gonore

16
Case Report Session GONORE Oleh: Meiby Riana Heri Fitrianto Nadilla Andam Astari Preseptor : dr. Gardenia Akhyar, Sp.KK BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT KELAMIN RSUP DR. M. DJAMIL

Upload: heri-fitrianto

Post on 24-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bagian kulit dan kelamin

TRANSCRIPT

Page 1: GONORE

Case Report Session

GONORE

Oleh:

Meiby Riana

Heri Fitrianto

Nadilla Andam Astari

Preseptor :

dr. Gardenia Akhyar, Sp.KK

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT KELAMIN RSUP DR. M. DJAMIL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

Page 2: GONORE

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 DEFINISI

Gonore dalam arti luas mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria

gonorrhoeae. Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insiden yang tinggi diantara Penyakit

Menular Seksual (P.M.S). Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara

genito-genital, oro-genital, dan ano-genital. Selain itu juga dapat terjadi secara manual melalui alat-

alat, pakaian, handuk, termometer, dan sebagainya. Pada pengobatannya banyak terjadi perubahan

karena Neisseria gonorrhoeae yang telah resisten terhadap penisilin dan disebut Penicillinase

Producing Neisseria gonorrhoeae (P.P.N.G).

1.2 ETIOLOGI

Penyebab gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan baru

diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4

spesies yaitu N.gonorrhoeae dan N.meningitidis yang bersifat patogen, serta N.catarrhalis dan

N.pharyngis sicca yang bersifat komensal. Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes

fermentasi.

Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8u dan panjang

1,6u, bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarnaan Gram bersifat Gram-negatif

yang terlihat di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam

keadaan kering, tidak tahan suhu diatas 39ºC, dan tidak tahan zat desinfektan.

Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis

gepeng yang immatur, yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.

1.3 GEJALA KLINIS

Masa tunas sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2-5 hari, kadang-kadang

lebih lama dan hal ini disebabkan karena penderita telah mengobati diri sendiri, tetapi dengan dosis

yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak diperhatikan oleh penderita. Pada wanita

masa tunas sulit ditentukan karena pada umumnya asimptomatik. Tempat masuk kuman pada pria

di uretra menimbulkan uretritis. Yang paling sering adalah uretritis anterior akuta yang dapat

menjalar ke proksimal, dan mengakibatkan komplikasi lokal, asendens serta diseminata.

Page 3: GONORE

Keluhan subjektif berupa rasa gatal, panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra

eksternum, kemudian disusul disuria, polakisuria, keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang-

kadang disertai darah, dapat pula disertai nyeri pada waktu ereksi. Pada pemeriksaan tampak

orifisium uretra eksternum kemerahan, edema, dan ektropion. Tampak pula duh tubuh yang

mukopurulen. Pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal

unilateral atau bilateral.

Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda dari pria. Pada wanita,

penyakit akut maupun kronik, gejala subjektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati

kelainan objektif. Pada umumnya wanita datang berobat kalau sudah ada komplikasi. Infeksi pada

wanita pada mulanya hanya mengenai serviks uteri. Pada pemeriksaan serviks tampak merah

dengan erosi dan sekret mukopurulen. Duh tubuh akan terlihat lebih banyak bila terjadi servisitis

akut atau disertai vaginitis.

1.4 DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan 3

1. Sediaan langsung

Pada sediaan langsung dengan pewarnaan Gram akan ditemukan gonokok Gram-negatif

intraselular dan ekstraselular. Bahan duh tubuh pada pria diambil dari daerah fosa

navikularis, sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar Bartholin, serviks

dan rektum.

2. Kultur

Untuk identifikasi, perlu dilakukan kultur menggunakan media transpor dan media

pertumbuhan.

Contoh media transpor :

a. Media Stuart : hanya untuk transpor saja, sehingga perlu ditanam kembali pada media

pertumbuhan.

b. Media Transgrow : selektif dan nutritif untuk N.gonorrhoeae dan N.meningitidis, dalam

perjalanan dapat bertahan hingga 96 jam, merupakan gabungan media transpor dan

media pertumbuhan.

Contoh media pertumbuhan:

c. Media Thayer-Martin : selektif untuk mengisolasi gonokok.

Page 4: GONORE

d. Modifikasi Thayer-Martin : ditambah dengan trimetropim untuk mencegah pertumbuhan

kuman Proteus spp.

e. Agar coklat Mc Leod : dapat ditumbuhi kuman lain selain gonokok.

3. Tes definitif

a. Tes oksidasi

Reagen oksidasi (larutan tetrametil-p-fenilendiamin hidroklorida 1%) ditambahkan pada

koloni gonokok tersangka. Semua Neisseria memberi reaksi positif dengan perubahan wara

koloni yang semula bening berubah menjadi merah muda sampai merah lembayung.

b. Tes fermentasi

Tes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa, maltosa, dan

sukrosa. Kuman gonokok hanya meragikan glukosa.

4. Tes beta-laktamase

Tes ini menggunakan cefinase TM disc. BBL 96192 yang mengandung chromogenic

cephalosporin, akan menyebabkan perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila

kuman mengandung enzim beta-laktamase.

5. Tes Thomson

Tes ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung. Pada tes ini ada

syarat yang perlu diperhatikan : sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi, urin dibagi dalam

dua gelas, tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II. Syarat mutlak ialah kandung

kencing harus mengandung air seni paling sedikit 80-100 ml.

Hasil pembacaan :

Gelas I Gelas II Arti

jernih jernih tidak ada infeksi

keruh jernih uretritis anterior

keruh keruh panuretritis

jernih keruh tidak mungkin

Page 5: GONORE

1.5 PENGOBATAN

Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga, dan sesedikit mungkin efek

toksiknya. Pilihan utama ialah penisilin + probenesid, kecuali di daerah yang tinggi insiden PPNG.

Secara epidemiologis pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal. Macam-

macam obat yang dapat dipakai antara lain:

Penisilin

Yang efektif adalah penisilin G prokain akua. Dosis 3-4,8 juta unit + 1 gram probenesid.

Kontraindikasi pada alergi penisilin.

Ampisilin dan amoksisilin

Dosis ampisilin 3,5 gram + 1 gram probenesid, dan dosis amoksisilin 3 gram + 1 gram

probenesid. Kontraindikasi pada alergi penisilin. Untuk daerah dengan PPNG yang tinggi,

penisilin, ampisilin, dan amoksisilin tidak dianjurkan.

Sefalosporin

Seftriakson cukup efektif dengan dosis 250 mg i.m, Sefoperazon dengan dosis 0,5-1 gram

i.m, dan Sefiksim 400 mg merupakan obat pilihan baru dari golongan sefalosporin yang

dapat diberikan secara oral.

Spektinomisin

Dosis 2 gram i.m, baik untuk penderita yang alergi penisilin, yang mengalami kegagalan

pengobatan dengan penisilin, dan terhadap penderita yang juga tersangka menderita sifilis

karena obat ini tidak menutupi gejala sifilis. Namun obat ini relatif tidak efektif untuk

infeksi gonore pada faring.

Kanamisin

Dosis 2 gram i.m, kebaikan obat ini sama dengan spektinomisin. Kontraindikasi pada

kehamilan.

Tiamfenikol

Dosisnya 2,5-3,5 gram secara oral. Tidak dianjurkan pemakaiannya pada kehamilan.

Kuinolon

Obat yang menjadi pilihan adalah ofloksasin 400 mg, siprofloksasin 500 mg, secara oral. Di

Asia (termasuk Indonesia) dan Amerika Utara sudah mulai dijumpai kepekaan yang

menurun terhadap kuinolon. Levofloksasin generasi terbaru kuinolon dapat dianjurkan

Page 6: GONORE

untuk pengobatan gonore dengan dosis 250 mg per oral dosis tunggal. Kuinolon tidak boleh

diberikan untuk wanita hamil dan menyusui.

1.6 KOMPLIKASI

Komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal genitalia.

Komplikasi lokal pada pria bisa berupa tisonitis (radang kelenjar Tyson), parauretritis, littritis

(radang kelenjar Littre), dan cowperitis (radang kelenjar Cowper). Infeksi dapat pula asendens,

sehingga terjadi prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis, yang dapat menimbulkan

infertilitas. Infeksi dari uretra pars posterior dapat mengenai trigonum kandung kemih

menimbulkan trigonitis, yang memberi gejala poliuria, disuria terminal, dan hematuria.

Pada wanita, infeksi pada serviks (servisitis gonore) dapat menimbulkan komplikasi

salpingitis, ataupun penyakit radang panggul yang dapat mengakibatkan jaringan parut pada tuba

sehingga menyebabkan infertilitas atau kehamilan ektopik. Bila infeksi mengenai uretra, daat terjadi

parauretritis, sedangkan pada kelenjar Bartholin akan menyebabkan terjadinya bartolinitis.

Selain mengenai alat-alat genital, gonore juga dapat menyebabkan infeksi nongenital yaitu

proktitis, orofaringitis dan konjungtivitis.

Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis, endokarditis,

perikarditis, meningitis dan dermatitis.

Page 7: GONORE

BAB II

ILUSTRASI KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.A Agama : Islam

Umur : 34 tahun Pendidikan : Tamat SMP

Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Penjual Ikan Asin

Alamat : Air Tawar Status perkawinan : Sudah Kawin

Bangsa : Indonesia Jumlah anak : -

Suku bangsa : Minang kabau

Seorang pasien laki-laki berumur 34 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUP. Dr.

M.DJAMIL Padang pada tanggal 19 Februari 2015 dengan :

KELUHAN UTAMA

Keluar nanah dari lubang kemaluan yang disertai nyeri sejak 3 hari yang lalu.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Keluar nanah dari lubang kemaluan yang disertai nyeri sejak 3 hari yang lalu. Awalnya nanah

yang keluar sedikit, semakin lama semakin banyak terutama pada pagi hari, nanah berwarna

putih kekuningan, dan nanah keluar terus-menerus. Nanah tidak berbusa dan tidak berbau. Ini

merupakan keluhan yang pertama kali. Pasien merupakan konsultasi dari poli bedah urologi.

Pasien merasa nyeri saat buang air kecil, nyeri saat ereksi tidak ada

Rasa gatal, bau, dan bengkak pada kemaluan tidak ada

Page 8: GONORE

Pasien buang air kecil seperti biasa, warna urin normal

Pasien merasa demam 3 hari yang lalu demam tidak tinggi dan sekarang tidak demam lagi,

nyeri pada perut bagian bawah tidak ada.

Pasien melakukan hubungan seksual dengan seorang wanita PSK 5 hari yang lalu sebanyak

1 kali. Pasien berhubungan secara genito-genital, dan melakukan hubungan seksual secara

oro-genital. Pekerja PSK diberi oro-genital pada pasien. Pasien berhubungan dengan PSK

tanpa pengaman.

Pasien melakukan hubungan suami istri dengan istri pada 1 bulan yang lalu. Pasien tidak tau

apakah istri pasien apakah istri pasien melakukan hubungan seksual dengan orang lain..

Pada waktu berhubungan seksual pasien tidak memakai kondom.

Pasien tidak pernah meiliki riwayat berhubungan dengan sesama jenis.

Buang air besar biasa 1 kali sehari. Nyeri saat BAB tidak ada.

RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien belum pernah mendapat pengobatan untuk keluhan penyakit sekarang.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat bengkak di daerah lipat paha tidak ada

Riwayat benjolan/ jengger ayam di daerah kemaluan tidak ada

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.

PEMERIKSAAN FISIK

Page 9: GONORE

Status Generalisata

Keadaan Umum : Tidak tampak sakit

Kesadaran : Composmentis

Status Gizi : Sedang

Pemeriksaan Thorak : Diharapkan tidak ditemukan kelainan

Pemeriksaan Abdomen: Diharapkan tidak ditemukan kelainan

Status Dermatologikus: Tidak ditemukan kelainan

Status Venereologikus:

Orifisium uretra eksternum:

Eritema : ada

Edema : tidak ada

Duh tubuh : ada, mukopurulen

Warna : putih kekuningan

Muara kelenjar pada uretra : Tidak ditemukan kelainan

Muara kelenjar Tyson : Tidak ditemukan kelainan

Kelainan pada genitalia :

Preputium tidak ada kelainan,pasien sudah sunat

Penis tidak ada kelainan

Skrotum tidak ada kelainan

Testis tidak ada kelainan

Prostat tidak ada kelainan

Ulkus/erosi/vesikel/papul tidak ada

Kelainan bentuk vegetasi tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada pada KGB inguinalis.

Page 10: GONORE

Nyeri tekan di daerah abdomen bawah tidak ada

Kelaianan di daerah perineum tidak ada

Kelainan di daerah perianal tidak ada

Kelainan bawaan tidak ada

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pewarnaan gram :

Ditemukan Diplococcus gram negatif intraseluler dan ektraseluler

PMN 40-50/LPB

Clue sel (-)

DIAGNOSIS

Uretritis Gonore Akut tanpa komplikasi

PEMERIKSAAN ANJURAN

Kultur dan tes sensitifitas dengan agar Thayer Martin

DIAGNOSIS BANDING

Uretitis Akut Nonspesifik

PENATALAKSANAAN

Terapi Medikamentosa

Seftriakson 250 mg IM dosis tunggal

As. Mefenamat tablet 3 x 500 mg

Edukasi

Abstinensia/tidak boleh berhubungan seksual sampai terbukti sembuh secara laboratoris,dan

bila tak dapat menahan diri anjurkan memakai kondom

Kontrol ulangan hari ke 3 dan hari ke 8

Page 11: GONORE

Konseling tentang gonore, kemungkinan komplikasi, dan cara penularan.

PROGNOSIS

Quo ad sanationam : bonam

Quo ad vitam : bonam

Quo ad kosmetikum : bonam

Quo ad functionam : bonam

Page 12: GONORE

BAB IIIDISKUSI

Telah diperiksa seorang pasien laki-laki berusia 34 tahun dengan diagnosis Uretritis Gonore Akut

tanpa komplikasi. Dari anamnesis didapatkan keluar nanah dari kemaluan sejak 3 hari yang lalu,

terus menerus, tidak berbusa, tidak berbau.