globalisasi dan ekonomi indonesia

40
TUGAS/PAPER PEREKONOMIAN INDONESIA “Analisa Ekonomi Indonesia Dan Globalisasi” Oleh: Kelompok 12 1. D. A. A. Ratih Jayadiningrat (1406305066) 2. Luh Aprilia Widiantini (1406305090) 3. Ni Wayan Ristiari Jananti (1406305118) COVER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Upload: ristiari-jananti

Post on 09-Jul-2016

147 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

TUGAS/PAPER PEREKONOMIAN INDONESIA

“Analisa Ekonomi Indonesia Dan Globalisasi”

Oleh:

Kelompok 12

1. D. A. A. Ratih Jayadiningrat (1406305066)

2. Luh Aprilia Widiantini (1406305090)

3. Ni Wayan Ristiari Jananti (1406305118)

COVER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini guna memenuhi tugas

kelompok untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia, dengan judul: “Ekonomi Indonesia

dan Globalisasi”.

Kami mengucapkan rasa terimakasih pihak-pihak yang telah membantu dalam

penulisan paper ini yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga paper ini

dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami

mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari

berbagai pihak. Kami berharap semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak.

Denpasar, 12 Februari 2016

Penulis

ii

DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Perekonomian Indonesia dan Globalisasi....................................................................3

2.2 Analisa Mengenai GATT dan Tindakan Antisipasi....................................................5

2.3 Analisa Mengenai Putaran Uruguay............................................................................7

2.4 Analisa Mengenai Sengketa Dagang Antar Negara..................................................11

2.5 Kerjasama Perdagangan dan Ekonomi Antar Wilayah dan Regional......................17

BAB III PENUTUP..................................................................................................................25

3.1 SIMPULAN...............................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................27

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia perdagangan internasional saat ini mengalami kemajuan

yang sangat pesat. Negara sebagai salah satu aktor utama dalam perdagangan

internasional telah menyepakati sebuah mekanisme atau aturan perdagangan yang

dapat lancar dan efektif dan bersifat global atau lintas negara, muncullah ide untuk

membentuk aturan dalam bidang perdagangan internasional yang berlaku

secara global.

Salah satu aturan yang diterapkan adalah sistem free  trade atau perdagangan

bebas. Perdagangan bebas akan bekerja lebih efektif dan menguntungkan melalui

pengurangan hingga penghilangan hambatan-hambatan berupa tarif dan non tarif.

Pemikiran ini disetujui oleh negara-negara pada saat itu dan dituangkan

dalam General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947. GATT

merupakan sebuah kesepakatan yang di dalam mengatur perdagangan internasional

dengan tujuan menghilangkan hambatan-hambatan dalam perdagangan internasional.

Hingga pada tahun 1994 akhirnya terbentuk sebuah organisasi nyata dalam

perdagangan internasional yang dinamakan World Trade Organization (WTO).

Transaksi perdagangan internasional menimbulkan potensi sengketa dagang

apabila salah satu pihak melakukan wan prestasi atau tidak melaksanakan penuh

kewajibannya sebagaimana isi perjanjian yang telah dibuat sehingga memerlukan

upaya, mekanisme dan aturan mengenai penyelesaian sengketa perdagangan

internasional.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana perekonomian Indonesia dengan adanya globalisasi?

1.2.2 Jelaskan mengenai kesepatakan GATT dan tindakan antisipasinya?

1.2.3 Jelaskan mengenai Putaran Uruguay?

1.2.4 Bagaimana penyelesaian kasus sengketa dagang antar negara?

1.2.5 Jelaskan mengenai kerjasama perdagangan dan ekonomi antar wilayah dan

regional?

1

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap perenomian Indonesia

1.3.2 Untuk mengetahui manfaat dan tujuan dari adata kesepatakan GATT

1.3.3 Untuk mengetahui maksud dari adanya Putaran Uruguay

1.3.4 Untuk mengetahui langkah-langkah penyelesaian sengketa dagang antar

negara

1.3.5 Untuk mengetahui kerjasama yang ada dalam perdagangan dan ekonomi antar

wilayah dan regional.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perekonomian Indonesia dan Globalisasi

Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan

yang menjadikan dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lain. Bisa

dikatakan bahwa globalisasi membawa perspektif baru tentang konsep dunia tanpa

batas. Oleh karena itu penting untuk mengetahui dampak globalisasi dan pengaruhnya

terhadap kehidupan negara berkembang khususnya Indonesia, di mana hanya bangsa

atau negara yang memiliki daya saing yang tinggi dengan dukungan struktur usaha

yang jelas, sistem kerja yang efisien, serta budaya korporasi yang berbasis pada jiwa

kewirausahaan yang akan mampu memanfaatkan peluang globalisasi seoptimal

mungkin.

Melalui 3 aliran dapat kita mengetahui kaitan globalisasi dengan

perekonomian Indonesia, yaitu:

1. Aliran Modal. Penanaman modal asing di Indonesia sudah terjadi sejak jaman

penjajahan Belanda melalui penanaman pada perusahaan asing milik belanda

yang ada di Indonesia dalam berbagai bidang seperti transportasi,

perdagangan, perkebunan, perbankan, dan sebagainya. Namun, pada masa

pemerintahan Soekarno diterapkan nasionalisasi terhadap perusahaan asing

yang ada di Indonesia dan modal asing tidak diberikan masuk ke Indonesia.

Pada pemerintahan Soeharto terjadi perubahan sebaliknya yaitu kembalinya

perusahaan asing beroperasi di Indonesia dan bertambahnya perusahaan asing

baru dari berbagai negara (Inggris, Amerika, Eropa) masuk ke Indonesia

dengan di mengundangkan UUPMA(undang-undang penanaman modal

asing). Investasi asing dan portofolio dipermudah dengan adanya pasar modal

dan pasar uang. Begitu pula dengan sektor pemeintah yang dananya

bersumber dari Bank Dunia dan IMF. Akibatnya modal asing di Indonesia

bergerak sangat bebas menyebabkan terjadinya krisis moneter pada tahun

3

1998. Pasca krisis hingga sekarang investasi asing masih tetap berjalan tetapi

lebih diawasi secara ketat.

2. Aliran Tenaga Kerja. Banyak tenaga kerja yang mencari pekerjaan baik di

dalam negeri maupun ke luar negeri. Di dalam negeri tenaga kerja dapat bebas

bergerak ke daerah-daerah yang memiliki lapangan pekerjaan yang memadai,

akan tetapi kini di beberapa daerah telah mengawasi tenaga kerja yang

pendatang baru karena padatnya penduduk di daerah tersebut seperti Bali dan

DKI Jakarta. Begitu pula aliran tenaga kerja yang masuk kedalam negeri dan

keluar negeri yang penuh dengan hambatan. Sebab, walaupun seperti sekarang

ini telah mulai berlakunya MEA(Masyarakat Ekonomi Asean) yang

mempermudah untuk para tenaga kerja bebas masuk ke negara yang memiliki

peluang kerja banyak tetapi kemampuan SDM Indonesia yang masih

dikatakan kalah saing dengan negara-negara maju di Asean sehingga

Indonesia sulit untuk menghadapi perkembangan tersebut.

3. Aliran barang (perdagangan). Arus perkembangan aliran masuk dan keluarnya

barang di Indonesia mengalami kendala dengan adanya hambatan tariff dan

non tarif. Semakin lama hambatan tersebut sedikit-demi sedikit dapat teratasi

dengan adanya negosiasi dagang yang di ikuti oleh Indonesia yaitu salah

satunya adalah GATT (the General Agreement on Tarriffs and Trade). Akan

tetapi, masih terdapat hambatan dari dalam negeri seperti adanya pungutan

baik dilaksanakan oleh pemerintah maupun pungutan liar (korupsi) yang

menyebabkan barang tersebut menjadi mahal. Pemerintah mulai mengatasinya

dengan membebaskan beberapa daerah dari pungutan seperti pulau batam dan

papua nugini.

4. Interaksi lainnya. Terdapat pula perkembangan lain seperti kemajuan

teknologi yang sangat pesat sehingga mempermudah masyarakat dunia dalam

memperoleh informasi baru dalam jangkauan yang tidak terbatas.

Dari adanya globalisasi ini mempunyai beberapa kebaikan, yaitu:

a. Meningkatnya produksi global. Menurut David Ricardo dalam teori

‘Keuntungan Komparatif’ dengan adanya spesialisasidan perdagangan

faktor-faktor produksi dunia memberikan keuntungan dalam bentuk

peningkatan pendapatan yang berdanpak pula pada meningkatnya

pembelanjaan dan tabungan.

4

b. Meningkatnya kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Dengan

adanya perdagangan bebas mempermudah masyarakat memenuhi

kebutuhannya dengan barang dengan pilihan yang banyak dan kualitas

yang lebih baik.

c. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri. Perdagangan bebas

memungkinkan setiap negara menjangkau pasar yang lebir luas dari

pasar dalam negeri.

d. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi. Investasi

asing yang masuk dalam pasar modal dan pasar uang membantu

menyediakan dana untuk pembangunan perusahaan-perusahaan

domestik.

Selain kebaikan terdapat pula keburukan dari adanya globalisasi, yaitu:

a. Menghambat pertumbuhan sektor industri. Perkembangan perdagangan

bebas menyebabkan negara-negara berkembang tidk dapat

menggunakan tarif yang tinggi untuk proteksi industry yang baru

berkembang sehingga mempersulit negara berkembang untuk

memajukan industrinya.

b. Memperburuk neraca pembayaran. Globalisasi cenderung menaikkan

barang-barang impor. Apabila suatu negara tidak mampu bersaing

dalam mengekspor barang akan terhambat yang berdampak pada

memperburuk neraca pembayaran yaitu terjadinya defisit.

c. Sektor keuangan yang semakin tidak stabil. Pada saat harga saham di

pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir keluar negeri

yang menyebabkan neraca pembayaran memburuk dan nilai mata uang

merosot. Ketidakstabilan ini menimbulkan efek buruk terhadap

kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

d. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Ketidakstabilan ekonomi berdampak pada berkurangngnya laju

pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja

akan melambat dan menimbulkan masalah pengangguran yang

semakin memburuk.

5

2.2 Analisa Mengenai GATT dan Tindakan Antisipasi

GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) atau perjanjian umum

tentang tarif-tarif dan perdagangan didirikan pada tahun 1948 di Jenewa, Swiss. Pada

waktu didirikan, GATT beranggotakan 23 negara, tetapi pada saat sidang terakhir di

Marakesh pada 5 April 1994 jumlah negara penandatangan sebanyak 115 negara.

Kesepakatan dalam GATT yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1948 tertuang dalam

tiga prinsip, yaitu:

Prinsip resiprositas, yaitu perlakuan yang diberikan suatu negara kepada

negara lain sebagai mitra dagangnya harus juga diberikan juga oleh mitra

dagang negara tersebut.

Prinsip most favored nation, yaitu negara anggota GATT tidak boleh

memberikan keistimewaan yang menguntungkan hanya pada satu atau

sekelompok negara tertentu.

Prinsip transparansi, yaitu perlakuan dan kebijakan yang dilakukan suatu

negara harus transparan agar diketahui oleh negara lain.

Secara berkala GATT melakukan negosiasi yang merumuskan kesepakatan

baru yang harus di patuhi oleh semua negara anggota. Kesepatan tersebut terkenal

dengan istilah Putaran. GATT telah melaksanakan 8 putaran, yaitu:

1. Putaran Geneva, dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan april 1947

yang diikuti oleh 23 negara. Yang dibahas adalah mengenai pengurangan

tarif dan menghasilkan 45.000 konsesi tarif yang mencakup perdagangan

dengan nilai $10 miliar.

2. Putaran Annecy, dilaksanakan selama 7 bulan pada tahun 1949 di

Annecy, Prancis yang diikuti 26 negara. Topik utama yang disepakati

adalah pengurangan tarif yang menghasilkan sekitar 5000 konsesi tarif.

3. Putaran Torquay, dilaksanakan selama 5 bulan pada tahun 1950 di

Torquay, Inggris Raya, diikuti oleh 38 negara. Hasilnya adalah 8.700

konsesi tarif sehingga menjadi sekitar tiga perempat dari semua tarif yang

berlaku pada tahun 1948.

4. Putaran Geneva II, dilaksanakan di Geneva selama 5 bulan dari Januari-

Juni 1956, diikuti oleh 26 negara. Hasil Kesepakatan adalah penurunan

tarif senilai $2,5 miliar dan penerimaan Jepang masuk anggota.

6

5. Putaran Dillon, kembali dilaksanakan di Geneva dari 1960 sampai 1962

yang diikuti oleh 26 negara. Sejalan dengan pembahasan mengenai

pengurangan tarif dengan nilai lebih dari $4,9 miliar, putaran ini juga

membahas pendirian European Economic Community (EEC)

6. Putaran Tokyo, dilaksanakan di Tokyo, Jepang selama 74 bulan dari

September 1973 sampai 1979. Agenda utama adalah penurunan tarif dan

mengeluarkan aturan baru yang ditujukan untuk mengawasi pelaksanaan

hambatan nontarif dan pembatasan ekspor sukarela. Putaran ini diikuti

oleh 102 negara dan menghasilkan konsesi tarif seharga $190 miliar.

7. Putaran Uruguay, dilaksanakan di Uruguay selama 87 bulan dari 1986

sampai 1993, diikuti oleh 123 negara.

8. Putaran Doha, diikuti oleh 141 negaradan berada di bawah WTO bukan

lagi di bawah GATT. Agendanya meliputi pengurangan hambatan tarif

dan non tarif, masalah perdagangan hasil-hasil pertanian, penentuan

standar tenaga kerja (buruh), masalah lingkungan, persaingan, investasi,

transparansi dan sebagainya.

Tujuan pembentukan GATT adalah untuk menciptakan suatu iklim

perdagangan internasional yang aman dan jelas bagi masyarakat bisnis, serta juga

untuk menciptakan liberalisasi perdagangan yang berkelanjutan, lapangan kerja dan

iklim perdagangan yang sehat. Pada pokoknya ada empat tujuan penting yang hendak

dicapai GATT:    

meningkatkan taraf hidup umat manusia;

meningkatkan kesempatan kerja;

meningkatkan pemanfaatan kekayaan alam dunia; dan

meningkatkan produksi dan tukar menukar barang.

Sesuai dengan perkembangannya, masing-masing negara anggota GATT

menghendaki adanya perdagangan bebas. Pada pertemuan di Marakesh, Maroko 5

April 1994 GATT diubah menjadi World Trade Organization (WTO) mulai tanggal 1

Januari 1995.

2.3 Analisa Mengenai World Trade Organization

World Trade Organization (WTO) merupakan satu-satunya organisasi

internasional yang mengatur perdagangan internasional. Terbentuk sejak tahun 1995,

7

WTO berjalan berdasarkan serangkaian perjanjian yang dinegosiasikan dan disepakati

oleh sejumlah besar negara di dunia dan diratifikasi melalui parlemen. Tujuan dari

perjanjian-perjanjian WTO adalah untuk membantu produsen barang dan jasa,

eksportir dan importir dalam melakukan kegiatannya.

Pendirian WTO berawal dari negosiasi yang dikenal dengan "Uruguay Round"

(1986 - 1994) serta perundingan sebelumnya di bawah "General Agreement on Tariffs

and Trade" (GATT). WTO saat ini terdiri dari 154 negara anggota, di mana 117 di

antaranya merupakan negara berkembang atau wilayah kepabeanan terpisah. Saat ini,

WTO menjadi wadah negosiasi sejumlah perjanjian baru di bawah "Doha

Development Agenda" (DDA) yang dimulai tahun 2001.

WTO bertugas mengatur dan menangani aturan perdagangan antar negara

anggota, WTO memfasilitasi ruang negoisasi dan pembentukan perjanjian

perdagangan dan penyelesaian permasalahan yang bertujuan untuk meningkatkan

ketaatan terhadap perjanjian WTO yang ditandatangani oleh wakil pemerintah. Untuk

mencapai tujuannya WTO memiliki beberapa prinsip, prinsip-prinsip yang dimaksud

yaitu:

a. MFN (Most-Favoured Nation)

Perlakuan yang sama terhadap semua mitra dagang. Dengan

berdasarkan prinsip MFN, negara-negara anggota tidak dapat begitu saja

mendiskriminasikan mitra-mitra dagangnya. Keinginan tarif impor yang

diberikan pada produk suatu negara harus diberikan pula kepada produk impor

dari mitra dagang negara anggota lainnya.

b. Perlakuan Nasional (National Treatment)

Negara anggota diwajibkan untuk memberikan perlakuan sama atas

barang-barang impor dan lokal- paling tidak setelah barang impor memasuki

pasar domestik.

c. The National Treatment Obligation

Maksud dari prinsip ini ialah, negara anggota dilarang mengenakan

diskriminasi tarif pajak di dalam negeri atau membuat kebijakan lain yang

dapat menyebabkan manfaat yang diperoleh dari penurunan tarif menjadi tidak

berguna. Dengan kata lain produk impor -setelah masuk pasar domestik- dan

produk domesik yang sejenis harus mendapatkan perlakuan yang sama. Hal

yang sama juga berlaku bagi sektor jasa dan hak atas kekayaan intelektual.

8

d. Penghapusan Kuota

Prinsip keempat yakni penghapusan kuota, maksudnya adalah

mengurangi hambatan kuota atas ekspor-impor, termasuk persyaratan ijin

impor dan ekspor serta kebijakan lain yang mengatur keluar masuknya barang

dari dan ke luar wilayah suatu negara. Prinsip ini bertujuan untuk mencegah

kurangnya transparansi dalam pengaturan bea masuk dan distorsi harga yang

disebabkan tidak berlakunya hukum penawaran dan permintaan.

Dalam prinsip keempat ini ada beberapa pengecualian yakni :

1. Jika suatu negara sedang menjalankan program stabilisasi pasar terkait

produk pertanian;

2. Neraca Pembayaran atau negara sedang berupaya mencegah atau

mengatasi semakin berkurangnya cadangan devisa jika cadangan yang

tercatat dianggap terlalu rendah;

3. Dalam rangka Alokasi Kuota, maksudnya besarnya kuota impor atau

ekspor ditentukan berdasarkan peranan negara pengekspor dalam

perdagangan dengan negara pengimpor tersebut apabila kuota tidak

ditetapkan).

e. Transparansi (Transparency)

Negara anggota diwajibkan untuk bersikap terbuka/transparan terhadap

berbagai kebijakan perdagangannya sehingga memudahkan para pelaku usaha

untuk melakukan kegiatan perdagangan.

Adapun keuntungan yang diperoleh dengan menandatangani WTO, khususnya

bagi negara-negara berkembang yaitu tiap negara anggota mempunyai hak hukum

untuk tidak diperlakukan secara diskriminasi oleh anggota WTO lainnya baik

perlakuan dibidang tarif, non tarif maupun perlakuan secara nasional (national

treatment). Disamping itu pula negara anggota WTO , khususnya negara berkembang

berhak untuk memperjuangkan haknya, misalnya melalui penyelesaian sengketa

WTO dan mempersalahkan kebijakan negara lain yang dianggap merugikan

kepentingan negara-negara berkembang diberbagai forum relevan di WTO.

Berbagai persetujuan WTO dapat dipergunakan oleh negara-negara

berkembang untuk melindungi kepentingan dalam negrinya dari impor yang terbukti

mengandung unsur “unfair”. Keuntungan lainnya yang penting adalah bahwa negara-

negara berkembang ikut menentukan anggota perundingan perdagangan internasional

9

dimasa mendatang yang selama ini sangat didominasi negara maju. Hal ini tidak

dimungkinkan apabila negara-negara berkembang tidak berada dalam sistem WTO

tersebut.

Dengan keanggotaan Indonesia pada organisasi internasional ini, Indonesia

mendapatkan manfaat sebagai anggota sesuai dengan penjelasan diatas, namun

Indonesia belum merasakan keseluruhan manfaat tersebut secara maksimal

dikarenakan oleh berbagai hal. Antara lain Indonesia harus melakukan berbagai

standarisasi yang sejatinya menyulitkan Indonesia dalam perdagangan internasional.

Produk Indonesia sulit menembus pasar internasional, ditambah membanjirnya

produk asing dalam pasar nasional sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia

mengalami tantangan berarti.

Selain itu, Indonesia pun merasakan diskriminasi dalam perdagangan

internasional. Dimana, negara-negara maju melakukan proteksi sebagai hambatan

perdagangan internasional terhadap produk-produk dari negara berkembang. Contoh

nyata hal ini adalah pemberhentian impor rokok kretek Indonesia oleh Amerika

Serikat. Kasus ini telah membuktikan suatu tindakan pelanggaran oleh Amerika

Serikat terhadap Indonesia. Kemudian, WTO dengan restriksi berbagai hambatan

perdagangan internasional ini membuat Indonesia yang sejatinya belum siap

menghadapi perdagangan bebas, mau tidak mau harus menghadapinya. Maka,

tidaklah mengherankan apabila kuota barang impor di Indonesia melonjak naik secara

signifikan, yang tidak diiringi dengan pelonjakan ekspor yang cukup signifikan.

Dengan demikian, Indonesia harus berupaya keras agar dapat melewati tantangan ini.

Indonesia harus memperbaiki industri nasionalnya agar menghasilkan produk yang

berstandar internasional sehingga mampu bersaing di pasar internasional. Ditambah

dengan, meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri pada masyarakat

Indonesia itu sendiri agar produk domestik dapat menjadi raja di pasar nasional atau

negeri sendiri.

Selain hal yang kurang efektif dalam perdagangan internasional sebagai

dampak dari kelembagaan Indonesia dalam WTO, terdapat juga hal-hal positif bagi

Indonesia dalam perdagangan internasional. Hal tersebut seperti, produk Indonesia

yang khas atau unik mulai dikenal dunia. Sehingga produk Indonesia sejatinya

memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat internasional. Selain itu, terpilihnya

duta besar Indonesia untuk pertama kalinya menjadi hakim dalam panel WTO

penyelesaian sengketa perdagangan internasional antara Amerika Serikat, Eropa,

10

Meksiko, dan lainnya. Hal ini, menunjukkan semakin dipercayanya peran

internasional Indonesia dalam situasi internasional yang ada. Oleh karena itu, dapat

diasumsikan bahwa dampak kelembagaan Indonesia dalam WTO bersifat baik positif

maupun negatif. Maka, Indonesia harus meningkatkan berbagai potensinya agar

semakin mengurangi dampak negatif yang timbul dan menambah dampak positif yang

ada.

2.4 Analisa Mengenai Sengketa Dagang Antar Negara

2.4.1 Sengketa Dagang

1. INDONESIA – AMERIKA

Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization WTO)

kembali memenangkan posisi Indonesia, dalam kasus rokok kretek dengan

Amerika Serikat (AS). Keputusan tersebut dikeluarkan melalui

laporan Appellate Body  (AB) pada 4 April 2012, yang menyatakan bahwa

AS melanggar ketentuan WTO dan kebijakan AS dianggap sebagai bentuk

diskriminasi dagang.

2. INDONESIA – AUSTRALIA

Gugatan Indonesia atas kebijakan kemasan rokok polos (plain

packaging) Australia di Badan Perdagangan Dunia (WTO) mendapatkan

perhatian banyak negara. Tidak hanya Indonesia, sebanyak 36 negara juga

terlibat baik langsung maupun tidak dalam kasus ini. Dengan banyaknya

negara yang terlibat, Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI)

Kementerian Perdagangan (Kemendag) Bachrul Chairi menyebut,

sengketa dagang ini merupakan sengketa dagang terbesar yang pernah

ditangani WTO sampai saat ini.

3. INDONESIA-ARGENTINA

Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement Body) – WTO

pada tanggal 14 Desember 1999 dalam Tingkat Banding (Appellate Body)

kasus tindakan safeguards Argentina atas impor produk alas kaki yang

berasal dari Uni Eropa, Amerika Serikat dan Indonesia, telah memutuskan

bahwa tindakan safeguards yang diterapkan Argentina tersebut melanggar

ketentuan dalam pasal XIX: 1 (a) GATT 1994 dan Persetujuan Safeguards

– WTO.

11

2.4.2 Penyelesaian Sengketa dalam WTO

Penyelesaian sengketa WTO diatur dalam Understanding on Rules and

Procedures Governing the Settlement of Disputes atau lebih dikenal dengan

nama Dispute Settlement Understanding (DSU). Pengaturan tentang DSU ini

dipercayakan kepada sebuah badan yang disebut Dispute Settlement Body

(DSB), dimana perwakilan dari seluruh anggota WTO berpartisipasi.

Prosedur penyelesaian sengketa dagang dalam WTO diatur dalam

artikel XXII dan XXIII GATT 1994 dan Understanding on Rules and

Procedures Governing the Settlement of Disputes (DSU). Tergugat dalam

tempo 10 hari (kecuali disepakati lain) harus menyampaikan jawaban atas

permintaan tersebut. Jika dalam 10 hari tidak ada jawaban atau tidak

melakukan konsultasi dalam jangka waktu 30 hari, pihak penggugat dapat

meminta DSB untuk dibentuk panel. Disamping prosedur resmi, Dirjen

WTO/GATT berdasarkan kapasitas sebagai pejabat tinggi WTO dapat

menawarkan perdamaian kepada kedua belah pihak yang bersengketa.

Di dalam pasal-pasal yang terdapat pada DSU ditegaskan adanya

beberapa lembaga penting dalam mekanisme penyelesaian sengketa WTO

yang sangat perlu untuk diketahui yaitu:

Dispute Settlement Body (DSB). Badan ini dibentuk oleh WTO dan berfungsi untuk mengelola aturan-aturan dan prosedur dan, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian tertutup, konsultasi dan ketentuan penyelesaian sengketa dari perjanjian tertutup. Oleh karena itu, DSB berwenang untuk membentuk panel, mengadopsi panel dan Mahkamah laporan Badan, mempertahankan pengawasan pelaksanaan keputusan dan rekomendasi, dan memberikan kewenangan penangguhan konsesi dan kewajiban lainnya berdasarkan perjanjian tertutup.

Panel. Atas permintaan para pihak akan dibentuk sebuah Panel yang keanggotaannya terdiri dari individu-individu pemerintah dan/atau non pemerintah yang cakap, pernah bertugas sebagai utusan negara di WTO, atau mengajar, atau menerbitkan buku tentang hukum atau kebijakan perdagangan internasional, juga yang pernah bertugas sebagai pejabat perdagangan senior di negara-negara anggota. Panelis akan menjalankan tugasnya dalam kapasitas pribadi, bukan sebagai utusan pemerintah atau organisasi. Fungsi panel adalah membantu DSB dalam membuat rekomendasi atau keputusan. Panel harus berkonsultasi secara teratur

12

dengan pihak-pihak yang bersengketa dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak.

Lembaga Banding (Appellate Body). Dispute Settlement Body mendirikan Lembaga Banding permanen yang akan mengadili banding dari tingkat Panel. Lembaga ini terdiri atas tujuh orang personil, dan tiga diantaranya akan bertugas dalam setiap kasus. Lembaga ini terdiri atas orang-orang yang kemampuannya diakui, baik di bidang hukum perdagangan internasional mau pun persoalan – persoalan yang diatur perjanjian WTO pada umumnya, dan tidak berafiliasi dengan pemerintah. Pengajuan banding terbatas pada persoalan hukum yang terdapat dalam laporan Panel serta interpretasi yang dilakukan Panel. Lembaga Banding berwenang pula untuk mempertahankan, mengoreksi dan merubah temuan hukum serta kesimpulan Panel.

2.5 Kerjasama Perdagangan dan Ekonomi Antar Wilayah dan Regional

Kerjasama perdagangan & ekonomi merupakan salah satu cara sebuah Negara

untuk memperkenalkan dirinya ke dunia Internasional. Selain itu, kerjasama

perdagangan & ekonomi juga dilakukan untuk memajukan atau mensejahterakan

Negara, yang nantinya diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya

Manusia dalam negeri, sehingga dapat memanfaatkan Sumber Daya yang ada.

Terdapat 3 bentuk kerjasama perdagangan & ekonomi, yaitu :

1. Kerjasama Bilateral

Kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dilakukan antar dua negara.

2. Kerjasama Regional

Kerjasama Regional adalah kerjasama yang dilakukan oleh Negara –

Negara yang berada pada satu kawasan tertentu.

3. Kerjasama Multilateral

Kerjasama Multilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh lebih dari

dua Negara namun tidak terbatas pada kawasan tertentu.

Namun, tidak semua kerjasama perdagangan & ekonomi menimbulkan

dampak positif bagi sebuah Negara. Tidak jarang sebuah Negara justru memperoleh

dampak negatif dari adanya kerjasama perdagangan & ekonomi, bahkan dapat

menyebabkan kemunduran bagi Negara tersebut.

13

Terdapat dampak positif kerjasama ekonomi internasional, yaitu:

1) Memperluas lapangan kerja

Kerja sama ekonomi antar negara berpotensi menyebabkan terjadinya

penambahan produksi dan perluasan perusahaan. Perluasan produksi dan

perusahaan tersebut juga akan menyebabkan kebutuhan tenaga kerja

meningkat.

2) Negara dapat memenuhi kebutuhan yang tidak bisa  diproduksi di dalam

negeri

Perbedaan sumber daya yang dimiliki oleh setiap negara membuat

setiap negara memproduksi barang yang tidak sama dengan kualitas yang

berbeda pula. Bahkan ada pula negara yang tidak mampu memproduksi

barang tertentu.

3) Masuknya modal asing ke dalam negeri

Kerjasama ekonomi antar negara dapat dijadikan forum untuk

mempromosikan potensi ekonomi negara. Hal ini sangat menguntungkan bagi

Indonesia, sebab dapat digunakan untuk menarik investor asing untuk

menanamkan modalnya di Indonesia.

4) Terjadinya alih teknologi

Alih teknologi itu terjadi ketika tenaga kerja Indonesia yang bekerja di

luar negeri dikenalkan dengan berbagai teknologi yang mungkin belum ada di

Indonesia.

5) Mempercepat pertumbuhan ekonomi

Dengan adanya perluasan pasar sampai ke luar negeri dan alih

teknologi secara langsung mempengaruhi produktivitas barang dan jasa.

Selain itu akan meningkatkan penerimaan devisa negara sehingga dana

pembangunan pun bertambah. Kondisi ini bila berjalan lancar dan dilakukan

secara cermat akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

6) Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat

Pertumbuhan ekonomi yang baik dan perluasan lapangan kerja

memungkinkan pendapatan masyarakat meningkat, sehingga kemampuan

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan semakin meningkat pula.

7) Memperkuat posisi dan daya tawar Indonesia

Kerja sama ekonomi antarnegara dapat menciptakan penghapusan

hambatan-hambatan dalam perdagangan. Hal ini memperlancar kegiatan

14

ekspor impor dan akan menciptakan perdagangan yang saling

menguntungkan. Dengan demikian perdagangan dalam negeri akan semakin

kuat dan akibatnya memberikan dampak positif bagi perekonomian.

Selain itu terdapat pula dampak negatif kerjasama ekonomi internasional, yaitu:

1) Ketergantungan terhadap negara maju

Salah satu bentuk kerja sama antar negara adalah pinjaman modal yang

sebenarnya bisa membawa dampak negatif bagi pembangunan ekonomi suatu

negara dan menjadikan negara tersebut akan sangat bergantung pada bantuan

negara lain.

2) Pasar dalam negeri dikuasai produk asing

Masuknya produk luar negeri ke Indonesia mengakibatkan hanya

produk dalam negeri yang berkualitas saja akan mampu bertahan. Sedang

produk yang berkualitas akan kalah bersaing.

3) Mundurnya perusahaan dalam negeri

Hal ini akibat dari maraknya produk luar negeri, sehingga dapat

memungkinkan terganggunya stabilitas perusahaan dalam negeri.

4) Meningkatnya pengangguran

Alih teknologi jika penggunaannya secara serentak, akan menyebabkan

terjadinya PHK. Tenaga kerja dituntut memiliki kompetensi tinggi agar

mampu bersaing dan mengisi lapangan kerja, mereka yang tidak memiliki

kemampuan akan kalah bersaing dan kehilangan pekerjaan. Maka dari itu,

untuk ke depannya skill sangat dibutuhkan dari pada sekedar selembar ijazah

yang tidak menjamin kinerja yang baik bagi pemiliknya.

5) Banyaknya TKI ilegal

Keberhasilan TKI dalam meningkatkan taraf hidup, mendorong tenaga

kerja lain menjadi TKI. Berbagai cara mereka lakukan agar dapat bekerja di

luar negeri, bahkan tanpa melalui prosedur yang seharusnya. TKI ilegal dapat

merugikan diri sendiri, selain itu juga akan mencoreng nama baik bangsa

Indonesia.

2.5.1 Kerjasama Perdagangan & Ekonomi Indonesia

Indonesia merupakan salah satu Negara yang sangat aktif turut serta

dalam berbagai kerjasama perdagangan dan ekonomi antar Negara, berikut ini

adalah beberapa kerjasama yang diikuti oleh Indonesia, yaitu :

15

1. ASEAN Free Trade Area ( AFTA )

ASEAN Free Trade Area atau yang lebih kita kenal dengan AFTA

merupakan salah satu kerjasama regional yang diikuti Indonesia. AFTA

terbentuk saat Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT ) ASEAN ke-4 pada tahun

1992 di Singapura. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, AFTA

memiliki arti Kawasan Perdagangan Bebas Asia Tenggara. Dimana sesuai

dengan namanya, AFTA merupakan suatu kesepakatan antara Negara –

Negara ASEAN untuk membentuk sebuah kawasan perdagangan bebas,

sehingga tidak akan ada hambatan, baik tarif, bea masuk, ataupun hambatan

non tarif. Tujuan dibentuknya AFTA adalah :

a. Meningkatkan daya saing perekonomian Negara ASEAN baik antar

Negara ASEAN maupun di pasar dunia.

b. Meningkatkan investasi asing.

c. Menciptakan pasar regional bagi penduduk ASEAN.

2. Asia Pasific Economic Coorperation ( APEC )

Asian Pasific Economic Coorperation ( APEC ) merupakan kerjasama

ekonomi Negara – Negara di kawasan Asia Pasifik. APEC pertama kali

didirikan pada tahun 1989 di Canberra, Australia. Negara – Negara yang

bergabung dalam APEC diantaranya, Amerika Serikat, Kanada, Meksiko,

Chili, Peru, Rusia, RRC, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong,

Australia, Selandia Baru, Papua Nugini, Indonesia, Malaysia, Thailand,

Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, dan Vietnam. Adapun tujuan

dibentuknya APEC adalah :

a. Melakukan liberalisasi perdagangan dan investasi.

b. Meningkatkan pemanfaatan Sumber Daya Alam dan kualitas Sumber

Daya Manusia dalam rangka peningkatan ekonomi dan pembangunan

Negara.

3. Organization of Petroleum Exporting Countries ( OPEC )

Pada tahun 1960 dibentuk sebuah organisasi Negara – Negara

pengekspor minyak bumi atau yang lebih sering dikatakan dengan OPEC.

Negara – Negara yang kini menjadi anggota OPEC antara lain, Arab Saudi,

Irak, Iran, Kuwait, Venezuela, Aljazair, Gaban, Indonesia, Libya, Nigeria,

Persatuan Emirat, Arab, dan Qatar. Tujuan dibentuknya OPEC adalah :

16

a. Menghimpun Negara – Negara pengekspor minyak bumi.

b. Menghindari persaingan yang mungkin akan terjadi antara Negara –

Negara pengekspor minyak bumi.

c. Mengatur pemasaran serta penetapan harga minyak bumi.

d. Pemenuhan kebutuhan dunia akan minyak bumi.

4. Asian Development Bank ( ADB )

Asian Development Bank ( ADB ) yang apabila diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia, memiliki arti Bank Pembangunan Asia. ADB

pertama kali dibentuk pada tahun 1966 dengan tujuan memberantas

kemiskinan di Negara – Negara Asia, dengan cara memberikan pinjaman

untuk pemenuhan pembangunan Negara, baik dari segi kehidupan,

pendidikan, kesehatan, dll. Hingga saat ini ADB sudah memiliki 63 anggota,

yaitu diantaranya :

a. Wilayah Asia dan Pasifik : Afganistan, Australia, Azerbaijan,

Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Republik Rakyat Tiongkok, Kep.

Cook, Fiji, Hong Kong, China, India, Indonesia, Jepang, Kazakhstan,

Kiribati, Kyrgyztan, Lao PDR, Malaysia, Maladewa, Kepulauan

Marshall, Micronesia, Mongolia, Myanmar, Nauru, Nepal, Selandia

Baru, Pakistan, Palau, Papua Nugini, Filipina, Samoa, Singapura,

Kepulauan Solomon, Korea Selatan, Sri Lanka, Taipei, China

(Taiwan), Tajikistan, Thailand, Timor Leste, Tonga, Turkmenistan,

Tuvalu, Uzbekistan, Vanuatu, Vietnam

b. Dari wilayah lain : Austria, Belgia, Denmark, Finlandia, Perancis,

Jerman, Italia, Luxembourg, Belanda, Norwegia, Portugal, Spanyol,

Swedia, Swiss, Turki(Eropa). Kanada, Amerika Serikat (Amerika).

5. ASEAN Economic Community ( AEC ) / Masyarakat Ekonomi ASEAN

( MEA )

ASEAN Econimic Community atau yang lebih dikenal dengan MEA

merupakan salah satu bentuk kesepakatan kerjasama baru antara Negara –

Negara di kawasan Asia Tenggara. MEA akan menerapkan sistem

perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN.

Tujuan dibentuknya MEA, yaitu :

a. Meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN.

b. Membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat.

17

c. Terciptanya aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja terlatih, serta

aliran investasi yang lebih bebas.

6. Group of Twenty ( G20 )

Organisasi lainnya yang beranggotakan Indonesia adalah Group of

Twenty (G20). Organisasi ini merupakan organisasi yang terdiri dari negara-

negara dengan perekonomian besar didunia (19 negara ditambah dengan Uni

Eropa). Tujuan dari G20 itu sendiri adalah sebagai wadah bagi negara-negara

industri dan berkembang untuk membahas permasalahan - permasalahan

penting dalam perekonomian dunia secara bersama-sama. Adapun anggota

dari G20 antara lain : Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina,

Australia, Brasil, Britania Raya, RRC, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman,

Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, Turki, Uni Eropa

2.5.2 Integrasi Ekonomi

Secara umum integrasi ekonomi adalah pencabutan (penghapusan)

hambatan-hambatan ekonomi diantara dua atau lebih perekonomian (negara).

Secara operasional, didefinisikan sebagai pencabutan (penghapusan)

diskriminasi dan penyatuan politik (kebijaksanaan) seperti norma, peraturan,

prosedur. Instrumennya meliputi bea masuk, pajak, mata uang, undang-undang,

lembaga, standarisasi, dan kebijaksanaan ekonomi. Menurut teori integritas

ekonomi ( economic integration ) dari Bela Balasa 1961, ada enam tahapan

kerja sama perdagangan untuk menuju ke integrasi ekonomi, antara lain :

1. Preferential Trading Area ( PTA )

Preferential Trading Area atau sering disebut Preferential Trade

Agreement ( PTA ) yang memiliki arti Pengaturan Dagang Preferensial

merupakan kelompok perdagangan yang memberikan preferensi atau

keringanan terhadap jenis produk tertentu kepada Negara anggota, yang

dapat dilakukan dengan cara mengurangi tarif. PTA dibentuk oleh negara-

negara yang sepakat menurunkan hambatan-hambatan perdagangan yang

berlangsung diantara mereka dan membedakannya dengan negara-negara

yang bukan anggota. Contoh pengaturan dagang semacam ini, antara lain :

The Europe Agreements, The Europe Economic Area, dll.

2. Free Trade Area ( FTA )

Negara yang memiliki struktur ekonomi bersifat komplementer, akan

memilih bentuk integritas ekonomi Free Trade Area atau kawasan

18

perdagangan bebas. Dimana beberapa Negara sepakat untuk

menghilangkan tariff, kuota, dan preferensi pada sebagian besar barang

dan atau jasa yang mereka perdagangkan. FTA bertujuan untuk

menurunkan hambatan perdagangan, sehingga volume perdagangan

meningkat. FTA merupakan bentuk integrasi ekonomi yang lebih tinggi

dimana semua hambatan perdagangan baik tarif maupun non-tarif diantara

negara-negara anggota telah dihilangkan sepenuhnya, namun masing-

masing negara anggota tersebut masih berhak menentukan sendiri apakah

tetap mempertahankan atau menghilangkan hambatan-hambatan

perdagangan yang diterapkan terhadap negara-negara diluar anggota.

3. Custom Union

Custom Union atau persekutuan pabean merupakan salah satu

perjanjian dagang, dimana sejumlah Negara memberlakukan perdagangan

bebas di antara mereka dan menerapkan serangkaian tarif bersama

terhadap barang dan atau jasa dari Negara lain. Custom Union ini adalah

bentuk perdagangan bebas diantara anggota, namun tidak ada penetuan

tarif bersama, dengan bentuk pasar bersama, yang menerapkan tarif

bersama dan memperkenankan pergerakan bebas sumber daya. Custom

Union bertujuan untuk meningkatkan efisiensi serta mendekatkan

hubungan diplomatic di antara Negara anggota. Custom Union

mewajibkan semua negara nggota untuk tidak hanya menghilangkan

semua bentuk hambatan perdagangan diantara mereka, namun juga

menyeragamkan kebijakan perdagangan mereka terhadap negara luar yang

bukan anggota. Contoh Custom Union adalah Zollverein.

4. Single Integrated Market ( Common Market )

Single Integrated Market atau pasar tunggal bersama adalah sejenis

blok dagang yang merupakan gabungan dari Custom Union dengan

kebijaksanaan bersama terhadap produk dan pergerakan yang bebas atas

faktor produksi dan wirausaha. Common Market juga merupakan suatu

bentuk integrasi dimana bukan hanya perdagangan barang saja yang

dibebaskan, namun arus faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal

juga dibebaskan dari semua hambatan.

5. Economic and Monetary Union

19

Economic and Monetary Union atau kesatuan ekonomi dan moneter

merupakan satu blok dagang seperti pasar tunggal dengan kesatuan

moneter untuk semua Negara anggota dengan menerapkan mata uang

bersama. Kesatuan ekonomi dan moneter dilaksanakan melalui pakta

dagang dari semua sistem moneter yang berlaku di Negara anggota.

6. Complete Economic Integration

Pada tahap akhir ini, tidak lagi diberlakukan kebijaksanaan

pengawasan ekonomi kepada unit – unit yang bergabung, karena mereka

telah menjadi satu kesatuan moneter dan fiskal secara penuh atau

mendekati penuh.

20

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Terdapat tiga aliran yang mengaitkan kaitan globalisasi dengan perekonomian

Indonesia yaitu aliran modal, aliran tenaga kerja, dan aliran barang. Keuntungan

dari adanya globalisasi adalah meningkatnya produksi global, meningkatnya

kemakmuran masyarakat, meluaskan pasar untuk produk dalam negeri dan

menyediakan tambahan untuk pembangunan ekonomi. Namun terdapat juga

kerugian dari adanya globalisasi yaitu menghambat pertumbuhan sektor ekonomi,

memperburuk neraca pembayaran, sektor keuangan yang semakin tidak stabil, dan

memperburuk prospek pertumbuhun ekonomin jangka panjang.

GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) memiliki tujuan yaitu

meningkatkan taraf hidup umat manusia, meningkatkan kesempatan kerja,

meningkatkan pemanfaatan kekayaan alam dunia dan meningkatkan produksi dan

tukar menukar barang. Terdapat 3 prinsip GATT yaitu prinsip resiprositas, prinsip

most favored nation, dan prinsip transparansi. Secara berkala GATT melakukan

negosiasi yang merumuskan kesepakatan baru yang harus di patuhi oleh semua

negara anggota. Kesepatan tersebut terkenal dengan istilah Putaran. GATT telah

melaksanakan 8 putaran yaitu putaran Geneva, Annecy, Torquay, Geneva II,

Dillon, Tokyo Uruguay dan Doha.

Putaran Uruguay (Uruguay round) adalah putaran kedelapan dan terakhir dari

negosiasi Perjanjian Umum mengenai Tarif dan Perdagangan (GATT) dimana

dalam putaran ini telah tercapai kesepakatan untuk membentuk sebuah lembaga

perdagangan internasional yaitu World Trade Organization (WTO). WTO

bertugas mengatur dan menangani aturan perdagangan antar negara anggota,

WTO memfasilitasi ruang negoisasi dan pembentukan perjanjian perdagangan dan

21

penyelesaian permasalahan yang bertujuan untuk meningkatkan ketaatan terhadap

perjanjian WTO yang ditandatangani oleh wakil pemerintah. Untuk mencapai

tujuannya WTO memiliki beberapa prinsip yaitu Most Favoured Nation, National

Treatment, The National Treatment Obligation, penghapusan kuota dan

transparansi.

Dalam GATT pada prinsipnya ada dua cara penyelesaian sengketa dagang

internasional, yakni melalui jalur diplomatik dan melalui jalur “Contracting Party”

GATT. Terdapat beberapa forum penyelesaian sengketa yaitu negosiasi,

penyelidikan fakta-fakta (inquiry), mediasi, konsiliasi, arbitrase, penyelesaian

melalui hukum atau melalui pengadilan. Cara-cara tersebut dipandang sebagai

bagian integral dari penyelesaian sengketa yang diakui dalam sistem hukum

nasional suatu negara, misalnya, hukum nasional Indonesia, dalam Undang-

Undang nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian

Sengketa

Kerjasama perdagangan & ekonomi merupakan salah satu cara sebuah Negara

untuk memperkenalkan dirinya ke dunia Internasional. Terdapat 3 bentuk

kerjasama perdagangan & ekonomi yaitu kerjasama bilateral, regional dan

multilateral. Beberapa kerjasama yang diikuti oleh indonesia antara lain, AFTA

(ASEAN Free Trade Area), APEC (Asia Pasific Economic Coorperation), ADB

(Asian Development Bank), Masyarakat Ekonomi ASEAN, G20 (Group of

Twenty) dan lainnya Integrasi ekonomi adalah pencabutan (penghapusan)

hambatan-hambatan ekonomi diantara dua atau lebih perekonomian (negara).

Secara operasional, didefinisikan sebagai pencabutan (penghapusan) diskriminasi

dan penyatuan politik (kebijaksanaan) seperti norma, peraturan, prosedur.

Instrumennya meliputi bea masuk, pajak, mata uang, undang-undang, lembaga,

standarisasi, dan kebijaksanaan ekonomi. Ada enam tahapan kerja sama

perdagangan untuk menuju ke integrasi ekonomi, antara lain Preferential Trading

Area ( PTA ), Free Trade Area ( FTA ), Custom Union, Single Integrated Market

( Common Market ), Economic and Monetary Union, dan Complete Economic

Integration

22

DAFTAR PUSTAKA

http://oursmallthought.blogspot.co.id/2013/05/dampak-indonesia-setelah-masuk-dalam-

wto.html. (Diakses pada 9 Pebruari 2016)

http://www.mikirbae.com/2014/12/contoh-kerjasama-regional.html. (Diakses pada 9

Pebruari 2016)

https://saripedia.wordpress.com/tag/negara-anggota-g20/. (Diakses pada 9 Pebruari 2016)

http://www.invonesia.com/macam-macam-organisasi-internasional-dimana-indonesia-aktif-

berkontribusi.html. (Diakses pada 9 Pebruari 2016)

https://hotcokelat.wordpress.com/2011/04/28/integrasi-ekonomi-2/. (Diakses pada 9

Pebruari 2016)

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/04/06/17203199/

WTO.Kembali.Menangkan.Kasus.Rokok.Kretek.Indonesia. (Diakses pada 9 Pebruari

2016)

http://finance.detik.com/read/2015/06/20/155929/2947769/1036/perang-ri-vs-australia-di-

wto-melibatkan-banyak-negara. (Diakses pada 9 Pebruari 2016)

http://depperindag.tripod.com/ind_2000/humas/pers/27121999.html. (Diakses pada 9

Pebruari 2016)

https://pujarahayu.wordpress.com/2015/07/11/kasus-kasus-yang-melibatkan-indonesia-wto/

jurnal

wikipedia

23

24