geometrik jalan
DESCRIPTION
Perencanaan Geometrik Jalan RayaTRANSCRIPT
KELAS TOPOGRAFI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi, mobilitas manusia pun semakin meningkat. Jalan raya yang merupakan salah satu sarana transportasi yang semula dibuat sederhana, kini mulai dipikirkan syarat-syarat dalam pembuatannya guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.
Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah. Tujuan dari perencanaan geometrik jalan adalah menghasilkan infra struktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan. Ruang, bentuk, dan ukuran jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
Dasar dari perencanaan geomerik adalah topografi, geologis, tata guna lahan, sifat gerakan, dan ukuran kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan karakteristik arus lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencanaan sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan.
1.2 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas Perancangan Geometrik Jalan ini adalah metode studi literatur, yaitu berdasarkan teori-teori dari buku dan bimbingan serta arahan dari dosen pembimbing.
1.3Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan tugas Perancangan Geometrik Jalan ini adalah untuk merencanakan jalan raya yang aman dan nyaman.1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari tugas Geometrik Jalan ini adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan Alinemen Horizontal (Tikungan)
2. Merencanakan Alinemen Vertikal
3. Menghitung Galian dan Timbungan
4. Menggambar Alinemen Horizontal dan Vertikal
5. Menggambar Potongan Melintang JalanBAB II
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA
2.1 Perhitungan Elevasi
Jika misalnya titik A dan A berada diantara garis kontur yang elevasinya sama, maka tidak perlu dilakukan perhitungan lagi. Misal titik A dan A berada diantara garis kontur yang elevasinya 65 dan 65 maka titik A dan A elevasi tepi kiri dan kananya adalah 65. Jika titik A atau A tepat berada pada garis kontur maka elevasi tepi titik tersebut adalah elevasi dari garis kontur tersebut. Misalkan titik A tepat berada pada garis kontur 60 maka elevasi tepi titik A adalah 60.
Sedangkan jika titik A dan A berada diantara garis kontur yang elevasinya tidak sama maka kita harus menghitung tepi kiri dan tepi kanan menggunakan rumus segitiga seperti dibawah ini.
Untuk menghitung elevasi pada tiap potongan digunakan cara pendekatan dengan cara interpolasi seperti berikut, misalnya:Potongan A A elevasi di titik A
karena elevasi bagian kiri dan kanan adalah sama (topografi datar) maka elevasi titik A secara langsug diketahui yaitu +65
elevasi di titik A
Interpolasi:
Elevasi di titik A= x + 70
= 0,59 + 70
= +70,59
Kemiringan (e)=
=
= 5,59 % (datar)Selanjutnya perhitungan elevasi pada tiap potongan menggunakan cara yang sama dan hasilya disajikan dalam tabel berikut.
Kelas TopografiPotonganJarak MelintangelevasiBeda TinggiKemiringan (s/100 x 100%)Jenis Medan
kirikanan
(m)(m)(m)(%)
1234567
A - A'10052.7843.898.898.89Datar
1 - 1'10048.7543.135.625.62Datar
2 - 2'10049.5837.7811.8011.80Bukit
3 - 3'10048.7538.3310.4210.42Bukit
4 - 4'10049.0938.8910.2010.20Bukit
5 - 5'10049.0938.5010.5910.59Bukit
6 - 6'10050.0038.3311.6711.67Bukit
7 - 7'10049.1738.1311.0411.04Bukit
8 - 8'10048.3337.1411.1911.19Bukit
9 - 9'10047.5039.178.338.33Datar
10 - 10'10053.0040.0013.0013.00Bukit
11 - 11'10053.7538.5715.1815.18Bukit
B - B'10053.3338.1315.2015.20Bukit
12 - 12'10048.7543.755.005.00Datar
13 - 13'10045.0043.331.671.67Datar
14 - 14'10039.2950.0010.7110.71Bukit
15 - 15'10038.1354.1716.0416.04Bukit
16 - 16'10043.7558.3314.5814.58Bukit
17 - 17'10049.0058.759.759.75Datar
18 - 18'10053.0059.006.006.00Datar
19 - 19'10057.8652.785.085.08Datar
20 - 20'10058.5747.5611.0111.01Bukit
21 - 21'10052.9247.785.145.14Datar
22 - 22'10054.3844.0910.2910.29Bukit
23 - 23'10048.7544.384.374.37Datar
24 - 24'10049.6443.336.316.31Datar
25 - 25'10048.6737.7810.8910.89Bukit
26 - 26'10047.6738.509.179.17Datar
C -C'10042.6740.002.672.67Datar
27 - 27'10047.6738.649.039.03Datar
28 - 28'10048.5740.008.578.57Datar
29 - 29'10049.2343.335.905.90Datar
30 - 30'10049.2943.335.965.96Datar
31 - 31'10048.4644.234.234.23Datar
32 - 32'10048.4644.623.843.84Datar
33 - 33'10048.0844.623.463.46Datar
34 - 34'10044.5848.083.503.50Datar
35 - 35'10048.3344.094.244.24Datar
D - D'10049.0942.926.176.17Datar
e :326.71
Berdasarkan tabel maka dapat ditentukan golongan medan, yaitu :
e= golongan medan
= jumlah kemiringan total dari setiap potongan melintang (%)
n= jumlah potongan melintang maka berdasarkan rumus di atas,
Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang menurut PPGJR No. 13 /1970) adalah sebagai berikut :
Golongan MedanLereng Melintang
Datar (D)0,00% 9,90%
Perbukitan (B)10,00% 24,90%
Pegunungan (G)> 25,00%
Berdasarkan PPGJR untuk klasifikasi medan 9,9 % tergolong medan datar. Sehingga golongan medan 8.377 % merupakan klasifikasi medan datar.
2.2 Standar Perencanaan Konstruksi Jalan Raya
Berikut merupakan standar perencanaan geometrik jalan raya dan standar perencanaan alinemen menurut Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya Tahun 1970 yang selanjutnya akan digunakan untuk perhitungan alinemen.
Standar perencanaan Geometrik (PPGJR No.13/1970, hal. 15)Standar perencanaan geometrik, menurut aturan PPGJR untuk kelas jalan I dengan medan datar.
1. Klasifikasi jalan
: Kelas I2. Klasifikasi medan
: Datar3. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)
: > 200004. Kecepatan rencana (VR)
: 80 km/jam5. Lebar daerah penguasaan minimum: 60 m6. Lebar perkerasan
: 3,757. Lebar medan minimum
: 108. Lebar bahu
: 3.0 3.5 m (digunakan 3 m)9. Lereng melintang perkerasan (en)
: 2 %10. Lereng melintang bahu
: 4 %11. Jenis lapisan permukaan jalan
: Aspal beton12. Miring tikungan maksimum (emax): 10%13. Jari-jari lengkung minimum (Rmin): 210 m14. Landai maksimum
: 6% Standar Perencanaan Alinyemen (PPGJR No.13/1970, hal. 16)1. Kecepatan rencana
: 80 km/jam
2. Jarak pandang henti
: 115 m
3. Jarak pandang menyiap
: 520 m
4. Jari-jari lengkung minimum dimana miring
tikungan tidak diperlukan
: 1600 m
5. Batas jari-jari lengkung tikungan dimana
harus menggunakan busur peralihan
: 1100 m
6. Landai relatif maksimum antara tepi perkerasan:
2.3 Alinemen HorizontalAlinemen Horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal yang terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung. Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan , busur peralihan saja ataupun busur lingkaran saja. (Sukirman/1999, hal: 67)
Ada tiga bentuk lengkung horizontal, yaitu :a. Lengkung busur lingkaran sederhana (Circle-Circle : C C)
Dipergunakan pada radius lengkung yang besar, dimana superelevasi yang dibutuhkan 3 %.
b. Lengkung busur lingkaran dengan lengkung peralihan (Spiral-Circle-Spiral : S C S)
Dipergunakan pada radius lengkung yang lebih kecil, dimana superelevasi yang dibutuhkan > 3 %, memiliki lengkung peralihan sehingga mengurangi kesan patah pada perubahan kemiringan melintang.
c. Lengkung Peralihan (Spiral-Spiral : S S)
Merupakan lengkung horizontal tanpa busur lingkaran. Radius minimum untuk jenis ini adalah radius yang menghasilkan kelandaian relatif < kelandaian relatif maksimum.Dalam menentukan bentuk lengkung peralihan yang paling sesuai, secara teoritis dapat dilakukan dengan peninjauan terhadap gerakan kendaraan di tikungan. Lengkung peralihan yang paling sesuai dengan lintasan kendaraan yang sebenarnya adalah Spiral- Circle-Spiral. Lengkung peralihan diletakkan antara bagian lurus dan bagian lingkaran (circle) yaitu sebelum dan sesudah tikungan berbentuk busur lingkaran.
Tidak semua tikungan dapat menggunakan lengkung spiral-circle-spiral. Semuanya tergantung pada jari-jari lingkaran (R) yang digunakan dan atau -nya. Untuk memilih perencanaan suatu tipe tikungan, kontrol harus tetap dilakukan.Kontrol terhadap tipe tikungan yang akan direncanakan, disajikan secara ringkas dalam flow chart berikut ini:Gambar 2.1Diagram Alir / Flow Chart Pemilihan Bentuk Lengkung Horizontal
Perhitungan Jarak dan Sudut Tikungan
Perhitungan Jarak
d1 = 1200 m = 1,200 km
d2 = 1600 m = 1,600 km
d3 = 1000 m = 1,000 km
Perhitungan Sudut Tikungan
Sesuai dengan gambar, jadi sudut tikungan yang didapat adalah sebagai berikut:
Sudut Tikungan I () = 20
Sudut Tikungan II() = 36
2.3.1 Lengkung Horizontal Tikungan IMenggunakan metode Bina Marga, dengan data umum:
1. en
= 2% = 0.022. Kecepatan rencana (VR)
= 80 km/jam
3. emaks
= 10% = 0,1004. Sudut tikungan I ()
= 20
5. Lebar perkerasan
= 2 x 3,75Perhitungan Tipe Tikungan
Menghitung Rmin dan R
fmaks untuk VR = 60 km/jam atau VR < 80 km/jam(Sukirman/1999, hal. 70)
fmax= 0,00065VR + 0,192
= 0,00065.80 + 0,192
= 0,14
Rmin=
=
= 209,97 m
Berdasarkan pertimbangan peningkatan jalan dikemudian hari sebaiknya dihindarkan merencanakan alinemen horizontal jalan dengan mempergunakan radius minimum yang menghasilkan lengkung tertajam tersebut. Disamping sukar menyesuasikan diri dengan peningkatan jalan juga menimbulkan rasa tidak nyaman pada pengemudi yang bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari kecepatan rencana. Harga Rmin sebaiknya harga merupakan harga batas sebagai petunjuk dalam memilih radius untuk perencanaan saja. (Sukirman/1999, hal. 75)
Maka:R yang dipilih dalam perencanaan tikungan I ini adalah 210 m
Menentukan LsData:
Rc= 210 m
VR= 80 km/jam
en= 2% = 0,020emax= 10% = 0,100B= 2 x 3,75 m
Perhitungan harga Ls dari tabel 4.6 (Bina Marga) :
e= 0,10Ls = 70 m
Kontrol Ls1. Berdasarkan Landai Relatif (Bina Marga)
(Sukirman/1999, hal 100 )
Ls = m (e + en) B
= 200 (0,100 + 0,020) 3,75
= 90 m
2. Berdasarkan Pencapaian Kemiringan 3 Detik (Bina Marga)
(Sukirman/1999, hal 109)
Ls= = 66,67 m
3. Berdasarkan Modifikasi SHORTT
(Sukirman/1999, hal 108):
Ls=
=
= 15,91 mJadi, nilai Ls yang digunakan adalah nilai Ls yang terbesar, yaitu nilai Ls berdasarkan Landai Relatif (Bina Marga) : Ls = 90 m
Panjang lengkung peralihan Ls diambil 90 m untuk perencanaan, dimana hal ini merupakan jarak terpanjang dari pemenuhan persyaratan kelandaian relatif serta panjang lengkung peralihan berdasarkan persamaan landai relatif maksimum.
Pengujian e dan LcUntuk e > 1,5.en (8% > 6%) lengkung C C tidak dapat dipergunakan, kemungkinan lengkung yang digunakan hanya S C S dan S S. Selanjutnya dilakukan dengan mengontrol harga Lc.
Menentukan Lc
Besar Sudut Spiral (s)
s=
= 12,28 Panjang Busur Lingkaran (Lc)
Lc=
=
= 15,68 m
Kontrol: Lc > 20 m, Tipe Lengkung S C S tidak dapat digunakan, maka digunakan Tipe Lengkung S S, karena Lc < 20 m.Perhitungan Titik Peralihan dari Lengkung Spiral ke Spiral p=
=
= 1,62 m
k=
=
= 44,92 m
Es= (Rc + p) sec 1 Rc
= (210 + 1.62) sec 20 210
= 4,89 m Ts= (Rc + p) tan 1 + k
= (210 + 1.62) tan 20 + 44,92= 81,86 m
Panjang Busur Tikungan ILc= 15,68 mL= Lc + 2Ls
= 15,68 + 2(90)
= 195,68 m
Dari perhitungan di atas didapat data-data untuk tikungan I sebagai berikut.
1. VR
= 80 km/jam
2. 1
= 203. Ls
= 90 m
4. Rc
= 210 m
5. s
= 12,286. Ts
= 81,86 m
7. Es
= 4,89 m8. e
= 0,100 9. Lc
= 15,68 m10. P
= 1,62 m
11. k
= 44,92 m
12. L
= 195,68 mUntuk tikungan pertama dengan kecepatan rencana 80 km/jam dipilih tipe busur lingkaran dengan lengkung peralihan (Spiral spiral) karena memiliki nilai Lc 20 yaitu 15,68 m.Stationing Titik I
TitikStationCatatan
A0 + 000,000d1 = 1200 m
TS11 + 1118,14TS1 = d1 - Ts
ST11 + 1298,14ST1 = TS + 2 Ls
2.3.2 Lengkung Horizontal Tikungan II
Data umum:
1. Sudut tangen (2)
= 362. Kecepatan rencana (VR)
= 80 km/jam
3. emaks
= 10% = 0,100Perhitungan Tipe Tikungan
Menghitung Rmin dan R
fmaks untuk VR = 60 km/jam atau VR 80 km/jamfmax= 0,00065VR + 0,192
= 0,00065.80 + 0,192
= 0,14
Rmin=
=
= 209,97 m
R yang dipilih dalam perencanaan tikungan II ini adalah 210 m
Menentukan LsData:
Rc= 210 m
VR= 80 km/jam
en= 2% = 0,020e= 10% = 0,100
B= 2 x 3,75 m
m= 200Perhitungan harga Ls dari tabel 4.6 (Bina Marga) :
e= 0,0100
Ls = 70 m
Kontrol Ls1. Berdasarkan Landai Relatif (Bina Marga)
(Sukirman/1999, hal 100 )
Ls = m (e + en) B
= 200 (0,100 + 0,020) 3,75
= 90 m
2. Berdasarkan Pencapaian Kemiringan 3 Detik (Bina Marga)
(Sukirman/1999, hal 109)
Ls= = 66,67 m
3. Berdasarkan Modifikasi SHORTT
(Sukirman/1999, hal 108):
Ls=
=
= 15,91 m
Jadi, nilai Ls yang digunakan adalah nilai Ls yang terbesar, yaitu nilai Ls berdasarkan Pencapaian Kemiringan 3 Detik : Ls = 90 m
Panjang lengkung peralihan Ls diambil 90 m untuk perencanaan, dimana hal ini merupakan jarak terpanjang dari pemenuhan persyaratan kelandaian relatif serta panjang lengkung peralihan berdasarkan persamaan landai relatif maksimum.
Pengujian e dan LcUntuk e > 1,5.en (8% > 6%) lengkung C C tidak dapat dipergunakan, kemungkinan lengkung yang digunakan hanya S C S dan S S. Selanjutnya dilakukan dengan mengontrol harga Lc.
Menentukan Lc
Besar Sudut Spiral (s)
s=
= 12,28 Panjang Busur Lingkaran (Lc)
Lc=
=
= 42,95 m
Kontrol: Lc > 20 m, Tipe Lengkung S C S dapat digunakan.Perhitungan Titik Peralihan dari Lengkung Spiral ke Circle
Xs=
=
= 89,59 m
Ys=
= 6,45 m
Koordinat Kurva Sudut Spiral
Kontrol Terhadap Nilai p
p=
=
= 1,62 m
Kontrol: p > 0,15 m , Tipe Lengkung S C S dapat digunakan
k=
=
= 44,92 m
Es= (Rc + p) sec 2 Rc
= (210 + 1,62) sec 36 210
= 12,51 m
Ts= (Rc + p) tan 1 + k
= (210 + 1,62) tan 36 + 44,92 = 111,40 m
Panjang Busur Tikungan II ( Lt )
Lt= Lc + 2Ls
= 42,95 + 2(90)
= 222,95 mDari perhitungan di atas didapat data-data untuk tikungan II sebagai berikut.
13. VR
= 80 km/jam
14. 2
= 36
15. Ls
= 90 m
16. Rc
= 210 m
17. s
= 12,2818. Ts
= 111,40 m
19. Es
= 12,51 m20. e
= 0,10021. Lc
= 42,95 m22. Xs
= 89,59 m
23. Ys
= 6,45 m
24. p
= 1,62 m
25. k
= 44,92 m
26. Lt
= 222,95 m
Untuk tikungan kedua dengan kecepatan rencana 80 km/jam dipilih tipe busur lingkaran dengan lengkung peralihan (Spiral-Circle-Spiral) karena memiliki nilai Lc 20 yaitu 42,95 m.Stationing Titik II
TitikStationCatatan
PH11 + 2800,00d2 = 1600 m
TS23 + 4288,60TS2 = PH1+ d2 Ts
SC23 + 4378,60SC2 = TS2 + Ls
PH23 + 4400,00PH2 = PH1 + d2
MC23 + 4400,08MC2= SC2 + Lc
CS23 + 4421,55CS2 = MC2 + Lc
ST23 + 4511,55ST2 = CS2+ Ls
D4 + 5400,00D = PH2 + d3
d3 = 1000 m
2.4 Pelebaran Perkerasan Pada Lengkung Horizontal2.4.1 Pelebaran Perkerasan Tikungan I
Data-data umum :
Sudut tikungan (1)
: 20
Jari-jari rencana (Rc)
: 210 m
Kecepatan rencana (VR)
: 80 km/jam
Kendaraan rencana
: Truk / bus tanpa gandengan
Lebar kendaraan rencana(b)
: 2,5 m
Jarak antar gandar (p)
: 6,5 m
Tonjolan depan kendaraan (A)
: 1,5 m
Jumlah lajur (n)
: 2
Lebar total perkerasan bagian lurus (Bn)
: 7 m
Perhitungan
Radius lengkung terluar dari lintasan kendaraan pada lengkung horizontal untuk lajur sebelah dalam
= 211,34 m
Radius lengkung terdalam dari lintasan kendaraan pada lengkung horizontal untuk lajur sebelah dalam.
= 208,69 m
Lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah dalam
= 211,34 208,69= 2,65 m
Perhitungan Off Tracking
= 2,65 2,5= 0,15 m Perhitungan lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan
= 0,58 m Perhitungan lebar kebebasan samping di kiri dan kanan kendaraan
Bn yang digunakan hanya 2 lajur atau sebesar 7,0 m
= 0,85 m Perhitungan lebar perkerasan total di tikungan
= 2(2,65 + 0,85) + 0,58= 7,58 m
Perhitungan tambahan perkerasan di tikungan
= 7,58 7
= 0,58 m2.4.2 Pelebaran Perkerasan Tikungan II
Data-data umum :
Sudut tikungan (2)
: 36
Jari-jari rencana (Rc)
: 210 m
Kecepatan rencana (VR)
: 80 km/jam
Kendaraan rencana
: Truk / bus tanpa gandengan
Lebar kendaraan rencana(b)
: 2,5 m
Jarak antar gandar (p)
: 6,5 m
Tonjolan depan kendaraan (A)
: 1,5 m
Jumlah lajur (n)
: 2
Lebar total perkerasan bagian lurus (Bn)
: 7 m
Perhitungan
Radius lengkung terluar dari lintasan kendaraan pada lengkung horizontal untuk lajur sebelah dalam
= 211,34 m
Radius lengkung terdalam dari lintasan kendaraan pada lengkung horizontal untuk lajur sebelah dalam.
= 208,69 m
Lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah dalam
= 211,34 208,69 = 2,65 m
Perhitungan Off Tracking
= 2,65 2,5
= 0,15 m
Perhitungan lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan
= 0,58m
Perhitungan lebar kebebasan samping di kiri dan kanan kendaraan
Bn yang digunakan hanya 2 lajur atau sebesar 7,0 m
= 0,85 m
Perhitungan lebar perkerasan total di tikungan
= 2(2,65 + 0,85) + 0,58= 7,58 m
Perhitungan tambahan perkerasan di tikungan
= 7,58 7
= 0,58 m
GambarPelebaran perkerasan pada tikungan I
Gambar
Pelebaran perkerasan pada tikungan II2.5 Kebebasan Samping Pada Tikungan
2.5.1 Kebebasan Samping Tikungan IData-data umum :
Jarak pandang henti (S)
: 115 m
Kecepatan rencana (VR)
: 80 km/jam
Ls
: 90 m
Jari-jari rencana (Rc)
: 210 m Lc
: 15,68 m
Perhitungan
Lt = Lc + 2Ls
= 15,68 + 2(90)
= 195,68 m
Karena L > S, maka:
= =
= 15,71
m= R (1 cos )
= 210 (1 cos 15,71)
= 7,85 m
2.5.2 Kebebasan Samping Tikungan II
Data-data umum :
Jarak pandang henti (S)
: 115 m
Kecepatan rencana (VR)
: 80 km/jam
Ls
: 90 m
Jari-jari rencana (Rc)
: 210 m
Lc
: 42,95 m
Perhitungan
Lt = Lc + 2Ls
= 42,95 + 2(90)
= 222,95 m
Karena L > S, maka:
=
=
= 15,71
m= R (1 cos )
= 210 (1 cos 15,71)
= 7,85 m2.6 Alinyemen Vertikal2.6.1 Lengkung PPV1 (Cekung)
Data :
Sta. VA
: 0 + 000
Elevasi VA
: 48,33 m Sta. PPV1
: 0 + 200 Elevasi PPV1
: 43,75 m Sta. PPV2
: 1 + 200 Elevasi PPV2
: 43,13 m Jarak pandang henti (JPH): 115 mAntara Sta. A dengan Sta. PPV1:
g1=
=
= -2,29%Antara Sta. PPV1 dengan Sta. PPV2:
g2=
=
= -0,11%A= |g1 g2|
= |-2,29 ( 0,11)|
= 2,23%Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung
1. Berdasarkan jarak penyinaran lampu depan
Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan < L
L=
=
= 56,44 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 56,44 m tidak dapat dipergunakan.
Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan > L
L=
=
= -4,31 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L namun nilai L minus sehingga tidak dapat dipergunakan.
2. Berdasarkan jarak pandangan bebas di bawah bangunan
Untuk jarak pandangan S < L
L=
=
= 8,48 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 8,48 m tidak dapat dipergunakan
Untuk jarak pandangan S > L
L=
=
= 1330,54 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L tetapi L bernilai negatif sehingga tidak dapat dipergunakan.
3. Berdasarkan bentuk visual lengkung vertikal cekung
L=
=
= 37,56 m4. Berdasarkan kenyamanan pengemudiL= V . t
=
= 66,67 m5. Berdasarkan kebutuhan akan drainase
L= 50 . A
= 50 . 2,23
= 111,50 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik V tentang Panjang Lengkung Vertikal Cekung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 2,23% panjang lengkung vertikal cekung yang digunakan adalah sepanjang 45 m.
Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kebutuhan akan drainase yaitu sebesar 111,50 m.
L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 111,50 m.
Perhitungan Ev
Pergeseran vertikal dari titik PPV3 ke bagian lengkung
Ev=
=
= 0,31 mPerhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV1Data :
Sta. PPV1
: 0 + 200
Elevasi PPV1: 43,75 m Lv1
: 111,50 m
Ev1
: 0,31 m
g1
: -2,29%
g2
: -0,11%1. Sta. PLV1
=
=
= 0 + 144,25Elevasi PLV1=
= 45,03 m
2. Sta. PPV1
= 0 + 200
Elevasi PPV1= Elevasi PPV1 + Ev1
= 43,75 + 0,31= 44,06 m3. Sta. PTV1
=
=
= 0 + 255,75Elevasi PTV1=
=
= 43,69 m
2.6.2 Lengkung PPV2 (Cembung)
Data :
Sta. PPV1
: 0 + 200
Elevasi PPV1
: 43,75 m Sta. PPV2
: 1 + 200
Elevasi PPV2
: 43,13 m Sta. PPV3
: 1 + 400 Elevasi PPV3
: 40,00 m Jarak pandang henti (JPH): 115 m
Antara Sta. PPV1 dengan Sta. PPV2:
g2=
=
= -0,11%Antara Sta. PPV2 dengan Sta. PPV3:
g3=
=
= -1,57%
A= |g2 g3|
= |-0,11 (-1,57)|
= 1,51%
Perhitungan Lengkung Vertikal Cembung
1. Perhitungan lengkung vertikal cembung dengan S < L
Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Bina Marga)
Tinggi mata pengemudi (h1): 1,20 m
Tinggi objek (h2)
: 0,10 m
Konstanta C
: 399
L=
=
= 50,05 m
Berdasarkan perhitungan didapat nilai S > L sehingga L = 50,05 m tidak dapat dipergunakan.
2. Perhitungan lengkung vertikal cembung dengan S > L Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Bina Marga)
Tinggi mata pengemudi (h1): 1,20 m
Tinggi objek (h2)
: 0,10 m
Konstanta C
: 399
L=
=
= -34,24 m
Berdasarkan perhitungan didapat nilai S > L, karena nilai L minus sehingga tidak dapat dipergunakan.
3. Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kebutuhan akan drainase
L= 50 . A
= 50 . 1,51
= 75,50 m
4. Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kenyamanan perjalanan
L= V . t
=
= 66,67 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik III tentang Panjang Lengkung Vertikal Cembung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 1,51% panjang lengkung vertikal cembung yang digunakan adalah sepanjang 48 m.
Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kebutuhan akan drainase yaitu sebesar 75,50 m.
L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 75,50 m.
Perhitungan Ev
Pergeseran vertikal dari titik PPV2 ke bagian lengkung
Ev2=
=
= 0,14 m
Perhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV2Data :
Sta. PPV2
: 1 + 200
Elevasi PPV2: 43,13 m Lv2
: 75,50 m
Ev2
: 0,14 m
g2
: -0,11%
g3
: -1,57%
1. Sta. PLV2
=
=
= 1 + 162,25Elevasi PLV2=
= 43,17 m
2. Sta. PPV2
= 1 + 200
Elevasi PPV2= Elevasi PPV2 Ev2
= 43,13 0,14= 42,99 m3. Sta. PTV2
=
=
= 1 + 237,75Elevasi PTV2=
=
= 42,54 m
2.6.3 Lengkung PPV3 (Cekung)
Data :
Sta. PPV2
: 1 + 200
Elevasi PPV2
: 43,13 m Sta. PPV3
: 1 + 400
Elevasi PPV3
: 40,00 m Sta. PPV4
: 1 + 600
Elevasi PPV4
: 42,50 m Jarak pandang henti (JPH): 115 mAntara Sta. PPV2 dengan Sta. PPV3:
g3=
=
= -1,57%Antara Sta. PPV3 dengan Sta. PPV4:
g4=
=
= 1,25%
A= |g3 g4|
= |-1,57 (1,25)|
= 2,82%
Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung
6. Berdasarkan jarak penyinaran lampu depan
Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan < L
L=
=
= 71,38 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 71,38 m tidak dapat dipergunakan.
Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan > L
L=
=
= 44,72 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga dapat dipergunakan.
7. Berdasarkan jarak pandangan bebas di bawah bangunan
Untuk jarak pandangan S < L
L=
=
= 10,72 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 10,72 m tidak dapat dipergunakan
Untuk jarak pandangan S > L
L=
=
= 1004,04 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L tetapi L bernilai negatif sehingga tidak dapat dipergunakan.8. Berdasarkan bentuk visual lengkung vertikal cekung
L=
=
= 47,51 m9. Berdasarkan kenyamanan pengemudiL= V . t
=
= 66,67 m10. Berdasarkan kebutuhan akan drainase
L= 50 . A
= 50 . 2,82
= 141 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik V tentang Panjang Lengkung Vertikal Cekung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 2,82% panjang lengkung vertikal cekung yang digunakan adalah sepanjang 50 m.
Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kebutuhan akan drainase yaitu sebesar 141 m.
L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 141 m.
Perhitungan Ev
Pergeseran vertikal dari titik PPV3 ke bagian lengkung
Ev=
=
= 0,50 mPerhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV3Data :
Sta. PPV3
: 1 + 400
Elevasi PPV3: 40,00 m Lv3
: 141 m
Ev3
: 0,50 m
g3
: 1,57%
g4
: 1,25%4. Sta. PLV3
=
=
= 1 + 329,5Elevasi PLV3=
= 41,11 m
5. Sta. PPV3
= 1 + 400
Elevasi PPV3= Elevasi PPV3 + Ev3
= 40,00 + 0,50= 40,50 m6. Sta. PTV3
=
=
= 1 + 470,50Elevasi PTV3=
=
= 40,88 m2.6.4 Lengkung PPV4 (Cekung)
Data :
Sta. PPV3
: 1 + 400
Elevasi PPV3
: 40,00 m Sta. PPV4
: 1 + 600
Elevasi PPV4
: 42,50 m Sta. PPV5
: 2 + 000
Elevasi PPV5
: 54,49 m Jarak pandang henti (JPH): 115 m
Antara Sta. PPV3 dengan Sta. PPV4:
g4=
=
= 1,25%
Antara Sta. PPV4 dengan Sta. PPV5:
g5=
=
= 3,10%
A= |g4 g5|
= |1,25 3,10|
= 1,85%Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung
1. Berdasarkan jarak penyinaran lampu depan
Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan < L
L=
=
= 46,83 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 46,83 m tidak dapat dipergunakan.
Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan > L
L=
=
= 52,43 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L tetapi L bernilai negatif sehingga tidak dapat dipergunakan.
2. Berdasarkan jarak pandangan bebas di bawah bangunan
Untuk jarak pandangan S < L
L=
=
= 7,03 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 7,03 m tidak dapat dipergunakan
Untuk jarak pandangan S > L
L=
=
= 1651,08 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L tetapi L bernilai negatif sehingga tidak dapat dipergunakan.3. Berdasarkan bentuk visual lengkung vertikal cekung
L=
=
= 31,16 m4. Berdasarkan kenyamanan pengemudiL= V . t
=
= 66,67 m5. Berdasarkan kebutuhan akan drainase
L= 50 . A
= 50 . 1,85
= 92,50 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik V tentang Panjang Lengkung Vertikal Cekung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 1,85% panjang lengkung vertikal cekung yang digunakan adalah sepanjang 45 m.
Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kebutuhan akan drainase yaitu sebesar 92,50 m.
L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 92,50 m.
Perhitungan Ev
Pergeseran vertikal dari titik PPV4 ke bagian lengkung
Ev=
=
= 0,21 mPerhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV4Data :
Sta. PPV4
: 1 + 600
Elevasi PPV4: 42,50 m Lv4
: 92,50 m
Ev4
: 0,21 m
g4
: 1,25%
g5
: 3,10%1. Sta. PLV4
=
=
= 1 + 553,75Elevasi PLV4=
= 41,92 m
2. Sta. PPV4
= 1 + 600
Elevasi PPV4= Elevasi PPV4 + Ev4
= 42,50 + 0,21= 42,71 m3. Sta. PTV4
=
=
= 1 + 646,25Elevasi PTV4=
=
= 43,93 m2.6.5 Lengkung PPV5 (Cembung)
Data :
Sta. PPV4
: 1 + 600
Elevasi PPV4
: 42,50 m
Sta. PPV5
: 2 + 000
Elevasi PPV5
: 54,49 m
Sta. PPV6
: 2 + 800
Elevasi PPV6
: 44,00 m
Jarak pandang henti (JPH): 115 m
Antara Sta. PPV4 dengan Sta. PPV5:
g5=
=
= 3,10%Antara Sta. PPV6 dengan Sta. PPV5:
g6=
=
= -1,31%
A= |g5 g6|
= |3,10 (-1,31)|
= 4,41%Perhitungan Lengkung Vertikal Cembung
1. Perhitungan lengkung vertikal cembung dengan S < L
Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Bina Marga)
Tinggi mata pengemudi (h1): 1,20 m
Tinggi objek (h2)
: 0,10 m
Konstanta C
: 399
L=
=
= 146,17 m
Berdasarkan perhitungan didapat nilai S < L sehingga dapat dipergunakan.
2. Perhitungan lengkung vertikal cembung dengan S > L Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Bina Marga)
Tinggi mata pengemudi (h1): 1,20 m
Tinggi objek (h2)
: 0,10 m
Konstanta C
: 399
L=
=
= 139,52 m
Berdasarkan perhitungan didapat nilai S < L sehingga tidak dapat dipergunakan.
3. Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kebutuhan akan drainase
L= 50 . A
= 50 . 4,41
= 220,5 m
4. Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kenyamanan perjalanan
L= V . t
=
= 66,67 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik III tentang Panjang Lengkung Vertikal Cembung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 4,41% panjang lengkung vertikal cembung yang digunakan adalah sepanjang 140 m.
Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kebutuhan akan drainase yaitu sebesar 220,50 m.
L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 220,50 m.
Perhitungan Ev
Pergeseran vertikal dari titik PPV5 ke bagian lengkung
Ev5=
=
= 1,22 m
Perhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV5Data :
Sta. PPV5
: 2 + 000
Elevasi PPV5: 54,49 m Lv5
: 220,50 m
Ev5
: 1,22 m
g5
: 3,10%
g6
: -1,31%
1. Sta. PLV5
=
=
= 1 + 889,75Elevasi PLV5=
= 51,07 m
2. Sta. PPV5
= 2 + 000
Elevasi PPV5= Elevasi PPV5 Ev5
= 54,49 1,22= 53,27 m3. Sta. PTV5
=
=
= 2 + 110,25Elevasi PTV5=
=
= 53,05 m
2.6.6 Lengkung PPV6 (Cekung)
Data :
Sta. PPV5
: 2 + 000
Elevasi PPV5
: 54,49 m
Sta. PPV6
: 2 + 800
Elevasi PPV6
: 44,00 m
Sta. PPV7
: 3 + 300
Elevasi PPV7
: 47,73 m
Jarak pandang henti (JPH): 115 m
Antara Sta. PPV5 dengan Sta. PPV6:
g6=
=
= -1,31%
Antara Sta. PPV6 dengan Sta. PPV7:
g7=
=
= 0,75%
A= |g6 g7|
= |-1,31 0,75|
= 2,06%Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung
6. Berdasarkan jarak penyinaran lampu depan
Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan < L
L=
=
= 52,14 m Berdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 52,14 m tidak dapat dipergunakan.
Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan > L
L=
=
= 23,64 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L tetapi L bernilai negatif sehingga tidak dapat dipergunakan.
7. Berdasarkan jarak pandangan bebas di bawah bangunan
Untuk jarak pandangan S < L
L=
=
= 7,83 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 7,83 m tidak dapat dipergunakan
Untuk jarak pandangan S > L
L=
=
= 1459,32 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L tetapi L bernilai negatif sehingga tidak dapat dipergunakan.8. Berdasarkan bentuk visual lengkung vertikal cekung
L=
=
= 34,69 m9. Berdasarkan kenyamanan pengemudiL= V . t
=
= 66,67 m10. Berdasarkan kebutuhan akan drainase
L= 50 . A
= 50 . 2,06
= 103 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik V tentang Panjang Lengkung Vertikal Cekung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 2,06% panjang lengkung vertikal cekung yang digunakan adalah sepanjang 45 m.
Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kebutuhan akan drainase yaitu sebesar 103 m.
L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 103 m.
Perhitungan Ev
Pergeseran vertikal dari titik PPV6 ke bagian lengkung
Ev=
=
= 0,27 mPerhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV6Data :
Sta. PPV6
: 2 + 800
Elevasi PPV6: 44,00 m Lv6
: 103 m
Ev6
: 0,27 m
g6
: -1,31%
g7
: 0,75%4. Sta. PLV6
=
=
= 2 + 748,5Elevasi PLV6=
= 44,68 m
5. Sta. PPV6
= 2 + 800
Elevasi PPV6= Elevasi PPV6 + Ev6
= 44,00 + 0,27= 44,27 m6. Sta. PTV6
=
=
= 2 + 851,5Elevasi PTV6=
=
= 44,39 m
2.6.7 Lengkung PPV7 (Cembung)
Data :
Sta. PPV6
: 2 + 800
Elevasi PPV6
: 44,00 m
Sta. PPV7
: 3 + 300
Elevasi PPV7
: 47,73 m
Sta. D
: 3 + 800
Elevasi D
: 48,00 m
Jarak pandang henti (JPH): 115 m
Antara Sta. PPV7 dengan Sta. PPV6:
g7=
=
= 0,75%Antara Sta. D dengan Sta. PPV7:
g8=
=
= 0,05%
A= |g7 g8|
= |0,75 0,05|
= 0,70%Perhitungan Lengkung Vertikal Cembung
5. Perhitungan lengkung vertikal cembung dengan S < L
Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Bina Marga)
Tinggi mata pengemudi (h1): 1,20 m
Tinggi objek (h2)
: 0,10 m
Konstanta C
: 399
L=
=
= 23,20 m
Berdasarkan perhitungan didapat nilai S > L sehingga L=23,20m tidak dapat dipergunakan.
6. Perhitungan lengkung vertikal cembung dengan S > L Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Bina Marga)
Tinggi mata pengemudi (h1): 1,20 m
Tinggi objek (h2)
: 0,10 m
Konstanta C
: 399
L=
=
= -340 m
Berdasarkan perhitungan didapat nilai S > L namun nilai L minus sehingga tidak dapat dipergunakan.
7. Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kebutuhan akan drainase
L= 50 . A
= 50 . 0,70
= 35 m
8. Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kenyamanan perjalanan
L= V . t
=
= 66,67 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik III tentang Panjang Lengkung Vertikal Cembung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 0,70% panjang lengkung vertikal cembung yang digunakan adalah sepanjang 45 m.
Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kenyamanan perjalanan yaitu sebesar 66,67 m.
L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 66,67 m.
Perhitungan Ev
Pergeseran vertikal dari titik PPV7 ke bagian lengkung
Ev5=
=
= 0,06 m
Perhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV7Data :
Sta. PPV7
: 3 + 300
Elevasi PPV7: 47,73 m Lv7
: 66,67 m
Ev7
: 0,06 m
g7
: 0,75%
g8
: 0,05%
4. Sta. PLV7
=
=
= 3 + 266,67Elevasi PLV7=
= 47,48 m
5. Sta. PPV7
= 3 + 300
Elevasi PPV7= Elevasi PPV7 Ev7
= 47,73 0,06= 47,67 m6. Sta. PTV7
=
=
= 3 + 333,34Elevasi PTV7=
=
= 47,75 m
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Marga, Bipran. 1970. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No.13/1970
Sukirman, Silvia. 1999. Dasar Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Bandung: NovaC adalah perubahan percepatan m/det3, yang bernilai antara 1 3 m/det3, diambil 2 m/det3
C adalah perubahan percepatan m/det3, yang bernilai antara 1 3 m/det3, diambil 2 m/det3
EMBED AutoCAD.Drawing.17
+65
+65
A
+70
+75
A
x
1,7
0,2
EMBED AutoCAD.Drawing.17
t
t
t
y
y
y
Selesai
TIPE C-C
TIPE S-S
TIPE S-C-S
e >>
P 150 mm
Lc>20 m
e >1,5 en
P > 150 mm
Lc < 20 m
e >1,5 en
P > 150 mm
Lc > 20m
Ls > Lsmin
Input Vr, e max, en, (, R
Start
_1352885337.unknown
_1353589003.unknown
_1353593789.unknown
_1353607416.unknown
_1353610870.unknown
_1353611384.unknown
_1353611558.unknown
_1353611684.unknown
_1353611733.unknown
_1353611559.unknown
_1353611398.unknown
_1353611320.unknown
_1353611328.unknown
_1353611050.unknown
_1353608263.unknown
_1353610498.unknown
_1353610683.unknown
_1353610778.unknown
_1353610579.unknown
_1353609594.unknown
_1353609988.unknown
_1353610135.unknown
_1353610194.unknown
_1353610210.unknown
_1353610125.unknown
_1353609907.unknown
_1353609974.unknown
_1353609814.unknown
_1353609210.unknown
_1353609322.unknown
_1353608303.unknown
_1353607636.unknown
_1353607978.unknown
_1353608006.unknown
_1353607659.unknown
_1353607543.unknown
_1353607557.unknown
_1353607418.unknown
_1353605214.unknown
_1353606615.unknown
_1353607326.unknown
_1353607341.unknown
_1353606785.unknown
_1353605871.unknown
_1353605933.unknown
_1353605311.unknown
_1353594463.unknown
_1353594562.unknown
_1353604919.unknown
_1353594522.unknown
_1353593899.unknown
_1353594321.unknown
_1353593851.unknown
_1353592696.unknown
_1353593491.unknown
_1353593596.unknown
_1353593767.unknown
_1353593568.unknown
_1353593223.unknown
_1353593478.unknown
_1353592797.unknown
_1353589591.unknown
_1353590917.unknown
_1353590937.unknown
_1353590597.unknown
_1353589246.unknown
_1353589466.unknown
_1353589168.unknown
_1353585753.unknown
_1353586529.unknown
_1353588415.unknown
_1353588568.unknown
_1353588619.unknown
_1353588493.unknown
_1353587439.unknown
_1353588263.unknown
_1353587341.unknown
_1353586221.unknown
_1353586373.unknown
_1353586503.unknown
_1353586363.unknown
_1353586124.unknown
_1353586188.unknown
_1353586112.unknown
_1353581862.unknown
_1353584603.unknown
_1353584891.unknown
_1353584948.unknown
_1353584799.unknown
_1353583769.unknown
_1353583961.unknown
_1353583424.unknown
_1352886610.unknown
_1352889947.unknown
_1352889970.unknown
_1352889442.unknown
_1352889913.unknown
_1352885830.unknown
_1352885944.unknown
_1352885813.unknown
_1352354108.unknown
_1352365010.unknown
_1352883433.unknown
_1352884533.unknown
_1352884611.unknown
_1352883794.unknown
_1352878715.unknown
_1352878865.unknown
_1352366602.unknown
_1352716005.unknown
_1352354460.unknown
_1352363066.unknown
_1352363067.unknown
_1352361535.dwg
_1352362524.dwg
_1352354499.unknown
_1352354332.unknown
_1352354374.unknown
_1352354161.unknown
_1352305438.unknown
_1352308884.unknown
_1352353492.unknown
_1352353908.unknown
_1352309086.unknown
_1352308713.unknown
_1352308796.unknown
_1352306635.unknown
_1352308484.unknown
_1352299773.unknown
_1352300332.unknown
_1352300634.unknown
_1335960918.unknown
_1335961186.unknown
_1336320719.unknown
_1352296359.unknown
_1352298968.unknown
_1352299318.unknown
_1352299671.unknown
_1352297320.unknown
_1352287204.unknown
_1352287883.unknown
_1336658066.unknown
_1335961237.unknown
_1335960959.unknown
_1335958333.unknown
_1335958973.unknown
_1335763772.unknown
_1335952329.unknown
_1335956498.unknown
_1335956932.unknown
_1335956940.unknown
_1335956847.unknown
_1335952519.unknown
_1335954312.unknown
_1335950553.unknown
_1335950618.unknown
_1335933114.unknown
_1335945049.unknown
_1335950425.unknown
_1335941998.unknown
_1335763881.unknown
_1335519391.unknown
_1335761372.unknown
_1335762408.unknown
_1335763483.unknown
_1335763683.unknown
_1335762896.unknown
_1335761828.unknown
_1335731213.unknown
_1335731852.unknown
_1335639506.unknown
_1335731033.unknown
_1335634250.unknown
_1335637645.unknown
_1335632748.unknown
_1335517165.unknown
_1335519365.unknown
_1332701753.unknown
_1332701754.unknown
_1319231559.unknown
_1318622519.unknown