got gpt enzim

48
Dalam tubuh makhluk hidup, terdapat senyawa organik yang dihasilkan sel dan bekerja sebagai katalis. Senyawa itu disebut enzim. Cara kerja enzim sebagai biokatalis adalah dengan meningkatkan proses reaksi kimia. Meskipun demikian, enzim tidak ikut bereaksi dan tidak pula terpengaruh oleh reaksi tersebut. Enzim termasuk dalam kategori protein. Uniknya, enzim hanya mempengaruhi zat tertentu. Misalnya, enzim protease hanya bereaksi terhadap protein dengan mengubahnya menjadi asam amino atau enzim amilase yang hanya bereaksi pada zat tepung dan mengubahnya menjadi glukosa. Enzim diidentifikasi keberadaannya oleh ilmu pengetahuan pada awal abad ke-19. Saat itu, ilmuwan menemukan proses pencernaan daging oleh sekresi perut dan pengubahan zat tepung menjadi gula oleh kelenjar ludah. Telaah tentang enzim pun semakin tajam saat Louis Pasteur mengkaji pembentukan alkohol dalam fermentasi gula. Setelah itu, dunia ilmu pengetahuan melakukan telaah yang lebih mendalam untuk mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan enzim, termasuk cara kerjanya. Cara Kerja Enzim Makanan yang kita makan mengalami proses kimia yang melibatkan enzim di dalam tubuh. Tanpa bantuan enzim tersebut, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk sari makanan agar bisa diserap tubuh. Enzim tersebut menghasilkan senyawa intermediat dalam reaksi organik dengan energi rendah. Di awal proses reaksi, beberapa enzim mengubah diri, namun kembali ke bentuk semula begitu proses berakhir. Enzim merangsang laju reaksi kimia dengan cara membentuk kompleks dengan substrat sehingga menekan energi aktivasi yang diperlukan tubuh dalam reaksi kimia. Mekanisme kerja enzim adalah sebagai berikut.

Upload: melisa-novitasari

Post on 13-May-2017

291 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Got Gpt Enzim

Dalam tubuh makhluk hidup, terdapat senyawa organik yang dihasilkan sel dan bekerja sebagai katalis. Senyawa itu disebut enzim. Cara kerja enzim sebagai biokatalis adalah dengan meningkatkan proses reaksi kimia. Meskipun demikian, enzim tidak ikut bereaksi dan tidak pula terpengaruh oleh reaksi tersebut.

Enzim termasuk dalam kategori protein. Uniknya, enzim hanya mempengaruhi zat tertentu. Misalnya, enzim protease hanya bereaksi terhadap protein dengan mengubahnya menjadi asam amino atau enzim amilase yang hanya bereaksi pada zat tepung dan mengubahnya menjadi glukosa.

Enzim diidentifikasi keberadaannya oleh ilmu pengetahuan pada awal abad ke-19. Saat itu, ilmuwan menemukan proses pencernaan daging oleh sekresi perut dan pengubahan zat tepung menjadi gula oleh kelenjar ludah. Telaah tentang enzim pun semakin tajam saat Louis Pasteur mengkaji pembentukan alkohol dalam fermentasi gula.

Setelah itu, dunia ilmu pengetahuan melakukan telaah yang lebih mendalam untuk mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan enzim, termasuk cara kerjanya.

Cara Kerja Enzim

Makanan yang kita makan mengalami proses kimia yang melibatkan enzim di dalam tubuh. Tanpa bantuan enzim tersebut, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk sari makanan agar bisa diserap tubuh.

Enzim tersebut menghasilkan senyawa intermediat dalam reaksi organik dengan energi rendah. Di awal proses reaksi, beberapa enzim mengubah diri, namun kembali ke bentuk semula begitu proses berakhir. Enzim merangsang laju reaksi kimia dengan cara membentuk kompleks dengan substrat sehingga menekan energi aktivasi yang diperlukan tubuh dalam reaksi kimia.

Mekanisme kerja enzim adalah sebagai berikut.

1. Menciptakan lingkungan dengan transisi terstabilisasi untuk menurunkan energi aktivasi. Misalnya, dengan cara mengubah substrat.

2. Menurunkan energi transisi dengan menciptakan lingkungan yang terdistribusi muatan berlawanan dan tanpa mengubah bentuk substrat sedikit pun.

3. Membentuk lintasan reaksi alternatif.

4. Menggiring substrat pada orientasi yang tepat untuk bereaksi, dengan cara menurunkan perubahan entropi reaksi. 

Bagian enzim yang aktif sebagai katalis memiliki gugus prostetik yang bentuknya sangat spesifik sehingga hanya bisa bereaksi terhadap molekul dengan bentuk yang spesifik pula. Cara kerjanya bisa digambarkan dengan teori gembok dan anak gembok atau teori kecocokan yang terinduksi.

Page 2: Got Gpt Enzim

a. Teori Gembok dan Anak Gembok

Gembok memiliki susunan mekanika khusus yang tersembunyi di dalam badan gembok. Untuk dapat bergerak membuka dan mengunci, formasi mekanika tersebut harus digerakkan dengan anak gembok yang bentuknya spesifik, sesuai dengan gemboknya.

Satu anak gembok hanya bisa digunakan untuk menggerakkan satu jenis gembok. Prinsip kerja gembok-anak gembok inilah yang terjadi pada enzim dan substratnya.

b. Teori Kecocokan yang Terinduksi

Teori ini memandang bahwa sisi aktif enzim berbentuk fleksibel. Bentuk tersebut kemudian mengalami modifikasi saat substrat memasukinya. Lalu, subsrat membentuk kompleks untuk memulai reaksi kimia yang lebih cepat. Setelah proses tersebut menghasilkan produk yang diinginkan, enzim tersebut melepaskan diri dan kembali ke bentuk semula.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim

Ada beberapa faktor yang memengaruhi aktivitas enzim, di antaranya suhu, keasaman, dan inhibitor.

a. Suhu

Penelitian ilmiah menemukan kenaikan reaksi enzim menjadi dua kali lipat tiap kenaikan suhu 10ºC dalam batas suhu wajar. Kenaikan suhu tersebut menstimulasi peningkatan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim sehingga energi substrat mengalami penurunan saat bertubrukan dengan enzim. Penurunan energi substrat memudahkan molekul terikat pada enzim.

Pada suhu yang meningkat ekstrem, enzim bergetar sehingga menyebabkan terputusnya hidrogen dan enzim mengalami denaturasi, yaitu rusaknya bentuk tiga dimensi enzim dan menyebabkan substrat melepaskannya. Akibatnya, aktivitas enzim pun menurun.

Pada manusia, suhu optimum enzim berkisar pada 37ºC, sedangkan tumbuhan mempunyai suhu optimum yang lebih rendah, yaitu 25ºC.

b. Keasaman

Kadar asam basa sangat mempengaruhi kerja enzim sebab sebagian besar enzim sangat peka terhadap perubahan pH. Pada kisaran pH 7,0, enzim intrasel bekerja sangat efektif. Jika pH dinaikkan atau diturunkan, aktivitas enzim akan berkurang dengan cepat. Hanya beberapa enzim yang justru bekerja optimal dalam kandungan pH sangat asam, yaitu pepsin dan amilase.

Page 3: Got Gpt Enzim

c. Inhibitor

Inhibitor adalah zat yang menghambat kerja enzim. Zat tersebut bersifat menghalangi kerja enzim untuk sementara waktu atau secara tetap. Ada dua jenis inhibitor.

1. Inhibitor kompetitif, seperti sianida. Inhibitor jenis ini bersaing dengan substrat untuk mencapai sisi aktif enzim. Sianida bersaing dengan oksigen untuk mencapai haemoglobin. Sifat hambatannya sementara dan bisa ditanggulangi dengan menaikkan konsentrasi substrat.

2. Inhibitor nonkompetitif yang menghalangi fungsi enzim dengan cara melekatkan diri pada bagian luar sisi aktif enzim. Dalam kasus semacam ini, enzim tidak bereaksi terhadap substrat. Hambatannya bersifat tetap, tidak terpengaruh konsentrasi substrat

BIOKIMIA   ENZIM Enzim berasal dari kata EN-ZYME yang berarti dalam ragi. Dihubungkan dengan aktivitas enzim dalam ragi, misalnya pada pembuatan tape ketan atau ketela dengan menggunakan ragi roti. Enzim merupakan suatu biokatalis, artinya suatu katalisator yang disintesis oleh organisme hidup. Secara structural enzim adalah protein, sehingga sifat-sifat protein dimiliki oleh enzim, seperti termolabil, rusak oleh logam berat (Ag,Pb,Hg), terganggu oleh perubahan pH.Aktivitas enzim umumnya bersifat spesifik. Nomenklatur yang mula-mula digunakan sangat sederhana, yaitu dengan mencantumkan akhiran ase pada nama substrat di mana enzim itu bekerja. Misalnya proteinase : yaitu enzim yang bekerja pada protein, lipase : enzim yang bekerja pada lipid, dsb. Ada pula yang mencantumkan akhiran ase pada jenis reaksinya, missal oksidase yaitu enzim yang bereaksi secara oksidasi, reduktase yaitu enzim yang bereaksi secara reduksi. Namun kesemuanya masih memberikan kesimpangsiuran atau kurangtepatnya nomenklatur enzim; sehingga IUB (International Union of Biochemistry) menganut satu aturan kode dengan cara membagi enzim kedalam enam kelas, yaitu :1. Oksidoreduktase :Enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi antara dua substratEx : katalase (1.11.1.6 Enzim yang bekerja pada H2O2 : disebut H2O2 Oksidoreduktase)

Page 4: Got Gpt Enzim

1.1 bekerja pd gugus C-OH1.4 bekerja pd gugus CH-NH21.9 bekerja pd gugus Hem1.11 bekerja pd gugus H2O22. Transferase :Mengkatalisis pemindahan gugus (selain H) antara sepasang substrat.Ex : heksokinase (2.7.1.1 Pemindah gugus yang mengandung fosfat, misal ATP : D-heksosa-6 fosfo tranferase)2.3 pemindah gugus asil trnsfr\2.7 pemindah gugus fosfat3. Hidrolase :Mengkatalisis hidrolisis ikatan ester, eter, peptida, glikosil, anhidrida asam, c-c, c-halida, P-N.Ex : pseudokolin esterase (3.1.1.8 asilkolin asilhidrolase)4. Liase :Mengkatalisis pemindahan gugus dari substrat, meninggalkan ikatan rangkap.Ex : fumarase (4.2.1.2 L-malat-hidro-liase)L-malat = fumarat + H2O5. Isomerase :Ex : triosafosfat isomerase5.3.1.1 D-gliseraldehida-3 fosfat keto isomerase6. Ligase :Mengkatalisis penggabungan 2 senyawa diikuti oleh pemecahan ikatan piropospat dalam ATP atau senyawa yang sejenis.Ex : glutamin sintase6.3.1.2 L-glutamat : amonia ligase (ADP)ATP L-glutamat + NH43+– = ADP + ortofosfat L glutamin—

Keterangan :• Digit I menunjukkan kelas; Digit II menunjukkan sub kelas; Digit III menunjukkan sub sub kelas; Digit terakhir menunjukkan nama Enzim.

KOFAKTORSejumlah besar enzim membutuhkan suatu komponen lain untuk dapat berfungsi sebagai katalis. Komponen ini secara umum disebut kofaktor. Kofaktor dapat dibagi lagi dalam tiga kelompok, yaitu :a. gugus prostetikb. koenzimc. activator (ion-ion logam yang dapat atau mudah terlepas dari enzim)

a. GUGUS PROSTETIKAdalah kelompok kofaktor yang terikat pada enzim, dan tidak mudah lepas dari enzimnya, Contoh : Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) adalah gugus prostetik dari enzim suksinat dehidrogenase

b.KOENZIM1. Merupakan senyawa organik dengan berat molekul kecil; non protein

Page 5: Got Gpt Enzim

2. Stabil terhadap panas3. Banyak diperlukan untuk aktivitas Enzim kecuali Enzim pencernaan (reaksi hidrolitik)4. Terikat pada Enzim ada yang secara kovalen (prostetik) kebanyakan non kovalen5. Dianggap sebagai substrat ke-2 :

Contoh : NAD,NADP,ATP,tiamin pirofosfat

- Pada reaksi Oksidasi – reduksiLaktat + NAD+ piruvat + NADH+ + H+—–(ko-substrat)

- berfungsi sebagai reagen pemindah gugus

Ex : D-G + A = A-G + DGugus fungsional G dipindah dari molekul D-G, ke molekul penerima A; melibatkan koEnzim;

D-G Co-E A-G

D Co-E-G A

Ex : transaminasi

Klasifikasi koenzim

1. Pemindah gugus HNAD+ , NADP+, FMN, FAD As. Lipoat, co-Enzim Q kebanyakan derivat vit. B dan adenosin monopospat.—-

2. Pemindah gugus selain H Gula phosphat CoA.SH KoEnzim folat KoEnzim kobomida (vit. B12) As. Lipoat Thiamin piropospat Piridoksal pospat Biotin

c. AKTIVATORAdalah ion-ion logam yang dapat terikat atau mudah terlepas dari enzim. Contoh K+, Mg++,Mn++, Cu++ atau Zn++

ISOZIM Enzim dengan sifat-sifat kimia dan fisika yang berbeda tetapi mempunyai aktivitas katalitik yang sama Contoh Isozim : laktat dehidrogenase (mengubah asam keto piruvat menjadi asam laktat)

Page 6: Got Gpt Enzim

• Proporsinya berubah secara bermakna dalam keadaan patologik• Berbeda pada struktur kuartener• Molekul oligomer terdiri dari 4 protomer dari 2 jenis, H dan M• Molekul tetrametrik memiliki aktivitas katalitik• Kemungkinan bentuk/urutan isomer :HHHH ——- I1HHHM ——- I2HHMM ——- I3HMMM —— I4MMMM —— I5

ENZIM DALAM DIAGNOSIS KLINIK

* Enzim plasma fungsional :Ex : lipoprotein lipase, pseudokolin esterase pro Enzim pembekuan dan pemecahan darahUmumnya disintesis dalam hati; konsentrasi darah, sama atau sudah lebih tinggi dari jaringan* Enzim plasma non fungsional :– tidak melakukan fungsi fisioliogik yang dikenal- substratnya sering tidak terdapat dalam plasma- kadarnya jauh lebih rendah dari jaringan sehingga dapat membantu diagnostik dan prognostik klinik yang berharga- berasal dari destruksi eritrosit, leukosit dan sel-sel lain

Penentuan aktivitas Enzim untuk bukti diagnostik :1. Lipase : penyakit hati, def. Vit. A, DMkadar rendah —kadar tinggi karsinoma pankreas dan pankreatitis akut—2. Amilase : penyakit katirendah –tinggi obstruksi usus tinggi, parotitis, diabetes, pankreatitis akut–3. Tripsin :tinggi penyakit pankreatitis akut (lebih sensitif)–4. Kolin esterase :rendah penyakit hati, malnutrisi, infeksi akut, anemia—tinggi sindroma nefritik—5. Alkalin fosfatase :tinggi rakhitis, hiper paratiroidism, sarkoma osteoblastik, ikterus obstruksi,–karsinoma metastatik6. Fosfatase asam :tinggi karsinoma metastatik prostat–7. Trans aminase :GOT : Glutamic oxaloacetate trans aminaseGPT : Glutamic piruvic trans aminase infark miokardPerkiraan GOT —GPT & penyakit hati akutGOT tinggi —8. Laktat dehidrogenase (LDH) :

Page 7: Got Gpt Enzim

tinggi infark miokard (dalam 24 jam)—- leukimiarendah —-9. Isosim LDH :Pengukuran polo isosim10. Isositrat dehidrogenase (ICD) :Untuk diagnosis penyakit hati11. Kreatin fosfokinase :Untuk diagnosis gangguan otot rangka dan jantung12. Seruloplasmin :tinggi sirosis, hepatitis, kehamilan—-rendah penyakit wilson—-

Reaksi Enzimatis

Reaksi enzimatis dapat digambarkan sebagai berikut

Reaksi : E + S = ES E + P

E = enzim S = substrat ES = kompleks enzim-substrat P = produk

Mekanisme reaksi enzim-enzim ini dapat digambarkan dengan menggunakan :1. Model Fischer (model kaku)2. Model Koschland (model konformasi,model fleksibel)

Model Fischer

Model Koschland

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatis

1. Suhu- kecepatan reaksi naik jika suhu naik; energi kinetik naik- Q10 = koefisien temperaturEx : Q10 = 2 artinya kecepatan reaksi naik 2x dengan peningkatan suhu 10oC dankecepatan menjadi 1/2 dengan penurunan 10oC (pada kontraksi ototjantung)2. pH- umumnya aktivitas Enzim optimum pada pH : 5.0 – 9.0

Reaksi

Enz- + SH+ EnzSH—– P + Enz—–

Pada pH rendah, Enz kehilangan muatan -

Enz- + H+ EnzH—–

Page 8: Got Gpt Enzim

Pada pH tinggi, SH mengionisasi

SH+ S + H+——-

3. SubstratES P——–

Ditinjau kerja enzim pada substrat tunggal. Kadar substrat dinaikkan, kecepatan reaksi enzim meningkat bila kadar substrat terus dinaikkan, pada kadar substrat tertentu dicapai kecepatan reaksi enzim yang maksimal (Vmaks). Setelah Vmaks dicapai, penambahan substrat tidak lagi meningkatkan kecepatan reaksi enzim.Km : konstante michaelis- Adalah konsentrasi substrat yang mempunyai kecepatan reaksi 1/2 dari V maks- rumus persamaan Michaelis. Menten

Vmaks (S)V1 = —————Km + (S)

A. Jika [S] sangat kecil dibanding Km (titik A). penambahan (S) ke Km pada bagian penyebut sangat sedikit berubah, karena Vmaks dan Km konstan, dapat ditulis dengan K

Vmaks (S) Vmaks(S)V1 = ————— = ————— = K(S)Km+(S) Km

Sehingga jika (S) sangat kecil untuk menghasilkan Km, kecepatan V1 tergantungpada (S)

B. Jika [S] jauh lebih besar dari Km. Penambahan Km ke (S) pada penyebut, sangat sedikit berubah. Km dapat dihilangkan.Vmaks (S) Vmaks(S)V1 = ————– = ————— = VmaksKm+(S) (S)Jadi kecepatan = Vmaks = maksimalC. Jika (S) = Km

Vmaks(S) Vmaks(S) Vmaks(S) VmaksV1 = ———— = ————- = ———— = ————Km+(S) (S) + (S) 2(S) 2

Jadi V1 = ½ Vmaks

Penentuan Km dan Vmaks menggunakan bentuk linier dengan persamaan Michaelis-Menten

Page 9: Got Gpt Enzim

Vmaks (S)V1 = ————-Km + (S)Dibalik1 Km + (S)—– = —————V1 Vmaks (S)

1 Km 1 (S)—- = ——— . ——- + ————-Vi Vmaks (S) Vmaks (S)

1 Km 1 1—- = ——— . ——- + ———-Vi Vmaks (S) Vmaks

Persamaan garis lurus

1 Km 1Y = —— ; a = ———- ; b = ———Vi Vmaks Vmaks

Km dapat ditentukan dengan :1. plot line weaver – Burk (grafik )2. cara Eadie dan Hofster

Vi 1 Vmaks—- = – Vi . —— + ———(S) Km Km

Vi VmaksY = ——- , titik potong pada Y = ——–(S) Km

X = Vi , titik potong pada X = Vmaks

Kemiringan = – 1/Km

4. InhibitorBerdasarkan daya kerjanya, maka dibedakan 2 macam inhibitora. inhibitor kompetitifb. inhibitor non kompetitif

a. inhibitor kompetitif atau analog substrat- mempunyai bentuk molekul yang mirip substrat- misal : malonat(I) dgn suksinat (S) thd suksinat dehidrogenase

Page 10: Got Gpt Enzim

suksinat dpt dihidrolisis menjadi fumarat, malonat tdk dapat.- terjadi pada daerah katalitik; struktur mirip dengan substrat- sifat : reversibel

- kerja inhibitor Enz + PEnzEnzI (inactive) ——Enz

EnzS (active) Enz + P——

inhibitor non kompetitif reversibel- tidak ada persaingan antara S dan I- menurunkan Vmaks, tetapi tidak mempengaruhi Km- terbentuk komplek EnzS dan EnzIS- sifat : irreversibel

EnzI

Enz EnzEnzIS —– + P

EnS

Enz + P

Inhibitor irreversibel- Racun Enzim seperti : yodoasetamidIon logam berat (Ag+, Hg+)Oxidant dsbDapat mengurangi aktivitas Enzim– tidak terdapat persamaan struktur dengan S, sehingga peningkatan (S) , umumnyatidak menghilangkan penghambatan ini

Pro enzymes atau zymogen enzym yang belum aktif (prekursor Enzim) ex : pro kimo tripsin (245-aminoase residu poli peptida)-kimo tripsin melibatkan 3 pengaktifan pro kimo tripsin menjadi -kimotempat proteolitik dan pembentukan senyawa antara aktif yaitu tripsin

Peran ion logamIon logan berperan penting pada struktur dan katalisis protein.Lebih dari 25 % seluruh Enzim mengikat kuat atau membutuhkan ion logam untuk aktifitasnya.a. MetalloEnzim dan “Enzim diaktifkan logam”MetalloEnzim adalah Enzim yang mgd sejumlah ion logam ttt, yang dipertahankan selama proses pemurnian.“Enzim diaktifkan logam” yi, ENZIM yang tidak mengikat logam dg kuat.b.Kompleks ternary Enzim-logam-substrat

Page 11: Got Gpt Enzim

Terdapat 4 bentuk mineral dalam struktur molekul enzim-substrat:

Enz-S-M M-Enz- SJembatan substrat kompleks jembatan-Enzim

MEnz-M-S SEnz

Kompleks jembatan kompleks jembatanlogam sederhana logam siklik

Keempat bentuk mungkin untuk Enzim diaktifkan logam. Metalo Enzim tidak mampu membentuk En-S-M

Kompleks jembatan-Enzim (M-Enz-S) : logam turut berperan mempertahankan konformasi aktif atau membentuk jembatan logam dengan substrat

PENGATURAN AKTIVITAS ENZIM

Pengaturan aktivitas enzim dilakukan melalui beberapa cara1. Pembentukan proenzim2. Pengaturan allosterik3. Inhibisi umpan balik4. Modifikasi kovalen

TURN OVER ENZIM (pergantian enzim)

Merupakan pergantian yang lama dengan yang baru, jadi berhubungan dengan sintesis dan degradasi enzim. .Jadi enzim dalam keadaan yang dinamis, berarti yang lama akan selalu diganti yang baru.

degradasi Enzim melibatkan proses proteolitik yang dikatalisis oleh Enzim lain kemampuan Enzim untuk degradasi proteolitik tergantung pada konformasi. Konformasi dipengaruhi oleh : substrat, koEnzim dan ion logamSintesis Enzim ditekan oleh : Produk akhir : molekul kecil seperti purin or asam aminoMisal : adanya histidin dalam medium Salmonella typhimurium menekan sintesissemua Enzim yang mengikat biosintesis histidin.Sebaliknya bila histidin dihilangkan sintesis Enzim normal Katabolit : senyawa antara dalam rangkaian reaksi yang diikat Enzim katabolik

perubahan pro Enzim menjadi Enzim :oleh Enzim proteolitik atau ion H+

Page 12: Got Gpt Enzim

Mengapa Enzim tertentu di sekresi dalam bentuk tidak aktif ?• diperlukan tidak setiap waktu (intermitent)ex : Enzim untuk pembentukan dan pemecahan bekuan darahpada proses pencernaan : waktu-waktu tertentu dan teratur dapat diprediksi• melindungi jaringan asal (tempat penyimpanannya) dari autodigesti

Hati / Liver

Hati (liver) merupakan organ terbesar dalm tubuh manusis. Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalm tubuh kita. Sehinga dapat dibayangkan akibat yang akan timbul apabila tejadi kerusakan pada hati.

Beberapa Penyakit Hati Antara Lain

1. Penyakit hati karena infeksi (misalnya hepatitis virus)Ditularkan melalui makanan & minuman yang tekontaminasi, suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi, kegiatn seksual, dll.

2. Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol atau obat tertentu)Alkohol bersifat toksik tehadap hati. Adanya penimbunan obat dalam hati (seperti acetaminophen) maupun gangguan pada metabolisme obat dapat menyebabkan penyakit hati.

3. Genetika atau keturunan (misalnya hemochromatosis)

4. Gangguan imun (misalnya hepatitis autoimun)Penyakit autoimun merupakan penyakit yang ditimbulkan karena adanya perlawanan terhadap jaringan tubuh sendiri. Pada hepatitis autoimun umunya yang dilawan adalah sel-sel hati, sehingga terjadi peradangan yang kronis.

5. Kanker (misalnya Hepatocellular Carcinoma)Kanker hati dapat disebabkan oleh senyawa karsinogenik diantaranya aflatoxin, polyvinyl chloride (bahan pembuat plastik),virus, dll.

Page 13: Got Gpt Enzim

Aplatoxin merupakan racun yang diproduksi oleh Aspergillus flavus dan dapat mengkontaminasi makanan selama penyim pangan, seperti kacang-kacangan, padi & singkong terutama pada daerah tropis. Hepatitis B dana C maupun sirosis hati dapat berkembang menjadi kanker hati.

Beberapa penyakit hati yang umum terjadi dan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi.

HepatitisHepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Virus merupakan penyebab hepatitis yang paling sering,terutama virus hepatitis A,B,C,D dan E. Pada umumnya penderita hepatitis A & E dapat sembuh, sebaliknya B & C dapat menjadi kronis. Virus hepatits D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B dan dapat memperparah keadaan penderita.

Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk memastikan diagnosis hepatitis karena penderita hepatitis sering tidak bergejala atau tidak gejala tidak khas.

Pemeriksaan untuk hepatitis Akut :- Enzim GOT, GPT- Penanda hepatitis A (Anti Hav IgM)- Penanda hepatitis B (HGsAg, Anti HBC IgM)- Penanda hepatitis C (Anti HCV, HCV RNA)- Penanda hepatitis E (Anti HEV IgM)

Pemeriksaan untuk hepatitis kronis :- Enzim GOT,GPT- Penanda hepatitis B (HBsAg,HBe, Anti HBc, Anti HBe, HBV DNA)- Penanda hepatis C (Anti HCV,HCV RNA)

Penanda imunitas :- Anti HAV- Anti HBs

Sirosis HatiSirosis hati adalah penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, aistes/perut membesar, mata kuning serta koma hepatikum).Pemeriksaan unuk mendeteksi sirosis hati : Enzim GOT GPT (rasio GOT/GPT >1), waktu Protrombin, Protein Elektroforesis.

Kanker Hati

Page 14: Got Gpt Enzim

Kanker hati tejadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitiskronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B,C dan hemochromatosis.Pemeriksaan untuk mendeteksi kanker hati : AFP, PIVKA II

Perlemakan Hati Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5% dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena Steatohepatitis).Pemeriksaan pada perlemakan hati : Enzim GOT, GPT, Fosfatase Alkali.

Kolestasis dan JaundiceKolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan produksi dan/atau pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A,D,E,K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.Adanya kelebihan bilirubin dalm sirkulasi darah dn penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita telihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan faeces lebih terang.Pemeriksaan unuk kolestasisi dan jaundice: Fosfatase Alkali, Gamma GT, Bilirubin Total, Bilirubin Direk.

HemochromatosisHemochromatosis merupakan kelainan metabolisme besi yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringan. Penyakit ini bersifat genetik/keturunan.Pemeriksaan laboratorium untuk hemochromatosis : Transferin, Ferritin

Tips Bagi penderita penyakit hati :1. Diet seimbangJumlah kalori yang dibutuhkan sisesuaikan dengan tinggi badan, berat badan, dan aktivitas. pada keadaan tertentu diperlukan diet rendah kalori.2. Banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas sesuai kemampuan untuk mencegah sembelit.3. Menjalankan pola hidup yang teratur.

penetapan kadar glukosa darah PENETAPAN KADARKARBOHIDRAT TOTAL DAN GPT

Tanggal : 24 Maret 2009Golongan/Kelas : I/FKK 2007Dosen Pembimbing : Dr. Edy Meiyanto, M.Si., Apt.Asisten Jaga : Mbak Niken dan Mbak Sani

Page 15: Got Gpt Enzim

M. Lutfi Pratama FA/7714 Eghva Garilda OV FA/7734Ria Widyaswari FA/7717 Rohedi Widya L P FA/7735Linda Triana FA/7719 Ikha Ockyantarina FA/7736Annisa Kris N FA/7723 Fatma Swastika M R FA/7737Oki Tusinawaty FA/7724 Freeda J Nafisah FA/7738Zakiyah Oktafiani FA/7725 Eka Yuliyanti FA/7740Truly Dian A FA/7728 Yonea Bakla FA/7742Christie FA/7729 Satria Andika N FA/7743Fitria Dwi R FA/7730 Miftaahul Jannah FA/7744Ajeng Nugrahaning W FA/7732LABORATORIUM KIMIA FARMASI ANALISISFAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA2009 I. TUJUAN PERCOBAANAgar mahasiswa mampu menetapkan kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode enzimatik dan menentukan GPT.

II. PRINSIP DASAR PERCOBANGlukosa dioksidasi menjadi asam glukonat dan H2O2 dengan enzim GOD. Kemudian, H2O2 direaksikan dengan peroksidase dan O-dianisidin menghasilkan senyawa berwarna.

III. METODE SISTEMATIS- Preparasi sampel (plasma)Ambil darah ± 3 ml

Sentrifuge (25oC, 1300 rpm, 10’)

- Penetapan kadar

Sampel(plasma 10μL) Blangko(Aquadest 10 μL) Standard(standard 10 μL)

+ Reagen I 1000μl

Campur, inkubasi 10 menit di waterbath, suhu 37 C ̊Baca absorbansi di λ 500

Ulangi baca absorbansi pada menit ke 30

Replikasi 3x

Page 16: Got Gpt Enzim

- Penetapan GPTPlasma 100μ+ Reagen I 1000μl

Campur, inkubasi 5 menit di waterbath, suhu 37 C ̊

+ Reagen II 250μl

Baca absorbansi pada λ 340 nm

IV. HASIL PERCOBAAN (DATA DAN PERHITUNGAN)- Data Karbohidrat TotalKelompok Absorbansi(A) C(mg/100ml) C rata-rata(mg/100ml) SD(mg/100ml) CV(%)Baku Sampel A 0,345 0,312 90,435 85,507 7,180 8,397B 0,345 0,274 79,420 C 0,345 0,329 95,362 D 0,345 0,261 75,652 E 0,345 0,294 85,217 F 0,345 0,300 86,957

- Data GPTKelompok Menit ke- Aktifitas Alat (U/I)1’ 2’ 3’ A -0,094 -0,097 -0,100 6,429B 0,062 0,049 0,040 23,573C 0,116 0,105 0,094 23,573D 0,103 0,092 0,081 23,573E 0,099 0,088 0,077 23,573F 0,082 0,077 0,073 9,6435

laporan-resmi-praktikum-analisis-klinikgol-1p31Permalink 18 Comments » 1.

Page 17: Got Gpt Enzim

Truly Dian Anggraini , FA/07728 saidMarch 24, 2009 @ 2:43 pm Truly Dian A, FA/07728Pada praktikum kali ini, selain dilakukan percobaan mengenai pengukuran kadar karbohidrat total, juga dilakukan percobaan untuk mengukur aktifitas ALAT.ALAT (Alanine Aminotransferase) sering juga disebut GPT (Glutamic Pyruvic Transaminase) atau ASAT (Aspartat Aminotransferase), dahulu sering disebut dengan GOT (Glutamic Oxaloasetat). Mereka adalah kelompok enzyme yang paling penting yang mencenminkan enzyme amino transferase ato transaminase, yang engkatalisis konversi dari α-asam keto menjadi asam amino oleh transfer dari kelompok amino.GPT adalah enzim yang spesifik untuk hati, yang hanya memberikan hasil yang signifikan terhadap adanya peningkatan penyakit hepatobillary di hati. Peningkatan level ASAT dapat juga berhubungan dengan kerusakan jantung, otot skeletal dan liver parenkim. Pengukuran paralel dari ALAT dan ASAT berguna untuk membedakan diagnosis dari penyakit-penyakit yang berhubungan dengan hati. Apabila ratio 1 menggambarkan penyakit hati yang kronis.Prinsip dari GPT adalah sebagai berikut :L-alanine + 2-Oxoglutarate ALAT L-Glutamate + PyruvatePyruvate + NADH + H+ LDH D-lactate + NAD+Penambahan Pyridoxal-5-Phospate (P-5-P) akan menstabilkan transaminase, dan menghindari adanya nilai yang sangat rendah dari sempel yang tidak cukup mengandung endogenous P-5-P (ex: pada pasien dengan infrak myocardial, penyakit hati, dan pada pasien yang sedang mengalami perawatan intensif).Yang dibuat pada praktikum kali ini adalah substrat start, dimana damana dalam percobaan ditambahkan P-5-P. Dimana langkah kerjanya adalah sebagai berikut :-Plasma (100µL) ditambah dengan Aquadest (100µL)-Setelah itu, tambahkan 1000µL reagent 1.-Campur dan diinkubasi 5 menit pada suhu 37ºC-Tambahkan 250µL reagent 2.-Campur, dan baca absorbansi menit ke 1,2,3 pada λ 340 nm.Reagen-reagen yang digunakan:R1 : Tris pH9,15L alanineLDHR2 : 2-oxoglutaratePyridoxal-5-PhosateRange nilai aktifitas ALAT (WITH P-5-P)-Wanita <34 U/I- Laki-laki <45 U/I- Anak-anak 1-30 hari <25 U/I2-12 bulan <35 U/I1-3 bulan <30 U/I4-6 tahun <25 U/I7-9 tahun <25 U/I

Page 18: Got Gpt Enzim

10-18 tahun <30 U/ISetelah itu, hitung aktifitas ALAT, dengan menggunakan rumus :Aktv. ALAT = ΔabsΔ menit X faktor (2143)Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai aktifitas ALAT sebagai berikut:Kel A : 6,429 U/IKel B : 23,573 U/IKel C : 23,573 U/IKel D : 23,573 U/IKel E : 23,573 U/IKel F : 9,6435 U/IDan aktifitas ALAT rata-ratanya adalah 18,394 U/I. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai aktifitas ALAT tidak melampaui range, yaitu <45 U/I (probandus laki-laki). Hal ini menunjukkan bahwa probandus tidak mengalami kelainan atau penyakit yang berhubungan dengan liver.Reply 2. Truly Dian Anggraini , FA/07728 saidMarch 24, 2009 @ 2:44 pm Pada praktikum kali ini, selain dilakukan percobaan mengenai pengukuran kadar karbohidrat total, juga dilakukan percobaan untuk mengukur aktifitas ALAT.ALAT (Alanine Aminotransferase) sering juga disebut GPT (Glutamic Pyruvic Transaminase) atau ASAT (Aspartat Aminotransferase), dahulu sering disebut dengan GOT (Glutamic Oxaloasetat). Mereka adalah kelompok enzyme yang paling penting yang mencenminkan enzyme amino transferase ato transaminase, yang engkatalisis konversi dari α-asam keto menjadi asam amino oleh transfer dari kelompok amino.GPT adalah enzim yang spesifik untuk hati, yang hanya memberikan hasil yang signifikan terhadap adanya peningkatan penyakit hepatobillary di hati. Peningkatan level ASAT dapat juga berhubungan dengan kerusakan jantung, otot skeletal dan liver parenkim. Pengukuran paralel dari ALAT dan ASAT berguna untuk membedakan diagnosis dari penyakit-penyakit yang berhubungan dengan hati. Apabila ratio 1 menggambarkan penyakit hati yang kronis.Prinsip dari GPT adalah sebagai berikut :L-alanine + 2-Oxoglutarate ALAT L-Glutamate + PyruvatePyruvate + NADH + H+ LDH D-lactate + NAD+Penambahan Pyridoxal-5-Phospate (P-5-P) akan menstabilkan transaminase, dan menghindari adanya nilai yang sangat rendah dari sempel yang tidak cukup mengandung endogenous P-5-P (ex: pada pasien dengan infrak myocardial, penyakit hati, dan pada pasien yang sedang mengalami perawatan intensif).Yang dibuat pada praktikum kali ini adalah substrat start, dimana damana dalam percobaan ditambahkan P-5-P. Dimana langkah kerjanya adalah sebagai berikut :-Plasma (100µL) ditambah dengan Aquadest (100µL)-Setelah itu, tambahkan 1000µL reagent 1.-Campur dan diinkubasi 5 menit pada suhu 37ºC-Tambahkan 250µL reagent 2.

Page 19: Got Gpt Enzim

-Campur, dan baca absorbansi menit ke 1,2,3 pada λ 340 nm.Reagen-reagen yang digunakan:R1 : Tris pH9,15L alanineLDHR2 : 2-oxoglutaratePyridoxal-5-PhosateRange nilai aktifitas ALAT (WITH P-5-P)-Wanita <34 U/I- Laki-laki <45 U/I- Anak-anak 1-30 hari <25 U/I2-12 bulan <35 U/I1-3 bulan <30 U/I4-6 tahun <25 U/I7-9 tahun <25 U/I10-18 tahun <30 U/ISetelah itu, hitung aktifitas ALAT, dengan menggunakan rumus :Aktv. ALAT = ΔabsΔ menit X faktor (2143)Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai aktifitas ALAT sebagai berikut:Kel A : 6,429 U/IKel B : 23,573 U/IKel C : 23,573 U/IKel D : 23,573 U/IKel E : 23,573 U/IKel F : 9,6435 U/IDan aktifitas ALAT rata-ratanya adalah 18,394 U/I. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai aktifitas ALAT tidak melampaui range, yaitu <45 U/I (probandus laki-laki). Hal ini menunjukkan bahwa probandus tidak mengalami kelainan atau penyakit yang berhubungan dengan liver.Reply 3. Zakiyah Oktafiani / 7725 saidMarch 25, 2009 @ 1:29 pm Pada praktikum ini , dilakukan penetapan kadar karbohidrat total dan penetapan kadar ALAT (Alanine Aminotransferase) /GPT . Prinsip yang digunakan adalah dengan menggunakan metode enzimatik . Metode enzimatik adalah dengan enzim GOD yang mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan H202 . H202 direaksikan dengan peroksidase dan 0-drainisin menghasilkan warna . Warna ini akan dapat dibaca oleh sperktrofotometri . Adapun kepentingan penetapan kadar karbohidrat total pada analisis klinik adalah untuk mengetahui bila dalam tubuh diindikasi memiliki kelainan metabolisme karbohidrat , untuk dapat menilai fungsi hormon yang mengatur metabolisme dari karbohidrat , dan untuk mengukur kadar glukosa dalam darah yang dapat dihubungkan dengan penyakit diabetes melitus , hipoglikemia , hiperglikemia .

Page 20: Got Gpt Enzim

Langkah-langkah yang dilakukan pada penentuan kadar adalah mengambil akuades (untuk blangko) , sampel plasma (darah telah disentrifuge , dan diambil supernatan ) sebesar 10µl dengan mikropipet , lalu ditambahkan reagen 1 sebesar 1000µl , campur , inkubasi selama 5 menit 370C . Lalu ditambahkan reagen 2 , dan dibaca absorbansinya pada λ 340 nm untuk GPT , pada menit 1 , 2 , dan 3 . Sedangkan pada penetapan karbohidrat dibaca pada λ 500 nm . Penentuan panjang ini didapat karena ini adalah panjang gelombang maksimal . Dimana memiliki nilai kesalahan minimal .Hasil yang diperoleh pada penetapan ini diperoleh C rata-rata sebesar 85,507 . Data yang diperoleh ini dianggap baik karena kurang dari 120 .Sedangkan nilai CV sebesar 8,397% . Ini dianggap bagus dan tidak terlalu menyimpang , Karena memiliki tingkat kepercayaan < 10% .Lalu , untuk penetapan kadar ALAT , diperoleh rata-rata sebesar 18,394 U/I yang itu berarti bisa disimpulkan bahwa naracoba tidak memilliki kelainan pda livernya .Zakiyah Oktafiani07/250203/FA/7725FKK’ 07Reply 4. Ikha Ockyantarina (FA/07736) saidMarch 25, 2009 @ 1:32 pm Percobaan kali ini salah satunya adalah menentukan kadar karbohidrat total dengan metode anilin.Karbohidrat merupakan sumber energi untuk tubuh manusia yang dapat digunakan untuk beraktivitas. Karbohidrat yang telah dihidrolisis oleh enzim pemetabolismenya berada dalam bentuk monosakarida. Setelah mengalami reabsorbsi, glukosa dalam sel diubah menjadi glukosa-6-fosfat dan kemudian disimpan dalam bentuk glikogen di otot atau digunakan untuk suplai energi melalui glikolisis dan daur asam sitrat.Penetapan kadar karbohidrat total bermanfaat salah satunya untuk mengetahui kadar glukosa darah yang dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk menentukan apakah orang tersebut menderita hipoglikemia, hiperglikemia maupun penyakit diabetes melitus (DM).Prinsip dasar metode anilin ini adalah apabila aldose dan ketose dipanaskan dengan anilin dalam asam asetat glacial akan terjadi reaksi dan menghasilkan senyawa berwarna dengan panjang gelombang maksimum 340 nm.Dari data percobaan diperoleh kadar karbohidrat:Kel A = 90,435 mg/100 mlKel B = 79,420 mg/100 mlKel C = 95,362 mg/100 mlKel D = 75,652 mg/100 mlKel E = 85,217 mg/100 mlKel F = 86,957 mg/100 mlDengan rata-rata kadar 85,507 mg/mlBerdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa dalam darah probandus termasuk normal karena memenuhi range 80-120 mg/100 ml (probandus laki-laki). Hal ini dapat dimungkinkan bahwa probandus tidak mengalami hipoglikemia, hiperglikemia, maupun diabetes melitus.Reply

Page 21: Got Gpt Enzim

5. Rohedi Widya (FA/07735) saidMarch 25, 2009 @ 4:41 pm Penetapan Kadar Karbohidrat TotalKarbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia. Karbohidrat terdiri dari unsur C, H dan O. Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.Karbohidrat yang telah dihidrolisis oleh enzim pemetabolismenya, berada dalam bentuk monosakarida. Glukosa di dalam sel diubah menjadi glukosa-6-fosfat setalah sebelumnya mengalami reabsorbsi. Kemudian glukosa-6-foafat akan disimpan dalam bentuk glikogen atau digunakan sebagai suplai energi melalui glikolisis maupun daur asm sitrat.Dalam tubuh, karbohidrat berfungsi :1. Sebagai sumber energi (1 gr = 4,1 kalori), lebih rendah dibandingkan lemak (1 gr = 9,3 kalori)2. Penting dalam proses metabolisme dan pembentukan struktur sel, jaringan dan organ.3. Untuk membantu metabolisme lemak dan protein.4. Untuk mencegah timbulnya ketosis, mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan, mencegah kehilangan mineral.Penetapan kadar karbohidrat total salah satunya bermanfaat untuk mengetahui kadar gula darah. Kadar glukosa normal dalam plasma = 80-120 mg/dL. Besarnya kadar gula darah dapat digunakan sebagai ukuran dalam menentukan apakah seseorang mengalami kondisi hipoglikemia (kadar di bawah normal) atau hiperglikemia (kadar di atas normal). Penyakit yang dapat didiagnosis menggunakan besarnya kadar gula darah, salah satunya, adalah Diabetes Mellitus (DM). Diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak dan protein dalam tubuh.Penetapan kadar karbohidrat total dilakukan dengan metode GOD-PAP:enzymatic photometric test, yaitu penetapan glukosa setelah mengalami reaksi oksidasi enzimatik oleh glukosa oksidase. Dasar pengukuran kolorimetri adalah adanya kuinonimin yang dihasilkan dari reaksi antara 4-aminoantipirin dan fenol oleh hidrogen peroksida dan dikatalisis oleh enzim peroksidase (reaksi Trinder).Sesuai dengan namanya, enzim glukosa oksidase (GOD) berfungsi untuk mengoksidasi glukosa (suatu aldehid) menjadi asam glukonat (suatu asam karboksilat). Sementara peroksidase (POD) berfungsi memecah H2O2 menjadi air dan membentuk senyawa kuinonimin yang berwarna merah dengan panjang gelombang maksimal 500 nm. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan H2O2 yang dihasilkan dan juga jumlah glukosa yang bereaksi.Sampel yang digunakan adalah plasma darah dari seorang probandus S. Oleh karena itu, pada koleksinya, wadah, eppendorf, yang digunakan harus diberi antikoagulan yaitu heparin. Apabila tidak dilakukan pemberian antikoagulan sebelumnya, maka setelah sentrifugasi, supernatan yang diperoleh bukan berupa plasma melainkan serum. Masing-masing sampel (plasma 10 μL), blanko (akuades 10 μL) dan baku (10 μL standar 100 mg/dL) diberi reagen 1000 μL. Reagen ini mengandung GOD, POD, 4-aminoantipirin dan fenol untuk reaksi serta bufer fosfat pH 7,5 untuk menjaga kestabilan reagen. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 37°C bertujuan untuk mempercepat agar reaksi berjalan sempurna dan menyesuaikan kondisi suhu pengukuran yang stabil.Replikasi dilakukan 6 kali sesuai jumlah kelompok praktikum. Dari data absorbansi sampel dihitung kadar

Page 22: Got Gpt Enzim

karbohidrat total melalui perbandingan dengan absorbansi baku terhadap konsentrasi baku yakni 100 mg/dL. Nilai absorbansi keenam data seluruhnya memenuhi rentang 0,2-0,8, sehingga dimungkinkan error yang terjadi kecil. Rata-rata kadar karbohidrat total = 85,507 mg/dL dengan CV = 8,4%. Kadar glukosa normal dalam plasma = 80-120 mg/dL. Terhadap standar ini, berarti dapat disimpulkan bahwa probandus S memiliki kadar glukosa normal. Dengan demikian, probandus tidak mengalami kondisi hipoglikemia ataupun hiperglikemia yang mengacu pada penyakit Diabetes mellitus. CV atau kesalahan acak menunjukkan ketepatan suatu metode. Metode dikatakan tepat apabila mempunyai nilai CV kurang dari 10% (Pachla dkk,1986). Dari dasar ini, disimpulkan bahwa metode enzimatik tepat (precise) dalam pengukuran kadar karbohidrat total.Penetapan GPTPada praktikum ini juga dilakukan pemeriksaan ALAT atau ALT. Sebelumnya, ALAT disebut Glutamic Pyruvic Transaminase (GPT). GPT, merupakan kelompok enzim yang penting, yakni kelompok aminotransferase atau transaminase, yang mengkatalisis reaksi konversi asam α-keto menjadi asam amino melalui transfer gugus amino tertentu.ALT diukur untuk melihat adanya kemungkinan kerusakan ataupun penyakit hati. ALAT secara normal ditemukan dalam hati dengan kadar yang rendah. Tetapi ketika terdapat kerusakan atau penyakit hati, maka pelepasan ALT ke dalam darah bertambah, yang menyebabkan tingkat ALT naik. Kebanyakan peningkatan tingkat ALT disebabkan oleh kerusakan hati.Dalam analisis klinik, Pemeriksaan ALT dilakukan untuk :• Identifikasi penyakit hati, terutama sirosis dan hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, atau virus.• Membantu memeriksa kerusakan hati.• Mengetahui apakah penyakit kuning disebabkan oleh darah atau penyakit hati.• Melacak dampak kolesterol-menurunkan obat-obatan dan obat-obatan lainnya yang dapat merusak hati.Penetapan ALAT dilakukan dengan prinsip reaksi :L-Alanin dan 2-Oksoglutarat dengan katalis ALAT membentuk L-Glutamat dan piruvat. Piruvat yang dihasilkan dan NADH akan direduksi oleh LDH (laktat dehidrogenase) menghasilkan D-laktat NAD+. NAD+ yang terbentuk setara dengan ALAT,dan di analisa secara kuantitatif dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 340 nm.Kadar ALAT normal dalam darah adalah 4-36 unit per liter (U / L). kadar di atas normal menunjukkan adanya gangguan hati. Keadaan ini dapat disebabkan adanya penyakit hati, seperti hepatitis, tumor, penumpukan lemak di hati, karena penggunaan obat-obatan, seperti statins, antibiotik, kemoterapi, aspirin, dan barbiturat, termasuk pengunaan narkotik.Pada percobaan diperoleh rata-rata kadar ALAT sebesar 18,394 U/I dengan CV 43,9%. Berdasarkan data kadar, dapat disimpulkan bahwa probandus S mempunyai kadar ALAT normal, yang menunjukkan tidak adanya gangguan pada hati. Nilai CV yang melebihi 10% menunjukkan bahwa metode analisis yang dilakukan tidak tepat. padahal, secara kenyataannya metode enzimatik cukup precise dalam analisa. penyimpangan terhadap teori ini kemungkinan disebabkan adanya kesalahan-kesalahan selama proses : penambahan volume reagen, waktu dan suhu inkubasi yang tidak tepat, serta kesalahan pada alat yang mungkin terjadi.Sumber bacaanDalimartha, S., 1996, Ramuan Tradisional Untuk pengobatan Diabetes Mellitus, Penebar Swadaya,

Page 23: Got Gpt Enzim

Jakarta.Essig, M.G., 2008, Alanine Aminotransferase, http://www.webmd.com, diakses : 25 Maret 2009.Price, A.S. dan Wilson, M.L., 1995, Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, EGC, Jakarta.Rohman, A. dan Sumantri, 2007, Analisis Makanan, GMU Press. Yogyakarta.Reply 6. Oki Tursinawaty(FA/07724) saidMarch 25, 2009 @ 4:48 pm Percobaan kali ini adalah penetapan kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode enzimatik dan menentukan GPT. Prinsip dasar metode enzimatik adalah mereaksikan glukosa yang terdapat dalam sampel darah dengan reagen kit GOD. Enzim glukosa oksidase yang terdapat pada reagen akan mengubah glukosa menjadi D-gluconic acid dan H2O2. Oleh enzim peroksidase, H2O2 yang terbentuk dengan penambahan fenol dan 4-aminoantipirin menghasilkan suatu senyawa berwarna yang dapat dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer pada λ=500 nm. Penetapan kadar glukosa penting dalam suatu analisis klinik. Besarnya kadar glukosa darah dapat membantu dalam diagnosis berbagai penyakit seperti diabetes mellitus, hipoglikemia, serta hiperglikemia. Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi berupa glikogen. Kadar glukosa darah normal adalah 80-120 mg/dl.Selain menetapkan kadar glukosa dengan metode enzimatik, pada percobaan juga dilakukan pengukuran aktivitas ALAT. ALAT (Alanine transaminase)biasa juga dikenal dengan GTP (glutamic pyruvic transaminase) adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya, peningkatan aktivitas ALAT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALAT. Peradangan pada hati dapat disebabkan oleh hepatitis virus, beberapa obat, penggunaan alkohol, dan penyakit pada saluran cairan empedu. Range nilai aktivitas ALAT untuk wanita dewasa < 34 U/I dan untuk laki-laki dewasa <45 U/I.Dari data absorbansi sampel dan baku pada percobaan, dapat dihitung kadar glukosa pada sampel. Dari keenam kelompok, didapatkan kadar glukosa sampel yaitu 90,435 mg/dL; 79,420 mg/dL; 95,362 mg/dL; 75,652 mg/dL; 85,217 mg/dL; dan 86,957 mg/dL serta rata-rata kadar 85,507mg/dl. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa kadar glukosa dalam darah termasuk kategori normal, yaitu 80-120 mg/dL. Sedangkan nilai CV =8,397% ( < 10% ) menunjukkan bahwa metode yang digunakan sudah cukup tepat (precise). Selain itu, dari pengukuran aktivitas ALAT didapatkan nilai rata-rata yaitu 18,394 U/I. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa aktivitas tidak melebihi range (45 U/I untuk probandus laki-laki) sehingga dapat dikatakan bahwa probandus tidak mempunyai kelainan pada liver/hatinya.Reply 7. christie_FA/07729 saidMarch 26, 2009 @ 1:17 am Pada acara praktikum ini adalah menganalisis kadar karbohidrat total dengan metode enzimatik dan GPT

Page 24: Got Gpt Enzim

(Glutamic Pyruvic transaminase) atau ALAT (Alanine Aminotransferase).Karbohidrat adalah komponen sumber pangan yang menjadi sumber energi bagi tubuh manusia atau bisa disebut juga gula. Apabila gula ini terdapat kadarnya berlebihan maka akan menyebabkan kadar gula dalam darah naik sehingga terkena diabetes mellitus.GPT adalah suatu enzim di hati yang sangat spesifik, dengan adanya enzim ini maka dapat diketahui ada tidaknya penyakit hepatobillary di hati.Untuk mengetahui kadar karbohidrat total maka plasma darah yang didapat ditambahkan dengan enzim GOD, enzim ini akan mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan H2O2, H2O2 direaksikan lagi dan dapat menghsilkan warna sehingga bisa dibaca dengan spektrofotometri.Pada penetapan GPT atau aktivitas ALAT, untuk menstabilkan transaminase maka ditambahkan P-5-P (Pyridoxal 5 Phosphat)Untuk mengetahui apakah suatu pasien menderita penyakit hati atau terjadi infark miokardial maka dapat dilihat dari rata2 nilai normalnya :- Wanita <34 U/I- Laki-laki <45 U/IPada percobaan ini yang nsetelah dilakukan percobaannya maka didapat absorbansinya lalu dapat dihitung aktivitas ALAT atau GPT nya.Aktv. ALAT = (Δabs/Δ menit) X faktor (2143)didapatkan :Kel A : 6,429 U/I, Kel B : 23,573 U/I, Kel C : 23,573 U/I, Kel D : 23,573 U/I, Kel E : 23,573 U/I, Kel F : 9,6435 U/IDapat juga aktivitasnya dirata-rata menjadi 18,394 U/I. Nilai normal untuk probandus laki-laki adalah <45 U/I, berarti probandus tidak mengalami gejala penyakit hati.Kadar glukosa rata-rata dalam darah manusia adalah 140-199 mg/dl (pre-diabetes) dan jika sama atau lebih dari 200mg/dl berarti probandus menderita diabetes.Didapatkan kadar rata-rata karbohidrat total adalah 85,507mg/dl. Hal ini menunjukkan probandus kekurangan glukosa atau belum ada pasokan glukosa dalam tubuhnya.Reply 8. christie_FA/07729 saidMarch 26, 2009 @ 1:25 am Perbaikan!!!kadar glukosa:Normal = 80-120mg/dlpre-diabetes = 140-199mg/dldiabetes = sama dengan atau lebih dari 200mg/dlkarena kadar rata-rata probandus 85,507mg/dl berarti kadar glukosa dalam darah probandus normal.Jika kurang dari 80mg/dl baru probandus kekurangan glukosa atau kurang pasokan glukosa dalam tubuhnya.Reply 9.

Page 25: Got Gpt Enzim

Ria Widyaswari FA/07717 saidMarch 26, 2009 @ 3:50 am Pada praktikum kali ini dilakukan 2 penetapan kadar yaitu penetapan kadar karbohidrat total dan penetapan kadar ALAT (GPT). Sampel yang digunakan adalah plasma darah praktikan.Metode yang digunakan untuk menetapkan kadar karbohidrat total yaitu dengan metode enzimatik, dalam hal ini yang diukur adalah kadar glukosanya. Prinsip metode ini adalah penetapan glukosa sesudah oksidasi enzimatik oleh glukosa oksidase (GOD). Pengukuran secara kolorimetri adalah dengan terbentuknya kuinonimin yang dihasilkan dari reaksi antara 4-aminoantipirin dan fenol oleh hydrogen peroksida dibawah aksi katalitik peroksidase (reaksi Trinder). Metode ini tergolong spesifik karena reagen akan bereaksi dengan glukosa saja, sehingga zat gula lain seperti fructose tidak terukur. Penetapan kadar glukosa dalam darah penting untuk analisis klinik karena data yang didapatkan dari penetapan kadar glukosa dalam darah ini menjadi bahan pertimbangan diagnosa oleh dokter untuk menentukan apakah pasien tersebut menderita diabetes mellitus atau tidak. Kadar glukosa normal dalam plasma adalah antara 80-120mg/100 mL, sehingga apabila didapatkan kadar glukosa darah lebih dari itu, ada kemungkinan pasien menderita diabetes mellitus.Langkah pertama adalah membuat blanko yang berisi 10 μL aquadest dan baku yang berisi 10 μL larutan standar. Masing-masing larutan ditambah 1000 μL reagen (GOD). Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu 37° 500 nm. C. Setelah itu, baca absorbansinya pada adalah 0,00Absorbansi blanko dan absorbansi larutan baku adalah 0,345. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada sample (plasma darah). Absorbansi yang didapat digunakan untuk menghitung kadar glukosa.Rumus: Kadar glukosa (mg/100mL) = A sampel/A baku x konsentrasi bakuKonsentrasi baku yang dipakai = 100mg/100mLKel. A = 90,435 mg/100 mLKel. B = 79,420 mg/100 mLKel. C = 95,362 mg/100 mLKel. D = 75,652 mg/100 mLKel. E = 85,217 mg/100 mLKel. F = 86,957 mg/100 mLKadar glukosa rata-rata = 85,507 mg/100 mLDari hasil percobaan tersebut, disimpulkan bahwa kadar glukosa probandus masuk dalam range normal, yang artinya probandus tidak menderita diabetes mellitus.Penetapan kadar yang kedua yaitu penetapan kadar ALAT (GPT). ALAT kepanjangan dari Alanine Aminotransferase dan GPT adalah Glutamic Pyruvic Transaminase. Prinsip dari metode ini yaitu :ALATL-alanin + 2-oksoglutarat L-glutamat + piruvatLDHPiruvat + NADH + H+ D-laktat + NAD+Penambahan pyridoxal-5-phosphat (p-5-p) menstabilkan transaminase dan menghindari adanya senyawa pengganggu yang diberikan oleh sample pasien dengan infark miokardium, penyakit liver, dan pasien rawat jalan.Langkah pertama yaitu siapkan blanko yang berisi 100 μL aquadest. Lalu tambahkan reagen I 1000 μL dan campurkan dalam tabung reaksi. Inkubasi selama 5 menit pada suhu 37° C. Kemudian tambahkan

Page 26: Got Gpt Enzim

reagen II sebanyak 250 μL, campurkan dan baca absorbansinya pada dan340 nm menit ke 1, 2 3. Pembuatan blanko bertujuan sebagai faktor koreksi dan nilai absorbansi blanko yang baik seharusnya 0,00. Reagen I berisi TRIS pH 7,5 ; L-alanine; dan LDH (Laktat dehidrogenase). Sedangkan reagen II berisi 2-oksoglutarat dan NADH. Penamban reagen II harus sesaat sebelum diukur absorbansinya. Perlakuan serupa juga dilakukan pada sampel plasma darah.Pada praktikum ini digunakan substrat start karena dan II dilakukan terpisah. Dan factorpenambahan reagen I 340 nm substrat start pada adalah 2143.Hasil absorbansi dimasukkan ke dalam rumus:Aktifitas ALAT (U/I) = ∆ abs./∆ menit x factor Berdasarkan data percobaan dan perhitungan didapat :Kel. A = 6,429 U/IKel. B = 23,573 U/IKel. C = 23,573 U/IKel. D = 23,573 U/I Aktifitas ALAT rata-rata = 18,394 U/IKel. E = 23,573 U/IKel. F = 9,6435 U/IMelihat hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa nilai aktifitas ALAT tidak melebihi range normalnya pada laki-laki yaitu <45 U/I yang artinya probandus tidak memiliki kelainan pada fungsi livernya. Ria Widyaswari07/250048/FA/07717Reply 10. Eka Yuliyanti (FA/07740) saidMarch 26, 2009 @ 3:52 am Penetapan Kadar Karbohidrat TotalTujuan praktikum kali ini adalah menetapkan kadar karbohidrat total dalam sampel plasma dengan menggunakan metode enzimatik (GOD-PAP atau Enzimatic Photometric Test) serta menentukan ALAT (Alanine Aminotransferase) atau GPT (Glutamic Pyruvic Transaminase).Penetapan kadar karbohidrat total dalam analisis klinik bermanfaat untuk :- Untuk mengetahui kelainan metabolisme karbohidrat- Untuk menilai fungsi hormone yang mengatur metabolisme karbohidrat- Diagnosa Diabetes Mellitus, Hipoglikemia, dan Hiperglikemia- Mngetahui kadar gula dalam darah.Metode kimiawi biasanya kurang spesifik, sedang selektifitas merupakan prioritas utama karena kita bisa menetapkan kadar senyawa tanpa diganggu senyawa pengganggu yang tidak diinginkan . Biasanya metode enzimatis lebih selektif.Prinsip Metode GOD-PAP adalah penentuan glukosa sesudah oksidasi enzimatik oleh glukosa oksidase. Dasar pengukuran kolorimetri adalah adanya kuinonimin yang dihasilkan dari reaksi antara 4-amino antipirin dan fenol oleh hydrogen peroksidase di bawah aksi katalitik peroksidase (reaksi trinder).Glukosa + O2 □(→┴GOD ) Asam Glukonat + H2O22H2O2 + 4-Amino antipyrine + Phenol □(→┴POD )Quinoneimine + 4H2O

Page 27: Got Gpt Enzim

Sampel yang digunakan adalah plasma. Pada penetapan kadar glukosa dengan menggunakan GOD PAP, sampel plasma yang akan dihitung kadar glukosanya. Sebagai blanko digunakan aquadest dan untuk pembandingnya digunakan baku glukosa. Sampel plasma, baku glukosa dan blanko aquadest dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 10 μl kemudian ditambah reagen sebanyak 1000 μl. Reagen tersebut berisi :- Phosphate buffer pH 7,5 250 mmol/I- Phenol 5 mmol/I- 4-Amino antipyrine 0,5- Glucose Oxidase (GOD) ≥ 10 ku/I- Peroxidase (POD) ≥ 1 ku/I- Standar 100 mg/dl (5,55 mmol/I)Kemudian dicampur dan di inkubasi selama 10 menit pada temperature 37⁰C. Pemanasan ini diperlukan agar reaksi antara glukosa dan GOD dapat berlangsung sehingga menghasilkan asam glukonat dan H2O2. H2O2 akan direaksikan dengan peroksidase dan 4-Amino antipyrine serta phenol menghasilkan warna yang dapat memberikan serapan pada λ 500 nm. Langkah selanjutnya adalah pembacaan absorbansi sampel plasma yang akan ditentukan kadar glukosanya dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 500 nm.Konsentrasi kadar glukosa sampel dihitung dengan rumus :Kadar glukosa = (Absorban (sampel) – Absorban (blanko pereaksi))/(Absorban (baku) – Absorban (blanko pereaksi)) X kadar baku glukosaKadar glukosa = (Absorban sampel terkoreksi)/(Absorbansi baku terkoreksi) X4-Amino antipyrine sebagai penerima electron dapat diganti dengan :O-dianisidinO-toluidin3-metil-2-benzotiazoinon hidrazon/NN-dimetilanilinPada percobaan didapatkan 6 data absorbansi sampel terkoreksi yaitu 0,312; 0,274; 0,329; 0,261; 0,294; dan 0,300. Absorbansi baku yang telah dikoreksi yaitu 0,345. Kadar glukosa masing-masing sampel adalah 90,435 mg/dL; 79,420 mg/dL; 95,362 mg/dL; 75,652 mg/dL; 85,217 mg/dL; dan 86,957 mg/dL serta rata-rata kadar 85,507mg/dl. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa dalam darah probandus termasuk normal karena memenuhi range 80-120 mg/100 ml (probandus laki-laki). Hal ini dapat dimungkinkan bahwa probandus tidak mengalami hipoglikemia, hiperglikemia, maupun diabetes melitus. Sedangkan nilai CV =8,397% ( < 10% ) menunjukkan bahwa metode yang digunakan sudah cukup tepat (precise). Kadar glukosa sampel plasma yang dipakai adalah ??GOD memang spesifik untuk glukosa, tetapi penambahan POD (peroksidase) tidak spesifik (bila analisis gula) karena ada gangguan dari :Asam urat - HidroquinonAsam askorbat – Asam homogentisatAdrenalin - Bilirubin glukoronidaSenyawa-senyawa tersebut juga bereaksi dengan peroksidase sehingga bisa dikatakan metode ini semi spesifik apabila terganggu oleh senyawa-senyawa di atas. Jika bebas dari senyawa-senyawa di atas dapat dibilang spesifik.Pada penentuan ALAT (Alanine Aminotransferase) atau GPT (Glutamic Pyruvic Transaminase) yaitu

Page 28: Got Gpt Enzim

metode dioptimasi oleh test-UV berdasarkan IFCC ( International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine)Prinsip :L-Alanine + 2-Oxoglutarate □(↔┴ALAT ) L-Glutamate + PyruvatePyruvate + NADH + H+ □(↔┴LDH ) D-Laktate + NAD+ Penambahan pyridoxal-5-phosphate (p-5-p) menstabilkan transaminase dan menghindari adanya senyawa pengganggu yang diberikan oleh sampel pasien dengan infark miokardium, penyakit liver dan pasien rawat intensif (penyakit hati).Pyridoxal-5-phosphate FSGood’s buffer pH 9,6 0,7 mmol/IPyridoxal-5-phosphate 0,09 mmol/IGPT adalah suatu enzim di hati yang sangat spesifik, dengan adanya enzim ini maka dapat diketahui ada tidaknya penyakit hepatobillary di hati.Sampel yang digunakan adalah plasma dan sebagai blanko adalah aquadest. Diambil sampel plasma sebanyak 100 μl dan blanko sebanyak 100 μl masukkan dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan reagen1 sebanyak 1000 μl, campur dan inkubasi dalam waterbath selama 5 menit. Reagen 1 berisi :Tris pH 7,15 100 mmol/IL-Alanine 500 mmol/ILDH (Lactate Dehydrogenase) ≥1700 U/IKemudian ditambah reagen 2 sebanyak 250 μl. Reagen 2 berisi :2-Oxoglutarate 15 mmol/INADH 0,18 mmol/ISetelah itu, campur dan baca absorbansi pada menit ke-1,2 dan 3 pada λ 340 nm.Aktivitas ALAT (U/I) = (∆ Absorbansi)/menit X factor (2143)Aktivitas ALAT (U/I) = (∆ Absorbansi menit 1- ∆ Absorbansi menit 3 )/(3-1) X factor (2143)Aktivitas ALAT (U/I) yang didapat sebesar Kel A : 6,429 U/I, Kel B : 23,573 U/I, Kel C : 23,573 U/I, Kel D : 23,573 U/I, Kel E : 23,573 U/I, Kel F : 9,6435 U/IDan didapat juga aktivitas rata-rata menjadi 18,394 U/I. Nilai normal untuk probandus laki-laki adalah <45 U/I, berarti probandus tidak mengalami gejala penyakit hati.Reply 11. Faisal Bin Ahmad Katran saidMarch 26, 2009 @ 6:18 am Penetapan Kadar glukosa darah amat penting dalam industri kesihatan. Data yang diperolehi dari penetapan kadar glukosa ini menjadi rujukan atau bahan pertimbangan diagnose oleh dokter bagi menentukan apakah pasiennya menderita Diabetes Mellitus atau tidak.Dalam Percobaan kali ini, metode yang digunakan adalah metode Enzimatik.Ada metode-metode lain yang dapat digunakan bagi penetapan kadar glukosa darah seperti metode Anilin, metode Heksokinase, metode Antron.Pada umumnya, harga rentang kadar glukosa normal adalah80-120mg/100ml. Jika data yang diperolehi ini tidak berada dalam harga rentang normal, maka seseorang itu diindikasi sebagai hiperglisemik(jika lebih dari harga rentang normal) atau hipoglisemik

Page 29: Got Gpt Enzim

(jika kurang dari harga rentang normal) hingga berkait dengan penyakit-penyakit lain yang berkolerasi terus dengan kadar glukosa darah.Metode enzimatik ini diketahui hanya spesifik untuk glukosa, dan hasil yang dapat belum pasti tentu mewakili kadar glukosa kerana peroksidase yang digunakan dalam metode ini juga berinteraksi dengan senyawa lain dalam darah seperti asam urat, asam askorbat, adrenalin, hidrokuinon, asam homogentisat dan billirubin glukoronida.Faisal Katran04/179242/FA/07260Reply 12. Faisal Bin Ahmad Katran saidMarch 26, 2009 @ 6:29 am Dalam metode dalam percobaan ini, iaitu metode enzimatik, seharusnya harga CV yang diperkenankan adalah dibawah 5%.Dari hasil praktikum kami pula harga yang diperolehi adalah 8.397% . Ini menunjukan orang/ rakan yang darahnya diambil itu menderita diabetes mellitus akan tetapi ini tidak mungkin kerana dia seorang yang muda ( umur 21 tahun) dan mempunyai pola hidup yang sehat, olahraga yang konsisten , diet yang seimbang malah tidak merokok. Maka percobaan ini menunjukan ada beberapa kesalahan atau ‘error’ yang terjadi semasa menjalankan percobaan ini, antaranya :-i.sample darah yang diambil mengalami kontaminasi dari alat/ bahan ii.sample darah diambil kemungkinan sejurus selepas rakan kami mengkomsumsi makanan atau minuman yang manis.iii.Alat , bahan dan agen reagensia yang digunakan terkontontaminasi atau kotor.iv.Para mahasiswa/siswi tidak menepati skematis praktikum yang benar semasa mengerjakan percobaan ini.rujukanRichterich, R. and Colombo, J.P., 1981, Clinical Chemistry, John Wiley & Sons, USA.http://proquest.umi.com/pqdwebFaisal Katran04/179242/FA/07260Reply 13. Miftaahul Jannah (FA/07744) saidMarch 26, 2009 @ 7:38 am Miftaahul Jannah (FA/07744)Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan kadar karbohidrat total dan penentuan aktivitas GPT (ALT).Test ALT (alanine aminotransfrase) merupakan salah satu test untuk mengetahui fungsi hati. Bertujuan untuk menghitung jumlah enzim alanin aminotransferase dalam darah. ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), sehingga Test ALT lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya peningkatan ALT terjadi bila ada kerusakan/penyakit pada sel hati. Kerusakan pada hati dapat disebabkan oleh hepatitis virus, beberapa obat, penggunaan alkohol, dan penyakit pada saluran cairan empedu. Kadar ALT normal sebesar 50 IU/L. Namun ketika pasien menderita penyakit

Page 30: Got Gpt Enzim

pada hati, akan terjadi peningkatan kadar ALT di darah. Jika kadar ALT 1,000 IU/L mengindikasikan adanya kerusakan hati yang luas yang dapat disebabkan karena racun atau obat, virus hepatitis, atau kekurangan oksigen yang biasanya karena tekanan darah yang sangat rendah atau serangan jantung.Dalam analisis klinik, test ALT bertujuan untuk diantaranya:• Identifikasi penyakit hati, terutama sirosis dan radang hati disebabkan oleh alkohol, obat/racun, atau virus.• Diagnosa kemungkinan kerusakan hati.• Diagnosa pada penyakit kuning mengenai kemungkinan apakah penyakit kuning disebabkan oleh suatu kekacauan darah atau penyakit hati.Pada praktikum kami diperoleh kadar ALT rata-rata sebesar 18,394 U/I. dari data tersebut dapat diindikasikan bahwa probandus tidak mengalami kerusakan/penyakit hati.Praktikum yang kedua adalah penetapan kadar karbohidrat total.Dalam tubuh karbohidrat berfungsi sebagai:• Fungsi utamanya sebagai sumber enersi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi enersi untuk aktifitas tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat saja.• Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil enersi.Kebutuhan tubuh akan enersi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil enersi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan enersi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.• Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.• Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.• Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa rnisalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.• Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.Beberapa kepentingan penetapan kadar karbohidrat total pada analisis klinik adalah untuk mengetahui kelainan metabolisme karbohidrat; untuk menilai fungsi hormon yang mengatur metabolisme karbohidrat; diagnosa pasien Diabetes mellitus, hiperglikemia atau hipoglikemia; dan untuk mengetahui kadar gula dalam darah.Pada praktikum kami, penetapan kadar karbohidrat total dilakukan dengan metode enzimatik. Prinsipnya adalah bila aldose dan ketose dipanaskan dengan anilin dalam asam asetat glasial, akan terjadi reaksi dan menghasilkan senyawa berwarna dengan panjang gelombang maksimal 340nm. Dalam praktikum kami senyawa yang dihasilkan berwana merah muda lemah.Berdasarkan data yang kami peroleh, diperoleh kadar karbohidrat total rata-rata sebesar 85,507 mg/100 ml. Harga CV sebesar 8,397%. Cv yang < 10% berarti analisis dapat dikatakan tepat dan

Page 31: Got Gpt Enzim

reprodusibilitasnya tinggi.Reply 14. Eghva Garilda O.V. (FA/07734) saidMarch 26, 2009 @ 10:06 am Dalam praktikum P3 ini menetapkan kadar karbohidrat total serta menetapkan ALAT (Alanin e Aminotransferase) dengan menentukan aktifitas GTP (Glutamic Pyruvic Transaminase).Penetapan kadar karbohidrat bertujuan untuk menentukan kadar karbohidrat dalam plasma menggunakan metode enzimatik. Metode enzimatik merupakan glukosa dalam plasma yang direaksikan dengan reagen GOD-PAP yang menghasilkan quinoamine yang menghasilkan dibaca absorbansinya pada λ = 500 nm.adapun reaksinya adalahD-Glukosa + O2 + H2O → D-Gluconic Acid + H2O2Glucose Oxidase2 H2O2 + 4-aminoantipirin + fenol → semiquinone ion (merah)PeroxidaseSelain metode enzimatik ada beberapa metode lain dalam menetapkan kadar karbohidrat, diantaranya metode anilin, metode heksokinase, dan metode antron.Penetapan kadar karbohidrat ini sangat penting dalam analisis klinik dalam menentukan diagnose pasien penderita penyakit Diabetes Mellitus, hipoglikemia, dan hiperglikemia. Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan metabolisme terutama pada metabolisme karbohidrat. Dalam tubuh karbohidrat dari makanan diubah menjadi glukosa. Dengan bantuan insulin, glukosa dimasukkan ke dalam sel untuk dimetabolisme. Pada penderita DM, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga kadarnya dalam darah akan meningkat. Sehingga penetapan kadar karbohidrat sangat berguna dalam menentukan pasien terkena DM/tidak.Hasil perhitungan praktikum ini diperoleh :Kel A = 90,435 mg/100 mlKel B = 79,420 mg/100 mlKel C = 95,362 mg/100 mlKel D = 75,652 mg/100 mlKel E = 85,217 mg/100 mlKel F = 86,957 mg/100 mlDengan rata-rata kadarnya yaitu 85,507 mg/ml. Berdasarkan hasilperhitungan dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa dalam darah naracoba tergolong normal karena Kadar karbohidrat dalam darah normal adalah 80-120 mg/100 ml (naracoba laki-laki). Hal ini dapat disimpulkan naracoba tidak mengalami hipoglikemia, hiperglikemia, dan diabetes melitus. Sedangkan nilai CV =8,397% ( < 10% ) yang berarti bahwa metode yang digunakan sudah tepat (precise).Selain itu pada praktikum kedua dalam menentukan aktifitas GPT . ALAT (Alanine transaminase)yang disebut juga dengan GTP (glutamic pyruvic transaminase) adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lainnya. Peningkatan aktivitas ALAT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati dengan diiringi peradangan pada hati.Adapun prinsip dari metode ini adalah:ALAT : L-alanin + 2-oksoglutarat L-glutamat + piruvat

Page 32: Got Gpt Enzim

LDH : Piruvat + NADH + H+ D-laktat + NAD+Pada penetapan GPT atau aktivitas ALAT, untuk menstabilkan transaminase ditambahkan P-5-P (Pyridoxal 5 Phosphat), oleh karena itu dalam praktikum digunakan reagen 1 yang berisi Tris pH 7,15, L-alanin, dan LDH, sedangkan pada reagen 2 berisi 2-oxoglutarate dan pyridoxal-5-phospate. Untuk mengetahui pasien mengalami disfungsi hati karena infark miocardia terdapat parameter aktifitas GPTnya yaitu pada wanita <34 U/I dan Laki-laki <45 U/I.Hasil percobaan diperolehKel A : 6,429 U/I,Kel B : 23,573 U/I,Kel C : 23,573 U/I,Kel D : 23,573 U/I,Kel E : 23,573 U/I,Kel F : 9,6435 U/IDidapat kadar rata-ratanya 18,394 U/I, sehingga dapat disimpulkan bahwa naracoba tidak mengalami gejala penyakit hati/ infark miocardia. sedangkan CV-nya= 8,397%. CV < 10% berarti analisis dapat dikatakan metodenya sudah tepat (presise).Reply 15. Annisa Kris N. (FA/7723) saidMarch 26, 2009 @ 10:34 am Pada praktikum analisis klinik ini, dilakukan penetapan kadar karbohidrat total dengan tujuan agar mahasiswa mampu menetapkan kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode enzimatik dan menentukan GPT. Prinsip pada penetapan kadar karbohidrat total yaitu glukosa dioksidasi menjadi asam glukonat dan H2O2 dengan enzim GOD-PAP. Kemudian, H2O2 direaksikan dengan peroksidase dan O-dianisidin menghasilkan senyawa berwarna. Preparasi sampel (plasma) dilakukan dengan mengambil darah ± 3 ml lalu disentrifuge (25 C, 1300 rpm, 10’) kemudian diambil beningannya atau supernatannya. Hasil yang didapat adalah kadar rata-rata karbohidrat 85,507;SD 7,180;CV 8,397 dan pada Aktifitas Alat yang didapatkan kelompok A 6,429 U/I;B,C,D,E 23,573 U/I;F 9,6435 U/I. Dari data yang didapat metode yang digunakan tidak akurat karena CV yang didapatkan >5% dan seharusnya <5%. Dengan adanya reagen GOD-PAP maka aan terjadi reaksi Glukosa + 02 + H20 dengan bantuan GOD menjadi asam glukoronat + H2O2. Kemudian 2H2O2 + fenol + 4-aminoantipiryn menjadi ion semiquinone. Dalam larutan ini maka akan menghasilkan warna merah sehingga dapat diukur pada absorbansi λ=500nm. Reagen GOD terdiri dari buffer phosphate pH 7,5, phenol, 4-aminoantipyrin, glukosa oksidase, peroksidase.Signifikan ditinggikan tingkat ALT sering menyarankan adanya masalah medis lainnya seperti virus hepatitis, kegagalan jantung congestive, liver damage, biliary duct masalah, mononucleosis menular, atau myopathy. Untuk alasan ini, ALT umumnya digunakan sebagai salah satu cara untuk pemeriksaan untuk masalah hati. Namun, ditinggikan tingkat ALT tidak secara otomatis berarti ada masalah medis. Nilai normal pada pria 7-17 U / L; perempuan 0-35 U / L.Analisis ini berguna untuk diagnose adanya gejala penyakit diabetes mellitus dan hiperglikemi ataupun hipoglikemi. Karena terjadi defisiensi insulin, metabolism glukosa menjadi terganggu sehingga metabolismenya berjalan lambat sehingga terjadi penyakit diabetes mellitus. Bahkan glukosa yang ada

Page 33: Got Gpt Enzim

tidak dimetabolisme dapat mengakibatkan kadar glukosa dalam darah tinggi dan terjadi hiperglikemia.Annisa Kris N.07/250176/FA/07723Golongan I Kelompok BReply 16. Fitria Dwi /07730 saidMarch 26, 2009 @ 10:46 am Percobaan kali ini bertujuan untuk menetapkan kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode enzimatik. Prinsip dari metode ini adalah glukosa dalam plasma direaksikan dengan reagen GOD-PAP menghasilkan quinoamine yang dapat dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm. Metode ini tergolong spesifik karena reagen akan bereaksi dengan glukosa saja, sehingga zat gula lain seperti fruktosa tidak terukur.Reaksi yang terjadi = glukosa + O2 + H20asam glukoronat + H202 2H202 + fenol + 4-aminoantypirinion semiquinone Dalam larutan ini semiquinone berwarna merah sehingga dapat diukur absorbansinya dengan spektrofotometer.Kadar glukosa darah orang normal adala 80-120 mg/100ml.Dari data percobaan diperoleh kadar karbohidrat:Kel A = 90,435 mg/100 mlKel B = 79,420 mg/100 mlKel C = 95,362 mg/100 mlKel D = 75,652 mg/100 mlKel E = 85,217 mg/100 mlKel F = 86,957 mg/100 mlDengan rata-rata kadar 85,507 mg/mlDari data tersebut dapat dimungkinkan bahwa probandus tidak mengalami hipoglikemia, hiperglikemia, atapun diabetes mellitus.Penetapan kadar karbohidrat dalam analisis klinik bertujuan untuk mediagnosa penyakit diabetes mellitus, mengetahui penderita hiperglikemia atau hipodlikemia.Reply 17. Fatma Swastika (FA/07737) saidMarch 26, 2009 @ 12:01 pm Dalam praktikum ini dilakukan penetapan kadar karbohidrat total dalam sample plasma. Dengan melakukan penetapan kadar karbohidrat maka dapat diketahui juga kadar gula dalam darah, sehingga dapat dijadikan tolok ukur untuk menentukan apakah orang yang diperiksa itu menderita hipoglikemia atau hiperglikemia. Selain itu juga untuk mengetahui apakah seseorang menderita Diabetes Melitus atau tidak. Metode yang digunakan dalam percobaan ini yaitu metode enzimatik. Sebenarnya selain metode ini juga ada metode lain yaitu metode Anilin. Dibandingkan metode Anilin metode enzimatik lebih cepat dan hanya dibutuhkan 1 reagen. Selain itu metode enzimatik tidak perlu melakukan denaturasi protein karena enzim yang diguhnakan lebih spesifik hanya bereaksi dengan glukosa saja. Pertama-tama diambil

Page 34: Got Gpt Enzim

10μl plasma dimasukkan ke tabung reaksi lalu ditambahkan enzim GOD sebanyak 1000 μl. Untuk mempercepat reaksi campuran tersebut dimasukkan ke dalam waterbath selama 10 menit. Enzim GOD akan mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan H2O2. H2O2 kemudian akan bereaksi dengan peroksidase dan O-dianisidin membentuk senyawa berwarna, sehingga dapat diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV pada λmaks 500nm. Kadar glukosa dalam g/100ml diukur dengan rumus : A sampel/A baku x konsentrasi baku(g/100ml). Rata-rata kadar glukosa yang diperoleh yaitu 85,507g/100ml. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar gula probandus masih normal karena menurut referensi kadar normal glukosa antara 80-120mg/100ml. Apabila kadar glukosa lebih dari 120mg/100ml maka orang tersebut mengalami hiperglikemia, jika kurang dari 80mg/100 ml berarti orang tersebut menderita hipoglikemia dan jika kadar glukosa melebihi 180mg/100ml maka orang tersebut dikatakan menderita diabetes melitus karena pada kadar tersebut ginjal tidak lagi mampu mengabsorbsi gula dari filtrat darah, sehingga gula tumpah melalui urin-kadang mencapai 100 gr per hari.(http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0302/20/iptek/138376.htm)Selain itu dalam praktikum ini juga dilakukan pengukuran aktivitas ALAT (Alanin Aminotransferase) atau GPT (Glutamic Pyruvic Transaninase). GPT merupakan enzim yang dibuat di sel hepar. Jadi dengan melakukan uji aktivitas GPT dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk menunjukkan apakah terdapat kelainan di hepar atau tidak. Kelainan di hepar dapat disebabkan oleh virus, mikroorganisme atau efek samping obat tertentu yang penggunaannya tidak sesuai dosis yang telah ditentukan. Uji GPT dilakukan dengan menggunakan sampel plasma. Plasma sebanyak 100 μl dimasukkan tabung reaksi kemudian ditambahkan 1000 μl reagen I (Tris pH 9,15, L alanin dan LDH), selanjutnya dimasukkan ke waterbath suhu 37 derajat C selama 5 menit, Selanjutnya ditambah reagen II (2-oksoglutarate dan piridoxal-5-phosphat) sebanyak 250μl, dicampur kemudian dibaca absorbansinya dengan λmaks 340nm pada menit 1,2, dan 3. Dari hasil absorbansi digunakan untuk menghitung aktivitas ALAT (U/I) = ∆Abs/menit dikali faktor kaliberasi (2143). Dari percobaan diperoleh nilai rata-rata aktivitas ALAT=18,394 U/I. Menurut referensi nilai aktivitas ALAT :Wanita < 34 U/I ; Laki-laki < 45 U/I ; Anak-anak < 25 U/I. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa aktivitas ALAT probandus normal karena < 45 U/I. Hal ini berarti probandus tidak mengalami kelainan pada organ hatinya.Reply 18. Freeda/Fa7738 saidApril 23, 2009 @ 9:55 am Pada praktikum analisis klinik ini, dilakukan penetapan kadar karbohidrat total dengan tujuan agar mahasiswa mampu menetapkan kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode enzimatik dan menentukan GPT. Prinsip pada penetapan kadar karbohidrat total yaitu glukosa dioksidasi menjadi asam glukonat dan H2O2 dengan enzim GOD-PAP. Kemudian, H2O2 direaksikan dengan peroksidase dan O-dianisidin menghasilkan senyawa berwarna. Preparasi sampel (plasma) dilakukan dengan mengambil darah ± 3 ml lalu disentrifuge (25 C, 1300 rpm, 10’) kemudian diambil beningannya atau supernatannya. Hasil yang didapat adalah kadar rata-rata karbohidrat 85,507;SD 7,180;CV 8,397 dan pada Aktifitas Alat yang didapatkan kelompok A 6,429 U/I;B,C,D,E 23,573 U/I;F 9,6435 U/I. Dari data yang didapat metode yang digunakan tidak akurat karena CV yang didapatkan >5% dan seharusnya <5%. Dengan adanya

Page 35: Got Gpt Enzim

reagen GOD-PAP maka aan terjadi reaksi Glukosa + 02 + H20 dengan bantuan GOD menjadi asam glukoronat + H2O2. Kemudian 2H2O2 + fenol + 4-aminoantipiryn menjadi ion semiquinone. Dalam larutan ini maka akan menghasilkan warna merah sehingga dapat diukur pada absorbansi λ=500nm. Reagen GOD terdiri dari buffer phosphate pH 7,5, phenol, 4-aminoantipyrin, glukosa oksidase, peroksidase.Penetapan kadar karbohidrat total dalam analisis klinik bermanfaat untuk :- Untuk mengetahui kelainan metabolisme karbohidrat- Untuk menilai fungsi hormone yang mengatur metabolisme karbohidrat- Diagnosa Diabetes Mellitus, Hipoglikemia, dan Hiperglikemia- Mngetahui kadar gula dalam darah.GOD memang spesifik untuk glukosa, tetapi penambahan POD (peroksidase) tidak spesifik (bila analisis gula) karena ada gangguan dari :Asam urat – HidroquinonAsam askorbat – Asam homogentisatAdrenalin – Bilirubin glukoronidaSenyawa-senyawa tersebut juga bereaksi dengan peroksidase sehingga bisa dikatakan metode ini semi spesifik apabila terganggu oleh senyawa-senyawa di atas. Jika bebas dari senyawa-senyawa di atas dapat dibilang spesifik.Pada penentuan ALAT (Alanine Aminotransferase) atau GPT (Glutamic Pyruvic Transaminase) yaitu metode dioptimasi oleh test-UV berdasarkan IFCC ( International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine)Prinsip :L-Alanine + 2-Oxoglutarate □(↔┴ALAT ) L-Glutamate + PyruvatePyruvate + NADH + H+ □(↔┴LDH ) D-Laktate + NAD+Penambahan pyridoxal-5-phosphate (p-5-p) menstabilkan transaminase dan menghindari adanya senyawa pengganggu yang diberikan oleh sampel pasien dengan infark miokardium, penyakit liver dan pasien rawat intensif (penyakit hati).Pyridoxal-5-phosphate FSGood’s buffer pH 9,6 0,7 mmol/IPyridoxal-5-phosphate 0,09 mmol/IGPT adalah suatu enzim di hati yang sangat spesifik, dengan adanya enzim ini maka dapat diketahui ada tidaknya penyakit hepatobillary di hati.Sampel yang digunakan adalah plasma dan sebagai blanko adalah aquadest. Diambil sampel plasma sebanyak 100 μl dan blanko sebanyak 100 μl masukkan dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan reagen1 sebanyak 1000 μl, campur dan inkubasi dalam waterbath selama 5 menit. Reagen 1 berisi :Tris pH 7,15 100 mmol/IL-Alanine 500 mmol/ILDH (Lactate Dehydrogenase) ≥1700 U/IKemudian ditambah reagen 2 sebanyak 250 μl. Reagen 2 berisi :2-Oxoglutarate 15 mmol/INADH 0,18 mmol/ISetelah itu, campur dan baca absorbansi pada menit ke-1,2 dan 3 pada λ 340 nm.

Page 36: Got Gpt Enzim

Aktivitas ALAT (U/I) = (∆ Absorbansi)/menit X factor (2143)Aktivitas ALAT (U/I) = (∆ Absorbansi menit 1- ∆ Absorbansi menit 3 )/(3-1) X factor (2143)Aktivitas ALAT (U/I) yang didapat sebesar Kel A : 6,429 U/I, Kel B : 23,573 U/I, Kel C : 23,573 U/I, Kel D : 23,573 U/I, Kel E : 23,573 U/I, Kel F : 9,6435 U/IDan didapat juga aktivitas rata-rata menjadi 18,394 U/I. Nilai normal untuk probandus laki-laki adalah <45 U/I, berarti probandus tidak mengalami gejala penyakit hati.