genetika populasi

8
GENETIKA POPULASI Oleh : Nama : Cikha Farahdiba Iman NIM : B1J011157 Kelompok : 3 Rombongan : III Asisten : Dwi Susilowati LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Upload: cikha-farahdiba-iman

Post on 24-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

GENETIKA POPULASI

Oleh :Nama: Cikha Farahdiba ImanNIM: B1J011157Kelompok: 3Rombongan: IIIAsisten: Dwi Susilowati

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2012I. TUJUAN1. Mengetahui frekuensi golongan darah sistem ABO pada populasi praktikan2. Mengetahui frekunesi alel , pada populasi praktikan3. Mengetahui frekuensi genotipe untuk golongan darah sistem ABO pada populasi praktikanII. CARA KERJA

1. Hitung frekuensi golongan darah pada populasi praktikan.2. Hitung frekuensi alel pada populasi praktikan.3. Hitung frekuensi genotipe untuk golongan darah sistem ABO pada populasi praktikan.

III. EVALUASIDiketahui : Jumlah seluruh praktikan adalah 31FREKUENSI GOLONGAN DARAH A = 9FREUKENSI GOLONGAN DARAH B = 10FREKUENSI GOLONGAN DARAH AB = 0FREKUENSI GOLONGAN DARAH 0 = 12

FREKUENSI FENOTIPE :A = = 0,29B = = 0,32AB = = 0O = = 0,38

MENGHITUNG FREKUENSI ALEL : 1. O = 0,38 = r = r = 0,612. A+O = = p+q+r= 1 p+r= 1-q

A+O= 0,29+0,38= = 1-q q= 1- q= 1-0,81 q= 0,193. p = 1-q-r = 0,2

Menghitung frekuensi genotipe : = = 0,04Menghitung frekuensi genotipe : 2pr = 2(0,2)(0,61) = 0,244Menghitung frekuensi genotipe : = = 0,0361Menghitung frekuensi genotipe : 2qr = 2(0,2)(0,61) = 0,2318Menghitung frekuensi genotipe : 2pq = 2(0,2)(0,19) = 0,076Menghitung frekuensi genotipe : = 0,037

Genetika Populasi adalah cabang genetika yang membahas transmisi bahan genetik pada ranah populasi. Dari objek bahasannya, genetika populasi dapat dikelompokkan sebagai cabang genetika yang berfokus pada pewarisan genetik. Atau dengan kata lain merupakan seluk-beluk pewarisan sifat pada tingkat populasi dipelajari pada cabang genetika. Ruang lingkup genetika populasi secara garis besar oleh beberapa penulis dikatakan terdiri atas dua bagian, yaitu deduksi prinsip-prinsip Mendel pada tingkat populasi, dan mekanisme pewarisan sifat kuantitatif.Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Prinsip ini dirumuskan oleh G.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman, sehingga selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg. Di samping kawin acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Dengan perkatan lain, terjadinya peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin yang tidak acak akan mengakibatkan perubahan frekuensi alel.Di atas telah disebutkan bahwa migrasi merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg. Hal ini berarti bahwa peristiwa migrasi akan menyebabkan terjadinya perubahan frekuensi alel. Lebih jauh, kuantifikasi migrasi dalam bentuk laju migrasi (lazim dilambangkan sebagai m), sering kali digunakan untuk menjelaskan adanya perbedaan frekuensi alel tertentu di antara berbagai populasi, misalnya perbedaan frekuensi golongan darah sistem ABO yang terlihat sangat nyata antara ras yang satu dan lainnya.Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan frekuensi alel adalah mutasi. Namun, peristiwa yang sangat mendasari proses evolusi ini sebenarnya tidak begitu nyata pengaruhnya dalam perubahan frekuensi alel. Hal ini terutama karena laju mutasi yang umumnya terlalu rendah untuk dapat menyebabkan terjadinya perubahan frekuensi alel. Selain itu, individu-individu mutan biasanya mempunyai daya hidup (viabilitas), dan juga tingkat kesuburan (fertilitas), yang rendah. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa mutasi hanya akan memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan frekuensi alel jika mutasi berlangsung berulang kali (recurrent mutation) dan mutan yang dihasilkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang ada.Asumsi bahwa semua individu di dalam populasi akan memberikan kontribusi jumlah keturunan yang sama kepada generasi berikutnya. Namun, kenyataan yang sebenarnya sering dijumpai tidaklah demikian. Individu-individu dapat memberikan kontribusi genetik yang berbeda karena mereka mempunyai daya hidup dan tingkat kesuburan yang berbeda.

IV. KESIMPULAN1. Frekuensi golongan darah dari 31 praktikan adalah 9 orang untuk golongan darah A, 10 orang untuk golongan darah B, 12 orang untuk golongan darah dan tidak ada praktikan yang bergolongan darah AB.2. Frekuensi fenotip nya adalah 0,29 untuk golongan darah A, 0,32 untuk golongan darah B, 0,38 untuk golongan darah O dan 0 untuk golongan darah AB.3. Frekuensi alel untuk rombongan III adalah 0,24. Frekuensi genotip adalah 0,04 untuk , 0,244 untuk , 0,0361 untuk , 0,2318 untuk , 0,076 untuk , 0,37 untuk .