geron tik

55
TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ISK PADA LANSIA Dosen Pengampuh : Fajarina Lathu., S.Kep.,Ns., MSN Di Susun Oleh : 1. Agus Randa Setiawan (11130136) 2. Iqbal Wahyudi (11130163) 3. Letsi (11130149) 4. Nurhayati (11130173) 5. Abdul Multasyam (11130152) 6. Roberd Erikson Bako (11130144) 7. Suranto (111301 8. Mahatma Ghandhi ( FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S1- KEPERAWATAN

Upload: agusrandasetyawan

Post on 28-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Geron Tik

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ISK PADA LANSIA

Dosen Pengampuh : Fajarina Lathu., S.Kep.,Ns., MSN

Di Susun Oleh :

1. Agus Randa Setiawan (11130136)

2. Iqbal Wahyudi (11130163)

3. Letsi (11130149)

4. Nurhayati (11130173)

5. Abdul Multasyam (11130152)

6. Roberd Erikson Bako (11130144)

7. Suranto (111301

8. Mahatma Ghandhi (

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1- KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2013/2014

Page 2: Geron Tik

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Atas Rahmat dan Karunia-

Nya Sehingga Penyusun Dapat Menyelesaikan Tugas Asuhan Keperawatan Pasien ISK pada

Lansia” dengan baik.

Asuhan Keperawatan Ini Berisi, Antara lain Anatomi dan Fatofisiologi, Proses

penuaan,Perubahan sistem ISK, Patway, Penyakit yang umum terjadi pasien ISK pada

Lansia.

Diharapkan Setelah Membaca dan Mempelajari Makalah ini, Kami Berharap

Pembaca Dapat Lebih Memahami dan Mengetahui Tentang Penyakit ISK pada lansia Yang

Di Derita Oleh Klien, Baik Di lingkungan masyarakat Atau lebih khusus Di Rumah sakit.

Mengingat Penyusunan Makalah Ini Masih Jauh dari Kesempurnaan, Maka Kami

Senantiasa Membuka Diri Untuk Menerima Kritik dan Saran Yang Bersifat Membangun

Demi Terwujudnya Makalah Ini Menjadi Lebih Sempurna Dan Bermanfaat.

Yogyakarta, 10 April 2014

Penyusun

Page 3: Geron Tik

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..3

BAB I TINJAUAN TEORI

a. Anatomi dan Fisiologi.................................................................................

b. Proses Penuaan............................................................................................

- Definisi

- Klasifikasi

c. Perubahan Sistem ISK.................................................................................

d. Patway Perubahan sistem perkemihan........................................................

e. Penyakit Sistem Perkemihan yang umum terjadi pada Lansia.....................

1. BPH

2. Inkontinitas Urin

3. ISK

4. Gagal Ginjal

5. UroLithiasis

6. Sindrom Nifrotik

BAB II KASUS

Kasus………………………………………………………………..……...

BAB III

A. Pengkajian………………………………………………………………….

B. Rencana Keperawatan……………………………………………………..

C. Catatan Perkembangan………………………………………………….....

BAB IV PEMBAHASAN

Page 4: Geron Tik

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………….

B. Saran…………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…………...

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi dan fisiologi sistem perkemihan

Sistem urinaria bagian bawah terdiri atas buli-buli dan uretra yang keduanya harus

bekerja secara sinergis untuk dapat menjalaknkan fungsinya dalam menyimpan (storage)

dan mengeluarkan (vading) urine. Buli-buli merupakan organ berongga yang terdiri dari

mukosa, otot polos destrusor, dan serosa. Pada perbatasan antara buli-buli dan uretra

terdapat sfingter uretra interna yang terdiri atas otot polos. Sfingter interna ini selalu

tetutup pada saat fase pengisisan (filling) atau penyimpanan, dan terbuka pada saat isi

buli-buli penuh dasn saat miksi atau pengeluaran (evacuating). Di sebelah distal dari uretra

posterior terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri dari otot bergaris dari otot dasar

panggul, sfingter ini membuka pada saat miksi sesuai dengan perintah dari korteks serebri.

Adapun anatomi sistem perkemihan adalah :

1. Ginjal

2. Ureter

3. Kandung kemih

4. Uretra

B. Proses penuaan

1) Definisi : Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Walaupun proses

penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya

Page 5: Geron Tik

proses ini menjadi beban bagi orang lain dibadingkan dengan proses lain yang terjadi.

Perawat yang akan merawat lansia harus mengerti sesuatu tentang aspek penuaan yang

normal dan tidak normal.

2) Klasifikasi Askep Penuaan

Biologis pada penuaan

Proses penuaan biologis yang dialami lansia relatif tidak akan menimbulkan perubahan

buruk saat diperlukan penurunan tingkat ketergantungan fisik yang tinggi. Berikut ini

teori biologis tentang penuaan :

a. Teori seluler

Sel diprogram hanya untuk membelah pada waktu yang terbatas.

b. Teori sistesis

Akibat penuaan, protein tubuh terutama kolagen dan elastin menjadi kurang fleksibel

dan kurang elastis.

c. Teori keracunan oksigen

Kemampuan lansia untuk melawan efek racun oksigen akan berkurang.

d. Teori sistem imun

Kopetensi yang menurun dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan infeksi, penyakit

autoimun, dan kanker.

Penuaan pada sistem tubuh (fisiologis)

Penuaan dapat dibedakan antara penuaan yang normal (fisiologis) dan penuaan karena

kondisi penyakit (patologis). Berikut ini merupakan efek fisiologis dari penuaan :

a. Sistem muskuloskeletal

Atrofi otot, dekalsifikasi tulang, dan perubahan postural.

b. Perubahan kardiopulmonal

Pembuluh darah kehilangan elastisitas, peningkatan nadi dan peningkatan tekanan

darah.

Pendistribusian tulang kalsium menyebabkan dekalsifikasi tulang iga dan kalsifikasi

kartilago kosta : Perubahan ini dan perubahan postural menyebabkan penurunan

efislensi paru.

c. Sistem perkemihan

Kehilangan irama diurnal pada produksi urine dan penurunan filtrasi ginjal

Page 6: Geron Tik

d. Sistem pencernaan

Tidak ada perubahan yang signifikan

e. Sistem saraf

Kemunduran pendengaran dan penglihatan

f. Sistem endokrin

Kemunduran fungsi gonad

Psikologis pada penuaan

Aspek psikologis pada lansia tidak dapat langsung tampak. Pengertian yang salah

tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan memory dan kecerdasan

mental yang kurang. Berikut aspek psikologis pada penuaan :

A. Kepribadian, intelegensi dan sikap

Tes intelegensi dengan jelas memperlihatkan adanya penurunan kecerdasan pada lansia.

Lansia seringkali mempertahankan sikap yang kuat, sehingga sikapnya lebih stabil dan

sedikit sulit untuk diubah.

B. Teori aktivitas dan pelepasan

- Teori pelepasan : Lansia secara berangsur-angsur mengurangi aktivitasnya dan

bersama menarik diri dari masyarakat.

- Teori aktivitas : Sebagai orang yang telah berumur, mereka meninggalkan bentuk

aktivitas yang pasti, dan mengkompensasi dengan melakukan banyak aktivitas yang

baru.

C. Perubahan pada sistem perkemihan

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus berlanjut secara alamiah.

Dalam proses ini, terjadi berbagai perubahan sistem tubuh pada lansia, salah satunya

sistem perkemihan. Berikut pembahasan terkait perubahan fisiologis sistem

perkemihan pada lansia dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sistem

perkemihan pada lansia berdasarkan literatur yang diperoleh.

Sistem

Perkemihan

Perubahan yang Terjadi

Ginjal Massa ginjal berkurang 25% pada usia 80 tahun ke atas.

Setelah umur 30 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan ginjal dan pada

usia 60 tahun kemampuan tingggal 50% dari umur 30 tahun, ini disebabkan

berkurangnya populasi nefron dan tidak adanya kemampuan regenerasi.

Page 7: Geron Tik

Dengan menurunnya jumlah populasi nefron akan terjadi penurunan kadar

renin yang menyebabkan hipertensi.

Terjadi penebalan membran basalis kapsula Bowman dan terganggunya

permeabilitas, perubahan degeneratif tubuli, perubahan vaskuler pembuluh

darah kecil sampai hialinisasi arterioler dan hiperplasia intima arteri

menyebabkan disfungsi endotel yang berlanjut pada pembentukan berbagai

sitokin yang menyebabkan resobsi natrium ditubulus ginjal.  Efisien ginjal

dalam pembuangan sisa metabolisme terganggu dengan menurunnya massa

dan fungsi ginjal

- jumlah neufron tinggal 50% pada akhir rentang hidup rata-rata

- aliran darah ginjal tinggal 50% pada usia 75 tahun

- tingkat filtrasi glomerulus dan kapasitas ekskresi maksimum menurun. Hal

ini dapat disebabkan karena total aliran darah ginjal dan pengurangan dari

ukuran dan jumlah glomerulus.

Aliran plasma ginjal yang efektif menurun sejalan dari usia 40 ke 90-an.

Umumnya filtrasi tetap ada pada usia muda, kemudian berkurang tetapi

tidak terlalu banyak pada usia 70, 80, dan 90 tahunan. Transport maksimal

tubulus untuk tes ekskresi PAH (paraaminohipurat) menurun progresif

sejalan dengan peningkatan usia dan penurunan GFR.

Membran basalis glomerulus mengalami penebalan, sklerosis pada area

fokal, dan total permukaan glomerulus mengalami penurunan, panjang dan

volume tubulus proksimal berkurang. Implikasi dari hal ini adalah filtrasi

menjadi kurang efisien, sehingga secara fisiologis glomerulus yang mampu

menyaring 20% darah dengan kecepatan 125 mL/menit (pada lansia

menurun hingga 97 mL/menit atau kurang) dan fungsi penyaringan protein

dan eritrosit menjadi terganggu.

Pembuluh

darah ginjal

Sejak umur 40 tahun, aliran darah renal berkurang, terutama di korteks.

Pada korteks ginjal, arteri aferen dan eferen cenderung untuk atrofi yang

berarti terjadi pengurangan jumlah darah yang terdapat di glomerulus.

Vesica

urinaria/

kandung

kemih

Otot kandung kemih menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml

atau menyebabkan frekuensi BAK meningkat.

Aktivitas kendali sfingter dan detrusor hilang, sehingga sering kencing

tanpa sadar, terutama di malam hari.

Penurunan kapasitas kandung kemih (N: 350-400 mL), peningkatan volume

Page 8: Geron Tik

residu (N: 50 mL), peningkatan kontraksi kandung kemih yang tidak di

sadari dan atopi pada otot kandung kemih secara umum.

Dengan bertambahnya usia kapasitas kandung kemih menurun, sisa urin

setelah selesai berkemih cenderung meningkat dan kontraksi otot kandung

kemih yang tidak teratur sering terjadi. Keadaan ini menyebabkan sering

berkemih dan kesulitan menahan keluarnya urin. Pada wanita pasca

menopause karena menipisnya mukosa disertai dengan menurunnya

kapasitas, kandung kemih lebih rentan dan sensitif terhadap rangsangan

urine, sehingga akan berkontraksi tanpa dapat dikendalikan.

Mekanisme

Kontrol

Perubahan pada sistem saraf dan sistem regulator lain mempengaruhi fungsi

perkemihan. Impuls motorik dalam saraf spinal mengontrol perkemihan,

sedangkan otak bertanggung jawab untuk mendeteksi sensasi pemenuhan

kandung kemih, menghambat pengosongan kandung kemih saat dibutuhkan,

dan stimulasi kontraksi pengosongan kandung kemih. Saat kandung kemih

terisi, reseptor sensori di dinding kandung kemih mengirim sinyal ke saraf

spinal sakral. Pada lansia, perubahan degeneratif di korteks serebral dapat

mengubah sensasi pemenuhan kandung kemih dan kemampuan

mengosongkan kandung kemih dengan komplet. Pada orang dewasa, sensasi

penuh dimulai ketika kandung kemih terisi setengah. Tetapi, pada lansia

interval antara persepsi awal dari dorongan untuk mengosongkan dan

kebutuhan sebenarnya untuk mengosongkan kandung kemih menjadi lebih

singkat sehingga meningkatkan kejadian inkontinensia urin.

Faktor-Faktor   yang   Mempengaruhi Perubahan Sistem Perkemihan Lansia

1. Diet dan intake

Jumlah dan tipe makanan, cairan, dan obat-obatan mempengaruhi jumlah urine yang

keluar.

2. Respon keinginan awal untuk berkemih

Pada lansia, respon berkemih menjadi lebih sering.

3. Gaya hidup

Gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine. Tersedianya fasilitas

toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktik eliminasi

keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku.

Page 9: Geron Tik

4. Stress psikologi

Meningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal

ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan atau meningkatnya

jumlah urine yang diproduksi.

5. Tingkat aktivitas

Aktivitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi urine

membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus spingter internal dan

eksternal.

6. Tingkat perkembangan

Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola berkemih.

Pada lansia, kapasitas kandung kemihnya menurun dan berbagai perubahan lain pada

sistem perkemihan.

7. Kondisi patologis

Saat seseorang dalam keadaan sakit, produksi urin yang sedikit dapat disebabkan oleh

keinginan untuk minum juga sedikit/tidak adekuat.

Seiring bertambahnya usia, perubahan ginjal, kandung kemih, mekanisme kontrol di saraf

dan sistem tubuh lain berpengaruh terhadap proses fisiologis yang mengontrol eliminasi

urin. Perubahan tersebut dipengaruhi berbagai faktor, antara lain diet dan intake, respon

berkemih, gaya hidup, stress psikologi, dll.. Dengan demikian, perawat diharapkan mampu

memberi asuhan keperawatan terhadap lansia dengan berbagai perubahan sistem

perkemihan yang dialami.

D. Patway Perubahan Sistem Peerkemihan pada Lansia

E. Penyakit Sistem Perkemihan yang umum terjadi pada lansia

1. BPH

DEFINISI 

BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar prostat membesar,

memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar

urine, dapat menyebabkan hydronefrosis dan hydroureter. Istilah Benigna Prostat

Hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau

hipertropi prostat, tetapi kelenjar-kelenjar periuretralah yang mengalami hiperplasian

Page 10: Geron Tik

(sel-selnya bertambah banyak. Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi

gepeng dan disebut kapsul surgical. Maka dalam literatur di benigna hiperplasia of

prostat gland atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum dipakai.

ETIOLOGI

Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Prostat

merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan dapat pula dianggap

undangan(counter part). Oleh karena itu yang dianggap etiologi adalah karena tidak

adanya keseimbangan endokrin. Namun menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong

tahun 1998 etiologi dari BPH adalah:

Adanya hiperplasia periuretral yang disebabkan karena perubahan keseimbangan

testosteron dan estrogen.o Ketidakseimbangan endokrin.

Faktor umur / usia lanjut.

Unknown / tidak diketahui secara pasti.

MANIFESTASI KLINIS

Walaupun Benigna Prostat Hipertropi selalu terjadi pada orang tua, tetapi tak selalu

disertai gejala-gejala klinik, hal ini terjadi karena dua hal yaitu:

1. Penyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan berkemih

2. Retensi urin dalam kandung kemih menyebabkan dilatasi kandung kemih,

hipertrofi kandung kemih dan cystitis.Adapun gejala dan tanda yang tampak pada

pasien dengan Benigna Prostat Hipertrofi:

a.   Retensi urin

b.   Kurangnya atau lemahnya pancaran kencing

c.   Miksi yang tidak puas

d.   Frekuensi kencing bertambah terutama malam hari (nocturia)

e.   Pada malam hari miksi harus mengejan

f.   Terasa panas, nyeri atau sekitar waktu miksi (disuria)

Page 11: Geron Tik

g.   Massa pada abdomen bagian bawah

h.   Hematuriai. Urgency (dorongan yang mendesak dan mendadak untuk

mengeluarkan urin)

j.    Kesulitan mengawali dan mengakhiri miksik. Kolik renall. Berat badan turunm.

AnemiaKadang-kadang tanpa sebab yang diketahui, pasien sama sekali tidak dapat

berkemih sehingga harus dikeluarkan dengan kateter. Karena urin selalu terisi dalam

kandung kemih, maka mudah sekali terjadi cystitis dan selaputnya merusak ginjal.

2. Inkontinietas urin

Definisi

Inkontinensia Urine (IU) atau yang lebih dikenal dengan beser sebagai bahasa

awam merupakan salah satu keluhan utama pada penderita lanjut usia. Inkontinensia

urine adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup

sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan sosial. Variasi dari

inkontinensia urin meliputi keluar hanya beberapa tetes urin saja, sampai benar-benar

banyak, bahkan terkadang juga disertai inkontinensia alvi (disertai pengeluaran feses)

(brunner, 2011).

  Etiologi

Seiring dengan bertambahnya usia, ada beberapa perubahan pada anatomi dan

fungsi organ kemih, antara lain: melemahnya otot dasar panggul akibat kehamilan

berkali-kali, kebiasaan mengejan yang salah, atau batuk kronis. Ini mengakibatkan

seseorang tidak dapat menahan air seni. Selain itu, adanya kontraksi (gerakan) abnormal

dari dinding kandung kemih, sehingga walaupun kandung kemih baru terisi sedikit,

sudah menimbulkan rasa ingin berkemih. Penyebab Inkontinensia Urine (IU) antara lain

terkait dengan gangguan di saluran kemih bagian bawah, efek obat-obatan, produksi urin

meningkat atau adanya gangguan kemampuan/keinginan ke toilet. Gangguan saluran

kemih bagian bawah bisa karena infeksi. Jika terjadi infeksi saluran kemih, maka

tatalaksananya adalah terapi antibiotika. Apabila vaginitis atau uretritis atrofi

penyebabnya, maka dilakukan tertapi estrogen topical. Terapi perilaku harus dilakukan

jika pasien baru menjalani prostatektomi. Dan, bila terjadi impaksi feses, maka harus

Page 12: Geron Tik

dihilangkan misalnya dengan makanan kaya serat, mobilitas, asupan cairan yang

adekuat, atau jika perlu penggunaan laksatif. Inkontinensia Urine juga bisa terjadi karena

produksi urin berlebih karena berbagai sebab. Misalnya gangguan metabolik, seperti

diabetes melitus, yang harus terus dipantau. Sebab lain adalah asupan cairan yang

berlebihan yang bisa diatasi dengan mengurangi asupan cairan yang bersifat diuretika

seperti kafein.

  Manifestasi Klinis

1.        Inkontinensia stres: keluarnya urin selama batuk, mengedan, dan sebagainya. Gejala-

gejala ini sangat spesifik untuk inkontinensia stres.

2.        Inkontinensia urgensi: ketidakmampuan menahan keluarnya urin dengan gambaran

seringnya terburu-buru untuk berkemih.

3.        Enuresis nokturnal: 10% anak usia 5 tahun dan 5% anak usia 10 tahun mengompol

selama tidur. Mengompol pada anak yang lebih tua merupakan sesuatu yang abnormal

dan menunjukkan adanya kandung kemih yang tidak stabil.

4.        Gejala infeksi urine (frekuensi, disuria, nokturia), obstruksi (pancara lemah, menetes),

trauma (termasuk pembedahan, misalnya reseksi abdominoperineal), fistula (menetes

terus-menerus), penyakit neurologis (disfungsi seksual atau usus besar) atau penyakit

sistemik (misalnya diabetes) dapat menunjukkan penyakit yang mendasari.

3. ISK

     Definisi

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah ditemukannya bakteri pada urin di

kandung kemih, yang umumnya steril. Istilah ini dipakai secara bergantian dengan

istilah infeksi urin, termasuk pula berbagai infeksi disaluran kemih yang tidak hanya

mengenai kandung kemih (protatitis uretritis).

Etiologi

Biasanya bakteri enteric, terutama Escherichia coli pada wanita. Gejala

bervariasi tergantung dari variasi jenis bakteri tersebut. Pada pria dan pasien di rumah

sakit, 30 – 40% disebabkan proteus, stapilokok, dan bahkan pseudomonas. Bila

ditemukan, kemungkinan besar terdapat kelainan salauran kemih. Namun harus

dip[erhitungkan kemungkinan kontaminasi jika ditemukan lebih dari satu organisme.

Selain itu terdapat factor-faktor predisposisi yang mempermudah terjadinya ISK yaitu

Page 13: Geron Tik

1.      Bendungan aliran urin : anomaly congenital, batu saluran kemih, oklusi ureter

(sebagian atau total).

2.      Refluks Vesikoureter

3.      Urin sisa dalam buli-buli karena hipertropi prostate

4.      Penyakit metabolic (diabetes, gout, batu)

5.      Peralatan kedokteran (terutama kateter tinggal)

6.      Kehamilan

7.      Jenis kelamin

8.      Penyalahgunaan analgesic secara kronik

9.      Penyakit ginjal

10.  Personal Hygiene

  Manifestasi klinis

Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, nyeri suprapubik dan daerah

pelvis. Polakisuri terjadi akibat kandung kemih tidak dapat manampung urin lebih

dari 500 ml karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing. Nokturia ialah

cenderung sering kencing pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih menurun.

Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai berikut

a.       Pada ISK bagian bawah

Jika di ueretra, tanda-tanda infeksi akan muncul, vasokonstriksi, vasodilatasi

pada tempat peradangan kemerahan, peningkatan permeabilitas dinding terjadi,

bengkak, perembesan protein.

Pada fesika urinary, gejala yang nampak yaitu nyeri karena system persarafan

terganggu, nyeri abdomen sampai kebelakang, nokturia, nanah. Keluhan pasien

biasanya berupa rasa sakit atau panas di uetra sewaktu kencing dengan air kemih

sedikit, serta rasa tidak enak di daerah suprapubik. 

b.      Pada ISK bagian atas

Pada ISK bagian atas (pielonefritis) dapat ditemukan gejala sakit kepala,

malaise, mual muntah, anoreksia, demam, menggigil, nyeri pinggang, kekakuan

abdomen, output urin menurun.

Beberapa pasien mengeluh bau yang tidak menyenengkan atau keruh dan

mungkin kematuran.

Page 14: Geron Tik

4. Gagal ginjal

Definisi

Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut

secara bertahap (Doenges, 1999; 626)

Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan

lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak

dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit

yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996;

368)

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan

fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan

uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth,

2001; 1448)

Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan

lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)

Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan

metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal

yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit ( toksik uremik ) di

dalam darah. (Arif Muttaqin,2011; 166)

Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan

fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Hal ini

terjadi apabila laju filtrasi glomerulus kurang dari 50 ml/menit. (Arjatmo

Tjokonegoro,2001;427)

Etiologi

Begitu banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal

kronis. Akan tetapi apapun sebabnya, respon yang terjadi adalah penurunan fungsi

ginjal secara progresif. Kondisi klinis yang memungkinkan dapat mengakibatkan

GGK bisa disebabkan dari ginjal sendiri dan dari luar ginjal.

1.      Penyakit dari ginjal

a.       penyakit pada saringan (glomerulus) : glomerulonefritis

b.      infeksi kuman : pyelonefritis, ureteritis

Page 15: Geron Tik

c.       batu ginjal : nefrolitiasis

d.      kista di ginjal : polcystis kidney

e.       trauma langsung pada ginjal

f.       keganasan pada ginjal

g.      sumbatan : tumor, batu, penyempitan/striktur

2.      Penyakit umum di luar ginjal

a.       penyakit sistemik : diabetes mellitus, hipertensi, kolesterol tinggi

b.      dyslipidemia

c.       infeksi di badan : tbc paru, sifilis, malaria, hepatitis

d.      preeklamsi

e.       obat-obatan

f.       kehilangan banyak cairan yang mendadak ( luka bakar )      

Manifestasi Klinis

Karena pada gagal ginjal kronis setiap sisem tubuh dipengaruhi oleh kondisi

uremia, maka pasien akan memperhatikan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan

tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain

yang mendasari, dan usia pasien.

Manifestasi kardiovaskuler, pada gagal ginjsl kronis mencakup hipertensi

(akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi system rennin-angiotenin-aldosteron),

gagal jantung kongestif, dan edema pulmoner (akibat cairan berlebihan), dan

perikarditis (akibat iritasi pada lapisan pericardial oleh toksin uremik).

Gejala dermatologi yang sering terjadi mencakup rasa gatal yang parah (pruritis).

Butiran uremik, suatu penumpukan kristal urea di kulit, saat ini jarang terjadi akibat

penanganan dini dan agresif terhadap penyakit ginjal tahap akhir. Gejala

gastrointestinal juga sering terjadi dan mencakup anoreksia, mual, muantah dan

cegukan. Perubahan neuromuskuler mencakup perubahan tingkat kesadaran, ketidak

mampuan berkonsentrasi, kedutan otot dan kejang.

5. urolithitas

Definisi

a. Urolithiasis adalah adanya batu (kalkuli) di traktus urinarius (Brunner and

Suddarth,  2002, hal. 1460).

Page 16: Geron Tik

b. Urolithiasis adalah kalsifikasi dengan sistem urinari kalkuli, seringkali disebut batu

ginjal. Batu dapat berpindah ke ureter dan kandung kemih (Black, Joyce, 1997, hal.

1595).

c. Urolithiasis adalah benda zat padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai zat terlarut

dalam urine pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari kalsium oksalat (60%), fosfat

sebagai campuran kalsium, amonium, dan magnesium fosfat (batu tripel fosfat akibat

infeksi) (30%), asam urat (5%), dan sistin (1%).( Pierce A. Grace & Neil R. Borley 2006,

ILMU BEDAH, hal. 171).

d. Urolithiasis adalah penyakit diamana didapatkan batu di dalam saluran air kemih, yang

dimulai dari kaliks sampai dengan uretra anterior.(DR. Nursalam, M. Nurs & Fransica

B.B, Sistem Perkemihan, hal. 76).

e. Urolithiasis adalah pengkristilan mineral yang mengelilingi zat organik, misalnya

nanah, darah, atau sel yang sudah mati. Biasanya  batu kalkuli terdiri atas garam kalsium

( oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat dan asam urat.(Mary baradero,SPC,MN &

Yakobus Siswandi, MSN, klien gangguan ginjal, hal 59).

ETIOLOGI

Sampai saat sekarang penyebab terbentuknya batu belum diketahui secara pasti.

Beberapa faktor predisposisi terjadinya batu :

1.    Ginjal

Tubular rusak pada nefron, mayoritas terbentuknya batu.

2.    Immobilisasi

Kurang gerakan tulang dan muskuloskeletal menyebabkan penimbunan kalsium.

Peningkatan kalsium di plasma akan meningkatkan pembentukan batu.

3.    Infeksi : infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan

menjadi inti pembentukan batu.

4.    Kurang minum : sangat potensial terjadi timbulnya pembentukan batu.

5.    Pekerjaan : dengan banyak duduk lebih memungkinkan terjadinya pembentukan batu

dibandingkan pekerjaan seorang buruh atau petani.

6.    Iklim : tempat yang bersuhu dingin (ruang AC) menyebabkan kulit kering dan

pemasukan cairan kurang. Tempat yang bersuhu panas misalnya di daerah tropis, di

ruang mesin menyebabkan banyak keluar keringat, akan mengurangi produksi urin.

7.    Diuretik : potensial mengurangi volume cairan dengan meningkatkan kondisi

terbentuknya batu saluran kemih.

Page 17: Geron Tik

8.    Makanan, kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi kalsium seperti susu, keju,

kacang polong, kacang tanah dan coklat. Tinggi purin seperti : ikan, ayam, daging,

jeroan. Tinggi oksalat seperti : bayam, seledri, kopi, teh, dan vitamin D.

MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius bergantung pada adanya

obstruksi, infeksi dan edema.

a.    -     Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan

tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal.

-     Infeksi (pielonefritis dan sistitis yang disertai menggigil, demam dan disuria) dapat

terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan sedikit gejala

namun secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal.

-     Nyeri yang luar biasa dan ketidak nyamanan.

b.    Batu di piala ginjal

-       Nyeri dalam dan terus-menerus di area kastovertebral.

-       Hematuri dan piuria dapat dijumpai.

-       Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri ke

bawah mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis.

-       Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan di area kostoveterbal, dan

muncul Mual dan muntah.

-       Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi. Gejala gastrointestinal ini

akibat dari reflex renoinstistinal dan proksimitas anatomic ginjal ke lambung pancreas

dan usus besar.

c.    Batu yang terjebak di ureter

-       Menyebabkan gelombang Nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar ke

paha dan genitalia.

-       Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang keluar.

-       Hematuri akibat aksi abrasi batu.

-       Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5-1 cm.

d.    Batu yang terjebak di kandung kemih

-       Biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus

urinarius dan hematuri.

-       Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi

urine.

Page 18: Geron Tik

6. Sindrom nefrotik

Definisi

Sindrom Nefrotik adalah kelainan pada sistem perkemihan/urinary yang ditandai

dengan adanya peningkatan protein dalam urine (proteinuria), penurunan albumin dalam

darah, dan adanya edema.

Etiologi

Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini

dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-antibodi.

Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi:

a.       Sindrom nefrotik bawaan

Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Gejalanya

adalah edema pada masa neonatus. Sindrom nefrotik jenis ini resisten terhadap semua

pengobatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah pencangkokan ginjal pada masa

neonatus namun tidak berhasil. Prognosis buruk dan biasanya penderita meninggal dalam

bulan-bulan pertama kehidupannya.

b.      Sindrom nefrotik sekunder

Disebabkan oleh:

1)     Malaria kuartana atau parasit lain.

2)     Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid.

3)     Glumeronefritis akut atau glumeronefritis kronis, trombisis vena renalis.

4)     Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, sengatan lebah,

racun oak, air raksa.

5)     Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis

membranoproliferatif  hipokomplementemik.

c.       Sindrom nefrotik idiopatik ( tidak diketahui sebabnya )

Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dengan pemeriksaan

mikroskop biasa dan mikroskop elektron, Churg dkk membagi dalam 4 golongan

yaitu: kelainan minimal,nefropati membranosa, glumerulonefritis proliferatif dan

glomerulosklerosis fokal segmental.

 Menifestasi  kliniks

Gejala utama yang ditemukan adalah :

-  Sembab ringan: kelopak mata bengkak

  Sembab berat: anasarka, asites, pembengkakan skrotum/labia,

Page 19: Geron Tik

 hidiotoraks, sembab paru

-     Kadang-kadang sesak karena hidrotoraks atau diafragma letak tinggi (asites)

-     Kadang-kadang hipertensi

-     Proteinuria > 3,5 g/hr pada dewasa atau 0,05 g/kgBB/hr pada anak-anak

-     Hipoalbuminemia < 30 g/l

-     Hiperlipidemia, umumnya ditemukan hiperkolesterolemia

-     Hiperkoagulabilitas yang akan meningkatkan resiko trombosis vena dan Arteri

BAB II

KASUS

Seorang nenek 65th diantar keluarganya ke PUSKESMAS karena mengalami demam ,

setelah tiba di UGD klien diberikan infus NaCl , saat dikaji di bangsal oleh perawat

mendapatkan data klien tampak kotor, dan bau, baju klien tampak kusut , klien mengatakan

Page 20: Geron Tik

bahwa klien jarang mengganti pakaian dalamnya, klien mengatakan sudah 2 hari belum

mandi, klien mengatakan suka menahan BAK dalam watu lama setelah itu nyeri saat BAK,

dengan skala 6,nyeri terasa terus- menerus , setelah di kaji genetalian klien tampak

kemerahan .

Tanda – tanda vital:

SUHU : 37.5OC, RR: 24 X/Menit, NADI: 87X/Menit, TD: 140/90 mmHg

Leukosit : meningkat 12,500/mm3

Hemoglobin: 12gr/dl

asam urat: 6,2mg/dl

Cholesterol:100mg/dl

GDS:115mg/dl

Cek urin lab: leukosit positif

Page 21: Geron Tik

BAB III

ASKEP PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN DENGAN

DIAGNOSA MEDIS ISK

PENGKAJIAN

1.       Identitas

a.      Identitas Pasien

Nama : Nenek A

Umur : 65 Th

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Janda

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Bertani

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Maguwoharjo

Tanggal Masuk : 28 April 2014

Tanggal Pengkajian : 28 April 2014 pukul 13.35 WIB

No. Register : 01082014

Diagnosa Medis : ISK (Infeksi saluran kemih)

b.      Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny.T

Umur : 35th

Hub. Dengan Pasien : Anak kandung

Pekerjaan : Berdagang

Alamat : Maguwoharjo

2.      Status Kesehatan

a.      Status Kesehatan Saat Ini

1)      Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)

- Nyeri BAK

Page 22: Geron Tik

2)      Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini

- Demam dan nyeri saat BAK baru sekarang mengalami

3)      Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

- minum air putih yang banyak

b.      Satus Kesehatan Masa Lalu

1)      Penyakit yang pernah dialami

- hipertensi

2)      Pernah dirawat

- belum pernah sebelumnya di RS hanya pergi ke puskesmas rawat jalan

3)      Alergi

- tidak ada alergi makanan laut, telur dan kacang- kacangan.

4)      Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)

- klien tidak merokok,klien hanya minum kopi jika cuaca dingin.

c.       Riwayat Penyakit Keluarga

- riwayat penyakit keluarga sebelumnya hipertensi

d.      Diagnosa Medis dan therapy

- ISK

3.      Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

a.       Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan

Subyektif:

1. klien mengatan bahwa kesehatan itu merupakan sebagian dari iman

2. klien mengatakan sedikit bisa mengatasi jika penyakit yang dialaminya hanya penyakit

ringan misal batuk,panas.

3. klien mengatakan secara rutin widhu mandi 2x sehari saat sehat , jika sudah menemui

gejala kadang mandi 1x sehari

4. klien mengatakan 1 bulan sekali pergi ke puskesmas untuk memeriksaakan diri.

Page 23: Geron Tik

5. klien mengatakan jika terserang penyakit akan mengobatinya secara tradisional dulu

sebelum obat dan pergi ke puskesmas.

6. sehari harus mandi , jangan makan terlalu berlebih ,segera mengatakan jika sudah ada

gejala

7. klien mengatakan tidak ada makanan pantangan atau alergi yang dia makan.

8. klien mengatakan tidak memiliki sumber yang cukup untuk pemeliharaan kesehatannya.

9. klien berlatar belakan pendidikan SD tetapi klien selalu bertanya jika tidak tahu.

10. klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan atau pun operasi

12. klien mengatakan belum pernah mendapat obat yang alergi karena sepengetahuan dan

pengalaman pribadi klien hanya mendapat obat dari puskesmas atau apotik dan tikan

mendapat efek samping

13. klien mengatakan berkeinginan menjaga kesehatannya agar tetap bisa melihat cucunya

tumbuh besar .

Obyektif: kebersihan diri lansia (rambut tampak kusut dan bau , kulit teraba kasar tidak ada

odema, mulut dan gigi klien tidak ada stogmatitis , gigi tinggal sebagian graham , gigi palsu

tidak ada , genitalia tampak kemerahan , anus tampak kotor)

b.      Pola Nutrisi-Metabolik

   Sebelum sakit :

Subyektif:

1. Apajenis, jumlah dan frekuensi makanan yang dikonsumsi lansia dalamsehari? Klien

mengatan makan nasi setengah porsi dengan 3x sehari

2. Apakah ada makanan suplemen, vitamin atau obat-obatan yang terkait dengan nutrisi?

Klien mengatakan minum susu 1x sehari

3. Jenis makanan yang disukai?

4. Bagaimana nafsu makan lansia? Klien mengatakan nafsu makannya kurang dari porsi yang

seharusnya

Page 24: Geron Tik

5. Apakah ada kesulitan makan (nyeri menelan, mual, kembung, sulit menelan, dan lain-

lain)? Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan makan

6. Apakah ada diet?

7. Bagaimanakecukupan intake/output cairan? Klien mengatakan minum 5 gelas sehari

dengan frekuensi BAK 3x

8. Apakah berat badan: normal/over/underweight? Klien mengatakan BB 45kg TB 150 cm

9. Apakah ada perubahan berat badan dalam waktudekat?

10. Adanya gag reflex?

Obyektif:

1. Bagaimanakondisi: rambut, turgor kulit, conjungtiva, palpebrae, sclera, gigi palsu,

ronggamulut, gusi, lidah, kelenjargetahbening, status hidrasi? Rambut hitam putih, turgor

kulit normal untuk lansia, konjungtiva tidak anemis, scleratidak ikterik, gigi mulai berkurang

namun tidak menggunakan gigi palsu, rongga mulut tidak ada stomatitis, gusi merah muda

tidak ada pendarahan

2. Suhu tubuh? 37,5 °C

3. Bagaimana hasilpemeriksaan abdomen? Pristaltik 16x/m

4. Adanya edema? Tidak ada

5. Kemampuanmengunyahkeras? Kemampun mngunyah berkurang dalam makanan keras

6. Apakah menggunakan gigi palsu? Tidak menggunakan gigi palsu

7. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostic yang terkait dengan kecukupan nutrisi

lansia? SUHU : 37.5OC, RR: 24 X/Menit, NADI: 87X/Menit, TD: 140/90 mmHg

Leukosit : meningkat 12,500/mm3

Hemoglobin: 12gr/dl

asam urat: 6,2mg/dl

Cholesterol:100mg/dl

GDS:115mg/dl

Page 25: Geron Tik

Cek urin lab: leukosit positif

8. Berat badan, tinggi badan dan IMT? BB 45 kg,TB 150 cm, IMT 20

9. Apakah lansia dapat melakukan perubahan posisi atau ambulasi? integritas kulit

   Saat sakit : Nutrisi saat berada di rumah sakit tercukupi

c.       Pola Eliminasi

1)   BAB

   Sebelum sakit :

Subyektif:

1. Bagaimana pola BAB: frekuensi, kontinen/inkotinen, konsistensi, warna, apakah ada nyeri,

karakteristik? Klien mengatakan tidak ada nyeri saat melakukan BAB, frekuensi 1x/hari,

konsistensi padat, warna kuning, karakteristik tidak ada darah.

2. Apakah ada kesulitan BAB? Klien mengatakan tidak ada kesulitan saat BAB

3. Apakah menggunakan obat-obatan yang terkait dengan BAB (laksatives, supositoria, dan

lain-lain)? Klien mengatakan tidak ada menggunakan obat – obatan saat kesulitan BAB

4. Bagaimana pola BAK: frekuensi, kontinen/inkotinen, warna, oliguri, anuria, jumlah, dan

apakah ada nyeri? Klien mengatakan frekuensi BAK 3x/hari, klien dapat menhan kencing,

warna kuning, tidak ada nyeri saat BAK tidak ada hematuria tidak ada oliguria.

5. Apakah mengeluarkan urin atau BAB saat batuk, bersin, atau tertawa? Klien mengatakan

tidak ada mengeluarkan BAK atau BAB saat batuk bersin atau tertawa.

Obyektif:

1. Bagaimanakondisi abdomen, anus, muluturetra, dan adanya nyeri ketukginjal? Tidak ada

nyeri ketuk ginjal, tidak ada nyeri muluturetra dan tidak nyeri pada anus.

2. Jumlah urin yang dikeluarkan? 3x/hari

3. Apakah lansia terlihat memegang perutnya? Klien tidak memegang perutnya

4. Bising usus? Pristaltiknya 16x/menit

5. Hasilpemeriksaan/medik/laboratorium yang dilakukanterkaitdenganeliminasi. SUHU :

37.5OC, RR: 24 X/Menit, NADI: 87X/Menit, TD: 140/90 mmHg

Page 26: Geron Tik

Leukosit : meningkat 12,500/mm3

Hemoglobin: 12gr/dl

asam urat: 6,2mg/dl

Cholesterol:100mg/dl

GDS:115mg/dl

Cek urin lab: leukosit positif

   Saat sakit : klien mengatakan nyeri dibagian genetalianya, nyeri saat BAK klien

menggunakan pempes saat di rumah sakit

2)   BAK

      Sebelum sakit : klien bisa menahan saat BAK, tidak ada nyeri saat BAK

      Saat sakit : klien mengatakan nyeri saat BAK dan genetalianya

d.      Pola aktivitas dan latihan

1)   Aktivitas

Aktivitas dan

latiham

Sebelum

sakit

Saat sakit

Kemampuan

Perawatan Diri

0 0

Makan dan minum 0 0

Mandi 0 2

Toileting 0 2

Berpakaian 0 0

Berpindah 0 2

0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung

total

2)  Latihan

       Sebelum sakit

Subyektif:

1. Bagaimanapolaaktivitas/latihanlansia: jenisaktivitas, frekuensi, lamanya? Kien mengatakan

setiap hari ke sawah membersihkan sawahnya dari siang sampai sore hari

2. Apakahteraturdalammelakukanlatihanpergerakansendi?

Page 27: Geron Tik

3. Adakahkeluhanketikaberaktivitas? Klien mengatakan terkadang sepulang dari sawah klien

sering mengalami sakit pinggang

4. Apakahadahambatanfisikdalammelakukanaktivitasdanberupaapahambatantersebut? Klien

mengatakan saat beraktivitas tidak mengalami hambatan fisik apapun

5. Alatbantuapa yang diperlukanlansiapadasaatberaktifitas,

apakahlansiamerasanyamandenganalattersebut? Klien mengatakan tidak menggunakan alat

bantu saat beraktifitas

6. Apakahlansiamengalamigangguankeseimbangan? Saat dilakukan pengkajian klien

mengalami gangguan keseimbangan

7. Adakahkeluhansesak, lelah, lemah? Klien mengatakan saat melakukan aktivitsas tidak

megalami sesak nafas, tapi terkadang sering lelah saat melakukan aktivitas terlalu lama

8. Seberapajauhdapatmelakukanaktivitas?

9. Adakahkeluhannyeri dada, batuk? Bagaimanadenganproduksislym? Klien tidak mengalami

nyeri dada dan batuk

10. Apakah lansia mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi? Saat dilakukan pengkajian

klien dapat focus dengan perawat

Obyektif:

1. Apakahlansiamemerlukanbantuan orang lainataualat bantu untukberaktifitas? Klien tidak

mengguanakan alat bantu apapun

2. Apakahlingkungancukupamanbagilansiauntukmelakukanaktifitas?

3. Bagaimanadenganujikekuatanotot?

4. Adakahtanda-tandahipotensiorthostatik?

5. Bagaimanadenganposturdangayajalanlansia? Saat klien berjalan tampak condong kedepan

atau osteoporosis

6. Apakahklienmampumemenuhikebutuhanhariannya? Klien dapat melakukan aktivitas

sehari-hari tanpa bantuan orang lain seperti makan, mandi, BAB dan BAK

7. Adakahtanda-tandasianosis, takikardi, diaphoresis?

Page 28: Geron Tik

8. Dispneasetelah beraktivitas? Klien tidak mengalami sesak nafas

9. Apakah ektremitas dingin? Saat dipalpasi ektremitas atas dan bawah klien teraba hangat

10. Range of motion?

11. Apakahlingkunganamanbagilansia?

12. Apakah lansia mampu pindah tempat secara mandiri? Klien dapat berpindah tempat

secara mandiri tanpa bantuan orang lain atau alat bantu

13. Bagaimanahasilpemeriksaanthoraksdanjantung, sertalengandantungkai?

14. Hasilobservasi: P, N, TD, JVP, kapilary refill, edemaperifer. Laboratorium, EKG,

danpemeriksaandiagnostiklainnya.

15. Mengukur IADL (Instrumental activities of daily living)

    Saat sakit

Selama di rumah sakit aktivitas klien berkurang dan klien banyak menghabiskan waktu

ditempat tidur

e.       Pola kognitif dan Persepsi

Subyektif:

1. Apakah lansia menggunakan alat bantu dengar,penglihatan? Klien mengatakan tidak

menggunakan alat bantu dengar dan penglihatan

2. Apakah adagangguan persepsi sensori? Klien mengatakan tidak ada gangguan persepsi

sensori

3. Apakah lansia mengatakan adanya perubahan-perubahan dalam memori? Klien

mengatakan sering lupa

4. Apakah ada kesulitan dalam mengingat kejadian jangka waktu dekat atau yang sudah lama

terjadi? Klien mengatakan sulit untuk mengigat kejadian waktu dekat atau sudah lama terjadi.

5. Apakah mengalami disorientasi tempat/waktu/orang? Klien mengatakan tidak bisa diajak

kerjasama dengan orang lain

6. Bagaimana kemampuan dalam pengambilan keputusan (mandiri/dibantu)? Klien

mengatakan mengambil keputusan secara mandiri

Page 29: Geron Tik

7. Apakah ada perubahan perilaku (hiperaktif/hipoaktif)? Klien mengatakan tidak bisa diam

atau hiperaktif

8. Apakah ada perubahan dalam konsentrasi? Klien mengatakan tidak dapat konsentrasi

9. Apakah gelisah, tidak kooperatif, marah, menarik diri, depresi, halusinasi, delusi? Klien

mengatakan sering gelisah dan marah

10. Adakah riwayat stroke/tanda-tanda infeksi? Klien mengatakan tidak ada riwayat stroke

dan tanda2 infeksi

11. Adakah ketidaknyamanan/nyeri yang dialami lansia? Klien mengatakan tidak ada nyeri

Obyektif:

1. Adakah perubahan dosis/jenis obat akhir-akhir ini?

2. Hasil MMSE, pemeriksaan medik, laboratorium.

3. Apakah lansia tampak bingung dan sulit konsentrasi? Klien mengatakan untuk

berkonsetrasi dan tampak bingung saat mau melakukan sesuatu

4. Bagaimana dengan fungsi penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, penghidu?

Klien mengatakan ada penurunan pendengaran,pengecapan ,penglihatan ,perabahan dan

penghidu

MINI MENTAL STATE EXAM ( MMSE )

( Menguji Aspek – Aspek Kognitif dari Fungsi Mental )

Nilai Pasien Pertanyaan

Maksimum

Orientasi

5 3 ( Tahun ) ( Musim ) ( Tanggal ) ( Hari ) ( Bulan apa

sekarang ) ?

5 5 Dimana kita : ( Negara bagian 0 ( Wilayah ) (Kota) ( Rumah

sakit ) (Lantai ) ?

Registrasi

Page 30: Geron Tik

3 3 Sebutkan Nama 3 Objek : 1 detik untuk mengatakan masing –

masing. Beri 1 poin untuk setiap jawaban yang benar.

Perhatian dan Kalkulasi

5 2 Seri 7’s 1 poin untuk setiap kebenaran

Berhenti setelah 5 jawaban. Berganti eja “kata” ke belakang

Mengingat

3 3 Meminta untuk mengulang ketiga objek diatas

Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran

Bahasa

9 9 Nama Pensil dan melihat ( 2 poin )

Mengulang hal berikut : tidak ada jika, dan atau tetapi ( 1

poin )

Nilai Total: 24

Keterangan :

Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang

memerlukan penyelidikan lanjut.

f.       Pola Persepsi-Konsep diri

Subyektif:

1. Apakahlansiamengekspresikan/mengatakanketakutanataukekhawatiran? Klien mengatakan

apa yang dialaminya sekarang adalah cobaan dari Tuhan

2. Apakahlansia mampu mengidentifikasi sumberketakutan/kekhawatiran?

3. Apakahlansiamengatakantidakdapatmenguasaihidupnya? Kegagalan/keputusasaan? Klien

mengatakan

4. Apakahdiakehilangansesuatu yang berarti/pindahtempat/berpisahdenganseseorang yang

dicintai? Klien mengtakan sudah lama berpisah dengan suaminya yang telah meninggal

5. Bagaimanapenampilanumum, posturtubuh, mau/menolakkontakmata? Saat dilakukan

pengkajian klien berinteraksi dengan baik dengan perawat dengan selalu kontak mata

Page 31: Geron Tik

6. Apakahberkomentarnegatiftentangdirinya? Klien mengtakan dirinya adalah seseorang yang

sudah tua dan tidak bisa diandalkan lagi, hanya bisa merepotkan anaknya

7. Apakahklientidakmaumelihatpadabagiantubuh yang rusak?

8. Apakahmenunjukkansikapagresif, marah, menuntut?

9. Apakah lansia dapat menceritakan ketakutan terhadap kematian? Klien mengatakan tidak

takut dengan kematian karena klien merasa sudah tua dan jika sewaktu-waktu klien dipanggil

Tuhan klien merasa siap.

10. Apakah lansia sering menyendiri? Klien mengatakan sering sendiri karena anak klien

sibuk dengan pekerjaannya

Obyektif:

1. Adakahgejalastimulasisistemsarafotonom (peningkatandenyutnadi, jumlahpernapasan,

tekanandarah, diaphoresis)? Saat dilakukan pengkajian TTV klien : Nadi =87X/Menit ,

Suhu =37.5OC , TD = RR 24 X/Menit:, TD: 140/90 mmHg

2. Apakah lansia kelihatan pasif? Lansia nampak lebih aktif dan banyak bercerita kepada

perawat

3. Bagaimanahasilpengkajianujisarafkranial?

g.       Pola Tidur dan Istirahat

Sebelum sakit :

Subyektif:

1. Apakah lansia merasa segar setelah tidur pada malam hari? Klien mengatakan merasa

segar setelah tidur malam dengan cukup

2. Kebiasaan tidur berapa jam/hari, pukul berapa, siang/malam? Klien mengatakan tidur

8jam/hari,pukul 20.00 malam ,siang :12.00

3. Apakah tidur dapat berlangsung lama atau sering terbangun? Klien mengatakan sering

terbangun saat tidur malam

4. Apakah ada laporan tentang lansia: pernapasan yang abnormal, mendengkur terlalu keras,

gerakan-gerakan abnormal pada waktu tidur? Klien mengatakan sering mendengkur terlalu

keras,nafasnya cepat dan gelisa

Page 32: Geron Tik

5. Apa yang dilakukan lansia sebagai ritual tidur atau upaya untuk menigkatkan kualitas

tidurnya? Klien mengatakan biasa pukul2 tempat tidur untuk meningkatkan tidurnya

6. Apa yang menyebabkan lansia sering terbangun pada waktu tidur (rasa sakit, berisik,

atauhal lain)? Klien mengatakan sering bangun waktu tidur karena merasa gelisa

7. Adakah lansia mengalami gangguan tidur?

Obyektif:

1. Apakah lansia terlihat capai/lesu/tanda-tanda kurang tidur yang lain (lingkar hitam pada

kelopak)? Klien mengatakan merasa capai,lesu dan kurang tidur terlihat dari lingkar hitam

pada kelopak mata

2. Jenis obat tidur yang digunakan dankapan digunakan? Klien mengatakan tidak

mengunakan obat tidur

3. Tanda dan gejala yang timbul akibat kurang tidur? Terlihat lingkar hitam pada kelopak

mata dan lesu

Saat sakit :klien tidur hanya 6 jam,saat di rumah sakit,terlihat tampak kurang

tidur

h.      Pola Peran-Hubungan

Subyektif:

1. Apakah lansia mengikuti organisasi kemasyarakatan atau kegiatan sosial lainnya? Klien

mengatakan selalu mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat ,seperti ronda

2. Bagaimana interaksi lansia dalam keluarga dan lingkungannya? Klien mengatakan

interaksi baik dalam lingkungan dan keluarga

3. Apakah ada perubahan peran akibat proses penuaan?

4. Bagaimana sikap klien dengan kehilangan orang yang disayangi? Klien mengatakan

merasa sedih ketika kehilangan orang yang disayanginya

5. Apakah klien mengalami kesulitan dalam berbicara atau berkomunikasi? Klien

mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi

Page 33: Geron Tik

6. Apakah ada ketegangan dengan orang di sekitar lansia? Klien mengatakan tidak ada

ketegangan dengan orang yang ada di sekitarnya

Obyektif: Observasi interaksi antara anggota keluarga atau dengan lingkungan sekitar

Klien mengatakan interaksi dengan anggota keluarga dengan baik dan komunikasi dengan

lingukngannya

i.        Pola Seksual-Reproduksi

   Sebelum sakit :

1. Adakah perubahan fisiologis yang berdampak terhadap seksualitas lansia?

2. Kapan lansia mengalami menopause? Keluhan apa yang dirasakan setelah mengalami

menopause? Lansia mengalami menopause ketika saat tidak mengalami mensturasi

lagi,merasa tidak berdaya lagi

3. Apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah akibat menopause?

4. Masihkah ada minat dalam melakukan hubungan intim dengan pasangan? Bagaimana

dengan frekuensi dan adakah kesulitan?

5. Adakah keluhan dengan prostat atau hernia?

   Saat sakit :

j.        Pola Toleransi Stress-Koping

Subyektif:

1. Bagaimana status emosilansia?

2. Adakahmasalah/stress psikologisakhir-akhiriniseperti: depresi, kehilangan, pasanganhidup,

minder, dan lain-lain? Klien mengatakan kesepian dan merasa kehilangan setelah suaminya

meninggal dunia karena sudah tidak ada lagi tempat klien berkeluh kesah dan berbagi

3. Bagaimanaupayapengelolaan stress?

Apakahupayatersebutmembantulansiamengatasimasalahnya?

4. Bagaimana lansia memproyeksikan stressor yang terjadi?

5. Apakah lansia dapat menerima status kesehatannya? Klien mengatakan sakit yang

dialaminya sekarang merupakan takdir dari Tuhan

Page 34: Geron Tik

6. Adakah pengalaman yang traumatik pada lansia?

Obyektif: Catatperilakuataumanifestasipsikologisdari mood, afek, kecemasan,dan stress

k.      Pola Nilai-Kepercayaan

Subyektif:

1. Sistemnilai, tujuandankeyakinanapa yang dimilikilansia.

2. Apakahlansiateraturmelaksanakanibadahsesuaidengankeyakinanagamanya? Klien

mengatakan selalu melaksanakan sholat setiap hari

3. Apakahlansiateraturmengikutiatauterlibataktifdalamkegiatankeagamaan?

4. Apalatarbelakang yang dimilikilansia (agama, filosofi, kultur)?

5. Apakahsistemtersebutmempengaruhisemuaaspekbaikkesehatanataukopingterhadap stress?

6. Apakah lansia marah kepada Tuhan ketika mengalami sedang sakit? Klien tidak merasa

marah atau kecewa kepada Tuhan, klien mengatakan yang dialaminya sudah menjadi

takdirnya

7. Apakah lansia mengalami kesulitan untuk menjalankan ibadah?

Obyektif: Observasiadanyaalat-alatuntukibadah.

4.      Pengkajian Fisik

a.       Keadaan umum :

Tingkat kesadaran : komposmetis

GCS : verbal:5 Psikomotor: 6 Mata :4

b.      Tanda-tanda Vital : Nadi =87X/Menit , Suhu =37.5OC , TD = RR 24 X/Menit:,

TD: 140/90 mmHg

c.       Keadaan fisik

a.       Kepala dan leher :

b.      Dada :

   Paru

   Jantung

Page 35: Geron Tik

c.       Payudara dan ketiak :

d.      abdomen :

e.       Genetalia :

f.       Integumen :

g.       Ekstremitas :

         Atas

         Bawah

h.      Neurologis :

         Status mental da emosi :

         Pengkajian saraf kranial :

         Pemeriksaan refleks :

b.      Pemeriksaan Penunjang

1.      Data laboratorium yang berhubungan

2.      Pemeriksaan radiologi

3.      Hasil konsultasi

4.      Pemeriksaan penunjang diagnostic lain

a. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

Tujuan &Kriteria Hasil

Page 36: Geron Tik

Setelah dilakuakn tindakan keperawatan kepada klien selama 3x24 jam nyeri

dapat terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut :

Tingkat nyeri, dibuktikan dengan indikator berat menjadi sedang (skala 6 menjadi

skala 4)

1. Tingkat nyeri berkurang dibuktikan dengan indicator sedang menjadi ringan

(Skala 6 menjadi skala 2)

2. Wajah Klien tidak tegang

3. Klien tidak gelisah

4. Menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan analgesik dan nonanalgesik

secara tepat.

5. Menunjukkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai

kenyamanan

6. TTV dalam batas normal (TD= 120/70 mmHG, N=90-100x/mnt, S= 370C

Intervensi

Tindakan yang dapat dilakukan agar tujuan tercapai antara lain :

1. Kaji tanda-tanda vital klien

2. Kaji nyeri secara komprehensif.

3. Beri posisi nyaman.

4. Ajarkan klien cara-cara mengatasi nyeri.dengan teknik relaksasi

5. Anjurkan minum 6 gelas per hari.

6. Kolaborasi pemberian obat analgetik.

2. Defisit perawatan diri

3.

Page 37: Geron Tik

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 38: Geron Tik

BAB V

PENUTUP