gizi bumil

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Status Gizi Ibu Hamil a. Pengertian Status gizi Status Gizi adalah Keadaan tubuh seseorang sebagai akibat penggunaan makanan zat gizi oleh tubuh (Sufiati, 2008). Status Gizi adalah keadaan tubuh seseorang sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, baik dan lebih (Almatsier, 2001). Status gizi adalah ekspresi dalam keadaan seimbang dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujutan dari nutrient dalam benruk variabei tertentu (Supariasa, 2001). b. Faktor yang mempengaruhi status gizi Status gizi ibu hamil di pengaruhi terhadap faktor resiko, diet, pengukuran antropometrik dan biokimia. Penilaian tentang asupan pangan dapat di peroleh melalui ingatan 24 jam (Arisman, 2004, p.8). Maka gizi ibu yang kurang baik perlu di perbaiki keadaan gizinya atau yang obesitas mendekati yang normal, yang di lakukan sebelum hamil. Sehingga mereka mempunyai kesempatan lebih besar untuk mendapatkan bayi yang sehat, serta untuk mempertahankan kesehatannya sendiri 8

Upload: bryan-larson

Post on 26-Nov-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gizi Bumil

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Status Gizi Ibu Hamil

a. Pengertian Status gizi

Status Gizi adalah Keadaan tubuh seseorang sebagai akibat

penggunaan makanan zat gizi oleh tubuh (Sufiati, 2008).

Status Gizi adalah keadaan tubuh seseorang sebagai akibat

konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara

status gizi buruk, baik dan lebih (Almatsier, 2001).

Status gizi adalah ekspresi dalam keadaan seimbang dalam

bentuk variabel tertentu, atau perwujutan dari nutrient dalam benruk

variabei tertentu (Supariasa, 2001).

b. Faktor yang mempengaruhi status gizi

Status gizi ibu hamil di pengaruhi terhadap faktor resiko, diet,

pengukuran antropometrik dan biokimia. Penilaian tentang asupan

pangan dapat di peroleh melalui ingatan 24 jam (Arisman, 2004, p.8).

Maka gizi ibu yang kurang baik perlu di perbaiki keadaan gizinya atau

yang obesitas mendekati yang normal, yang di lakukan sebelum hamil.

Sehingga mereka mempunyai kesempatan lebih besar untuk

mendapatkan bayi yang sehat, serta untuk mempertahankan

kesehatannya sendiri

8

Page 2: Gizi Bumil

9

Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh (disamping faktor

genetis) status gizi janin. Status gizi janin ditentukan antara lain oleh

status gizi ibu pada waktu melahirkan dan keadaan ini dipengaruhi

pula oleh status gizi ibu pada waktu konsepsi. Status gizi ibu sewaktu

konsepsi dipengaruhi oleh:

1) Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil

2) Keadaan kesehatan dan gizi ibu

3) Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak yang pertama

4) Paritas dan usia kehamilan pertama.

Status gizi pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan

kesehatan dan status gizi waktu konsepsi, juga berdasarkan keadaan

sosial dan ekonomi waktu hamil, derajat pekerjaan fisik, asupan

pangan, dan pemah tidaknya terjangkit penyakit infeksi.

Status gizi ibu akan mempengaruhi status gizi janin dan berat

lahir. Penilaian status gizi dan perubahan fisiologis selama hamil dapat

digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan janin, misalnya

berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan berat badan

yang tidak adekuat (Arisman, 2004,pp. 8-9). (Iihat skema2.1)

Page 3: Gizi Bumil

10

Skema faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil

Skema 2.1 faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil Sumber Ariaman, 2001

Status sosek ibu sebelum hamil

Status gizi dan kesehatan ibu

Jarak kelahiran

Partus Usia hamil pertama

Status gizi ibu ketika konsepsi

Status gizi ibu sebelum hamil

Pekerjaan fisik

Makanan Penyakit infeksi

Status kesehatan

Status gizi ketika melahirkan

Status gizi janin

Berat lahir GEN

Page 4: Gizi Bumil

11

c. Hubungan Status Gizi Ibu Hamil

Dari hasil pengamatan ada hubungan yang kuat antara keadaan

gizi ibu sebelum hamil dengan berat bayi yang dilahirkan, sedangkan

berat bayi lahir merupakan indikasi yang potensial untuk status

kesehatan bayi nantinya. Bayi dengan berat badan lahir kurang dari

2500 gram mempunyai kesempatan tinggi secara statistik untuk

mendapatkan penyakit atau meninggal pada awal kehidupannya. Pada

tubuh ibu yang kurang gizi tidak dapat membentuk plasenta yang

sehat, yang cukup menyimpan zat-zat gizi untuk janin selama

pertumbuhannya. Maka gizi ibu yang kurang baik perlu diperbaiki

keadaan gizinya atau yang obesitas menjadi mendekati normal, yang

dilakukan sebelum hamil. Sehingga mereka mempunyai kesempatan

lebih besar untuk mendapatkan bayi yang sehat, serta untuk

mempertahankan kesehatannya sendiri (Soetjaningsih, 2000, pp.132-

133).

Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin

dalam kandungan, apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum

kehamilan atau pada saat kehamilan akan menyebabkan berat badan

lahir rendah (BBLR). Disamping itu akan mengakibatkan terlambatnya

pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir

mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya. Kondisi anak yang terlahir

dari ibu yang kekurangan gizi dan hidup dalam lingkungan yang

miskin akan menghasilkan generasi kekurangan gizi dan mudah

Page 5: Gizi Bumil

12

terkena penyakit infeksi. Keadaan ini biasanya ditandai dengan berat

dan tinggi badan yang kurang optimal (Supariasa, 2001, p.29).

d. Kebutuhan gizi ibu hamil

Kebutuhan gizi ibu hamil menurut Arisman (2004, p. 13)

adalah:

Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin,

mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin serta

plasenta.

1) Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan

tubuh tetapi bukan lemak.

2) Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat

badan selama hamil.

3) Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk

memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga

dapat menjalani kehamilan dengan amal dan berhasil, melahirkan

bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik.

4) Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi

yang tidak diinginkan seperti mual dan muntah.

5) Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang

terjadi selama kehamilan misalnya diabetes militus, hipertensi, dll.

6) Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan

kebiasaan makan yang baik (gizi seimbang).

Page 6: Gizi Bumil

13

Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan

tambahan, namun yang sering kali menjadi kekurangan adalah energi

protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium. Kebutuhan

energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 84.000

kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini perlu tambahan

ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil.

Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan yang beraneka

ragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan

dilengkapi oleh zat gizi dari makanan lainnya. Dibawah ini table

Angka Kecukupan Gizi (AKG) perorang/hari yang dianjurkan bagi ibu

hamil.

Angka Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata yang dianjurkan

perorang/hari khusus ibu hamil.

Zat Gizi

Wanita tidak hamil umur 20- 45 tahun

Ibu Hamil

Energi (Kal) 1900 2300 Protein (gr) 50 67 Vitamin A (RE) 500 800 Vitamin D (ug) 5 5 VitaminE (ug) 15 15 Vitamin K (ug) 55 55 Tiamin (mg) 1 1,3 Riboflavin (mg) 1,1 1,4 Niasin(mg) 14 18 Vitamin B 12 (ug) 2,4 2,6 Asam folat (ug) 400 600 Piridoksin (mg) 1,3 1,7

Page 7: Gizi Bumil

14

Vitamin C (mg) 75 85 Kalsium (mg) 800 950 Fosfor (mg) 600 600 Besi (mg) 26,0 26,0 Seng (mg) 9,8 11,5 lodium (ug) 150 200 Selenium (ug) 30 35

Tabel 2.2 Angka Kecakupan Gizi yang Dianjurkan (per orang per hari) Sumber: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII Tahun 2004

Berdasarkan AKG perorang/perhari tersebut, selanjutnya dapat

disederhanakan dalam bentuk bahan makanan dengan memakai ukuran

rumah tangga sebagai berikut:

Angka Kecakupan Gizi yang Dianjurkan (per orang per hari)

Menurut Ukuran Rumah Tangga (URT)

Ibu Hamil

Nasi/jagung/ubi 4-5 piring

Lauk Hewani 3 -4 potong

Lauk Nabati 2-3 potong

Sayuran 2-3 mangkok

Buah-buahan 3 potong

Tabel 2.3 Angka Kecakupan Gizi yang Dianjurkan (per orang per hari) Menurut Ukuran Rumah Tangga (URT)

e. Pengaruh keadaan gizi terhadap proses kehamilan

Pengaruh gizi terhadap proses kehamilan dapat mempengaruhi

status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan.

Page 8: Gizi Bumil

15

1) Gizi pra hamil (Prenatal).

Konsep perinatal menjamin bahwa ibu dalam status gizi baik untuk

terjadinya konsepsi selama masa kehamilan, bekerja dan setelah

melahirkan mengalami sedikit komplikasi kehamilan, sedikit bayi

premature dan ibu yang sehat menghasilkan bayi yang sehat.

2) Gizi Pranatal

Wanita yang diitnya kurang atau sangat kurang selama hamil

mempunyai kemungkinan besar bayi yang tidak sehat seperti

premature, gangguan kongenital, bayi lahir mati. Wanita hamil

kurang gizi kemungkinan akan melahirkan bayi yang premature

dan kecil.

f. Akibat kekurangan gizi pada ibu hamil

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan

menimbulkan masalah, baik pada ibu, janin dan terhadap proses

persalinan yaitu:

1) Terhadap ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan

komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat

badan ibu tidak bertambah secara normal dan mudah

terkena infeksi.

2) Terhadap persalinan

Pengaruh gizi terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan

Page 9: Gizi Bumil

16

sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelah

persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung

meningkat.

3) Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi

proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan

keguguran, abortus pada bayi, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra

partum (mati dalam kandungan), bayi lahir dengan berat

badan lahir rendah (BBLR).

g. Kenaikan Berat Badan

Kenaikan berat badan pada ibu hamil sangat bervariasi,

berkisar antara 11-16 kg untuk negara yang maju. Berdasarkan buku

pegangan untuk petugas kesehatan "Gizi Ibu Hamil dan Menyusui

(Depkes RI,1992)", di sebutkan bahwa kenaikan berat badan untuk ibu

hamil adalah 10-12,5kg. Dengan pola kenaikan 700-1400 g dalam

trimester 1 dan 340-400 g per minggu dalam trimester II dan III.

Kenaikan tersebut karena selama hamil terjadi perubahan-perubahan

antara lain:

1) Minggu pertama (2 minggu) setelah konsepsi, terjadi proliferasi

dari sel-sel dengan cepat, plasenta terbentuk. Pada tahap ini belum

diperlukan suplementasi zat gizi khusus.

Page 10: Gizi Bumil

17

2) Minggu ke 2-8, sebagian besar organ-organ mulai terbentuk,

seperti: jantung, ginjal, paru-paru, hati dan rangka. Dari penelitian

pada hewan bila pada tahap ini ada defisiensi vit.A, ribovlafin,

vit.B6, vit.B12, atau asam folat, akan terjadi kelainan bawaan. Pada

tahap ini diperlukan suplementasi dalam dalam bentuk vitamin dan

mineral untuk menghindari defisiensi yang dapat mengakibatkan

cacat bawaan.

Pertambahan juga terjadi karena beberapa perubahan yaitu

(Soetjiningsih, 1997, p. 136) :

a) Janin 3.400 gram

b) Plasenta dan cairan(amnion) 1.350 gram

c) Darah 1.240 gram

d) Cairan ekstra seluler 1.200 gram

e) Lemak (cadangan ibu) 4.000 gram

f) Lain-Lain (uterus-payudara) 1,3 00 gram

Penambahan berat badan pada trimester sebenarnya

lebih penting dari pada secara keseluruhan. Kenaikan pada

trimester pertama hanya sedikit, sedangkan pada trimester ke

II dan III kenaikan terjadi relatif lebih besar. Bila pola ini

terbalik maka pengawasan perlu di perketat, dikhawatirkan

akan timbul kelainan misalnya: preeklamsi atau BBLR (Berat

Badan Lahir Rendah) walaupun demikian seseorang ibu

hamil bila kenaikan berat badan pada trimester I terlalu

Page 11: Gizi Bumil

18

tinggi, tidak dapat dilakukan diit yang ketat dengan tujuan

menurunkan berat badan pada trimester selanjutnya,

karenakan menurunkan glukosa darah. Dalam keadaan

tersebut janin juga akan kekurangan glukosa, karena janin

belum dapat mensintesa glikogen dari lemak (Soetjiningsih, 1997, p.

136).

Perkiraan kenaikan berat badan dalam keadaan hamil:

a) Kehamilan l0 minggu naik 0,9kg

b) Kehamilan 20 minggu naik 5 kg

c) Kehamilan 30 minggu naik 9 kg

d) Kehamilan 40 minggu naik 11-12 kg

h. Cara penilaian status gizi ibu hamil

Penilaian status gizi merupakan proses pemeriksaan keadaan

gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting baik yang

bersifat subjektif maupun yang bersifat objektif. Sedangkan status gizi

janin ditentukan antara status gizi ibu sebelum dan selama dalam

kehamilan dan keadaan ini dipengaruhi oleh status gizi ibu sewaktu

konsepsi dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan

dan gizi ibu, paritas dan jarak kehamilan jika yang dikandung bukan

merupakan anak yang pertama (Arisman, 2004, p.8).

Page 12: Gizi Bumil

19

Penilaian status gizi dapat dilaksanakan secara langsung

dengan antropometri yaitu dengan menggunakan LILA (Supariasa,

2000,pp 48-51).

1) Lingkar Lengan Atas (LILA).

a) Pengertian

Pengukurann LILA adalah suatu cara untuk mengetahui

risiko kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur

(WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk

memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.

Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya sangat

mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.

b) Tujuan

Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah

mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon

ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral.

Adapun tujuan tersebut adalah:

(1) Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil

maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang

mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah

(BBLR).

(2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat

agar lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan

KEK.

Page 13: Gizi Bumil

20

(3) Mengembangkan gagasan baru di kalangan

masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu

dan anak.

(4) Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya

perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.

(5) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran

WUS yang menderita KEK.

c) Ambang Batas

Ambang Batas LILA WUS dengan risiko KEK di

Indonesia adalah 23,5 cm atau di bagian merah pita

LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK

dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir

rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian, gizi

kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan

anak.

d) Cara pengukuran LILA

Pengukkuran LILA dilakukan melalui urut-urutan yang

telah ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA, Yaitu:

(1) Tetapkan posisi bahu dan siku

(2) Letakkan pita antara bahu dan siku

(3) Tentukan titik tengah lengan

(4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan

(5) Pita jangan terlalu ketat

Page 14: Gizi Bumil

21

(6) Pita jangan terlalu longgar

(7) Cara pembacaan skala harus benar

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA

adalah pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan

siku lengan kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan).

Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan

dalam keadaan tidak tegang dan kencang. Alat pengukur dalam

keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat

sehingga permukaanya sudah tidak rata.

e) Tindak lanjut pengukuran LILA

Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan

yaitu kurang dari 23,5 cm dan lebih dari 23,5 cm. Apabila hasil

pengukuran < 23,5 cm berarti risiko KEK dan anjuran atau

tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan makan cukup

dengan pedoman umum gizi seimbang, hidup sehat, tunda

kehamilan, bila hamil segera dirujuk sedini mungkin. Apabila

hasil pengukuran >23,5 cm maka anjuran yang diberikan

adalah pertahankan kondisi kesehatan, hidup sehat, bila hamil

periksa kehamilan kepada petugas kesehatan

Page 15: Gizi Bumil

22

Skema tindak lanjut pengukuran LILA

Skema 2.4 Skema tindak lanjut pengukuran LILA Sumber: Supariasa, 2001

2. Berat badan lahir rendah

a. Pengertian

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat

lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai

dengan 2,499 gram) (Saifudin, 2001, p.376). Istilah prematuritas telah

diganti dengan berat badan lahir kurang dari 37 minggu. Berat badan

lahir rendah dari semestinya sekalipun umur cukup atau karena

kombinasi keduanya (Manuaba, 1998,).

Dasa Wisma

Kelompok Masyarakat

Posyandu Polindes / Pustu

Perusahaan Lain-lain

< 23.5

Resiko KEK

< 23.5

Bukan Resiko KEK

Anjuran

1. Makan cukup, dengan pedoman

umum gizi seimbang.

2. Hidup sehat

3. Tunda kehamilan

4. Bila Hamil segera dirujuk sedini

mungkin.

Anjuran

1. Pertahankan kondisi kesehatan

2. Hidup sehat

3. Bila hamil periksa kehamilan kepada petugas kesehatan

Page 16: Gizi Bumil

23

b. Klasifikasi BBLR

Bayi BBLR dibagi menjadi 2 golongan (Jitiwiyono, 2010,

pp.78-79), yaitu:

1) Prematuritas Murni

a) Berat badan kurang dari 2500 gram, PB 45 cm, Lingkar kepala

kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.

b) Masa gestasi kurang dari 37 minggu.

c) Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat dan licin.

d) Kepala lebih besar dari pada badan

e) Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan.

f) Lemak sub kutan kurang

g) Ubun-ubun dan sutura lebar

h) Rambut tipis halus

i) Tulang rawan dan daun telinga immatur

j) Puting susu belum terbentuk dengan baik

k) Pembuluh darah kulit belum terlihat, peristaltik usus dapat

terlihat

l) Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh

labia mayora (pada wanita), testis belum turun (pada laki-laki).

m) Bayi masih posisi fetal

n) Pergerakan kurang dan lemah

o) Otot masih hipotonik

Page 17: Gizi Bumil

24

p) Banyak tidur, tangis lemah, pemafasan belum teratur dan sering

mengalami serangan apnoe

q) Reflek tonik neck lemah

r) Reflek menghisap dan menelan belum sempurna

2) Dismaturitas

Pre term: sama dengan bayi dengan prematuritas mumi.

Post term:

a) Kulit pucat, mekonium kering keriput, tipis

b) Vernik caseosa tipis / tak ada.

c) Jaringan lemak di bawah kulit kering.

d) Bayi tampak gesit, aktif dan kuat.

e) Tali pusat berwarna kuning kehijauan

c. Etiologi

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya bayi

dengan berat lahir rendah (BBLR) antara lain (Jitowiyono,

2010,pp.76-77).

1) Faktoribu

a) Penyakit

(1) Toksemia gravidarum

(2) Perdarahan antepartum

(3) Trauma fisik dan psikologis

(4) Nefritis akut

Page 18: Gizi Bumil

25

b) Usia ibu

(1) Usia <16tahun

(2) Usia >35tahun

(3) Multi gravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat

c) Keadaan sosial

(1) Golongan sosial ekonomi rendah

(2) Perkawinan yang tidak syah

d) Sebab lain

(1) Ibu yang perokok

(2) Ibu peminum alkohol

(3) Ibu pecandu narkotik

2) Faktor janin

a) Hidramnion

b) Kehamilan ganda

c) Kelainan kromoson

3) Faktor Lingkungan

a) Tempat tinggal dataran tinggi

b) Radiasi

c) Zat-zat racun

d) Karakteristik (keadaan yang dijumpai)

d. Diagnosa BBLR menurut ditentukan dari sebelum bayi lahir dan

selesai bayi lahir (Mochtar, 1998, pp.449-450).

Page 19: Gizi Bumil

26

1) Sebelum bayi lahir

a) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus

prematurus, dan lahir mati.

b) Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.

c) Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, walaupun

kehamilannya sudah agak lanjut.

d) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut

yang seharusnya.

e) Sering di jumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa

pula disebut dengan hidramnion; hiperemesis gravidarum dan

pada hamil lanjut dengan toksemia grafidarum atau perdarahan

antepartum.

2) Setelah bayi lahir

a) Bayi dengan reterdasi pertumbuhan intrauterin secara klasik

tampak seperti bayi yang kelaparan tanda-tanda bayi ini

adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, vernik

kaseosa sedikit atau tidak ada kulit tipis, kering, berlipat-lipat,

mudah diangkat. Abdomen cekung atau rata, jaringan

lemak bawah kulit sedikit, tali pusat tipis, lembek dan berwama

kehijauan.

b) Bayi prematur yang labir sebelum kehamilan 37 minggu.

Vernik kaseosa ada jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang

tengkorak lunak mudah bergerak, muka seperti boneka,

Page 20: Gizi Bumil

27

abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah,

tonus otot hipotoni, dan kulit tipis, merah dan transparan.

c) Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi

pertumbuhan intrauterin.

d) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dan

tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap gangguan

pernafasan, dan sebagainya. Pada bayi kecil ( small for date )

alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan

bayi premature berat badan sama, karena itu akan lebih mudah

hidup diluar rahim, namun tetap lebih peka terhadap infeksi

dan hipotermi dibandingkan bayi matur dengan berat badan

normal.

e. Perawatan bayi BBLR (Mochtar, 1998, p.450).

Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan,

pemberian makanan dan siap sedia dengan tabung oksigen. Pada bayi

prematur makin pendek masa kehamilan, makin sulit dan banyak

persoalan yang akan dihadapi, dan makin tinggi angka kematian

perinatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan,

nifeksi, cacat bawaan, dan trauma pada otak.

1) Pengaturan suhu lingkungan

Bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu yang diatur: bayi

berat badan dibawah 2 kg 35° C, bayi berat badan 2 kg sampai 2,5

kg 34°C.

Page 21: Gizi Bumil

28

Suhu inkubator diturunkan 1°C setiap minggu sampai bayi dapat

ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24-27°C.

2) Makanan bayi berat lahir rendah.

Umumnya bayi prematur belum sempurna refleks mengisap dan

batuknya, kapasitas lambung masih kecil, dan daya enzim

pencemaan, terutama lipase, masih kurang. Maka makanan

diberikan dengan pipet sedikit-sedikit. Sedangkan pada bayi small

for date sebaliknya kelihatan seperti orang kelaparan, rakus minum

dan makan. Yang harus diperhatikan adalah terhadap kemungkinan

terjadinya pnemonia aspirasi.

f. Prognosis BBLR

Kematian perinatal pada bayi berat lahir rendah 8 kali lebih

besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis

akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian

yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan

komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pnemonia, perdarahan

intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang

dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ

yang rendah dan gangguan lainnya (Mochtar, 1998,p.450-452).

g. Pengamatan lanjut

Bila bayi berat lahir rendah ini dapat mengatasi problematika

yang dideritanya, maka perlu diamati selanjutnya oleh karena

kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan pendengaran,

Page 22: Gizi Bumil

29

penglihatan, kognitif, fungsi motor susunan saraf pusat, dan penyakit-

penyakit seperti hidrosefalus, cerebal palsy dan sebagainya

(Wiknjosastro, 2002).

B. Kerangka Teori

Skema 2.5 kerangka teori Sumber: Jitowiyono, 2010

Faktor Ibu

1) Status sosial ekonomi

2) Status gizi dan kesehatan

3) Jarak kelahiran

4) Paritas

5) Usia hamil Pertama

Faktor janin

1) Hidramnion

2) Kehamilan ganda

3) Kelainan kromoson

Faktor Lingkungan

1) Tempat tinggal dataran tinggi

2) Radiasi

3) Zat-zat racun

4) Karakteristik (keadaan yang dijumpai)

BBLR

Page 23: Gizi Bumil

30

C. Kerangka konsep Variabel Independen Variabel Dependen

Status gizi ibu hamil

Kejadian BBLR

Skema 2.6 Kerangka konsep

D. Hipotesis penelitian

Pernyataan Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR