glass ionomer cement

14
KLASIFIKASI DAN EVALUASI KLINIS GLASS IONOMER CEMENT Oleh : Fitri Yunita Batubara, drg DEPARTEMEN ILMU KONSERVASI GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011 Universitas Sumatera Utara

Upload: firma-nurdinia-dewi

Post on 05-Dec-2014

659 views

Category:

Documents


50 download

TRANSCRIPT

Page 1: Glass Ionomer Cement

KLASIFIKASI DAN EVALUASI KLINIS GLASS IONOMER CEMENT

Oleh :

Fitri Yunita Batubara, drg

DEPARTEMEN ILMU KONSERVASI GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Glass Ionomer Cement

DAFTAR ISI

Halaman BAB 1. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1

BAB 2. KLASIFIKASI GLASS IONOMER CEMENT……………………… 3

BAB 3. EVALUASI KLINIS GLASS IONOMER CEMENT

3.1 Adhesi …………………………………………………............. 5

3.2 Penghambatan Karies………………………………………….. 5

3.3 Efek pada Karies Dentin…………………………………….. … 6

3.4 Fissure Sealant…………………………………………………. 7

3.5 Gigi Desidui……………………………………………………. 8

3.6 Teknik Atraumatic Restorative Treatment (ART)………………. 8

3.7 Cervical Lining………………………………………………….. 9

BAB 4. KESIMPULAN………………………………………………………. 10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 11

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Glass Ionomer Cement

BAB 1

PENDAHULUAN

Glass Ionomer Cement (GIC) merupakan salah satu jenis bahan yang biasanya

digunakan dalam kedokteran gigi sebagai bahan tumpatan dan semen perekat. Bahan

ini berdasarkan pada reaksi bubuk kaca silikat dan asam polialkenoat yang

merupakan tambahan dari golongan dental semen berbasis air dan terdiri dari silicate

cement, zinc phospate cement dan zinc polycarboxylate cement. Glass ionomer

konvensional terdiri dari fluoroaluminosilicate glass, biasanya dalam garam

stronsium atau kalsium dan cairan asam polialkenoat, sebagai contoh poliakrilik,

maleat, itakonik dan asam trikarbalilik. Bahan konvensional dibuat dengan reaksi

unsur asam antara cairan asam dan bubuk dasar. Baru-baru ini, untuk memperbaiki

sifat fisik dan mengurangi sensitivitas air dan bahan konvensional, dikembangkanlah

resin-modified glass ionomer cements. Bahan ini mengandung resin yang dapat

berpolimerisasi, biasanya hydroxyethylmethacrylate (HEMA), dan memiliki reaksi

pengerasan tambahan dari polimerisasi resin yang dapat berupa self-cure atau light-

cure.1

Beberapa kasus karies yang menggunakan bahan tumpatan glass ionomer

cement yaitu: karies yang menyerang permukaan serviks gigi yang disebabkan oleh

abrasi (yang menurut klasifikasi G.V. Black termasuk lesi kelas V), karies yang

terdapat pada akar, karies yang menyerang permukaan aproksimal gigi-gigi anterior

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Glass Ionomer Cement

(yang menurut klasifikasi G.V. Black termasuk lesi kelas III) dan penutupan pit atau

fisur ( fissure sealant ).2

Adapun keunggulan dari bahan restorasi glass ionomer cement antara lain:3

1. Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi.

2. Bersifat adhesi.

3. Tidak iritatif.

4. Mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untuk mencegah

karies lebih lanjut.

5. Mempunyai sifat penyebaran panas yang sedikit.

6. Daya larut yang rendah.

7. Bersifat translusent atau tembus cahaya.

8. Perlekatan bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin dan

email.

9. Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat biokompatibilitas, yaitu

menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan

pulpa. Kelebihan lain dari bahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai

sifat anti bakteri.

Dalam tulisan ini akan dibahas klasifikasi dan evaluasi klinis glass ionomer

cement yang merupakan salah satu bahan tumpatan yang sering dipakai oleh dokter

gigi.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Glass Ionomer Cement

BAB 2

KLASIFIKASI GLASS IONOMER CEMENT

Berdasarkan aplikasi klinisnya, glass ionomer cements diklasifikasikan

menjadi tiga tipe, yaitu:3

tipe I : luting cements

tipe II : restorative cement

tipe III : lining dan base cement

Sedangkan, menurut sifat fisik dan kimianya, glass ionomer cement

diklasifikasikan menjadi empat tipe, yaitu:4

glass ionomer cement konvensional

resin-modified glass ionomer cement

hybrid ionomers

tri-cure glass ionomer cement

metal-reinforced glass ionomer cements

GIC konvensional pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Wilson

dan Kent. Bahan ini berasal dari asam polialkenoat cair seperti asam poliakrilat dan

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Glass Ionomer Cement

komponen kaca yang biasanya adalah fluoroalumino silikat. Reaksi asam basa terjadi

saat bubuk dan cairan dicampur menjadi satu.4,5

Resin-Modified Glass Ionomer Cement mengkombinasikan reaksi asam-

basa ionomer kaca tradisional dengan reaksi polimerisasi amine-peroksida self-cured.

Sistem light-cured ini telah dikembangkan dengan menambahkan kelompok

methacrylate fungsional yang dapat dipolimerisasi dengan photo-initiator pada

formulasi ini. Dikembangkan pada tahun 1992 resin-modified glass ionomer cement

dalam bentuk paling sederhana adalah glass ionomer cement yang mengandung

sedikit komponen resin larut dalam air, yang dapat dipolimerisasi. Bahan yang lebih

rumit telah dikembangkan dengan memodifikasi asam polialkenoat dengan rantai

samping yang dapat dipolimerisasi menggunakan mekanisme light-cured dengan

adanya photo initiators. Namun pengerasan tetap terjadi melalui reaksi asam-basa.4,5

Metal-reinforced glass ionomer cements pertama kali diperkenalkan pada

tahun 1977. Penambahan bubuk campuran perak-amalgam pada bahan konvensional

meningkatkan kekuatan fisik semen dan memberikan radiopasitas. Selanjutnya,

partikel perak dilelehkan menjadi serpihan-serpihan seperti kaca, dan sejumlah

produk kemudian muncul dimana kandungan campuran amalgam telah ditetapkan

untuk memperbaiki keluhan sampai tingkat yang dikatakan menghasilkan sifat

mekanis optimum untuk metal-reinforced glass ionomer cements.4,5

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Glass Ionomer Cement

BAB 3

EVALUASI KLINIS GLASS IONOMER CEMENT

Glass ionomer cement (GIC) telah menjadi subjek dari berbagai penelitian

dalam kaitannya dengan pelaksanaan klinisnya.

3.1 Adhesi

Glass ionomer cement merupakan bahan restorasi yang ideal untuk lesi

servikal non-karies karena sifat adesifnya dan beban restorasi akhirnya yang tidak

berarti. Oleh karena itu terdapat sejumlah penelitian pada sifat glass-ionomer pada

lesi-lesi tertentu. Kebanyakan lesi servikal non karies bukan merupakan undercut

yang terpisah dan retensi dari restorasi tergantung pada adhesi yang efektif antara

bahan dan dentin.1

Karena banyak resin modified glass-ionomer cements yang diperkenalkan saat

ini, hanya penelitian yang dilakukan dalam waktu yang singkat yang berlaku. Pada

umumnya, rata-rata retensi sama tinggi dengan glass-ionomer konvensional. Tetapi

beberapa bahan telah menunjukkan masalah dengan mempertimbangkan stabilitas

warna. Akan tetapi resin modified glass-ionomer telah berkembang dengan kestabilan

sifatnya sejak beberapa tahun yang lalu.1

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Glass Ionomer Cement

Resin modified glass-ionomer cement dapat juga digunakan sebagai lapisan

adesif untuk retensi resin komposit dengan cara yang sama dengan penggunaan

dentine bonding agent.1

3.2 Penghambatan Karies

GIC melepaskan fluoride yang awalnya pada tingkat yang tinggi, kemudian

menurun setelah beberapa hari menjadi tingkatan rendah yang cocok selama

bertahun-tahun. Percobaan pelepasan fluoride seluruhnya menyatakan bahwa glass-

ionomer memiliki insiden terjadinya sekunder karies yang rendah. Tetapi hanya

sedikit penelitian klinis yang memenuhi kebutuhan suatu percobaan dengan

rancangan yang tepat untuk memutus aktivitas antikariogenik dari glass-ionomer.

Percobaan-percobaan yang dipublikasikan tersebut meragukan, sebagian menyatakan

keuntungan glass-ionomer cement pada pencegahan karies sekunder dan yang lain

menyatakan tidak ada keuntungan.1

3.3 Efek pada Karies Dentin

Karies dentin dapat dibagi ke dalam dua zona; zona yang paling dekat dengan

pulpa yang disebut sebagai ’inner carious’ atau ’affected dentine’ dan zona yang

paling dekat dengan rongga mulut disebut ’outer carious’ atau ’infected dentine’.

Zona-zona ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dentin yang terpengaruh

memiliki sedikit atau bahkan tidak ada bakteri, warna coklat-hitam dan mengandung

kolagen. Oleh karena itu dentin yang demikian dapat diremineralisasi karena berisi

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Glass Ionomer Cement

kolagen utuh yang berperan sebagai pendukung bagi endapan hidroksiapatit. Dalam

perbedaannya dentin yang terinfeksi memiliki muatan bakteri yang lebih berat,

kolagen yang terdegradasi, memiliki penampilan batas kuning-coklat, basah dan tidak

dapat teremineralisasi. Untuk mengikuti prinsip intervensi minimum preparasi

kavitas, dentin yang terpengaruh dapat ditinggalkan pada tempatnya dengan potensial

untuk remineralisasi di bawah pengaruh glass ionomer cement. Beberapa publikasi

telah melakukan investigasi kemampuan GIC untuk meningkatkan remineralisasi

dentin yang terpengaruh.1

3.4 Fissure Sealant

Pada awalnya salah satu yang direkomendasikan untuk penggunaan glass-

ionomer cement adalah sebagai bahan fissure sealant. Fisur membutuhkan paling

sedikit perluasan 100 µm untuk mencapai penetrasi semen dan melindunginya dari

beban oklusal. Pada keadaan dimana fisur berdiameter lebih kecil dari 100 µm

direkomendasikan untuk membuka fisur agar diperoleh penetrasi sealant. Beberapa

studi klinis telah mengidentifikasi masalah retensi fissure sealant glass-ionomer. Cara

tradisional untuk mendapatkan penampilan fissure sealant pada percobaan klinis

adalah dengan bahan retensi. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa fissure

sealant glass ionomer akan hilang dari fisur dalam beberapa bulan setelah aplikasi,

akan tetapi pada penggunaan teknik impression ditemukan bahwa glass-ionomer

cement akan ditahan pada kedalaman fisur. Hal ini menjelaskan penemuan efek glass-

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Glass Ionomer Cement

ionomer cement yang umumnya sama dimana sealant yang berbasis resin mencegah

karies fisur sehingga resin sealant lebih tahan dalam beberapa tahun.2,6

3.5 Gigi desidui

Glass-ionomer cement telah mendapatkan penelitian intensif sebagai bahan

restorasi untuk gigi desidui. Beberapa penelitian telah dilakukan terus menerus pada

bahan konvensional yang asli dengan bahan yang dimodifikasi resin. Pada umumnya

hasil yang diperoleh tidak memuaskan khususnya pada kavitas aproksimal dimana

semen relatif tidak mendukung. Karena kerapuhannya, glass-ionomer cement

membutuhkan pendukung di sekeliling struktur gigi sehingga penampilannya lebih

baik pada permukaan kavitas dengan permukaan tunggal dibandingkan dengan

kavitas dengan berbagai permukaan.1,2

3.6 Teknik Atraumatic Restorative Treatment (ART)

Glass ionomer cement merupakan bahan pilihan pada teknik perawatan

Atraumatic Restorative Treatment (ART). Beberapa percobaan klinis ART yang telah

dipublikasikan menunjukkan bahwa rata-rata ketahanan GIC dapat dibandingkan

dengan dental amalgam. Beberapa kesimpulan yang telah diambil dari banyak

penelitian tentang ART termasuk pengaruh usia pasien, pengaruh operator, restorasi

pada permukaan tunggal lebih baik daripada restorasi dengan berbagai permukaan,

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Glass Ionomer Cement

terdapat nyeri dan ketidaknyamanan yang minimal, sering tidak membutuhkan

anestesi, keefektifan biaya mirip dengan amalgam, dibutuhkan evaluasi teknik pada

pasien dengan rampan karies.1,2

3.7 Cervical Lining

Pada teknik ini porsi servikal dari boks aproksimal kavitas posterior

direstorasi dengan glass-ionomer cement dan restorasi akhirnya resin komposit atau

amalgam. Teknik ini biasanya diindikasikan untuk restorasi posterior resin komposit

karena enamel servikal sering kurang baik untuk bahan etsa, resin-dentine bonding

merupakan teknik sensitif, isolasi dari saliva dan cairan gingiva sulit dan sebagai

tambahan telah dibuktikan bahwa banyak karies sekunder yang terjadi pada margin

servikal.4

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Glass Ionomer Cement

BAB 4

KESIMPULAN

Glass Ionomer Cement (GIC) sering dikenal sebagai bahan biomimetik karena

sifat mekanisnya yang sama dengan dentin. Selain itu, terdapat juga keuntungan

adhesi dan melepas fluoride sehingga menjadi bahan yang cocok pada banyak

restorasi. Akan tetapi, sifat mekanis yang relatif buruk juga harus diperhatikan. Oleh

karena itu, bahan ini hanya dapat digunakan pada daerah dengan tekanan rendah dan

harus dilindungi dengan resin komposit atau amalgam pada daerah dengan tekanan

tinggi. Karena pelepasan fluornya yang tinggi dan kebutuhan preparasi kavitas yang

minimal GIC sekarang merupakan bahan pilihan untuk restorasi gigi yang karies

yang banyak digunakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Glass Ionomer Cement

DAFTAR PUSTAKA

1. Tyas MJ. Clinical Evaluation of Glass-Ionomer Cement Restorations. J Appl

Oral Sci. 2006;14:10-3.

2. Berg JH. Glass ionomer cements. Pediatric Dentistry 2002;24:340

3. Mount GJ, Hume WR. Preservation and restoration of tooth structure. Australia:

Knowledge Book and Software, 2005: 163-196.

4. Quiec C. Different types of glass ionomers and their uses.

http://www.DrQDental.net (26/September/2011).

5. Nagaraja UP, Kishore G. Glass ionomer cement-the different generations.Trends

Biomater. Artif. Organs 2005;18(2):158-65.

6. Randall RC, Wilson NHF. Glass-ionomer restoratives: a systematic review of a

secondary caries treatment effect. J Dent Res.1999;78:628-37.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Glass Ionomer Cement

Universitas Sumatera Utara