasar dari definisi yang dikutip Natufe itu mencakup:
a. Mendorong kesejahteraan ekonomi,
b. Perbaikan lingkungan hidup, dan
c. Tanggung jawab sosial.
3 Iriantara, Yosal, 2010. Community Relations. Konsep dan Aplikasinya.Bandung: PT. RemajaRosdakarya. Hal:49
133
Yang dipandang menjadi bagian dari kepedulian korporat menurut hasil penelitian
Chambers (2003:13-14) atas peraktik tanggung jawab sosial korporat di 7 Negara
Asia mencakup 3 aspek yaitu4:
a. Keterlibatan dalam komunitas,
b. Pembuatan produk yang bisa dipertanggung jawabkan secara
sosial, dan
c. Employe relations.
Pilar dasar dari definisi yang dikutip Natufe dan hasil penelitian
Chambers (2003:13-14) atas peraktik tanggung jawab sosial korporat diatas,
secara eksplisit terkandung dalam Program CSR PT. Krakatau Posco.
Berdasarkan Surat Direktur HR & GA PT. Krakatau Posco tanggal 14 Februari
2011 perihal komitmen PT. Krakatau Posco yang ditujukan kepada Ketua Forum
Perjuangan Rakyat Cilegon (FPRC). PT. Krakatau Posco meskipun baru
berproduksi kurang dari satu tahun PT. Krakatau Posco telah banyak
melaksanakan berbagai program CSR sebagai wujud komitmen perusahaan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. PT. Krakatau Posco
telah berkomitmen untuk melaksanakan berbagai program CSR secara
berkelanjutan, baik di bidang pendidikan, sosial keagamaan, kesehatan
lingkungan.
Sesuai dengan pelaksanaan CSR menurut Rosadi Ruslan (Bab II hal 30)
merupakan salah satu pendekatan atau strategi Public Relations untuk
menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan dan sasaran yang
hendak dicapai perusahaan bukan untuk hanya kepentingan sepihak namun untuk
memperoleh keuntungan bersama antara perusahaan dan masyarakat lokal.
4 Ibid. Hal: 50
134
Secara garis besar Aktifitas CSR PT Krakatau Posco dibagi kedalam 2
jenis program yaitu: Sisterhood Ties Program dan Voluntary Hour (Bab IV Hal
99). Sesuai menurut Kotler dan Lee (2005), menyebutkan enam alternatif
program CSR yang dapat dipilih perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan
perusahaan, tipe program, keuntungan potensial yang akan diperoleh, serta tahap-
tahap kegiatan. Yang termasuk dalam jenis Program CSR PT Krakatau Posco
menurut Kotler dan Lee adalah:
- Corporate Societal Marketing
Dalam program Corporate Social Marketing (CSM), perusahaan
mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk merubah perilaku
masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan
publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kampanye CSM lebih banyak terfokus untuk
mendorong perubahan perilaku yang berkaitan dengan beberapa isu yakni
isu kesehatan, perlindungan terhadap kecelakaan/ kerugian, lingkungan
serta keterlibatan masyarakat (Kotler dalam Solihin: 2009). PT. Krakatau
Posco telah berkomitmen untuk melaksanakan berbagai program CSR
secara berkelanjutan, baik di bidang pendidikan, social, keagamaan,
kesehatan lingkungan.
- Corporate Philanthropy
Perusahaan dengan program Corporate Philanthropy
memberikan kontribusi langsung secara cuma-cuma (charity) dalam
bentuk hibah tunai, sumbangan dan sejenisnya, sebagaimana
dikemukakan oleh Kotler (2005: 144): Corporate Philanthropy adalah
tindakan perusahaan untuk memberikan kembali kepada masyarakat
135
sebagian dari kekayaannya sebagai ungkapan terimakasih atas kontribusi
masyarakat.
- Community Volunteering
Melalui program Community Volunteering, perusahaan
mendukung serta mendorong para karyawan, para pemegang franchise
atau rekan pedagang eceran untuk menyisihkan waktu mereka secara
sukarela guna membantu organisasi-organisai masyarakat lokal maupun
masyarakat yang menjadi sasaran program. Dalam hal ini PT. Krakatau
Posco melaksanakan program CSR Foluntary Hour yaitu merupakan
kewajiban bagi setiap karyawan PT. Krakatau Posco memberikan
beberapa waktu yang telah di tetapkan perusahaan untuk terjun langsung
ke masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan CSR. Kegiatan yang
sifatnya sukarela, berpartisipasi dalam isu sosial, bekerja sama dengan
komunitas, komunikasi dengan masyarakat.
Untuk dapat menjalankan sebuah program tentu membutuhkan suatu
proses atau strategi didalamnya. Sehingga program yang dicanangkan dapat
berjalan dengan baik, bermanfaat dan mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Menurut Wibisono (2007) Bab II hal 46 menyatakan bahwa strategi perusahaan
merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama atau
kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah pernyataan yang
saling mengikat. Sebelum menentukan strategi perusahaan, terlebih dahulu
perusahaan akan merumuskan visi. Setelah visi dirumuskan maka seluruh strategi
perusahaan harus mengacu pada visi tersebut dan tidak boleh dibalik, strategi
dulu yang disusun lebih awal baru visi diakhir. Strategi yang dilakukan CSR PT.
Krakatau Posco terintegrasi dengan visi misi perusahaan yaitu: ”Berkontribusi
136
menumbuhkan perekonomian Indonesia dan mengembangkan kesejahteraan
masyarakat sekitar.”
Dari data yang peneliti dapatkan selama proses penelitian, Pendekatan
atau strategi CSR PT. Krakatau Posco dapat dipahami meliputi delapan tahap
yaitu:
I. CSR Request / Permintaan Program CSR
II. Screening Request / Penyaringan Permintaan Program
III. Mapping and Survey
IV. Proposal Arrangement / Pengurusan Proposal
V. Proposal Approval / Persetujuan Proposal
VI. CSR Preparation / Persiapan CSR
VII. CSR Implementation / Pelaksanaan CSR
VIII. Report and Evaluation / Pelaporan dan Evaluasi
Delapan tahap tersebut dapat digambarkan sebagaimana dibawah ini:
Gambar 4.10: Strategi aktivitas CSR PT. Krakatau Posco
Sumber: Gambar diolah peneliti
Tahap – tahap tersebut terkait sekali dengan tahapan strategi dan proses
Public Relations berdasarkan pendekatan manajerial ( Bab II Hal 31-32) yaitu
terdiri dari fact finding, planning, action and communications, dan evaluation.
137
Sesuai indetifikasi masalah dalam penelitian ini berikut penulis akan membahas
delapan tahap Strategi CSR PT. Krakatau Posco sesuai dengan tahapan strategi
dan proses Public Relations berdasarkan pendekatan manajerial sebagai berikut:
4.1 Proses Fact Finding
Tahapan yang termasuk dalam tahap proses fact finding yaitu CSR
Request, Screening Request dan Mapping and Survey.
1. CSR Request / Permintaan Program CSR
Pada tahap ini merupakan tahap penelitian, pencarian permasalahan
dilapangan dimana program CSR dirumuskan. CSR request bersumber
dari:
1. Internal perusahaan yaitu berasal dari manajemen PT. Krakatau
Posco yang mengajukan untuk melakukan kegitan CSR.
2. Eksternal yaitu berasal dari Informasi, proposal dan undangan
dari komunitas masyarakat, NGO setempat, kelurahan dan
kecamatan.
Procedure of Implementation CSR PT. Krakatau Posco, proses
Fact Finding, proses pencarian fakta dan informasi lapangan mengenai
program CSR yang akan dilakukan oleh Tim CSR melalui 2 referensi
yaitu: eksternal dan internal. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Onong Uchjana Effendy fungsi Public Relations ketika menjalankan
tugas operasionalnya (Bab II hal 29) yaitu Membina hubungan harmonis
antara organisasi dengan publik internal dan publik eksternal.
Sebagaiman pula menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA.
138
Dalam bukunya, Hubungan masyarakat suatu komunikologis fungsi
Public Relations ketika menjalankan tugas operasionalnya, baik sebagai
komunikator dan mediator, maupun organisator diantaranya adalah
membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal
dan publik eksternal (Bab II Hal 29).
2. Screening Request / Penyaringan Permintaan Program
Tahap selanjutnya yaitu tahap Screening Request / Penyaringan
Permintaan Program, pada tahap ini setiap CSR request yang berasal
dari internal dan eksternal akan disaring. Yang perlu diidentifikasi
dalam tahap ini adalah:
Yang paling membutuhkan bantuan
Disesuaikan dengan melihat budget kondisi keuangan
perusahaan.
Kondisi bangunan (madrasah, masjid, yayasan) yang kurang
layak dengan melihat budget kondisi keuangan perusahaan.
Bersifat incidental seperti bencana banjir.
Kondisi lingkungan yang diakibatkan dari proses produksi
perusahaan debu besi.
Undangan-undangan dari komunitas masyarakat, kelurahan,
kecamatan dan NGO setempat.
Selama dalam tahap Screening Request diikuti dengan tahap
selanjutnya yaitu mapping and survey lapangan.
139
3. Mapping and Survey
Tahap mapping and survey dan tahap Screening Request
dilakukan berkali – kali dan berkesinambungan dengan melakukan
komunikasi dua arah. Jika informasi mengenai fakta datang dari isu-isu
yang berkembang di masyarakat, Tim CSR Perusahaan akan turun
langsung ke lapangan untuk melakukan survey. Melakukan koordinasi
kepada pihak yang terkait dengan isu tersebut.
Jika bersumber dari peroposal yang diajukan masyarakat,
pihak Tim CSR melakukan evaluasi, ferifikasi dan seleksi serta survey
lapangan untuk menghindari ketidak sesuaian antara proposal dan
kenyataan di lapangan. Sumber informasi dalam melakukan mapping
diperoleh dari komunitas masyarakat, NGO setempat, kelurahan dan
kecamatan.
Informasi yang diperoleh dalam kegiatan mapping menjadi
acuan dalam penyusunan kegiatan CSR yang akan dituangkan dalam
annual plan (rencana tahunan) maupun kegiatan yang bersifat
incidental. Permohonan bantuan melalui pengajuan proposal, akan
ditindaklanjuti dengan mapping dan survey ke lokasi yang tertuang
dalam proposal. Annual plan CSR PT. Krakatau Posco mengacu pada
PP No 47 Tahun 2012.
Mapping dilakukan diarea yang telah ditetapkan perusahaan,
untuk mengenali situasi, karakteristik masyarakat, wilayah, dan
permasalahan yang ada di masyarakat. Dalam pelaksanaan mapping,
berkoordinasi pula dengan aparat pemerintahan setempat guna
menjalin hubungan yang baik dan memperoleh informasi mengenai
140
daerah yang di survey. Hasil mapping dituangkan dalam laporan hasil
survey (mapping).
Proses Fact finding tersebut diatas Tim CSR PTKP selalu
memperhatikan kearifan lokal, tidak membawa sesuatu yang baru, tapi
membangun apa yang sudah ada dimasyarakat. Sesuai dalam strategi
operasional yang merupakan strategi Public Relations Bab II hal 28 Melalui
pelaksanaan program Public Relations yang dilakukan dengan pendekatan
kemasyarakatan (sociologi approach), melalui mekanisme sosial kultural
dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Setelah menentukan sasaran yang diperoleh dari survey maka Tim
CSR PT KP perlu tahu apa yang dibutuhkan masyarakat sekitar. Dalam
pelaksanaan mapping, berkoordinasi dengan aparat pemerintahan setempat,
guna menjalin hubungan yang baik dan memperoleh informasi mengenai
daerah yang di survey. Turun langsung ke lapangan melakukan koordinasi
kepada pihak yang terkait dengan isu tersebut. Sesuai dengan aspek – aspek
pendekatan atau strategi Public Relations yaitu pendekatan persuasif dan
edukatif yaitu: Fungsi Public Relations adalah menciptakan komunikasi dua
arah (timbal balik) dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada
pihak publiknya yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan
maupun melakukan pendekatan persuasif agar tercipta saling pengertian,
menghargai pemahaman toleransi dan lain sebagainya.
4.2 Proses Planning
Kecamatan Ciwandan sebagian besar wilayahnya diperuntukan bagi
Industri – Industri besar yang tersebar disetiap kelurahan. Sebagian industry
besar dan sedang yang ada di Kota Cilegon berlokasi di kecamatan ini, ada
141
sekitar 41 Industri besar, 21 Industri sedang, dan 43 industri kecil yang
tercatat pada 2013. Sehingga masyarakat harus merasakan dampak polusi
dari keberadaan pabrik – pabrik yang terus melakukan proses produksi tanpa
henti. Dapak yang dirasakan oleh masyarakat sebagai akibat proses produksi
pabrik diantaranya seperti banjir, polusi udara, debu, asap, suara serta
kemacetan. Untuk itu dalam melakukan planning yang dilakukan CSR PT.
Krakatau Posco harus benar – benar tepat sasaran. Jangan sampai orang atau
masyarakat sekitar yang paling banyak mendapatkan dampak negatif dari
proses produksi perusahaan malah tidak mendapatkan program CSR dari
perusahaan.
Tahapan yang termasuk dalam proses planning CSR PT. Krakatau
Posco adalah Proposal Arrangement, Proposal Approval, CSR Preparation.
I. Proposal Arrangement / Pengurusan Proposal
Pada tahap ini, berdasarkan hasil mapping tersebut, maka
segera dilakukan perencanaan dan implementasi dengan melakukan:
a. Komunikasi dengan stakeholders.
b. Menyusun proposal kegiatan CSR yang akan diajukan ke
Divisi Finance.
c. Menyusun perencanaan implementasi dan melakukan
persiapan kegiatan.
d. Menjalin komunikasi dengan divisi dan departemen terkait
di Karkatau Posco mengenai karyawan yang akan
perpartisipasi dalam kegiatan CSR.
e. Mengatur jadual tiap departemen atau divisi untuk terlibat
dalam kegiatan CSR.
142
f. Menyusun dan mengirimkan undangan kegiatan CSR
kepada divisi atau departemen terkait untuk terlibat dalam
kegiatan CSR berdasarkan jadual yang telah dibuat.
g. Mengirimkan surat pemberitahuan kegiatan CSR kepada
pihak kelurahan dan kecamatan.
II. Proposal Approval? / Persetujuan Proposal?
Setelah mendapatkan data dan fakta yang akurat dari
berbagai pihak yang terkait, maka Tim CSR merencanakan,
membuat planning program dengan sebelumnya melakukan
mapping dan survey lapangan. Dari hasil laporan mapping dan
survey tersebut kemudian di informasikan kepada pihak divisi
finance. Selanjutnya laporan tersebut akan dipertimbangkan oleh
pihak divisi finance. Apakah hasil survey tersebut nantinya dapat di
implementasikan menjadi kegitan CSR atau tidak.
III. CSR Preparation / Persiapan CSR
Setelah proposal di setujui oleh divisi finance maka tim
CSR memberikan informasi dan konfirmasi kepada pihak – pihak
terkait. Baik pada pihak management perusahaan, serta karyawan
yang akan melakukan kegiatan CSR dan pihak masyarakat yang
memperoleh program CSR. selanjutnya melaksanakan kegiatan
CSR di lokasi yang telah ditetapkan.
Dalam proses Planning, saat ini PT. Krakatau Posco lebih fokus
pada aspek pendidikan karena dari pendidikan nantinya akan menyeluruh ke
aspek – aspek lainnya seperti aspek lingkungan, kesehatan, aspek budaya,
agama dan sosial. Sesuai Program aksi CSR menurut Edi Suharto Bab II hal
44 meliputi: CSR bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Juga sesuai
143
dengan harapan komunitas (Community Overriding Needs) Bab II hal 36
dikemukakan oleh Scott M. Cuttlip diantaranya fasilitas pendidikan
memadai, kesejahteraan social, lapangan kerja, kesempatan berekreasi dan
kebudayaan yang bervariasi
Dibangunnya saung edukasi itu juga merupakan rencana/planning
untuk dijadikan sebagai dasar, besik pelaksanaan CSR Perusahaan PT
Krakatau posco, sebagai sarana sumbang saran antara warga dan pihak
perusahaan, tempat pertemuan – pertemuan antara warga dan perusahaan.
Dari saung edukasi itulah terjadi interaksi sosial antara perusahaan
masyarakat lokal. Menurut Soekanto, 2003:423 Bab II hal 16. Interkasi
sosial merupakan suatu hubungan di mana terjadi proses saling pengaruh
mempengaruhi antara para individu, antara individu dengan kelompok,
maupun antara kelompok. Dari interaksi inilah terjalin komunikasi.
Berdasarkan asumsi Teori Dialektika Relasional bahwa komunikasi untuk
mengelola dan menegosiasikan kontradiksi dalam suatu hubungan.
4.3 Proses Communicating
Tahapan yang termasuk dalam tahap proses Communicating yaitu
CSR Implementation / Pelaksanaan CSR. Pada tahapan inilah, rencana
berdasarkan fakta tersebut disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang
matang dan kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan
operasionalnya.
Untuk mengkomunikasikan pesan – pesan yang telah direncanakan
sebelumnya, Tim CSR PT. Krakatau Posco melakukan sosialisasi terpadu ke
wilayah yang akan menjadi sasaran program CSR. Dalam sosialisasi juga
Tim CSR menyampaikan kebijakan – kebijakan perusahaan yang dianggap
144
perlu untuk diketahui masyarakat. Sosialisasi ini bertujuan agar pesan –
pesan yang telah direncanakan dapat tercapai. Selain itu untuk lebih
memberikan pendekatan ke masyarakat sehingga memperoleh penerimaan
dan dukungan positif dari masyarakat mengenai program yang dilaksanakan.
Sosialisasi mengenai program yang akan dilaksanakan lebih bersifat
komunikasi secara langsung, dengan mengunjungi masyarakat yang menjadi
sasaran program CSR. Ada hal yang membedakan mengenai kegitan CSR
PT. Krakatau Posco yaitu mengenai keterliban karyawan dalam menjalankan
diwajibkan CSR sehingga selain perusahaannya para karyawan pun akan
terjalin hubungan yang harmonis dengan warga sekitar.
Dalam mengkomunikasikan program CSR tersebut, Tim CSR
biasanya berkoordinasi dengan instansi terkait, jika programnya adalah
kerjasama lintas instansi seperti LSM atau Instansi pemerintah dan
pendidikan. Seperti misalnya pembuatan saung edukasi dan saung rumah
peradaban Banten Tim CSR melakukan kerja sama dengan pihak pemuda
setempat. Program pendidikan anak melakukan kerja sama denga pengurus
karang taruna, class inspirasi dengan sekolah – sekolah.
4.4 Proses Evaluating
Tahapan yang termasuk dalam tahap proses Evaluating yaitu Report
and Evaluation / Pelaporan dan Evaluasi. Evaluasi merupakan tahapan
penilaian terhadap program dan hasil kerja aktivitas CSR. Untuk menilai
apakah tindakan komunikasi yang telah diakukan berdasarkan perencanaan
sebelumnya sudah sesuai dengan berhasil atau tidak, perusahaan melakukan
pemantauan secara teratur terhadap pelaksanaan CSR yang telah dilakukan
145
di area perusahaan. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui sejauh mana
keberhasilan program yang telah dilaksanakan.
Melakukan evaluasi dari hasil kegiatan CSR untuk perbaikan secara
berkesinambungan. Publikasi melalui media internal maupun eksternal
mengenai kegiatan CSR yang telah dilaksanakan sebagai bukti perusahaan
telah menjalankan program CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
Menurut PP No.47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan Perseroan Terbatas Pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa :
“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam, dalam menyusun dan menetapkan rencana
kegiatan dan anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) harus
memperhatikan kepatutan dan kewajaran.”
Jika evaluasi melihat PP No. 47 yang berdasarkan atas kepatutan
dan kewajaran tersebut maka aktifitas CSR PT. Krakatau Posco dapat
dikatakan berhasil. Selain standar dan mekanisme di atas tolak ukur untuk
keberhasilan program CSR adalah adanya dukungan terhadap program yang
dilaksanakan, dan adanya citra positif untuk perusahaan, serta adanya
peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.
Keberhasilan juga didukung dengan adanya respon positif dari
masyarakat, yang ditujukan dengan adanya permintaan – permintaan
selanjutnya yang berkaitan dengan program CSR. Keberhasilan program
CSR ini juga ditunjukan dengan adanya perubahan sikap dari masyarakat
sekitar seperti adanya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sosialnya.
146
Awalnya pelaksanaan CSR PT KP selalu melakukan kerja bakti di
kampung – kampung area perusahaan dengan inisiatif perusahaan sendiri.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan Tim CSR saat ini pelaksanaan kerja bakti
agak pasif tapi lebih mengutamakan undangan kerja bakti dari masyarakat.
Selain kegiatan kerja bakti, di awal – awal PT. Krakatau Posco juga banyak
melakukan kegiatan CSR secara massal dilingkungan yang luas namun
berdasarkan hasil evaluasi akhirnya ke lingkunga yang lebih kecil.
Dengan melakukan kegiatan CSR yang berkelanjutan, yang
awalnya masyarakat apatis di setiap kegiatan CSR sekarang PT KP dapat
terjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Itu dapat dilihat dari
partisipasi dan care/perhatian masyarakat terhadap kegiatan CSR PT.
Krakatau Posco. Pelajaran yang dapat diambil dari setiap kegiatan CSR PT
KP adalah selalu menghindari image tentang uang tapi membangun
kemandirian masyarakat.
Keberhasilan strategi CSR PT. Krakatau Posco dalam membina
hubungan dengan komunitas lokal juga didukung oleh asumi – asumsi teori
dialektika relasional yang menyatakan bahwa:
Hubungan tidak bersifat linear
Hubungan antara PT. Krakatau Posco dengan Masyarakat
Kecamatan Ciwandan bersifat fluktuatif yang terjadi antara keinginan-
keinginan yang kontradiktif antara keduanya. Masyarakat sangat
menginginkan sekali bantuan dana tunai untuk mengembangkan
usahanya yang tentu berbeda dengan keinginan perusahaan, selain
perusahaan saat ini belum memperoleh keuntungan dari produksinya
sisi lain perusahaan selalu menghindari image tentang uang tapi
membangun kemandirian masyarakat.
147
Hidup berhubungan ditandai dengan adanya perubahan.
Dengan dibangunnya saung edukasi (Sanggar Wuni Kreasi
dan Bangunan Rumah Peradaban Banten) sejalan dengan waktu dan
kontraksi yang terjadi antara perusahaan dan Masyarakat Ciwandan
lambat laun akan mengalami perubahan. Seperti saat ini masyarakat
yang awalnya masyarakat apatis di setiap kegiatan CSR sekarang PT
KP dapat terjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Itu
dapat dilihat dari partisipasi dan care/perhatian masyarakat terhadap
kegiatan CSR PT. Krakatau Posco.
Kontradiksi merupakan fakta fundamental (mendasar) dalam
berhubungan.
Asumsi yang ketiga ini menekankan bahwa kontradiksi atau
ketegangan yang terjadi antara dua hal yang berlawanan tidak pernah
hilang dan tidak pernah berhenti menciptakan ketegangan. Artinya
akan selalu ada ketegangan – ketegangan yang dialami oleh
perusahaan dan masyarakat dalam menjalani hubungan. Dengan
melakukan aktifitas CSR dapat mengelola ketegangan-ketegangan
tersebut.
Komunikasi untuk mengelola dan menegosiasikan kontradiksi dalam
suatu hubungan.
Program CSR PT. Krakatau Posco merupakan media
komunikasi untuk mengelola hubungan yang baik antara perusahaan
dan masyarakat sekitar.
148
Dengan adanya keberhasilan tersebut, maka bisa dikatakan tujuan
yang ingin dicapai CSR secara umum tercapai walau belum maksimal,
namun dengan keterbatasan yang ada dapat dikatakan program yang telah
dilaksanakan sesuai dengan salah satu misi PT. Krakatau Posco yaitu:
“Berkontribusi menumbuhkan perekonomian Indonesia dan
mengembangkan kesejahteraan masyarakat sekitar”.
149
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami
proses fact finding, proses planning, proses communicating dan proses
evaluating Corporate Social Resposibility (CSR) PT. Krakatau Posco dalam
membangun community relations pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan
Kota Cilegon. Kegiatan CSR PT. Krakatau Posco mengacu pada Annual Plan
yang dibuat berdasarkan pada hasil kegiatan mapping yaitu kegiatan
pengenalan wilayah dimana akan dilaksanakan kegiatan CSR. Kegiatan ini
mengidentifikasikan pula jenis kegiatan yang akan dilaksanakan serta objek
kegiatannya. Selain hasil dari kegiatan mapping, CSR juga dilakukan bersifat
incidental.
Secara garis besar jenis program kegiatan CSR PT. Krakatau Posco
terdiri dari program Sisterhood Ties Program dan Foluntary Hour yang
dilakukan secara merata diwilayah yang telah ditetapkan perusahaan. Program
CSR PT. Krakatau Posco saat ini menekankan pada education, health &
environment, religious & culture, and stakeholder relations yang akan
dilaksanakan di sepuluh daerah yang telah ditunjuk oleh perusahaan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan yang telah peneliti paparkan di
BAB IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses fact finding
Berdasarkan prosedur implementasi aktifitas CSR PT.
Krakatau Posco yang termasuk kedalam proses fact finding yaitu: CSR
Request (Permintaan Program CSR), Screening Request (Penyaringan
Permintaan Program ) dan Mapping and Survey.
150
2. Proses planning
Berdasarkan prosedur implementasi aktifitas CSR PT.
Krakatau Posco yang termasuk kedalam proses planning yaitu:
Proposal Arrangement (Pengurusan Proposal), Proposal Approval
(Persetujuan Proposal), CSR Preparation (Persiapan aktifitas CSR).
3. Proses communicating
Berdasarkan prosedur implementasi aktifitas CSR PT.
Krakatau Posco yang termasuk kedalam proses communicating yaitu:
CSR Implementation (Pelaksanaan CSR).
4. Proses evaluating
Berdasarkan prosedur implementasi aktifitas CSR PT.
Krakatau Posco yang termasuk kedalam proses evaluating yaitu:
Report and Evaluation (Pelaporan dan Evaluasi).
151
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmadi, Abu dkk. 2002. Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta
Andreas, Kenneth R, 1985, Corporate Social Responsibility, Sinar Grafika, Yogyakarta
Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu, Teoridan Filsafat komunikasi, Bandung: Citra
Aditya Bakti
_______. 1992. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung: CV
Mandar Maju
_______. 1993. Human Relations Dan Public Relations. Bandung: CV Mandar Maju
Framanik, Naniek Afrilla. 2011. Public Relations, Serang: Sayuti.com
Fuad, Anis. Sapto Nugroho, Kandung. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif,
Yogyakarta: Graha Ilmu
Haryani, Sri. 2002. Hubungan Indistrial di Indonesia, Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan AMP YKPN
Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations: Konsepdan Aplikasinya. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media
Khasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public Relations: Konsepdan Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Grafiti
Kartono, Kartini.1991. Psikologi Sosialuntuk Manajemen, Perusahaan dan Industri.
Jakarta: Rajawali
Kriyantono, Rachmat. 2012. Teknik Paktis Riset Komunikasi, Disertai Contoh Praktis
Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Pemasaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Littlejohn, Stephen W. Foss, Karen A. 2014. Teori Komunikasi Edisi 9. Jakarta: Salemba
Humanika
Moore, Frazier. 1988 Humas, Prinsip, Kasus, Masalah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
_______. 2013. Teori Komunikas iIndividu hingga Massa, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Morissan. 2010. Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional.
Jakarta: Kencana
152
Mulyana, Dedi. 2008. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
_______. 2006. Metode Penelitian Kualitatif: paradiga Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Myers, David G. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
Nova, Firsan. 2011. Crisis Public Relations, Strategi PR Menghadapi krisis, mengelola
isu, membangun Citra dan Reputasi Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers
Pace, R Wayne, Faules, Don F. 2010. Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, Bandung: Remaja Rosdakarya
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ruslan, Rosadi. 2008. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi
dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali
_______. 1999. Praktikdan Solusi Public Relations Dalam Krisisdan Pemulihan Citra.
Jakarta: Ghalia Indonesia
_______. 2002. Kampanye Public Relations. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sarwono, Sarlito W. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali
Sears, David O. 1992. Psikologi Sosial, jilid 1, Jakarta: Erlangga
Soemirat Soleh, Ardianto Elvinaro, 2010. Dasar-dasar Public Relations. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Suharto, Edi, 2010. CSR & Comdev Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi.
Bandung: Alfabeta
Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi, Pendekatan Taksonomi
Kontekstual. Cetakan I. Bogor: Ghalia Indonesia
West, Richard (dan) Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi :Analisis dan
Aplikasi, buku 1. Jakarta :Salemba Humanika
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Geresik: Fascho
Publishing
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Jurnal
153
Agustinah Diah, 2013.Pelaksanaan Program CSR Sebagai Media Penghubung PT. Kaltim
Prima Coal Dengan Masyarakat (Study Kasus Dusun Kabojaya Desa Swarga
Bara Kec. Sengata Utara). eJournal Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarwan
Volume 1, Nomor 3, hal 81-95
Florensia, Rahayu. 2013. Sikap Warga Dusun Rejoso Desa Sumber Rejo Kabupaten
Pasuruan Mengenai Aktivitas Corporate Social Responsibility Biogas Pt. Pjb.
Jurnal E‐Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen
Petra, Surabaya. Vol I No I
Kusniadji, Suherman. Mengkomunikasikan Program Corporate Social Responsibility
Untuk Meningkatkan Citra Perusahaan .Jurnal Komunikasi Universitas
Tarumanagara, Tahun III/01/2011.
Ratnasari, Ratri. Corporate Social Responsibility, Tanggung jawab Sosial Atau Strategi
Perusahaan?.Universitas Negeri Surabaya.
https://www.academia.edu/1993517/CORPORATE_SOCIAL_RESPONSIBILITY
_TANGGUNGJAWAB_SOSIAL_ATAU_STRATEGI_PERUSAHAAN
(Diaksespada 19 Januari 2017)
Dokumen
Undang-Undang No. 40 TH 2007 tentang Perseroan Terbatas. From
http://aria.bapepam.go.id/reksadana/files/regulasi/UU%2040%202007%20Perser
oan%20Terbatas.pdf
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NO.47 Tahun 2012 Tentang Tanggung
JawabSosial Perseroan Terbatas .From.
http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp2012_47.pdf
Procedure of Implementation of CSR Activity PT.KP.Doc. No: Q8P-520-030
Web
http://www.krakatauposco.co.id/
http://www.rahmatullah.net/2013/11/klasifikasi-csr-menurut-jenis-program.html
http://ruangdosen.wordpress.com/2009/01/15/peran-pr-dalam-membangun-citra-
perusahaan-melalui-program-csr/
PEDOMAN WAWANCARA
1. Key Informan : Manajemen Perusahaan (CSR Team PT. Krakatau Posco)
a. Proses Fact Finding CSR PT. Krakatau Posco (PTKP)
1. Bagaimana mengumpulkan fakta dari permasalahan yang ada
sebelum melakukan kegiatan CSR?
2. Sumber yang digunakan untuk mengumpulkan fakta mengenai
persoalan yang dihadapi masyarakat?
3. Langkah yang diambil dalam mencari data mengenai permaslahan?
4. Apa saja yang menjadi faktor pertimbangan pelaksanaan CSR?
b. Proses Planning CSR PTKP
1. Langakah atau tindakan apa saja yang dilakukan untuk melakukan
perencanaan terhadap program CSR?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dilakukan?
3. Siapa yang melaksanakan langkah atau tindakan itu?
4. Apa tujuan yang hendak dicapai dariaktivitas CSR?
5. Kapan waktu perencanaan dilakukan?
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan itu?
7. Hal yang membedakan aktifitas CSR PT. Krakatau Posco dengan
CSR perusahaan lain?
8. Kebijakan manajemen dalam memperioritaskan masyarakat lokal?
c. Proses Communicating CSR PTKP
1. Bagaimana cara menjalankan atau mengkomunikasikan dan
mensosialisasikan program CSR yang telah direncanakan?
2. Siapa dan pihak mana saja yang berperan dalam menjalankan atau
mengkomunikasikan dan mensosialisasikan program CSR?
3. Media/sarana yang digunakan dalam proses komunikasi dan
sosialisasi program CSR?
4. Apa saja yang diperlukan dalam menjalankan program CSR?
5. Keterlibatan karyawan perusahaan mengenai aktifitas CSR?
d. Proses Evaluating CSR PTKP
1. Bagaimana pencapaian objektif dari program CSR?
2. Bentuk CSR yang telah dilaksanakan perusahaan?
3. Sejauh mana keberhasilan program CSR yang telah dijalankan?
4. Bagaimana pandangan, sikap, respon masyarakat setelah menerima
program CSR?
5. Apakah pihak Manajemen Team CSR mendapat kritik dan saran
dari masyarakat?
6. Hambatan yang dihadapi ketika melakukan program CSR?
7. Upaya untuk membangun hubungan harmonis dengan masyarakat
lokal?
8. Bukti adanya hubungan yang baik antara masyarakat dengan
perusahaan setelah menjalankan CSR?
2. Informan Tokoh Masyarakat/Pejabat Public Kecamatan Ciwandan
1. Mengetahuimengenai CSR?
2. Pandangan mengenai kegiatan CSR PTKP?
3. Bentuk kegiatan CSR yang telah dilaksanakan?
4. Manfaat program CSR PTKP bagi lingkungan masyarakat?
3. Informan Anggota Masyarakat Kecamatan Ciwandan yang menerima
program CSR
1. Mengetahui mengenai CSR?
2. Bentuk kegiatan CSR yang telah dilaksanakan?
3. Dari mana informasi mengenai aktifitas CSR?
4. Pandangan mengenai aktifitas CSR PTKP?
5. Manfaat program CSR PTKP bagi masyarakat?
6. Peran masyarakat dalam aktifitas CSR PTKP?
7. Bentuk CSR yang telah diterima?
8. Harapan komunitas/masyaraka tterhadap Perusahaan PTKP?
9. Kekurangan program CSR?
DATA INFORMAN PENELITIAN
No Nama Informan KeteranganI Iqbal El.Hidayat - Key Informan
- Laki-laki- Jabatan Leader CSR Team PT. Krakatau Posco
sejak tahun 2012- Umur 38 Tahun- Asal dari Pandeglang-Banten
II Jumaro - Key Informan- Laki-laki- Manager General Affair PT. Krakatau Posco
sejak tahun 2015- Umur 49 Tahun
III Yayan Kurniawan - Informan Penunjang- Laki-laki- Jabatan Ketua Karang Taruna Samangraya
periode 2014-2017- Umur 32 tahun- Asal dari Link. Warung Juwet Kel. Samangraya
Kec. Ciwandan Kota CilegonIV Nurul Holis - Informan Penunjang
- Laki-laki- Penerima Program CSR PTKP (Bangunan
Sanggar Wuni Kreasi)- Jabatan Ketua Persatuan Pemuda Kubang Saron
(P2KS) Kelurahan Tegal Ratu- Pengurus Sanggar Wuni Kreasi Kubang Saron –
Tegal Ratu- Umur 32 tahun- Asal Link. Kubang Saron Kel. Tegal Ratu Kec.
Ciwandan CilegonV Uul - Informan Penunjang
- Perempuan- Aktifitas pedagang rumahan- Sempat menjadi kandidat penerima program CSR
PTKP (Ekonomi kecil menengah)- Warga Kelurahan Link. Cigading Pasar Kel.
Kubangsari – Ciwandan- Tempat tinggal dekat sekali dengan lokasi Pabrik
PTKP- Umur 49 tahun
RINGKASAN HASIL WAWANCARA
1. Ringkasan hasil wawancara dengan key informan: Manajemen Perusahaan (CSR Team PT. Krakatau Posco)
NO INFORMAN PERTANYAAN JAWABANa. Proses Fact Finding CSR PTKP
1 Iqbal El.Hidayat 1. Bagaimana mengumpulkan fakta daripermasalahan yang ada sebelummelakukan kegiatan CSR?
“Dalam mencari data dan fakta berkaitan dengan program CSR, kamidapatkan dari hasil mapping dan suvey lokasi. Dan bersumber dari internaldan eksternal sesuai dengan prosedus implementasi CSR PTKP”
“Kebutuhan masyarakat itu cukup banyak, pertama dari mulai sosialisasidan informasi mengenai produk dan pengembangan wawasan masyarakatmengenai kelistrikan, lass. Pembinaan dalam hal pemberdayaan baik secaralingkugnan maupun SDM untuk peningkatan ekonomi, sosial danlingkungan, lebih dari itu masyarakat membutuhkan bantuan baik secarafisik maupun financial untuk peningkatan kesejahteraan mereka”.
II Jumaro “Mereka membutuhkan bantuan dalam bidang pengembangan ekonomi,karena mereka kurang biaya untuk pengembangan usaha, pelatihan tenagakerja, keterampilan yang rendah, serta belum ada solusi atau penyelesaianuntuk penjualan dan pemasaran produk. Biasanya kami memberikanbantuan dari mulai pelatihan keterampilan, fasilitas, hingga penyaluranhasil usaha yang kami bawa ke koperasi karyawan”.
“Menurut kami masyarakat saat ini memiliki kekurangan dalam halmemberdayakan dan mengoptimalkan sumber daya yang ada disekitarlingkungan mereka, sehingga membutuhkan bimbingan dan binaan daripihak lain. Disini artinya, masyarakat masih kurang memanfaatkan sumberdaya yang ada disekitar lingkungannya, mungkin karena keterbatasanpengetahuan”.
1 Iqbal El.Hidayat 2. Sumber yang digunakan untukmengumpulkan fakta mengenaipersoalan yang dihadapi masyarakat?
“Ekternal kami dapatkan dari pihak masyarakat seperti proposal,permintaan dari masyarakat, undangan – undangan dari masyarakat. Jikabentuknya proposal kami lakukan survey di lapangan, jika kira-kira itu
perlu dan ada baget untuk itu, maka tindak lanjuti pengajuan itu, kalau tidakada baget kami tampung dulu.”
“Sumber Internal sesuai annual planning perusahaan yang kami buat di tiaptahunnya, atau dari permintaan – permintaan divisi perusahaan mengenaiprogram CSR-nya. Kita kan ada program foluntary hour itu kewajibansetiap karyawan. Artinya mereka dapat mengajukan sendiri gimana aktifitasCSR yang akan temen – temen lakukan”.
“Jika sifatnya incidental seperti hujan banjir kemarin, kami langsung segerameninjau lokasi – lokasi daerah yang biasanya tergenang, lingkungancigading misalnya. Jika ada baget kami langusng member bantuan –bantuan yang diperlukan warga, melakukan koordinasi dengan aparatpemerintah terkait, kelurahan, RT, RW setempat”.
II Jumaro Sumber yang digunakan untukmengumpulkan fakta mengenaipersoalan yang dihadapi masyarakat?
“Biasanya kami dapat informasi dari masyarakat langsung, dari isu ataufenomena yang berkembang dan dari proposal yang diajukan olehmasyarakat, yang ditindak lanjuti dengan survey atau seleksi langsung kelapangan, sesuai dengan yang tercantum dalam prosedur pelaksanaan CSRPT KP”.
1 Iqbal El.Hidayat 3. Langkah yang diambil dalammencari data mengenai permaslahan?
“Tentunya sebelum kesana kan kita melakukan survey, kita jugaberkomunikasi dengan pihak sekolah, kelurahan, RT, RW kalau misalnya kefasilitas public seperti masjid ke DKM.”
“Ketika melakukan kegiatan CSR kita memerhatikan kearifan lokal, gakmungkin kita membawa sesuatu yang baru pada masyrakat pasti di tolak.Berati kita biar di terima dengan masyarakt ya apa yang ada di masyarakatitulah yang kita bangun.”
1 Iqbal El.Hidayat 4. Apa saja yang menjadi faktorpertimbangan pelaksanaan CSR?
“Yang paling membutuhkan bantuan, Disesuaikan dengan melihat budgetkondisi keuangan perusahaan, Kondisi bangunan (madrasah, masjid,yayasan) yang kurang layak dengan melihat budget kondisi keuanganperusahaan, Bersifat incidental seperti bencana banjir, Kondisi lingkunganyang diakibatkan dari proses produksi perusahaan debu besi, Undangan-undangan dari komunitas masyarakat, kelurahan, kecamatan dan NGOsetempat.”
“Ada beberapa kriteria yang kami miliki diantaranya, masyarakat yang
memiliki potensi. Bisa dikembangkan untuk diri sendiri dan orang lain,berada di ring 1 PT KP, dapat dukungan dari pemerintah sertamasyarakatnya. Sedngkan program CSR yang bentuknya programkemitraan, sisterhood kami menentukannya dengan beberapa tahapan, jikapeserta itu lulus melewati tahapan – tahapan identifikasi yang kami tentukanmaka ia jadi binaan perusahaan. Saat ini baru dua yang lulus dan jadibinaan perusahaan”
II Jumaro 4. Apa saja yang menjadi faktorpertimbangan pelaksanaan CSR?
“selama ini permintaan dari masyarakat membutuhkan bantuan dalambidang ekonomi, yakni bantuan dana untuk pengembangan usaha. Namunselama ini banyak masyarakat yang memohon bantuan untuk memulai usahabukan untuk mengembangkan usaha, sehingga kami menolak permohonantersebut. Serta membutuhkan bantuan yang bersifat fasilitas public sepertisarana ibadah, saran pendidikan dan yang lainnya”.
“Secara Personal memang dia pengusaha mikro rumahan dia punyakeahlian sudah lama menggeluti usaha itu karena dia belum punya izin kitadampingi, inovsi, perbaiki, kita support, dan kita suportnya bukan dalambentuk uang. Karena kalau bicara dana kita masih terbatas. Sampaisekarang masih rugi perusahaan. Yang bisa kami lakukan adalah dengankegiatan, kalau pun ada bantuan - bantuan lebih ke sifatnya fasilitasipenjualannya menjual lewat koprasi karyawan.”
b. Proses Planning CSR PTKP1 Iqbal El.Hidayat 1. Langakah atau tindakan apa saja
yang dilakukan untuk melakukanperencanaan terhadap program CSR?
“Benar - benar terplanning dan itu tidak bisa di lakukan hanya dalam waktusatu, dua tahun tapi sejak KP berdiri samapi sekarang itu kalu dilihatbenang merah itu makin mengerucut - mengerucut bahkan sekarang kitasudah masuk program pengembngan kewirausahaan”.
“Ada banyak perencanaan dalam bentuk kegiatan yang kami buat, sepertimeneliti proposal yang diajukan oleh masyarakat, kemudian berkoordinasidengan bagian financial, apakah ada baget atau tidaknya, melihat situasiatau kebutuhan, melakukan pelatihan – pelatihan terlebih dahulu, studybanding sebelum kegitan CSR dilakukan seperti study banding mengenaiprogram kampung ramah lingkungan.”
“Penyerapan informasi dari masyarakat sekitar yang kami tindak lanjutidengan survey, agar bisa menghasilkan kegiatan yang benar – benarefektif sesuai sasaran yang ingin dicapai. Survey tersebut kami lakukanberdasarkan tindak lanjut data yang kami dapat baik dalam bentukproposal maupun informasi dari masyarakat, pihak internal perusahaan.Setelah melakukan survey, kami pun akan menentukan wilayah sasaran,masyarakat mana yang layak untuk mendapatkan bantuan dari programCSR. Setelah itu baru kami tindak lanjuti dengan mengajukan permohonanpersetujuan dana dan administrasi ke bagian finance kami”.
“Program CSR secara garis besar ada dua yaitu Sisterhood ThiseProgram dan Foluntary Hour. Sisterhood Thise Program itu adalahsifatnya kemitraan, daerah binaan. Itu bagian dari program CSR yangsifatnya continyu. Untuk membangun kemitraan di wilayah tersebut atauwilayah, daerah binaan, jadi biar manfaat dan dampaknya itu kelihatan.Kalau kegitan itu dilakukan dengan terus menerus di situ nanti tumbuhinteraksi dengan masyarakat. Foluntary Hour itu sukarela, bakti sosial,gotong royong yang perusahaan wajibkan bagi setiap karyawan PT KP,saat ini dalam melakukan Foluntary Hour diberlakukan 23 jam setiapkaryawan selama setahun, sebelumnya di awal – awal itu hanya 7 jamkemudian bertambah – bertambah dan saat ini 23 jam, dan kemungkinankedepan akan ditambah lagi”.
II Jumaro 1. Langakah atau tindakan apa sajayang dilakukan untuk melakukanperencanaan terhadap program CSR?
“Planning itu kita melakukan mapping dulu. Dari hasil mapping itu kitaakan ketahuan mana yang berminat, mana yang cocok terus memperhatikansemua aspeknya, karna kan kita mnciptakan sutu kegiatan kampung ramahlingkungan itu otomatis dari masyarkat itu sndiri. bentuk dari perencanaantersebut kami buat dalam bentuk kerja sama dengan pihak terkait, lalupotensi dihubungkan dengan rencana pengembangan, dan bisaberkesinambungan hingga bisa melatih orang lain. Pola dari bentukperencanaan adalah seperti ini: Potensi Anggaran, Survey mitra, potensi,skala prioritas pelaksanaan.” “Di tahun ini kita menginikan di pendidikancontohnya melakukan training, dari training bahasa, mengelas, perbaikanAC. Sebenarnya itu kunci untuk di jadikan dia itu jangan mengandalkan disector perusahaan aja, bagamana dia mnggali potensi diri untuk mandiri
kemudian bisa berwirausaha, menciptakan lapangan kerja sendiri,sebenarnya peluang – peluang untuk memperbaiki AC misalnya, ngelass. Itubanyak perumahan – perumahan baru, itu bisa dijadikan usaha.”
I Iqbal El.Hidayat 2. Apakah sebabnya tindakan itu harusdilakukan?
“Dalam menyusun program juga kita melihat yang memang bisa diterimamasyarakat, basisnya berdasarkan kearifan lokal, apa yang ada disitu,potensi yang ada disitu, kebiasan yang ada di situ, nah itulah yang mudahditerima oleh masyarakat. Seperti misalnya penanaman pohon, kita tidakbisa memaksakan pohon ini aja, Kita harus ngelihat juga pohon apa yangumum biasa ditanam disitu, ternyata kan pohon mangga, kita tidak bisananam pohon selain mangga”.“Penyusunan program itu tentunya berdasarkan apa yang sudah ada danterjadi, apa yang muncul di masyarakat, karena program itu muncul jugaberdasarkan usulan dari masyarakat. Dalam menyusun program itu tidakbisa dipaksakan, kadang program yang munculnya bukan dari masyarakatjuga belum tentu diterima oleh masyarakat karana tidak selamanya niat baikitu di pandang baik oleh orang lain.”
II Jumaro “Kita setiap tahun itu selalu membuat terobosan – terobosan program, yangistilahnya tepat sasaran, tapi disini maaf di PT KP ini kegiatannya bukansmata – mata donasi aja, kita mengajarkan kemandirian, tapi kadang –kadang yang di atngkap di msyarakat kan pinginnya donasi – donasi. Tapiitu kita mendidik bagaimana, apa yang di inikan itu benar – benarbermanfaat dan di jadikan pelajaran”.
“Sebetulnya ide kampung ramah lingkungan itu harusnya datangnya darikelurahan itu sndiri, pihak industry hanya menyuport, apa yang mesti dilakukan yuk kita bareng2. Kita ini care terhadap lingkungan masyarkatsekitar jadi kita coba dari hasil mapping itu kita menentukan lokasi yangmemang pemuda dan masyaraktnya care, mau diajak kerjasama dan diatertarik dengan program ini”
“Selama ini banyak permintaan yang masuk dari masyarakat berupaproposal. Sebagian besar kami tidak lanjuti, alasannya, pertama, anggarankami terbatas dan tidak cukup untuk itu. Kedua, banyak masyarakat yangmengajukan proposal untuk program kemitraan dengan latar belakang untuk
mendirikan usaha, dan tidak termasuk dari criteria yang perusahaantetapkan. Ketiga, kami mengutamakan kepada pengembangan potensi”.
I Iqbal 3. Siapa yang melaksanakan langkahatau tindakan itu?
“Kita juga lagi konsen terhadap project kampung ramah lingkungan. Inijuga kita butuh kerjasama dri pmuda, dan masyarakat setempat. Karenayang mlaksanakan kampung ramh lingkungan kan masyrakat itu sndiribangaiman mengolahnya. Itu juga kita gk muluk2 kita hanya ingin mmbuatsatu projeck dulu. Saat ini akan coba di kubangsaron”
“Penyampaian dilakukan oleh pihak Tim CSR yang sudah berkoordiansidengan pihak manajemen. Dan biasanya kami juga melakukan kerjasamalintas instansi seperti dengan karang taruna dan kempemudaan setempat”
II Jumaro “Kenapa karyawan harus di wajibkan, pertama karyawan pt kp itu 70%berasal dari cilegon dan banyak juga berasal dari lingkungan sekitarciwandan dan citangkil
II Jumaro 4. Apa tujuan yang hendak dicapai dariaktivitas CSR?
“Ya tentu saja kami ingin agar kegiatan CSR yang kami lakukan berjalansesuai tujuan perusahaan, juga agar pengalokasian dan penyaluran programCSR tepat sasaran. Golnya, harapannya di kampung itu akan tumbuhkampung yang bersih, kampung yang ibu – ibunya mandiri dengan diadakanpelatihan hidroponik sehingga setiap rumah itu menjadi hijau. Untuk itutidak semudah membalikan telapak tangan tapi butuh kerjasama dariberbgai pihak. Sekarang lagi tahap edukasi dulu, pembekalan ibu - ibunya,pemuda – pemudanya dari situ kalo ibu – ibunya udah sepaham dan sepakatsatu suara barusan dari situ actionnya. Itu untuk jangka panjang.”“Jadi biar mereka juga ada keterikatan dengan lngkungannya jangansampai begitu kerja di pt kp jadi lupa daratan. Terus yang kedua biarmendekatkan hubungan antara perusahaan dengan masyarakat, kan kalaumisalnya hanya sekedar datang ngasih bntuan pulang itu kayak berjarak kitadengan masyrakat.”
I Iqbal El.Hidayat 5. Kapan waktu perencanaandilakukan?
“Sekarang itu lebih difokuskan pada aspek pendidikan lebihmenitikberatkannya tetapi di bidang pendidikan itu juga menyeluruh disemua aspek, aspek lingkungan, kesehatan dan lain sebagainya. Karenamelalui pendidikan itulah kita bisa masuk.”
“Kalo jangka waktunya ya biasanya kurang lebih antara 1 bulan danperiodenya biasanya sangat sering sekali, biasanya dalam 1 bulan kamimendatangi masyarakat sebanyak empat kali untuk melakukan mapping dansurvey, agar masyarakat betul-betul paham dan mengerti mengenai programyang kami laksanakan”.
II Jumaro 5. Kapan waktu perencanaandilakukan?
“Program untuk tahun depan kita buatnya ditahun ini, pelaksanaannyafleksbel juga sih waktunya, tapi biasanya 1 sapai dengan 3 bulanan sebelumpelaksanaan, bahkan bisa tahun depan pelaksanaannya, karena akandisesuaikan dengan program itu sendiri serta kondisi perusahaan dananggarannya.”
I Iqbal El.Hidayat 6. Bagaimana cara melaksanakantindakan itu?
“Setelah hasil mapping baru kita membuat rencana apa, fasilitas apa duluyang harus kita bangun sebagai awal utuk menentukan tempat pertemuan,tempat rapat, kemudian juga pertmuan -pertemuan lainnya, kemudian dibangunlah saung edukasi, sebagai tempat berbagai macam pertemuan.Sehingga pertemuan kita engga di masjid engga di sekolah tapi di tempat itu.Nah ini ada satu pemuda yang merelakan tempatnya, lahannya untuk dijadikan saung edukasi ini. Saat ini kita kalu pertemuan – pertemuapembinaan, sharing dilakukan disana. Dari situ kita akan membangunsemua, kegitan-kegitan yang berhubungan dengan masyarakat sekitar.Nanati dari disitu baru “do-nya” chak nya, action-nya disitu semuapelaksanaannya.”
“Dan bukan hanya ke anak-anak saja sekarang tapi juga ke ibu-ibu, kenapake ibu-ibu karena ibu inilah yang lebih banyak berperan di rumahdibandingkan bapak-bapaknya. Kita ada program parenting, tentang polaasuh anak. Jangan sampai misalnya anaknya disekolah ini sudah masuklewat kelas inspirasi tapi ibunya tidak nyambung. Misalkan anaknya sudahada nih kebiasaan buang sampah pada tempatnya tapi ternyata di rumahibunya masih buang sampah sembarangan, kan bertolak belakang.Kegitanparenting melibatkan ibu dan anaknya, itu dilakukan secara komperhensip,mungkin awalnya kayak terpisah-pisah tapi secara perlahan menyatu,mengerucut.”
I Iqbal El.Hidayat 7. Hal yang membedakanaktifitas CSRPT. Krakatau Posco dengan CSRperusahaan lain?
“Yang membedakan KP dengan yang lain itu adalah masalah keterlibatankaryawan, kalau disini karyawan dibajibkan untuk terlibat langsung dalamkegiatan CSR, kalau perusahaan lain mungkin hanya menyediakanpendanaan dan lain sebagainya, tapi kalau disini yang harus melakukan
adalah karyawan. Seperti nanam pohon ya karyawan yang melakukan.Memang yang kita harapkan adalah peran serta dari masyarakat juga.”
I Jumaro 7. Hal yang membedakanaktifitas CSRPT. Krakatau Posco dengan CSRperusahaan lain?
“ketika misalnya ada kegitan kerja bakti bukan hanya karyawan KP sajayang turun kesana tapi ada juga dari masyarakat”.
Jumaro 8. Kebijakan manajemen dalammemperioritaskan masyarakat lokal?
“Isu uu no 40 tahun 2007. Sebetulnya perusahaan KP itu belum memperolehbenefit, untung. Sedangkan di isu UU-nya itu sendiri kan istilahnya darikeuntungan sampai 2%. Walaupun demikian PTKP itu sejak berdiri sudahcare terhadap CSR, apalagi sekarang sudah terbukti dengan didirikannyaanak perushaan PTKP yaitu KPMS yaitu yang membidangi sosial.”
“Banyak hal yang coba kita sentuh, tetapi kalau dilihat kegambaranbesarnya itu akan mengerucut, karena yang paling susah itu mengubahperilaku dan pola pikir. Selama ini tidak begitu banyak masalah, hanya sajapola pikir atau pemahaman masyarakatnya yang kadang tidak sejalansengan apa yang kami inginkan. Masyarakat menuntut atau memintadilaksanakan program sedangkan anggaran kami terbatas. Juga terjadi dipihak internal kami seperti beda pemahaman antara kami dan divisi yangakan melaksanakan program CSR-nya”
c. Proses Communicating CSR PTKPI Iqbal El.Hidayat 1. Bagaimana cara menjalankan atau
mengkomunikasikan danmensosialisasikan program CSRyang telah direncanakan?
“Kami lebih cenderung untuk terjun langsung kelapangan, untuk berbicaradengan pihak yang terkait, dalam hal penindaklanjutan perencanaan yangkita susun. Kemudian kami melakukan koordinasi dengan masyarakatsekitar.“
II Jumaro “Sebelum kami memberikan bantuan biasanya kami memberikan pelatihandahulu agar masyarakat mengeti mengenai program atau kegiatan yangakan dilaksanakan, lalu kami melakukan sosialaisasi dengan mendatangimasyarakat dengan turun langsung kelapangan. Mengundang masyarakatuntuk memberitahukan bahwa kami akan melaksanakan program CSRdiwilayah tersebut”.
I Iqbal El.Hidayat 2. Siapa dan pihak mana saja yangberperan dalam menjalankan ataumengkomunikasikan danmensosialisasikan program CSR?
“Penyampaian dilakukan oleh pihak Tim CSR yang sudah berkoordiansidengan pihak manajemen. Dan biasanya kami juga melakukan kerjasamalintas instansi seperti dengan karang taruna dan kempemudaan setempat”
I Jumaro “Disini karyawan diwajibkan untuk terlibat langsung dalam kegiatan CSR,
kalau perusahaan lain mungkin hanya menyediakan pendanaan dan lainsebagainya, tapi kalau disini yang harus melakukan adalah karyawan.Seperti nanam pohon ya karyawan yang melakukan. Memang yang kitaharapkan adalah peran serta dari masyarakat juga.”
“Kami lebih cenderung untuk terjun langsung kelapangan, untuk berbicaradengan pihak yang terkait, dalam hal penindaklanjutan perencanaan yangkita susun. Kemudian kami melakukan koordinasi dengan masyarakatsekitar”.
I Iqbal El.Hidayat 3. Media/sarana yang digunakan dalamproses komunikasi dan sosialisasiprogram CSR?
“Penyampaian dilakukan oleh pihak Tim CSR yang sudah berkoordiansidengan pihak manajemen. Dan biasanya kami juga melakukan kerjasamalintas instansi seperti dengan karang taruna dan kempemudaan setempat”
“Kepada masyarakat yang akan mendapatkan bantuan program CSR dong.Dan kami juga menggunakan opinion leader seperti Pak Camat, Lurah RT,RW dan orang sepuh di daerah tersebut dalam melakukan sosialisasi”.
I Iqbal El. Hidayat 4. Program apa saja yang dilakukan? “Banyak hal yang coba kita sentuh, tetapi kalau dilihat kegambaranbesarnya itu akan mengerucut, karena yang paling susah itu mengubahperilaku dan pola pikir. Selama ini tidak begitu banyak masalah, hanya sajapola pikir atau pemahaman masyarakatnya yang kadang tidak sejalansengan apa yang kami inginkan. Masyarakat menuntut atau memintadilaksanakan program sedangkan anggaran kami terbatas. Juga terjadi dipihak internal kami seperti beda pemahaman antara kami dan divisi yangakan melaksanakan program CSR-nya”
I Iqbal El.Hidayat 5. Keterlibatan karyawan perusahaanmengenai aktifitas CSR?
“Kenapa karyawan harus di wajibkan, pertama karyawan PT KP itu 70%berasal dari Cilegon dan banyak juga berasal dari lingkungan sekitarCiwandan dan Citangkil jadi biar mereka juga ada keterikatan denganlingkungannya jangan sampai begitu kerja di PT KP jadi lupa daratan.Terus yang kedua biar mendekatkan hubungan antara perusahaan denganmasyarakat, kan kalau misalnya hanya sekedar datang ngasih bntuan pulangitu kayak berjarak kita dengan masyrakat.”
d. Proses Evaluating CSR PTKPI Iqbal El.Hidayat 1. Bagaimana pencapaian objektif dari
program CSR?“Keberhasilan itukan relative, apalagi untuk program kemitraan, itukantergantung pada keseriusan individu masing – masing dalam menjalankanusahanya. Kami selalu melakukan pengontrolan dalam setiap melakukanmapping dan survey lapangan setiap seminggu sekali”.
II Jumaro “Kalau evaluasi misalnya puas gak puas, mengukur kepuasan itu tidakakanada puas, yang penting kita mengevaluasi itu udah dilakukanpelaksanaannya seperti apa, keberhasilannya seperti apa. Yang namanyaCSR kan berkesinambungan ya, yang penting misalnya program ini, tahunini planningnya kita udah lakukan.”
I Iqbal El.Hidayat 2. Bentuk CSR yang telah dilaksanakanperusahaan?
“sekarang itu lebih difokuskan pada aspek pendidikan lebihmenitikberatkannya tetapi di bidang pendidikan itu juga menyeluruh disemua aspek, aspek lingkungan, kesehatan dan lain sebagainya. Karenamelalui pendidikan itulah kita bisa masuk.”
I Iqbal El.Hidayat 3. Sejauh mana keberhasilan programCSR yang telah dijalankan?
“Intinya bahwa keberhasilah terasa dari kondisi adanya keterlibatan danrespon masyarakat mengenai kegiatan yang kita lakukan, yang biasanyamasyarakat akan meminta untuk dilakukan kegiatan yang sama di tempatlain yang jaraknya berjauhan. Kami juga melihat adanya kepedulianmasyarakat terhadap asset perusahaan yang ada disekitar mereka”.
II Jumaro “Kami bisa mengatakan bahwa ada perubahan keadaan sosial masyarakat.Pertama, misalnya, dengan program yang telah kami lakukan walaupuntidak begitu terdengar tapi sudah mampu memberikan manfaat bagimasyarakat sebagai bentuk percontohan atau terobosan baru dalammelakukan usaha. Kedua, adanya perubahan peran aktif masyarakat disetipdiadakannya pelaksanaan CSR seperti keja bakti. Ketiga, adanya hubunganbaik antara perusahaan dan masyarakat. Terbukti saat ini banyak banyakpermintaan – permintaan dari masyarakat meminta bantuan untuk dilakukanCSR di wilayahnya”.
I Iqbal El. Hidayat 4. Bagaimanapandangansikapresponmasyarakat setelah menerimaprogramCSR?
“Ada perubahan sikap pada masyarakat, artinya ada kesadaran dan ikatanmoral. Yang bisa saya sebutkan adalah, adanya kepedulian masyarakatterhadap lingkungan sosialnya.”
I Iqbal El. Hidayat 5. Apakah pihak Manajemen TeamCSR mendapat kritik dan saran darimasyarakat?
“Selama ini banyak permintaan yang masuk dari masyarakat berupaproposal. Sebagian besar kami tidak lanjuti, alasannya, pertama, anggarankami terbatas dan tidak cukup untuk itu. Kedua, banyak masyarakat yangmengajukan proposal untuk program kemitraan dengan latar belakang untuk
mendirikan usaha, dan tidak termasuk dari criteria yang perusahaantetapkan. Ketiga, kami mengutamakan kepada pengembangan potensi”.
I Iqbal El. Hidayat 6. Hambatan yang dihadapi ketikamelakukan program CSR?
“Untuk awal-awal kita sering melakukan kerja bakti tapi yang terjadi apa,masyarakatnya jadi penonton, udah itu kita bersiin gak nunggu satu hari,sejam dua jam kotor lagi, udah gak papa, tujuan kita membangun budayabersih itu, mengkampanyekan itu gak bisa hanya dengan omongan tapi harusdengan tindakan. “
I Iqbal El. Hidayat 7. Upaya untuk membangunhubunganharmonis denganmasyarakat lokal?
“Untuk awal-awal kita sering melakukan kerja bakti tapi yang terjadi apa,masyarakatnya jadi penonton, udah itu kita bersiin gak nunggu satu hari,sejam dua jam kotor lagi, udah gak papa, tujuan kita membangun budayabersih itu, mengkampanyekan itu gak bisa hanya dengan omongan tapi harusdengan tindakan. Sekarang sifatnya agak pasif kalau terkait kerja bakti,berdasarkan undangan saja, karena kita juga ingin membangun kesadarandan budaya gotong royong di masyarakat, karena kami berharap denganadanya sinergi dengan pihak kelurahan setempat, RT, RW ketika misalnyaada kegitan kerja bakti bukan hanya karyawan KP saja yang turun kesanatapi ada juga dari masyarakat”.
I Iqbal El.Hidayat 8. Bukti adanya hubungan yang baikantara masyarakat denganperusahaan setelah menjalankanCSR?
“Alhamdulillah sekarang setelah berjalan sekian tahun ahirnya terjalinhubungan yang baik antara masyarakat dan karyawan. Kan ada contoh awalkegitan di suatu madrasah di Samangraya awalnya masyarakat itu apatisaja, cuek. Tapi setelah rutin di lakukan terjadi hubungan yang baik akhirnyayang terjadi apa masyarakat jadi care, akhirnya kalo karyawan melakukankegitan, itu minimal ada gorengan, masyarakat nganterin gorengan, ikutbantuin, itu terjadi hubungan yang baik. Terus kalo ada apa - apa “Paktolong dong ada kegitan mau ngerenov sekolah kita butuh bantuan untuknurunin genteng bisa gak?”.minta bantuan dari temen – temen karyawan.Kita kerahkan karyawan jadi lebih cepet, artinya mengurangi anggarannyauntuk nurunin genteng. Yang mungkin itu tidak bisa dinilai dengan uang.kalau bicara dari anggaran karena kita juga belum profit, inilah yang bisakami lakukan. Dan pembelajaran paling penting adalah setiap kegitan yangkita laksanakan itu kita ingin menghindari ada image uang-uang-uangkarena uang itu tidak mendidik masyarakat. Tapi bagaimana kitamemberikan kailnya, membangun kemandiriannya dan utuk membangunkemandirian itu kita juga harus memberikan contoh.
2. Ringkasan hasil wawancara dengan Tokoh Masyarakat/Pejabat Public Kecamatan Ciwandan
NO INFORMAN PERTANYAAN JAWABANIII Yayan Kurniawan 1. Pemahaman mengenai CSR? “Kewajiban sosial kepada masyarakta, lingkungan pastinya lingkungan
sekitar perusahaan.”IV Nurul Holis “Kewajiban perusahaan kepada masyarakat dengan melakukan seperti
bantuan-bantuan, kegiatan-kegiatan kepada masyarakat”III Yayan Kurniawan 2. Pandangan mengenai kegiatan CSR
PTKP?“Masyarakat berpandangan postif dengan adanya Program CSR, selama inimasyarakat sekitar perusahaan memang mendapatkan bantuan dariperusahaan, tapi bagi wilayah yang jauh dari areal perusahaan tidaktersentuh bantuan. Setidaknya dengan adanya bantuan dari perusahaan,ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat akibat polusi, kebisingan bisasedikit terobati.”
III Yayan Kurniawan 3. Bentuk kegiatan CSR yang telahdilaksanakan?
“Pihak PT KP kalao mau melakukan aktifitas CSR di lingkungan kami,mereka biasanya memberi informasi dulu dengan kami, meminta izin kadanguntuk melakukan persiapan – persiapan, melakukan koordinasi, kadangmereka juga minta bantuan kami, seperti mengadakan acara ini (PT.Krakatau Posco Bersama Rumah Peradabadan Banten MempersembahkanFestival Anak Membangun Indonesia dari Desa dengan Semangat SaemaulUndong”.
IV Nurul Holis “Menurut saya PTKP itu lebih baik dari pada perusahaan – perusahaanyang lain. Program - program yangkami rasakan manfaatnya, bangunan inisaja (Sanggar Wuni Kreasi) kami memperolehnya 100% dari PTKP yangmenghabiskan dana kurang lebih 60jt”.
III Yayan Kurniawan 4. Manfaat program CSR PTKP bagiLingkungan Masyarakat?
“Beberapa program sudah kami rasakan manfaatnya, seperti pembagianbuku paket pelajaran bagi pelajar SMP dan SMA swasta, dan yang terbarupembanguan Rumah Peradaban Banten itu sangat membantu, denganadanya Bangunan Rumah Peradaban Banten, anak – anak sekolah jadi aktifdisini dari mulai TK, PAUD, SD dan SMA. Disini juga kita mengadakankegiatan – kegitan belajar mengajar dan dari PTKP seminggu sekalimengirim tenaga pengajar”.
3. Informan Anggota Masyarakat Kelurahan Kubangsari yang menerima program CSR
NO INFORMAN PERTANYAAN JAWABANV Uul 1. Mengetahui mengenai CSR? “Bantuan – bantuan dari perusahaan”
V Uul 2. Bentuk kegiatan CSR yang telahdilaksanakan?
“Biasanya saya suka lihat bersih – bersih got, ngecat mushola di situ, sayajuga pernah kedatangan dari Karyawan PTKP di tanya-tanya mengenaiwarung saya ini, pernah ngasih bangku dan etalase”
V Uul 3. Dari mana informasi mengenaiaktifitas CSR?
“Informasinya gak ada, karyawan aja langsung datang ke warung, nanya –nanya warung. Katanya sih warung saya ini kalau cocok mau dapat bantuan,tapi gak ada kabar lagi. Bantuannya cuma bangku sama etalase aja.Alhamdulillah lumayan”.
IV Nurul Holis “Saya dapat informasi dari teman, waktu itu sempet ngobrol sama temen –temen sempet kunjungan juga ke bank samapah dan lain sebagainya.Kebetulan waktu itu ada posco juga kan artinya mereka pingin ada banksampah, ada kampung binaanlah katakanlah kayak gitu. Kok sama denganyang saya pingin, singkron kan. Ada kesamaan, yaudah saya ajukanproposal ke Posco. Prosesnya cukup lama, sekitar dua bulanan lah. Kan daribulan oktober pengajuannya di realisasikannya awal tahun 2017, setelahproses – proses cek lokasi, tanah, tujuannya apa, ngomongan perencanaan –perencanaan kedepannya akhirnya Alhamdulillah proposal kamiterealisasikan”.
IV Nurul Holis 4. Pandangan mengenai aktifitas CSRPTKP?
“Dari pada perusahaan – perusahaan yang lain dalam menjalankanprogram CSR PTKP sepertinya lebih aktif. Saya sering melihat karyawan –karyawan PTKP melakukan bersih – bersih, gotong – royong di linngkungankami.
V Uul 5. Manfaat program CSR PTKP bagiMasyarakat?
“Manfatnya yaitu saya dapat bantuan etalase, bangku. Tapi debunya itu.Saya sudah bilang kekaryawannya tolongibu Bemberangse keracunan,peripun carane endah debu posco aje melayu ning kene”.
IV Nurul Holis “Yang namanya masyarakat tidak akan pernah merasa cukup, yang kamirasakan manfaatnya adalah pembanguan sanggar , buku gratis bagi pelajar.Kabarnya ada bantuan ekonomi produktif bagi ekonomi menengah kebawahmudah-mudahan panitia memberikan pinjaman bisa tepat sasaran, janganyang sudah mampu diberi atau yang dekat dengan panitia saja.”
IV Nurul Holis 6. Peran masyarakat dalam aktifitasCSR PTKP?
“Di sanggar ini PTKP mengadakan pembinaan mengenai tanamanhidroponik, biasanya ramaja – remaja, ibu – ibu kampung sini yang
mengikuti”.“Kalau gotong – royong masyarakat juga berperan seperti bersih – bersiharea pekuburan, masjid dan mushola”
V Uul 7. Bentuk CSR yang telah diterima? “Bantuannya cuma bangku sama etalase aja. Alhamdulillah lumayan”.IV Nurul Holis 8. Harapan Komunitas/Masyarakat
Terhadap Perusahaan PTKP?“Harapan kami pembinaan dan pengembangan ekonomi dari PTKPdiprioritaskan, selanjutnya supaya program yang ada sesuai usulanmasyarakat, bukan muncul tiba-tiba”
V Uul “Saya sudah bilang kekaryawannya, tolongibu Bemberangse keracunan,peripun carane endah debu posco aje melayu ning kene”.
IV Nurul Holis 9. Kekurangan program CSR? “Karena CSR PTKP baru, jadi belum bisa menilai, Cuma mungkinkebutuhan tiap warga kan beda-beda, tidak bisa disamakan.”“Masih kurang sosialisasi, karena banyak yang tidak tahu, walaupunmungkin manfaatnya sudah dirasakan. Kalau bisa program atau bantuandibedakan antar wilayah, karena masalahnya juga beda”.
Reference of doc. No: Q8P-520-030PROCRDURE OF IMPLEMENTATION OF CSR ACTIVITY
PT.KRAKATAU POSCO
1. Tujuan
a. Melakukan kegiatan mapping untuk menyusun
rencana kegiatan CSR yang dituangkan dalam
annual plan maupun kegiatan yang bersifat
incidental
b. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan hasil mapping dan annual plan
c. CSR dilakukan secara merata diwilayah yang
telah ditetapkan perusahaan, terdiri dari
program sisterhood dan voluntary.
1. Purpose
a. Perform mapping to arrange CSR activity
plan, that will be programmed in the annual
plan or in incidental activity.
b. To ensure implementation of CSR activity
based on mapping result and correspond to
the annual plan.
c. CSR activity implemented equally in the
area that has been appointed by the
company, consist of sisterhood ties
program and voluntary.
2. Ruang Lingkup
Lingkup prosedur ini meliputi mekanisme mapping
dan pelaksanaan kegiatan CSR
2. Scope
Scope of work of procedure, convers mapping
and implantation of CSR activity.
3. Definisi
a. Mapping yaitu kegiatan pengenalan wilayah
dimana akan dilaksanakan kegiatan CSR. Kegiatan
ini mengidentifikasikan pula jenis kegiatan yang
akan dilaksanakan serta objek kegiatannya.
b. CSR yaitu aktivitas yang dilakukan perusahaan
sebagai bentuk tanggung jawab terhadap sosial
dan lingkungan sekitar dimana perusahaan berada.
3. Definition
a. Mapping is survey activity to identify
characteristic of the area to arrange CSR
program based on the needs and
character of each area.
b. CSR is a process with the aim to embrace
responsibility for the company’s actions
and encourage a positive impact through
its activities on the environment,
consumer employees, communities,
stakeholders and all other members of the
public sphere who may also be considered
as stakeholders.
4. Referensi
a. Eksternal
1. Informasi dari komunitas masyarakat, NGO
setempat, kelurahan dan kecamatan.
2. Proposal dan undangan dari komunitas
masyarakat, NGO setempat, kelurahan dan
kecamatan.
b. Internal
Program Corporate Social Responsibility Krakatau
Posco.
4. Reference
a. Eksternal
1. Information from the community, local
NGO, local government and administrator.
2. Proposal and invitation from the
community, local NGO, local government
and administrator
b. Internal
Corporate Social Responsibility Program of
Krakatau Posco.
Reference of doc. No: Q8P-520-0305. Procedure
5.1 Flow Diagram
Departement : General Affair Management
Procedure Name : CSR
INPUT PROCESS OUT PUT
Request CSR Request
ScreeningRequest?
Information
Budget CSR Program Annual Plan
Vehicle
Proposal Arrangement
Survey Survey Report
Proposal
Information
Information &Confirmation
Reporting
CSR Preparation
CSR Activity
Report &Evaluation
Proposal
Survey (Report)
Employee
Vehicle &Consumtion
Tool & Material
- User- Stakeholder
- ManagementNO
Yes- User- Stakeholder
- Management
- GA (Equipment)- Location
- Schedule
- Finance
Proposalapproval?
Yes
NO
- User- Stakeholder
Management
- Finance- Management
-All Dept.
-GA
-Procurement
- Finance
- GA
- Finance
- Employee- Stakeholder
Reference of doc. No: Q8P-520-030
5.2 Deskripsi
1. Instruksi operasional
1. Sumber informasi dalam melakukan
mapping diperoleh dari (PIC):
a. Komunitas masyarakat
b. NGO(non gov org) setempat
c. Kelurahan
d. Kecamatan
5.2 Deskripsi
1. Operational Instruction
1. Information resources to arrange
mapping activity, obtain from:
a. Local Community
b. Local NGO
c. Village Administrator
d. Sub district administrator
2. Informasi yang diperoleh dalam kegiatan
mapping menjadi acuan dalam penyusunan
kegiatan CSR yang akan dituangkan dalam
annual plan maupun kegiatan yang bersifat
incidental.
2. Information that obtained from mapping
activity will be used as reference in
planning CSR activity, and will be
programmed in the annual plan or as
incidental activity.
3. Permohonan bantuan melalui pengajuan
proposal, akan ditindaklanjuti dengan
mapping dan survey ke lokasi yang tertuang
dalam proposal.
3. Proposal request will be follow up by
doing mapping to the area to ensure
whether it needs to be help or not, and in
which part company could be involved.
4. Mapping dilakukan diarea yang telah
ditetapkan perusahaan, untuk mengenali
situasi, karakteristik masyarakat, wilayah,
dan permasalahan yang ada di masyarakat.
4. Mapping perform in the are that has
been appointed by the company, to
analyze and known the situation, main
problem in the area, and characteristic of
the community.
5. Dalam pelaksanaan mapping, berkoordinasi
pula dengan aparat pemerintahan
setempat guna menjalin hubungan yang
baik dan memperoleh informasi mengenai
daerah yang di survey.
5. To obtain information about the area
that will be survey in mapping activity,
should be communicate and coordinated
with the local administrator, also to
create good relationship and mutual
understanding.
6. Hasil mapping dituangkan dalam laporan
hasil survey (mapping)
6. Mapping result will be reported in The
Survey Report.
7. Berdasarkan hasil mapping tersebut, maka
segera dilakukan perencanaan dan
implementasi dengan melakukan:
a. Komunikasi dengan stakeholders.
b. Menyusun proposal kegiatan CSR yang
akan diajukan ke Divisi Finance
c. Menyusun perencanaan implementasi
dan melakukan persiapan kegiatan.
d. Menjalin komunikasi dengan divisi dan
departemen terkait di Karkatau Posco
mengenai karyawan yang akan
7. Based on the mapping result, will be
continued with action plan arrangement
for CSR activity, as follows:
a. To communication with
stakeholders.
b. To arrange CSR activity proposal to
the finance department for budget
request.
c. To arrange action plan and
preparation for the activity.
Reference of doc. No: Q8P-520-030perpartisipasi dalam kegiatan CSR
e. Mengatur jadual tiap departemen atau
divisi untuk terlibat dalam kegiatan
CSR.
f. Menyusun dan mengirimkan undangan
kegiatan CSR kepada divisi atau
departemen terkait untuk terlibat
dalam kegiatan CSR berdasarkan jadual
yang telah dibuat.
g. Mengirimkan surat pemberitahuan
kegiatan CSR kepada pihak kelurahan
dan kecamatan.
d. To communicate with related
department or division of Krakatau
Posco regarding employee
involvement in CSR activity.
e. To arrange schedule for each
department or division for
involvement in CSR activity.
f. To send invitation to department or
division for they involvement in CSR
activity, based on schedule that has
been arranged.
g. To send notification letter to local
government (village and sub district
administrator.
8. Setelah proposal di-approved oleh Divisi
Finance, selanjutnya melaksanakan
kegiatan CSR di lokasi yang telah
ditetapkan.
8. CSR activity will be implemented after
proposal budget approved by finance
department.
9. Melakukan evaluasi dari hasil kegiatan CSR
untuk perbaikan secara berkesinambungan.
9. To evaluate implementation of CSR
activity to make improvement for a
better program.
10. Publikasi melalui media internal maupun
eksternal mengenai kegiatan CSR yang
telah dilaksanakan sebagai bukti
perusahaan telah menjalankan program
CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial
dan lingkungan.
10. Publication through in house journal and
mass media for implementation of CSR
activity as one of the company obligation
that has been conduced.
6. Dokumen Terkait
No Dokumen No. Dokumen No Document No. Document
1Prosedur Implementation Of
CSR ActivityQ8P-250-030 1
Prosedur Implementation
oF CSR ActivityQ8P-250-030
2Form Peminjaman Peralatan
CSRQ8P-250-030-F01 2
Form Peminjaman
Peralatan CSRQ8P-250-030-F01
3 Berita Acara Serah Terima Q8P-250-030-F02 3 Berita Acara Serah Terima Q8P-250-030-F02
4Mapping Report / Visiting
Report FormQ8P-250-030-F03 4
Mapping Report / Visiting
Report FormQ8P-250-030-F03
5 Attandance List Q8P-250-030-F04 5 Attandance List Q8P-250-030-F04
6Berita Acara Serah Terima
BantuanQ8P-250-030-F05 6
Berita Acara Serah Terima
BantuanQ8P-250-030-F05
DOKUMENTASI SELAMA PENELITIAN
Surat Komitmen PTKP Ditujukan kepada Ketua Forum Perjuangan Rakyat Cilegon (FPRC)
Peneliti melakukan wawancara dengan Manager GA dan Leader Tim CSR PT. Krakatau Posco(Selasa, 16 Mei 2017)
Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Uul, Warga Kelurahan Kubangsari (Senin, 15 Mei 2017)
Tim CSR bersama PT.KPMS dan Pengurus Karang Taruna Kelurahan Samangraya meeting sebelummelakukan Kegiatan CSR “Festival Anak” (Kamis, 25 Mei 2017)
Peneliti melakukan observasi dalam kegiatan CSR “Festival Anak” di Link. KubangwelutKel.Samangrayai (Kamis, 25 Mei 2017)
Peneliti berdiri tepat disebelah Papan Nama Rumah Peradaban Banten di Link. Kubangwelutdalam kegiatan CSR “Festival Anak” (Kamis, 25 Mei 2017)
Peneliti disamping buku bacaan anak bersama Jumaro Manager GA PTKP (Belakang) dalam acaraCSR “Festival Anak” (Kamis, 25 Mei 2017)
Peneliti (kanan), Jumaro (tengah), Yayan Kurniawan (kiri) selaku Ketua Karang Taruna Samangrayadalam kegiatan CSR “Festival Anak” (Kamis, 25 Mei 2017)
Suasana kegitan CSR “Festival Anak” (Kamis, 25 Mei 2017)
Salah satu Baner Rumah Peradaban Banten “Dari Banten Untuk Tanah Air, Beasiswa Pendidikan,Pemberdayaan SDM Lokal, Kebudayaan, Penguatan Ekonomi” PTKP merupakan salah satu
sponsor (Kamis, 25 Mei 2017)
Antusiasme anak – anak dalam mengikuti kegitan CSR PTKP “Festival Anak” (Kamis, 25 Mei 2017)
Tim CSR bersama karyawan PTKP dan Pengurus Karang Taruna dalam acara pembukaan kegitan“Fistival Anak” (Kamis, 25 Mei 2017)
Iqbal El-Hidayat Leader Tim CSR PTKP melakukan pengajaran dalam kegitan CSR “PenananamanHidroponik” kepada ibu-ibu Link. Kubangsaron-Ciwandan (Jum’at, 19 Mei 2017)
Peneliti, Pengurus P2KS, warga Link.kubangsaron beserta Tim CSR dan Karyawan PTKP dalamkegitan CSR “Penanaman Hidroponi” (Jum’at, 19 Mei 2017)
Suasana kegitan CSR PTKP bersama warga link. Kubangsaron-Ciwandan dalam kegiatan CSR“Penanaman Hidroponik” di Sanggar Wuni Kreasi (Jum’at, 19 Mei 2017)
Papan Nama Sanggar Wuni Kreasi merupakan sanggar P2KS salah satu organisasi masyarakat yangbangunannya mendapatkan bantuan dari PTKP (Jum’at, 19 Mei 2017)
Jumaro beserta Karyawan PTKP dalam menghadiri undangan buka bersama dengan PemerintahKec. Citangkil (Jumat, 9 Juni 2017)
Jajaran Pemerintah Kec. Citangkil, Tim CSR PTKP beserta warga dalam acara buka bersamabertempat di aula Kantor Kec. Citangkil (Jumat, 9 Juni 2017)
Iqbal El-Hidayat (Leader Tim CSR) bersama karyawan salah satu divisi PTKP berdialog denganKepala Sekolah SDN Belumbang Kel. Tegal Ratu-Ciwandan dalam rencana kegiatan CSR “Class
Inspiration” (Selasa, 7 Februari 2017)
Iqbal El-Hidayat melakukan survey di SDN Belumbang Kel. Tegal Ratu-Ciwandan dalam rencanakegiatan CSR “Class Inspiration” (Selasa, 7 Februari 2017)
Iqbal El-Hidayat melihat kondisi siswa dan kelas dalam rencana kegiatan CSR “Class Inspiration” diSDN Belumbang Kel. Tegal Ratu-Ciwandan (Selasa, 7 Februari 2017)
DOKUMENTASI KEGIATAN CSR PTKP (PENGECATAN MADRASAH)
di Pesantren Baiturrahman, Madrasah Ibtidaiyah Al-Islamiyah 08 kp. Dukuh Indah Kel.Banjarnegara-Ciwandan
Observasi pemeliti
( Jum’at, 27 Januari 2017 )
Peneliti melakukan foto bersama Tim CSR serta Karyawan PTKP dalam kegiatan CSR , MadrasahIbtidaiyah Al-Islamiyah 08 kp. Dukuh Indah Kel. Banjarnegara-Ciwandan ( Jum’at, 27 Januari 2017 )
DOKUMENTASI KEGIATAN CSR PTKP (PENGECATAN MADRASAH)
di Madrasah Kubangwelut Link. Kubangwelut Kel. Samangraya-Ciwandan,
Observasi peneliti
( Jum’at, 13 Januari 2017 )
Tim CSR bersama jajaran Manajemen HR&GA PTKP melakukan suvey terkait banjir dilokasi areadekat perusahaan Ciwandan (Kamis, 6 April 2017)
Salah satu Ketua RT sedang memaparkan kejadian banjir di lingkungannya kepada Tim CSR danjajaran Manajemen HR&GA PTKP pada suvey lapangan terkait banjir dilokasi area dekat
perusahaan Ciwandan (Kamis, 6 April 2017)
Salah satu warga memaparkan kejadian banjir di lingkungannya kepada Tim CSR dan jajaranManajemen HR&GA PTKP pada suvey lapangan terkait banjir dilokasi area dekat perusahaan
Ciwandan (Kamis, 6 April 2017)
Agus Prajakusuma salah satu anggota Tim CSR sedang melakukan distribusi bantuan terkait banjirdi Kel. Kubangsari – Ciwandan (Kamis, 6 April 2017)
Pemberian donasi kepada salah satu korban banjir di Kel. Kubangsari – Ciwandan (Kamis, 6 April2017)
Logistik untuk distribusi bantuan terkait banjir di Kel. Kubangsari – Ciwandan (Jum’at, 7 April2017)
Pemberian donasi kepada korban banjir di Kel. Kubangsari – Ciwandan (Jum’at, 6 April 2017)
Tim CSR melakukan pengepakan bantuan santunan berupa baju, alat tulis, sembako untukdidistribusikan di sejumlah yayasan dan panti asuhan (Kamis, 8 Desember 2016)
Tim CSR melakukan pengepakan bantuan santunan berupa baju, alat tulis, sembako untukdidistribusikan di sejumlah yayasan dan panti asuhan (Kamis, 8 Desember 2016)
Peneliti bersama Iqbal El-Hidayat, Aqus Prajakusuma melakukan survey di Yayayasan Al-inayahCilegon (Jum’at, 9 Desember 2016)
Peneliti bersama Iqbal El-Hidayat melakukan penyerahan santunan kepada Yayayasan Al-inayahCilegon (Jum’at, 9 Desember 2016)
Peneliti bersama Iqbal El-Hidayat, Aqus Prajakusuma melakukan penyerahan santunan YayasanAl-inayah Cilegon (Jum’at, 9 Desember 2016).
Peneliti bersama Iqbal El-Hidayat, Gulam Aditiya melakukan survey di Yayayasan Yatim Piatu Link.Deringo-Citangkil (Kamis, 8 Desember 2016).
Peneliti bersama Iqbal El-Hidayat, Aqus Prajakusuma melakukan penyerahan santunan YayasanYatim Piatu di Link. Deringo-Citangkil (Jum’at, 9 Desember 2016).
Iqbal El-Hidayat melakukan penyerahan bantuan karpet kepada pengurus musholla di Ciwandan(Kamis, 8 Juni 2017).
Iqbal El-Hidayat melakukan penyerahan bantuan karpet kepada pengurus musholla di Ciwandan(Kamis, 8 Juni 2017)
Jumaro melakukan distribusi zakat fitrah kepada salah satu pengurus yayasan di Ciwandan (Jumat,23 Juni 2017)
Tim CSR melakukan distribusi zakat fitrah kepada salah satu pengurus yayasan di Ciwandan(Jumat, 23 Juni 2017)
Tim CSR bersama Divisi Manjement GA melakukan penanaman pohon disekitar area PerusahaanPT.KP (Kamis, 8 Juni 2017).
Salah satu mobil bantuan PTKP untuk kelurahan samangraya – Citangkil foto di ambil pada Kamis,25 Mei 2017
DOKUMENTASI KEGIATAN CSR PTKP (PENGECATAN MUSHOLLA)
di Musholla Darul Ihsan Link. Kelelet Kel Warnasari-Citangkil,
Observasi peneliti
( Kamis, 18 Mei 2017 )
DOKUMENTASI FOTO SUASANA KEBANJIRAN DI LINGKUNGAN MASYARAKAT DEKAT AREA PTKP
Lokasi Sepanjang Jalan Raya Anyar Kelurahan Kubangsari, Tegal Ratu Kec. Citangkil
Observasi peneliti
( Rabu, 5 April 2017 )
Salah saru rumah warga terendam banjir ( Rabu, 5 April 2017 )
Kondisi banjir Jalan Raya Anyer, terlihat pagar PTKP di sebelah jalan pada Rabu, 5 April 2017
Kondisi banjir Link. Cigading Kel. Tegal Ratu Ciwandan, terlihat bangunan PTKP di sebelah jalanpada Rabu, 5 April 2017
Kondisi jalan macet disepanjang Jalan Raya Anyer Ciwandan, terlihat bangunan PTKP di sebelahjalan pada Rabu, 5 April 2017
BIODATA PENULIS
PERSONAL DATA
Nama : Najibullah
Tempat Tanggal Lahir : Cilegon, 16 Juni 1989
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Lajang
Agama : Islam
Alamat : Jl. H. Agus Salim Link. Weri RT/RW. 02/01
Kec. Citangkil – Cilegon – Banten (zip code. 42442)
Phone : 087808404333
Hobby : Hiking
Email : [email protected]
PENDIDIKAN
2010 – 2017 : FISIP Untirta Jurusan Ilmu Komunikasi
2004 – 2007 : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cilegon (Certificate)
2001 – 2004 : Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darussalam Pipitan Serang
(Certificate)
1995 – 2001 : SDN Kepuh Denok (Certificate)
PENGALAMAN ORGANISASI
Intra-School Student Organizations
Social Organization (LSM, Kepemudaan)
Fosmai FISIP Untirta
KNPI Kecamatan Citangkil
AMPG Partai Golkar Kec. Citangkil
Pemuda Pancasila Kec. Citangkil
Kelompok Tani Kec. Citangkil