genderlect theory
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Ghina Raniah
210110130088
Mankom – A
GENDERLECT
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Universitas
Padjajaran
2013-2014
Tim Dosen :
• DR. Antar Venus,
M.A.Comm.
• Meria Octavianti, S.Sos,
M.Si.
Deborah Tannen Frances
Lahir 7 Juni 1945 ia adalah seorang profesor linguistik terkemuka di Georgetown University di Washington DC, Amerika Serikat.
TEORITISI
http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
“ That’s not what I mean!” (1992), menjelaskan bahwa proses komunikasi antara laki-laki dan perempuan merupakan bagian dari “komunikasi antar budaya”.
BUKU
http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
Teori Tannen membicarakan
bagaimana berkomunikasi secara
efektif satu sama lain yang berbeda
gender, dalam satu bahasa yang
sama, dimana didalamnya terdapat
proses saling menghargai, saling
mendengarakan, saling toleransi,
tidak ada superior-inferior, tidak
ada yang merasa paling
benar/salah, tidak ada klaim
pandangan high power-low power.
Latar Belakang
http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
Teori Tannen ini adalah upaya untuk memahami berbagai jenis komunikasi antara laki – laki dan perempuan, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan kerja yang lebih baik dan membantu mengurangi kesalah pahaman dan konflik berkelanjutan.http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
Wikipedia.com (2009)
Genderlect adalah kata yang digunakan
untuk menjelaskan hubungan antar gender,
dan berbicara menggunakan bahasa yang
mereka gunakan.
Definisi
Belton,
Robert J
(Word of
Art)
Genderlect
adalah gender
berbasis
perbedaan gaya
bicara antar
laki-laki
dan
perempuan.
Dictionary.
co
m (2009)
Genderlect
berasa
l dari
kata [g
ender
+ (dia)
lect]
yang
artinya
gaya
percakapan
yang
digunakan
oleh gender
tertentu
.http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
ASUMSI
Deborah Tannen,
mendiskripsikan ketidak
mengertian
(missunderstanding) antara
laki-laki dan perempuan
berkenaan dengan fakta bahwa
fokus pembicaraan perempuan
adalah koneksitas, sementara
laki – laki pada pelayanan
status dan kemandiriannya.
http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
Genderlect Style
membicarakan gaya
percakapan, bukan apa yang
dikatakan tetapi bagaimana
menyatakannya. http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
Tannen meyakini bahwa terdapat gap antara
laki – laki dan perempuan, dikarenakan
masing-masing berada pada posisi lintas
budaya (cross culture), untuk itu perlu adanya
upaya mengantisipasi berkenaan dengan gap
itu, karena kegagalan mengamati perbedaan
gaya berbicara dapat membawa masalah yang
berdampak besar nantinya.
http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
Perbedaan gaya bicara Laki-laki dan perempuan
Kecenderungan feminis versus maskulin
Komunitas feminis=
untuk membangun relationship, menunjukkan responsif.
Komunitas
maskulin
=
menyelesaika
n tu
gas,
menyatakan
diri,
mendapatkan
kekuasaan.http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
Koneksi berhubungan
erat dengan kedekatan,
status berhubungan erat
dengan kekuasaan (power).
Perempuan berhasrat
pada
koneksi versus laki-
laki
berhasrat untuk
status.
http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
Raport talk versus report talk
Raport talk adalah istilah yang digunakan untuk menilai obrolan perempuan yang cenderung terkesan simpatik.
Report talk adalah istilah yang digunakan menilai obrolan laki- laki yang cenderung apa adanya, pokoknya sampai. http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
Report Talk vs Raport
Talk
a. Publik speaking versus private speakingLaki-laki lebih banyak terlibat
pembicaraan publik, laki-laki
menggunakan pembicaraan sebagai pernyataan
fungsi perintah, menyampaikan
informasi, meminta persetujuan. Sedangkan perempuan
lebih banyak bicara pada pembicaraan
pribadi.
http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
Cerita - cerita menggambarkan harapan - harapan, kebutuhan-kebutuhan, dan nilai-nilai si
pencerita.
Pada kategori ini laki-laki lebih banyak bercerita dibanding perempuan, khususnya tentang guyonan. Cerita guyonan
merupakan suatu cara maskulin menegoisasikan status.
b. Telling Story
http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
c. ListeningPerempuan cenderung menjaga pandangan, sering manggut, berguman sebagai penanda ia mendengarkan dan menyatakan kebersamaannya. Laki-laki dalam hal mendengarkan berusaha mengaburkan kesan itu sebagai upaya menjaga statusnya.
http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
d. Asking questions
Ketika ingin bicara untuk menyela pembicara, perempuan terlebih dahulu mengungkapkan
persetujuan.
Pada laki- laki interupsi dipandang oleh Tanenn
sebagai kekuasaan untuk mengendalikan pembicaraan.http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-bud
aya.html
e. Conflict
Perempuan memandang konflik sebagai ancaman dan perlu dihindari. Laki-laki biasanya memulai konflik namun kurang suka memeliharanya.
http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-antar-budaya.html
DR. Antar Venus, M.A.Comm. lahir di Serang – Banten, 2 Juni 1968. Ia
adalah dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. Sebagai akademisi sekaligus peneliti, ia kerap berpartisipasi dalam berbagai seminar / simposium/ pelatihan ataupun lokakarya di bidang ilmu yang digelutinya, baik sebagai pembicara, pembahas ataupun peserta. Antar Venus adalah Pakar Komunikasi yang terobsesi membumikan ilmu komunikasi. Sebagai pengampu mata kuliah teori – teori Komunikasi di Universitas Padjadjaran, Dosen ini menyebarkan motto “Learning Communication theories in practical way”
Biodata
Dosen
Biodata Penganalisis
Saya Ghina Raniah, lahir di Jakarta pada tanggal 29
Desember 1995.Menempuh pendidikan di SDN
Karawang Kulon IV, lalu melanjutkan pendidikan di
SMPN 1 Karawang, setelah itu melanjutkan pendidikan di
SMAN 1 Karawang. Sekarang sedang menempuh studi program sarjana Manajemen Komunikasi di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Setelah saya mempelajari teori
ini , penulis merasa bahwa
pada hakikatnya cara komunikasi
laki-laki dan perempuan itu
berbeda. Laki-laki itu apa adanya
sedangkan perempuan
meminta persetujuan.
Terima KASIH