geron tik
DESCRIPTION
tugas semster 5TRANSCRIPT
BERBAGAI TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK
MENANGANI LANSIA SEHAT ATAU SAKIT
Disusun Oleh :
Adi Putra Siswoyo
Anis Sopiyati S.
Annis Kurnia R.
Bangun Mulyadi
Dyah Ratna Ambarwati
Eko Nurullah J.
Hevy Ambarwati
Lilis Meilisa
Mitra Andika N
Nuari Herni Astuti
DIII KEPERAWATAN REGULER
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia atau Lanjut Usia merupakan istilah tahap akhir dari proses
penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu
dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi, dan aspek social. Secara
biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses
penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya tahan
fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian.
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada
organisme yang telah mencapai kematangan intrinsic dan bersifat irreversible
serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami
yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun
social akan saling berinteraksi satu sama lain proses menua yang terjadi pada
lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu kelemahan,
keterbatasan fungsional, ketidakmampuan dan keterhambatan yang akan
dialami bersamaan dengan proses kemunduran.
Data statistic mengisyaratkan pentingnya pengembangan keperawatan
gerontik di Indonesia. Walaupun secara histories, jauh sebelum keperawatan
gerontik berkembang menjadi sebuah spesialisasi pada dasarnya keperawatan
memiliki peran yang besar terhadap pemberian pelayanan keperawatan bagi
lansia.
Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk
berstruktur lanjut usia (aging struktured population) karena jumlah penduduk
yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18 %. Provinsi yang mempunyai
jumlah penduduk Lanjut Usia (lansia) nya sebanyak 7 % adalah pulau jawa
dan bali. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini antara lain disebabkan
karena :
1. tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat
2. kemajuan di bidang pelayanan kesehatan, dan
3. Tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat
Focus asuhan keperawatan pada lansia ditujukan pada dua kelompok
lansia yaitu Focus asuhan keperawatan pada lansia ditujukan pada dua
kelompok lansia yaitu (1) lansia yang sehat dan produktif dan (2) lansia yang
memiliki kerentanan tubuh dan ditandai dengan kondisi fisik yang memulai
melemah, sakit-sakitan dan daya pikir menurun. Pemberian asuhan
keperawatan bagi kedua kelompok tersebut bertujuan untuk memenuhi
harapan-harapan yang diinginkan oleh lansia yaitu memiliki kualitas hidup
yang lebih baik dan produktif dalam tiga dimensi yaitu fisik, fungsional dan
kognitif. Berbagai penelitian melaporkan bahwa peningkatan kualitas ketiga
dimensi tersebut dapat meningkatkan harapan hidup lansia yang lebih sehat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lansia?
2. Apa kebutuhan hidup sehat lansia?
3. Bagaimana tindakan keperawatan untuk menangani lansia sehat?
4. Bagaimana tindakan keperawatan untuk menangani lansia sakit?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian lansia
2. Mengetahui kebutuhan hidup sehat lansia
3. Mengetahui tindakan keperawatan untuk menangani lansia sehat
4. Mengetahui tindakan keperawatan untuk menangani lansia sakit
D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang berbagai tindakan keperawatan untuk
menangani lansia sehat atau sakit
2. Memenuhi tugas gerontik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lansia
Lanjut usia (lansia) menurut undang – undang Nomor 13 Tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pasal 1 ayat 2 adalah seseorang yang telah
mencapai usia enam puluh tahun ke atas. Usia lanjut adalah suatu kejadian
yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang,
terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Pada usia lanjut akan terjadi
berbagai kemunduran pada organ tubuh. Kelompok lanjut usia adalah
kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan
Setiabudhi, 1999). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi
(Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin
banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang
menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo
dan Martono, 1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis
(1994) menjadi tiga kelompok yakni :
a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru
memasuki lansia.
b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
B. Kebutuhan Hidup Sehat Lansia
Setiap orang pasti berkeinginan untuk terus dapat hidup sehat dan kuat sampai
tua, untuk mencapainya ada berbagai cara yang dapat dilakukan, salah satu
caranya adalah berperilaku hidup sehat. Sebelum membahas tentang cara hidup
sehat sebaiknya terlebih dahulu diketahui apa itu sehat. Karena banyak
masyarakat yang beranggapan bahwa sehat adalah tidak sakit secara fisik saja.
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera jiwa dan raga juga sosialnya. Sehat
adalah suatu hadiah dari menjalankan hidup sehat. Oleh karena itu jika ingin
terus menerus meningkatkan kesehatan harus menjalankan cara-cara hidup
sehat. Cara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seseorang. Adapun cara-cara
tersebut adalah:
1. Makan makanan yang bergizi dan seimbang
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa diet adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kesehatan seseorang. Dengan tambahnya usia seseorang,
kecepatan metabolisme tubuh cenderung turun, oleh karena itu, kebutuhan
gizi bagi para lanjut usia, perlu dipenuhi secara adekuat. Kebutuhan kalori
pada lanjut usia berkurang, hal ini disebabkan karena berkurangnya kalori
dasar dari kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk
jantung, usus, pernafasan, ginjal, dan sebagainya. Jadi kebutuhan kalori
bagi lansia harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Petunjuk menu bagi
lansia adalah sebagai berikut (Depkes, 1991):
a. Menu bagi lansia hendaknya mengandung zat gizi dari berbagai macam
bahan makanan yang terdiri dari zat tenaga, pembangun dan pengatur.
b. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat
arang yang bersumber dari hidrat arang komplex (sayur – sayuranan,
kacang- kacangan, biji – bijian).
c. Sebaiknya jumlah lemak dalam makanan dibatasi, terutama lemak
hewani.
d. Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah yang besar yang
bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan
jumlah bertahap.
e. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non fat,
yoghurt, ikan.
f. Makanan yang mengandung zat besi dalam jumlah besar, seperti kacang
– kacangan, hati, bayam, atau sayuran hijau.
g. Membatasi penggunaan garam, hindari makanan yang mengandung
alkohol.
h. Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah.
i. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan – bahan
yang segar dan mudah dicerna.
j. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng – gorengan.
k. Makan disesuaikan dengan kebutuhan
2. Minum air putih 1.5 – 2 liter
Manusia perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah
melakukan aktivitasnya, dan minimal kita minum air putih 1,5 – 2 liter per
hari. Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu
menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit di
saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal dan lain-lain. Air juga
sebagai pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila tubuh
kekurangan cairan, maka fungsi, daya tahan dan kelenturan tulang juga
berkurang, terutama tulang kaki, tangan dan lengan. Padahal tulang adalah
penopang utama bagi tubuh untuk melakukan aktivitas. Manfaat lain dari
minum air putih adalah mencegah sembelit. Untuk mengolah makanan di
dalam tubuh usus sangat membutuhkan air. Tentu saja tanpa air yang
cukup kerja usus tidak dapat maksimal, dan muncullah sembelit. Dan air
mineral atau air putih lebih baik daripada kopi, teh kental, soft drink,
minuman beralkohol, es maupun sirup. Bahkan minuman-minuman
tersebut tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari terutama bagi para
lansia yang mempunyai penyakit-penyakit tertentu seperti DM, darah
tinggi, obesitas dan sebagainya.
3. Olah raga teratur dan sesuai
Usia bertambah, tingkat kesegaran jasmani akan turun. Penurunan
kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat
lansia kemampuan akan turun antara 30 – 50%. Oleh karena itu, bila usia
lanjut ingin berolahraga harus memilih sesuai dengan umur kelompoknya,
dengan kemungkinan adanya penyakit. Olah raga usia lanjut perlu diberikan
dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang, waktu
relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif atau
bertanding. Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengan batasan diatas
yaitu, jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki
misalnya golf, lintas alam, mendaki bukit, senam dengan faktor kesulitan
kecil dan olah raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan
otot manusia lanjut dapat menghambat laju perubahan degeneratif.
4. Istirahat, tidur yang cukup
Sepertiga dari waktu dalam kehidupan manusia adalah untuk tidur. Diyakini
bahwa tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses
penyembuhan penyakit, karna tidur bermanfaat untuk menyimpan energi,
meningkatkan imunitas tubuh dan mempercepat proses penyembuhan
penyakit juga pada saat tidur tubuh mereparasi bagian-bagian tubuh yang
sudah aus. Umumnya orang akan merasa segar dan sehat sesudah istirahat.
Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan.
5. Menjaga kebersihan
Yang dimaksud dengan menjaga kebersihan disini bukan hanya kebersihan
tubuh saja, melainkan juga kebersihan lingkungan, ruangan dan juga
pakaian dimana orang tersebut tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh
adalah: mandi minimal 2 kali sehari, mencuci tangan sebelum makan atau
sesudah mengerjakan sesuatu dengan tangan, membersihkan atau keramas
minimal 1 kali seminggu, sikat gigi setiap kali selesai makan,
membersihkan kuku dan lubang-lubang (telinga, hidung, pusar, anus,
vagina, penis), memakai alas kaki jika keluar rumah dan pakailah pakaian
yang bersih. Kebersihan lingkungan, dihalaman rumah, jauh dari sampah
dan genangan air. Di dalam ruangan atau rumah, bersihkan dari debu dan
kotoran setiap hari, tutupi makanan di meja makan. Pakain, sprei, gorden,
karpet, seisi rumah, termasuk kamar mandi dan WC harus dibersihkan
secara periodik. Namun perlu diingat dan disadari bahwa kondisi fisik perlu
medapat bantuan dari orang lain, tetapi bila lansia tersebut masih mampu
diusahakan untuk mandiri dan hanya diberi pengarahan.
6. Minum suplemen gizi yang diperlukan
Pada lansia akan terjadi berbagai macam kemunduran organ tubuh,
sehingga metabolisme di dalam tubuh menurun. Hal tersebut menyebabkan
pemenuhan kebutuhan sebagian zat gizi pada sebagian besar lansia tidak
terpenuhi secara adekuat. Oleh karena itu jika diperlukan, lansia dianjurkan
untuk mengkonsumsi suplemen gizi. Tapi perlu diingat dan diperhatikan
pemberian suplemen gizi tersebut harus dikonsultasikan dan mendapat izin
dari petugas kesehatan.
7. Memeriksa kesehatan secara teratur
Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci
keberhasilan dari upaya pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak
sedang sakit lansia perlu memeriksakan kesehatannya secara berkala,
karena dengan pemeriksaan berkala penyakit-penyakit dapat diketahui lebih
dini sehingga pengobatanya lebih mudan dan cepat dan jika ada faktor yang
beresiko menyebabkan penyakit dapat di cegah. Ikutilan petunjuk dan saran
dokter ataupun petugas kesehatan, mudah-mudahan dapat mencapai umur
yang panjang dan tetap sehat.
8. Mental dan batin tenang dan seimbang
Untuk mencapai hidup sehat bukan hanya kesehatan fisik saja yang harus
diperhatikan, tetapi juga mental dan bathin. Cara-cara yang dapat dilakukan
untuk menjaga agar mental dan bathin tenang dan seimbang adalah:
a. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan diri kita
sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran
menjadi tenang.
b. Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan,
merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga
dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma,
darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.
c. Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental
dan fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan
lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan
positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan.
Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga
untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. Tertawa dan senyum murah
tidak perlu membayar tapi dapat menadikan hidup ceria, bahagia, dan sehat.
9. Rekreasi
Untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka
dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga
kondisi dan kemampuan. Rekreasi dapat dilakukan di pantai dekat rumah,
taman dekat rumah atau halaman rumah jika mempunyai halaman yang luas
bersama keluarga dan anak cucu, duduk bersantai di alam terbuka. Rekreasi
dapat menyegarkan otak, pikiran dan melemaskan otot yang telah lelah
karena aktivitas sehari-hari.
10. Hubungan antar sesama yang sehat
Pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena
hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat
sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-
teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong
seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan
orang-orang yang dicintai dan disayangi.
11. Back to nature (kembali ke alam)
Seperti yang telah terjadi, gaya hidup pada zaman modern ini telah
mendorong orang mengubah gaya hidupnya seperti makan makanan siap
saji, makanan kalengan, sambal botolan, minuman kaleng, buah dan sayur
awetan, jarang bergerak karena segala sesuatu atau pekerjaan dapat lebih
mudah dikerjakan dengan adanya tekhnologi yang modern seperti mencuci
dengan mesin cuci, menyapu lantai dengan mesin penyedot debu, bepergian
dengan kendaran walaupun jaraknya dekat dan bisa dilakukan dengan jalan
kaki. Gaya hidup seperti itu tidak baik untuk tubuh dan kesehatan karena
tubuh kita menjadi manja, karena kurang bergerak, tubuh jadi rusak karena
makanan yang tidak sehat sehingga tubuh menjadi lembek dan rentan
penyakit. Oleh karena itu salah satu upaya untuk hidup sehat adalah back to
nature atau kembali lebih dekat dengan alam. Kita tidak harus menjauhi
tekhnologi tetapi paling tidak kita harus menghindari bahan makanan
kalengan, minuman kalengan, makanan yang diawetkan, makanan siap saji
dan harus lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
yang segar dan juga minum air putih.
12. Semua yang dilakukan tidak berlebihan
Untuk menciptakan hidup yang sehat segala sesuatu yang kita lakukan tidak
boleh berlebihan karena hal tersebut bukannya menjadikan lebih baik tetapi
sebaliknya akan memperburuk keadaan. Jadi lakukanlah atau kerjakanlah
sesuatu hal itu sesuai dengan kebutuhan.
C. Tindakan Keperawatan Untuk Menangani Lansia Sehat
Meningkatnya usia harapan hidup masyarakt indonesia saat ini membuat
jumlah penduduk yang tergolong lanjut usia (lansia) semakin meningkat. Ini
menimbulkan permasalahan tersendiri yang menyangkut aspek kesehatan dan
kesejahteraan mereka. Banyak lansia yang tingkat kesejahteraannya
memprihatinkan dan mendapat perlakuan tidak semestinya dari lingkungan.
Meningkatnya jumlah lansia akibat meningkatnya usia harapan hidup
berdampak pada permasalahan lansia yang semakin kompleks. Jumlah lansia
saat ini, sebagaimana dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), adalah 14.439.967
orang atau 7,18 persen dengan usia harapan hidup 64,5 tahun. Pada 2010
jumlah lansia diprediksi naik menjadi 9,58 persen dengan usia harapan hidup
67,4 tahun. Dan pada 2020 angka itu meningkat menjadi 11,20 persen dengan
harapan hidup 70,1 tahun.”Dari jumlah lansia sebanyak itu, sekitar tiga juta
orang mengalami ketelantaran dan 11.696 mengalami tindak kekerasan dan
perlakuan salah. Perhatian nasional dan internasional terhadap permasalahan
lansia cukup serius. Ini diwujudkan dengan ditetapkannya UU Nomor 13 tahun
1998 tentang kesejahteraan lanjut usia dan PP nomor 43 tahun 2004 tentang
upaya pelaksanaan kesejahteraan sosial lanjut usia.
Sebagai implementasi komitmen nasional, regional, dan internasional,
Depsos bekerja sama dengan instansi terkait, perguruan tinggi, dan organisasi
sosial, telah merancang aksi nasional lanjut usia dan pembentukan komisi
nasional lanjut usia lewat Kepres Nomor 52 tahun 2004. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan tentang lansia ini. Yaitu perlu peningkatan program
dan aksi nasional untuk mendorong partisipsi lansia dalam masyarakat dan
pembangunan, termasuk pengambilan keputusan. Dengan demikian lansia
bukan hanya objek tapi juga subjek pembangunan. Hal lain yang juga perlu
dilakukan adalah peningkatan upaya membentuk sistem perlindungan dan
keamanan sosial bagi lansia, pemberian jaminan sosial bagi lansia yang
terlantar, cacat dan miskin serta perluasan akses dan kemudahan layanan
kesehatan bagi lansia dalam sistem kesehatan nasional. Juga advokasi
pencegahan terhadap tindakan yang salah.
Salah satu kebijakan pemerintah adalah memperkuat peran serta dan
dukungan masyarakat serta dunia usaha terhadap lansia melalui pengembangan
dan pemberdayaan lembaga dan organisasi sosial dan dunia usaha. Media atau
pers juga punya potensi besat terhadap program peningkatan kesejahteraaan
dan perlindungan lansia dari perlakuan salah.
Tentunya kita semua sependapat bahwa tujuam pembinaan Lanjut Usia
adalah agar mereka mandiri, berguna dan sejahtera. Oleh karena itu tentunya
kemandirian, kegunaan dan kesejahteraan dapat dijadikan kriteria akan kualitas
hidupnya. Untuk dapat menjalani hidup yang berkualitas diperlukan bekal.
Bagi seorang lanjut usia bekal ini dapat berupa pengalaman ,pengetahuan dan
keahlian, kearifan dan kesehatannya. Seseorang yang menjalani hidup secara
normal dapat diasumsikan bahwa semakin tua, pengalaman juga semakin
banyak, pengetahuannya
akan luas, keahlianya semakin mendalam dan kearifanya semakin mantap.
Namun demikian, kebugaran dan kesehatannya biasanya semaikn menurun.
Bersama an dengan itu, menjelang memasuki saatnya memasuki lanjut usia
bagi sebagian orang akan menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan hilangnya kedudikan formal dengan segala konsekwensinya serta
perubahan-perubahan yang terjadi yang dirasakan sebagian hilangnya teman-
teman dalam arti kata yang sesungguhnya.
Kesehatan yang dimaksud disini adalah keadaan sejahtera secara fisik,
mental, sosial dan tidak sekedar bebas penyakit atau cacat. Kondisi kesehatan
inilah yang pada hakikatnya menjadi penompang untuk mengamalkan
pengalaman, ilmu, keahlian dan kearifan secara optimal. Kesehatan pada
dasarnya dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu faktor keturunan,
lingkungan upaya kesehatan dan perilaku. Terhadap faktor keturunan tuntunya
kita tidak bisa bebuat apa-apa, dalam arti bahwa sesuatu yang diturunkan akan
melekat pada diri kita untuk selama-lamanya.dalam hal yang berkaitan dengan
lingkungan , dalam banyak hal kita sering tidak mempunyai pilihan kecuali
kita bisa memperbaikinya sendiri-sendiri maupun secara kolektif. Upaya
kesehatan terutama menjadi tanggung jawab instintusi kesehatan. Tetapi
menyangkut masalah perilaku sepenuhnya terletak di tangan orang masing-
masing.
Dengan perilaku yang sehat , interaksi orang dengan limgkungannya
maupun upaya kesehatan dapat menghasilkan kualitas hidup yang memadai
dan mungkin juga umur panjang. Program tiga sehat pada hakikatnya adalah
sebuah program perilaku. Disebut tiga sehat oleh karena mempunyai tiga
komponen, yaitu mental, olahraga dan gizi, ketiganya merupakan tritunggal.
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal ketigannya harus dijalankan tanpa
mengabaikan salah satu. Sebagai program perilaku, keberhasilan program ini
akan sangat tergantung pada niat dan ketentuan yang menjalaninya.
Pokok-pokok kegiatannya sebagai berikut:
1. Olahraga secara teratur minimal 3 kali dalam seminggu yakni berjalan kaki,
kalau bisa dengan kecepatan 6 km/jam selama 45 menit sampai 1 jam setiap
kalinya. Kecepatan ini disesuaikan dengan kemampuan, yang terpenting
adalah teraturnya olahraga tersebut dijalankan.
2. Diet dengan pedoman sebagai berikut :
a. Susunan makanan yabg beraneka ragam,
b. Mengurangi konsumsi gula,
c. Mengurangi konsumsi garam,
d. Membatasi konsumsi lemak,
e. Meningkatkan serat dan pati sebagai sumber kalori
f. Untuk menjaga disiplin, kiat yang dapat dijalankan adalah 3 kali
seminggu pada hari senin, Rabu, Jumat tidak mengkonsumsi sama sekali
makanan hewani. Sedangkan pada hari-hari lainnya berpedoman kepada
apa ang disebutkan di atas.
Dalam kaitanya dengan mental, diusahakan:
a. Tetap aktif secara mental,
b. Tetap aktif dalam kehidupan sosial,
c. Menerima proses menjadi tua dengan ikhlas dan menyesuaikan diri
dengan realitas,
d. Menjahui polusi mental,
e. Meningkatkan kehidupan spiritual.
Dalam konteksnya dengan program tiga sehat ini, kegiatan olahraga
dilakukan di luar tempat yang rutin, untuk lebih meningkatkan kegairahan
fisik maupun mental. Selanjutnya, sekali dalam sebulan, yaitu setiap hari rabu
pertama pada sore hari, dilaksanakan pertemuan sosial yang diisi ceramah-
ceramah dengan yang bervariasi.
Semua kegiatan diatas dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan berkala
yang dilakukan sekali dalam setahun. Evaluasi sementara memberikan
kesehatan berikut:
a. Program tiga sehat yang diterapkan kepada purnawirawan dan warakawuri
dirasakan dengan mengairahkan kehidupannya serta menjdi cara untuk
menghilangkan stres.
b. Dirasakan meningkatnya kebugaran serta menurunnya frekwensi keluhan
sakit yang tidak jelas (masuk angin).
c. Menurunya kebutuhan akan obat-obatan bagi mereka yang menderita
penyakit tertentu.
D. Tindakan Keperawatan Untuk Menangani Lansia Sakit
Sudah barang tertentu kelainan yang dialami lansia sebaiknya dicegah
agar sampai berkelanjutan. Sering kali kelainan ini dirasakan sebagai suatu
pukulan hebat. Berat ringannya penderitaan yang dialami ini ditentukan oleh
kepribadian, faktor lingkungan seperti faktor sosio-budaya setempat serta
faktor kewajiban dan orang-orang yang berada di sekitarnya.
WHO menekankan perlunya pelatuhan dan informasi bagi keluarga, teman
dan tetangga yang memberi perawatan dan bantuan bagi kaum lanjut usia
secara informal. Ada beberapa bidang tindakan pencegahan penyakit bagi
kaum lanjut usia. Mulai dari imunisasi flu dan radang paru-paru serta
penghentian rokok dapat dikurangi risikon terserang kangker paru-paru
maupun penyakit jantung, walaupun usia mereka sudah 70-an, Bentuk
pencegahan yang lain adalah screening untuk penglihatan, pendengaran,
kangker, kolesterol darah dan lain-lain.
Kaum lanjut usia perlu terus melakukan kegiatan sehari-
hari ,mencegahterjadinya peristiwa yang kurang baik atau berbahaya, juga
meningkatkan dan mempertahankan aktivitas mental serta fisik semaksimal
mungkin.
Anggapan bahwa usia 70 tahun sekarang ini belum terlalu tua jika
dibanding 40 tahun lalu, karena sekarang banyak orang merasa bahwa lanjut
usia bukanlah sesuatu yang harus disesali tetapi disyukuri dan dinikmati. Yang
menyesali usia tua adalah oerang-orang yang tidak bahagia, tidak dinamis dan
tidak kreatif-produktif. Sebalinya, ada orang tua yang merasa ”tidak pernah
tua”tapi terus ” berjiwa muda”. Golongan ini adalah mereka yang karena
kecintaanya kepada profesi tetap aktie dan tetap mengetahui apa yang terjadi.
Orang yang semasa mudanya aktif tentu akan merasa sangat tertekan jika
diusia lanjutnya tidak mepunyai aktivitas lagi. Oleh karena itu perlu ada
aktivitas ringan umtuk kesehatan jiwa dan fisiknya. Yang terpenting bagi para
lanjut Usia adalah mengenal dirinya sendiri, sehingga hal yang
dianggapsebagai gejala awal dari”ketegangan yang berlebihan” dapat dideteksi
secara awal.
Ternyata kebiasaan hidup merupakan cara yang paling tepat untuk
menghindari penyakit jantung koroner, dan kegiatanya mencakup mengurangi
perilaku buruk yang sudah terlanjur menjadi kebiasaaan, misalnya: kebiasaan
merokok, kebiasaan makan/jajan yang berlebihan. Dianjurkan berolahraga
secara teratur, mengurangi berat badan, cara makan dan diet perluh diubah, dan
pengecekan medik secara teratur(laboratorium dan X ray dan sebagainya).
masih ada lagi cara relaksasi yang mudah yang dapat dilaksanakn oleh mereka
yang mau melatih diri, antara lain meditasi atau latihan untuk relaks dengan
membayangkan tempat yang paling indah dan paling aman di dunia ini.
Fungsi alat-alat tertentu pada Lanjut Usia sangat berbeda, misalnya proses
enzim, fungsi pencernaan, ginjal dan lain-lain, sehingga mengunakan obat juga
sangat berbeda dibandingkan orang muda. kita perlu berhati-hati mengunakan
obat. misalnya dengan menghindarkan obat dosis tinggi. Namun,bukan berarti
kita tidak boleh menggunakan dosis tinggi. Infeksi yang serius tepat dan
biasanya berdosis lebih tinggi.
Jadi, yang perlu diperhatikan adalah :
1. Efek dari obat yang diberikan.
2. Selalu memakai dosis terendah namun efektif.
3. Memakai obat-obat dengan sedikit mungkin variasi, karena daya kaum
lanjut usia mulai berkurang terutama hal-hal yang baru terjadi, sehingga
tidak jarang salah makn obat, luoa, atau keliru dosisnya.
4. Jangan sekali-kali mengunakan obat untuk menghilangkan gejala sakit
tanpa mengetahui terlebih dulu penyakitnya, sebab sering sekali seorang
penderita yang sudah terbiasa meminum suatu obat, walaupun sebenarnya
tidak berguna, merasa tergantung bila pemakaian obat ini dihentikan.
5. Jangan sekali makan obat tertentu untuk mengairahkan hidup secara terus-
menerus, sebab hal ini justru akan bertentangan dengan prinsip pengobatan.
6. Bila setelah memakan suatu obat tambahan ternyata gejala bertambah
buruk, sebainya dihentikan. kita harus selalu waspada akan efek samping
yang mungkin masih belum diketahui dari suatu obat.
7. Semua obat harus segera dihentikan pemakaianya bila sudah tidak perlu.
sebab itu sebaiknya dianjurkan untuk sering mengadakan review pada
pemakain obat.
Para lanjut usia cenderung memiliki kondisi yang kurang baik dibanding
ketika muda, sehingga mudah terserang berbagai penyakit seperti jantung
koroner, pengerasan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan
persendian, alat gerak, pikun, depresi dan sebagaianya. untuk mengatasi
berbagai penyakit itu dapat dipakai bahan-bahan alamiah yang berkhasiat.
Misalnya, penderita tekanan darah tinggi dapat menggodok daun sambiloto
dan seledri atau boleh juga mengkonsumsi rumput laut, jamur hioko, kucai
atau seledri. Penderita kencing manis (diabetes) dapat mengkonsumsi labu
parang, pare, dan kangkung. Jika ingin meningkatkan stamina agar kelihatan
segar dan berseri sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi cuka hitam dan cuka
hitam dalam makanan sehari-hari, karena cuka hitam sangat bekhasiat terutama
untuk para lanjut Usia yang sering mengalami pengerasan pembuluh darah,
rematik, jantung koroner, stroke dan sebagainya. Teh hijau pun sangat cocok
bagi para Lanjut Usia. Selain memilih makanan yang berkhasiat, diperlukan
juga strategi pencegahan dan pengobatan, yakni menghindari stres, istirahatnya
yang cukup dan bersyukur akan nikmat yang telah diberikan Tuhan. Cara ini
sangat efisien, aman, efektif dan tentu saja ekonomis. Strategi pencegahan dan
pengobatan yang dapat dilakukan adalah akupuntur, pijat refleksi,dll. Olahraga
juga perlu diiringi dengan makanan bergizi tetapi tidak perlu mahal, jamur,
asparagus, royal jeli dan tumbuhan lain yang berkasiat sebagai obat (food
therapy).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia enam puluh
tahun ke atas.
b. Tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani lansia yang sehat ialah
mendampingi dalam mengatur pola hidup yang sehat, adapun cara- cara
tersebut antara lain :
1) Menyarankan untuk makan makanan yang bergizi dan seimbang
2) Mengingatkan agar minum air putih 1.5 – 2 liter/hari
3) Mendampingi saat olah raga
4) Mengingatkan untuk Istirahat, tidur yang cukup
5) Menjaga kebersihan
6) Minum suplemen gizi yang diperlukan
7) Memeriksa kesehatan secara teratur
8) Mental dan batin tenang dan seimbang
9) Sarankan untuk berekreasi
10) Hubungan antar sesama yang sehat
11) Back to nature (kembali ke alam)
12) Semua yang dilakukan tidak berlebihan
c. Tindakan yang perlu diperhatikan bagi lansia yang sakit
1) Memperhatikan efek dari obat yang diberikan.
2) Selalu memakai dosis terendah namun efektif.
3) Dalam memberi obat, usahakan sedikit mungkin variasi,
4) Perlu mengingatkan agar tidak sekali-kali mengunakan obat untuk
menghilangkan gejala sakit tanpa mengetahui terlebih dulu
penyakitnya,
2. Saran
Sebagai seorang perawat, dalam memberikan perawatan gerontik harus
memperhatikan seluruh aspek bio-psiko-sosio-spiritual serta memerlukan
kesabaran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.http://informasi-tentang-kesehatan.blogspot.com/2010/04/asuhan-
keperawatan-gerontik-saat-ini.html, diakses tanggal 2 september 2012
Anonim. 2009. http://askep- askeb.cz.cc/ diakses tanggal 2 september 2012