(gratitude) - uin sgd

12
1 BAB I Pendahuluan Latar Belakang Pada umumnya begitu banyak cara manusia dalam menggambarkan dan mengekspresikan rasa syukur (gratitude). Cara manusia mengekspresikan rasa syukur berbeda-beda mulai dari cara yang sederhana hingga yang paling mewah. Baik yang dilakukan dalam bentuk ucapan, harta maupun perbuatan. Kesemuanya itu tetap mengandung unsur-unsur agama dan ada juga yang masih mengandung unsur budaya dan tradisi masyarakat setempat. Rasa syukur ini memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai wujud terimakasih atas segala yang telah di berikan oleh sang Pencipta atas kesejahteraan yang di rasakan oleh para masyarakatnya. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masih banyak masyarakat yang mempertahankan tradisi-tradisi yang diwariskan oleh para leluhur, tradisi-tradisi tersebut digunakan sebagai wujud atau ekspresi dari rasa syukur. Pada setiap tahunnya terdapat masyarakat yang melakukan tradisi sebagai bentuk terimakasih kepada Sang Pencipta atas berkah yang di peroleh. Dari tradisi ini pula biasanya masyarakat memperoleh hubungan yang berkualitas dengan orang lain dan memiliki kepercayaan bahwa hidup mereka memiliki tujuan dan makna atau biasa di sebut sejahtera dalam hidupnya. Tradisi sebagai cara untuk mengungkapkan rasa syukur dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di Jawa khususnya di Desa Martasinga Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon. Mereka mempertahankan tradisi tersebut untuk mengungkapkan rasa syukurnya dengan cara melakukan sedekah laut atau yang biasa di kenal dengan Nadran. Nadran merupakan salah satu tradisi yang memiliki kaitannya dengan kebersyukuran yang diharapkan bisa menimbulkan kesejahteraan bagi para nelayan yang melakukan tradisi tersebut. Tradisi Nadran ini sudah ada sejak lama dan menjadi sebuah kebudayaan turun

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (gratitude) - UIN SGD

1

BAB I Pendahuluan

Latar Belakang

Pada umumnya begitu banyak cara manusia dalam menggambarkan dan

mengekspresikan rasa syukur (gratitude). Cara manusia mengekspresikan rasa syukur

berbeda-beda mulai dari cara yang sederhana hingga yang paling mewah. Baik yang

dilakukan dalam bentuk ucapan, harta maupun perbuatan. Kesemuanya itu tetap mengandung

unsur-unsur agama dan ada juga yang masih mengandung unsur budaya dan tradisi

masyarakat setempat. Rasa syukur ini memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai wujud

terimakasih atas segala yang telah di berikan oleh sang Pencipta atas kesejahteraan yang di

rasakan oleh para masyarakatnya.

Di era globalisasi seperti sekarang ini, masih banyak masyarakat yang

mempertahankan tradisi-tradisi yang diwariskan oleh para leluhur, tradisi-tradisi tersebut

digunakan sebagai wujud atau ekspresi dari rasa syukur. Pada setiap tahunnya terdapat

masyarakat yang melakukan tradisi sebagai bentuk terimakasih kepada Sang Pencipta atas

berkah yang di peroleh. Dari tradisi ini pula biasanya masyarakat memperoleh hubungan

yang berkualitas dengan orang lain dan memiliki kepercayaan bahwa hidup mereka memiliki

tujuan dan makna atau biasa di sebut sejahtera dalam hidupnya.

Tradisi sebagai cara untuk mengungkapkan rasa syukur dilakukan oleh masyarakat

yang tinggal di Jawa khususnya di Desa Martasinga Kecamatan Gunung Jati Kabupaten

Cirebon. Mereka mempertahankan tradisi tersebut untuk mengungkapkan rasa syukurnya

dengan cara melakukan sedekah laut atau yang biasa di kenal dengan Nadran. Nadran

merupakan salah satu tradisi yang memiliki kaitannya dengan kebersyukuran yang

diharapkan bisa menimbulkan kesejahteraan bagi para nelayan yang melakukan tradisi

tersebut. Tradisi Nadran ini sudah ada sejak lama dan menjadi sebuah kebudayaan turun

Page 2: (gratitude) - UIN SGD

2

temurun yang dilakukan oleh masyarakatnya, sehingga tradisi atau kebudayaan ini menjadi

jembatan bagi masyarakat di desa Martasinga dalam mengekspresikan rasa syukur mereka.

Menurut Hasanudin & Elang Panji (2016) Nadran dan karnaval atau arak-arakan

Gunung Jati pertama kali ada pada tahun 1431 Masehi, Nadran dan Karnaval atau arak-

arakan Gunung Jati ini merupakan tradisi atau adat budaya kerajaan Singapura. Acara

tersebut di gagas oleh empat petinggi kerajaan Singapura antara lain yaitu: Ki Jumajan Jati,

Syekh Nurjati, Ki Ageng Tapa atau Syekh Mursyahadatillah dan Ki Buyut Mangun Tapa.

Tujuan di adakannya Nadran ini adalah sebagai berikut :

1. Tasyakuran kepada Allah SWT

2. Untuk menyatukan semua golongan

3. Deklarasi kebangkitan Islam di bumi Nusantara yang di awali di singapura

4. Silaturahmi antara murid dengan guru dan sembah bakti masyarakat terhadap raja

atau pimpinannya.

5. Atur bakti para abdi terdiri dari Jin bangsa siluman, bangsa demit, bangsa

merkayangan, bangsa raksasa, bangsa bidadari, bangsa makhluk kerdil dan

lainnya.

Nadran berasal dari kata nazar dalam bahasa Arab yang memiliki arti janji. Janji atau

rasa syukur masyarakat pesisir Cirebon atas rezeki yang telah dilimpahkan oleh sangMaha

Kuasa kepada mereka. Secara turun temurun, upacara Nadran adalah upacara yang lahir dari

akulturasi agama Islam dan Hindu. Dari perpaduan tersebut terciptalah upacara Nadran

(Kebudayaan indonesia. 2014, 24 maret. Direktorat jendral kebudayaan republik Indonesi. :

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1160/upacara-nadran-syukuran masyarakat-

cirebon. Dan html, diakses tanggal 5 Maret 2016)

Page 3: (gratitude) - UIN SGD

Nadran hanya sebagai media untuk mengungkapkan rasa syukur para nelayan atas

hasil laut yang berlimpah. Nadran diadakan untuk tiga hari dua malam, mulai dari kliwon

kamis malam dan berakhir pada sabtu malam berikutnya. Ini merupakan tahunan ritual yang

diadakan di sekitar pemakaman Sunan Gunung Jati. Secara kronologis, yang ritual Nadran

terdiri dari Tahlil dan doa masyarakat, festival rakyat yang mencakup Ider-ideran (karnaval),

pertunjukan hiburan rakyat, dan Proses lelumbanan (menghanyutkan kepala kerbau) di mulut

sungai Condong sebagai penutupan( Ma’mun T.N, 2011).

Dalam arti sedekah bumi atau Nadran merupakan upacara tradisi yang dihias dan

dilatar belakangi semangat keagamaan. Nadran adalah niat yang kuat (Nazar) untuk selalu

bersyukur dengan berbagai kegembiraan atas limpahan rizki yang diperoleh (Dahuuri, Irianto,

& Nur Arofah, 2004).

Menurut Hasanudin, sesepuh (Budayawan) sekaligus seperangkat desa (Komunikasi

personal, 10 Juni 2016) mengatakan bahwa pada awalnya nadran ini sudah ada pada zaman

Neneknya Mbah Kuwu Cirebon yang bertujuan untuk Silaturahmi, dan awalnya nadran juga

tidak terpisahkan dengan arak-arakan Gunung Jati yang dimulai dari Gunung Jati sampai

Kerajaan Singapura yang saat ini Desa Sirnabaya, jadi intinya nadran ini semacam deklarasi

sebagai keberhasilan penyebaran Agama Islam, artinya menyatukan seluruh golongan

manusia dari seluruh alirannya dan golongan semua makhluk-makhluk yang lain.

Hasanudin (komunikasi personal, 10 juni 2016) menjelaskan bahwa nadran ini

memiliki berbagai tujuan yang salah satunya adalah atur bakti para abdi terdiri dari jin bangsa

siluman bangsa demit bangsa merkayangan, bangsa bidadari bangsa makhluk kerdil dan lain

sebagainya. Oleh karenanya Nadran ini di gunakan sebagai media untuk memenuhi janji

kepada sang pemilik atau penguasa laut bahwa kita tidak hanya menikmati hasil laut itu

sendiri saja melainkan kitapun memiliki rasa hormat pada sang penguasa laut tersebut.

Page 4: (gratitude) - UIN SGD

Kejadian ini berawal dari perjalanan Mbah Kuwu Cirebon (Pangeran Cakra Buana)

berkeliling ke setiap padukuan-padukuan yang ada di pelabuhan Singapura hingga

pelabuhan Bondet, dengan tujuan yaitu untuk bersilaturahmi dengan menggunakan perahu

atau yang biasa di sebut lumban. Mbah kuwu Cirebon ( Pangeran Cakra Buana) beserta

prajuritnya melakukan perjalanan selama kurang lebih 3 tahun di mana pada setiap tahunnya

berbeda.

Nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam budaya atau tradisi Nadran ini terlihat dari

prosesi sebelum di mulainya arak-arakan yaitu diadakan tahlilan bersama semua anggota

nelayan yang ada di desa tersebut. Selain itu dalam tradisi Nadran ini terdapat acara inti yaitu

Lumban yang memiliki tujuan menghaturkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Es.

Dalam Lelumbanan, puncak prosesinya diadakan di tengah laut dengan melarung sesajen

yang berupa kepala kerbau (Mahesa) memiliki filosofi Yang Maha Esa.

Adapun hiburan pada zaman itu hanya ada dua yaitu sandiwara dan pertunjukan

wayang kulit dimana didalamnya terdapat pesan moral yang sangat banyak, dan pada saat itu

pula pertunjukan sandiwara dan wayang ini tidak terlalu di utamakan karena itu hanyalah

hiburan semata.

Berdasarkan pada penelitian awal yang dilakukan pada tanggal 11 juni 2016 kepada 3

orang nelayan mengatakan bahwa Nadran adalah sebuah tradisi pesta laut yang intinya

membuang sesajen dilaut, tradisi Nadran ini wajib dilakukan setiap tahunnya, karena ini

merupakan syukurannya para nelayan, dan apabila Nadran ini tidak dilakukan maka akan

terjadi bencana, belai atau malapetaka yang menimpa nelayan. Seperti halnya beberapa tahun

yang lalu pernah sekali tidak melakukan Nadran dan tidak ada kepala kerbau yang

dipersembahkan maka terjadi musibah seperti nelayan yang menghilang begitu saja ketika

mencari ikan, kemudian hasil tangkapan ikan yang sedikit, dan adanya ombak serta angin

Page 5: (gratitude) - UIN SGD

besar yang menerjang Desa Martasinga sekitaran sungai Condong. Nadran itu dilakukan

selama tiga hari, dan bergilir perblok setiap harinya. Tradisi Nadran ini berfungsi untuk

membuang sesajen dilaut yang memiliki kaitannya dengan rasa syukur.

Sukana ketua kelompok nelayan di Desa Martasinga Kecamatan Gunungjati

Kabupaten Cirebon (komunikasi personal, 11 juni 2016) mengatakan bahwa beberapa tahun

belakangan ini masayarakat Martasinga dalam melakukan Nadran tiap tahunnya

mengutamakan hiburan terlebih dahulu walaupun yang paling utama itu sesajennya, menurut

masyarakat nelayan Desa Martasinga Syukur atau Gratitude adalah sebuah rasa bungah,

bahagia, ketika di beri Rejeki sehingga melakukan Nadran, Karena Nadran merupakan

Syukurannya para nelayan atas hasil laut yang berlimpah.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan terhadap beberapa tokoh

masyarakat sekaligus budayawan dan beberapa nelayan di Desa Martasinga Kecamatan

Gunungjati Kabupaten Cirebon, dapat di simpulkan bahwa peneliti melihat pada saat ini di

zaman yang moderen dan serba maju Nadran tidak lagi sebagai tradisi yang sakral dan

penuh makna dalam mengekspresikan rasa syukur melainkan lebih kepada tradisi kebudayaan

yang wajib setiap tahun, di mana masyarakatnya lebih mengutamakan hiburan dan sekedar

untuk bersenang-senang. Lain halnya dengan zaman dulu di mana Nadran ini merupakan

sebuah tradisi sebagai wujud dari rasa syukur yang akan menimbulkan sebuah kesejahteraan

pada masyarakatnya seperti, hasil tangkapan laut yang berlimpah serta keselamatan

masyarakatnya yang melakukan tradisi ini.

Dalam istilah masyarakat Cirebon Nadran itu merupakan rasa syukur, sedangkan

dalam istilah psikologi rasa syukur di sebut dengan Gratitude. Dalam Random House

Kamus Bahasa Inggris (1967, seperti dikutip dalam. Emmons 2004) gratitude didefinisikan

sebagai "kualitas atau perasaan bersyukur atau berterima kasih". Berterima kasih kepada

Page 6: (gratitude) - UIN SGD

orang-orang yang berbuat baik kepadamu. Syukur adalah dimensi penting dari kehidupan

seperti kita berinteraksi dengan satu sama lain dalam urusan kita sehari-hari.

The Oxford English Dictionary (1989; dalam Emmons,2004) mendefinisikan

gratitude sebagai kualitas atau kondisi syukur, apresiasi dari kecenderungan untuk membalas

kebaikan. Gratitude juga berarti menyadari dan berterima kasih terhadap hal-hal baik yang

terjadi dan menyempatkan untuk mengekspresikan rasa terimakasih.

Selain dalam istilah psikologi yang di sampaikan oleh Emmons (2004), Imam Al-

Ghazali juga mendefinisikan mengenai gratitude menurut sudut pandang Islam yang di

jelaskan oleh Al-Ghazali(2016; dalam Gamayanti Witrin & Hidayat Ila nurlaila 2017)

menurutnya bersyukur adalah ungkapan terimakasih yang ditujukan kepada Allah sebagai

sumber pemberi nikmat, kepada orang yang menjadi perantara nikmat itu turun dan kepada

objeknya. Ungkapan syukur ini diekspresikan dalam tiga bentuk yaitu hati, lisan, dan

perbuatan. Dalam kitab ihya ulummudin Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwasannya Allah

Swt mengiringkan syukur dengan zikir, sebagaimana firman Allah Swt dalam Quran surat

Al-Ankabut ayat 45 yang artinya :

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Dan

sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah-ibadah

lainnya, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Ankabut ayat 45)”

Selain itu Allah juga akan menambahkan nikmat kepada seseorang yang bersyukur

sebagaimana firman Allah dalam Quran Surat Ibrahim ayat 7 yang artinya :

“ sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan nikmat

kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku maka azab-Ku sangat berat.

(Qs.Ibrahim ayat 7)”

Page 7: (gratitude) - UIN SGD

Al-ghazali (2011) mengatakan bahwasannya hati manusia bisa menjadi keras seperti batu

bahkan lebih keras. Hati yang keras bisa dilunakan dengan suatu keadaan yang di timbulkan

oleh rasa takut dan syukur. Sebagaimana sabda Nabi Saw yang artinya :

“ pada hari kiamat ada yang menyeru bangunlah wahai hammadun (orang-orang

yang banyak memunji Allah atas nikmat-Nya).’ Lalu segolongan manusia bangkit

dengan panji-panji dan kemudian mereka masuk surga. Di tanyakan kepada mereka

siapa hammadun itu? Mereka menjawab yaitu orang-orang yang bersyukur kepada

Allah Yang Maha Pengasih dalam keadaan suka maupun duka.”

Dalam hadis lainnya juga di jelaskan mengenai bersyukur sebagai mana sabda

Rasulullah Saw beliau mengatakan bahwa pujian adalah selendang Ar-Rahman (Tuhan Yang

Maha Pengasih). Allah Swt menurunkan wahyu kepada Nabi Ayyub As, “Aku ridha dengan

hamba-hamba Ku karena rasa syukur mereka kepada-Ku.” Kemudian Allah mewahyukan

kepada Ayyub As gambaran sifat orang-orang yang sabar . “Negeri tempat tinggal mereka

adalah negeri yang sejahtera penuh kedamaian. Mereka akan masuk kedalamnya dengan

penuh ungkapan rasa syukur. Ungkapan itu adalah ungkapan yang sebaik-baiknya. Karena

syukur mereka, maka aku tambahkan nikmat kepada mereka. Orang-orang yang bersabar

akan lebih banyak beribadah karena rasa syukur mereka. Kemudian akan aku berikan

pahala kepada mereka sehingga mereka dapat memandang wajah-Ku.

Selain penjelasan di atas Imam Al-Ghazali juga menegaskan bahwasannya rasa

syukur adalah salah satu maqam atau kedudukan bagi orang-orang yang berjalan di jalan

agama (berjalan kepada Allah) atau para salikin. Syukur juga tersusun dari tiga unsur yaitu

ilmu, hal (keadaan), dan amal (perbuatan). Ilmu adalah pokok pangkal yang akan melahirkan

keadaan. Dan pada gilirannya keadaan akan menimbulkan perbuatan.

Page 8: (gratitude) - UIN SGD

Dalam penelitian ini peneliti akan lebih menggunakan syukur atau gratitude dari Al-

ghazali, karena menurut Al-Ghazali psychological well-being akan muncul apabila seseorang

tersebut memiliki sifat gratitude, Al-Ghazali menghubungkan bahwa dengan kita bersyukur

maka kita akan merasakan kesenangan atau kesejahteraan. Selain itu mayoritas penduduk di

Desa Martasinga Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon adalah muslim.

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa gratitude berkaitan dengan

psychological well-being yang baik (Emmons & McCullough, 2004). Salah satunya adalah

Ziskis (2010) melakukan penelitian dan menemukan hasil bahwa gratitude merupakan

variabel mediator antara kepribadian dengan psychological well-being. Selain itu penelitian

yang di lakukan Wood, Joseph, dan Malbty (2009) juga menemukan hasil bahwa gratitude

berkaitan dengan psychological well-being, terutama dengan dimensi personal growth dan

positive relations with others.

Berkaiatan dengan psychological well-being yang di sampaikan oleh world health

organization (WHO) bahwa kesehatan mental merupakan keadaan sejahtera (well-being) di

mana individu menyadari kemampuan yang mereka miliki, dapat menghadapi tekanan-

tekanan dalam hidup, dapat bekerja secara produktif, dan dapat memberikan kontribusi pada

komunitasnya. Dari pernyataan WHO tersebut, dapat di simpulkan bahwa individu yang

sehat tidak hanya dinyatakan dari kesehatannya secara fisik tetapi juga harus memiliki well-

being (kesehatan secara mental).

Menurut Keyes, Shmotkin, dan Ryff (2002) psychological well-being melihat

bagaimana individu berusaha mencapai tujuan yang bermakna, tumbuh dan berkembang serta

mengembangkan hubungan yang berkualitas dengan seksama. Secara psikologis manusia

memiliki sikap positif terhadap diri dan orang lain. Mereka mampu membuat keputusan

sendiri, dan mengatur tingkah laku mereka, serta mereka mampu memilih dan membentuk

Page 9: (gratitude) - UIN SGD

lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Setiap orang memiliki tujuan yang berarti

dalam hidupnya, dan mereka berusaha untuk menggali serta mengembangkan diri mereka

semaksimal mungkin (Ryff;2002).

Dari hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti, maka di temukan adanya

pergeseran nilai penghayatan terhadap tradisi Nadran itu sendiri, kini masyarakat lebih

banyak mengikuti aktifitas kebudayaannya di bandingkan aktifitas keagamaan atau

spiritualnya, yang mana di dalamnya terkandung makna kebersyukuran yang besar tentang

tradisi Nadran. Jika pada zaman dahulu Nadran ini akan menimbulkan kesejahteran bagi

masyarakat desa Martasinga yang melakukan tradisi Nadran sebagai wujud dari rasa syukur

dengan tidak mengutamakan hiburan semata. Sedangkan saat ini Nadran hanya sebuah ritual

senang-senang saja yang di lakukan oleh masyarakatnya dengan mengutamakan hiburan

terlebih dahulu, dari peristiwa tersebut apakah masih ada hubungan antara gratitude dengan

psychological well-being di dalam masyarakat yang melakukan tradisi Nadran. Fenomena ini

membuat peneliti ingin mengetahui lebih lanjut apakah betul Nadran ini sudah tidak lagi

menjadi wujud dari ekspresi gratitude, karena dari perilaku mereka sudah tidak lagi seperti

bersyukur.

Solikhin nelayan di Desa Martasinga Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon

(komunikasi personal, 22 April 2017) mengatakan bahwa kesejahteraan yang mereka rasakan

saat ini bukan hanya dari kesejahteraan harta saja, melainkan kesejahteraan masyarakat

dengan lingkungannya juga. Menurutnya Nadran ini membawakan kesejahteraan bagi para

nelayan di sini, karena dari tradisi ini mereka memperoleh hasil tangkapan laut yang

berlimpah dan terhindar dari marah bahaya, namun sayangnya kini masyarakat khususnya

nelayan sendiri kurang memahami makna Nadran sehingga mereka menabung hanya untuk

keperluan hiburan terlebih dahulu bukan untuk acara intinya. Beberapa tahun belakangan ini

hasil laut tidak begitu berlimpah seperti yang sudah-sudah. Jika di lihat dari harta bisa di

Page 10: (gratitude) - UIN SGD

katakan cukup karena perekonomian juga di bantu oleh anak-anak kita. Jadi menurut saya

Nadran ini merupakan tradisi atau syukurannya para nelayan di laut untuk memperoleh

kesejateraan nelayan dengan masyarakat dan kesejahteraan nelayan di laut seperti hasil ikan

yang berlimpah dan terhindar dari belai atau marah bahaya. Dari hasil wawancara tersebut

maka semakin menguatkan peneliti untuk mencari tahu apakah masyarakat di Desa

Martasinga Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon adalah masyarakat bersyukur atau

tidak, karena pada dasarnya jika Nadran merupakan tradisi bersyukur maka masyarakat Desa

Martasinga yang melakukan Nadran akan memiliki tingkat kebersyukuran yang tinggi dan

kehidupan yang sejahtera, baik itu dengan lingkungan sekitar ataupun sejahtera untuk dirinya

sendiri.

Meskipun kepercayaan masyarakat Desa Martasinga mayoritas menganut Agama

Islam, tetapi tidak jarang dari mereka meyakini bahwa melakukan tradisi Nadran dalam

wujud rasa syukur dapat mendatangkan banyak berkah dan kesejahteraan seperti: hasil laut

atau tangkapan ikan yang berlimpah,terhindar dari marah bahaya atau musibah, dan tidak

mendapat gangguan dari para makluk gaib yang ada dilaut ketika para nelayan sedang

menangkap ikan.

Dari peristiwa tersebut yang semakin tumbuh dan melekat pada masyarakat Desa

Martasinga , penulis ingin melakukan penelitian lebih jauh tentang hubungan antara

gratitude dengan psychological well-being pada masyarakat yang melakukan Nadran di

Desa Martasinga Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon.

Page 11: (gratitude) - UIN SGD

Rumusan masalah

Rumusan masalah yang di bahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gratitude masyarakat nelayan di Desa Martasinga Kecamatan Gunungjati

Kabupaten Cirebon yang mengikuti tradisi Nadran?

2. Bagaimana Psychological well-being masyarakat nelayan di Desa Martasinga

Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon yang mengikuti tardisi Nadran?

3. Apakah terdapat hubungan antara gratitude dengan psychological well-being pada

masyarakat Nelayan di Desa Martasinga Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gratitude pada masyarakat nelayan di Desa Martasinga Kecamatan

Gunungjati Kabupaten Cirebon yang melakukan tradisi Nadran

2. Untuk mengetahui psychological well-being pada masyarakat nelayan di Desa

Martasinga Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon yang melakukan tradisi

Nadran

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara gratitude dengan psychological

well-being pada masyarakat Nelayan Desa Martasinga Kecamatan Gunungjati

Kabupaten Cirebon

Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain:

Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang psikologi terutama

psikologi positif dan psikologi pribumi dan budaya, yaitu mengenai hubungan antara

gratitude dengan psychological well-being pada masyarakat Nelayan Desa Martasinga

Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon.

Page 12: (gratitude) - UIN SGD

Manfaat praktis

a. Manfaat bagi masyarakat

Dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang tradisi nadran dan

hubungannya dengan gratitude serta psychological well being, agar bisa

mengembalikan lagi makna tradisi nadran yang sesungguhnya.

b. Manfaat bagi pemerintah setempat

Dapat menambah wawasan tentang budaya nadran serta pemerintah juga bisa

mengetahui tentang hubungan antara gratitude dengan psychological well-being pada

masyarakat Nelayan Desa Martasinga Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon

sehingga pemerintah setempat dapat mengembalikan lagi nilai nilai gratitude yang

ada pada tradisi nadran itu.