ghazwul fikri
DESCRIPTION
bkjTRANSCRIPT
Ghazwul Fikri ( Perang Pemikiran )AUTHOR: RIZKY PRIYATNA | POSTED AT: 20.37 | FILED UNDER: MATERI TARBIYAH
Islam adalah agama yang mulia, umatnya pun umat yang besar dan mulia, sampai2
Allah memberikan label dalam al-Quran dalam surat Ali ‘Imran ayat 110 sebagai
umat terbaik. Penghargaan ini bukan hanya sekedar penghargaan kosong tanpa isi,
tapi memang benar2 padat berisi dan terbukti hingga 1300 tahun lamanya.
Namun apa yang terjadi sekarang? Umat islam banyak mengalami kemunduran
dengan ditandai terjadinya krisis multidimensi, mulai dari krisis ekonomi, moral,
hingga krisis aqidah. Musuh2 islam tak henti2nya berupaya untuk menghancurkan
islam dengan menggunakan berbagai macam sarana, baik melalui pendidikan,
pengajaran, media cetak, hiburan dll.
Melalui perang pemikiran musuh2 islam berusaha untuk merusak akhlak,
menghancurkan fikrah, melarutkan kepribadian dan menumbangkan aqidah melalui
perang pemikiran atau yang sering kita kenal “Ghazwul Fikri”. Siapkah sebenarnya
musuh2 islam itu? Allah menjawab dalam al-Quran, mereka adalah: atheis & yahudi
(QS. 5:82), Musyrikun (QS. 9:36), Nasrani (Qs. 2:120), dan munafikun (Qs. 63:4).
Perlu kita ketahui bagaimana awal proses terjadinya ghazwul fikri. Tahapan
terjadinya ghazwul fikri melalui 3 fase:
1. Fase sebelum jatuhnya khilafah.
Bermula pada rentang abad ke-11 hingga ke-12 masehi. Negara khilafah islam yang
didirikan Rasul Muhammad saw pada tahun 622 M. dan sedang menikmati wilayah
kekuasaan yang amat luas, mulai menunjukkan benih2 perpecahan. Beberpa
wilayah ada yang memisahkan diri, ataupun melakukan otonomi luas seperti
layaknya negara federasi. Musuh2 islam tidak melewatkan kesempatan ini, pada
saat umat islam lengah mereka mengirim pasukan salib untuk mneyerang kaum
muslimin, hingga mereka berhasil menguasai wilayah palestina, libanon, dan suriah.
Perang ini berlangsung selama ratusan tahun, sekalipun akhirnya kaum muslimin
berhasil merebut kembali wilayah2 yang dikuasai pasukan salib dan mengusir
mereka, namun mereka tidak kenal menyerah. Hingga akhirnya mereka
mendapatkan ide untuk menghancurkan islam, Disraeli, perdana mentri inggris
keturunanan yahudi mengusulkan untuk menjauhkan al-quran dari umat islam,
artinya pemahaman islam harus dicabut dari benak kaum muslimin agar mudah
mengalahkannya.
Itulah awal dari perang pemikiran (ghazwul fikri). Musuh2 islam belajar dari
kenyataan, bahwa upaya mereka selama ini melalui berbagai perang, selalu
mengalami kegagalan. Mereka berusaha mewujudkan harapannya untuk
menghancurkan islam dengan mengirim agen2nya dengan menyamar sebagai
misionaris yang dengan terbuka bergabung dalam berbagai bentuk bantuan
pengetahuan dan kemanusiaan.
2. Fase jatuhnya khilafah.
Selain melalui jalan misionaris, musuh2 islam juga berupaya menanamkan jiwa
nasionalisme. Masuknya faham nasionalisme di dunia islam berawal ketika pusat
kekhilafahan di Turki yang memang sudah lemah mengalami goncangan pemikiran.
Hal itu terjadi sekitar dua abad sebelum gerakan Turki Mudanya Kemal Pahsya
mengawali revolusi, menggunakan baju kebangsaan, pada awal abad ke-20.
Melalui gerakan tersebut, pada tanggal 3 maret 1924 sistem pemerintahan islam
berakhir. System kekhilafahan yang merentang selama lebih dari 13 abad itu
dihapuskan setelah Kemal Pahsya mengeluarkan maklumat Komite Nasional yang
berisi: penghapusan system kekhilafahan, pengusiran khalifah serta penetapan
konsep pemisahan agama dari negara (sekularisme).
Sejak keruntuhan kekhilafahan, satu persatu negeri2 islam membebaskan diri dari
cengkraman penjajahan dengan mengatasnamakan kekuatan bangsa. Siria, iraq,
Libanon, Palestina, Mesir, Indonesia, Arab yang semula menjadi bagian dalam
wilayah kekhilafahan memerdekakan diri. Negri2 islam yang semula satu menjadi
terpecah.
3. Fase sesudah jatuhnya Khilafah.
Setelah terpecahnya negri2 islam, musuh2 islam tidak tinggal diam. Mereka tetap
berupaya untuk menghancurkan islam, melalui LSM raksasa yaitu Asia Foundation
yang markas besarnya di San Fransisco mereka berusaha memasukkan ide2 barat.
Di Indonesia keberadaannya sudah ada sejak tahun 1970. mereka berdiri dibalik
program2 bernama; training keagamaan, studi gender, HAM dalam islam, civic
education di lembaga2 islam, pusat pembelaan perempuan untuk islam, dan isu2
pluralisme, pararel dengan program2 JIL (jaringan islam liberal).
JIL yang didirikan sekitar maret 2001 banyak melahirkan pemikiran2 ‘konyol’ yang
oleh kebanyakan pengikutnya disebut dengan istilah “kekritisan berfikir”. Atmosfir
baru sebagian kaum terpelajar muslim, kini seakan2 ada perubahan mendadak.
Terutama cara mereka berfikir dan berargumen.
Tiba2 mereka terlihat begitu semangat mengkritisi al-Quran, menolak beberapa nash
hadist2 shahih, serta menuduh para ulama’ sebagai kelompok konservatif. Mereka
sangat antusias berbicara, berdiskusi, mengadakan seminar, workshop, lokakarya,
untuk membahas tema2 demokrasi, kebebasan berekspresi, sekularisme,
pluralisme, dan kesetaraan gender. Mereka bahkan teramat sibuk dengan referensi2
liberal. Luthfi Asy-Syaukani , salah satu motor JIL pernah menyebut dngan jujur 4
agenda utama lahirnya islam liberal, pertama, agenda politik: dengan mengarahkan
kaum muslimin untuk mempercayai sekularisme. Kedua, agenda pluralisme:
menyerukan bahwa semua agama adalah benar, tidak boleh ada truth claim. Ketiga,
agenda emansipasi wanita: seperti menyamaratakan secara absolut peran atau hak
pria dan wanita tanpa kecuali, dan keempat, agenda kebebasan berekspresi: seperti
hak untuk tidak beragama.
Bahaya2 ghazwul fikri
Sebagai aktifis dakwah kita hendaknya memahami betul akan ancaman ghazwul fikri
terhadap umat Islam dan memahami seluk beluk bahayanya. Bahaya-bahaya dari
ghazwul fikri diantaranya: tertipu (Q.S. 35:6), cenderung pada orang kafir (QS.
11:13), mencintai orang kafir (QS. 3:118), mentaati orang kafir (QS. 47:26),
mengikuti tata cara hidup mereka (QS. 2:120), menyerupai perilaku dan penampilan
mereka (QS. 5:51), dan memberikan loyalitas kepada mereka (QS. 5:51). Bahaya-
bahaya itu mengakibatkan umat Islam menjadi umat yang hina, mudah
dikendalikan, mendapat laknat, dan cobaan Allah, terjatuh dalam syirik, Allah
berlepas dari dirinya, murtad dan adzab. Itu semua bias menimbulkan kehidupan
jahiliyah.
Maka dari itu, mari kita membentengi diri dengan keyakinan aqidah yang kuat serta
menjadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai rujukan hukum dalam kehidupan kita,
semoga Allah menjauhkan kita dari keinginan-keinginan untuk mengingkari aturan-
aturan-Nya. Amiin.
Pentingnya Gerakan BersamaDakwah secara jama’ah adalah dakwah yang paling efektif dan sangat bermanfaat
bagi Gerakan Islam. Sebaliknya dakwah secara sendirian akan kurang pengaruhnya dalam usaha menanamkan ajaran Islam pada umat manusia. Allah swt. mengisyaratkan dalam firman-Nya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu sogolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. 3:104)
Dalam ayat tersebut Allah swt. telah mengisyaratkan tentang wajibnya melaksanakan dakwah secara bersama (berjama’ah) atau melaksanakan aktivitas bersama (amal jama’i). Sebab ikhtiar seseorang dengan cara sendiri-sendiri tidak akan mampu memikul segala tugas dan tanggung jawab dakwah dan tidaka akan berdaya melaksanakan segala tuntutan perjuangan dakwah dalam rangka memberantas akar-akar jahiliyah. Pengertian dan Ciri-Ciri Gerakan Bersama Yang dimaksud dengan Gerakan Bersama adalah kegiatan yang merupakan produk suatu keputusan jama’ah yang selaras dengan manhaj (system) yang telah ditentukan bersama, bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Ciri-ciriGerkan Bersama ini antara lain:1. Aktivitas yang akan dijalankan harus bersumber dari keputusan atau persetujuan
jama’ah.2. Jama’ah yang dimaksud, harus mempunyai anggaran dasar dan kepengurusan yang
tersusun rapi.3. Setiap tindakan dan aktivitasnya harus sesuai dengan dasar dan strategi atau
pendekatan yang telah digariskan oleh jama’ah.4. Seluruh tidakannya harus bertujuan untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan
bersama. Ciri-Cri Oganisasi Yang Rapi
Syarat mutlak bagi organisasi yang bergerak dalam aktivitas islami adalah harus mempunyai sistem organisasi yang lengkap dan kepemimpinan yang gesit. Seluruh aktivitasnya mencerminkan peraturan dan garis-garis yan telah ditentukan oleh organisasi, serta berjalan sesuai dengan program.
Tujuan pengangkatan seorang ketua atau amir dalam suatu organisasi atau jama’ah bukan semata-mata sebagai lambang, tetapi bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi dan memudahkan jama’ah dalam bergerak dan bertindak melakukan aktivitas Islami.
Sebagai manifestasi ciri-ciri pengorganisasian yang paling jelas dan perlu mendapat perhatian, adalah melalui dasar-dasar berikut:Bekerja keras, serius, gigih dan potensial dalam menjalankan seluruh tugas gerakan
(harakah)Manajemen yang rapi dan sistematik, serta disiplin yang tinggi ala militer.Petunjuk pelaksanaan kerja yang jelas.Pembagian tanggung jawab yang jelas bagi masing-masing pimpinan.Menentukan sistem komunikasi anggota dan pimpinan yang bertanggung jawab di
masing-masing peringkat kepemimpinan.Komitmen penuh dengan apa yang telah ditetapkan oleh jama’ah melalui pihak-pihak
yang bertanggung jawab terhadapnya.
Ketentuan, Ciri-Ciri, Prinsip Dasar, dan Sistem Gerakan Syarat mutlak yang harus ada dalam suatu gerakan bersama yang sistematik, ialah adanya rencana kerja, program dan aktivitas sesuai dengan manhaj (system) atau Anggaran Dasar yang telah digariskan oleh organisasi. Yang dimaksudkan dengan manhaj di sini ialah dasar atau polise yang hendak ditentukan dalam masalah-masalah:1. Dasar atau polise wasilah dakwah
Wasilah dakwah tidak boleh bertentangan dengan hukum Islam, karena Islam tidak membenarkan penggunaan kaidah yang salah dalam penerapan istilah “Tujuan menghalalkan cara”.
2. Menentukan strategi sesuai dengan tahap perjalanan dakwah atau marhalah dakwahTermasuk dalam kerangka tahapan perjalanan dakwah adalah mengambil sikap
bergerak secara rahasia atau secara terbuka. Persoalan ini tergantung pada kondisi dan situasi tempat pergerakan, di samping ada juga faktor sejauh mana kekuatan jama’ah dan sejauh mana ia berhasil mengembangkan pengaruhnya di kalangan umat, sebagai anggota, pendukung atau simpatisan.Menentukan bergerak secara rahasia merupakan keharusan, bahkan
kewajibanbagi suatu gerakan yang masih dalam taraf permulaan atau taraf pembentukan anggota jama’ah, atau dalam suatu kondisi di mana seluruh potensi dikerhakan untuk memperkuat posisi, merapikan manajemen oragnisasi, dan memperbanyak anggota jama’ah.
Masa bergerak secara rahasia ini tergantung kepada posisi, dan kewibawaan jama’ah serta kondisi di sekitar jama’ah dan organisasi.
Tidak ada ketentuan serta batas waktu bergerak secara rahasia.Yang dimaksudkan dengan kerahasiaan di sini ialah, hendaknya para anggota
jama’ah tidak memperkenalkan diri terhadap kedudukan mereka dalam organisasi secara terbuka. Selain itu salah satu ciri kerahasiaan adalah orang banyak atau anggota biasa tidak perlu mengenal siapa pimpinan yang bertanggung jawab yang selama ini tidak ada hubungan langsung dengan mereka.
3. Dasar Maudhu’ Dakwah (tema dakwah)Tema dakwah yang akan disampaikan ialah mengenai totalitas ajaran Islam. Materi dakwah kita adalah totalitas Islam itu sendiri yang mencakup semua aspek kehidupan manusia. Kita berkewajiban untuk menjelaskan hakikat Islam yang sebenarnya dan mengemukakan dalam bentuk yang luas, lengkap, di samping menekankan segi keimanan dan ibadat.
4. Menentukan metode pendekatan dakwah atau Kaifiyah DakwahDakwah Fardhiyah atau Pendekatan PribadiPenyampaian buku-bukuCeramah-ceramahBerkomunikasi dengan ahli ibadahAkhlak da’i
Ciri-Ciri Tujuan Perjuangan Gerakan Bersama Cita-cita gerkan Ikhwanul Muslimin ialah ingin mewujudkan apa-apa yang dituntut oleh Islam itu sendiri. Termasuk tujuan yang dikehendaki oleh Islam adalah:
Menegakkan pemerintahan Islam Mewujudkan sebuah masyarakat Islam
Melaksanakan hokum-hukum Allah Memperbaiki, membimbing ke arah hidayah dan menyelamatkan pribadi dari segala
kesesatan. Ancaman Yang Dapat Menghancurkan Organisasi1. Ancaman Eksternal
Perlawanan dari mayarajat yang fasiq, terutama dari kelompok pendukung kebatilan yang hendak melestarikan sistem thagut yang mereka dukung.
Untuk menjaga diri dari ancaman yang datang dari luar berdasarkan pada kerahasiaan bergerak, pengorganisasian, dan kerahasiaan dalam pimpinan.
2. Ancaman InternalYang dimaksudkan dengan ancaman internal di sini, ialah semua bentuk perpecahan;
krisis dalam organisasi dan gejala- gejala yang dapat mengakibatkan kehancuran yang bersumber dari dalam jama’ah itu sendiri.
Untuk mengamankan jama’ah dari hal ini terletak pada dua ketentuan utama yaitu: pertama, setiap perkataan yang diucapkan dan tindakan yang dilakukan oleh anggota yang bertentangan dengn prinsip-prinsip jama’ah dan menyalahi konsep dakwah Islamiyah serta bertentangan dengan konstitusi organisasi, dianggap salah dan anggota yang bersangkutan harus mempertanggungjawabkannya. Kedua, kedudukan seorang anggota menurut penilaian jma’ah didasarkan pada tingkat kemampuan pemahamannya.