gigi

Upload: safriansyah

Post on 29-Oct-2015

86 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hahahah

TRANSCRIPT

1BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGPertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang harus diperhatikan,khususnya pada pertumbuhan gigi permanen anak. Pada tahap pertumbuhan danperkembangan gigi, tidak sedikit ditemukan kasus pada anak yang mengalamigangguan erupsi gigi, hal ini dapat menyebabkan kelainan-kelainan padapertumbuhan gigi.Erupsi gigi merupakan proses pergerakan gigi dari bawah gingiva hinggamenembus gingiva, yang ditandai dengan adanya 1/3 mahkota gigi disekitar gingivadan biasanya diikuti dengan adanya pembengkakan dan rasa sakit di sekitar gingivapada gigi yang erupsi tersebut. Erupsi gigi geligi ini bertahap seiring denganbertambahnya umur. Erupsi gigi permanen pada anak ditandai dengan tumbuhnyagigi molar pertama pada rahang bawah diusia 6 - 7 tahun. Waktu erupsi gigipermanen pada tiap anak berbeda-beda dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,seperti faktor nutrisi, ras, genetik, hormonal, jenis kelamin, geografis, statusekonomi, serta budaya. Pada tahap erupsi gigi ini dapat terjadi gangguan erupsi gigi,misalnya terlambat atau cepatnya gigi permanen erupsi berdasarkan umur tiap anak,2hal ini dapat menyebabkan kelainan-kelainan pada tahap erupsi gigi permanen.Oleh karena itu, erupsi gigi permanen pada anak merupakan hal yang harusdiperhatikan.Status gizi merupakan status kesehatan tiap individu yang dukur dari tinggibadan dan berat badan berdasarkan umur. Status gizi dapat dibedakan menjadi dua,yaitu status gizi baik dan status gizi buruk. Status gizi dipengaruhi oleh asupannutrisi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.Berdasarkan penelitian dari Almonaitiene R, et al.1 di Lithuania, didapatkanbeberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dari gigi permanen padaanak, yaitu faktor genetik, jenis kelamin, nutrisi, status gizi, sosial-ekonomi, danhormonal.Pada anak-anak dengan status gizi yang baik, pertumbuhan dan perkembangangigi permanennya berjalan dengan normal, sedangkan pada anak-anak yangmengalami obesitas pertumbuhan dan perkembangan gigi permanennya cenderunglebih cepat dibandingkan dengan anak-anak yang status gizinya normal atau baik.Erupsi gigi permanen pada anak-anak obesitas rata-rata lebih cepat 1.2 - 1.5 tahunsebelumnya dari erupsi gigi permanen yang normal.1Selain itu, menurut penelitian Thomaz EBAF, et al.2 yang dilakukan di Bahia,diperoleh hasil kekurangan gizi kronik pada anak-anak usia dini dapat menyebabkantertundanya erupsi gigi, serta status gizi dapat dikaitkan dengan maloklusi gigi, yaitupada anak-anak yang menderita gizi buruk dapat menyebabkan perubahan spasialgigi pada rahang.Penelitian ini dilakukan di SDN Kompleks Sambung Jawa dan yang terletak diKecamatan Mamajang.3Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitianmengenai hubungan status gizi terhadap erupsi gigi permanen pada anak.Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui seberapa besar murid yanggigi permanennya telah erupsi dan adanya pengaruh gizi terhadap erupsi gigipermanen. Peneliti mengharapkan kelak penelitian ini dapat digunakan sebagaipertimbangan untuk mencegah masalah erupsi gigi permanen di usia dini.1.2 RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas makadirumuskan masalah sebagai berikut :Apakah ada hubungan status gizi terhadap erupsi gigi permanen pada anak?1.3 HIPOTESIS PENELITIANAda hubungan status gizi dengan erupsi gigi permanen.1.4 TUJUAN PENELITIANTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi terhadaperupsi gigi permanen pada anak.41.5 MANFAAT PENELITIANPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :1. Dapat memberikan informasi ilmiah mengenai berapa banyak murid usia6 7 tahun yang gigi permanennya telah erupsi di SDN Sambung Jawapada bulan Mei-Juni 2012 dan untuk mengetahui pengaruh status giziterhadap erupsi gigi permanen.2. Dapat mengetahui seberapa banyak murid dengan status gizi yang kurangbaik. Akhirnya dapat berdampak negatif pada pertumbuhan gigipermanen anak, kondisi ini akan menjadi bahan pertimbangan untukmerencanakan penyuluhan terutama mengenai kesehatan gigi.5BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 GIZI2.1.1 Pengertian GiziSecara singkat, istilah gizi (nutrisi) adalah berbagai proses dalam tubuhmakhluk hidup untuk menerima bahan-bahan dan menggunakan bahan-bahantersebut untuk menghasilkan pelbagai aktifitas penting dalam tubuh.6 Gizi diperolehdari asupan makanan yang dikonsumsi dan mengandung karohidrat, protein, lemak,vitamin dan mineral.7 Sedangkan, nutrien merupakan zat yang dicerna, diserap dandigunakan untuk kelangsungan fungsi dalam tubuh manusia.62.1.2 Status GiziStatus gizi disini dimaksudkan merupakan status kesehatan yang dihasilkanoleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien dari makanan yangdikonsumsi. Penilaian status gizi merupakan pengukuran didasarkan pada dataantropometri serta biokimia dan riwayat diet.6Status gizi seringkali dicerminkan oleh kesehatan umum seorang individu.5Status gizi pada individu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :6a. Gizi BaikGizi baik, atau nutrisi yang optimal, penting dalam meningkatkan kesehatan,mencegah penyakit, dan nenulihkan kesehatan setelah trauma atau sakit. Untukmendapatkan nutrisi optimal, seseorang harus memakan berbagai makanan yangmengandung karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air, dan serat dalam jumlah yangcukup.b. Gizi BurukGizi buruk, atau malnutrisi, adalah keadaan asupan gizi yang inadekuat atauberlebihan. Keadaan ini paling sering terjadi di anatara orang-orang yang hidupdalam kemiskinan-terutama mereka yang membutuhkan nutrisi lebih banyak, sepertipasien manula, ibu hamil, anak-anak, dan bayi.102.2 PENILAIAN STATUS GIZI2.2.1 Pengukuran AntropometriAda berbagai cara untuk menilai status gizi, salah satunya adalahpengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan istilah Antropometri.Antropometri telah lama dikenal sebagai indikator penilaian status gizi peroranganmaupun kelompok. Pengukuran antropometri dapat dilakukan oleh siapa saja denganhanya memerlukan latihan yang cepat dan sederhana.7Pengukuran antropometri ada dua tipe yaitu pertumbuhan dankomposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh massa tubuh yangbebas lemak. Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveian7kesehatan anak karena hampir setiap masalah yang berkaitan dalam fisiologis,interpersonal dan dominan sosial dapat memberikan efek yang buruk padapertumbuhan anak. Tahap-tahap pengukuran antropometri terdiri dari :1. Pengukuran berat badan dan tinggi badan berdasarkan umur2. Pengukuran lingkar kepala, lingkar lengan, dan lingkar dadadengan menggunakan pita pengukur yang tidak elastis. BakuNellhaus digunakan untuk lingkar kepala. Sedangkan lingkarlengan menggunakan baku dari Wolanski.3. Setelah dilakukan pengukuran di atas kemudian dinilai pada IndeksMassa tubuh (IMT). IMT telah digunakan secara luas, yaitu beratbadan (kg) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (m2).10 Perhitunganmenggunakan rumus BMI menghasilkan kriteria sebagai berikut :- Kurang dari 18.5 : Kurus- 18.5 22.9 : Normal- Lebih dari 22.9 : Digolongkan Obesitas.Kriteria tersebut merupakan kriteria indeks IMT untuk ukuranorang Asia.72.2.2 Pengukuran Metoda BroccaUntuk mengukur berat badan ideal dengan Metoda Brocca, dengancara :(Tinggi badan 100) 10% (Tinggi badan-100).8Batas status gizi yang diperbolehkan adalah 10% dari berat badan ideal. Bila 10% sudah kegemukan dan bila >20% maka sudah terjadiobesitas.92.2.2 Status Gizi Pada AnakBanyak faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi padaanak, disamping faktor kesediaan makanan dan cara mengelola makanan, juga faktoradanya penyakit yang dapat mempengaruhi tingkat absorbsi zat-zat makanan padaanak.52.3 GIZI DAN RONGGA MULUTNutrisi dibutuhkan pada setiap tahap kehidupan manusia untuk mencukupikebutuhan energi tubuh. Kecukupan nutrisi dalam tubuh dipengaruhi oleh caramengkonsumsi, jenis dan waktu pemberian makanan, yang kesemuanya akanberpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut.3Karbohidrat bahan utama pembentuk energi yang sangat diperlukanuntuk anak-anak saat usia pertumbuhan mempunyai pengaruh besar terhadappembentukan karies gigi biasa terdapat pada tepung-tepungan dan gula. Sebaliknyasumber karbohidrat yang banyak mengandung serat seperti pada buah dan sayurbermanfaat dalam membersihkan gigi dari plak dan karies.Kalsium merupakan bahan utama untuk pembentukan dentin dan emailgigi. Asupan kalsium yang kurang dalam perkembangan dan pertumbuhan tulang dan9gigi dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tulang dan gigi. Hal inijuga berkaitan dengan asupan fozfor. Magnesium juga mempunyai fungsi untukmencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium di email gigi. Sedangkanfluor berperan dalam proses mineralisasi dan pengerasan email gigi.12Pembentukan struktur gigi yang sehat dan sempurna didukung oleh gizi yangcukup, khususnya protein, kalsium, fosfat, dan vitamin C, serta vitamin D.Pertumbuhan dan perkembangan gigi dan mulut dipengaryhi zat gizi, baik secarasistematik, maupun secara lokal. secara ssistematik, zat gizi sangat berpengaruhterhadap kesehatan mulut dan gigi. Zat-zat gizi diperlukan oleh gigi dan jaringanperiodonsium secara terus-menerus selama hidup untuk memelihara keutuhannya.Pada tahap dini pertumbuhan gigi, proses ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaituCa, P, F, dan vitamin dalam diet.52.4 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GIGI2.4.1 Tahap Perkembangan GigiTidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama. tanda-tandapertama perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah anterior mandibulawaktu usia 5-6 minggu, sesudah terjadi tanda-tanda perkembangan gigi di daerahanterior maksila kemudian berlanjut ke arah posterior dari kedua rahang.Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. Dental laminaadalah suatu pita pipih yang terjadi karena penebalan jaringan epitel mulut(ektodermal) yang meluas sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila pada10tempat mana gigi-gigi akan muncul kemudian. Dental lamina tumbuh daripermukaan sampai dasar mesenhim.42.4.2 Tahap Kalsifikasi GigiKalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium anorganikselama pengendapan matriks. Kalsifikasi enamel dan dentin sangat sensitif padaperubahan-perubahan metabolik yang kecil pada anak-anak. Kalsifikasi jaringan initidak seragam tetapi sifatnya bervariasi selama perkembangan yang berbeda daripertumbuhan individu.Bila terjadi gangguan pada tahap kalsifikasi ini akan mengakibatkankelainan struktur jaringan keras gigi.42.4.3 Tahap Erupsi GigiPergerakan gigi ke arah rongga mulut dimulai ketika gigi masih di dalamtulang rahang. Erupsi merupakan proses yang dimulai terus-menerus segera setelahmahkota terbentuk. Pada saat yang sama, tulang rahang bertambah panjang dantinggi sehingga terdapat gerakan dari selutuh benih gigi susu ke arah permukaanoklusal. mahkota gigi yang telah terbentuk dalam bentuk dan ukuran tertentu tampakpenuh dan menumpuk ketika masih di dalam pertumbuhan tulang yang kecil.Gangguan-gangguan pada erupsi gigi lebih umum daripada gangguangangguanpada pembentukan dan kalsifikasi gigi dan biasanya disebabkan olehpencabutan yang belum pada waktunya (prematur) daripada gangguan endokrin ataugangguan karena tidak berfungsinya bagian yang lain.11a. Erupsi DiniKadang gigi insisivus satu bawah sebuah atau dua buah telah erupsi padasaat bayi dilahirkan. Gigi tersebut akan lepas sebelum gigi aslinya erupsi. Erupsi gigiyang dini umumbagi tipe anak yang kurus dan biasanya bersifat keturunan.b. Erupsi yang TerlambatDalam batas-batas normal gigi susu pertama mungkin tidak tampaksampai anak berusia 1 tahun. Selanjutnya erupsi yang terlambat memberi kesan suatugangguan sistemk dari nutrisi atau endokrin.42.4.4 Waktu Erupsi Gigi PermanenErupsi I1 I2 C P1 P2 M1 M2 M37-8 8-9 11-12 10-11 10-12 6-7 12-13 17-216-7 7-8 9-10 10-12 11-12 6-7 11-13 17-21Erupsi gigi geligi tetap biasanya menurut urutan sebagai berikut4:1. Gigi M1 atas dan bawah, dan gigi I12. Gigi I1 atas dan gigi I2 bawah3. Gigi I2 atas4. Gigi C bawah5. Gigi P1 atas6. Gigi P1 dan P2 atas127. Gigi C atas dan P2 bawah8. Gigi M2 bawah9. Gigi M2 atas10. Gigi M3 atas dan bawahWaktu erupsi gigi permanen lebih bervariasi daripada waktu erupsigigi susu dikarenakan faktor genetik dan lingkungan yang sama kuat.12Pada usia 6 7 tahun gigi permanen pertama mulai erupsi, yaitu gigiMolar pertama rahang bawah. Anak usia 6 7 tahun tidak mempunyai gigi permanenkaninus, premolar pertama, premolar kedua, dan molar kedua.142.4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erupsi GigiErupsi normal gigi permanen dalam rongga mulut terjadi selama rentangwaktu usia kronologis yang berbagai macam dan dapat dipengaruhi oleh sejumlahfaktor. Faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi faktor lokal dan faktor umum.a. GenetikBeberapa penulis menyatakan bahwa faktoe herebilitas lebihberpengaruh dalam perkembangan gigi serta erupsi gigi. Dalam penelitianlongitudinal dan cross-sectional dilaporkan terdapat perbedaan waktu antartumbuhnya gigi pada ras yang berbeda. Gigi permanen lebih dulu tumbuh pada rasanak-anak Afrika dan Afrika-Amerika daripada ras anak-anak Asia dan Kaukasia.Terdapat kelainan genetik tertentu yang dapat mempengaruhi erupsi gigi.Kelainan genetik tersebut dapat dibagi menjadi kelainan pada pembentukan emal13dan/atau kelainan pada pembentukan folikel email (misalnya, amelogenesisimperfecta, Hurlers Syndrom, mucopolysaccharidosis VI) dan kelainan padaaktivitas osteoclastic (misalnya, Cleidocranial dysplasia, osteopetrosis).b. Jenis KelaminTerdapat persamaan pendapat dalam penelitian pada pertumbuhan gigibahwa pertumbuhan gigi pada wanita lebih cepat dibandingkan dengan laki-laki.Terdapat perbedaan yang signifikan pada insisivus lateral dan caninus rahang atas,serta caninus rahang bawah. perbedaan waktu erupsi gigi rata-rata 4-6 bulan.Perbedaan erupsi paling sering pada caninus permanen. Lebih cepatnya erupsi gigipermanen pada wanita disebabkan karena adanya pematangan yang lebih awal.c. NutrisiMeskipun data pengaruh gizi terhadap pertumbuhan gigi permanenkurang, tetapi terdapat bukti bahwa kekurangan gizi kronis pada anak-anak dalamwaktu yang lama dapat menyebabkan erupsi gigi tertunda. Meskipun pada satupenelitian melaporkan bahwa bahwa gigi molar dan insisivus permanen lebih cepaterupsi pada kelompok anak usia 6 tahun yang mengalami kekurangan proteinmalnutrisipada usia dini. tetapi kurangnya sampel dan tidak adanya laporan statusgizi pada pemeriksaan.1 Peran protein dalam menunjang pertumbuhan tubuh danberbagai jaringan termasuk pertumbuhan jaringarn tulang seperti mandibula sangatpenting. Kekurangan protein atau yang biasa disebut defisiensi protein juga dapatmempengaruhi dimensi panjang mandibula.1314d. Faktor Sosial-EkonomiDalam sejumlah penelitian telah ditemukan bahwa anak-anak dari latarbelakang sosial-ekonomi yang lebih menunjukkan pertumbuhan gigi yang lebih awaldaripada anak-anak dari latar belakang sosial-ekonomi yang rendah. Doperkirakanbahwa anak-anak dari sosial-ekonomi yang lebih tinggi mendapatkan perawatankesehatan yang lebih baik, gizi dan faktor yang mempengaruhi perkembangan awalgigi.e. Tinggi Badan dan Berat BadanSebuah hubungan positif antara tinggi badan dan berat badan terhadappertumbuhan gigi telah diteliti sebelumnya. Anak-anak yang lebih tinggi dan lebihberat pertumbuhan giginya lebih cepat. Penelitian tentang obesitas anak-anak danpertumbuhan gigi juga menunjukkan sebuah hubungan. Anak-anak yang mengalamiobesitas lebih cenderung cepat pertumbuhan giginya, rata-rata pertumbuhan giginyalebih cepat 1.2 1.5 tahun sebelumnya dibandingkan dengan anak-anak dengan beratbadan yang normal.f. HormonGangguan kelenjar endokrin biasanya memiliki efek yang mendalampada tubuh, termasuk gigi. Pertumbuhan gigi yang cepat telah diteliti dan berkaitandengan sekresi androgen adrenal yang meningkat, sedangkan efek dari kelebihanpertumbuhan hormon pada pertumbuhan gigi kurang dijelaskan.1152.5 GIZI DAN PERTUMBUHAN GIGIAgar nutrisinya cukup, seseorang harus mendapat beberapa zat gizi pentingkarbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Salah satu moneral yangbermanfaat untuk kesehatan gigi adalah fluoride. Fluorida dan karies gigi adalah duamasalah potrnsial yang berkaitan dengan nutrisi yang dapat mempengaruhi kesehatangigi. Fluorida tergabung ke dalam gigi yang sedang terbentuk, termasuk di tahaptahapawal perkemangan.10 Sedangkan adapun pengaruh gizi terhadap tulang yangjuga dapat berdampak secara tidak langsung terhadap gigi, yaitu kalsium. Kalsuimadalah mineral yang yang berperan penting di sepanjang kehidupan. Asupan kalsiumyang adekuat dapat mencegah hipertensi dan kanker kolon, serta memperlambat lajupegeroposan tulang.1016BAB IIIKERANGKA KONSEPKet : variabel yang dihitungvariabel yang tidak dihitungAnakGenetikErupsi GigiPermanenTinggi dan berat badanTingkat konsumsi makananbergiziStatus Gizi Sosial ekonomiUmurRasHormonJenis kelamin17BAB IVMETODE PENELITIAN4.1 DESAIN PENELITIANDesain penelitian yang dilakukan adalah penelitian observational.4.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIANPenelitian ini dilakukan di SDN Kompleks Sambung Jawa KecamatanMamajang. Dan akan dilakukan pada bulan Mei Juni 2012.4.3 SAMPEL DAN BESAR SAMPEL4.3.1 Sampel :Sampel yang akan digunakan adalah anak-anak usia 6-7 tahun yang gigipermanen M1 rahang bawahnya telah erupsi dan bersekolah di SDN KompleksSambung Jawa.4.3.2 Besar Sampel :Sampel yang akan digunakan berjumlah 60 anak.244.4 METODE PENGAMBILAN SAMPELMetode pengambilan sampel yang digunakan adalah consequtive sampling.4.5 IDENTIFIKASI VARIABELVariabel yang berkaitan pada penelitian ini adalah :4.5.1 Variabel Menurut Fungsi Variabel independent :Status gizi pada anak Variabel dependent :Erupsi gigi permanen pada anak4.5.2 Variabel Menurut Skala Pengukurannya Variabel independen : Status GiziSkala Pengukuran : Skala Ordinal Variabel dependen : Erupsi Gigi PermanenSkala Pengukuran : Skala Ordinal4.5.3 Variabel Terkendali Umur Jenis kelamin4.5.4 Variabel Tidak Terkendali Berat badan dan tinggi badan Gigi Permanen yang telah erupsi254.6 Definisi Operasional4.6.1 Gizi adalah segala asupan yang diperlukan agar tubuh menjadi sehatdan diperoleh dari asupan makanan yang mengandung karbohidrat,protein, lemak, vitamin dan karbohidrat.4.6.2 Status gizi merupakan status kesehatan tiap individu yang dukur daritinggi badan dan berat badan berdasarkan kriteria IMT (Indeks MassaTubuh). Dibedakan menjadi status gizi baik dan status gizi buruk.4.6.3 Erupsi gigi merupakan proses pergerakan gigi dari bawah gingivahingga menembus gingiva, yang ditandai dengan adanya 1/3 mahkotagigi disekitar gingiva dan biasanya diikuti dengan adanyapembengkakan dan rasa sakit di sekitar gingiva pada gigi yang erupsitersebut.4.6.3 Erupsi gigi permanen M1 merupakan proses pertumbuhan gigi M1rahang bawah pada usia 6 7 tahun dilihat dari mulai adanya tandaputih pada gingiva hingga gigi muncul dengan 1/3 mahkota gigi padapermukaan rongga mulut.4.6.4 Gigi permanen M1 rahang bawah belum erupsi jika tidak adanya tandaputih atau mahkota gigi M1 di sekitar permukaaan gingival.4.6.5 Erupsi sempurna gigi permanen M1 ditandai dengan adanya gigipermanen M1 rahang bawah yang mahkotanya telah tumbuh dengansempurna.4.6.6 Sangat Kurus merupakan kategori dengan status gizi kurang yangdiperoleh dari perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) >17.0.264.6.7 Kurus merupakan kategori dengan status gizi kurang yang diperolehdari perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) 17.0 18.5.4.6.8 Normal merupakan kategori dengan status gizi kurang yang diperolehdari perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) >18.5 25.0.4.6.9 Kelebihan merupakan kategori dengan status gizi kurang yangdiperoleh dari perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) 25.0 27.0.4.6.10 Gemuk merupakan kategori dengan status gizi kurang yang diperolehdari perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) 27.0 28.0.4.6.11 Sangat Gemuk merupakan kategori dengan status gizi kurang yangdiperoleh dari perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) 0.05: not significantTabel 5.2 memperlihatkan hubungan pola konsumsi beberapa makananbergizi, yaitu sayur, buah, dan susu terhadap erupsi gigi permanen pada anak. PadaTabel 5.2 terlihat bahwa siswa-siswa SDN Kompleks Sambung Jawa dan MI YaspiSambung Jawa cenderung lebih sering meminum susu daripada memakan buah dansayur dengan jumlah 54 anak (90%) dari pada memakan sayur dengan jumlah 44anak (73.3%) dan buah dengan jumlah 44 anak (73.3%). Hasil uji statistikmenunjukkan nilai p=0.004 (p0.05) pada pola konsumsi sayur, artinya bahwaterdapat hubungan antara mengkonsumsi sayur-sayuran terhadap erupsi gigi27permanen pada anak. Akan tetapi hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0.159(p>0.05), untuk pola konsumsi buah dan nilai p=0.739 (p>0.05), untuk polakonsumsi susu, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap polakonsumsi buah dan susu dengan erupsi gigi permanen pada anak.TABEL 5.3 Distribusi erupsi gigi permanen pada anak berdasarkan jenis kelamin diSDN Kompleks Sambung Jawa Kecamatan Mamajang pada tanggal 28 Mei sampai31 Juni 2012Jenis KelaminErupsi gigi PermanenTotalYa TidakLaki-laki 27 (45%) 3 (15%) 30 (100%)Perempuan 28 (46.7%) 2 (6.7%) 30 (100%)Total 55 (91.7%) 5 (8.3%) 60 (100%)Pada Tabel 5.3 memperlihatkan hasil penelitian mengenai distribusi jenis kelaminterhadap erupsi gigi permanen pada anak, erupsi gigi permanen lebih seringditemukan pada anak perempuan (46.7%), kemudian diikuti dengan anak laki-laki(45%).29BAB VIPEMBAHASANPada umumnya, erupsi normal gigi permanen dalam rongga mulut terjadiselama rentang waktu usia kronologis yang berbagai macam dan dapat dipengaruhioleh sejumlah faktor. Faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi faktor lokal danfaktor umum, yaitu genetik, jenis kelamin, nutrisi, faktor sosial-ekonomi, tinggibadan dan berat badan, serta hormon.2 Penentuan status gizi sangat dipengaruh olehasupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Anak-anak dengan asupan makananyang cukup dengan gizi seimbang akan memiliki kesehatan umum yang baik, karenazat-zat gizi yang diperlukan seperti karbohidrat, protein, kalsium, fosfor, magnesiumdapat tercukupi. Untuk masyarakat dengan status ekonomi menengah ke bawahterkadang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi yang cukupsehingga hal itu sangat mempengaruhi kondisi kesehatannya.15 Dalam penelitianyang dilakukan di SDN Kompleks Sambung Jawa, maka dapat diketahui seberapabesar pengaruh gizi terhadap pertumbuhan gigi permanen pada anak.Berdasarkan pengamatan pada SDN Kompleks Sambung Jawa KecamatanMamajang, cukup banyak ditemukan anak-anak yang gigi permanennya telahtumbuh. Selain itu, ditemukan juga anak-anak dengan kondisi gizi yang kurang baik.Sehingga, peneliti melakukan penelitian berdasarkan berat dan tinggi badan,29pertumbuan gigi permanen, serta konsumsi makanan yang bergizi sesuai umur padaanak.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa didapatkan sebagian besar anakyang gigi permanennya telah tumbuh mempunyai tinggi badan dan berat badan yangideal sesuai umurnya. Penelitian yang dilakukan oleh Almonaitiene R, Balciuniene I,dan Tulkuviene J1 di kawasan Lithuania,` menunjukkan hasil yang mendukung hasilyang didapat pada penelitian ini, karena, mereka menyebutkan bahwa salah satufaktor yang dapat mempengaruhi erupsi gigi permanen adalah asupan gizi dan statusgizi pada anak. Selain itu, waktu erupsi gigi permanen lebih bervariasi daripadawaktu erupsi gigi susu.Penelitian yang dilakukan oleh Irayani S12. di SD Inpres Makassar,menununjukkan hasil yang mendukung hasil yang didapatkan mengenai status gizibaik terhadap erupsi gigi permanen pada penelitian ini, karena disebutkan bahwaterdapat hubungan antara status gizi dengan status erupsi gigi Molar pertamapermanen untuk anak-anak yang status gizi kurang yaitu berat badan kurang darianak seusianya mengalami keterlambatan erupsi gigi dan tulang.Adapun dari hasil penelitian yang didapatkan gigi permanen M1 kanan bawahlebih banyak erupsi sempurna dibandingkan dengan gigi permanen M1 rahang kiribawah, hasil penelitian ini diperoleh pula oleh Gaur R, Saini K, Boparai G, et all16,yang meneliti di daerah Rajput, India. Dijelaskan dalam penelitian tersebut bahwa dibeberapa populasi yang telah diteliti, gigi geligi rahang bawah lebih cepat erupsidibandingkan dengan gigi geligi rahang atas, serta aanya perbedaan waktu erupsi gigigeligi di daerah kanan dan kiri pada rahang atas maupun rahang kiri.30Erupsi gigi permanen yang cepat juga lebih banyak ditemukan pada anakperempuan. Hal ini mungkin sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan olehAlmonaitiene R, Balciuniene I, dan Tulkuviene J1 di Lithuania, yang menyatakanbahwa pertumbuhan gigi pada wanita lebih cepat dibandingkan dengan laki-laki.Selain itu, perbedaan waktu erupsi gigi permanen di beberapa wilayah dipengaruhioleh banyak hal, misalnya faktor genetic, faktor lingkungan, seperti status sosialekonomidan nutrisi, serta iklim. Ditemukan juga bahwa waktu erupsi gigi permanenbervariasi diantara kelompok ras, hal ini dilaporkan dalam penelitian yang dilakukanoleh Khan N17.Dari hasil pengamatan juga didapat beberapa anak dengan status gizi gemukmengalami kerusakan gigi akibat karies, hal ini didukung dengan penelitian yangdilakukan oleh Irayani S12, di SD Inpres Makassar, menunjukkan bahwa pada anakdengan resiko kegemukan, kerusakan gigiginya akan lebih cepat dialami karenamengkonsumsi makanan yang mengandung gula yang merupakan makanankariogenik. Selain itu, pada anak yang berstatus gizi di bawah ideal, memilikimasalah dengan maloklusi gigi. Hal ini didukung oleh penelitian dari ThomazEBAF8 menyatakan bahwa status gizi dapat dikaitkan dengan maloklusi karenaadanya perubahan dalam pengaturan spasial gigi pada rahang.Berdasarkan studi cross-sectional yang dilakukan oleh Alvarez O. J18 yangmengamati hubungan malnutrisi atau status gizi buruk pada antara dengan karies gigididapatkan hasil penelitian bahwa malnutisi pada anak tidak hanya dapatmenghambat erupsi gigi dan mempengaruhi peningkatan karies gigi, tetapi juga31terkait dengan tingginya angka kehilangan gigi pada gigi decidui maupun gigipermanen.Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pola konsumsi makananbergizi mempengaruhi status gizi anak sehingga dapat mempengaruhi pula erupsigigi permanen pada anak. Hal ini dapat dilihat melalui pengamatan pola konsumsimakanan pada siswa SDN Sambung Jawa, hasil pengamatan ini didukung olehpengamatan yang dilakukan oleh Puspitawati R, Amalia P.Y. A, Kusmaryani TA, ettall13, mereka menyebutkan bahwa defisiensi protein dapat menyebabkanpertumbuhan tubuh dan berbagai jaringan termasuk pertumbuhan tulang mandibuladan gigi dapat mengalami keterhambatan.Malnutrisi atau status gizi kurang juga disebutkan berdampak padapertumbuhan tulang tengkorak, hal ini disebutkan pada hasil penelitian yangdilakukan oleh Alvarez O. J dan Navia M. J19, selain itu juga disebutkan bahwa padakenyataannya keterlambatan erupsi gigi juga berhubungan dengan kelainan genetikapada perawakan pendek (cebol).Untuk status sosial walaupun kurang telihat adanya perbedaan yangsignifikan pada erupsi gigi permanennya, tetapi lebih terlihat pada kerusakan gigiakibat karies, hasil ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurlindah Hdan Mughny R.15 di SD Islam Athirah dan SD Bangkala III menunjukkan hasil yangmendukung dalam penelitian ini, karena diseebutkan bahwa status sosial ekonomiyang tinggi beresiko rendah terkena karies gigi, sedangkan pada status socialekonomi yang rendah memiliki resiko yang tinggi tekena karies.32Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa status gizi, pola konsumsi makananbergizi. dan faktor lainnya seperti jenis kelamin dapat mempengaruhi erupsi gigipermanen pada anak. Dari beberapa anak yang diteliti, sebagian besar anak yangmempunyai status gizi rendah erupsi gigi permanennya terlambat. Hal ini mungkindisebabkan oleh kurangnya asupan gizi dan kurangnya pengetahuan orang tuatentang makanan yang bergizi untuk anaknya. Serta umumnya anak-anak kurangmemperhatikan makanan dan kesehatan giginya.33BAB VIIPENUTUP7.1 SIMPULANDari pembahasan hasil penelitian ini dapat disimpulkan :1. Dari beberapa anak yang diteliti saat penelitian sebagian besar anak yanggigi permanennya telah erupsi memiliki status gizi yang baik.2. Erupsi gigi permanen lebih cepat dialami oleh anak perempuandibandingkan dengan anak laki-laki. Selain itu, juga pada anak-anak denganstatus gizi yang berlebih (obesitas).3. Hasil penelitian menunjukkan pada anak-anak dengan status gizi buruk,pertumbuhan gigi permanennya lebih lambat dibandingkan dengan anakanakyang mempunyai status gizi baik.4. Hasil penelitian juga menunjukkan kurangnya mengkonsumsi makananbegizi pada anak-anak yang memiliki status gizi buruk.347.2 SARANHal yang dapat penulis sarankan setelah melakukan penelitian yaitu :1. Disarankan untuk mahasiswa dan para dokter gigi Fakultas KedokteranGigi UNHAS agar lebih banyak lagi mensosialisasikan kepada masyarakatmengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi pada anak untukmeningkatkan kualitas hidup melalui makan makanan yang bergizi. Karenaternyata masih kurang orang tua yang peduli terhadap kesehatan gigi danmulutnya serta pada anak-anaknya.2. Disarankan pada pemerintah melalui Departemen Kesehatan dan DinasKesehatan Pemerintah, agar lebih memperhatikan masalah gizi buruk padaanak yang semakin tinggi.3. Apabila diadakan penelitian yang lebih mendalam berhubungan denganstatus gizi terhadap erupsi gigi disarankan untuk meneliti hubungan denganstatus gizi terhadap maloklusi gigi.35DAFTAR PUSTAKA1. Almonaitiene R, Balciuniene I, Tulkaviene J. Factors influencingpermanent tooth eruption. Stomatologija Baltic Dental and MaxillofacialJournal 2010;(12):67-72.2. Thomaz EBAF, Cangussu MCT, da Silva AAM, Assis AMO. Ismalnutrition associated with crowding in permanent dentition?. Int. J.Environ. Res. Public Health 2010;(8):3531-41.3. Amalia, Rosa. Manajemen nasehat nutrisi dalam praktek dokter gigi.Dentofacial 2011 Feb;(10):55-59.4. Itjiningsih, WH. Anatomi gigi. Jakarta:EGC. 1991,pp.214-5; 219; 233-6.5. Asmawati, Pasolon FA. Analisis hubungan karies gigi dan status gizianak usia 10-11 tahun di SD Athirah, SDN 1 Bawakaraeng dan SDN 3Bangkala. Dentofacial 2007 Oct;(6):78-84.6. Atmosukarto K, Rahmawati M. Mencegah penyakit degeneratif denganmakanan. Cermin Dunia Kedokteran 2003;(140):41-45.7. Hermaduanti N, Kusumadewi S. Sistem pendukung keputusan berbasissms untuk menentukan status gizi dengan metode k-nearest neighbour.Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2008 Jun;49-56.8. Thomas, Johan KW, Henhy. Sistem pengukur berat dan tinggi badanmenggunakan mikrokontoroler AT89S51. TESLA 2008 Oct;2(10):79-84.369. B. Narendra, Moersintowarti. Pengukuran Antropometri PadaPentimpangan Tumbuh Kembang Anak. Surabaya:2005 : [internet].Available from: URL: www.pediatrik.com/pkb/20060220-873im2-pkb.pdf. Accessed Nov 26th, 2011.10. Ilmu gizi menjadi sangat mudah 2nd ed. In: Nugroho dr. AW, Santoso dr.Niko. Jakarta:EGC; 2007.pp. 75; 95; 100-1.11. Suri L, Gagari E, Vastardis H. Delayed factor eruption : pathogenesis,diagnosis, and treatmen. a literature review. American Journal odOrthodontic and Dentofacial Orthodontic 2004;(126):432-45.12. Iriyani, Surya. Hubungan antara indeks massa tubuh dengan erupsi gigimolar pertama permanen rahang atas dan rahang bawah anak umur 6 7tahun di SD Inpres Perumnas II Makassar tahun 2009. Media KesehatanGigi 2010 Mei:(1):24-27.13. Puspitawati R, Amalia PY A, Kusmaryani TS, Suniarti DF, Gultom FP.Pengaruh defisiensi protein paskanatal selama 4 minggu terhadap panjangdan tinggi mandibula anak tikus. Indonesian Journal Of Dentistry2009:(1):41-45.14. Indriati, Etty. Permanent tooth eruption in Javanese children. BerkalaIlmu Kedokteran 2001:(33):237-248.15. Hamrun N, Rathi M. Perbandingan status gizidan karies gigi pada muridSD Islam Athirah dan SD III Bangkala Makassar. Dentofacial 2009Apr:(8):27-34.3716. Gaur R, Saini K, Boparai G, Kumar S, Airi R. Growth, oral hygiene andemergence of permanent dentition among 5-14 year old Rajput Childrenof Solan District of Himachal Pradesh. Original Scientific Paper 2012Januari:(1):84-99.17. Khan, N. Eruption time of permanent teeth in Pakistani children. Iranian JPubl Health 2011: Sept(40):63-73.18. Alvarez O. Jose. Nutrition, tooth development, and dental caries. TheAmerican Journal Of Clinical Nutrition 1995:(65):410S-16S.19. Alvarez O. Jose dan Navia M. Juan. Nutritional status, tooth eruption, anddental caries. . The American Journal Of Clinical Nutrition1995:(49):417-26.